43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu:
• SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang. Siswa kelas III SD N Secang 2 Magelang yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. • SD Negeri 1 Jampiroso Temanggung, Jln. Jend. Sudirman No. 5A, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas III A dan III B SD Negeri 1 Jampiroso Temanggung, untuk kelas III A berjumlah 42 siswa terdiri dari 15siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan, untuk kelas III B berjumlah 43 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Kedua sekolah diatas dapat dikatakan mempunyai tempat strategis, karena letaknya di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau. Sarana dan prasarana di kedua SD diatas juga termasuk sudah baik. Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru masih menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Sehingga siswa biasanya hanya duduk, diam, mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif, dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya bersumber dari penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. 4.2
Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Jampiroso dan SD N Secang 2 dapat di lihat
dari tabel 4.1 Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian
43
44
No
Tanggal
Uraian Kegiatan
1
17 Februari 2012
Uji validitas instrumen di SD N Secang 2
2
20 Februari 2012
3
5 Maret 2012
Angket Pre di SD N 1 Jampiroso kelas III A dan III B Pretest di SD N 1 Jampiroso kelas III A
4
6 Maret 2012
Pretest di SD N 1 Jampiroso kelas III B
5
12 Maret 2012
6
13 Maret 2012
7
14 Maret 2012
8
17 Maret 2012
9
19 Maret 2012
10
20 Maret 2012
Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 Jampiroso Kelas III A Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 Jampiroso kelas III B Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 Jampiroso kelas III B Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 Jampiroso kelas III A Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 Jampiroso Kelas III B Posttest di SD N 1 Jampiroso Kelas III A
11
21 Maret 2012
Posttest di SD N 1 Jampiroso Kelas III B
12
24 Maret 2012
Angket Post di SD N 1 Jampiroso kelas III A dan III B
4.3
Analisis Data Penelitian ini diawali dengan melakukan uji coba instrumen penelitian di SD
N Secang 2, Magelang. Uji coba instrumen bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan skoring untuk melakukan análisis data yang telah diperoleh. Adapun análisis data yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: pengecekan kembali data yang terkumpul, penskoran jawaban, menginput data ke komputer dan diukur menurut tujuan analisis, penghitungan uji coba instrumen dengan menggunakan komputer melalui program SPSS versi 16.0 dan analisis data yang telah diperoleh. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain adalah teknik uji reliabilitas dan validitas instrumen, teknik uji normalitas data, uji hipotesis dan uji-t. Kualifikasi data dan uji persyaratan analisis data berarti menterjemahkan data dalam
45
bentuk angka, sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum diadakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik parametik adalah skor yang diperoleh berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan hasil perhitungan dapat diketahui kondisi skor yang diperoleh. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik uji normalitas Kolmogorov smirnov, dengan menggunakan komputer melalui program SPSS versi 16.0. 4.3.1
Analisis Validitas Instrumen yang di uji validitas ini digunakan untuk pretest dan posttest.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor ítem dengan skor total. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0. hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 4.2. 4.3.1.1 Analisis Validitas Instrumen Pretest Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Pretest Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Soal N0 4
.372
Soal N0 7
.271
Soal N0 8
.526
Soal N0 9
.397
Soal N0 14
.271
Soal N0 16
.348
Soal N0 17
.508
Soal N0 21
.483
Soal N0 25
.292
Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Soal N0 28
.208
Soal N0 29
.583
Soal N0 30
.340
Soal N0 32
.517
Soal N0 33
.432
Soal N0 35
.323
Soal N0 36
.262
Soal N0 37
.374
46
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 40 soal 17 soal valid indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,208 sampai dengan 0,526. Dari 17 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Tingkat kesukaran soal pretest Kategori Soal
No Soal
Mudah
4, 7, 14, 21, 28, 29, 33,35, 36
Sedang
8, 9, 17, 25, 30, 32
Sukar
16 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 17 soal pretest valid
terdapat 9 soal pada kategori mudah, 6 soal pada kategori sedang dan 1 soal pada kategori sukar. 4.3.1.2 Analisis Validitas Instrumen Posttest Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen posttest Item- Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation Soal N0 5 Soal N0 7 Soal N0 8 Soal N0 9 Soal N0 10 Soal N0 11 Berdasarkan tabel 4.4
.639 .714 .550 .567 .410 .627
Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Soal N0 13
.441
Soal N0 14
.301
Soal N0 16
.623
Soal N0 17
.379
Soal N0 18
.623
terlihat bahwa dari 25 soal 11 soal valid indeks data
diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,301 sampai dengan 0,714. Dari 11 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.5 Tabel 4.5
47
Tingkat kesukaran soal posttest Kategori Soal
No Soal
Mudah
5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 18
Sedang
14
Sukar
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 11 soal posttest valid
terdapat 10 soal pada kategori mudah, 1 soal pada kategori sedang dan tidak ada soal pada kategori sukar. 4.3.1.3 Analisis Validitas Instrumen Angket Minat Belajar Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation
Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation
Soal N0 1
.484
Soal N0 14
.470
Soal N0 3
.324
Soal N0 17
.412
Soal N0 5
.383
Soal N0 18
.208
Soal N0 6
.519
Soal N0 24
.316
Soal N0 7
.384
Soal N0 36
.561
Soal N0 10
.549
Soal N0 37
.442
Soal N0 12
.516
Soal N0 38
.394
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa 14 soal valid indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,316 sampai dengan 0,561. 4.3.2
Analisis Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah subjek penelitian
merupakan kelas yang homogen. Hasil uji homogenitas untuk SD N 1 Jampiroso Temanggung.
48
4.3.2.1 Homogenitas Hasil Belajar Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Tabel 4.7 Uji homogenitas hasil belajar Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol. Levene Statistic Sig. t 2,352 .131 -176 Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 16.0 maka diperoleh F hitung levene test sebesar 2.325 dengan probabilitas 0.131 >0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa nilai t adalah - 0,176 dengan probabilitas signifikasi 0.860, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian. 4.3.2.2 Homogenitas pre angket minat belajar kelas Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.8 Uji homogenitas angket minat belajar pre kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Levene Statistic Sig. t 531 .468 2932 Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 16.0 maka diperoleh bahwa F hitung levene test sebesar 531 dengan probabilitas 0.468 >0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa nilai t adalah 2.932 dengan probabilitas signifikasi 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode Inquiry terhadap minat belajar belajar siswa. 4.3.3
Analisis Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dan cronbach dan
perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
49
4.3.3.1 Analisis Reliabilitas pretest Tabel 4.9 Hasil Uji reliabilitas Instrumen pretest Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.787
17
Koefisien reliabilitas instrumen pretest sebesar 0,787 termasuk dalam kategori tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengukur variable penelitian. 4.3.3.2 Analisis Reliabilitas posttest Tabel 4.10 Hasil Uji reliabilitas Instrumen postest Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.826
11
Koefisien reliabilitas instrumen posttest sebesar 0,826 termasuk dalam kategori tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengkur variable penelitian. 4.3.3.3 Analisis Reliabilitas Angket Tabel 4.11 Hasil Uji reliabilitas Instrumen Angket Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.754
14
Koefisien reliabilitas instrumen angket sebesar 0,754 termasuk dalam kategori tinggi dan dapat diterima. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengkur variable penelitian. 4.4
Analisis Variabel Penelitian hasil belajar
4.4.1
Analisis Pretest kelas Eksperimen
50
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa digunakan lima kategori mengikuti acuan penelitian pada SD N 1 Jampiroso Temanggung, sebagai berikut : 0-59
: kurang
60-69
: cukup
70-79
: lebih dari cukup
80-89
: baik
90-100
: baik sekali Hasil pretest siswa kelas Eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0. Tabel 4.12 Descriptive Statistik Pretest Kelas Eksperimen Descriptive Statistics N
Minimum
pretesteksperimen
40
Valid N (listwise)
40
Maximum
53
94
Mean
Std. Deviation
76.63
9.857
Dari data nilai siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 40 mempunyai skor maksimal 94, skor minimal 53 dan rata-rata sebesar 76.63 serta standar deviasi 9.857. Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso kelas III B adalah tampak seperti pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Kategori hasil pretest kelas eksperimen SD N 1 Jampiroso Nama SD Interval Kategori
F
%
SD NEGERI 1
90-100
Baik sekali
1
2,5%
JAMPIROSO
80-89
Baik
18
45%
70-79
Lebih dari cukup
14
35%
60-69
Cukup
2
5%
0-59
Kurang
5
12,5%
40
100
51
Berdasarkan pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil pretest prete SD N 1 Jampiroso, siswa yang ng me memiliki hasil belajar dalam kategori kurang g sebanyak seba 5 siswa (12,5%), kategori cukup ukup ssebanyak 2 siswa (5%), lebih dari cukup sebanyak sebany 14 siswa (35%),baik sebanyakk 18 ssiswa (45 %), dan baik sekali sebanyak 1 siswa (2,5%). Hal ini menunjukkan bahwa ahwa nnilai belajar siswa SD N 1 Jampiroso masih sih dalam da kategori cukup. Gambaran visual jumlah mlah ssiswa menurut kategorinya dapat dilihat pada ada grafik gr 4.1. 20 15 10 5 0
F % Baik sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Kurang
90-100
80-89
70-79
60-69
0-59
Gambar 4.1 Grafik Nilai pretest kelas eksperimen SD N 1 Jampiroso Untuk mengetahu getahui kenormalan distribusi masing-masing variabel variab dilakukan pengujian normalitas itas ddata. Uji normalitas menggunakan uji One O SampleKolmogorov-Smirnov Te Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu enggunakan SPSS versi 16.0. Hasil ujii norm normalitas pretest pada kelas eksperimen adalah bahwa ba hasil uji kolmogorov-smirnovv Z uuntuk pretest kelas eksperimen yaitu sebesar esar 1.152 dengan signifikasi atau p=0,140. 0,140. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable pretest kel kelas eksperimen adalah normal karena probabilita abilitasnya > 0,05. Tabel 4.14 Uji Normalitas Pretest st K Kelas eksperimen One-Sample le Kol Kolmogorov-Smirnov Test pretestkelaseksperimen Kolmogorov-Smirnov nov Z
1.152
Asymp. Sig. (2-tailed)
.140
52
4.4.2
Kelas Kontrol Data hasil pretest kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan program
SPSS versi 16.0. Tabel 4.15 Descriptive Statistik Pretest Kelas Kontrol Descriptive Statistics N
Minimum
Nilai
41
Valid N (listwise)
41
Maximum
53
Mean
88
Std. Deviation
76.98
7.948
Dari data nilai kelas Kontrol dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 41 mempunyai skor maksimal 88, skor minimal 53 dan rata-rata sebesar 76.98 serta standar deviasi 7.948. Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso kelas III A adalah tampak seperti pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Kategori hasil pretest kelas kontrol SD N 1 Jampiroso Nama SD
Interval
Kategori
F
%
SD NEGERI 1
90-100
Baik sekali
0
0
Jampiroso
80-89
Baik
17
41,5%
70-79
Lebih dari cukup
19
46,3%
60-69
Cukup
3
7,3%
0-59
Kurang
2
4,9%
41
100
Berdasarkan pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil pretest SD N 1 Jampiroso, siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 2 siswa (4,9%), kategori cukup sebanyak 3 siswa (7,3%), lebih dari cukup sebanyak 19 siswa (46,3%), baik sebanyak 17 siswa (41,5%), dan baik sekali sebanyak 0 siswa (0%). Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2.
53
20 15 10 5
F
0
% Baik sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Kurang
90-100
80-89
70-79
60-69
0-59
Gambar 4.2 Grafik Nilai pretest kelas Kontrol SD N 1 Jampiroso Untuk mengetahu getahui kenormalan distribusi masing-masing variabel variab dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas menggunakan uji One O SampleKolmogorov-Smirnov Te Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu enggunakan SPSS versi 16.0. Data hasil sil uji kolmogorov-smirnov Z untuk pretest kelas elas kontrol k yaitu sebesar 1.327 dengan an sign signifikasi atau p=0.059. Hal ini menunjukkan bahwa bah distribusi hasil pengukuran untuk variable pretest kelas kontrol adalah h normal nor karena probabilitasnya > 0,05. Tabel 4.17 Uji Normalitas Pretestt Ke Kelas Kontrol One-Sample le Kol Kolmogorov-Smirnov Test Pretestkelaskontrol Kolmogorov-Smirnov nov Z
1.327
Asymp. Sig. (2-tailed)
.059
4.5 Analisis posttest las Ek Eksperimen 4.5.1 Posttest Kelas Hasil posttest st sisw siswa SD N 1 Jampiroso setelah menerapkan an metode me Inquiry dapat dideskripsikann deng dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Tabel 4.18 Descriptive Statistik Postt osttest Kelas Eksperimen
54
Descriptive Statistics N
Minimum
PostestEksperimen
40
Valid N (listwise)
40
Maximum
64
100
Mean
Std. Deviation
88.52
11.706
Dari data nilai siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 40 mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 64 dan rata-rata sebesar 88.52 serta standar deviasi 11.706. Pengukuran hasil postest pada SD N 1 Jampiroso kelas III B adalah tampak seperti pada tabel 4.19 dibawah ini. Tabel 4.19 Kategori hasil posttest kelas eksperimen SD N 1 Jampiroso Nama SD
Interval
Kategori
F
%
SD NEGERI 1
90-100
Baik sekali
24
60%
Jampiroso
80-89
Baik
10
25%
70-79
Lebih dari cukup
2
5%
60-69
Cukup
4
10%
0-59
kurang
0
0
40
100
Berdasarkan pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa hasil posttest SD N 1 Jampiroso. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%), cukup sebanyak 4 siswa (10%), lebih dari cukup sebanyak 2 siswa (5%), baik sebanyak 10 siswa (25%), dan baik sekali sebanyak 24 siswa (60%). Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.3.
55
25 20 15 10
F
5
%
0 Baik sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
kurang
90-100
80-89
70-79
60-69
0-59
Gambar 4.3 Grafik Nilai posttest kelas Eksperimen SD N 1 Jampiroso Untuk mengetahu getahui kenormalan distribusi masing-masing variabel variab dilakukan pengujian normalitas itas ddata. Uji normalitas menggunakan uji One O SampleKolmogorov-Smirnov Te Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu enggunakan SPSS versi 16.0. Data hasil sil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 1.338 deng dengan signifikasi atau p=0.056. Hal ini menunju enunjukkan bahwa distribusi hasil pengukur gukuran untuk variable postest kelas eksperimen en adalah ad normal karena probabilitasnya nya leb lebih besar dari 0,05. Tabel 4.20 Uji Normalitas Posttest st K Kelas Eksperimen One-Sample le Kol Kolmogorov-Smirnov Test PostestKelasEksperimen Kolmogorov-Smirnov nov Z
1.338
Asymp. Sig. (2-tailed)
.056
4.5.2 Kelas Kontrol Data hasil posttest kelas kkontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan uan program pr SPSS versi 16.0.
