BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di KB Virgo Maria 2 Bawen. Subjek penelitian dari
kelompok pretest maupun posttest adalah sama karena peneliti menggunakan desain pra eksperimen (one group pretest-postest design).
Jumlah subjek
penelitian adalah 10 anak dengan rincian sebagai berikut pada tabel 4.1. Data Diri Anak.
Tabel 4.1. Data Diri Anak No
Nama
Usia
Jenis Kelamin
1
Viola
P
3 tahun 5 bulan
2
Maria
P
3 tahun 5 bulan
3
Dinda
P
3 tahun 1 bulan
4
Aimee
P
3 tahun 3 bulan
5
Khyrania
P
3 tahun 1 bulan
6
Rafa
L
3 tahun
7
Christo
L
3 tahun 2 bulan
8
Vio
L
3tahun 1 bulan
9
Bimo
L
3 tahun 4 bulan
10
Wisang
L
3 tahun
21
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 5 anak dan laki-laki 5 anak dengan rata-rata usia 3 tahun.
4.2.
Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Test Awal (Pre Test) Pre Test dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2014 kepada 10 anak yang mengalami keterampilan motorik halus rendah. Ceklist berisi lima poin dengan jawaban ya atau tidak ya untuk menilai anak. 4.2.2. Perlakuan (Treatment) Treatment diberikan secara berkelanjutan. Jadwal penelitian dilakukan pada hari Senin,Selasa,Rabu,Kamis. Hari Jumat tidak diambil penelitian karena hari Jumad untuk pelajaran Kemarsudirininan. Penelitian ini dilaksanakan 10 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Jadwal Penelitian Eksperimen Pertemuan I II III IV
Hari, Tanggal Senin, 4 Agustus 2014 Selasa, 5 Agustus 2014 Rabu, 6 Agustus 2014 Kamis,7Agustus 2014
V
Senin, 11 Agustus 2014
VI
Selasa,12Agustus2014
VII
Rabu,13Agustus 2014
VIII IX X
Kamis,14 Agustus 2014 Selasa,19 Agustus 2014 Rabu, 20 Agustus 2014
22
Kegiatan Meronce sedotan besar Meronce sedotan kecil Meronce sedotan besar dan kecil Meronce sedotan besar dan manik -manik. Meronce sedotan kecil dan manik –manic Meronce sedotan besar,kecil, dan batang papaya Meronce sedotan besar , kecil, pola gambar bunga dan daun Meronce semua bahan Meronce semua bahan Meronce semua bahan
Kegiatan eksperimen dimulai dari tanggal 6 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2014. Anak dikatakan keterampilan motorik halusnya meningkat jika anak mampu melakukan kegiatan meronce di bawah ini dengan tepat : 1. Bermain mengosongkan dan mengisi Anak mampu mengerjakan roncean dengan cara mengosongkan dan mengisi 2. Merangkai terus menerus Anak mampu meronce atau memasukan bahan roncean secara terus menerus 3. Merangkai berdasarkan warna Anak mampu merangkai berdasarkan warna sesuai instruksi yang diberikan. 4. Merangkai berdasarkan bentuk Anak mampu merangkai berdasarkan bentuk sesuai instruksi yang diberikan 5. Membuat pola sendiri Anak mampu membuat pola sendiri sesuai keinginan a.
Pertemuan I dilaksanakan pada Senin, 4 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah untuk memperkenalkan anak apakah tujuan meronce -
Tahap awal
23
Peneliti memanggil anak-anak yang mengalami kemampuan motorik halus rendah.Sebelum melakukan kegiatan, guru dan peneliti mengajak anak morning circle terlebih dahulu. -
Tahap pelaksanaan kegiatan Pembelajaran ini dilakukan pada saat di sentra balok,sebelum anak-anak bermain disentra balok peneliti memberi pengarahan tentang kegiatan meronce dengan menggunakan bahan sedotan yang besar.
-
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, yaitu ceklist untuk menilai keterampilan anak dikumpulkan peneliti untuk mengetahui hasil kemampuan anak. Hasilnya anak masih belum mampu mengikuti kegiatan meronce dengan tepat. Namun, anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
b.
Pertemuan II dilaksanakan pada Selasa, 5 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah untuk memfokuskan anak pada satu kegiatan terlebih dahulu. kegiatan pertama adalah meronce sedotan kecil. langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah -
Tahap awal Pada tahap ini peneliti mengumpulkan 10 anak yang mempunyai keterampilan motorik halus rendah disalah satu area sentra persiapan.
-
Tahap pelaksanaan
24
Kegiatan selalu dilaksanakan di salah satu ruang kelas KB yang lebih luas.peneliti memberi penjelasan tentang meronce dengan ukuran sedotan yang kecil. -
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi,peneliti mengamati satu per satu dari kegiatan meronce
tersebut.
Peneliti
juga
mengamati
bagaimana
anak
melakukan kegiatan atau cara meroncenya Hasilnya, anak masih belum bisa mengikuti instruksi dengan tepat.
c.
Pertemuan III dilaksanakan pada Rabu, 6 Agustus2014 Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu kegiatan yaitu meronce dengan sedotan besar dan kecil . langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: -
Tahap awal Seperti biasa, setelah kegiatan awal anak yang kemampuan motorik halusnya rendah dikumpulkan diarea sentra seni.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Ruang kelas yang digunakan adalah kelas KB setelah anak dikumpulkan diberi penjelasan mengenai kegiatan meronce yang akan dilaksanakan yaitu peneliti menjelaskan tentang kegiatan meronce dengan menggunakan sedotan kecil dan besar
-
Tahap evaluasi kegiatan
25
Sebagai bahan evaluasi, anak diminta maju satu per satu untuk memperlihatkan hasil ronceannya. Hasilnya, ada satu 3 anak meronce dengan baik sesuai instruksi yang diberikan yaitu meronce dengan sedotan kecil dan besar d.
Pertemuan IV dilaksanakan pada Kamis, 7 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu kegiatan yaitu meronce dengan sedotan besar dan manik-manik langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: -
Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal. Anak dikumpulkan diruang kelas KB diarea sentra seni,karena pada waktu itu anak-anak kegiatannya disentra pasir.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan sedotan besar dan manik- manik,setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce. - Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperlihtkan hasil roncean yang sudah diajarkan peneliti. Setelah itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru disentra pasir. Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan dengan tepat. Hasilnya,lima anak yang belum bisa meronce dengan menggunakan manik -manik.
26
e.
Pertemuan V dilaksanakan pada Senin, 11 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu kegiatan yaitu meronce sedotan kecil dan manik – manik langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: -
Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal setelah itu Anak dikumpulkan diarea sentra seni
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan sedotan kecil dan manik- manik,setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce.
-
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperlihtkan hasil roncean yang sudah diajarkan peneliti. Setelah itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru disentra pasir. Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan dengan tepat. Hasilnya,lima anak yang belum bisa meronce dengan sedotan kecil dan menggunakan manik -manik.
f.
Pertemuan VI dilaksanakan pada Selasa, 12 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan keenam ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu kegiatan yaitu meronce dengan menggunakan sedotan kecil besar dan batang papaya langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
27
-
Tahap awal Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan sedotan kecil,besar dan batang pepaya,setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan sedotan kecil,besar dan batang pepaya,setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce.
-
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperlihtkan hasil roncean yang sudah diajarkan peneliti.Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan dengan tepat. Hasilnya anak mampu meronce dengan sedotan kecil,besar dan menggunakan batang pepaya.
g.
Pertemuan VII dilaksanakan pada Rabu, 13 Agustus 2014 Tujuan
dari
pertemuan
ketujuh
adalah
untuk
memberikan
semualangkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: -
Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak untuk masuk keruang KB area sentra seni karena pada hari itu kegiatan disentra seni.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan
28
Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan sedotan kecil,besar dan pola gambar bunga serta daun setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce. -
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperlihtkan hasil roncean yang sudah diajarkan peneliti.Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan dengan tepat. Hasilnya anak mampu meronce dengan sedotan kecil,besar dan menggunakan batang pepaya.
h.
Pertemuan VIII dilaksanakan pada Kamis, 14 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan kedelapan adalah untuk memberikan semua bahan kegiatan meronce langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
-
Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal untuk masuk diarea sentra persiapan.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan semua bahan roncean setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce.
-
Tahap evaluasi kegiatan
29
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan kegiatan meronce bersama sama dengan menggunakan semua bahan ronce yang telah disediakan peneliti.hasilnya anak mampu meronce dengan baik.
i.
Pertemuan IX dilaksanakan pada selasa, 19 Agustus2014 Tujuan dari pertemuan kesembilan adalah untuk memberikan semua
bahan kegiatan meronce langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: -
Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan diarea sentra seni untuk meronce.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan semua bahan roncean setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce. .
-
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan kegiatan meronce bersama sama dengan menggunakan semua bahan ronce yang telah disediakan peneliti.hasilnya anak mampu meronce dengan baik.
j.
Pertemuan X dilaksanakan pada Rabu, 20 Agustus 2014 Tujuan dari pertemuan kesepuluh adalah untuk memberikan semua
bahan roncean langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
30
-
Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan diarea sentra persiapan.
-
Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti menjelaskan kegiatan meronce dengan menggunakan semua bahan roncean setelah itu anak- anak diberi satu persatu benang untuk meronce.
-
Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan kegiatan meronce bersama sama dengan menggunakan semua bahan ronce yang telah disediakan peneliti.hasilnya anak mampu meronce dengan baik
2.2.4 Hasil Observasi Hasil observasi yang peneliti amati pada setiap pertemuan akan dijabarkan sebagai berikut : a.
Pertemuan I Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan meronce. Mereka
memperhatikan
peneliti
sesekali
berbicara
dengan
temannya. b.
Pertemuan II Untuk pertemuan hari kedua anak-anak masih antusias mengikuti kegiatan meronce walaupun masih ada beberpa anak sekitar 6 anak yang belum mengikuti instruksi.
c.
Pertemuan III
31
Rata-rata anak sudah bisa melakukan kegiatan meronce sesuai dengan instruksi dari guru yaitu pada pertemuan ketiga anak-anak meronce dengan menggunakan sedotan besar dan kecil.Ada juga yang masih bertanya kepada temanya yang dironce sedotan besar atau kecil saja. d.
Pertemuan IV Ada anak yang mengalami kesusahan dalam meronce sedotan besar dan manik-manik sehingga yang dironce hanya sedotan besar saja karena tidak sabar untuk memasukkan manik-manik kedalam benang.
e.
Pertemuan V Anak masih sedikit menglami kesulitan dalam hal memasukkan bahan roncean dengan bahan sedotan kecil dan manik-manik sehingga pada pertemuan keempat ini untuk waktu atau durasi kegiatan meronce ditambah.
f.
Pertemuan VI Anak sudah paham dan mampu melaksanakan instruksi apa yang harus dilakukan,pada pertemuan ini ada dua anak yang masih meronce dengan dua bahan roncean yaitu hanya sedotan besar dan kecil saja.
g.
Pertemuan VII Ada tiga anak yang belum mengikuti instruksi pada pertemuan ke tujuh yaitu meronce hanya menggunakan sedotan dan pola gambar
32
daun atau bunga saja sehingga hasil ronceannya tidak membentuk pola. h.
Pertemuan VIII Ada lima anak yang masih belum bisa melakukan kegiatan meronce sesuai dengan instruksi setelah peneliti mengulangi instruksi anak-anak bisa melakukan kegiatan meronce dengan baik hanya satu anak saja yang masih melakukan kegiatan meronce dengan sesuka hati.
i.
Pertemuan IX Anak sudah mampu melaksanakan kegiatan meronce tanpa diberi instruksi dari peneliti walaupun masih ada beberapa anak yang bertanya lewat temannya.
j.
Pertemuan X Pada pertemuan terakhir anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan meronce dengan baik tanpa diberi instruksi anak-anak sudah bisa melakukan kegiatan meronce dengan semua bahan sehingga hasil roncean yang mereka buat dan yang akan dibawa pulang membentuk pola yang sesuai mereka inginkn.
4.2.4 Tes Akhir (Post Test) Post Test dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2014 kepada 10 anak KB.Peneliti kemudian mengolah hasil instrumen yang telah diisi guru menggunakan teknik Paired sample t-test.
33
Sepuluh siswa yang diberikan meronce selama 10 x pertemuan sangat antusias dan senang ketika peneliti memberikan kegiatan meronce yang bermanfaat pada keterampilan motoriknya.
4.2.5 Analisis Data Setelah memberikan post test, peneliti kemudian mengolah instrumen tersebut dan memperoleh data yang akan nampak pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.3. Skor hasil pretest dan posttest Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pretest 0 0 0 1 0 0 1 1 1 2
Posttest 2 5 3 5 4 3 4 5 5 5
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada hasil pretest ada 5 anak yang belum mampu melakukan kegiatan meronce dengan tepat dan 5 anak mampu melakukan gerakan dengan tepat. Sementara untuk hasil posttest menunjukkan jika ada 1 anak yang mampu melakukan 2 kegiatan, 2 anak melakukan 3 kegiatan dengan dan 2 anak lainnya melakukan 4 kegiatan dengan tepat serta 5 anak mampu melakukan semua kegiatan. Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis Paired Sample T-test dengan bantuan
34
program SPSS for windows release 16.0. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut untuk selanjutnya diolah menggunakan SPSS: Tabel 4.4. Paired Sample t-test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM
.6000
10
.69921
.22111
SESUDAH
4.1000
10
1.10050
.34801
Paired Samples Correlations N Pair 1
SEBELUM & SESUDAH
Correlation 10
Sig.
.635
.048
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1
SEBELUM – SESUDAH
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
-3.50000
.84984
Sig.
Difference Lower
Upper
(2T
.26874 -4.10794 -2.89206 -13.024
4.3 Uji Hipotesis Pada pengolahan hasil uji – t yang menunjukkan bahwa p = 0,000 ≤ 0,05 ada perbedaan yang sangat signifikan keterampilan motorik halus antara pretest
35
df
tailed) 9
.000
dan posttest setelah diberi kegiatan meronce. Berdasar Mean pretest dan posttest diperoleh perbedaan dari 0,6 menjadi 4,1 sehingga sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis bahwa “Ada Peningkatan yang signifikan keterampilan motorik halus pada anak usia 3 – 4 tahun melalui Kegiatan Mernce di TK Virgo Maria 2 Bawen Tahun Pelajaran 2014 – 2015” dinyatakan diterima.
4.4 Pembahasan Meronce sangat bermanfaat bagi anak usia dini untuk keterampilan motorik halus. Menurut Berk (2010) menyatakan bahwa kemampuan gerak yang baik mengalami lonjakan pertumbuhan di masa anak-anak prasekolah. Seiring membaiknya penguasaan tangan dan jemari, anak kecil mampu menggabungkan teka-teki, membuat bangunan balok kecil, memotong dan mencocok, dan membuat manik-manik. Berk (2010) memahami bahwa gerak motorik halus merupakan dari gerak motorik kasar. Ia menyatakan bahwa pada usia prasekolah, telah terjadi perubahan besar pada gerak motorik anak. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa meronce yang diberikan secara efektif selama 8 x pertemuan telah meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini.Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sendi (2012) pada penelitian yang berjudul “Penerapan Teknik Meronce Dalam Meningkatkan Motorik Halus Anak Kelompok B PAUD AL IKHLAS” mengatakan bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakakn kelas dan hasilnya mengalami peningkatan.
36