BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Madrasah 1. Identitas MTsN Langkapan Nama Madrasah
: MTsN Langkapan
Status
: Reguler
Nomor Telp./ Fax
: (0342) 552116
Alamat
: Jln. Masjid Desa Maron
Kecamatan
: Srengat
Kabupaten
: Blitar
Kode Pos
: 66152
Luas Lahan
: 5810 m2
Tahun Berdiri
: 1995
Waktu Belajar
: Pagi hari
2. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Langkapan Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah Langkapan didirikan pada tahun 1949. Pada mulanya madrasah tersebut berbentuk Madrasah Diniyah yang hanya mengajarkan ilmu agama saja. Bertempat di rumah Bapak Kyai Umar dan bertempat di serambi masjid Langkapan, sampai madrasah tersebut terus berkembang. Pada awal tahun 1950, madrasah ini berubah menjadi Madrasah Salafiyah di bawah pimpinan Kyai Hamam.
69
70
Pada tahun 1960 Madrasah Salafiyah diubah namanya menjadi Madrasah Tsanawiyah. Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah terus maju dan mengalami zaman keemasannya (1969 – 1974). Dengan adanya kemajuan pembangunan, khususnya dalam bidang pendidikan, maka di daerah sekitar/ daerah lain banyak berdiri madrasah sejenis, sehingga menjadi saingan Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah. Akibatnya siswa madrasah ini berkurang. Untuk mengantisipasi hal kemerosotan tersebut, maka Yayasan AlHikmah mengambil langkah yaitu mengajukan kepada pemerintah (Depag) untuk menegerikan madrasah ini. Usul
penegerian tersebut dikabulkan
dengan SK Menag No: 515 A tanggal 25 November 1995. 3. Kondisi Geografis dan Demografis MTs Negeri Langkapan Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan berada di lingkungan pondok pesantren Al-Hikmah yang terletak di dusun Langkapan ± 4 km dari ibu kota kecamatan ke arah selatan dan 10 km di sebelah barat kota Blitar. Di samping terletak di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hikmah Langkapan, juga berdekatan dengan Pondok Pesantren Darur Roja’ Selokajang (tetangga desa) dan di desa Selokajang ini juga terletak SMP Negeri 3 Srengat (± 2 km di sebelah selatan). Siswa MTsN Langkapan berasal dari desa sekitar di wilayah kecamatan Srengat dan Kecamatan Sanankulon. 4. Visi MTsN Langkapan “Islami, Unggul, Kreatif, Mandiri, dan Berwawasan Lingkungan” Untuk mencapai visi tersebut ada beberapa indikator, yaitu:
71
1) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang islami, adaptif, proaktif, dan berwawasan lingkungan. 2) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif. 3) Terwujudnya lulusan yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli lingkungan. 4) Terwujudnya SDM pendidikan yang cakap, profesional, dan memiliki komitmen terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 5) Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan ramah lingkungan. 6) Terwujudnya manajemen madrasah yang handal. 7) Terwujudnya pemberdayaan pembiayaan pendidikan yang optimal dan akuntabel. 8) Terwujudnya standar penilaian akademik dan non akademik yang konsisten. 9) Terwujudnya lingkungan belajar yang bersih, indah, nyaman, dan menyenangkan. 5. Misi MTsN Langkapan 1) Menerapkan pengembangan kurikulum yang islami, adaptif, proaktif, dan berwawasan lingkungan. 2) Mengoptimalkan
perkembangan
akademik
melalui
proses
belajar
mengajar dan bimbingan belajar yang efektif, efisien, dan inovatif. 3) Mewujudkan lulusan madrasah yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli lingkungan.
72
4) Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap, profesional, dan berkomitmen terhadap pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan lingkungan. 5) Mewujudkan fasilitas madrasah yang memadai, relevan, mutakhir, dan ramah lingkungan 6) Menerapkan manajemen yang handal dan partisipatif yang melibatkan seluruh warga madrasah dan komite madrasah. 7) Mewujudkan pemberdayaan pembiayaan yang optimal dan akuntabel. 8) Mewujudkan standar penilaian akademik dan non akademik yang ideal. 9) Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, indah, sehat, nyaman, dan menyenangkan. 6. Tujuan MTsN Langkapan 1) Menghasilkan perangkat kurikulum satuan pendidikan yang islami, adaptif, proaktif, dan berwawasan lingkungan. 2) Menghasilkan penyelenggaraan belajar mengajar yang menyenangkan, efektif, efisien, dan inovatif. 3) Menghasilkan lulusan yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli lingkungan. 4) Menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap, profesional, dan berkomitmen terhadap pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan lingkungan. 5) Menghasilkan fasilitas madrasah yang memadai, relevan, mutakhir, dan ramah lingkungan
73
6) Menghasilkan manajemen yang handal dan partisipatif yang melibatkan seluruh warga madrasah dan komite madrasah. 7) Menghasilkan pemberdayaan pembiayaan yang optimal dan akuntabel. 8) Menghasilkan standar penilaian akademik dan non akademik yang ideal. 9) Menghasilkan lingkungan belajar yang bersih, indah, sehat, nyaman, dan menyenangkan. B. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari kecerdasan logis matematis (X1) dan Motivasi (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika (Y). Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai hasil penelitian masingmasing variabel setelah diolah dengan statistik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, tes, observasi, dan dokumentasi. Data yang disajikan peneliti adalah data berupa skor tes kecerdasan logis matematis, skor angket motivasi siswa dan nilai hasil belajar matematika siswa. Skor kecerdasan logis matematis dan skor angket motivasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan analisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan. Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian yaitu seluruh siswa kelas VII-C MTsN Langkapan yang terdiri dari 31 siswa. Pengambilan data dari tes kecerdasan logis matematis dan angket
74
dilaksanakan pada tanggal 28 April 2015 di MTsN Langkapan kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Sedangkan untuk tes hasil belajar dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015. Selain melalui angket dan tes, penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan dalam beberapa kesempatan, diantaranya adalah observasi siswa ketika menjawab instrumen di dalam kelas. Data hasil observasi berupa foto dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan dokumentasi digunakan peneliti untuk mengetahui nama-nama siswa kelas VII MTsN Langkapan serta jumlah siswanya. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa penelitian ini melibatkan tiga data utama yang akan dianalisis meliputi data skor tes kecerdasan logis matematis, skor motivasi siswa, dan nilai hasil belajar matematika siswa. Ketiga data tersebut akan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Berikut ini akan diuraikan secara rinci mengenai variabel-variabel tersebut. a. Skor Kecerdasan Logis Matematis Data skor kecerdasan logis matematis diperoleh melalui tes yang dibagikan kepada peserta didik. Tes tersebut terdiri dari 25 soal namun setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka yang digunakan adalah 22 soal. Berikut ini adalah data skor kecerdasan logis matematis yang diperoleh dari hasil penelitian:
75
Tabel 4.1 Data Skor Kecerdasan Logis Matematis
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Inisial AC AK AM AD BW BAP DRD DAPS DA DPAH ENK FQIF FA GCNS IKU IS KA KAY KAH MLH MR MRF NS NLN RM SNM SLR ULS WA YK YS
Skor Kecerdasan Logis Matematis 64 56 56 50 66 68 64 62 46 34 54 74 70 66 60 68 44 44 64 68 64 64 58 64 56 74 66 60 74 62 60
76
b. Skor Motivasi Data mengenai skor motivasi diperoleh peneliti melalui angket. Angket tersebut terdiri dari 45 butir peryataan, namun setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, akhirnya diperoleh 33 butir pernyataan yang yang valid. Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif, di mana masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Nilai dari pernyataan positif yaitu: sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan nilai untuk pernyataan negatif yaitu: sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), dan sangat tidak setuju (4). Berikut ini adalah data skor motivasi siswa hasil penelitian:
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tabel 4.2 Data Skor Motivasi Siswa Skor Nama Inisial Motivasi Siswa 92 AC 91 AK 100 AM 118 AD 88 BW 75 BAP 80 DRD 102 DAPS 93 DA 110 DPAH 90 ENK 96 FQIF 103 FA 76 GCNS 118 IKU 92 IS 90 KA
77
Lanjutan Tabel 4.2 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
KAY KAH MLH MR MRF NS NLN RM SNM SLR ULS WA YK YS
91 87 75 105 111 100 106 82 91 99 92 112 120 95
c. Nilai Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui nilai hasil belajar matematika siswa, yaitu peneliti melakukan tes kepada sampel. Tes terdiri dari soal uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data hasil belajar matematika siswa dari hasil penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Matematika Siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Inisial AC AK AM AD BW BAP DRD DAPS
Hasil Belajar Matematika 56 71 64 34 50 48 47 77
78
Lanjutan Tabel 4.3 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
DA DPAH ENK FQIF FA GCNS IKU IS KA KAY KAH MLH MR MRF NS NLN RM SNM SLR ULS WA YK YS
70 71 22 91 71 51 80 63 28 28 51 51 52 52 54 80 46 99 71 71 81 80 67
2. Analisis Data a. Uji Prasyarat Seperti yang dikemukakan dalam BAB III bahwa penelitian ini menggunakan analisis statistik inferensial yaitu statistik parametrik dengan alasan bahwa jenis data yang diperoleh berupa data ordinal. Dalam statistik parametrik ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu data
harus
berdistribusi
normal. Sedangkan dalam regresi harus
terpenuhi terbebas dari penyimpangan asumsi klasik. Sehingga sebelum
79
pengujian hipotesis ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Berikut adalah hasil uji normalitas dan uji penyimpangan asumsi klasik data: 1) Uji Normalitas Data Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data, maka perlu dilakukan uji normalitas data. Ketentuan dalam pengujian ini yaitu: jika nilai Sig. atau nilai probabilitas lebih dari level of significant (α) maka data berdistribusi normal. Hipotesis uji normalitas yaitu: - Ho : Data yang diuji berdistribusi normal. - Ha : Data yang diuji tidak berdistribusi normal. Kriteria Pengujian:1 - Jika nilai signifikansi variabel ≥ 0,05, maka Ho diterima. - Jika nilai signifikansi variabel < 0,05, maka Ho ditolak Berikut ini adalah hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov: Tabel 4.4 Normalitas Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika
1
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2009), hal. 77
80
Berdasarkan tabel 4.4 Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan: a. Nilai signifikansi kecerdasan logis matematis adalah 0,441. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kecerdasan logis matematis berdistribusi normal. b. Nilai signifikansi motivasi adalah 0,800. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data motivasi berdistribusi normal. c. Nilai signifikansi hasil belajar adalah 0,818. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar berdistribusi normal. Penjelasan lebih lengkap mengenai deskripsi tabel kolmogorov smirnov di atas, adalah sebagai berikut: Kecerdasan Logis Matematis: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata kecerdasan logis matematis siswa 60,65; standar deviasi 9,401; absolut 0,156; differences positive 0,088; negatif -0,156; Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,866; dan signifikansi 0,441. Motivasi: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata motivasi siswa 96,13; standar deviasi 12,398; absolut 0,116; differences positive 0,116; negatif -0,085; Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,644; dan signifikansi 0,800.
81
Hasil Belajar: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata hasil belajar siswa 60,55; standar deviasi 18,603; absolut 0,114; differences positive 0,096; negatif -0,114; Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,633; dan signifikansi 0,818. 2) Uji Asumsi Klasik Setelah menguji normalitas data, maka tahap selanjutnya adalah pengujian asumsi klasik yang meliputi: a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear di antara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat dilihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10 maka data terbebas dari multikolinearitas.2 Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics 20.
Tabel 4.5 Multikolinearitas Data Kecerdasan Logis Matematis dan Motivasi Siswa
Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa:
2
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2009), hal. 79
82
1. Nilai VIF variabel kecerdasan logis matematis adalah 1,020 dan kurang dari 10. Hasil ini berarti variabel kecerdasan logis matematis terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas. 2. Nilai VIF variabel motivasi adalah 1,020 dan kurang dari 10. Hasil ini berarti variabel motivasi terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui suatu data terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebagai berikut: 3 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,75 maka tidak dapat disimpulkan. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi autokorelasi. Adapun hasil uji autokorelasi dengan IBM SPSS Statistics 20 adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Autokorelasi Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika
3
Ibid., hal. 80
83
Berdasar tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah 1,763. Karena 1,65 < 1,763< 2,35 maka dapat disimpulkan bahwa data terbebas dari asumsi klasik autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics 20. Tabel 4.7 Heteroskedastisitas Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel kecerdasan logis matematis (X1)
dengan unstandardized residual
memiliki nilai signifikansi 0,773. Sedangkan korelasi antara variabel motivasi (X2)
dengan unstandardized residual memiliki nilai
signifikansi 0,437. Oleh karena signifikansi lebih besar daripada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
84
Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan terbebas dari asumsi klasik, maka asumsi prasyarat telah terpenuhi. Sehingga dapat dilakukan analisis regresi linier. b. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian, maka peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana dan regresi linier ganda menggunakan IBM SPSS Statistics 20 sebagai berikut: 1. Pengaruh kecerdasan logis matematis (X1) terhadap hasil belajar matematika (Y) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika, maka dapat dilakukan analisis menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berikut ini adalah tabel hasil analisis regresi linier sederhana. Untuk memudahkan dalam mengolah dan menganalisis data, maka peneliti menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics 20. Tabel 4.8 Uji Regresi Linear Sederhana (Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM SPSS Statistics 20
85
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut: Output Model Summary -
R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel di atas, didapatkan angka R sebesar 0,431 yang artinya korelasi antara variabel kecerdasan logis matematis dengan hasil belajar matematika sebesar 0,431.
-
R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 sebesar 0,186 artinya persentase kontribusi pengaruh variabel kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar
86
matematika (KD = 0,1862 × 100%) = 18,6%, sedangkan sisanya sebesar 81,4% dipengaruhi oleh variabel lain. -
Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan. Nilai yang didapat sebesar 0,158. Nilai ini juga menunjukkan sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang menggunakan lebih dari dua variabel bebas.
-
Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 17,073. Artinya kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika sebesar 17,073.
Output Anova ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini untuk menguji pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hopotesis - Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika.
87
- Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika. 2. Menentukan F hitung dan signifikansi Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 6,615 dan signifikansi sebesar 0,015. 3. Menentukan F tabel Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 dan 29, maka diperoleh nilai F hitung sebesar 4,183. 4. Kriteria Pengujian - Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho diterima. - Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho ditolak. 5. Membuat Kesimpulan Fhitung > Ftabel (6,615 > 4,183) dan signifikansi 0,015 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika. Output Coefficients -
Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X). Nilai-nilai inilah yang masuk
88
dalam
persamaan
persamaan
regresi
linier.
Sehingga
didapatkan
. Sementara itu Standard Error
adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel. -
Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dengan Y semakin tidak kuat.
-
t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya signifikan atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel. Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,572. Sedangkan nilai t tabel (α = 0,05, db = 29) = 2,045. Nilai thitung = 2,572 > ttabel = 2,045 artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika.
-
Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan. Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.
89
Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi sebagai berikut.
Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut. Nilai konstanta (a) adalah 8,826; artinya jika kecerdasan logis matematis bernilai 0 (nol), maka hasil belajar matematika bernilai 8,826. Nilai koefisien regresi variabel kecerdasan logis matematis (b) bernilai positif 0,853; ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan skor kecerdasan logis matematis sebesar 1, maka hasil belajar juga akan meningkat sebesar 0,853. 2. Pengaruh motivasi (X2) terhadap hasil belajar matematika (Y) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika dapat dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier sederhana menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20. Tabel 4.9 Uji Regresi Linear Sederhana (Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM SPSS Statistics 20
90
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut: Output Model Summary -
R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel di atas, didapatkan angka R sebesar 0,359 yang artinya korelasi antara variabel motivasi dengan hasil belajar matematika sebesar 0,359.
-
R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 sebesar 0,129 artinya persentase kontribusi pengaruh variabel motivasi terhadap hasil belajar matematika (KD =
91
0,1292 × 100%) = 12,9%, sedangkan sisanya sebesar 87,1% dipengaruhi oleh variabel lain. -
Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan. Nilai yang didapat sebesar 0,099. Nilai ini juga menunjukkan sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang menggunakan lebih dari dua variabel bebas.
-
Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 17,656. Artinya kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika sebesar 17,656.
Output Anova ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini untuk menguji pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hopotesis - Ho : Tidak ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika.
92
- Ha : Ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika. 2. Menentukan F hitung dan signifikansi Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 4,302 dan signifikansi sebesar 0,047. 3. Menentukan F tabel Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 dan 29, maka diperoleh nilai F hitung sebesar 4,183. 4. Kriteria Pengujian - Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho diterima. - Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho ditolak. 5. Membuat Kesimpulan Fhitung > Ftabel (4,302 > 4,183) dan signifikansi 0,047 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengruh motivasi terhadap hasil belajar matematika. Output Coefficients -
Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X). Nilai-nilai inilah yang masuk
93
dalam
persamaan
persamaan
regresi
linier.
Sehingga
didapatkan
. Sementara itu Standard Error
adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel. -
Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dengan Y semakin tidak kuat.
-
t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya signifikan atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel. Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,074. Sedangkan nilai t tabel (α = 0,05, db = 29) = 2,045. Nilai thitung = 2,074 > ttabel = 2,045 artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar matematika.
-
Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan. Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.
94
Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi sebagai berikut.
Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut. Nilai konstanta (a) adalah 8,709; artinya jika motivasi bernilai 0 (nol), maka hasil belajar matematika bernilai 8,709. Nilai koefisien regresi variabel motivasi (b) bernilai positif 0,539; ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan skor motivasi sebesar 1, maka hasil belajar juga akan meningkat sebesar 0,539. 3. Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Untuk menjawab rumusan masalah serta hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti yaitu pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa, maka digunakan analisis regresi linier berganda. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20. Tabel 4.10 Uji Regresi Linear Ganda (Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM SPSS Statistics 20
95
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut: Output Model Summary -
R menunjukkan korelasi berganda (korelasi pearson) antara variabel dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Berdasarkan tabel di atas, didapatkan angka R sebesar 0,605 yang artinya korelasi antara variabel motivasi dengan hasil belajar matematika sebesar 0,605.
-
R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 sebesar 0,366 artinya persentase kontribusi pengaruh variabel kecerdasan logis matematis dan motivasi secara bersamaan terhadap hasil belajar matematika (KD = 0,1862 ×
96
100%) = 36,6%, sedangkan sisanya sebesar 63,4% dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan logis matematis dan motivasi. -
Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan. Nilai yang didapat sebesar 0,321. Nilai ini juga menunjukkan sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang menggunakan lebih dari dua variabel bebas.
-
Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 15,331. Artinya kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika sebesar 15,331.
Output Anova ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini untuk menguji pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hopotesis - Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap hasil belajar matematika.
97
- Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap hasil belajar matematika. 2. Menentukan F hitung dan signifikansi Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 8,084 dan signifikansi sebesar 0,002. 3. Menentukan F tabel Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 2 dan 28, maka diperoleh nilai F hitung sebesar 3,340. 4. Kriteria Pengujian - Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho diterima. - Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho ditolak. 5. Membuat Kesimpulan Fhitung > Ftabel (8,084 >3,340) dan signifikansi 0,002 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika. Output Coefficients -
Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (harga Y jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi (nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel
98
Y yang didasarkan variabel X1 dan X2). Nilai-nilai inilah yang masuk dalam persamaan regresi linier berganda. Sehingga didapatkan persamaan Sementara itu Standard Error adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel. -
Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dengan Y semakin lemah.
-
t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Ysecara parsial, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya
signifikan
atau
tidak,
angka
t
hitung
akan
dibandingkan dengan t tabel. -
Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan. Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.
Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut.
99
Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut. Nilai konstanta (a) adalah -60,325; artinya jika kecerdasan logis matematis dan motivasi bernilai 0 (nol), maka hasil belajar matematika bernilai negatif ( -60,325). Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,973 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu skor kecerdasan logis matematis akan meningkatkan nilai hasil belajar matematika sebesar 0,973. Dan sebaliknya, jika skor kecerdasan logis matematis turun satu skor, maka nilai hasil belajar matematika
juga
diprediksi
mengalami penurunan sebesar 0,973 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Nilai koefisien
regresi
X2 sebesar 0,644 menyatakan
bahwa
setiap kenaikan satu skor motivasi akan meningkatkan nilai hasil belajar matematika sebesar 0,644. Dan sebaliknya, jika
skor
motivasi turun satu skor, maka nilai hasil belajar matematika juga
diprediksi
mengalami penurunan sebesar 0,644 dengan
asumsi variabel lain bernilai tetap. C. Pembahasan Berikut ini akan dideskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan
ada
atau
tidaknya
pengaruh
dari
variabel bebas
(kecerdasan logis matematis dan motivasi) terhadap variabel terikat (hasil
100
belajar matematika). Tabel di bawah ini memuat nilai-nilai dari F hitung yang selanjutnya dapat dibandingkan dengan nilai F tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, lalu diambil suatu kesimpulan untuk menolak maupun menerima suatu hipotesis. Tabel 4. 11 Hasil Penelitian No.
Hipotesis Penelitian
Hasil Penelitian
Kriteria Interpretasi
Interpretasi
1.
Ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015.
Fhitung = 6,615 dan taraf nilai Sig. 0,015
Ftabel 5% = 4,183 dan taraf nilai Sig. 0,05
Ha
Ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015.
Fhitung = 4,302 dan taraf nilai Sig. 0,047
Ftabel 5% = 4,183 dan taraf nilai Sig. 0,05
Ha
Ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015.
Fhitung = 8,084 dan taraf nilai Sig. 0,002
Ftabel 5% = 3,340 dan taraf nilai Sig. 0,05
Ha
diterima
Kesimpulan Ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran
2014/2015. 2.
3.
diterima
diterima
Ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015. Ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015.
101
Berdasarkan analisis data di atas, maka selanjutnya akan dibahas mengenai hasil pengujian hipotesis sebagai dasar membuat kesimpulan. Pembahasannya adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh
kecerdasan
logis
matematis
terhadap
hasil
belajar
matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20 menunjukkan adanya pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (6,615) > Ftabel (4,183) pada taraf signifikansi 5%. Penjelasan berdasarkan penemuan tersebut yaitu: kecerdasan logis matematis merupakan salah satu kecerdasan dari delapan kecerdasan yang dikemukakan dalam teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk). Kecerdasan majemuk ini memberikan pengaruh manusia dalam proses mendapatkan pengetahuan. Melalui kecerdasan majemuk, manusia mampu berfikir dan mengembangkan pengetahuannya serta dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kecerdasan logis matematis merupakan kecerdasan manusia dalam mengolah angka, berhitung, memecahkan masalah,
berfikir
logis,
berfikir
matematis
dan
kemampuan
mengidentifikasi pola hubungan tertentu. Beberapa indikator kecerdasan logis matematis inilah yang membantu manusia mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Kecerdasan logis matematis ini erat kaitannya dengan pelajaran matematika. Jika kecerdasan logis matematis manusia baik maka
102
kemampuan dalam memahami materi pelajaran matematika juga lebih maksimal sehingga diharapkan hasil belajar matematika juga akan maksimal.
Purwanto mengemukakan
bahwa
“cepat
tidaknya
dan
terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan inteligensinya”.4 Dengan kemampuan inteligensi yang dimiliki seorang siswa, maka memudahkannya dalam memahami pelajaran. Dengan pemahaman dan penguasaan materi yang dimilikinya, seorang siswa dapat mengerjakan soal dengan kemampuannya tanpa kesulitan, sehingga siswa tersebut mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal. Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan logis matematis memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Pengaruh motivasi terhadap terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20 menunjukkan adanya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (4,302) > Ftabel (4,183) pada taraf signifikansi 5%. Penjelasan berdasarkan penemuan tersebut yaitu: hasil belajar matematika
dipengaruhi
oleh
banyak
faktor.
Agus
Suprijono
mengungkapkan bahwa faktor psikologi yang mempengaruhi hasil belajar 4
52
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.
103
terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan.5 Berdasarkan penelitian Fyan dan Maehr, ‘tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi.’6 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa motivasi memegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar seseorang. Berdasarkan teori kebutuhan yang menghubungkan antara motivasi dan kebutuhan, menyebutkan bahwa ‘suatu motivasi berpangkal pada suatu kebutuhan’.7 Sebagaimana seorang siswa terdorong (termotivasi) untuk belajar agar mendapat nilai yang tinggi saat ulangan (kebutuhan). Motivasi merupakan suatu pendorong peserta didik untuk berbuat. Berbuat yang dimaksud di sini adalah belajar atau mempelajari suatu pengetahuan. Siswa yang mempunyai motivasi untuk sukses, motivasi berprestasi, dan motivasi mencapai hasil belajar yang memuaskan akan berusaha mendorong dirinya sendiri untuk mencapai keinginannya (kebutuhannya) tersebut, melalui berbagai daya dan upaya. Selain motivasi dari dalam diri, motivasi juga dapat berasal dari lingkungan sekitar. Motivasi dari lingkungan sekitar seperti dari keluarga dan teman akan turut andil menentukan arah siswa dalam mencapai keinginannya tersebut. Dengan berbagai dorongan tersebut akan memungkinkan siswa bekerja lebih giat mencapai hasil yang ia harapkan. Demikian juga siswa yang berkeinginan mendapatkan hasil belajar matematika yang maksimal, ia 5
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 162 Ibid., hal. 162 7 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), hal. 94 6
104
akan terdorong untuk rajin belajar sehingga mampu mencapai hasil yang ia harapkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, motivasi akan membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini membuktikan bahwa motivasi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20 menunjukkan adanya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (8,084) > Ftabel (3,340) pada taraf signifikansi 5%. Penjelasan
mengenai
penemuan
tersebut
yaitu:
Purwanto
mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar sesorang, yaitu faktor minat, motivasi, inteligensi, kemampuan kognitif, dan kreativitas.8 Berbicara mengenai faktor inteligensi (kecerdasan), maka ada banyak tipe kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, salah satunya kecerdasan logis matematis. Kecerdaan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama turut andil dalam menetukan hasil belajar matematika siswa. Sebagaimana kriteria kecerdasan logis matematis yang menitikberatkan pada kemampuan
8
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan ..., hal. 107
105
otak dalam berfikir logis, mengolah angka dan kemampuan berhitung yang dipadukan dengan adanya motivasi siswa untuk mencapai kesuksesan belajar,
maka
tidaklah
mengherankan
jika
perpaduan
keduanya
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Dengan kemampuan otak berfikir logis dan kecerdasan berhitung inilah yang menjadi modal awal manusia mampu dengan cepat dan tepat memahami pelajaran matematika yang ia terima. Ditambah lagi dengan motivasi atau dorongan siswa untuk giat belajar, maka tidak mustahil jika hasil belajar matematika siswa bisa mencapai tahap maksimal. Dengan demikian kecerdasan logis matematis dan motivasi membawa pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar matematika siswa. Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan analisis regresi juga didapatkan nilai R Square menunjukkan angka 0,366 yang berarti kecerdasan logis matematis dan motivasi memberikan kontribusi terhadap hasil belajar sebesar 36,6% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan logis matematis
dan
motivasi.
Menurut
Sugiyono,
seperti
yang
telah
diungkapkan pada BAB III halaman 68, pengaruh 36,6% termasuk dalam kategori rendah.