87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasarah Aliyah seKecamatan Undaan Kabupaten Kudus yaitu, MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kidul Undaan Kudus, MA Darul Hikam Kalirejo Undaan Kudus, MA NU Mawaqi’ul Ulum Medini Undaan Kudus dan MA NU Tamrinut Thullab Undaan Lor Undaan Kudus yang berjumlah 1215 siswa dengan confidence 95% dari margin of error 5% menurut tabel Krejcie-Morgan yaitu 291 siswa. Kesioner dibagikan terhadap 291 siswa dan yang kembali sebanyak 284 kuesioener dengan isian yang lengkap sebagai bahan untuk dianalisis dengan menggunakan SEM PLS 5. Hasil pengolahan data lewat program WarpPLS 5 akan disajikan berdasarkan mean, median, modus, frekuensi absolut dan proporsi atau prosentase yang terdiri dari deskripsi responden dan deskripsi variabel penelitian. Identitas responden adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan diri responden serta individu atau dengan kata lain keadaan, sifat atau ciri khusus yang dapat memberikan gambaran tentang karakteristik diri responden. Dalam penelitian ini identitas responden dilakukan dengan cara acak yaitu tidak memandang strata, hanya meliputi asal sekolah saja. Berikut ini deskripsi Responden Berdasarkan asal Sekolah dan jumlah sampel serta prosentasenya:
88
Tabel 4.1.Deskripsi responden berdasarkan asal Skolah/Madrasah Asal Madrasah
Jumlah Siswa
Jumlah sampel
Prosentase
MA Nahdlatul
727
175
60%
MA Darul Hikam
267
61
21%
MA NU
116
29
10%
105
26
9%
1215
291
100%
Muslimin
Mawaqi’ul Ulum MA NU Tamrinut Thullab Jumlah
Sumebr : Data yang diolah, 2016. Responden adalah siswa-siswi Madrasah Aliyah se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus yang dipilih secara acak. Adapaun jumlah responden penelitiaan ini sejumlah 291 siswa yang terdiri dari MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kidul 175 siswa, MA Darul Hikam Kalirejo Undaan 61 siswa, MA NU Mawaqiul Ulum Medini 29 siswa dan MA NU Tamrinut Thullab Undaan Lor 26 siswa. Mayoritas siswa berasal dari desa sekitar masing-masing madrasah dan dari keluarga petani. Sebagian lainnya berasal dari keluarga pedagang, buruh pabrik dan lainnya. Di samping empat madrasah Aliyah, di Kecamatan Undaan juga terdapat lembaga pendidikan yang setara yaitu SMK 1 Undaan dan SMK Muhamadiyah. SMK 1 Undaan letaknya di Desa Kalirejo Undaan yang berdekatan dengan MA Darul Hikam Kalirejo Undaan. Sedangkan SMK Muhamadiyah letaknya berada di Desa Undaan Lor yang lokasinya satu desa dengan MA NU Tamrinut Thullab Undaan Lor Kudus.
89
B. Analisis Data Penelitian
dilaksanakan
dengan
menyebarkan
291
eksemplar
kuesioner kepada 291 responden siswa yang tersebar di Madrasah Aliyah seKeacamatan Undaan Kabupaten Kudus. Responden diminta memberikan jawaban secara obyektif
Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional
Guru, Kepercayaan Diri, dan Sarana serta Prasarana terhadap Motivasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus sesuai dengan daftar pernyataan atau pertanyaan pada kuesioner yang telah disediakan. Dari 291 eksempler kuesioner yang kembali 284 dengan jawaban yang lengkap dan selanjutnya digunakan dalam analisis data. 1. Analisis Statistik Deskripstif variabel penelitian Pengolahan data dari data mentah yang telah terkumpul disimpan dan diolah dalam program SPSS versi 21. Pada analisis deskriptif peneliti menampilkan tabel distribusi frekuensi dari empat variabel yaitu persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, kepercayaan diri, persepsi siswa tentang sarana dan prasarana dan motivasi belajar siswa. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan persepsi responden terhadap pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian yang digunakan. Adapun perhitungn analisis deskriptif berdasarkan
persentase
jawaban
responden
terhadap
pernyataan
penelitian dengan menggunakan nilai rata-rata (mean) dari setiap indikator yang diajukan untuk menggambarkan persepsi seluruh responden.
90
Berdasarkan nilai rata-rata (mean) tersebut, selanjutnya dilakukan interpretasi persepsi responden dengan menggunakan kriteria three-box method1, yaitu: Tabel 4.2. Interpretasi Persepsi Responden Interval 10,00 – 40,00 40,01 – 70,00 70,01 – 100
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Selanjutnya berdasarkan kriteria tersebut ditentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel dalam penelitian, sebagai berikut: Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N
Descriptive Statistics Minimum Maximum
Persepsi Siswa 284 31 64 tentang Kompetensi Profesional Guru Persepsi Siswa 284 19 36 tentang Kepercayaan Diri Persepsi Siswa 284 33 64 tentang Sarana dan Prasarana Motivasi Belajar 284 26 64 Siswa Valid N (listwise) 284 Sumber: data primer yang diolah 2016
Sum
Mean
13463
47,40
Std. deviation 5,977
7976
28,08
3,473
13116
46,18
6,261
14091
49,62
6,079
Dari tabel 4.3. bisa dijelaskan masing-masing variabel penelitian sebagai berikut: a. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru 1
Ferdinand Augusty, Metode Penelitian Manajemen Edisi 2, UNDIP, Semarang, 2006, hlm. 78.
91
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala penilaian 1-4, yaitu skala yang berisi empat tingkat preferensi jawaban dengan pilihan selalau (nilai 4), sering (nilai 3), kadang-kadang (nilai 2) dan tidak pernah (nilai 1). Dari keterangan tabel 4.3. di atas dijelaskan bahwa rata-rata responden menjawab selalu dengan jumlah skor mean 47,40 sehingga dapat dijelaskan bahwa indeks persepsi responden dalam kategori sedang. b. Kepercayaan diri Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala penilaian 1-4, yaitu skala yang berisi empat tingkat preferensi jawaban dengan pilihan selalau (nilai 4), sering (nilai 3), kadang-kadang (nilai 2) dan tidak pernah (nilai 1). Tabel 4.4. Interpretasi Persepsi Responden Interval 01,00 – 20,00 20,01 – 40,00 40,01 – 60
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Dari keterangan tabel 4.3. di atas dijelaskan bahwa rata-rata responden menjawab selalu dengan jumlah skor mean 28,08 sehingga dapat dijelaskan bahwa indeks persepsi responden dalam kategori sedang. c. Persepsi siswa tentang sarana dan prasarana Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala penilaian 1-4, yaitu skala yang berisi empat
92
tingkat preferensi jawaban dengan pilihan selalau (nilai 4), sering (nilai 3), kadang-kadang (nilai 2) dan tidak pernah (nilai 1). Dari keterangan tabel 4.3. di atas dijekaskan bahwa rata-rata responden menjawab selalu dengan jumlah skor mean 46,18 sehingga dapat dijelaskan bahwa indeks persepsi responden dalam kategori sedang. d. Motivasi belajar siswa Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala penilaian 1-4, yaitu skala yang berisi empat tingkat preferensi jawaban dengan pilihan selalau (nilai 4), sering (nilai 3), kadang-kadang (nilai 2) dan tidak pernah (nilai 1). Dari keterangan tabel 4.3. di atas dijekaskan bahwa rata-rata responden menjawab selalu dengan jumlah skor mean 49,62 sehingga dapat dijelaskan bahwa indeks persepsi responden dalam kategori sedang. 2. Analisis Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen a. Hasil Uji Validitas Sebelum menganalisis dan menginterpretasi data penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas ditujukan untuk mengetahui ketepatan atau kecepatan suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur di dalam item kuesioner. Sebaliknya uji reliabiliitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran dapat
93
diandalkan dan tetap konsisten bila pengukuran tersebut di ulang kembali. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pernyataan tersebut dikatakan valid. Di samping itu validitas instrumen juga perlu diuji secara statistik, yaitu dengan melihat tingkat signifikansi untuk masing-masing instrumen. Dalam hal ini digunakan skor total Pearson corelation, sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan alpha cronbach, dimana suatu instrumen dikatakan reliabel atau andal apabila memiliki koefisien atau reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dan diujikan pada 30 responden secara acak. Hasil selengkapnya pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
94
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Instrumen No
Variabel
Dimensi
No Indikator
Koefisien Korelasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0,618 0,587 0,686 0,677 0,560 0,422 0,591 0,438 0,453 0,677 0,647 0,492 0,636 0,456 0,423 0,593 0,607 0,582 0,556 0,511 0,431 0,583 0,570 0,692 0,509 0,520 0,483 0,449 0,522 0,537 0,501 0,496 0,500 0,443 0,446 0,565 0,496 0,583 0,565 0,593
