45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gugus Bangsa yang merupakan gugus yang terdapat di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Adapun subyek penelitiannya adalah sebagai berikut: a. SDN 1 Kemiri sebagai kelas eksperimen. SD ini terletak di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Kelas yang menjadi subyek penelitian adalah kelas III dengan jumlah 26 siswa. Yang terdiri dari 18 lakilaki dan 8 perempuan. b. SDN 1 Tepusen sebagai kelas kontrol. Terletak di Desa Tepusen, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas III berjumlah 27 siswa dengan 11 laki-laki dan 16 perempuan siswa. c. SDN Tempuran merupakan SD imbas di Gugus Bangsa Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama dalam hal kemampuan akademis. Latar belakang atau kondisi umum subyek penelitian adalah berasal dari keluarga petani karena letaknya di daerah pedesaan. Alasan pemilihan pemilihan kedua SD ini adalah letaknya yang tidak jauh dari rumah peneliti. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SDN 1 Kemiri dan SDN 1 Tepusendapat dilihat di tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Tabel Pelaksanaan Penelitian No. 1.
Uraian Kegiatan Uji validitas instrumen di SDN Tempuran
2.
Tanggal 27 Februari 2012 16 Maret 2012
3.
17 Maret 2012
-
-
Pretest di SDN 1 Kemiri Pelaksanaan Pembelajaran di SDN 1 Kemiri dengan materi Sumber Daya Alam Pretest di SDN 1 Tepusen 45
46
-
4.
20 Maret 2012
5.
21 Maret 2012
6.
24 Maret 2012
7.
26 Maret 2012
Pelaksanaan pembelajaran di SDN 1 Tepusen dengan materi Sumber Daya Alam K Pelaksanaan pembelajaran di SDN 1 Kemiri dengan materi Sumber Daya Alam Posttest dan pengisian angket di SDN 1 Kemiri Pelaksanaan pembelajaran di SDN 1 Tepusen dengan materi Sumber Daya Alam Posttest dan pengisian angket di SDN 1 Tepusen
4.3 Analisis Data Kegiatan penelitian diawali dengan pengujian instrumen penelitian di SDN Tempuran, Kaloran, Temanggung. Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen termasuk didalamnya pengujian soal pretest, posttest, dan angket aktivitas, sehingga
semua instrumen dapat
dipertanggungjawabkan. Setelah data terkumpul dari pengujian, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan jawaban siswa dari kelas pengujian instrumen kedalam komputer dan kemudian mengolahnya menggunakan program SPSS 16 for windows. Pengujian menggunakan SPSS tersebut untuk menguji tentang validitas dan reliabilitas soal pre test, pos test, dan angket aktivitas. Setelah instrumen yang valid didapatkan, maka instrumen tersebut diberikan ke kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, setelah itu akan didapatkan hasilnya dari soal pos test dan angket aktivitas untuk menjawab kesimpulan penelitian. 4.3.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Instrumen yang diuji validitasnya terdiri dari pretest, posttest, dan angket. Perhitungan validitas menggunakan bantuan SPSS 16 for windows. Berikut uraian tentang uji validitas instrumen penelitian.
47
4.3.1.1 Hasil Analisis Instrumen Pretest Tabel 4.2 Daftar soal yang valid dari hasil uji validitas instrumen soal pretest
ke-4
Item-Total Statistics Corrected Scale Mean if
Scale Variance if Item
Item-Total
Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
8.1250
9.183
.392
.792
VAR00002
7.6875
9.696
.400
.791
VAR00003
7.8125
9.762
.250
.803
VAR00005
8.0625
8.729
.546
.777
VAR00007
8.0000
8.933
.479
.784
VAR00009
7.8750
9.450
.334
.797
VAR00010
7.8125
9.362
.402
.790
VAR00015
7.6250
9.583
.657
.782
VAR00017
7.7500
9.267
.503
.783
VAR00023
8.0000
8.933
.479
.784
VAR00026
7.8750
9.317
.382
.792
VAR00028
8.1250
8.517
.630
.769
VAR00030
8.0000
9.333
.341
.797
Berdasarkan uji validitas soal pretest, maka dari soal yang valid sebanyak 13 item soal dan sudah mencakup indikator yang telah ditentukan dengan koefisien validitas bergerak dari 0,250 sampai 0,657, gambaran validitas instrumen soal pretest terdapat dalam tabel 4.3
48
Tabel 4.3 Kisi-kisi soal pretest IPA kelas III Tahun 2011/2012 StandarKompetensi
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia Materi Pelajaran Cuaca Indikator Jenis No.soal Soal 1.Menyebutkan definisi cuaca 3, 18*, 29* 2.Mengidentifikasi kondisi cuaca 5,8*,13*,15,21*, 22* 3.Meramalkan keadaan cuaca yang akan 1,7,10,17,20*, terjadi berdasarkan keadaan langit Pilihan 23,30 4.Menggambarkan secara sederhana simbol Ganda 2,6*,11*,12*,16*, yang biasa digunakan untuk menunjukkan 27*,28 keadaan cuaca 5.Mengidentifikasi pengaruh kondisi cuaca 4*,9,14*,19*,24*, terhadap kegiatan manusia. 25*,26 Jumlah soal *: nomor soal yang gugur
13
Tabel 4.4 Kisi-kisi soal pretest IPA kelas III Tahun 2011/2012 setelah diuji validitas Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia Materi Pelajaran Cuaca Indikator Jenis No.soal Soal 1.Menyebutkan definisi cuaca 3 2.Mengidentifikasi kondisi cuaca 4, 8 3.Meramalkan keadaan cuaca yang akan 1, 5, 7, 9, 10, 13 terjadi berdasarkan keadaan langit 4.Menggambarkan secara sederhana simbol 2, 12 yang biasa digunakan untuk menunjukkan
49
keadaan cuaca 5.Mengidentifikasi pengaruh kondisi cuaca terhadap kegiatan manusia.
Pilihan Ganda
6, 11
Jumlah soal Penilaian :
X 100 Jumlah soal : 13 X 100 13 : `100 Keterangan: B = jumlah betul Nilai per item = 1 Rentang nilai dan kriteria: 0 – 59 : hampir cukup 60 – 69 : Cukup : Lebih dari cukup 70– 79 1.
