BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02 yang menjadi kelas eksperimen dengan jumlah siswa 22 orang. Jumlah siswa terdiri dari 10 siswa yang berjenis kelamin perempuan dan 12 siswa yang berjenis kelamin laki-laki. Siswa kelas 5 tersebut merupakan subjek penelitian dari penelitian ini. Pada kelas eksperimen untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan Teams Games Tournaments dalam meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa. Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 06. Pada kelas kontrol akan diterapkan model pembelajaran konvensional untuk membandingkan antara siswa yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan. Siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 06 berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 19 siswa berjenis kelamin perempuan dan 16 siswa berjenis kelamin laki-laki. Baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen, sama-sama mempunyai siswa yang berlatarbelakang berbeda, baik dari segi ekonomi, kecerdasan, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya. 4.2 Analisi Data 4.2.1 Analisis Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini adalah tes dalam bentuk pilihan ganda dan angket untuk mengetahui minat siswa. Soal tes telah di uji cobakan sebelumnya pada kelas VI di SDN Sidorejo Lor 02. Hasil uji coba yang didapatkan adalah soal tes yang digunakan sudah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Dari uji validitas didapat 29 soal valid dan 21 soal tidak valid. Soal yang valid meliputi nomor 2, 3, 4, 5, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 22, 26, 29, 30, 31, 34, 25, 37, 38, 40, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 50, sedangkan soal yang tidak valid meliputi soal nomor 1, 6, 7, 8, 9, 10, 15, 19, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 32, 33, 36, 39, 43, 45, 49.
36
37
Hasil reliabilitas soal pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .867
50
4.2.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas dilakukan pada hasil pretest dan posttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji normalitas pretest-posttset dilakukan dengan menggunakan OneSample Kolmogrov-Smirnov Test. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. 4.2.2.1 Analisis Data Pretest Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Teams Games Tournaments Dari uji normalitas data pretest kelompok eksperimen yaitu signifikansi data pretest sebesar 0, 200 maka data berdistribusi normal karena taraf signifikansi 0,200 > 0,05. Berikut adalah output penghitungan yang diperoleh: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic pretest_kelas_eksperimen
.088
df
Shapiro-Wilk
Sig. 22
.200
Statistic *
.972
df
Sig. 22
.761
38
1.2.2.2 Analisis Data Pretest Hasil Belajar Kelompok Kontrol dengan Menggunakan Pembelajaran Konvensional Uji normalitas pretest kelompok kontrol signifikansinya adalah 0,200 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan normal. Berikut adalah output penghitungan yang diperoleh: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic pretest_kelas_kontrol
df
.090
Shapiro-Wilk
Sig. 35
Statistic
.200
*
df
.975
Sig. 35
.593
4.2.2.3 Analisis Data Posttest Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Teams Games Tournaments Setelah uji normalitas pretest selanjutnya adalah uji normalitas posttest. Signifikansi posttestnya adalah 0,200 lebih besar dari 0,05 maka posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal. Berikut adalah output penghitungan yang diperoleh: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic posttest_kelas_eksperimen
.150
df
Shapiro-Wilk
Sig. 22
.200
Statistic *
.923
df
Sig. 22
.087
39
1.2.2.4 Analisis Data Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol dengan Menggunakan Pembelajaran Konvensional Dari hasil penghitungan normalitas posttest kelompok kontrol dapat diketahui signifikansinya sebesar 0,114 maka dapat dikatakan normal. Berikut adalah output penghitungan yang diperoleh: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic posttest_kelas_kontrol
df
.134
Shapiro-Wilk
Sig. 35
Statistic
.114
.976
df
Sig. 35
.625
4.2.3 Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data dari masing masing variabel homogen. Data dikatakan homogen jika tingkat signifikan > 0,05. Uji homogenitas dilakukan berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diperoleh. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila data kedua kelas berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak. Berikut adalah hasil uji homogenitas: Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic .088
df1
df2 1
Sig. 55
.767
Hasil uji homogenitas nilai pretest kedua kelas menunjukkan taraf signifikansinya sebesar 0,767 lebih besar dari 0,05 maka kedua kelas tersebut memiliki varian yang sama atau homogen.
40
4.3 Analisis Deskriptif Dalam analisis deskriptif penyajian hasil analisis data dapat dalam bentuk tabel, grafik, piktogram dan lainnya. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan dengan cara menggambarkan data sehingga muncul gambaran mengenai suatu variabel. Untuk analisis dekripsi ukuran yang digunakan adalah mean, standar deviasi, serta nilai maksimal dan minimal. Analisis deskriptif dalam penelitian ini dapat diketahui dengan cara mengolah data hasil belajar siswa menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. 1.3.1
Analisis
Deskriptif
Pretest-Posttest
Hasil
Belajar
Kelompok
Eksperimen Rata-rata nilai pretest kelas eksperimen diketahui berbeda dengan nilai rata-rata posttest. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen yaitu 49.43 dan rata-rata nilai posttest adalah 79.49. Nilai rata-rata kelas eksperimen meningkat sebesar 30.06. Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest- Posttest Kelompok Eksperimen Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
pretest_eksperiment
22
40
76
49.43
10.077
posttest_eksperiment
22
55
100
79.49
9.265
Valid N (listwise)
22
1.3.2
Analisis Deskriptif Pretest-Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 59.27. Sedangkan nilai
posttest kelas kontrol yaitu 76.14. Nilai rata-rata tersebut meningkat sebesar 16.87. Kedua hasil penghitungan diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan nilai ratarata kelas eksperimen sebesar 30.06 sedangkan peningkatan nilai rata-rata kelas
41
kontrol sebesar 16.87 atau lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen. Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest-Posttest Kelas Kontrol Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
pretest_kontrol
35
28
76
59.27
12.420
posttest_kontrol
35
56
88
76.14
9.910
Valid N (listwise)
35
4.3.3 Analisis Deskriptif Minat Kelompok Eksperimen Untuk mengetahui minat belajar siswa pada kondisi awal, maka terhadap kelompok eksperimen maka perlu dilakukan penilaian pada angket, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Deskriptif Statistik Minat Kelompok Eksperimen Descriptive Statistics N
Minimum
angket_minat_eksperimen
22
Valid N (listwise)
22
Maximum
62
112
Mean
Std. Deviation
90.00
skor maksimal – skor minimal Jarak interval =
Jarak interval =
jumlah kelas interval 112-62 = 12,5 (dibulatkan menjadi 13) 4
10.272
42
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Minat Kelompok Eksperimen No
Kategori Minat Belajar
Interval
Frekuensi
Presentase
1.
Sangat Tinggi
Lebih dari 103
2
9,09 %
2.
Tinggi
90-103
9
40,90 %
3.
Rendah
76-89
9
40,90 %
4.
Sangat Rendah
62-75
2
9,09 %
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki minat belajar sangat tinggi sebanyak 2 orang (9,09%), siswa yang memiliki minat belajar tinggi sebanyak 9 orang (40,90%), siswa yang memiliki minat belajar rendah sebanyak 9 orang (40,90%), sedangkan siswa yang memiliki minat belajar sangat rendah sebanyak 2 orang (9,09%). 4.3.4 Analisis Deskriptif Minat Kelompok Kontrol Untuk mengetahui minat belajar siswa pada kondisi awal, maka terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka perlu dilakukan penilaian pada angket, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Deskriptif Statistik Minat Kelompok Kontrol Descriptive Statistics N
Minimum
minat_kelas_kontrol
35
Valid N (listwise)
35
Maximum
83
99
skor maksimal – skor minimal Jarak interval = Jarak interval =
jumlah kelas interval 99-83 4
=
4
Mean 87.74
Std. Deviation 4.266
43
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Minat Kelompok Kontrol No
Kategori Minat Belajar
Interval
Frekuensi
Presentase
1.
Sangat Tinggi
Lebih dari 98
1
2,85%
2.
Tinggi
93-97
2
5,71 %
3.
Rendah
88-92
17
48,57 %
4.
Sangat Rendah
83-87
15
42,85 %
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki minat belajar sangat tinggi sebanyak 1 orang (2,85%), siswa yang memiliki minat belajar tinggi sebanyak 2 orang (5,71%), siswa yang memiliki minat belajar rendah sebanyak 17 orang (48,57%), sedangkan siswa yang memiliki minat belajar sangat rendah sebanyak 15 orang (42,85%). Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS terbukti meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournaments. Peningkatan tersebut terlihat dari rata-rata kelompok kontrol yang tanpa diberi perlakuan yaitu 87,74, sedangkan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan mempunyai rata-rata 90,00.
4.4 Analisis Uji T Independent Sample T-Test atau Uji T Sampel Independen adalah penafsiran data dengan 2 kasus yang berbeda, dengan cara membagikan rata-rata dua kelompok data (Slameto, 2015:301). Uji T dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi koefisien post-test kedua kelompok dan selisih nilai pretest-posttest dengan menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ r tabel 2. Ho ditolak apabila –t hitung <-t tabel dan –t hitung > t table Berdasarkan signifikansi: 1. Ho diterima jika signifikansi atau α > 0,05 2. Ho ditolak jika signifikansi atau α < 0,05
44
Uji T digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh positif dan signifikansi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournaments yang dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap minat dan hasil belajar IPS siswa kelas V yang dilihat dari selisih rata-rata antara pretest dan posttest kedua kelompok sampel di analisis dengan uji t. Hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut: 1. Ho adalah tidak ada pengaruh poositif dan signifikansi model pembelajaran koperatif tipe make a match dan teams games tournaments dengan model konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V. 2. Ha adalah ada pengaruh positif dan signifikansi model pembelajaran koperatif tipe
make a match dan teams games tournaments
dengan model
konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V. Uji T dapat diketahui dengan cara data posttest dikurang data pretest untuk masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen, nilai posttest setiap siswa dikurang nilai pretest maka akan diketahui selisih nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika ada selisih nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran koperatif tipe make a match dan teams games tournaments terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02. Hasil penghitungan selisih nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui dengan melakukan uji T.
45
Tabel 4.13 Hasil Uji T Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Mean Sig. (2-
F nilai Equal variances assumed
Sig. .067
t
.797 1.273
Equal variances not assumed
1.293
df
tailed)
55 47.03 8
Std. Error
Differenc Differenc
Interval of the Difference
e
e
Lower
0.000
3.349
2.631
-1.922
8.621
0.000
3.349
2.590
-1.861
8.559
Berdasarkan uji t diatas didapat t hitung sebesar 1.273 dan t tabel 0,05, maka dapat dikatakan Ho ditolak karena signifikansinya 0,000 atau tidak lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan signifikansi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournaments dalam meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a match dan teams games tournaments lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional atau ceramah. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilakukan di dua SD yaitu SDN Sidorejo Lor 02 sebagai kelas eksperimen dan SDN Sidorejo Lor 06 sebagai kelas kontrol. Sebelum pelaksanaan penelitian, adapun syarat yang harus dipenuhi adalah pada populasi dan sampel harus homogen atau sama. Ketika kedua kelompok sudah homogen atau sama selanjutnya sudah dapat diukur normalitasnya dengan cara melakukan uji normalitas. Hasil dari uji normalitas
Upper
46
tersebut diketahui pada data pretest kelompok eksperimen signifikansinya adalah 0,200 > 0,05. Sedangkan dari hasil uji normalitas data posttest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa signifikansinya 0,200>0,05. Maka dapat diambil kesimpulan data dari kelompok eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas data pretest kelompok kontrol diperoleh sigifikansi 0,200>0,05 dan uji normalitas posttest signifikansinya 0,114>0,05. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa data dari kelompok kontrol berdistribusi normal. Peneliian eksperimen ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournaments yang diberlakukan pada kelas eksperimen kemudian dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional atau ceramah yang diberlakukan pada kelas kontrol. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
telah
dirumuskan
(Sanjaya,dalam Rusman,2010:203). Model
pembelajaran make a match dapat digunakan untuk
membangkitkan aktifitas belajar peserta didik dan cocok digunakan dalam bentuk permainan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia (Isjoni dalam Shoimin, Aris 2013:93). Karakteristik model pembelajaran make a match adalah memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain. Pelaksanaan model make a match harus didukung dengan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Siswa yang pembelajarannya
dengan model make a match aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga dapat mempunyai pengalaman belajar yang bermakna. Menurut Saco dalam Rusman, (2006:224) bahwa di dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-
47
kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran make a match dan teams games tournaments dilakukan dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok pada putaran pertama ini, kelompok pertama berperan sebagai kelompok soal sedangkan kelompok kedua berperan sebagai kelompok jawab. Guru membagikan kartu soal kepada kelompok pertama dan membagikan kartu jawab kepada kelompok kedua. Aturan main yang berlaku sebagai berikut (berlaku untuk putaran pertama maupun kedua): mereka harus mencari pasangan masing-masing yang tepat, jadi kelompok soal harus mencari jawaban yang tepat begitupun dengan kelompok jawab, harus mencari soal yang tepat untuk jawaban mereka. Peserta didik mempunyai kesempatan 5 menit untuk mencari soal dan mencari jawaban, jika sudah selesai mencari pasangan, mereka bisa keluar dari kelompok dan berpasangan. Bagi siswa yang melebihi durasi waktu yang telah ditentukan, maka dia akan dikenakan dis, kemudian keluar dari kelompok. Saat semua siswa telah selesai dengan tugasnya masing-masing (baik kelompok soal maupun kelompok jawab), guru bersama siswa membahas setiap pernyataan, bagi kelompok yang berpasangan secara tepat mendapat penghargaan, bagi kelompok yang tidak tepat berpasangan akan mendapat hukuman. Setelah putaran pertama selesai, maka dilanjutkan ke putaran kedua, yakni tadi kelompok yang berperan sebagai kelompok soal, kini berganti menjadi kelompok jawab, begitu sebaliknya, bagi kelompok yang tadi berperan sebagai kelompok jawab, kini berganti menjadi kelompok soal. Aturan main untuk putaran kedua ini sama seperti aturan main pada putaran pertama. Setelah putaran pertama dan kedua selesai dilakukan, maka selanjutnya turnamen kelompok dilakukan. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, karena jumlah siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02 sebanyak 22 siswa, maka masing-masing kelompok ada yang beranggotakan 5 dan 6 siswa. Aturan mainnya adalah anggota kelompok berdiri memanjang ke belakang di lokasi kelompok masing-masing. Bagi setiap anak yang ada di posisi
48
paling depan, berhak mengambil nomor undian soal, guru membacakan soal sesuai nomor yang diambil, kemudian siswa yang bersangkutan harus menjawab pertanyaan tersebut dalam waktu 1 menit, apabila jawaban salah, tidak bisa menjawab, bahkan melebihi durasi waktu yang ditentukan, maka siswa tersebut harus keluar dari kelompok. Apabila siswa mampu menjawab dengan baik maka dia mendapat point dan
bisa melanjutkan barisan paling belakang di dalam
kelompoknya, begitu seterusnya sampai semua siswa berkesempatan menjawab pertanyaan. Pada akhir nanti akan kelihatan mana kelompok yang menyisakan anggota terbanyak itulah pemenangnya dan juga akan terlihat kelompok mana yang anggotanya paling banyak gugur. Terdapat juga pertanyaan bonus dimana semua tim harus berebut menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat sehingga akan mendapat bonus point dan penghargaan. Berdasarkan hasil analisis uji t data pretest dan posttest kedua kelompok sampel diketahui bahwa signifikansi keduanya adalah 0,000 atau tidak lebih besar dari 0,05 dan t hitung sebesar 1,273 sedangkan t tabel diketahui 0,05 maka Ho ditolak karena Ho<0,05 dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh positif dan keefektifitasan penerapan model pembelajaran make a match dan teams games tournaments pada kelas eksperimen. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Novi Sabtutiyani dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V SDN 06 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”. Berikutnya penelitian dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Teams Games Tournament dengan Media CD Interaktif pada Siswa Kelas VC SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Seamarang” yang disusun oleh Ziyad Fathur Rohman. Serta Temuan selanjutnya berjudul “Penerapan Model Make A Match pada Mata Pelajaran IPS tentang Keadaan Alam Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri Semanggi 02 Kecamatan Jepon Kabupaten Blora” yang disusun oleh Bagus Edi Rosanto. Pada penelitian tersebut dapat dilihat peningkatan hasil belajar IPS siswa yang menunjukkan adanya efektifitas
49
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan Teams Games Tournaments dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil analisis uji t dan signifikansi di atas yaitu Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh positif dan signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournaments dengan model pembelajaran ceramah terhadap minat dan hasil belajar IPS kelas V. Kelemahan penelitian sebelumnya tersebut adalah hasil belajar hanya diukur berdasarkan tes formatif sebaiknya aspek lain juga diukur. Kelebihan dalam penelitian ini adalah selain mengukur hasil belajar siswa melalui tes formatif, aspek minat juga peneliti ukur melalui penggunaan angket. Mendasarkan kelemahan yang terdapat pada penelitian sebelumnya, maka
pada penelitian
berikutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan agar menggunakan hasil proses maupun aspek lain juga sehingga hasil belajar yang diperoleh yaitu dari nilai tes dan nilai proses serta aspek lain dapat terukur juga seperti minat, motivasi, dan lain sebagainya.