1
PSKPG
Guru menguasai materi, struktur, kondep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran. Guru menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran. Guru mengembangkan materi pembelajaran. Guru memanfaatkan teknologi
2
KD
Karakteristik kepercayaan diri proporsional
3
PSSP
Kriteria minimum sarana dan prasarana
Signifikan 5% nilai r Product Moment N= 30 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Keterangan
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
95
4
MBS
16 0,539 1 0,594 2 0,739 3 0,656 4 0,487 5 0,656 6 0,481 7 0,670 8 0,487 9 0,485 10 0,630 11 0,398 12 0,425 13 0,529 14 0,534 15 0,387 16 0,485 Sumber: data primer 2016 yang diolah
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
Pada tabel 4.4. menunjukan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel = 0,361 dengan alpha = 0,05 atau 5% sehingga instrument yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid dan layak digunakan untuk seluruh responden. b. Hasil Uji Realibilitas Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No
Variabel
1 PSKPG 2 PSKD 3 PSSP 4 MBS Sumber : data primer diolah, 2016
Cronbach Alpha 0,853 0,725 0,813 0,740
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa hasil uji reliabiltas dengan nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini diatas 0,60 yang berarti reliabel, dengan demikian
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
96
dapat dikatakan bahwa semua variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini reliabel. 3. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Langkah selanjutnya yaitu evaluasi outer model dilakukan tiga kriteria yaitu convergent validity, discriminant validity, dan conposite reliability. Berikut hasil pengolahan data: a. Convergent Validity Convergent Validity dari model pengukuran dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor konstruknya (loading factor) dengan kriteria nilai loading factor dari setiap indikator lebih besar dari 0,70dapat dikatakan valid. Selanjutnya untuk nilai p-value <0,50 dianggap signifikan. Machfud dan Dwi menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, syarat loading di atas 0,70 sering tidak terpenuhi khususnya untuk kuesioner yang baru dikembangkan. Oleh karena itu, loading factor antara
0,40-0,70
harus
tetap
dipertimbangkan
untuk
tetap
dipertahankan. Selanjutnya dijelaskan pua bahwa indikator dengan loading <0,40 harus dihapus dari model. Penghapusan indikator dengan loading antara 0,40-0,70 dilakukan apabila indikator tersebut dapat meningkatkan AVE dan Composite reliability di atas nilai batasnya. Nilai batasan untuk AVE 0,50 dan composite reliability adalah 0,70. Berikut hasil output combined loading and cross-loading:
97
Tabel 4.7.Output Combined Loading and Cross-loading1 Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X1)
SE
0.055 0.055 0.057 0.057 0.054 0.053 0.053 0.054 0.057 0.056 0.053 0.055 0.057 0.057 0.056 0.054 Persepsi 0.055 Siswa 0.057 tentang 0.058 Kepercayaan 0.056 Diri (X2) 0.055 0.054 0.053 0.053 0.054 Persepsi 0.059 Siswa 0.059 tentang 0.053 Sarana dan 0.054 Prasarana 0.054 (X3) 0.057 0.058 0.056 0.054 0.058 0.053 0.054 0.052 0.054 0.052 0.056 Motivasi 0.055 Belajar 0.054
Indikator Pskpg1 Pskpg2 Pskpg3 Pskpg4 Pskpg5 Pskpg6 Pskpg7 Pskpg8 Pskpg9 Pskpg10 Pskpg11 Pskpg12 Pskpg13 Pskpg14 Pskpg15 Pskpg16 Pskd1 Pskd2 Pskd3 Pskd4 Pskd5 Pskd6 Pskd7 Pskd8 Pskd9 Pssp1 Pssp2 Pssp3 Pssp4 Pssp5 Pssp6 Pssp7 Pssp8 Pssp9 Pssp10 Pssp11 Pssp12 Pssp13 Pssp14 Pssp15 Pssp16 Mbs1 Mbs2
Cross Loading 0.460 0.484 0.248 0.281 0.612 0.702 0.683 0.531 0.299 0.387 0.656 0.511 0.247 0.300 0.360 0.640 0.519 0.272 0.130 0.366 0.521 0.612 0.680 0.685 0.608 -0.042 0.084 0.676 0.602 0.577 -0.230 -0.146 0.331 0.622 -0.112 0.673 0.618 0.778 0.595 0.769 0.380 0.465 0.539
P Value Keterangan <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 0.013 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 0.239 0.077 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 0.006 <0.001 <0.001 0.028 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid
98
Siswa (Y)
0.053 Mbs3 0.666 0.056 Mbs4 0.345 0.053 Mbs5 0.648 0.055 Mbs6 0.527 0.054 Mbs7 0.606 0.054 Mbs8 0.612 0.056 Mbs9 0.385 0.055 Mbs10 0.417 0.057 Mbs11 0.299 0.055 Mbs12 0.490 0.054 Mbs13 0.531 0.056 Mbs14 0.353 0.057 Mbs15 0.204 0.054 Mbs16 0.598 Sumber: data primer yang diolah, 2016.
<0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid
Setelah didapatkaan hasil combined loading and crossloadings, sesuai kriteria pada penjelas di atas, bahwa nilai untuk loading factor antara 0,40-0,70 harus tetap dipertimbangkan untuk dipertahankan. Penghapusan indikator dengan loading antara 0,40-0,70 dilakukan apabila indikator tersebut dapat meningkatkan AVE > 0,50 dan composite reliability adalah >0,70. Di bawah ini merupakan uraian berdasarkan hasil olah data di atas untuk tiap variabel yang mana dapat meningkatkan niali AVE. 1) Convergen Validity untuk konstruk persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru Dalam penelitian ini variabel persepsi siswaa tentang komppetensi profesional guru mempunyai empat dimensi yang terdiri dari 16 indikator. Berdasarkan tabel 4.6. hasil disajikan dalam tabel 4.7 sebagai berikut:
99
Tabel 4.8. Nilai Loading Konstruk Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Dimensi/ Indikator Pskpg1 Pskpg2 Pskpg3 Pskpg4 Pskpg5 Pskpg6 Pskpg7 Pskpg8 Pskpg9 Pskpg10 Pskpg11 Pskpg12 Pskpg13 Pskpg14 Pskpg15 Pskpg16
Nilai p-value Keterangan Loading 0.460 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.484 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.248 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.281 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.612 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.702 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.683 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.531 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.299 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.387 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.656 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.511 <0.001 Memenuhi convergen validity 0.247 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.300 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.360 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity 0.640 <0.001 Memenuhi convergen validity Sumber: data yang diolah, 2016.
Berdasarkan data tabel di atas, untuk indikator yang nilainya <0,4 harus dikeluarkan dari model, yaitu: Pskpg3, Pskpg4, pskpg9, pskpg10, pskpg13, skpg14 dan pskpg15. Sedangkan indikator yang dapat meningkatkan AVE harus dievaluasi mana saja yang harus dikeluarkan dari model. Setelah peneliti mengevaluasi indikator mana saja yang harus dikeluarkan antara lain: Pskpg1, pskpg2, Pskpg8 dan Pskpg12. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator yang tidak memenuhi kriteria convergen validity dan yang dapat meningkatkan AVE, maka indikator tersebut perlu dihapus. 2) Convergen Validity untuk konstruk kepercayaan diri
100
Dalam penelitian ini variabel persepsi siswa tentang kepercayaan diri mempunyai dua dimensi dan 9 indikator. Berdasarkan tabel 4.6 hasil disajikan dalam tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.9. Nilai loading konstruk kepercayaan diri Dimensi/ Nilai p-value Keterangan Indikator Loading Pskd1 0.519 <0.001 Memenuhi convergen validity Pskd2 0.272 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Pskd3 0.130 0.013 Tidak memenuhi convergen validity Pskd4 0.366 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity Pskd5 0.521 <0.001 Memenuhi convergen validity Pskd6 0.612 <0.001 Memenuhi convergen validity Pskd7 0.680 <0.001 Memenuhi convergen validity Pskd8 0.685 <0.001 Memenuhi convergen validity Pskd9 0.608 <0.001 Tidak memenuhi convergen validity Sumber: data yang diolah, 2016 Berdasarkan data tabel, untuk indikator yang nilainya <0,4 yang harus dikeluarkan adalah Pskd2, Pskd3 dan Pskd4, namun indikator yang dapat meningkatkan AVE harus dievaluasi mana saja yang harus dikeluarkan dari model, dan setelah peneliti mengevaluasi indikator mana saja yang harus dikeluarkan antara lain: Pskd1 dan Pskd5. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator yang dapat meningkatkan AVE, maka indikator tersebut perlu dihapus. 3) Convergen Validity untuk konstruk persepsi siswa tentang sarana dan prasarana Dalam penelitian ini variabel persepsi siswa tentang sarana dan prasarana mempunyai dua dimensi terdiri dari 16 indikator.
101
Berdasarkan tabel 4.6 hasil disajikan dalam tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.10Nilai Loading Konstruk persepsi siswa tentang sarana dan prasarana Dimensi/ Nilai p-value Keterangan Indikator Loading Pssp1 -0.042 0.239 Tidak Memenuhi convergen validity Pssp2 0.084 0.077 Tidak Memenuhi convergen validity Pssp3 0.676 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp4 0.602 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp5 0.577 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp6 -0.230 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Pssp7 -0.146 0.006 Tidak Memenuhi convergen validity Pssp8 0.331 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Pssp9 0.622 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp10 -0.112 0.028 Tidak memenuhi convergen validity Pssp11 0.673 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp12 0.618 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp13 0.778 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp14 0.595 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp15 0.769 <0.001 Memenuhi convergen validity Pssp16 0.380 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Sumber: data yang diolah, 2016. Berdasarkan tabel di atas untuk indikator yang nilainya <0,4 yang harus dikeluarkan adalah Pssp1, Pssp2, Pssp6, Pssp7, Pssp8, Pssp10 dan Pssp16. Indikator yang dapat meningkatkan AVE harus dievaluasi dan mana saja yang harus dikeluarkan dari model, dan setelah peneliti mengevaluasi indikator mana saja yang harus dikeluarkan antara lain: Pssp4, Pssp5, Pssp12 dan Pssp14. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator yang dapat meningkatkan AVE, maka indikator tersebut perlu dikeluarkan. 4) Convergen Validity untuk motivasi belajar siswa
102
Dalam penelitian ini variable motivasi belajar siswa mempunyai dua dimensi dan 16 indikator. Berdasarkan tabel 4.5 hasil disajikan dalam tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.11. Nilai loading konstruk motivasi belajar siswa Dimensi/ Nilai p-value Keterangan Indikator Loading Mbs1 0.465 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs2 0.539 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs3 0.666 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs4 0.345 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Mbs5 0.648 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs6 0.527 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs7 0.606 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs8 0.612 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs9 0.385 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Mbs10 0.417 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs11 0.299 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Mbs12 0.490 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs13 0.531 <0.001 Memenuhi convergen validity Mbs14 0.353 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Mbs15 0.204 <0.001 Tidak Memenuhi convergen validity Mbs16 0.598 <0.001 Memenuhi convergen validity Sumber: data primer yang diolah, 2016. Berdasarkan data tabel di atas, untuk indikator yang nilainya <0,4 yang harus dikeluarkan adalah Mbs4, Mbs9, Mbs11, Mbs14 dan Mbs15, namun indikator yang dapat meningkatkan AVE harus dievaluasi mana saja yang harus dikeluarkan dari model, dan setelah dievaluasi indikator mana saja yang harus dikeluarkan antara lain: Mbs1, Mbs2, Mbs6, Mbs10, Mbs12, Mbs13 dan Mbs16. Berikut nilai AVE setiap konstruk sebelum penghapusan indikator di bawah ini: Tabel 4.12. hasil Output Latent Variable Coefficients sebelum
103
Penghapusan Indikator PSKPG
PSKD
R-Square Composite Reliable 0,818 0,746 Cronbach’s Alpha 0,769 0,639 Avg. Var. Extrac 0,239 0,271 Q-Squared Sumber: data primer yang diolah, 2016
PSSP 0,765 0,729 0,267
MBS 0,382 0,831 0,782 0,248 0,386
Berikut ini hasil output combined loading and crossloadings setelah penghapusan indikator-indikator: Tabel 4.13. Hasil Output Combined Loading and CrossLoading setelah penghapusan indikator CrossLoadings Persepsi Siswa 0,053 Pskpg5 0,727 tentang 0,053 Pskpg6 0,753 Kompetensi 0,052 Pskpg7 0,761 Profesional 0,053 Pskpg11 0,695 Guru (X1) 0,053 Pskpg16 0,722 Persepsi Siswa 0,053 Pskd6 0,644 tentang 0,052 Pskd7 0,791 Kepercayaan 0,053 Pskd8 0,729 Diri (X2) 0,053 Pskd9 0,718 Persepsi Siswa 0,053 Pssp3 0,690 tentang Sarana 0,053 Pssp9 0,659 dan Prasarana 0,053 Pssp11 0,748 (X3) 0,052 Pssp13 0,776 0,052 Pssp15 0,797 Motivasi 0,052 Mbs3 0,771 Belajar Siswa 0,053 Mbs5 0,659 (Y) 0,053 Mbs7 0,723 0,053 Mbs8 0,687 Sumber: data primer yang diolah, 2016 Variabel
SE
Indikator
p-value
Keterangan
<0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Setelah data Combined Loading and Cross-Lodings telah memenuhi kriteria, selanjutnya pengukuran dari Convergent validity adalah dengan melihat nilai AVE (Average Variance
104
Extracted), bahwa AVE yang digunakan untuk evaluasi validitas konvergen, kriteria yang harus dipenuhi yaitu AVE>0,50. Berikut ini nilai AVE setelah penghapusan indikator setiap konstruk dapat dilihat tabel di bawah ini: Tabel 4.14. Hasil Output Latent Variable Coefficients PSKPG
PSKD
R-Square Composite Reliable 0,852 0,813 Cronbach’s Alpha 0,783 0,692 Avg. Var. Extrac 0,536 0,522 Q-Squared Sumber: data primer yang diolah, 2016
PSSP 0,854 0,786 0,541
MBS 0,102 0,803 0,672 0,506 0,250
Untuk memudahkan membaca, berikut ini data tabelnya: Tabel 4.15. Hasil Output Latent Variable Coefficients Average Variances Extracted (AVE) Variabel Laten Nilai AVE Kriteria Keterangan PSKPG 0,536 >0,50 Memenuhi Covergent Validity PSKD 0,522 >0,50 Memenuhi Covergent Validity PSSP 0,541 >0,50 Memenuhi Covergent Validity MBS 0,506 >0,50 Memenuhi Covergent Validity Sumber: data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil tersebut keempat konstruk telah memenuhi convergent validity. PSKPG memiliki nilai 0,536 > 0,50, PSKD memiliki nilai 0,522 > 0,50, PSSP memiliki nilai 0,541 > 0,50, dan MBS memiliki nilai 0,506 > 0,50. Kesimpulan dari semua variabel telah memenuhi kriteria convergent validity. b. Discriminant Validity (Validitas Diskriminan) Discriminant validity dinilai dari cross-loading pengukurn dengan konstruk. Terdapat dua cara untuk mengevaluasi terpenuhinya validitas diskriminan yaitu; pertama, dengan melihat loading
105
konstruk laten yang akan memprediksi indikatornya/ dimensi lebih baik daripada konstruk lainnya. Jika korelasi konstruk dengan pokok pengukuran (setiap indikator) lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya maka validitas diskriminan terpenuhi, kedua, untuk dapat menganalisa discriminant validity yaitu dengan kriteria AVE. Kriteria yang digunakan adalah akar kuadrat (square roots) average variance extracted (AVE), yaitu kolom diagonal dan diberi tanda kurung harus lebih tinggi dari korelasi antar variabel laten pada kolom yang sama (atas atau bawahnya). 1) Metode pertama dengan melihat loading ke konstrak lain. Adapun hasil dari loading bisa dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.16. Output Nilai Loading Konstruk Laten loading
Indikator
Nilai Loading ke konstruk lainnya
PSKPG
PSKD
PSSP
MBS
Pskpg5
0,727
>
0,008
0,239
-0,095
Pskpg6
0,753
>
-0,168
0,209
0,000
Pskpg7
0,761
>
-0,028
-0,102
-0,004
Pskpg11
0,695
>
0,135
-0,175
0,016
Pskpg16
0,722
>
0,066
-0,181
0,084
Pskd6
0,644
>
-0,168
0,101
-0,081
Pskd7
0,791
>
0,331
-0,133
-0,036
Pskd8
0,729
>
-0,098
-0,088
0,067
Pskd9
0,718
>
-0,114
0,146
0,045
Pssp3
0,690
>
0,154
0,188
-0,217
Pssp9
0,659
>
-0,071
-0,165
0,084
Pssp11
0,748
>
0,102
0,004
-0,015
keterangan
Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi
discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant
106
Pssp13
0,776
>
-0,081
-0,066
0,004
Pssp15
0,797
>
-0,091
0,034
0,090
Mbs3
0,771
>
0,124
-0,003
-0,117
Mbs5
0,659
>
0,026
0,144
0,144
Mbs7
0,723
>
0,116
0,224
-0,304
Mbs8
0,687
>
-0,286
-0,024
0,314
validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity Memenuhi validity
discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant discriminant
