BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret 2013. Penelitian tindakan ini diberikan kepada siswa kelas IV SDN Tambakboyo 02 pada mata pelajaran IPA semester 2. Penelitian ini adalah penelitian kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV di SDN Tambakboyo 02. 4.1.2 Diskripsi Kondisi Awal 4.1.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Berdasarkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV SDN Tambakboyo 02 sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester 2 tahun pelajaran 2012-2013 menunjukkan nilai hasil belajar siswa rendah, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode yang menarik saat guru menjelaskan materi. Pada Tes Tengah Semester 1 dan Ulangan Semester 1 banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA kelas IV adalah 65. Adapun hasil ulangan harian sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Hasil Belajar Pra Siklus Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
β₯ 65
Tuntas
9
32%
< 65
Belum Tuntas
21
68%
Rata-rata
6
Nilai tertinggi
8,5
Nilai terendah
4
36
37
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar pra siklus di SDN Tambakboyo 02 sebanyak 9 siswa mendapat nilai diatas KKM dengan persentase 32%, dan sebanyak 21 siswa dengan nilai dibawah KKM dengan persentase 68%. Selain itu pada tabel 4.1 bahwa rata-rata nilai pra siklusnya adalah 6,0 dengan standar deviasi 6,5. Nilai maksimalnya 8,5 dan minimumnya 4,0. Dari tabel data nilai hasil belajar tersebut dapat dibuat diagram berikut ini:
Berdasarkan data hasil belajar di atas menunjukkan beberapa nilai siswa yang belum tuntas masih di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA adalah 65. Dari hasil pra siklus tersebut dapat digambarkan pada diagram batang dibawah ini.
32%
Tuntas
Belum Tuntas
68%
Gambar 5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Berdasarkan hasil diagram ketuntasan hasil belajar pra siklus di atas diperoleh hasil sebanyak 32% siswa tuntas dan 68% siswa belum tuntas. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah dan mengakibatkan siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa rendah khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna pada diagram batang diatas bahwa masih terdapat 68% siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar terutama siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM atau belum tuntas.
38
4.1.2.2 Deskripsi Kondisi Awal Kreativitas Hasil kreativitas siswa didapat dengan cara pemberian angket kreativitas kepada siswa. Dari nilai kreativitas tersebut nantinya akan dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu sering, selalu, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya sebagai berikut: π πππ π‘πππ‘πππππ β π πππ π‘ππππππβ ππππ¦ππππ¦π ππππππππ
Maka diperoleh interval sebagai berikut:
75β15 5
= 12
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu: 1.
Skor untuk kategori selalu
= 64 β 75
2.
Skor untuk kategori sering
= 52 β 63
3.
Skor untuk kategori kadang-kadang
= 40 β 51
4.
Skor untuk kategori jarang
= 28 β 39
5.
Skor untuk kategori tidak pernah
= 15 β 27
Tabel 7 Kreativitas Pra Siklus Skor Kreativitas
Jumlah Siswa
Persentase
β₯ 60
11
36,7 %
< 60
19
63,3 %
Jumlah
30
100 %
Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa kreativitas siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 sebelum dilakukan tindakan sangat rendah. Terlihat bahwa hanya 11 siswa yang kreatif dalam proses pembelajaran dengan persentase 36,7 %. Dan 19 siswa yang tidak kreatif dan cenderung pasif dengan persentase 63,3 %. Data tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini.
39
36,7%
kreatif belum kreatif
63,3%
Gambar 6 Diagram Kreativitas Siswa Pra Siklus
Dari diagram diatas terlihat 36,7% siswa sudah kreatif dalam pembelajaran dan 63,3% siswa belum kreatif dan cenderung pasif. Dari hasil data tersebut guru harus mengganti metode pembelajaran yang sering digunakan yaitu metode ceramah dengan metode yang lebih menarik, sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam pembelajaran.
4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Siklus I 4.2.1.1 Rencana Tindakan Perencanaan pada siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Langkah pertama berupa penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang sudah jadi tersebut diberikan peneliti kepada guru atau kolaborator. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan siklus I adalah : a) Membuat RPP (Lampiran 2), membuat perlengkapan metode Mind Mapping, membuat dan mempersiapkan lembar observasi (Lampiran 3) dan mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian. b) Melakukan diskusi bersama guru tentang Perencanaan Pembelajaran.
40
c) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Siswa dikatakan berhasil dengan ketuntasan belajar minimal memperoleh nilai 65. . 4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan tahap perencanaan diatas, maka pelaksanaan tindakan siklus I berdasarkan RPP yaitu pembelajaran melalui metode Mind Mapping pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Durasi jam pada tiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah: a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menggali pengetahuan siswa tentang apa yang siswa ketahui dari matahari, sekaligus menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan agar siswa lebih memahami materi. Kemudian pengajar menjelaskan aturan pada setiap kelompok dalam percobaan yang akan dilakukan. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan dalam buku, siswa dibagikan selembar kertas karton putih untuk membuat Mind Mapping. Pengajar membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping tentang materi yang telah diajarkan. Siswa membuat Mind Mapping pada kertas yang sudah disediakan dengan menggunakan pensil warna atau spidol warna-warni. Pengajar meminta siswa untuk menuliskan pokok materi pada tengah-tengah kertas karton, selanjutnya siswa diminta membuat cabang-cabang yang akan diisi dengan sumber-sumber energi panas dan proses perambatan panas. Setelah waktu membuat Mind Mapping selesai,
41
pengajar meminta salah satu perwakilan dari kelompok untuk mengumpulkan hasil Mind Mapping yang sudah dikerjakan di atas meja guru. 3) Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dengan menggunakan metode Mind Mapping, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum memahami materi pelajaran yang diberikan, guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dirumah, karena masih akan dilakukan lagi pada pertemuan berikutnya. b. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan kedua guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa, mengatur suasana di ruang kelas, dan apersepsi. Kemudian guru bertanya kepada siswa βSiapa yang pernah merebus air?β, salah satu siswa menjawab pertanyaan dari guru. Guru bertanya lagi kepada siswa βSiapa yang tahu dari mana asal panas?β. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan oleh pengajar adalah membagi siswa kedalam kelompok, lalu pengajar juga membagi alat dan bahan untuk percobaan dan menjelaskan aturan yang harus dilakukan setiap kelompok. Pengajar membimbing siswa untuk melakukan percobaan tentang perambatan panas melalui benda padat, cair dan gas (udara). Setelah melakukan percobaan, pengajar membagikan kembali hasil Mind Mapping yang sudah dikerjakan pada pertemuan pertama untuk dilanjutkan di pembelajaran pertemuan kedua ini. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping, pengajar meminta salah satu perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil Mind Mapping yang sudah dibuat bersama anggota kelompoknya. 3) Kegiatan Penutup Setelah waktu pembelajaran selesai, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, pengajar bersama-sama dengan
42
siswa mengambil kesimpulan dan pengajar mengingatkan untuk mempelajari materi ini karena di pertemuan ketiga akan mengerjakan soal evaluasi. c. Pertemuan Ketiga Dalam pertemuan ketiga ini pengajar membagikan lembar soal evaluasi kepada siswa. Soal evaluasi dikerjakan dalam waktu 2 jam pelajaran. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Pengajar membacakan peraturan bagi setiap siswa untuk mengerjakan secara individu dan tidak boleh saling bekerja sama.
4.2.1.3 Observasi Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya. Pada siklus pertama secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode Mind Mapping sudah dilaksanakan dengan baik walaupun peran guru masih cukup dominan karena siswa belum pernah dikenalkan dengan metode tersebut.
4.2.1.4 Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan menerapkan metode Mind Mapping b) Siswa masih kesulitan dalam membuat Mind Mapping c) Siswa cukup aktif dan senang menghadapi metode pembelajaran yang baru.
