BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Profil Sekolah SD Negeri Serangan 1 terletak di Jalan Melayu No.03 Desa Serangan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Wilayah SD Negeri Serangan
1
berbatasan
dengan
sebelah
utara
Kabupaten Jepara dan sebelah barat laut Jawa atau wilayah pesisir utara. SD Negeri Serangan 1 didirikan pada tahun 1921. Memiliki lahan seluas 1.290 m² dengan status hak pakai, sedangkan luas bangunan adalah 624 m². Nomor Statistik Sekolah (NSS) Negeri
Serangan
1
adalah
101032112005
SD serta
berakreditasi A. Sebagian penduduk desa Serangan bekerja sebagai petani dan nelayan, namun demikian sebagian besar orang tua mempunyai kesadaran yang tinggi dalam membekali pendidikan kepada putra- putri mereka, ini terbukti banyak masyarakat desa Serangan yang menyekolahkan putra- putri mereka dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dengan kondisi lingkungan dan geografis serta kemajemukan kondisi sosial masyarakat tersebut, SD Negeri Serangan 1 menjadi sekolah yang sangat diminati masyarakat setempat,
dan
juga
bagi
masyarakat
luar
desa
Serangan. Prestasi SD Negeri Serangan 1 di bidang non akademik (Kejuaraan Bidang Olah Raga) untuk POPDA 32
dan
O2SN
tingkat
Kabupaten
Demak
cukup
menggembirakan. Sistem pelayanan pendidikan juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Prestasi sekolah yang diperoleh merupakan proses perjuangan dan kerjasama antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan warga masyarakat desa Serangan. SD Negeri Serangan 1 telah melakukan upaya dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan
untuk
memenuhi 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) seperti program peningkatan kualifikasi guru, peningkatan
kinerja
tenaga
kependidikan
melalui
pelatihan dan pendampingan, penambahan sarana prasarana sekolah, peningkatan mutu pembelajaran melalui
program
inovasi
pembelajaran
yang
baik,
program tambahan pelajaran untuk mata pelajaran Matematika dan Sains dalam mempersiapkan lomba Olympiade MIPA.
Juga melakukan
kegiatan
rutin
pembiasaan gerakan kebersihan lingkungan setiap hari dalam upaya menjaga kesehatan peserta didik. Visi SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan
Bonang
Kabupaten
Demak
adalah
“Berprestasi, santun dalam perilaku, beriman dan bertaqwa.” Sedangkan Misi SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan Bonang Kabupaten Demak adalah∶ (1) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) Menanamkan pendidikan budi pekerti melalui kegiatan belajar
mengajar maupun ekstrakurikuler;
(3) Memotivasi peserta didik untuk bersemangat meraih 33
prestasi; (4) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan mandiri;
(5)
Mengembangkan
sikap
dan
perilaku
religius di lingkungan sekolah dan luar sekolah; (6) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah masyarakat, dan stake holder. SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan Bonang Kabupaten Demak mempunyai 11 orang guru, yang terdiri dari 7 orang guru berstatus PNS sudah mempunyai serfikat pendidik semua dan 4 orang guru masih berstatus non PNS, juga mempunyai 3 orang tenaga kependidikan yang masih berstatus non PNS. Untuk meningkatkan mutu profesionalitas sebagian pendidik sedang melanjutkan ke jenjang Pasca Sarjana (S2). Tenaga pendidik sebagian besar berdomisili di perkotaan, jarak tempat tinggal mereka ke SD Negeri Serangan
1
UPTD
Dikpora
Kecamatan
Bonang
Kabupaten Demak kurang lebih 20 km dan ada pula yang berjarak 30 km dengan mengendarai roda dua.
4.2 Deskripsi Kondisi Awal 4.2.1 Keterampilan pelaksanaan pembelajaran tematik. Keterampilan pelaksanaan pembelajaran tematik guru SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan Bonang Kabupaten Demak masih rendah, hal ini dapat dilihat
34
dari
supervisi
akademik
observasi
kelas
memperoleh data pembelajaran guru masih bersifat konvensional, guru masih mengalami kebingungan dalam memahami tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran,
kurang
menguasai
berbagai
pendekatan pembelajaran dan strategi pembelajaran. Dari hasil tes tertulis awal tentang pembelajaran tematik pada 2 orang guru kelas 3a dan kelas 3b , hasilnya belum menggembirakan.
