36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskrispsi Kondisi Awal 4.1.1 Rencana Penelitian Dalam penelitian ini hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kajar Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dalam pembelajaran IPA rendah tidak mencapai hasil yang diharapkan. Pada kondisi awal penelitian dengan kompetensi dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu hasil belajar siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata nilai kelas yang hanya memperoleh 63,75 jauh di bawah KKM IPA 70. Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 37,5% saja yang artinya dari 16 siswa hanya 6 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 10 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 85%.
4.1.2 Tindakan Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataan mereka seringkali tidak memahami secara mendalam substansi material. Pertanyaannya bagaimana pemahaman anak terhadap dasar kualitatif di mana fakta-fakta saling berkaitan dan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru? Hal itu harus disadari benar oleh guru. Sebagaian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang
mereka
pelajari
dengan
bagaimana
pengetahuan
tersebut
akan
dipergunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Untuk mengatasi hal ini maka peneliti menggunakan model pembelajaran inquiry discovery. 4.1.3 Observasi Karena permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa maka yang diobservasi adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inquiry discovery.
36
37
Pada kondisi awal dengan kompetensi dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu hasil belajar IPA siswa masih rendah hanya memperoleh nilai rata-rata kelas 63,75 jauh di bawah KKM IPA 70. Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 37,5% saja yang artinya dari 16 siswa hanya 6 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 10 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 85%. Dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal No
Uraian
Keterangan
1.
Nilai Rata-rata
63,75
2.
Nilai Tertinggi
80
3.
Nilai Terendah
40
4.
KKM
70
5.
Siswa Tuntas
6
6.
Persentase Ketuntasan
7.
Siswa Belum Tuntas
8.
Persentase Ketidak tuntasan
37,5% 10 62,5%
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kondisi awal tingkat ketuntasan baru mencapai 37,5% yaitu dari jumlah siswa 16 yang tuntas baru 6 siswa sedangkan 10 siswa belum tuntas belajar.
37,5% 62,5%
siswa tidak tuntas siswa tuntas
Grafik 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
38
Selanjutnya untuk melihat perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut: 5 4 3 2 1 0 100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Grafik 4.2 Grafik Hasil Belajar Kondisi Awal Berdasarkan grafik di atas diketahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kondisi awal nilai siswa tertinggi 80 terendah 40 dengan rincian siswa memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa, siswa memperoleh nilai 70 sebanyak 3 siswa, siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 8 siswa, siswa memperoleh nilai 50 sebanyak 1 siswa, siswa memperoleh nilai 40 sebanyak 1 siswa.
4.1.4 Refleksi Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Peneliti memilih pendekatan model pembelajaran inquiry discovery untuk memperbaiki pola pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan (Hamdani, 2010:182).
4.2 Deskrispsi Siklus I 4.2.1 Rencana Kegiatan penelitian dimulai dengan perencanaan tindakan siklus I yang tertuang pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I dengan memilih kompetensi dasar kompetensi dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat
39
tertentu dalam kegiatan rencana ini penulis melakukan serangkaian kegiatan: (1) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian, (2) menentukan teknik/metode untuk mengatasi masalah yang diteliti, (3) menentukan hari dan tanggal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I, (4) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi yang dipilih siklus I, (5) menyiapkan media yang digunakan, (6) melakukan komunikasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan ijin dan dukungan baik saran maupun izin penggunaan sarana sekolah, (7) menunjuk dan melakukan komunikasi dengan pengamat yang akan memberikan refleksi berupa kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang penulis laksanakan. 4.2.2 Tindakan Siswa sangat butuh untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja. Persoalannya sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran IPA sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep-konsep tersebut, bagaimana setiap mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman utuh, bagaimana seorang guru dapat menjalin hubungan yang efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu dan hubungan dari apa yang mereka pelajari dan bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikiryang beragam dari seluruh siswa sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga mereka dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya? Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Peneliti memilih pendekatan model pembelajaran inquiry discovery untuk memperbaiki pola pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkahlangkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan (Hamdani, 2010:182).
40
Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: Pertemuan 1 1.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru mempersiapkan media pembelajaran.
b.
Memberi salam.
c.
Mengecek kehadiran siswa.
d.
Guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam pelaksanaan pembelajaran.
e.
Melakukan appersepsi dengan melakukan kegiatan pre test.
f.
Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti (50 menit) a.
Orientasi Guru menunjukkan beberapa benda padat plastisin, adonan kue, mentega, keju, batu, kayu, besi, penggaris, pensil kemudian siswa mengidentifikasi benda tersebut sesuai dengan pengamatannya. Mengelompokkan benda padat sesuai sifatnya menjadi dua kelompok benda padat yang lunak dan yang keras.
b.
Merumuskan masalah. Dari identifikasi siswa terhadap benda padat yang lunak dan yang keras guru mengajak siswa menjelaskan sifat-sifat benda padat. Dengan melakukan percobaan menuangkan plastisin, adonan kue, mentega, keju ke dalam gelas, mangkok, dan piring kemudian batu, kayu, besi, penggaris, pensil juga diletakkan di dalam dalam gelas, mangkok, dan piring.
c.
Mengajukan hipotesis. Dari penjelasan beberapa siswa yang melakukan percobaan menuangkan plastisin, adonan kue, mentega, keju, batu, kayu, besi, penggaris, pensil juga diletakkan di dalam dalam gelas, mangkok, dan piring, maka dilakukan hipotesis tentang sifat-sifat benda padat.
d.
Mengumpulkan data Siswa dengan bimbingan guru mengumpulkan data tentang sifat benda padat dengan melakukan percobaan menuangkan plastisin, adonan kue,
41
mentega, keju, batu, kayu, besi, penggaris, pensil juga diletakkan di dalam dalam gelas, mangkok, dan piring secara kelompok besar. e.
Menguji hipotesis Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dengan diskusi kelas dan dibuktikan dengan demonstrasi percobaan menuangkan plastisin, adonan kue, mentega, keju, batu, kayu, besi, penggaris, pensil juga diletakkan di dalam dalam gelas, mangkok, dan piring secara klasikal oleh siswa dibimbing guru.
f.
Merumuskan kesimpulan Bersama dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan secara kelompok, demonstrasi kelas tentang sifat-sifat benda padat di antaranya adalah wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa.
3.
Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru melakukan kegiatan post tes.
b.
Siswa mengerjakan tes formatif.
c.
Guru mengoreksi tes formatif.
d.
Guru mengumpulkan lembar tes Formatif, memberikan penilaian dan menganalisis nilai.
e.
Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di rumah (TR) berupa pengayaan bagi siswa yang nilainya melampui KKM dan perbaikan bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
f.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
g.
Memberi salam.
Pertemuan 2 1.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru mempersiapkan media pembelajaran.
b.
Memberi salam.
c.
Mengecek kehadiran siswa.
d.
Guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam pelaksanaan pembelajaran.
e.
Melakukan appersepsi dengan melaksanakan pre test:
42
f.
Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti (50 menit) a.
Orientasi Guru menunjukkan beberapa benda cair air, air sirup, teh, bensin, minyak tanah, kecap, minyak goreng, air susu siswa mengidentifikasi benda cair tersebut sesuai dengan pengamatannya, kemudian mengelompokkan benda cair lengket dan bening.
b.
Merumuskan masalah. Dari identifikasi benda cair lengket dan bening siswa terhadap benda cair guru mengajak siswa menjelaskan sifat-sifat benda cair dengan melakukan percobaan menuangkan air, air sirup, teh, bensin, minyak tanah, kecap, minyak goreng, air susu ke dalam gelas, mangkok dan piring.
c.
Mengajukan hipotesis. Dari penjelasan beberapa siswa yang melakukan percobaan menuangkan air, air sirup, teh, bensin, minyak tanah, kecap, minyak goreng, air susu ke dalam gelas, mangkok dan piring maka dilakukan hipotesis tentang benda cair dapat disimpulkan sifat-sifat benda cair.
d.
Mengumpulkan data Siswa dengan bimbingan guru mengumpulkan data tentang sifat benda cair dengan melakukan percobaan menuangkan air, air sirup, teh, bensin, minyak tanah, kecap, minyak goreng, air susu ke dalam gelas, mangkok dan piring secara kelompok besar.
e.
Menguji hipotesis Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dengan diskusi kelas dan dibuktikan dengan demonstrasi percobaan menuangkan air, air sirup, teh, bensin, minyak tanah, kecap, minyak goreng, air susu ke dalam gelas, mangkok dan piring secara klasikal oleh siswa dibimbing guru.
f.
Merumuskan kesimpulan Bersama dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan secara kelompok, demonstrasi kelas tentang sifat-sifat benda
43
cair yang mempunyai berat, permukaannya selalu mendatar, mengalir ke tempat yang rendah, dan menekan ke segala arah. 3.
Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru melakukan kegiatan post tes.
b.
Siswa mengerjakan tes formatif.
c.
Guru mengoreksi tes formatif.
d.
Guru mengumpulkan lembar tes Formatif, memberikan penilaian dan menganalisis nilai.
e.
Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di rumah (TR) berupa pengayaan bagi siswa yang nilainya melampui KKM dan perbaikan bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
f.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
g.
Memberi salam.
Pertemuan 3 1.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru mempersiapkan media pembelajaran.
b.
Memberi salam.
c.
Mengecek kehadiran siswa.
d.
Guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam pelaksanaan pembelajaran.
e.
Melakukan appersepsi dengan melaksanakan pre test:
f.
Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti (50 menit) a.
Orientasi Guru menunjukkan beberapa benda gas dengan menampilkan beberapa gambar asap motor, asap pabrik siswa mengidentifikasi benda tersebut sesuai dengan pengamatannya dan mengelompokkan benda gas dapat dilihat dan tidak dapat dilihat.
b.
Merumuskan masalah. Dari identifikasi siswa terhadap benda gas guru mengajak siswa menjelaskan sifat-sifat benda gas. Dengan melakukan percobaan
44
mengidentifikasi bentuk-bentuk benda balon, plastic ½ kg dan plastik1/4 kg setelah ditiup. c.
Mengajukan hipotesis. Dari penjelasan beberapa siswa, maka dilakukan hipotesis tentang sifat benda gas.
d.
Mengumpulkan data Siswa dengan bimbingan guru mengumpulkan data tentang sifat benda gas dengan melakukan percobaan secara kelompok besar.
e.
Menguji hipotesis Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dengan diskusi kelas dan dibuktikan dengan demonstrasi secara klasikal oleh siswa dibimbing guru.
f.
Merumuskan kesimpulan Bersama dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan secara kelompok, demonstrasi kelas tentang sifat-sifat benda gas memiliki bentuk sesuai tempatnya, memiliki berat, dapat menekan, dan memuai.
3.
Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru melakukan kegiatan post tes.
b.
Siswa mengerjakan tes formatif.
c.
Guru mengoreksi tes formatif.
d.
Guru mengumpulkan lembar tes Formatif, memberikan penilaian dan menganalisis nilai.
e.
Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di rumah (TR) berupa pengayaan bagi siswa yang nilainya melampui KKM dan perbaikan bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
f.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
g.
Memberi salam.
4.2.3 Observasi Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada siklus I dengan kompetensi dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu dari nilai rata-rata kelas siswa
45
mencapai 71,25 di atas KKM IPA 70. Namun ketuntasan belajar siswa belum sesuai target penelitian yaitu hanya memperoleh persentase sebesar 68,75% artinya dari 16 siswa ada 11 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 5 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 85%. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Uraian
Keterangan
1.
Nilai Rata-rata
71,25
2.
Nilai Tertinggi
100
3.
Nilai Terendah
50
4.
KKM
70
5.
Siswa Tuntas
11
6.
Persentase Ketuntasan
7.
Siswa Belum Tuntas
8.
Persentase Ketidak tuntasan
68,75% 5 31,25%
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I tingkat ketuntasan baru mencapai 68,75% yaitu dari jumlah siswa 16 yang tuntas baru 11 siswa sedangkan 5 siswa belum tuntas belajar.
31,25% siswa tidak tuntas
68,75%
siswa tuntas
Grafik 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I Selanjutnya untuk melihat perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
46
5 4 3 2 1 0 100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Grafik 4.4 Grafik Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan grafik di atas diketahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I nilai siswa tertinggi 100 terendah 50 dengan rincian siswa memperoleh nilai 100 sebanyak 1 siswa, siswa memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa, siswa memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa, siswa memperoleh nilai 70 sebanyak 5 siswa, siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 4 siswa, siswa memperoleh nilai 50 sebanyak 1 siswa.
4.2.4 Refleksi Dari data yang ada maka penulis merencanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran inquiry discovery. Berdasarkan data hasil belajar maka diperoleh peningkatan hasil belajar siswa yang pada kondisi awal nilai rata-rata kelas hanya 63,75 maka pada siklus I telah mencapai 71,25 terjadi peningkatan sebesar 7,5. Sedangkan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hanya 37,5% pada siklus I mencapai 68,75% terjadi peningkatan 31,25%. Namun karena belum mencapai target peneliti melanjutkan pada siklus II dengan memperbaiki langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran inquiry discovery.
4.3 Deskrispsi Siklus II 4.3.1 Rencana Kegiatan penelitian dimulai dengan perencanaan tindakan siklus II yang tertuang pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II dengan memilih kompetensi dasar 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cairpadatcair; cairgascair; padatgas.
47
Rencana penulis melakukan serangkaian kegiatan: (1) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian, (2) menentukan teknik/metode untuk mengatasi masalah yang diteliti, (3) menentukan hari dan tanggal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I, (4) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi yang dipilih siklus I, (5) menyiapkan media yang digunakan, (6) melakukan komunikasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan ijin dan dukungan baik saran maupun izin penggunaan sarana sekolah, (7) menunjuk dan melakukan komunikasi dengan pengamat yang akan memberikan refleksi berupa kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang penulis laksanakan. 4.3.2 Tindakan Memperbaiki langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran inquiry discovery. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: Pertemuan 1 1.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru mempersiapkan media pembelajaran.
b.
Memberi salam.
c.
Mengecek kehadiran siswa.
d.
Guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam pelaksanaan pembelajaran.
e.
Melakukan appersepsi dengan melakukan kegiatan pre test.
f.
Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti (50 menit) a.
Eksplorasi 1) Orientasi: Siswa mengamati macam-macam benda padat baik yang nyata maupun yang berdasarkan pengalaman dalam kehidupan seharihari kemudian menyebutkan macam-macam benda padat dengan bimbingan guru. 2) Merumuskan masalah: Siswa mengamati gambar es krim dan gambar es batu. Siswa menjelaskan perubahan es krim dan es batu jika dibiarkan. Memperhatikan kamper, dan menjelaskan manfaatnya jika diletakkan di almari
48
3) Mengajukan hipotesis: Siswa menjelaskan peristiwa perubahan wujud benda padat mencair, menjelaskan peristiwa menyublim b.
Elaborasi 4) Mengumpulkan data: Siswa dengan bimbingan guru mengumpulkan data tentang perubahan benda padat dengan melakukan percobaan secara kelompok besar. 5) Menguji hipotesis: Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dengan diskusi kelas dan dibuktikan dengan demonstrasi secara klasikal oleh siswa dibimbing guru.
c.
Konfirmasi 6) Merumuskan kesimpulan: Bersama dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan secara kelompok, demonstrasi kelas tentang perubahan wujud benda padat bahwa mencair adalah perubahan benda padat menjadi cair dan menyublim adalah perubahan benda padat menjadi gas.
3.
Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru melakukan kegiatan post tes.
b.
Siswa mengerjakan tes formatif.
c.
Guru mengoreksi tes formatif.
d.
Guru mengumpulkan lembar tes Formatif, memberikan penilaian dan menganalisis nilai.
e.
Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di rumah (TR) berupa pengayaan bagi siswa yang nilainya melampui KKM dan perbaikan bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
f.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
g.
Memberi salam.
Pertemuan 2 1.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru mempersiapkan media pembelajaran.
b.
Memberi salam.
c.
Mengecek kehadiran siswa.
49
d.
Guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam pelaksanaan pembelajaran.
e.
Melakukan appersepsi dengan melaksanakan pre test:
f.
Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti (50 menit) a.
Eksplorasi 1)
Orientasi: Siswa mengamati macam-macam benda cair baik yang nyata maupun yang berdasarkan pengalaman dalam kehidupan seharihari kemudian menyebutkan macam-macam benda cair dengan bimbingan guru.
2)
Merumuskan masalah: Siswa mengamati gambar merebus air. Siswa memperhatikan gambar es batu.
3)
Mengajukan hipotesis: Siswa menjelaskan perubahan yang terjadi jika air mendidih. Siswa menjelaskan cara membuat es batu. Siswa menjelaskan peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi pada membeku.
b.
Elaborasi 1) Mengumpulkan data: Siswa melakukan percobaan sesuai langkahlangkah kerja pada LKS bersama kelompoknya untuk membuktikan peristiwa menguap. Selama melakukan kegiatan kelompok guru berkeliling untuk membimbing siswa. 2) Menguji hipotesis: Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dengan diskusi kelas dan dibuktikan dengan demonstrasi secara klasikal oleh siswa dibimbing guru.
c.
Konfirmasi Bersama dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan secara kelompok, demonstrasi kelas tentang perubahan wujud benda cair. Bahwa menguap adalah perubahan benda cair menjadi gas dan membeku adalah perubahan benda cair menjadi padat.
3.
Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru melakukan kegiatan post tes.
b.
Siswa mengerjakan tes formatif.
50
c.
Guru mengoreksi tes formatif.
d.
Guru mengumpulkan lembar tes Formatif, memberikan penilaian dan menganalisis nilai.
e.
Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di rumah (TR) berupa pengayaan bagi siswa yang nilainya melampui KKM dan perbaikan bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
f.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
g.
Memberi salam.
Pertemuan 3 1.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru mempersiapkan media pembelajaran.
b.
Memberi salam.
c.
Mengecek kehadiran siswa.
d.
Guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam pelaksanaan pembelajaran.
e.
Melakukan appersepsi dengan melaksanakan pre test:
f.
Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Kegiatan Inti (50 menit) a.
Eksplorasi 1)
Orientasi: Siswa menyebutkan macam-macam benda gas berdasarkan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dengan bimbingan guru.
2)
Merumuskan masalah: Siswa diajak keluar kelas dan memperhatikan rumput yang basah jika dipegang kemudian menjelaskan mengapa rumput tersebut basah padahal semalam tidak hujan.
3)
Mengajukan hipotesis: Siswa menjelaskan peristiwa mengembun yaitu perubahan wujud benda gas menjadi cair. Siswa memperhatikan gelas yang diisi air dan es batu (yang sudah disiapkan guru sebelum pembelajaran dimulai sehingga pada dinding gelas terlihat butiranbutiran air). Siswa menjelaskan mengapa dinding gelas terdapat butiran air. Siswa memperhatikan minyak kayu putih yang ditunjukkan guru, kemudian mendengarkan penjelasan guru cara membuat minyak
51
kayu putih. Siswa menjelaskan bagaimana besi jika dibiarkan akan keluar karatnya. Siswa menjelaskan terjadinya salju. Perubahan wujud benda gas menjadi padat yang disebut mengkristal b.
Elaborasi 1) Mengumpulkan data: Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompoknya untuk mengidentifikasi perubahan wujud benda gas. Selama melakukan kegiatan kelompok guru berkeliling untuk membimbing siswa. 2) Menguji hipotesis: Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dengan diskusi kelas dan dibuktikan dengan demonstrasi secara klasikal oleh siswa dibimbing guru .
c.
Konfirmasi Bersama dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan berdasarkan hasil diskusi dan percobaan secara kelompok tentang perubahan wujud benda gas. Bahwa mengembun adalah perubahan benda gas menjadi cair dan mengkristal adalah perubahan benda gas menjadi padat.
3.
Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru melakukan kegiatan post tes.
b.
Siswa mengerjakan tes formatif.
c.
Guru mengoreksi tes formatif.
d.
Guru mengumpulkan lembar tes Formatif, memberikan penilaian dan menganalisis nilai.
e.
Guru memberikan tindak lanjut, dengan memberikan tugas siswa di rumah (TR) berupa pengayaan bagi siswa yang nilainya melampui KKM dan perbaikan bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
f.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
g.
Memberi salam.
4.3.3 Observasi Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada siklus II dengan kompetensi dasar . 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cairpadatcair; cairgascair; padatgas dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 86,25 di atas KKM IPA 70.
52
Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 93,75% artinya dari 16 siswa ada 15 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 1 siswa belum tuntas. Telah mencapai target peneliti yang hanya sebesar 85%. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II No
Uraian
Keterangan
1.
Nilai Rata-rata
86,25
2.
Nilai Tertinggi
100
3.
Nilai Terendah
60
4.
KKM
70
5.
Siswa Tuntas
15
6.
Persentase Ketuntasan
7.
Siswa Belum Tuntas
8.
Persentase Ketidak tuntasan
93,75% 1 6,25%
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus II tingkat ketuntasan mencapai 93,75% yaitu dari jumlah siswa 16 yang tuntas baru 15 siswa sedangkan 1 siswa belum tuntas belajar.
6,25%
93,75%
siswa tidak tuntas siswa tuntas
Grafik 4.5 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II
53
Selanjutnya untuk melihat perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
6
5
4
3
2
1
0 100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Grafik 4.6 Grafik Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan grafik di atas diketahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus II nilai siswa tertinggi 100 terendah 60 dengan rincian siswa memperoleh nilai 100 sebanyak 3 siswa, siswa memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, siswa memperoleh nilai 80 sebanyak 6 siswa, siswa memperoleh nilai 70 sebanyak 1 siswa, siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 1 siswa.
4.3.4 Refleksi Berdasarkan data hasil belajar maka diperoleh peningkatan hasil belajar siswa yang pada siklus I mencapai nilai rata-rata kelas 71,25 maka pada siklus II telah mencapai 86,25 terjadi peningkatan sebesar 15. Sedangkan ketuntasan belajar siswa dari siklus I mencapai 68,75%, pada siklus II telah mencapai 93,75% terjadi peningkatan 25%. Karena telah target penulis maka penulis menghentikan penelitian sampai pada siklus II saja.
54
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1
Hasil Belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar 6.1
Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu, 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cairpadatcair; cairgascair; padatgas menggunakan model pembelajaran inquiry discovery memiliki kelemahan dan kelebihan. Pemilihan model pembelajaran inquiry discovery untuk memperbaiki pola pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan (Hamdani, 2010:182).. Penerapan model pembelajaran inquiry discovery pada siklus I yang penulis tempuh tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Maka diperbaiki dengan langkahlangkah pada siklus II. Pada tahap pembahasan akan disajikan perbandingan hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II yang telah dilakukan sesuai hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, II No
Uraian
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1.
Nilai Rata-rata
63,75
71,25
86,25
2.
Nilai Tertinggi
80
100
100
3.
Nilai Terendah
40
50
60
4.
KKM
70
70
70
5.
Siswa Tuntas
6
11
15
6.
Persentase Ketuntasan
37,5%
68,75%
93,75%
7.
Siswa Belum Tuntas
10
5
1
8.
Persentase Ketidak tuntasan
62,5%
31,25%
6,25%
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang cukup baik dilihat dari tingkat tercapainya persentase ketuntasan pada kondisi awal, siklus I dan siklus II rata-rata siswa meningkat 7,5 dan 15. Terjadi peningkatan rata-rata sebesar 11,25%. Sedangkan dari ketuntasan belajar meningkat 31,25% dan 25% Terjadi
55
peningkatan rata-rata sebesar 28,125%. Berikut disajikan diagram perbandingan hasil belajar siswa. 18 16 14 12 10
TUNTAS BELUM TUNTAS
8
JUMLAH SISWA 6 4 2 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, II 4.4.2
Perilaku Siswa dan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Model pembelajaran inquiry discovery pada siklus I memunculkan perilaku siswa
dalam pembelajaran sebagai berikut: 1.
Keterampilan mengemukakan pendapat memperoleh skor cukup.
2.
Ketekunan memperoleh skor cukup.
3.
Semangat kerja memperoleh skor cukup.
4.
Kejujuran memperoleh skor cukup.
5.
Kemandirian memperoleh skor cukup. Model pembelajaran inquiry discovery pada siklus I memunculkan perilaku guru
dalam pembelajaran sebagai berikut: 1.
Mengkondisikan siswa memperoleh skor baik.
2.
Appersepsi memperoleh skor baik.
3.
Cara siswa menemukan konsep memperoleh skor baik.
4.
Kemampuan membimbing kerja kelompok memperoleh skor baik.
5.
Kemampuan memberi stimulus siswa untuk memberikan pendapat memperoleh skor baik.
56
6.
Kemampuan menggunakan alat peraga memperoleh skor baik.
7.
Kemampuan merangkum materi memperoleh skor baik.
8.
Menemukan masalah memperoleh skor baik.
9.
Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan memperoleh skor baik.
10. Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan memperoleh skor baik. 11. Perumusan keterangan yang diperoleh memperoleh skor baik. 12. Analisis proses inkuiri memperoleh skor baik. Model pembelajaran inquiry discovery pada siklus II memunculkan perilaku siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1.
Keterampilan mengemukakan pendapat memperoleh skor baik sekali.
2.
Ketekunan memperoleh skor baik sekali.
3.
Semangat kerja memperoleh skor baik sekali.
4.
Kejujuran memperoleh skor baik.
5.
Kemandirian memperoleh skor baik. Model pembelajaran inquiry discovery pada siklus II memunculkan perilaku guru
dalam pembelajaran sebagai berikut: 1.
Mengkondisikan siswa memperoleh skor baik.
2.
Appersepsi memperoleh skor baik sekali.
3.
Cara siswa menemukan konsep memperoleh skor baik sekali.
4.
Kemampuan membimbing kerja kelompok memperoleh skor baik sekali.
5.
Kemampuan memberi stimulus siswa untuk memberikan pendapat memperoleh skor baik sekali.
6.
Kemampuan menggunakan alat peraga memperoleh skor baik sekali.
7.
Kemampuan merangkum materi memperoleh skor baik.
8.
Menemukan masalah memperoleh skor baik sekali.
9.
Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan memperoleh skor baik sekali.
10. Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan memperoleh skor baik sekali. 11. Perumusan keterangan yang diperoleh memperoleh skor baik sekali. 12. Analisis proses inkuiri memperoleh skor baik sekali.
57
Hasil observasi tindakan adalah: 1.
Siklus I lembar pengamatan kegiatan siswa mencapai skor 15 dengan persentase 60% aspek yang diamati menunjukkan perilaku siswa mengikuti dengan cukup dalam segala kegiatan.
2.
Siklus I lembar pengamatan kegiatan guru mencapai skor 48 dengan persentase 80% aspek yang diamati menunjukkan perilaku guru baik dalam segala kegiatan.
3.
Siklus II lembar pengamatan kegiatan siswa mencapai skor 23 dengan persentase 92% aspek yang diamati menunjukkan perilaku siswa mengikuti dengan baik dalam segala kegiatan.
4.
Siklus II lembar pengamatan kegiatan guru mencapai skor 58 dengan persentase 97% aspek yang diamati menunjukkan perilaku guru baik sekali dalam segala kegiatan.