BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian menggunakan model IOC dan BD dilakukan di Gugus Mawar Suruh dengan populasi 5 SD sebagai subjek penelitian yaitu SD N Kebowan 01, SD N Kebowan 02, SD N Plumbon 01, SD N Plumbon 02, dan SD N Plumbon 04. Jumlah siswa kelas 4 keseluruhan dalam Gugus Mawar sebanyak 88 siswa. Sampel atau bagian dari jumlah populasi dalam penelitian ini antara lain SD N Plumbon 04, SD N Kebowan 02 serta SD N Plumbon 01. Jumlah siswa sebanyak 72 anak sebagai objek penelitian. Instrumen penelitian dilakukan menggunakan lembar soal pretest dan postest berupa tes pilihan ganda serta lembar observsi guru dan siswa. Uji coba instrumen dilakukan melalui beberapa tahapan, anatara lain penyusunan kisi-kisi soal, uji coba instrumen soal di SD N Plumbon 02 dan uji validitas serta reliabilitas menggunakan aplikasi Anates V.4. Hasil uji instrumen penelitian menunjukkan 20 soal signifikan dari 40 soal yang diujikan, angka korelasi 0,71 yang berarti tingkat reliabilitas cukup baik. Daya pembeda mencapai 35,42 % serta tingkat kesukaran tes terdiri dari 7 soal mudah, 10 sedang dan 3 soal bertaraf sukar. Penelitian dilakukan menggunakan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas menggunakan model pembelajaran Insode-Outside Circle (X1) dan Bamboo Dancing (X2). Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa, yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui penggunaan model Inside-Outside Circle (Y1) dan hasil belajar IPS melalui penggunaan model Bamboo Dancing (Y2). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dan teknik analisis statistik. Teknis analisis statistik terdiri dari teknik uji coba instrumen, teknik uji prasyarat analisis utama, dan teknik analisis utama. Teknik deskriptif mencakup hasil Min, Max, Mean, Standar Deviasi, Distribusi Frekuensi bergolong dan grafik, baik kelompok eksperimen ataupun kontrol.
54
55
Bab IV dalam penelitian ini akan dipaparkan mengenai hasil pengolahan data penelitian serta pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran IOC sebagai kelompok eksperimen 1/kelompok eksperimen, hasil penelitian pada penerapan model pembelajaran BD sebagai kelompok eksperimen 2/kelompok kontrol, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian. 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPS Menggunakan Model IOC sebagai Kelompok Eksperimen/Eksperimen 1 Penelitian menggunakan model IOC pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 24 dan 25 Maret 2016 di kelas 4 SD Negeri Plumbon 04 dengan julmah 16 siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 2×pertemuan dengan alokasi waktu 4×35 menit. Mata pelajaran yang digunakan sebagai penelitian adalah Ilmu Pengetahuan Sosial dengan topik atau materi pembelajaran yaitu Perkembangan Tekonologi. Materi yang digunakan didasarkan pada Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi, Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah membandingkan jenis teknologi produksi, komunikasi dan transportaasi, menunjukkan peralatan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta menyebutkan macam-macam teknologi produksi, komunikasi dan transportasi masa kini dan masa lalu. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan observer guru kelas 4A SD Negeri Plumbon 04 yaitu ibu Sunarsih, begitu juga di SD Negeri Plumbon 01 perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan observer gulu kelas 4 yaitu ibu Sri Hardati. Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Plumbon 01 pada hari Rabu dan Kamis tanggal 30 dan 31 Maret 2016.