43
4.2.2 Siklus II 4.2.2.1 Rencana Tindakan Pelaksanaan
pembelajaran
pada
siklus
II,
merupakan
perbaikan
pembelajaran siklus I. Peneliti memperbaiki RPP dan menyiapkan kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus II. Materi pada pembelajaran siklus II ini adalah Energi bunyi. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan siklus II adalah: a) Membuat RPP (Lampiran 2), menyiapkan lembar kerja siswa (Lampiran 8), membuat dan mempersiapkan lembar observasi (Lampiran 3), dan mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk penelitian. b) Melakukan
diskusi
dengan
guru
mengenai
RPP
yang
akan
diimplementasikan saat siklus II. c) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Siswa dikatakan berhasil dengan ketuntasan belajar minimal 65. 4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan tahap perencanaan diatas, maka pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan RPP yaitu pembelajaran melalui metode Mind Mapping pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Durasi jam pada tiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah: a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan awal Pelaksanaan pada pertemuan pertama guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas, dan apersepsi. Kemudian, guru bertanya kepada siswa βsiapa yang tidak pernah berbicara? Pastinya semua pernah berbicara ya. Nah sekarang coba kalian berbicara dan sentuhlah leher kalian, apa yang kalian rasakan? Apakah leher kalian bergetar?β. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
44
2) Kegiatan inti Guru menunjukkan sebuah benda dan meminta siswa untuk menebak benda apa yang dibawa oleh guru. Guru menunjuk salah satu siswa dan memintanya untuk memukul drum yang dibawa oleh guru. Dengan demikian siswa dapat menjelaskan asal bunyi adalah dari getaran. Guru membentuk siswa kedalam kelompok. Setelah terbentuk kelompok guru membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan. Masing-masing kelompok juga mendapatkan satu lembar kertas karton kosong. Guru menjelaskan apa saja peraturan yang harus dipatuhi siswa dalam proses pembelajaran dengan melakukan beberapa percobaan yang dilanjutkan dengan pembuatan Mind Mapping. Guru menjelaskan sedikit materi energi bunyi. Setelah percobaan selesai, siswa mulai membuat Mind Mapping pada kertas karton yang sudah dibagikan. Guru membimbing siswa agar kreatif dalam membuat Mind Mapping dengan menggunakan pensil warna atau spidol warna-warni. 3) Kegiatan penutup Siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum mereka pahami. Selanjutnya guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa yang kurang dan belum berpartisipasi dengan aktif. Tidak lupa, guru juga memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya dalam pembelajaran. b. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan awal Sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas, dan apersepsi. Guru kemudian bertanya kepada siswa βsiapa yang pernah melihat hujan? Saat hujan biasanya ada kilatan dengan suara yang keras, siapa yang tahu darimana asal suara itu?β. kemudian guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setelah siswa selesai menjawab tidak lupa guru memberikan pujian. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini.
45
2) Kegiatan inti Melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kedua siklus II ini, dibahas materi tentang perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas. Sama seperti pertemuan sebelumnya, guru membentuk siswa kedalam kelompok, lalu membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan serta membagikan kertas karton putih kosong kepada masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok mendapatkan, guru menjelaskan aturan yang harus dilakukan dalam pembelajaran ini. guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa bunyi merambat melalui benda padat, cair dan gas. Setelah semua percobaan selesai, guru meminta siswa untuk menuliskan hasil percobaan kedalam Mind Mapping pada kertas karton yang sudah dibagikan. Setelah selesai, guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil Mind Mapping yang dibuatnya dengan anggota kelompok. Kemudian guru membagikan kertas angket kreativitas yang sudah disiapkan untuk diisi oleh masing-masing siswa. 3) Kegiatan penutup Setelah semua kegiatan pembelajaran terlaksana, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. Guru mengingatkan siswa untuk dapat menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran yang lain, atau mungkin juga dalam membuat rencana-rencana yang lain. c. Pertemuan Ketiga Dalam pertemuan ketiga ini pengajar membagikan lembar soal evaluasi kepada siswa. Soal evaluasi dikerjakan dalam waktu 2 jam pelajaran. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Pengajar membacakan peraturan bagi setiap siswa untuk mengerjakan secara individu dan tidak boleh saling bekerja sama.
4.2.2.3 Observasi Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumbulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
46
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan metode Mind Mapping dalam mata pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya. Observer menggunakan
lembar
observasi
untuk
mengumpulkan
data
aktivitas
pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun data pembelajaran siswa. Dalam observasi pada siklus ke II ini terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, dimana guru sudah melaksanakan pembelajaran melalui metode Mind Mapping sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 4.2.2.4 Refleksi Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II ini guru sudah dapat menguasai kelas dengan baik dan siswa cenderung aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPA materi energi dan perunahannya.
4.3.Hasil Analisis Data 4.3.1 Diskripsi Hasil Belajar Siklus I Evaluasi dalam siklus I guru memberikan soal kepada siswa. Adapun hasil evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini: Tabel 8 Hasil Belajar Siklus I Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
β₯ 65
Tuntas
28
93,3%
< 65
Belum Tuntas
2
6,7%
Rata-rata
7,7
Nilai tertinggi
9
Nilai terendah
4
Dari tabel diatas terlihat 28 siswa sudah mencapai nilai KKM dengan persentase 93,3% dan masih terdapat 2 siswa yang masih belum mencapai nilai KKM dengan persentase 6,7%. Nilai terendah dicapai dengan nilai 4 dan nilai tertinggi adalah 9. Berikut diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I.
47
6,7%
Tuntas Belum Tuntas 93,3%
Gambar 7 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar siklus I dapat diketahui dari 30 siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 sebanyak 28 siswa tuntas dengan persentase 93,3% dan 2 siswa belum tuntas dengan persentase 6,7%.
