BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Profil KB Birulwalidayini 23 Januari KB Birulwalidayini 23 Januari beroperasi sejak tanggal 14 Juli 2008 atas kerjasama PKK, pemerintah desa dan masyarakat yang sadar akan pentingnya program PAUD demi memfasilitasi seluruh aspek perkembangan anak yaitu aspek spritual, sosial emosiaonal, fisik motorik, kognitif dan bahasa. Setelah 4 kali mengalami perpindahan lokasi, KB Birulwalidyini mendapat hibah tanah dari Bapak Abd.Hakim Pakaya dan sekarang telah memiliki bangunan sendiri yang dibangun oleh PNPM. Berdasarkan data tahun pelajaran 2012/2013, KB Birulwalidayini 23 Januari dipimpin oleh seorang pensiunan bernama H.T. Mooduto yang cukup lama berkecimpung didunia pendidikan sebagai guru, kepala sekolah. 3 orang pendidik masing-masing; Meiko Laily dengan memiliki masa kerja 5 tahun dengan kualifikasi pendidikan SMK namun saat ini sementara menempuh studi S1 PAUD di UNG, Hamsia Kasu memiliki masa kerja 3 tahun sementara menempuh studi S1 PAUD di Universitas Terbuka, Yuliana Latif memiliki masa kerja 1 tahun dengan kualifikasi pendidikan SMK denagn jumlah peserta didik 20 anak yang memiki latar belakang yang berbeda dan pasti memiliki karkter yang berbeda pula. 4.1.2 Pelaksanaan Observasi Awal Dari hasil pengamatan pada anak yang diadakan sebelum penelitian tindakan yaitu pada tanggal 16 September 2013 diperoleh hal-hal sebagai berikut:
35
36 1. Sebagian anak belum mampu berempati dengan orang lain atau belum mampu memahami orang lain. 2. Sebagian anak belum memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya. 3. Sebagian anak belum mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya. Secara lebih jelas hasil pengamatan untuk observasi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel: 4.1 Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Sosiodrama Hasil Observasi Awal Persentase Aspek yang Diobservasi
Penga-
Memahami
Memecahkan Masalah
Komunikasi Verbal
yang Terjadi dalam
maupun Non Verbal
Relasi Sosialnya
Berempati dengan
No mat
Orang Lain
M
KM
TM
M
KM
TM
M
KM
TM
I
40
30
30
40
25
35
40
25
35
II
40
40
20
40
25
35
40
25
35
Rata-rata
40
35
25
40
25
35
40
25
35
35%
25%
40%
25%
35%
40%
25%
35%
Persentasi 40%
Keterangan: M= Mampu
KM= Kurang Mampu
TM= Tidak Mampu
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa untuk aspek berempati dengan orang lain atau mampu memahami orang lain, ada 40 % atau 8 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 35 % atau 7 orang anak kurang mampu, dan
37 25 % atau 5 orang anak yang masih memperlihatkan tidak mampu. Untuk aspek memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap
perubahan sosialnya, ada 40 % atau 8 orang anak yang sudah
memperlihatkan kriteria mampu, 25 % atau 5 orang anak kurang mampu, dan 35 % atau 7 orang anak yang masih memperlihatkan tidak mampu. Untuk aspek memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan winwin solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya, ada ada 40 % atau 8 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 25 % atau 5 orang anak kurang mampu, dan 35 % atau 7 orang anak yang masih memperlihatkan tidak mampu. Apabila dianalisis, maka persentasi anak di kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa yang kecerdasan interpersonal mengalami peningkatan melalui metode sosiodrama hanya 40 % atau 8 orang anak, sedangkan yang belum meningkat sebanyak 60 % atau 12 orang anak. Dari hasil observasi yang diperoleh memberikan makna bahwa untuk peningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak dapat diupayakan melalui metode sosiodrama. Di samping itu, untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, maka upaya-upaya yang dapat ditempuh antara lain: a. Melakukan perencanaan kegiatan 1) Dalam hubungannya dengan kegiatan ini, penelitian memberikan kontribusi pemikiran terhadap para guru yang ada di TK tersebut tentang langkahlangkah yang harus dilakukan untuk mengefektifkan rencana kegiatan pembelajaran dalam bentuk metode sosiodrama, di antaranya:
38 (a) Para guru harus membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan Skenario Pembelajaran. (b) Para guru harus merumuskan indikator pembelajaran dan target pencapaiannya pada setiap kegiatan (c) Para guru harus menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan tingkat kemampuan anak pada jenjang pendidikan PAUD. (d) Para guru harus menyediakan media-media pembelajaran yang diperlukan dan berkesesuaian dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan (e) Para guru harus harus dapat menentukan materi-materi pelajaran yang relevan dengan metode sosiodrama dan rencana kegiatan yang dirumuskan. 2) Membuat Time Schedule pelaksanaan metode sosiodrama pada kegiatankegiatan tertentu 3) Mengelompokkan anak berdasarkan tingkat kognitivitas, efektivitas, dan keterampilan mereka.. b. Kegiatan yang harus dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung meliputi; 1) Menerapkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan kreatif 2) Menggunakan
variatif
metode
dalam
pembelajaran
dengan
lebih
mengoptimalkan metode sosiodrama. 3) Menyiapkan media-media pembelajaran yang representatif dalam permainan peran.
39 4) Melakukan berbagai pertanyaan dalam bentuk dialog terahadap kegiatan yang dilakukan anak. 5) Memberikan penghargaan kepada setiap anak setelah melakukan kegiatan yang ditugaskan. 6) Menampung segala harapan yang diungkapkan anak untuk ditindaklanjuti pada kegiatan berikutnya. c) Melaksanakan pengawasan dan bimbingan secara intensif terhadap seluruh kegiatan anak dengan lebih mengefektivkan metode sosiodrama sebagai upaya meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak. d) Melakukan analisis dan refleksi terhadap kecerdasan interpersonal pada anak PAUD selama berada di lembaga pendidikan formal ini. e) Membiasakan anak dapat bergaul dengan temannya dengan baik. Dari hasil yang diperoleh gambaran tentang kecerdasan interpersonal anak akan diupayakan mengalami peningkatan melalui metode sosiodrama. Untuk itu dipersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam pelaksanaan siklus 1, yaitu satuan rencana kegiatan harian, skenario pembelajaran dan lembar observasi. 4.1.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahapan Persiapan Kegiatan persiapan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 23 September 2013 di Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Peneliti bersama pengelola dan guru pendamping mendiskusikan rencana tindakan yang yang akan dilakukan dalam proses penelitian
40 ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama sehari yakni pada hari Selasa tanggal 8 Oktober 2013. Pada observasi awal yang sebelumnya dilakukan peneliti, guru bersama peneliti pengukuran kecerdasan interpersonal anak berdasarkan 3 (tiga) indikator yang diamati, yaitu; kemampuan berempati dengan orang lain atau mampu memahami orang lain, kemampuan memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya, dan kemampuan memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya. Berdasarkan pengukuran tersebut, peneliti bersama guru merencanakan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut; (1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran meningkatkan kecerdasan interpersonal anak melalui metode sosiodrama, yaitu dengan langkah-langkah; (a) Peneliti menjelaskan mengenai kecerdasan interpersonal yang diajarkan yaitu cara berempati kepada orang lain, cara berkomunikasi dengan orang lain, dan cara memecahkan masalah yang terjadi dengan orang lain; (b) Peneliti menyampaikan materi pelajaran tentang kecerdasan interpersonal dengan menggunakan metode sosiodrama; (c) Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. (2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang merupakan program kerja guru
dalam
melaksaankan
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kecerdasan
interpersonal anak. (3) Peneliti bersama guru menyiapkan materi tentang kecerdasan interpersonal yang diperlukan untuk disampaikan dalam bentuk metode sosiodrama.
41 (4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan kegiatan anak sebagai pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kemampuan anak melalui kecerdasan interpersonal berdasarkan indikator yang diamati, serta untuk menilai keaktifan dan sikap anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Tahapan Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan berlangsung selama satu kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 8 Oktober 2013 di ruangan kelas kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Sesuai dengan skenario pembelajaran pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti, sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara kepada beberapa anak kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa setelah pembelajaran berakhir. Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya bertindak sebagai partisipan pasif yang membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Peneliti mengamati proses pembelajaran penggunaan metode sosiodrama untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. pada siklus 1 atau pertemuan pertama 8 Oktober
2013, peneliti menyampaikan
materi
kecerdasan interpersonal melalui metode sosiodrama yang disajikan dalam bentuk
42 drma secara sempurna. Selanjutnya anak diminta untuk menceritakan kembali hal-hal yang diketahuinya dari isi drama tersebut yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sebagaimana tersebut di atas, maka guru pengamat melakukan penilain hingga memperoleh hasil sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel: 4.2 Kecerdasan interpersonal Anak Melalui Metode Sosiodrama Siklus I Persentase Aspek yang Diobservasi
Penga-
Memahami
Memecahkan Masalah
Komunikasi Verbal
yang Terjadi dalam
maupun Non Verbal
Relasi Sosialnya
Berempati dengan
No mat
Orang Lain
M
KM
TM
M
KM
TM
M
KM
TM
I
60
35
5
60
30
10
60
30
10
II
60
35
5
60
20
20
60
30
10
Rata-rata
60
35
5
60
25
15
60
30
10
35%
5%
60%
25%
15%
60%
30%
10%
Persentasi 60%
Keterangan: M= Mampu
KM= Kurang Mampu
TM= Tidak Mampu
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk aspek berempati dengan orang lain atau mampu memahami orang lain, ada 60 % atau 12 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 35 % atau 7 orang anak kurang mampu, dan hanya 5 % atau 1 orang anak yang memperlihatkan tidak mampu. Untuk aspek memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap
perubahan sosialnya, ada 60 % atau 12 orang anak yang sudah
43 memperlihatkan kriteria mampu, 25 % atau 5 orang anak kurang mampu, dan hanya 15 % atau 3 orang anak yang memperlihatkan tidak mampu. Untuk aspek memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan winwin solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya, ada ada 60 % atau 12 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 30 % atau 6 orang anak kurang mampu, dan hanya 10 % atau 2 orang anak yang masih memperlihatkan tidak mampu. Apabila dianalisis, maka persentasi anak kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa
Kecamatan
Suwawa
yang
kecerdasan
interpersonal
mengalami
peningkatan melalui metode sosiodrama sudah mencapai 60 % atau 12 orang anak, dan yang belum baik 40 % atau 8 orang anak. Dari pengumpulan data, diperoleh beberapa hasil pengamatan tentang upaya meningkatkan kecerdasan interpersonal anak untuk siklus I sebagai berikut: 1) Sebagian anak telah mampu berempati dengan orang lain atau belum mampu memahami orang lain. 2) Masih ada sebagian anak yang belum memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya. 3) Masih ada sebagian anak yang belum mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya. Dari hasil refleksi bersama, terungkap bahwa masih ada beberapa aspek pembelajaran yang perlu ditingkatkan dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal
44 anak PAUD melalui metode sosiodrama. Hal-hal yang akan diperhatikan pada siklus berikutnya adalah: (1)
Aspek
memotivasi
anak
PAUD
untuk
meningkatkan
kecerdasan
interpersonal melalui metode sosiodrama masih perlu dilakukan; (2)
Sebelum memberikan bimbingan dan bantuan melalui metode sosiodrama, guru perlu mengubah cara memotivasi anak PAUD agar tertarik dan dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal dengan baik.
(3)
Penggunaan metode sosiodrama harus dioptimalkan.
d. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I Berdasarkan data yang dikemukakan di atas, diperoleh gambaran hasil pelaksanaan tindakan siklus I dengan rata-rata keberhasilan guru dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal pada Anak Kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa melalui metode sosiodrama yaitu sudah 56 % atau 14 orang anak yang sudah baik. Selebihnya masih terdapat 44 % atau 11 orang anak yang kemampuan kecerdasan interpersonalnya belum baik. Apabila dibandingkan dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu, kecerdasan interpersonal pada Anak Kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini
23
Januari
Desa
Boludawa
Kecamatan
Suwawa
mengalami
perkembangan melalui metode sosiodrama menjadi 80 % atau 20 orang anak dalam kategori baik atau memuaskan, maka hasil tindakan siklus I belum mencapai target tersebut. Dengan demikian, dari analisis ini peneliti dan guru merasa bahwa hasil
45 penelitian ini belum maksimal. Oleh sebab itu, peneliti dan guru membuat perencanaan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Beradasarkan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, peneliti bersama pimpinan PAUD dan guru kelas melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut; 1) agar anak mau melaksanakan tugas sendiri, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat memberikan motivasi atau membangkitkan semangat belajar anak terlebih dahulu melalui menyanyi bersama atau bermain sambil belajar, 2) agar anak mau merapikan permainannya, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat memberikan bimbingan dan petunjuk kepada anak yang mengalami kesulitan pada saat mengatur permainan tersebut, 3) untuk memotivasi anak agar mau merapikan dirinya sendiri, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat memberikan reward kepada anak yang dapat melakukannya dengan benar berupa pujian seperti; bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya ataupun dengan memberi hadiah kepada anak yang memperoleh skor tertinggi pada kegiatan belajar tersebut. 4.1.4 Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Tahapan Persiapan Pada hari Sabtu, tanggal 12 Oktober 2013, peneliti bersama pengelola/ penyelenggara PAUD dan guru pendamping mengadakan diskusi. Dalam kesempatan kali ini, peneliti menyampaikan analaisis hasil observasi terhadap kecerdasan interpersonal anak kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa yang dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya proses
46 pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak pada siklus I. Kegiatan persiapan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu , 12 Oktober 2013 di kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Peneliti bersama pimpinan PAUD dan guru kelas mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada hari Selasa, 15 Oktober 2013. Pada siklus II yang sebelumnya dilakukan peneliti, guru bersama peneliti mengukur kecerdasan interpersonal anak berdasarkan 3 (tiga) indikator yang diamati, yaitu; kemampuan berempati dengan orang lain atau mampu memahami orang lain, kemampuan memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya, dan kemampuan memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya. Berdasarkan pengukuran tersebut, peneliti bersama guru merencanakan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut; (1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran meningkatkan kecerdasan interpersonal anak melalui metode sosiodrama, yaitu dengan langkah-langkah; (a) Peneliti menjelaskan mengenai kecerdasan interpersonal yang diajarkan yaitu cara berempati kepada orang lain, cara berkomunikasi dengan orang lain, dan cara memecahkan masalah yang terjadi dengan orang lain; (b) Peneliti menyampaikan materi pelajaran tentang kecerdasan interpersonal dengan menggunakan metode sosiodrama; (c) Peneliti dan
47 guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. (2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang merupakan program kerja guru
dalam
melaksaankan
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kecerdasan
interpersonal anak. (3) Peneliti bersama guru menyiapkan materi tentang kecerdasan interpersonal yang diperlukan untuk disampaikan dalam bentuk metode sosiodrama. (4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan kegiatan anak sebagai pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kemampuan anak melalui kecerdasan interpersonal berdasarkan indikator yang diamati, serta untuk menilai keaktifan dan sikap anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Tahapan Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilaksanakan berlangsung selama satu kali pertemuan yakni
hari Selasa, 15
Oktober 2013, masih diruang yang sama, di
ruangan kelas kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Sesuai dengan skenario pembelajaran pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti, dan peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara kepada beberapa anak kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa setelah pembelajaran berakhir. Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya bertindak sebagai partisipan pasif yang membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran.
48
c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Siklus Peneliti mengamati proses pembelajaran penggunaan metode sosiodrama untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa. Sebelumnya anak diminta menceritakan tentang kegiatan yang telah dilksanakan pada pertemuan / sikliu I. Pada siklus II / pertemuan kedua yaitu, hari Selasa 15 Oktober 2013, peneliti menyampaikan kembali materi pelajaran tentang kecerdasan interpersonal dengan menggunakan metode sosiodrama secara sempurna seperti yang telah dilakukan pada siklus I. Selanjutnya itu anak diminta untuk menceritakan kembali isi drama tersebut dengan baik dan benar terutama yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sebagaimana tersebut di atas, maka guru pengamat melakukan penilaian hingga memperoleh hasil sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel: 4.3 Kecerdasan interpersonal Anak Melalui Metode Sosiodrama Siklus II Persentase Aspek yang Diobservasi PengaNo
Memahami
Memecahkan Masalah
Komunikasi Verbal
yang Terjadi dalam
maupun Non Verbal
Relasi Sosialnya
Berempati dengan
mat
Orang Lain
I
M 85
KM 15
TM 0
M 85
KM 15
TM 0
M 85
KM 10
TM 5
II
85
15
0
85
15
0
85
10
5
15 15%
0 0%
85 85%
15 15%
0 0%
85 85%
10 10%
5 5%
Rata-rata 85 Persentasi 85%
49 Keterangan: M= Mampu KM= Kurang Mampu TM= Tidak Mampu Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa untuk aspek berempati dengan orang lain atau mampu memahami orang lain, ada 85 % atau 17 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 15 % atau 3 orang anak kurang mampu, dan 0 % yang memperlihatkan tidak mampu. Untuk aspek memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya, ada 85 % atau 17 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 15 % atau 3orang anak kurang mampu, dan 0 % yang memperlihatkan tidak mampu. Untuk aspek memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya, ada ada 85 % atau 17 orang anak yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 10 % atau 2 orang anak kurang mampu, dan hanya 5 % atau 1 orang anak yang masih memperlihatkan tidak mampu. Apabila dianalisis, maka persentasi anak di kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa
Kecamatan
Suwawa
yang
kecerdasan
interpersonal
mengalami
peningkatan melalui metode sosiodrama telah mencapai 85 % atau 17 orang anak, dan yang belum baik hanya 15 % atau 3 orang anak. Dari hasil pengamatan diperoleh beberapa hasil pengamatan tentang meningkatkan kecerdasan interpersonal anak pada siklus II sebagai berikut: 1) Sebagian besar anak telah mampu berempati dengan orang lain. 2) Sebagian besar anak sudah memahami komunikasi verbal maupun non verbal atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosialnya.
50 3) Sebagian besar anak sudah mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya d. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II Proses pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak kelompok B, Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa melalui metode sosiodrama pada siklus II yang dilaksanakan satu kali pertemuan yakni pada hari Selasa,
15 Oktober 2013 berjalan dengan
lancar. Anak belajar dengan aktif dan kreatif, kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah diatasi. Anak yang sebelumnya acuh tak acuh mengikuti kegiatan pembelajaran, sekarang sudah aktif dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran. Secara kesuluruhan proses pembelajaran telah berjalan dengan lancar. Namun demikian, masih ada sedikit kekurangan yakni masih ada anak yang belum berkembang kecerdasan interpersonalnya dengan baik meskipun telah menggunakan metode sosiodrama. Rata-rata ketidak mampuan tersebut karena dipengaruhi oleh karena memang tidak mampu melakukannya sendiri, atau sikap ketergantungan kepada orang lain untuk menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan perlakukan manja oleh orang tuanya di rumah. Terhadap
kelemahan tersebut, maka peneliti dan guru diharapkan dapat
mengopimalkan pembelajarannya melalui pendekatan-pendekatan persuasif dengan tetap menggunakan metode sosiodrama. Berdasarkan data siklus II, dapat dijelaskan bahwa keberhasilan guru dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal anak Kelompok B Kelompok Bermain
51 PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa melalui metode sosiodrama yaitu sudah terdapat 85 % atau 17 orang anak. Selebihnya, tinggal 15 % atau 3 orang anak yang kecerdasan interpersonalnya belum meningkat dengan baik. Dengan demikian, apabila diidentifikasi, maka indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah menunjukkan adanya perkembangan kecerdasan interpersonal anak Kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa melalui metode sosiodrama, yaitu dari observasi awal hanya 40 % atau 8 orang anak, setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 60 % atau 12 orang anak, pada siklus II meningkat lagi menjadi 85 % atau 17 orang anak. Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu, kecerdasan interpersonal anak Kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa melalui metode sosiodrama yaitu sudah terdapat 80 % atau 16 orang anak sebagaimana yang diharapkan, maka penelitian ini dianggap tuntas dan guru tidak lagi melanjutkan pembahasannya pada siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas di kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa memiliki indikator kinerja; apabila minimal 80 % anak sudah memiliki kecerdasan interpersonal yang diharapkan, Berdasarkan standar tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukan hasil, yaitu pada observasi awal, hanya 40 % atau 8 orang anak yang memiliki kecerdasan
52 interpersonal yang diharapkan, pada siklus I terjadi peningkatan manjadi 60 % atau 12 orang anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yang diharapkan, dan pada siklus II mencapai 85 % atau 17 orang anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yang diharapkan. Untuk itu dalam pelaksanakan pembelajaran pada siklus I telah dilaksanakan strategi pembelajaran dengan menggunakan skenario metode sosiodrama sebagai berikut. 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru menggunakan metode sosiodrama 3) Guru
mengarahkan anak untuk memperhatikan dan menyimak drama yang
ditampilkan 4) Guru memberikan reinforcement kepada anak yang mampu menceritakan isi drama tersebut secara sempurna terutama yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal. Dari kegiatan tersebut maka pada siklus I terjadi perubahan yaitu meningkatnya jumlah siswa yang menunjukan kecerdasan interpersonal yang diharapkan. Meskipun terjadi peningkatan, namun masih ada kelemahan-kelemahan yaitu; 1. Masih ada sebagian kecil anak yang belum memiliki kecerdasan interpersonal 2. Belum optimalnya pembelajaran yang digunakan oleh guru Untuk itu pada siklus II dilakukan kegiatan-kegiatan berikut sebagai upaya perbaikan terhadap kelemahan yang di alami, yaitu; a. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui metode sosiodrama yang disajian
53 b. Guru
mengarahkan anak untuk memperhatikan dan menyimak isi drama
terutama yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal, c. Guru memberikan penguatan positif bagi anak yang memperlihatkan kecerdasan interpersonal yang diharapkan dan memberikan penguatan negatif kepada anak yang tidak memiliki kecerdasan interpersonal yang diharapkan. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut, maka hasil yang diperoleh adalah meningkatnya rata-rata persentase jumlah anak yang memperlihatkan kecerdasan interpersonal yang diharapkan yaitu dari 60 % atau 12 orang anak menjadi 85 % atau 17 orang anak. Namun setelah dianalisis, hasil perolehan itu mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 80 % atau 16 orang anak. Dengan demikian peniliti melakukan tindakan lanjutan dalam siklus II. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut, maka hasil yang diperoleh adalah meningkatnya rata-rata persentase jumlah anak yang memperlihatkan kecerdasan interpersonal yang diharapkan yaitu dari 80 % atau 16 orang anak, menjadi 85 % atau 17 orang anak. Secara keseluruhan peningkatan ini telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yatu 80 %, sehingganya peneliti tidak melanjutkan ke siklus yang ketiga. Dari hasil yang dicapai pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan yang menyatakan bahwa: ”jika guru menggunakan metode sosiodrama, maka kecerdasan interpersonal anak kelompok B Kelompok Bermain PAUD Birul Walidayini 23 Januari Desa Boludawa Kecamatan Suwawa dapat ditingkatkan.