56
Tabel 4.21 Descripetive Statistik Posttest Kelas Kontrol Descriptive Statistics N
Minimum
PostTestKontrol
41
Valid N (listwise)
41
54
Maximum
Mean
100
Std. Deviation
80.15
12.805
Dari data nilai siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 41 mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 54 dan rata-rata sebesar 80.15 serta standar deviasi 12.805. Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Jampiroso kelas III A adalah tampak seperti pada tabel 4.22.dibawah ini: Tabel 4.22 Kategori hasil posttest kelas kontrol SD N 1 Jampiroso
Nama SD
Interval
Kategori
F
%
SD NEGERI 1
90-100
Baik sekali
15
36,6%
JAMPIROSO
80-89
Baik
11
26,8%
70-79
Lebih dari cukup 8
19,5%
60-69
Cukup
3
7,3%
0-59
Kurang
4
9,8%
41
100
Berdasarkan pada tabel 4.22 dapat dilihat hasil posttest SD N 1 Jampiroso. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 4 siswa (9,8%), kategori cukup sebanyak 3 siswa (7,3%), lebih dari cukup sebanyak 8 siswa (19,5%), baik sebanyak 11 siswa (26,8%), dan baik sekali sebanyak 15 siswa (36,6%). Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.4
57
15 10 5 0
F Baik sekali kali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Kurang
90-100
80-89
70-79
60-69
0-59
%
Gambar 4.4 Grafik Nilai posttest kelas Kontrol SD N 1 Jampiroso Untuk mengetahu getahui kenormalan distribusi masing-masing variabel variab dilakukan pengujian normalitas itas ddata. Uji normalitas menggunakan uji One O SampleKolmogorov-Smirnov Te Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu enggunakan SPSS versi 16.0. Data hasil sil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas kontrol k yaitu sebesar 1.227 dengan ngan p=0,098. Hal ini menunjukkan bahwaa distribusi dis hasil pengukuran untuk variabl ariable postest kelas kontrol adalah normal karena na probabilitasnya pro lebih besar dari 0,05. Table 4.23 Uji Normalitas Posttest st K Kelas Kontrol One-Sample le Kol Kolmogorov-Smirnov Test PostTestKontrol Kolmogorov-Smirnov nov Z
1.227
Asymp. Sig. (2-tailed)
.098
Dengan melihat lihat ddata dari kedua kelas penelitian yaitu kelas as eksperimen eks dan kelas kontrol, yaitu SDN 1 Jampiroso kelas III B sebagai kelas eksperim sperimen dan kelas III A sebagai kelass kont kontrol. Maka dapat diketahui keberhasilan pengaruh peng metode Inquiry
terhadap pre prestasi belajar siswa. Hasil belajar secara cara rinci dapat
dideskripsikan di dalam tabel
4.24
untuk menunjukkan sebelum elum dan sesudah
pembelajaran menggunak gunakan metode inquiry.
58
Tabel 4.24 Rata-rata Hasil Belajar Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol Kelas
Pre tes
Kategori
Pos tes
Kategori
Eksperimen
76,63
Lebih dari cukup
88,52
Baik
Kontrol
76,98
Lebih dari cukup
80,15
Baik
Berdasarkan tabel 4.24 maka terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah digunakan metode Inquiry pada pembelajaran IPA. Hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan hasil pretest yaitu sebesar 76,63 yang masuk kategori lebih dari cukup dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiry nilai posttest menjadi 88,52 masuk kategori baik. Berbeda dengan kelas kontrol yang nilai pretestnya yaitu 76,98 masuk dalam kategori lebih dari cukup dan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional maka nilai posttesnya adalah 80,15 masuk kedalam kategori baik. 4.5.3
Deskripsi Metode Pembelajaran Metode Inquiry
1. Pelaksanaan Try Out Metode Pembelajaran Inquiry Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu perlu digunakan try out guna menguji coba cara mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui kesiapan peneliti dalam menggunakan metode yang akan diteliti. Dalam try out tersebut peneliti mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry sesuai dengan metode yang akan diteliti. Tidak hanya peneliti yang mengajar, tetapi juga pengamat yang akan melakukan kegiatan observasi ketika melakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran Inquiry. Tindakan try out ini dilakukan pada hari tanggal 9 Maret 2012 di kelas III SDN 1 Jampiroso dengan menggunakan metode Inquiry. Dalam menggunakan metode ini guru memberikan pertanyaan terkait dengan topik pembelajaran guna mengeksplorasi pengethuan siswa. Kemudian siswa dibagi dalam dalam beberapa kelompok. Guru
59
member penugasan pengamatan dengan metode Inquiry. Kemudian siswa melakukan setiap instruksi guru dalam mengenai pengamatan. Setelah itu siswa diminta untuk menganalisis dan mengungkapkan pendapat. Kemudian siswa melaporkan hasil temuan mereka dan mempresentasikan dari hasil diskusi yang telah dilakukan dalam kelompok. Selanjutnya siswa dan guru membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kendala yang dialami ketika melakukan tindakan try out adalah siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran tanpa dituntun terus-menerus oleh guru. Tetapi secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Inquiry berjalan dengan lancar. Hasil dari tindakan try out dapat diketahui bahwa guru dan pengamat telah siap melakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Inquiry. 2. Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan perlakuan yang dilakukan
pada setiap
kegiatan
pembelajaran
yang
menggunakan
metode
pembelajaran Inquiry. Hasil dari kegiatan observasi dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.25 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 No 1