Nilai rata-ratanya
baru mencapai 50. Keadaan guru yang demikian tidak terlepas dari kondisi awal kepala sekolah yang belum memberikan pembinaan lewat supervisi akademik observasi kelas secara teratur. Kepala sekolah belum memberikan pembinaan
tentang
pembelajaran
keterampilan
tematik
yang
melaksanakan
baik,
peneliti
baru
mengamati dan memberi tugas kepada guru untuk menyelesaikan tes
awal pemahaman pembelajaran
tematik menurut kemampuan guru masing-masing, sehingga hasilnya masih rendah. Supervisi
akademik
observasi
kelas
yang
dilakukan kepala sekolah diharapkan keterampilan dan
kemampuan
pembelajaran
guru
tematik
dalam
akan
melaksanakan
meningkat.
sehingga
pembelajaran yang dilakukan oleh guru benar-benar dapat
diserap
pembelajaran
oleh sehingga
peserta kualitas
didik, dan
pada hasil
akhir belajar
peserta didik juga meningkat. Melihat kenyataan dan harapan yang ada pada guru, 35
maka
supervisi
akademik
observasi
kelas
merupakan hal yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah.
Dengan
akademik
melakukan
observasi
kelas
kegiatan dapat
supervisi mengetahui
permasalahan apa yang dialami oleh guru, bantuan apa yang paling tepat diberikan oleh Kepala Sekolah kepada guru-gurunya,
sehingga
permasalahan
guru
dapat
teratasi, dengan harapan pembelajaran guru dan hasil belajar peserta didik akan meningkat pula. Guru
dalam
meningkatkan
keterampilan
pembelajaran tematik menghadapi berbagai kesulitan. Kesulitan tersebut diantaranya∶ guru belum terampil dalam menyajikan konsep yang terpadu dari berbagai mata
pelajaran;
proses
pembelajaran
belum
menggunakan prinsip pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan
menyenangkan;
pemilihan
metode
pembelajaran belum dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi metode baik di dalam kelas maupun diluar
kelas.
sehingga
sekolah
berupaya
untuk
memberikan bantuan berupa bimbingan kepada guru untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran,
agar
diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Kepala sekolah SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan Bonang kabupaten Demak Sungatman,S.Pd melakukan wawancara kepada 2 orang guru kelas 3a dan guru kelas 3b mengenai pemahaman tentang pembelajaran tematik yang telah dilaksanakan selama ini. Hasil wawancara sebagai berikut:
36
“ Dua orang guru kelas 3 SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan Bonang Kabupaten Demak masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tematik. guru merasa kesulitan dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema, guru masih kesulitan memilih berbagai metode pembelajaran yang tepat karena minimnya pengetahuan tentang metode pembelajaran dan kurang tersedianya fasilitas untuk menerapkan metode pembelajaran. Guru belum memanfaatkan sarana prasarana, sumber belajar, dan media dalam pembelajaran tematik. Guru belum memahami tentang karakteristik pembelajaran tematik. Guru belum melaksanakan tahapan-tahapan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran tematik, mulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup”.
Penjelasan kepala Sekolah tersebut memberikan informasi bahwa guru SD Negeri Serangan 1 UPTD Dikpora Kecamatan Bonang Kabupaten Demak masih kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Guru merasa kesulitan dalam memilih berbagai metode pembelajaran
yang
tepat
karena
minimnya
pengetahuan tentang metode pembelajaran dan kurang tersedianya
fasilitas
untuk
menerapkan
metode
pembelajaraan. Guru belum memanfaatkan sarana prasarana,
sumber
belajar,
dan
media
dalam
pembelajaran tematik.Guru belum memahami tentang karakteristik
pembelajaran
tematik.
Guru
belum
melaksanakan tahapan-tahapan yang harus dipenuhi dalam
pembelajaran
tematik,
mulai
dari
kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
37
Tabel 4.1. Rekap Nilai Pengamatan Kondisi Awal Melaksanakan Pembelajaran Tematik No
Nama
Nilai Pembelajaran Tematik
1.
Ldn
58,0
2.
DWS
59,0
Rata-rata
Keterangan
58,5
Sumber ∶ Data penelitian, diolah 2016
4.1.2 Kemampuan Pemahaman Pembelajaran Tematik Kemampuan pemahaman pembelajaran tematik guru SD Negeri Serangan 1 juga rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dalam menyelesaikan tes awa. Dari 2 Guru Kelas
3a dan 3b, nilai rata-
ratanya 50, ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2. Rekap Nilai Kondisi Awal Kemampuan Pemahaman Pembelajaran Tematik No
Nama
Nilai Tes Pemahaman Pembelajaran Tematik
1.
