BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan RM Said No. 35 Solo dengan Kepala Sekolah bernama Drs. H. Tri Kuat, M. Pd. Pada SMA Muhammadiyah 1 Surakarta terdapat 7 kelas untuk kelas X, yang terdiri dari 3 kelas MIPA (MIPA 1, MIPA 2, dan MIPA 3) dan 4 kelas IPS (IPS 1, IPS 2, IPS 3, dan IPS 4). SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki visi, misi, dan tujuan sebagai berikut: 1. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Mewujudkan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai lembaga yang unggul dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju terbentuknya insan beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional. Dengan Indikator: a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional Murni b. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke Perguruan Tinggi c. Unggul dalam Karya Ilmiah d. Unggul dalam Kesenian e. Unggul dalam Olah Raga f. Unggul dalam Disiplin g. Unggul dalam Kepedulian Sosial 2. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan secara efektif dan berkarakter islami. b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. c. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali sendiri potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi. d. Meningkatkan semangat pendalaman Agama Islam dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami.
31
32
e. Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah. 3. Tujuan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta a. Terlaksanannya Proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. b. Tersedianya sarana prasarana yang memadai, sehingga memiliki daya dukung yang optimal terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. c. Tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar yang efektif dan efisien dan hasil yang optimal. d. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa). e. Terlaksanannya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah, baik para guru, karyawan maupun siswa. f. Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sehingga mampu memenangkan kompetisi di era global. Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang semuanya adalah perempuan. Untuk matematika pada kurikulum SMA dibagi menjadi 2, yaitu matematika wajib dan matematika peminatan. Matematika wajib dan matematika peminatan diajar oleh guru yang berbeda. B. DESKRIPSI DATA 1. Hasil Wawancara tentang Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Matematika a. Hasil Wawancara 1 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang bernama Bapak Madiyono, S. Pd. Hasil wawancara sebagai berikut. P
: Apa visi dan misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?
WK : a. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Mewujudkan sma muhammadiyah 1 surakarta sebagai lembaga yang unggul dalam prestasi luhur dalam budi pekerti mampu
33
berkompetitif menuju terbentuknya insan beriman cerdas kreatif dan berdaya saing nasional. b. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 1. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan secara efektif dan berkarakter islami. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali sendiri potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi. 4. Meningkatkan
semangat
pendalaman
Agama
Islam
dan
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami. 5. Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah. P
: Berkaitan dengan visi dan misi sekolah, upaya apa sajakah yang telah dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut?
WK : Upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik. Namun, karena ini sekolah swasta sehingga kemampuan anak dalam akademik masih kalah dengan sekolah negeri. Pada saat siswa masuk ke sekolah ini dibagikan angket dan ternyata siswa tertarik pada sekolah ini karena ekstrakurikuler yang selalu mendapatkan juara. Ekstrakurikuler yang paling digemari adalah basket. Oleh sebab itu sekolah selalu berupaya untuk mengembangkan ekstrakurikuler yang ada agar bisa mendapat prestasi dalam ekstrakurikuler tersebut. P
: Kendala – kendala apa sajakah yang dialami sekolah dalam mewujudkan visi dan misi tersebut?
WK : Kendala dari input siswa. Karena dari awal siswa cenderung memilih untuk masuk sekolah negeri dahulu, jika tidak diterima di sekolah negeri baru memutuskan masuk ke sekolah swasta (ke sekolah ini). Dari itu saja kita sudah dapat membedakan kemampuan sekolah
34
negeri dengan sekolah swasta terutama dalam bidang akademik. Kendala selanjutnya adalah dana. Dana untuk mengembangkan potensi siswa di sekolah ini sangat minim, berbeda dengan sekolah negeri yang memiliki banyak dana untuk mengembangkan potensi siswa. Jadi, sekolah berupaya mengembangkan potensi siswa dengan dana yang minim tersebut. P
: Berkaitan
dengan
Kurikulum
2013.
Sejak
kapan
SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta menerapkan Kurikulum 2013? WK : Sekolah sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester. Dimulai pada tahun ajaran 2013/2014. Sehingga untuk kelas X dan XI saat ini menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan untuk kelas XII masih menggunakan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. P
: Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bapak/Ibu guru yang berkaitan dengan Kurikulum 2013?
WK : Untuk pelatihan Bapak dan Ibu guru diundang oleh dinas pendidikan untuk mengikuti seminar tentang Kurikulum 2013. Dari dinas pendidikan itu sendiri wajib diikuti oleh Bapak dan Ibu guru secara bergiliran sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dari pihak sekolah sendiri juga mengundang narasumber yang berkompeten untuk mengisi seminar dalam pelatihan agar Bapak dan Ibu guru di sini paham dengan Kurikulum 2013. P
: Bagaimana kinerja guru terkait dengan Kurikulum 2013?
WK : Secara keseluruhan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan oleh Bapak dan Ibu guru di sekolah ini, namun Kurikulum 2013 ini masih memiliki kekurangan. Kurikulum 2013 belum sempurna sehingga penerapannya juga belum sempurna. P
: Persiapan apa saja yang dilakukan sekolah dalam menerapkan Kurikulum 2013?
WK : Sekolah memanggil narasumber untuk mengisi seminar yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Sekolah juga mengadakan training yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Persiapan buku baru (buku
35
siswa dan buku guru) untuk Kurikulum 2013 dan pengelolaan administrasi baru. P
: Apa
perbedaan
antara
Kurikulum
2013
dengan
kurikulum
sebelumnya? WK : Perbedaan terletak pada susunan materi pelajaran, struktur pelajaran dan konsep pembelajaran. Sistem penilaian juga berubah. Kurikulum sebelumnya hanya menilai aspek pengetahuan, sedangkan Kurikulum 2013 semua aspek dinilai yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. P
: Bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?
WK : Kurikulum 2013 sudah berjalan, tetapi belum sempurna. Adanya kendala membuat pelaksanaan Kurikulum 2013 sedikit terganggu. Dalam Kurikulum 2013 ini menuntut kreativitas dari guru dalam proses pembelajaran dan pengelolaan administrasi yang cukup banyak dan harus mampu menguasai IT. P
: Bagaimana kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan Kurikulum 2013?
WK : Dalam praktek belajar mengajar guru bisa dilepas dan mampu menerapkan Kurikulum 2013. Namun perlu ditekankan lagi Kurikulum 2013 belum berjalan sempurna di sekolah ini. P
: Apa persamaan dan perbedaan teknik penilaian Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
WK : Persamaannya adalah sama – sama menilai siswa. Perbedaannya adalah perubahan skala penilaian yang sebelumnya sampai 100 sekarang sampai 4. Aspek yang dinilai dalam kurikulum 2013 adalah aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dalam rapot Kurikulum 2013 juga dirinci memuat keterangan – keterangan tentang aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa itu sendiri. Rapot yang digunakan tiap semester di sekolah ini berupa lembaran dikarenakan untuk rapot pada Kurikulum 2013 tidak cukup 1 lembar.
36
Pada saat siswa akan lulus rapot dari tiap semester dijadikan satu dan dijilid rapi seperti buku. P
: Bagaimana teknik dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada Kurikulum 2013?
WK : Guru menilai siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Guru menilai aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa. Dalam penilaian guru juga memberikan soal. Penilaian ini dirinci setiap tahapan – tahapannya. Nilai yang didapat siswa nantinya akan dideskripsikan ke dalam angka dan keterangan (berupa kalimat). Dalam penilaian inilah yang membuat Bapak/Ibu guru kebingungan, dikarenakan nilai akhir yang diambil adalah nilai yang paling baik dari semua nilai dalam satu mata pelajaran. Padahal untuk mengetahui kemampuan siswa tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling baik saja. Untuk KKM sekolah ini sendiri sebesar 2, 67 dari skala 4 untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dan baik untuk sikap. P
: Bagaimana teknik evaluasi keberhasilan peserta didik pada Kurikulum 2013?
WK : Guru mengadakan evaluasi berupa Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir semester. Guru juga mengadakan evaluasi secara berkala dari kegiatan pembelajaran di kelas dan ulangan harian. Untuk penilaian sikap menggunakan angket yang diisi oleh siswa untuk menilai diri sendiri, angket teman sejawat yang diisi oleh siswa untuk menilai temannya namun untuk angket teman sejawat ini tidak boleh hanya menilai teman yang itu – itu saja jadi harus bergantian dengan teman lain untuk menilai dan angket yang diisi oleh Bapak/Ibu guru untuk menilai sikap siswa. Penilaian sikap ini berupa skor. P
: Kendala apa saja yang sekolah alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
WK : Kendala pertama adalah dari dana untuk mengembangkan potensi siswa yang minim dari sekolah. Kedua adalah kurangnya semangat dari Bapak/Ibu guru yang sudah tua (akan pensiun) untuk belajar IT
37
agar bisa melaporkan hasil penilaian siswa. Ketiga kurangnya kemampuan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Keempat adalah guru yang kurang paham tentang Kurikulum 2013. P
: Bagaimana sekolah meminimalkan kendala yang ada dalam penerapan Kurikulum 2013?
WK : Untuk mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan Kurikulum 2013 sekolah memanggil narasumber yang berkompeten untuk mengisi seminar di sekolah. Setiap guru juga diusahakan saling berbagi informasi tentang Kurikulum 2013 kepada guru lain yang belum paham (saling berbagi). Sekolah juga melengkapi sarana dan prasarana berupa buku pelajaran (buku siswa dan buku guru) untuk menunjang proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013, setiap ruang kelas juga dilengkapi dengan OHP dan LCD. Untuk melaporkan penilaian
dibuat
sofware
dalam
microsoft
excel
sehingga
memudahkan guru untuk melaporkan penilaian karena guru hanya menginput nilai dan untuk hasil akhir dan keterangan telah muncul secara otomatis. b. Hasil Wawancara 2 Wawancara dengan guru matematika kelas X MIPA 1, X MIPA 2, X MIPA 3 dan X IPS 1 yang bernama Ibu Siti Marfuah, S. Si. Hasil wawancara sebagai berikut. P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013? G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Dalam Kurikulum 2013 ini sesuai dengan tahapan peserta didik, membuat siswa aktif di dalam pembelajaran. P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Perbedaannya terdapat dalam proses dan penilaian. Kurikulum 2013 lebih menekankan siswa untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok, selain itu materi dipecah-pecah ke dalam kelas X, kelas XI dan kelas XII. Jadi pelajaran matematika pada kelas
38
X, XI dan XII saling berkaitan tidak seperti pada kurikulum sebelumnya dimana materi pelajaran kelas X, XI dan XII berbeda. Dalam teknik penilaian pada kurikulum 2013 lebih kompleks karena yang dinilai tidak hanya aspek pengetahuan saja seperti pada kurikulum sebelumnya, tetapi ada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik? G : Seharusnya
pembelajaran
sainstifik
dilakukan
dalam
setiap
pembelajaran di kelas. Namun, dalam kenyataannya pembelajaran sainstifik tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Karena tidak semua materi dapat digunakan untuk pembelajaran sainstifik ini. Untuk beberapa materi yang sekiranya bisa dilaksanakan dengan pembelajaran sainstifik maka saya menggunakannya, tetapi tetap memperhatikan situasi dan kondisi peserta didik itu sendiri. P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP terlebih dahulu? G : Iya, saya membuat RPP pada awal tahun pembelajaran. P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP? G : Iya sudah sesuai. Semaksimal mungkin proses pembelajaran di kelas sudah saya sesuaikan dengan RPP, namun terkadang kondisi siswa dan kurangnya waktu atau adanya hari libur yang membuat tidak sesuai dengan RPP. P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas? G : Ceramah, Diskusi, Problem Solving. Tergantung kondisi peserta didik dan materi yang dipelajari. P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya? G : Untuk matematika peminatan materi yang disampaikan lebih dalam dari matematika wajib.
39
P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang digunakan? G : Iya. Dalam dimensi tiga biasanya menggunakan media berupa bangun kubus, balok dan lain-lain. Aplikasi geogebra juga digunakan untuk mempermudah siswa dalam menggambar grafik. Namun yang paling sering digunakan adalah power point karena dapat digunakan dalam materi apapun. P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran? G : Biasanya dalam pembelajaran dilakukan tanya jawab dan dalam diskusi kelompok bisa membuat siswa menjadi lebih aktif. P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Perbedaan teknik penilaian Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya terdapat dalam skala. Kurikulum sebelumnya penilaian dilakukan dari skala 0 - 100 sedangkan penilaian pada Kurikulum 2013 skala yang digunakan adalah 1 – 4. Penilaian dalam kurikulum sebelumnya hanya aspek pengetahuan saja, tetapi dalam Kurikulum 2013 aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dinilai. P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik? G : Dari ulangan harian, PR dan tugas semua diberi penilaian untuk mengetahui kemampuan peserta didik. P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum 2013? G : Dengan cara melihat nilai yang sudah tuntas (diatas KKM). Nilai KKM di sekolah ini adalah 2, 67. Untuk yang belum mencapai KKM diadakan remidi untuk memperbaiki nilai. P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
40
G :Ya. Untuk siswa yang belum mencapai KKM selalu diadakan remidi untuk memperbaiki nilai. Remidi dilakukan dengan mengerjakan kembali soal ulangan yang diberikan. P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013? G : Kendala dari kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, buku pelajaran matematika (buku siswa) terkadang dalam buku siswa soal – soal kurang banyak dan siswa cenderung kebingungan, selain itu kesiapan materi pelajaran karena dalam Kurikulum 2013 untuk kelas X, XI dan XII saling berkesinambungan. Untuk kelas X materi bisa langsung diajarkan, tetapi untuk kelas XI dan XII saya harus mengulang terlebih dahulu pelajaran di kelas X karena siswa cenderung lupa dengan materi pelajaran kelas X. P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala tersebut? G : Biasanya koordinasi dengan guru MGMP saling memberi masukan untuk kendala yang terjadi dalam Kurikulum 2013. Dari buku pelajaran juga mengambil sumber buku lain untuk menambah materi dan soal – soal. c. Hasil Wawancara 3 Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 2 dan X IPS 3 bernama Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd. Hasil wawancara sebagai berikut. P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013? G : Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang membuat guru lebih nyaman, karena dalam Kurikulum 2013 ini yang dituntut aktif adalah siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Perbedaannya
terdapat
dalam
proses
pembelajaran.
Kurikulum
sebelumnya guru lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa cenderung pasif di kelas. Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran
41
menekankan siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator. P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik? G : Sudah. Namun terkadang kurang berjalan lancar, apalagi saya mengajar di IPS yang siswanya sulit untuk diatur. P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP terlebih dahulu? G : Iya, saya membuat RPP pada awal tahun pembelajaran. P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP? G : Kadang – kadang sesuai dan kadang – kadang tidak sesuai. Kendala dari waktu dan siswa. P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas? G : Ceramah dan Diskusi Kelompok. P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya? G : Untuk peminatan berbeda antara Kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya. Dalam kurikulum sebelumnya peminatan diberikan pada kelas XI yaitu peminatan IPA atau IPS. Untuk Kurikulum 2013 ada peminatan untuk matematika yang telah diberikan pada siswa kelas X dan hanya kelas MIPA yang mendapat mata pelajaran matematika peminatan. P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang digunakan? G : Iya. Media yang sering digunakan adalah LCD dan power point. P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran? G : Sulit untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran karena pada umumnya siswa berpikiran matematika itu susah. Saya membuat suasana pembelajaran nyaman terlebih dahulu agar siswa tidak tegang
42
dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu penggunaan model pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat membuat siswa lebih nyaman. P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Dalam Kurikulum 2013 aspek yang dinilai adalah aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kurikulum sebelumnya yang dinilai aspek pengetahuannya saja. Untuk penilaian sikap itu sendiri, sekolah biasanya menggunakan angket untuk menilai diri sendiri, angket yang diisi teman sajawat dan angket yang diisi oleh guru. Untuk penilaian pengetahuan ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Jika dalam kurikulum sebelumnya nilai akhir adalah nilai yang diambil dari semua nilai yang dibuat rata – rata, sedangkan dalam Kurikulum 2013 nilai yang paling baik itulah nilai yang diambil untuk nilai akhir. P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik? G : Dari nilai ulangan harian dan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari. P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum 2013? G : Keberhasilan peserta didik dilihat dari nilai untuk aspek pengetahuan dan keterampilan diatas KKM. KKM di sekolah ini adalah 2, 67. Untuk aspek sikap minimal baik. P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM? G : Selalu diadakan remidi untuk siswa yang belum mencapai KKM. Remidi dilakukan dengan mengerjakan kembali soal ulangan yang belum mencapai nilai KKM atau dengan soal yang baru. P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013? G : Kendala dari materi pelajaran yang banyak, untuk kelas X yang sebelumnya 8 BAB menjadi 12 BAB.
43
P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala tersebut? G : Untuk siswa harus belajar di rumah agar lebih siap dan lebih paham materi pelajaran. d. Hasil Wawancara 4 Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang bernama Ibu Dra. Mulki Rahmawati, M. Pd. Beliau juga merupakan guru matematika wajib di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Hasil wawancara sebagai berikut. P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013? G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang bagus, merupakan suatu inovasi dan dapat membuat siswa lebih kreatif. P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Dalam kurikulum sebelumnya guru lebih dominan menerangkan pelajaran, siswa cenderung pasif. Kurikulum 2013 mengajak siswa untuk aktif dalam kelompok atau individu untuk menemukan rumus dalam pembelajaran. P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik? G : Sudah, biasanya dilakukan seminggu sekali karena jika dilakukan setiap pertemuan materi pelajaran tidak bisa selesai pada waktunya. P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP terlebih dahulu? G : Iya, saya membuat RPP pada saat awal tahun pembelajaran. P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP? G : Iya, untuk bab dalam materi sudah sesuai dengan RPP. P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas? G : Metode yang digunakan ceramah dan diskusi. Untuk model pembelajaran yang digunakan Discovery Learning, Problem Based Learning tetapi yang paling sering adalah Jigsaw.
44
P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya? G : Dalam matematika peminatan materi lebih mendalam dari matematika wajib. P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang Bapak/Ibu gunakan? G : Iya. Tetapi yang paling sering digunakan adalah power point. P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran? G : Untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yang pertama dilakukan adalah membuat siswa tidak takut terlebih dahulu, tidak takut kepada guru dan pelajaran matematika. Yang kedua adalah dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa, guru tidak boleh memarahi siswa tetapi guru harus membimbing siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran matematika dengan baik. P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Penilaian dalam Kurikulum 2013 mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kurikulum sebelumnya hanya menilai aspek pengetahuan. Penilaian sikap dilakukan dengan pemberian angket yang diisi oleh siswa itu sendiri, teman sejawat dan guru. P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik? G : Evaluasi yang dilakukan dengan memberikan soal secara bertahap dari soal yang mudah ke soal yang lebih sulit. P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum 2013? G : Dari aspek sikap bisa dilihat dari hasil angket. Dari aspek pengetahuan bisa dari ulangan harian. Dari aspek keterampilan bisa dililah dari aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran.
45
P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM? G : Ada. Selalu diadakan remidi untuk nilai siswa yang belum mencapai KKM. P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013? G : Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu, adanya PR setiap pertemuan dapat membuat siswa lelah dan jenuh. P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala tersebut? G : Upaya saya mengadakan kelas tambahan pada sore hari jika mendekati UTS dan UAS apabila materi pelajaran belum selesai, siswa belum mengerti materi pelajaran dan untuk memberikan soal-soal tambahan untuk siswa agar lebih paham dengan materi. e. Hasil Wawancara 5 Wawancara dengan guru matematika peminatan kelas X yang bernama Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Hasil wawancara sebagai berikut. P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013? G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Standar Isi dan Standar Proses bagus, model pembelajaran pun dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Dari segi positifnya Kurikulum 2013 memiliki teknik penilaian yang bagus karena semua aspek dinilai yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Namun, Kurikulum 2013 juga memiliki segi
negatif
karena
aspek
yang dinilai
lebih
banyak
maka
administrasinya juga lebih banyak dan menyulitkan pihak guru apalagi untuk guru yang sudah tua. P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Menurut saya Kurikulum 2013 tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 mempertegas kurikulum sebelumnya. Dalam kurikulum sebelumnya sudah dibahas tentang aspek sikap dan keterampilan tetapi belum dibuat penilaiannya, yang dibuat penilaian hanya aspek pengetahuannya saja. Kurikulum 2013 menegaskan
46
kurikulum
sebelumnya
dengan
mencantumkan
aspek
sikap,
pengetahuan dan keterampilan ke dalam penilaian. P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik? G : Sudah, pembelajaran sainstifik dilakukan berdasarkan judul dan indikator dari materi pelajaran. P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP terlebih dahulu? G : Iya. RPP dibuat pada awal tahun pembelajaran. P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP? G : Kadang – kadang sudah, kadang – kadang belum. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan kondisi siswa. Apalagi ada pertemuan yang hanya satu jam pelajaran, untuk matematika satu jam pelajaran kurang efektif karena waktu akan habis untuk menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas? G : Metode yang digunakan ceramah, problem solving dan diskusi. Diskusi yang dilakukan menyesuaikan dengan indikator dalam materi pelajaran, karena tidak semua materi bisa digunakan untuk berdiskusi. Untuk model pembelajaran yang digunakan Discovery Learning, Problem Based Learning dan Jigsaw. P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya? G : Materi dalam matematika peminatan lebih detail dan lebih sulit dari matematika wajib. Matematika peminatan itu sendiri diberikan mulai dari kelas X dan hanya untuk kelas MIPA. P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang Bapak/Ibu gunakan? G : Iya, tetapi menyesuaikan dengan materi yang dipelajari. Dalam materi peluang bisa menggunakan dadu, remi dan koin. Menurut saya power
47
point itu bukan sebuah media karena tidak mempermudah siswa dalam pemahaman materi. P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran? G : Saya memberikan soal kepada siswa. Untuk siswa yang bisa menjawab biasanya saya kasih reward misalnya permen. Walaupun harga permen tidak seberapa tetapi ini bisa membuat siswa menjadi lebih aktif apalagi dilakukan pada jam pelajaran terakhir yang umumnya siswa sudah jenuh dengan materi pelajaran. P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya? G : Dalam kurikulum sebelumnya aspek penilaian dan sikap dilakukan dengan skala tinggi, sedang dan rendah. Kurikulum 2013 penilaian dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan masing – masing dideskripsikan. P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik? G : Bentuk evaluasi berupa tes tertulis dan tugas (project, portofolio, dan keterampilan). Nilai akhir dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan nilai akhir dalam kurikulum sebelumnya. Nilai akhir kurikulum sebelumnya adalah semua nilai dijumlah dan dibagi dengan banyaknya nilai (nilai rata – rata), sedangkan dalam Kurikulum 2013 nilai akhir diambil dari nilai yang paling baik dari semua nilai. P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum 2013? G : Dalam Kurikulum 2013 ini semua potensi anak dihargai. Mulai dari sikap, pengetahuan dan keterampilannya. P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM? G : Selalu ada remidi untuk yang belum mencapai KKM. KKM di sekolah ini adalah 2, 67. Seharusnya remidi dilakukan dengan mengulang materi dan dilakukan diluar jam pembelajaran. Namun jika dilakukan
48
seperti itu akan memerlukan lebih banyak waktu. Untuk menghemat waktu remidi saya lakukan dengan cara siswa mengerjakan kembali soal ulangan harian dan dikumpulkan. P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013? G : Kendala yang paling besar adalah administrasi, apalagi untuk guru yang sudah tua dan tidak terlalu paham dengan IT pasti mengalami kesulitan. Banyaknya penilaian yang harus dilakukan dan dilaporkan menuntut kesiapan para guru dalam menggunakan IT. P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala tersebut? G : Upaya yang dilakukan dengan banyak belajar tentang IT agar administrasi dalam berjalan baik dan tentunya harus dapat membagi waktu dengan baik. Apabila telat untuk mengoreksi satu ulangan saja bisa membuat materi pelajaran yang lain menjadi tidak sesuai waktu, karena hasil ulangan harus dibagikan kepada siswa sebelum diadakan remidi. Remidi itu sendiri dilakukan setelah ulangan sebelum memasuki materi selanjutnya. Secara umum hasil wawancara tentang Kurikulum 2013 dari dua responden yaitu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Responden Point Pertanyaan
Responden Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Perbedaan
Perbedaan
Kurikulum
susunan
2013 dengan struktur KTSP
terletak materi
penilaian pengetahuan,
pada Perbedaan terletak pada proses
pelajaran, pembelajaran
pelajara,
pembelajaran,
Guru Matematika
dan
yang
konsep menekankan siswa untuk aktif, aspek aspek
penilaian
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
(sikap, dan
dan
susunan
49
keterampilan)
materi yang dipecah ke dalam kelas X, XI, dan XII.
Proses
Kurikulum
2013
sudah Penerapan
Pembelajaran
berjalan,
tetapi
sempurna.
Kurikulum 2013 sesuai
pembelajaran
belum sainstifik, proses pembelajaran RPP,
menuntut kreativitas dari guru metode
menggunakan
pembelajaran
yang
dalam proses pembelajaran bervariasi dan menggunakan dan pengelolaan administrasi. media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru
mampu
menerapkan
Kurikulum 2013. Teknik
Penilaian dilakukan pada saat Penilaian dilakukan pada saat
Penilaian
proses pembelajaran (aspek proses sikap,
pengetahuan
keterampilan).
pembelajaran
dan sikap,
Nilai
(aspek
pengetahuan
dan
akhir keterampilan). Penilaian aspek
diambil dari nilai yang paling pengetahuan dan keterampilan baik dari semua nilai dalam dari PR, UH, UTS, UAS, dan satu
mata
pelajaran
dan aktivitas
dideskripsikan dalam bentuk Penilaian angka dan keterangan.
siswa
di
aspek
sikap
kelas. dari
angket. Nilai akhir diambil dari nilai yang paling baik dari semua nilai dalam satu mata pelajaran dan dideskripsikan dalam
bentuk
angka
dan
keterangan. Kendala
Kendala
dari
mengembangkan
dana
untuk Kendala
dari
menghabiskan
potensi banyak waktu, buku pelajaran,
siswa yang minim, kurangnya administrasi untuk penilaian, semangat dari guru untuk dan
materi
belajar IT, guru yang kurang banyak.
pelajaran
lebih
50
paham
tentang
2013,
dan
prasarana
Kurikulum
sarana yang
dan kurang
(terutama buku pelajaran). Upaya
Dengan
memanggil Mengadakan kelas tambahan
Meminimal-
narasumber,
melengkapi sepulang sekolah, koordinasi
kan Kendala
sarana dan prasarana, dan dengan membuat
software
administrasi penilaian.
guru
MGMP,
untuk mengambil materi sumber dari berbagai buku, belajar IT, dan memberi arahan kepada siswa untuk belajar di rumah.
2. Hasil Angket a. Hasil Angket 1 Angket pertama diisi 4 responden guru matematika kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Hasil angket sebagai berikut.
51
Tabel 4.2 Hasil Angket Guru Matematika Kelas X Nomor
Jumlah
Butir
Butir
1-3
3
46
48
4
1
14
16
6
81
96
3
31
48
4
61
64
17
1
10
16
Memberikan tugas terstruktur
18
1
13
16
Menyimpulkan materi
20
1
14
16
20
270
320
Indikator Membuat RPP (KI, indikator dan metode) Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Melaksanaan
pembelajaran
sainstifik (5M)
dan 13
Menggunakan pembelajaran
5–9
Skor
Skor Max
model (PBL,
DL
dan
10 - 12
PjBL) Melakukan sikap,
penilaian
(aspek
pengetahuan
dan
keterampilan) Menggunakan
media
pembelajaran
14 – 16 dan 19
Jumlah Persentase =
jumlah skor x 100% jumlah skor max
84, 38%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh 84, 38% berarti implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik dari proses pembelajaran dan penilaian. b. Hasil Angket 2 Angket kedua diisi 144 responden siswa dari 4 kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, yaitu kelas X MIPA 1 (37 siswa), X MIPA 3 (35 siswa), X IPS 2 (36 siswa) dan X IPS 4 (36 siswa). Angket siswa
52
diambil dari 4 kelas yang diajar oleh 4 guru matematika (masing-masing kelas mewakili 1 guru matematika). Hasil angket sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Kelas X Indikator Keaktifan siswa Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Nomor
Jumlah
Butir
Butir
1 dan 3
2
788
1152
4
1
437
576
7
3036
4032
3
1185
1728
4
1936
2304
17
1
427
576
18
1
467
576
20
1
435
576
20
8708
11520
Guru melaksanaan pembelajaran
2, 5 – 9
sainstifik (5M)
dan 13
Guru
menggunakan
pembelajaran
(PBL,
Skor
Skor Max
model DL
dan
10 – 12
PjBL) Guru melakukan penilaian (aspek sikap,
pengetahuan
dan
keterampilan) Guru
menggunakan
media
pembelajaran Guru
memberikan
tugas
terstruktur Guru menyimpulkan materi
14 – 16 dan 19
Jumlah Persentase =
jumlah skor x 100% jumlah skor max
75, 59%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh 75, 59% berarti implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik dari proses pembelajaran dan penilaian.
53
3. Hasil Observasi Kelas a. Hasil Observasi 1 Observasi dilakukan di kelas X MIPA 3 pada pembelajaran matematika wajib dengan pengampu Ibu Siti Marfuah, S. Si. Materi yang disampaikan adalah fungsi kuadrat. Awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan materi pada tayangan slide. Dalam slide itu juga terdapat soal yang harus dijawab oleh siswa. Guru mempersilahkan siswa untuk mencatat materi dalam buku tulisnya dan mengerjakan soal yang terdapat dalam tayangan slide. Karena sebelumnya siswa belum pernah mendapat materi ini, maka ada beberapa siswa yang bertanya kepada guru. Pada saat siswa mencatat materi, guru berkeliling untuk memeriksa tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan nilai kepada siswa untuk tugas yang telah dikerjakan. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa pun antusias menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberikan poin keaktifan untuk siswa jika siswa mau menjawab soal walaupun jawabannya salah. Pada akhir proses pemeblajaran guru dan siswa mengoreksi jawaban dari soal secara bersama-sama, lalu guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada pertemuan itu. Guru juga memberikan tugas kepada siswa agar siswa dapat lebih memahami materi tersebut. Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila belum diajarkan oleh guru. Adanya waktu istirahat pada pertengahan jam pelajaran membuat waktu pelajaran berkurang. Penyebab waktu pelajaran berkurang adalah menunggu siswa masuk ke dalam kelas setelah istirahat sekitar 10 – 15 menit. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.
54
b. Hasil Observasi 2 Observasi dilakukan di kelas X IPS 2 pada pembelajaran matematika wajib dengan pengampu Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd dengan materi trigonometri. Pada awal pembelajaran guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa. Guru memberikan kertas karton berwarna kepada setiap kelompok. Guru memberi 1 persoalan untuk dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Tiap kelompok persoalan yang dikerjakan berbeda-beda. Sebelum mengerjakan guru memberikan arahan kepada siswa untuk menghitung nilai sin, cos dan tan dari segitiga dan mencari panjang sisi yang
belum
diketahui.
Selanjutnya
guru
menyuruh
siswa
untuk
menggambar segitiga sesuai dengan panjang sisi yang didapat pada kertas karton dan mengguntingnya. Karena pada pertemuan sebelumnya guru telah memberi tahu siswa untuk membawa penggaris dan gunting, maka setiap kelompok dapat mengerjakan tugasnya masing-masing dengan alat yang telah dibawa. Dalam proses mengerjakan persoalan ini banyak kelompok yang masih mengalami kesulitan. Guru berkeliling untuk memberikan petunjuk kepada siswa cara menyelesaikan persoalannya. Namun dalam tiap kelompok belum semuanya aktif, hanya beberapa orang saja yang aktif. Bahkan ada anggota dari kelompok yang mengobrol dengan temannya di kelompok lain. Pada 30 menit terakhir guru menunjuk perwakilan dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari kelompok yang mengerjakan persoalan. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama dari apa yang telah dipelajari saat itu. Lalu guru mengumpulkan semua jawaban dari tiap kelompok. Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling
55
dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok, bahkan ada kelompok yang sama sekali tidak mengerti materi sehingga penyelesaian persoalan dikerjakan oleh guru. Pembagian kelompok juga belum heterogen karena pembagian kelompok hanya berdasarkan pada letak kursi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. c. Hasil Observasi 3 Observasi dilakukan di kelas X IPS 4 pada pembelajaran matematika wajib dengan pengampu Ibu Mulki Rahmawati, M. Pd dengan materi fungsi kuadrat. Pada awal pembelajaran guru menampilkan tayangan slide untuk memberikatahukan kepada siswa tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa. Guru memberikan persoalan yang sama kepada setiap kelompok. Pada saat siswa mengerjakan persoalan guru berkeliling untuk memeriksa jawaban dari siswa. Guru juga membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan. Guru memberikan arahan kepada siswa. Banyaknya siswa dalam kelompok yang belum paham dengan materi membuat guru terus berkeliling untuk membantu siswa. Dalam kelompok pun yang aktif hanya itu-itu saja dan yang lainnya cenderung mengobrol sendiri dan mengandalkan teman yang aktif dalam kelompoknya. Setelah semua kelompok selesai, guru menunjuk perwakilan beberapa kelompok untuk mempresentasikan jawaban dari persoalan yang diberikan. Kelompok yang ditunjuk mempresentasikan jawabannya di depan. Selanjutnya guru dan siswa mengoreksi jawaban bersama dan membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari saat itu. Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan kembali persoalan secara individu. Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok. Pembagian kelompok
56
juga belum heterogen karena pembagian kelompok hanya berdasarkan pada letak kursi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. d. Hasil Observasi 4 Observasi dilakukan di kelas X MIPA 1 pada pembelajaran matematika peminatan dengan pengampu Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Materi yang disampaikan adalah materi baru yaitu trigonometri. Pertama-tama guru membuka pelajaran dengan menampilkan tayangan slide gambar monas untuk memasuki bab trigonometri ini. Guru membuat pertanyaan awal kepada siswa. Siswa pun antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru. Semua pendapat diterima oleh guru, lalu guru menyampaikan kegunaan trigonometri ini dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru membahas tentang sudut istimewa dalam trigonometri yaitu sudut 0, 30, 45, 60, dan 90. Guru membuat kolom sin, cos dan tan untuk sudut-sudut istimewa tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengisi kolom tersebut, ini dilakukan agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memanggil beberapa siswa yang tidak memperhatikan untuk maju ke depan mengisi kolom tersebut. Setelah semua terisi penuh guru dan siswa mengoreksi jawaban bersama. Pada saat pembelajaran ada siswa yang minum tanpa izin dari guru, selanjutnya guru memberikan arahan agar siswa meminta izin dahulu untuk minum di kelas. Secara tidak langsung guru mengajarkan sikap sopan santun di kelas. Ada juga siswa dari kelas lain masuk tanpa izin tanpa memberi salam. Guru juga memberi arahan agar mengucapkan salam terlebih dahulu. Secara tidak langsung juga guru memberikan arahan dalam sikap religius. Selanjutnya guru menerangkan tentang cara mencari sudut dalam segitiga (sindemi, cossami, dan tandesa). Lalu guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan dengan antusias siswa menjawab pertanyaan guru. Pembelajaran matematika peminatan ini cukup singkat karena hanya 1 jam pelajaran (45 menit). Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas
57
kepada siswa untuk mencari nilai sin, cos dan tan dari sudut istimewa 180, 270 dan 360. Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila belum diajarkan oleh guru. Kendala juga datang dari waktu, dikarenakan proses pembelajaran yang cukup singkat yaitu hanya 1 jam pelajaran (45 menit). Untuk pembelajaran matematika dengan waktu 45 menit
sangatlah
kurang.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
belum
sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Secara umum hasil observasi kelas dari 4 guru matematika (menggunakan instrumen pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh peneliti) dapat dilihat dari tabel berikut.
58
Tabel 4.4 Hasil Instrumen Proses Pembelajaran Komponen Kegiatan
Jumlah
Indikator Melakukan
Butir
Skor
Skor Max
apersepsi,
Pendahuluan motivasi, dan menyampaikan
4
53
64
materi
4
55
64
strategi
4
48
64
4
54
64
4
56
64
4
60
64
4
48
64
4
48
64
32
422
512
tujuan pembelajaran Kegiatan
1.Menguasai
Inti
pembelajaran 2.Menerapkan pembelajaran
yang
mendidik 3.Menerapkan
pendekatan
pembelajaran sainstifik 4.Memanfaatkan
sumber
belajar/media
dalam
pembelajaran 5. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran 6.Menggunakan bahasa yang benar
dan
tepat
dalam
pembelajaran Kegiatan
Menerapkan langkah menutup
Penutup
pelajaran Jumlah
Persentase =
jumlah skor x 100% jumlah skor max
82, 42%
Dari hasil observasi dan tabel diatas menunjukkan persentase 82, 42% maka dapat dikatakan pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika berjalan dengan baik.
59
4. Hasil dari Instrumen Penyusunan Penilaian Instumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 matematika kelas X di SMA Muhamamdiyah 1 Surakarta. Hasilnya sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Instrumen Penyusunan Penilaian Komponen Penilaian
Jumlah
Indikator Menerapkan
Butir konsep
penilaian Menerapkan pelaporan hasil penilaian pembelajaran Merancang penilaian pengetahuan,
Skor
Skor Max
4
60
64
4
60
64
4
48
64
12
168
192
kegiatan sikap, dan
keterampilan Jumlah Persentase =
jumlah skor x 100% jumlah skor max
87, 50%
Dari hasil tabel diatas menunjukkan persentase sebesar 87, 50% dapat dikatakan bahwa penyusunan penilaian dalam Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran matematika sudah berjalan dengan sangat baik. C. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 dan Kendalanya SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan sekolah menengah yang mempunyai visi dan misi untuk memperoleh siswa yang unggul dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju terbentuknya insan beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah dengan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik dan mengembangkan ekstrakurikuler di sekolah. Ektrakurikuler merupakan daya tarik yang paling utama dari sekolah
60
ini. Hal ini dibuktikan dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa pada saat masuk ke SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Namun karena adanya pergantian Menteri Pendidikan maka dibuat keputusan tentang Kurikulum 2013. Jika sekolah belum menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka proses pembelajaran kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, namun untuk sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka Kurikulum 2013 tetap dilanjutkan di sekolah itu. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta telah menggunakan Kurikulum 2013 selama 3 semester yang dimulai pada tahun ajaran 2013/2014. Oleh sebab itu, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tetap menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Pelatihan dilakukan oleh guru untuk memahami Kurikulum 2013 secara baik. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas kabupaten (MGMP) dan sekolah memberikan pelatihan dengan mengundang narasumber yang berkompeten. Sekolah juga melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengharapkan peserta didik aktif di dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Secara umum, pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah sudah berjalan cukup baik. Sekolah berupaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap agar dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan lebih baik bahkan sempurna. Pada proses pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Dalam kegiatan pendahuluan guru terkadang tidak menyampaikan apersepsi dan
tujuan
pembelajaran.
Dalam
kegiatan
inti
yaitu
melaksanakan
pembelajaran sainstifik (5M) yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan belum sepenuhnya berjalan lancar. Pada saat menanya siswa cenderung malu dan kurang percaya diri untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Hanya siswa tertentu yang
61
tidak malu untuk bertanya. Guru berupaya untuk membuat siswa menanyakan materi yang belum dipahami dengan cara berkeliling dan melihat seberapa siswa itu mampu memahami materi. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi. Pada saat mencoba pun terkadang siswa kurang percaya diri sehingga meniru jawaban dari temannya yang telah selesai mengerjakan. Guru memberikan arahan bahwa jawaban salah tidak masalah yang penting sudah mencoba mengerjakan, selain itu nanti pada akhir pembelajaran jawaban juga akan dikoreksi bersama. Pada saat mengkomunikasikan siswa juga cenderung malu dan kurang percaya diri untuk mempresentasikan hasilnya. Siswa masih merasa takut salah. Guru berulang kali menekankan salah tidak menjadi masalah, karena dari kesalahan itu siswa menjadi lebih mengerti materi. Pada akhir pembelajaran hasil dari siswa juga akan dikoreksi dan disimpulkan bersama guru.
Keberanian
adalah
hal
utama
yang
diperlukan
pada
proses
mengkomunikasikan ini. Dalam kegiatan penutup terkadang guru lupa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru juga terkadang lupa untuk memberikan tugas atau PR kepada siswa untuk dikerjakan di rumah agar siswa dapat lebih memahami materi. Kemampuan peserta didik dalam bidang pengetahuan yang berbedabeda menjadi kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran hanya itu-itu saja. Sulit untuk membuat peserta didik yang lain untuk aktif dan mampu berpikir ilmiah, akibatnya guru harus menjelaskan materi pelajaran. Dalam Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik aktif dan mampu berpikir ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Resti Fauziah, dkk (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pada RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL berhasil memotivasi dan menanamkan sikap internal pada peserta didik. Pada proses pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, guru
62
selalu berusaha untuk membuat siswa aktif dan mampu berpikir ilmiah. Guru menggunakan metode ceramah dan diskusi, serta model pembelajaran Problem Based Learning, Discovery Learning dan Project Basic Learning. Guru juga menggunakan model pembelajaran lain seperti Problem Solving dan Jigsaw. Hasil angket proses pembelajaran yang diisi oleh guru dan siswa mendapat persentase 84, 38% dan 75, 59%. Sedangkan, instrumen proses pembelajaran yang diisi oleh peneliti pun mendapat persentase 82, 42%. Ini menunjukkan implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran matematika kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran dan instrumen proses pembelajaran pada kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan baik walaupun masih terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala yang dialami dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran, terutama buku pelajaran yang belum cukup dari pemerintah. Hal ini sejalan dengan Ichdar Domu (2011) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa faktor penghambat pelaksanaan KBK adalah rasio jumlah buku dengan jumlah siswa yang relatif kurang. 2. Guru belum sepenuhnya paham tentang Kurikulum 2013. Hal ini sejalan dengan Lely Halimah, dkk (2009) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya dilapangan. Namun, untuk penelitian ini berlaku di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 3. Guru belum sepenuhnya paham dengan penilaian yang sangat banyak dalam Kurikulum 2013, terutama dalam menilai aspek sikap. Muhammad Ali Gunawan, dkk (2013) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa kendala dalam pelaksanaan KTSP adalah kemampuan guru dalam
63
menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian masih kurang. Persamaan dengan penelitian ini adalah tentang pelaksanaan penilaian, namun kendala dalam penilaian Kurikulum 2013 ini adalah dalam aspek sikap. 4. Adanya guru yang belum menguasai IT, padahal untuk melaporkan hasil penilaian dibutuhkan penguasaan IT. 5. Dana yang minim dari sekolah untuk mengembangkan potensi peserta didik, sehingga pelaksanaan Kurikulum 2013 terhambat. 6. Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu jika dilaksanakan secara keseluruhan. 2. Analisis Pelaksanaan Penilaian dalam Kurikulum 2013 dan Kendalanya Penilaian dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan penilaian dalam kurikulum sebelumnya. Jika dalam kurikulum sebelumnya lebih menekankan penilaian aspek pengetahuan, pada Kurikulum 2013 semua aspek dinilai (aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan). Perbedaan penilaian juga terdapat dalam skala penilaian. Kurikulum sebelumnya skala penilaian maksimal 100, namun pada Kurikulum 2013 skala penilaian maksimal 4. Pada pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta penilaian keberhasilan peserta didik dilihat dari keaktifan dan kemampuan peserta didik untuk memahami materi yang telah diajarkan. Selain itu peserta didik juga harus menunjukkan sikap yang baik dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dari aspek sikap atau afektif dilihat dari sikap peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman, dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa proses integrasi sikap keingintahuan dan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP Al Azhar Syifa Budi Solo berdasarkan Kurikulum 2013 dilakukan pada kegiatan pembelajaran inti. Proses penilaian sikap keingintahuan, dilakukan guru ketika siswa melakukan kegiatan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi. Proses penilaian sikap tanggung
jawab,
dilakukan
guru
ketika
siswa
melakukan
kegiatan
64
menyelesaikan
masalah
dan
ketika
siswa
menyampaikan
hasil
jawaban/diskusinya di depan kelas. Perbedaan terletak pada cara menilai aspek sikap. Penilaian aspek sikap yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menggunakan angket diisi oleh diri sendiri, teman sejawat dan jurnal guru. Nilai akhir dari aspek sikap ini merupakan nilai dominan yang didapat oleh peserta didik. Penilaian dari aspek pengetahuan atau kognitif dilihat dari kemampuan peserta untuk menguasai materi pelajaran. Penilaian dari aspek pengetahuan ini bisa dilakukan dari pemberian soal kepada peserta didik, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai akhir dari aspek pengetahuan adalah nilai yang paling baik dari semua nilai pengetahuan dalam satu mata pelajaran. Penilaian dari aspek keterampilan atau psikomotor bisa dilihat dari keterampilan siswa untuk menjawab persoalan yang diberikan oleh guru. Dalam penilaian keterampilan guru memperhatikan sejauh mana siswa memiliki keterampilan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Nilai akhir dari aspek keterampilan adalah nilai yang paling baik dari semua nilai keterampilan dalam satu mata pelajaran. Evaluasi aspek sikap dilakukan dengan memberikan angket kepada peserta didik yang diisi oleh peserta didik itu sendiri, teman sejawat dan guru. Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek sikap minimal baik. Evaluasi aspek pengetahuan dilakukan dengan memberikan nilai ulangan harian, UTS dan UAS. Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek pengetahuan minimal 2, 67. Evaluasi aspek keterampilan dilakukan dengan memberikan permasalahan kepada siswa. Guru memperhatikan siswa untuk menjawab permasalahan tersebut (sejauh mana siswa tersebut mampu menjawab permasalahan yang diberikan). Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek keterampilan minimal 2, 67. Jika peserta didik belum mencapai nilai ketuntasan minimum maka dilakukan remidial. Nilai ketuntasan minimum yang berlaku di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 2, 67 untuk aspek pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk aspek sikap adalah baik.
65
Remidial dilakukan jika hasil nilai ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) belum mencapai KKM. Remedial biasanya dilakukan setelah pembagian nilai hasil ulangan harian, UTS dan UAS. Remedial seharusnya dilakukan dengan mengulang proses pembelajaran agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik dan selanjutnya memberi soal untuk dikerjakan. Remedial ini seharusnya juga dilakukan di luar jam pelajaran. Namun jika remedial dilakukan sesuai dengan tahapannya maka memerlukan banyak waktu. Untuk menghemat waktu guru matematika di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memberikan remedial kepada peserta didik dengan cara peserta didik mengerjakan kembali soal ulangan atau memberikan tugas yang dikerjakan di rumah. Setelah dilakukan remedial ini diharapkan dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai KKM. Kendala yang dialami untuk penilaian dalam Kurikulum 2013 ini adalah keterkaitan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang semuanya harus mencapai KKM. Apabila salah satu aspek tidak mencapai KKM maka peserta didik tidak dapat naik kelas. Dalam penilaian aspek sikap guru dibuat bingung karena terdapat beberapa siswa memiliki sikap sangat buruk, tetapi apabila guru memberikan nilai sikap yang buruk kepada siswa dapat dipastikan siswa tersebut tidak akan naik kelas walaupun nilai pengetahuan dan keterampilannya lebih dari KKM. Dalam penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan pun guru mengalami kendala, karena nilai terakhir yang diambil adalah nilai yang paling baik. Padahal untuk mengetahui kemampuan peserta didik tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling baik. Untuk meminimalkan kendala yang dihadapi dalam penilaian aspek sikap, guru biasanya memberikan memberikan arahan kepada siswa untuk selalu bersikap baik dalam proses pembelajaran dikarenakan nilai sikap menentukan siswa tersebut naik kelas atau tidak naik kelas. Untuk meminimalkan kendala yang dihadapi dalam penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan guru berupaya memberikan permasalahan atau ulangan supaya
66
siswa dapat memiliki nilai maksimal dan dilakukan remedial untuk siswa yang belum mencapai KKM. Hasil instrumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 guru matematika kelas X di SMA Muhamamdiyah 1 Surakarta mendapat skor 168 dari 192 atau sebesar 87, 50% menunjukkan penilaian dalam Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran, dan instumen penyusunan penilaian pada kelas X yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dikatakan bahwa penilaian dalam Kurikulum 2013 sudah berjalan sangat baik walaupun masih terdapat beberapa kendala.