Sumber: data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tahap pertama dari hasil di atas, keseluruhan indikator telah memenuhi kriteria validitas diskriminan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan indikator sudah memenuhi kriteria validitas konvergen. 2) Metode kedua (Kriteria AVE) Metode ini dapat dilakukan dengan melihat kriteria AVE. AVE yang berada dalam kolom diagonal dan diberi tanda kurung harus lebih tinggi dari korelasi antar variabel laten pada kolom yang sama. Berikut hasil perhitungan AVE : Tabel 4.17. Coefficiens Among Latent Variables PSKPG PSKD PSSP PSKPG 0,732 0,567 0,667 PSKD 0,567 0,722 0,569 PSSP 0,667 0,569 0,736 MBS 0,377 0,422 0,266 Note: Square roots of average variances extracted
MBS 0,377 0,422 0,266 0,711 (AVEs)
shown on diagonal Sumber: data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.17 menunjukan kriteria validitas diskriminan telah terpenuhi ditunjukkan dengan akar kuadrat AVE lebih besar dari pada koefisien korelasi antar konstruk pada masing-masing
107
indikator dari setiap variabel dapat mengukur variabel tersebut secara tepat daripada dengan variabel lain. Yaitu indikator persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dapat dengan tepat mengukur variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dinyatakan dengan akar kuadrat persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru sebesar 0,732 lebih besar daripada akar kuadrat AVE persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru ke persepsi siswa tentang kepercayaan diri sebesar 0,567, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru ke persepsi siswa tentang sarana dan prasarana sebesar 0,667, dan peersepsi siswa tentang kompetensi profesional guru ke motivasi belajar sebesar 0,377. Variabel
persepsi
siswa
tentang
kepercayaan
diri
dinyatakan dengan akar kuadrat AVE persepsi siswa tentang kepercayaan diri ke persepsi siswa tentang kepercayaan diri sebesar 0,722 lebih besar daripada akar kuadrat AVE persepsi siswa tentang kepercayaan diri ke persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru sebesar 0,567, persepsi siswa tentang kepercayaan diri ke persepsi siswa tentang sarana dan prasarana sebesar 0,569, dan persepsi siswa tentang kepercayaan diri ke motivasi belajar siswa sebesar 0,422. Variabel persepsi siswa tentang sarana dan prasarana dinyatakan dengan akar kuadrat AVE persepsi siswa tentang sarana dan prasarana ke persepsi siswa tentang sarana dan
108
prasarana sebesar 0,736 lebih besar daripada akar kuadrat AVE persepsi siswa tentang sarana dan prasarana ke peerpersepsi siswa tentang kompetensi profesional guru sebesar 0,667, persepsi siswa tentang sarana dan prasarana ke persepsi siswa tentang kepercayaan diri sebesar 0,569, dan persepsi siswa tentang sarana dan prasarana ke motivasi belajar sebesar 0,266. Variabel motivasi belajar siswa dinyatakan dengan akar kuadrat AVE motivasi belajar siswa ke motivasi belajar siswa sebesar 0,711 lebih besar daripada akar kuadrat AVE Motivasi belajar siswa ke persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru sebesar 0,377, motivasi belajar siswa ke persepsi siswa tentang kepercayaan diri sebesar 0,422, dan motivasi belajar siswa ke persepsi siswa tentang sarana dan prasarana sebesar 0,266. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa 4 konstruk telah memenuhi kriteria validitas diskriminan. c. Composite Reliability Pengujian selanjutnya adalah uji realibilitas konstruk yang dapat diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Suatu konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability >0,70. Berikut ini hasil dari output latent variable coefficients, ditunjukkan pada tabel 4.18. Tabel 4.18. Hasil Output Latent Variable Coefficients
R-Square Composite Reliable Cronbach’s Alpha
PSKPG
PSKD
PSSP
0,852 0,783
0,813 0,692
0,854 0,786
MBS 0,102 0,803 0,672
109
Avg. Var. Extrac 0,536 0,522 Q-Squared Sumber: data primer yang diolah, 2016
0,541
0,506 0,250
Berikut ini hasil dari koefisien variabel laten yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.19. Hasil output Latent Variable Coefficients PSKPG PSKD PSSP MBS Kriteria keteangan 0,852 0,813 0,854 0,803 > 0,70 Reliabel
Composite Reliability Cronbach’s 0,783 0,692 0,786 0,672 > 0,60 Alpha Sumber: data primer yang diolah, 2016
Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, hasil tersebut merupakan composite reliability dari masing-masing konstruk yaitu PSKPG (0,852), PSKD (0,813), PSSP (0,854) dan MBS (0,803). Adapun untuk hasil dari cronbach’s alpha ditunjukkan, untuk PSKPG (0,783), PSKD (0,692), PSSP ((0,786) dan MBS (0,672). Conposite Reliability data yang memiliki composite reliability >0,8 mempunyai reliabilitas yang tinggi. Average Variance Extracted (AVE) diharapkan >0,5 dan nilai cronbach’s alpha dinyatakan reliabel diharapkan >0,6 untuk semua konstruk.2 Berdasarkan hasil dari composite reliability dan cronbach’s alpha, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel telah memenuhi kriteria composite reliability. d. Output Linier and Nonlinear (“warped”) Relationship Among Latent Variables
2
http://www.STATISTIKOLAHDATA.COM/2011/12/PARTIAL-LEASTSQUARE.html. diakses pada 17 Mei 2016 pukul 20.31.
110
Output pada gambar di bawah ini akan menampilkan hubungan linier atau nonlinier (warped) antarvariabel laten. 1) Hubungan
antara
Persepsi
Siswa
tentang
Kompetensi
Profesional Guru dengan Motivasi Belajar Siswa
Gambar 4.1.. Output Plot Hubungan antara PSKPG dan MBS Dari gambar di atas, meskipun menggunakan algoritma nonlinier, hasil estimasi menunjukkan kecenderungan hubungan linier antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar siswa. Kurva yang mirip huruf S, tampak bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar belajar siswa relatif naik dari titik -2,11 menyebabkan motivasi belajar siswa berada pada titik 0,05, dan seterusnya, pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru mempengaruhi motivasi belajar siswa sampai titik optimal motivasi belajar 0,37. Hal ini disebabkan oleh keprofesionalan guru secara dalam proses pembelajaran secara inovatif. Temuan ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin profesional guru dalam
111
mengajar
maka
siswa
akan
semakin
bersemangat
dan
termotivasi tinggi dalam belajar. 2) Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kepercayaan diri dengan Motivasi Belajar Siswa
Gambar 4.2. Output Plot Hubungan antara PSKD dan MBS Dari gambar 4.2. 4 . di atas, tampak bahwa hubungan antara persepsi siswa tentang kepercayaan diri siswa terhadap motiv motivasi belajar. Pada awalnya, pengaruh kepercayaan diri terhadap motivasi belajar cenderung naik. Hal ini mungkin disebabkan kepercayaan dii siswa yang cukup baik yaitu pada titik -2,30 dan kepercayaan titik kisaran motivasi belajar pada titik -0,22 0,22 dan cenderung naik pada da kisaran 0,39. Hal ini mungkin disadari oleh siswa bahwa persepsi tentang kepercayaan diri sangat penting dalam meingkatkan motivasi belajar. 3) Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Sarana dan Prasarana dengan Motivasi Belajar Siswa
112
Gambar 4.3. Output Plot Hubungan antara PSSP dan MBS Dari gambar di atas tampak bahwa hubungan antara persepsi siswa tentang sarana danprasarana terhadap motivasi belajar siswa mirip kurva huruf U terbalik. Pada gambar tampak bahwa persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa relatif naik dari titik -2,42 menyebabkan motivasi belajar siswa berada pada titik 0,20, 0, , dan seterusnya, pengaruh persepsi siswa tentang sarana dan prasarana mempengaruhi motivasi belajar siswa sampai titik optimal motiv motivasi belajar 2,300. 4. Evaluasi Model Struktural (Inner ( Model) Tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi struktural ((inner model) yang meliputi uji kecocokan model (model ( fit) path coefficient coefficient, dan R². Untuk menilai hasil ssuatu model dikatakan fit dalam program WarpPLS 5.0 dapat dilihat dari output general results results. Terlihat pada model fit indices and p-value p menampilkan hasil sepuluh indicator fit, yaitu: a. Average path coefficient (APC) memiliki nilai p <0,05.
113
b. Average R-Squared (ARS) memiliki nilai p <0,05. c. Average Adjusted R-Squared (AARS) memiliki nilai p <0,05. d. Average Block Variance Inflation (AVIF) memiliki nilai <5 dan idealnya 3,3. e. Average full collinearity VIF (AFVIF) memiliki nilai <5 dan idealnya 3,3. f. Tenenhaus GoF (GoF) memiliki nilai small >=0,1, medium >=0,25, large >=0,36. g. Sympson’s Paradox
Ratio (SPR) memiliki nilai >0,7 dan
idealnya 1. h. R-Squared Contribution Ratio (RSCR) memiliki nilai >=0,9 dan idealnya 1. i. Statistical Suppression Ratio (SSR) diterima jika nilai > 0,7. j. Nonlinear Bivariate Causality Direction Ratio (NLBCDR) diterima jika nilai >=0,7. Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program WarpPLS 5.0 dengaan model multiple mediating effects tahap 1 diketemukan model fit indices and P values sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 4.20. Model Fit and Quality Indices Tahap I Model fit and quality indices Average path coefficient (APC) Average R-Squared (ARS) Average Adjusted R-Squared Average Block Variance Inflation Factor (AVIF) Average Full Collonearity VIF
Indeks
p-value
Kriteria Keterangan
0,280 0,376 0,370 1.695
P<0,001 P<0,001 P<0,001 ≤ 5 dan ≤ 3,3 ≤ 5 dan
P<0,05 P<0,05 p <0,05 idealnya
1,785
Diterima Diterima Diterima Diterima
idealnya Diterima
114
(AFVIF) Tenenhaus GoF (GoF)
0,310
Sympson’s paradox ratio (SPR)
1,000
R-Squared Contribution Ratio 1,000 (RSCR) Statictical Suppression Ratio (SSR) 1,000 Nonlinear Bivariate Causality 1,000 Direction Ratio (NLBCDR) Sumber: data primer yang diolah, 2016
≤ 3,3 small≥0,1, medium ≥0,25, large ≥0,36 ≥0,7 dan idealnya =1 ≥0,9 dan idealnya =1 ≥0,9 ≥0,7
Medium Diterima Diterima Diterima Diterima
Pada keterangan di atas nilai yang diperoleh dari sepuluh kiteria sudah terpenuhi, sehingga dapat dikatakan model tersebut telah memenuhi persyaratan model fit. Adapun gambar 4.4. hasil estimasi model indirect effect tahap I
Gambar 4.4. Hasil pengujian model indirect effetc tahap I Adapun model fit indices tahap tahap II setelah indikator-indikator yang tidak memenuhi kriteria combined loading and cross-loading dikeluarkan,pada tabel berikut: Tabel 4.21. Model fit and quality indices tahap II Model fit and quality indices Average path coefficient (APC)
Indeks
p-value
Kriteria Keterangan
0,260
P<0,001 P<0,05
Diterima
115
Average R-Squared (ARS) Average Adjusted R-Squared Average Block Variance Inflation Factor (AVIF) Average Full Collonearity VIF (AFVIF) Tenenhaus GoF (GoF)
0,251 0,244 1.656
Sympson’s paradox ratio (SPR)
0,800
1,775 0,363
P<0,001 P<0,05 P<0,001 p <0,05 ≤ 5 dan idealnya ≤ 3,3 ≤ 5 dan idealnya ≤ 3,3 small≥0,1, medium ≥0,25, large ≥0,36 ≥0,7 dan idealnya =1 ≥0,9 dan idealnya =1 ≥0,9 ≥0,7
R-Squared Contribution Ratio 1,000 (RSCR) Statictical Suppression Ratio (SSR) 1,000 Nonlinear Bivariate Causality 1,000 Direction Ratio (NLBCDR) Sumber: data primer yang diolah, 2016
Diterima Diterima Diterima Diterima Large Diterima Diterima Diterima Diterima
Tabel di atas nilai yang diperoleh dari sepuluh kriteria sudah terpenuhi, sehingga dapat dikatakan model tersebut telah memenuhi prasyarat model fit. Maka dengan demikian inner model tahap II dapat diterima. Berikut gambar 7 hasil estimasi model indirect effect tahap II sebagai berikut:
Gambar 4.5. Model indirect effect tahap II Dari gambar 6 di atas pengujian terhadap model struktural ini dilakukan dengan melihat R-square yang merupakan uji goodness fit
116
model. Hasil menunjukkan nilai R-Square pada variabel motivasi belajar yang dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, kepercayaan diri yaitu sebesar 0,25, artinya bahwa variabelvariabel laten eksogen dalam penelitian ini mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa sebesar 25% atau dengan kata lain model penelitian ini tergolong lemah, hal ini dinilai dari nilai koefisien determinasi R-Square 0,75; 0,50; dan 0,25 untuk seiap variabel laten endogen dalam model struktural dapat dinterpretasikan sebagai substansial, moderat dan lemah.3 Q-Squared (biasanya juga disebut Stoner-Geisser Coefficient). QSquared digunakan untuk penilaian validitas prediktif atau relevansi dari sekumpulan variabel laten prediktor pada variabel kriterion. Q-Squared sama dengan R-Squared namun hanya dapat diperoleh melalui resampling. Q-Squared dapat bernilai negatif sedangkan nilai R-Squared selalu positif. Model dengan validitas prediktif harus mempunyai nilai QSquared lebih besar dari nol. Hasil estimasi model menunjukkan validitas prediktif yang baik, yaitu MBS = 0,399 karena di atas nol. Berikut ini akan ditampilkan hasil output dari penjabaran model indirect tahap II memakai uji mediasi. Dalam uji mediasi ini peneliti membagi dua kelompok yaitu: (1) direct effect, dan (2) indirect effect. Uji pengaruh secara langsung (direct effect) yaitu untuk menguji pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa, kepercayaan diri terhadap motivasi belajar siswa, dan 3
Mahfud Sholikin, Dwi Ratmono, Analisis SEM-PLS dengan warpPLS 3.0 untuk hubungan non linear dalam penelitian sosial dan bisnis, Yogyakarta: Andi, 2013, hlm. 16.
117
persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa. Sedangkan uji pengaruh tidak langsung (indirect effect) yaitu menguji variabel mediasi berupa uji kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa, dan kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa. Adapun hasil uji hipotesis dengan menggunakan WarpPLS 5.0 sebagai berikut: 1.
Uji Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah seKecamatan
Undaan
Kabupaten
Kudus
Tahun
Pelajaran
2015/2016 Berikut gambar hasil uji pengaruh langsung persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa madrasah aliyah se-kecamatan Undaan kabupaten kudus tahun pelajaran 2015/2016.
Gambar 4.6. Pengaruh Langsung Persepsi siswa tentang Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi belajar siswa
Pada gambar di atas terlihat estimasi dapat diperoleh pengaruh langsung antara persepsi siswa tentang kompetensi
118
profesional guru dengan motivasi belajar siswa ditemukan angka sebesar 0,41 (β=0,41) dan signifikan dengan nilai p<0,01 lebih kecil dari p<0,05. Nilai koefisien determinasi (penentu) /KD dapat diperoleh dengan formula KD = R² x 100% dim dimana R= 0,41, maka dapat diperoleh KD =(0,41)² x 100% = 0,1681 x 100% = 16,81%. Nilai R² sebesar 0,1681 menunjukkan variansi motivasi belajar siswa (MBS) ( ) sebesar 16,81% dapat terjelaskan oleh variansi persepsi siswa tentang kompetensi pofesional guru (PSKPG (PSKPG). 2.
Uji Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kepercayaan Diri terhadap Motivasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah se-Kecamatan se Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016 Berikut
adalah
gambar
hasil
uji
pengaruh
langsung
kepercayaan diri terhadap motivasi belajar siswa MA se se-kecamatan Undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016
Gambar 4.7.. Pengaruh Langsung Kepercayaan Diri terhadap Motivasi belajar siswa
Pada gambar di atas terlihat estimsi diperoleh pengaruh langsung antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar siswa diketemukan angkan sebesar 0,43 (β0,43) dan signifikan dengan
119
nilai p<0,01 lebih kecil dari p<0,05. Nilai koefisien determinasi (penentu) (KD) dapat diperoleh dengan formula KD = R² x 100%, dimana R= 0,43, maka dapat diperoleh KD= (0,43)² x 100% = 0,1849 x 100% = 18,49%. Nilai R² sebesar 0,1849 menunjukkan variansi motivasi belajar siswa (MBS) sebesar 18,49% dapat terjelaskan oleh variansi kepercayaan diri (KD). 3.
Uji Pengaruh Persepsi Siswa tentang Sarana dan Prasarana terhadap Motivasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016 Berikut adalah gambar hasil uji pengaruh langsung persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016:
Gambar 4.8. Pengaruh Langsung Persepsi siswa tentang Sarana dan Prasarana terhadap Motivasi belajar siswa
Pada gambar di atas terlihat estimasi dapat diperoleh pengaruh langsung antara persepsi siswa tentang sarana dan prasarana dengan motivasi belajar siswa diketemukan angka sebesar 0,39 (β0,39) dan signifikan dengan nilai p<0,01 lebih kecil dari p<0,05. Nilai koefisien determinasi (penentu) (KD) dapat diperoleh dengan formula KD = R² x 100%, dimana
120
R=0,39, maka dapat diperoleh KD = (0,39)² x 100% = 0,1521 x 100% = 15,21%. Nilai R² sebesar 0,1521 menunjukkan variansi motivasi belajar siswa (MBS) sebesar 15,21% dapat terjelaskan oleh variansi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana (PSSP). 4.
Uji Kepercayaan Diri memediasi Pengaruh Persepsi siswa tentang Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi belajar Siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun pelajaran 2015/2016 Berikut adalah gambar hasil uji pengaruh tidak langsung kepercayaan diri memediasi pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa:
Gambar 4.9. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) Kepercayaan Diri memediasi Persepsi siswa tentang Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa
Setelah melakukan pengujian mediasi dengan program WarpPLS 5.0 sebagaimana terlihat pada gambar 4.9 di atas. Hasil korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan motivasi belajar diketmukan angka sebesar 0,25 dan signifikan dengan nilai p<0,01. Sedangkan pengaruh secara langsung antar persepsi siswa tentang kompetensi profesional
121
guru terhadap motivasi belajar siswa tanpa melibatkan variabel mediasi diketemukan angka sebesar 0,41. Terlihat adanya penurunan antara pengaruh secara langsung (direct effect) = 0,41 dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) = 0,25. Dengan demikian
dapat
disimpulkan
dengan
berpedoman
pada
pengambilan kesimpulan tentang mediasi yaitu: a. Jika koefisien jalur c” dari hasil estimasi langkah (2) tetap signifikan dan tidak berubah (c”=c), maka hipotesis mediasi tidak didukung. b. Jika koefisien jalur c” nilainya turun tetapi (c”
Y1
Y1
122
Gambar 4.10. Model Mediasi dengan Metode VAF Formula VAF yaitu: VAF =
Pengaruh Tidal langsung (Indirect Effect) Pengaruh Total (Total Effect)
Dengan formula tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan sebagaimana tabel 4.22 di bawah ini: Tabel 4.22. Perhitungan VAF Keterangan Pengaruh Pengaruh tidak langsung= (PSKPGKD=0,41 * KD MBS=0,29 Pengaruh Langsung (PSKPG)MBS; tanpa memasukkan KD sebagai pemediasi = 0,41 Pengaruh Total = 0,1189 + 0,41 VAF = Pengaruh Tidak Langsung/Pengaruh Total = 0,1189/0,5289
Hasil Perhitungan 0,1189 0,41
0,5289 0,2248062 22,48%
atau
Dengan melihat tabel 4.22 di atas, terlihat hasil VAF yaitu 22,48%, maka dapat disimpulkan dengan berpedoman pada kriteria: (1) jika nilai VAF di atas 80%, maka menunjukkan peran pemediasi penuh (full mediation), (2) Jika VAF bernilai di antara 20% - 80%, maka dapat dikategorikan sebagai pemediaasi parsial, (3) jika VAF kurang dari 20%, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hampir tidak ada efek mediasi (Hair dkk, 2013). Dengan berpedoman pada kriteria pengujian mediasi VAF, maka dapat disimpulkan VAF sebesar 22,48%, termasuk dalam kategori pemediasi parsial.
123
5.
Uji Kepercayaan Diri Memediasi Pengaruh Persepsi Siswa tentang Sarana dan Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa MA se-Kecamatan Undaan kabupaten kudus tahun Pelajaran 2015/2016 Berikut
gambar
hasil
uji
pengaruh
tidak
langsung
kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa MA se-kecamatan Undaan :
Gambar 4.11. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) Kepercayaan Diri Memediasi Persepsi Siswa Tentang Sarana dan prasarana
Setelah dilakukan pengujian mediasi dengan program WarpPLS 5.0, sebagaimana terlihat gambar 4.11 di atas, hasil korelasi antar persepsi siswa tentang sarana dan prasarana dan motivasi belajar siswa diketemukan angka sebesar 0,25 dan signifikan dengan nilai p<0,01. Sedangkan pengaruh secara langsung antara persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar tanpa melibatkan variabel mediasi diketemukan angka sebesar 0,39. Hal ini terlihat adanya penurunan antara pengaruh secara langsung (direct effect) = 0,39
124
dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) = 0,25. Dengan berpedoman kriteria pada pengambilan kesimpulan tentang mediasi di atas, maka dapat disimpulkan mediasi ini dalam bentuk sebagian (partial mediation). Hal ini dikarenakan adanya nilai koefisien jalur c” yang nilainya menurun. Pengujian mediasi SEM-PLS dapat digunakan dengan metode Variance Accounted For (VAF) dapat dilakukan perhitungan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.23. Perhitungan VAF Keterangan Pengaruh Pengaruh tidak langsung= (PSSPKD=0,39 * KD MBS=0,32 Pengaruh Langsung (PSSP)MBS; tanpa memasukkan KD sebagai pemediasi = 0,39 Pengaruh Total = 0,1248 + 0,39 VAF = Pengaruh Tidak Langsung/Pengaruh Total = 0,1248/0,5148
Hasil Perhitungan 0,1248 0,39
0,5148 0,242424 24,24%
atau
Dengan melihat tabel 4,23. di atas, terlihat hasil VAF yaitu 24,24%, maka dengan berpedoman pada kriteria VAF
dapat
disimpulkan VAF sebesar 24,24%, termasuk dalam kategori pemediasi parsial
C. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini juga dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran dugaan penelitian atau hipotesis. Hasil korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path coefficients dan tingkat signifikansinya yang
125
kemudian dibandingkan dengan hipotesis penelitian yang terdapat pada bab dua. Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Berikut ini hipotesis yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran dugaan peneliti yang terdiri dari lima hipotesis, yaitu: 1. Hipotesis I
: Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MA seKecamatan
Undaan
Kabupaten
Kudus
Tahun
Pelajaran 2015/2016. 2. Hipotesis II : Kepercayaan Diri berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. 3. Hipotesis III : Persepsi
Siswa
tentang
sarana
dan
prasarana
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MA seKecamatan
Undaan
Kabupaten
Kudus
Tahun
Pelajaran 2015/2016. 4. Hipotesis IV :
Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional guru dimediasi kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
5. Hipotesis V :
Persepsi Siswa tentang sarana dan prasarana dimediasi kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
126
Berikut ini merupakan data output path coefficients yang diperoleh dari pengolahan data, dapat dilihat pada tabel 4.24. Tabel 4.24. Output Path Coefficients Model Direct Effect PSKPG terhadap MBS Variabel Path Coefficients PSKPG MBS 0,410 Variabel p-value PSKPG MBS <0,001 Sumber: data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.25. Output Path Coefficients Model Direct Effect KD terhadap MBS Variabel Path Coefficients KD MBS 0,427 Variabel p-value KD MBS <0,001 Sumber: data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.26. Output Path Coefficients Model Direct Effect PSSP terhadap MBS Variabel Path Coefficients PSSP MBS 0,391 Variabel p-value PSSP MBS <0,001 Sumber: data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.27. Output Path Coefficients Model Indirect Effect KD memediasi PSKPG terhadap MBS Kriteria Path Coefficients
p-value
Variabel PSKPG KD MBS PSKPG
PSKPG
KD
0,250 0,577
0,288
MBS
127
KD <0,001 MBS <0,001 <0,001 Sumber: data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.28. Output Path Coefficients Model Indirect Effect KD memediasi PSSP terhadap MBS Kriteria Path Coefficients
Variabel PSSP PSSP KD 0,252 MBS 0,572 p-value PSSP KD <0,001 MBS <0,001 Sumber: data primer yang diolah, 2016
KD
MBS
0,317
<0,001
Beriku ini pengujian hipotesis lebih lanjut: a. Uji Hipotesis 1 1) Ho
: Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ha
: Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
2) Dasar pengambilan keputusan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3) Keputusan p-value = 0,001 < 0,05, maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung
128
4) Kesimpulan Variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah se-Kecamatan Undaan kabupaten kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa madrasah aliyah se-kecamatan undaan kabupaten kudus tahun pelajaran 2015/2016, yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif 0,410. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada penilaian terhadap persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru sebesar satu satuan, maka penilaian terhadap motivasi belajar siswa akan menurun sebesar 0,410. b. Uji Hipotesis 2 1) Hipotesis Ho
:
Kepercayaan diri tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ha
:
Kepercayaan diri
berpengaruh positif terhadap
motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. 2) Dasar pengambilan keuputsan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
129
3) Keputusan p-value = (p<0,001) signifikansi pada 0,001 lebih kecil dai p<0,05, maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung. 4) Kesimpulan Variabel kepercayaan diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kepercayaan diri memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa Ma se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016, yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif yaitu sebesar 0,427. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada penilaian terhadap kepercayaan diri sebesar satu satuan, maka motivasi belajar siswa akan meningkat sebesar 0,427 dan begitu pula sebaliknya, setiap terjadi penurunan penilaian terhadap kepercayaan diri sebesar satu satuan, maka penilaian terhadap motivasi belajar siswa akan menurun sebesar 0,427. c. Uji Hipotesis 3 1) Hipotesis Ho
: Persepsi siswa tentang sarana dan prasarana tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
130
Ha
: Persepsi
siswa
tentang
sarana
dan
prasarana
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. 2) Dasar pengambilan keputusan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3) Keputusan p-value (p<0,001) signifikansi pada 0,001 lebih kecil dari p<0,05, maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung. 4) Kesimpulan Variabel persepsi siswa tentang sarana dan prasarana memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa madrasah aliyah se-Kecamatan Undaan kabupaten kudus Tahun Pelajaran 2015/016. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi siswa tentang sarana dan prasarana memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa madrasah aliyah se-Kecamatan Undaan kabupaten kudus Tahun Pelajaran 2015/2016, yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif yaitu sebesar 0,391. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada penilaian terhadap persepsi siswa tentang sarana dan prasarana sebesar satu satuan, maka motivasi belajar siswa akan meningkat sebesar 0,391 dan begitu sebaliknya setiap terjadi
131
penurunan penilaian terhadap persepsi siswa tentang sarana dan prasarana sebesar satu satuan, maka penilaian terhadap motvasi belajar siswa akan menurun sebesar 0,391. d. Uji Hipotesis 4 1) Hipotesis Ho
: Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru yang dimediasi kepercayaan diri tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA seKecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ha
: Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru yang dimediasi kepercayaan diri berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
2) Dasar pengambilan keputusan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3) Keputusan p-value (p<0,001) signifikansi pada 0,001 lebih kecil dari p<0,05, maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung. 4) Kesimpulan Variabel kepercayaan diri memediaasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan
Undaan
Kabupaten
Kudus
Tahun
Pelajaran
132
2015/016. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016, yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif yaitu sebesar 0,250. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada penilaian terhadap persepsi siswa tentang konpetensi
profesional
guru
yang
dimediasi
oleh
kepercayaan diri sebesar satu satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,250 dan begitu pula sebaliknya, setiap penurunan penilaian terhadap persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru yang dimediasi kepercayaan diri sebesar satu satuan, amak penilaian terhadap motivasi belajar siswa akan menurun sebesar 0,250. e. Uji Hipotesis 5 1) Hipotesis Ho
: Persepsi siswa tentang sarana dan prasarana yang dimediasi kepercayaan diri tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
Ha
: Persepsi siswa tentang sarana dan prasarana yang dimediasi
kepercayaan
diri
berpengaruh
positif
terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
133
2) Dasar pengambilan keputusan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3) Keputusan p-value (p<0,001) signifikansi pada 0,001 lebih kecil dari p<0,05, maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung. 4) Kesimpulan Variabel kepercayaan diri memediaasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa MA seKecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/016. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa MA se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016, yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif yaitu sebesar 0,252. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada penilaian terhadap persepsi siswa tentang sarana dan prasarana yang dimediasi oleh kepercayaan diri sebesar satu satuan, maka motivasi belajar siswa akan meningkat sebesar 0,252 dan begitu pula sebaliknya, setiap penurunan penilaian terhadap persepsi siswa tentang sarana dan prasarana yang dimediasi kepercayaan diri sebesar satu satuan, maka penilaian terhadap motivasi belajar siswa akan menurun sebesar 0,252.
134
D. Pembahasan Penelitian Setelah dilakukan pengujian statistik, maka pembahasan dan analisis lebih lanjut dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa Berikut adalah tabel hasil Output Path Coefficients and P value pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa: Tabel 4.29. Output Path Coefficients and P Values Variabel Path Coefficients PSKPG MBS 0,410 Variabel p-value PSKPG MBS <0,001 Sumber: data yang diolah,2016 Hipotesis 1 (H1) yang mengatakan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dapat diterima dan terbukti benar di mana hasilnya dibuktikan dari hasil Output Path Coefficients and P values yang menggambarkan penyajian hasil estimasi koefisien jalur (path coefficient) dan nilai p. Dari hasil pengujian di atas yang menggunakan WarpPLs 5.0 menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Kolom menunjukkan
135
variabel laten predictor dan baris menunjukkan variabel laten criterion. Terlihat pada koefisien jalur pengaruh langsung PSKPG terhadap MBS adalah sebesar 0,410 dan signifikan pada 0,001 (p<0,001) lebih kecil dari p<0,05. Output program WarpPLS adalah variabel yang telah distandarisasi (standardized variable) sehingga diinterpretasikan bahwa 1 variasi dari deviasi standar persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru (PSKPG) menyebabkan 0,410 variasi standar motivasi belajar siswa (MBS) siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini berarti bahwa arah hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan di mana hal ini berarti bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan atau reliabel terhadap motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Suyanto dan Asep Jihad (2013) bahwa guru sebagai tenaga pengajar , setiap guru harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran sehingga dapat melaksanakan perannya sebagai (1) fasilitator yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa dalam proses belajar-mengajar; (2) pembimbing yang membantu siswa mengatasi kesulitan pada proses belajar-mengajar; (3) penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang menantang bagi siswa agar mereka melakukan
136
kegiatan belajar dengan bersemangat; (4) model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa agar berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku di dunia pendidikan; (5) motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada masyarakat, khususnya kepada subjek didik yaitu siswa; (6) agen perkembangan kognitif, yang menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada siswa dan masyarakat; (7) manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga keberhasilan proses belajar mengajar tercapai.4 2. Pengaruh antara kepercayaan diri terhadap motivasi belajar siswa Berikut tabel hasil Output Path Coefficients and P value pengaruh antara kepercayaan diri terhadap motivasi belajar siswa. Tabel 4.30. Output Path Coefficients and P Values Variabel Path Coefficients KD MBS 0,427 Variabel P value KD MBS <0,001 Sumber: data yang dioleh, 2016 Hipotesis 2 (H2) yang mengatakan bahwa kepercayaan diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dapat diterima dan terbukti benar dimana hasilnya dibuktikan dari hasil Output Path Coefficients and P values yang menggambarkan penyajian hasil estimasi koefisien jalur (path coefficient) dan nilai p. Dari hasil pengujian di atas yang menggunakan WarpPLS 5.0 menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi 4
Suyanto dan Asep jihad, Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, hlm. 1-2.
137
belajar siswa di madrasah aliyah se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus tahun pelajaran 2015/2016. Kolom menunjukkan variabel laten predictor dan baris menunjukkan variabel laten criterion. Terlihat pada koefisien jalur pengaruh langsung KD terhadap MBS adalah sebesar 0,427 dan signifikan pada 0,001 (p<0,001) lebih kecil dari p<0,05. Output program WarpPLS adalah variabel yang telah distandarisasi (standardized variable) sehingga diinterpretasikan bahwa 1 variasi dari deviasi standar kepercayaan diri (KD) menyebabkan 0,427 variasi standar motivasi belajar siswa (MBS) siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Kepercayaan diri mempunyai dampak cukup besar terhadap motivasi belajar. Seseorng yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan melakukan tindakan dengan penuh keseriusan karena apa yang dilakukan didasari keyakinan yang kuat akan berhasil. Kepercayaan
diri
adalah
sikap
positif
seseorang
yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sebagain besar siswa-siswi madrasah aliyah seKecamatan Undaan Kabupaten Kudus mempunyai karakteristik percaya diri yang proporsional yang meliputi; percaya akan kemampuan diri, berani menjadi diri sendiri, mempunyai cara pandang yang positif, dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Sehingga dorongan dari dalam dirinya inilah motivasi dalam belajarnya semakin tinggi. Sementara sebagain lagi siswa yang mempunyai karakteristik
138
kurang percaya diri seperti sikap pesimis, khawatir, sulit menerima kenyataan dan takut gagal. Seperti yang disampaikan Enung Fatimah bahwa individu yang mempunyai rasa percaya diri proporsional maka akan mempunyai rasa (1) percaya akan potensi/kemampuan diri hingga tidak membutuhkan pujian , pengakuan, penerimaan ataupun hormat orang lain; (2) tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok; (3) berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain (berani menjadi diri sendiri); (4) punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil); (5) memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung
pada
usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta
tidak
bergantung/mengharapkan
bantuan
orang
lain);
(6)
mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya; (7) memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dari situasi yang terjadi.5 3. Pengaruh antara persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa Berikut tabel hasil Output Path Coefficients and P value pengaruh antara persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar Tabel 4.31. Output Path Coefficients and P Values 5
150.
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Perserta Didik), hlm. 149-
139
Variabel Path Coefficients PSSP MBS 0,391 Variabel P value PSSP MBS <0,001 Sumber: data yang diolah,2016 Hipotesis 3 (H3) yang mengatakan bahwa persepsi siswa tentang sarana dan prasarana memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dapat diterima dan terbukti benar dimana hasilnya dibuktikan dari hasil Output Path Coefficients and P values yang menggambarkan
penyajian
hasil
estimasi
koefisien
jalur
(path
coefficient) dan nilai p. Dari hasil pengujian di atas yang menggunakan WarpPLS 5.0 menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di madrasah aliyah seKecamatan Undaan kabupaten Kudus tahun pelajaran 2015/2016. Kolom menunjukkan variabel laten predictor dan baris menunjukkan variabel laten criterion. Terlihat pada koefisien jalur pengaruh langsung KD terhadap MBS adalah sebesar 0,391 dan signifikan pada 0,001 (p<0,001) lebih kecil dari p<0,05. Output program WarpPLS adalah variabel yang telah distandarisasi (standardized variable) sehingga diinterpretasikan bahwa 1 variasi dari deviasi standar persepsi siswa tentang sarana dan prasarana (PSSP) menyebabkan 0,391 variasi standar motivasi belajar siswa (MBS) siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.
140
Dari hasil di atas didapatkan, bahwa persepsi siswa tentang sarana dan prasarana mempengaruhi motivasi belajar sebesar 0,391 atau sekitar 39%. Ini membuktikan bahwa sarana dan prasarana yang memadai akan meningkatkan motivasi dalam belajar. Sarana pendidikan merupakan penunjang proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Sarana dan prasarana yang memadai akan dapat mempengaruhi persepsi siswa dalam proses belajar yaitu akan menumbuhkan keinginan di dalam diri siswa dan mendorongnya untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu untuk mencapai suatu tujuan yaitu bersemangat dalam berlajarnya. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian dari dari Agus Nugroho, dalam penelitian yang dilakukan diketemukan bahwa hail uji secara parsial variabel pelayanan sarana prasrana menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini diketahui hasil uji t, bahwa variabel pelayanan sarana prasarana diperoleh thitung =2,03 dan ttabel =1,994, maka thitung > ttabel, sehingga ada pengaruh yang signifikan antara variabel pelayanan sarana prasarana terhadap motivasi belajar. 4. Pengaruh antara kepercayaan diri yang memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa Berikut tabel hasil Output Path Coefficients and p value kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa: Tabel 4.32. Output Path Coefficients KD memediasi PSKPG terhadap MBS
141
Kriteria Path Coefficients
Variabel PSKPG KD MBS P Value PSKPG KD MBS Sumber: data yang diolah,2016
PSKPG
KD
0,577 0,250
0,288
<0,001 <0,00
<0,001
MBS
Hipotesis 4 (H4) yang mengatakan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dapat diterima dan terbukti benar dimana hasilnya dibuktikan dari hasil Output Path Coefficients and P values yang menggambarkan penyajian hasil estimasi koefisien jalur (path coefficient) dan nilai p. Dari hasil pengujian di atas yang menggunakan WarpPLS 5.0 menunjukkan bahwa kepercayaan
diri
memediasi
persepsi
siwa
tentang
kompetensi
profesional guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di madrasah aliyah se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 0,250 atau 25% dengan p<0,001 dan signifikan terhadap (p<0,05). Output program WarpPLS adalah variabel yang telah distandarisasi (standardized variable) sehingga diinterpretasikan bahwa 1 variasi dari deviasi standar kepercayaan diri yang memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru menyebabkan 0,250 variasi standar motivasi belajar siswa siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016, yang berarti apabila nilai kepercayaan diri yang memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
142
meningkat satu satuan, maka motivasi belajar siswa meningkat sebesar 0,250 satuan. Dari hasil di atas didapatkan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru mempengaruhi motivasi belajar siswa sebesar 0,250 atau sekita 25%. Ini membuktikan bahwa guru yang berkompetensi profesional akan mempengaruhi kepercayaan diri siswa dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya. 5. Pengaruh antara kepercayaan diri yang memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar siswa Berikut tabel hasil Output Path Coefficients and p value kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa: Tabel 4.33. Output Path Coefficients KD memediasi PSSP terhadap MBS Kriteria Path Coefficients
Variabel PSSP KD MBS P Value PSSP KD MBS Sumbe: data primer yang diolah,2016
PSSP
KD
0,572 0,252
0,317
<0,001 <0,00
<0,001
MBS
Hipotesis 5 (H5) yang mengatakan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana
memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dapat diterima dan terbukti benar dimana hasilnya dibuktikan dari hasil Output Path Coefficients and P values yang menggambarkan penyajian hasil
143
estimasi koefisien jalur (path coefficient) dan nilai p. Dari hasil pengujian di atas yang menggunakan WarpPLS 5.0 menunjukkan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siwa sarana dan prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di madrasah aliyah se-Kecamatan Undaan kabupaten Kudus tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 0,252 atau 25,2% dengan p<0,001 dan signifikan terhadap (p<0,05) Output program WarpPLS adalah variabel yang telah distandarisasi (standardized variable) sehingga diinterpretasikan bahwa 1 variasi dari deviasi standar kepercayaan diri yang memediasi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru menyebabkan 0,252 variasi standar motivasi belajar siswa siswa MA se-Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016, yang berarti apabila nilai kepercayaan diri yang memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana meningkat satu satuan, maka motivasi belajar siswa meningkat sebesar 0,252 satuan. Dari hasil di atas didapatkan bahwa kepercayaan diri memediasi persepsi siswa tentang sarana dan prasarana mempengaruhi motivasi belajar siswa sebesar 0,252 atau sekita 25,2%. Ini membuktikan bahwa sarana dan prasarana yang memadai akan mempengaruhi kepercayaan diri siswa dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya.