BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2 dengan total jumlah siswa yaitu 41 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 2 disebabkan dari 41 siswa baru 11 siswa yang tuntas dalam kritera KKM yaitu ≥ 75 yang ditetapkan sekolah.
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Jigsaw atau pembelajaran masih dengan menerapkan model pembelajaran konvensional dengan pendekatan ceramah. Pada kondisi sebelum tindakan ini, dari total 41 siswa ditemukan bahwa ada 30 siswa yang dinyatakan belum tuntas. Dengan kondisi ini maka perlu dilakukan sebuah tindakan perbaikan dalam memperbaiki hasil belajar siswa kelas 2 SDN 08 Salatiga. Berikut disajikan dalam tabel 4.1 jumlah total siswa yang tuntas dan belum tuntas belajar berdasarkan kriteria KKM ≥ 75 yang ditetapkan sekolah. Tabel 4. 1 Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan No
Nilai
Sebelum Tindakan Jumlah Siswa
(%)
Keterangan
1
< 75
30
73
Belum tuntas
2
≥ 75
11
27
Tuntas
41
100
Jumlah Rata-rata
67
Nilai tertinggi
83
Nilai terendah
40
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebanyak 30 siswa atau 73% belum tuntas sedangkan sebanyak 11 siswa atau 27% sudah tuntas. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas 2 SDN 08 Salatiga sangat rendah.
Dari permasalahan tersebut peneliti
menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. 36
37
27% 73% BELUM TUNTAS 27% TUNTAS 73%
Gambar 4.1 Prestasi Belajar Sebelum Tindakan
4.2.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a.
Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dibuat perencanaan yang nantinya
akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan. Perencanaan disusun dan selanjuntnya dikonsultasikan dengan guru kelas. Perencanaannya adalah sebagai berikut: 1.
Memilih menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran.
2.
Merancang lembar observasi baik kinerja guru maupun observasi motivasi belajar siswa.
3.
Menyusun instrumen evaluasi untuk mengukur terjadinya perbaikan-perbaikan setelah dilaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4.
Merancang lembar kerja siswa.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 6 September 2013 jam 07.00 – 08.15. Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagaiberikut: 1.
Kegiatan Awal Kegiatan di awali dengan memberikan salam pembuka, mengabsen dan memberikan
motivasi kepada siswa untuk bersemangat dalam belajar. Sebelum memberikan apersepsi,
38
guru menjelaskan lebih dahulu bahwa pertemuan yang dilaksanakan pada hari itu akan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari model pembelajaran yang biasa. Dalam pembelajaran ini, siswa yang akan lebih aktif dibandingkan dengan guru. Setelah itu, guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan seharihari. Guru mengemas pesan tentang kerjasama kemudian menutup dengan mengemas dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa berhasil menjawab pertanyaan apersepsi dengan benar, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2.
Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini guru meminta salah atu siswa maju kedepan membaca cerita dalam
teks dan siswa yang lainnya mendengarkan, kemudian guru menanyakan isi kandungan dalam cerita tersebut. Setelah guru memberikan penjelasan guru membagikan tugas untuk didiskusikan dalam kelompok, terlebih dahulu siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Pembagian kelompok dilaksanakan atas pertimbangan-pertimbangan heterogenitas siswa yaitu jenis kelamin, usia, maupun prestasi akademik siswa. Setelah siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, guru memberikan secara garis besar materi yang akan dipelajari pada hari itu. Setelah itu, guru membagikan topik yang harus didiskusikan. Topik yang didiskusikan kali ini adalah hewan yana hidup di darat dan hewan yang hidup di air serta ciriciri dan jenis makannya. Sebelum memulai diskusi, guru menginstrusikan kepada tiap kelompok untuk memilih salah satu anggota kelompoknya menjadi tim ahli. Setelah siswa memutuskan salah satu anggotanya menjadi tim ahli, guru mempersilakan siswa untuk mempelajari topik yang akan didiskusikan. Selanjutnya, masing-masing tim ahli dari tiap-tiap kelompok, berkumpul dan berdiskusi mengenai topik yang sedang dibahas. Setelah selesai berdiskusi, tiap-tiap tim ahli diminta untuk kembali ke kelompok asalnya dan memberikan penjelasan tentang hasil diskusi dengan tim ahli dari kelompok lain. Setelah tiap-tiap tim ahli selesai memaparkan hasil diskusi dengan anggota kelompoknya, untuk menguji pemahaman siswa sekaligus kebenaran materi yang disampaikan oleh tim ahli guru memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas untuk dijawab. Namun, setelah diberikan pertanyaan, kelas menjadi hening, dan tidak ada satupun siswa yang mengeluarkan pendapat untuk menjawab pertanyaan guru. Demi mempersingkat waktu, guru menunjuk siswa untuk memberikan jawaban. Setelah ditunjuk oleh guru, barulah beberapa siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru. Untuk memastikan bahwa siswa lain juga memahami materi, guru melemparkan jawaban beberapa siswa kepada siswa yang lain. Namun, karena siswa masih saja diam, guru menunjuk lagi beberapa siswa untuk memberikan tanggapan pada jawaban yang disampaikan oleh beberapa siswa sebelumnya. Setelah ditunjuk lagi oleh guru,
39
akhirnya siswa mengeluarkan pendapatnya tentang jawaban dari rekan-rekannya sebelumnya. Namun, meskipun diberikan tanggapan, belum ada tanggapan balik terhadap tanggapan yang diberikan. Setelah siswa menjawab pertanyaan yang dilemparkan guru dengan benar, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui terkait dengan materi yang dipaparkan pada hari itu. Namun, karena belum ada pertanyaan, guru melanjutkan pembelajaran dengan memaparkan secara keseluruhan materi tentang menyampaikan pesan singkat mengenai kerjasama. Setelah memberikan pemaparan materi, guru memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki keberanian dalam bertanya.
3.
Kegiatan Akhir Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang
sudah dipelajari dan guru mengingatkan untuk siswa belajar lagi di rumah, memberikan salam penutup dan menutup pelajaran.
Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 6 September 2013 jam 08.30 – 09.45. Langkah-langkah yang yang dilaksanakan adalah sebagaiberikut:
1.
Kegiatan Awal Kegiatan di awali dengan memberikan salam pembuka, berdoa, memberikan presensi
dan memberikan motivasi. Setelah memberikan motivasi, guru memberikan apersepsi dengan materi pelajaran yang sudah di pelajari sebelumnya. Mengantisipasi agar siswa tidak lagi pasif seperti pada pertemuan sebelumnya, guru memberikan motivasi. Dengan dimotivasi seperti itu, siswa mulai berani menyampaikan jawaban atas apersepsi yang diberikan guru. Setelah siswa menjawab pertanyaan apersepsi dengan benar, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai melalui pembelajaran yang dilaksanakan. 2.
Kegiatan Inti Kegiatan inti diawali dengan menanyakan tumbuhan apa saja yang ada di sekitar
sekolahan. Untuk memastikan pemahaman siswa, guru mengecek dengan cara mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa. Untuk mengantisipasi agar siswa tidak menjadi pasif seperti pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan guru, dan beberapa siswa untuk menjadi penanggap atas jawaban yang diberikan. Dengan cara ini, maka siswa tampak menjadi lebih aktif dalam
40
mengikuti pembelajaran. Setelah siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar, untuk membangkitkan motivasi siswa, guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berpartisipasi dan tetap memberikan penguatan kepada siswa lain untuk memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapatnya. 3.
Kegiatan Akhir Sebelum mengakhiri pelajaran, untuk mengecek pemahaman siswa sekaligus mengukur
bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat memperbaiki situasi pembelajaran di kelas kemudian guru memberikan evaluasi. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, guru menyampaikan terimakasih, mengingatkan siswa untuk belajar di rumah dan memberikan salam penutup dan menutup pelajaran.
c.
Observasi Observasi dilaksanakan dalam maksud untuk melihat bagaimana konsistensi guru
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Observasi juga dilaksanakan dalam rangka untuk melihat siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar maupun meningkatkan hasil belajar siswa. Karena itu, hal-hal yang diobservasi adalah sebagai berikut:
1.
Kinerja Guru Mengamati kinerja guru, maka instrumen amatan yang digunakan adalah lembar
observasi guru dalam menerapkan model cooperatif learning tipe Jigsaw pada pelajaran IPA. Kinerja guru dalam menerapkan model cooperatif learning tipe Jigsaw pada siklus I dihitung dengan cara sebagai berikut:
Nilai = 91,7 % Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >86%
= baik sekali
70 – 85%
= baik
55 – 69%
= cukup baik
<54%
= kurang
41
Hasil observasi tentang kinerja guru dipaparkan melalui tabel berikut ini: Tabel 4. 2 Kinerja Guru Siklus I
Siklus
Materi
Total
Total Skor
Nilai
skor
Maksimum
kinerja
Kriteria
(%) Hewan dan tumbuhan yang I
hidup didarat dan hidup di air serta
ciri-ciri dan jenis
44
48
91,7
Baik sekali
makanannya Berdasarkan penghitungan hasil kinerja guru pada siklus I, maka kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 44 dengan persentase 91,7%
2.
Aktivitas Siswa Mengamati kinerja guru, maka instrumen amatan yang digunakan adalah lembar
observasi guru dalam menerapkan model cooperatif learning tipe Jigsaw pada pelajaran IPA. Kinerja guru dalam menerapkan model cooperatif learning tipe Jigsaw pada siklus I dihitung dengan cara sebagai berikut:
Nilai = 91,7 % Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >86%
= baik sekali
70 – 85%
= baik
55 – 69%
= cukup baik
<54%
= kurang
42
Tabel 4. 3 Aktivitas Siswa Siklus I
Siklus
Materi
Total
Tol Skor
Nilai
skor
Maksimum
kinerja
Kriteria
(%) Hewan dan tumbuhan yang I
hidup didarat dan hidup di air serta
ciri-ciri
dan
40
48
83,3
baik
jenis
makanannya
3.
Motivasi Belajar Siswa Mengukur skala motivasi belajar siswa, dalam mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I, digunakan skala menggunakan rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa, digunakan ketentuan yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:
Dengan ketentuan sebagai berikut: ≥ 80 ke atas : tinggi 60 – 79
: sedang
≤ 59
: rendah
Nilai = 67,5 %
Hasil observasi angket motivasi belajar siswa dapat dipaparkan melalui tabel berikut ini:
43
Tabel 4. 4 Motivasi Belajar Siswa Siklus I Siklus
Total skor
I
1104
Total skor
Nilai kinerja
Maksimum
(%)
1640
67,3
Kriteria
Sedang
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I berada pada kategori sedang dengan nilai 67,3%.
4.
Hasil Belajar Siswa Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I. Evaluasi
dimaksudkan untuk menguji pemahaman siswa, sekaligus mengetahui hasil belajar siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berikut disajikan dalam tabel 4.5 total jumlah siswa yang tuntas setelah menerima pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tabel 4. 5 Prestasi Belajar Siswa Siklus I No
Nilai
Sebelum Tindakan Jumlah Siswa
(%)
Keterangan
1
< 75
19
46
Belum tuntas
2
≥ 75
22
54
Tuntas
41
100
Jumlah Rata-rata
75
Nilai tertinggi
90
Nilai terendah
60
44
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa setelah diberikan tindakan dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran, terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa, dimana siswa yang tuntas belajar menjadi 22 siswa dengan persentase 54% dan siswa yang belum tuntas berkurang menjadi 19 siswa dengan persentase 46%. Terjadi juga peningkatan rata-rata hasil belajar yaitu 75.
