BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum siklus I dilaksanakan, perlu diketahui terlebih dahulu ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus adalah seperti tersaji pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajianan Tangan Pada Pra Siklus Skor Ketuntasan
Jumlah Siswa
Persentase (%)
≥ 65 ( Tuntas )
13
45
<65 (Belum tuntas)
16
55
Jumlah
29
100
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.1 diatas ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 45% dari jumlah seluruh siswa (29 siswa ) dan 55 % dari seluruh siswa (29) belum tuntas sesuai dengan KKM (65), Perolehan skor rata-rata kelas prasiklus yaitu 68 dengan skor tertinggi 90 dan skor tertendah 55 .Skor ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Jogoyitnan dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini :
47
48
Gambar 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Tematik Tema Kerajianan Tangan Belajar Pada Pra siklus
60% 50%
55% 45%
40% 30% 20% 10% 0% KETUNTASAN Tuntas
Tidak Tuntas
Berdasarkan rendahnya skor rata-rata dan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa maka penulis akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut penulis akan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (PBP) yang akan dilaksanakan dengan dua siklus pada tema kerajinan tangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Jogoyitnan.
4.1.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus guru
membuat
perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus I dengan tema kerajinan tangan menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Siklus I dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyusun instrumen penilaian proyek, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan
49
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi a. Implementasi Tindakan Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Jogoyitnan, Wonosobo. dengan
yang
sudah
Penulis melaksanakan pembelajaran sesuai direncanakan
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal. Kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu “Si Komo Lewat” . Pada kegiatan inti siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Guru mengajak siswa mengenal rambu-rambu lalu lintas, mendengar cerita, berpamitan melalui telepon, mengenal berbagai energi yang biasa digunakan terutama energi angin, menyebutkan beberapa contoh pekerjaan, membuat perencanaan proyek kliping tentang jenis pekerjaan dengan langkah sebagai berikut : a) Memaparkan judul/proyek yang akan dibahas b) Tinjauan proyek mata pelajaran IPS tentang membuat kliping tentang jenis-jenis pekerjaan baik menghasilkan barang/ jasa. c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan anggota 4 sampai 5 siswa. d) Siswa diminta untuk mencari data/bahan presentasi di berbagai sumber misal buku, koran dll. e) Guru menyiapkan rubrik penilaian yang sudah dibuat . f) Masing kelompok akan menyusun laporan sederhana tentang proyek yang dilakukan. g) Siswa dan guru menentukan batas waktu pengerjaan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
50
h) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya pada waktu yang telah ditentukan. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. Pertemuan 2 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru mengajak siswa mendengarkan cerita, membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, mengajak siswa berlatih membuat percakapan melalui telepon, siswa menyebutkan energi yang biasa digunakan sehari-hari dan menyebutkan pekerjaan yang menggunakan energi angin, melanjutkan proyek pembuatan kliping tentang jenis pekerjaan. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. Pertemuan 3 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru meminta siswa mengumpulkan laporan, Setiap kelompok mempresentasikan laporan secara bergantian, Guru memberikan penilaian pada laporan dan presentasi sesuai rubrik penilaian yang telah dibuat. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa.
51
b. Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas III yaitu bapak Sepharyanto pada setiap pertemuan dengan hasil : Pada pertemuan 1 Siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran terbukti beberapa siswa mau maju untuk membaca cerita dan siswa aktif dalam proses perencanaan proyek akan tetapi dalam mengaitkan pelajaran yang satu dengan yang lain guru masih terlalu banyak bertanya sehingga siswa hanya aktif dalam menjawab pertanyaan dan aktifitas di dalam kelas masih kurang. Pada pertemuan 2 Semua siswa terlihat lebih aktif dari sebelumnya karena siswa di hadapkan dengan aktifitas membuat kliping. Pada pertemuan 3 Jalannya presentasi sudah baik, terlihat dari cara anak menjelaskan kliping yang mereka buat akan tetapi guru kurang menggali informasi dari kliping yang dipresentasikan. 3. Refleksi Penulis bersama observer merefleksi hasil pembelajaran pada siklus I. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I guru melakukan penilaian proyek dan penilaian evaluasi tertulis dari setiap pertemuan. Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis melalui pembelajaran berbasis proyek (PBP) maka dapat diperoleh hasil siklus I seperti yang tercantum pada tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajinan Tangan Pada Siklus I Skor Ketuntasan
Jumlah Siswa
Persentase (%)
≥ 65 ( Tuntas )
25
86,2
<65 (Belum tuntas)
4
13,8
Jumlah
29
100
Sumber : Data primer
52
Dari tabel 4.2 diatas ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa sebesar 86,3% dari jumlah seluruh siswa (29 siswa ) dan 13,8 % dari seluruh siswa (29) belum tuntas sesuai dengan KKM (65), Perolehan skor rata-rata kelas siklus I yaitu 74 dengan skor tertinggi 91 dan skor tertendah 56 . Skor ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Jogoyitnan dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini :
Gambar 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajinan Tangan Pada siklus I
90.0%
86.2%
80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0%
13.8%
10.0% 0.0% KETUNTASAN Tuntas
Tidak Tuntas
