BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Hasil penelitian pada pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan. Adapun pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. 4.1.1 Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus I terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pembelajaran pertama dilaksanakan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Pelaksanaan Siklus I dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 4.1.1.1 Perencanaan Perencanaan Siklus I dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2013. Diawali tanggal 25 Februari yaitu dilaksanakannya persiapan sebelum penelitian dengan berkunjung ke SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yaitu untuk mengetahui sampai mana materi matematika yang telah disampaikan guru dan berbincang-bincang mengenai rencana pembelajaran yang akan di desainnya pada materi berikutnya. Guru diberikan sebuah buku untuk dijadikan referensi saat penerapan pembelajaran yang akan dilakukan dan gambaran tahapan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Setelah dilakukannya konfirmasi dengan pihak SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, kemudian tahapan yang dilakukan yaitu membaca materi yang akan diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
49
50
Tahapan selanjutnya yaitu membuat kisi-kisi soal. Dari kisi-kisi soal itu kemudian dibuat butir-butir soal Siklus I dan Siklus II. Butir-butir soal itu kemudian di uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran di kelas 5 SDN Regenung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Sebelum menguji lembar soal maupun lembar angket terlebih dahulu meminta ijin kepada kepala sekolah untuk mengujinya. Soal yang diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran sebanyak 30 soal, bentuk soal pilihan ganda dengan materi menyebutkan sifat-sifat bangun datar. Setelah menguji butir soal, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menguji lembar angket, dimana pernyataan yang ada pada angket sebanyak 30 item pernyataan. Setelah instrumen Siklus I selesai diuji, selanjutnya menguji butir soal dan lembar angket untuk Siklus II materi selanjutnya menyebutkan sifat-sifat bangun ruang. Jumlah butir soal dan butir pernyataan yang ada pada lembar angket pada Siklus II sama dengan Siklus I. Setelah mendapat soal-soal dari uji validitas, reliabelitas dan uji kesukaran kemudian dipilih untuk soal-soal yang valid dan reliabel, dan untuk mengetahui kesetaraan soal dipilih soal-soal yang sulit, sedang dan mudah. Dari 30 soal, yang digunakan untuk tes yaitu 20 soal untuk Siklus I dan Siklus II. Sedangkan untuk lembar angket dari 30 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa yaitu sebanyak 25 item pernyataan. Sebelum pelaksanaan tindakan juga harus membuat lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan sintak/tahapan yang ada pada pembelajaran PAIKEM GEMBROT yang dilaksanakan oleh guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I terdiri dari 4 pertemuan yakni pertemuan pertama pada tanggal 11 Maret 2013, pertemuan kedua pada tanggal 12 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 18 Maret 2013 dan pertemuan keempat 19 Maret 2013 dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dilakukan penyampaian materi melalui pembelajaran PAIKEM GEMBROT, pertemuan keempat baru dilaksanakan evaluasi yaitu memberikan soal tes dan kemudian dibagikannya lembar angket untuk mengevaluasi siswa terkait motivasinya setelah mengikuti semua tahapan di akhir pertemuan.
51
Perencanaan Siklus I yang terdiri dar 4 pertemuan, pada saat tindakan dilakukan sesuai tahapan dari sintak PAIKEM GEMBROT, setiap pertemuan tidak sampai selesai sintak tersebut jadi bersinambungan antara pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan keempat. Kemudian RPP beserta sintak yang sudah disimpulkan dari beberapa ahli itu dikonsultasikan denga ibu Supriyanti guru kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora pada tanggal 8 maret. Sebelumnya guru sudah diberikan gambaran mengenai pembelajaran PAIKEM GEMBROT, sehingga pada kesempatan ini menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam RPP yang berdasarkan sintak supaya pembelajaran berlangsung sesuai dengan sintak pembelajaran tersebut. Guru belum sedikit paham mengenai permainan yang akan dilakukan, oleh sebab itu didiskusikan bersama dan memperoleh titik temunya, dan guru kelaspun memahaminya. Persiapan bahan-bahan yang dibutuhkan mengenai alat peraga berupa macammacam bentuk bangun datar (persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang , lingkaran, dan trapesium). Alat peraga tersebut terbuat dari kardus yang dibentuk sesuai dengan macam-macam bangun datar tersebut, kemudian dilapisi kertas warna supaya lebih menarik. Alat peraga ini dibuat setelah mengetahui materi yang akan disampaikannya, supaya lebih siap dna matang. Peralatan-peralatan (penggaris, gunting, busur derajat, kertas HVS, sedotan) perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal,membuat lembar angket, membuat lembar observasi. Selain itu disiapkannya kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar. 4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakuakan sebanyak 4 kali pertemuan sesuai dengan RPP. Langkah-langkah setiap pertemuan disesuaikan dengan sintak PAIKEM GEMBROT. Pada pertemuan keempat selain mengumpulkan kliping pembelajaran, dilaksanakan pula evaluasi pada akhir pembelajaran dengan memberika tes dan pembagian lembar angket. Pertemuan pertama dilaksanakan hari senin tanggal 11 Maret 2013 pada matapelajaran matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
52
Pada pertemuan pertama terdapat 2 indikator pembelajaran yaitu menemukan contoh-contoh benda yang ada dilingkungan sekitar yang termasuk bangun datar, dan menyebutkan macam-macam bentuk bangun datar. Pada kegiatan awal guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan
konsep-konsep
prasyarat
yang
sudah
diketahuai oleh siswa sebelumya, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu pengertian bangun datar, siswa diajak keluar kelas untuk mencari contoh bendabenda yang termasuk bangun datar berdasarkan definisi yang sudah didapatnya dari guru. Setelah siswa memperoleh contoh-contoh bangun datar, siswa saling bertukar pendapat dengan temannya kemudian dengan bimbingan guru bersama-sama membahas apa yang sudah diperolehnya dalam pengamatan tersebut. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk mengenal dulu macam-macam bangun datar. Dengan media yang sudah disiapkan siswa menyebutkan macam- macam bentuk bangun datar. Siswa kemudian mengambil papan bangun datar sesuai dengan nama yang sudah disebutkan. Bersama dengan kelompoknya siswa mengelompokkan contoh bangun yang diperolehnya kedalam macam-macam bangun datar. Agar pembelajaran tidak monoton, guru membagi kelompok bermain menyusun bangun dengan sedotan. Guru meminta agar siswa membentuk bangun datar sesuai dengan aba-aba guru dan menyebutkan contoh-contohnya. Yang mengangkat tangannya terlebih dahulu dan jawaban itu benar, itulah yang menjadi juara dan berhak untuk memberikan aba-aba kepada temannya untuk membentuk bangun datar beserta contohnya. Guru memberikan pujian kepada siswa. Pada kegiatan akhir siswa diberi PR dan dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan dikelas dan diluar kelas.
53
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 12 maret 2013. Pelaksanaan pertemuan kedua hampir sama dengan pelaksanaan pertemuan kesatu, hanya siswa dibentuk dalam kelompok belajar untuk mengklasifikasikan benda-benda yang sudah didapatnya dari rumah maupun di sekolah. Kemudian siswa mengklasifikasikan lagi kedalam bentuk bangun datar dan dilanjut dengan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar tersebut. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, mengingatkan kembali terkait contoh-contoh benda yang termasuk bangun datar, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk mengklasifikasikan contoh-contoh benda yang telah di perolehnya ke dalam bentuk bangun datar. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan kelompoknya dapat mengklasifikasikan dengan benar. Kemudian siswa bersama kelomponya bekerja sama untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan penggaris, busur derajat, dan dibuktikan lagi dengan kertas lipat yang sudah di siapkan dengan bimbingan guru. Siswa kemudian menyusun laporan hasil diskusinya dan tidak lupa dengan bimbingan guru. Siswa mempresentasikan di depan kelas, siswa lainnya menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa bersama dengan guru mengklasifikasi hal-hal yang masih kurang tepat untuk di luruskan. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak dilakukan, dan siswa membuat rangkuman hasil belajarannya mengenai sifat-sifat bangun datar. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan mendapat tugas agar pertemuan berikutnya membawa Koran bekas, majalah bekas, lem, gunting, penggaris, busur derajat. Pertemuan ketiga yang dilaksanakan hari senin tanggal 19 Maret 2013 yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk membuat kliping bangun datar. Pada kegiatan awal, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, memberikan contoh dan penjelasan
54
mengenai kliping bangun datar, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk membuat kliping bangun datar. Guru memberikan kertas HVS dan kertas lipat kepada setiap kelompok. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan kelompoknya membuat kliping bangun datar. Kemudian siswa bersama kelomponya mendemonstrasikan hasil klipingnya untuk di tunjukkan kepada teman-temannya. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak dilakukan, dan memberikan pujian kepada siswa yang telah membuat klipng dengan bagus dan benar. Siswa diberikan kesempatan untuk menghias semenarik mungkin di rumah dan dikumpulkan sebelum ulangan pada pertemuan berikutnya. Siswa mengerjakan latihan soal. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan memberikan pengumuman bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan. Pertemuan keempat merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus I yang dilaksanakan hari selasa, tanggal 19 Maret 2013. Pada pertemuan keempat ini siswa hanya mengumpulkan kliping dan diadakannya evaluasi. Sebelum evaluasi belajar dimulai seperti pada pertemuan persama, kedua, dan ketiga, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan. Siswa mengumpulkan kliping bangun datar. Guru memberikan waktu untuk belajar selama 10 menit. Siswa mengerjakan soal postes siklus I. Siswa bersama dengan guru merefleksi terhadap keseluruhan pembelajaran yang sudah di ikutinya dan membrikan pesan moral dan penghargaan. 4.1.1.3 Pengamatan/Observasi Pengamatan/observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu empat pertemuan. Hasil observasi pada kegiatan yang telah diterapkan oleh guru untuk mengukur keberhasilan keterlaksanaan sintak pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT.
55
Pengamatan menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam langkah-langkah
kegiatan
pembelajaran
PAIKEM
GEMBROT
dengan
menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yang dituangkan dalam RPP. Berdasarkan hasil observasi penerapan Pembelajaran PAIKEM GEMBROT yang diterapkan guru pada Siklus I Pertemuan I pada kegiatan pembelajaran penerapan indikator pembelajaran masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi pada Lampiran 10. Berdasarkan lembar observer maka diperoleh hasil pelaksanaan kegiatan berdasar tahapan-tahapan dalam Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada Pertemuan I ada catatan dari observer mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Menurut observer, guru belum melaksanakan semua tahapan yang ada dalam tahapan tahapan yang dituangkan dalam RPP tersebut. Dari 19 tahapan yang harus dilakukan pada pertemuan 1 baru 16 langkah yang dilakuakan, 3 langkah tahapan belum dilakukan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan PAIKEM GEMBROT belum terbiasa dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Catatan-catatan yang ada pada observer terhadap pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM GEMBROT pada Pertemuan 1 yaitu guru sudah melakukan sebagian besar tahapan pembelajaran mulai dari tahapan pendahuluan sampai merefleksi. Di awal guru sudah membuka pelajaran dengan mengkonsisikan siswa agar siap menerima pelajaran, adanya apersepsi, adanya motivasi untuk menarik perhatian siswa supaya semangat belajar dan adanya penyampaian tujuan pembelajaran supaya arah dari pembelajaran tersebut diketahui oleh siswa. Pada kegiatan inti guru juga sudah melakukan penyampaian konsep dasar yang harus diketahui siswa sebelum melakukan pengamatan. Guru sudah menggunakan benda-benda konkret, metode yang bervariatif yang terdiri dari ceramah, pengamatan diluar kelas, curah pendapat dengan teman sekelas, guru dengan siswa, tidak lupa guru juga memberikan bimbingan, arahan saat pengamatan diluar kelas, kemudian dibahas didalam kelas,dan guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hasil pembahasan bersama di buku catatan agar siswa tidak lupa.
56
Pada saat permainan guru juga melibatkan siswa untuk memberikan aba-aba dan guru juga membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Namun semua dari keterlaksanaanya sintak PAIKEM GEMBROT ada catatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu: guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, guru belum melibatkan setiap siswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemapuan dengan menekankan pada belajar melalui berbuat, guru belum memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa. Oleh karena itu, kekurangan dalam pertemuan pertama perlu diadakan perbaikan pada pertemuan 2. Hasil observasi pada Pertemuan kedua yang diperoleh berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan PAIKEM GEMBROT yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada Pertemuan pertama dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran sebelumnya. Dalam penerapan pembelajaran pada Pertemuan kedua berdasarkan hasil observasi, diperoleh hasil observasi berdasarkan lembar observasi yang telah digunakan. Tahapan-tahapan yang ada dalam yang ada dalam kegiatan pembelajaran dengan PAIKEM GEMBROT lainnya sudah dikategorikan dengan cukup baik. Masih ada kekurangan yang ada dalam pertemuan 2 ini yaitu guru belum melibatkan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa belum diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil presentasi temannya. Oleh karena itu, kekurangan dalam pertemuan kedua perlu perbaikan pada pertemuan ketiga agar pertemuan selanjutnya dilaksanakan dengan baik. Hasil observasi pada pertemuan ketiga yang diperoleh berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan Pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada pertemuan kesatu, kedua, dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua. Dalam penerapan pembelajaran pada petemuan ketiga berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan pembelajaran dengan PAIKEM GEMBROT pelaksanaan pembelajaran maksimal dan dalam kategori baik. Tidak ada catatan dalam kegiatan pembelelajaran.
57
Hal ini berarti guru sudah melaksanakan semua tahapan kegiatan yaitu mulai kegiatan pendahuluan sampai penutup, guru melaksanakannya dengan baik. Tidak ada catatan perbaiakan dari observer untuk pertemuan keempat. Pada
pertemuan
keempat
guru
hanya
memberikan
tes.
Sebelum
dilaksanakannya tes, siswa mengumpulkan kliping yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Setelah diadakannya tes, siswa diminta untuk mengisi lembar angket untuk mengukur motivasi belajarnya. Pada pertemuan keempat ini guru pasti melaksanakan sintak yang terakhir yaitu memberikan evaluasi, dan pada pertemuan keempat ini guru sudah melaksanakan semua tahapan. 4.1.1.4 Refleksi Berdasarkan observasi Siklus I dari pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan keempat dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT maka dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran Hasil refleksi diambil dari hasil lembar observasi, lembar angket, tes yang dilaksanakan pada Siklus I. Berdasarkan hasil lembar observasi guru pada Siklus I, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari setiap tahapan sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan semua oleh guru walaupun pada pertemuan kesatu dan kedua ada kekurangan. Hal ini terlihat dari kegiatan guru yang dilaksanakan dari awal hingga akhir. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki. Pada pertemuan pertama masih lupa menyampaikan tujuan pengawasan saat pengamatan di luar kelas, ternyata guru masih kurang sehingga siswa memanfaatkan kelengahan guru untuk bermain. Hal ini disebabkan karena siswa tidak pernah belajar matematika di luar ruangan kelas. Hal ini menimbulkan siswa memanfaatkannya untuk bermain dan bercanda dengan temannya saat guru tidak mengawasi. Pada saat guru menjelaskan dengan benda-benda konkret, siswa belum dilibatkan untuk terlibat dalam contoh yang dilakukan oleh guru. Ini menjadi catatan penting bagi guru agar melibatkan siswa untuk belajar berbuat saat pembelajaran berlangsung. Pada pemberian umpan balik ternyata guru juga belum melaksanakan pada pertemuan ini, setelah membahas bersama kemudian langsung dilanjutkan meyebutkan macam-macam bangun datar. Seharusnya yang dilakukan setelah
58
membahas bersama mengnai contoh-contoh benda yang termasuk bangun datar tersebut guru memberikan umpan balik. Pembelajaran dilanjut dengan menyebutkan bangun datar dengan bantuan papan bangun datar yang sudah disediakan. Pada saat menyebutkan bangun datar guru sudah melibatkan siswa untuk maju kedepan dan menempel sesuai dengan nama yang disebut. Siswa terlihat antusias saat menempul bangun tersebut, tanpa ditunjukak siswa pun bersedia mengambil papan bangun datar tersebut kemudian ditempel dipapan tulis dan member nama sesuai bangun yang ditempelaknnya. Guru sudah membimbing dan mengarahkan siswa saat ada siswa yang menulis kurang tepat. Pada pertemuan kedua saat pembagian kelompok siswa lebih cenderung suka memilik kelompok sendiri. Karena jumlah siswa perempuan dan laki-laki tidak sebanding, akan tetapi hal itu dapat diatasi oleh guru. Siswa perempuan tetap bergabung dengan perempuan. Dan siswa laki-laki dikelompokkan secara heterogen. Supa ada keseimbangan tiap kelompok. Pada saat mengidentifikasi, siswa sangat antusias sekali dengan kelompokknya untuk berlomba menjadi yang terbaik. Semua anggota terlihat aktif, dan ingin mencoba membuktikan sifat-sifat bangun datar. Setelah diskusi selesai, siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Di sisi inilah guru yang menjadi kekeurangan dalam menerapkan sintak PAIKEM GEMBROT. Guru belum meminta siswa untuk menanggapi hasil diskusi temannya. Hanya 1 kelompok saja yang menanggapi presentasi temannya dan menjadi catatan bagi guru agar memberikan kesempatan kepada semua kelompok menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya. Pada pertemuan ketiga sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan dengan maksimal. Siswa sudah antusias dalam membuat kliping. Akan tetapi ada catatan supaya waktu lebih efisian yaitu siswa memotong gambar-gambar dari rumah, sehingga di sekolah hanya menempel di kertas HVS dan menghias sesuai kreatifitas kelompok mereka masing-masing, supaya waktu mendemonstraikan klipingnya lebih maksimal. Pertemuan keempat guru sudah melaksanakan sintak yang semestinya dilaksanakan yaitu memberikan evaluasi, dan pesan-pesan moral supaya siswa tidak menganggap matematika itu sulit. Guru telah memberikan gambaran manfaat dari mempelajari matematika.
59
Dari kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka dapat diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II adalah yaitu Guru mengulang kembali menggunakan model pembelajaran yang sama dengan pembelajaran sebelumnya sehingga guru tidak canggung. Dalam pengamatan di luar kelas, guru hendaknya membentuk kelompok, dan menunjuk satu siswa menjadi ketua kelompok, untuk mengawasi kerja temannya. sehingga guru tidak harus mengawasi satu persatu dari 22 siswa. Tanggung jawab dari pengamatan diluar kelas yaitu ketua kelompok. Pada saat pembuatan kliping pembelajaran, siswa diminta menyiapkan gambar-gambar yang digunakan untuk kliping dari rumah dan memotongnya dari rumah, sehingga di sekolah tidak ada sampah yang menumpuk dari koran-koran maupun majalahmajalah yang sudah tidak dipakai. Pengelolaan waktu agar lebih ditingkatkan supaya setiap kelompok dapat mempresentasikan hasil kinerjanya dan setiap kelompok dapat menaggapinya. 4.1.2 Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan Siklus II sama seperti pelaksanaan Siklus I dengan 4 tahapan menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Dalam siklus II ini dilakukan sama dengan Siklus I yaitu 4 kali pertemuan yakni pertemuan pertama pada tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua pada tanggal 26 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 1 April 2013 dan pertemuan keempat 2 April 2013. Kompetensi dasar pada Siklus II yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pelaksanaan Sklus II dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saya yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut ini.
60
4.1.2.1 Perencanaan Perencanaan tindakan Siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pada tanggal 19 Maret 2013 setelah dilakukannya refleksi, diskusi, dengan guru dan observer, perlu dilakukannya perbaikan-perbaikan daari kekurangankerungan yang ada pada Siklus I. Melihat hasil observasi, angket, dan tes perlu diadakannya perbaikan dan pemantapan. Pada Siklus I penerapan sintak PAIKEM GEMBROT sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu guru sudah melaksanakan semua sintak dengan baik. Akan tetapi agar pembelajaran ini berdampak lebih maksimal pada motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa maka penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT diterapkan lagi. Melihat motivasi belajar masih belum mencapai indikator maka dilakukannya perbaikan. Sedangkan untuk hasil belajar matematika sudah mencapai indikator yang maka diadakan pemantapan sesuai dengan indikator dan KKM yang sudah diterapkan pada Siklus I agar semua indikator yang ada mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. pertemuan pertama pada tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua pada tanggal 26 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 1 April 2013 dan pertemuan keempat 2 April 2013. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dilakukan penyampaian materi melalui pembelajaran PAIKEM GEMBROT, kemudian di pertemuan keempat baru dilaksanakan evaluasi. Perencanaan Siklus I yang terdiri dar 4 pertemuan, pada saat tindakan dilakukan sesuai tahapan dari sintak PAIKEM GEMBROT. setiap pertemuan tidak sampai selesai sintak tersebut jadi bersinambungan antara pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan keempat dalam satu siklus. Persiapan pembelajaran mulai dari alat peraga, lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi. Alat peraga yang dibuat hanya beberapa, karena di sekolah sudah menyediakan beberapa bangun ruang. Bangun ruang yang ada dikelas yaitu balok, kubus, limas, kerucut, prisma. Adapun bangun ruang yang belum ada dan harus dibuat yaitu tabung. Tabung dibuat dengan kertas karton yang tebal supaya terlihat seperti tabung asli pada waktu itu juga disiapkan sebuah celengan yang berbentuk tabung supaya siswa lebih jelas. Sedangkan bola tidak membuat melainkan membawa asli bola.
61
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan sesuai dengan RPP. Langkah-langkah setiap pertemuan sama. Namun pada pertemuan keempat ada perbedaan dengan pertemuan sebelumnya. Pertemuan keempat hanya diadakan evaluasi. Pertemuan pertama dilaksanakan hari senin tanggal 25 Maret 2013 pada matapelajaran Matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan konsep-konsep prasyarat yang sudah diketahuai oleh siswa sebelumya, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu pengertian bangun ruang, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk keluar kelas mencari contoh benda-benda yang termasuk bangun ruang bersama kelompoknya berdasarkan definisi yang sudah didapatnya dari guru. Setelah siswa memperoleh contoh-contoh bangun ruang, siswa saling bertukar pendapat dengan temannya kemudian dengan bimbingan guru bersama-sama membahas apa yang sudah diperolehnya dalam pengamatan tersebut. Kemudian siswa bersama temannya untuk menyebutkan macam-macam bentuk bangun ruang dengan alat peraga yang sudah disiapkan. Guru meminta agar siswa menggambar bangun ruang di kertas HVS. Yang mengangkat tangannya terlebih dahulu dan jawabanya benar, itulah yang menjadi juara. Guru memberikan pujian kepada siswa agar siswa termotivasi lagi untuk belajar. Pada kegiatan akhir siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan dikelas dan diluar kelas, refleksi pembelajaran, dan siswa menerima tugas dari guru untuk mencari contoh-contoh benda lainnya yang termasuk bangun ruang di rumah.
62
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Maret 2013. Pelaksanaan pertemuan kedua hampir sama dengan pelaksanaan pertemuan kesatu, hanya siswa dibentuk dalam kelompok belajar untuk mengklasifikasikan bendabenda yang sudah didapatnya dari rumah maupun di sekolah pada pertemuan pertama kedalam bentuk bangun ruang dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan,
kerapian
kelas
sebagai
wujud
kepedulian
lingkungan,
mengingatkan kembali terkait contoh-contoh benda yang termasuk bangun ruang, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan inti, siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk mengklasifikasikan contoh-contoh benda yang telah di perolehnya ke dalam bentuk bangun ruang. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan kelompoknya dapat mengklasifikasikan dengan benar. Kemudian siswa bersama kelomponya bekerja sama untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan penggaris, busur derajat, dan dibuktikan lagi dengan kertas lipat yang sudah di siapkan dengan bimbingan guru. Siswa kemudian menyusun laporan hasil diskusinya dan tidak lupa dengan bimbingan guru. Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas, siswa lainnya menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa bersama dengan guru mengklrarifikasi hal-hal yang masih kurang tepat untuk di luruskan. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak dilakukan, dan siswa membuat rangkuman hasil belajarannya mengenai sifat-sifat bangun ruang. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan mendapat tugas agar pertemuan berikutnya menyiapkan dari rumah gambar yang termasuk bangun ruang, lem, gunting, penggaris, busur derajat. Pertemuan ketiga yang dilaksanakan hari senin tanggal 1 April 2013 yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk membuat kliping bangun ruang. Pada kegiatan awal, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian
63
kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, memberikan contoh dan penjelasan mengenai kliping bangun datar, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan inti
siswa
berkumpul dengan kelompoknya untuk membuat kliping bangun ruang. Guru memberikan kertas HVS kepada setiap kelompok. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan kelompoknya membuat kliping bangun ruang. Siswa bersama kelomponya mendemonstrasikan hasil klipingnya di depan kelas. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan, dan memberikan pujian kepada siswa yang telah membuat klipng dengan bagus dan benar. Siswa diberikan kesempatan untuk menghias semenarik mungkin di rumah dan dikumpulkan sebelum ulangan pada pertemuan berikutnya. Siswa mengerjakan latihan soal. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan memberikan pengumuman bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan. Pertemuan keempat merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus I yang dilaksanakan hari selasa, tanggal 2 April 2013. Pada pertemuan keempat ini siswa hanya mengumpulkan kliping dan diadakannya evaluasi. Sebelum evaluasi belajar dimulai seperti pada pertemuan persama, kedua, dan ketiga, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan. Siswa mengumpulkan kliping bangun datar. Guru memberikan waktu untuk belajar selama 10 menit. Siswa mengerjakan soal tes siklus II. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan pemberian pesan moral. 4.1.2.3 Pengamatan/Observasi Pengamatan/observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu empat pertemuan. Hasil observasi pada kegiatan yang telah diterapkan oleh guru untuk mengukur keberhasilan keterlaksanaan sintak pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT.
64
Pengamatan menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam langkah-langkah
kegiatan
pembelajaran
PAIKEM
GEMBROT
dengan
menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yang dituangkan dalam RPP. Berdasarkan hasil observasi penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT yang diterapkan guru pada pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran penerapan indikator pembelajaran sudah baik. Guru sudah melaksanakan semua sintak mulai dari kegiatan awal hingga penutup. Guru sudah mulai terbiasa dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT ini. Tidak ada rasa canggung dan kaku saat menyampaiakan materi. Guru
juga
sudah
melaksanakan
secara
urut
tahapan
yang
harus
dilaksanakannya. Guru sudah membuka pelajaran mulai dari mengkondisikan siswa, memberikan apersepsi, memotivasi siswa,dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum menugaskan siswa untuk pengamatan, guru juga sudah menjelaskan konsep yang harus dipegang siswa mengenai bangun ruang. Siswa dibentuk kelompok saat pengamatan agar guru dapat memberikan pengawasan dan bimbingan secara intensif. Siswa yang semulanya bermain saat pengamatan diluar kelas, kini siswa antusias dalam pengamatan bersama dengan kelompok dan ketua kelompok dapat mengatur teman-temanya ketika ada temannya yang bermain, karena ketua kelompok diberikan tanggung jawab supaya dapat mengawasi saat guru membimbing kelompok lain. Guru juga sudah membahas, membimbing siswa saat membuat catatan kecil yang ada dibuku catatannya. Guru juga sudah mengecek satu persatu catatan siswa sebagai umpan balik guru dan memberikan PR untuk mencari contoh benda yang termasuk bangun ruang. Pada pertemuan kedua keterlaksanaan sintak sudah baik. Guru sudah melaksanakan semua tahapan sintak dari pendahulauan sampai pemberian penghargaan dan pesan-pesan agar siswa tetap belajar matematika. Kekurangan yang ada sudah diperbaiki. Semula guru belum memberikan kesempatan setiap kelompok untuk presentasi, pada pertemuan kedua ini guru sudah memberikan kesempatan untuk setiap kelompok mempresentasikan hasil kinerjanya di depan kelas, dan setiap kelompok yang tidak maju juga sudah menanggapi teamannya yang maju. Sehingga adanya kerja sam yag terjalin antar kelompok.
65
Pembelajaran semakin aktif, dan adanya kerja sama dengan guru maupun temannya sendiri membuat siswa semakin bersaing untuk menjadi yang terbaik. Guru juga sudah memberikan umpan balik. Pada kesempatan ini guru sudah menyampaikan kepada siswa agar pertemuan besuk (pada hari Selasa) agar menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kliping dari rumah, tidak membawa koran yang belum dipotong- potong. Sehingga pada pertemuan ketiga ini lebih efektif, dan siswa lebih kreatif saat menghias klipingnya. Pada pertemuan ketiga keterlaksanaan sintak sudah dilakukan semua. Guru sudah membuka pembelajaran secara lengakap, dan masuk pada kegiatan inti, keterlaksanaan sintak sudah lengkap. Guru sudah melibatkan siswa dalam kelompok, adanya bimbingan arahan dalam membuat kliping, adanya demonstrasi kliping dan tanggapan dari guru maupun siswa. Guru juga sudah melakukan umpan balik, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajarannya dan melakukan refleksi. Pada
pertemuan
keempat
guru
hanya
memberikan
tes.
Sebelum
dilaksanakannya tes, siswa mengumpulkan kliping pembelajaran tentang bangun ruang yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa telah mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik. Kemudian siswa mengerjakan tes dengan tenang. Setelah ulangan harian selesai, guru merefleksi ulangan harian tersebut kemudian siswa diminta untuk mengisi lembar angket motivasi belajar untuk mengukur motivasi belajar siswa. 4.1.2.4 Refleksi Berdasarkan observasi Siklus II dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT maka dilakukan refleksi dengan dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran Hasil refleksi diambil dari hasil lembar observasi, lembar angket, tes yang dilaksanakan pada Siklus II. Keterlaksanaan sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari tahapan pendahuluan sampai tahap menganalisis dan mengevaluasi. Kekurangan-kekurangan yang ada pada Siklus I sudah diperbaiki pada Siklus II. Pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efisien dengan metode-metode yang digunakan juga sudah variatif, kooperatif, dan interaktif.
66
Setelah diadakannya sebuah kegiatan diskusi, kerja kelompok, guru juga sudah memberikan kesempatan semua kelompok untuk mempresentasikan, menaggapi hasil presentasinya secara bergantian. Guru juga memberikan umpan balik terhadap kinerja mereka. Hasil karya siswa sangat berguna, dimana mereka mengumpulkan hasil kliping tersebut di perpustakaan. Siswa saat itu terlihat senang melihat dan membaca hasil karya teman-temannya yang unik dan variatif. Adanya interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa menambah hidupnya pembelajaran sehingga tidak ada kesan matematika itu sulit, membosankan sehingga pembelajaram lebih aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot. 4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis data. Masing-masing akan dijelaskan tentang data Siklus I dan Siklus II yang masingmasing terdiri dari data motivasi belajar serta data hasil belajar matematika siswa. 4.2.1 Deskripsi Data Data mentah yang sudah diperoleh dari pengumpulan data dari lembar angket dan lembar soal tes diolah dan disajikan pada deskripsi data. Pada sub bab deskripsi data akan diuraikan tentang data Siklus I dan Siklus II yang terdiri dari data motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa. 4.2.1.1 Data Siklus I Data hasil dari penyebaran angket terkait motivasi belajar siswa pada Siklus I dimasukkan kedalam microsoft excel. Skor setiap item pernyataan yang ada pada lembar angket yang sudah diisi oleh siswa dimasukkan kedalam microsoft excel untuk mengetahui jumlah perolehan skor yang didapatnya agar dapat dikategorikan. Menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif Wahyudi 2010 motivasi belajar dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah. Adapun rentang skor untuk kategori motivasi tinggi, sedang, dan rendah dapat disajikan pada Tabel 16.
67
Tabel 16 Interval Kategori Motivasi Belajar Skor 76 - 100 50 - 75 25 - 49
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Pembuatan Interval dalam motivasi belajar di atas menurut Sutrisno Hadi dalam Arif Wahyudi (2010) yaitu dengan rumus sebagai berikut ini. X > XT – R= Tinggi XR + R ≤ X ≤ XT – R= Sedang X < XR + R= Rendah Keterangan XT= Skor Tertinggi XR= Skor Terendah R= Rentang X= Perolehan Skor Butir pernyataan yang ada pada lembar angket sebanyak 25 item. Pemberian skor setiap item pernyataan mengaju pada Skala Likkert dengan skor tertinggi yaitu 4 dan skor terendah 1. Maka diperoleh: Skor tertinggi: 25 x 4= 100 Skor terendah: 25 x 1= 25 Rentang 100 – 25= 75 Berdasarkan rumus kategori tersebut, diperoleh hasil motivasi belajar Siklus I yang dapat disajikan pada Tabel 17.
68
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013
Skor
Frekuensi
(%)
76 – 100 50 – 75 25 – 49 Jumlah Skor tertinggi Skor terendah
9 13 0 22
40,91 59,09 0 100 87 61
Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa siswa Pada Siklus 1 ini, siswa yang memperoleh skor 24 – 49 sebanyak 0 siswa (0%), skor 50 - 75 sebanyak 13 siswa (59,09%), dan skor 76 – 101 sebanyak 9 siswa (40,91%). Dengan perolehan skor tertinggi 87 dan skor terendah 61. Selain data motivasi belajar matematika siswa, data hasil belajar matematika siswa yang diadapat dari lembar soal tes, dan yang sudah diolah kemudian disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval sesuai dengan Usman dan Akbar (2006:71) langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar, kemudian menghitung rentang dengan rumus: Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah. Setelah menghitung rentang, hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu : Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n n = banyaknya siswa, Hitung panjang kelas interval dengan rumus : Panjang kelas (p) = Setelah menghitung panjang kelas, langkah selanjutnya adalah menentukan ujung bawah kelas interval pertama yaitu dengan rumus: nilai terendah + panjang kelas – 1.
69
Demikian seterusnya, dan dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan data yang di dapat, sesuai dengan rumus maka tabel distribusi frekuensi dalam penelitian ini diolah dengan langkah sebagai berikut: Didapat nilai pada Siklus I yaitu: Nilai tertinggi= 90 Nilai terendah= 55 Rentang (R)= nilai tertinggi – nilai terendah = 90 – 55 = 35 Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 3,3 x 1,34 = 1 + 4,4 = 5,4 dibulatkan menjadi 5 Panjang kelas (p)= = =7 Nilai hasil belajar matematika =
∑
x 100
Kemudian dihitung rata-rata nilai dalam satu kelas. Nilai rata-rata kelas = Interval diperoleh dari
∑
∑
Nilai terendah + panjang kelas – 1 = 55 + 7 – 1 = 62 – 1= 61 Maka batas bawah interval pertama 55 Baras atas interval pertama 61. Setelah mendapatkan interval tersebut langkah selanjutnya yaitu menghitung siswa yang mendapatkan nilai pada setiap interval. Kemudian dihitung persentasenya yaitu dengan rumus:
70
jumlah siswa yang ada pada setiap interval x 100% jumlah keseluruhan siswa
Setelah mendapatkan data dengan rumus tersebut maka data dimasukkan dalam tabel hasil belajar matematika siswa. Adapun hasil pengolahan data nilai tes evalusai tersaji pada Tabel 18. Tabel 18 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Skor 83 – 90 76 – 82 69 – 75 62 – 68 55 – 61 Jumlah Rata – rata Nilai tertinggi Nilai terendah
Frekuensi 3 4 9 1 5 22
(%) 13,64 18,18 40,91 4,55 22,72 100 71,81 90 55
Berdasarkan Tabel 18 siswa yang mendapat skor 55 – 61 ada 5 siswa (22,72%), skor 62 – 68 ada 1 siswa (4,55%), skor 69 – 75 ada 9 siswa (40,91%), skor 76 – 82 ada 4 siswa (18,18%), skor 83 – 90 ada 3 siswa (13,64%). Adapun nilai rerata siswa adalah 71,81 dengan nilai tertingginya sebesar 90 dan nilai terendahnya sebesar 55. 4.2.1.2 Data Siklus II Data hasil dari penyebaran angket terkait motivasi belajar siswa pada Siklus II sama dengan Siklus I yaitu dimasukkan kedalam microsoft excel. Skor setiap item pernyataan yang ada pada lembar angket yang sudah diisi oleh siswa dimasukkan kedalam microsoft excel untuk mengetahui jumlah perolehan skor yang didapatnya agar dapat dikategorikan. Menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif Wahyudi 2010 motivasi belajar dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah. Adapun interval skor untuk kategori motivasi tinggi, sedang, dan rendah pada Siklus II sama dengan Siklus I. Sehingga didapat hasil motivasi belajar Siklus I setelah penyebaran angket dapat disajikan pada Tabel 19.
71
Tabel 19 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Skor 76 – 100 50 – 75 25 – 49 Jumlah Skor tertinggi Skor terendah
Frekuensi (siswa) 18 4 0 22
(%) 81,82 18,18 0 100 91 62
Berdasarkan Tabel 19, siswa yang mempunyai skor 24 – 49 sebanyak 0 siswa (0%), skor 50 – 75 sebanyak 4 siswa (18,18%), dan skor 76 - 100 sebanyak 18 siswa (81,82 %) dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 62. Selain data motivasi belajar matematika siswa, terdapat data hasil belajar matematika siswa yang dipelorel dari lembar soal tes, dan yang sudah diolah kemudian disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval sesuai dengan Usman dan Akbar (2006:71) langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar, kemudian menghitung rentang dengan rumus: Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah. Setelah menghitung rentang, hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu : Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n n = banyaknya siswa Hitung panjang kelas interval dengan rumus : Panjang kelas (p) = Setelah menghitung panjang kelas, langkah selanjutnya adalah menentukan ujung bawah kelas interval pertama yaitu dengan rumus: nilai terendah + panjang kelas – 1 demikian seterusnya, dan dihitung dan dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan data yang di dapat pada Siklus II, sesuai dengan rumus tersebut maka tabel distribusi frekuensi dalam penelitian ini diolah dengan langkah sebagai berikut:
72
Nilai tertinggi= 100 Nilai terendah= 55 Rentang (R)= nilai tertinggi – nilai terendah = 100 – 55 = 45 Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 3,3 x 1,34 = 1 + 4,4 = 5,4 dibulatkan menjadi 5 Panjang kelas (p)= =
=9
Interval diperoleh dari Nilai terendah + panjang kelas – 1 = 55 + 9 – 1 = 64 – 1 = 63 Maka batas bawah interval pertama 55 Baras atas interval pertama 63. Setelah mendapatkan interval tersebut langkah selanjutnya yaitu menghitung siswa yang mendapatkan nilai pada setiap interval. Kemudian dihitung persentasenya yaitu dengan rumus: jumlah siswa yang ada pada setiap interval x 100% jumlah keseluruhan siswa
Rata-rata kelas diperoleh dari rumus
jumlah nilai dalam satu kelas jumlah siswa
Setelah mendapatkan data dengan rumus tersebut maka data dimasukkan dalam tabel hasil belajar matematika siswa. Adapun hasil pengolahan data nilai tes pada Siklus II tersaji pada Tabel 20.
73
Tabel 20 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Skor 91 - 100 82 – 90 73 - 81 64 - 72 55 - 63 Jumlah Rata - rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Frekuensi 3 8 5 4 2 22
(%) 13,64 36,37 22,72 18,18 9,09 100 80,23 100 55
Berdasarkan Tabel 21 diperoleh rincian siswa yang mendapat nilai 55 – 63 ada 2 siswa (9,09%), 64 – 72 ada 4 siswa (18,18%), 73 – 81 ada 5 siswa (22,72%), 82 – 90 ada 8 siswa (36,37%), dan 91 – 100 ada 3 siswa (13,64%). Nilai rata-rata 80,23 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah siswa 55. 4.2.2 Analisis Data Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan disajikan motivasi belajar dan analisis ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada Siklus I dan Siklus II. Kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif komparatif motivasi belajar matematika dan analisis deskriptif komparatif hasil belajar matematika siswa. 4.2.2.1 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I Berdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada Tabel 21.
74
Tabel 21 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No 1. 2. 3.
Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Frekuensi
(%)
9 13 0 22
40,91 59,09 0 100
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%). Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan dapat dilihat pada gambar berikut. 14
59,09%
12 10
49,91%
8 6 4 2
0%
0 Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
75
4.2.2.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel 22. Tabel 22 Analisis Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Kategori
Frekuensi
(%)
Tuntas
17
72,27
Tidak Tuntas
5
22,73
Jumlah
22
100
Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
71,81 90 55
Berdasarkan Tabel 22 analisis ketuntasan belajar siswa pada matapelajaran matematika. Pembelajaran belum efektif dengan masih adanya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 5 siswa (22,73%). Rata-rata nilai 71,81 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar diagaram dibawah ini.
76
72,27%
18 16 14 12 10 8
22,73%
6 4 2 0 Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (22,73%). 4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II Berdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Kategori
Frekuensi
(%)
Tinggi Sedang Rendah Jumlah
18 siswa 4 siswa 0 siswa 22
81,82 18,18 0 100
77
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4. 20 18
81,82%
16 14 12 10 8 6
18,18%
4 2
0%
0 Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%). 4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel 24.
78
Tabel 24 Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Kategori
Frekuensi
(%)
Tuntas
20
90,91
Tidak Tuntas
2
9,09
Jumlah
22
100
Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
80,23 100 55
Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%), sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55. Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini. 25 20
90,91%
15 10 5
9,09%
0 Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
79
Berdasarkan Gambar 5 di atas siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa (90.90%), siswa yang belum tuntas 2 siswa (9,10%) dengan rata-rata 80,23. Pada Siklus II nilai tertinggi 100 dan terendah 55. 4.2.2.5 Analisis Deskriptif Komparatif Motivasi Belajar Matematika Siswa Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada matapelajaran matematika di kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat tabel perbandingan motivasi belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Perbandingan Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Kategori
Tinggi Sedang Rendah Jumlah Skor tertinggi Skor terendah
Pra Siklus Jml (%) Siswa 1 4,55 6 27,27 15 68,18 22 100 76 35
Siklus I Jml (%) Siswa 9 40,91 13 59,09 0 0 22 100 87 61
Siklus II Jml (%) Siswa 18 81,82 4 18,18 0 0 22 100 91 62
Dari Tabel 25 perbandingan motivasi belajar dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa untuk kategori siswa yang memiliki motivasi tinggi. Pada kondisi Pra Siklus siswa yang motivasinya tinggi sebanyak 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9 siswa (40,91%) dan siklus II sebanyak 18 siswa (81,82%). Pada kondisi Pra Siklus untuk kategori motivasi sedang ada 6 siswa (27,27%), siklus I ada 13 siswa (59,09%), dan siklus II ada 4 siswa (18,18%). Pada kondisi Pra Siklus untuk kategori motivasi rendah, dari sebelum tindakan ada 15 siswa (68,18%), siklus I ada 0 siswa (0%), dan siklus II ada 0 siswa (0%). Hal ini dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini.
80
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
81,82% 68,18% 59,09% 40,91% 27,27% 18,18% 4,55%
0% Pra Siklus
Siklus I Tinggi
Sedang
0% Siklus II
Rendah
Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus, siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9 siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%. 4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat disajikan pada Tabel 26.
81
Tabel 26 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Kategori
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata
Sebelum Tindakan Jml (%) Siswa 9 40,91 13 59,09 22 100 75 45 59,31
Siklus I Jml Siswa 17 5 22
(%) 77,27 22,73 100
Siklus II Jml Siswa 20 2 22
90 55 71,81
(%) 90,91 9,09 100 100 55 82,23
Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa (41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%), pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%). Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar 7. 25
90,91%
20
77,27% 59,09%
15 10
40,91% 22,73%
5
9,09%
0 Pra Siklus
Siklus I Tuntas
Siklus II
Tidak Tuntas
Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
82
Gambar diagram batang di atas menunjukkan hasil belajar matematika siswa dapat dikatakan mengalami peningkatan, terlihat pada pada kondisi Pra Siklus hingga Siklus I siswa yang yang tuntas KKM mengalami peningkatan sebesar 36,36%, Siklus I hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,64%. Jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa pada kondisi Pra Siklus hingga Siklus II adalah 50%. 4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan sebelum tindakan diperoleh bahwa
motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center). Guru masih menerapkan metode yang kurang bervariatif, monoton, dan membosankan. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dan menganggap bahwa matematika adalah sebuah mata pelajaran yang sulit. Dampak dari kondisi tersebut yaitu motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa rendah. Siswa belum menunjukkan sikap positif saat pembelajaran berlangsung. Sikap yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran yaitu siswa belum siap menerima pelajaran ketika pelajaran akan dimulai, siswa sering berbicara sendiri, siswa lebih suka diam, dari pada menjawab pertanyaan guru, siswa sering lupa mengejakan tugas, dan siswa tidak suka membaca buku pelajarannya. Siswa terlihat malas dan jenuh ketika pelajaran matematika berlangsung. Berdasarkan hasil perolehan angket bahwa siswa yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 1 siswa (4,55%), motivasi sedang 6 siswa (27,27%), dan motivasi rendah 15 siswa (68,18%). Disamping itu hasil belajar matematika siswa mayoritas belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ≥ 65). Dari hasil tes sebelum tindakan siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (41,91%), dan siswa yang tidak tuntas 13 siswa (59,09%) dengan rata-rata 59,31. Kondisi ini menyatakan bahwa motivasi belajar dan hasil belajar matematika belum mencapai indicator kinerja yang sudah ditetapkan oleh penulis yaitu 75%. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah serta tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai keberhasilan belajar matematika sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja, karena
83
kesembilan siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja. Dari sembilan siswa yang tuntas ini, mereka mempunyai motivasi yang sedang. Dalam proses pembelajaran mereka terkadang ada yang malas- malasan, bercerita sendiri, pasif, akan tetapi mereka bisa menangkap materi tersebut sehingga mereka mendapat nilai tuntas (KKM= 65). Sedangkan 13 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan hanya dengan ceramah dan latihan soal saja. Karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan, latihan saja, tanpa diberikan contoh yang konkret. Oleh karena itu diperlukan tindakan sesuai yaitu bagaimana meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dengan metode-metode yang bervariatif yang melibatkan semua kemampuan yang dimiliki siswa agar lebih berkembang sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkret. Siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan paham akan materi apabila siswa dapat melihat sesuatu yang konkret dan dapat terlibat dalam pembelajaran tersebut dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa kesulitan dan bosan saat mengikuti pelajaran matematika. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan PAIKEM GEMBROT, guru mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya. Siswa mulai tampak antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan tunjuk jari. Dalam kegiatan pembelajaran guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa. Guru menciptakan suasana yang berbeda dari kegiatan pembelajaran sebelumnya. Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati contoh-contoh bangun datar dan bangun ruang. Setelah siswa mendapatkan contoh benda -benda tersebut, siswa bersama dengan gurunya membahasnya. Saat menjelaskan materi guru menggunakan contoh konkret. Penciptaan kondisi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran saat itu, guru memberikan sebuah permainan yaitu menyusun bangun dengan menggunakan sedotan. Siswa mulai berlomba-lomba untuk membuat bangun sesuai aba-aba guru. Kelompok yang dapat menyusun dengan benar, berhak memberikan aba-aba kepada kelompok lainnya.
84
Guru menyediakan pojok baca yang relevan dengan materi. Siswa tampak menuju pojok baca serta membaca-baca materi yang ada di pojok baca tersebut. Siswa sudah mulai aktif bertanya dengan guru maupun dengan teman sekelasnya. Siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompok. Untuk menumbuhkan kreatifitas siswa, guru meminta siswa untuk membuat kliping pembelajaran. Siswa dengan kelompoknnya mencari dari koran, majalah, bungkus makanan, stiker. Siswa mulai bekerja dengan kelompoknya membuat kliping dengan dihias sesuai dengan kreasi mereka masing-masing. Guru tidak lupa membimbing dan memberikan arahan setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Setelah diberikan bimbingan dan arahan siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi serta merefleksi hasil pembelajarannya. Pemberian motivasi, pesan-pesan menambah siswa termotivasi belajar. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat peningkatan hasil belajar dan perubahan sikap siswa. Motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa meningkat dengan adanya proses belajar yang bermakna, penciptaan lingkungan yang menarik, menyenangkan, serta melibatkan kemampuan yang dimiliki siswa sesuai dengan tahapan berpikir anak yaitu operasional konkret. Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan angket dan hasil perolehan nilai siklus I dan II. Pada Siklus I siswa yang mempunyai motivasi tinggi sudah mengalami peningkatan yaitu sebanyak 9 siswa (40,91%). Akan tetapi rata-rata siswa masih mempunyai motivasi sedang, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mempunyai motivasi sedang lebih banyak dari pada motivasi tinggi. Siswa yang mempunyai motivasi sedang sebanyak 13 siswa (59,09%), motivasi rendah ada 0 siswa (0%). Motivasi belajar siswa pada tahap ini sudah menunjukkan perkembangan belajaranya. Siswa yang semula hanya duduk, diam, tidak tertarik dengan pembelajaran, sering keluar kelas saat jam-jam pelajaran berlangsung sekarang menjadi lebih aktif, tertarik dengan pembelajaran yang menyenangkan. Siswa dapat mengeksplor kemampuannya pada pembelajaran, tidak adanya rasa takut, bosan, siswa sudah mulai betah dengan kondisi tersebut.
85
Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum bisa mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Mereka masih baru untuk beradaptasi dengan kondisi belajar yang mereka belum pernah dapat dari guru. Sedangkan untuk hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65) sebanyak 17 siswa (77,27%) masih ada siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (22,73%). Nilai rata-ratanya adalah 71,81, sedangkan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 55. Pada Siklus II dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT motivasi belajar siswa sudah mengalami perubahan. Motivasi siswa tinggi mencapai 81,82%, sedang 18,18%, rendah 0%. Dari siklus I ini, motivasi siswa sudah meningkat dari siklus I. Siswa sudah menunjukkan sikap positifnya dalam belajar mengajar, rajin, tekun, mengikuti pelajarn dari awal hingga akhir, aktif dalam KBM, mampu bekerja sama dengan teman sekelasnya, tidak sering keluar kelas saat proses KBM berlangsung. Sedangkan untuk hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65) sebanyak 20 siswa (90,91%) masih ada siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (9,09%). Nilai rata-ratanya adalah 80,23, sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 55. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andris Prasetyo (2011). dengan judul “Peningkatan Aktifitas belajar siswa dan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran PAIKEM GEMBROT Di Kelas IV SDN Tanggung 1 Kota Blitar”, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes tertulis dan lembar aktifitas siswa pada setiap siklus. Hasil tes Siklus I mencapai 92,05% dan siklus II 97,02%. Hal itu juga diikuti dengan adanya peningkatan aktifitas siswa pada Siklus I sebesar 87,5% dan Siklus II sebesar 97,8%. Hal ini sama dengan Penelitian yang dilakukan oleh Reni Uba Permatasari (2009) dengan judul Penggunaan Pendekatan PAIKEM pada Pembelajaran PKn dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V di SDN Tlumpu Kota Blitar. Hasil penelitian menunujukkna bahwa kondisi awal motivasi kategori tinggi 35,97%; siklus I= 74,55%; siklus II= 82,73%, maka dari kondisi awal dibandingkan sikus II meningkat 46,76%.
86
Berdasarkan temuan yang mendukung skripsi ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika. Adapun peningkatan lain yang diteliti oleh Andris bahwa PAIKEM GEMBROT dapat meningkatakan keaktifan belajar siswa. Sejalan dengan Iif Khoiru Ahmadi dan Amri (2011:22) pembelajaran PAIKEM GEMBROT di sekolah dasar sangat membantu siswa dalam proses belajar mengajar, karena lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung. Senada dengan pernyataan tersebut, PAIKEM GEMBROT adalah sebuah pembelajaran yang menerapkan metode-metode tertentu dalam berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar dalam pembealjaaran siswa termotivasi untuk belajar dan menjadi partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot (Muhibin Syah, 2009). PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot) diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mengenal, menyerap, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam indikator dan kompetensi dasar. Sesuai dengan karakteristik yang dimiliki PAIKEM GEMBROT dalam (Depdiknas, 2006) yaitu menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Berdasarkan teori dan temuan-temuan yang relevan maka peningkatan motivasi belajar siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: memperjelas tujuan yang ingin dicapai kepada siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar dengan menggunakan media-media yang menarik dan relevan dengan kebutuhan belajar siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, memberikan pujian secara wajar terhadap keberhasilan siswa, menciptakan persaingan dan kerja sama dan memberikan penilaian,. Sedangkan hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan melalalui beberapa tahapan yang terkait dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT yaitu: guru melakukan tahapan pendahuluan dengan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran supaya arah
87
dari pembealjaran jelas. Selaian itu siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat baik di dalam kelas dan di luar kelas, dengan adanya diskusi kelompok, kerja kelompok, pengamatan, penugasan, demonstrasi, adanya pemberian PR, dan adanya curah pendapat dengan teman sebaya maupun guru. Siswa juga diberikan kebebasan untuk menggunakan berbagai media dan sumber belajar berupa pojok baca yang telah disediakan guru sehingga menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa, guru membimbing dan mengarahkan setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa, dan siswa mendapatkan evaluasi dan refleksi.