perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi / Objek Penelitian 1. SMP Negeri 5 Surakarta a. Letak Sekolah SMP Negeri 5 Surakarta beralamat di Jalan Diponegoro 45, Surakarta, kode pos 57131. Lokasi SMP Negeri 5 Surakarta terletak di wilayah Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Madya Surakarta.
Gambar 4.1. Gerbang depan SMP Negeri 5, Surakarta (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Gedung SMP Negeri 5 Surakarta menghadap ke Timur dengan batas sebagai berikut : 1) Sebelah Selatan
: Jalan Notoningratan
2) Sebelah Barat
: SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 10 Surakarta
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
3) Sebelah Utara
: Gedung MTA dan Pasar Elektronik(Pasar Pon)
4) Sebelah Timur
: Jalan Diponegoro
Gambar 4.2. Peta Lokasi SMP N 5 Surakarta (Gambar: Krissiwi Arum Hening, 2013) SMP Negeri 5 Surakarta terletak di pusat kota Surakarta, dengan akses menuju jalan utama kota yaitu Jalan Slamet Riyadi yang dapat ditempuh kurang lebih 3 menit dengan berjalan kaki. Lingkungan depan SMP N 5 terdapat pusat perbelanjaan barang-barang antik, kuliner Oemah Sinten dan Tiga Tjeret serta Keraton Mangkunegaran. Mudahnya akses untuk sampai ke SMP N 5 Surakarta didukung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
dengan banyaknya angkutan umum berupa mobil angkutan kota, dan becak, yang selalu ada di depan SMP N 5 Surakarta. Tepat di depan gerbang SMP N 5 Surakarta yang disebut daerah Ngarsopuro terdapat trotoar untuk pejalan kaki dan tempat duduk yang tertata rapi di bawah lampu-lampu taman. Biasanya kawasan Ngarsopuro akan ramai didatangi masyarakat Solo dan sekitarnya untuk menikmati keindahan suasana malam. Pada hari Sabtu dan Minggu, wilayah Ngarsopuro berubah menjadi night market atau pasar malam yang berisi pedagang berbagai macam barang dan makanan. Hal ini menjadikan wilayah Ngarsopuro menjadi terkenal dan sering di datangi oleh turis mancanegara maupun domestik.
Gambar 4.3. Lingkungan depan SMP N 5 Surakarta (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Siswa SMP N 5 Surakarta sebagian besar berdomisili di tengah kota, seperti daerah Keprabon, Pasar Kliwon, Dawung, Manahan, dan Nusukan. Mayoritas siswa mengunakan alat transportasi berupa sepeda, angkutan kota, becak, dan bis, ada juga siswa di antar jemput oleh orang tua karena letak sekolah berada di tengah kota dan mudah di jangkau.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Gambar dibawah ini merupakan kondisi di depan gerbang SMP N 5 Surakarta saat jam pulang sekolah. Para orang tua murid biasanya menjemput anak-anaknya di depan gerbang sekolah.
Gambar 4.4. Orang tua siswa menjemput siswa-siswi SMP N 5 Surakarta saat jam pulang sekolah (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Kondisi lingkungan depan SMP N 5 Surakarta saat jam pulang sekolah sangat padat, di depan sekolah selalu dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai macam makanan, orang tua murid yang akan menjemput putra-putrinya serta angkutan umum yang berlalu lalang. Saat jam pulang sekolah semua siswa akan berada di luar gerbang sekolah, sambil menunggu jemputan atau angkutan mereka membeli makanan yang di jajakan oleh para pedagang kaki lima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Gambar 4.5. Kondisi depan SMP N 5 Surakarta dipenuhi pedagang kaki lima saat jam pulang sekolah (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Bagi siswa yang menggunakan bis umum sebagai alat transportasi, maka mereka harus berjalan kurang lebih 500 meter menuju jalan utama Slamet Riyadi, dikarenakan adanya peraturan lalu lintas satu arah dan larangan bagi bus dan truk serta kendaraan berat lain untuk melintasi jalan ini.
Gambar 4.6. Angkutan umum yang menjadi salah satu alat transportasi siswa SMP N 5 Surakarta ( Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
b. Denah Gedung SMP N 5 Surakarta Berikut ini adalah denah dari lokasi di SMP N 5 Surakarta yang meliputi letak kelas dan ruangan-ruangan lain. SMP N 5 Surakarta memiliki bangungan yang luas, dan terdapat dua lantai. Lantai pertama terdapat ruang-ruang kelas, Tata Usaha (TU), ruang Bimbingan Konseling (BK), ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Unit Kesehatan Sekolah (UKS), koperasi siswa, kantin, lapangan olahraga, kamar mandi siswa dan guru, ruang musik, ruang perpustakaan, dan ruang agama Katolik. Gedung SMP N 5 Surakarta dibagi menjadi dua lantai, karena letaknya yang berada di tengah kota dan tidak dapat melakukan pelebaran, maka alternatif yang digunakan adalah melakukan perluasan sekolah dengan menambah ruangan di atas.
Gambar 4.7. Denah Gedung Lantai 1 SMP N 5 Surakarta (Gambar: Arsip sekolah) Di lantai dua dari rangkaian gedung SMP N 5 Surakarta selain terdapat kelas, juga terdapat ruang komputer, ruang agama Kristen, laboratorium biologi dan kamar mandi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Gambar 4.8. Denah Gedung Lantai 2 SMP N 5 Surakarta (Gambar: Arsip Sekolah) c. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa 1) Keadaan Sekolah pada Umumnya SMP Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu SMP Negeri yang memiliki jumlah peserta didik yang besar, hal ini seiring dengan banyaknya ruang kelas yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan. Ruang kelas di SMP Negeri 5 Surakarta berjumlah 24 ruang kelas dengan pembagian sebagai berikut : (a) Kelas VII
: Terdapat 8 ruangan yang meliputi ruang kelas VII A, VII B, VII
C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H, dimana seluruhnya dalam kondisi baik dan layak guna. (b) Kelas VIII
: Terdapat 8 ruangan yang meliputi ruang kelas VIII A, VIII B,
VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H, dimana seluruhnya dalam kondisi baik dan layak guna. (c) Kelas IX
: Terdapat 8 ruangan yang meliputi ruang kelas IX A, IX B, IX C,
IX D, IX E, IX F, IX G, IX H, dimana seluruhnya dalam kondisi baik dan layak guna. Selain ruang-ruang kelas tersebut, SMP Negeri 5 Surakarta juga memiliki beberapa ruang yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, meliputi : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
(a) 2 ruang kelas Agama, yaitu ruang kelas agama Katholik, dan ruang kelas agama Kristen, (b) 4 ruang laboratorium, yaitu laboratorium IPA, 2 ruang laboratorium Bahasa, laboratorium komputer/TIK, (c) Sebuah ruangan yang digunakan untuk ruang kesenian daerah yang telah dilengkapi dengan seperangkat gamelan di dalamnya. Selain itu, ruangan ini juga dimanfaatkan untuk pelajaran seni tari. (d) Lapangan olahraga yang sangat luas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan upacara bendera dan olahraga. 2) Lingkungan Belajar Lain yang Mendukung Lingkungan belajar yang mendukung selain yang tersebut di atas adalah sarana dan prasarana sumber belajar, antara lain: (a) Perpustakaan: 100 eksemplar buku materi Seni Budaya, 3 buku kerajinan tangan dan kesenian, dan 1 buku batik (b) Koperasi Sekolah: Menjual alat tulis, alat lukis, buku gambar, buku tulis, dan kebutuhan siswa lainnya (c) Kantin sekolah (d) Masjid (e) UKS (f) R. OSIS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
2. SMP Negeri 2 Simo, Boyolali a. Letak Sekolah SMP N 2 Simo Boyolali terletak di Kabupaten Boyolali, Kecamatan Simo, dan berada pada Jalan Pendidikan No.1, Kedunglengkong, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, Kode Pos 57377
Gambar 4.9. Gerbang depan SMP Negeri 2 Simo Boyolali (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Gedung SMP N 2 Simo menghadap ke selatan, dengan batasan sebagai berikut: 1) Sebelah Utara
: Area persawahan
2) Sebelah Selatan
: Jalan raya Simo-Andong, balai desa, persawahan
3) Sebelah Barat
: Jalan raya menuju Klego
4) Sebelah Timur
: Area persawahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Gambar 4.10. Peta lokasi SMP Negeri 2 Simo, Boyolali (Gambar: Krissiwi Arum Hening, 2013) Kecamatan Simo merupakan daerah dataran bergelombang dan berbukit. Jalan utama yang menghubungkan kecamatan Simo dengan kecamatan-kecamatan lain seperti Andong, Nogosari, Sambi dan Klego sudah baik dan di aspal. Namun karena berada di wilayah perbukitan, kerap dijumpai jalanan yang naik-turun serta bergelombang. Lingkungan di sekitar kecamatan Simo pun berbeda dengan lingkungan yang ada di kota, seperti kota Surakarta. Dari segi pusat perbelanjaan, kuliner dan transportasi masih sederhana. Di kecamatan Simo kerap di jumpai bis dan angkutan yang berupa mini bus. Kecamatan Simo merupakan kecamatan yang sedang berkembang, dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian buruh tani dan buruh pabrik, bisa dikatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
masyarakat Simo merupakan masyarakat kelas menengah. Masih dijumpai rumahrumah semi permanen, dengan halaman luas, serta adanya hewan-hewan ternak yang di pelihara. Jalan utama sebagai akses utama di Simo termasuk baik, dengan jalan yang luas dan sudah di aspal, hal ini membantu akses interaksi masyarakat di daerah Simo dengan daerah-daerah sekitarnya. Komunikasi seperti handphone, dan internet sudah bukan barang yang asing bagi masyarakat Simo, karena sudah terdapat banyak warnet (Warung Internet). Pusat keramaian di kecamatan Simo berada di dekat pasar Simo, di sekitar Tugu Macan yang menjadi icon bagi kecamatan Simo sebagai Kota Pendidikan Kecamatan pada tahun 1977. Di sekitar tugu ini dibangun sarana infrastruktur bagi masyarakat seperti pusat perbelanjaan berupa toko, dealer motor, dan lain sebagainya. Pendidikan di kecamatan Simo juga bukan merupakan hal yang sulit. Karena di kecamatan Simo juga terdapat beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menangah Atas (SMA) serta sekolah-sekolah swasta banyak di jumpai di kecamtan Simo. Sehingga masyarakat Simo bisa dikatakan sebagai masyarakat yang sadar akan pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Kondisi lingkungan sekitar SMP N 2 Simo berupa persawahan dan lahan luas yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk menanam kacang tanah, singkong, dan tanaman perkebunan lain. Tepat di depan SMP N 2 Simo terdapat balai desa dan perkebunan jagung serta beberapa rumah warga. Jalan utama di depan SMP N 2 Simo sudah di aspal, namun terlihat sangat lenggang, hanya ada satu atau dua motor yang melintas.
Gambar 4.11 Lingkungan depan SMP N 2 Simo, Boyolali (Dokumentasi: Krissiwi 2013) Sebagian besar siswa di SMP N 2 Simo, berdomisili di kecamatan sekitar Simo, seperti kecamatan Klego, Nogosari, Andong, Sambi dan Karanggede. Jarak antar kecamatan di Boyolai relatif jauh, namun transportasi yang ada di sekitar Simo sudah cukup memadai. Siswa di SMP N 2 Simo hampir tidak ada yang diantar jemput oleh orang tuanya, berbeda dengan siswa SMP N 5 Surakarta. Hal ini dibuktikan ketika jam pulang sekolah berakhir, siswa kebanyakan berjalan kaki, bersepeda dan naik mini bus yang sudah ada di depan sekolah saat jam pulang sekolah tiba. Keadaan sebelum pulang sekolah di jalan raya depan SMP N 2 Simo sangat sepi dan lenggang. Hanya ada beberapa motor dan mobil bak terbuka yang mengangkut hasil perkebunan, berbeda dengan keadaan di jalan raya depan SMP N 5 Surakarta yang sering dilalui oleh motor dan mobil pribadi yang menyebabkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
kemacetan pada jam pulang sekolah. Kemacetan ini dikarenakan adanya bus dan beberapa mobil angkutan umum dan mini bus yang datang untuk menjemput siswa, serta beberapa pedagang yang berjualan di depan SMP N 2 Simo yang masih berada di luar sekolah.
Gambar 4.12 Suasana jam pulang sekolah di SMP N 2 Simo (Dokmentasi: Ichwanudin, 2013) Biasanya pada jam 11.00 WIB saat istirahat ke dua, pedagang kaki lima yang menjajakan makanan sudah berada di luar gerbang SMP N 2 Simo, saat bel istirahat, siswa akan berhamburan keluar sekolah untuk membeli makanan, kemudian saat pulang sekolah, beberapa pedagang masih tetap di tempatnya semula, namun beberapa yang lain berpindah ke tempat dimana siswa biasa menunggu bus jurusan Klego, bagi siswa yang bertempat tinggal menuju daerah sekitar Klego.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Gambar 4.13 Pedagang kaki lima yang berjualan di depan gerbang sekolah saat jam pulang sekolah (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013 Siswa yang bertempat tinggal menuju ke arah timur, yaitu Nogosari, Andong, maka mereka naik bis yang berhenti di depan sekolah.
Gambar 4.14 Siswa yang menaiki mini bus jurusan Nogosari menaiki bus di depan gerbang sekolah (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013) Di Simo, jangka waktu 30 menit setelah pulang sekolah suasana sudah sangat sepi dan tidak ada aktivitas siswa, kebanyakan dari siswa sudah naik mini bus, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
berjalan kaki menuju rumah masing-masing dan sudah menuju ke tempat mereka biasa naik mobil angkutan umum. Selama pengamatan berlangsung, hanya ada dua mini bus serta dua angkutan umum yang berhenti di depan sekolah untuk menjemput siswa. Karena keterbatasan ini, maka siswa sampai berdesak-desakan, bahkan rela naik di atas atap bis.
Gambar 4.15. Mobil angkutan umum yang menunggu siswa di depan SMP N 2 Simo saat jam pulang sekolah (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
b. Denah Gedung SMP N 2 Simo Gedung SMP N 2 Simo terdiri dari satu lantai, namun memiliki luas tanah yang lebar. Hal ini dapat dilihat dari adanya lapangan olah raga yang berada di sebelah timur bangunan. Kondisi dari lapangan sekolah sangat sejuk dengan ditumbuhi pepohonan di sekitarnya, dan terdapat lahan perkebunan yang luas di sekitar lapangan serta sekolah. Bisa dikatakan, SMP N 2 Simo di bangun di wilayah perkebunan dan persawahan yang luas. Rumah-rumah warga di sekitar SMP N 2 Simo juga jauh. Masih banyak lahan hijau dan udara yang segar di sekitar SMP N 2 Simo. SMP Negeri 2 Simo memiliki 18 kelas yang meliputi kelas VII, VIII dan IX. Masing-masing kelas diurutkan dari kelas terbesar berada di bagian depan, dan yang kelas terkecil berada di bagian belakang. Selain ruang-ruang kelas yang ada, juga terdapat ruangan lain seperti uang TU, ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, laboratorium, UKS, Ruang OSIS, kopersi sekolah, kantin, kamar mandi, dan ruang BK. Semuanya berada dalam satu lingkup gedung yang hanya satu lantai.
Gambar 4.16. Denah SMP Negeri 2 Simo, Boyolali (Sumber: Arsip sekolah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
c. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa 1) Keadaan Sekolah Pada Umumnya SMP N 2 Simo Boyolali, merupakan salah satu SMP Negeri yang menjadi tujuan bagi calon peserta didik di kecamatan-kecamatan sekitar Simo, yaitu Nogosari, Andong, Karanggede,Klego dan Sambi. Fasilitas sekolah yang cukup baik, diantaranya terdapat 18 kelas, pembagiannya antara lain : (a) Kelas VII
: Terdapat 6 kelas, yaitu kelas VII A,VII B, VII C, VII D, VII E,
VII F (b) Kelas VIII
: Terdapat 6 kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D. VIII
E, VIII F (c) Kelas IX
: Terdapat 6 kelas, yaitu kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX F
Selain ruang-ruang kelas diatas, SMP N 2 Simo juga memiliki beberapa ruang lainnya yang berguna untuk kegiatan pembelajaran yaitu: (a) Ruang Komputer (b) Laboratorium (c) R. Keterampilan (d) Lab. Bahasa (e) Lapangan Olah Raga 2) Lingkungan Belajar Lain yang Mendukung (a) Perpustakaan (b) Kantin (c) UKS (d) R. OSIS (e) Mushola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
B. Deskripsi Temuan Penelitian 1. Kondisi dan Proses Pembelajaran di Kelas yang Menjadi Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua SMP Negeri yang berada di kota dan di desa. SMP Negeri yang berada di kota dipilih SMP N 5 Surakarta, sedangkan yang menjadi objek penelitian di SMP Negeri yang berada di desa dipilih SMP N 2 Simo Boyolali. Dari masing-masing sekolah ini, diambil 2 kelas secara acak. Diambil sample secara random dikarenakan objek dari dua sekolah yang di teliti homogen yaitu kelas IX, maka diambil 2 kelas pada masing-masing sekolah agar berimbang. Di SMP N 5 Surakarta, yang terdiri dari delapan kelas pada kelas IX, diambil sampel secara acak atau random sebanyak dua kelas, yaitu kelas IX C, dan IX G. SMP N 2 Simo Boyolali, juga diambil dua kelas secara acak pada kelas IX yaitu kelas IX A dan IX F. Berikut akan di jelaskan mengenai kondisi dan proses pembelajaran dari masing-masing kelas yang menjadi sampel objek penelitian. a. Kondisi Kelas di SMP N 5 Surakarta 1) Kelas IX C Kelas IX C terdiri dari 24 siswa, yaitu 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Mayoritas dari siswa berdomisili di kecamatan Banjarsari dan Pasar Kliwon kota Surakarta. Kelas ini merupakan kelas yang berada pada bangunan baru pada SMP N 5 Surakarta. Dengan luas kelas sekitar 5x6 meter terdapat satu pintu, dan tiga jendela yang berada di belakang, serta satu jendela berada di depan kelas. Kelas ini terlihat sedikit sempit di banding berada di depan dengan ruang kelas IX lainnya. Menurut penuturan Bapak Supono selaku guru Seni Budaya di SMP N 5 Surakarta, sekarang semua kelas di sama ratakan SDM-nya (Sumber Daya Manusia), tidak ada lagi kelas unggulan ataupun kelas yang harus mendapatkan perhatian khusus. Beberapa waktu yang lalu, SMP N 5 Surakarta menerapkan kelas unggulan yaitu kelas A, dan kelas yang butuh perhatian khusus yaitu kelas C, dan sekarang di sama ratakan semuanya. Namun di samping itu, tetap terlihat perbedaan sikap dan perhatian siswa di kelas C di banding kelas lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Kelas IX C dipenuhi siswa yang cenderung lebih aktif, dan memiliki rata-rata nilai psikomotor dan afektif yang kurang dibanding dengan kelas IX G yang SDM nya merupakan siswa-siswi peraih juara paralel sekolah. Suasana praktek gambar ekspresi yang dilakukan di kelas IX C saat pelajaran seni budaya seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.17. Suasana Kelas IX C saat praktek gambar ekspresi (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Letak ruang kelas IX C berdekatan dengan IX B dan IX D. Kelas IX B berada di sebelah kiri, sedangkan kelas IX D berada di sebelah kanan. Bangunan dari kelas IX C merupakan bangunan baru, sehingga model kelas dan konstruksinya pun mengikuti perkembangan jaman sekarang. Sekolah membangun gedung-gedung baru sesuai perkembangan animo masyarakat yang ingin bersekolah di SMP N 5 Surakarta. Namun bangunan baru yang dibangun oleh sekolah cenderung lebih sempit dan memiliki bentuk kelas yang sedikit pengap karena kurangnya sumber cahaya dari luar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Kelas-kelas yang ada di SMP N 5 Surakarta hampir seluruhnya memiliki fasilitas berupa LCD (Liquid Crystal Display) proyektor, kipas angina yang di tempatkan di langit-langit, sound aktif untuk pengumuman dan papan tulis white board.
Gambar 4.18 Fasilitas yang ada di kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Terdapat lapangan olahraga tepat di depan kelas IX C, yang terdapat pepohonan di sekitarnya, serta selalu ramai dengan siswa yang sedang berpraktek olahraga setiap hari. Suasana gaduh sangat terasa apabila siswa yang melaksanakan olahraga berkumpul di teras depan sepanjang kelas IX A sampai IX D. Maka dari itu, desain kelas dibuat tertutup agar suara dari luar tidak terdengar mengganggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Gambar 4.19 Kondisi depan kelas IX C berupa lapangan olahraga (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) 2) Kelas IX G Kelas IX G terdiri dari 30 siswa, yaitu 6 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Kelas IX G kondisinya lebih kondusif dibandingkan dengan kelas IX C. Selain karena lebih banyak siswa perempuan dibanding dengan laki-laki, kelas IX G juga mayoritas inputnya adalah siswa yang menjadi juara paralel sekolah. Lokasi kelas IX G menempati bangunan lama dari SMP N 5 Surakarta. Saat dilakukan praktek gambar ekspresi, siswa kelas IX G yang mengerjakan karya media kanvas, mengerjakan bersama-sama sesuai kelompoknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Gambar 4.20 Siswa kelas IX G saat praktek gambar ekspresi (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Sama dengan kelas-kelas yang lain, kelas IX G memiliki fasilitas seperti adanya LCD, papan tulis white board, meja, kursi, sound aktif, kipas angin, almari, dan alat-alat kebersihan. Di banding dengan kelas IX C, kelas IX G memiliki kelas yang lebih luas, karena menempati bangunan lama dengan konstruksi gaya belanda yaitu dengan atap tinggi, dan jendela serta pintu yang tinggi dan besar. Kelas IX G berbatasan dengan parkiran sepeda siswa, dan letaknya jauh dari jalan raya sehingga kondisi kelas kondusif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Fasilitas berupa LCD menjadi media guru untuk menjelaskan proses menggambar ekspresi
Gambar 4.21 Fasilitas yang ada di kelas IX G (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Kondisi depan kelas IX G juga sangat tenang, hal ini karena letaknya yang jauh dari keramaian lapangan olah raga, tidak seperti kelas IX C. Kelas IX G juga lebih nyaman karena adanya taman dan kolam ikan yang dibangun tepat di depan kelas, sehingga ada ruang hijau terbuka yang memberikan rasa teduh dan sejuk apabila melihat kondisi luar kelas. Kelas IX G menempati gedung lama yang ada sejak tahun 1950, maka bentuk bangunan pun sangat kuno, dengan pintu besar dan jendela-jendela besar yang mengelilingi kelas, sehingga siswa dapat dengan leluasa menghirup udara segar dari luar. Menurut penuturan dari Bapak Supono, kelas IX G mayoritas siswanya pandai dalam bidang akademis, mereka juga memiliki perhatian yang baik pada setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Kondisi depan kelas IX G yang asri, terdapat taman dan kolam yang tertata rapi dan indah.
Gambar 4.22 Kondisi depan kelas IX G yang berupa taman dan kolam (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) b. Kondisi Kelas di SMP N 2 Simo, Boyolali 1) Kelas IX A Kelas IX A terdiri dari 36 siswa, yaitu 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas IX A terletak di sebelah utara bangunan sekolah. Kelas IX A berbatasan dengan ruang kelas IX B dan ruang guru. Kondisi kelas di IX A tidak terdapat LCD atau OHP di setiap kelas seperti yang ada di SMP N 5 Surakarta. Apabila akan menggunakan LCD, mereka harus bergantian karena terbatasnya fasilitas Menurut penuturan dari Bapak Krisnadi selaku guru seni budaya, kelas IX A memiliki siswa-siswi yang kreatif, karena selama ini di SMP N 2 Simo selalu rutin melakukan pameran di sekolah setiap satu atau tiga tahun sekali, dan siswasiswi sering diajak untuk mengikuti kompetisi dalam bidang seni rupa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Tepat di sebelah timur dari kelas IX A terdapat lapangan olahraga yang sangat luas yang berbatasan dengan perkebunan jagung. Kelas IX A memiliki kelas yang luas ,sekitar 10x15 meter, dengan 1 pintu utama dan 4 jendela kaca.
Gambar 4.23 Lapangan olahraga luas yang ada di samping kelas IX A (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013) Fasilitas yang ada di kelas IX A berupa papan tulis white dan black board, penghapus, kapur tulis, spidol, serta penggaris kayu. Tidak terdapat LCD atau OHP (Over Head Projector) yang bisa digunakan untuk media pembelajaran. Biasanya untuk menerangkan materi, guru menggunakan demonstrasi, apabila membutuhkan LCD, maka harus bergantian dengan guru lain yang akan memakai. Dengan keterbatasan ini, tidak menyurutkan semangat siswa untuk belajar dan mencari tahu. Mayoritas dari siswa sudah mengenal internet sebagai media untuk mendapatkan akses informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran mereka di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Kelas yang cukup luas, serta fasilitas meja dan kursi siswa yang sudah memenuhi standar ada di setiap kelas di SMP N 5 Surakarta
Gambar 4.24 Siswa mulai membuat sketsa saat pembelajaran gambar ekspresi (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013) 2) Kelas IX F Kelas IX F terdiri dari 31 siswa, yaitu 13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Sama seperti kelas-kelas yang lain yang berada di SMP N 2 Simo, Boyolali, kelas IX F memiliki fasilitas berupa papan tulis white dan black board, meja dan kursi untuk siswa dan guru, dan beberapa peralatan seperti penggaris, kapur tulis dan spidol. Tidak terdapat LCD ataupun OHP di dalam kelas. Kondisi kelas IX F cukup luas, dengan luas sekitar 10x7meter persegi dengan 1 pintu utama dan 2 jendela kaca. Sebelah selatan kelas berbatasan dengan ruang kelas VIII A. Ruang kelas berbatasan langsung dengan kelas IX E, dan terdapat dinding kayu penyekat di sebelah belakang. Lantai di semua kelas sudah di keramik, dan setiap siswa menduduki satu meja dan kursi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Kondisi kelas yang sederhana, namun memiliki sirkulasi udara yang baik, serta pencahayaan yang cukup.
Gambar 4.25 Suasana kelas IX F saat praktek gambar ekspresi (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Siswa kelas IX F lebih aktif dan lebih ramai dibanding dengan kelas IX A. Di SMP N 2 Simo pembagian kelas tidak berasarkan indeks prestasi, namun menurut abjad, berbeda dengan SMP N 5 Surakarta yang melakukan pembagian kelas secara merata dengan menempatkan siswa yang pintar dan kurang secara merata di setiap kelas. Seluruh Siswa kelas IX F memiliki sikap yang baik walaupun sedikit aktif dan ramai, namun mereka selalu memperhatikan dan mengerjakan setiap arahan yang diberikan. Secara keseluruhan, mereka berasal dari keluarga menengah, dan dari keluarga yang sederhana, seperti disebutkan di atas, baik secara ekonomi ataupun mata pencaharian orang tua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Tepat di depan kelas IX F merupakan lapangan basket dengan ruang hijau terbuka berupa taman yang dibangun tepat di depan setiap kelas.
Gambar 4.26 Kondisi di depan kelas IX F yang berupa lapangan basket dan ruang hijau terbuka (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013) c. Proses Pembelajaran 1) SMP N 5 Surakarta, Kelas IX C dan IX G Pembelajaran Seni Budaya Di SMP N 5 Surakarta selama ini diampu oleh Bapak Supono, beliau merupakan lulusan dari D2 (Diploma 2) FKIP (Fakultas Kegurun dan Imu Pendidikan) Seni Rupa UNS tahun 1986-1988, kemudian melanjutkan pendidikan S1 (Strata 1) di FKIP Senirupa UNS tahun 1995-1998, tidak berhenti disitu, Bapak Supono kemudian melanjutkan pendidikan S2 (Strata 2) masih di UNS dengan mengambil jurusan Teknologi Pendidikan pada tahun 2005-2007. Dari riwayat pendidikan yang dimiliki, beliau dipercaya untuk menjadi guru Seni Budaya di SMP N 5 Surakarta. Pembelajaran Seni Budaya mendapatkan waktu 1 jam pelajaran di semua kelas, dari kelas VII sampai kelas IX. Karena keterbatasan waktu yang ada maka Bapak Supono ingin memaksimalkan pembelajaran Seni Budaya kepada siswa, dan membuat siswa menyukai kesenian seperti yang dituturkan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
“Yang penting semua siswa itu senang dulu mengikuti pelajaran, materi yang saya berikan juga sesuai dengan kurikulum dan yang ada di buku paket, biar mudah untuk dimengerti oleh siswa.” (11 September 2013) Proses pembelajaran di SMP N 5 Surakarta menggunakan pembelajaran berbasis ekspresi untuk K.D Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis atau gambar. Metode pembelajaran yang di gunakan ada 3 yaitu metode ceramah, demonstrasi, dan pemberian tugas yang berbasis pada pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yaitu sebuah pendekatan metode pembelajaran untuk membantu guru mengaitkan materi yang diajarkkan dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dari materi gambar ekspresi di SMP N 5 Surakarta di lampirkan Salah satu metode yang di gunakan adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi
yang dilakukan selain dengan demonstrasi langsung juga disertai
dengan media berupa video yang ditampilkan melalui LCD proyektor yang ada di setiap kelas dengan menampilkan video yang berisi cara melukis dengan media cat air dan minyak. Media video ini berisi langkah-langkah sketsa objek yang akan di gambar, kemudian teknik pencampuran warna dari tube cat minyak yang di campur dengan pengencer, kemudian langkah-langkah pewarnaan dari teknik plakat dan teknik aquarel yang berbeda. Siswa terlihat lebih tertarik dan lebih perhatian dengan pembelajaran yang berlangsung, hal ini diperkuat dari penuturan Bapak Supono bahwa “Dengan media visual biasanya anak akan lebih tertarik dan lebih tahu” (11 September 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Berikut adalah gambar suasana pebelajaran di kelas IX G yang menggunakan media LCD yang berisi video tutorial melukis dengan cat minyak.
Gambar 4.27 Siswa memperhatikan video tutorial tentang melukis dengan cat minyak yang diberikan oleh guru (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Selain penjelasan secara lisan dan penggunaan media video, Bapak Supono juga melakukan demonstrasi di depan kelas saat pertemuan ke-2 siswa sudah mulai membawa alat bahan dan siap berpraktek. Setelah demonstrasi selesai, Bapak Supono mulai mempersilahkan siswa untuk membuat sketsa karya mereka. Selain metode ceramah, Bapak Supono juga menggunakan metode demonstrasi untuk menjelaskan kepada siswa cara untuk mengembangkan ide gagasan untuk dijadikan karya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Gambar 4.28 Bapak Supono memberikan demonstrasi menggambar ekspresi di papan tulis kepada siswa (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Dalam praktek menggambar ekspresi ini, Bapak Supono memberikan kebebasan dalam pemilihan tema, namun media dan alat di tentukan yaitu pewarnaan menggunakan cat air serta cat minyak. Alasannya supaya siswa mengenal berbagai media melukis selain menggunakan pastel dan pensil warna. Setelah pembelajaran di mulai, siswa mulai mengerjakan bagian-nya masingmasing. Bapak Supono membentuk kelompok bagi siswa yang bernomor urut ganjil untuk menggunakan media kanvas dan cat minyak, dan siswa yang bernomor urut genap secara individu berkarya dengan media cat air, namun apabila ada siswa yang mampu membeli alat dan bahan kanvas serta cat minyak sendiri serta ingin berkarya individu, Bapak Supono mempersilahan. Terdapat 3 sampai 4 kelompok siswa yang menggunakan media kanvas dan cat minyak, setiap siswa dalam kelompok memiliki tugas untuk menyelesaikan karya dari kelompok mereka. Bagi siswa yang masuk pada kelompok kanvas dan cat minyak mereka bersama-sama mengumpulkan uang untuk membeli alat dan bahan karena media kanvas dan cat minyak membutuhkan biaya yang mahal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Gambar 4.29 Siswa yang berkelompok menggunakan media kanvas dan cat minyak mulai mengrjakan bersama-sama (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Setiap siswa mengumpulkan uang Rp 15.000,- untuk berbelanja keperluan yang dibutuhkan seperti kanvas, kuas, dan cat minyak. Setelah semua alat dan bahan terkumpul semua, siswa yang masuk pada kelompok kanvas dan cat minyak
akan
membuat sketsa, kemudian akan dipilih satu yang terbaik untuk dijadikan karya. Siswa yang menggunakan cat air sebagai media pewarnaannya mempersiapkan alat dan bahan mereka sendiri, karena alat dan bahan cat air tidak semahal cat minyak maka mereka berkarya individu. Pewarnaan dengan cat minyak menggunakan teknik plakat. Teknik ini biasanya digunakan pada media cat air, cat minyak, dan cat akrilik. Untuk menghasilkan lukisan dengan teknik plakat harus menyapukan cat dengan kuas secara tebal, biasanya cat yang akan digunakan dalam teknik plakat hanya diberi sedikit pengencer agar hasil goresannya tebal dan menutup permukaan bidang gambar. Sedangkan pewarnaan untuk cat air menggunakan teknik aquarel yaitu teknik menggunakan sapuan warna yang tipis, dari warna yang termuda sampai tertua, berbeda dengan teknik plakat yang menggunakan sedikit pengencer, di teknik aquarel, pengencer lebih banyak dari pada pewarna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Mayoritas siswa masih belum paham mengenai teknik pewarnaan yang di perintahkan oleh guru. Masih banyak siswa yang menggunakan media cat air, menggunakan teknik plakat untuk pewarnaannya. Maka dari itu, Bapak Supono membuat media utuk memperjelas pengertian teknik aquarel bagi siswa.
Gambar 4.30 Bapak Supono mempersiapkan media untuk memberi contoh kepada siswa tentang teknik pewarnaan aquarel (Dokumentas: Krissiwi Arum Hening, 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
2) SMP N 2 Simo, Kelas IX A dan IX F Pembelajaran Seni Budaya di SMP N 2 Simo selama ini diampu oleh Krisnadi,S.Pd. Beliau adalah lulusan dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru) tahun 1983, kemudian melanjutkan D2 Senirupa UNS tahun 1986, kemudian melanjutkan S1 di FKIP Seni Rupa UNS tahun 1998. Pengalaman mengajar beliau pada tahun 1987-1990 menjadi guru Seni Rupa di SMP N 1 Juwangi, Boyolali. Pada tahun 1990, beliau di pindah tugaskan di SMP N 2 Simo Boyolali sampai sekarang. Pembelajaran yang berlangsung di SMP N 2 Simo pada semester ganjil di semua kelas dari kelas VII sampai kelas IX di sama ratakan. Kali ini mengambil tema tentang wayang. Siswa diajak untuk menggambar tokohtokoh wayang yang mereka cari di internet, kemudian di pindahkan ke bidang gambar dan di warna. Dari hasil wawancara dengan Bapak Krisnadi, hal ini dilakuan karena setiap tahun, pada akhir semester akan diadakan pameran sekolah. Berikut penuturan dari Bapak Krisnadi selaku guru Seni Budaya SMP N 2 Simo: “ Saya sengaja tidak ikut silabi yang ada, karena memang ada tujuan yang ingin di capai yaitu pameran sekolah yang rencananya akan dilangsungkan setahun sekali, maka dari itu semua materi saya sama ratakan sesuai tema pameran yang akan berlangsung, supaya mudah dalam penyeleksian karya, apabila terlalu banyak macam karya dan tidak di seragamkan, akan sangat sulit untuk memilih.” (13 September 2013) Berdasarkan silabus dan RPP yang telah dibuat oleh guru, materi untuk semester ini adalah karya lukis 2 dimensi dengan corak daerah mancanegara. Namun karena adanya keinginan untuk melakukan pameran sekolah, maka Bapak Krisnadi mengarahkan seluruh siswa di kelas VII sampai kelas IX untuk bersama-sama membuat gambar wayang. Alasan Bapak Krisnadi memilih materi gambar wayang karena banyak siswa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
mulai melupakan kesenian wayang, padahal wayang merupakan kesenian Indonesia yang saat ini di lestarikan. Maka dari itu, Bapak Krisnadi memiliki inisiatif untuk mengadakan pameran sekolah dengan mengangkat tema wayang, supaya generasi muda tidak lupa dan lebih mencintai kesenian Indonesia terutama wayang. Wayang yang diambil menjadi objek lukisan siswa adalah wayang kulit. Siswa diminta untuk mencari gambar-gambar tokoh wayang beserta penjelasannya di internet, kemudian hasil nya di cetak, dan dikumpulkan sebagai tugas portofolio, dan sebagai tugas karya, siswa diminta untuk menggambar tokoh yang telah mereka cari di kertas gambar A3, dan diberi warna
Gambar 4.31 Siswa mewarnai gambar wayang yaitu tokoh Petruk pewarnaan dengan menggunakan spidol (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013) Saat penelitian hari pertama berlangsung, pembelajaran pertama setelah libur lebaran sudah berjalan selama 2 kali pertemuan dengan materi gambar wayang. Kemudian oleh Bapak Krisnadi diberi kesempatan untuk mengambil dua sampel kelas, supaya berimbang dengan sampel yang ada di SMP N 5 Surakarta, sampel pun diambil secara acak atau random yaitu kelas IX A dan kelas IX F. Mata pelajaran Seni Budaya di SMP N 2 Simo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
mendapatkan waktu 2 jam pelajaran, berbeda dengan SMP N 5 Surakarta yang hanya satu jam pelajaran saja. Penelitian berlangsung kurang lebih dua minggu atau dua kali pertemuan pada masing-masing kelas. Dengan pertemuan pertama penyampaian materi pengantar dan sketsa awal, kemudian pertemuan kedua pewarnaan dan finishing karya. Dalam penyampaian materi, Bapak Krisnadi menggunakan metode ceramah, serta demonstrasi di depan kelas. Semua siswa memperhatikan setiap penjelasan dari Bapak Krisnadi. Karena terbatasnya media yang ada, di kelas hanya terdapat papan tulis, spidol whiteboard dan blackboard serta kapur tulis, maka pemberian contoh pun dilakukan dengan media yang ada. Selain memberikan pengertian mengenai gambar ekspresi, Bapak Krisnadi juga memberikan beberapa contoh gambar ekspresi.
Gambar 4.32 Bapak Krisnadi memberikan pengantar materi gambar ekspresi kepada siswa. (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Setelah pemberian materi, siswa mulai dipersilahkan untuk membuat sketsa gambar yang akan mereka buat. Sebagian besar siswa pada awalnya masih bingung untuk menggambar apa, namun setelah beberapa saat, mereka mulai membuat sketsa. Di SMP N 2 Simo, alat dan bahan-nya menggunakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
kertas gambar ukuran A4, dengan pewarnaan bebas. Hal ini karena keterbatasan alat dan bahan yang di temui di daerah Simo. Tidak seperti di kota yang mudah untuk mencari cat air dan cat minyak serta kanvas,namun di Simo, tidak semudah itu mencari alat dan bahan. Selain itu, karena tingkat perekonomian siswa di Simo termasuk menengah ke bawah, sehingga akan sangat memberatkan siswa apabila menggunakan bahan dan alat yang mahal seperti kanvas dan cat minyak Berikut adalah gambar siswa yang mulai membuat sketsa pada saat penelitian berlangsung
Gambar 4.33 Siswa kelas IX A membuat sketsa gambar ekspresi (Dokumentasi: Ichwanudin, 2013) 2. Analisis Karya Gambar Ekspresi Siswa a. SMP N 5 Surakarta Pada proses pembuatan karya yang dilakukan selama K.D Mengekspresikan diri melalui karya lukis, siswa SMP N 5 Surakarta hampir 90% sudah mengumpulkan karya mereka pada minggu terakhir pembelajaran. Di bawah ini adalah tabel daftar nama siswa beserta tema karya mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
IX C Alberto A. Andhika G. Andrean S. Arga W. Aryoko S. Choiruddin Fera A. Jane C. Kevin A. M. Arli M.Mufi A. M.Risyad Mutiara S. Natasha S. Rioda F. Tasya A. Moh.Okki Sekar N. Sultan M. Widya A. Wiranthi Yoga D. Yohana Y. Yosafat P.
Objek
Tema
IX G
Sepak Bola Tokoh Fantasi Sepak Bola Sepak Bola Sepak Bola Tokoh Fantasi Manusia Bunga Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Tong Sampah Bunga Hari Raya Air Terjun Bunga Air Terjun Tokoh Fantasi Air Terjun Bunga Hari Raya Pegunungan Hari Raya Tokoh Fantasi
Olahraga Persahabatan Olahraga Olahraga Olahraga Animasi Percintaan Tumbuhan Persahabatan Persahabatan Binatang Alam Benda Tumbuhan Religi Pemandangan Tumbuhan Pemandangan Religi Pemandangan Tumbuhan Religi Pemandangan Religi Persahabatan
Abi Catur Affifa A. Agnes G. Amalia E. Astika I. Checi O. Damai Denny M. Devey N. Dinar S. Firza Fathia Grananda C. Ikhsan S. Jane Lola Kintan Desna Kunti Dwi M. Rasyadany Nurmalita A. Pangestu A. Sabrina Alifia Salsabila R. Shintia W. Sinta Indria Tito D. Tiwi S.D Vena Listyo Widyasari M. Yoga Gema Yuaninda A. Yuka Mareta
Objek Tokoh Fantasi Kaligrafi Bunga Sepak Bola Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Menara Eiffel Wayang Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Palet Tokoh Fantasi Burung Menara Eiffel Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Pohon Pegunungan Kaligrafi Pegunungan Tokoh Fantasi Kaligrafi Sepak Bola Pohon Pohon Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Tokoh Fantasi Bunga
Tabel 4.1 Nama siswa dan tema karya gambar ekspresi SMP N 5 Surakarta
commit to user
Tema Persahabatan Motivasi Tumbuhan Olahraga Persahabatan Persahabatan Pemandangan Tradisi Aktivitas Aktivitas Animasi Alam Benda Persahabatan Binatang Pemandangan Animasi Animasi Tumbuhan Pemandangan Motivasi Pemandangan Animasi Motivasi Olahraga Tumbuhan Tumbuhan Animasi Animasi Percintaan Tumbuhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Dari tabel diatas, akan di kelompokkan berdasarkan kecenderungan tema yang sama, kemudian akan diambil satu sampel pada setiap kecenderungan tema untuk kemudian dianalisis. Berikut ini pengelompokan tema dari siswa SMP N 5 Surakarta Jumlah 9
8
8
8
Nama Jane C. Mutiara S. Tasya A. Widya A. Agnes G. Nurmalita A. Tiwi S.D Vena Listyo Yuka Mareta Rioda F. Moh.Okki Sultan M. Yoga D. Damai Kintan Desna Pangestu A. Salsabila R. Andhika G. Kevin A. M. Arli Yosafat P. Abi Catur Astika I. Checi O. Ikhsan S. Alberto A. Andrean S. Arga W. Aryoko S. Amalia E. Devey Dinar Tito D.
Kelas
Tema
IX C IX C IX C IX C IX G IX G IX G IX G IX C IX C IX C IX C IX G IX G IX G IX G
Tumbuhan
IX C IX C IX C IX C IX G IX G IX G IX G
Persahabatan
IX C IX C IX C IX G IX G IX G IX G IX G
Olahraga
commit to user
Pemandangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
7
4
3
2 2
Choirudin Firza Fathia Kunti Dwi M. Rasyadany Shintia W. Yoga Gema Widyasari M. Natasha S. Sekar N. Wiranthi Yohana Y.
Affifa A. Sabrina Sintia M. Mufi Jane Lola M.Risyad Grananda C
2
Fera A. Yuaninda A.
1
Denny M.
IX C IX C IX C IX G IX G IX G IX G
Animasi
IX C IX C IX C IX C IX G IX G IX G IX C IX G IX C IX G IX C IX G IX G
Religi
Motivasi
Binatang Alam Benda Percintaan Tradisi
Total siswa : 54 Laki-laki :20 Perempuan :34 Tabel 4.2 Daftar Pengelompokan karya siswa kelas IX C dan IX G sesuai dengan tema Dari hasil pengelompokan karya siswa berdasarkan tema yang sama, terdapat 11 kelompok besar tema yang menjadi karya gambar ekspresi pada siswa SMP N 5 Surakarta yaitu tumbuhan, pemandangan, persahabatan, animasi, olahraga, religi, motivasi, binatang, alam benda, percintaan, dan tradisi. Pada masing-masing tema akan diambil satu sampel untuk dibahas berdasarkan subject matter, media, form,dan ide penciptaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
1) Tumbuhan
Gambar 4.34 Karya Yuka Mareta kelas IX G (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter:
Tokoh: bunga dan kupu-kupu
Peristiwa: kupu-kupu yang sedang beterbangan mencari nektar bunga
Kondisi: bunga bermekaran dengan warna merah muda ada beberapa bunga yang masih kuncup. Bunga terlihat diminati oleh kupu-kupu sehingga ada 2 kupu-kupu yang mendekat.
Media: Cat air dan kertas Form:
Garis: mayoritas garis berupa garis putus-putus
Bidang: biomorphic, raut bidang organik
Tekstur: semu kasar
Warna: mayoritas warna panas, merah muda, merah dan kuning, warna dingin hanya warna hijau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Nada dan gelap terang: sudah terbentuk gelap, nada terbentuk pada susunan bunga
Komposisi: seimbang atau balance
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari karya ini menurut Yuka, berawal dari hobi ibunya di rumah yang suka menanam bunga. Namun sebenarnya Yuka ingin menggambar figure perempuan pada karyanya, karena keterbatasan kemampuan, maka dia memilih untuk menggambar bunga. Selain banyak referensi gambar yang ada di internet, menurut Yuka, pewarnaan menggunakan cat air dan kuas merupakan hal yang tersulit baginya, maka diusahaan untuk memilih objek yang mudah untuk di gambar dan di warnai, serta yang dia sukai. Menurut penuturan Yuka, dia paling suka menggambar bunga, selain suka, Yuka juga merasa mampu dan bagus apabila menggambar bunga. “Saya bisanya gambar bunga kok bu, gambar lainnya bisa tapi gak sebagus gambar bunga” (11 September 2013) Kemudian saat ditanya bunga apa yang paling suka di gambar adalah bunga mawar, Yuka menuturkan bahwa di rumahnya banyak seali bunga mawar dengan bermacam-macam warna. Gambar yang dibuat oleh Yuka adalah bunga mawar merah, yang sedang di kelilingi oleh kupu-kupu. Gambar ini dibuat Yuka dengan meniru dari gambar yang di download dari internet. Dalam menggambar bunga,Yuka menuturkan terdapat beberapa kendala, diantarnya media. Karena belum terbiasa menggambar menggunakan media cat air dan kuas, maka garis-garis yang di hasilkan pun tidak sebagus saat menggambar dengan pensil dan pastel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
2) Pemandangan
Gambar 4.35 Karya kelompok Riodha, Okky dan Sultan kelas IX G (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter:
Tokoh: air terjun, batu, gunung, pohon pinus, pohon bambu, sawah, langit.
Peristiwa: air terjun yang mengalir deras di balik 2 gunung, terlihat pemandangan pepohonan dan persawahan di sekitarnya.
Kondisi: Pohon tampak hijau dan tumbuh subur, air terlihat mengalir deras berwarna biru, merupakan pantulan dari warna langit. Langit yang dibuat cerah dengan warna biru muda dan awan putih. Gunung dibuat berwarna biru menandakan jarak yang cukup jauh.
Media: Cat minyak dan kanvas. Form:
Garis: tegas dan luwes.
Bidang: biomorphic berupa gunung, air, batu dan pepohonan, raut bidang organik.
Tekstur: nyata kasar, karena secara sengaja pada pohon cemara, persawahan dan pohon bambu yang berada di sebelah kiri, semuanya diberi tekstur nyata dari plototan cat minyak, apabila diraba pun akan terasa kasar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Warna: mayoritas warna dingin, berupa warna hijau, biru, coklat, warna panas hanya warna kuning yang digambarkan sebagai persawahan.
Nada dan gelap terang: sudah terbentuk gelap terang, nada atau irama sudah terbentuk.
Komposisi: seimbang atau balance karena objek yang letaknya lebih rendah berada di depan, dan objek yang lebih tinggi berada di belakang.
Kesatuan atau unity: pada karya ini terletak pada komposisi warna yang ada pada masing-masing objek juga merupakan warna yang harmonis serta terdapat kesatuan dengan pendekatan kemirip-miripan unsur rupa (similarity) dimana artinya mirip adalah hampir sama, ada perubahan dekat, ada transisi atau variasi–variasi dekat, dari karya ini, masuk pada kemirip-miripan unsur raut dimana sebagai cirinya adalah objek-objek dengan raut yang mirip (hampir sama), dan secara minimal telah dapat mencapai kesatuan (Sanyoto, 215)
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari karya kelompok kelas IX G ini berasal dari hasil pemikiran semua anggota, mereka sepakat untuk membuat karya bertema pemandangan alam. Seperti yang dilakukan oleh kelompok yang lain, mereka mulai membuat sketsa yang berhubungan dengan tema pemandangan alam, kemudian terpilihlah satu sketsa untuk di pindahkan ke atas kanvas yang kemudian akan dibuat karya. Dari ke-3 sketsa terpilih adalah karya Okki, yang kemudian di pindahkan di atas kanvas. Karya Okki menggambarkan suasana pegunungan dengan adanya air terjun di pegunungan, dengan pohon pinus dan pepohonan yang rimbun, serta adanya persawahan. Penyelesaian karya dari kelompok 3 ini kurang lebih pada minggu ke-5. Dari penuturan Okki, sebenarnya masing-masing anggota kelompok memiliki keinginan masing-masing untuk menggambar kesukaan mereka, seperti Riodha dan Sultan yang ingin menggambar tokoh-tokoh di kartun Naruto, namun karena media dan alat bahan yang baru bagi mereka, serta rumitnya pewarnaan, maka mereka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
memutuskan untuk menggambar pemandangan alam yang sudah sangat familiar bagi mereka. Sultan menuturkan bahwa : “Pemandangan alam itu simple bu, banyak contoh di internet, pewarnaan nya juga gampang” (11 September 2013) Riodha melakukan finishing pewarnaan dengan memberikan tekstur pada persawahan dengan menggunakan plototan cat minyak yang dibuat beralur-alur sehingga seperti barisan padi di sawah, serta pepohonan di belakang persawahan di beri tekstur dengan ujung belakang kuas sehingga terbentuk seperti batang pohon bambu. 3) Persahabatan
Gambar 4.36 Karya Yosafat Pamungkas kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: Tokoh: Sponge bob dan Patric dalam film kartun Spongebob Peristiwa: Spongebob dan Patric berangkulan sambil membawa makanan Kondisi: Tokoh terlihat tersenyum bahagia, tokoh dibuat mirip seperti contoh baik itu bentuk atau warnanya, kondisi laut sepi hanya ada batu dan satu rumput laut yang menandakan suasana di laut. Media: Cat air dan kertas gambar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Form:
Garis: tidak tegas, banyak pengulangan pada bagian tertentu.
Bidang: bidang yang dibuat adalah biomorphic
Tekstur: tekstur semu
Warna: warna panas dingin
Nada dan gelap terang: gelap terang sudah terbentuk
Komposisi: Kurang seimbang karena adanya bidang kosong yag luas di bagian bawah objek.
Kesatuan atau unity: Ada kesatuan warna dan bentuk, namun typografi “best friend” tidak menyatu dengan karya
Ide Penciptaan: Ide penciptaan Yosafat berasal dari mencontoh gambar yang di downloadnya di internet yang kemudian di gambar. Sebenarnya ia tidak terlalu suka, namun keinginannya menggambar spongebob didorong dari keterbatasan kemampuan untuk menggambar objek lain. Menurut Yosafat, bentuk dari tokoh Spongebob dan Patric mudah dan simple untuk di contoh, apalagi media pewarnaan yang digunakan olehnya adalah cat air, sehingga ia ingin menggambar objek yang mudah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
4) Animasi
Gambar 4.37 Karya Choiruddin kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: Tokoh: Takashi (salah satu tokoh kartun Naruto) dan monster Chincuriki yang berada di dalam badan Takashi. Peristiwa: yang terjadi adalah Takshi mengeluarkan kekuatan yang berwujud Chincuriki. Kondisi: Tokoh yang dibuat terlihat menakutkan. Media: Cat air dan kertas gambar. Form:
Garis: mayoritas garis merupakan garis yang tegas dengan goresan yang berani.
Bidang: bidang yang dibuat adalah biomorphic berupa sosok Takashi dan monster Chincuriki.
Tekstur: tekstur semu kasar yang dibuat dengan goresan ballpoint pada ekor Chincuriki. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Warna: warna panas mayoritas, dengan perpaduan warna hitam sebagai gelap terang.
Nada dan gelap terang: gelap terang sudah terbentuk, nada terbentuk pada visualisasi ekor Chincuriki.
Komposisi: seimbang atau balance karena objek yang letaknya di belakang terlihat lebih kecil dari pada objek yang di depan.
Kesatuan atau unity: Komposisi warna yang ada pada masing-masing objek juga merupakan warna yang harmonis serta terdapat kesatuan dengan pendekatan kemirip-miripan unsur rupa (similarity) dimana artinya mirip adalah hampir sama, ada perubahan dekat, ada transisi atau variasi–variasi dekat, dari karya ini, masuk pada kemirip-miripan unsur raut dimana sebagai cirinya adalah objek-objek dengan raut yang mirip (hampir sama), dan secara minimal telah dapat mencapai kesatuan (Sanyoto, 215)
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari karya ini, menurut Udin, karena kesukaannya melihat kartun Naruto di acara televisi. Keinginan menggambar Takashi sebagai objek utama dari karya nya dikarenakan Takashi merupakan tokoh idolanya yang dapat mengeluarkan kekuatan berupa monster yang memiliki 9 ekor bernama Chincuriki. Seperti yang di tuturkan oleh Udin : “Saya suka anime bu, terutama Naruto, tokoh yang paling saya suka itu Takashi, soale iso ngetokne singo soko listrik (karena bisa mengeluarkan singa dari listrik) Setiap hari saya nonton Naruto di rumah bu, gak pernah kelewatan pokoknya” (7 September 2013) Dari wawancara yang berlangsung, Udin memilih tema kartun karena suka dan hobi menonton acara televisi yang menayangkan acara tersebut. Selain suka melihat kartun Naruto, Udin juga memiiki banyak koleksi komik Naruto. Di rumah Udin yang berada di lingkungan kompleks perumahan, jarang sekali untuk bermain bersama teman-teman di rumah. Udin lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca komik atau bermain video game kesukaannya. Selain Naruto, Udin juga penggemar komikcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
komik manga lainnya. Hobi yang dimiliki Udin membuatnya suka meniru gabar komik-komik manga kesukaanya. 5) Olahraga
Gambar 4.36 Karya kelompok Albert, Andrean, Aryoko kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter:
Tokoh: pemain sepak bola Madrid Bale, lambang klub Madrid, typografi “Hala Madrid”
Peristiwa: Bale berpose dengan kostum bola dan kaki menginjak bola
Kondisi: bahagia, di tunjukkan dengan raut wajah tokoh yang tersenyum
Media: Cat minyak dan Kanvas Form:
Garis: garis putus-putus, kurang luwes
Bidang: silindris, biomorphic
Tekstur: nyata halus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Warna: mayoritas warna abu-abu dan hitam. Hanya ada sedikit warna biru, merah dan kuning hanya sebagai aksen saja bukan warna utama
Nada dan Gelap Terang: tidak dibuat gelap terang, sehingga karya terkesan flat atau datar, tidak ada nada atau irama yang muncul pada karya
Komposisi: kurang balance akibat bidang terlalu penuh, dan ada objek yang terpotong
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan: Karya dari kelompok 1 kelas IX C ini merupakan hasil dari pemikiran bersama tiap siswa dalam kelompok. Pada proses penciptaannya, semua siswa dalam satu kelompok membuat sketsa gambar terlebih dahulu, kemudian akan diambil satu sketsa yang terbaik untuk kemudian di jadikan karya. Karena dalam satu kelompok terdiri dari laki-laki semua, maka mereka sepakat untuk memilih tema sepak bola untuk karya mereka. Dari tiga sketsa yang dibuat, mereka sepakat untuk memilih sketsa Albert yang akan di buat karya. Dari hasil wawancara kepada salah satu siswa dalam kelompok, mengenai alasan memilih tema sepak bola, Andre mengatakan: “Kan kita cowok bu, hobi nya sepak bola, makanya kita buat tema bola” (20 September 2013) dari karya yang di hasilkan, ternyata mereka memilih salah satu pemain dari klub Madrid yaitu Bale untuk di jadikan model di karya mereka. Mereka juga menuturkan, bahwa hasil karya mereka ini meleset dari contoh gambar mereka. Karena tidak mampu membuat figure wajah yang tepat, maka mereka membuat wajah Bale menjadi dua dimensi. Mereka juga menuturkan bahwa kesulitan dengan media cat minyak karena tidak biasa dan takut untuk menggoreskan warna ke atas kanvas, karena kalau terjadi kesalahan, akan sangat di sayangkan karena harga kanvas yang mereka beli itu mahal menurut mereka. “Takut bu buat mulai, karena kanvas nya aja mahal, nanti kalau salah eman-eman (rugi) banget bu, udah mahal, nilai nya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
jelek” (20 September 2013) Bapak Supono sebagai guru Seni Budaya juga menuturkan bahwa media kanvas dan cat minyak ini termasuk hal yang baru dan masih belum familiar untuk siswa. Maka dari itu di bentuk kelompok agar tidak memberatkan. Dalam pengerjaan karya ini, membutuhkan waktu sekitar lima kali pertemuan, mengingat cat minyak membutuhkan waktu cukup lama untuk kering. Menurut penuturan kelompok 1 kelas IX C, mereka mengerjakan bersama-sama di luar jam pelajaran seni budaya, karena apabila tidak di kerjakan setiap hari, dan hanya waktu jam pelajaran Seni Budaya, maka tidak akan selesai. Bapak Supono memberikan kelonggaran waktu sampai dengan pertemuan ke-6 untuk mengumpulkan karya, karena pada pertemuan ke-5 sebenarnya materi sudah berganti. 6) Religi
Gambar 4.39 Karya dari Yohana kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Subject Matter: •
Tokoh: pohon cemara, salju, gunung, langit
•
Peristiwa: hujan salju di hari Natal
•
Kondisi: siang hari, tanah tertutup salju, hujan salju dan dingin
Media: cat air, kertas gambar Form: •
Garis: tegas, tidak putus-putus, luwes
•
Bidang: biomorphic pada pohon, gunung dan langit
•
Tekstur: semu
•
Warna: mayoritas warna dingin
•
Nada dan Gelap Terang: ada gelap terang yang terdapat pada langit, dan objek utama pohon cemara yang berwarna coklat, irama atau nada yang terbentuk berupa susunan pohon cemara yang menjadi objek pendukung terlihat berirama dan berulang-ulang.
•
Komposisi: seimbang atau balance karena objek yang jauh terlihat kecil, semakin dekat objek ukuran semakin besar.
•
Kesatuan atau unity: terdapat kesatuan warna dan kesatuan bentuk pada karya
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari karya menurut Yohana karena keinginannya untuk merasakan white Christmas atau Natal putih dimana ada salju yang turun saat hari Natal, hal ini tidak mungkin ada di Negara tropis seperti Indonesia namun akan terjadi di negara benua Eropa. Sebentar lagi adalah hari Natal, mulai bulan September akhir biasanya Yohana dan keluarga sudah mempersiapkan keperluan untuk Natal. Saat dilangsungkan wawancara Yohana menuturkan: “Biasanya suasana Natal sudah terasa di rumah bu, saya pengen ngrasain Natal yang bersalju kayak di Eropa” (22 September 2013) Saat ditanya mengapa Yohana tidak menggambarkan suasana Natal di Indonesia, ia menuturkan bahwa keinginannya untuk pergi ke luar negeri dan merasakan Natal yang bersalju sudah menjadi impiannya sejak dulu. Keluarga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Yohana adalah keluarga Kristen yang taat, bulan menjelang hari Natal, semua keluarga besar selalu mendekorasi rumah menjadi suasana natal, dengan pohon, dan pernak-pernik Natal. Pada pembelajaran kali ini yang mengharuskan setiap siswa untuk menggunakan pewarnaan dengan teknik basah yaitu cat air dan cat minyak, Yohana mendapat bagian cat air sebagai pewarnaannya. Dengan media cat air, Yohana menuturkan bahwa teknik aquarel yang harus di terapkan dalam pewarnaan karya nya menjadi dasar pertimbangan dari tema yang akan di pilih. Yohana memilih tema hari raya Natal sebagai tema karyanya karena objek yang ada sederhana dan mudah baginya untuk di gambar. Bapak Supono juga membebaskan untuk siswa mengambil tema-tema kesukaan mereka. Sebenarnya dalam karya gambarnya, Yohana ingin menggambarkan pohon cemara kipas namun ternyata hasilnya seperti pohon biasa, maka Yohana memberi warna coklat, supaya terlihat seperti ranting pohon. 7) Motivasi
Gambar 4.40 Karya kelompok Afifa, Sabrina, Sintia kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Subject Matter: • Tokoh: Tulisan “HOPE” •
Peristiwa: Tulisan “HOPE” yang ada di sebuah balon berwarna merah, membumbung keatas
•
Kondisi: Balon merah besar, dengan tali berwarna kuning, bertuliskan “HOPE” yang juga berwarna kuning, terbang diantara tumpukan warnawarni, denganlatar belakang hitam
Media: Cat minyak, kanvas Form: •
Garis: lengkung
•
Bidang: raut bidang geometri, dengan susunan bidang bertumpukan
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: mayoritas warna panas, dengan perpaduan wana hitam sebagai latar belakang karya
•
Nada dan Gelap Terang: tidak ada gelap terang, irama atau nada terdapat pada bidang berwarna-warni di bawah objek utama, dengan pengulangan bentuk sehingga terlihat adanya irama
•
Komposisi: ada keseimbangan atau balance dalam komposisi karya. Objek utama lebih menonjol di banding objek pendukung.
•
Kesatuan atau unity: kesatuan bentuk, dan kesatuan warna
Ide Penciptaan: Karya dari kelompok yang terdiri dari 3 siswa, yaitu Afifa, Sabrina dan Sintia. Ide dari Sabrina dijadikan sebagai karya kelompok ini. Saat dilangsungkan wawancara, Sabrina menuturkan bahwa karya ini menggambarkan tentang harapan yang akan selalu muncul walau dalam keadaan yang tidak baik. Karya ini, di buat dengan mencontoh gambar yang telah ada di internet. Gambar itu sebenarnya menggambarkan balon udara yang terbang diantara balon-balon udara kecil yang lain, namun saat pengerjaan karya, mengalami kesulitan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
membuat, hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa menggambar dengan kuas dan cat minyak, maka dari itu mereka sepakat untuk membuat satu balon supaya lebih mudah. Sabrina memiliki hobi menulis cerita, biasanya Sabrina menulis di laptop miliknya, selain menulis, Sabrina juga suka membaca novel baik novel dari dalam maupun luar negeri yang telah di terjemahkan seperti Chicken Soup yang sering memberikan inspirasi positif bagi pembacanya. Seperti yang dituturkan oleh Sabrina mengapa dirinya suka membaca novel : “Suka novel percintaan sama novel inspirasi kaya Chicken Soup bu, selain jalan cerita bagus, bisa ngasih inspiras dan kata-kata bijaknya bagus-bagus” (30 September 2013) 8) Binatang
Gambar 4.41 Karya kelompok Widya dan Yoga kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: ikan, air, tumbuhan laut, tanah
•
Peristiwa: ikan yang sedang berenang
•
Kondisi: Ikan yang terlihat besar sepeti ikan laut, berenang dekat dengan dasar laut.
Media: Cat minyak dan kanvas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Form: •
Garis: putus-putus, kurang luwes
•
Bidang: raut bidang organik, biomorphic
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: perpaduan warna panas dan warna dingin
•
Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek utama, yaitu pada bagian sirip ikan
•
Komposisi: komposisi seimbang atau balance dengan objek utama berada di tengah
•
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan kesatuaan bentuk
Ide Penciptaan: Karya ini dibuat leh kelompok yang terdiri dari 2 orang, namun dalam ide penciptaan, ide dari Widya yang digunakan. Widya menuturkan keinginannya membuat ikan di karya nya karena objek ikn merupakan objek yang mudah di gambar. Media cat minyak yang diharuskan mempengaruhi dalam pemilihan objek. Keinginan Widya yang awalnya ingin menggambar burung, tidak jadi ia tuangkan menjadi karya hal ini diakrenakan kesulitan menggambar detail burung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
9) Alam Benda
Gambar 4.42 Karya M. Risyad kelas IX C (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: Tong sampah
•
Peristiwa: tong sampah yang diletakkan di depan sebuah tembok
•
Kondisi: tong sampah terlihat bersih tidak ada sampah yang berceceran di sekitarnya
Media: cat air dan kertas Form: •
Garis: putus-putus, tidak luwes banyak pengulangan
•
Bidang: biomorphic
•
Tekstur: semu kasar
•
Warna: perpaduan warna panas dan dingin
•
Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek tong sampah, dengan warna hitam sebagai bagian yang cekung ke dalam
•
Komposisi: Seimbang atau balance, objek utama berada di tengah
•
Kesatuan atau unity: dan kesatuan bentuk, namun tidak dalam kesatun warna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Ide Penciptaan: Risyad menggambar tong sampah di dorong dari kebingungannya memilih objek yang akan di gambar. Kemudian iamemilih gambar tong sampah yang kebetulan ada di buku materi seni rupa miliknya lalu menconthnya sert memberi warna sesuai dengan seleranya. Dari wawancara yang berlangsung, kebingungan Risyad dikarenakan ia tidak mempersiapkan contoh gambar. Ia menuturkan jika tidak mencontoh gambar akan susah. Waktu menentukan gambar tong sampah dikarenakan Bapak Supono sudah mulai memasukkan silai proses untuk karya, sehingga dengan terpaksa Risyad menggambar tong sampah yang sudah adacontoh di buku. Saat ditanya, ternyata Risyad sebenarnya ingin menggambar super hero Superman. Namun karena tidak ada contohnya, ia kemudian menggambar tong sampah. 10) Percintaan
Gambar 4.43 Karya Fera Agustina kelas IXF (Dokumentasi, Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: Kartun manusia, langit, tanaman jamur, seruling, tulisan Jepang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
•
Peristiwa: seorang laki-laki sedang bermain seruling diatas jamur
•
Kondisi: Laki-laki menikmati alunan musik dari seruling yang dimainkan dengan mata terpejam
Media: Kanvas dan cat minyak Form: •
Garis: luwes, tidak putus-putus, mayoritas garis lengkung
•
Bidang: biomorphic, raut bidang organic, dan raut bidang gabungan
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: mayoritas warna dingin
•
Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang di objek utama, nada atau irama terdapat pada objek jamur dari kecil, besar dan kecil
•
Komposisi: ada keseimbangan atau balance dalam komposisi karya, objek utama berada di tengah, dan objek pendukung tidak mengganggu objek utama
•
Kesatuan atau unity: Terdapat kesatuan dalam warna dan dalam bentuk
Ide Penciptaan: Dalam proses pengerjaannya, ide ini di dapatkan dari hobi Fera membaca komik, dan melihat film drama Jepang serta Korea seperti yang di tuturkan oleh Fera: “Suka drama Jepang dan Korea bu, apalagi komik-komik Jepang, serial cantik aku paling seneng” (18 September 2013) Fera menuturkan, gambar ini menceritakan seorang pemud yang memainkan seruling dan mengalunkan melodi karena ia sedang jatuh cinta. Dalam keseharian Fera yang bertempat tinggal di daerah perumahan Fajar Indah, setiap hari Fera pasti menyewa komik dan film Korea, jarang sekali bermain di luar, hari-hari Fera di sibukkan dengan les mata pelajaran, sampai sore, setelah itu, Fera bersantai sambil membaca komik. Fera menuturkan bahwa karya yang dibuat tidak mirip seperti yag ada pada contoh. Hal ini dikarenakan keterbatasan skill dalam penggunaan media cat minyak dan kanvas. Saat ditanya apakah materi tentang gambar ekspresi dapat di tangkap secara jelas, mereka menjawab bahwa cukup jelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
dan paham akan materi yang disampaikan oleh Bapak Supono, namun bagi mereka media yang dipakai mahal dan cenderung takut untuk menggoreskan warna keatas kanvas, alsannya hampir sama dengan siswa yang lain. 11) Tradisi
Gambar 4.44 Karya Denny kelas IX G (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: wayang orang
•
Peristiwa: adegan dalam cerita wayang orang
•
Kondisi: tokoh wayang yang berjumlah 3, berjajar, sepeti akan bersiap melakukan aksi.
Media: cat air dan kertas Form: •
Garis: putus-putus, tidak tegas, kurang luwes
•
Bidang: biomorphic dengan raut bidang gabungan
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: perpaduan warna dingin dan warna panas
•
Nada Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek utama, nada atau irama terbentuk dari susunan wayang orang yang berjajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
•
Komposisi: seimbang atau balance
•
Kesatuan atau unity: ada kesatuan bentuk dan kesatuan warna
Ide Penciptaan Denny kelas IX G mengambil tokoh wayang sebagai karyanya. Hal ini menurut penuturannya dikarenakan kesukaannya terhadap wayang. Di SMP N 5, Denny sempat mengikuti ekstrakulikuler karawitan yang setiap tahunnya akan mengiringi pagelaran wayang yang diadakan di SMP N 5 saat ada perayaan Sasi Sura yaitu tahun baru Islam. Kesukaan Denny akan wayang sudah sejak lama, saat kelas VII Denny selalu antusias dalam pelajaran Bahasa Jawa yang mengajarkan tentang wayang. Denny menuturkan, cerita wayang itu sama menariknya dengan cerita di komik: “Cerita wayang itu sama serunya sama cerita-cerita komik yang di suka sama anak-anak jaman sekarang bu, makanya saya bikin tokoh wayang” (27 September 2013) Selain itu, keluarga Denny juga merupakan keluarga yang suka dengan wayang. Bapak Denny memiliki hobi menonton wayang di televisi, dan sering menceritakan kisah tokoh-tokoh wayang kepada Denny sejak kecil. b. SMP N 2 Simo Pada semester ini siswa SMP N 2 Simo diberikan materi gambar wayang. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa di SMP N 2 Simo tidak menggunakan materi berdasarkan silabus yang telah di tetapkan, namun guru membuat materi sendiri untuk mempermudah penyeleksian karya saat pameran sekolah berlangsung. Maka dari itu diambil sample dua kelas di kelas IX secara acak yaitu kelas IX A dan kelas IX F. Hasil karya gambar ekspresi yang sudah dibuat oleh siswa selama 2 kali pertemuan, kemudian akan di kelompokkan menurut tema yang mereka buat. Berikut adalah pengelompokan tema gambar ekspresi siswa SMP N 2 Simo kelas IX A dan kelas IX F
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
No.
IX A
Objek
Tema
IX F
Objek
Tema
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Adi N. Alif F. Ana A. Anisa K. Annisah Aprianto Ari Nur Ayu M. Bayu S. Dani G. Dani R. Elvira W. Eva S. Fajar S. Fitriah Fuad A. Heriyawan Imam N. Indah N. Karina D. Menik A. Mita Dwi M.Handy Muh. Sarip M.Alfandhy Namina N. Nurul A Rama A. Rama W. Riki M. Sherly O Sony S. Sri Indah Tony A. Wahyu R. Wening
Motor Daun Ganja Rumah Pegunungan Tokoh Fantasi Pegunungan Hutan Pegunungan Kaligrafi Daun Ganja Mobil Pegunungan Taman Manusia Pegunungan Truk Persawahan Pohon Hutan Tokoh Fantasi Manusia Manusia Tokoh Fantasi Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia Kaligrafi Tokoh Fantasi Manusia Manusia Manusia Manusia Daun Ganja Manusia
Otomotif Musik Pemandangan Pemandangan Animasi Pemandangan Pemandangan Pemandangan Animasi Musik Otomotif Pemandangan Pemandangan Percintaan Pemandangan Otomotif Pemandangan Pemandangan Pemandangan Animasi Percintaan Percintaan Animasi Musik Persahabatan Percintaan Percintaan Religi Animasi Animasi Religi Musik Percintaan Percintaan Musik Percintaan
Aditya A. Agustin I. Ahmad A. Aida N.H Alfina N. Amalia H. Ansha Fira Dedy P. Dewi S. Dina L. Doni I. Fatah M. Ferisal B. Hasna N. Iswanto Joko P. Khafif S. Khusnul F. Listiyani. Mar Atul Maya W. M. Priyono M.Gilang Nisa Alfatul Pendi K. Reny Dyah Ririn W. Rizky M. Shintia Dewi Siti M. Rake I.
Sepak Bola Tokoh Fantasi Danau Bunga Manusia Manusia Batik Sungai Angsa Hutan Kaligrafi Danau Sawah Bunga Motor Tokoh Fantasi Sepak Bola Pegunungan Manusia Manusia Wayang Mobil Motor Pemakaman Motor Manusia Manusia Bangunan Manusia Manusia Pegunungan
Olahraga Animasi Pemandangan Tumbuhan Percintaan Percintaan Tradisi Pemandangan Binatang Pemandangan Animasi Pemandangan Pemandangan Pemandangan Otomotif Animasi Olah Raga Pemandangan Politik Persahabatan Tradisi Otomotif Otomotif Pemandangan Otomotif Persahabatan Percintaan Religi Percintaan Percintaan Pemandangan
Tabel 4.3 Daftar nama siswa beserta kecenderungan tema karya gambar ekspresi SMP N 2 Simo, Boyolali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Dari tabel diatas, akan di kelompokkan berdasarkan kecenderungan tema yang sama, kemudian akan diambil satu sampel pada setiap kecenderungan tema untuk kemudian dianalisis. Berikut ini pengelompokan tema dari siswa SMP N 2 Simo:
Jumlah 20
Nama Ana A. Anisa K. Aprianto Ari Nur Ayu M. Elvira W. Eva S. Fitriah Heriyawan Imam N. Indah N. Ahmad A. Dedy P. Dina L. Fatah M. Ferisal B. Hasna N. Khusnul F. Nisa Alfatul Rake I.
Kelas IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX F
commit to user
Tema Pemandangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
13
Fajar S. Menik A. Mita Dwi Namina N. Nurul A Sri Indah Tony A. Wening Alfina N. Amalia H. Ririn W. Shintia Dewi Siti M.
IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX F IX F IX F IX F IX F IX F
Percintaan
9
Annisah Bayu S. Karina D. M.Handy Rama W. Riki M. Agustin I. Doni I. Joko P. Adi N. Dani R. Fuad A. Iswanto M. Priyono M.Gilang Pendi K. Alif F. Dani G. Muh. Sarip Sony S. Wahyu R. M.Alfandhy Mar Atul Reny Dyah Rama A. Sherly O
IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX F IX F IX F
Animasi
IX A IX A IX A IX F IX F IX F IX F
Otomotif
IX A IX A IX A IX A IX A
Musik
7
5
3
3
IX A IX F IX F IX A IX A IX F commit to user
Persahabatan
Religi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Rizky M.
2 2
Aditya A. Khafif S.
Ansha F Maya 1 Dewi S 1 Listyani Total Siswa : 67 Laki-laki : 31 Perempuan : 36
IX F IX F IX F IX F IX F IX F
Olah Raga Tradisi Binatang Politik
Tabel 4.4 Daftar pengelompokan karya siswa kelas IX A dan IX F sesuai dengan tema Dari hasil pengelompokan karya siswa berdasarkan tema yang sama, terdapat 11 kelompok besar tema yang menjadi karya gambar ekspresi pada siswa SMP N 2 Simo yaitu pemandangan, percintaan, animasi, otomotif, musik, persahabatan, religi, olah raga, tradisi, binatang dan politik. Akan dilakukan analisis dari 11 kelompok besar tema dengan mengambil 1 karya sebagai sample untuk dianalisis pada masingmasing tema. 1) Pemandangan
Gambar 4.45 Karya Elvira kelas IX A (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Subject Matter: •
Tokoh: pepohonan, gunung, langit sore, air terjun
•
Peristiwa: pemandangan di kaki gunung di sore hari
•
Kondisi: pepohonan tampak kering, hanya ada satu pohon yang terlihat ada daunnya, terlihat ada air terjun yang mengalir diantara dua daratan yang ditanami pepohonan.
Media: pastel diatas kertas Form: •
Garis: tidak tegas, garis cenderung bertekstur
•
Bidang: biomorphic dengan raut bidang organic
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: perpaduan warna panas dan dingin yaitu orange dan biru
•
Nada Gelap Terang: terdapat gelap terang yang dibuat dengan pewarnaan
•
Komposisi: seimbang atau balance
•
Kesatuan atau unity: terdapat kesatuan bentuk dan warna
Ide Penciptaan: Karya bertemakan pemandangan alam ini menjadi tema terbanyak pada siswa SMP N 2 Simo, Boyolali. Hal ini dikarenakan faktor minat, lingkungan rumah, keluarga dan lingkungan sekolah. Salah satu karya yang menjadi sample yaitu karya Elvira menggambarkan suasana kebun belakang rumahnya. Saat dilakukan wawancara, Elvira menuturkan keinginannya menggambar pemandangan alam karena setiap hari sering menjumpai pemandangan di alam terbuka “Saben dinten kulo mirsani gunung bu, niki gambar gunung merapi merbabu bu” (24 September 2013) karena rumah Vira yang berada di desa Kedunglengkong, dimana pemandangan merapi dan merbabu bisa terlihat jelas. Karya dari Vira ini menggambarkan tentang pemandangan gunung merapi dan merbabu yang berdekatan bila dilihat dari rumahnya. Air terjun yang digambarkan olehnya merupakan hasil imajinasinya sendiri. Keinginan Vira menggambar objek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
gunung sebenarnya datang dari pengalamannya bersama teman-temannya waktu kelas VIII pernah diajak oleh Bapak Krisnadi menggambar bersama pasca erupsi merapi. Karena merasa pernah menggambar dan saat itu gambarannya juga lolos seleksi pameran yang diadakan oleh sekolah, maka ia kembali ingin menggambar tentang gunung di karya gambar ekspresinya. 2) Percintaan
Gb. 4.46 Karya Mita Dwi kelas IX A (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: manusia, puisi, pepohonan
•
Peristiwa: sepasang kekasih yang sedang memadu kasih di taman
•
Kondisi: sepasang kekasih terlihat bahagia dengan senyum mengembang di wajah laki-laki dan perempuan. Suasana romantis terlihat dari perempuan yang menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki sambil si lelaki memegang tangan sang wanita.
Media: spidol diatas kertas Form: •
Garis: tegas, tidak putus-putus
•
Bidang: biomorphic dengan raut bidang organic commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: mayoritas warna gelap
•
Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek pendukung yaitu pepohonan, nada atau irama tidak terdapat pada karya
•
Komposisi:
seimbang atau balance dengan objek utama ada di tengah
bidang karya •
Kesatuan atau unity: ada kesatuan warna dan kesatuan bentuk
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari karya bertema percintaan oleh Mita Dwi kelas IX A berasal dari pengalaman pribadinya. Saat dilakukan wawancara, Mita menuturkan bahwa keinginannya membuat karya ini karena sedang jatuh cinta: “Iya bu, pengen nggambar niki soale kulo lagi seneng uwong bu hehehe, pengene pacaran langgeng kedah film e Habibi Ainun” (24 September 2013) Kisah percintaan atau roman memang menjadi hal yang wajar dialami oleh anak seusia Mita dan teman-teman. Masa pubertas yang berdampak pada psikologis mereka secara tidak sadar membawa mereka untuk memilih tema percintaan. Pada karya Mita yang di gambarkan ada sepasang kekasih sedang duduk di sebuah banku taman, menurutnya merupakan penggambaran dari dirinya dan kekasihnya. Adanya tulisan diatas objek lelaki dan perempuan merupakan sebuah lirik lagu dari Bunga Citra Lestari yang dinyanyikan sebagai soudtrack film Habibi dan Ainun. Mita menuturkan, bahwa ia sangat menyukai lagu dan film ini, dikarenakan film ini menggambarkan kesetiaan cinta yang sampai akhir hayat, tidak pernah pudar sedikitpun. Dalam karya ini, Mita juga menuliskan harapannya bahwa ia akan selalu bersama dengan kekasihnya menggunakan bahasa Inggris bertuliskan I will always with you.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
3) Animasi
Gambar 4.47 Karya Joko Pamungkas kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: naga dalam kartun dragon ball
•
Peristiwa: naga yang keluar dari bola naga dalam cerita dragon ball
•
Kondisi: naga terlihat menyeramkan
Media: kertas gambar dan spidol berwarna Form: •
Garis: tegas tidak putus-putus, luwes
•
Bidang: biomorphic, raut bidang organik
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: perpaduan warna dingin dan panas
•
Nada Gelap Terang: tidak ada gelap terang pada objek, namun nada atau irama ada pada objek naga
•
Komposisi: seimbang atau balance
•
Kesatuan atau unity: terdapat kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Tema tokoh fantasi ini dipilih oleh Joko sebagai karya gambar ekspresinya. Hal yang mendasari ide Joko memilih tokoh fantasi kartun dragon ball adalah kesukaannya terhadap film kartun Jepang ini. Seperti yang dituturkan oleh Joko: “Kulo remen bu nonton dragon ball teng Indosiar minggu enjing.”(26 September 2013) Dari beberapa kali wawancara baik formal maupun non formal yang berlangsung, Joko menceritakan tentang tokoh-tokoh yang di senanginya seperti Goku, yang mencari bola-bola naga. Tokoh naga yang di gambarkan oleh Joko merupakan naga yang berada di dalam bola naga yang di cari oleh Goku. Saat ditanya mengapa Joko lebih memilih menggambar naga daripada tokoh Goku, dikatakan bahwa selama ini ia sering sekali menggambar naga dragon ball, sehingga saat akan membuat karya ia memikirkan hal yang sekiranya ia bisa kerjakan dengan baik. Selain dari dragon ball, Joko juga menyukai kartun one piece. Sebenarnya ia ingin menggambar salah satu tokoh one piece, namun karena keterbatasan berupa media untuk browsing membuat Joko memilih tokoh naga dalam kartun dragon ball. Dalam karya nya di gambarkan naga dan 7 bola kristal, serta tulisan dragon ball. Hal ini dituturkan oleh Joko, karena ia mengalami kebingungan dalam mengisi bidang kosong yang ada pada karyanya. Maka dari itu ia memilih memberikan tulisan dan bola-bola kristal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
4) Otomotif
Gambar 4.48 Karya Muh Gilang kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: motor, typografi
•
Peristiwa: motor satria yang di modifikasi untuk balap
•
Kondisi: motor yang sudah tidak standar lagi
Media: spidol diatas kertas Form: •
Garis: tegas, tidak putus-putus
•
Bidang: raut bidang organic
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: warna panas
•
Nada Gelap Terang: tidak ada gelap terang, nada atau irama terdapat pada typografi
•
Komposisi: seimbang atau balance
•
Kesatuan atau unity: ada kesatuan bentuk dan warna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
Ide Penciptaan: Tema otomotif dipilih oleh Gilang sebangai karya gambar ekspresinya. Hal ini dikarenakan hobi Gilang dalam mengikuti balap motor liar yang diadakan di sekitar rumahnya. Menurut penuturan dari Gilang, hobi balap liar ini digelutinya sejak kelas VII SMP: “Seneng balapan og bu, nek dinten Setu teng dalanan gedhe ngajeng kecamatan niko rame kagem balapan” (24 September 2013) Dari hasil wawancara dengan Gilang, ia menuturkan bahwa di lingkungan kecamatan Simo, saat ini sedang nge-trend balapan liar. Biasanya yang mengikuti balapan ini adalah siswa SMP dan SMA di Simo. Setiap hari Sabtu sore, biasanya mereka sudah berkumpul di pinggir jalan raya sambil bertemu dengan temanteman.
Gilang
menuturkan,
ada
kelompok-kelompok
klub
motor
yang
mendominasi wilayah kecamatan Simo. Klub motor ini kerap melakukan pertandingan balap liar di Sabtu malam. Gilang pun menuturkan bahwa dirinya juga mengikuti klub motor suzuki satria. Motor milik Gilang sudah di modifkasi, sehingga memiliki kecepatan yang melebihi motor standar. Body motor sudah di modifikasi menjadi lebih simple dan lebih bagus menurutnya.Menurut Gilang, mengikuti klub motor bertujuan untuk menghibur diri, dan menambah pertemanan, karena lewat hal ini Gilang mnjadi memiliki banyak teman dan di kenal oleh kalangan klub motor lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
5) Musik
Gambar 4.49 Karya Wahyu Rizky kelas IX A (Dokumentasi: Krissiwi, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: daun ganja, typografi
•
Peristiwa: daun ganja yang menjadi lambang musik reggae
•
Kondisi: daun ganja dengan susunan saling terbalik, dengan tulisan “Reggae” di bawahnya, sebagai latar belakang warna khas musik reggae yaitu merah, kuning, dan hijau.
Media: spidol di atas kertas gambar Form: •
Garis: tegas tidak putus-putus, luwes
•
Bidang: raut bidang organic
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: warna panas dan dingin
•
Nada Gelap Terang: gelap terang tidak dimunculkan, namun irama ada pada objek daun ganja
•
Komposisi: seimbang atau balance
•
Kesatuan atau unity: ada kesatuan warna dan kesatuan bentuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Ide Penciptaan: Tema musik dipilih oleh Wahyu sebagai karya gambar ekspresinya. Hal ini dikarenakan Wahyu sangat menyukai musik reggae. Dalam keseharian Wahyu selalu mendengarkan lagu reggae dari handphone nya. Wahyu menuturkan bahwa sudah sejak kelas VII ia sangat menyukai musik reggae “Saya suka sama musik reggae bu, soalnya musiknya enak, santai, mboten mbrebeki kuping bedo kalian musik metal bu” (24 September 2013) Artis reggae legendaris yang paling disukai adalah Bob Marley dan dari Indonesia Tony Q. Dari wawancara non formal yang dilakukan saat pengerjaan karya, mengapa ia memilih lambang daun ganja untuk melambangkan karya dengan tema musik. Wahyu mengatakan bahwa rastafari adalah jalan hidup bagi pecinta reggae yang memiliki gaya hidup semaunya .Sebenarnya rasta adalah ganja, yang kemudian identik dengan penghisap ganja bagi para pecinta reggae, namun bagi Wahyu yang diambil dari rastafara adalah cinta damai yang terkandung dalam aliran ini. Dari hal ini Wahyu menggambarkan daun ganja dengan 3 warna khas reggae yaitu merah, kuning, dan hijau. Untuk mengisi bidang Wahyu membubuhkan tulisan reggeae untuk mempertegas penjelasan menganai makna gambar yang di buatnya. Tidak lupa ia juga memberikan background dengan warna yang senada dengan warna daun ganja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
6) Persahabatan
Gambar 4.50 Karya Mar Atul kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: perempuan, rumah, tumbuhan, pohon
•
Peristiwa: anak-anak perempuan sedang bermain bersama di halaman samping rumah
•
Kondisi: mereka terlihat sangat berbahagia dan ceria
Media: pastel diatas kertas Form: •
Garis: tegas, tidak putus-putus, luwes
•
Bidang: biomorphic dengan raut bidang organic
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: perpaduan warna panas dan dingin, mayoritas warna panas
•
Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek-objek dala karya, ada nada atau irama di objek karya
•
Komposisi: seimbang atau balance commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
•
Kesatuan atau unity: kesatuan dalam bentuk dan warna
Ide Penciptaan: Tema aktivitas manusia di pilih oleh Mar Atul sebagai karya gambar ekspresinya. Hal ini dikarenakan Atul ingin menggambarkan tentang persahabatan nya dengan teman-teman yang ada di rumahnya. Seperti yang di tuturkan oleh atul saat wawanancara berlangsung: “Saya punya teman-teman dekat di rumah bu, biasanya main bareng di depan rumah, makanya pengen gambar mereka” (27 September 2013) Atul memilik 4 orang sahabat di rumahnya. Masing-masing sahabatnya berada di sekolah yang berbeda. Atul menuturkan bahwa mereka sejak kecil sudah berteman dekat, sejak kelas 1 Sekolah Dasar (SD) sampai kelas IX SMP ini mereka masih dekat dan saling berkunjung. Kegiatan Atul setelah pulang sekolah adalah membantu ibunya untuk mengurus adik-adiknya yang masih kecil. Tidak ada les ataupun bimbingan belajar apapun yang dilakukan Atul selain bimbingan yang diadakan oleh sekolah. Hal ini membuat Atul memiliki banyak waktu untuk temanteman nya di rumah. Hal yang sering dilakukan Atul dan teman-temannya di rumah adalah saling bertukar cerita atau melakukan permainan di lapangan dekat rumahnya seperti gobak sodor, atau bersepeda bersama-sama mengelilingi persawahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
7) Religi
Gambar 4.51 Karya Rizky kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: tempat ibadah
•
Peristiwa: bangunan masjid
•
Kondisi: bangunan masjid yang terlihat besar dan megah
Media: pastel dan kertas Form: •
Garis: lurus, tegas, tidak putus-putus
•
Bidang: geometris
•
Tekstur: semu
•
Warna: mayoritas warna panas
•
Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada background
•
Komposisi: kurang seimbang, ruang kosong bagian bawah terlalu banyak
•
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari gambar masjid yang dibuat oleh Rizky berawal dari ketertarikannya melihat gambar bangunan masjid di sebuah majalah. Kemudian karena ia sebagai umat muslim maka suatu saat ia bercita-cita untuk membangun mushola atau masjid di daerah tempat ia tinggal. Alat bahan yang digunakan oleh Rizky adalah pastel dan kertas. Ia menuturkan sudah sering menggunakan pastel dalam berkarya, sehingga ia ingin menggambar karya nya dengan menggunakan pastel, sekalipun mayoritas dari teman-temannya menggunakan pewarna spidol. 8) Olah Raga
Gambar 4.52 Karya Aditya Arif kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: • Tokoh: klub bola Viking Bandung • Peristiwa: gambaran lambang klub bola Viking • Kondisi: lambang berupa typografi dan gambar kepala tentara Viking dengan topi tanduk dan wajah manusia berjenggot Media: spidol di atas kertas Form:
Garis: tegas, tidak putus-putus mayoritas garis diagonal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Bidang: raut bidang geometri, raut bidang organik
Tekstur: nyata halus
Warna: perpaduan warna dingin dan panas
Nada Gelap Terang: tidak ada gelap terang, nada terbentuk pada tulisan “Viking”
Komposisi: seimbang atau balance
Kesatuan atau unity: ada kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan: Tema sepakbola dipilih oleh Adit sebagai karya gembar ekspresinya. Hal ini dikarenakan Adit sangat menyukai klub sepak bola dari Bandung atau Persib (Persatuan Sepak Bola) Bandung yang memiliki fans bernama “Viking Persib Bandung” Sekalipun Adit bukan dari Bandung, namun ia begitu mengagumi Persib bandung dan fans nya yang disebut Viking. Adit menuturkan bahwa nama Viking diambil dari nama salah satu suku bangsa Skandinivia yang memiliki karakter gigih, solid, militan dan patriotis “Viking niku klub bola paling jos kok bu, kan niku saking Bandung, naminipun dipendet saking nami tentara teng Skandinavia.” (24 September 2013) Dari ini, maka dibentuklah fans klub viking dengan lambang kepala tentara viking yang memakai topi perang bertanduk, dan berwarna dominasi biru. Adit memang menyukai sepak bola. Setiap hari ia selalu meluangkan waktunya untuk bermain sepak bola bersama dengan teman-temannya di rumah. Rumah Adit yang berada di kecamatan Andong, terletak di perkampungan yang masih terdapat banyak sekali lahan kosong untuk bermain bersama anak-anak lain. Bahkan di sekolah, Adit selalu bermain sepak bola dilapangan samping sekolah yang luas. Karena hobi inilah, Adit menggambar tema sepakbola dalam karya ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
9) Tradisi
Gambar 4.53 Karya Anshafira kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: • Tokoh: motif batik • Kondisi: berbagai motif batik saling tindih menindih, namun tertata di • Peristiwa: berbagai motif baik yang digambr dijadikan satu dalam karya • gambarkan dengan dua warna putih dan coklat. Media: spidol diatas kertas Form: • Garis: tegas, luwes, tidak putus-putus • Bidang: raut bidang organik • Tekstur: nyata halus • Warna: monochrome hitam coklat • Nada dan Gelap Terang: karya flat tidak ada gelap terang namun nada atau irama terbentuk pada pengulangan motif • Komposisi: seimbang denga motif yang asimetris • Kesatuan atau unity: ada kestuan bentuk dan warna Ide Penciptaan: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
Tema batik dipilih oleh Ansha sebagai karya gambar ekspresinya. Hal ini dikarenakan saat pembelajaran semester lalu, batik dijadikan materi seni budaya untuk pameran sekolah. Ansha menuturkan, ia ingin menggambar motif batik yang telah di modifikasi olehnya karena termotifasi pada semester lalu karya nya tidak terpilih untuk diikutkan dalam pameran sekolah “ Pengen gambar motif batik bu, tapi udah di modif, jadi beda sama motif batik klasik” (24 September 2013) Ansha menceritakan bahwa selama ini dia sangat tertarik dengan batik setelah pameran sekolah semester lalu di gelar. Ia merasa sedikit kecewa karena tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan motif batik itu sehingga tidk lolos seleksi. Saat pameran di gelar, Ansha terkagum-kagum melihat karya teman-teman nya yang bagus dan sangat rapi. Maka dari itu, ia sekarang ingin mencoba membuat lagi. 10) Binatang
Gambar 4.54 Karya Dewi S. kelas IX F (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: • Tokoh: dua ekor angsa • Peristiwa: dua ekor angsa yang saling berdekatan membentuk hati • Kondisi: angsa berwarna hitam abu-abu yang berenang di air yang jernih. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
Media: pastel diatas kertas Form: • Garis: tegas, tidak putus-putus, luwes • Bidang: raut bidang organik • Tekstur: semu • Warna: mayoritas warna dingin, gelap • Nada Gelap Terang: ada gelap terang pada background • Komposisi: seimbang dengan objek utama di tengah • Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk Ide Penciptaan: Tema dunia binatang dipilih oleh Dewi sebagai karya gambar ekspresinya. Hal ini dikarenakan Dewi suka dengan binatang. Dewi menuturan bahwa ia sangat menyukai hewan yang berbulu indah “Saya suka hewan yang bulunya bangus kayak angsa, kucing, anjing, sama burung bu” (27 September 2013) Kali ini dalam karya Dewi, ia menggambar 2 ekor angsa yang sedang berdua di danau. Dewi menuturkan bahwa ia juga mempunyai sepasang angsa di rumah, maka dari itu Dewi ingin menggambar angsa yang kepala dan lehernya bersatu membentuk bentuk hati, karena menurutnya angsa itu salah satu binatang yang setia dengan pasangannya. Dewi memberi warna biru dan hitam pada angsanya karena ia merasa bingung akan di beri warna apa. Apabila warna putih, terlihat tidak diwarna, maka ia memilih warna biru dengan sedikit aksen hitam pada leher angsa. Sebagai background Dewi sebenarnya ingin menggambarkan semak-semak atau ilalang yang menutupi danau, namun karena terbaas pada alat dan bahan yang dimiliki, sangat sulit untuk membuat detail semak-semaknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
11) Politik
Gambar 4.55 Karya Listyani kelas IX F bertema binatang (Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013) Subject Matter: •
Tokoh: Jokowi, typografi
•
Peristiwa: Jokowi sedang bergaya seperti penyanyi metal
•
Kondisi: Jokowi mengacungkan 3 jari yang merupakan lambang metal, dengan menggunaan jas dan kaos serta mengangkat satu kaki kirinya layaknya musisi metal
Media: kertas dan spidol Form: •
Garis: tegas, tidak putus-putus
•
Bidang: biomorphic
•
Tekstur: nyata halus
•
Warna: mayoritas pemberian arna pada typografi dengan warna-warna pannas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
•
Nada dan Gelap Terang: tidak ada gelap terang yang ditapilkan dalam karya
•
Komposisi: kurang seimbang karena sebagian kaki Jokowi terpotong
•
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan: Ide penciptaan dari Dewi ini adalah kekagumannya atas tokoh masyarakat Jokowi yang sekarang menjadi Gubernur Jakarta. Lewat pemberitaan yang sering di lihatnya di televisi ia menjadi terinspirasi untuk membuat karya dengan tokoh Jokowi. Gambar yang dibuat oleh Dewi ini berdasarkan hasil imajinasinya sendiri,tidak mencontoh gambar yang sudah ada. 3. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tema Gambar Ekspresi Siswa Kota dan Desa Setelah mengetahui kecenderungan tema dari masing-masing sekolah, kali ini akan di analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk memilih tema dalam karya gambar ekspresi mereka. Terdapat 2 faktor utama secara garis besar yaitu faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar) Setiap tema karya yang dibuat oleh siswa memiliki faktor yang berbeda. Berikut adalah hasil dari analisis faktor yang mempengaruhi pemilihan tema gambar ekspresi siswa di SMP N 5 Surakarta dan SMP N 2 Simo. a. SMP N 5 Surakarta 1) Tumbuhan Tema tumbuhan yang dipilih oleh Yuka kelas IX G, beserta beberapa siswa lain seperti Jane C, Mutiara ,Tasya, Agnes, Tiwi, dan Vena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu minat, bakat, lingkungan rumah dan faktor alat bahan yang digunakan untuk berkarya. Mayoritas karya berwujud bunga, namun ada pula yang menggambar pohon. Sebagian besar siswa menggambar bunga dengan imajinasinya sendiri, namun ada beberapa siswa yang meniru gambar bunga yang telah mereka cetak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
Dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap siswa yang memilih tumbuhan sebagai tema minat siswa perempuan terhadap keindahan seperti bunga, mendorong mereka untuk menggambarkan apa yang mereka suka. Selain dari minat, juga terdapat faktor bakat. Bakat yang dimiliki adalah kemampuan yang baik dalam menggambarkan objek bunga, karena dari beberapa penuturan siswi yang memilih bunga sebagai tema mereka ada beberapa siswi yang mengatakan bahwa mereka sebenarnya ingin menggambar figure perempuan, namun karena keterbatasan kemampuan, mereka menggambar bunga yang bagi mereka lebih mudah. Hal ini disebabkan oleh faktor alat dan bahan yang harus mereka gunakan yaitu kuas dan cat air. Bagi mereka ini merupakan hal yang baru. Faktor lingkungan yang mempengaruhi mereka adalah lingkungan rumah dimana mereka tinggal. Mayoritas di rumah mereka terdapat tanaman bunga baik di tanam di halaman, atau sebagai hiasan di rumah, sehingga mereka sering melihat serta mengamati keindahan bunga. 2) Pemandangan Karya bertema pemandangan yang dibuat oleh kelompok Riodha, Okky dan Sultan kelas IX G beserta siswa lain seperti Kintan, Damai, dan Salsabila dipengaruhi oleh faktor minat, lingkungan rumah dan sekolah. Minat yang mempengaruhi mereka adalah keinginan dari dalam diri mereka untuk menggambar pemandangan alam. Lingkungan rumah juga mempengaruhi pemilihan tema Okky karena rumah Okky merupakan daerah pemukiman padat penduduk, terletak di Semanggi Wetan. Okky menuturkan bahwa daerah tempat tinggalnya jarang ditemukan adanya taman bermain, namun masih ada sebuah lapangan sepak bola yang sampai saat ini masih sering di datangi Okky dan teman-teman di rumah untuk bermain. Dalam mengerjakan karya, mayoritas dari siswa meniru gambar yang sudah ada, baik itu dari majalah, buku atau dari internet Begitu pula di lingkungan sekolah, dimana SMP N 5 Surakarta berada tepat di jantung kota Solo, dengan banyaknya pertokoan, mall, gedung bertingkat, pusat pemerintahan yang membuat situasi sekeliling sekolah menjadi suasanya perkotaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
yang sibuk, sehingga mungkin dalam diri mereka ada suatu kejenuhan psikologis sehingga mendorong mereka untuk mencoba mencari hal yang bisa menenangkan hati dan pikiran. Maka dari itu, Okky sangat senang apabila diajak oleh keluarganya untuk pergi berlibur di daerah pegunungan. Selain Okky, siswa lain seperti Kintan, Damai, dan Salsabila juga menuturkan hal yang sama, bahwa tempat mereka tinggal berada di lingkungan perkotaan, dengan minim rekreasi alam, sehingga mereka menginginkan tempat-tempat yang berbeda dari biasanya yang mereka datangi. Kehidupan di kota yang hiruk pikuk dan ramai, menyebabkan anak merasa jenuh dengan keadaan itu. Hal ini menjadi faktor pemicu siswa kota untuk menggambarkan pemandangan alam sebagai tema karya mereka. Seorang siswa di kota akan jarang melihat pemandangan alam yang hijau, bersih, banyak ruang hijau terbuka. Namun tidak bagi siswa yang tinggal di dalam kota, gang-gang sempit, lingkungan perumahan padat dan individualis, hal ini akan sangat mempengaruhi psikologis seorang siswa. Tidak heran apabila siswa di kota akan sangat suka bila diajak ke tempat-tempat wisata alam. 3) Persahabatan Tema persahabatan yang dipilih oleh dari Yosafat, Andika, Kevin, Arli dan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor minat dan alat bahan. Faktor minat berupa kesukaan dari Yosafat dengan tokoh Spongebob yang kemudian membawanya untuk menggambar tokoh dalam film kartun Sponge bob. Dalam karya yang dibuat oleh Yosafat, ia mengambil adegan saat Spongebob dan sahabatnya Patric sedang berdiri berdua dan berangkulan sambil memegang permen lollipop. Yosafat menuturkan bahwa yang digambarnya itu menceritakan tentang persahabatan antara Spongebob dan Patric yang merupakan icon dala film itu. Selain karena faktor minat, faktor alat dan bahan yang digunakan juga berpengaruh dalam pembuatan karya. Menurut Yosafat, Tokoh Spongebob dan Patric adalah tokoh yang mudah untuk di gambar. Karena Yosafat enggunakan media cat air dan kuas, maka dalam menentukan objek gambar karya ia memilih objek yang mudah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
untuk di gambar menggunakan media kuas dan cat air. Yosafat menuturkan kesulitannya dalam menggambar menggunakan kuas dan cat air dikarenakan kuas yang memiliki ujung bulu yang lentur dan susah untuk membuat objek-objek yang harus dengan garis lurus. Yosafat menuturkan sebenarnya ia ingin menggambar mobil balap namun karena sulit membuat garis lurus menggunakan kuas, maka ia memilih objek Spongebob dan Patrick yang lebih mudah. 4) Olah Raga Tema olah raga yang diambil oleh Alberto anggota kelompok 1 kelas IX C dipengaruhi oleh faktor minat, alat dan bahan, keluarga, teman sepermainan. Andrean, dan Aryoko kelas IX C, beserta beberapa siswa lain seperti Arga, Amalia dan Tito kelas IX G. Mayoritas dari mereka menggambarkan tokoh idola di klub sepak bola tertentu. Dari hasil wawancara dan pengamatan faktor yang mempengaruhi pemilihan tema mereka adalah minat mereka di dalam sepak bola. Selain dari minat, faktor keluarga siswa juga mempengaruhi. Seperti yang terjadi pada Amalia, tema sepakbola yang dipilih disebabkan karena dalam keluarganya mayoritas laki-laki dan selalu mengajak Amalia untuk menonton pertandingan bola, sehingga hal ini berpengaruh pada pemilihan tema sepak bola pada karyanya yang menggambarkan suasana pertandingan bola klub Arema. Alat dan bahan berupa kuas, cat minyak, cat air dan kanvas juga menjadi faktor eksternal bagi pemilihan tema karya dikarenakan banyak siswa yang masih belum bisa lancar dalam membuat karya dengan teknik basah. Teman sepermainan juga mempenngaruhi siswa dalam menentukan tema sepak bola hal ini dikarenakan biasanya siswa yang memiliki hobi sepak bola pasti akan memiliki teman-teman yang memiliki hobi yang sama, dan dalam pergaulan, pembicaraan mereka pasti tidak lepas dari topic sepak bola. 5) Animasi Tema animasi yang dipilih Choiruddin kelas IX F dan siswa lain seperti Andhika G, Abi Catur, Devey N, dan Firza Fathia dipengaruhi oleh faktor minat, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
bakat, teknologi informasi dan komunikasi, teman sepermainan, lingkungan rumah dan sekolah. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang berlangsung
faktor
internal berupa minat dan bakat menjadi pengaruh dalam pemilihan tema karya ini. Hal ini dilihat dari kebiasaan Udin yang suka membaca komik manga seperti Naruto dan One Piece. Selain membaca, Udin juga sering meniru gambargambar manga yang ada di komik sehingga Udin bisa dikatakan mahir dalam menggambar tokoh-tokoh dalam komik manga. Dari hasil wawancara non formal kepada beberapa siswa yang juga memilih tokoh fantasi sebagai tema karya, mereka juga menuturkan hal yang sama, bahwa mereka suka membaca serta menonton film manga. Selain faktor diatas, faktor lingkungan rumah dan sekolah juga mempengaruhi. Kondisi lingkungan di sekitar rumah Udin merupakan lingkungan perumahan, dimana semua penduduk cenderung individualis. Udin tidak pernah bermain diuar bersama teman-teman rumahnya, di menghabiskan waktu luangnya untuk bermain game online dan membaca komik di rumah. Hal yang sama juga dialami oleh beberapa siswa lain yang juga memilih tema yang sama, mereka menuturkan bahwa mereka lebih sering bermain game online di warnet daripada bermain bersama teman-teman di rumah. Lingkungan sekitar sekolah juga mempengaruhi siswa dalam memilih tema tokoh fantasi. Di dekat SMP N 5 terdapat banyak warnet yang menyediakan fasilitas game online di dalamnya. Sehingga siswa saat pulang sekolah setelah jam tambahan mereka bermain video game. Teman sepermainan juga membawa pengaruh, dimana mayoritas temanteman mereka juga memiliki hobi dankesukaan yang sama dalam bermain game online, sering mereka saling bertukar ilmu dan cara memenangkan suatu game tertentu. Selain game online mereka juga suka bermain video game seperti playstation yang di dalamnya juga terdapat tokoh-tokoh fantasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
6) Religi Tema religi yang diambil oleh Yohana anggota dari kelompok 3 dipengaruhi oleh faktor minat, keluarga, teman sepermainan dan alat bahan. Hal ini dikarenakan keluarga dari Yohana merupakan keluarga Kristen yang taat, dan saat bulan menjelang Natal, mereka akan bersiap-siap membeli keperluan yang dibutuhkan untuk menyambut hari Natal. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor dari dalam diri Yohana, yaitu keinginan dari Yohana untuk bisa merasakan white Christmas
di Eropa. Angan-angan dan harapan Yohana dituangkan kedalam
karyanya. Faktor lain yang mempengaruhi juga adalah lingkungan rumah Yohana, yang berada di perkampungan dan dekat dengan gereja, membuat Yohana memiliki teman-teman rumah yang juga sama-sama merayakan Natal. Pergaulan Yohana selain di rumah, juga terdapat banyak teman-teman gereja Yohana yang sering bermain bersama Yohana. Alat dan bahan juga berperan dalam pembuatan karya, karena mayoritas siswa pasti mempertimbangkan alat bahan apa yang mereka dapat apakah cat air atau cat minyak, dan mereka menentukan objek yang menurut mereka mudah digambar dengan media itu. Seperti yang dialami oleh kelompok 3 kelasIX G yaitu Natasha, Sekar dan Wiranthi. Mereka memilih menggambar dengan tema hari raya karena dianggap objek yang mereka buat sederhana. 7) Motivasi Karya bertemakan motivasiyang merupakan karya kelompok dari siswa kelas IX G yang terdiri dari Afifa, Sabrina dan Sintia, dipengaruhi oleh faktor minat dan lingkungan rumah. Sabrina sebagai pencetus ide tema karya kelompok menuturkan bahwa ia suka membaca buku tentang inspirasi. Selain karena Sabrina suka membaca buku, lingkungan tempat Sabrina tinggal merupakan lingkungan perumahan, yang individualis. Sehingga Sabrina jarang untuk keluar bermain. Sabrina lebih sering membaca buku daripada bermain di luar rumah. Saat jam pulang sekolah tiba, Sabrina biasanya disibukkan dengan les sehingga hiburan satu-satunya adalah membaca buku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
8) Binatang Tema binatang yang diambil oleh Jane dipengaruhi oleh faktor minat, bakat, alat bahan dan lingkungan rumah. Saat dilangsungkan wawancara, terdapat faktor yang mempengaruhi Jane dalam memilih tema binatang. Faktor minat yang mempengaruhi Jane dalam berkarya binatang datang dari keinginan dirinya sendiri. Faktor bakat juga mempengaruhi Jane dalam berkarya, saat dilakukan wawancara non formal ia menuturkan bahwa sudah sering menggambar objek burung, sehingga untuk menggambar objek burung tidak mengalami kesulitan, namun daam penggunaan alat dan bahan berupa cat air dan kuas, bagi Jane ini merupakan kali pertamanya, dan Jane merasa sedikit mengalami kesulitan dalam menguaskan warna serta menggunaan teknik aquarel seperti yang diminta oeh guru. Faktor lingkungan rumah juga membawa pengaruh dalam karya Jane, dimana rumah tempat tinggal Jane berada di sekitar pasar burung Depok. Hal ini mempengaruhi Jane dalam pola pikir. Selain lingkungan rumah, ayah Jane juga memelihara burung parkit, salah satu burung kesukaan Jane. Sehingga bisa dikatakan, bahwa faktor dari dalam yaitu minat dari Jane menjadi faktor pendukung dari pemilihan tema ini. 9) Alam Benda Tema alam benda yang dipilih oleh Grananda dan Risyad dipengaruhi oleh faktor minat dan alat bahan yang digunakan. Grananda memilih menggambar palet dan kuas, karena dianggap mudah untuk di gambar, dan pewarnaan yang sederhana. Faktor alat dan bahan yang mempengaruhi karya Nanda, dikarenakan penggunaan cat air dan kuas dalam pewarnaan merupakan hal yang baru dan sulit untuk menggunakan teknik aquarel yang di haruskan oleh guru. Sehingga Nanda membuat objek yang baginya mudah dan simple untuk di warnai. 10) Percintaan Tema percintaan yang diambil oleh Fera dan Yuaninda dipengaruhi oleh faktor internal berupa minat, minat dari Fera berupa hobi membaca komik berupa serial cantik. Selain itu karena menginjak masa remaja Fera juga mengalami masa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
pubertas yang pasti memiliki perasaan suka dan mencintai lawan jenis. Fera juga memiliki idola berupa bintang K-pop atau Korean pop. Fenomena yang terjadi akhirakhir ini remaja memiliki idola berupa penyanyi dari Korea, dengan boy band atau girl band. Tidak berbeda dengan remaja-remaja lain yang juga mengidolakan artis dalam maupun luar negeri. Dalam berkarya, Fera meniru gambar yang sudah ada, kemudian di tiru untuk karya nya namun dimodifikasi sesuai keinginannnya. 11) Tradisi Faktor yang mempengaruhi Denny dalam memiih tema tradisi berupa wayang adalah minat dan keluarga. Sejak awal kelas VII, Denny suka dengan cerita wayang, dan berkeinginan untuk menjadi dalang. Dari hasil wawancaran, Denny mengatakan bahwa cerita wayang memiliki alur cerita yang sangat menarik, sama menariknya dengan komik manga yang saat ini disukai teman-temannya. Denny berasal dari keluarga yang suka terhadap budaya jawa, terutama kakek Denny yang sering menceritakan tentang cerita Baratayuda dan cerita wayang yang lain. Di sekolah, Denny juga mengikuti kegiatan karawitan, yang berhubungan dengan budaya Jawa. b. SMP N 2 Simo 1) Pemandangan Tema pemandangan yang dipilih oleh Elvira dan siswa lain seperti Heriyawan, Indah Nur dan Aprianto Dwi dan 13 siswa yang lain, dipengaruhi oleh faktor minat, lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan guru mata pelajaran. Elvira bertempat tinggal di desa Kedunglengkong, kecamatan Simo Boyolali. Saat dilakukan wawancara, Elvira menuturkan bahwa daerah tempat ia tinggal berada di pedesaan yang berbukit dan dapat melihat gunung merapi secara jelas. Elvira juga menuturkan, lingkungan sekitar sekolah yang di kelilingi perbukitan rendah, sawah dan pemandangan gunung merapi juga membawanya untuk memiliki keinginan menggambar tentang suasana pegunungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
Hasil wawancara non formal dengan siswa lain yang juga mengambil tema pemandangan alam, yaitu Heriyawan, Indah Nur dan Aprianto Dwi mereka semua juga mnuturkan hal yang sama. Heriyawan yang tinggal di kecamatan yang berbeda yaitu Andong, mengatakan bahwa pemandangan alam merupakan hal yang menjadi pemandangan keseharian. Pemandangan alam juga merupakan hal yang mudah untuk di gambar, mengingat saat masih duduk di bangku sekolah dasar, kegiatan menggambar tidak luput adanya tema peandangan alam. Berbeda dengan Aprianto yang memilih pemandangan alam di kaki gunung merapi. Ia mengatakan bahwa teringat saat Bapak Krisnadi mengajak siswa nya untuk berkarya bersama saat setelah kejadian erupsi merapi, sehingga Aprianto kembali menggambarkan apa yang pernah diajarkan oleh Bapak Krisnadi. 2) Percintaan Tema percintaan yang dipilih oleh Mita Dwi kelas IX A dan siswa lain yang memilih tema yang sama
dipengaruhi oleh faktor minat, dan teman
sepermainan. Di SMP N 2 Simo, sudah menjadi hal yang biasa jika kelas IX ratarata sudah memiliki kekasih. Di lingkungan rumah, Mita menuturkan banyak ditemui teman-temannya lulusan SMP yang langsung menikah, biasanya apabila oang tua tidak mampu membiayai sampai jenjang SMA atau selanjutnya, namun ada pula yang karena hamil terlebih dahulu. Saat dilakukan wawancara, mengapa Mita memilih tema percintaan, ia menuturkan bahwa saat ini sedang dekat dengan seseorang, dan berharap nanti kisahnya seperti Bapak Habibi dan Ibu Ainun. Dalam karya Mita diselipkan sebuah lirik lagu yang menjadi soundtrack dari film Habibi dan Ainun yang menjadi favoritnya. Hasil wawancara dengan beberapa teman Mita yang memilih tema yang sama seperti Sherly, Tony, Adhi, Wening dan Ririn, mereka juga menuturkan hal yang sama. Rata-rata dari mereka memilih tema percintaan karena sedang galau dengan kekasih mereka atau mereka sedang jatuh cinta, pergaulan di rumah juga tidak beda jauh, selalu ada siswa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
akan menikah setelah lulus dari SMP dan ini merupakan hal yang wajar di lingkungan mereka. 3) Animasi Tema animasi yang dipilih oleh Joko kelas IX F dan siswa lain yang memilih tema yang sama dipengaruhi oleh faktor yaitu minat,
dan teman
sepermainan. Faktor minat yang mempengaruhi Joko dalam pemilihan tema karena ia memiliki hobi menonton acara televisi Dragon Ball, yang di tayangkan setiap hari Minggu. Tokoh yang paling disukai adalah Goku yang mencari bola-bola naga. Namun
Joko lebih tertarik menggambar naga yang ada di dalam bola naga
tersebut. Sedangkan siswa yang lain seperti Annisah, Handy, dan Agustin yang menggambarkan tokoh kartun seperti Doraemon, Tom and Jerry, dan Tinkerbell. Dari beberapa kali wawancara non formal kepada para siswa, mereka menuturkan bahwa selain hobi menonton acara televisi, dalam lingkungan pergaulan mereka juga memiliki hobi yang sama, teman-teman dari Annisah suka mengoleksi gambar-gambar Tinkerbell atau Princess. Sedangkan Handy yang suka dengan Dragon Ball sama dengan Joko, juga memiliki teman-teman di sekolah yang sering bertukar cerita tentang acara televisi Dragon Ball. 4) Otomotif Tema otomotif yang diambil oleh Gilang dan 4 orang siswa yang lain dipengaruhi oleh faktor minat dan bakat, teman sepermainan, dan keluarga dari siswa. Hal ini dibuktikan dari penuturan Gilang bahwa ia sangat menyukai balap liar motor yang selalu diadakan tiap malam minggu. Slain suka dengan balap liar, Gilang juga menyukai otomotif terutama motor. Di rumah ia bergaul dengan teman-teman sesama klub motor satria, dan suka memodifikasi motor di bengkel. Saat membuat karya dengan luwes dan cepat, Gilang dapat membuat sketsa tanpa meniru. Saat ditanya, ia menuturkan bahwa sudah sering menggambar motor baik satria, mio, atau ninja yang sudah di modifikasi. Biasanya pada awalnya ia meniru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
dari majalah otomotif, kemudaian sudah bisa lancar menggambar motor tanpa meniru. Selain itu, salah satu anggota keluarga dari Gilang yaitu kakak laki-lakinya juga memiliki bengkel motor di dekat rumahnya. Gilang sering datang dan mencoba memodifikasi motor satria miliknya sendiri. Dari sinilah Gilang belajar memodifikasi dan mulai menyukai otomotif. Hal yang hampir sama juga dialami oleh 4 siswa lain yang juga memilih tema otomotif pada karyanya. Minat akan modifikasi motor serta balap liar tidak bisa di pisahkan, karena menurut mereka hal ini saling berkaitan. Modifikasi ada yang bertujuan untuk memperoleh keindahan pada motor, ada juga yang menambah kecepatan dan performa motor. Di lingkungan Simo dan sekitarnya saat ini sudah marak sekali dengan adanya balap liar. Sekalipun Simo merupakan kecamatan, namun banyak pemuda-pemudanya yang rutin berkumpulsaat malam Minggu untuk adu balap seperti Gilang, Pendi dan Iswanto yang juga memilih tema otomotif. Mereka mengaku menyukai dunia balap dan otomotif semenjak memiliki motor. Teman sepermainan di sekolah juga mempengaruhi mereka, karena teman-teman mereka juga mayoritas mengikuti balap, atau suka memodifikasi. Hal ini telah menjadi trend di kalangan remaja di wilayah Simo. Karya dari Adi dan Iswanto yang menggambarkan laki-laki dan perempuan yang berboncengan dengan motor ninja dan satria, serta terdapat typografi yang mengatakan “Ra Fu ra love you” yang menggabarkan saat ini budaya materialisme juga mulai merasuki remaja di desa. Mereka akan bangga dengan menggunakan motor merk tertentu yang terkenal dan perempuan-perempuan rata-rata melihat motor yang ditunggangi oleh lawan jenisnya untuk menentukan standar tertentu. Budaya sekuler yang semakin bertumbuh ternyata tidak hanya ada di kota, namun seiring perkembangan teknologi juga berpengaruh pada psikologis remaja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
5) Musik Tema musik yang dipilih oleh Dani dan 3 orang siswa lain dipengaruhi oleh faktor minat, teman sepermainan, dan keluarga. Dari hasil wawancara formal ataupun non formal kepada Dani, dikatakan bahwa seja awal ia memang memiliki minat dalam mendengarkan musik reggeae. Selain itu, Alif Sarip dan Wahyu ketiganya juga menggambar tentang reggeae. Alasan dari mereka rata-rata karena mereka menyukai musik reggeae. Lingkungan tempat mereka tinggal, mayoritas anak-anak mudanya juga menyukai musik reggae. Teman-teman dekat Dani di sekolah dan di rumah sama-sama memiliki selera musik yang sama. Faktor keluarga juga mempengaruhi Dani dalam menyukai musik reggae dikarenakan kedua kakak laki-laki Dani merupakan penggemar music reggae sehingga Dani pun sering mendengarkan alunan music reggae di rumah. Siswa lain yang juga mengambil tema musik yaitu Alif, ia menuturkan bahwa pertama kali mengenal musik reggeae dari kakak nya, dan kemudian Alif juga ikut menyukai. Musik reggeae identik dengan Bob Marley. Maka dari itu karya dari Sarip pun menggambarkan Bob Marley dengat rambut gimbalnya. Lambang-lambang musik reggae yang melekat seperti daun ganja, warna merah, hijau, kuning dan rambut gimbal menjadi sebuah icon musik reggeae. Aliran musik yang terdengar santai seperti suasana di pantai memang sangat khas. Dani menuturkan daripda mendengarkan musik metal yang membuat tidak nyaman, ia lebih menyukai musik reggae. 6) Persahabatan Tema persahabatan yang dipilih oleh Mar Atul, dan 5 orang siswa lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu minat, lingkungan rumah, dan teman sepermainan. Faktor minat yang mempengaruhi Atul dalam pemilihan tema aktifitas manusia yaitu kesukaannya berkumpul dengan sahabat-sahabatnya di rumah. Faktor lingkungan rumah dan sekolah yang mempengaruhi antara lain lingkungan rumah tempat Atul tinggal masih bersifat kekeluargaan dan tingginya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
rasa toleransi, sedangkan teman sepermainan yang mempengaruhi adalah, temanteman sebaya di sekolah Atul yang masih sering bermmain bersama seusai sekolah, dan sering berkumpul bersama di luar waktu di sekolah. Tidak hanya Atul, dalam wawancara non formal yang dilangungkan kepada beberapa siswa yang mengambil tema yang sama yaitu Sony, Listyani dan Alfandhy, mereka juga menuturkan hal yang hampir sama dengan yang dialami oleh Atul. Masih sering dari mereka bermain dengan teman-teman sebayanya sepulang sekolah, dan teman-teman di rumah yaitu tetangga dari mereka masih sering berkumpul di sore hari untuk sekedar duduk di luar rumah untuk mengobrol, atau bermain sepak bola dengan teman-teman. Suasana di pedesaan yang masih guyub rukun ini mempengaruhi siswa dalam memilih tema gambar ekspresi. 7) Religi Tema religi yang diambil oleh Rizky, dipengaruhi oleh faktor minat dari dalam diri Rizky. Rizky menuturkan bahwa ia tertarik saat melihat gambar bangunan masjid yang ada di majalah rumahnya. Kemudia ia mencoba mencontoh gambar itu untuk dijadikan karya. Menurut Rizky, sebagai umat muslim yang baik, ia punya keinginan untuk membangun sebuah masjid di lingkungan rumahnya. 8) Sepak Bola Tema sepak bola yang diambil oleh Aditya dan Khafif dipengaruhi oleh faktor minat, teman sepermainan, lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Saat dilakukan wawancara, Adit menuturkan bahwa dirinya sangat suka dengan tim sepakbola asal Bandung yaitu Persib Bandung. Selain itu, Adit juga menyukai permainan sepak bola. Sering ia bermain bersama dengan teman-temannya di sekolah atau di rumah. Hal ini juga terjadi pada Khafif, yang juga menyukai sepakbola sejak kecil. Hal yang membuat Khafif memilih sepak bola sebagai tema dalam gambar ekspresinya dikarenakan memang Khafif berminat dan memiliki kebiasaan yang ada di rumah atau sekolah untuk bermain bola serta menonton pertandingan sepak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
bola. Klub sepak bola tertentu pasti menjadi idola para remaja khususnya putra. Mereka biasanya menyukai salah satu pemain dan mengidolakan, serta berharap bisa seperti mereka suatu saat nanti. Lingkungan di rumah Adit dan Khafif samasama terdapat lapangan sepak bola yang setiap sore di penuhi ana-anak untuk bermain bola bersama. Di kampung Adit juga sering dilakukan sparing sepak bola dengan kampung lainnya untuk menjalin persaudaraan satu dengan yang lain.Selain dirumah, Adit juga sering bermain bola dengan teman-teman di sekolahnya. Hal ini dikarenakan SMP N 2 Simo memiliki lapangan sepak bola yang sangat luas, sehingga biasanya saat jam istirahat, banyak siswa yang menyempatkanuntuk bermain bola bersama-sama di lpangan samping sekolah. 9) Tradisi Tema batik yang dipilih oleh Anshafira dalam karya gambar ekspresinya dipengaruhi oleh faktor minat, guru, dan materi pembelajaran. Ansha memilih tema batik dikarenakan pembelajaran batik pernah menjadi materi semester lalu yang digunakan sebagai bahan pameran sekolah. Namun karya Ansha saat itu tidak lolos seleksi. Hal ini membuat Ansha menjadi terpacu untuk membuat lagi dengan yang lebih bagus. Bapak Krisnadi selaku guru seni budaya memang sengaja membuat materi dengan menyamakan semuanya dari kelas VII sampai IX supaya mudah dalam penyeleksian karya. Pembelajaran merupakan hal yang paing penting dalam kegiatan siswa di sekolah. Adanya pembelajaran dengan tema materi batik ternyata dapat menarik minat seorang siswa untuk kreatif dalam membuat motif batik seperti yang terjadi pada Ansha. Dalam karyanya ia membuat motif batik modifikasi yang tidak sama dengan batik klasik. Hal ini menandakan adanya pengaruh dari materi pembelajaran terhadap pemilihan tema siswa. 10) Binatang Tema binatang dipilih oleh Dewi sebagai tema gambar ekspresinya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor minat, bakat, alat bahan dan lingkungan rumah Dewi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
Dewi menyukai hewan terutama hewan yang memiliki bulu indah seperti angsa, burung, dan kucing. Dalam berkarya faktor minat itu muncul dari lingkungan rumahnya yang memelihara sepasang angsa. Saat berkarya, ternyata faktor alat, bahan, dan bakat pun juga mempengaruhi Dewi dalam berkarya. Hal ini dikarenakan Dewi sebenarnya ingin membuat angsa yang lebih detail serta diwarna dengan cat air. Namun karena hanya memiliki pastel, Dewi kemudian merasa kurang puas dengan hasil pewarnaannya, ia menuturkan juga bahwa ingin membuat semak belukar di belakang objek utama, namun kurang mampu memaksimalkan teknik dan pewarnaan dengan pastel. Bakat yang dimiliki Dewi dalam menggambar binatang cukup baik, iapun menuturkan hal yang sama. Ia merasa percaya diri dan merasa mampu untuk menggambar angsa. Kemampuan berupa bakat atau skill sangat berpengaruh dalam pemilihan tema gambar ekspresi. Hal ini banyak di temui saat penelitian berlangsung karena siswa bisanya memilih tema berdasar yang dia bisa dan mampu kerjakan. Ada keinginan yang lain mungkin di lubuk hati mereka, namun mereka terbatas dengan kemampuan. Karena tema atau subject matter bukan hanya sesuatu yang terlihat kasat mata sudah di buat, namun hal yang ada di angan-angan pun sudah dapat dinamakan tema sekalipun belum diwujudkan dalam karya. Seperti pendapat Suradjijo “Subject matter adalah suatu kesatuan kualitatif dari hasil pengolahan batiniah seniman yang berasal dari hal-hal atau apa saja yang dianggapnya hakiki pada obyek, baik yang bersifat aktual (nyata) maupun yang bersifat ideal (gambaran dalam ide)” (hlm. 26). Lingkungan di sekitar rumah Dewi dekat dengan sungai, dan sawah, sehingga biasanya para peternak bebek, sapi, kambing, dan kerbau bila ingin memandikan hewan ternak mereka atau mencari makanan bagi ternak, mereka menggiring hewan-hewan itu ke sungai, dan di dekatsungai juga terdapat lahan kosong yang banyak terdapat rerumputan. Selain itu Dewi juga memiliki tetanga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
yang memelihara banyak angsa, saat siang hari menjelang sore biasanya angsaangsa mulai ke sungai untuk mencari makan dan berenang disana. 11) Politik Tema politik yang diambil oleh Dewi dipengaruhi oleh faktor internal berupa minat dari dalam diri siswa. Dewi menuturkan bahwa ia sangat mengagumi tokoh Jokowi. Dari kekagumannya itu, ia membuat karya dengan objek Jokowi. Menurut Dewi, Jokowi merupakan tokoh yang menginspirasi banyak orang. Minat Dewi membawanya memiliki ide untuk menggambar dengan tokoh Jokowi dengan pose sedang mengacungkan tiga jari metal. Jokowi merupakan tokoh masyarakat yang dekat dengan masyarakat terutama para pemuda.
C. Pembahasan 1.
Kecenderungan Pemilihan Tema Gambar Ekspresi Siswa SMP Kota dan Desa Di bawah ini adalah tabel hasil dari uraian keseluruhan hasil penelitian mengenai kecenderungan tema siswa SMP N 5 Surakarta dan SMP N 2 Simo,Boyolali serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tema gambar ekspresi:
Tema
SMP N 5 Surakarta Jum. %
Faktor Internal
13%
Minat Bakat
8
15%
Minat
8
15%
Minat
Pemandangan Persahabatan
SMP N 2 Simo Jum.
7 Animasi
Faktor Eksternal
Teknologi informasi dan komunikasi Teman Sepermainan Ling.Sekolah Ling.Rumah Ling. Rumah Ling.Sekolah Alat bahan
commit to user
Faktor Internal
Faktor Eksternal
%
9
13% Minat
Teman Sepermainan
20
30% Minat
3
5%
Minat
Ling.Rumah Ling.Sekolah Guru Ling.Rumah Teman Sepermainan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
8
15%
Minat
3 2
6% 4%
Minat -
Teman Sepermainan Alat bahan Keluarga Ling.Rumah -
1
2%
Minat Bakat Minat
Ling.Rumah Alat Bahan Keluarga
Religi
4
7%
Minat
Alam Benda
2
Olahraga
Motivasi Politik Binatang
2
4%
Minat
1 1
2% 2%
1
2%
Minat Minat Bakat Minat
2
4%
Minat
4%
Keluarga Alat bahan Teman Sepermainan Minat Alat bahan
-
-
-
2
4%
14
-
-
-
-
5
-
-
-
-
4
Tradisi
Percintaan
Otomotif
Musik
Total
53
100 %
67
Teman Sepermainan Ling.Rumah Ling.Sekolah
Ling.Rumah Alat Bahan Guru Materi Pelajaran
-
22% Minat Teman Sepermainan 9% Minat Teman Sepermainan Bakat Keluarga 7% Minat Teman Sepermainan Keluarga 100 %
Tabel 4.5 Uraian keseluruhan hasil penelitian mengenai kecenderungan pemilihan tema dan faktor yang mempengaruhi di SMP N 5 Surakarta dan SMP N 2 Simo, Boyolali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
Dibawah ini adalah tabel kecenderungan pemilihan tema gambar ekspresi beserta gaya serta mayoritas objek yang muncul pada karya di tiap tema: a. SMP N 5 Surakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Tema Tumbuhan Pemandagan Persahabatan Olah Raga Animasi Religi Motivasi Binatang Alam Benda Percintaan Tradisi
Gaya Realis Realis imajinatif imajinatif imajinatif Realis dekoratif imajinatif imajinatif imajinatif Realis
Objek bunga pegunungan tokoh fantasi manusia tokoh fantasi pohon tulisan ikan tong sampah tokoh fantasi manusia
Tabel 4.6 Kecenderungan pemilihan tema gambar ekspresi di SMP N 5 Surakarta beserta gaya serta mayoritas objek yang muncul pada setiap tema b. SMP N 2 Simo, Boyolali No. Tema Gaya Objek 1. Pemandangan Realis pegunungan 2. Percintaan Realis manusia 3. Animasi Imajinatif tokoh kartun 4. Otomotif Realis motor 5. Musik dekoratif daun ganja 6. Persahabatan Realis manusia 7. Religi Realis bunga 8. Olah Raga dekoratif tulisan 9. Tradisi Realis alat transportasi 10. Binatang Realis binatang angsa 11. Politik Realis tokoh politik Tabel 4.7 Kecenderungan pemilihan tema gambar ekspresi di SMP N 2 Simo, Boyolali beserta gaya serta mayoritas objek yang muncul pada setiap tema Dari hasil pengamatan karya yang dibuat oleh siswa kelas IX di kedua sekolah, selama proses berkarya sampai finishing dan pengumpulan karya dapat disimpulkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
bahwa tahap perkembangan gambar anak yang disampaikan oleh Read (1956) bahwa masa remaja rentang usia 11-14 tahun masuk dalam tahapan yang dinamakan repression dikatakan bahwa pada tahap ini siswa cenderung suka meniru, dan penciptaan ide baru akan jarang ditemui. Desain pada gambar mereka akan lebih konvensional. Pernyataan Read diperkuat dengan hasil temua dilapangan saat siswa mulai berproses menggambar. Mayoitas dari siswa menggambar dengan mencontoh objek. Dalam penentuan tema, siswa juga cenderung mengikuti contoh gambar yang mereka bawa dari rumah. Contoh gambar yang mereka bawa dari rumah, biasanya adalah gabar yang mereka sukai seperti tokoh super hero atau tokoh yang ada di film kartun ksukaan mereka. Mayoritas dari siswa memodifikasi karya mereka, tidak sama persis dengan contoh gambar yang mereka bawa. Dari hal ini bisa dilihat adanya kreativitas pada seorang siswa bahwa proses kreatif adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam suatu hal yang eksis (Supriadi, 2013: 143) menciptakan hal baru atau merekontruksi sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru juga bisa dikatakansebagai proses kreatif. Siswa di SMP N 5 menggunakan alat dan bahan berupa cat air dan cat minyak. Mayoritas dari siswa dalam berkarya pastimempertimbangkan alat dan bahan yang mereka gunakan. Siswa yang menggunakan cat minyak mayoritas memilih objek-objek yang sederhana dan mudah untuk dibuat menurut mereka. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tema Gambar Ekspresi di SMP N 5 Surakarta dan SMP N 2 Simo, Boyolali c. SMP N 5 Surakarta Dibawah ini adalah faktor-faktor yang menjadi pengaruh siswa mengambil suatu tema disebabkan oleh faktor dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal): 1) Internal (a) Minat dan Bakat Minat dan bakat yang ada dalam diri siswa sangat mempengaruhi pemilihan tema berupa keinginan dari dalam diri siswa untuk menggambar sesuai apa yang mereka suka, dan mereka pikirkan atau dapat disebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
sebagai angan-angan atau gambaran secara ide seperti yang dikatakan oleh Suradjijo bahwa subject matter adalah suatu pengolahan batiniah yang dibuat oleh seniman yang sifatnya hakiki, baik bersifat nyata (aktual) atau gambaran dalam ide (ideal) (1989)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
2) Eksternal (a) Teknologi Informasi dan Komunikasi Faktor lain yang mempengaruhi adalah teknologi informasi berupa akses internet, handphone, dan media sosial. Dewasa ini, teknologi yang berkembang seiring perkembangan zaman membawa kemudahan dalam mengakses informasi baik berupa informasi dari dalam atau luar negeri. Bagi siswa SMP, kebanyakan mereka mengakses informasi melalui internet untuk mencari tugas atau mencari informasi berupa game terbaru atau bermain game online. (b) Teman Sepermainan Faktor teman sepermainan juga mempengaruhi siswa dalam pemilihan tema tokoh fantasi. Hal ini dikarenakan pergaulan akan mempengaruhi hobi atau kebiasaan siswa. Di SMP N 5, mayoritas siswa suka bermain game seperti Play Station (PS) atau game online, biasanya siswa laki-laki yang cenderung menyukai game.Teman sepermainan yang menyukai game
pasti juga akan membawa siswa ikut menyukai dan
bermain bersama. Tokoh dalam game biasanya adalah tokoh fantasi yang sering dijumpai di televisi atau buku komik, yang dibuat versi permainan nya (c) Lingkungan Rumah dan Sekolah Faktor lingkungan rumah membawa pengaruh dalam pemilihan tema dikarenakan lingkungan rumah atau tempat tinggal siswa merupakan sesuatu yang membentuk karakter dan kebiasaan mereka. Kebiasaan di lingkungan kompleks perumahan tentu berbeda dengan kebiasaan di lingkungan pedesaan. Keadaan lingkungan rumah di kota yang padat penduduk, dikarenakan berada di kompleks perumahan. Keadaan masyarakatnya yang individualis membentk karakter siswa yang idividualis juga, hal ini ditandai dengan lebih memilih game komik atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
gadget daripada bersosialisasidengan tetngga, atau teman-teman di rumah. Selain lingkungan rumah, lingkungan sekolah juga berperan penting di dalam pmilihan tema siswa. Hampir sama dengan lingkungan rumah yang membentuk karakter dan sifat siswa, sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa. Kurang lebih 7-8jam sehari siswa menghabiskan waktunya di sekolah. Lingkungan sekolah tentu akan sangat mempengaruhi mereka dalam tumbuh kembang secara psikis atau fisik. Lingkungan sekolah yang berada di kota, dengan banyaknya gedung bertingkat, pertokoan, mall, tempat-tempat wisata tentu akan mempengaruhi siswa. Mudahnya akses di dalam kota, mempermudah siswa mendapatkan apa yang diinginkan seperti ingin bermain game, komik-komik terbaru, atau yang lain. (d) Keluarga Keluarga juga menjadi faktor dalam pemilihan tema. Pada siswa, biasanya apa yang menjadi kebiasaan di keluarga, akan berdampak pada siswa. Seperti yang terjadi pada tema tumbuhan, hari raya, binatang dan wayang. Siswa memilih tema-tema ini saah satu faktornya karena anggot keluarganya ada yang memiliki hobi menanam bunga, sehingga siswa menggambar bunga, kemudian di dalam keluarga siswa lekat dengan adat jawa, maka siswa memilih tema wayang, dan lain sebagainya. (e) Alat dan bahan Alat dan bahan menjadi faktor pemicu seorang siswa memilih tema gambar ekspresi mereka. Di SMP N 5 Surakarta, materi gambar ekspresi di beri kebebasan dalam memilih tema, namun alat dan bahan dalam menggambar di tentukan oleh guru. Media cat air dan cat minyak di pilih oleh guru supaya siswa lebih kaya akan pengalaman. Karena selama ini siswa sudah sering menggambar dengan teknik kering menggunakan pensil, pastel atau spidol dan masih belum terbiasa dengan media cat air dan cat minyak. Karena alat dan bahan ini, banyak siswa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
mempertimbangkan apa yang akan mereka gambar karena alat dan bahan yang harus digunakan. b. SMP N 2 Simo, Boyolali Dibawah ini adalah faktor-faktor yang menjadi pengaruh siswa mengambil suatu tema. Terdapat dua faktor penyebab utama dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal) : (a) Minat dan Bakat Minat dan bakat yang mempengaruhi siswa adalah keinginan, hobi, atau kesukaan yang asalnya dari dalam diri siswa itu. Minat timbul dari rasa
senang
atau
suka,
mengagumi,
sehingga
seniman
akan
membayangkan dalam angan-angannya kemudian akan menuangkan kedalam karya. Bakat yang juga berasal dari minat uga mempengaruhi siswa dalam pemilihan tema. Biasanya siswa menggambar apa yang mereka bisa. 1) Eksternal (b) Lingkungan Sekolah dan Rumah Faktor
lingkungan
sekolah
juga
menjadi
faktor
yang
mempengaruhi siswa dalam memilih tema. Lingkungan SMP N 2 Simo yang di kelilingi oleh perkebunan dan persawahan, menjadi faktor pemicu. Siswa sering melihat tumbuhan, persawahan, dan perbukitan di sekitar rumah mereka, sehingga mereka memiliki keinginan untuk menggambar pemandangan alam. Di samping itu, lingkungan rumah juga membawa pengaruh dalam pemilihan tema gambar ekspresi siswa. Lingkungan tempat siswa tinggal, tentu akan membentuk kebiasaan siswa, karakter dan pola pikir. Siswa yang berada di lingkungan pedesaan tentu akan berbeda dengan siswa yang tinggal di perkotaan. Lingkungan pedesaan yang masih asri,
banyak
tumbuhan
dan
commit to user
ruang
hijau
terbuka,
persawahan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
mempengaruhi siswa untuk menggambar pemandangan alam yang mereka lihat sehari-hari. (c) Keluarga Faktor keluarga juga mempengaruhi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengaruh mata pencaharian orang tua atau saudara mereka yang berkaitan dengan tema yang mereka ambil. Seperti pada tema otomotif, dimana anggota keluarga siswa memiliki bengkel modifikasi sehingga membawa mereka menyukai otomotif. Pada tema kaligrafi keluarga juga menjadi faktor pendorong bagi mereka untuk menyukai seni graffiti, dikarenakan saudara dari siswa juga menyukai graffiti dan mulai mengenalkan graffiti pada siswa. (d) Teman Sepermainan Teman sepermainan juga membawa dampak yang kuat dalam pemilihan tema gambar ekspresi siswa. Karena mayoritas kegiatan seharihari siswa SMP di desa selalu berhubungan dengan teman-temannya baik di rumah atau di sekolah. Siswa SMP di desa memiliki lingkup pertemanan yang luas. Biasanya teman-teman mereka berasal dari rumah, atau hanya teman bermain yang memiliki kesamaan hobi seperti hobi balap motor, modifikasi motor atau bermusik. Dari lingkungan pertemanan ini, secara disadari atau tidak membawa dampak dalam tema gambar mereka. Bagi siswa yang hobi memodifikasi motor akan membuat karya dengan tema otomotif, dimana menampilkan motor yang diinginkan dengan spesifikasi tertentu. (e) Guru Peran guru juga membawa andil dalam pemilihan tema pemandangan alam. Hal ini dikarenakan Bapak Krisnadi pernah mengajarkan kepada siswa untuk menggambar pemandangan alam dengan membawa siswa ke gunung merapi, agar bisa melihat keindahan gunung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
dan mengekspresikannya lewat lukisan. Beberapa siswa yang menggmbar pemndangan alam juga menuturkan hal yang sama bahwa mereka teringat akan arahan Bapak Krisnadi saat dilakukan kegiatan outing untuk melukis di gunung merapi. Kegiatan ini menjadi faktor yang mempengaruhi siswa memilih tema gambar ekspresi pada karya mereka. Selama pembelajaran yang berlangsung, guru tidak menggunakan silabus, dan pembelajaran selalu disesuaikan dengan arahan dan materi dari guru untuk semua kelas VII sampai IX, sehingga saat pembuatan karya, mayoritas siswa tidak menghasilkan tea-tema baruyang belum pernah ada, rata-rata tema yang muncul adalah tema yang pernah diajarkan oleh guru seperti tema tradisi berupa batik, wayang, tema binatang, dan tema pemandangan. (f) Alat bahan Alat dan bahan juga menjadi faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan tema. Alat dan bahan siswa yang terbatas hanya dengan pensil, ballpoint dan spidol menyebabkan keterbatasan siswa dalam mengeksplorasi karya mereka. Keinginan untuk menggambar dengan objek yang mereka inginkan terbatas dengan alat dan bahan yang mereka miliki. (g) Materi pembelajaran Materi pembelajaran juga menjadi faktor dalam pemilihan tema siswa. Materi yang berbeda dengan silabus yang ada, membawa pengaruh siswa dalam memilih tema. Siswa lebih terpancang pada karya yang pernah di buat dan diajarkan oleh Bapak Krisnadi. Mayoritas siswa yang menggambar pemandangan alam gunung disebabkan karena pada semester lalu mereka pernah diajarkan untuk menggambar pemandangan pasca erupsi merapi, dan saat ini materi yang diberikan adalah wayang, juga terdapat siswa yang menggambar tokoh wayang. Karena materi pembelajaran yang berbeda dengan silabus, maka saat penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
berlangsung siwa sedang mengerjakan tugas untuk materi gambar wayang, sehingga dalam penggarapan karya gambar ekspresi kurang maksimal. Dari faktor yang telah diuraikan diatas, ternyata siswa di SMP N 5 Surakarta yang selalu menggunakan silabus, dan adanya kebebasan dalam menggambar ekspresi muncul tema-tema dengan objek-objek yang lebih beragam dan lebih banyak di bandingkan dengan SMP N 2 Simo yang tidak menggunakan silabus dalam pembelajaran seni budaya , tema yang dihasilkan rata-rata pernah diajarkan oleh guru dan objek-objeknya tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya.
commit to user