Ldn
50,0
2.
DWS
50,0
Rata-rata
50,0
Keterangan
Sumber ∶ Data penelitian, diolah 2016 38
Untuk mengatasi permasalahan guru tentang rendahnya
keterampilan
pelaksanaan
pembelajaran
tematik, maka Kepala Sekolah dapat mengadakan supervisi akademik observasi kelas yang terencana dengan
baik,
dijadwal
waktu
pelaksanaannya,
dilaksanakan dengan baik pula, dan ditindaklanjuti dengan baik. Melihat permasalahan yang dihadapi guru,
maka
Kepala
Sekolah
harus
melakukan
pembinaan lewat supervisi akademik observasi kelas untuk
meningkatkan
keterampilan
melaksanakan
pembelajaran tematik agar sesuai dengan standar proses.
4.3 Deskripsi Hasil Siklus 1 Siklus 1 dalam penelitian ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, yaitu tanggal 15 Maret 2016. Pada siklus ini meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan,
dan
refleksi,
dengan
perincian sebagai berikut: 4.3.1 Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan meliputi kegiatan: a. Menyiapkan daftar hadir b. Menyiapkan RPP c. Membuat soal d. Membuat kunci jawaban e. Menyiapkan lembar pengamatan f.
Membuat rekapitulasi hasil pengamatan
g. Membuat daftar nilai h. Menyiapkan rencana supervisi akademik
39
4.3.2 Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 adalah : a. Mempersiapkan
ruangan
untuk
pertemuan
klasikal dari 2 orang guru kelas 3a dan 3b. b. Melakukan
pembinaan
pelaksanaan
tentang
pembelajaran
keterampilan
tematik
secara
klasikal melalui contoh tayangan LCD. c. Kepala Sekolah/Peneliti memberikan soal tes tertulis kepada 2 orang guru hal pemahaman pembelajaran tematik. 4.3.3 Pengamatan 1. Pengamatan
pada
Pelaksanaan
Pembelajaran
Tematik. Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran tematik secara individual, peneliti
bersama
Pengawas
sekolah/kolaborator
melakukan pengamatan sesuai lembar pengamatan yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan pada saat proses pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan berupa data pelaksanaan pembelajaran tematik. Komponen yang diamati pada pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu: 1) Kegiatan pendahuluan 2) Kegiatan inti 3) Kegiatan penutup Hasil
observasi
pelaksanaan
pembelajaran
tematik pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini: 40
Tabel 4.3. Rekap Nilai Pengamatan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Tematik Siklus 1 Nilai Pembelajaran No
Nama
Tematik Kondisi Awal
Keterangan
Siklus 1
1.
Ld
58,0
69,0
+11
2.
DWS
59,0
71,0
+12
Rerata
58,5
70,0
+11,5
Sumber ∶ Data penelitian, diolah 2016
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal rata-rata 58,5 menjadi 70,0 dan peningkatan mencapai 11,5%. 2. Kemampuan pemahaman pembelajaran tematik. Hasil
tes
tertulis
tentang
pemahaman
pembelajaran tematik, pada siklus 1 dibandingkan dengan kondisi awal tergambar kolom tabel berikut ini. Tabel 4.4. Hasil tes tertulis tentang Pemahaman Pembelajaran Tematik Siklus 1 Nilai Tes Tertulis No
Nama
Kondisi Awal
Siklus 1
Keterangan
1.
Ld
50,0
65,0
+15
2.
DWS
50,0
70,0
+20
Rerata
50,0
67,5
+17,5
Sumber ∶ Data penelitian, diolah 2016 41
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan adanya peningkatan
dari
kemampuan
menyelesaikan
tes
tertulis kondisi awal rata-rata 50,0 menjadi 67,5 dan tingkat ketuntasannya mencapai 67,5%. 4.3.4 Refleksi Pada
komponen
pelaksanaan
pembelajaran
tematik pada kegiatan inti masih kurang maksimal dalam menggunakan variasi metode pembelajaran, kurang
memanfaatkan
media
pembelajaran,
dan
kekurangan kemampuan pemahaman pembelajaran tematik pada siklus 1 antara lain (1) Aspek tujuan pembelajaran, belum menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan tema. (2) Aspek metode pembelajaran, belum bervariasi, cenderung metode konvensional. (3) Aspek Kegiatan Pembelajaran, belum dilakukan secara sistematis,
sistemik
melalui
proses
eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Oleh karena itu perlu pembinaan supervisi akademik observasi kelas untuk meningkatkan
keterampilan
pembelajaran
tematik
tersebut pada siklus berikutnya.
4.4 Deskripsi Hasil Siklus 2 Siklus 2 dalam penelitian ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu tanggal 28 Maret 2016. Pada siklus 2 ini meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan,
perincian sebagai berikut:
42
dan
refleksi,
dengan
4.4.1 Perencanaan Tindakan a. Menyiapkan daftar hadir, dan urutan pembinaan secara individual. b. Menyiapkan RPP siklus 2. c. Menyiapkan LCD pembelajaran tematik. d. Membuat soal tertulis siklus 2. e. Membuat kunci jawaban. f.
Menyiapkan lembar pengamatan.
g. Membuat rekapitulasi hasil pengamatan. h. Membuat daftar nilai. 4.4.2 Pelaksanaan Tindakan a. Peneliti melakukan pembinaan secara individual tentang
cara
mengaitkan
beberapa
mata
pelajaran ke dalam satu tema. agar guru yang diberikan
tes
tertulis
mampu
memahami
pembelajaran tematik dengan baik. b. Peneliti menilai hasil pekerjaan menyelesai kan tes tertulis dengan kunci jawaban dan rubrik penilaian. 4.4.3 Hasil Pengamatan a. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan pelaksanaan pembelajaran tematik secara individual, peneliti bersama
pengawas sekolah/
kolaborator melakukan pengamatan sesuai lembar pengamatan
yang
telah
dibuat.
Pengamatan
dilakukan pada saat proses pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan berupa data hasil pengamatan
43
pelaksanaan
pembelajaran
tematik,
berikut
ini
adalah hasil pengamatan siklus 2: Tabel 4.5. Rekap Nilai Pengamatan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Tematik Siklus 2 Nilai Pembelajaran No
Tematik
Nama
Keterangan
Siklus 1
Siklus 2
1.
Ld
69,0
85,0
+16
2.
DWS
71,0
87,0
+16
Rerata
70,0
86,0
+16
Sumber ∶ Data penelitian, diolah 2016
Berdasarkan tabel diatas, melalui supervisi akademik observasi kelas
menunjukkan adanya
peningkatan dari siklus 1 rata-rata 70,0 menjadi 86,0 pada siklus 2 peningkatan mencapai 86,0%. Pada komponen kegiatan inti sudah mengalami peningkatan, keberhasilan supervisi
dan
sudah
rata-rata
akademik
75.
memenuhi Ini
observasi
meningkatkan keterampilan
indikator
terbukti
melalui
kelas
untuk
pembelajaran tematik
guru kelas 3. b.
Hasil
Pengamatan
Kemampuan
Memahami
Pembelajaran Tematik melalui tes tertulis. Peneliti menilai hasil pekerjaan menyelesaikan tes
tertulis
penilaian.
dengan Hasil
kunci
dari
jawaban
kemampuan
dan
rubrik
pemahaman
pembelajaran tematik pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
44
Tabel 4.6. Rekap Nilai Kemampuan Menyelesaikan tes tertulis tentang Pemahaman Pembelajaran Tematik siklus 2 Nilai Tes Tertulis No
Keterangan
Nama Siklus 1
Siklus 2
1.
Ld
65,0
80,0
+15
2.
DWS
70,0
85,0
+15
67,5
82,5
+15
Rerata
Sumber ∶ Data penelitian, diolah 2016
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan adanya peningkatan
dari
kemampuan
menyelesaikan
tes
tertulis dari siklus 1 rata-rata 67,5 menjadi 82,5 dan tingkat ketuntasannya mencapai 82,5%.
Kekurangan
yang ada pada siklus 1 telah diperbaiki pada siklus 2. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan supervisi akademik
observasi
kelas
dalam
meningkatkan
kemampuan memahami pembelajaran tematik sudah mencapai indikator keberhasilan 75. 4.4.4 Refleksi Refleksi siklus 2 yaitu membandingkan hasil keterampilan dan kemampuan pembelajaran tematik siklus 1 dengan siklus 2, untuk melihat hasil tindakan pada siklus 2 ini. Melalui supervisi akademik observasi kelas dapat meningkatkan keterampilan Pelaksanaan Pembelajaran tematik bagi guru kelas 3 SD Negeri
45
Serangan
1
UPTD
Dikpora
Kecamatan
Bonang
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2015/2016.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilaksanakan siklus 1 dan siklus 2 dari rangkaian penelitian ini maka dapat memberikan hasil pelaksanaan keseluruhan siklus. Sebelum siklus 1 dilaksanakan peneliti pada kondisi awal rendahnya keterampilan pelaksanaan pembelajaran tematik pada guru
kelas
3.
hal
ini
dapat
dilihat
dari
nilai
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik secara individual. Pada siklus 1 peneliti sudah melaksanakan Supervisi Akademik observasi kelas secara individual, setelah melakukan pengamatan pembelajaran tematik menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal rata-rata 58,0 menjadi rata-rata 70,0 kemudian guru diberikan
tes
pembelajaran
tertulis
tentang
tematik
pemahaman
menunjukkan
adanya
peningkatan dari kondisi awal rendah ke siklus 1 menjadi agak tinggi. Hal ini ditunjukkan peningkatan dari kondisi awal rata-rata 50,0 menjadi rata-rata 67,5 di siklus 1. Pada indikator Kekurangan kemampuan pemahaman pembelajaran tematik pada siklus 1 antara lain
(1)
Aspek
menggambarkan
tujuan proses
dan
pembelajaran, hasil
belajar
belum yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan tema. (2) Aspek metode pembelajaran, belum bervariasi, cenderung metode konvensional. (3) Aspek Kegiatan
46
Pembelajaran,
belum
dilakukan
secara
sistematis,
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Oleh karena itu perlu pembinaan supervisi akademik
observasi
keterampilan
kelas
pembelajaran
untuk tematik
meningkatkan tersebut
pada
siklus berikutnya. Pada Supervisi
siklus
2
Akademik
peneliti secara
sudah
melaksanakan
individual,
sehingga
kekurangan pada keterampilan pembelajaran tematik dapat diperbaiki pada siklus 2, sehingga hasil pada siklus 2 meningkat dari siklus 1 agak tinggi ke siklus 2 menjadi tinggi. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata 70,0 menjadi rata-rat 86,0 meningkat 86,0%.
Peningkatan
ini menunjukkan keberhasilan supervisi akademik observasi kelas dalam meningkatkan
keterampilan
pembelajaran tematik dan sudah mencapai indikator keberhasilan 75. Keterampilan
pelaksanaan pembelajaran tematik
dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 ditujukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.7. Rekap Nilai Pengamatan Keterampilan Pembelajaran Pematik kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 No.
47
Nama
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
1
Ld
58.0
69,0
85,0
2
DWS
59,0
71,0
87,0
3
Nilai ratarata
58,5
70,0
86,0
Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam grafik berikut: Grafik
4.8.
Nilai
Pengamatan
Keterampilan
Melaksanakan Pembelajaran Tematik kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Ld DWS Nilai Rata-rata
Kondisi Siklus 1 Siklus 2 Awal
Kemampuan pemahaman tentang pembelajaran tematik dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 ditujukkan pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.9. Rekap Nilai Kemampuan Menyelesaikan Tes
Tertulis pemahaman pembelajaran tematik
kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 No.
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
1
Ld
50,0
65,0
80,0
2
DWS
50,0
70,0
85,0
50,0
67,5
82,5
3
48
Nama
Nilai rata-rata
Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam grafik berikut: Grafik 4.10. Nilai Kemampuan Menyelesaikan Tes Tertulis Pemahaman Pembelajaran tematik kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Ld DWS Nilai Rata-rata
Kondisi Awal
Siklus 1
Nampak bahwa
dari
kemampuan
Siklus 2
grafik
diatas
menyelesaikan
menunjukkan tes
tertulis
pemahaman pembelajaran tematik meningkat melalui supervisi akademik observasi kelas. Fungsi membantu
supervisi guru
pembelajaran
yang
akademik
dalam
yaitu
memahami
ingin
dicapai,
dapat tujuan
memahami
kebutuhan siswa, mendorong terjadinya perubahan kearah yang lebih baik, sehingga mutu pendidikan dapat meningkat (Mukhtar & Iskandar, 2013: 48). Fungsi
49
utama
supervisi
adalah
perbaikan
dan
peningkatan kualitas pembelajaran serta pembinaan kepada
guru
untuk
perbaikan
pembelajaran.
Selanjutnya penelitian yang relevan oleh Sopiyah Ginawati (2014) dengan judul “Supervisi Akademik Berbasis Open Class Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu” menunjukkan hasil bahwa kemampuan Guru Kelas I - IV dalam Menerapkan Pendekatan Tematik Terpadu dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan”
50