Aspek yang diamati
Skor 1
2
3
4
Kegiatan Guru √
1. Memeriksa kesiapan siswa dan keadaan kelas √
2. Melakukan apersepsi sesuai dengan topik atau materi yang diajarkan
√
3. Menyampaikan materi yang akan dipelajari 4. Memberikan masalah yang harus diselesaikan
√
siswa sesuai dengan materi yang diajarkan 5. Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan
√
60
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
sehari-hari √
7. Menggunakan media dan sumber belajar yang sesuai 8. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
√
pembelajaran √
9. Membagi siswa dalam kelompok untuk melakukan percobaan dan pengamatan diluar kelas 10. Memfasilitasi siswa untuk belajar secara
√
mandiri √
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang kondusif
√
12. Membimbing dan mengawasi siswa dengan baik 13. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
√
memunculkan idea tau gagasan mereka dalam menyelesaikan masalah 14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis hasil diskusi yang diperoleh
√ √
15. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa √
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
2
Kegiatan siswa √
1. Menyiapkan diri untuk menerima pelajaran 2. Memahami masalah yang diperoleh oleh guru
√
61
3. Aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran √
4. Mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh
√
guru 5. Melakukan percobaan dan pengamatan
√
6. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari
√
masalah yang diberikan dalam diskusi kelompk 7. Aktif menganalisis hasil diskusi 8. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
√
9. Bersama-sama melakukan refleksi dari materi
√
pelajaran yang telah diperoleh sehingga dapat √
ditarik kesimpulan Total
8
13
4
Pada pertemuan 1 yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2012 menunjukkan bahwa guru sudah cukup memenuhi kriteria penerapan metode Inquiry dengan benar Tabel 4.26 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 2 No 1
Aspek yang diamati
Skor 1
2
3
4
Kegiatan Guru √
1. Memeriksa kesiapan siswa dan keadaan kelas √
2. Melakukan apersepsi sesuai dengan topik atau materi yang diajarkan
√
3. Menyampaikan materi yang akan dipelajari 4. Memberikan masalah yang harus diselesaikan
√
siswa sesuai dengan materi yang diajarkan 5. Menggunakan metode pembelajaran sesuai
√
dengan yang diharapkan 6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
62
sehari-hari 7. Menggunakan media dan sumber belajar yang
√
sesuai 8. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
√
pembelajaran 9. Membagi siswa dalam kelompok untuk √
melakukan percobaan dan pengamatan diluar kelas 10. Memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri
√
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan menciptakan suasana belajar
√
yang kondusif 12. Membimbing dan mengawasi siswa dengan baik √
13. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memunculkan idea tau gagasan mereka dalam menyelesaikan masalah
√
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis hasil diskusi yang diperoleh 15. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa
√
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. √ 2
Kegiatan siswa √
1. Menyiapkan diri untuk menerima pelajaran 2. Memahami masalah yang diperoleh oleh guru
√
√
63
√
3. Aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran 4. Mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh √
guru 5. Melakukan percobaan dan pengamatan
√
6. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari
√
masalah yang diberikan dalam diskusi kelompk 7. Aktif menganalisis hasil diskusi √
8. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
√
9. Bersama-sama melakukan refleksi dari materi
√
pelajaran yang telah diperoleh sehingga dapat ditarik kesimpulan Total
4
13
8
Pada pertemuan 2 yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2012 menunjukkan bahwa guru sudah memenuhi kriteria penerapan metode Inquiry dengan benar. Tabel 4.27 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3 No 1
Aspek yang diamati
Skor 1
2
3
4
Kegiatan Guru √
1. Memeriksa kesiapan siswa dan keadaan kelas
√
2. Melakukan apersepsi sesuai dengan topik atau materi yang diajarkan
√
3. Menyampaikan materi yang akan dipelajari 4. Memberikan masalah yang harus diselesaikan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan
√
5. Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan 6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√ √
64
sehari-hari 7. Menggunakan media dan sumber belajar yang
√
sesuai 8. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
√
pembelajaran 9. Membagi siswa dalam kelompok untuk √
melakukan percobaan dan pengamatan diluar kelas 10. Memfasilitasi siswa untuk belajar secara √
mandiri
√
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang kondusif 12. Membimbing dan mengawasi siswa dengan
√
baik 13. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
√
memunculkan idea tau gagasan mereka dalam menyelesaikan masalah 14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis hasil diskusi yang diperoleh
√
15. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa √
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
√ 2
Kegiatan siswa √
1. Menyiapkan diri untuk menerima pelajaran 2. Memahami masalah yang diberikan oleh guru 3. Aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran.