Berdasarkan distribusi skor tes dan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus dan siklus I, ada peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran berbasis proyek terbukti pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 86,2% hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 91,5% dari ketuntasan hasil belajar pada pra siklus yang hanya 45%, skor rata-rata siswa pada siklus I juga meningkat 8,8% menjadi 74 jika dibandingkan dengan pra siklus yang hanya mendapat skor rata-rata 68. Perolehan skor terendah pada pra siklus 55 pada siklus I perolehan skor terendah meningkat 1,8% menjadi 56, skor tertinggi pra siklus
53
adalah 90, pada siklus I skor tertinggi meningkat 1,1% menjadi 91. Walaupun sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru adapun hal yang perlu diperbaiki adalah sebagai berikut : 1. Guru agar lebih mengaktifkan siswa pada saat mengkaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. 2. Guru agar lebih menggali informasi dari apa yang dipresentasikan oleh siswa sehingga siswa dapat menyampaikan informasi yang dia dapat secara detail dan melatih siswa untuk mengungkapkan apa yang sudah dipelajarinya Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I maka perlu adanya perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada siklus II agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Dengan cara lebih mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dari pada hanya menjawab pertanyaan dari guru.
4.1.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil observasi dan skor ketuntasan hasil belajar pada siklus I guru membuat perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus II dengan tema kerajinan tangan menggunakan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP). Siklus II dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyusun instrumen penilaian proyek, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dapat dilihat pada lampiran 4.
54
2. Implementasi Tindakan dan Observasi a. Implementasi Tindakan Siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Jogoyitnan, Wonosobo. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
yang
sudah
direncanakan
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu “Abang Tukang Bakso”. Pada kegiatan inti guru mengajak siswa mengenal kegiatan jual beli dengan menggunakan gambar, membuat kalimat berdasarkan gambar, menjelaskan energi yang dapat menggerakkan kincir angin dan membuat perencanaan proyek membuat kincir angin dengan langkah sebagai berikut : a)
Memaparkan judul/proyek yang akan dibahas
b) Tinjauan proyek matapelajaran IPA tentang membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk energi angin dapat diubah menjadi energi gerak. c)
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan anggota 4 sampai 5 siswa.
d) Siswa menentukan bahan menbuat kincir angin e)
Guru menyiapkan rubrik penilaian yang sudah dibuat .
f)
Siswa merancang model kincir angin yang akan dibuat
g) Siswa dan guru menentukan batas waktu pengerjaan . h) Siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya pada
pertemuan yang akan datang sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa.
55
Pertemuan 2 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan
memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru mengajak siswa mempraktikkan membaca puisi tentang semangat kerja, menentukan tema pada gambar, menyebutkan kegiatan apa saja yang ada di pasar, menyebutkan mainan yang menggunakan energi angin, melanjutkan proyek pembuatan kincir angin,. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. Pertemuan 3 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan
memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru meminta siswa mengumpulkan proyek yang dibuat yaitu kincir angin, setiap kelompok mempresentasikan laporan secara bergantian, guru memberikan penilaian pada laporan/presentasi sesuai rubrik penilaian yang telah dibuat. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. b. Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas III yaitu bapak Sepharyanto pada setiap pertemuan dengan hasil : Pada pertemuan 1 Siswa masih banyak kesulitan dalam merancang proyek yang akan dilakukan sehingga guru harus lebih membimbing siswa dalam membuat rancangan proyek yang akan dilakukan oleh siswa .
56
Pada pertemuan 2 Semua siswa terlihat lebih aktif dari sebelumnya karena siswa di hadapkan dengan aktifitas membuat kincir angin . Pada pertemuan 3 Siswa lebih antusias mempresentasikan hasil proyeknya jika dibandingkan dengan pada saat mempresentasikan hasil pembuatan kliping. 3. Refleksi Penulis bersama observer merefleksi hasil pembelajaran pada siklus II. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II guru melakukan penilaian proyek dan penilaian evaluasi tertulis dari setiap pertemuan. Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis melalui Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) maka dapat diperoleh hasil siklus II seperti yang tercantum pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajianan Tangan Pada siklus II Skor Ketuntasan
Jumlah Siswa
Persentase (%)
≥ 65 ( Tuntas )
28
96,5
<65 (Belum tuntas)
1
3,5
Jumlah
29
100
Sumber : Data primer
Dari tabel 4.3 di atas ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa sebesar 96,5% dari jumlah seluruh siswa (29 siswa ) dan 3,5 % dari seluruh siswa (29) belum tuntas sesuai dengan KKM (65), Perolehan skor rata-rata kelas siklus I yaitu 80 dengan skor tertinggi 93 dan skor tertendah 61 . Skor ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Jogoyitnan dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini :
57
Gambar 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajianan Tangan Pada Siklus II
100.0%
96.5%
90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0%
3.5%
0.0% KETUNTASAN Tuntas
Tidak Tuntas
Berdasarkan distribusi skor tes dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, Ketuntasan hasil belajar siklus I yaitu 86,2% pada siklus II meningkat menjadi 96,5%, hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) sebesar 114%. Skor rata-rata siswa pada siklus II
juga
meningkat 17,6% yaitu 80 jika dibandingkan dengan siklus I yang hanya mendapat skor rata-rata 74. Perolehan skor terendah pada siklus I adalah 56, Pada siklus II perolehan skor terendah meningkat 10,9% menjadi 61. Perolehan skor tertinggi siklus I yaitu 91, pada siklus II skor tertinggi meningkat 3,3% menjadi 93. Berdasarkan perolehan hasil belajar yang telah mencapai KKM kelas (90%) maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II dikatakan tuntas.
58
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) yang dilakukan oleh penulis pada pelajaran tematik dengan tema kerajinan tangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Perbandingan Antar Siklus Dari Skor Rata-Rata, Skor Maksimum Dan Minimum Pada Pelajaran Tematik Tema Kerajianan Tangan SIKLUS Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jenis Skor Skor rata-rata
68
74
80
Skor Minimum
55
56
56
Skor Maksimum
90
91
93
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat dilihat kenaikan Skor Rata-Rata, Skor Maksimum Dan Minimum pada gambar 4.4 berikut ini :
Gambar 4.4 Kenaikan Skor Rata-Rata, Skor Maksimum Dan Minimum Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II Pada Pelajaran Tematik Tema Kerajianan Tangan
Axis Title
Chart Title 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
90 68 55
91 74
93 80 61
56
Rata-rata Skor Minimum Skor Maksimum Linear (Rata-rata)
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
59
Berdasarkan diagram di atas terlihat adanya kenaikan skor rata-rata dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Pada pra siklus skor rata-rata hanya sebesar 68 sedangkan pada siklus I sebesar 74 yang artinya mengalami kenaikan sebesar 8,8%. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 80 atau mengalami kenaikan sebesar 17,6%. Skor tertinggi yang diperoleh siswa juga meningkat dibuktikan dengan perolehan skor tertinggi pada pra siklus adalah 90 meningkat 1,1% pada siklus I menjadi 91 dan meningkat 3,3% pada siklus 2 menjadi 93. Sedangkan perolehan skor terendah pada pra siklus adalah 55 meningkat 1,8% pada siklus I menjadi 56 dan pada siklus II meningkat 10,9% menjadi 61. Selain kenaikan skor rata-rata, skor minimum dan maksimum juga akan dibahas tentang peningkatan ketuntasan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II yang tersaji pada tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar berikut : Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajinan Tangan Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II Pra Siklus Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Frek.
Persentase
Frek.
Persentase
Frek.
Persentase
siswa
(%)
Siswa
(%)
siswa
(%)
Tuntas
13
45
21
86,2
28
96,5
Tidak Tuntas
16
55
8
13,8
1
3,5
Jumlah
29
100
29
100
29
100
Dari tabel diatas terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar dari pra sikus ke siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan hasil belajar hanya dicapai oleh 13 anak dari seluruh siswa (29) yaitu sebesar 45 %. Sedangkan pada siklus I ketuntasan hasil belajar dapat dicapai oleh 25 siswa dari seluruh siswa (29) yaitu sebesar 86,2 %. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa yaitu sebesar 91,5 %. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 96,5% jadi mengalami kenaikan ketuntasan hasil belajar sebesar 114%.
60
Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini :
Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Kerajinan Tangan Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
96.5% 100%
86.20%
80% 60%
55% Tuntas
45%
Tidak Tuntas
40% 13.80%
20%
3.5%
0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Dari diagram di atas terlihat siswa yang tuntas melebihi KKM kelas yang telah ditetapkan yaitu 90% dari jumlah siswa (29) namun dalam Proses pembelajaran masih ada hambatan-hambatan yang dialami siswa pada siklus I yaitu siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran akan tetapi pada siklus II siswa sudah mulai berperan aktif menyusun rancangan proyek yang akan dibuat dan konsentrasi pada pembuatan proyek yang sudah mereka rancang. Pengunaan pembelajaran berbasis proyek (PBP) pada tema kerajinan tangan meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Jogoyitnan, Wonosobo. Keberhasilan belajar terletak pada respon seseorang untuk melakukan aktivitas dalam mentransformasi informasi yang ada. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, apabila dalam pembelajaran peserta didik dilibatkan secara langsung dan belajar menggali informasi sendiri maka pembelajaran akan lebih bermakna bagi anak.