29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model siklus. Dalam penelitian ini terdapat tiga tahap yang digunakan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan observasi, dan (3 refleksi. Tahap perencanaan adalah tahap di mana peneliti menentukan dan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap kedua, yaitu tahap tindakan di mana tahap tindakan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan/perencanaan mengenai tindakan di kelas. Selanjutnya tahap ketiga, yaitu observasi/pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan biasanya dilakukan ketika tindakan sedang berlangsung. Pengamat sedikit demi sedikit mencatat apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Tahap yang terakhir, yaitu tahap refleksi yang merupakan kegiatan mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti mengevaluasi diri dengan berdasarkan hal-hal yang telah dicacat oleh pengamat/observer, kemudian apabila ada hal-hal yang kurang pas dengan rencana, maka diperlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya. 4.1.1. Pelaksanaan Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Pada tahap ini ialah menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi: 1)
Mempelajari kurikulum atau silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran.
2)
Menentukan waktu penelitian.
3)
Menyusun RPP pelaksanaan tindakan tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus,gempa bumi, dan tsunami sesuai langkah-langkah pembelajaran penggunaan jigsaw.
4)
Menyiapkan perlengkapan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
5)
Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar tes, dan lembar observasi. 29
30
6)
Menentukan dan menghubungi observer, yaitu Ibu Partinah, A.Ma.Pd.
4.1.1.2 Pelaksanaan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013 jam 07.00 sampai 08.30 WIB, tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2013, sedangkan tindakan ketiga hari Rabu, 1 April 2013 adalah untuk melaksanakan evaluasi dengan terlebih dahulu mengulang sedikit materi pembelajaran tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami di kelas VI SDN Nampudadi. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan, serta dihadiri rekan sejawat sebagai observer. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan jigsaw sesuai rencana pada pembelajaran 1 sampai pembelajaran 7 dan di observasi oleh teman sejawat. Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa kelas VI dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan tentang pokok cara menghadapi bencana alam yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan kemampuan awal siswa mengenai cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami. Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami yang akan diberikan. Guru menanyakan kepada semua siswa yang berada di kelas mengenai cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kegiatan inti yang berlangsung selama 50 menit pertemuan 1 adalah dengan melaksanakan pembelajaran jigsaw dari langkah pertama sampai langkah ke tiga
31
karena waktu yang tidak memungkinkan untuk diteruskan sampai langkah terakhir. Sedangkan pada pertemuan ke 2 melanjutkan langkah ke empat sampai dengan terakhir. Adapun langkah pembelajaran dalam siklus 1 meliputi: pertama, siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru. Tiap kelompok ditentukan ketua dan penulis, anggota. Setiap kelompok dipersilahkan memberi nama wayang, Pandawa.
Siswa
menyimak gambar tentang bencana alam geologis. Siswa menyimak gambar tentang bencana alam geologis, gambar A. gempa bumi, B. gunung meletus, C. tanah longsor, dan gambar D. bencana tsunami. Tiap anggota dari kelompok asal memilih dan menentukan salah satu bagian materi dan tugas sesuai dengan gambar, dan kode huruf . Langkah ketiga model pembelajaran Jigsaw adalah anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. Kelompok ahli materi A membahas tentang tanda-tanda, langkahlangkah antisipasi dan tindakan saat terjadi gempa bumi, B. gunung meletus, C. tanah longsor, D. tsunami. Langkah keempat model pembelajaran Jigsaw adalah Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
Langkah kelima model
pembelajaran Jigsaw adalah Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. Langkah keenam model pembelajaran Jigsaw adalah pembahasan yaitu siswa memberi kesimpulan dan guru memberi penghargaan. Langkah keenam model pembelajaran Jigsaw Pembahasan dengan siswa melaksanakan diskusi kelas kemudian siswa memberi tanggapan terhadap kelompok yang presentasi Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat pelajaran berlangsung sehingga siswa diharapkan akan lebih memahami pokok bahasan yang diajarkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mulai memancing keberanian siswa dalam bertanya
kemudian
dilanjutkan dengan memberikan evaluasi yang telah disiapkan. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dengan tekun disertai selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
32
Pada tahap ini observer melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yang meliputi tindakan guru dan kegiatan siswa serta digunakan juga dokumentasi untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa serta kejadian-kejadian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Adapun hasil observasi guru selama proses kegiatan pembelajaran IPS tentang cara menghadapi bencana alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kegiatan guru. Pembelajaran pada pertemuan pertama ini berjalan lancar. Siswa terlihat dalam aktif memperhatikan penjelasan guru. Dalam penyampaian materi guru sudah menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas. Pembahasan materi juga sudah sistematis tetapi masih ada beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam pembelajaran, yaitu : a. Dalam menentukan kelompok diskusi anak-anak berebut memilih sendiri b. anggota kelompoknya, sehingga ada kesenjangan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. c. Pada saat pelaksanaan diskusi siswa kurang memahami cara berdiskusi sehingga siswa banyak yang gaduh. d. Guru kurang membimbing siswa pada saat pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua juga berjalan dengan lancar, tetapi masih ada kekurangan-kekurangan, yaitu : a. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, sehingga pada saat tanya jawab siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru. b. Guru kurang membimbing siswa secara individu. c. Pada saat pembahasan hasil diskusi, siswa kurang berani mengemukakan pendapat.
