56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian PT Fujifilm Indonesia merupakan anak perusahaan dari Fujifilm Corporation, yang berkantor
pusat di Tokyo, Jepang. PT Fujifilm
Indonesia didirikan pada 29 September 2011. Dengan President Direktur Mr Takayuki Takahashi. PT Fujifilm Indonesia saat ini hanya menghandle bisnis penjualan dan after sales service untuk kamera digital, dengan line up produk seperti X-Series, F, HS. X-series merupakan produk premium dari Fujifilm. Visi, Misi dan Corporate Values PT. Fujifilm Indonesia a. Visi PT. Fujifilm Indonesia Diperkuat dengan budaya perusahaan yang terbuka, adil dan jelas serta teknologi kami yang terkemuka, Fujifilm bertekad untuk tetap menjadi perusahaan terdepan dengan berani mengambil tantangan untuk mengembangkan produk baru dan menciptakan nilai baru. b. Misi PT. Fujifilm Indonesia Kami akan menggunakan teknologi terkemuka milik kami untuk mempersembahkan produk dan layanan berkualitas terbaik yang bekontribusi terhadap peningkatan budaya, ilmu pengetahuan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
teknologi,
dan
industry
sekaligus
peningkatan
perlindungan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kami akan menciptakan nilai baru dengan mengintegrasikan teknologi kami yang khas dan terkemuka serta menghasilkan teknologi milik kami untuk terus mempersembahkan produk dan layanan berkualitas terbaik yang menumbuhkan kepercayaan dan kepuasaan pelanggan. Struktur Organisasi departement Marketing PT. Fujifilm Indonesia
General Manager Sales and Marketing
Marketing Internal
Sales Manager
Marketing External
Dan Tugas masing-masing dari divisi tersebut adalah : 1. Sales Manager Deskripsi Umum : Mencapai target penjualan yang sudah ditentukan perusahaan, menambah channel penjualan dan mengkordinasikan sales. Tugas Pokok : a. Membuat target penjualan tahunan dalam qunatity maupun value.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
b. Menyusun, mengelola dan mengembangkan organisasi dan segenap anggotanya sesuai dengan kebutuhan organisasi secara keseluruhan dan potensi masing-masing anggota tim. c. Mengembangkan produk serta brand yang ada di bawah tanggung jawabnya dengan tujuan memperkuat produk/brand nya serta memperbesar kontribusinya terhadap perkembangan perusahaan. d. Mengembangkan area-area dimana produknya masih lemah dengan secara rutin dan periodik mengunjungi serta bekerja sama dengan tim sales, baik di pusat maupun area. e. Memonitor
realisasi
pencapaian
penjualan
dan
menganalisa
permasalahan yang ada serta mengambil tindakan-tindakan perbaikan jika diperlukan untuk menjamin tercapainya budget yang sudah ditetapkan. f. Memonitor realisasi harga di pasaran dan menganalisanya termasuk melakukan monitoring dan perbandingan harga-harga kompetitor seta melakukan tindakan perbaikan jika diperlukan. g. Memonitor realisasi kegiatan marketing serta memonitor kegiatan marketing kompetitor serta mengusulkan dan melaksanakan tindakantindakan yang diperlukan untuk menghadapi. h. Memonitor ketersediaan barang jual untuk di distribusikan ke dealer.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
i. Memonitor ketersediaan barang di dealer, kelengkapan varian/item serta display. j. Bertanggung jawab penuh atas profit margin berada di bawah tanggung jawabnya. k. Secara
rutin
memberikan
laporan
pertanggung
jawaban
atas
pencapaian sales target serta permasalahannya, realisasi atau status report atas project khusus/product baru, market visit, dsb. 2. Marketing Internal Deskripsi Umum, Membantu General manager dalam mengelola brand mulai dari penyusunan platform/konsep produk, perencanaan strategiknya (strategi 4P), pelaksanaannya serta monitoring dan review kegiatan, sampai dengan tindakan korektif jika diperlukan. a. Membantu menyusun konsep produk (STP) dan bauran pemasarannya yang meliputi strategi produk, price, place, dan promotion. b. Membantu menyusun marketing objective serta target penjualan yang sudah ditentukan. c. Membantu menyusun rencana kegiatan marketing sebagai perwujudan strategi dan pencapaian target penjualan yang sudah ditentukan. d. Menjalankan kegiatan marketing bekerja sama dengan tim sales yang ada di lapangan serta seluruh distributor perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
e. Mengontrol, mereview serta mengevaluasi setiap kegiatan marketing yang berjalan dan melaporkan serta mengusulkan tindakan perbaikan jika diperlukan dan mengelola dana marketing (advertising dan promotion budget). f. Memonitor distribusi serta availability, selling out dan harga yang berlaku dari seluruh produk perusahaan maupun produk kompetitor serta kegiatan marketingnya secara langsung. g. Membantu menyusun forecast bulanan (FOB), serta menganalisanya dengan memperhatikan original budgetnya, rencana promosi serta posisi stock di distributor dan melakukan koordinasi dengan jajaran sales force (ASPS/ASPM serta distributor, jika diperlukan)) dan berkomunikasi dengan Kantor Pusat. h. Memonitor realisasi pengiriman sesuai dengan FOB yang sudah disepakati dan mengambil tindakan yang diperlukan jika ada masalah seperti kekurangan supply barang, peningkatan penjualan yang luar biasa dan sebagainya. i. Membantu mempelajari pasar, industri, persaingan consumers insight dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan ide-ide produk/varian baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
3. Marketing External Deskripsi umum
: Membantu General Manager dalam mengelola
brand mulai dari penyusunan pembelanjaan media, event dan promosi di media sosial. a. Hubungan dengan klien : Me-maintain hubungan baik dengan klien baik dengan membuat gathering, membuat komunitas pelanggan, survey/ polling untuk mendapatkan
masukan
dari
pelanggan
terhadap
suatu
product/service/citra perusahaan Membantu menyusun marketing objective serta target penjualan yang sudah ditentukan. b. Hubungan dengan pers: Membuat dan membagikan press release Mementain hubungan baik dengan media. c. Menciptkan Image product perusahaan dengan melalukan produksi iklan, pembelian media, evaluasi hasil dari pembelian media d. Mengelola akun media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram
4.2
Hasil Penelitian Bagian ini merupakan deskripsi mengenai hasil penelitian yang dilakukan. Yang menjadi narasumber adalah Bapak Johanes J Rampi sebagai General Manager Sales dan Marketing dan Bapak Wawan Setiawan sebagai Sales Manager PT Fujifilm Indonesia yang dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
wawancara melalui tatap muka pada tanggal 23 September 2015 dan pada tanggal 8 Januari 2016, dikantor PT Fujifilm Indonesia yang terletak di Wisma Keiai Lt2, Jl Jend Sudirman Kav 3 Jakarta Pusat. Selain dari pihak Internal penulis juga mewawancari dari pihak Exsternal yaitu Bapak Adit Kuncoro sebagai penguna kamera Fujifilm yang di endorse oleh PT Fujifilm Indonesia pada tanggal 27 Desember 2015 di salah satu mall di Jakarta Selatan. Kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh narasumber. Kesibukan yang sedang mereka hadapi menyebabkan penulis hanya mendapatkan sedikit waktu untuk melakukan proses wawancara. Pencarian sumber informasi melalui metode wawancara dengan berbagai
narasumber
terkait,
studi
kepustakaan,
observasi,
dan
penelusuran secara online yang peneliti lakukan mengenai strategi promosi, maka didapatkan berbagai informasi yang mewakili kegiatan tersebut. Informasi yang didapatkan berdasarkan fokus penelitian. 4.2.1 Perencanaan Perencanaan promosi harus mengetahui berbagai efek dari media yang digunakan terhadap konsumen dan apakah media yang dipilih memang sudah sesuai dengan produk yang dipromosikan. Dalam hal sumber pesan yang akan digunakan, perencanaan promosi harus mempelajari apakah akan menggunakan seorang selebriti terkenal atau orang lain dengan mempertimbangkan faktor biaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Analisi SWOT pun dibutuhkan sebelum menentukan suatu tujuan promosi untuk menggambarkan kondisi lingkungan internal-eksternal yang berpengaruh terhadap organisasi dan kemudian melakukan analisis terhadapnya sehingga dapat ditentukan apakah kondisi tersebut merupakan Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman
(Analisis
SWOT/
Strength-
Weakness-Opportunity-Threat). Hal penting lainnya yang terkait dengan analisis proses komunikasi adalah menentukan sasaran atau tujuan komunikasi. Adapun tujuan komunikasi mengacu pada apa yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi dengan program promosi yang dilakukan. Bagian ini merupakan deskripsi terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan, sebelum melakukan promosi PT Fujifilm Indonesia melakukan perencanaan untuk mencapai tujuan promosi tersebut. Dari hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager PT Fujifilm Indonesia mengungkapkan bahwa : “ Untuk promosi saat ini kami sudah tidak banyak melakukan dengan media konvensional seperti media cetak, biasanya untuk media cetak kami hanya lakukan untuk diluar kota besar seperti Cirebon, Lampung disana mayoritas lebih cenderung menggunakan media cetak, tetapi untuk campaign nasional kami lebih banyak menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram.” 76
76
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Hal yang disampaikan oleh bapak Johanes ini pun dipertegas oleh Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia bahwa : “ Promosi biasa dilakukan dengan media cetak untuk diluar kota besar dan lebih banyak menggunakan media sosial untuk promosi.”77
Pada promosi yang terlibat untuk melakukan campaign dijelaskan oleh Bapak Johanes Rampi bahwa : “ Team Sales dan Marketing semua terlibat untuk promosi, dimulai tahap perencanan hanya team sales dan marketing. Setelah itu untuk blast promosi ini semua karyawan wajib untuk blast promosi ini dimedia sosial mereka. Dan ada team product specialist untuk menjawab teknis produk. Selain dari pihak internal, kami juga menggunakan buzzer untuk blast promosi ini agar awarness promosi tepat sasaran.”78
Sedangakan untuk promosi dijelaskan berbeda dengan yang disampaikan oleh Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa : “ Sales biasanya hanya tahu untuk nanti diberi info untuk blast promosi saja, tidak dari awal tahap perencanaan. Tapi kita info ke team Marketing mana barang yang fast moving mana yang slow moving untuk di promosikan.”79
77 78 79
Ibid. Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Perencanaan dilakukan untuk waktu promosi yang dilakukan dipaparkan oleh Bapak Johanes Rampi bahwa : “ Promosi dikonsepkan pada akhir fiskal year dan akan digunakan pada fiskal year baru. Kadang liat kondisi juga tidak selalu ikut akan yang sudah direncanakan. Promosi giveaway biasa dilakukan saat ada launching kamera baru atau ada moment seperti lebaran, tahun baru mengadakan promosi giveaway untuk hadiah kita tidak selalu memberi hadian kamera bisa juga hadiah yang diberikan lensa.”80
Waktu promosi dipertegas oleh Bapak Wawan Setiawan Sales Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa : “ Hmm waktu promosi biasanya kita lihat kondisi pasar, jadi bisa tidak sesuai dengan yang direncakan oleh team marketing. Kadang bisa tiap bulan ada promosi, bisa 3 bulan baru ada promosi lagi jadi itu sesuai dengan kondisi pasar.”81
Promosi dilakukan memiliki tujuan, Bapak Johanes Rampi selaku General Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa : “ Setiap perusahaan sama yah mba, kalau tujuan kami sih lebih untuk meningkatkan awarness terhadap brand kita tapi selain itu balik lagi perusahaan pasti minta sales pasti harus meningkatkan penjualan.”82
80 81 82
Ibid Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa : “ Kalau dari sisi sales sih, tujuan promosi untuk meningkatkan jualan mba, terlebih kita yang ada dilapangan lebih mudah untuk closing penjualan jika produk sudah dikenal.”83 Tujuan dari promosi dijelaskan oleh Bapak Johanes rampi untuk meningkatkan
awarness
tetapi
tuntutan
perusahaan
juga
untuk
meningkatkan penjualan sehingga PT Fujifilm Indonesia melakukan tahapan promosi seperti Analisis SWOT, STP, Perencanaan Anggaran serta melalukan pengawasan dan evaluasi. 4.2.1.1. Analisis SWOT Sebelum menyusun atau merumuskan strategi diperlukan adanya suatu analisis mengenai kondisi lingkungan pasar atau biasa kita sebut analisis SWOT. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman potensial kemudian menghadapkan dengan kekuatan dan kelemahan internal. Berikut analisi dari PT Fujifilm Indonesia: a.
Kekuatan (Strenght) Merupakan
situasi
perusahaan
yang
berupa
kompetensi/kapabilitas sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan
83
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
ancaman. Kekuatan ini juga dapat berupa keunggulan suatu perusahaan yang menjadi nilai tambah perusahaan itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager PT Fujifilm Indonesia mengungkapkan bahwa: “ Yang pertama di teknologi karena Fujifilm sudah ada di bisnis yang berkaitan dengan foto sejak 80 tahun yang lalu dari era film sampai saat ini Fujifilm tetap fokus di bisnis foto dimana salah satu bisnis yang dikembangkan adalah foto dan terus dikembangkan dan saat film dikembangkan ke digital dibisnis fujifilm terus dikembangkan dan perusahaan fotografi yang sudah lama dan tetap konsisten dengan perkembangan fotografi ini menjadi kekuatan Fujifilm.”84
Untuk keunggulan diperjelas dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia mengungkapkan bahwa: “... Keunggulan dari kamera Fujifilm adalah kamera dengan sistem Mirrorless tetapi kualitas gambar yang dihasilkan sama seperti kamera DSRL yang ukuran kameranya sangat besar sehingga produk kami memiliki keungulan dalam ukuran yang kecil tetapi kualitas sama dengan ukuran kamera yang besar, serta produk kami mengadopsi warna pada film analog. Sehingga pengguna kamera Fujifilm akan tetap merasakan penggunaan kamera film dalam bentuk digital.”85
84 85
Wawancara pada tanggal 23 September 2015 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Dan dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku X Influncer sebutan untuk seseorang yang diendorse oleh PT Fujifilm Indonesia menjawab mengenai kekuatan kamera Fujifilm sebagai berikut: “... Jadi aku pakai kamera Fujifilm pertama kali tipe X100 aku beli dibulan April 2011, menurut aku sih untuk kamera Fujifilm memiliki design yang retro dan liat hasilnya, semuanya kayanya pas seperti yang aku suka. Jadi sampai sekarang deh aku pakai kamera Fujifilm tapi sudah beda tipe..”86
b.
Kelemahan (Weakness) Merupakan situasi atau kondisi internal perusahaan yang dimiliki perusahaan sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman. Bapak Johanes Rampi mengungkapkan kelemahan dari Fujifilm: “ Kelemahan saat ini Dari sisi marketing beberapa target market kita terbatas lebih dimaksudkan brand kompetitor lebih dikenal dibanding brand Fujifilm, ini menjadi PR kita bereskan agar bagaimana meningkatkan awarness dan gimana pelanggan tetap loyal terhadap brand Fujifilm, selain itu dari sisi produk teknologi terus berkembang dan kelemahan yang menonjol adalah auto focus tetapi Fujifilm terus inovasi dan mengunakan filosofi kaizen seperti melakukan update firmware untuk dapat menghadapi kelemahan tersebut.”87 Dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales manager PT Fujifilm Indonesia menjelaskan hal yang sama untuk kelemahan dari Fujifilm.
86 87
Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 Wawancara pada tanggal 23 September 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer dari Fujifilm menjawab kelemahan dari kamera Fujifilm sebagai berikut: “.. Wah mba aku sampe frustasi dengan kamera Fujifilm, fokusnya itu lama banget suka kehilangan objek yang mau diambil karna fokusnya lama itu. 88 Lalu peneliti menggali lagi mengenai kejadian yang dialami Bapak Adit Kuncoro menyanyakan perasaannya saat kehilangan objek yang akan diambil, berikut penuturannya: “.. Ya mau gimana mba aku sabar ajah sih, jadi ak kasih trik, sebelum mau mulai foto aku selalu setting fokusnya, jadi bisa diselesaikan sedikit lah, tapi aku sudah komplain ke pihak Fujifilm.”89
c.
Peluang (Opportunity) Merupakan situasi eksternal perusahaan yang berpotensi menguntungkan. Dapat dimanfaatkan bagi perusahaan untuk dapat berkembang di kemudian hari. Bapak Johanes Rampi memaparkan peluang dari Fujifilm: “ Peluang tentunya masih ada, saat ini foto menjadi kebutuhan sehari – hari, peluang untuk Fujifilm masih terbuka, walaupun saat ini handphone lebih dominan. Tinggal bagaimana kita komunikasikan dengan target market kita keunggulan foto dengan kamera Fujifilm dibandingkan foto dengan handphone.”90
88 89 90
Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 Ibid Wawancara pada tanggal 23 September 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Peluang pun dijelaskan berbeda dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa : “.. Peluang Fujifilm saat ini adalah masyarakat sudah menyadari bahwa membawa kamera besar sudah tidak nyaman digunakan saat traveling, sehingga Fujifilm punya peluang besar para pemilik kamera DSRL akan pindah ke sistem Mirrorless yang saat ini Fujifilm miliki..”91
Dan wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer menjawab peluang dari Fujifilm sebagai berikut: “... Wah peluang Fujifilm saat ini banyak banget mba, secara saat ini anak-anak muda lagi suka dengan barang-barang retro dan bisa dibilang kamera bukan sebagai kebutuhan lagi untuk mereka sudah sebagai lifestyle..”92
d.
Ancaman (Threath) Merupakan situasi atau kondisi eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Berikut penjelasan dari Bapak Johanes Rampi perihal apa saja yang menjadi ancaman Fujifilm: “ Kompetitor berlomba-lomba dalam teknologi, juga untuk ukuran sensor Fujifilm saat ini masih menggunakan ukuran kecil bisa disebut dengan APSC sedangkan kompetitor sudah menggunakan sensor besar yang disebut Full Frame disini bisa disebut sebagai ancaman terbesar Fujifilm. Dan Fujifilm saat ini belum mau untuk mengembangkan sensor yang lebih besar.”93
91 92 93
Ibid Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 Wawancara pada tanggal 23 September 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Pada ancaman diperjelaskan berbeda dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa : “.. Sebagai brand yang sempat vacum dari bisnis kamera, Ancaman kami saat ini bukan hanya dari sesama brand kamera digital saja, coba perhatikan selama ini berapa orang di Indonesia ini yang memakai smartphone, semua orang rata-rata sudah pakai smartphone. Dimana yang kita ketahui saat ini smartphone memiliki kualitas kamera yang bisa dibilang bagus bahkan dengan dukungan aplikasi tambahan hasil foto seperti terlihat mengunggakan kamera digital. Jadi saat ini acamana terbesar Fujifilm justru dari smartphone.”94
Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer Fujifilm menjawab ancaman untuk kamera Fujifilm sebagai berikut: “.. Menurut aku sih ancaman yang paling dekat saat ini Brand Sony mba, kamera sistemnya sama sepeti Fujifilm tapi memiliki sistem Full Frame sehingga fokus lebih cepat mba. Tapi tetep mba harganya selangit, jadi yang paling cocok Fujifilm deh menurut saya.”95
Didalam penyusunan aktivitas pemasaran maupun promosi analisi SWOT sangat diperlukan untuk menetapkan startegi apa yang akan digunakan untuk promosi atau aktivitas pemasaran Fujifilm untuk meningkatkan penjualan.
94 95
Ibid Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
4.2.1.2 Analisis Segmentasi, Positioning, dan Targeting (STP) Berdasarkan komponen-komponen yang terdapat pada strategi promosi adalah segmentasi, positioning, dan targeting. Maka peneliti menanyakan hal ini, dalam penelitian ini dijelaskan STP dari strategi promosi Fujifilm oleh Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Fujifilm. a. Segmentasi Pemaparan dari Bapak Johanes rampi untuk produk Fujifilm segmentasi produknya sebagai berikut: “.. Demografi,penjualan produk Fujifilm ditujukan untuk penduduk urban yang memiliki kebutuhan sosialiasi lebih tinggi seperti sehabis pulang kantor hangout bawa kamera untuk foto-foto atau hanya sekedar prop untuk di foto. Fujifilm menetapkan wilayah sasaran geografik kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Medan.”96 Segmentasi dijelaskan berbeda dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Marketing menerangkan bahwa: “ Saat ini produk bisa masuk semua segmentasi dari daily user, hobiest dan profesional semua produk kita ada.”97
96 97
Wawancara pada tanggal 23 September 2015 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Dan dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku X-Influncer Fujifilm menjawab segmentasi untuk kamera Fujifilm sebagai berikut: “ Karena aku udah punya style foto sendiri, baik sebelum aku posting pake fuji, dari awal masih pake hp. Stylenya udah tau kaya gimana, followerku yg follow dari dulu pasti tau itu. Tp follower baru pasti ngerasa, oh itu efek pake fuji.”98
b. Targeting Pemaparan dari Bapak Johanes rampi untuk produk Fujifilm targeting produknya sebagai berikut: “.. Pria dan wanita, Berusia remaja sampai dewasa Photografer ataupun hobiest..”99 Targeting dijelaskan berbeda dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Marketing menerangkan bahwa: “ Mirrorless saat ini sangat berkembang dan Fujifilm sudah investasi besar maka untuk di Indonesia kami menargetkan untuk menjadi No 1.”100
Dan dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku X-Influncer Fujifilm menjawab segmentasi untuk kamera Fujifilm sebagai berikut: “ Dari segi target, jujur sih gak ada, karena pake instagram kan untuk share hobi fotonya aja. Cuma kadang itu bisa membantu utk cari kerjaan sih mbak dan karena aku jg moto kerjaan tersebut pake 98 99
Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 Wawancara pada tanggal 23 September 2015 Ibid
100
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
fuji, itu ky promosi gratis juga untuk fuji karena orang jd penasaran.”101
c. Positioning Pemaparan positioning dari Bapak Johanes Rampi untuk produk Fujifim sebagai berikut: “... Kalau bicara tentang positioning Fujifilm, produk kami jelas beda dengan kompetitor yah, Fujifilm sudah 80 tahun di teknologi film, sehingga kami bisa mengaplikasikan film analog dikamera digital kami. Sedangkan untuk kompetitor tidak ada yang berpengalaman di Film analog..”102 Positioning dijelaskan berbeda dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager menerangkan bahwa : “ Positioning produk Fujifilm dilihat dari pasaran lebih banyak untuk daily user dan hobiest. Tidak hanya itu seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahwa kita juga ada untuk line up profesional.”103
Dan dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku X-Influncer Fujifilm menjawab segmentasi untuk kamera Fujifilm sebagai berikut: “ Positioning-nya sih udah jelas, yang pasti seumuran sama aku dan beberapa di atasku tapi mungkin lebih banyak yang di bawahku. Karna anak muda kan pengguna intense social media, dan pasti look up-nya ke arah yang udah tau tools yang bisa bantu mereka gimana. Cuma karena aku style juga bukan instagram banget jdnya ya beda lagi.”104
101
Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 Wawancara pada tanggal 23 September 2015 103 Ibid 104 Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Analisis SWOT dijelaskan oleh Bapak Johanes Rampi, Bapak Wawan dan Bapak Adit dari hasil wawancara dijelaskan berbeda. Setalah melalukan analisis SWOT selanjutnya dilakukan Analisis STP hal inipun dijelaskan berbeda. Untuk lebih detail berdasarkan hasil dari wawancara pada proses perencanaan dapat dilihat dengan bagan berikut : Gambar 4.1
Tahapan dalam menyusun strategi promosi
4.2.1.3 Penentuan Anggaran Anggaran promosi yang digunakan harus ditentukan berdasarkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan strategi promosi yang sudah ditetapkan. Adapun penetapan anggaran yang dibuat Fujifilm akan dipaparkan oleh Bapak Johanes Rampi sebagai berikut: “.. Anggaran biasanya kita sudah budget dari total sales yang kita capai maka perusahaan akan tetapkan budget promosi, anggaran 3% dari total sales.”105 Bapak Johanes Rampi menjelaskan lebih detail untuk alokasi anggaran promosi Fujifilm untuk media cetak sudah kami kurangi tidak 105
Wawancara pada tanggal 23 September 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
seperti awal tahun 2011 kita masih fokus di media cetak, saat ini kita lebih alokasi anggaran promosi untuk media sosial seperti paid promote di facebook, kita endorse selebgram dengan barter produk Fujifilm dan google ads. Dari hasil wawancara dengan Bapak Wawan setiawan selaku Sales Manager menerangkan bahwa: “ Untuk anggaran promosi biasanya sales tidak pernah tahu, hanya sebatas tahu jualan saja.. hahaha.”106
Penentuan anggaran termasuk dalam proses perencanaan dalam menentukan strategi promosi untuk mencapai tujuan untuk mencapai target penjualan pada PT Fujifilm Indonesia penentuan anggaran ditetapkan sebesar 3% dari total sales. Setelah menetapkan penentuan anggaran selanjutnya adalah pelaksaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari strategi promosi. 4.2.2. Pelaksanaan Sebuah strategi promosi memang sangat dibutuhkan oleh setiap pemasar dalam mempromosikan produknya, begitu juga dengan PT Fujifilm Indonesia yang membutuhkan startegi promosi terencana dan tersusun dengan baik untuk mengenalkan produk kamera digital Fujifilm kepada target pasarnya agar dapat meningkatkan penjualan.
106
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Adapun
pelaksanaan
untuk
melakukan
strategi
promosi
menggunakan tools IMC. Sebelum membahas tools IMC yang digunakan, peneliti akan menjabarkan strategi promosi apa yang digunakan oleh PT Fujifilm Indonesia agar tujuannya bisa tercapai. Peneliti akan menanyakan kepada Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia agar tujuan tersebut bisa tercapai sebagai berikut: “ Strategi promosi memakai instagram ini dimulai sejak bulan Mei 2012 saat kita launching kamera Fujifilm X-M1 dan X-A2 yang memiliki fitur WiFi.”107
Gambar 4.2 Mulai menggunakan Instagram pada saat launching kamera Fujifilm X-M1 dan X-A2
Sumber : Instagram @fujifilm_id
Dari hasil wawancara diketahui bahwa untuk media social Fujifilm dikelola sendiri oleh bagian Marketing dan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager PT Fujifilm Indonesia menerangkan bahwa :
107
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
“ Media social Facebook, twitter, Instagram kita tidak pernah pakai pihak ke tiga, yah adminnya team marketing.”108 Peneliti merasa tertarik dan bertanya lebih lanjut kenapa tidak memakai pihak ketiga untuk mengelola media socialnya Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing menerangkan bahwa: “ Lebih baik dikelola sendiri, kalau pakai agency ribet kordinasinya.”109 Dan ada beberapa program strategi promosi yang dilakukan oleh Fujifilm yang dijelaskan oleh Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia. “ Kita biasa gunakan selebgram, giveaway, joint promosi gitu di Instagram.”110
Lalu ia melanjutkan lagi penjelasan mengenai strategi promosi yang dilakukan seperti: “... Strateginya menggunakan selebgram dengan kita berikan produk dan dia post hasil fotonya di akun dia. Untuk Giveaway biasanya kita lakukan saat mau launching produk baru atau saat ada moment seperti tahun baru dan hari raya.”111
108
Ibid Ibid 110 Ibid 111 Ibid 109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Gambar 4.3 Contoh gambar dari selebgram
Sumber Instagram @aditpk
Peneliti pun tertarik menggali lebih dalam lagi mengapa menggunakan selebgram sebagai strategi promosinya disamping dengan ia menggunakan giveaway dan joint promo yang tidak begitu berpengaruh dan Bapak Johanes Rampi mengatakan : “... Strateginya menggunakan selebgram itu kena banget, pernah saya kunjungan ke dealer ada konsumen bilang mau beli kamera Fujifilm yang dipake Adit. Dia itu selebgram kita mba. Kaget tuh saya wah barti strategi saya menggunakan selebgram berhasil neh.112
Setelah itu ditambahkan lagi untuk tujuan kenapa menggunakan selebgram tersebut yang digunakan, berikut penjelasan Bapak Johanes Rampi.
112
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
“.. Penjualan terus meningkat dan dealer juga bilang udah ga susah sekarang jualan fuji, orang datang langsung tanya fuji.”113
Adapun proses dalam melakukan strategi promosi, yang dapat kita lihat dari hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia. “.. Awalnya saya liat Instagram Adit, dia pakai kamera Fujifilm. Terus team saya hub Dia, lalu kita ketemuan untuk meeting dan Adit setuju untuk kita kasih produk Fujifilm untuk posting foto-foto hasil dari kamera Fujifilm.”114
Peneliti menggali lebih dalam lagi mengenai seberapa efektif selebgram dalam mempromosikan Fujifilm. Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia mengatakan: “.. Kaya yang tadi dijelasin mba, penjualan naik, follower Fujifilm bertambah dan yang berasa itu awarness Fujifilm.”115
Berbicara mengenai peningkatan penjualan, Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia menjelaskan: “Peningkatan penjualan itu dratis yang tadinya kita ga pernah capai target, ini sehabis pakai instagram dan endorse Adit kita bisa capai target. Sampe ada kita kurang stok dan minta stok dari negara lain untuk penuhi permintaan pasar.” 113 114 115
Ibid Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Strategi promosi merupakan suatu hal yang terpenting dalam mengkomunikasikan produk yang kita pasarkan kepada masyarakat atau konsumen dengan begitu tujuan yang ingin dicapai juga dapat terwujud. Disamping promosi yang dilakukan didukung pula tempat berjualan dan berpromosi yang tepat sesuai dengan target market yang kita tuju. Sama halnya dengan Fujifilm, ia berjualan sesuai dengan target market yang dituju dan ini penuturan dari Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia menjelaskan: “ Untuk tempat berjualan kita distribusikan ke dealer dan saat ini ada 80 dealer yang aktif pengambilan ke kita, selain itu saya selektif untuk penambahan dealer agar tidak terjadi perang harga. Tempat promosi lebih fokus media social sekarang.”116
Hal serupa juga sama dijelaskan oleh Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia. Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer menjawab mengenai tempat berjualan dan promosi dari Fujifilm sebagai berikut: “ Kalau mau beli kamera Fuji, sih mending ke toko kamera yang besar di Jakarta, soalnya kalo yang toko kecil pasti ngga ada kamera Fuji, ntahlah mba sepertinya fuji selektif dalam milih toko. Kalau dari promosi lebih banyak di media social jarang tuh liat iklan fuji di koran apalagi billboard.”117
116
Ibid
117
Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia menambahkan alasan ia menggunakan media tersebut adalah: “ Kalau kita pakai media cetak atau billboard berapa puluh juta mba yang keluar untuk promosi, sekarang sudah ada media social yang murah dan efektif bisa langsung komunikasi dua arah dengan pengguna produk Fujifilm. Kalau di twitter kan terbatas hanya kata dan 140 karakter sedangkan di Instagram bisa upload hasil foto langsung.”118
Menurut Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia mengenai seefektif apa media tersebut dijelaskan sebagai berikut : “ Instagram kan visual mba yang disajikan, jadi selain dari hasil foto orang habis motret pake kamera Fujifilm bisa langsung upload ke Instagram. Jadi keliatan hasil kamera kita.”119
Selain menggunakan media sosial sebagai tempat berjualan dan berpromosi yang digunakan oleh Fujifilm peneliti menanyakan mengenai apakah Fujifilm ini juga menggunakan website dan berikut penuturan dari Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia: “… Udah ada website tapi kurang di maintance, Fujifilm Indonesia kan subsidary mba, jadi masih dibawah pengawasa Fujifilm Asia Pasific, yang urus website itu Fujifilm Asia Pasific.”
118 119
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Gambar 4.4 Website Fujifilm Indonesia
Sumber : www.fujifilm.co.id Setelah peneliti mengetahui bahwa Fujifilm berpromosi melalui media sosial yaitu salah satunya instagram, maka didukung juga dengan melakukan bauran promosi online, antara lain advertising, sales promotion, public relation, direct marketing dan personal selling. 4.2.2.1. Advertising Menurut Freddy Rangkuti, iklan yang digunakan dalam online IMC adalah link ke situs lainnya, serta iklan yang diletakkan dalam situs yang bersangkutan. Advertising yang dilakukan oleh pihak Fujifilm, sesuai hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia sebagai berikut: “Link di Instagram sih twitter dan facebook kita ga bisa link ke website karena bukan kita yang maintance tapi informasi produk lengkap di website.”120
120
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Gambar 4.5 Contoh Instagram fujifilm link ke twitter
Sumber twitter @Fujifim_ID
Dan Bapak Johanes Rampi menambahkan mengenai kapan saja dia melakukan iklan yang dijelaskan dibawah ini: “Emm.. kadang kalau lagi ada promo kita bisa posting sehari 5 kali biar follower aware tapi kadang seminggu sekali kita posting kaya repost foto.”121
Dari hasil wawancara Bapak Johanes Rampi memaparkan setiap posting di Instagram selalu link ke facebook dan twitter. Peneliti menanyakan alasan kenapa di link ke facebook dan twitter berikut ini
121
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
penjelasan dari Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia: “Jadi kita ngga perlu posting lagi di facebook atau twitter lagi kan bisa ngelink tuh semua media social informasinya sama.” 122 Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer menjawab mengenai Advertising yang dilakukan oleh Fujifilm: “..Ih suka gemes mba sama postingan di Fujifilm kadang sehari berkalikali kadang sampe 2 minggu ngga ada postingan”123
4.2.2.2. Sales Promotion Strategi yang satu ini adalah sebuah upaya singkat untuk mendorong calon pelanggan melakukan pembelian. Sasaran pasarnya beragam, mulai dari pelanggan perorangan, distributor bahkan beragam. Cara promosi ini biasanya dikemas dalam pemberian seperti: (a) Menawarkan sesuatu secara gratis, (b) Memberikan kupon atau diskon atau penawaran khusus lain, (c) Memberikan program-program yang berhubungan dengan program loyalitas, (d) Memberikan program yang berkaitan dengan undian, games serta berbagai permainan yang akan ditentukan pemenangnya, (e) Membuat games online. Untuk program sales promotion yang dilakukan oleh Fujifilm menurut Bapak Johanes Rampi:
122 123
Ibid Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
“.. Tiap bulan selalu ada promo cashback tapi ngga semua produk kita cashback, dapat info dari team sales produk apa yang stoknya over kita buat promo deh, semacam cashback atau bonus pembelian”124 Gambar 4.6 Contoh sales promotion
Sumber Instagram @fujifilm_id Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia. Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku X-Influncer menjawab mengenai Sales Promotion yang dilakukan oleh Fujifilm: “ Fujifilm tuh baik banget mba, suka bagi-bagi lensa, pernah yah setiap pembelian tipe kamera X-T10 free lensa 35.”125
4.2.2.3. Public Relation Semua informasi yang mendukung perusahaan akan dengan mudah tersaji dan dinikmati oleh pelanggan melalui situs web resmi perusahaan dengan cara, antara lain: (a) Kumpulan pertanyaan-pertanyaan berikut jawaban yang sering ditanyakan oleh konsumen atau biasa disebut dengan frequently asking quentions (FAQ), (b) Press Center, (c) Press Release, (d) Galeri foto, (e) Pendaftaran untuk menerima e-newsletter, (f) 124 125
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016 Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Testimonial atau buku tamu online, (g) Merekomendasikan situs ini ke orang lain, (h) E-postcard gratis atau bentuk-bentuk fail lainnya yang dapat diunduh secara gratis. Peneliti menanyakan bagaimana Fujifilm memberikan kepercayaan bahwa produk ini terpercaya yang bersangkutan dengan program public relations. Penuturan dari Bapak Johanes Rampi sebagai berikut: “.. Menjaga hubungan baik dengan beberapa editor media seperti Camera Digital Magazine, mereka sering review produk Fujifilm dan selalu dipublish dimajalah Digital Camera.”126 Gambar 4.7 Public relation Fujifilm
Sumber Youtube Digital Camera Magazine Dari
hasil
wawancara
dengan
Bapak
Wawan
Setiawan
menerangkan bahwa :
“Kalau fujifilm.com selalu update newsletter, konsumen selalu saya arahkan ke fujifilm.com jika mau tahu info terbaru dari Fujifilm seperti update Firmware.”127
126 127
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Peneliti
kemudian menanyakan
mengenai
apakah
Fujifilm
memberikan FAQ seperti pertanyaan-pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh konsumen, ini dia penjelasan dari Johanes Rampi:
“… Jarang si upload gitu, tapi pernah di facebook seperti jelaskan bagaimana cara service..”128
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Manager PT Fujifilm Indonesia. Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku X-Influncer dari Fujifilm menjawab public relations yang dilakukan oleh Fujifilm sebagai berikut: “ Fujifilm Indonesia websitenya ngga aktif mba, kadang yang Fujifilm.com sudah ada berita baru tapi fujifilm.co.id masih ada berita saat 2011.”129
4.2.2.4. Diret Marketing Proses dimana perusahaan berkomunikasi secara langsung dengan target pasar untuk menghasilkan respons atau transaksi secara online dengan cara menyediakan sebagai berikut: (a) Nomer telepon atau contact number, (b) Nomer Faksimile, (c) Alamat, (d) Alamat Surat, (e) Link ke email, (f) Formulir tanggapan atau komentar secara online, (g) Site map, (h) Search index, (i) Virtual tour, (j) Section yang menjelaskan hal-hal yang terbaru atau What’s new, (k) Kalender kegiatan, (l) Informasi mengenai laporan cuaca lokal atau laporan mengenai nilai tukar, (m) Joke atau
128 129
Ibid Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
gambar kartun, (n) Peta lokasi, (o) Fasilitas untuk menggunakan bahasa lain misalnya versi bahasa Inggris. Program direct marketing yang digunakan oleh Fujifilm yang diketahui oleh peneliti ketika peneliti menanyakan mengenai cara konsumen memesan barang di Fujifilm. Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing menjelaskan: “.. Ijin perusahaan Fujifilm distribusi, kita ngga bisa jual langsung ke konsumen, paling kalau ada konsumen yang tanya beli dimana kami sebutkan nama-nama dealer resmi kita.”130
Hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setiawan selaku Sales Marketing menerangkan bahwa: “ Konsumen suka banyak telpon ke kantor, kadang kalau kita sedang posting promo di Instagram pasti tanya beli dimana, yah kita mention ajah dealer yang punya Instagram, konsumen langsung kita arahkan ke dealer.”131 Peneliti lalu menayakan lagi apa suka memberi info tentang event yang sedang dilaksanakan, berikut penjelasan dari Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia. “ Pasti kita info, selain itu saat ini hanya media sosial media promosi kita.”132 Peneliti kemudian menggali lagi mengenai program direct marketing yang dilakukan oleh Fujifilm dengan memberikan pertanyaan mengenai apakah pernah menampilakan seperti gambar kartun dengan lelucon sebagai hiburan untuk para pengikut di instagram agar pengikut 130 131 132
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016 Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
tidak jenuh dengan update-an produk saja, lalu Bapak Johanes Rampi menjawab “ Nggap pernah, paling kita kasih selingan repost foto dari follower yang tag ke @fujifilm_id.”133 Fasilitas pilihan bahasa merupakan salah satu cara yang terdapat dari program direct marketing, peneliti pun menanyakan mengenai apakah Fujifilm multi bahasa untuk berbicara kepada konsumen dan inilah penuturan dari Bapak Johanes Rampi:
“ Sering multi bahasa, biasanya caption bahasa inggris tapi saat konsumen ada yang konsumen yang koment kita jawabnya pake bahasa Indonesia.”134 Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer dari Fujifilm menjawab direct marketing yang dilakukan oleh Fujifilm sebagai berikut:
“ Setahu saya sih Fuji ada showroom di Grand Indonesia, saya suka info ketemen-temen kalau beli ke showroom Fuji.”135 4.2.2.5. Personal Selling Personal selling secara online dikemas dalam balutan situs web resmi perusahaan, yang menampilkan semua produk dan rincian harga. Strategi personal selling secara online sangat efisien dibandingkan door to door. Kuncinya adalah pemasar harus segera menanggapi pertanyaan calon pelanggan secepat mungkin agar tidak berpaling ke pesaing.
133 134 135
Ibid Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
Disamping itu personal selling secara online menyediakan fasilitas untuk melakukan penjualan, misalnya dengan cara: fasilitas booking secara online, fasilitas melakukan pemesanan secara online, fasilitas melakukan penjualan secara online, serta berbagai fasilitas transaksi lainnya secara online. Cara pembayaran secara online sebaiknya digunakan seperti melalui kartu kredit, paypal, dan sebagainya. Program personal selling yang dilakukan oleh Fujifilm yang diberikan kepada konsumen yang dijelaskan oleh Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia sebagai berikut: “ Ada promotor yang biasanya kita tempatkan didealer untuk menjelaskan produk Fujifilm.”136 Setelah membahas program bauran promosi online, sudah diketahui sebelumnya bahwa Fujifilm promosi melalui Instagram. Dalam Instagram memiliki cara-cara tertentu untuk promosi seperti SFS, endorsement atau selebgram, paid promote dan give away. a. SFS SFS merupakan kepanjangan dari Shoutout For Shoutout, yaitu saling mempromosikan sesama online shop di instagram. Biasanya jika seorang penjual mempunyai barang dagangan yang berbeda dengan penjual lainnya, penjual-penjual tersebut akan saling mempromosikan dagangan mereka.
136
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
Peneliti menanyakan mengenai apakah Fujifilm pernah mengikuti SFS dan Bapak Johanes Rampi menjawab: “ Sama sekali ngga pernah..”137
b. Endorsement atau Selebriti Instagram (Selebgram) Endorsement secara sederhananya berarti testimoni pada sebuah iklan yang diberikan baik tertulis maupun lisan terhadap suatu produk. Sehingga selebgram yang meng-endorse (support) produk atau brand tersebut. Dalam penggunaan selebgram ditemukan kendala dari hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia, sebagai berikut: “ Ga ada, selebgram malah bantu banget, sering bantu repost dan buat konsep kalo kita mau ada lomba foto..”138 Peneliti menanyakan lagi kepada Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia mengenai adakah calon pembeli yang terpengaruh dari selebgram tersebut dan berikut penjelasannya: “ Ada.. setiap kita keluar produk baru biasanya kita kasih selebgram untuk coba dulu dan pasti konsumen penasaran. Dan langsung deh pas produk ada dipasaran cepet banget jualanya.”139
137 138 139
Ibid Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit Kuncoro selaku XInfluncer dari Fujifilm menjawab selebgram yang dilakukan oleh Fujifilm sebagai berikut: “ Aku kan udah sekitar 2 tahun di endorse Fuji sekarang berasa karyawan Fuji, banyak follower aku tanya harga, sampai cara pakai kameranya.”140
c. Paid Promote Sistem paid promote adalah di mana para brand hanya perlu membayar
sejumlah
uang kepada
Instagramer
tertentu
yang
mempunyai jumlah followers sangat banyak untuk mem-posting foto produk di tempat mereka. Untuk paid promote Fujifilm tidak pernah menggunakannya, berikut penjelasan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia: “Ngga pernah pake paid promote, paling kita pinjamkan mereka kamera untuk coba setelah itu mereka posting dan mention ke kita, biasanya banyak deh tuh yang follow kita, lumayan sih tambah follower.”141 d. Give Away Metode give away ini diadakan oleh para brand dengan beberapa tujuan untuk menambah followers, like pada produk, dan ingin dekat dengan followers. Give away merupakan sebuah permainan atau kontes dimana ada yang penyelenggara, lengkap dengan peraturan-peraturan dan tata cara untuk mendapatkan hadiahnya.
140 141
Wawancara pada tanggal 27 Desember 2015 Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
Give Away yang dilakukan oleh Fujifilm telah dijelaskan juga seperti diatas tadi bahwa Fujifilm melakukan give away dengan cara mengadakan lomba foto dan memberikan peraturan yang cukup ringan yaitu posting foto sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager dari Fujifilm menjawab give away yang dilakukan oleh Fujifilm sebagai berikut: “ Fuji termasuk sering buat give away, biasanya kalau mau launching produk atau ada moment hari raya, hadiah yang diberikan kamera atau lensa, yang ikut lomba banyak banget deh.”142
Pada pelaksanaan strategi promosi Fujifilm menggunakan bauran promosi online yang terdiri dari Advertising, Sales Promotion, Public Relation, Direct Marketing, Personal Selling sedangkan untuk media nya Fujifilm menggunakan Instagram yang cara promosinya menggunakan SFS, Endorsement, Paid Promote dan Giveaway. Dari bauran promosi online dan media instagram yang digunakan saling berkaitan. Untuk lebih detail dalam pelaksanaan strategi promosi PT Fujifilm Indonesia dapat dilihat dalam gambar berikut :
142
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
Gambar 4.8 Penjelasan Pelaksanaan
4.2.3. Pengawasan dan Evaluasi Tahap terakhir dari proses perencanaan promosi adalah melakukan pengawasan dan evaluasi program promosi. Tahap akhir dalam proses ini adalah
memberikan
umpan
balik
(feedback)
kepada
manajemen
perusahaan terkait dengan efektivitas program promosi yang telah dilakukan sebagai masukan untuk proses perencanaan manajemen ke depan. Dari strategi promosi yang telah dilakukan oleh Fujifilm peneliti kemudian menanyakan mengenai pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Fujifilm. Dari hasil wawancara dengan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia mengenai apakah melakukan pengawasan dan evaluasi sebagai berikut: “… ya kita ada didunia digital marketing banyak tools yang digunakan seperti iconicgram, statisgram.”143 143
Wawancara pada tanggal 8 Januari 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
Untuk pengawasan yang Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujifilm Indonesia lakukan ternyata ada kendala yang ditemui ketika menggunakan selebgram, sebagai berikut: “… Gak ada sih alhamdulillah sih gak ada kendala, aman-aman aja..”144 Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujfiilm Indonesia menambahkan penjelasan yang menjawab mengenai hasil pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Fujifilm dari sisi keefektifan media sebagai tempat berpromosi sebagai berikut: “… Yah seefektif instagram sih ya. Jadi bisa ukur seberapa orang yang tertarik dengan produk yang sedang kita posting.”145 Peneliti kemudian menanyakan Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujfiilm Indonesia mengenai followers instagram yang saat ini dimiliki Fujifilm sebagai berikut: “… Instagram kurang lebih 50K.”146 Melihat jumlah followers instagram Fujifilm yang cukup banyak, peneliti menanyakan lagi Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujfiilm Indonesia mengenai antusias pengikuti instagram Fujifilm dan berikut jawabannya: “… Ya gitu, setiap update banyak yang nge-like terus koment bisa beli dimana, harga berapa.”147 Peneliti menggali lebih dalam lagi untuk menanyakan kepada Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujfiilm 144
Ibid Ibid 146 Ibid 147 Ibid 145
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
Indonesia mengenai dari elemen-elemen promosi yang telah dilakukan yang memiliki pengaruh besar pada perkembangannya hingga sekarang ini, berikut penuturannya: “… Pasti selebgram itu paling efektif sampai sekarang.”148 Setelah peneliti mengetahui bahwa selebgram merupakan elemen yang paling efektif dari strategi promosi Fujifilm, peneliti menanyakan kepada Bapak Johanes Rampi selaku General Manager Sales & Marketing PT Fujfiilm Indonesia mengenai adakah calon pembeli yang terpengaruh dari selebgram tersebut dan berikut penjelasannya: “… Ada. Jadi kaya dia posting foto banyak yang nge-like otomatis banyak yang buka instagram kita, gitu. Yang pernah saya alamin sendiri pas kunjungan ke dealer ada konsumen langsung bilang mau beli kamera Fujifilm kaya yang dipake Adit.”149
4.3.
Pembahasan Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa PT Fujifilm Indonesia memang menggunakan sebuah strategi promosi dalam mempromosikan produk-produknya, dan strategi promosi itu terencana dan tersusun dengan baik untuk meningkatkan penjualan ditahun 2015. Berikut hasil temuan yang dapat dilihat pada bagan berikut:
148 149
Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
Gambar 4.8 Pembahasan
Berdasarkan pokok bahasan hasil analisis data dipaparkan berdasarkan fokus penelitian dengan melakukan beberapa tahapan, tahapan yang pertama yaitu
analisis SWOT. Dalam hasil penelitian
mengenai analisis SWOT yang digunakan untuk mengetahui unsur-unsur yang dapat memetakan kondisi dari suatu perusahan ataupun produk yang baru diluncurkan bahkan yang sedang berjalan agar terindentifikasi secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran perusahaan. Analisis ini didasarkan kepada pemikiran yang menitikberatkan kepada kekuatan (strength), peluang (opportunity) juga dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Kekuatan (strength) yang dimiliki Fujifilm yaitu terletak pada teknologi yang ditawarkan, 80 tahun berdiri sebagai perusahaan fotografi Fujifilm terus berinovasi menciptakan produk yang berkualitas dan dengan mengapdosi teknologi film yang dapat di terapkan di kamera digitalnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
dan tetap konsisten dengan perkembangan fotografi menjadi kekuatan Fujifilm. Walaupun memiliki kekuatan, Fujifilm juga masih memiliki kelemahan (weakness), yaitu dari sisi marketing brand Fujifilm belum terlalu dikenal konsumen untuk produk kamera digital, saat ini brand kompetitor yang lebih dikenal konsumen selain itu dari sisi produk teknologi terus berkembang dan kelemahan yang paling menonjol adalah auto focus kamera digital fujifilm yang terbilang cukup lambat dibandingkan brand kompetitor. Dari sisi konsumen pun merasakan hal yang sama yaitu auto focus yang lambat. Ancaman (threats) tetaplah ada yaitu Fujifilm merupakan produk berteknologi saat kompetitor terus berkembang dan teknologi Full Frame saat ini Fujifilm masih menggunakan APSC menjadi ancaram jika konsumen konsider dengan sensor yang berukuran besar, selain dari ukuran sensor berkembanganya samrtphone yang memiliki fitur kamera menjadi ancaman tersendiri saat ini . Dari hasil data analisis SWOT, sebuah kelemahan dapat ditutupi dari kekuatan produk Fujifilm yang terus berinovasi dalam hal teknologi dimana Fujfilm yang bisa mengembangkan teknologi yang ada di film analog dan dapat diterapkan di kamera digital Fujifilm. Setelah analisis SWOT terlaksana maka langkah selanjutnya adalah penentuan STP (segmentasi, targeting, dan positioning). Segmentasi adalah merupakan usaha untuk mengelompok-kelompokkan pasar dari pasar yang bersifat heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
sifat homogen. Berikut peneliti menemukan bahwa segmentasi dari Fujifilm yaitu lebih kepada daily user, hobiest maupun profesional. Untuk target dan Fujifilm adalah pria dan wanita yang menyukai fotografi. Ketika ingin menentukan pasar sasaran yang dilakukan yaitu yang pertama harus mengidentifikasi kebutuhan spesifik dari kelompokkelompok konsumen (segmen) yang terdapat dalam masyarakat. Selanjutnya memilih segmen-segmen tersebut sebagai target dan merancang program pemasaran agar promosi berjalan dengan baik kepada masing-masing target pasar yang telah diarahkan. Fujifilm dalam menentukan strategi promosi memilih segmen pasar yang dibedakan berdasarkan variable: a. Geografis Wilayah
: Kota-kota besar di Indonesia
b. Demografis Jenis Kelamin
: Pria dan Wanita
Usia
: 20 – 55 tahun
Status
: Mahasiswa, pekerja urban, profesioal fotografer.
Setelah segmentasi, targeting dari Fujifilm yaitu orang-orang yang menyukai fotografi. Setelah ditetapkan maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning Fujifilm boleh dibilang sudah dikenal oleh banyak orang dengan menggunakan selebgram sebagai promosi yang dilakukannya. Konsumen yang mengetahui Fujifilm
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
awalnya dari selebgram tersebut dan mereka menyatakan bahwa Fujifilm produk yang berkualitas. Ketika unsur-unsur dianalisa, selanjutnya yaitu menentukan anggaran promosi yang digunakan berdasarkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan komunikasi yang sudah ditetapkan. Maka penentuan anggaran promosi yang dilakukan oleh Fujifilm yaitu sekitar 3% dari total penjualan dan disebagian besar digunakan untuk facebook advertising dan endorse selebgram. Fujifilm menggunakan selebgram maupun paid promote dalam penentuan anggaran promosi yang dikeluarkan dengan barter produk kamera digital tidak pernah memberikan uang tunai. Sebelum mebahas mengenai program IMC secara online yang dipakai oleh Fujifilm, membahas terlebih dahulu strategi promosi yang digunakan yaitu dengan menggunakan selebgram, paid promote, give away. Namun, Fujifilm menyatakan bahwa promosi yang lebih efektif yaitu menggunakan selebgram karena selebgram tersebut telah memakai produk Fujifilm untuk kegiatan fotonya yang di posting ke instagram dan dengan mengggunakan selebgram penjualan dapat meningkat. Fujifilm dalam melakukan strategi promosi dengan menggunakan selebgram harus mengawalinya melalui proses menghubungi artis yang ingin di endorse, setelah artisnya menyetuji lalu artis tersebut memilih barang sesuai dengan keinginannya, Fujifilm langsung mengirim barang sesuai dengan keinginan selebgram tersebut dan ketika barang sampai di selebgram
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
sudah posting di instagram dan tag ke akun Fujifilm serta menggunakan #fujifilm. Selebgram yang dipakai oleh Fujifilm sangat selektif tidak asal endorse, selebgram yang dipilih memang suka foto dan suka produk fujifilm. Ini menjadi point tersendiri bagi Fujifilm, jika seseorang suka produknya akan loyal sendiri terhadap brand. Tetapi dampak yang paling dirasakan Fujifilm yaitu peningkatan penjualan, pada saat menggunakan selebgram sampai kehabisan stok karena permintaan pasar yang begitu besar. Disamping promosi yang dilakukan, didukung pula tempat berjualan dan berpromosi yang tepat sesuai dengan target market yang dituju. Sama halnya dengan Fujifilm, ia promosi sesuai dengan target market yang dituju yaitu melalui instagram, karena instagram saat ini lebih mudah digunakan dan sedang menjadi trend dikalangan brand untuk dijadikan berpromosi. Disamping itu instagram juga lebih mudah untuk melihat notification seperti followers yang komen dari gambar-gambar yang sudah terpajang. Setelah mengetahui bahwa Fujifilm berpromosi melalui media sosial yaitu instagram, maka didukung juga dengan melakukan bauran promosi online, antara lain advertising, direct marketing, public relation, personal selling, dan sales promotion.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
Point pertama yaitu advertising. Bahwa Fujifilm telah melakukan advertising ketika sedang ada sales promo dan menge-link dari instagram ke twitter dan facebook saja. Namun, setelah peneliti melakukan observasi langsung ke facebook Fujifilm ternyata Instagram memang link ke facebook, tetapi untuk beberapa postingan yang diposting di Facebook tidak di posting di Instagram. Setelah peneliti mengkonfirmasi dengan Bapak Johanes Rampi menerangkan bahwa memang benar untuk Facebook banyak adminya sehingga tidak sesuai dengan postingan media sosial yang lain. Point kedua yaitu sales promotion. Ada lima cara untuk melakukan sales promotion melalui online yaitu (a) Menawarkan sesuatu secara gratis, (b) Memberikan kupon atau diskon atau penawaran khusus lain, (c) Memberikan program-program yang berhubungan dengan program loyalitas, (d) Memberikan program yang berkaitan dengan undian, games serta berbagai permainan yang akan ditentukan pemenangnya, (e) Membuat games online dan Fujifilm hanya menjalankan satu cara saja yaitu memberikan cashback pembelian atau bonus pembelian. Saat tidak menerapkan dengan sesuai teori yang ada penjualan Fujifilm tetap naik, mungkin jika diterapkan sesuai dengan teori hasil penjualan lebih maksimal lagi. Point ketiga yaitu public relation. Dalam public relation ada delapan cara untuk melakukan promosi online yaitu (a) Kumpulan pertanyaan-pertanyaan berikut jawaban yang sering ditanyakan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
konsumen atau biasa disebut dengan frequently asking quentions (FAQ), (b) Press Center, (c) Press Release, (d) Galeri foto, (e) Pendaftaran untuk menerima e-newsletter, (f) Testimonial atau buku tamu online, (g) Merekomendasikan situs ini ke orang lain, (h) E-postcard gratis atau bentuk-bentuk fail lainnya yang dapat diunduh secara gratis, tetapi Fujifilm hanya menjalankan dua cara yaitu kumpulan pertanyaanpertanyaan berikut jawaban yang sering ditanyakan oleh konsumen atau biasa disebut dengan frequently asking quentions, galeri foto, dan press center. Untuk kumpulan pertanyaan-pertanyaan berikut jawaban yang sering ditanyakan oleh konsumen atau biasa disebut dengan frequently asking quentions seperti flow service kamera. Galeri foto sendiri yaitu merupakan foto-foto yang sudah terpajang di instagram-nya. Dan yang terakhir untuk press center dimana Fujifilm menjaga hubungan baik dengan editor majalah camera digital dan majalah tersebut mereview kamera Fujifilm. Point keempat yaitu direct marketing. Ada lima belas cara direct marketing untuk melakukan promosi online yaitu (a) Nomer telepon atau contact number, (b) Nomer Faksimile, (c) Alamat, (d) Alamat Surat, (e) Link ke e-mail, (f) Formulir tanggapan atau komentar secara online, (g) Site map, (h) Search index, (i) Virtual tour, (j) Section yang menjelaskan hal-hal yang terbaru atau What’s new, (k) Kalender kegiatan, (l) Informasi mengenai laporan cuaca lokal atau laporan mengenai nilai tukar, (m) Joke atau gambar kartun, (n) Peta lokasi, (o) Fasilitas untuk menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
bahasa lain misalnya versi bahasa Inggris, tetapi tidak ada yang digunakan oleh Fujifilm. Dikarenakan ijin perusahaan PT Fujifilm Indonesia adalah distribusi dan tidak bisa melakukan penjualan langsung ke konsumen, sehingga jika ada konsumen yang bertanya pembelian produk pihak fujifilm mengarahkan ke dealer resmi yang bekerja sama dengan Fujifilm. Selain itu untuk kegiatan event Fujifilm juga posting di Instagram karena saat ini media untuk promosi hanya menggunakan media social. Dan yang terakhir point kelima personal selling. Ada empat cara personal selling untuk melakukan promosi online yaitu fasilitas booking secara online, fasilitas melakukan pemesanan secara online, fasilitas melakukan penjualan secara online, serta berbagai fasilitas transaksi lainnya secara online dan Fujifilm tidak melakukan hal tersebut. Dikarenakan tidak melakukan penjualan online, saat ini personal selling dilakukan dengan menempatkan sales promotor di dealer yang bekerja sama dengan Fujifilm dengan tugas menjelaskan produk Fujifilm. Setelah membahas program bauran promosi online, sudah diketahui sebelumnya bahwa Fujifilm promosi melalui instagram. Dalam instagram memiliki cara-cara tertentu untuk berpromosi seperti SFS, endorsement atau selebgram, give away dan paid promote. Pada point pertama yaitu SFS. Fujifilm tidak pernah melakukan SFS. Untuk point kedua yaitu endorsement atau selebgram. Berbicara mengenai selebgram, sebenarnya sudah dijelaskan seperti diatas tadi dari mulai proses, selebgram siapa saja yang digunakan hingga keefektifan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
selebgram itu sendiri. Dalam penggunaan selebgram tidak ditemukan kendala. Ada calon pembeli yang terpengaruh dari selebgram yang memakai produk Fujifilm dan konsumen tersebut terkadang ingin membeli barang yang sama dengan yang dipakai oleh selebgram. Kebanyakan konsumen Fujifilm terpengaruh dari selebgram Adit. Point ketiga yaitu paid promote. Untuk Fujifilm tidak pernah menggunakannya seperti yang sudah dijelaskan diatas. Tetapi dalam menggunakan paid promote ternyata Fujifilm meminjamkan kamera ke Instagramer yang memiliki follower banyak. Dan pada point terakhir yaitu give away. Give Away yang dilakukan oleh Fujifilm telah dijelaskan juga seperti diatas tadi bahwa Fujifilm melakukan give away dengan cara mengadakan lomba foto dan memberikan peraturan yang cukup ringan yaitu posting foto sesuai dengan tema yang sudah ditentukan . Tahap terakhir dari proses perencanaan promosi adalah melakukan pengawasan dan evaluasi program promosi. Adalah penting untuk menentukan seberapa baik program promosi yang dijalankan telah memenuhi sasaran komunikasi yang ditetapkan dalam upaya membantu perusahaan mencapai target pemasaran secara keseluruhan. Tahap akhir dalam proses ini adalah memberikan umpan balik (feedback) kepada manajemen perusahaan terkait dengan efektivitas program promosi yang telah dilakukan sebagai masukan untuk proses perencanaan manajemen ke depan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
Dari strategi promosi yang telah dilakukan oleh Fujifilm biasa mengunakan iconicgram dan statisgram untuk mengukur keefektifitas semua promosi yang dilakukan di Instagram. Dalam penggunaan selebgram Fujifilm tidak memiliki kendala, karena Fujifilm selektif dalam memilih selebgram. Selebgram yang diplih harus menyukai produk Fujifilm, diharapkan jika selebgram suka dengan produknya makan ia akan loyal terhadap brand tersebut.
Dan itu terbukti selebgram yang
Fujifilm endorse selalu membantu proses promosi di Instagram seperti Fujifilm mengadakan lomba foto selebgram terlibat dalam proses konsep lomba dan penjurian.. Untuk evaluasi Fujifilm sejauh ini sudah menjawab tujuan dari melakukan strategi promosi yang dapat dirasakan seperti peningkatan penjualan, followers instagram setiap harinya meningkat walaupun peningkatannya tidak menentu, dan brand juga semakin dikenal. Instagram
sebagai
tempat
berpromosi
terbilang
efektif
karena
kemudahannya seperti ada notification apabila ada yang komen, saat ini followers instagram Fujifilm kurang lebih 50K dengan melihat followers tersebut banyak yang menge-like foto-foto di instagram Fujifilm dan banyak yang tertarik juga setelah melihat produk Fujifilm di pakai oleh selebgram.
http://digilib.mercubuana.ac.id/