BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Awal Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 16 Siswa Perempuan dan 8 Siswa laki-laki, pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM (≥60). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Siswa Dalam Ulangan Harian SD Negeri 3 Nglinduk kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun 2011/2012 No
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
1
90-100
1
4%
2
80-89
2
8%
3
70-79
3
13%
4
60-69
4
17%
5
50-59
5
21%
6
40-49
3
13%
7
30-39
6
25%
Jumlah
24
100%
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
45
Jumlah
42%
Keterangan
Tuntas
Belum 58%
Tuntas
46
Tabel 4.1 mendiskripsikan hasil ulangan harian siswa dari 24 siswa kelas V menunjukkan hasil sebaran sebagai berikut ada 10 siswa (42%) tuntas belajar sesuai dengan KKM dan 14 siswa (58%) belum tuntas belajar sesuai dengan KKM. Adapun sebaran nilai adalah ada 1 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 90-100, ada 2 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 80-89 pada kategori sangat tinggi, dan ada 3 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 70-79 pada kategori tinggi, terdapat 4 siswa memperoleh nilai pada rentang 60-69 pada kategori sedang, 5 siswa mendapat nilai pada rentang 50-59 pada kategori rendah, ada 3 siswa mendapat nilai pada rentang 40-49, dan terdapat 6 siswa mendapat nilai pada rentang 30-39 pada kategori sangat rendah. Berdasarkan sebaran hasil belajar siswa Sebelum siklus I, bila dituangkan dalam bentuk Grafik maka akan tampak pencapaian hasil belajar siswa sebagai berikut : 6 6
5
5
4
4
3
3
2
F
2
3
1
1 0
90-100
80-89
70-79
60-69
50-59
40-49
30-39
Rentang Nilai
Grafik 4.1. Grafik Distribusi Hasil Belajar Kondisi Awal
Dari data diatas maka dapat dilihat Distribusi ketuntasan hasil belajar
pelaksanaan pra siklus yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :
47
Tabel 4.2. Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Nglinduk 3 Kondisi Awal Nilai
Frekuensi
Persentase
Keterangan
x ≥ 60
10
42%
Tuntas Belajar
x < 60
14
58%
Belum tuntas belajar
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Tabel 4.2 mendiskripsikan ketuntasan belajar siswa siklus I dari 24 siswa kelas V SDN Nglinduk 3 menunjukkan hasil sebaran sebagai berikut, ada10 siswa yang nilainya diatas nilai KKM yaitu 60 atau sebesar 42% tuntas belajar dan 14 siswa (58%) nilainya di bawah 60 belum tuntas belajar sesuai dengan KKM yang ditentukan. Jika disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut :
52%
60% 50%
42%
40% 30% 20%
p
10% 0%
Tuntas
Belum Tuntas
Grafik 4.2. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum
Siklus I
Rendahnya nilai dan masih banyaknya siswa yang Belum tuntas belajar
karena mendapat nilai dibawah KKM di atas, diketahui bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa, karena pada umumnya siswa belum memahami
konsep materi pelajaran yang dipelajari sebagai akibat guru belum
48
menerapkan strategi dan pendekatan pembelajaran Belum tepat. Hasil analisis terhadap rendahnya hasil belajar, dipengaruhi oleh masalah-masalah yang terjadi dikelas : 1. Kegiatan belajar mengajar IPA dikelas masih berjalan monoton, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru. Karena guru masih menggunakan Metode konvensional atau meode ceramah dan hafalan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Minimnya alat peraga yang digunakan sehingga menyebabkan Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPA karena materi yang dipelajari masih bersifat abstrak. Karena guru hanya menjelaskan
tanpa
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mendapatkan pengalaman langsung atau melihat sesuatu yang nyata (konkrit). 3. Prestasi belajar IPA masih rendah dimana hasil yang diperoleh masih dibawah KKM (≥60) Mengacu pada hasil belajar dan jumlah ketuntasan yang masih sangat rendah dan masih dibawah nilai KKM pada mata pelajaran IPA dari siswa kelas V SD Negeri Nglinduk 3 tersebut, peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut Peneliti akan menerapkan pemanfaatan media realita , yang akan diterapkan di siklus 1 yaitu pada materi cahaya dan sifat-sifatnya untuk meningkatkan Hasil belajar siswa,dimana penulis memberikan patokan minimal 90% dari keseluruhan siswa mendapat nilai diatas KKM (≥60). 4.1.1. Pelaksanaan Siklus I Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Cahaya dan sifat-sifat cahaya. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:
49
1)
Perencanaan Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan seperti RPP, media pembelajaran (Media Realita) yang akan digunakan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2)
Tindakan Pertemuan pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : (1)
Kegiatan awal Sebelum pelajaran dimulai berdo’a terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Selanjutnya, a. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan Apersepsi yaitu dengan bertanya kepada siswa :”Dapatkah kalian melihat benda-benda di sekitar kalian dalam keadaan gelap?” setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. b. Setelah itu Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Cahaya dan Sifat-sifatnya.“ (2) Kegiatan inti a. Guru menjelaskan tentang manfaat cahaya bagi kehidupan kita. Setelah itu Siswa diajak oleh guru untuk melihat dan mengamati sumber cahaya dari alam sekitar yaitu cahaya matahari.
Selanjutnya
Guru
meminta
siswa
untuk
menyebutkan sumber cahaya yang lain selain dari matahari, Misalnya
lampu
senter
untuk
membuktikannya
siswa
mengamati langsung sumber cahaya dari lampu senter yang dtunjukkan oleh guru b. Setelah menjelaskan tentang cahaya dan sumber-sumber cahaya Guru menjelaskan tentang sifat-sifat cahaya, yang
50
pertama yaitu cahaya dapat merambat lurus.Untuk lebih hmemudahkan
siswa
dalam
memahami
materi
Guru
membentuk siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan praktikum membuktikan bahwa cahaya dapat metambat lurus dengan media realita atau pembelajaran yang telah disiapkan guru. Didalam kegiatan praktikum itu Siswa mengamati bukti cahaya merambat lurus dengan melihat cahaya lilin pada 3 karton
yang
dilubangi.dalam
praktikum
guru
selalu
mendampingi siswa untuk melakukan kegiatan praktikum dan dalam membuat laporan tentang apa yang dlakukan. Setelah melakukan praktikum siswa mencatat hasil kegiatan dan salah satu perwakilan siswa melaporakan hasil kegiatan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawa ini.
Foto : kegiatan praktikum materi sifat cahaya Merambat lurus c. Selanjutnya guru menjelaskan sifat-sifat cahaya yang kedua yaitu cahaya dapat dipantulkan. Guru menunjukkan contoh benda yang dapat memantulkan cahaya yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. Guru menunjukkan contoh dari cermin cermin datar (Kaca), cermin Cembung (kaca Spion), Cermin cekung. Setelah mengamati contoh dari
51
cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung yang ditunjukkan guru Siswa diminta untuk menyebutkan manfaat dari cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. (3) Kegiatan akhir Guru
bersama
siswa
menarik
kesimpulan
dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: (1) Kegiatan awal Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. a. Sebagai apersepsi guru bertanya“siapa yang pernah berenang? Bagaimana bentuk kakimu saat berada dalam air?” b. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya. (2) Kegiatan inti a. Guru mengulas pembelajaran yang kemarin yaitu tentang cahaya dan sifat-sifatnya.Guru menjelaskan sifat-sifat cahaya yang ketiga yaitu cahaya dapat dibiaskan. b. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kemudian guru membagi alat dan bahan (Gelas,air,pensil) untuk kegiatan Praktikum, lembar kerja siswa. Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan mengenai perubahan sifat cahaya yang dapat dibiaskan dengan cara memasukkan pensil kedalam gelas yang telah diisi air. Guru membimbing siswa yang kesulitan. Siswa mencatat hasil pengamatan,
setelah
itu
salah
melaporkan hasil pengamatannya.
satu
perwakilan
siswa
52
Foto : kegiatan praktikum materi sifat cahaya dapat dibiaskan (3) Kegiatan akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pertemuan ketiga Tindakan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: (1).
Kegiatan awal Sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu mengabsen siswa. Untuk masuk pada materi guru bertanya pada siswa tentang kegiatan/materi yang dipelajari sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
(2).
Kegiatan inti Guru memperdalam dengan mengulas dan mengulang materi yang telah dijelaskan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah itu bertanya jawab kepada siswa tentang apa yang belum diketahui
(3)
Kegiatan akhir Guru
bersama
siswa
menarik
kesimpulan
dari
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan
53
refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir pertemuan ini guru memberikan tes tertulis siklus 1. 3)
Pengamatan a.
Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan baik dimana guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Dimana setelah pembelajaran peneliti dengan guru membahas apa
saja kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama
pembelajaran dan hasilnya diperoleh, masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut: (1) Siswa agak kebingungan dalam melakukan kegiatan praktikum terutama dalam membentuk kelompok dan menggunakan media pembelajaran (media realita) yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum. (2) Belum begitu terbiasa dalam menggunakan media yang disediakan dan guru kurang aktif mendampingi (3) Ada beberapa siswa yang masih ramai selama proses pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu teman yang lain. (4) Tidak semua melakukan praktikum dalam kelompok, karena ada beberapa siswa yang hanya diam dalam kelompok Karena jumlah anggota kelompok yang tidak sesuai atai terlalu banyak b.
Pertemuan kedua Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran jauh lebih baik
daripada pertemuan pertama sudah sesuai dengan RPP. Disini guru lebih banyak melakukan tanya jawab. Ada beberapa siswa yang sangat antusias dalam pembelajaran, siswa tersebut ingin cepat-cepat melakukan kegiatan pembelajaran terutama praktikum karena mereka menganggap lebih menyenangkan dan tidak membosankan Karena mereka dapat langsung membuktikan,melihat dengan media yang
54
nyata yang sudah sering mereka temui. Dalam kegiatan praktikum semua
siswa
dapat
lebih
aktif
dan
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran karena yang semula siswa dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 siswa dipertemuan kedua in guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, sehingga guru lebih mudah mengawasi dan dengan mengurangi anggota kelompok dari 6 menjadi 4 siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dan lebih mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan. 4.1.2. Analisis Hasil Belajar Siklus I Dari hasil pengamatan pelaksanaan siklus I,
diketahui bahwa
Pelaksanaan Siklus I dengan pemanfaatan media realita (Nyata) dan menggunakan metode praktikum itu dapat meningkatkan hasil Belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan pada Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Itu dibuktikan
Setelah selesai
pembelajaran pada siklus I pertemuan I, II, dan III maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri 3 Nglinduk kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun 2011/2012 No
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
1
90-100
4
17%
2
80-89
4
17%
3
70-79
5
21%
4
60-69
7
29%
5
50-59
4
17%
6
40-49
-
-
7
30-39
-
-
Jumlah
24
100%
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
Jumlah
83%
Keterangan
Tuntas
Belum 17%
Tuntas
55
Dari Tabel Hasil evaluasi diatas diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai KKM (≥60) maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 24 siswa dalam belajarnya sebanyak 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai Masih dibawah KKM dengan persentase 17%, dan sebanyak 20 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai ≥60 dengan Presentase jumlah keseluruhan 83%.