4.3.2 Diskripsi Hasil Belajar Siklus II Evaluasi dalam siklus II guru memberikan soal kepada siswa. Guru memberikan soal berjumlah 20 soal. Adapun hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini: Tabel 9 Hasil Belajar Siklus II Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
β₯ 65
Tuntas
30
100%
< 65
Belum Tuntas
0
0%
Rata-rata
8,9
Nilai tertinggi
10
Nilai terendah
7
Dari tabel 7 diatas pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang berkatagori tuntas. Yaitu siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Terdapat 30 siswa mendapat nilai diatas KKM dengan persentase 100% dan tidak
48
ada siswa yang belum tuntas dengan persentase 0%. Selain itu pada tabel diatas, terlihat bahwa hasil belajar siklus II rata-rata hasil belajar adalah sebesar 8,9. Nilai maksimalnya 10 dan minimumnya sebesar 7. Dapat dilihat pula diagram hasil belajar siswa pada siklus II sebagai berikut. 0% Tuntas Belum Tuntas
100%
Gambar 8 Diagram Hasil Belajar Siklus II Dilihat dari diagram hasil belajar siswa siklus II didapatkan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 65 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 30 siswa dari 30 jumlah siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 dengan presentase 100%. Dan itu artinya seluruh siswa sudah dinyatakan tuntas.
4.3.3 Hasil Kreativitas Siswa a. Kreativitas Siswa Siklus I hasil kreativitas siswa didapat dengan cara pemberian angket kreativitas kepada siswa. Dari nilai kreativitas tersebut nantinya akan dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Tingkat kreativitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
49
Tabel 10 Tabel Kreativitas Siswa Siklus I No
KREATIVITAS SISWA Rentang Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
64 -75
Selalu
6
20%
2
52 β 63
Sering
17
56,6%
3
40 β 51
Kadang-kadang
4
13,4%
4
28 β 39
Jarang
3
10%
5
15 - 27
Tidak pernah
0
0%
Rata-rata
56,5
Dari data diatas setelah adanya tindakan yaitu guru menggunakan metode Mind Mapping dalam pembelajaran diketahui bahwa terdapat 6 siswa yang mendapat nilai 64 - 75 dengan kategori selalu dan mendapat persentase 20%, diikuti oleh sebanyak 17 siswa yang mendapat nilai 52 β 63 dengan kategori sering dan persentasenya 56,6%, diikuti oleh 4 siswa dengan kategori kadangkadang dan mendapat nilai 40 β 51 dengan persentase 13,4%, dan ada juga 3 siswa dengan kategori jarang mendapat nilai 28 β 39 dengan persentase 10%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setelah adanya tindakan pada siklus I melalui metode Mind Mapping dalam pembelajaran IPA, siswa terlihat aktif dan tidak pasif dalam mengikuti pembelajaran. Dari pembelajaran tersebut siswa sangat aktif dan kreatif. Data tersebut dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini.
Jarang 10% Kadang 13,4%
Tidak pernah 0% Selalu 20%
Sering 56,6%
Gambar 9 Diagram Tingkat Kreativitas Siswa Siklus I
50
Dari gambar diagram diatas bahwa 6 siswa pada kategori selalu dengan persentase 20%, diikuti dengan 17 siswa pada kategori sering dengan persentase 56,6%, 4 siswa kategori kadang-kadang dengan persentase 13,4% dan kategori jarang ada 3 siswa dengan persentase 10%. Dari gambar diatas menunjukkan kreativitas siswa setelah adanya tindakan menggunakan metode Mind Mapping.
b. Kreativitas Siswa Siklus II Seperti siklus I bahwa pada penelitian ini tidak hanya hasil belajar siswa yang diketahui tetapi juga tingkat kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping. Agar mengetahui tingkat kreativitas siswa peneliti memberikan angket kreativitas kepada siswa. Untuk mengetahui kategori jawaban dari responden tersebut tergolong tidak pernah, jarang, kadangkadang, sering, selalu. Kriteria tersebut didapatkan dari data dibawah ini. Tabel 11 Tabel Kreativitas Siswa Siklus II No
KREATIVITAS SISWA Rentang Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
64 -75
Selalu
9
30%
2
52 β 63
Sering
15
50%
3
40 β 51
Kadang-kadang
6
20%
4
28 β 39
Jarang
0
0%
5
15 - 27
Tidak pernah
0
0%
Rata-rata
57,9
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan tingkat kreativitas siswa dibandingkan dengan siklus I. Yaitu siswa yang dikategorikan kadang-kadang dengan rentang nilai 40-51 ada 6 siswa dengan persentase 20%, dan siswa yang dikategorikan sering dengan rentang nilai 52-63 ada 15 siswa dengan persentase 50% dan 9 siswa dengan kategori selalu dengan persentase 30%, kategori jarang dan tidak pernah pada siklus II ini sudah tidak ada. Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa tingkat kreativitas siswa di SD Negeri Tambakboyo 02 mengalami peningkatan, ini
51
disebabkan karena siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa mudah dalam memahami materi yang telah diberikan dan pada siklus II tidak didapatkan siswa dengan kreativitas rendah. Jarang 0%
Tidak pernah 0%
Kadang 20%
Selalu 30%
Sering 50%
Gambar 10 Diagram Tingkat Kreativitas Siswa Siklus II Berdasarkan gambar 10 di atas menunjukkan bahwa distribusi tingkat kreativitas siswa siklus II di SD Negeri Tambakboyo 02 sebanyak 9 siswa pada kategori selalu dengan persentase 30%, selanjutnya diikuti 15 siswa pada kategori sering dengan persentase 50% dan pada kategori kadang-kadang ada 6 siswa dengan persentase 20%. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping memiliki dampak positif dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Adapun peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 12 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar No
Kategori
1
Tuntas
2
Belum Tuntas Jumlah
Jumlah Siswa Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
9
32%
28
93,3%
30
100%
21
68%
2
6,7%
0
0%
30
100%
30
100%
30
100%
52
Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar siswa. Pada kondisi awal menuju siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 9 siswa saja yang tuntas menjadi 28 siswa,sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus I ke siklus II juga meningkat dari 28 siswa menjadi 30 siswa. Dibawah ini adalah diagram perbandingan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
belum Tuntas
Tuntas 30
28
21 9
2
pra siklus
0
siklus I
siklus II
Gambar 11 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Mind Mapping berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi energi dan perubahannya pada siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Berikut adalah perbandingan peningkatan kreativitas siswa dalam berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping. Tabel 13 Perbandingan Kreativitas Siswa No
Kategori
1
Kreatif
2
Belum Kreatif Jumlah
Jumlah Siswa Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
11
36,7%
23
76,6%
24
80%
19
63,3%
7
23,4%
6
20%
30
100%
30
100%
30
100%
53
Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan kreativitas dari pra siklus ke siklus I an siklus II. Kreativitas siswa meningkat pada siklus I dari 11 siswa menjadi 23 siswa. Selanjutnya dari data siklus I ke siklus II terlihat peningkatan siswa kreatif dari 23 siswa menjadi 24 siswa. Perbandingan ketuntasan kreativitas siswa juga dapat dilihat pada diagram dibawah ini. belum kreatif
kreatif 24
23
19 11
pra siklus
7
6
siklus I
siklus II
Gambar 12 Diagram Perbandingan Kreativitas Siswa Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Mind Mapping berhasil meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) materi energi dan perubahannya pada siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 02 semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
4.4.Pembahasan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tambakboyo 02 pada kelas IV dengan jumlah siswa 30 anak. Pada studi awal, siswa yang tuntas belajar hanya 9 siswa, setelah Kolaborator malaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 28 siswa. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondiri awal ke siklus I. setelah mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II semua siswa mengalami ketuntasan belajar dengan raihan hasil belajar yang memuaskan. Mengacu pada hasil sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan pada hasil ini maka dikatakan hasil belajar sesuai dengan yang direncanakan.
54
Pada awal pelaksanaan tindakan siklus I, dari hasil observasi didapat: a. Pembelajaran masih gaduh pada saat siswa diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang diberi oleh guru. b. Pembelajaran menarik keingin tahuan siswa dan kreativitas siswa dalam membuat Mind Mapping pada kertas karton yang dibagikan oleh guru. c. Guru belum memandu siswa untuk menggali informasi untuk dapat membuat Mind Mapping secara mandiri. Di atas telah dipaparkan bahwa setelah melakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada siklus I, setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar. Semua siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPA. Demikian juga kreativitas siswa. Pada siklus I kreativitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping sangat tinggi. Namun masih ada beberapa yang kurang masuk criteria. Maka di siklus II, guru berusaha membangkitkan kreativitas siswa dengan memperjelas penggunaan metode Mind Mapping. Pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan kreativitas yang cukup besar. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping tepat diterapkan dalam pembelajaran, karena metode ini membantu siswa dalam menuangkan suatu informasi dengan imajinasi yang dimiliki.