BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Sejarah Perusahaan PT. Nusantara Card Semesta Didirikan oleh didirikan oleh Budiyanto Darmastono, Reni Siregar dan Mahatma Indra Siregar pada tahun 1994.Perusahaan ini awalnya terletak dijalan Tali Raya G 1 No. 16 Slipi, Jakarta Barat.Teatapi saat ini PT. NCS terletak dijalan Brigjend Katamso No. 7 Slipi, Jakarta Barat, 11420.Para pendirinya mempunyai tekad yang kuat untuk menjadikan PT. Nusantara Card Semsta (NCS) sebagai perusahaan kurir
pilihan yang mampu
menjangkau seluruh pelosok Indonesia dan dunia internasional dengan layanan profesional yang cepat, aman dan pasti.Sumber daya manusia yang profesional didukung teknologi terkini dan sistem real time on line, menjadikan kualitas pelayanan seluruh jaringan PT. Nusantara Card Semsta (NCS) di lebih 338 kota besar Indonesia mampu memberikan kepuasan kepad custumer. Kerahasiaan data, ketepatan waktu, serta keakuratan penanganan merupakan prinsip yang tidak bisa ditawar oleh setiap karyawan PT. Nusantara Card Semesta (NCS).
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
Saat ini PT. Nusantara Card Semesta telah memiliki lebih dari 1.750 kurir di seluruh Indonesia serta 800 kurir untuk wilayah Jabodetabek.Tetapi memiliki 58 cabang dan lebih dari 150 agen di Indonesia, serta jaringan di Singapura, Thailand, Inggris, Australia dan Amerika Serikat untuk melayani pengiriman Internasional. Hal ini yang akhirnya menghasilkan suatu penghargaan bagi PT. Nusantara Card Semsta (NCS) yaitu 50 Enterprise dari Accenture Consulting pada tahun 2002 serta dari beberapa klien PT. Nusantara Card Semesta. PT. Nusantara Card Semesta Bersertifikat ISO 9001:2008 No. QEC27569 (sistem manajemen mutu atau SMM) menetapkan bahwa kita memiliki kebijakan mutu yang mendokumentasikan niat organisasi secara keseluruhan dan arah berkaitan dengan kualitas sebagaimana dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak. Kebijakan seperti ini akan mencakup komitmen untuk memenuhi ISO 9001:2008, untuk terus meningkatkan SMM dan untuk mengatur dan memonitor sasaran mutu yang terukur. Didukung oleh teknologi system real time on line, menjadikan kualitas pelayanan seluruh jaringan ke 338 tujuan kota besar di Indonesia mampu memberikan kepuasan kepada Customer dalam hal kecepatan, ketepatan waktu, keakuratan penanganan serta kerahasiaan data. Selain itu, PT. Nusantara Card Semesta juga bekerja sama dengan Garuda Indonesia sebagai Garuda Cargo Sales Agents, sehingga kepastian kiriman untuk diberangkatkan dengan transfortasi udara lebih pasti dan pada akhirnya membuat NCS dipercaya mampu menangani berbagai kiriman sesuai permintaan dan kebutuhan mulai dari dokumen, kartu kredit, paket hingga kiriman yang berupa sparepart, oli dan gas, industri telekomunikasi termasuk Heavy Weight Cargo.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
PT. Nusantara Card Semesta merupakan anggota dari ASPERINDO (Member Of Indonesian Express Delivery Companies Association) dan GAFEKSI atau INFA (Indonesian Forwarders Association) dan KADIN (Trader Communities). 2.
Visi, Misi dan Kebijakan Mutu PT. Nusantara Card Semesta a.
Visi Perusahaan Menjadi perusahaan yang terdepan dalam penyediaan jasa terpadu kurir, express, operasional dan distribusi dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan secara aman, cepat, dan akurat.
b.
Misi Perusahaan 1)
Fokus pada setiap solusi yang diperlukan pelanggan.
2)
Membangun sumber daya manusia yang memiliki cando-spirit dan teamwork yang baik serta menjunjung tinggi nilai kejujuran danintegritas.
3)
Selalu melakukan evaluasi dan perbaikan berkala terhadap organisasi, proses dan prosedur, peralatan dan teknologi untuk melampaui kebutuhan pelanggan serta dinamika bisnis.
c.
Kebijakan Mutu PT. NCS sebagai perusahaan jasa logistic siap bersaing dalam cara globalisasi dengan selalu memberikan kepuasan pelanggan disetiap hal yang dilakukan melalui:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
1)
Penerapan peosedur dan proses yang konsisten
2)
Memperluas jaringan pelayanan secara berkesinambungan
3)
Perbaikan
yang
terus
menerus
dengan
sumber
daya
yang
memadai 4)
Memberikan solusi dan nilai tambah terhadap pelayanan
5)
Memenuhi persyaratan dan peraturan yang relavan
6)
Melakukan komunikasi yang tepat dan jelas, baik internalmaupun eksternal
3
Aspek Bidang Usaha PT. Nusantara Card Semesta bergerak dalam bidang jasa pengiriman kartu kredit, surat tagihan, paket, dan dokumen lainya melalui darat, udara dan laut. PT. Nusantara Card Semesta (NCS) di bangun untuk memenuhi kebutuhan besar di jakarta dalam hal jasa pengiriman. Perusahaan ini selain melayani pengiriman dalam kota tetapi juga melayani pengiriman luar negeri.
Adapun jenis pelayanan yang di berikan PT.Nusantara Card Semestaa sebagai berikut: 1.
City Courier City courier adalah layanan khusus yang diberikan oleh NCS untuk Customer yang ingin mengirimkan dokumen dan paket dalam jumlah yang cukup besar di daerah khusus jabodetabek.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
53
Dalam layanan ini dapat mengirimkan seperti: kartu kredit, rekening Koran, brosur, tagihan bulanan kartu kredit/telepon. a.
Domestic & International Express Domestic express merupakan layanan jasa utama yang diberikan oleh NCS untuk Customer tanpa adanya jumlah minimum dokumen atau paket untuk pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia.
b.
Logistic & Wirehouse Management Logistic dan Warehouse merupakan pelayanan jasa yang disediakan oleh NCS dalam bentuk penyewaan gudang penyimpanan bagi para Customer. gudang
Lokasi, fasilitas dan
dapat
disesuaikan
infrastruktur, juga pengelolaan
dengan
kebutuhan
masing-masing
Customer. 1) Mailroom Management dan Dedicate Courier 2) Trucking & Moving Untuk jasa pengiriman darat, NCS menyediakan layanan Charter Truck (FLT: Full Truck Load) dengan armada yang beragam, mulai darimobil van, carry box, CDE, CDD, Fuso hingga Gull Wing, atau layanan parsial LTT (Less Than Truck Load).Layanan ini untuk melayani wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
54
4.
Struktur Organisasi Struktur
organisasi
merupakan
penggambaran
secara
grafik
yang
menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisai.Struktur organisasi hanya menunjukan hubungan wewenang yang formal dan tidak menggambarkan seberapa besar wewenang, tanggung jawab dan deskripsi pekerjaan terperinci. Struktur organisasi mempunyai arti penting karena struktur organisasi merupakan bentuk formal kegiatan dan hubungan antara berbagai submit bagian-bagian dalam perusahaan. Dengan mengetahui strukturorganisasi dapat diperoleh gambaran-gambaran tentang bagianbagian yang ada dalam suatu organisasi.Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambaran dari struktur organisasi PT. Nusantara Card Semesta Struktur Organisasi PT. Nusantara Card Semesta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
55
Manager Cust.Service city Courier
Manager City Courier
Kepala Cabangcabang
Ass. Manager
Leader /SPV SPV CS UMUM
Cust. Service Kargo
Data Support
Kurir
Data Entry /EDP
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber : HRD Manager PT. Nusantara Card Semesta
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Manager IT
Staf IT
56
5. Deskripsi Kerja 1.
Direktur Operasional a.
Mengkoordinir karyawan dalam kegiatan pengadaan peralatan dan kelengkapan kantor.
b.
Mengontrol kegiatan pengadaan dan memberikan intruksi kepada karyawan untuk tetap memberikan yang terbaik..
c.
Mengkoordinir
seluruh karyawan untuk
mengembangkan
kegiatan dalam menyajikan produk dan jasa yang berkualitas baik. d.
Memberikan masukan kepada karyawan jika ada yang perlu untuk diperbaiki atau ditambah.
2.
Manager Customer Service a.
Memberikan pengarahan kepada bawahanya agar melakukan pekerjaan dengan baik.
b.
Menangani semua keluhan-keluhan yang timbul apabila tidak dapat terselesaikan oleh staf.
3.
c.
Memberikan intruksi terhadap bawahanya.
d.
Mengawasi, mengontrol karyawan.
Supervisor Customer Service a.
Membuat perencanaan pekerjaan perhari, mingguan dan bulanan.
b.
Mengkoordinir staf customer service dibawah koordinasinya dalam melakukan pekerjaan dan penanganan komplain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
57
c. Menyampaikan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh manajemen di devisi customer service. d. Melakukan monitoring dan pengawasan terhadap staff e. Melakukan rekruitment, pelatihan dan pembinaan bagi staff customer service. f. Melaporkan hasil pekerjaan dan permasalahan yang terjadi di bagiannya masing-masing serta membuat laporan bulanan yang akan dilaporkan ke manager. 4. Customer ServiceKargo a. Menerima informasi pick up dari klien dan memberitahu ke petugas pick up mengenai adanya request pick up dari klien. b. Memonitor pengiriman sesuai klient yang menjadi tanggungjawabnya. c. Menangani dan menjawab komplain yang masuk. d. Menerima
keluhan dari klient
atas
service
yang
diberikan
danmeneruskan ke devisi terkait untuk dapat memperbaiki service yang diberikan. e. Mengeluarkan form investigasi. f. Analisa dokumen return. g. Verifikasi dokumen return h. Membuat potongan kurir setiap bulan. i. Menginput tanda terima keberhasilan untuk klient yang meminta report segera. Dan menangani permintaan status dan tanda terima pengiriman.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
58
5. Data Support a. Monitor terhadap schedulepick_up yang berjalan sesuai dengan klient yang menjadi tangguang jawabnya. b. Melakukan proses pradelivery pada level synchronize data dengan fisik kiriman, agar produk kiriman bias dilanjutkan pada proses distribusi. c. Upload data ke dalam data base system jika produk kiriman valid. d. Mengirimkan data melalui media transportasi data ke cabang sesuai komposisi masing-masing cabang untuk proses entry hasil delivery kurir di cabang. e. Update report data hasil delivery cabang ke dalam data base system sebagai materi pelaporan ke klient. f. Monitor performance kiriman dan informasikan ke wilayah yang terkait. g. Monitor schedule reporting ke klient. h. Membuat daily report dan closing report sebagai update report hasil delivery. i. Membuat report performance delivery ke klient sebagai akhir report yang nantinya dijadikan acuan dalam invoice. Dan melakukan penghapusan data klient yang tersimpan dalam server dan PC bersama team IT secara berkala, waktu penghapusan di atur dalam agreeme
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
59
6. Entry Data Prosesing (EDP) Return a. Menerima dokumen return dari cabang. b. Mensortir dokumen return per klient dan kemudian diberikan kecustomer service untuk di analisa dan dipisahkan antara dokumen return permanent atau return verifikasi. c. Mensortir per kode file, per cycle dan atau per tanggal pick_up. d. Menginput dokumen return sesuai alas an return. e. Mencetak manifest return (untuk dokumen return yang akan dikembalikan ke klient). f. Kroscek jumlah fisik dan data pada manifest returnya, untuk dikembalikan ke klient. g. Mempacking dokumen return dengan manifest returnya. h. Mem-file dokumen return hold per klient, per cycle, per tanggal dan per nomor rak. i. Mem-file manifest return dan manifest laporan dari cabang. 7. Manager City Courier a. Memonitoring Fow pengiriman dari pertama sampai selesai b. Memonitoring staf nya agar mengerjakan tugas nya dengan baik 8. Manager IT (Information and Technology) a. Membuat sistem dan program yang baik untuk mendukung kinerjakaryawan. b. Membantu karyawan dalam bidang teknologi. c. Mengawasi staf IT dalam melaksanakan tugasnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
60
B.
Profil Responden 1.
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki
34
Perempuan
16
Jumlah
50
Sumber: data diolah, 2017
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
perempuan 32%
laki-laki 68%
Gambar 4.2 Diagram Pie Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden karyawan jenis kelamin laki-laki berjumlah 34 orang (68%), perempuan 16 orang (32%) dapat disimpulkan mayoritas karyawan berjenis kelamin laki-laki
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
61
2.
Profil Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
18-28 tahun
14
29-39 tahun
28
40-50 tahun
8
Jumlah
50
Sumber: data diolah, 2017
Profil Responden Berdasarkan Usia 40-50 tahun 16%
18-28 tahun 28%
29-39 tahun 56%
Gambar 4.3 Diagram Pie Profil Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa untuk responden yang berusia 18 – 28 tahun sebanyak 14 orang (28%), responden berusia 29-39 tahun sebanyak 28 orang (56%) dan responden berusia lebih dari 40=50 tahun sebanyak 8 orang (16%),. Dapat disimpulkan mayoritas responden berusia 29 -29 tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
62
3.
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Pendidikan
seringkali
dipandang
sebagai
satu
kondisi
mencerminkan kemampuan seseorang. Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Jumlah
SMA/SMK
19
D1/D3
27
D4/S1
4
Jumlah
50
Sumber: data diolah, 2017 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir D4/S1 8% SMA/SMK 38% D1/D3 54%
Gambar 4.4 Diagram Pie Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang
63
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa respoden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 19 orang (38%), responden yang memiliki pendidikan terakhir D1/D3 sebanyak 27 orang (54%), responden yang memiliki pendidikan terakhir D4/S1 sebanyak 4 orang (8%) dapat disimpulkan mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir D1/D3.
C.
Pembahasan 1.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, Dimana dalam penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau dengan tingkat kesalahan sebesar 5% dengan total sampel (n) yaitu sebanyak 50 orang responden. Derajat kebebasan atau df(degree of freedom) adalah jumlah kebebasan seseorang dalam mengambil sampel. Dengan menggunakan rumus df = n – 2, maka hasil df adalah 50 – 2 = 48. Kemudian diperoleh perhitungan r tabel adalah sebesar 0,24. Menurut Priyatno (2014:51) dasar pengambilan keputusan pada uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Jika r hitung. ≥ r tabel, maka butir pertanyaan atau variabel valid.
b.
Jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan atau variabel tidak valid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
64
1)
Uji Validitas Variabel Komunikasi Organisasi (X1)
Tabel 4.4 Output Uji Validitas Komunikasi Organisasi Item – Total Statistics n = 50 r tabel = 0,24 Variabel Butir Pernyataan r hitung r tabel Komunikasi P1 0,424 0,24 Organisasi P2 0,471 (X1) P3 0,589 P4 0,597 P5 0,620 P6 0,652 P7 0,684 P8 0,560 P9 0,547 Sumber: data diolah, 2017
Keterangan Valid
Berdasarkan tabel 4.4 hasil pengolahan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam variabel Komunikasi Organisasi (X1) yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung ≥ r tabel 2)
Uji Validitas Variabel Gaya kepemimpinan (X2)
Tabel 4.5 Output Uji Validitas Gaya kepemimpinan Item – Total Statistics n = 50 r tabel = 0,24 Variabel Butir Pernyataan r hitung r tabel Gaya P1 0,552 0,24 kepemimpinan P2 0,532 (X2) P3 0,470 P4 0,668 P5 0,610 P6 0,602 P7 0,546 P8 0,589 P9 0,518 P10 0,355 Sumber: data diolah, 2017
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Keterangan Valid
65
Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengolahan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam variabel gaya kepemimpinan (X1) yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung ≥ r tabel 3)
Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Tabel 4.6 Output Uji Kinerja Karyawan Item – Total Statistics n = 50 r tabel = 0,24 Variabel Butir Pernyataan r hitung r tabel Kinerja P1 0,24 0,609 Karyawan P2 0,696 (Y) P3 0,767 P4 0,713 P5 0,439 Sumber: data diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.6
Keterangan Valid
hasil pengolahan data diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam variabel Kinerja Karyawan (Y) yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung ≥ r tabel 2.
Uji Reliabilitas Menurut
Priyatno
(2014:64)
uji reliabilitas
digunakan untuk
mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuisioner. Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali. Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah cronbach alpha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
66
Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana item yang masuk pengujian dalah item yang valid saja. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha, yakni dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari perhitungan melalui SPSS versi 22. Menurut Priyatno (2014:65) dasar pengambilan keputusan untuk reliabilitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Jika Cronbach’s Alpha ≥ 0,6, maka butir pernyataan tersebut dinyatakan reliabel.
b.
Jika Cronbach’s Alpha < 0,6 maka butir pernyataan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
1) Uji Reliabilitas Komunikasi Organisasi (X1) Tabel 4.7 Output Uji Reliabilitas Komunikasi Organisasi (X1) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,843 9 Sumber: data diolah, 2017 Pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa hasil output uji Reliabel Komunikasi Organisasi (X1) memperoleh nilai alpha lebih besar dari nilai 0.6. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Komunikasi Organisasi adalah reliabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
67
2) Uji Reliabilitas Gaya kepemimpinan (X2) Tabel 4.8 Output Uji Reliabilitas Gaya kepemimpinan (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,844 10 Sumber: data diolah, 2017 Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa hasil output uji Reliabel Gaya kepemimpinan (X2) memperoleh nilai alpha lebih besar dari nilai 0.6. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Gaya kepemimpinan adalah reliable 3)
Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.9 Output Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,837 5
Sumber: data diolah, 2017 Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa hasil output uji Reliabel Kinerja Karyawan (Y) memperoleh nilai alpha lebih besar dari nilai 0.6. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja Karyawan adalah reliabel.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
68
3.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Menurut Priyatno (2014:69) normalitas data merupakan hal yang
penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Uji distribusi normal pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 22 dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal P-P Plot of Regression Standardized Residual dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (5%). Menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) dalam uji normalitas dapat menggunakan Sig. Shapiro-Wilk apabila responden kurang dari 50 orang.Sebaliknya,
apabila
responden
lebih
dari
50
orang,
maka
menggunakan Sig. Kolmogorov-Smirnov.Pada penelitian ini terdapat 50 responden, maka penelitan harus menggunakan Sig. pada bagian ShapiroWilk 1)
Jika signifikansi > 0.05 menunjukkan data berdistribusi normal.
2)
Jika signifikansi. < 0.05 menunjukkan data berdistribusi tidak normal. Tabel 4.10 Output Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.
Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.
x1 ,102 50 ,200* ,961 50 * x2 ,107 50 ,200 ,972 50 y ,144 50 ,011 ,964 50 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
,100 ,284 ,129
69
Sumber: data diolah, 2017 Tabel 4.11 Kesimpulan Uji Normalitas Variabel
Shapiro Wilk
Signifikansi
Keterangan
Komunikasi Organisasi
0,100
0,05
Normal
Gaya kepemimpinan
0,284
0,05
Normal
Kinerja Karyawan
0,129
0,05
Normal
Sumber: data diolah, 2017 Berikut ini adalah grafik P-P Plot untuk variabel bebas Komunikasi Organisasi (X1), Gaya kepemimpinan (X2), variabel dependen kinerja karyawan (Y) dengan menggunakan bantuan SPSS versi 22: a) Grafik P-P Plot Variabel Komunikasi Organisasi (X1)
Gambar 4.5 P-Plot Komunikasi Organisasi Sumber: data diolah, 2017
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
70
b) Grafik P-P Plot Variabel Gaya kepemimpinan (X2)
Gambar 4.6 P-Plot Gaya Kepemimpinan Sumber: data diolah, 2017 b.
Uji Multikolinieritas Uji Multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel bebas dimana dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.Pengambilan keputusan dalam uji multikolinieritas adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF(Variance Inflation Factor).yakni sebagai berikut: 1)
Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai Tolerance> 0,10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
71
2)
Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF< 10. Tabel 4.12 Output Uji Multikolinieritas
Unstandardized Coefficients Std. B Error
1
Model (Constant ,520 ) x1
,479
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta
1,979
T
Sig.
,263
,794
Collinearity Statistics Toleranc e VIF
,068
,680
7,037
,000
,804
1,243
x2 ,108 ,047 a. Dependent Variable: y Sumber: data diolah, 2017
,224
2,324
,024
,804
1,243
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa tolerance Komunikasi Organisasi dan gaya kepemimpinan adalah 0,804. Sedangkan VIF Komunikasi Organisasi dan gaya kepemimpinan adalah 1,243. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas, karena nilai Tolerance untuk masing-masing variabel adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk masing-masing variabel adalah lebih kecil dari 10 c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
72
Penelitian
ini
melakukan
Uji
Heteroskedastisitas
dengan
menggunakan Uji Scatterplot yang dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 22. Hasil dari Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2017 4.
Analisis Korelasi Analisis Korelasi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen.Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu (Riduwan dan Kuncoro (2013:61).Menurut Riduwan dan Kuncoro (2013:62) pedoman untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi antara lain sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
73
Tabel 4.13 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.000
Sangat kuat
0.60 – 0.799
Kuat
0.40 – 0.599
Cukup Kuat
0.20 – 0.399
Rendah
0.00 – 0.199
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2013:62) Untuk melakukan pengujiannya, kriterianya adalah sebagai berikut: a.
Jika Pearson Correlation bernilai positif,
maka hubungan yang
terjadi searah b.
Jika Pearson Correlation bernilai negatif, maka hubungan yang terjadi tidak searah
1) Korelasi Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Tabel 4.14 Output Korelasi Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Correlations x1
Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
x1
Y
1
,779**
50
,000 50
,779**
1
Sig. (2-tailed)
,000
N
50
50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data diolah, 2017
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
74
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh hasil variabel Komunikasi Organisasi (X1) mempunyai nilai r = 0.779. Hal ini menunjukan adanya hubungan positif atau searah yang kuat antara Komunikasi Organisasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y).Artinya, apabila Komunikasi Organisasi kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat dan sebaliknya jika Komunikasi Organisasi menurun maka kinerja karyawan akan menurun. 2) Korelasi Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Tabel 4.15 Output Korelasi Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Correlations x2 x2
Pearson 1 Correlation Sig. (2-tailed) N 50 Y Pearson ,525** Correlation Sig. (2-tailed) ,000 N 50 **. Correlation is significant at the (2-tailed). Sumber: data diolah, 2017
Y ,525** ,000 50 1 50 0.01 level
Berdasarkan hasil output tabel 4.17 Uji Korelasi diatas, diperoleh hasil variabel gaya kepemimpinan (X2) mempunyai nilai r = 0.525. Hal ini menunjukan adanya hubungan positif atau searah yang cukup kuat antara gaya kepemimpinan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
75
Artinya, apabila gaya kepemimpinan karyawan eningkat maka kinerja karyawan akan meningkat dan sebaliknya apabila gaya kepemimpinan karyawan menurun maka kinerja karyawan akan menurun. 5.
Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Priyatno (2014:148) analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini, persamaan regresi yang digunakan dalam melakukan analisis regresi adalah sebagai berikut (Priyatno, 2014:160) Y = a + b1 X1 + b2 X2 Y
= Nilai prediksi variabel dependen (Kinerja Karyawan)
a
= Konstanta
b1 b2 = Koefisien Regresi X1
= Komunikasi Organisasi
X2
= Gaya kepemimpinan
Analisis regresi linear berganda mencakup pengujian koefisien determinasi (R2), Uji statistik t, dan Uji f a.
Koefisien Determinasi ( R2 ) Koefisien determinasi menunjukan seberapa besar kemampuan variabel bebas (Komunikasi Organisasi, gaya kepemimpinan) dalam menjelaskan varians variabel terikat, yaitu kinerja karyawan. Dari hasil analisis regresi, dapat dilihat pada output moddel summary yang hasilnya disajikan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
76
Tabel 4.16 Output Koefisien Determinasi Komunikasi Organisasi dan gaya kepemimpinan Model Summaryb Model R
Adjusted R Square Square
1 ,805a ,647 ,632 a. Predictors: (Constant), x2, x1 b. Dependent Variable: y Sumber: data diolah, 2017
R Std. Error of the Estimate 1,898
Berdasarkan tabel 4.16 hasil output pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 22, Menurut Priyatno (2014:142), R Squaremenunjukkan sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Angka ini kemudian diubah ke bentuk persen, yang artinya presentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini Komunikasi Organisasi, gaya kepemimpinan berpengaruh sebesar 64,7% terhadap kinerja karyawan.
Dan sisanya
sebesar (100% - 64,7% = 35,3%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. b.
Uji t Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t. Kriteria pengujian pada Uji t menurut Priyatno (2014:145) adalah sebagai berikut: 1) Jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima 2) Jika -t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
77
Kriteria pengujian berdasarkan signifikansi 1) Jika Signifikansi > 0,05, maka Ho diterima. 2) Jika Signifikansi < 0,05,maka Ho ditolak. Tabel 4.17 Output Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) ,520 x1 ,479 x2 ,108 a. Dependent Variable: y Sumber: data diolah, 2017
Std. Error 1,979 ,068 ,047
Standardized Coefficients Beta ,680 ,224
t ,263 7,037 2,324
Sig. ,794 ,000 ,024
Berdasarkan tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Organisasi (X1) mempunyai t hitung > t tabel (7,037 > 2,011) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima artinya Komunikasi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan (X 2) mempunyai t hitung > t tabel (2,324 > 2,011) dan nilai signifikansi 0,024 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima artinya gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,520+ 0,479 X1 + 0,108X2 Dimana: Y= Kinerja Karyawan X1= Komunikasi Organisasi X2 = Gaya kepemimpinan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
78
Arti dari angka-angka sebagai berikut: 1)
Nilai konstanta (a) adalah 0,520, ini dapat diartikan jika Komunikasi Organisasi dan gaya kepemimpinan nilainya adalah 0, maka kinerja karyawan nilainya 0,520
2)
Nilai koefisien regresi variabel Komunikasi Organisasi (b1) bernilai positif yaitu 0,479, ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Komunikasi Organisasi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja karyawan 0,479 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap
3)
Nilai koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (b2) bernilai positif yaitu 0,108, ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan gaya kepemimpinan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja karyawan 0,108 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap
c.
Uji f atau Anova Uji Anova atau uji F yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Priyatno (2014:186), kriteria pengujian pada Uji Anova atau Uji F ini antara lain adalah sebagai berikut: 1) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima 2) Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
79
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh simultan dari variabel berdasarkan nilai signifikansi adalah sebagai berikut: 1)
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, tidak ada pengaruh signifikan
2)
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, terdapat pengaruh signifikan. Tabel 4.18 Uji f atau Anova
ANOVAa Model 1 Regression
Sum Squares 310,698
Residual 169,302 Total 480,000 a. Dependent Variable: y b. Predictors: (Constant), x2, x1 Sumber: data diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.18
of df 2
Mean Square F 155,349 43,127
47 49
3,602
Sig. ,000b
diatas dapat disimpulkan bahwa F hitung =
101,531. df 1 (jumlah kelompok data-1) = 2 – 1 = 1, df 2 = (n - 3) = 50 – 3 = 43.127. Hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 4.047 (Lihat pada lampiran tabel F). Nilai F hitung > F tabel (43.127> 4.047) dan nilai probabilitas (signifikan) adalah sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan Komunikasi
Organisasi
dan
gaya
kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
secara
bersama-sama
80
D.
Pembahasan 1.
Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Komunikasi Organisasi (X1) mempunyai t hitung > t tabel (7,027 > 2,011) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima artinya Komunikasi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hubungan Komunikasi Organisasi terhadap kinerja karyawan adalah positif searah kuat.Penelitian ini sesuai dengan Amir Sechfudin (2011) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang. Komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, bahwa komunikasi yang baik akan membuat karyawan menjadi karyawan yang baik pula, artinya bahwa karyawan ini dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik
2.
Pengaruh Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Gaya kepemimpinan (X2) mempunyai t hitung > t tabel (2,324 > 2,011) dan nilai signifikansi 0,024 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima artinya gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan adalah positif atau searah yang cukup kuat. Penelitian ini sesuai dengan Bryan Johannes Tampi (2014) yang berjudul Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi Terhadap kinerja karyawan Pada PT. Bank negara indonesia,tbk
(regional sales manado). Gaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
81
kepemimpinan
berpengaruh
terhadap
kinerja
karyawan.Gaya
kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan pemimpin, dengan tujuan individu atau karyawan dalam rangka mencapai tujuan. 3.
Pengaruh
Komitmen
organisasi
dan Gaya kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan Nilai F hitung > F tabel (43.127> 4.047) dan nilai probabilitas (signifikan) adalah sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan Komunikasi Organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian ini Komunikasi Organisasi, gaya kepemimpinan berpengaruh sebesar 64,7% terhadap kinerja karyawan. Dan sisanya
sebesar (100% - 64,7% = 35,3%) dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z