54% TUNTAS 46% 54%
46% BELUM TUNTAS
Gambar 4.2 Prestasi Belajar Siklus I
d.
Refleksi Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, maka perlu dilakukan refleksi. Adapun hal-hal yang direfleksikan adalah sebagai berikut:
1.
Selama pembelajaran pada siklus I, siswa masih pasif dan masih belum termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2.
Guru belum memaksimalkan kelas, sehingga masih banyak siswa yang belum dapat belajar sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Guru memberikan penghargaan jika siswa yang menjawab benar.
4.2.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a.
Perencanaan Sebelum dilaksanakan tindakan pada siklus II, perlu dilakukan perencanaan
berdasarkan refleksi pada siklus I. Hal-hal yang direncanakan untuk diterapkan dalam pelaksanaan selama tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
45
1.
Mendorong agar siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2.
Mengatur kelas agar siswa lebih fokus untuk mengikuti pembelajaran terutama dalam diskusi kelompok agar tidak ada siswa yang bermain atau sibuk di luar dari kegiatan diskusi kelompok.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1 Pertemuan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 september 2013 jam 07.00 – 08.15. Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.
Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran di awali dengan memberikan salam pembuka, doa bersama,
mempresensi siswa, dan memberikan motivasi. Untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar, guru mengajak siswa menyanyajikan lagu “cicak cicak di dinding”. Sebelum menjelaskan tujuan pembelajaran, terlebih dahulu guru memberikan apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Untuk menghindari siswa yang pasif dalam menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan, guru menunjuk beberapa siswa dan meminta siswa tersebut menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan guru. Sementara siswa yang lain diminta untuk menjadi penanggap. Siswa yang aktif dan berani dalam berpendapat diminta untuk membantu rekan siswa lainnya. Dengan cara ini, kelas menjadi lebih kondusif, terkendali dan semua siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan cara ini juga tampak siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah tanya jawab pada pertanyaan apersepsi ditutup dengan jawaban yang benar, guru melanjutkan dengan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai melalui pembelajaran. 2.
Kegiatan Inti Sebelum membagi siswa dalam beberapa kelompok, terlebih dahulu guru memaparkan
garis besar materi yang akan dipelajari yaitu hewan dan tumbuhan yang menguntungkan dan yang merugikan beserta ciri-cirinya. Untuk memastikan siswa memahami materi pelajaran yang baru saja diberikan, guru melakukan eksplorasi pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan. Agar siswa lebih mudah memahami pertanyaan yang diajukan, guru memberikan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan jawaban pada pertanyaan yang diberikan. Setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar, guru menginstruksikan siswa untuk bergabung
46
dalam kelompoknya masing-masing. Seperti pertemuan sebelumnya, guru meminta siswa untuk menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjadi perwakilan. Namun, guru menginstruksikan agar siswa yang kurang fokus dan sering sibuk sendiri untuk menjadi tim ahli kelompok. Cara ini dilakukan agar siswa lebih fokus pada pembelajaran. Dengan cara ini juga agar siswa menjadi lebih bertanggungjawab dalam mewakili kelompok untuk memberikan penjelasan kepada tim ahli dari kelompok lain tentang materi yang dibahas. Setelah siswa menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi tim ahli, guru memberikan topik untuk didiskusikan dalam kelompok. Guru menginstruksikan agar tim ahli mencatat setiap masukan dari anggota kelompok. Setelah tim ahli mencatat setiap masukan dari anggota kelompok, guru mempersilakan setiap tim ahli dari masing-masing kelompok untuk berdiskusi tentang materi dan topik yang sedang diberikan guru. Setelah tim ahli selesai melakukan diskusi dengan tim ahli yang lain, guru mempersilakan siswa untuk kembali ke kelompoknya dan menceritakan hasil diskusi dengan kelompoknya. Guru menginstruksikan agar siswa yang pasif mencatat hasil diskusi yang dipaparkan tim ahli, untuk dijadikan sebagai kesimpulan dari keseluruhan materi yang dipelajari. Setelah tim ahli selesai menceritakan, guru mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan. Agar semua siswa terlibat, guru menginstruksikan agar siswa pasif mencatat pertanyaan yang disampaikan guru. Guru juga mempersilakan siswa untuk melakukan diskusi terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan. Guru menginstruksikan agar setiap pendapat anggota kelompok dicatat, untuk selanjutnya dibacakan sebagai jawaban. Setelah kelompok selesai berdiskusi, guru mempersilakan siswa untuk membacakan hasil masing-masing dan mempersilakan kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas hasil yang disampaikan oleh kelompok lain. Dengan cara ini siswa menjadi lebih bersemangat dalam memberikan tanggapan atas hasil dari kelompok lain. Setelah semua jawaban dan tanggapan diberikan, guru menjelaskan secara keseluruhan materi dan menyimpulkan keseluruhan materi yang dipelajari. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan penghargaaan dalam bentuk pujian kepada keseluruhan kelompok, maupun kepada masing-masing anggota kelompok yang terlibat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
3.
