41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain: 1. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh seorang guru 2. Perangkat dari permasalahan praktik factual di kelas 3. Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang bersangkutan ( Kasbolah, 1999:22 ) Berdasarkan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tindakan di kelas V SD N Wonomerto 02 dan bertugas sebagai guru kelas. Pada penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas VI sebagai teman sejawat. Hal ini dilakukan agar penelitian objektif dan memperoleh masukan-masukan untuk pertimbangan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: 4.1. Deskripsi Hasil Temuan Persiklus Proses pembelajaran pada kondisi awal proses pembelajaran, sebagian besar siswa belum menguasai sepenuhnya materi yang disajikan. Ini menunjukkan lemahnya daya serap siswa dalam menerima pelajaran, Tidak adanya pengarahan guru yang membuat siswa berani mengutarakan pendapat serta kurangnya guru berinovasi menciptakan metode-metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Untuk itu, peneliti meminta bantuan teman sejawat dan supervisor untuk bersama-sama mengindetifikasi masalah terhadap kekurangan-kekurangan dari pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan.
42
Hasil dari analisis permasalahan tersebut, membuat guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan perbaikan pembelajaran pada siklus II untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan tindakan-tindakan yang tepat. Dari data yang diperoleh,pada hasil pembelajaran prasiklus belum mencapai batas tuntas. Pada proses pembelajaran prasiklus terdapat 6 dari 18 siswa yang memperolah nilai dibawah KKM yaitu 60. Kemudian diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I diperoleh data ada 12 siswa yang mencapai nilai di atas KKM. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II diperoleh hasil yang memuaskan yaitu nilai yang diperoleh semua siswa memperoleh nilai di atas KKM. 4.2 Hasil Penelitian Tiap Siklus 4.2.1 Prasiklus Tabel 4.1 Data Nilai Tes Formatif Siswa Pada Pembelajaran Prasiklus Nilai ( x ) 90 – 99 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39 20 - 29 10 - 19 0 -9 Jumlah
Frekuensi 1 5 4 8 -
Jumlah 70 300 200 320 -
18
890
Keterangan Tuntas = 6 x 100 % = 33,33% ---18 Belum tuntas = 12 x 100 % = 66,67% ---18 Nilai rata-rata= 890 : 18 = 49,7
43
70 60
66.67
50 40
Tidak tuntas
30
Tuntas
20 33.33
10 0 %ketuntasan
%ketuntasan
Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Pembelajaran Prasiklus Berdasarkan tabel data di atas diperoleh data dari 18 siswa yang ada 12 siswa yang belum tuntas atau 66,67% dari nilai KKM yaitu 60. Dalam pembelajaran ini guru belum menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok pada materi sebagai alat bantu pembelajaran, akibatnya pembelajaran tidak dapat merangsang siswa untuk aktif belajar. Perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Selama pembelajaran masih didominasi guru menggunakan metode ceramah dan papan tulis digunakan sebagai media Rentang pembelajaran utama. Pembelajaran yangNilai membosankan bagi siswa ini akhirnya mengalami kegagalan dengan hasil belajar siswa sangat rendah 4.2.2 Siklus I Tabel 4.2 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I Nilai ( x ) 90 – 99 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39 20 - 29
Frekuensi 1 2 7 4 4 -
Jumlah 80 140 420 200 160 -
Keterangan Tuntas = 10 x 100 % = 62,5 % ---18 Belum tuntas =
44
10 - 19 0 -9 Jumlah
-
-
18
1.000
8 x 100 % = 37,5% ---25 Nilai rata-rata = 1.000: 25 = 57,5
80 60 40 20
Tidak tuntas
62.5
Tuntas
37.5
0 %ketuntasan
%ketuntasan
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Pembelajaran Siklus I Dari data yang ada diperoleh bahwa pada pembelajaran pada siklus I ini siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 60 sebanyak 10 siswa dari 18 siswa yang ada atau 62,5 %. Dalam penyampaikan materi guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk memperjelas penyampaian materi juga menghilangkan verbalisme. Proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran
yang sesuai akan lebih berhasil
membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan membuat pembelajaran lebih efektif. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok menjadikan proses pembelajaran semakin hidup, menarik serta tidak terpusat Rentang Nilai pada guru, hal juga akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Tabel 4.3 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus II Nilai ( x )
Frekuensi
Jumlah
90 - 99 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59
1 5 8 3 1
90 400 560 180 50
Keterangan
Tuntas = 17 x 100 % = 94,4% ----
45
40 - 49 30 - 39 20 - 29 10 - 19 0 -9 Jumlah
18
1.380
18 Belum tuntas = 1 x 100 % = 5,6 % ---18 Nilai rata-rata = 1.380: 18 = 79,6
94.4
100 80 60
Tidak tuntas 40
Tuntas
20 0 5.6 %ketuntasan
%ketuntasan
Gambar 4.3 Data Nilai Tes Formatif Siswa Pada Pembelajaran Siklus II 4.3.2 Siklus II Dalam perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan yaitu 17 siswa memperoleh nilai di atas KKM atau 94,4%, dalam hal ini peneliti masih menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok untuk memperjelas materi yang diajarkan, Selain itu juga dibantu metode diskusi untuk merangsang siswa lebih aktif dan memunculkan kreativitas dalam diri siswa. Pada pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus II ini siswa dituntut untuk berani mengemukakan pendapatnya serta berani bertanya apabla ada Rentang Nilai materi yang kurang jelas. Dengan demikian hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan materi untuk penelitian ini. Penilaian dilaksanakan pada siklus I dan siklus II baik secara lisan maupun tertulis. Proses perbaikan pembelajaran IPA tentang tentang cahaya dan sifat-sifatnya kelas V SD Negeri Wonomerto 02 UPTD Disdikpora Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dilakukan dalam dua siklus dalam setiap siklus terjadi dua kali pertemuan dan
46
berdasarkan data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini mengalami peningkatan atau memperoleh hasil belajar yang cukup memuaskan. Hal ini dapat terlihat pada nilai ratarata sebelum perbaikan mendapat nilai 49,72 atau 33,33 % meningkat pada siklus I menjadi 57,5 atau 62 % kemudian pada siklus II mendapat 79,6 atau 94,4%. Berikut disajikan data perbandingan nilai yang diperoleh siswa dalam pembelajaran prasiklus, siklus I dan II.
Nilai 90 - 99 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39 20 - 29 10 - 19 Jumlah Rata-rata
Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Tes Formatif Pembelajaran IPA Pra Siklus Siklus I Siklus II Banyak Jumlah Banyak Jumlah Banyak Jumlah Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai 1 90 1 80 5 400 1 70 2 140 8 560 5 300 7 420 4 240 4 200 4 200 8 320 4 160 18 890 18 1.000 18 1290 49,72 57,5 79,6
47
100 80 60 40 20 0 pra siklus nilai rata-rata
siklus I
Siklus II
persentase ketuntasan
banyak siswa tuntas
Gambar 4.4 Grafik Hasil Perbandingan Tes Formatif Pembelajaran IPA 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II diperoleh data yang berkaitan dengan dengan permasalahan yang menjadi fokus perhatian pada proses pembelajaran,sebagai berikut: 4.3.1 Data Temuan Hasil Pembelajaran Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus I peneliti dan teman sejawat memperoleh beberapa kekurangan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang tentang cahaya dan sifat-sifatnya melalui metode pembelajaran kerja kelompok sebagai berikut: a. Minat siswa dalam memperhatikan pembelajaran masih kurang b. Daya serap siswa dalam menerima pelajaran masih rendah b. Tidak adanya rasa percaya diri dalam mengutarakan pendapat dalam pembelajaran c. Guru kurang membimbing siswa dalam kegiatan kelompok
48
Selain diperoleh beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus I juga ada beberapa keberhasilan yang dicapai pada pembelajaran siklus I diantaranya: a. Pembelajaran sudah menggunakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran yaitu kerja kelompok b. Siswa mulai tertarik mengikuti pembelajaran, karena metode yang digunakan tidak membosankan siswa. c. Nilai tes formatif siswa mulai menunjukkan peningkatan d. Guru berkreatif menciptakan metode pembelajaran yang menarik siswa Dari data yang diperoleh, hasil pembelajaran belum mencapai batas tuntas. Pada proses pembelajaran siklus I terdapat 6 dari 18 siswa yang memperolah nilai dibawah KKM yaitu 60. Dengan demikian, terdapat 6 atau 37,5 % dari 18 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebab memperoleh nilai di bawah KKM sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. 4.3.2 Data Temuan Perbaikan Pembelajaran Proses perbaikan pembelajaran siklus II ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran siklus I untuk memperbaiki beberapa kekurangan pada perbaikan pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran siklus II sudah menunjukkan peningkatan atau keberhasilan, antara lain: a. Siswa sudah tertarik mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode kerja kelompok b. Siswa sudah aktif mengikuti jalannya pembelajaran c. Siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya d. Hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan semua siswa memperoleh nilai di atas KKM, hal ini berarti daya serap siswa dalam menerima pelajaran sudah baik Hasil pembelajaran sudah mencapai batas tuntas. Pada proses pembelajaran siklus II ada 17 siswa dari 18 siswa atau 94,4% memperoleh nilai di atas KKM. Dari
49
data di atas dapat dihitung persentase ketuntasan belajar siswa. Hasil perhitungan persentase ketuntasan belajar siswa dicantumkan dalam Tabel 6.
Tabel 4.6 Persentase Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Sikllus II Banyak Siswa Persentase Pra Pra Siklus Siklus Siklus I Siklus II Siklus Siklus I II 6 10 1 33,33% 62,5% 94,4% 12 8 17 66,67% 37,5% 5,6% 18 18 18 100% 100% 100%
Nilai >6 <6 Jumlah
Ket.
100 80 60 40 20 0 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.5 Persentase Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Sikllus II 4.4 Pembahasan Siswa Belum Tuntas KKM Berdasarkan hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh data dari 18 siswa ada 17 siswa yang tuntas atau 94,4%, sehingga ada satu siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: 1. Siswa tersebut memiliki daya serap menerima pelajaran sangat rendah 2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I sampai kelas IV, sering absen tidak masuk sekolah 3. Faktor lingkungan keluarga , siswa tersebut kurang mendapat perhatian orang tua, orang tua bekerja di luar negeri selama bertahun-tahun (menjadi TKW)