BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif, tidak memperhatikan saat pelajaran dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika pada Kompetensi Dasar Membandingkan berat benda materi pokok pengukuran berat. Pembelajaran yang dilakukan masih dilakukan secara konvensional dan didominasi oleh metode ceramah. Hasil evaluasi pembelajaran sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, disajikan pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Analisis Nilai Tes Formatif Pra Siklus Siswa Kelas I semester 2 SD Negeri 4 Boloh
Ketuntasan
Frekuensi
Prosentase ( % )
Tuntas
15
42 %
Tidak tuntas
21
58 %
Jumlah
36
100 %
Maximum
90
Minimum
40
Rata -rata
65.6
Dari tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa dari 36 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 15 siswa (42%) mampu mencapai KKM (64) dan 21 siswa (58%) masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 40 dengan nilai rata-rata kelas adalah 65,6. Keadaan siswa yang tuntas dan tidak tuntas dapat ditampilkan pada diagram lingkaran di bawah ini :
30
31
Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus Tuntas 42%
Belum Tuntas 58%
Tuntas
Belum Tuntas
Diagram 4.1. Tingkat ketuntasan siswa pra siklus Dari gambar diagram 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pra tindakan penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar diatas kriteria ketuntasan minimal 64 adalah 42% sedangkan siswa yang belum tuntas belajar mencapai 58%. 4.2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 4.2.1. Rencana Tindakan Perencanaan pembelajaran difokuskan pada permasalahan yang ditemukan pada kondisi awal. Dalam hal ini peneliti menyusun strategi, memilih metode dan media yang sesuai dengan pembelajaran dengan tujuan siswa menjadi lebih aktif mengikuti pembelajaran. Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 35 menit pada Standar Kompetensi menggunakan pengukuran berat, Kompetensi Dasar membandingkan berat benda (ringan, berat) indikator : membandingkan berat benda secara langsung, membedakan benda yang berat dan ringan serta menimbang dan mengukur berat benda menggunakan timbangan. Adapun instrumen yang telah disiapkan dalam pembelajaran siklus 1 adalah : (1) Menyusun perangkat pembelajaran, (2) Memilih model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan media konkret (3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer terdiri
32 dari lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru (4) Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyusun alat penilaian hasil belajar siswa. 4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan pada siklus 1, guru mengawali pembelajaran dengan menyiapkan kondisi kelas, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi,
memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran diawali dengan pembentukan kelompok, memberikan nomor kepada masing-masing siswa untuk dipasang di kepala dan memungkinkan dapat dilihat dari berbagai arah. Memastikan bahwa setiap kelompok / siswa memiliki buku pegangan dan menjelasan materi, membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok serta menjelaskan petunjuk mengerjakan lembar kerja. Proses pembentukan kelompok dan pemasangan nomor berlangsung lama, dikarenakan siswa belum terbiasa untuk belajar membentuk kelompok. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan oleh guru ternyata belum mampu mengefektifkan kegiatan belajar siswa. Terlebih lagi pemanfaatan alat peraga konkret berupa benda-benda dikelas masih terbatas dalam pembimbingannya. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk mengaktifkan kegiatan belajar dalam kelompok. Kerjasama dalam kelompok kurang terjalin dengan baik karena masih terdapat anggota kelompok yang pasif atau bahkan cenderung bekerja sendiri, tetapi kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa berlangsung lebih aktif. Kegiatan pembimbingan terhadap kelompok selalu dilakukan oleh guru, tetapi banyaknya kelompok dalam kelas menyebabkan pembimbingan kurang merata. Selain itu aspek pengelolaan waktu cenderung lebih lama dari alokasi waktu yang ditentukan sehingga menyebabkan kegiatan presentasi kelompok hanya mampu menampilkan beberapa kelompok saja. Pada kegiatan akhir di pertemuan 3, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan penilaian tertulis kepada siswa dengan membagikan soal. Dari analisis hasil tes formatif pada pertemuan 3 ini guru selanjutnya memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan meminta siswa untuk tetap berlatih soal yang berbentuk penjumlahan dan pengurangan.
33 4.2.3. Hasil Tindakan 4.2.3.1. Hasil Tes Formatif dan analisis data Pelaksanaaan tindakan siklus 1 sebanyak 3 pertemuan. Pertemuan 1 pada hari Selasa, 6 Maret 2012, pertemuan 3 pada hari Kamis, 9 Maret 2012 dan pertemuan 3 pada hari Selasa, 13 Maret 2012. Pada pertemuan ke 3 ini dilaksanakan tes formatif. Adapun hasil pengolahan data nilai tes formatif tersaji pada tabel 4.2. di bawah ini: Tabel 4.2 Analisis Nilai Tes Formatif Siklus 1 Siswa Kelas I semester 2 SD Negeri 4 Boloh
Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Jumlah Maximum Minimum Rata -rata
Frekuensi 23 13 36 100 40 70
Prosentase ( % ) 64% 36% 100 %
Dari tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dari 36 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 23 siswa (63,89%%) mampu mencapai KKM (64) dan 13 siswa (36,11%) masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah 40 dengan nilai rata-rata kelas adalah 70,0. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 1 Belum Tuntas 36% Tuntas 64%
Tuntas
Belum Tuntas
Diagram 4.2. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 Berdasarkan diagram 4.2. di atas, diketahui bahwa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dari 36 siswa kelas 1 terdapat 23 siswa (64%) yang
34 tuntas belajar dan 13 siswa (36%) belum tuntas belajar. Adapun KKM matematika di SD Negeri 4 Boloh adalah 64. 4.2.3.2. Hasil Pengamatan kegiatan guru dan siswa Pengamatan terhadap aktivitas siswa yang diamati oleh observer ibu Sulastri, S.Pd guru kelas V SD Negeri 4 Boloh meliputi 5 aspek antara lain : (1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran, (2) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga (3) Keterampilan siswa dalam tanya jawab dengan guru (4) Keberanian siswa dalam berpendapat (5) Kerjasama dalam kelompok. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : 1) Sebagian siswa sudah memperhatikan penjelasan guru 2) Siswa kurang aktif dan masih malu-malu 3) Masih banyak siswa yang pasif 4) Sudah ada siswa yang berpendapat 5) Kerjasama kurang terjalin, siswa masih suka mengerjakan sendiri
Pengamatan terhadap aktivitas guru terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT masih kurang maksimal. Aspek pengamatan aktivitas guru meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembimbingan, analisis dan tindak lanjut hasil belajar siswa. Aspek-aspek kegiatan guru yang diamati antara lain : (1) Penguasaan guru terhadap materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3) Penerapan metode pembelajaran, (4) Pemanfaatan media pembelajaran, (5) Pelaksanaan evaluasi. Rekapitulasi hasil pengamatan disajikan pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I No 1
Kegiatan Awal
Hasil (%) 73%
Keterangan Cukup
2
Inti
80%
Baik
3
Akhir
80%
Baik
Rata-rata
78%
Baik
85 – 100 75 – 84 65 – 74 55 – 64 54 – 0
Kriteria = Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang = Sangat kurang
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT rata-rata keseluruhan
35 kegiatan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 78%. Sesuai kriteria yang telah ditentukan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah baik. Namun secara terpisah dalam kegiatan awal masih berada dalam kategori cukup, sehingga baik kegiatan awal, inti dan akhir perlu ditingkatkan karena masih ada kekurangan dan beberapa kegiatan penting yang telah direncanakan terlewatkan. 4.2.
Refleksi Setelah proses pembelajaran selesai peneliti dan pengamat melakukan refleksi.
Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pembelajaran siklus 1 dan mendiskusikan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan pada pembelajaran Siklus 2. Membandingkan hasil belajar prasiklus dan siklus 1 serta kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam pembelajaran siklus 1. Setelah pembelajaran siklus 1, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil prasiklus. Siswa yang tuntas pada saat pra siklus adalah 15 siswa (42%) pada siklus 1 menjadi 23 siswa (64%). Sedangkan siswa yang belum tuntas KKM pada waktu pra siklus adalah 21 siswa (58%), pada siklus 1 menjadi 13 siswa (36%). Nilai tertinggi siswa meningkat dari 90 menjadi 100, meskipun masih ada nilai terendah 40. Nilai rata-rata juga terjadi peningkatan pada siklus 1, dari 65.6 menjadi 70. Peningkatan ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah dari 42% menjadi 64% atau sebesar 22%. Nilai rata-rata kelas telah memenuhi indikator kinerja yaitu 70, namun demikian pencapaian ketuntasan belajar belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan. Ketuntasan belajar masih dibawah indikator kinerja (<75%) karena baru mencapai 64 %. Disamping itu, berdasarkan data yang diperoleh dari lembar pengamatan masih terdapat kekurangan selama pembelajaran siklus 1 antara lain sebagai berikut : Guru : 1) Proses penyampaian materi berjalan lancar, tetapi guru masih mendominasi pembelajaran 2) Guru sudah memotivasi siswa dalam pembelajaran, tetapi masih masih belum merata disemua kelompok. 3) Guru sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan alat peraga tetapi masih kurang maksimal
36 4) Pemanfaatan media pembelajaran masih didominasi oleh guru 5) Dalam melaksanakan evaluasi, guru sudah mengkondisikan siswa agar tidak ramai yaitu dengan membagikan 1 lembar soal kepada setiap siswa.
Siswa : 1) Sebagian siswa sudah memperhatikan penjelasan guru 2) Siswa kurang aktif dan masih malu-malu saat menggunakan alat peraga 3) Masih banyak siswa yang pasif 4) Sudah ada siswa yang berpendapat 5) Kerjasama kurang terjalin, siswa masih suka mengerjakan sendiri
4.3. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 4.3.1. Rencana Tindakan Perencanaan pembelajaran difokuskan pada permasalahan yang ditemukan pada siklus 1. Dalam hal ini peneliti menyusun dan memperbaiki strategi, menyusun kembali model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih sistematis dan memilih alat peraga yang lebih tepat agar dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 35 menit pada Standar Kompetensi menggunakan pengukuran berat, Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan berat benda, indikator : mengukur benda dengan satuan tidak baku, membedakan hasil pengukuran berat benda dengan satuan tidak baku, dan melakukan pengukuran berat benda dengan satuan tidak baku yang sama. Adapun instrumen yang telah disiapkan dalam pembelajaran siklus 2 adalah : (1) Menyiapkan perangkat
pembelajaran, (2) Memperbaiki langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dan memperbanyak alat peraga konkret dan media gambar (3) Menyiapkan lembar observasi sebagai panduan bagi observer terdiri dari lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru (4) Menyiapkan lembar kerja siswa (5) Menyiapkan alat penilaian hasil belajar siswa. 4.3.2. Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan pada siklus 2, guru mengawali pembelajaran dengan menyiapkan kondisi kelas, mengatur pola tempat duduk siswa dalam bentuk diskusi kelompok, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,
37 kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi berupa soal-soal dari materi pertemuan siklus 1, memotivasi siswa agar lebih berani dan tidak perlu malu-malu untuk bertanya atau menggunakan alat peraga dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan memberikan nomor kepada setiap anggota kelompok. Pada siklus 2 ini nomor siswa diberikan oleh guru sehingga siswa tinggal menggunakan saja. Memastikan bahwa setiap kelompok memiliki buku pegangan. Selanjutnya penjelasan materi oleh guru, memanfaatkan alat peraga dan media bersama dengan siswa, membagikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok dan melaksanakan bimbingan. Pada akhir diskusi guru memanggil nomor anggota kelompok mempresentasikan jawaban dari LKS. Proses pembentukan kelompok dapat dilaksanakan dengan cepat karena pola tempat duduk telah diatur dalam pola diskusi kelompok sehingga tidak terjadi keributan di kelas. Proses model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan oleh guru ternyata telah mampu mengefektifkan kegiatan belajar siswa. Terlebih lagi pemanfaatan alat peraga konkret dan media gambar yang telah diperbanyak jumlahnya sehingga mencukupi kelompok untuk memanfaatkannya. Dengan bimbingan guru siswa tidak lagi malu-malu untuk menggunakan alat peraga yang disediakan. Kerjasama dalam kelompok lebih terjalin karena guru memotivasi siswa untuk mencoba bekerja sama dalam kelompok. Dengan demikian telah terjadi kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa lebih aktif. Pada akhir diskusi guru telah memberikan motivasi dan arahan kepada siswa agar menunjuk perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok. Pada kegiatan akhir pertemuan ke 3, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan penilaian tertulis kepada siswa dengan membagikan soal. Dari analisis hasil tes formatif pada pertemuan 2 ini guru selanjutnya memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan meminta siswa untuk tetap belajar materi pelajaran berikutnya.
38 4.3.3. Hasil Tindakan 4.3.3.1. Hasil tes formatif dan analisis data Pelaksanakan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan. pertemuan 1 pada hari kamis, 22 Maret 2012, pertemuan 2 pada hari Selasa, 27 Maret 2012 dan Pertemuan ke 3 pada hari Kamis, 29 Maret 2012. Pada pertemuan ke 3 dilaksanakan tes formatif yang diikuti oleh 36 siswa. Hasil analis data tes formatif disajikan pada tabel 4.4. di bawah ini : Tabel 4.4 Analisis nilai tes formatif pada siklus 2 Ketuntasan Tuntas
Frekuensi 30
Prosentase ( % ) 83%
Tidak tuntas
6
17%
Jumlah
36
100 %
Maximum
100
Minimum
50
Rata -rata
78,3
Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dari 36 siswa kelas 1 yang mengikuti penilaian, di siklus 2 dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT, terdapat 30 siswa (83%) yang diatas kriteria ketuntasan minimal (64). Dan 6 siswa (17%) masih berada di bawah KKM. Nilai tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata nilai 78,3. Tingkat ketuntasan siswa disajikan pada diagram 4.3. di bawah ini :
39
Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2 Belum Tuntas 17%
Tuntas 83%
Tuntas
Belum Tuntas
Diagram 4.3 Hasil belajar siklus 2 kelas 1 SD Negeri 4 Boloh Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Dari diagram 4.3. Tingkat ketuntasan belajar siswa, dari 36 siswa kelas 1 terdapat 30 siswa (83%) yang tuntas belajar dan 6 siswa (17%) belum tuntas belajar dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 50, nilai rata-rata kelas 78,3. Adapun KKM matematika di SD Negeri 4 Boloh adalah 64. 4.3.3.2. Hasil Pengamatan kegiatan guru dan siswa Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh observer ibu Sulastri, S.Pd guru kelas V SD Negeri 4 Boloh. Aspek pengamatan antara lain : (1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran, (2) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga (3) Keterampilan siswa dalam tanya jawab dengan guru (4) Keberanian siswa dalam berpendapat (5) Kerjasama dalam kelompok. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : 1) Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik 2) Siswa sudah banyak yang aktif menggunakan alat peraga 3) Siswa sudah banyak yang aktif tanya jawab baik dalam kelompok maupun dengan guru 4) Sudah banyak siswa yang berpendapat
40 5) Kerjasama sudah lebih aktif, siswa berdiskusi dengan anggota dalam kelompok maupun antar kelompok
Pengamatan terhadap aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus 2 ini sudah maksimal dirasakan oleh siswa karena hasil pembelajaran siswa telah meningkat. Aspek-aspek kegiatan guru yang diamati antara lain : (1) Penguasaan guru terhadap materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3) Penerapan metode pembelajaran, (4) Pemanfaatan media pembelajaran, (5) Pelaksanaan evaluasi. Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru disajikan pada tabel 4.5. berikut ini :
No 1 2 3
Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus 2 Kegiatan Hasil (%) Keterangan Kriteria Awal 87% Sangat Baik 85 – 100 = Sangat Baik 75 – 84 = Baik Inti 94% Sangat Baik 65 – 74 = Cukup Akhir 80% Baik 55 – 64 = Kurang 54 – 0 = Sangat kurang Rata-rata 87% Sangat Baik Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus 2 rata-rata keseluruhan kegiatan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 87%. Sesuai kriteria yang telah ditentukan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah sangat baik, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mampu meningkatkan aktivitas kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran. 4.3.4. Refleksi Setelah proses pembelajaran selesai peneliti dan pengamat melakukan refleksi. Peneliti
dan
pengamat
mendiskusikan hasil
pembelajaran siklus
2
dengan
membandingkan hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 serta kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam pembelajaran siklus 2. Hasil pembelajaran pada siklus 2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas meningkat dari 70 menjadi 78,3. Sedangkan tingkat ketuntasan belajar meningkat dari 23
41 siswa (63,89%) menjadi 30 siswa (83%) yang tuntas belajar. Sedangkan siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 13 siswa (36,11%) menjadi 7 siswa (17%). Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi pengukuran berat benda . Pada siklus ke 2 ini indikator kinerja, baik nilai rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar telah terpenuhi. Yaitu nilai rata-rata kelas adalah 78,3 (>70) dan ketuntasan belajar 83% (>75%).
4.4. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas I semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut : 4.4.1. Pra Siklus 1) Prestasi Belajar Dari data kondisi awal menunjukkan bahwa hasil evaluasi pembelajaran sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHTadalah dari 36 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 15 siswa (42%) mampu mencapai KKM (64) dan 21 siswa (58%) masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 40 dengan nilai rata-rata kelas adalah 65,6. 2) Proses Pembelajaran Berdasarkan pengamatan hasil belajar, siswa kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif, tidak memperhatikan saat pelajaran dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika. Pembelajaran yang dilakukan masih dilakukan secara konvensional dan didominasi oleh metode ceramah. Siswa kurang terbiasa untuk memanfaatkan alat peraga dan bekerja sama dalam kelompok.
42 4.4.2. Siklus 1 Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut: 1) Prestasi Belajar Hasil tes dari siklus I, dari 36 siswa kelas 1 yang mengikuti penilaian, siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 23 siswa (64%). Sedangkan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 13 siswa (36%). Nilai tertinggi siswa meningkat dari 90 menjadi 100, meskipun masih ada nilai terendah 40. Nilai rata-rata juga terjadi peningkatan pada siklus 1, dari 65.6 menjadi 70. Peningkatan ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah dari 42% menjadi 64% atau sebesar 22%. Nilai rata-rata kelas telah memenuhi indikator kinerja yaitu 70, namun demikian pencapaian ketuntasan belajar belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan. Ketuntasan belajar masih dibawah indikator kinerja (<75%) karena baru mencapai 64 %. Siswa yang belum tuntas sebanyak 13 anak diberikan tindak lanjut berupa program remedial. Nilai remedial tersebut digunakan untuk memperbaiki nilai tes formatif sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal. 2) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus 1 sudah ada perubahan. Terlihat bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlihat bahwa penyampaian materi oleh guru berjalan lancar, tetapi guru masih mendominasi pembelajaran, guru sudah memotivasi siswa dalam pembelajaran, tetapi masih masih belum merata disemua kelompok, guru sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dan alat peraga tetapi masih kurang maksimal,
pemanfaatan media pembelajaran masih didominasi oleh guru, dalam melaksanakan evaluasi, guru sudah mengkondisikan siswa agar tidak ramai yaitu dengan membagikan 1 lembar soal kepada setiap siswa. Sedangkan pada kegiatan siswa terlihat sebagian siswa sudah memperhatikan penjelasan guru, siswa kurang aktif dan masih malu-malu saat menggunakan alat peraga, masih banyak siswa yang pasif, siswa yang dipanggil nomornya sudah berani menyampaikan jawaban, kerjasama kurang terjalin, siswa masih suka mengerjakan sendiri. Perbandingan antara kondisi awal dan siklus I dapat disajikan pada tabel 4.6 di bawah ini.
43 Tabel 4.6 Perbandingan proses belajar dan hasil belajar Prasiklus dan Siklus 1 Kelas I SD Negeri 4 Boloh pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 No 1
2
Pra Siklus
Siklus 1
Tindakan Tindakan Pembelajaran konvensional, yaitu Pembelajaran dengan menerapkan model dengan mengutamakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada ceramah. siswa. Prestasi Belajar Prestasi Belajar Ketuntasan Ketuntasan
Tuntas : 15 ( 42 % ) Belum tuntas : 21 ( 58% ) Nilai Tertinggi : 90 Nilai terendah : 40 Nilai rata- rata : 65,6
Tuntas : 23 ( 64 % ) Belum tuntas : 13 ( 36 % ) Nilai Tertinggi : 100 Nilai terendah : 40 Nilai rata- rata : 70
Refleksi Ketuntasan belajar meningkat 22 % Nilai rata- rata meningkat 4,4 4,4 / 100 x 100 % = 4 % Proses belajar : Proses belajar : 3. Proses pembelajaran pasif Proses pembelajaran ada perubahan, siswa mulai aktif Siswa malu bertanya kepada guru Siswa tidak mau bekerja sama dengan Siswa berani bertanya kepada guru. teman Siswa sudah mulai berinteraksi dengan teman dan guru Guru belum memanfaatkan alat peraga yang tepat Sebagian siswa sudah mau memanfaatkan alat peraga yang disediakan guru Siswa tidak memperhatikan saat pelajaran dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran Hasil refleksi dari siklus I dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Pencapaian ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang awalnya ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 42 % menjadi 64 % sehingga terjadi peningkatan sebesar 22 %.
44 4.4.3. Siklus 2 Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II
diperoleh
keterangan sebagai berikut : 1) Hasil Belajar Berdasarkan analisis hasil tes formatif siklus 2, dari 36 siswa kelas 1 mengikuti tes formatif, siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar terdapat 30 anak (83%) dan 6 siswa (17%) belum tuntas belajar dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 50, nilai rata-rata kelas 78,3. Adapun KKM matematika di SD Negeri 4 Boloh adalah 64. Terhadap 6 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal diberikan program remedial. Nilai dari remedial tersebut digunakan untuk memperbaiki nilai tes formatif setara dengan standar nilai kriteria ketuntasan minimal. 2) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan, siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik, banyak yang aktif menggunakan alat peragadan tanya jawab baik dalam kelompok maupun dengan guru. Siswa sudah banyak yang berpendapat, Kerjasama sudah lebih aktif, siswa berdiskusi dengan anggota dalam kelompok maupun antar kelompok Hal ini dikarenakan guru telah banyak memberikan motivasi kepada siswa. Baik dalam mengungkapkan pendapat maupun ketika akan memanfaatkan alat peraga. Guru telah merata dalam memberikan bimbingan, sehingga interaksi guru dan siswa dapat tercipta dengan baik. Penguatan yang diberikan guru bagi siswa yang menjadi perwakilan kelompok berdampak pada peningkatan motivasi bagi siswa yang lain sehingga ada indikasi siswa yang belum mendapat giliran untuk tampil berusaha untuk tampil ke depan kelas. Hasil belajar antara siklus 1 dengan siklus 2 ada peningkatan secara signifikan, dengan indikator peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan peningkatan nilai rata-rata kelas. Dari hasil tes akhir siklus 2 ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus 1. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada tabel 4.7
No 1
Tabel 4.7 Perbandingan proses belajar dan hasil belajar Siklus 1 dan Siklus 2 Kelas I SD Negeri 4 Boloh pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Siklus 1 Siklus 2 Tindakan Tindakan Pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran dengan menerapkan model model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran kooperatif tipe NHT pada NHT pada siswa. siswa.
45
No 2
Siklus 1 Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Ketuntasan
Ketuntasan
Tuntas
Siklus 2
: 23 ( 64 % )
Tuntas
Belum tuntas : 13 ( 36 % )
Belum tuntas : 6 ( 17% )
Nilai Tertinggi
: 100
Nilai Tertinggi
: 100
Nilai terendah
: 40
Nilai terendah
: 50
Nilai rata- rata
: 70
Nilai rata- rata
: 78,3
Refleksi
Refleksi
Ketuntasan belajar meningkat 22 %
Nilai rata- rata meningkat 4,4 ,4 / 100 x 100 % = 4 % Proses belajar : 3.
: 30 ( 83% )
Ketuntasan belajar meningkat 19 %
Nilai rata- rata meningkat 8,3 8,3 / 100 x 100 % = 8,3% Proses belajar :
Proses pembelajaran ada perubahan,
Proses pembelajaran ada perubahan,
siswa mulai aktif
siswa menjadi lebih aktif
Siswa berani bertanya kepada guru.
Siswa sudah mulai dengan teman dan guru
Sebagian
siswa
berinteraksi
sudah
memanfaatkan alat peraga disediakan guru
Siswa berani bertanya kepada guru. Siswa sudah banyak berinteraksi dengan teman dan guru
mau
Semua siswa dalam kelompok sudah mau
yang
memanfaatkan disediakan guru
alat
peraga
yang
Perbandingan hasil tes siklus 1 dan siklus 2 terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari 36 siswa yang mengikuti tes formatif pada siklus 2, masih terdapat 6 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang menjadi tanggung jawab guru untuk tetap membimbing siswa tersebut agar dapat menyesuaikan diri dan mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Secara umum dari hasil pengamatan dari kondisi awal hingga siklus 2, dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas I SD Negeri 4 Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012.
4.5. Pembahasan antar siklus 4.5.1. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas I SD Negeri 4 Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten
46 Grobogan Semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012. Perbandingan hasil belajar siswa disajikan pada tabel 4.8 di bawah ini :
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Kelas 1 SD Negeri 4 Boloh pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Prasiklus F % 15 42 %
F 23
% 64%
Siklus 2 F % 30 83%
Tidak tuntas
21
58 %
13
36%
6
17%
Jumlah
36
100 %
36
100 %
36
100 %
Maximum
90
100
100
Minimum
40
40
50
Rata -rata
65.6
70
78,3
Ketuntasan Tuntas
Siklus 1
Dari tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 15 siswa (42 %), pada siklus 1 menjadi 23 siswa (64%) dan pada siklus 2 menjadi 30 siswa (83%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat prasiklus terdapat 21 siswa (58%) belum tuntas, pada siklus 1 masih 13 siswa (36%) yang belum tuntas dan pada siklus 2 masih 6 siswa (17%).
Nilai rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus 2 juga mengalami
peningkatan dari prasiklus 65,6 menjadi 70 pada siklus 1 atau naik sebesar 4,4 dan pada siklus 2 menjadi 78, 3 atau naik sebesar 8,3. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai dengan siklus 1 disajikan diagram 4.4 di bawah ini :
47
35
30
Banyak siswa
30
21
25 20
15
15
23
13 6
10 5 0
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Tindakan Tuntas Belum Tuntas
Diagram 4.4 Perbandingan tingkat ketuntasan Prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 siswa kelas 1 SD Negeri 4 Boloh Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Dari diagram 4.4. di atas dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar prasiklus sampai dengan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada saat Prasiklus ke siklus 1 besarnya peningkatan adalah dari 15 siswa menjadi 23 siswa atau sebanyak 8 siswa (22%) meningkat, dari siklus 1 ke siklus 2 adalah dari 23 siswa menjadi 30 siswa atau terjadi peningkatan sebanyak 7 siswa (19%). 4.5.2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 disajikan pada tabel 4.9 di bawah ini :
48 Tabel 4.9 Perbandingan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Siklus 1 No
Kegiatan
Siklus 2 Kriteria
1
Awal
73%
Cukup
Hasil (%) 87%
2
Inti
80%
Baik
94%
Sangat Baik
75 – 84
= Baik
3
Akhir
80%
Baik
80%
Baik
65 – 74
= Cukup
Rata-rata
78%
Baik
87%
Sangat Baik
Hasil (%)
Kategori
Kategori Sangat Baik
85 – 100 = Sangat Baik
55 – 64 = Kurang 54 – 0
= Sangat kurang
Berdasarkan analisis data tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dikategorikan baik dan sangat baik, walaupun diantara aspek-aspek yang diamati masih ada kategori yang mendapat nilai cukup. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini merupakan hal baru bagi guru dan ini terlihat pada siklus I, dan siklus II menunjukkan skor sangat baik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, senang, dan aktif, yang ditunjukkan analisis data hasil belajar siswa dan pengamatan secara klasikal.