Kegiatan Akhir Guru memberikan kesimpulan setiap materi yang sudah dipelajari dan memberikan
penguatan kepada siswa untuk tetap menjaga semangat belajar seperti yang baru saja ditampilkan. Guru juga mengingatkan siswa untuk belajar di rumah, guru juga mengingatkan
47
bahwa masih ada pertemuan berikutnya. Setelah memberikan salam penutup, guru mengakhiri pelajaran.
Pertemuan 2 1.
Kegiatan Awal Seperti pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran di awali dengan memberikan
salam pembuka, berdoa bersama, mempersensi siswa dan memberikan apersepsi kepada siswa. Apersepsi kali ini dilakukan dalam bentuk pertanyaan mengenai materi-materi yang dipelajari sebelumnya kemudian guru bertanya pada salah satu siswa. Sama seperti pada pertemuan pertama pada siklus II, guru menginstrusikan agar pertanyaan tersebut dicatat, didiskusikan dan dibacakan sebagai jawaban. Sementara kelompok lain juga melakukan hal yang sama sekaligus menjadi penanggap atas jawaban yang diajukan oleh kelompok lain. Setelah siswa menjawab apersepsi dengan benar, guru melanjutkan dengan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu. 2.
Kegiatan Inti Sebelum membagi siswa dalam beberapa kelompok, terlebih dahulu guru Menanyakan
hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolahan kemudian memaparkan garis besar materi yang akan dipelajari yaitu tumbuhan yang menguntungkan dan tumbuhan yang merugikan. Untuk memastikan siswa memahami materi pelajaran yang baru saja diberikan, guru melakukan eksplorasi pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan. Agar siswa lebih mudah memahami pertanyaan yang diajukan, guru memberikan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan jawaban pada pertanyaan yang diberikan.
3.
Kegiatan Akhir Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan evaluasi dalam bentuk tes kepada siswa.
Guru juga mengingatkan dan terus memotivasi siswa untuk tetap menjaga semangat dan motivasi belajar seperti yang ditunjukkan selama proses pembelajaran. Selanjutnya, guru mengucapkan salam penutup, dan mengakhiri pelajaran.
c.
Observasi Observasi dilaksanakan dalam maksud untuk melihat bagaimana konsistensi guru
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, juga bagaimana refleksi pada siklus I benar-benar menjadi masukkan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Observasi juga dilaksanakan dalam rangka untuk melihat penerapan model pembelajaran
48
kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar maupun meningkatkan hasil belajar siswa. Karena itu, hal-hal yang diobservasi adalah sebagai berikut:
1.
Kinerja Guru Mengamati kinerja guru, maka instrumen amatan yang digunakan adalah lembar
observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran. Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus II, dihitung dengan cara sebagai berikut:
Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >86%
= baik sekali
70 – 85%
= baik
55 – 69%
= cukup baik
<54%
= kurang
Nilai = 98%
Hasil pengamatan tentang kinerja guru dipaparkan melalui tabel berikut ini: Tabel 4. 6 Kinerja Guru Siklus II Siklus
Materi
Total
Total Skor
Nilai
skor
Maksimum
kinerja
Kriteria
(%) Hewan dan tumbuhan yang II
menguntungkan dan yang merugikan cirinya
beserta
ciri-
47
48
98
Baik Sekali
49
Berdasarkan penghitungan hasil kinerja guru pada siklus II, maka kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada Siklus II berada pada kategori baik sekali, dengan perolehan skor 47 dengan persentase 98.
2.
Aktivitas Siswa Mengamati kinerja guru, maka instrumen amatan yang digunakan adalah lembar
observasi guru dalam menerapkan model cooperatif learning tipe Jigsaw pada pelajaran IPA. Kinerja guru dalam menerapkan model cooperatif learning tipe Jigsaw pada siklus I dihitung dengan cara sebagai berikut:
Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >86%
= baik sekali
70 – 85%
= baik
55 – 69%
= cukup baik
<54%
= kurang
Nilai = 95,9 % Hasil aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat melalui tabel dibawah ini. Tabel 4. 7 Aktivitas Siswa Siklus I
Siklus
Materi
Total
Total Skor
Nilai
skor
Maksimum
kinerja
Kriteria
(%) Hewan dan tumbuhan yang I
hidup didarat dan hidup di air serta ciri-ciri dan jenis makanannya
46
48
95,9
Baik Sekali
50
3.
Motivasi Belajar Siswa Mengukur skala motivasi belajar siswa, dalam mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I, digunakan skala menggunakan rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa, digunakan ketentuan yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:
Dengan ketentuan sebagai berikut: ≥ 80 ke atas
: tinggi
60 – 79
: sedang
≤ 59
: rendah
x100
Berdasarkan hasil total penghitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. 8 Motivasi Belajar Siswa Siklus II Siklus
II
Total skor
1323
Total skor
Nilai kinerja
Maksimum
(%)
1640
80,7
Kriteria
Tinggi
Berdasarkan ketentuan tentang kategori motivasi belajar tersebut, maka motivasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berada pada kategori tinggi, dengan perolehan nilai 80,7.
4.
Hasil Belajar Siswa Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan pembelajaran pada pertemuan 2. Evaluasi
dimaksudkan untuk menguji pemahaman siswa, sekaligus mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar dan
51
meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Berikut disajikan dalam tabel 4.9 total jumlah siswa yang tuntas setelah menerima pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Tabel 4. 9 Hasil Belajar Siswa Siklus II No
Nilai
Siklus II
Keterangan
Jumlah Siswa
(%)
1
< 75
7
17
Belum Tuntas
2
≥ 75
34
83
Tuntas
41
100
Jumlah Rata-rata
82
Nilai tertinggi
95
Nilai terendah
70
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 34 dengan persentase 83 % sedangkan yang belum tuntas sebanyak belajar siswa 7 siswa dengan persentase 17%. Dengan rata-rata sebesar 82.
17%
83% TUNTAS 83%
17% BELUM TUNTAS
Gambar 4.3 Hasil Belajar Pada Siklus II
d.
Refleksi Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus II, maka dilaksanakan refleksi.
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar yang diperoleh maka dikatakan bahwa masukanmasukan pada siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II benar-benar dilaksanakan.
52
Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 34 siswa dalam ketuntasan belajar. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh telah memenuhi harapan yang diinginkan. Pada siklus II ini terdapat 7 siswa yang belum tuntas belajarnya dikarenakan siswa tersebut suka mengobrol sendiri dan suka mengganggu teman sebelahanya ketika diskusi berlangsung sehingga siswa tersebut hasil belajarnya dibawah KKM yang di tentukan yaitu ≤ 75.