√ √
65
√
4. Mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh guru
√
5. Melakukan percobaan dan pengamatan 6. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari
√
masalah yang diberikan dalam diskusi kelompk 7. Aktif menganalisis hasil diskusi √
8. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
√
9. Bersama-sama melakukan refleksi dari materi pelajaran yang telah diperoleh sehingga dapat
√
ditarik kesimpulan Total
1
15
9
Dari pertemuan 1-3 yang dilakukan pada tanggal menunjukkan bahwa guru sudah memenuhi kriteria penerapan metode Inquiry dengan benar. 4.6
Analisis Deskriptif Minat belajar Variabel minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar di kelas memiliki
item sebanyak 42 dan valid sebanyak 14 item, dengan skor item berjenjang dari skor 1 hingga 5. Skor tertinggi : 5 x 14 = 70 Skor terendah : 1 x 14 = 14 Berdasarkan analisis deskriptif minat siswa dapat ditentukan kategori subjek menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun rumus untuk menentukan interval adalah: Interval = jumlah skor tertinggi - jumlah skor terendah 5 = 70 - 14 5 = 11,2
66
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dihitung nilai interval yang akan digunakan adalah sebesar 11,2 maka dapat ditentukan kategori sebagai berikut: 14 ≤ x ≤ 25,2
= sangat rendah
25,2 ≤ x < 36,4
= rendah
36,4 ≤ x < 47,6
= sedang
47,6 ≤ x < 58,8
= tinggi
58,8 ≤ x < 70
= sangat tinggi
4.6.1
Pre pembelajaran Angket siswa Kelas Eksperimen Hasil angket pre pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso sebelum menerapkan
metode inquiry dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Tabel 4.28 Descriptive statistik Pre pembelajaran Angket Minat kelas Eksperimen Descriptive Statistics N
Minimum
PRETESTMINATBELAJAR
42
Valid N (listwise)
42
Maximum
41
62
Mean
Std. Deviation
54.88
4.527
Dari data skor siswa kelas eksperimen dilihat bahwa data (N) sebanyak 42 mempunyai skor maksimal 62, skor minimal 41 dan rata-rata sebesar 54.88 serta standar deviasi 4.527
Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso adalah
tampak seperti pada tabel 4.29 dibawah ini. Tabel 4.29 Kategorisasi Hasil Pengukuran pre pembelajaran angket minat siswa kelas eksperimen. Mean Nilai 14 ≤ x ≤ 25,2 25,2≤ x < 36,4 36,4 ≤ x < 47,6 47,6≤ x < 58,8
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
N (Stdev) 54.88 0 (4.527)
0 3 32
Presentase ( % ) 0 0 7,1% 76,2%
67
58,8 ≤ x <70
Sangat tinggi Jumlah
7
16,7%
42
100%
Keterangan : x = minat siswa Dari tabel 4.29 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa kelas eksperimen pada grafik 4.5. 35 30 25 20 15 10 5 0
N Presentase ( % ) Sangat rendah
Rendah Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
14 ≤ x ≤ 25,2≤ x < 36,4 ≤ x < 47,6≤ x < 58,8 ≤ x 25,2 36,4 47,6 58,8 <70
Gambar 4.5 Grafik hasil angket minat pre pembelajaran kelas eksperimen Dari Tabel 4.29 dapat dilihat bahwa 7,2% responden memiliki skor minat yang berada pada kategori sedang, 76,2% berada pada kategori tinggi, 16,7% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 54.88 diketahui bahwa rata-rata skor minat siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 41 sampai dengan skor maksimum sebesar 62 dengan standar deviasi 4.527. 4.6.2
Pre pembelajaran angket siswa Kelas Kontrol Hasil angket pre pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso sebelum menerapkan
metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Tabel 4.30 Deskriptif Statistik Pre pembelajaran angket minat kelas control
68
Descriptive Statistics N
Minimum
Preminatkelaskontrol
41
Valid N (listwise)
41
49
Maximum
Mean
66
Std. Deviation
57.85
4.709
Dari data skor siswa kelas Kontrol dilihat bahwa data (N) sebanyak 41mempunyai skor maksimal 66, skor minimal 49 dan rata-rata sebesar 57.85 serta standar deviasi 4.709 Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso adalah tampak seperti pada tabel 4.31 dibawah ini. Tabel 4.31 Kategorisasi Hasil Pengukuran pre pembelajaran angket minat siswa kelas kontrol Mean Nilai
Kriteria
N
Presentase ( % )
14 ≤ x ≤ 25,2
Sangat rendah
(Stdev) 57.85
25,2≤ x < 36,4
Rendah
(4.709)
36,4 ≤ x < 47,6 47,6≤ x < 58,8
Sedang Tinggi
0 22
0 53,7%
58,8 ≤ x <70
Sangat tinggi
19
46,3%
41
100%
Jumlah
0
0
0
0
Keterangan : x = minat siswa Dari tabel 4.31 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa kelas Kontrol pada grafik 4.6.
69
25 20 15 10 5
N
0
Presentase ( % ) Sangat Rendah Sedang rendah
Tinggi
Sangat tinggi
14 ≤ x ≤ 25,2≤ x < 36,4 ≤ x < 47,6≤ x < 58,8 ≤ x 25,2 36,4 47,6 58,8 <70
Gambar 4.6 Grafik hasil angket minat pre pembelajaran kelas kontrol Dari Tabel 4.31 dapat dilihat bahwa 53,7% responden memiliki skor minat yang berada pada kategori tinggi,dan 46,3% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sedang, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 57.85 diketahui bahwa rata-rata skor minat siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 49 sampai dengan skor maksimum sebesar 66 dengan standar deviasi 4.709. 4.6.3
Post pembelajaran Angket siswa Kelas Eksperimen Hasil angket post pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso setelah mendapatkan
metode inquiry dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Table 4.32 Descriptive statistik Post pembelajaran Angket Minat kelas eksperimen Descriptive Statistics N
Minimum
PostMinatEksperimen
42
Valid N (listwise)
42
57
Maximum 70
Mean 65.93
Std. Deviation 3.990
Dari data skor siswa kelas eksperimen dilihat bahwa data (N) sebanyak 42 mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 57 dan rata-rata sebesar 65.93 serta
70
standar deviasi 3.990. Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Jampiroso adalah tampak seperti pada tabel 4.33 dibawah ini. Tabel 4.33 Kategorisasi Hasil Pengukuran post pembelajaran angket minat siswa kelas Eksperimen Mean Nilai 14 ≤ x ≤ 25,2
Kriteria
25,2≤ x < 36,4 36,4 ≤ x < 47,6 47,6≤ x < 58,8
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
58,8 ≤ x <70
Sangat tinggi
N (Stdev) 65.93 0 (3.990)
Jumlah
Presentase ( % ) 0
0 0 2
0 0 4,8%
40
95,2%
42
100%
Keterangan : x = minat siswa Dari tabel 4.33 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa kelas eksperimen pada grafik 4.7. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
N Presentase ( % ) Sangat rendah
Rendah Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
14 ≤ x ≤ 25,2≤ x < 36,4 ≤ x < 47,6≤ x < 58,8 ≤ x 25,2 36,4 47,6 58,8 <70
Gambar 4.7 Grafik hasil angket minat post pembelajaran kelas eksperimen Dari Tabel 4.33 dapat dilihat bahwa 4,8% responden memiliki skor minat yang berada pada kategori tinggi, 95,2% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak
71
ada responden yang mendapat skor pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 65,93 diketahui bahwa rata-rata skor minat siswa berada pada kategori sangat tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 57 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan standar deviasi 3.990. 4.6.4
Post pembelajaran angket siswa Kelas Kontrol Hasil angket post pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso setelah menerapkan
metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Tabel 4.34 Deskriptif Statistik Post pembelajaran angket minat Descriptive Statistics N
Minimum
PostMinatKontrol
41
Valid N (listwise)
41
Maximum
53
Mean
70
61.98
Std. Deviation 4.804
Dari data skor siswa kelas Kontrol dilihat bahwa data (N) sebanyak 41mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 53 dan rata-rata sebesar 61,98 serta standar deviasi 4.804 Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Jampiroso adalah tampak seperti pada tabel 4.35 dibawah ini. Tabel 4.35 Kategorisasi Hasil Pengukuran post pembelajaran angket minat siswa kelas kontrol Mean Nilai 14 ≤ x ≤ 25,2 25,2≤ x < 36,4 36,4 ≤ x < 47,6 47,6≤ x < 58,8 58,8 ≤ x <70
Kriteria
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah Keterangan : x = minat siswa
(Stdev) 61.98 (4.804)
N
Presentase ( % )
0 0 0 10 31 41
0 0 0 24,4% 75,6% 100%
72
Dari tabel 4.35 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa kelas kontrol pada grafik 4.8. 35 30 25 20 15 10 5 0
N Presentase ( % ) Sangat Rendah Sedang rendah
Tinggi
Sangat tinggi
14 ≤ x ≤ 25,2≤ x < 36,4 ≤ x < 47,6≤ x < 58,8 ≤ x 25,2 36,4 47,6 58,8 <70
Gambar 4.8 Grafik hasil angket minat post pembelajaran kelas kontrol Dari Tabel 4.35 dapat dilihat bahwa 24,4% responden memiliki skor minat yang berada pada kategori tinggi, dan 75,6% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sedang, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 61.98 diketahui bahwa rata-rata skor minat siswa berada pada kategori sangat tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 53 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan standar deviasi 4.804. Dari data kelas eksperimen dan data kelas kontrol, maka hasil keseluruhan Minat belajar siswa pre dan post dapat dideskripsikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.36 Hasil Rata-rata angket Minat Belajar siswa pre dan post pembelajaran Kelas
Skor pre
Kategori
pembelajaran
Skor pos
Kategori
pembelajaran
Eksperimen
54.88
Tinggi
65.93
Sangat Tinggi
Kontrol
57.85
Tinggi
61,98
Sangat Tinggi
73
4.7 4.7.1
Analisis Hasil Penelitian Analisis Uji-t Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan
independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar IPA antara siswa yang dikenai metode inquiry dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.34. Tabel 4.37 Analisis Uji t Hasil Belajar Kontrol
Eksperimen
N
Mean
N
Mean
t
41
80.15
40
88,52
3071
p 0.003 p=≥0.05
Setelah dilakukan Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol diketahui hasil F hitung levene test sebesar 119 dengan probabilitas 731 > 0.05, maka dapat di simpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel 4.34 terlihat bahwa nilai t adalah 3.071 dengan probabilitas signifikasi 0.003< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran yang diawal proses dengan metode inquiry. Perbedaan rata-ratanya kedua kelas berkisar antara 2.955 sampai 13.809 dengan perbedaan rata-rata 8.379. 4.7.2
Analisis Uji-t Minat Belajar Siswa Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.38
74
Tabel 4.38 Analisis uji t Minat siswa Kontrol
Eksperimen
N
Mean
N
Mean
t
41
61.98
42
65.93
4082
p 0.000 p=≥0.05
Setelah dilakukan Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest minat belajar siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol diketahui hasil F hitung levene test sebesar 1.058 dengan probabilitas 307 > 0.05, maka dapat di simpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel 4.35 terlihat bahwa nilai t adalah 4.082 dengan probabilitas signifikasi 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh minat belajar siswa untuk pembelajaran yang diawali proses belajar mengajar dengan menerapkan metode inquiry. Perbedaan rata-rata kedua kelas berkisar antara 2.021 sampai 5.880 dengan perbedaan rata-rata 3.953. 4.8
Hasil Uji Hipotesa Setelah dilakukan uji t pada hasil belajar maka dapat dilakukkan uji hipotesis
yaitu hasil t hitung diperoleh signifikasi sebesar 0.003< 0.05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan berarti hipotesis diterima, yaitu adanya pengaruh metode inquiry terhadap hasil belajar siswa. Uji t pada Minat Belajar siswa menunjukkan signifikasi sebesar 0.000 < 0.05 , kisaran signifikasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan signifikasi 0,000 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode inquiry terhadap minat belajar siswa. 4.9
Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pretest siswa SD N 1 Jampiroso Kelas III B sebagai kelas eksperimen pada mata pelajaran IPA mencapai 76,63 termasuk dalam kategori lebih dari cukup.
75
Rata-rata nilai pretest SD N 1 Jampiroso Kelas III A sebagai kelas kontrol pada mata pelajaran IPA mencapai 76,98 termasuk dalam kategori lebih dari cukup. Tingkat rata-rata nilai posttest hasil belajar siswa SD N 1 Jampiroso Kelas III B sebagai kelas Eksperimen setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry pada mata pelajaran IPA mencapai 88,52 termasuk dalam kategori baik. Di SD N 1 Jampiroso kelas III A sebagai kelas kontrol rata-rata nilai posttes siswa dengan pembelajaran konvensional mencapai 80,15 termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan uji t-tes hasil belajar maka didapati nilai t sebesar 3.071 dengan p value sebesar 0,003, hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan metode inquiry dengan yang menggunakan metode konvensional. Rata-rata kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen mendapat nilai posttest dengan rata-rata 88,52 sedangkan kelas kontrol mendapat nilai rata-rata sebesar 80,15. Dalam minat belajar siswa, dengan pengolahan menggunakan SPSS versi 16.0 didapati hasil bahwa nilai signifikasinya adalah 0,000<0,05, maka dari hasil tersebut terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dideskripsikan dengan rata-rata minat belajar siswa. Dalam kelas ekperimen, rata-rata minat belajar siswa sebelum menggunakan metode inquiry sebesar 54,88 masuk kedalam kategori minat belajar tinggi, dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry rata-rata minat belajar siswa menjadi 65,93 masuk kedalam kategori minat belajar sangat tinggi. Sedangkan dalam kelas kontrol rata-rata sebelum pembelajaran dengan menggunaakan metode konvensional sebesar 57,85 dan setelah dilakukan pembelajaran, maka hasil rataratanya sebesar 61,98 dan masuk kedalam kategori minat belajar sangat tinggi. Penelitian ini telah dikatakan berhasil karena berdasarkan indikator kinerja pertama yaitu 80% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai 75, maka sudah
76
tercapai yaitu 100% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai ≥75. Artinya indikator keberhasilan pertama telah tercapai dan berarti metode inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar. Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar observasi ini diisi oleh peneliti. Peneliti disini juga bertindak sebagai observer sehingga diharapakan untuk peneliti selanjutnya observer terdiri dari peneliti dan teman sejawat guru yang mengajar sehingga fungsi kontrol proses pembelajaran dapat lebih terjamin. Dari hasil lembar observasi ini dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan inquiry oleh guru kelas tiga termasuk dalam kategori baik. Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiry di kelas III SD Negeri 1 Jampiroso, maka siswa kelas III mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dilihat dari jumlah soal antara pretest dan posttest yaitu 17 soal pretest dan 11 soal posttest, jumlah soal pretest yang lebih banyak maka hal tersebut menjadi faktor pendukung keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry. Hal ini disebabkan meskipun jumlah soal posttes lebih sedikit dari pretest tetapi siswa dapat memperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari rata-rata nilai pretest. Perbedaan perlakuan yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol membuat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen kontrol.
lebih tinggi dari kelas