4.1.1.3 Refleksi Berdasarkan harus diperhatikan
hasil refleksi pada siklus I ini, ada beberapa hal yang mengenai
kelebihan
dan
kekurangan
pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I. Pada pertemuan pertama penampilan aktivitas perbaikan yang sudah baik meliputi:
33
a. Penggunaan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi. b. Bahasa yang digunakan sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas. c. Guru menyampaikan materi secara sistematis. d. Guru mengadakan kegiatan tanya jawab. e. Pemberian penguatan atau pujian kepada siswa. Aktivitas perbaikan yang belum baik dan menjadi pusat perhatian pada pertemuan kedua adalah : a. Pembagian anggota kelompok diskusi sebaiknya dilakukan oleh guru. b. Setiap
kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga
tidak ada kesenjangan pada saat pelaksanaan diskusi. c. Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi petunjuk kepada siswa tentang cara pelaksanaan diskusi sehingga siswa tidak bingung. d. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan
diskusi agar diskusi berjalan
dengan lancar.
4.1.2. Pelaksanaan Siklus 2 4.1.2.1 Perencanaan Pada perencanaan siklus 2 masih seperti pada siklus 1, pada tahap ini ialah menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi: 1) Mempelajari kurikulum atau silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran. 2) Menentukan waktu penelitian. 3) Menyusun RPP pelaksanaan tindakan tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus,gempa bumi, dan tsunami sesuai langkah-langkah pembelajaran penggunaan jigsaw. 4) Menyiapkan perlengkapan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. 5) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar tes, dan lembar observasi. 6) Observer masih sama pada siklus 1, yaitu Ibu Partinah, A.Ma.Pd.
34
4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 2 April 2013 jam 07.00 sampai 08.30 WIB, tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2013, sedangkan tindakan ketiga hari Rabu, 9 April 2013 adalah untuk melaksanakan evaluasi dengan terlebih dahulu mengulang sedikit materi pembelajaran tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan di kelas VI SDN Nampudadi.
Banyaknya siswa
yang mengikuti pembelajaran
adalah 20 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 17 perempuan, serta dihadiri rekan sejawat sebagai observer. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan jigsaw sesuai rencana pada pembelajaran 1 sampai pembelajaran 7 dan di observasi oleh teman sejawat. Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa kelas VI dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan tentang pokok cara menghadapi bencana alam yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan kemampuan awal siswa mengenai cara menghadapi bencana alam banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan. Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan cara menghadapi bencana alam banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan yang akan diberikan. Guru menanyakan kepada semua siswa yang berada di kelas mengenai cara menghadapi bencana banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kegiatan inti yang berlangsung selama 50 menit pertemuan 1 adalah dengan melaksanakan pembelajaran jigsaw dari langkah pertama sampai langkah ke tiga karena waktu yang tidak memungkinkan untuk diteruskan sampai langkah terakhir. Sedangkan pada pertemuan ke 2 melanjutkan langkah ke empat sampai dengan terakhir.
35
Adapun langkah pembelajaran dalam siklus 1 meliputi: pertama, siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru. Tiap kelompok ditentukan ketua dan penulis, anggota. Setiap kelompok dipersilahkan memberi nama wayang, Pandawa.
Siswa
menyimak gambar tentang bencana alam geologis. Siswa menyimak gambar tentang bencana alam geologis, gambar A. banjir, B. puting beliung, C. kemarau panjang, dan gambar D. kebakaran hutan. Tiap anggota dari kelompok asal memilih dan menentukan salah satu bagian materi dan tugas sesuai dengan gambar, dan kode huruf . Langkah ketiga model pembelajaran Jigsaw adalah anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. Kelompok ahli materi A membahas tentang tanda-tanda, langkahlangkah antisipasi dan tindakan saat terjadi banjir, B. puting beliung, C. kemarau panjang, D. kebakaran hutan. Langkah keempat model pembelajaran Jigsaw adalah Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
Langkah kelima model
pembelajaran Jigsaw adalah Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. Langkah keenam model pembelajaran Jigsaw adalah pembahasan yaitu siswa memberi kesimpulan dan guru memberi penghargaan. Langkah keenam model pembelajaran Jigsaw Pembahasan dengan siswa melaksanakan diskusi kelas kemudian siswa memberi tanggapan terhadap kelompok yang presentasi Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat pelajaran berlangsung sehingga siswa diharapkan akan lebih memahami pokok bahasan yang diajarkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mulai memancing keberanian siswa dalam bertanya
kemudian
dilanjutkan dengan memberikan evaluasi yang telah disiapkan. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dengan tekun disertai selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pada tahap ini observer melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yang meliputi tindakan guru dan kegiatan siswa serta digunakan juga dokumentasi untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa serta kejadian-kejadian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Adapun hasil observasi guru selama proses kegiatan pembelajaran IPS
36
tentang cara menghadapi bencana alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kegiatan guru. Pembelajaran pada pertemuan pertama ini berjalan lancar. Siswa terlihat dalam aktif memperhatikan penjelasan guru. Dalam penyampaian materi guru sudah menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas. Pembahasan materi juga sudah sistematis tetapi masih ada beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam pembelajaran, yaitu : a. Dalam menentukan kelompok diskusi anak-anak berebut memilih sendiri b. anggota kelompoknya, sehingga ada kesenjangan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. c. Pada saat pelaksanaan diskusi siswa kurang memahami cara berdiskusi sehingga siswa banyak yang gaduh. d. Guru kurang membimbing siswa pada saat pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua juga berjalan dengan lancar, tetapi masih ada kekurangan-kekurangan, yaitu : a. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, sehingga pada saat tanya jawab siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru. b. Guru kurang membimbing siswa secara individu. c. Pada saat pembahasan hasil diskusi, siswa kurang berani mengemukakan pendapat. Dari alasan di atas maka perlu perbaikan-perbaikan pada siklus 2 diantaranya adalah a. Membangkitkan minat siswa agar mau bertanya. b. Setiap
kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga
tidak ada kesenjangan pada saat pelaksanaan diskusi. c. Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi petunjuk kepada siswa tentang cara pelaksanaan diskusi sehingga siswa tidak bingung. d. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan dengan lancar.
diskusi agar diskusi berjalan
37
4.1.2.3 Refleksi Berdasarkan harus diperhatikan
hasil observasi pada siklus 2 ini, ada beberapa hal yang mengenai
kelebihan
dan
kekurangan
pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 2I. Pada pertemuan pertama penampilan aktivitas perbaikan yang sudah baik meliputi: a. Penggunaan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi. b. Bahasa yang digunakan sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas. c. Guru menyampaikan materi secara sistematis. d. Guru mengadakan kegiatan tanya jawab. e. Pemberian penguatan atau pujian kepada siswa. Aktivitas perbaikan yang belum baik dan menjadi pusat perhatian pada pertemuan kedua adalah : e. Pembagian anggota kelompok diskusi sebaiknya dilakukan oleh guru. f.
Setiap
kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga
tidak ada kesenjangan pada saat pelaksanaan diskusi. g. Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi petunjuk kepada siswa tentang cara pelaksanaan diskusi sehingga siswa tidak bingung. h. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan
diskusi agar diskusi berjalan
dengan lancar.
4.2 Hasil Penelitian Setelah penelitian dilakukan untuk mengetahui data yang terkumpul pada penelitian ini maka peneliti akan menganalisis hasil dari siklus I sampai dengan siklus II agar dapat dengan jelas diambil kesimpulan dari penggunaan jigsaw dalam pembelajaran IPS tentang gejala alam. 4.2.1. Deskripsi Data 4.2.1.1 Data Siklus 1 Data hasil penelitian pada siklus 1 berupa data hasil pengamatan proses dan hasil belajar yang telah dilakukan pada langkah-langkah penggunaan jigsaw pada mata
38
pelajaran IPS di kelas 6.B. Hasil pengamatan obsever terhadap proses penggunaan jigsaw yang dilakukan guru memperoleh hasil 75 % atau dengan predikat tinggi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8 Hasil Observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran jigsaw No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Item yang muncul
Siswa berkelompok ke dalam 4 1 kelompok (tim asal) Tiap anggota diberi materi yang 3, 4 berbeda Siswa berkelompok ke dalam tim 5, 6 ahli kemudian berdiskusi Siswa kembali ke tim asal dan 7 berdiskusi Tim ahli mempresentasikan hasil 7, 9, 10 diskusi Evaluasi 11 Siswa membuat kesimpulan
Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran jigsaw ada 9 item yang muncul atau sekitar 75% siswa aktif dalam pembelajaran. Sedangkan hasil belajar pada siklus 1 dianalisis dengan digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut : Tabel 9 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Siklus 1 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Semester 2/2012-2013 No 1 2 3 4 5
Interval 78 - 84 71 - 77 64 - 70 57 - 63 50 - 56
Frekwensi 9 0 5 2 4 20
Persentase 45% 0% 25% 10% 20% 100%
39
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai dengan interval 50-56 sebanyak 4 anak dengan persentase 20%, nilai 57-63 sebanyak 2 anak dengan persentase 10 %, nilai 64-70 sebanyak 5 anak dengan persentase 25 %, nilai 71-77 sebanyak 0 anak dengan persentase 0 %, dan yang mendapat nilai 78-84 sebanyak 9 anak dengan persentase 45 %. 4.2.1.2. Data Siklus 2 Data hasil penelitian pada siklus 2 juga berupa berupa data hasil pengamatan proses dan hasil belajar yang telah dilakukan pada langkah-langkah penggunaan jigsaw pada mata pelajatan IPS di kelas 6.B. Hasil pengamatan obsever terhadap keaktifan siswa dalam penggunaan jigsaw yang dilakukan guru mendapatkan hasil dsari 12 item yang diobservasi ternyata ada 12 ietem yang muncul. Untuk selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 10 Hasil Observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran jigsaw No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Item yang muncul
Siswa berkelompok ke dalam 4 1, 2 kelompok (tim asal) Tiap anggota diberi materi yang 3, 4 berbeda Siswa berkelompok ke dalam tim 5, 6 ahli kemudian berdiskusi Siswa kembali ke tim asal dan 7 berdiskusi Tim ahli mempresentasikan hasil 7, 9, 10 diskusi Evaluasi 11 Siswa membuat kesimpulan 12
Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran jigsaw ada 12 item yang muncul atau sekitar 100% siswa aktif dalam pembelajaran dan dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan hasil belajar
pada siklus 2 juga dianalisis
dengan
digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11 berikut :
40
Tabel 11 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Siklus 2 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Semester 2/2012-2013 No 1 2 3 4 5
Interval 90 - 99 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59
Frekwensi 6 7 4 2 1 20
Persentase 30% 35% 20% 10% 5% 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai dengan interval 50-59 sebanyak 1 anak dengan persentase 5%, nilai 69-69 sebanyak 2 anak dengan persentase 10 %, nilai 70-79 sebanyak 4 anak dengan persentase 20 %, nilai 80-89 sebanyak 7 anak dengan persentase 35 %, dan yang mendapat nilai 90-99 sebanyak 6 anak dengan persentase 30 %.
4.2.2
Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu analisa deskriptif
kualitatif dengan membandingkan nilai tes antara siklus I dan siklus II, dengan melihat nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata. Skor ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.
4.2.2.1 Analisis Ketuntasan Berdasarkan hasil observasi baik observasi dari penskoran hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada perubahan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa yang signifikan dengan mengembangkan hasil belajar siswa yang di desain dengan menggunakan pendekatan jigsaw pada mata pelajaran IPS di kelas 6.B SD Negeri Nampudadi. Hasil observasi menunjukkan, bahwa guru telah memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, siswa diminta belajar secara berkelompok baik dalam kelompok
41
ahli maupun dalam kelompok asal, guru sudah menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, guru mengarahkan pendapat siswa sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri apa saja yang sudah mereka pelajari sendiri sehingga kreatifitas dan kemampuan berfikir siswa menjadi lebih bertambah luas.. Perbandingan hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh dari keadaan, siklus 12 disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 12 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Semester 2/2012-2013 No
Ketuntasan
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
14
70,0%
2
Tidak Tuntas
6
30,0%
Rerata
69,5
Maksimum
80,0
Minimun
50
Berdasarkan tabel 3 di atas dinyatakan bahwa pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar ada 14 orang atau sebesar 70%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 4 orang atau 30%. Nilai tertinggi pada hasil belajar siklus 1 yaitu 90, sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan tersebut sebesar 69,5. Rerata tes hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu KKM ≤ 65. Dan, ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja karena hanya mencapai 69,5%. Mestinya, agar mencapai indikator kinerja rerata tes hasil belajar mencapai ≥ 80%. Adapun ketuntasan pada siklus 1 mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
42
30%
Tuntas 70%
Tidak Tuntas
Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1 siswa kelas 6 SDN Nampudadi. Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 70% dari 20 anak sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 30% dari 20 siswa belum tuntas dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Perbandingan hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh dari keadaan, siklus 2 disajikan dalam tabel 13 berikut ini. Tabel 13 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 2 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Semester 2/2012-2013 No
Ketuntasan
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
17
85,0%
2
Tidak Tuntas
3
15,0%
Rerata
77,5
Maksimum
90,0
Minimun
50
Berdasarkan tabel 8 di atas dinyatakan bahwa pada siklus 2 siswa yang tuntas belajar ada 17 orang atau sebesar 85%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 3 orang atau 15%. Nilai tertinggi pada hasil belajar siklus 2 yaitu 90, sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan tersebut sebesar 77,5.
43
Rerata tes hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu ≤ KKM 65. Dan, ketuntasan tes hasil belajar sudah mencapai indikator kinerja karena hanya mencapai 85 % dari indikator yang ditetapkan yaitu sebesar ≥ 80%. Adapun ketuntasan pada siklus 2 juga mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini. Tidak Tuntas 15%
Tuntas 85%
Gambar 4. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS siklus 2 siswa kelas 6 SDN Nampudadi Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa 85% dari 20 anak sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 15% dari 20 siswa belum tuntas dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.
4.2.2.2 Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis ketuntasan di atas maka diadakan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan para siklus. Selengkapnya dapat dilihat dari tabel dan gambar di bawah ini:
44
Tabel 14 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Semester 2/2012-2013 No
Pra Siklus
Ketuntasan
Siklus 1
Siklus 2
f
%
f
%
f
%
1
Tuntas
4
20,0%
14
70,0%
17
85,0%
2
Tidak Tuntas
16
80,0%
6
30,0%
3
15,0%
Rerata
46,3
69,5
77,5
Maksimum
70,0
80,0
90,0
Minimun
30,0
50,0
50,0
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat terlihat bahwa ketuntasan pada pra siklus sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 4 siswa atau 20% sedangkan pada siklus 1 sebanyak 14 siswa tuntas atau 70% meningkat sebanyak 50%.
Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas 17 siswa atau 85%
mengalami peningkatan 65% dari pra siklus dan 15% dari siklus 1. Untuk lebih mengetahui perbandingan hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh dari keadaan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam gambar 5 berikut ini. 30 25 20 Tuntas
15
Tidak Tuntas
10 5 0 Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 5. Grafik perbandingan ketuntasan hasil belajar IPS pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 siswa kelas 6 SDN Nampudadi.
45
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat terlihat bahwa ketuntasan pada pra siklus sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 4 siswa atau 20% sedangkan pada siklus 1 sebanyak 14 siswa tuntas atau 70% meningkat sebanyak 50%.
Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas 17 siswa atau 85%
mengalami peningkatan 65% dari pra siklus dan 15% dari siklus 1.
4.3.
Pembahasan Setelah diadakan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan jigsaw
ternyata siswa terlihat aktif dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan temuan observasi baik observasi dari penskoran proses d a n hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan jigsaw yang telah dilaksanakan di SD Negeri Nampudadi Kec. Petanahan Kab. Kebumen Tahun 2012/2013 dengan subyek penelitian siswa kelas 6.B yang berjumlah 20 siswa, ternyata terbukti menunjukkan ada perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap siklusnya. Kendala yang dialami dalam penggunaan jigsaw antara lain yaitu:
(1)
Pembagian anggota kelompok diskusi masih ribut, (2) banyak kelompok yang terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga banyak didominasi oleh yang pandai, (3) siswa masih perlu bimbingan dari guru dalam pelaksanaan
diskusi agar diskusi
berjalan dengan lancar. Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu: (1) pembagian kelompok sebaiknya dilakukan oleh guru; (2) Guru berusaha membagi kelompok sebaik mungkon dengan memperhatikan beberapa faktor; (3) siswa berlatih berdiskusi dan tanya jawab antar siswa agar sering terjadi interaksi sehingga peran guru bisa sebagai fasilitator. Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang gejala alam di kelas 6.B SD Negeri
Nampudadi Kecamatan Petanahan Kabupaten
Kebumen semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dengan hasil evaluasi dari pertemuan pertama siklus 1 sampai pertemuan kedua siklus 2 selalu mengalami
46
peningkatan. Karena hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan kedua semua siswa sudah memperoleh nilai di atas 70 maka penelitian ini dinyatakan berhasil.