4.3. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Berikut ini disajikan perbandingan ketuntasan belajar siswa siklus I dengan setelah diberikan tindakan pada siklus II. Memperbandingkan ketuntasan belajar siswa siklus I dengan setelah diberikan tindakan pada siklus II, dimaksudkan untuk melihat bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Tabel 4. 10 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II No
Hasil Belajar
Tuntas
Belum Tuntas
Jumlah siswa
%
Jumlah siswa
%
1
Sebelum tindakan
11
27
30
73
2
Siklus I
22
54
19
46
3
Siklus II
34
83
7
17
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebelum tindakan siswa yang tuntas belajar adalah 11 siswa dengan persentase 27%. Pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 22 siswa dengan persentase 54%. Pada siklus II terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 34 siswa dengan persentase 83%. Dengan perolehan hasil ini dapat dikatakan bahwa dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berhasil meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas 2 SDN 08 Salatiga, Semester I Tahun ajaran 2013/2013.
53 40 34
35 30 30 25
22 19
20 15
11
10
7
5 0 Pra Siklus
Siklus I tuntas
Siklus II belum tuntas
Gambar 4.4 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
4.4. Pembahasan 4.4.1. Motivasi Belajar Berdasarkan hasil angket motivasi belajar pada siklus I menunjukan adalah 1104 dan
Total skor
Total skor maksimum 1640 dengan menggunakan rumus likert maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I berada pada kategori sedang dengan nilai 67,3%. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, maka perlu dilakukan refleksi. Adapun hal-hal yang direfleksikan adalah sebagai berikut: Selama pembelajaran pada siklus I, siswa masih pasif dan masih belum termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru belum memaksimalkan kelas, sehingga masih banyak siswa yang belum dapat belajar sesuai dengan yang diharapkan. Guru memberikan penghargaan jika siswa yang menjawab benar. Dari kekurangan-kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II hasil angket belajar
Total skor adalah 1323 dan
Total skor maksimum 1640 dengan
menggunakan rumus lingkert maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II berada pada kategori tinggi dengan nilai 80,7%.
54
4.4.2. Prestasi Belajar Berdasarkan hasil analisis pada siklus I sebanyak 22 siswa dengan persentase 54% yang tuntas belajar sedangkan 19 siswa dengan persentase 46% belum tuntas belajar. Pada siklus II sebanyak 34 siswa dengan persentase 83% yang tuntas belajar sedangkan sebanyak 7 siswa dengan persentase 17% belum tuntas belajar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw antara lain dari faktor guru, siswa. Faktor dari guru antara lain: persiapan dalam menyusun perangkat pembelajaran yang terperinci dan lengkap untuk setiap kali pertemuan, penguasaan kelas yang baik sehingga membuat lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan dan ketepatan dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran. Faktor dari siswa yaitu siswa aktif dan antusias dalam proses belajarmengajar. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Dalam proses pembelajaran siswa dapat berinteraksi baik dengan guru maupun dengan teman sebayanya. Beberapa siswa dapat merespon pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru dengan kreatifitas berpikir menurut pemahaman dan pengalaman yang dimilikinya. Hasil belajar yang terlihat bahwa pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan dalam belajarnya dikarenakan mereka banyak yang belum memahami materi. Dengan mempertimbangkan dari hasil refleksi siklus I, peneliti melengkapi apa yang menjadi kekurangan. Faktor keberhasilan pada penelitian ini yaitu ketepatan dalam menggunakan Cooperative Learning tipe jigsaw. Dengan menggunakan Cooperative Learning tipe jigsaw ini siswa merasa sangat senang dan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari adanya interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru karena Cooperative Learning tipe jigsaw dilakukan dengan diskusi kelompok yang membuat siswa terbiasa berinteraksi dalam memecahkan masalah. dan selain itu siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan menanggapi presentasi dari kelompok lain. Menurut Mulyasa (2005) suatu faktor yang menyebabkan
rendahnya
kualitas
pembelajaran
antara
lain
antara
lain
belum
dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik.