BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari dalam suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis dalam bab sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan dikemukakan hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian, pengujian validitas dan relibilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis serta pembahasan dari hasil penelitian. 1.1. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN SMA Kristen YPKPM Ambon berdiri 14 Oktober 1957 dan merupakan sekolah swasta pertama yang berdiri di kota Ambon setelah empat tahun berdirinya SMA Negeri 1 Ambon di tahun 1953. SMA Kristen YPKPM Ambon yang berada di Jalan Diponegoro No. 61 Ambon Kecamatan Sirimau mampu bersaing dengan sekolah sekolah negeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun ini. Hal ini terlihat dengan setiap tahun pelajaran meningkatnya lulusan siswa SMP yang mendaftarkan diri untuk menjadi siswa di SMA YPKPM Ambon. Dalam menjalankan pelayanannya kepada siswa siswi, SMA Kristen YPKPM Ambon mengemban visi membangun dan membentuk civitas yang tinggi iman Kristiani, tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi, berprestasi dalam seni dan olahraga, berbudi pekerti luhur
1
serta siap bersaing dalam era global. Dengan tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan, pengetahuan,
berprsetasi
dalam
bidang
olahraga
dan
seni,
berkepribadian serta trampil untuk hidup mandiri dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari visi dan tujuan tersebut, SMA Kristen YPKPM Ambon sampai saat ini setia dalam melayani, membina, dan mendidik putra putri daerah demi kemajuan bangsa dan negara. 1.2. KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
84
50%
Perempuan
84
50%
Total
168
100%
Berdasarkan Table 4.1 diatas, responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kristen YPKPM Ambon sebanyak 168, yang terdiri dari 84 (54%) siswa laki-laki dan 84 (50%) siswa perempuan. Responden diambil dari dua puluh delapan ruang kelas. Dari setiap ruang kelas dipilih enam orang siswa yang terdiri dari tiga siswa lakilaki dan tiga siswa perempuan. Responden diperoleh dengan cara simple random sampling melalui nomer urut presensi dimana responden diambil berdasarkan presensi dengan nomer urut genap. Dimana keenam siswa tersebut diambil pada nomer urut dua (2), empat
2
(4), enam (6) dan seterusnya sampai mencukupi total sampel pada masing-masing kelas yakni sebanyak enam orang. 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia Usia 16-17 18-19 Total
Jumlah 96 72 168
% 57% 43% 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, responden dalam penelitian ini adalah 168, yang terdiri dari 96 (57%) siswa dengan rentang usia 16-17 tahun dan 72 (43%) siswa dengan rentang usia 18-19 tahun. 4.3 VALIDITAS DAN RELIABILITAS Tahap awal dari penelitian ini adalah peneliti melakukan tryout angket dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri kepada 56 orang siswa dari 28 ruang kelas di SMA Kristen YPKPM Ambon. Subjek yang dipakai dalam tryout ini diperoleh dengan teknik simple random sampling yakni dengan cara setiap ruang kelas diambil dua orang siswa yang memiliki nomer presensi ganjil sebagai subjek. Hasil dari tryout diperoleh data yang menyatakan bahwa seluruh item untuk kedua angket tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Berikut ini hasil uji tryout angket variabel penelitian:
3
4.3.1. Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian, diperoleh 20 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang nilai antara 0.327 sampai dengan 0.771. Koefisien alpha Cronbach 20 item valid adalah 0.857, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout) angket. Tabel 4.3 Sebaran Item Valid dan Item Gugur Uji Coba (Tryout) Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya
No
Aspek
Jumlah Item
Nomor Item Valid
Nomor Item Gugur
1.
Dukungan Emosional
3
1,2,3
_
2.
Dukungan Penilaian
4
4,5,6,7
_
3.
Dukungan informasi
4
8,9,10,11
_
4.
Dukunganinstrumental
9
12,13,14,15,16 17,18,19,20
_
Jumlah20
4.3.2 Angket Kontrol Diri Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian, diperoleh 36 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang nilai antara 0.315 sampai dengan 0.640. Koefisien alpha Cronbach 36 item valid adalah 0.895, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout) angket.
4
Tabel 4.4 Sebaran Item Valid dan Item Gugur Uji Coba (tryout) Angket Kontrol Diri
No 1. 2.
Aspek Kontrol terhadap pemikiran Kontrol terhadap impulse
Jumlah Item
Nomor Item Valid
8
1,2,3,4,5,6,7,8
13
9,10,11,12, 13,14,15,16,17, 18,19,20,21 22,23,24,25, 26,27,28 29,30,31,32 33,34,35,36 36
3.
Kontrol terhadap emosi
7
4.
Kontrol terhadap unjuk kerja Jumlah
8
Nomor Item Gugur _ _
_ _
Setelah peneliti melakukan uji coba (tryout) angket, maka langkah selanjutnya yakni melakukan penelitian pada subjek yang berjumlah 168 orang. Berikut ini adalah laporan hasil pengujian validitas dan reliabilitas angket. 4.3.3 Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 20 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang nilai antara 0.359 sampai dengan 0.591. Koefisien alpha Cronbach 20 item valid adalah 0.742, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur.
5
Tabel 4.5 Sebaran Item Valid dan Item Gugur Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya No 1. 2. 3. 4.
Aspek Dukungan Emosional Dukungan Penilaian Dukungan informasi Dukunganinstrumental Jumlah
Jumlah Item 3 4 4 9
Nomor Item Valid 1,2,3 4,5,6,7 8,9,10,11 12,13,14,15,16 17,18,19,20
Nomor Item Gugur _ _ _ _
20
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh item angket dukungan sosial teman sebaya yang berjumlah 20 dinyatakan valid dan tidak ada item yang gugur. Sehingga 20 item tersebut digunakan dalam perhitungan lebih lanjut. 1.3.1
Angket Kontrol Diri Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 2 item yang gugur dan 34 item yang valid, dengan rentang nilai antara 0.310 sampai dengan 0.693. Koefisien alpha Cronbach dari 34 item valid adalah 0.753, untuk itu reliabilitas alat ukur kontrol diri berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini akan dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur.
6
Tabel 4.6 Sebaran Item Valid dan Item Gugur Angket Kontrol Diri
No 1. 2.
Aspek Kontrol terhadap pemikiran Kontrol terhadap impulse
Jumlah Item
Nomor Item Valid
8
1,2,3,4,5,6,7,8
13
9,10,11,12, 13,14,15,16,17, 18,19,20,21 22,24,25, 26,28 29,30,31,32 33,34,35,36
3.
Kontrol terhadap emosi
7
4.
Kontrol terhadap unjuk kerja Jumlah
8
Nomor Item Gugur -
23,27 -
36
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 36 item yang ada, terdapat dua item yang tidak valid yakni item nomer 23 dan 27. Sehingga sisanya 34 item dinyatakan valid dan digunakan untuk perhitungan lebih lanjut. 1.4 DESKRIPSI PENGUKURAN VARIABEL 1.4.1 Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya Angket dukungan sosial teman sebaya menggambarkan persepsi siswa terhadap dukungan yang diberikan oleh teman sebaya terhadap diri mereka sendiri. Artinya responden diminta untuk menilai ataupun merespon sejauhmana tingkat dukungan sosial yang diberikan rekan sebaya ke mereka. Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel dukungan sosial teman sebaya, digunakan dua kategori yakni, rendah, dan tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur variabel
7
dukungan sosial teman sebaya adalah 20 item valid, maka skor yang mungkin diperoleh adalah: Tabel 4.7 Deskripsi Pengukuran Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya Kategori
Range
N
%
Tinggi
61-80
120
71,4%
Rendah
43-60
48
28,6%
Tabel 4.7 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi bergerak dari 61-80 dan skor rendah bergerak dari 41-60. Hal ini menunjukkan bahwa 71,4% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon menunjukkan dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori tinggi dan 28,6% berada pada kategori rendah. 4.4.2 Variabel Kontrol Diri Angket kontrol diri menggambarkan persepsi siswa terhadap diri mereka sendiri terkait dengan kontrol diri. Artinya responden diminta untuk menilai ataupun merespon sejauh mana tingkat kontrol diri mereka.Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel kontrol diri, digunakan dua kategori yakni, rendah dan tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur variabel kontrol diri adalah 34 item valid, maka skor yang mungkin diperoleh adalah:
8
Tabel 4.8 Deskripsi Pengukuran Variabel Kontrol Diri Kategori
Range
N
%
Tinggi
96-136
113
67,3%
Rendah
54-95
55
32,7%
Tabel 4.8 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi bergerak dari 95-136 dan skor rendah bergerak dari 53-94. Hal ini menunjukkan bahwa 67,3% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon menunjukkan kontrol diri berada pada kategori tinggi dan 32,7% berada pada kategori rendah. 1.5 UJI STATISTIK 1.5.1
Uji Asumsi Klasik
1.5.1.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji one sample kolmogorov smirnov yang terdapat pada tabel berikut:
9
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prestasi N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
168 78.5554 6.24517 .057 .049 -.057 .736 .650
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa nilai p=0.650 (p>0.05). Hal ini berarti bahwa data terdistribusi normal.
1.5.1.2 Uji Homogeneity of Variance untuk Analisis of variance (ANOVA) Uji homogeneity of variance merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA. Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji homogeneity of variance yakni variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai Levene test di atas 5%. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
10
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Prestasi_Belajar F
df1 1.002
df2 7
Sig. 160
.432
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Dukungan_Sosial + Jenis_Kelamin + Dukungan_Sosial * Jenis_Kelamin
Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai p = 0,432. Oleh karena nilai Levene’s test sebesar 0,432 > 0,05, maka data dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama. Dengan demikian asumsi homogeneity of variance terpenuhi untuk melanjutkan ke uji Two Way ANOVA. 1.5.2 UJI HIPOTESIS 1.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat Analisis korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi. Untuk melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi: kekuatan hubungan antar variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Kekuatan hubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sugiyono dalam Priyatno, 2013):
11
Tabel 4.11 Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel Makna Koefisien Korelasi Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Besar Angka 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,340 – 0,599 0,599 – 0,799 0,799 – 1,000
Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa korelasi multivariate. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut: H0
H1
: Tidak ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis korelasi multivariate:
12
Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Multivariate Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Kontrol Diri dengan Prestasi Belajar ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
303.500
2
151.750
Residual
6209.862
165
37.636
Total
6513.362
167
F
Sig. .020a
4.032
a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar
Tabel 4.13 Hasil Uji Regreasi Berganda (R Square)
Model 1
R
R Square .216a
Adjusted R Square
.047
.035
a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa nilai F 4,032; p<0,05 dan R Square (Tabel 4.13) sebesar 0,047 (4,7%). Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Hal ini berarti H1 diterima.
13
4.5.2.2 Analisis Two-Way Anova Analysis of variance merupakan metode untuk menguji hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent disebut two ways anova (Ghozali, 2011). Untuk hipotesis ke empat sampai ke enam menggunakan analisis two ways anova. Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut: H0
H1
: Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:
14
Tabel 4.14 Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:PRESTASI Type III Sum of Squares
Source
Df
Mean Square
F
Sig.
423.492a
7
60.499
1.589
.142
789655.920
1
789655.920
2.075E4
.000
KD
84.860
1
84.860
2.230
.137
JK
276.864
1
276.864
7.274
.008
4.851
1
4.851
.127
.722
47.530
1
47.530
1.249
.265
KD * DSTS
.765
1
.765
.020
.887
JK * DSTS
4.047
1
4.047
.106
.745
KD * JK * DSTS
5.852
1
5.852
.154
.695
Error
6089.870
160
38.062
Total
1043233.548
168
6513.362
167
Corrected Model Intercept
DSTS KD * JK
Corrected Total
a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa hasil interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,106; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi antara ketiga variabel dapat dilihat pada gambar berikut ini:
15
Gambar 4.1 Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa
Dari Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi dukungan sosial dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan rendah jika dukungan sosial teman sebayanya rendah. Sebaliknya siswa laki-laki dan perempuan akan memiliki prestasi belajar yang tinggi bila dukungan sosial teman sebaya yang diberikan tinggi. Dengan demikian H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.
16
Hipotesis 3 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut: H0
H1
: Tidak ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova: Tabel 4.15 Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Kontrol Diri dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:PRESTASI Source
Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
423.492a
7
60.499
1.589
.142
789655.920
1
789655.920
2.075E4
.000
KD
84.860
1
84.860
2.230
.137
JK
276.864
1
276.864
7.274
.008
4.851
1
4.851
.127
.722
47.530
1
47.530
1.249
.265
KD * DSTS
.765
1
.765
.020
.887
JK * DSTS
4.047
1
4.047
.106
.745
.154
.695
Corrected Model Intercept
DSTS KD * JK
KD * JK * DSTS
5.852
1
5.852
Error
6089.870
160
38.062
Total
1043233.548
168
6513.362
167
Corrected Total
a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)
17
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 1,249; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi ketiga variabel dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 4.2 Pola Interaksi Kontrol Diri dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa
Dari Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan rendah jika kontrol diri rendah. Sebaliknya siswa laki-laki dan perempuan
18
akanmemiliki prestasi belajar yang tinggi bila kontrol diri tinggi. Dengan demikian H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut: H0
H1
: Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:
19
Tabel 4.16 Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:PRESTASI Type III Sum of Squares
Source
Df
Mean Square
F
Sig.
423.492a
7
60.499
1.589
.142
789655.920
1
789655.920
2.075E4
.000
KD
84.860
1
84.860
2.230
.137
JK
276.864
1
276.864
7.274
.008
4.851
1
4.851
.127
.722
47.530
1
47.530
1.249
.265
KD * DSTS
.765
1
.765
.020
.887
JK * DSTS
4.047
1
4.047
.106
.745
KD * JK * DSTS
5.852
1
5.852
.154
.695
Error
6089.870
160
38.062
Total
1043233.548
168
6513.362
167
Corrected Model Intercept
DSTS KD * JK
Corrected Total
a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa hasil interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi variabel dapat dilihat pada gambar berikut ini:
20
Gambar 4.3 Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa Gambar A
Gambar B
Dari Gambar 4.3 di atas, dilihat bahwa terdapat interaksi antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri pada siswa yang berjenis kelamin laki-laki (Gambar 1), walaupun hubungan interaksi tersebut cukup kecil ditandai dengan perpotongan dua garis dengan
21
jarak yang sangat kecil. Sedangkan pada Gambar 2 terlihat jelas bahwa tidak terdapat hubungan interaksi antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri pada siswa dengan jenis kelamin perempuan, yang ditandai dengan tidak adanya perpotongan kedua garis tersebut. 4.5.2.3 Analisa Independen Sampel t-test Hipotesis 5 :Adakah perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon? Pengujian hipotesis yang ke enam dilakukan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Untuk melakukan pengujian ini, dibuat dua hipotesis yakni hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut: H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. H1 : Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Dengan dilakukannya uji t, yang hasilnya disajikan sebagai berikut: Tabel 4.17 Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin (One-Sample Statistics) One-Sample Statistics N Prestasi
Mean 168
78.5554
Std. Deviation 6.24517
Std. Error Mean .48183
22
Tabel 4.18 Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin (Group Statistics) Group Statistics Jenis_Kelamin Prestasi_ Laki-laki Belajar Perempuan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
84
77.2445
6.42118
.70061
84
79.8663
5.81071
.63400
Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki rata-rata prestasi belajar lebih tinggi daripada laki-laki, dimana perempuan memiliki rata-rata sebesar 79,8663 sedangkan laki-laki sebesar 77,2445. Adanya perbedaan prestasi belajar antara siswa lakilaki dan perempuan lebih terlihat jelas pada tabel berikut ini: Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Prestasi Belajar Ditinjau dari Jenis Kelamin
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig. Prestasi_Belajar
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.917
.168
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
-2.775
166
.006
-2.775
164.370
.006
23
Dari Tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji t =-2,775 p < 0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka dapat dikatakan bahwa rata-rata populasi prestasi belajar pada siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Dengan demikian H1 diterima. 1.6 PEMBAHASAN Dalam tulisan ini, pembahasan disusun sesuai urutan hipotesis. Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Adanya hubungan terlihat dari nilai F = 4,032; p < 0,05. Adanya hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar siswa diperkirakan pertama, bagi seorang yang memasuki usia remaja, menganggap bahwa mereka telah mendapat dukungan sosial dan hal tersebut dapat menjadikan kontrol dirinya lebih stabil sehingga prestasi belajar siswa menjadi tinggi. Selain itu, kedua, adanya hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar disebabkan karena siswa ketika berada di lingkungan sekolah merasa nyaman dengan adanya dukungan yang diberikan oleh teman. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan informasi, emosi, dan dukungan instrumental. Dukungan yang diberikan oleh siswa ini
24
menjadikan siswa merasa nyaman ketika berada di sekolah. Kenyamanan ini memunculkan adanya pengontrolan dari dalam diri yang
pada
akhirnya
memberikan
pengaruh
positif
terhadap
meningkatnya prestasi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schneiders (dalam Maslihah, 2011) dan Hurlock (2001) bahwa dengan adanya
dukungan sosial, siswa saling
memberikan dukungan terhadap satu dengan yang lainnya berupa nasehat, motivasi, atau saling memberikan masukan sehubungan dengan pelajaran di sekolah. Dukungan yang diberikan ini, pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap peningkatan prestasi belajar. Lebih lanjut, dukungan sosial akan memberikan kontribusi yang positif jika diimbangi dengan kontrol diri yang tinggi dalam hal prestasi belajar. Muammar (2011) menyatakan bahwa ketika kekuatan dari dalam diri berupa kontrol diri ditingkatkan maka akan mengimbangi setiap kekuatan-kekuatan yang berasal dari faktor eksternal untuk memberikan sumbangan efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,355; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman
25
sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan meganggap bahwa dukungan sosial teman sebaya yang mereka terima merupakan satu hal yang wajar untuk diterima karena merupakan bagian dari kehidupan sosial yang juga diikuti dengan hubungan mereka dengan teman-teman secara baik. Karena dianggap merupakan satu hal yang wajar diterima oleh semua individu sebagai makluk sosial, maka dukungan sosial tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rensi & Sugiarti (2010) yang menyatakan bahwa setiap manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya membutuhkan dukungan sosial baik dari orangtua, guru, maupun lingkungan sebaya. Dukungan sosial ini jika diberikan secara terus menerus maka akanmenjadi sesuatu hal yang biasa atau wajar-wajar saja sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa. Kedua, pada tahun 2010 di SMA Kristen YPKPM Ambon didirikan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja. Berdirinya PIK merupakan bagian dari kerjasama SMA Kristen YPKPM Ambon dengan BKKBN Kota Ambon dengan salah satu tujuan utama yakni adanya konseling sebaya di kalangan siswa. Dengan adanya konseling sebaya, siswa dapat saling mengenal dan memberikan dukungan terutama dalam masalah kesehatan reproduksi. Dengan hadirnya PIK Remaja di SMA Kristen YPKPM Ambon memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan dukungan sosial teman sebaya. Hal ini
26
menjadikan dukungan sosial teman sebaya meningkat. Dengan meningkatkan prosentase dukungan sosial teman sebaya, maka hal ini menjadi sebuah hal yang wajar dalam pandangan siswa.Karena merupakan hal yang wajar, maka dukungan sosial teman sebaya tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Kemungkinan ada faktor-faktor lain selain teman sebaya yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuligni (1997), yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial teman sebaya pada prestasi belajar keluarga immigrant dari negara-negara Asia. Fuligni (1997) menemukan bahwa dukungan sosial teman sebaya tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Selain itu penelitian yang lain juga dilakukan oleh Cauce (1992) menyatakan bahwa dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang negatif dengan kompetensi di sekolah, yang dalam hal ini adalah kompetensi untuk berprestasi. Hal senada juga diteliti oleh Maassen & Landsheer (2000), menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif
antara
dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar Matematika.
27
Hipotesis 3 :Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 9,15; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan menganggap bawah kontrol diri merupakan satu hal yang wajar ketika dimiliki oleh seorang siswa dalam menjalani proses pendidikan. Dengan adanya anggapan bahwa kontrol diri merupakan satu hal yang wajar jika dimiliki oleh setiap siswa, maka hal inilah yang kemungkinan menyebabkan tidak adanya pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu perlu adanya kontrol dalam dirinya sehingga mampu mengontrol setiap aktivitas, termasuk belajar (Tangney dkk, 2004). Pandangan di atas jelas terlihat dalam pendapat yang dikemukakan oleh Zhu, dkk (2011), dimana setiap siswa hendaklah memiliki kontrol diri yang tinggi, yang dapat mengontrol proses belajar. Tetapi ada kecenderungan bahwa individu yang sudah memiliki kontrol diri yang tinggi, akan merasa wajar-wajar saja sehingga dalam belajar, bukan lagi kontrol diri yang menjadi salah satu faktor pengaruh tetapi ada kemungkinan faktor-faktor yang lain.
Kedua, di SMA
28
YPKPM Ambon telah diadakan berbagai jenis kegiatan kerohanian seperti ibadah buka dan tutup usbu, ibadah buka dan tutup hari, serta salah satu ibadah yang dikenal dengan nama ibadah pergumulan tiap bulan sekali. Dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan ini, sangat diharapkan agar dapat membentuk kognitif, afektif, konatif, serta psikomotorik siswa ke arah yang positif. Hal utama yang diharapkan melalui kegiatan ini yakni terbentuknya kontrol diri (self control) siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perilaku siswa di sekolah. Dengan adanya kontrol diri yang tinggi, kemungkinan siswa akan beranggapan sebagai suatu hal yang wajar sehingga kontrol diri tidak memberikan kontribusi terhadap naik turunnya prestasi belajar siswa. Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Tidak adanya hubungan interaksi ini disebabkan oleh pertama, siswa menganggap bahwa teman-teman yang mereka miliki saat ini telah mereka kenal semenjak mereka berada di SMA dan diikuti dengan pemahaman bahwa setiap siswa haruslah memiliki kontrol di dalam diri mereka,
29
sehingga hal ini tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kedua, dukungan yang diberikan oleh teman sebaya telah dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan diikuti dengan penanaman nilai-nilai moral yang baik guna peningkatan kontrol diri, sehingga kedua hal ini tidak lagi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis 5 :Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa hasil uji t = -2,775; p < 0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka dapat dikatakan bahwa varians populasi prestasi belajar pada siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lauzon (2001), Dronen,
dkk (2006), Arslan, Canl, dan Sabo (2012) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, dan siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dari siswa laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang menjadi pengamatan penulis selama ini di SMA Kristen YPKPM Ambon, pertama, siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki. Siswa perempuan terlihat lebih serius dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sedangkan siswa laki-laki lebih sering bolos (tidak masuk kelas) karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kedua, hal yang menarik
30
untuk dilihat adalah keaktifan siswa ketika pelajaran sedang berlangsung. Dalam hal ini, siswa perempuan lebih aktif dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
sehubungan
dengan
materi
pelajaran yang diberikan dibandingkan siswa laki-laki. Hal inilah yang kemudian
dapat
menjadi
acuan
bagi
pihak
sekolah
sebagai
penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar secara khusus siswa laki-laki. Hal senada dinyatakan oleh Bassey, Joshua, & Alice (2008) yang menyatakan bahwa wanita cenderung lebih berprestasi daripada laki-laki dalam nilai mata pelajaran. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa terdapat konsistensi yang lebih tinggi antara umur dan tingkat pendidikan bagi wanita dibanding dengan laki-laki. Secara implisit dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah daripada lakilaki. Penelitian senada dilakukan oleh Ngadiran, dkk., (1981 dalam Nuryoto, 1998) yang meneliti perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa dan mahasiswi di FPIPS-IKIP Yogyakarta menunjukkan bahwa perolehan nilai rata-rata mahasiswa lebih rendah secara signifikan dibanding mahasiswi. Di pihak lain Brotokiswojo (1983, dalam Nuryoto, 1998) melakukan penelitian dengan menunjukkan hasil bahwa
prestasi
akademik
mahasiswa
lebih
rendah
dibanding
mahasiswi. Namun penelitian Naderi, Abdullah, Aizan, Sharir, dan Kumar (2009) serta Fraine, Damme, dan Onghena (2007) menunjukkan tidak adanya korelasi antara jenis kelamin dan prestasi akademik.
31