13
B
Nilai minimum tes = 10 Nilai maksimum tes =100 80-89
: Baik
90 – 100
: Baik sekali
Hasil Analisis Intrumen Posttest
Tabel 4.5 Daftar soal yang valid dari hasil uji validitas instrumen soal posttest ke-5 Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
VAR00002
17.2667
35.924
.422
.906
VAR00004
16.4667
36.410
.434
.906
VAR00005
16.8667
35.410
.350
.908
VAR00006
16.4667
36.124
.528
.905
VAR00008
16.5333
35.552
.513
.904
VAR00009
16.8667
36.124
.232
.911
VAR00012
16.7333
34.924
.462
.905
VAR00013
16.4667
36.410
.434
.906
VAR00015
16.5333
35.981
.408
.906
VAR00017
16.9333
34.638
.481
.905
VAR00018
16.8667
32.838
.798
.898
VAR00019
16.8000
35.886
.277
.910
50
VAR00020
16.6000
35.114
.518
.904
VAR00021
16.8667
34.410
.520
.904
VAR00022
16.6000
34.257
.702
.901
VAR00024
16.7333
33.210
.779
.898
VAR00025
16.6000
34.257
.702
.901
VAR00026
16.6000
34.257
.702
.901
VAR00027
16.4667
36.410
.434
.906
VAR00028
16.5333
35.981
.408
.906
VAR00029
17.0667
34.352
.566
.903
VAR00031
16.7333
34.924
.462
.905
VAR00032
16.6667
34.952
.493
.905
VAR00033
16.6000
35.114
.518
.904
VAR00034
16.9333
33.781
.630
.902
VAR00035
17.2000
35.457
.446
.905
Berdasarkan uji validitas tersebut, 26 item soal sudah valid dan memenuhi indikator yang telah ditetapkan seperti pada tabel 4.6 dengan koefisien validitas bergerak dari 0,232 sampai 0,779. Tabel 4.6 Kisi-kisi soal posttest IPA kelas III SDN I Kemiri Tahun 2011/2012 Standar Kompetensi
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar
Materi Pelajaran Sumber daya alam Indikator 1.Menjelaskan arti sumber daya alam 2.Menyebutkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui 3.Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui 4.Menyebutkan faktor alam dan perbuatan
Jenis Soal
No.soal 2,17 1*,7*,10*, 13,20,24,28,32,35 4,9,12,15,18,21,26, 30*,33 5,6,11*,14*,
51
manusia yang dapat menimbulkan kerusakan pada sumber daya alam 5.Menyebutkan cara memelihara sumber daya alam
Pilihan Ganda
Jumlah soal *: nomor soal yang gugur
19,22,25, 29,30*,34 3*, 8, 16*, 23*, 27, 31 26
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah soal yang valid berjumlah 26 soal yang sudah memenuhi semua indikator yang telah ditentukan. Rincian soal tiap indikator terdapat pada tabel 4.7 di bawah ini. Rentang nilai dan kriteria: 0 – 59 : Hampir cukup
80-89 : Baik
60 - 69 : Cukup
90-100 : Baik sekali
70-79 : Lebih dari cukup Tabel 4.7 Kisi-kisi soal posttest IPA kelas III Tahun 2011/2012 setelah diuji validitas Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar Materi Pelajaran Sumber daya alam Indikator Jenis Soal No.soal 1.Menjelaskan arti sumber daya alam 1,10 2.Menyebutkan sumber daya alam 8, 13, 16, 20, 23, yang dapat diperbaharui Pilihan 26 3.Menyebutkan sumber daya alam Ganda 2, 6, 7, 9, 11, 14, yang tidak dapat diperbaharui 18, , 24 4.Menyebutkan faktor alam dan 3, 4,12, 15, 17, perbuatan manusia yang dapat 21, 25 menimbulkan kerusakan pada sumber daya alam 5.Menyebutkan cara memelihara 5, 19, 22 sumber daya alam Jumlah soal 26
52
Penilaian: :
B
X 100 Jumlah soal
: 26 X 100 26 : 100 Keterangan: B = jumlah betul Nilai per item = 1 Nilai minimum tes = 10 Nilai maksimum tes = 100 4.3.2
Analisis Kesukaran Soal dan Uji Daya Beda
4.3.2.1 Analisis Kesukaran Soal 1. Berdasarkan pengujian tingkat validitas soal, maka kategori tingkat kesukaran soal pretest adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Tabel rincian kesukaran soal pretest Rentang
Kategori Soal
Item soal nomor
0 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
1, 5, 7, 9, 23, 26, 28, 30
0,71 -1,00
Mudah
2, 3, 10, 15, 17
-
Berdasarkan tabel di atas, maka soal pretest sudah merupakan soal yang baik, karena soal tersusun kebanyakan merupakan soal yang sedang, meskipun ada beberapa kategori soal mudah. Soal yang mudah akan memberikan semangat bagi siswa yang kurang pandai untuk mengerjakan soal. 2. Berdasarkan pengujian tingkat validitas soal, maka kategori tingkat kesukaran soal posttest adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Rincian kategori kesukaran soal posttest: Rentang 0 – 0,30
Kategori Soal
Item soal nomor
Sukar
2, 35
53
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 -1,00
Mudah
5, 9, 12, 17, 18, 19, 21, 24, 29, 31, 32, 34 4, 6, 8, 13, 15, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 33
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, soal posttest sudah merupakan soal yang baik, karena soal tersusun dengan jumlah proporsi soal sedang lebih banyak dibandingkan dengan soal mudah dan sukar. Namun soal sukar dan mudah mempunyai kelebihan tersendiri, soal yang mudah akan menciptakan semangat bagi siswa siswa yang kurang pandai untuk mencoba karena dirasa mudah dan bagi siswa akan membuat mereka untuk lebih mendalami materi yang dipelajari. 4.3.2.2 Analisis Daya Pembeda 1. Soal pretest Tabel 4.10 Daya beda soal pretest DP 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Negatif
Kualifikasi No. Soal Jelek Cukup 2, 3, 15 Baik 1, 9, 10, 17, 23, 26, 30 Baik sekali 5, 7, 28 Tidak baik, harus dibuang Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa dari 13 soal pretest daya pembedanya yaitu 3 soal yang termasuk dalam kualifikasi daya pembeda cukup, 7 soal termasuk dalam kualifikasi daya pembeda baik, dan 3 soal termasuk dalam kualifikasi daya pembeda baik sekali. 2.Soal posttest Tabel 4.11 Daya beda soal posttest DP 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69
Kualifikasi Jelek Cukup Baik
0,70 – 1,00 Negatif
Baik sekali Tidak baik, harus dibuang
No. Soal 4, 13, 27 2, 5, 6, 8, 9, 15, 17, 19, 20, 22, 25, 26, 28, 31, 32, 35 12, 18, 21, 24, 29, 33, 34 -
54
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 26 soal posttest 3 soal termasuk dalam kualifikasi daya pembeda cukup, 16 soal masuk dalam kualifikasi daya pembeda baik, dan 7 soal masuk dalam kualifikasi soal baik sekali. 4.3.3 Hasil Validitas Instrumen Angket Aktivitas Tabel 4.12 Daftar soal yang Valid dari hasil validitas instrumen angket aktivitas ke-4 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00002
46.8125
195.229
.289
.914
VAR00009
48.0625
181.529
.650
.907
VAR00010
47.8125
187.496
.432
.912
VAR00011
48.6250
180.383
.774
.905
VAR00013
48.0625
180.462
.687
.906
VAR00014
48.5000
183.467
.738
.906
VAR00015
48.3125
186.629
.524
.910
VAR00016
48.3750
180.383
.735
.905
VAR00017
47.5625
186.929
.394
.913
VAR00025
48.7500
185.800
.723
.907
VAR00026
48.0000
183.733
.566
.909
VAR00027
48.1250
180.117
.671
.906
VAR00028
48.4375
191.862
.338
.914
VAR00029
48.4375
189.196
.470
.911
VAR00030
48.7500
187.400
.585
.909
VAR00031
48.1875
179.763
.659
.907
VAR00032
48.0000
178.933
.658
.907
VAR00033
47.2500
194.067
.247
.916
VAR00034
47.6875
188.763
.394
.913
VAR00036
48.0000
178.000
.723
.905
VAR00037
47.0000
193.200
.271
.915
VAR00038
47.8125
182.562
.536
.910
55
Dari tabel 4.12 hasil uji validitas menghasilkan 22 item soal angket baik itu berupa item angket positif maupun negatif dan koefisien validitas bergerak dari 271 sampai 774. Dengan demikian sebaran angket valid dan tidak valid angket aktivitas seperti yang tergambar di bawah ini: Tabel 4.13 Sebaran Nomor Item Angket Aktivitas Siswa No. Aspek
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kegiatan Visual
Kegiatan lisan
Kegiatan mendeng arkan
Kegiatan menulis
Kegiatan mengga mbar
Kegiata n motorik
Indikator - Membaca materi - Bertanya - Mengemukaka n ide/pemikiran - Diskusi - Mendengarkan materi pelajaran - Mendengarkan presentasi - Membuat ringkasan - Mengerjakan latihan - Aktif mengumpulaka n ide dan mencatat hasil penelitian - Menggambar diagram - Menggambar sumber belajar - Menggambar obyek penelitian - Hadir saat penelitian di sekolah - Melakukan/ membantu menyiapkan
Unfavourab Favourabel el 1*, 17
No. Soal setelah validasi Sigma 1, 2, 3
9, 25
3 4, 5, 6, 7, 8
2,18*, 33
10, 26, 38
5 9, 10, 11
3*, 19*, 34
11, 27
3 12
4*, 20*, 35* 12*, 28
1 13, 14
5*, 21*,29
13
2 15, 16, 17
6*, 22*,37
14, 30
3
56
7.
8.
alat-alat percobaan - Memecahkan masalah - Menganalisis soal - Mengambil keputusan
Kegiata n mental
- Bersemangat - Berani Kegiatan - Bosan emosion - Gugup al - Takut Jumlah item yang valid
18, 19
7*, 23*
15, 31
2 20, 21, 22
8*, 24*
16, 32, 36
6
3 2
16
2
*: item yang gugur Berdasarkan data tersebut, maka jumlah soal yang valid berjumlah 22 item soal angket, rumusan pemberian skor seperti di bawah ini: Skor tertinggi : 4 x 22 = 88 Skor terendah : 1 x 22 = 22 Interval : Skor tertinggi – skor terendah 5 : 88-22 5 : 13,2 Rentang skor dan kriteria: 74,8 ≤ x ≤ 88
: Sangat Tinggi
35,2 ≤ x < 48,4
: Rendah
61,6 ≤ x < 74,8
: Tinggi
22 ≤ x < 35,2
: Sangat rendah
48,4 ≤ x < 61,6
: Sedang
4.3.4 Analisis Reliabilitas 1. Hasil reliabilitas pretest Dari tabel pengujian validitas soal pretest diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari 13 soal adalah 0,801, maka masuk dalam reliabilitas tinggi. Dari hasil tersebut maka instrumen pretest dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, tepatnya untuk mengukur kemampuan awal siswa.
57
Tabel 4.14 Reliabilitas pretest Reliability Statistics Cronbach' s Alpha .801
N of Items 13
2. Hasil reliabilitas posttest Tabel 4.15 Reliabilitas posttest Reliability Statistics Cronbach' s Alpha .908
N of Items 26
Berdasarkan tabel diatas Cronbach’s Alpha soal posttest dari 26 item soal yang valid menunjukkan 0,908 dan termasukk dalam kategori reliabilitas memuaskan, sehingga posttest dapat digunakan sebagai instrumen pengukur hasil belajar siswa yang merupakan variabel penelitian. 3. Hasil reliabilitas angket aktivitas Setelah melakukan validitas angket aktivitas dan didapati bahwa soal yang valid adalah 22 item soal, maka didapati hasil reliabilitas angket aktivitas yaitu Cronbach’s Alpha sebesar 0,913 dan termasuk dalam reliabilitas memuaskan. Maka angket dikatakan reliabel dan dapat dijadikan instrumen untuk mengukur aktivitas siswa. Tabel 4.16 Reliabilitas angket aktivitas Reliability Statistics Cronbach' s Alpha .913
N of Items 22
58
4.4 Analisis Variabel Metode Group Investigation Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation terdiri dari enam
tahap
yaitu
pengelompokan/
Grouping,
perencanaan/
Planning,
penyelidikan/ Investigation, mengorganisasi data/ Organizing, mempresentasikan/ Presenting, dan evaluasi/ Evaluation. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Group Investigation ini bermanfaat bagi
siswa karena
siswa beajar sesaui dengan yang ingin dipelajari dan dengan prinsip kebersamaan yaitu secara kelompok. Bagi guru adalah sebagai reverensi menentukan desain pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas dan kreatifitas siswa dalam belajar. Keberhasilan penggunaan metode Group Investigation.
pembelajaran
adalah jika kategori mengajar guru denagn penggunaan metode Group Investigation dalamsudah masuk dalam kategori tinggi. Penilaian keberhasilan pembelajaran adalah dengan menggunakan lembar observasi yang menilai tentang proses penerapan metode
group
Investigation selama kegiatan
belajar
berlangsung. Hasil penilaian kegiatan belajar mengajar melalui penerapan metode Group Investigation terdapat di tabel di bawah ini: Tabel 4.17 Hasil observasi kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan metode Group Investgation NO.
ASPEK PENILAIAN 1
I 1. 2.
3. II 1.
2.
Pertemuan I Pra pembelajaran Guru menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya masing-masing Guru memeriksa kesiapan siswa menerima pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran Guru menyampaikan kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai Guru melakukan kegiatan apersepsi
2
SKOR 3
4
V V
V
V V
5
59
III A 1.
2.
B 1.
2.
Kegiatan inti pembelajaran Tahap pengelompokan Guru menjelaskan akan langkah-langkah metode group investigation secara jelas dan rinci Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen Tahap perencanaan
Guru membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan topik yang telah ditentukan yang digunakan dalam penelitian Guru membimbing siswa menyusun rencana penelitian (pembagian tugas masing-masing anggota kelompok).
V
V
V
V
Pertemuan II C 1.
Tahap investigasi
Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi dari sumber yang telah diarahkan guru
V
2.
Guru menumbuhkan parsitipasi aktif siswa dalam pembelajaran
V
3.
Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Guru menumbuhkan keceriaan dan antusias siswa dalam belajar Tahap pengorganisasian Guru membimbing siswa mengorganisasi data yang diperoleh melalui kegiatan investigasi.
V
4.
D 1.
2.
E 1.
Guru membimbing siswa menyusun laporan penelitan/ presentasi Tahap laporan penelitian ( presentasi ) Guru mengatur jalannya
V
V
V
V
60
2.
IV A 1.
2.
3.
laporan penelitian ( presentasi ) dari masing-masing kelompok Guru membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian dan meminta siswa untuk mendengarkan presentasi Pertemuan III Kegiatan akhir Tahap evalusi Guru membimbing siswa untuk menggabungkan rangkuman kesimpulan semua kelompok
Guru melakukan refleksi pembelajaran (unpan balik berupa kritik, saran, dan pujian mengenai topik yang mereka presentasikan Guru melakukan konfirmasi dari masing-masing kelompok untuk memastikan kebenarannya. Jumlah Skor Kategori
V
V
V
V
79 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.17 di atas maka penilaian mengajar guru yang dilakukan oleh guru dan peneliti dengan menggunakan metode Group Investigation dinyatakan berhasil karena jumlah skor yang telah didapatkan sebesar 79 dan sudah masuk dalam kriteria tinggi (64≤ x < 84). 4.5 Analisis Variabel Penelitian Hasil Belajar 4.5.1 Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar Pretest dilakukan untuk mengukur keseimbangan kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji homogenitas menggunakan uji-t SPSS 16 for windows. Uji homogenitas untuk hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.18 Berdasarkan perhitungan homogenitas maka diketahui F hitung levene test sebesar 0, 345 dengan probabilitas 0,560 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas
61
homogen. Dari tabel di atas nilai t adalah 0,035 dengan probabilitas signifikasi 0,972 , maka dapat disimpulkan dari kedua kelas tidak terdapat perbedaan nilai pretest sehingga kedua kelompok dapat dijadikan subyek penelitian. Tabel 4.18 Tabel homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
Sig.
.345
.560
4.5.2 Analisis pretest 1. Kelas Eksperimen Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa digunakan lima kategori mengikuti acuan penilaian pada SD N 1 Kemiri dan SD N 1 Tepusen, sebagai berikut : 0 – 59 : Hampir cukup
90– 89
60 – 69: Cukup
90 – 100 : Baik sekali
: Baik
61 – 79 : Lebih dari cukup Hasil pretest kelas eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan SPSS 16 for windows dapat dilihat di tabel 4.20. Berdasarkan pengujian deskriptive statistik, maka dapat disimpulkan bahwa dari 26 data siswa, mempunyai skor maksimal 100 , skor minimal 38 dan rata-rata sebesar 71,31 dan standar deviasinya yaitu 15,859 seperti terdapat di tabel 4.19. Tabel 4.19 Deskriptif pretest statistik kelas eksperimen N
Minimum
Maksimum
Mean Std Deviation
Pretesteksperimen
26
38
100
71.31 15.859
Valid N (listwise)
26
Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Kemiri adalah tampak seperti pada tabel 4.20
62
Tabel 4.20 Kategori hasil pretest SD N 1 Kemiri Nama SD SD NEGERI 1 KEMIRI
Interval 90 – 100 80-89 70-79
Kategori
F
%
Baik Sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
3 4 4
12% 15% 15%
60-69 11 43% 0-59 4 15% Jumlah 26 100% Gambaran visual hasil pretest siswa menurut kategorinya dapat dilihat
pada grafik 4.1 12 10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Hampir cukup
90 – 100
80-89
70-79
60-69
0-59
Grafik 4.1 Grafik kategori pretest SDN 1 Kemiri Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat hasil pre tes SD N 1 Kemiri. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir cukup sebanyak 4 siswa (15%), Kategori cukup sebanyak 11 siswa (43%), kategori lebih dari cukup 4 siswa (15%), kategori baik 4 siswa (15%) dan kategori baik sekali 3 siswa (12%). Hal ini menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD N 1 Kemiri masih rendah. Untuk pengujian kenormalan masing-masing variabel maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 16 for windows yaitu One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas kelas eksperimen terdapat di tabel 4.21.
63
Tabel 4.21 Uji normalitas pretest kelas eksperimen Eksperimen N
Mean
Asymp.Sig
26 71.31 .418 Berdasarkan tabel 4.21 tersebut menunjukkan bahwa nilai signikasi kelas eksperimen yaitu sebesar p=0,418. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. 2.Kelas Kontrol Hasil ditribusi nilai pretest kelas kontrol dideskripsikan pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Deskriptif pretest statistik kelas kontrol N
Minimum
Maksimum
Mean Std.Deviation
Pretestkontrol
27
54
85
71.44 12.039
Valid N (listwise)
27
Tabel 4.22 menunjukkan bahwa skor minimum siswa yaitu 54 dan maksimum siswa yaitu 85 dengan rata-rata 71,44 dan standar deviasi 12.039. Dari hasil tersebut, kemudian pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Kemiri dideskripsikan dengan menggunakan tabel 4.23 di bawah ini: Tabel 4.23 Kategori hasil pretest SD N 1 Tepusen Nama SD SD NEGERI 1 TEPUSEN
Interval
Kategori
F
%
90 – 100
Baik Sekali
0
0%
80-89 70-79 60-69 0-59
Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
9 3 9 5 26
35% 11% 35% 19% 100%
Jumlah
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2
64
10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Hampir cukup
90 – 100
80-89
70-79
60-69
0-59
Grafik 4.2 Grafik kategori pretest SDN 1 Tepusen `
Berdasarkan tabel 4.24 dapat dilihat hasil pretest SD N 1 Tepusen. Siswa
yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir cukup sebanyak 5 siswa (19%), Kategori cukup sebanyak 9 siswa (35%), kategori lebih dari cukup 3 siswa (11%), kategori baik
9
siswa (35%) dan tidak ada siswa yang
mendapatkan kategori baik sekali . Hal ini menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD N 1 Tepusen masih rendah. Hasil uji normalitas pretest pada kelas kontrol dideskripsikan sebagai berikut yaitu nilai signifikasi kelas kontrol yaitu p=0, 215. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05 seperti yang tertera dalam tabel 4.24 Tabel 4.24 Uji normalitas pretest kelas kontrol Kontrol N
Mean
Asymp.Sig
27
71.44
.215
4.5.3 Analisis Posttest 1. Kelas Eksperimen Dari hasil Posttest siswa SD N 1 Kemiri setelah dilakukan pembelajaran dengan metode Group Investigation dan dideskripsikan dengan bantuan SPSS versi 16 menghasilkan bahwa dari banyaknya data yaitu 26, mempunyai skor maksimum 92 dan skor minimum 69 dengan rata-rata 82 dan standar deviasi 7,960. Gambaran data tersebut terdapat di tabel 4.25
65
Tabel 4.25 Deskriptif statistik posttest kelas eksperimen N
Minimum
Maksimum
Mean Std.Deviation
posttesteksperimen
26
69
92
82.00 7.960
Valid N (listwise)
26
Berdasarkan pengujian deskriptive tersebut, maka nilai posttest siswa SDN 1 Kemiri adalah sebagai berikut: Tabel 4.26 Kategori hasil posttest SDN 1 Kemiri Nama SD SD NEGERI 1 KEMIRI
Interval 90 – 100 80-89 70-79 60-69 0-59 Jumlah Berdasarkan tabel 4.36
Kategori Baik Sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
F % 6 23& 11 42% 8 31% 1 4% 0 0% 26 100% maka dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kategori cukup 1 siswa (4%), kategori lebih dari cukup 8 siswa (31%), kategori baik 11 siswa (42%), kategori baik sekali 6 siswa (23%) dan tidak ada siswa yang hasil belajarnya msuk kedalam kategori hampir cukup. Gambaran visual hasil belajar siswa SDN 1 Kemiri
berdasarkan
kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.3 12 10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Hampir cukup
90 – 100
80-89
70-79
60-69
0-59
Grafik 4.3 Grafik kategori hasil posttest kelas eksperimen
66
Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen tergambar seperti tabel di bawah ini: Tabel 4.27 Distribusi normal nilai posttest kelas eksperimen Eksperimen N
Mean
26
82
Asymp.Sig .172
Dengan p = 0,172. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel posttet kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. 2. Kelas Kontrol Hasil posttest kelas kontrol yaitu SDN 1 Tepusen sebagai kelas kontrol dengan bantuan SPSS versi 16 maka disimpulkan bahwa pada kelas kontrol skor maksimumnya 96 dan skor minimumnya 38 dengan rata-rata 73,37 dan standar deviasi 12,185. Tabel 4.28 Deskriptif statistik posttest kelas kontrol N
Minimum
Maksimum
Mean Std.Deviation
Posttestkontrol
27
38
96
73.37 12.185
Valid N (listwise)
27
Penjelasan lebih detail tentang hasil belajar kelas kontrol terdapat dalam tabel 4.29 Tabel 4.29 Kategori hasil posttest kelas kontrol Interval Kategori F % 90 – 100 Baik Sekali 2 7% SD 80-89 Baik 6 23% NEGERI 1 70-79 Lebih dari cukup 9 33% TEPUSEN 60-69 Cukup 8 30% 0-59 Hampir cukup 2 7% Jumlah 27 100% Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat bahwa hasil posttest SD N 1 Tepusen Nama SD
sebagai kelas kontrol. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori baik
67
sekali sebanyak 2 siswa (7%), kategori baik sebanyak 6 siswa (23%), kategori lebih dari cukup sebanyak 9 siswa (33%), kategori cukup sebanyak 8 siswa (30 %) dan yang termasuk dalam kategori hampir cukup sebanyak 2 siswa (7%). Gambaran visual skor pos tes menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.4. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Baik Sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Hampir cukup
90 – 100
80-89
70-79
60-69
0-59
Grafik 4.4 Grafik kategori posttest kelas kontrol Tabel 4.30 Hasil uji normalitas posttest kelas kontrol Kontrol N
Mean
27
73.37
Asymp.Sig .850
Hasil uji normalitas posttest SDN 1 Tepusen sebagai kelas kontrol dilihat bahwa p = 0,850. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukurang untuk variabel posttest kelas kontrol adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Dengan melihat data dari kedua kelas penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu SDN 1 Kemiri sebagai kelas eksperimen dan SDN 1 Tepusen sebagai kelas kontrol. Maka dapat diketahui keberhasilan pengaruh metode group investigation terhadap prestasi belajar siswa. Hasil belajar secara rinci dapat dideskripsikan di dalam tabel 4.31 untuk menunjukkan sebelum dan sesudah
pembelajaran
menggunakan
metode
group
perbandingannya dengan pembelajaran secara konvensional.
investigation
dan
68
Tabel 4.31 Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol Kelas Eksperimen
Pretest 71,31
Kategori Lebih dari cukup
Posttest 82
Kontrol
71,44
Lebih dari cukup
73,37
Kategori Baik
Lebih cukup
dari
Berdasarkan tabel 4.31 maka dapat terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah digunakan metode group investigation pada pembelajaran IPA. Hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan hasil pretest yaitu sebesar 71,31 yang masuk kedalam
kategori lebih dari cukup dan setelah
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation nilai posttestnya menjadi 82 masuk kedalam kategori baik. Berbeda dengan kelas kontrol yang nilai pretestnya yaitu 71,44 masuk kedalam kategori lebih dari cukup dan
setelah
dilaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
konvensional maka nilai posttestnya adalah 73,37 masuk kedalam kategori lebik dari cukup. 4.6 Analisis Variabel Penelitian Aktivitas Siswa 4.6.1 Analisis Uji Homogenitas Angket Aktivitas Siswa Untuk mengetahui bahwa tingkat kesamaan aktivitas siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan SPSS 16 for windows yaitu t-test seperti yang tergambar pada tabel 4.32. Berdasarkan uji t test maka diketahui bahwa signifiksi menunjukkan 0,061, ini berarti 0,061>0,05 maka ke dua kelas mempunyai variance yang sama/homogen, oleh karena itu kedua kelas berada pada posisi aktivitas yang sama.
69
Tabel 4.32 Uji homogenitas aktivitas kelas eksperimen dan kelas kontrol Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
Sig.
3.676
0.061
4.6.2 Analisis Aktivitas Pre Pembelajaran Untuk menentukan interval/ kategori tingkat aktivitas siswa, maka digunakan rumus mencari interval di bawah ini: Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut: Nilai Max Nilai Min banyaknya Kriteria 88 22 i 13,2 5
i
Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel aktivitas siswa dapat dikategorikan sebagai berikut: 74,8 ≤ x ≤ 88
: Sangat Tinggi
35,2 ≤ x < 48,4
: Rendah
61,6 ≤ x < 74,8
: Tinggi
22 ≤ x < 35,2
: Sangat rendah
48,4 ≤ x < 61,6
: Sedang
1. Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil angket aktivitas yang diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode group investigation pada kelas eksperimen, maka didapati hasilnya yaitu dari 26 siswa kelas eksperimen, skor minimum angket aktivitas pre pembelajaran adalah 38 dan skor tertinggi atau maksimum adalah 73, dengan ratarata aktivitas siswa kelas eksperimen adalah 59,27 dan standar deviasi 11,581. Descripsi lebih lanjut tentang hasil skor aktivitas siswa ada pada tabel 4.33 Tabel 4.33 Tabel deskriptif statistik angket aktivitas pre pembelajaran kelas eksperimen N Minimum Maksimum Mean Std.Deviation Kelasekperimen
26
Valid N (listwise)
26
38
73
59.27 11.581
70
Tabel 4.34 Kategorisasi Hasil Pengukuran Aktivitas Siswa pre pembelajaran kelas eksperime Nilai
Kriteria
74,8 ≤ x ≤ 88 61,6 ≤ x < 74,8
Sangat Tinggi Tinggi
48,4 ≤ x < 61,6 35,2 ≤ x < 48,4 22 ≤ x < 35,2
Mean (Stdev) 59,27 (11,581)
Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah
N
Presentase ( % )
0 13
0 % 50 %
7 6 0
27 % 23 % 0%
26
100%
Keterangan : x = Aktivitas siswa Dari tabel diatas dapat dideskripsikan hasil angket aktivitas siswa kelas eksperimen pada grafik 4.5 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Tinggi
Tinggi
74,8 ≤ x ≤ 88 61,6 ≤ x < 74,8
Sedang
Rendah
48,4 ≤ x < 61,6
35,2 ≤ x < 48,4
Sangat rendah 22 ≤ x < 35,2
Grafik 4.5 Grafik hasil skor aktivitas siswa pre pembelajaran kelas eksperimen Berdasarkan tabel 4.34, maka dapat disimpulkan bahwa dari 26 siswa, 50 % siswa masuk kedalam kategori aktivitas sedang, 27 % masuk kedalam kategori sedang dan 23% masuk kedalam kategori rendah. Hasil rata-rata skor aktivitas siswa di kelas eksperimen adalah 59,27 dan rata-rata tersebut masuk dalam kategori aktivitas sedang dengan skor terendah 43 dan skor tertinggi adalah 73 dan standar deviasi 11,581.
71
Tabel 4.35 Hasil uji normalitas angket aktivitas pre pembelajaran kelas eksperimen Eksperimen N 26
Mean
Asymp.Sig
59.27
.531
Hasil uji normalitas pre pembelajaran SDN 1 Kemiri sebagai kelas eksperimen dilihat bahwa p = 0,531≥0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel aktivitas pre pembelajaran kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. 2. Kelas Kontrol Berdasarkan hasil angket aktivitas yang diberikan sebelum pembelajaran pada kelas kontrol, maka didapat hasilnya sebagai berikut Tabel 4.36 Tabel deskriptif statistik angket aktivitas pre pembelajaran kelas kontrol N
Minimum
Maksimum
Mean Std.Deviation
Kelaskontrol
27
43
72
59.22 8.491
Valid N (listwise)
27
Berdasarkan tabel di atas, maka dari 27 siswa kelas kontrol, rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 59,22 dengan skor minimum 43 dan skor maksimum 72. Prosentase aktivitas siswa kelas kontrol terdapat di tabel 4.37 di bawah ini. Tabel 4.37 Kategorisasi Hasil Pengukuran Aktivitas Siswa pre pembelajaran kelas kontrol Nilai
Kriteria
74,8 ≤ x ≤ 88 61,6 ≤ x < 74,8 48,4 ≤ x < 61,6 35,2 ≤ x < 48, 4 22 ≤ x < 35,2
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Mean (Stdev)
N
Presentase ( % )
59,22 (8,491)
0 13 12 2 0
0% 48% 44% 8% 0%
Jumlah 27 100% Dari tabel diatas dapat dideskripsikan hasil angket aktivitas siswa kelas kontrol pre pembelajaraan ada pada grafik 4.6
72
16 14 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Tinggi 74,8 ≤ x ≤ 88
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
61,6 ≤ x < 74,8 48,4 ≤ x < 61,6 35,2 ≤ x < 48, 4 22 ≤ x < 35,2
Grafik 4.6 Grafik hasil skor aktivitas siswa pre pembelajaran kelas kontrol Berdasarkan tabel 4.37 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 27 siswa, 48% siswa masuk kedalam kategori aktivitas tinggi, 44 % masuk kedalam kategori sedang dan 8% masuk kedalam kategori rendah. Hasil rata-rata skor aktivitas siswa di kelas kontrol adalah 59,22 dan rata-rata tersebut masuk dalam kategori aktivitas sedang dengan skor terendah 43 dan skor tertinggi adalah 72 dan standar deviasi 8,491. Tabel 4.38 Tabel uji normalitas angket aktivitas pre pembelajaran siswa kelas kontrol Kontrol N
Mean
Asymp.Sig
27
59.22
.753
Pada uji normalitas kakttifan pre pembelajaran siswa kelas kontrol yaitu menunjukkan bahwa dari 27 siswa rata-rata aktivitasnya adalah 59,22 dengan signifikasi 0,753. Dari hasil signifikasi 0,753>0,05 tersebut maka aktivitas awal kelas kontrol adalah normal. 4.6.3 Analisis Angket Aktivitas Post Pembelajaran 1. Kelas Eksperimen Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation, disimpulkan bahwa dari 26 siswa kels eksperimen tingkat aktivitas siswa dalam belajar meningkat dan hasil tersebut terlihat dari deskrispsi hasil skor aktivitas yaitu skor minimum yaitu 42 dan skor maksimum adalah79 dengan rata-
73
rata aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 70,08 dan standar deviasi 7,848 seperti yang tergambar di tabel 4.39. Tabel 4.39 Deskriptif statistik aktivitas siswa post pembelajaran kelas eksperimen N
Minimum
Maksimum
Mean Std.Deviation
Kelaseksperimen
26
42
79
70.08 7.848
Valid N (listwise)
26
Pengelompokan aktivitas siswa kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Tabel 4.40 Kategorisasi Hasil Pengukuran Aktivitas Siswa post pembelajarn
kelas
eksperimen Nilai
Kriteria
74,8 ≤ x ≤ 88 61,6 ≤ x < 74,8
Sangat Tinggi Tinggi
48,4 ≤ x < 61,6 Sedang 35,2 ≤ x < 48, 4 Rendah 22 ≤ x < 35,2 Sangat rendah Jumlah
Mean (Stdev) 70,08 (7,848)
N
Presentase ( % )
9 16
35 % 61 %
0 1 0
0% 4 % 0%
26
100%
Keterangan : x = Aktivitas siswa Dari tabel 4.40 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 26 siswa kelas III SDN 1 Kemiri, 35% siswa kelas eksperimen berada pada tingkat aktivitas sangat tinggi, 61% siswa kelas eksperimen mempunyai tingkat aktivitas belajar tinggi, 4% berada pada tingkat aktivitas sedang. Berdasarkan skor rata-rata yang didapat sebesar 70,08 dan berada pada kriteria aktivitas tinggi. Skor bergerak dari skor terendah 42 dan skor tertinggi yaitu 79 dan dengan standar deviasi 7,848. Secara keseluruhan maka aktivitas siswa berada pada kategori tinggi. Dari tabel diatas dapat dideskripsikan hasil angket aktivitas siswa kelas eksperimen pada grafik 4.7
74
20 15 10 5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
74,8 ≤ x ≤ 88
61,6 ≤ x < 74,8
48,4 ≤ x < 61,6
35,2 ≤ x < 48, 4
22 ≤ x < 35,2
Grafik 4.7 Grafik hasil skor post aktivitas siswa kelas eksperimen Tabel 4.41 Tabel uji normalitas angket aktivitas post pembelajaran siswa kelas eksperimen Eksperimen N
Mean
Asymp.Sig
26
70.08
.192
Berdasarkan tabel 4.41 di atas, maka diketahui signifikasinya 0,192 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa post/akhir pembelajaran adalah normal. 2.Kelas Kontrol Setelah dilakukan pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, maka hasilnya yaitu dari 27 siswa kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran skor minimum aktivitas siswa 42 dan skor tertingginya 76 dengan rata-rata aktivitas siswa kelas kontrol mencapai 61,48 dan standar deviasi 10,345 seperti yang tergambar pada tabel 4.42. Tabel 4.42 Deskriptif statistik aktivitas siswa post pembelajaran kelas kontrol
Kelaskontrol
N
Minimum
Maksimum
Mean Std.Deviation
26
42
76
61.48 10.345
Valid N (listwise) 26 Penjelasan tentang hasil aktivitas siswa kelas kontrol setelah melakukan pembelajaran dengan konvensional adalah sebagai berikut: Tabel 4.43 Kategorisasi Hasil Pengukuran Aktivitas Siswa kelas kontrol
75
Mean (Stdev)
Nilai
Kriteria
74,8 ≤ x ≤ 88 61,6 ≤ x < 74,8 48,4 ≤ x < 61,6 35,2 ≤ x < 48, 4 22 ≤ x < 35,2
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
61,48 (10,345)
Jumlah Keterangan : x = Aktivitas siswa
N
Presentase ( % )
4 11 10 2 0
15% 41 % 37% 7% 0%
27
100%
Berdasarkan tabel 4.43 di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari 27 siswa, 15% siswa masuk kedalam kategori aktivitas sangat tinggi, 41% siswa masuk kedalam kategori aktivitas tinggi, 37% siswa masuk kedalam kategori aktivitas sedang, dan 7% siswa masuk kedalam kategori rendah. Hasil angket aktivitas siswa di kelas kontrol memperoleh hasil rata-rata 61,48 dan skor angket aktivitas siswa bergerak dari skor minimum 42 dan skor maksimum 76 dan dengan standar deviasi 10,345. Hasil rata-rata sor aktivitas siswa kelas kontrol berada pada kategori sedang. Berdasarkan tabel di atas, maka hasilnya dapat dideskripsikan dalam grafik 4.8 sebagai berikut: 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
74,8 ≤ x ≤ 88
61,6 ≤ x < 74,8
48,4 ≤ x < 61,6
Rendah
Sangat rendah
35,2 ≤ x < 22 ≤ x < 35,2 48, 4
Grafik 4.8 Grafik hasil skor aktivitas siswa post kelas kontrol Tabel 4.44 Tabel uji normalitas keaktifam pos pembelajaran siswa kelas kontrol Kontrol N
Mean
Asymp.Sig
27
61.48
.787
76
Dari tabel 4.44 di atas, maka diketahui signifikasinya adalah 0,787 > 0,05, maka aktivitas siswa post pembelajaran kelas kontrol adalah normal. Dari data kelas eksperimen dan data kelas kontrol, maka hasil keseluruhan aktivitas pre pembelajaran dan post pembelajaran antara kelas eksperimen yang menggunakan metode
Group
Investigation
dengan kelas kontrol
yang
menggunakan metode konvensional. Gambaran perbedaaan hasil angket aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu jika pada awal pembelajaran keadaan aktivitas antara kedua kelas masih berada pada level sedang, maka setelah pembelajaran kelas eksperimen naik skor aktivitasnya dan berada pada level tinggi, sedangkan pada kelas kontrol masih berada pada level sedang meskipun rata-rata aktivitas mereka meningkat. Hasil skor aktivitas siswa kelas eksperimen dan kontrol terdapat dideskripsikan dalam tabel 4.45 di bawah ini: Tabel 4.45 Hasil Rata-rata angket aktivitas siswa pre dan post pembelajaran Kelas
Skor aktivitas pre pembelajaran
Kategori
Skor aktivitas post pembelajaran
Kategori
Eksperime n
59,27
Sedang
70,08
Tinggi
Kontrol
59,22
Sedang
61,48
Sedang
4.7 Analisis Hasil Penelitian 4.7.1 Analisis Uji t Hasil Belajar Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan independent sampel t-tes bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar IPA
antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji terdapat dalam tabel 4.46 Tabel 4.46 Tabel uji t hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
77
Kontrol
Eksperimen
N
Mean
N
Mean
T
tStat
P
27
73.37
26
82.00
-2.008
-3.063 0.004
Berdasarkan tabel 4.46 output independent samples t-test diperoleh angka sig. (2-tailed) sebesar 0,004. Oleh karena signifikasi 0,004< 0,05, maka uji t menggunakan Equal Variances Not Assumed dan diperoleh –t hitung sebesar 3.063 dan –t tabel adalah -2.008, oleh karena –t hitung < -tabel yakni -3.063 < 2.008 maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Group investigation dengan kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar posttest, pada kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata posttest 82 dan dikelas kontrol dengan rata-rata nilai posttest sebesar 73,37. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation dengan yang menggunakan metode konvensional. 4.7.2 Analisis Uji t Aktivitas Belajar Untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen menggunakan metode group investigation dan kelas kontrol menggunakan metode konvensioanl dapaat dideskripsiskan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16 yaitu program Independent sample t-tes. Tabel 4.47 Tabel uji t aktivitas siswa post pembelajaran antara kelas ekperimen dan kelas Kontrol
Eksperimen
N
Mean
N
Mean
T
tStat
P
27
61.48
26
70.08
2.008
3.416 0.001 P=<0,05
Berdasarkan tabel ourtput SPSS diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05, dengan nilai t hitung 3,416 dan t tabel yaitu 2,008. Karena t hitung > t tabel
78
yaitu 3,416>2,008 dan nilai signifikasi 0,001<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata/ skor aktivitas siswa post pembelajaran antara kelas eksperimen setelah menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode Group
Investigation dengan kelas
kontrol
yang menggunakan
pembelajaran secara konvensional atau dengan kata lain metode Group investigation berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. 4.8 Hasil Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji t pada hasil belajar maka dapat dilakukkan uji hipotesis yaitu hasil t hitung diperoleh signifikasi sebesar 0,004 <0,05, hal ini menunjukkna bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan berarti hipotesis diterima, yaitu metode Group investigation berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA. Uji t pada aktivitas siswa menunjukkan signifikasi sebesar 0,001 <0,05, kisaran signifikasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara aktivitas hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran secara konvensional dan kelas eksperimen yang menggunakan metode Group investigation dalam pembelajaran. Dengan signifikasi 0,001<0,05 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode group investigation terhadap aktivitas belajar siswa Sekolah Dasar. 4.9 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Gugus Bangsa yaitu kelas III SDN 1 Kemiri dan kelas III SDN 1 Tepusen. Kelas III SDN 1 Kemiri dengan 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas III SDN 1 Tepusen dengan 27 siswa sebagai kelas kontrol. Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan metode Group Investigation yang terdiri dari tahapan pengelompokan/ Grouping, perencanaan/ Planning, penyelidikan/ Investigation, mengorganisasi/ Organizing, mempresentasikan hasil penelitian/ Presenting, dan evaluasi/ Evalution. Dalam pelaksanaannya tahapantahapan pembelajaran metode Group Investigation masuk dalam kegiatan elaborasi dan kegiatan akhir, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional ceramah.
79
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Group Investigation tahapan – tahapan pembelajaan masuk kedalam kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada pertemuan I pembelajaran dimulai dari tahap pengelompokan sampai tahap perencanaan, pada pertemuan II tahapan belajar meneruskan tahapan pembelajaran dan dimulai dari tahap investigasi/ penyelidikan sampai tahap evaluasi. Pada pertemuan III pembelajaran meliputi posttest dan pengisian angket. Berdasarkan hasil lembar observasi pembelajaran menggunakan lembar observasi, maka penilaian yang dilakukan oleh peneliti dan juga oleh teman sejawat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunkan metode Group Investigation mendapatkan skor 79 dan masuk kedalam kriteria tinggi (kriteria tinggi: 64 ≤ x 84). Dalam variabel hasil belajar rata-rata nilai pretest siswa SDN 1 Kemiri sebagai kelas eksperimen pada mata pelajaran IPA sebesar 71,31 termasuk dalam kategori lebih dari cukup. Rata-rata nilai pretest siswa SDN 1 Tepusen sebagai kelas kontrol adalah 71,44 dan masuk kedalam kategori lebih dari cukup. Nilai rata-rata posttest siswa SDN 1 Kemiri
sebagai kelas eksperimen setelah
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation adalah 82, rata-rata sebesar 82 tersebut masuk kedalam kategori baik. Di SD kontrol yaitu SDN 1 Tepusen, rata-rata posttest siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensioanl sebesar 73,37 dan masuk kedalam kategori lebih dari cukup. Berdasarkan indikator kinerja pertama yang dibuat, 80% siswa kelas eksperimen mencapai nilai ≥70. Hasilnya 96% siswa mendapat nilai ≥70 artinya indikator keberhasilan pertama telah tercapai dan berarti metode Group Investigation berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan uji t-tes maka didapati nilai p value sebesar 0,004<0,05, hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan metode Group Investigation dengan yang menggunakan metode konvensional. Rata-rata kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen mendapat nilai posttest dengan rata-rata 82 sedangkan kelas kontrol mendapat nilai rata-rata sebesar 73,27.
80
Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation pada materi Sumber Daya Alam di kelas III SD Negeri 1 Kemiri, maka siswa kelas III mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan digunakannya metode Group Investigation siswa akan belajar secara kelompok dan berusaha mencari tahu pengetahuannya melalui penyelidikan sehingga siswa menguasai pengetahuan. Penguasaan materi siswa tercapai karena mereka akan belajar dengan mandiri dan sumber belajar dari lingkungan, sehingga pengetahuan mereka akan tertanam dengan baik. Dilihat dari jumlah soal antara pretest dan posttest yaitu 13 soal pretest dan 26 soal posttest, dengan jumlah soal posttest yang lebih banyak, maka hal tersebut menjadi faktor pendukung keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation, hal ini disebabkan meskipun jumlah soal yang diberikan lebih banyak dari pretest namun siswa kelas eksperimen dapat memperoleh rata-rata nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol berarti penguasaan materi Sumber Daya Alam dikelas eksperimen lebih tinggi. Dari pembahasan di atas maka metode Group Investigation berpengaruh terhadap hasil belajar. Peningkatan hasil belajar IPA tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iswandi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 kecamatan Udanawu kabupaten Blitar”.
Dalam
penelitian
tersebut
metode
Group
Investigation
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dengan materi ajar Tumbuhan hijau, peningkatan yang terjadi yaitu dari siklus I ke siklus ke II sebanyak 78% dan nilai siswa telah memenuhi standar kelulusan yang tela ditentukan yaitu sebesar 75. Dalam aspek aktivitas siswa yang menggunakan angket aktivitas adalah untuk mengukur apa saja aktivitas yang dilakukan siswa dan bagaimana aktivitas itu dilakukan. Dengan pengolahan menggunakan SPSS versi 16 didapati hasil bahwa nilai signifikasinya adalah 0,001<0,05, maka dari hasil tersebut terdapat perbedaan aktivitas siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dideskripsikan dengan rata-rata aktivitas siswa. Dalam kelas ekperimen, rata-rata aktivitas siswa sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan
81
metode group invetigation sebesar 59,27 dan masuk kedalam kategori aktivitas sedang, dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation rata-rata aktivitas siswa menjadi 70,08 dan masuk kedalam kategori aktivitas tinggi. Sedangkan dalam kelas kontrol rata-rata sebelum pembelajaran dengan menggunaakan metode konvensional sebesar 59,22 dan setelah dilakukan pembelajaran, maka hasilnya adalah rata-rata sebesar 61,48 dan masuk kedalam kategori aktivitas sedang. Berdasarkan indikator kinerja kedua untuk angket aktivitas yang dibuat, 80% siswa di kelas eksperimen mendapatkan skor aktivitas ≥ 61,6. Hasilnya 96% siswa mencapai tingkat aktivitas tinggi, hal ini berarti indikator kinerja yang sudah direncanakan tercapai, selain itu juga keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa metode Group Investigation berpengrauh terhadap aktivitas siswa Sekolah Dasar. Penggunaan metode Group Investigation pada pembelajaran materi Sumber daya alam di kelas IIII SDN 1 Kemiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran ini siswa akan melakukan aktifitas belajar tidak hanya fisik saja tetapi melibatkan aspek emosional, motorik, dan mentalnya dalam mencari tahu jawaban dari permasalahan/ topik yang mereka pelajari. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka metode Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Aktivitas siswa meningkat dengan pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarmono (2009) dalam skripsinya “ Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V melalui penerapan metode Group Investigation pada pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga semester I tahun ajaran 2009/2010”. Metode Group
Investigation
dapat
meningkatkan
aktivitas
dan hasil
belajar
siswa.Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Dalam kegiatan ini, aktvitas siswa berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar nampak dari hasil ulangan harian siswa yang mulanya hanya 66 kemudian meningkat menjadi 88. Sedangkan hasil analisis data dari aktiviats siswa yaitu
82
pada kondisi awal hanya 51 %, siklus I mencapai persentase 77 %, dan siklus II dengan persentase 89 %. Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Hal yang dapat meningkatkan dari Group Investigation adalah aktivitas yang banyak dilakukan oleh siswa selain itu pengalaman belajar siswa melalui penelitian akan membuat mereka lebih memahami materi. Implikasi teoritis dan implikasi praktis dari metode Group Investigation terhadap hasil belajar begitu pula terhadap aktivitas siswa dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Implikasi teoritis a. Setelah melakukan pembelajaran menggunakan metode Group Investigation yang sesuai dengan standar proses EEK, dan hasilnya adalah hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan dampak instruksional yaitu membangun pengetahuan siswa melalui penelitian yang mereka lakukan. b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapati hasil bahwa aktivitas merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Aktivitas belajar mengajar merupakan suatu proses belajar mengajar yang menekankan pada aktifitas secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang diharapkan mencaripat membangun pengetahuan. Dalam penelitian ini penggunaan metode Group investigation dapat meningkatkan aktivitas siswa. 2. Implikasi Praktis a. Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iswandi yang menyatakan bahwa penggunaan metode Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang tersusun secara heterogen. Setiap kelompok akan mempelajari sub topik yang berbeda melalui pertanyaan yang mereka pilih dan kemudian melakukan penelitian. Dengan demikian maka kegaiatn belajar mengajar akan lebih bermakna dan siswa lebih aktif belajar sehingga dapat dengan
83
menguasai materi. Maka dari itu gunakanlah metode Group Investigation di kelas yang karakteristik siswanya pasif dalam kegiatan belajar mengajar, dengan begitu maka siswa akan lebih aktif belajar dan sebagai akibatnya hasil belajar siswa meningkat. b. Pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
Group
Investigation
merupakan penerapan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pargiyanto tentang penggunaan metode Group Investigation dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa. Aktivitas siswa ini terjadi dalam kegiatan belajar yang tidak hanya aktivitas secara fisik tetapi juga juga melibatkan aspek mental dan emosional.