Adapun
sebaran nilai adalah ada 1 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 90-100, ada 4 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 80-89 pada kategori sangat tinggi, dan ada 4 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 70-79 pada kategori tinggi, terdapat 5 siswa memperoleh nilai pada rentang 60-69 pada kategori sedang, 7 siswa mendapat nilai pada rentang 50-59 pada kategori rendah, ada 4 siswa dan tidak ada siswa yang mendapat nilai pada rentang 4049 dan rentang 30-39
pada kategori sangat rendah. Jadi dapat diambil
kesimpulan hasil belajar siswa meningkat dari yang semula hanya 42% yang mencapai ketuntasan belajar kini setelah pelaksanaan Siklus I
meningkat
menjadi 83% mencapai ketuntasan belajar itu berarti pelaksanaan siklus I sudah berhasil meningkatkan Hasil belajar siswa tetapi “Belum berhasil” mencapai dan melebihi indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM
pada hasil belajar siswa
dimana penulis memberikan
patokan minimal 90% . Berdasarkan sebaran hasil belajar siswa pada siklus I, bila dituangkan dalam bentuk Grafik maka akan tampak pencapaian hasil belajar siswa sebagai berikut :
56
7 7 6
5
5
4
4
4
4
F
3 2 1 0
90-100
80-89
70-79
60-69
50-59
40-49
30-39
Rentang Nilai
Grafik 4.3. Grafik Distribusi Hasil Belajar Siklus I
Setelah pelaksanaan siklus I selesai dan didapat hasilnya maka dapat dilihat
Distribusi ketuntasan hasil belajar pelaksanaan siklus I yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Nilai
Frekuensi
Persentase
Keterangan
x ≥ 60
10
83%
Tuntas Belajar
x < 60
14
17%
Belum tuntas belajar
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
Tabel 4.4 diatas mendiskripsikan jumlah ketuntasan belajar siswa siklus I
dari 24 siswa kelas V SD Negeri 3 Nglinduk menunjukkan hasil sebaran sebagai berikut, ada 20 siswa yang nilainya diatas nilai KKM yaitu 60 atau
sebesar 83% tuntas belajar dan 14 siswa (17%) nilainya di bawah 60 belum tuntas belajar sesuai dengan KKM yang ditentukan. Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :
57
Persentase ketuntasan 100% 80% 60%
P
40% 20% 0%
Presentase
Tuntas 83%
Belum Tuntas 17%
Grafik 4.4. Grafik Ketuntasan hasil Belajar Siklus I
Perbandingan hasil belajar sebelum siklus 1 dengan hasil belajar setelah
siklus 1 dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut
Tabel 4.5 Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus 1 Mata PelajaranIPA Melalui Pemanfaatan Media Realita Frekuensi
No
Rentang Nilai
Kondisi Awal
Siklus I
1
90-100
1
4
2
80-89
2
4
3
70-79
3
5
4
60-69
4
7
5
50-59
5
4
6
40-49
3
-
7
30-39
6
-
Jumlah Siswa
24
24
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
Dari Tabel diatas menunjukkan Perbandingan hasil belajar sebelum dan
sesudah siklus I. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
58
setelah pelaksanaan siklus 1. Hasil Pelaksanaan siklus I seperti yang disajikan pada tabel diatas, pada akhirnya data hasil belajar siswa sebelum dan hasil belajar siswa setelah siklus I dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut:
7 7
6
6
5
5
4
4
4
5 4
4
3
3
3
2
Pra Siklus
F
2
1
Siklus 1
1 0
Rentang Nilai
Grafik 4.5. Diagram Batang Perbandingan Persebaran Kondisi Awal dan sesudah Siklus 1
Setelah pelaksanaan siklus I selesai dan didapat hasilnya maka dapat dilihat
perbandingan antara kondisi awal (Pra siklus) dengan Pelaksanaan siklus I didapat perbandingan ketuntasan hasil belajar yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut
Tabel 4.6
Persentase Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus I Mata Pelajaran IPA Kondisi Awal
Nilai
x ≥ 60
Siklus I
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentase
Keterangan
10
42%
20
83%
Tuntas
17%
Belum Tuntas
14 58% 4 x < 60 Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
59
Dari Tabel perbandingan diatas dapat dijelaskan bahwa Kondisi awal sebelum siklus I (Pra Siklus) terdapat 42% tuntas dan 52% belum tuntas belajar dan setelah Pelaksanaan Siklus I Dengan pemanfaatan media realita Siswa Kelas V SDN 3 Nglinduk Persentase ketuntasan Hasil Belajar meningkat dimana dari 42% menjadi 83% siswa tuntas, sedangkan persentase siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 52% menjadi 17% setelah pelaksanaan siklus I. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa jika disajikan dengan diagram batang akan nampak sebagai berikut :
Perbandingan Ketuntasan Hasil belajar 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
P
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Kondisi Awal 42%
Siklus I
52%
17%
83%
Grafik 4.6. Grafik Persentase Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I
4) Refleksi
Pada tahap refleksi ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisa
pelaksanaan sklus I dan hasil yang dicapai, yang berupa temuan-temuan selama pelaksanaan, yang berupa kekurangan atau hambatan selama proses pembelajaran
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus I
Mengalami peningkatan Hasil belajar dari kondisi sebelum dan sesudah
siklus I dilaksanakan dimana terdapat 20 siswa yang mengalami ketuntasan belajar dengan dan 4 siswa belum tuntas belajar, sehingga
60
diperoleh presentase 83% siswa tuntas belajar. Dilihat dari hasil belajar yang didapat bahwa pelaksaan siklus I belum berhasil karena masih dibawah indikator kinerja yang yaitu dengan ketuntasan minimal 90%. Dilihat dari pembelajaranya siswa juga lebih semangat dan antusias dan tidak merasa bosan. Dan ketika masuk dipertemuan kedua siswa tampak lebih antusias karena merasa penasaran dengan media apa yang akan disiapkan dan akan membuktikan apa untuk kegiatan praktikum. karena dalam pelaksanaan guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tapi menggunakan metode praktikum sehingga siswa bisa langsung membuktikan dengan media realita (Nyata) seperti dalam membuktikan bahwa cahaya itu dapat dibiaskan dengan menggunakan pensil yang dimasukkan kedalam gelas yang diisi air yang disediakan guru. Tetapi setelah observasi Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan pemanfaatan media realita dengan menggunakan metode praktikum ditemukan, 1. Hambatan yaitu : a. Selama kegiatan praktikum didalam kelompok tidak semua siswa aktif, hanya beberapa siswa saja yang melakukan percobaan sehingga yang tidak aktif itu tidak mengerti tentang tujuan dan hasil yang didapat dari percobaan tersebut. b. Siswa kurang begitu paham dalam menggunakan media pembelajaran (media realita) yang akan digunakan selama praktikum 2. Tindakan atau penyelesaian yang dilakukan adalah : a. Dalam pembagan kelompok yang semula siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 6 siswa, guru merubah dengan membag siswa menjadi 6 kelompok dengan masng-masing kelompok berjumlah 4 siswa, sehingga dengan mengurangi jumlah anggota kelompok yang semula 6 menjadi 4, sehingga siswa dapat lebih aktif dan semua dapat ikut berperan dalam kelompok sehingga semua
61
dapat mengetahui tujuan dan hasil dari kegiatan praktkum, dengan begitu semua siswa dapat membuktikan secara langsung melalu praktikum dan materipun dapat tersampaikan dan dipahami oleh siswa. Pembelajaran pun dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan. b. Guru harus selalu mendampingi dan memberkan pengarahan kepada siswa selama kegiatan praktikum, dengan cara berkeliling ke masng-masng kelompok serta menjelaskan atau menjawab apabila siswa bertanya tentang kesulitan yang dialami. 4.2. Pelaksanaan Siklus II Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan Pesawat sederhana. Siklus II ini dilakukan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut : 1) Perencanaan Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan seperti RPP, Media pembelajaran (Media Realita) yang akan digunakan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. 2) Tindakan Pertemuan 1. Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : A. Kegiatan Awal : a. Pembukaan, absensi. b. Apersepsi : Guru bertanya kepada siswa “bermain jungkat-jungkit atau menggunting kertas?” c. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Pesawat sederhana .“ d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
62
B. Kegiatan Inti : Dalam kegiatan ini guru menjelaskan tentang pengertian pesawat sederhana, setelah iti menjelaskan macam-macam pesawat sederhana mulai dari pengungkit (Tuas), bidang minring,katrol dan roda berporos. a) Untuk yang pertama guru menjelaskan tentang pengungkit (tuas) dimana tuas ada 3 jenis yaitu tuas jenis pertama, kedua,dan ketiga. b) Sebelumnya guru membentuk siswa menjadi 6 kolompok (masingmasing kelompok ada 4 siswa) untuk melakukan kegiatan praktikum tentang prinsip kerja pengungkit dengan menggunakan media yang telah disediakan guru seperti Penggaris besi 50 cm, Penggaris plastik 30 cm, Benang kasur, Baterai bekas yang kecil 4 buah, Karet gelang, Penyangga (binder clip). Seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Foto : kegiatan praktikum prinsip kerja pengungkit c) Melihat hambatan pada pelaksanaan siklus I Dalam kegiatan praktikum guru selalu mendampingi kegiatan siswa agar bisa membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa
63
d) Guru meminta siswa mencatat dan melaporkan hasil kegiatan praktikum yang dilakukan serta memberikan penguatan terhadap setiap jawaban yang diberikan e) Guru beserta siswa melakukan demonstrasi tentang pengungkit (tuas) jenis pertama dimana titik tumpu terletak di antara titik beban dan titik kuasa dengan menggunakan gunting, Tang, gunting kuku f) Guru menjelaskan jenis tuas yang kedua dimana titik beban terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa dengan menggunakan pembuka botol g) Guru menjelaskan melalui demonstrasi jenis tuas yang ketiga dimana titik kuasa terletak di antara titik beban dan titik tumpu dengan menggunakan alat pancing, cangkul, dan sekop. h) Guru tidak lupa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa i) Guru menjelaskan contoh dan fungsi dari bidang miring melalui demonstrasi dengan menggunakan alat yang ada disekitar seperti pisau,kampak,obeng C. Kegiatan Akhir : a). Setiap akhir pertemuan guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Pertemuan 2 Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 17 April 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : A. Kegiatan Awal : a.
Pembukaan, absensi.
b.
Apersepsi : Guru bertanya kepada siswa “siapa yang pernah menimba air Guru menyampaikan kepada siswa tetntang materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Pesawat Sederhana .“
c.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti :
64
Pada pertemuan kedua ini guru mengawali mengingatkan siswa tentang materi pembelajaran kemarin dengan sedikit mengulang materi kemarin tentang pesawat sederhana. a) Guru menjelaskan macam pesawat sederhana yang ketiga yaitu Katrol b) Guru mengajak siswa keluar kelas untuk membuktikan contoh dan fungsi dari katrol dengan mengajak siswa menimba air di sumur yang ada disekitar sekolah dimana satu siswa menimba air dengan menggunakan katrol sedang 1 siswa lain tidak menggunakan katrol. c) siswa menjelaskan tentang kegiatan yang telah dilakukan d) Guru memberi penguatan dari jawaban yang telah dijelaskan siswa e) Menjelaskan macam pesawat sederhana yang keempat yaitu roda berporos yang merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.kepada siswa tentang hal yang belum diketahui f) Untuk menjelaskan roda berporos guru menunjukkan contohnya dengan mengajak siswa melihat roda sepeda dan roda sepeda motor yang ada disekitar sekolah. g) Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang belum diketahui C. Kegiatan Akhir : a.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b.
Pesan/motivasi untuk siswa.
c.
Penutup.
Pertemuan ke 3 Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : A. Kegiatan Awal : a.
Pembukaan, absensi.
b.
Apersepsi : guru betranya jawab tentang pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
65
c.
Guru menyampaikan kepada siswa tetntang materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Pesawat Sederhana .“
B. Kegiatan inti a.
Guru mengulas dan memperdalam pembelajaran kemarin yaitu Pesawat sederhana
b.
Guru memberikan penguatan tentang materi
c.
Guru bertanya kepada siswa tentang apa yang belum diketahui
C. Kegiatan Akhir : a.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b.
Guru membagikan soal-soal evaluasi.
c.
Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi.
d.
Ikan dari Guru menganalisa hasil evaluasi.
e.
Pesan/motivasi untuk siswa.
3) Pengamatan Pada siklus II ini pelaksanaan pembelajaran berjalan jauh baik. Dimana guru melakukan pembelajaran denga perbaikan dari siklus I. Guru melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dalam RPP, sudah mampu menggunakan media yang disediakan. Bagi siswa juga dalam kegiatan demonstrasi dan praktikum sudah tidak kesulitan lagi dalam menggunakan Media Relaita yang disediakan dan ditunjukkan guru karena guru selalu aktim mendampingi dalam setiap pembelajaran yang dilakukan siswa. 4.2.1. Analisis Hasil Belajar Siklus II Dari hasil pengamatan pelaksanaan siklus II, diketahui bahwa Pelaksanaan Siklus II dengan perbaikan dari siklus 1 melalui pemanfaatan media realita (Nyata) dengan metode Demonstrasi dan Praktikum itu dapat meningkatkan hasil Belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri 3 Nglinduk
Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan pada Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Itu dibuktikan
Setelah selesai pembelajaran pada siklus II
pertemuan I, II, dan III maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi didapat data sebagai berikut
66
Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri 3 Nglinduk kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun 2011/2012 No
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
1
90-100
5
21%
2
80-89
8
33%
3
70-79
8
33%
4
60-69
2
8%
5
50-59
1
4%
6
40-49
-
-
7
30-39
-
-
Jumlah
24
100%
Jumlah
96%
Keterangan
Tuntas
Belum 4%
Tuntas
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Dari Tabel Hasil evaluasi diatas diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai KKM (≥60) maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 24 siswa dalam belajarnya sebanyak 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai Masih dibawah KKM dengan persentase 4%, dan sebanyak 23 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai diatas KKM (≥60) dengan Persentase jumlah keseluruhan 96%. Adapun sebaran nilai adalah ada 1 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 90100, ada 5 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 80-89 pada kategori sangat tinggi, dan ada 8 siswa memperoleh nilai pada rentang skor 70-79 pada kategori tinggi, terdapat 8 siswa memperoleh nilai pada rentang 60-69 pada kategori sedang, 2 siswa mendapat nilai pada rentang 50-59 pada kategori rendah, ada 1 siswa dan tidak ada siswa yang mendapat nilai pada rentang 40-49 dan rentang 30-39 pada kategori sangat rendah. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan patokan minimal 90% , jadi dapat diambil kesimpulan hasil belajar siswa Pada siklus II meningkat mencapai ketuntasan belajar sebesar 96% itu berarti sudah
67
berhasil melebihi indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa dimana penulis memberikan patokan minimal 90% . Berdasarkan sebaran hasil belajar siswa pada siklus II, bila dituangkan dalam bentuk diagram maka akan tampak pencapaian hasil belajar siswa sebagai berikut :
Distribusi Hasil Belajar Siswa
F
8 7 6 5 4 3 2 1 0
Frekuensi Siswa
90100 5
80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 8
8
2
1
Grafik 4.7 Grafik Distribusi Hasil Belajar Siklus II
Setelah pelaksanaan siklus II selesai dan didapat hasilnya maka dapat dilihat
Distribusi ketuntasan hasil belajar pelaksanaan siklus II yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase x ≥ 60 24 96% x < 60 1 4% Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
Keterangan Tuntas Belajar Belum tuntas belajar
Tabel 4.7 diatas mendiskripsikan jumlah ketuntasan belajar siswa siklus
II dari 24 siswa kelas V SD Negeri 3 Nglinduk menunjukkan hasil sebaran sebagai berikut, ada 24 siswa yang nilainya diatas nilai KKM yaitu 60 atau
sebesar 96% tuntas belajar dan 1 siswa dengan persentase 4% nilainya di
68
bawah 60 belum tuntas belajar sesuai dengan KKM yang ditentukan. Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :
Persentase Ketuntasan Siklus II 100% 80% 60% Tuntas
40%
Belum Tuntas
20% 0%
Persentase
Tuntas 96%
Belum Tuntas 4%
Grafik 4.8. Grafik Ketuntasan hasil Belajar Siklus I Setelah pelaksanaan siklus II selesai dan didapat hasilnya maka dapat dilihat perbandingan antara kondisi awal (Pra siklus), Pelaksanaan siklus satu dan setelah siklus dua didapat perbandingan hasil belajar yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Belajar kondisi awal , Siklus 1 dan sesudah siklus II Mata PelajaranIPA Melalui pemanfaatan Redia Realita Frekuensi No
Rentang Nilai
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1
90-100
1
4
5
2
80-89
2
4
8
3
70-79
3
5
8
4
60-69
4
7
2
5
50-59
5
4
1
6
40-49
3
-
-
7
30-39
6
-
-
Jumlah Siswa
24
24
24
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah
69
Dari Tabel 4.8 diatas menunjukkan Perbandingan hasil belajar Kondisi awal, sesudah siklus I dan sesudah siklus 2. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus II yang menggunakan media realita dalam pembelajaran. Hasil Pelaksanaan siklus I dan siklus II seperti yang dijajikan pada tabel diatas, pada akhirnya data hasil belajar siswa sebelum dan hasil belajar siswa setelah siklus I dan siklus II dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut :
8 7 6 5 4 3 2 1 0
F
Pra siklus Siklus I
Siklus II
90100 Pra siklus 1 Siklus I 4 Siklus II
5
8089 2
7079 3
6069 4
5059 5
4
5
7
4
8
8
2
1
4049 3
3039 6
Grafik 4.9. Diagram Batang Perbandingan Persebaran Nilai Pra siklus, Siklus 1 dan siklus II
Setelah pelaksanaan siklus II selesai dan didapat hasilnya maka dapat dilihat
perbandingan antara kondisi awal (Pra siklus), Pelaksanaan siklus II dan setelah siklus II didapat perbandingan hasil belajar yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :
70
Tabel 4.10 Persentase Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal , Sesudah Siklus I dan Sesudah Siklus II Mata Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Media Realita Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nilai Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Keterangan x ≥ 60 10 42% 20 83% 23 96% Tuntas x < 60 14 58% 4 17% 1 4% Belum Tuntas Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Dari Tabel perbandingan diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi awal sebelum siklus I terdapat 42% tuntas dan 52% belum tuntas belajar dan setelah Pelaksanaan Siklus I Dengan Pemanfaatan media Realita Siswa Kelas V SDN 3 Nglinduk Persentase ketuntasan Hasil Belajar meningkat dimana dari 42% menjadi 83% siswa tuntas, sedangkan persentase siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 52% menjadi 17% setelah pelaksanaan siklus I. Dan setelah pelaksanaan siklus II Persentase ketuntasan Hasil belajar siswa meningkat dimana pada siklus I dari 83% siswa tuntas belajar, setelah siklus II meningkat menjadi 96%. Sedangkan persentase siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 17 % menjadi 4 % setelah pelaksanaan Siklus II. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa jika disajikan dengan diagram batang akan nampak sebagai berikut :
71
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
P
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Kondisi Awal 42%
Siklus I
Siklus II
17%
4%
52%
83%
96%
Grafik 4.10. Grafik Persentase Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi awal, Sesudah Siklus I dan Sesudah Siklus II
Hal ini berarti pemanfaatan media realita berpengaruh terhadap ketuntasan
dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Nglinduk Kecamatan Gabus
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Ini sesuai dengan kajian
penelitian yang relevan oleh Johar Makmun, 2007 dalam penelitiannya “Studi Komparasi Penggunaan Media Realita Dan Media Grafis Bidang Diklat Menggambar Teknik Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif”.
Dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa Terjadi peningkatan hasil belajar yang positif dan signifikan dari kondisi awal yang antara kelompok siswa
yang menggunakan media realita dengan kelompok siswa yang menggunakan
media grafis terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif.
Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I belum berhasil
mencapai hasil sesuai dengan indikator kerja dan pelaksanaan siklus II dinyatakan sudah berhasil meningkatkan kasil belajar siswa dimana hasil yang
didapat sesuai dengan indikator kinerja yang disusun pada Bab III Yaitu dengan
ketuntasan belajar Minimal 90% dengan nilai KKM (≥60) yang ditetapkan pada
siklus I Ketuntasan belajar 83% dan pada siklus II Ketuntasan belajar siswa naik
72
menjadi 96% dengan demikian penelitian melalui pemanfatan media Realita berhasil sesuai dengan indikator kerja yang telah ditetapkan. 4) Refleksi Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan Media Realita yang digunakan karena guru sudah bisa menggunakan media realita dengan maksimal dan selalu berusaha mendampingi siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dalam pembagian kelompok dengan mengurangi jumlah anggota kelompok saat kegiatan praktikum sehingga semua anggota kelompok dapat aktif dan semua bisa melakukan percobaan dibandingkan pada pelaksanaan siklus I. Berdasarkan hasil analisis tes pada siklus II ini, ketuntasan siswa sudah mencapai 96%. Hasil tes siswa pada siklus II ini nilai rata-ratanya adalah 81 dengan kata lain bahwa nilai rata-rata tersebut sudah diatas KKM (60) dan dinyatakan “berhasil” karena sudah melebihi indikator kerja yang sudah ditetapka penulis yaitu dengan persentase ketuntasan minimal 90% ketuntasan yang ditentukan sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya.