BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Karangharjo 1. Letak Geografis Secara geografis Desa Krangharjo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang memiliki luas wilayah seluas 99.885 m2. Desa Karangharjo memiliki bata-batas wilayah sebagai berikut, sebalah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mojo Kerto, sebelah Barat berbarasan dengan Desa Kragan, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Karang Lincak. Desa Karangharjo terletak pada ketinggian 0,25 MDPL, sedangkan topografi wilayah Desa Karangharjo terdiri dari dataran rendah dan pantai, sedangkan suhu udara rata-rata di Desa Karangharjo berada dikisaran angka 34-360C. Orbitrasi Desa Karangharjo dari pusat pemerintahan Kecamatan sejauh 2Km, jarak antara Desa Karangharo dengan Kabupaten sejauh 40km, jarak antara Desa Karangharjo dengan Ibukota Provinsi sejauh 150Km, dan jarak antara Desa Karangharo dengan Ibukota Negara sejauh 635Km. Desa Karangharjo memiliki jalan yang membentang sepanjang 3Km, slain itu Desa Karangharo juga memiliki luas wilayah yang berupa sawah/ladang seluas 56,77Ha. Desa Karangharjo juga memiliki bangunan-bangunan yang bersifat umum seluas 6,5Ha,dan luas wilayah yang digunakan untuk pemukiman/perumahan seluas 43,2Ha. Desa Karangharjo memiliki 2 RW dan 13 RT.
14
2. Kependudukan Tabel. 1 Jumlah penduduk Desa Karangharjo berdasarkan kelamin tahun 2015 No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
2.183
2
Perempuan
2063 Jumlah
4264
Jumlah penduduk Desa Karangharjo pada tahun 2015 adalah 4.246 orang yang terdiri dari1.468 kepala keluarga Dari data tabel diatasdapat kita lihat jika antara jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Dari data tabel diatas jumlah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan sekitar 120 orang.
Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan Kewarganegaraan No
Agama
1
Laki-laki
2
Perempuan
Jumlah 4.152 35
Jumlah
4246
(Monografi Desa Karangharjo 2015)
Dari tabel diatas dapat kita lihat jika masyarakat Desa Karangharjo berwarga kenegaraan Indonesia dengan jumlah 4246. Tabel 3 Jumlah penduduk berdasarkan usia tenaga kerja No
Usia (tahun)
Jumlah
1
10 – 14
106
2
15 – 19
299
3
20 – 26
507
15
4
27 – 40
585
5
41 – 56
564
6
57 keatas
390
(Monografi Desa Karangharjo 2015)
Dari data tabel di atas dapat kita lihat jumlah penduduk produktif paling banyak dikisaran usia 27 sampai 40 tahun.
Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan usia pendidikan No
Usai (tahun)
Jumlah
1
0–3
273
2
4–6
294
3
7 – 12
546
4
13 – 15
301
5
16 – 18
286
6
19 keatas
634
(Monografi Desa Karangharjo 2015)
Dari data tabel di atas jumlah penduduk yang duduk dibangku sekolah paling banyak berusia 19 tahun keatas. Tabel 5 Jumlah penduduk menurut pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Taman kanak-kanak
268
2
Sekolah dasar
3
SMP/SLTP
640
4
SMA/SLTA
221
5
Akademi/D1 – D3
36
6
Sarjana S1 – S3
22
1.227
16
(Monografi Desa Karangharjo 2015)
Dari data tabel di atas dapat kita lihat jika jumlah warga desa Karangharjo yang mengenyam pendidikan berjumlah 2.410 dan mayoritas duduk dibangku sekolah dasar. Jika kita perhatikan data dalam tabel data tersebut menunjukan terjadi penurunan yang sangat signifikan, jika kita bandingkan antara jumlah warga yang duduk dibangku sekolah dasar dengan yang duduk dibangku sarjana memiliki selisih 1.205 orang.
Tabel 6 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian No
Jenis pekerjaan
Jumlah
1
Karyawan
123
2
Pegawai negri sipil
36
3
Abri
2
4
Swasta
31
5
Wiraswata/pedagang
147
6
Tani
26
7
Pertukangan
8
8
Buruh tani
10
9
Pensiunan
23
10
Nelayan
11
Pemulung
2
12
Jasa
17
2019
(Monografi Desa Karangharjo 2015
Dari data tabel di atas dapat kita lihat mayoritas matapencaharian masyarakat Desa karangharjo adalah sebagai nelayan. Matapencaharian tersebut secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh letank geografis Desa Karangharjo yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
17
1. Pengertian Tidur di Atas Pasir Menurut pemaparan dari beberapa narasumber (Wawancara Asroli 10,juni 2016) tidur di atas pasir adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat pantai di desa Karangharjo yang bertujuan untuk menjalankan tugas mereka dalam menjaga kapal-kapal mereka yang sedang berlabuh, membahas pekerjaan, sarana bersosialisasi dengan anggota masyarakat yang lain, sebagai kebutuhan, dan sebagai serana untuk melakukan terapi tradisional. Tidur di atas pasir (Wawancara Kastum 10 Juni 2016) tidur di atas pasir merupakan sebuah sarana untuk saling mengakrabkan dirinya dengan masyarakat sekitar dan sebagai sarana terapi tradisional untuk menghilangkan rasa pegal-pegal pada tubuhnya setelah seharian bekerja. Tidur di atas pasir (Wawancara Subeki 10 Juni 2016) adalah sebuah kegiatan untuk mencari hubungan yang lebih luas dengan masyarakat pantai, selain itu juga beliau menyukai tidur di atas pasir karena beliau merasa nyaman karena tidur di atas pasir pada malam hari membuat tubuhnya hangat dan keesokan harinya beliau dapat bangun dangan tubuh yang lebih segar. (Wawancara Zaenuri 10 Juni 2016) kegiatan tidur di atas pasir adalah sebuah kegiatan yang bermanfaat untuk melakukan terapi tradisional dan untuk saling berinteraksi dengan masyarakat pantai di Desa Karangharjo. 2. Sejarah Tidur di atas pasir Tidur di atas pasir merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan masyarakat pantai di Desa Karangharjo sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Kegiatan tidur di atas pasir pertama kali bermula dari sebuah tugas anak buah kapal untuk menjaga kapal mereka yang sedang berlabuh, tugas tersebut diberikan untuk menjaga kapal-kapal agar tidak saling menghantam kapalkapal lain yang juga sedang berlabuh. Berawal dari tugas menjaga kapal kegiatan ini kemudian menjadi sebuah kebiasaan karena pada jaman dahulu televisi merupakan sebuah barang yang sangat langka sehingga masyarakat pantai di Desa Karangharjo menjadikan kegiatan ini sebagai sarana untuk mencari hiburan.
18
3. Perkembangan Tidur di atas Pasir Kegiatan tidur di atas pasir dapat dikatakan sebagai sarana untuk mencari hiburan karena orang-orang yang melakukan kegiatan tersebut biasanya mengisi kegiatan tersebut dengan cara bercanda gurau, membicarakan pekerjaan, membicarakan mengenai kampung mereka, serta sebagai tenpat untuk membicarakan kegiatan seperti sedekah laut. Seiring dengan perkembangan kegiatan tidur di atas pasir menjadi sebuah gaya hidup masyarakat Desa Karangharjo karena tidur di atas pasir sudah menjadi sebuah kebutuhan sehingga tidak heran jika dimalam hari kita banyak menjumpai banyak orang yang berkumpul ditepi pantai. Tidur di atas pasir memberikan kepuasan bagi orang-orang yang melakukannya, menurut masyarakat pantai Desa Karangharjo tidur di atas pasir dapat menjadi sarana untuk melakukan terapi tradisional, karena setelah mereka melakukan tidur di atas pasir tubuh mereka menjadi terasa lebih ringan dan rasa pegal pada tubuh mereka menjadi hilang. Menurut pemaparan dari (Kastum, Asroli, dan Subeki 10 Juni 2016). Tidur di atas pasir memang dapat menghilangkan rasa pegal pada tubuh karena setelah ia bandingkan dengan tidur dikasur rasa pegel pada tubuh lebih cepat hilang pada saat tidur di atas pasir (Wawancara Subeti 10 Juni 2016). Jikalau tubuhnya terasa pegel-pegal ia memilih tidur di atas pasir sebagai sarana untuk melakukan terapi tradisional, menurut ia tidur di atas pasir terasa lebih hangat dan lebih nyanan karena jika kita melakukan tidur di atas pasir, pasir tersebut akan mengikuti bentuk tubuh kita sehingga hal tersebutlah yang membuat tidur di atas pasir terasa lebih nyaman, dan kadang kala ia juga mengubur sebagian tubuhnya agar tubuhnya terasa hangat. Selain khasiat dari tidur di atas pasir kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mempererat tali persodaraan masyarakat pantai di Desa Karangharjo. Dengan adanya kegiatan tidur di atas pasir masyarakat di Desa Karangharjo dapat lebih mempererat tali persodaraan mereka, karena mereka dapat saling bertemu setiap saat sehingga rasa kekeluargaan mereka terlihat sangat kental. Dengan kuatnya tali persodaraan mereka menyebabkan terciptanya rasa aman
19
dan nyaman dilingkungan masyarakat nelayan di Desa Karangharjo. Rasa aman dan nyaman dapat dicerminkan melalui cara masyarakat pantai di Desa Karangharjo bersikap dan bertindak, karena di tempat tersebut jarang sekali kita jumpai warganya yang saling berselisih antara satu sengan lain. Perkelahian antar wargapun sangat jarang kita jumpai karena rasa kekeluargaan masyarakat pantai Desa Karangharjo sangat kuat, kekuatan tali persodaraan ini muncul karena sering terjadinya interaksi antar warga pada saat tidur di atas pasir. Kriminalitas dikalangan masyarakat pantai Desa Karangharjo juga dapat dibilang tidak ada karena ditempat tersebut merupakan wilayah yang terkenal akan persatuan warganya dan tempat tersebut juga tidak pernah sepi, itulah sebab mengapa kriminalitas spserti pencurian ditempat tersebut dapat dikatakan tidak pernah terjadi. Selain itu kegiatan tidur di atas pasir juga dapat mencerminkan
jika
gap/kesenjangan
sosial
masyarakat
pantai
Desa
Karangharjo sangat rendah karena kegiatan tidur di atas pasir dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat seperti nelayan, bayan, pedagang dan lain lain. Walaupun berbeda-beda mata pencaharian dan penghasilan mereka tetapi tidak ada satu orangpun yang mempermasalahkanya karena antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya dapat berbaur dengan baik, sehingga tidak ada salah satu dari mereka yang terlihat paling menonjol status sosialnya Kegiatan tidur di atas pasir merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua orang baik laki-laki maupun perempuan seperti contohnya orang tua, orang dewasa, remaja, dan anak-anak, karena kebiasaan tidur di atas pasir sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat Desa Karangharjo. 4. Manfaat Tidur di atas Pasir Bagi Masyarakat Desa Karangharjo Bagi masyarakat Desa Karangharjo tidur di atas pasir mempunyai banyak manfaat, yakni: a. Sarana Interaksi Sosial Jumlah penduduk di Desa Karangharjo mayoritas adalah sebagai nelayan sehingga kegiatan ini lebih banyak memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat nelayan. Manfaat ekonomi ini dapat ditunjukan dengan setiap hendak melaut selalu diadakan sebuah rapat (Wawancara Hartono 27 20
Agustus 2016). Kegiatan rapat ini dilakukan yang bertujuan untuk mempersiapkan kesiapan para anggota yang meliputi persediaan bahan makanan, perlengkapan surat-surat baik surat-surat kapal maupun surat identitas angguta (Wawancara Yoko 27 Agustus 2016). Dalam sebuah perjalanan melaut jumlah para anggota harus dihitumg dengan tepat penghitungan ini didasari dengan kriteria sebagai berikut postur tubuh, usia, dan keahlian. Dari kriteria tersebut maka anggota dapat dibagi menjadi tiga yaitu baris depan, baris tengah, dan baris belakang. Penempatan ketiga posisi ini dapat dibilang sangat tepat karena ketiga komposisi ini dapat bekerja bagaikan sebuah rantai yang saling terhubuang satu sama lain. Baris depan adalah
orang-orang
yang
memiliki
persyaratan
terbaik,
sehingga
ditempatkan dibarisan paling depan karena memiliki tenaga yang ekstra, sedangkan baris tengah adalah orang-orang yang memiliki persyaratan sedikit dibawah barisan paling depan, sedangkan baris belakang adalah orang-orang yang memiliki kriteria dibawah baris tenggah. Dari segi pembagian tiga anggota dapat dipastikan akan berdampak pada pendapatan tiap-tiap anggota. Saat hendak pergi melaut kebanyakan para nelayan mempersiapkan dirinya dengan tidur di atas pasir karena selain tidur diatas pasir dapat menyegarkan tubuh mereka, mereka juga berharap agar dapat pergi melaut dengan tepat waktu karena dengan pergi tepar waktu secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil tangkapan mereka saat melaut. Selain itu sehabis melaut Kosim menambahkan jika terdapat jaring-jaring nelayan yang rusak karena terkoyak oleh ikan, biasanya orangorang nelayan juga memperbaiki jaring mereka ditempat mereka berkumpul karena jika mereka memperbaikinya dirumah secara otomatis mereka tidak memiliki tempat yang yang cukup mengingat ukuran jering mereka yang sangat luas. Maka dari itu kegiaran tidur di atas pasir juga berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat sekitar karena mereka dapat memperbaiki jaring-jaring mereka atau jaring-jaring nelayan yang lain. Dengan memperbaiki jaring-jaring secara otomatis mereka juga akan mendapatkan
21
sebuah imbalan dan bagi para juragan kapal mereka juga dapat menekan biaya karena mereka tidak perlu membeli jaring yang baru karena jaringjaring mereka masih dapat diperbaiki. Slain tidur di atas pasir dapat meningkatkan perekonomian tidur di atas pasir menjadi sarana bagi seseorang dalam berpendapat di dalam kelompok. b. Keamanan Tidur di atas pasir juga dapat meningkatkan keamanan lingkungan masyatakat nelayan kerena dengan adanya kegiatan tidur di atas pasir masyarakat satu dengan yang lainnya dapat saling mengenal dan rasa kekeluargaan diantara mereka dapat saling terbentuk. Dengan terbentuknya rasa kekeluargaan maka mereka dapat saling menjaga antara satu dengan yang lain. Sikap menjaga tersebut dapat dibuktikan dengan jarang adanya laporan kehilangan dari seorang warga, kerena tidur di atas pasir sekarang ini sudah semakin meluas, ini dapat kita lihat dari banyaknya warga yang pada siang hari tidur diteras-teras tetangga mereka karena jika tidur di atas pasir dilakukan para siag hari akan terasa panas (Wawancara Kosim 27 Agustus 2016). Tidur didepan rumah-rumah warga merupakan wujud dari rasa kekeluargaan mereka karena dari kegiatan tersebit tidak ada dari pihak manapun yang merasa terganggu dan bagi orang-orang yang melakukan kegiatan tersebut juga menyadari akan adanya rasa menjaga dan melindungi antara satu dengan yang lain. Sementara dimalam hari kegiatan tidur di atas pasir juga dapat menggantikan kegiatan ronda malam sehinnga dapat menciptakan suasana yang lebih aman. c. Manfaat Tidur di Atas Pasir Dari Segi Spiritual Tidur di atas pasir selain dapat meningkatkan perekonomian dan keamanan bagi masyarakat nelayan di desa Karangharjo, kegiatan tidur di atas pasir juga bermanfaat dari segi sepiritual. (Wawancara Jamburi 27 Agustus
2016)
Masyarakat
nelayan
di
Desa
Karangharjo
masih
mempercayai akan hal-hal yang mistik. Masyarakat nelayan di Desa Karangharjo masih mempercayai adanya ilmu-ilmu santet, mereka
22
menanggapi fenomena tersebut yang bermula dari persaingan usaha. Masyarakat nelayan meyakini tidur di atas pasir dapat menagkat ilmu-ilmu santet yang dikirim kepada mereka sebab merekayakin jika posisi tidur dibawah perut dapat menghindarkan diri mereka dari santet (Wawancara Jamburi 27 Agustus 2016) kegiatan tersebut juga harus didasari iman yang kuat kepada Tuhan, oleh sebab itu tidak heran jika di Desa Karangharjo banyak warganya yang tekun beribadah. 5. Perkembangan Tidur di Atas Pasir Pada Masa Kini Mengingat kegiatan tidur di atas pasir merupakan kegiatan yang tidak diturunkan secara langsuang maka kegiatan tidur di atas pasir semakin tergerus dengan perkembangan jaman. Aspek yang sekarang ini mulai jarang kita temui adalah sudah mulai langkanya rumah-rumah warga yang didalamnya terdapat pasir yang digunakan untuk tidur. Hilangnya rumah-rumah yang didalamnya terdapat pasir sudah banyak digantikan dengan rumah-rumah yang bergaya moderen. Dengan adanya fenomena tersebut maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah orang yang tidur di atas pasir. Menurut pemaparan Asroli (Wawancara Asroli 10 Juni 2016) dirinya akan merasa risi jika tubuhnya terkena pasir laut hal ini disebabkan karena setelah beliau berkeluarga, beliau pundah ketempat yang jauh dengan pantai sehingga sudah mulai melupakan kegiatan tidur di atas pantai, hal yang serupa juga banyak terjadi pada orang-orang yang sudah lama tidak tidur di atas pasir. Walaupun kini kegiatan tidur di atas pasir sudah mulai berkurang tetapi orangorang yang masih melakukan kegiatan tersebut masih cukup banyak, selai itu yang sangat penting adalah rasa kebersamaan masyarakat pantai masih cukup kuat dan jika kita bandingkan rasa kebersamaan masyarakat pantai dari dulu hingga sekarang hampir tidak ada perbedaanya. 6. Nilai-nilai Pendidikan Tidur di Atas Pasir a. Nilai Kepercayaan Masyarakat di Desa Karangharjo masih mempercayai tenteng keberadaan ilmu santet. (Wawancara Jamburi 27 Agustus 2016) masyarakat di Desa Karangharjo mempercayai ilmu-ilmu santet yang
23
datang merupakan sebuah kiriman dari pesaing bisnis mereka dan mereka. Masyarakat pantai di Desa Karangharjo melakukan tidur di atas pasir karena mereka meyakini jika posisi tidur di bawah pusisi perut dapar menangkal ilmu santet, maka tidak heran masih banyak masyarakat yang melakukan tidur di atas pasir. b. Nilai Keamanan Kebiasaan tidur di atas pasir memberikan dampak keamanan bagi masyarakat di Desa Karangharjo (Wawancara Kosim 27 Agustus 2016). Tidur di atas pasir dapat memberikan rasa aman karena kebiasaan tidur di atas pasir hanya dilakukan pada malam hari. Kebiasaan tidur di atas pasir yang di lakukan pada malam hari dapat menggantikan kegiatan ronda malam sehingga keamanan di Desa dapat dipantau dan dijaga. c. Nilai Kekeluargaan Kebiasaan tidur di atas pasir membangun rasa kekeluargaan di dalam masyarakat semakin kuat, hal ini didasari oleh proses interaksi sosial masyarakat di Desa karangharjo yang terbentuk oleh kebiasaan tidur di atas pasir. d. Nilai Gotong-royong Rasa gotong-royong pada masyarakar di Desa karangharjo dapat di bilang sangat kuat karena jika ada perbaikan kapal mereka akan saling bergotong-royong untuk saling membantu. Selain itu jika masyarakat di Desa Karangharjo akan saling membantu antara masyarakat yang satu dengan yang lain (Wawancara Asroli 10 Juni 2016).
24