56
4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPS Menggunakan Model IOC Kelompok Eksperimen/ Eksperimen 1 a. Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2016 di kelas 4 SD Negeri Plumbon 04 (SD Imbas). Pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 20 siswa. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, membimbing siswa untuk melakukan doa, mengabsen kehadiran siswa, memberikan soal pretest untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai materi perkembangan teknologi, memberikan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Selanjutnya kegiatan inti adalah pembelajaran menggunakan model IOC yang terdiri dari sintagmatik yaitu penjelasan mengenai pelaksanaan model IOC. Guru menjelaskan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan sintak model. Setelah memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru memberika motivasi kepada siswa, membimbing dalam pembentukan kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara acak dengan kesepakatan dari siswa. Kegiatan mencari informasi yang dilakukan oleh siswa dilaksanakan untuk mengetahui materi tentang perkembangan teknologi. Siswa membaca materi yang telah diberikan oleh guru, mencatat hal-hal penting dan mengerjakan lembar kerja siswa. Kegiatan mencatat hal-hal penting, dimaksudkan untuk pembelajaran bertukar informasi dengan teman lainnya. Selain kegiatan mencari informasi dan mencatat hal-hal penting dari informasi yang diperoleh, siswa menyusun puzzle dengan kelompok. Penyusunan puzzle berkaitan dengan gambar teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami, dan penjelasan materi secara garis besar. Penelitian pembelajaran menggunakan model IOC juga dilakukan di SD Negeri Plumbon 01 sebagai SD Inti. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 di kelas 4A yang diikuti oleh seluruh siswa berjumlah 20 siswa.
57
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah sama dengan pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Plumbon 04. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu hari Jumat, 25 Maret 2016 di SD Negeri Plumnon 04. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa yang ebrjumlah 16 siswa. Proses pembelajaran diawali dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan 1 mengenai materi perkembangan teknologi, kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model Inside-Outside Circle yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu pembentukan kelompok menjadi 8 siswa. Pelaksanaan kegiatan bertukar informasi sesuai dengan model IOC yaitu siswa membentuk lingkaran kecil-lingkaran besar. Siswa yang berada di lingkaran kecil/ lingkaran dalam menghadap keluar, sedangkan siswa yang berada di lingkaran besar/ luar menghadap ke dalam. Siswa yang berada di lingkaran dalam dan luar saling berhadapan. Siswa memulai kegiatan bertukar informasi dengan arahan guru. Siswa yang berada di lingkaran dalam memberikan informasi mengenai perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi yang diperoleh melalui kegiatan mencari informasi pada kelompok dan pertemuan sebelumnya. Selanjutnya siswa yang berada di lingkaran luar berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi yang telah didapat bersama kelompok sebelumnya. Siswa yang berada di lingkaran luar bergeser untuk bertukar informasi dengan teman lain dihadapannya. Perputaran posisi dihentikan setelah siswa kembali bertemu dengan pasangan pertama. Selanjutnya siswa mencatat hal-hal penting yang diperoleh dari kegiatan bertukar informasi. Kegiatan berikutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta menyimpulkan hasil pembelajaran tentang perkembangan teknologi. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa pemberian soal posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar.
58
Selanjutnya guru memberikan tugas rumah, memberikan motivasi untuk belajar dengan giat, dan mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa. Penelitian menggunakan model pembelajaran IOC di SD Negeri Plumbon 01 pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di kelas 4A yang diikuti oleh seluruh siswa dengan jumlah 20 siswa. Kegiatan yang dilakukan di SD Negeri Plumbon 04 kelas 4A sama dengan sintak pembelajaran di Sd Negeri Plumbon 04. Sintak pada pertemuan dua terimplementasi seluruhnya tanpa ada yang tidak dilakukan oleh guru. 4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 04 Menggunakan Model IOC sebagai Kelompok Eksperimen/ Eksperimen 1 Tingkat hasil belajar IPS siswa dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen 1 Kelompok
Jumlah Siswa
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviasi
Nilai Pretest
36
25
75
52,916
13,751
Nilai Posttest
36
30
95
74,305
14,250
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model InsideOutside Circle sebesar 52,916 dengan standar deviasi 13,751. Setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model IOC didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 74,305 dengan standar deviasi 14,250. Nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 75 dan nilai terendahnya adalah 25, sedangkan
59
pada posttest nilai tertinggi yang dicapai adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 30. Jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 36 siswa. Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga peneliti menyusun data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013: 35) yaitu K= 1+ 3,3 log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat diperoleh K= 1+ 3,3 .log 36 = 1+ 5,13 = 6,13 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas pretests didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu
= 8. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dapat
dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Nilai Pretest No
Kelas Interval
Presentase Frekuensi
1.
25-32
4
11,12%
2.
33-40
2
5,55%
3.
41-48
3
8,33%
4.
49-56
14
38,89%
5.
57-64
4
11,12%
6.
65-72
6
16,66%
7.
73-81
3
8,33%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 25-32 dengan persentase 11,12%, 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 33-40 dengan persentase 5,55%, 3 siswa mendapatkan nilai antara 41-48 dengan persentase 8,33%, 14 siswa mendapatkan nilai antara
60
49-64 dengan persentase 38,89%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 65-72 dengan persentase 16,66% serta 3 siswa yang mendapatkan nilai 73-81 dengan presentase 8,33%. Interval kelas pretests didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu
= 11. Hasil distribusi frekuensi nilai
posttest dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Nilai Postttest No
Kelas Interval
Presentase Frekuensi
1.
30-40
1
2,78%
2.
41-51
1
2,78%
3.
52-62
6
16,67%
4.
63-73
5
13,89%
5.
74-84
12
33,33%
6.
85-95
11
30,55%
36
100%
Jumlah
Nilai posttest mengalami peningkatan yaitu hanya terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 30-40 dengan persentase 2,78%. Kemudian 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 41-51 dengan presentase 2,78%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 52-62 dengan persentase 16,67%, 5 siswa yang mendapatkan nilai antara 63-73 dengan persentase 13,89%, sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai antara 74-84 dengan persentase 33,33% serta 11 siswa memperoleh nilai antara 85-95 dengan presentase 30,55%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
61
20 15 Nilai Pretest
10
Nilai Postttest 5 0 30-40 41-51 52-62 63-73 74-84 85-95
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen SD N Plumbon 01 dan SD N Plumbon 04
4.1.2 Hasil Implementasi Pembelajaran IPS Menggunakan Model BD sebagai Kelompok Kontrol/Eksperimen 2 Penelitian menggunakan model BD di SD Negeri Kebowan 02, dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Maret 2016. Jumlah siswa kelas 4 adalah 16 siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 2× pertemuan dengan alokasi waktu 4 × 35 menit. Mata pelajaran yang digunakan sebagai penelitian adalah Ilmu Pengetahuan Sosial dengan topik atau materi pembelajaran yaitu Perkembangan Tekonologi. Materi yang digunakan didasarkan pada Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi, Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakannya. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah membandingkan jenis teknologi produksi, komunikasi dan transportaasi, menunjukkan peralatan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta menyebutkan macam-macam teknologi produksi, komunikasi dan transportasi masa kini dan masa lalu.
62
Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan observer guru kelas 4 SD Negeri Kebowan 02 yaitu bapak Marjoko, begitu juga di SD Negeri Plumbon 01 kelas 4B yang dilaksanakan pada tanggal 01 dan 02 April 2016. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan observer gulu kelas 4 yaitu ibu bapak Sujarwono. 4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPS Menggunakan Model BD Sebagai Kelompok Kontrol/ Eksperimen 2 a. Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran IPS menggunakan model BD di kelas 4 SD Negeri Kebowan 02 dilaksanakan pada hari Senin, 21 Maret 2016. Proses pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 16 siswa dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam kepada siswa, membimbing untuk melakukan doa, presensi. Selanjutnya guru memberikan soal pretes untuk dikerjakan siswa, dan memberikan apersepsi sebelum pelaksanaan pembelajaran serta penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pembelajaran menggunakan model BD yang terdiri dari sintagmatik yaitu penjelasan mengenai pelaksanaan model BD. Guru menjelaskan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan sintak model. Setelah memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru memberika motivasi kepada siswa, membimbing dalam pembentukan kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara acak melalui kesepakatan dari siswa. Kegiatan mencari informasi yang dilakukan oleh siswa bertujuan untuk mengetahui materi tentang perkembangan teknologi. Siswa membaca materi yang telah diberikan oleh guru, mencatat hal-hal penting dan mengerjakan lembar kerja siswa. Kegiatan mencatat hal-hal penting, bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan bertukar informasi dengan teman lainnya. Selain kegiatan mencari informasi dan mencatat hal-hal penting dari informasi yang diperoleh, siswa menyusun puzzle bersama kelompok. Penyusunan puzzle berkaitan dengan
63
materi gambar teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami, dan penjelasan materi secara garis besar. Penelitian pembelajaran menggunakan model BD juga dilaksanakan di SD Negeri Plumbon 01 sebagai SD Inti. Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat, 01 April 2016 di kelas 4B yang diikuti oleh seluruh siswa berjumlah 20 siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah sama dengan pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Kebowan 02. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Maret 2016 di SD Negeri Kebowan 02 yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 dengan jumlah 16 siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan 1 mengenai materi perkembangan teknologi, kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model Bamboo Dancing yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu pembentukan kelompok menjadi untuk bertukar informasi sesuai dengan berjajar di sela-sela bangku dan saling berhadapan. Pertukaran informasi dilakukan setiap deret bangku. Dua siswa yang berpasangan saling berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi yang diperoleh melalui kegiatan mencari informasi pada kelompok dan pertemuan sebelumnya. Dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Selanjutnya siswa mencatat hal-hal penting yang diperoleh dari kegiatan bertukar informasi. Kegiatan berikutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta menyimpulkan hasil pembelajaran tentang perkembangan teknologi. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa pemberian soal posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar.
64
Selanjutnya guru memberikan tugas rumah, memberikan motivasi untuk belajar dengan giat, dan mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa. Penelitian menggunakan model pembelajaran BD di SD Negeri Plumbon 01 pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 02 April 2016 di kelas 4B yang diikuti oleh seluruh siswa dengan jumlah 20 siswa. Kegiatan yang dilakukan di SD Negeri Plumbon 01 kelas 4B sama dengan sintak pembelajaran di Sd Negeri Kebowan 02. Sintak pada pertemuan dua terimplementasi seluruhnya tanpa ada yang tidak dilakukan oleh guru. 4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Kebowan 02 Menggunakan Model BD Sebagai Kelompok Kontrol/ Eksperimen 2 Tingkat hasil belajar IPS siswa dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik. Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Kelompok
Jumlah Siswa
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviasi
Nilai Pretest
36
25
75
50,694
12,825
Nilai Posttest
36
35
95
72,361
13,389
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas kontrol (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Bamboo Dancing sebesar 50,694 dengan standar deviasi 12,825. Setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model BD didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 72,361 dengan standar deviasi 13,389. Nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 75 dan nilai terendahnya adalah 35, sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang dicapai adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 35. Jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 36 siswa.
65
Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga peneliti menyusun data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013: 35) yaitu K= 1+ 3,3 log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat diperoleh K= 1+ 3,3 .log 36 = 1+ 5,13 = 6,13 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu
= 8. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest kelompok
eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Kontrol (Eksperimen 2) Nilai Pretest No
Kelas Interval
Presentase Frekuensi
1.
25-32
2
5,56%
2.
33-40
8
22,22%
3.
41-48
6
16,66%
4.
49-56
9
25%
5.
57-64
5
13,88%
6.
65-72
4
11,12%
7.
73-81
2
5,56%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 25-32 dengan persentase 5,56%, 8 siswa yang mendapatkan nilai antara 33-40 dengan persentase 22,22%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 41-48 dengan persentase 16,66%, 9 siswa mendapatkan nilai antara 49-56 dengan persentase 25%, 5 siswa mendapatkan nilai antara 57-64 dengan
66
presentase 13,88%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 65-72 dengan presentase 11,12% serta 2 siswa mendapat nilai antara 73-81 dengan presentase 5,56%. Interval kelas posttest didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu
= 10. Hasil distribusi frekuensi nilai
posttest dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol (Eksperimen 2) Nilai Posttest No
Kelas Interval
Presentase Frekuensi
1.
30-39
1
2,78%
2.
40-49
0
0%
3.
50-59
3
8,34%
4.
60-69
10
27,78%
5.
70-79
10
27,78%
6.
80-89
7
19,44%
7.
90-99
5
13,88%
36
100%
Jumlah
Nilai posttest mengalami peningkatan yaitu hanya terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 30-39 dengan persentase 2,78%. Kemudian tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49, 3 siswa mendapatkan nilai antara 5059 dengan persentase 8,34%, 10 siswa yang mendapatkan nilai antara 60-69 dengan persentase 27,78%, sebanyak 10 siswa mendapatkan nilai antara 70-79 dengan persentase 27,78%, 7 siswa memperoleh nilai antara 80-89 dengan presentase 19,44% serta 5 siswa mendapat nilai antara 90-99 dengan presentase 13,88%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
67
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Nilai Pretest Nilai Postttest
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-99
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol SD N Kebowan 02 dan SD N Plumbon 01 4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Deskripsi komparasi dalam penelitian ini memaparkan perbandingan hasil pengukuran dari kelompok eksperimen adn kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest. Deskripsi komparasi disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut. Tabel 4.7 Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Rerata skor (mean) kelompok Keterangan selisih skor Eksperimen Kontrol Pretest 52,916 50,694 2,22 Posttest 74,305 72,361 1,944 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-
Tahap pengukuran
rata tahap pengukuran awal yang ditunjukkan oleh adanya selisih skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 2,22 dimana rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul. Pada tahap pengukuran akhir juga terdapat perbedaan nilai rata-rata yang ditnjukkan adanya selisih skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 1,944 dimana nilai rata-rata kelompok
68
eksperimen lebih unggul. Secara singkat deskripsi komparasi hasil pengukuran dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.3 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kontrol
4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar IPS Menggunakan Model IOC dan BD Hasil uji beda dalam penelitian ini memaparkan tentang teknik analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi kenormalan dan tingkat kesetaraan data. Pengujian normalitas dan homogenitas data dianalisis menggunakan bantuan SPSS 20 for windows. 4.1.4.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Uji normalitas dilakukan dengan cara klik analyze- descriptive statisticesplore- memasukan data pada kolom dependent list-pilih plots-pilih normality test with plots-continue-ok. Pengujian normalitas menggunakan KolmogorovSmirnov, dengan ketentuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas data-data yang digunakan adalah sebagai berikut.
69
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pretest.IOC posttest.IOC 36 36 Mean 52.92 74.31 Std. Deviation 13.752 14.250 Absolute .166 .158 Positive .079 .073 Negative -.166 -.158 .996 .950 .274 .328
pretest.BD 36 50.69 12.826 .116 .116 -.076 .695 .719
posttest.BD 36 72.36 13.389 .152 .098 -.152 .914 .374
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi hasil pretest dan posttest pada Kolmogorov Smirnov melebihi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Setelah uji normalitas berupa distribusi kenormalan ata terpenuhi, selanjutnya peneliti melakukanuji homogenitas untuk mengetahui tingkat kesetaraan. Uji normalitas dilakukan dengan cara klik analyze-noneparametric tests- legacy dialogs- 1 sample KS- pretest dan posttest digeser ke dalam test variable list-klik normal-OK. Pengujian homogenitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji homogenitas data-data yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Test of Homogeneity of Variance
pretest
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic .000 .000
df1 1 1
df2 70 70
Sig. .984 1.000
.000
1
67.014
1.000
.000
1
70
.989
70
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil output test of homogeneity of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi yang adalah untuk probabilitaas based on mean = 0,984, untuk based on median = 1,000, kemudian untuk based on median and with adjusted df = 1,000 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,989. Kesimpulan dari data yang diperoleh adalah homogen, karena probabilitas populasi data > 0,05. Homogenitas nilai pretest dapat diamati melalui tabel berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Test of Homogeneity of Variance
posttest
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic .042 .020
df1
df2 1 1
70 70
Sig. .838 .888
.020
1
66.379
.888
.013
1
70
.911
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai posttest menunjukkan angka signifikansi pada based on mean = 0,838, based on median = 0,888, based on median and with adjusted df = 0,888 dan probabilitaas based on trimmed mean = 0,911. Nilai probabilitas keseluruhan menunjukkan angka signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi data nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama atau homogen. 4.1.4.2 Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan bahwa persebaran data pretest-posttest berdistribusi normal dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data pretest adalah homogen serta data posttest adalah homogen, maka dengan demikian uji prasyarat telah terpenuhi. Selanjutnya populasi data pretestposttest dilakukan uji homogenitas koefisien regresi linear sebagai acuan untuk menguji hipotesis yaitu ada/tidak perbedaan rata-rata nilai posttest yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut tabel uji homogenites koefisien regresi linear.
