BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. SD Negeri Ngimbrang merupakan Sekolah Dasar Inti berstandar Nasional yang tergabung dalam satu gugus dan terdiri dari 6 sekolah dasar negeri lain sebagai imbas. SD Negeri Ngimbrang terletak di Desa Ngimbrang, berada di jalur lintas kecamatan yakni Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu. SD Negeri Ngimbrang berdiri pada Tahun 1976. Sebelum tahun 2007 di Desa Ngimbrang terdapat 2 sekolah saling berdekatan yaitu SDN Ngimbrang 1 dan SDN Ngimbrang 2, pada tanggal 8 Agustus tahun 2007 di regroup menjadi 1 sekolah yakni SDN Ngimbrang yang pada awalnya adalah SD Negeri Ngimbrang 1. Dari tahun ke tahun SDN Ngimbrang mengalami perkembangan cukup pesat, hal itu dibuktikan dengan keberhasilan sekolah meraih berbagai macam prestasi akademik dan non akademik yang cukup membanggakan. Letak yang cukup strategis di lintas antar kecamatan dan berada di tengah desa mendukung SD Negeri Ngimbrang memiliki siswa yang beragam dari 57
berbagai kalangan masyarakat. Gambaran mengenai objek penelitian tentang strategi dan implementasi MBS tidak terlepas dari keberadaan stakeholders yang ada di sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Tiga unsur tersebut merupakan kunci pokok peningkatan mutu di sekolah. SD Negeri Ngimbrang memiliki visi, misi, dan tujuan yang tertuang dalam dokumen sekolah, yaitu sebagai berikut: VISI
:
Mumpuni dan Berbudi
MISI
:
(1) Meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar, (2) Memperluas wawasan ilmu pengetahuan, (3) Membudayakan budaya santun dan berbudi pekerti mulia
TUJUAN
:
Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif sebagai media pembinaan dan penyiapan generasi yang tangguh dan tanggap terhadap perkembangan jaman serta mampu menjaga jati diri sebagai bangsa yang berbudaya, santun, dan berbudi
Era globalisasi saat ini menuntut pendidikan terus berkembang, maka dengan Visi “Mumpuni dan Berbudi” Sekolah Dasar Negeri Ngimbrang diharapkan dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi sehingga dapat mendukung program kegiatan di sekolah dalam rangka mencapai mutu sekolah. Selain hal tersebut di atas “Mumpuni dan Berbudi” juga mengandung harapan bahwa lulusan siswa yang telah dibekali berbagai macam keterampilan di sekolah dapat mengembangkan kompetensi sesuai tingkat perkembangannya, dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan mampu menempatkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. 58
Gambaran singkat profil SDN Ngimbrang mengenai jumlah siswa dan rombongan belajar dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah dan Rombel SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014 Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
I
13
19
32
1
II
19
12
31
1
III
23
20
43
2
IV
17
17
34
1
V
22
12
34
1
IV
21
8
29
1
115
88
203
7
Jumlah
Data: TU SD Negeri Ngimbrang
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat didiskripsikan bahwa dari seluruh kelas terdapat perbedaan signifykan pada kelas III, yakni terdiri dari 2 rombongan belajar dengan jumlah 43 siswa. Sementara total jumlah siswa terdiri dari 115 siswa laki-laki dan 88 siswa perempuan. Jumlah siswa tersebut merupakan input dan menjadi aset bagi sekolah untuk dikelola sehingga menjadi siswa berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Untuk memperoleh prestasi, siswa dibantu guru dan sekaligus sebagai pelatih sesuai tugas dan kompetensi yang dimiliki. Faktor lain yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan pendidikan dan pembentukan 59
kepribadian siswa adalah guru. SDN Ngimbrang memiliki 7 rombongan belajar yang diampu oleh 7 orang guru kelas, 3 orang guru mata pelajaran, dan kepala sekolah yang mengampu 6 jam kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran dan kelas tertentu. Jumlah tenaga pendidik PNS SDN Ngimbrang adalah 7 orang, selebihnya merupakan tenaga wiyata bakti. Tenaga wiyata bakti sangat dibutuhkan mengingat rata-rata sekolah di Kabupaten Temanggung pada saat ini mengalami kekurangan guru PNS sehingga untuk memenuhi kebutuhan PTK sekolah menerima tenaga wiyata bakti. Data kualifikasi PTK di SD Negeri Ngimbrang seperti dipaparkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Kualifikasi PTK SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014 Tingkatan Pendidikan Status Guru
No
D2
D3
S1
1
Guru PNS
1
-
6
2
Guru Non PNS
1
1
2
2
1
8
Jumlah
Sumber Data: TU SD Negeri Ngimbrang
Data pada Tabel 4.2 tersebut di atas dapat dideskripsikan bahwa di SDN Ngimbrang terdapat 11 orang PTK yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki dan 9 orang guru perempuan, 6 orang guru PNS berkualifikasi pendidikan S-1, dan 3 orang guru lain masih 60
dalam proses menyelesaikan pendidikan jenjang S-1 kependidikan. Tenaga lain di SDN Ngimbrang adalah 1 orang penjaga berstatus wiyata bakti dan tenaga lepas. Kesemuanya mempunyai peran penting dan tanggung jawab terhadap tugas yang diemban dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Pembagian tugas dalam struktur organisasi sekolah seperti dipaparkan pada Gambar 4.1.
KEPALA SEKOLAH
KOMITE
Gr. KLS I
Gr. KLS VI
Gr. KL II
Gr. Kl III
Gr. KLS VI
Gr. KL IV
Gr. OR
Gr. KLV
Gr. Agama
Gr Kl VI
Gr. B. INGGRIS
PENJAGA SEKOLAH
Sumber Data: TU SDN Ngimbrang
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Sekolah SDN Ngimbrang Th. 2013/2014 61
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dideskripsikan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah mempunyai tanggung jawab secara langsung terhadap
guru
kelas.
Sedangkan
komite
sekolah
sebagai mitra kerja sekolah memiliki tanggung jawab besar berkaitan dengan pelaksanaan program sekolah yang telah disusun. Komite bersama-sama kepala sekolah bekerja bersama dalam rangka meningkatkan mutu sekolah sesuai standar nasional pendidikan melalui musyawarah untuk menentukan kegiatan yang dilaksanakan. Hasil pengamatan dan telaah dokumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa SDN Ngimbrang memilliki sarana seperti pada Tabel 4.3.
62
Tabel 4.3 Sarana SDN Ngimbrang Tahun Pelajaran 2013/2014 No
Jenis Ruangan
1.
Ruang Kelas
8
7x6
2.
Ruang Kepala Sekolah
1
3x5
3.
Ruang Guru
1
8x6
4.
Ruang Tamu
1
3x4
5.
Ruang IT
1
8x6
6.
Ruang Gugus
1
4x6
7.
Ruang Komite Sekolah
1
5x6
8.
Ruang UKS
1
4x6
9.
Ruang Alat Peraga
1
3x6
No
Jenis Ruangan
Jumlah
Jumlah
Ukuran
Ukuran
10.
Kantin siswa
1
4x4
11.
KM/WC guru
1
3x3
12.
KM/WC siswa
8
3x3
13.
Mushola
1
7x8
14.
Tempat wudlu
2
3x6
15.
Dapur
1
3x3
16.
Gudang
1
3x4
17.
Kolam ikan
2
2 x 4; 1 x 2
18.
Bak Lompat
1
3x6
19.
Tempat Cuci tangan
7
1x1
Sumber Data: SDN Ngimbrang
Berdasarkan data dokumentasi dan pengamatan terhadap fasilitas sarana SDN Ngimbrang seperti tercantum pada Tabel 4.3, diketahui bahwa SDN Ngimbrang memiliki prasarana memadai dan fasilitas tersebut dalam kondisi baik dengan tingkat kerusakan lebih kecil dari 6% (< 6%). Namun untuk fasilitas luas tempat bermain siswa masih kurang. Hal tersebut 63
dikarenakan
standar perbandingan
untuk tempat
bermain siswa adalah setiap siswa hendaknya memiliki tempat bermain seluas 2 x 2 m2. SDN Ngimbrang juga memiliki sarana pembelajaran yang meliputi 2 TV color, 2 LCD, 2 Laptop, 2 DVD Player, 3 Komputer, 1 perangkat sound system lengkap, 1 perangkat Rebana lengkap, tape recorder, seruling, pianika, organ, dan matras. Sarana tersebut dalam kondisi baik dan sering digunakan untuk menunjang KBM dan kegiatan lomba. Selebihnya terdapat pula alat peraga pembelajaran seperti peta, KIT IPA, globe, tiruan organ tubuh manusia. Namun untuk kelengkapan alat bantu kegiatan belajar tersebut kondisinya kurang memadahi.
4.2 Strategi Peningkatan Mutu melalui MBS Pelaksanaan pendidikan membutuhkan strategi sebagai langkah untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan berbagai unsur penting di dalamya, yakni kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. MBS sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan merupakan suatu konsep inovatif, yang bukan hanya dikaji sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan namun harus dilaksanakan sesuai standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan melalui komunikasi berbagai arah 64
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan yakni peningkatan kualitas pendidikan. Strategi peningkatan mutu melalui MBS dilaksanakan dengan menekankan segi efektifitas dan efisiensi. Penekanan efektivitas dilihat dari perencanaan dengan perbandingan hasil yang dicapai. Sedangkan efisiensi diterapkan pada perencanaan dan pelaksanaan program sekolah yang dikaitkan dengan anggaran yang digunakan. Dalam rangka peningkatan mutu berlandaskan
efisiensi
dan
efektivitas
di
SDN
Ngimbrang dilakukan peningkatan pemberdayaan potensi yang ada di lingkungan sekolah SDN Ngimbrang dengan melaksanakan berbagai macam upaya, yakni pemberdayaan peran kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah merupakan model manajemen yang digunakan di SDN Ngimbrang dalam rangka meningkatkan mutu sekolah, meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi dan tindak
lanjut.
Perencanaan
program
dibuktikan
dengan adanya struktur organisasi sekolah; struktur organisasi tim sukses; EVADIR; Analisis SWOT; RKAS; program tahunan, jangka pendek, menengah, dan jangka panjang; kurikulum dan perangkat kurikulum. Pelaksanaan program dibuktikan adanya kegiatan KBM yang berlangsung, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan lomba akademik dan non akademik. Sedangkan tindakan evaluasi dan tindak lanjut dilakukan 65
oleh stakeholders yang ada di SDN Ngimbrang dengan mengedepankan
sikap
profesionalisme,
partisipasi,
dan penekanan peranserta. SDN Ngimbrang berada di lingkungan masyarakat peduli pendidikan, sehingga sangat membantu sekolah dalam mendapatkan bantuan dana untuk membantu operasional sekolah walaupun tidak mencapai 100%. Kepedulian masyarakat merupakan salah satu bukti bahwa SDN Ngimbrang mendapatkan kepercayaan masyarakat sekitar untuk menyelenggarakan pendidikan bermutu. Penyelenggaraan pendidikan di SDN Ngimbrang dalam meningkatkan mutu menggunakan strategi yang dipandang tepat dan memenuhi
sasaran
yakni
pemberdayaan
peran
stakeholder yang meliputi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola manajemen, pelaksana EMASLIM, dan pengambil keputusan. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berbasis PAKEM. Komite sekolah sebagai evaluator, mediator, dan mitra kerja kepala sekolah. Kepala Sekolah membagi tugas kepada guru secara adil dengan mempertimbangkan berbagai hal untuk menentukan tugas yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Selain hal tersebut dalam pembagian tugas disesuaikan dengan kwalifikasi pendidikan. MBS sebagai model manajemen mutu menuntut akuntabilitas dalam pelaksanaan dan pengelolaan program sehingga sangat bergantung pada kompetensi 66
masing-masing pelaksana program. Dalam rangka meningkatkan kreasi,
mutu
komunikasi,
sekolah
dibutuhkan
kerjasama,
dan
inovasi,
peran
serta
stakeholders yang ada sehingga muncul interaksi positif yang mendukung tercapainya tujuan.
4.3 Peran Stakeholder dalam Peningkatan Mutu di Sekolah Banyak srtategi dilaksanakan untuk mencapai mutu pendidikan di sekolah, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan MBS. Pelaksanaan MBS di sekolah menunjukkan hasil berbeda antara sekolah satu dengan sekolah yang lainnya, antara sekolah di daerah satu dengan sekolah di daerah yang lain. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan penekanan, SDM di sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah yang tidak sama. Dalam rangka melaksanakan strategi peningkatan mutu melalui MBS di SDN Ngimbrang menekankan pada peran serta stakeholder di sekolah, yakni: peranserta kepala sekolah sebagai pelaksana EMASLIM; peranserta guru sebagai pengembang kurikulum dan sebagai pelaksana KBM berbasis PAKEM; dan peran serta komite sekolah dengan penekanan pada tugas dan fungsi komite sekolah.
67
4.3.1 Peranserta Kepala Sekolah Dalam konsep MBS kepala sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang besar, baik kepada orang tua siswa, masyarakat sekitar, maupun terhadap pemerintah. Oleh karenanya kepala sekolah SDN Ngimbrang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada tugas sebagai EMASLIM, yakni Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator. Edukator, kepala Sekolah memiliki tugas mengajar dengan ketentuan untuk Kepala Sekolah Dasar wajib melaksanakan kegiatan pembelajaran enam jam kegiatan sekolah
pembelajaran. sebagai
Lebih
edukator
jauh
bahwa
tugas
kepala
kepala sekolah
memberikan pembelajaran tidak hanya kepada siswa namun kepada seluruh warga sekolah. Tugas sebagai manajer dilaksanakan kepala sekolah dalam menyelenggarakan
organisasi
sekolah
dengan
mengatur
seluruh kegiatan di sekolah, mengambil keputusan, dan mencari celah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah. Administrator, merupakan tugas kepala sekolah dalam pengadministrasian, membukukan, dan melaporkan pembukuan sebagai bukti adanya pengelolaan manajemen
sekolah.
Sebagai
supervisor
Kepala
sekolah melakukan supervise terhadap guru dalam kaitannya dengan KBM berbasis PAKEM. Leader oleh kepala 68
sekolah
dimaksudkan
sebagai
pemimpin,
memberi teladan, menunjukkan kelebihan dan kekurangan sebagai wujud tanggungjawab kepala sekolah terhadap warga sekolah. Sikap inovasi harus dimiliki Kepala sekolah dalam pengelolaan manajemen sekolah untuk peningkatan mutu sekolah, ide cemerlang diharapkan akan dapat merubah wajah sekolah sebagai tempat edukasi yang menyenangkan. Sikap memotivasi oleh kepala sekolah terhadap guru, siswa, dan komite
sekolah
dilaksanakan
untuk
memberikan
dukungan moril agar mampu melaksanakan tugas secara maksimal. Kepala sekolah SDN Ngimbrang mempunyai tugas dan wewenang yang dilaksanakan di sekolah. Selain melaksanakan KBM, kepala sekolah bersama guru dan komite sekolah melakukan evaluasi diri sekolah, menyusun program, melaksanakan program, melakukan monitoring dan evaluasi melalui kegiatan supervisi dan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana program terlaksana/tercapai, melakukan tindak lanjut hasil evaluasi, dan melakukan pembiasaan yang harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah, serta melaporkan hasil sebagai bukti terlaksananya program dan capaian program. Rencana program disusun pada awal tahun pelajaran dengan melibatkan guru dan komite sekolah berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya. Kepala sekolah bersama guru dan komite sekolah menyusun Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran yang akan
69
dilaksanakan selama rentang waktu satu tahun ke depan. Kepala sekolah SDN Ngimbrang sebagai pengelola dan pelaksana manajemen sekolah dalam melaksanakan tugas kesehariannya menyesuaikan dengan program yang telah disusun bersama. Hal tersebut sebagai antisipasi apabila terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana awal, melakukan monitoring setiap kegiatan berlangsung, dan melakukan evaluasi kegiatan setelah selesai dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan
untuk
menunjang
prinsip
efektif
dan
efisien. Kepala sekolah SDN Nimbrang dalam melaksanakan MBS juga menerapkan pembiasaan yang harus diikuti oleh seluruh warga sekolah. Hal tersebut untuk melatih warga sekolah bersikap tanggung jawab dan memiliki karakter yang baik. Sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala sekolah, bahwa seluruh warga sekolah di SDN Ngimbrang wajib mentaati aturan yang telah disepakati bersama antara kepala sekolah, guru, penjaga, siswa, bahkan wali siswa. Hal tersebut menjadikan warga sekolah sama-sama memiliki tanggung jawab untuk senantiasa meningkatkan diri menjadi lebih baik dan berkarakter. Sebagai
sekolah
berstandar
nasional,
SDN
Ngimbrang senantiasa siap menjadi tujuan dalam rangka study fisit atau study banding oleh sekolah lain di lingkungan Kabupaten Temanggung. Untuk men70
dukung lancarnya setiap kegiatan kepala sekolah membagi
tugas
dengan
memberdayakan
seluruh
stakeholder yang ada di sekolah. Pembagian tugas guru yang tertuang pada struktur organisasi sekolah sesuai bidang masing-masing tampak pada struktur tim sukses kegiatan siswa yang dipaparkan pada Gambar 4.2 di bawah ini. Kepala SekolahKoordinator
Guru -Volly ball, atletik, sepak takraw
Guru - Bulu tangkis, bola, catur
Guru – agama, pkn, ,ips
Guru – Mat, Bhs. Indonesia, IPA
Guru- B. Jawa, Macapat
Guru –Kerajinan tangan dan kesenian
Sumber Data: TU SDN Ngimbrang
Gambar 4.2 Struktur Tim Sukses Lomba Kegiatan Siswa SDN Ngimbrang Th 2013/2014 Gambar 4. 2. di atas dapat dideskripsikan bahwa sebagai penanggung jawab semua kegiatan sekolah adalah kepala sekolah, sedangkan pelaksa71
naan kegiatan dan pendampingan dibantu oleh beberapa koordinator kelompok mapel. Masing-masing mendapat tugas untuk membimbing dan melatih siswa dengan penuh tanggungjawab sehingga siswa memperoleh kejuaraan. Bedasarkan
hasil
wawancara
dengan
ketua
komite sekolah SDN Ngimbrang diperoleh informasi, bahwa: (1) kepala sekolah dalam melaksanakan tugas terlebih dahulu mengadakan komunikasi dengan guru dan komite sekolah melalui rapat sekolah; (2) membagi tugas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masingmasing guru; (3) menyusun program awal tahun melibatkan seluruh guru dan komite sekolah; (4) melakukan analisis kebutuhan sekolah; (5) menyusun program berkelanjutan; (6) melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan sekolah; (7) meningkatkan kompetensi guru melalui KKG dan pelatihan lain yang berkaitan dengan pembelajaran PAKEM. 4.3.2 Peran Serta Guru Dalam dunia pendidikan tugas guru meliputi empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi yang berkaitan dengan peningkatan mutu adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi paedagogik dan profesional menuntut guru mampu melaksanakan
72
kegiatan
pembelajaran
berbasis
PAKEM.
Keduanya senantiasa harus dimiliki oleh guru sebagai bagian dari pelaksanaan manajemen dalam usaha meningkatkan mutu sekolah. Hal tersebut berkaitan dengan pilar utama yang menunjukkan guru telah bekerja profesional, yakni: menguasai materi pembelajaran, profesional dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan berkepribadian matang. Guru mendapat tugas pokok melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAKEM dan sebagai wali kelas. Namun fakta menunjukkan bahwa guru juga mendapat tugas tambahan. Tugas tambahan yang diberikan kepada guru utamanya di Sekolah Dasar di antaranya sebagai bendahara BOS, bendahara gaji, kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler, membantu administrasi sekolah, dan yang lain. Hal tersebut
terjadi
dikarenakan
sekolah
tidak
memiliki
sumberdaya yang memadahi. Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan tenaga, SDN Ngimbrang tidak memiliki tenaga khusus tata usaha, maka untuk memenuhi kebutuhan ketata usahaan dibantu oleh tenaga wiyata bakti. Kondisi pendidik di Kabupaten Temanggung masih kurang, demikian pula tenaga kependidikan. Sekolah Dasar di Kabupaten Temanggung 90% tidak memiliki tenaga khusus sebagai bendahara dan tata usaha sehingga kebutuhan sebagai bendahara dan tenaga tata usaha dibebankan kepada guru. Pembagian tugas guru di SDN Ngimbrang tidak terbatas pada pembagian tugas mengajar saja melainkan banyak tugas tambahan yang dibebankan kepada 73
guru. Pembagian tugas merupakan langkah strategis dalam suatu organisasi sekolah mengingat hal tersebut dapat sekaligus meningkatkan kompetensi guru di bidang lain yang terkait dengan kualitas pemberdayaan namun di SDN Ngimbrang berdampak guru tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan optimal. Kegiatan belajar di SDN Ngimbrang terbagi menjadi dua, yakni kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler efektif dilaksanakan setiap hari oleh guru kelas dan guru mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran di SDN Ngimbrang dimulai pada pukul 07.00, diawali pembacaan surat pendek dan doa bersama di halaman sekolah bersama kepala sekolah dan semua guru, secara bergantian dipimpin oleh guru agama dan kepala sekolah. Kegiatan KBM dilaksanakan di dalam kelas dan secara berkala dilaksanakan di luar kelas sesuai materi pelajaran oleh guru kelas dan atau guru mata pelajaran. Alokasi waktu pembelajaran dilaksanakan tiga puluh lima menit/jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu pada kurikulum KTSP. SDN Ngimbrang memprogramkan kegiatan ekstrakurikuler, dilaksanakan pada sore hari atau di luar jam efektif kegiatan kurikuler. Adapun kegiatan pengembangan diri terbagi dua macam, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib adalah kepramukaan, dilaksanakan satu kali pertemuan dalam setiap minggu pada hari sabtu. Sedangkan ekstra74
kurikuler pilihan masuk pada kegiatan pengembangan diri yang dilatih oleh pelatih dari luar sekolah dengan guru sebagai pendamping sekaligus koordinator setiap kegiatan. Data jumlah siswa SDN Ngimbrang ditunjukkan pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.4 Data Jumlah Siswa dan Rombel SDN Ngimbrang Tahun 2013 Keadaan awal bulan ini L P Jml 3 4 5
Keadaan akhir bulan ini L P Jml 12 13 14
No
Rombel
1
2
I
1
13
19
32
13
19
32
32
Islam 19
II
1
19
13
32
19
13
32
32
III A
1
11
11
22
11
11
22
22
III B
1
12
9
21
12
9
21
21
IV
1
17
17
34
17
17
34
34
V
1
22
12
34
22
12
34
34
VI
1
21
8
29
21
8
29
29
JML
7
115
89
204
115
89
204
204
Sumber Data: TU SDN Ngimbrang
Data tersebut di atas menunjukkan jumlah siswa dan rombongan belajar SDN Ngimbrang yang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Data Tabel 4.3 menunjukkan rombongan belajar kelas III terdiri dari 2 rombel,
sehingga
jumlah
seluruh
siswa
SDN
Ngimbrang terdiri dari 204 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan komite sekolah dan wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan adanya kekurangan tenaga. Berkaitan dengan tenaga yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. 75
Data 4.5
Data Kebutuhan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN Ngimbrang Tahun 2012/ 2013 No
Jumlah Guru
Indikator Tugas
1.
1
Kepala Sekolah, Guru B. Jawa
2.
1
Guru Kelas 1
3.
1
Guru Kelas II
4.
1
Guru Kelas III/A
5.
1
Guru Kelas III/B
6.
1
Guru Kelas IV
7.
1
Guru Kelas V
8.
1
Guru Kelas VI
9.
1
Guru Penjas Orkes
10.
1
Guru PAI
11.
1
Guru B. Inggris
12.
1
Pelatih Rebana
13.
1
Pelatih Pramuka
14.
1
Guru Seni Musik
15.
1
Guru Seni Tari
16.
1
Guru Seni Lukis
17.
1
Guru IT
18.
1
Tenaga Administrasi
96.
1
Tenaga Perpustakaan
20.
1
Bendahara Sekolah
Sumber Data: Komite Sekolah SDN Ngimbrang
Data pada Tabel 4.5 tersebut di atas menunjukkan
bahwa
minimal
jumlah
tenaga
di
SDN
Ngimbrang yang dibutuhkan adalah 20 orang yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan. Namun fakta di SDN Ngimbrang, dari jumlah yang diharapkan seperti tersebut pada data Tabel 4.5 belum sepenuhnya terpenuhi. Salah satu indikator yang menunjukkan kekurangan adalah data yang diperoleh melalui 76
studi dokumentasi, yakni seperti pada data Tabel 4.6 di bawah ini. Data 4.6 Data Pendidik dan Kependidikan SDN Ngimbrang Tahun 2013 No
Jumlah Guru
Indikator Tugas
1.
1
Kepala Sekolah, Guru B. Jawa
2.
1
Guru Kelas 1
3.
1
Guru Kelas II
4.
1
Guru Kelas III/A
5.
1
Guru Kelas III/B
6.
1
Guru Kelas IV
No
Jumlah
Indikator Tugas
7.
1
Guru Kelas V
8.
1
Guru Kelas VI
9.
1
Guru Penjas Orkes
10.
1
Guru PAI
11.
1
Guru B. Inggris
12.
1
Pelatih Rebana
13.
1
Pelatih Pramuka
14.
1
Guru Seni Musik
Sumber Data: TU SDN Ngimbrang
Data pada Tabel 4.6 tersebut di atas menunjukkan kondisi guru di SDN Ngimbrang yang belum terpenuhi sesuai dengan harapan komite sekolah, di antaranya masih kekurangan guru Seni Tari, Seni Musik, IT, tenaga Administrasi, dan Bendahara. Kegiatan organisasi sekolah dan manajemen pengelolaan berkaitan dengan keberhasilan yang di77
raih. SDN Ngimbrang mampu meraih berbagai kejuaraan baik tingkat kecamatan, kabupaten, karesidenan, dan provinsi. Hal tersebut merupakan suatu penghargaan atas usaha dan kerja sama antara stakeholkders yang ada di sekolah. Guru di SDN Ngimbrang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mengacu pada program yang telah disusun sebelumnya, hal tersebut sesuai dengan tupoksi guru yang meliputi merencanakan, melaksanakan, menilai, mengevaluasi, dan melakukan tindaklanjut. Namun masih terdapat guru di SDN Ngimbrang yang melaksanakan KBM kurang profesional, contohnya tidak menggunakan alat peraga pendidikan. Keberhasilan yang diraih oleh SDN Ngimbrang berkaitan dengan pemberdayaan peran dan peningkatan kompetensi guru dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
78
Tabel 4.7 Daftar Kejuaraan SDN Ngimbrang Tahun 2012/2013 No.
Indikator Kegiatan
Hasil yang dicapai
Tahun Perolehan
1.
Lomba Komite Sekolah
Juara 1 Kec
2010
2.
Lomba Komite Sekolah
Juara 1 Kab
2010
3.
Lomba LSS
Juara 1
2010
4.
Lomba Guru Berprestasi
Juara 1 Kec
2011
5.
Lomba Siswa
Juara Umum Kec
2011 – 2013
5.
Lomba Perpustakaan
Juara 2 Kab
2011
7.
Lomba Guru Berprestasi
Juara 1 Kec
2012
8.
Lomba Guru Berprestasi
Juara 2 Kab
2012
9.
Lomba Gugus
Juara 1 Kec
2013
10.
Lomba Gugus
Juara 1 Kab
2013
11.
Lomba Gugus
Juara 1 Karesidenan
2013
Sumber Data: TU SDN Ngimbrang
Data tersebut menunjukkan bahwa kompetensi SDN Ngimbrang yang meliputi kompetensi guru, siswa, dan komite sekolah memiliki kemampuan untuk bersaing. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kejuaraan lomba baik lomba siswa, guru, maupun komite sekolah yang telah diraih. Tanpa kebersamaan, motivasi yang tinggi, dan peranserta stakeholders dapat dipastikan tidak akan dapat menunjukkan prestasi. Demikian halnya dengan pengelolaan, melalui manajemen perencanaan program yang jelas, terarah, dan matang maka prestasi dapat diraih. Dari hasil pembahasan tersebut di atas menunjukkan bahwa pemberdayaan kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. 79
4.3.3 Peranserta Komite Sekolah SDN
Ngimbrang
dapat
berkembang
sesuai
dengan harapan banyak pihak, utamanya masyarakat sekitar. Hal itu terjadi mengingat peran komite sangat besar dalam rangka ikut meningkatkan mutu sekolah. Peran besar komite sekolah sepertdi ditunjukkan pada keterlibatan komite pada setiap kegiatan sekolah. Komite mampu
menggerakkan
masyarakat
dalam
memperoleh dukungan finansial dalam rangka memenuhi kelengkapan sarana prasarana sekolah sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Masyarakat ikut andil dalam berbagai kegiatan, ditunjukkan dengan adanya kritik dan saran yang disampaikan pada pihak sekolah melalui komite sekolah dan ketersediaan bantuan dana operasional sekolah. Kepengurusan
komite
sekolah
SDN
Ngimbrang
tersusun
dengan baik, hal tersebut dilihat pada kinerja komite sekolah yang tampak antusias dan keikut sertaannya di hampir semua kegiatan sekolah. Struktur
organisasi
komite
Ngimbrang tampak pada Gambar 4.3.
80
sekolah
SDN
Ketua Komite Sekolah
Wakil Ketua Komite
Bendahara
Sekretaris
Anggota Bidang
Anggota Bidang
Anggota Bidang
Sumber Data : TU SDN Ngimbrang
Gambar 4.3 Struktur organisasi Komite Sekolah SDN Ngimbrang Tahun 2013/2014
Peran serta komite sekolah berpengaruh terhadap pelaksanaan program sekolah. Kepala sekolah sebagai mitra kerja yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas peningkatan mutu sekolah berdasarkan visi yang diimplementasikan melalui misi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal lain yang menentukan ketercapaian program sekolah SDN Ngimbrang adalah komitmen, kebersamaan, rasa keadilan, hukuman dan penghargaan. Komitmen bersama menjadi suatu kekuatan dalam organisasi dimana antara kepala sekolah, guru, dan komite sekolah mempunyai rasa bangga, mempunyai kepentingan yang sama, dan ikut berperan dalam semua kegiatan sekolah. Dengan begitu maka sema81
ngat masing-masing individu akan terus terpacu. Kebersamaan yang terus dijaga dan dipertahankan dapat menambah kekuatan komitmen yang telah dimiliki, sehingga dapat memacu semangat bekerja. Rasa keadilan dimiliki oleh setiap individu dalam lingkungan sekolah sehingga tidak terjadi pembedaan kesempatan dan hak, segala sesuatu dilaksanakan secara proporsional. Penghargaan diberikan kepada seluruh komponen terlibat yang telah mampu mencapai target keberhasilan program sekolah. Adapun hukuman diberikan secara bertahap dengan mengedepankan sisi edukasi. SDN Ngimbrang terakreditasi pada tahun 2011, memperoleh nilai akreditasi 83 dengan status akreditasi Baik. Untuk mendukung kegiatan di sekolah, SDN Ngimbrang menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, antara lain dengan Puskesmas Bulu, dengan pemerintah desa Ngimbrang, TK Negeri Ngimbrang, UPT Dinas Pendidikan Bulu, dengan Gugus Mendut, pengrajin, pelatih rebana, Perpusda
Temanggung,
Polsek Bulu, dan dengan Koramil Bulu. Kerja sama SDN Ngimbrang dengan Puskesmas dalam hal pemeriksaan berkala, imunisasi, pengadaan obat-obatan, pelatihan dokter kecil, screening kesehatan, dan pelatihan guru UKS. Kerja sama dengan Pemerintah Desa Ngimbrang dalam hal penggunaan sarana olah raga, pemanfaatan prasarana kantor desa untuk 82
menanamkan
konsep
yang
berhubungan
dengan materi pelajaran terkait, dan kepala desa sebagai salah satu sumber informasi pengembangan dan pengelolaan sekolah. Kerja sama dengan TK Negeri Ngimbrang terkait dengan penerimaan siswa baru. Sementara kerjasama dengan
UPT Dinas
terkait
dengan
tugas
secara
struktural, manajerial, dan pembinaan secara umum. Kerja
sama
dengan
pengrajin
berkaitan
dengan
pelatihan kerajinan tangan siswa menggunakan bahan baku di lingkungan setempat, dan dengan pelatih rebana terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler seni islami.
Sedangkan
kerjasama
dengan
Perpusda
Temanggung terkait dengan peningkatan kompetensi siswa dengan program “gemar membaca” yaitu dengan cara datang ke perpustakaan secara berkala dan peminjaman buku perpustakaan untuk sekolah. Kerja sama dengan Polsek Bulu terkait dengan materi keteladanan berlalulintas, dan dengan Koramil Bulu berkaitan dengan pembentukan disiplin, nasionalisne, dan karakter siswa. Dukungan besar lainnya dalam rangka memberikan fasilitas kepada siswa adalah dengan dimilikinya perpustakaan yang dikelola secara maksimal, sehingga siswa dapat memanfaatkan dengan baik sebagai
penunjang
edukasi
untuk
meningkatkan
kompetensinya.
83
4.4 Dukungan dan Hambatan Dasar pemikiran pemberian otonomi luas kepada daerah dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi di bidang pendidikan diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi,
pemerataan,
dan
peningkatan
potensi. Hal tersebut di SDN Ngimbrang telah dapat memunculkan kreativitas pelaksanaan di lapangan yang dibuktikan dengan partisipasi masyarakat dalam menyokong dana untuk melengkapi sarana prasarana yang harus tersedia untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya. Demikian pula kompetensi kepala sekolah terus terasah melalui pembinaan, kegiatan bintek
dan
seminar, dan kegiatan lain sesuai dengan tuntutan pemerintah melalui SPM dengan PP 15 Tahun 2009 yang mensyaratkan kepala sekolah harus mampu mengembangkan
kewirausahaan
dalam
rangka
peningkatan mutu sekolah. Sarana penunjang di SDN Ngimbrang cukup lengkap jika dibandingkan dengan jumlah pengguna, yakni siswa dan guru. Artinya sarana yang ada dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah. SDN Ngimbrang berada di sebelah lapangan desa sehingga untuk menunjang kegiatan pembelajaran Olah Raga tidak menemui kendala. Bahkan dengan adanya MoU dengan pihak Desa maka sekolah mempunyai keleluasaan untuk menggunakan lapangan 84
desa sebagai tempat berlangsungnya kegiatan sekolah yang bersifat komunal. Jika dilihat dari data guru sesuai struktur organisasi guru, tampak SDN Ngimbrang masih kekurangan guru yang berstatus PNS, bahkan pada bulan Februari 2014 terdapat seorang guru PNS
yang
pensiun. Sehingga di SDN Ngimbrang hanya terdapat 5 orang guru PNS termasuk kepala sekolah dan guru agama. Sementara untuk penerimaan CPNS bagi Guru yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah tahun 2013 lalu telah disampaikan oleh BKD bahwa untuk kuota CPNS bagi guru belum memenuhi jumlah kebutuhan sekolah utamanya Sekolah Dasar. Untuk sekolah yang memiliki guru PNS tidak lengkap maka harus mengangkat guru wiyata bakti. Dengan mengangkat tenaga wiyata bakti maka konsekuensinya sekolah harus mengeluarkan anggaran tambahan untuk
honor
guru
wiyata
bakti
tersebut.
SDN
Ngimbrang memiliki luas bangunan 450 m2 dengan luas lahan 1.732 m2, dan jumlah siswa 203 siswa. Kekurangan luas lahan merupakan suatu kendala mengingat luas ideal untuk tempat bermain setiap anak adalah 3 x 2 m2. SDN Ngimbrang memiliki kekurangan tenaga pendidik, hal tersebut menjadi salah satu indikator kendala
pada
usaha
peningkatan
mutu
sekolah.
Contohnya masih terdapat guru yang kurang profesional di bidangnya, yakni malas menggunakan alat bantu peraga pendidikan ketika menanamkan konsep 85
pembelajaran. Akibatnya untuk materi tertentu guru harus mengulang konsep yang belum dikuasai oleh siswa. Bagi sebagian guru bahkan ada yang belum menyadari bahwa penggunaan alat peraga pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar sangat penting dalam membantu menanamkan konsep materi pembelajaran. Kendala lain adalah di SDN Ngimbrang belum mempunyai tenaga khusus administrasi dan bendahara, sehingga tugas tersebut dilaksanakan oleh guru yang sesungguhnya memilliki tugas melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun demikian kekurangankekurangan yang terdapat di SDN Ngimbrang tidak dijadikan sebagai kelemahan fatal yang mempengaruhi semangat kerja stakeholder di sekolah. Sebaliknya, kekurangan digunakan sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diatasi sehingga program peningkatan mutu dapat terus dilaksanakan.
86