71
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linear Parameter Estimates Dependent Variable: postest Parameter
Intercept
B
Std. Error
t
Sig.
95% Confidence Interval
Partial Eta
Lower Bound Upper Bound
Squared
56.739
6.454
8.792
.000
43.865
69.614
.528
.608
.120
2.577
.012
.070
.547
.088
1.260
3.146
.400
.690
-5.017
7.536
.002
a
.
.
.
.
.
.
pretest [model=1] [model=2]
0
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil uji homogenitas koefisien regresi linear pada beta sebesar 0,608 atau > 0,60, maka dapat disimpulkan data homogen dan dapat diuji menggunakan ANCOVA. Selanjutnya uji ANCOVA dapat diamati melalui tabel berikut. Tabel 4.12 Hasil Uji ANCOVA Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: postest Source
Type III Sum
df
Mean Square
F
Sig.
of Squares Corrected
Partial Eta Squared
a
2
621.669
3.514
.035
.092
14263.780
1
14263.780
80.628
.000
.539
1175.282
1
1175.282
6.643
.002
.088
28.357
1
28.357
.160
.690
.002
Error
12206.662
69
176.908
Total
400650.000
72
13450.000
71
Model Intercept pretest model
Corrected Total
1243.338
a. R Squared = ,092 (Adjusted R Squared = ,066)
72
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa output SPSS hasil uji coba ANCOVA pada coorrected model nampak bahwa F hitung sebesar 3,514 dengan taraf signifikansi hitung 0,035 < 0,050, maka dampak variabel independen secara simultan terhadap veriabel dependen signifikan. Kesimpulan bahwa model pembelajaran IOC bersama-sama dengan kemandirian belajar simultan memiliki dampak yang berbeda secara signifikan terhadap kompetensi hasil belajar siswa, dibandingkan model pembelajaran BD. Selanjutnya intercept menunjukkan bahwa F hitung sebesar 80,628 dengan taraf signifikansi 0,00 atau < 0,05. Nilai intercept adalah besaran konstanta besaran perubahan nilai variabel independen. Pada kovariat pretest diperoleh data F hitung 6,643 dengan taraf signifikan 0,12 < 0,02 sehingga dampak kovariat signifikan. Maknanya bahwa ada perubahan pengaruh pretest terhadap kompetensi hasil belajar siswa. Sedangkan varian model pembelajaran, diperoleh nilai F hitung sebesar 0,160 dan taraf signifikansi sebesar 0,690 atau > 0,05. Nilai F hitung > 0,05 oleh sebab itu F tidak signifikan. Artinya bahwa dampak pembelajaran IOC tidak lebih tinggi dari model BD. 4.1.5
Hasil Uji Hipotesis Hasil uji homogenitas regresi linear terhadap hasil nilai posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dapat dijadikan acuan untuk menguji hipotesis. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. H0: μIOC = μBD Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe IOC dan BD ditinjau dari hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus Mawar Suruh. 2. Ha: μIOC ≠ μBD Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe IOC dan BD ditinjau dari hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus Mawar Suruh.
73
Berdasarkan perolehan F hitung pada varian model pembelajaran sebesar 0,160, pada taraf signifikansi/probabilitas 0,690 > 0,05, maka H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing ditinjau dari hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh. 4.2
Pembahasan Penelitian Penelitian telah dilakukan di SD gugus Mawar Suruh yaitu SD Negeri
Plumbon 01 kelas 4a sebagai kelas eksperimen dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model Inside-Outside Circle dan kelas 4B sebagai kelas kontrol dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model Bamboo Dancing berjalan lancar sesuai dengan sintak dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Plumbon 04 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Kebowan 02 sebagai kelompok kontrol menggunakan model Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing. Guru telah melaksanakan sintak pembelajaran sesuai dengan model. Penelitian difokuskan pada rumusan masalah seperti yang telah diuraikan pada bab I yaitu apakah ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh yang signifikan dalam pembelajaran menggunakan model InsideOutside Circle dan model Bamboo Dancing?. Hasil uji prasyarat dari kedua kelompok penelitian adalah homogen karena Nilai pretest kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 0,984 > 0,05 dan nilai posttest sebesar 0,838 > 0,05. Kesimpulan dari hasil uji prasyarat adalah kedua varian tersebut (kelas eksperimen dan kontrol) homogen. Sedangkan hasil uji normalitas pretest-posttest secara keseluruhan melebihi 0,05 sehingga dapat disimpulkan kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Analisis deskriptif dari perolehan skor kelompok eksperimen dilihat dari hasil pretest sebesar 52,916 meningkat menjadi 74,305 dilihat dari hasil posttest. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami peningkatan yaitu perolehan skor pretest sebesar 50,694 dan hasil posttest sebesar 72,361. Distribusi frekuensi nilai pretest kelompok eksperimen menunjukkan terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 25-32 dengan persentase 11,12%,
74
2 siswa yang mendapatkan nilai antara 33-40 dengan persentase 5,55%, 3 siswa mendapatkan nilai antara 41-48 dengan persentase 8,33%, 14 siswa mendapatkan nilai antara 49-64 dengan persentase 38,89%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 65-72 dengan persentase 16,66% serta 3 siswa yang mendapatkan nilai 73-81 dengan presentase 8,33%.Sedangkan nilai posttest dapat diketahui hanya terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 25-40 dengan persentase 2,78%. Kemudian 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 41-51 dengan presentase 2,78%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 52-62 dengan persentase 16,67%, 5 siswa yang mendapatkan nilai antara 63-73 dengan persentase 13,89%, sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai antara 74-84 dengan persentase 33,33% serta 11 siswa memperoleh nilai antara 85-95 dengan presentase 30,55%. Distribusi frekuensi kelompok kontrol dilihat dari nilai pretest diketahui terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 25-32 dengan persentase 5,56%, 8 siswa yang mendapatkan nilai antara 33-40 dengan persentase 22,22%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 41-48 dengan persentase 16,66%, 9 siswa mendapatkan nilai antara 49-56 dengan persentase 25%, 5 siswa mendapatkan nilai antara 57-64 dengan presentase 13,88%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 65-72 dengan presentase 11,12% serta 2 siswa mendapat nilai antara 73-81 dengan presentase 5,56%. Sedangkan nilai posttest diketahui terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 30-39 dengan persentase 2,78%. Kemudian tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49, 3 siswa mendapatkan nilai antara 50-59 dengan persentase 8,34%, 10 siswa yang mendapatkan nilai antara 60-69 dengan persentase 27,78%, sebanyak 10 siswa mendapatkan nilai antara 70-79 dengan persentase 27,78%, 7 siswa memperoleh nilai antara 80-89 dengan presentase 19,44% serta 5 siswa mendapat nilai antara 90-99 dengan presentase 13,88%. Analisis berikutnya yaitu uji homogenitas koefisien regresi linear dengan pemerolehan angka signifikansi pada beta sebesar 0,608 > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh adalah homogen dan dapat dilanjutkan menggunakan model ANCOVA. Hasil uji ANCOVA pada coorrected model nampak bahwa F hitung sebesar 3,514 dengan taraf signifikansi hitung 0,035 < 0,050, maka dampak variabel
75
independen secara simultan terhadap veriabel dependen signifikan. Kesimpulan bahwa model pembelajaran IOC bersama-sama dengan kemandirian belajar simultan memiliki dampak yang berbeda secara signifikan terhadap kompetensi hasil belajar mahasiswa, dibandingkan model pembelajaran BD. Padaa intercept menunjukkan bahwa F hitung sebesar 80,628 dengan taraf signifikansi 0,00 atau < 0,05. Nilai intercept adalah besaran konstanta besaran perubahan nilai variabel independen. Pada kovariat pretest diperoleh data F hitung 6,643 dengan taraf signifikan 0,12 < 0,02 sehingga dampak kovariat signifikan. Maknanya bahwa ada perubahan pengaruh pretest terhadap kompetensi hasil belajar siswa. Varian model pembelajaran, diperoleh nilai F hitung sebesar 0,160 dan taraf signifikansi sebesar 0,6090 atau > 0,05. Nilai F hitung > 0,05 oleh sebab itu F tidak signifikan. Artinya bahwa dampak pembelajaran IOC tidak lebih tinggi dari model BD. Penerapan model Inside-Outside Circle dalam pelaksanaan penelitian memiliki keunggulan memberikan pengaruh positif terhadap kenaikan hasil belajar siswa dibanding model Bamboo Dancing model pembelajaran InsideOutside Circle mempunyai sintak pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat memperoleh informasi mengenai materi pembelajaran dengan baik, selain itu kegiatan bertukar informaasi yang dilakukan bersama kelompok dapat memunculkan kekompakan. Berikut adalah sintak pembelajaran Inside-Outside Circle dalam Shoimin (2014: 88): 1) Kegiatan pendahuluan meliputi fase pertama yaitu persiapan yang meluputi apersepsi dan penjelasan mengenai pembelajaran Inside-Outside Circle. 2) Kegiatan inti yang berupa pelaksaan pembelajaran Inside-Outside Circle. 3) Kegiatan penutup berupa kesimpulan, pemberian soal mandiri dan tugas rumah. Pembelajaran
menggunakan
model
Inside-Outside
Circle
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi tidak kalah ampuhnya dengan model Bamboo Dancing karena selisih rata-rata dari kedua model hanyalah sedikit. Model pembelajaran Bamboo dancing juga memiliki sintak pembelajaran yang hampir sama dengan model Inside-Outside Circle yang menarik dan dapat
76
memunculkan kekompakan antar kelompok dalam mencari maupun bertukar informasi. Suprijono (2013: 98) menyatakan bahwa pembelajaran Bamboo Dancing serupa dengan model inside-Outside Circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Berikut sintak pembelajaran menggunakan model Bamboo Dancing menurut Lie (2003: 66-67) antara lain: 1) Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri sejajar. Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar di depan kelaas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat. 2) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. 3) Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. 4) Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran dapat dilakukan terus sesuai kebutuhan. Tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelompok perlakuan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle (70,15) dan Bamboo Dancing (63,17). Nilai rata-rata metode Inside Outside Circle memperoleh keberhasilan tertinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata Bamboo Dancing. Penelitian diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Thaibah (2015) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan terhadap perbandingan hasil belajar IPA dalam penerapan model Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pandak Daun Daha Utara. Hasil belajar kelompok Inside-Outside Circle 76,52 pada nilai ratarata posttest, sedangkan hasil belajar kelompok Bamboo Dancing 75,42 pada nilai rata-rata posttest, dengan selisih masing-masing hanya1,1. Pemaparan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai awal dan akhir penggunaan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan
77
Bamboo Dancing dalam pencapaian hasil belajar siswa kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh semester 2 tahun ajaran 2015/2016 namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.3
Keterbatasa Penelitian Penelitian yang dilakukan di SD Gugus Mawar Suruh berjalan dengan
lancar, namun peneliti mengalami beberapa kendala selama proses penelitian berlangsung. Adapun yang menjadi kendala dalam penelitian ini diantaranya pengembilan sampel yang tidak dilakukan secara random karena keterbatasan waktu dan biaya, tidak dapat mengontrol siswa yang diberi pengajaran khusus atau les diluar pembelajaran di sekolah serta kesulitan peneliti dalam mengontrol kelas yang terlalu ramai.