perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Sebelum diuraikan hasil penelitian terlebih dahulu dipaparkan mengenai tindakan awal atau prasiklus. Pada prasiklus berisi uraian kondisi awal pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP N 1 Rembang Purbalingga dan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa. Setelah diuraikan hasil prasiklus, tahap selanjutnya akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 2 pertemuan di setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Prasiklus Kegiatan prasiklus adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal objek penelitian sebelum dilakukan tindakan melalui tiga langkah, yaitu (1) observasi proses pembelajaran menulis teks hasil observasi, (2) diskusi permasalahan yang dialami guru maupun siswa, dan (3) penyusunan
rancangan pembaharuan proses
pembelajaran menulis teks hasil observasi. Pelaksanaan pembelajaran, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti bertindak sebagai parsitipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran. a. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi 1) Deskripsi Kegiatan Prasiklus Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Sebelum melaksanakan penelitian, perlu dilakukan servei awal pada pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa. Survei awal dilakukan untuk mengetahui model pembelajaran menulis teks hasil observasi. Survei awal dapat memberikan acuan tindakan to userpermasalahan guru dan siswa dalam yang harus ditentukan oleh peneliti untukcommit menghadapi
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id68
pembelajaran menulis teks hasil observasi. Survei awal atau prasiklus dilaksanakan pada hari Senin, 01 September 2014 pukul 08.00 WIB pada saat pembelajaran menulis teks hasil observasi. Saat peneliti memasuki kelas, suasana menjadi kurang kondusif karena beberapa siswa terlihat bisik-bisik dengan teman sebangkunya dan merasa penasaran dengan kehadiran peneliti yang baru pertama kali memasuki kelas. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena guru langsung mengkondisikan siswa untuk memperhatikan. Pembelajaran pada survei awal atau prasiklus, guru melaksanakan pembelajaran seperti biasa dan peneliti hanya duduk di belakang sebagai partisipan pasif mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Guru kemudian menjelaskan kepada siswa bahwa kehadiran peneliti untuk meneliti proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas tersebut. Kegiatan awal prasiklus, guru memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam kepada siswa. Saat itu keadaan kelas sangat ramai. Guru berusaha mengkondisikan siswa dengan bertanya siapa yang tidak masuk pada hari itu. Ternyata pada hari itu, semua siswa masuk. Kemudian guru membuka buku jurnal yang ada di meja dan menuliskan materi pada buku jurnal tersebut. Setelah guru melakukan presensi, guru berjalan tepat di depan hadapan semua siswa. Guru meminta siswa untuk merapikan meja masing-masing dan membuang sampah yang ada di sekitar meja siswa. Setelah siswa selesai merapikan meja, guru meminta siswa untuk menyiapkan buku tulis, LKS dan buku paket Bahasa Indonesia di atas meja. Guru meminta siswa untuk membuka halaman mengenai teks hasil observasi. Kegiatan awal pembelajaran dilakukan guru dengan apersepsi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi sebelumnya. Kegiatan apersepsi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menerima materi selanjutnya. Setelah kegiatan apersepsi, guru mulai menjelaskan materi teks hasil observasi. Guru memberikan materi dengan cara ceramah dan mencatat hal-hal penting menulis teks hasil observasi di papan tulis. Guru mencatat hal penting mengenai poin-poin menulis teks hasil observasi seperti, pengertian teks hasil observasi dan struktur teks hasil observasi. Saat pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa masih terlihat pasif. Siswa to user masih kurang fokus terhadap materi commit yang disampaikan guru. Ketika pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id69
berlangsung terdapat siswa yang berbicara dengan teman sebangku, ada yang meletakan kepala di atas meja, ada yang sering menguap, hal ini dikarenakan siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar dan guru kurang memantau siswa saat menyampaikan materi. Hasil pantauan peneliti, dengan menggunakan lembar observasi menemukan bahwa, tidak ada satupun siswa yang mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan guru. Hal tersebut membuat guru langsung menunjuk salah satu siswa untuk membaca teks hasil observasi yang memuat gambar juga, sedangkan siswa yang lain mendengarkan. Setelah itu, guru menginstruksikan siswa untuk mengingat kembali pengalaman siswa sebagai siswa baru di sekolah tersebut mengamati tempat apa saja yang pernah mereka jumpai. Kemudian, guru membagikan sebuah gambar yang bertemakan lingkungan sekolah kepada semua siswa. Guru menugaskan siswa untuk menyusun sebuat teks hasil observasi berdasarkan gambar tersebut dan pengalaman mereka mengamati lingkungan sebelumnya. Beberapa saat siswa terdiam, kemudian guru menegaskan kembali apakah siswa sudah paham atau belum mengenai tugas siswa. Guru mengawasi setiap siswa dan selalu berkeliling untuk melihat keaktifan siswa pada saat proses pengerjaan, namun guru tidak turut campur untuk membantu siswa dalam pengerjaan. Tujuan guru untuk berkeliling melihat kegiatan siswa tersebut ialah, agar tidak terjadi kegaduhan dan siswa fokus terhadap tugas yang diberikan guru. Waktu berlalu, namun masih banyak siswa yang belum memulai
mengerjakan
tugasnya.
Kenyataannya
tidak
semua
siswa
benar-benar
mengerjakan dengan semangat. Ada beberapa siswa laki-laki yang justru bermain-main. Karena lama-kelamaan semakin gaduh, guru bertindak dan mendatangi kedua siswa tersebut. Kedua siswa tersebut hanya diam, dan ternyata mereka belum juga mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh guru, masih sebatas judul saja. Guru menasehati kedua siswa tersebut dan menyuruh kembali menyelesaikan tugasnya. Selanjutnya, guru memerintahkan siswa yang ingin membacakan hasil penulisan teks hasil observasinya di depan kelas. Tidak terlihat satu siswapun ingin maju membacakannya, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk maju membacakannya. Siswa tersebut tidak maju karena masih belum selesai mengerjakannya. Guru menunjuk lagi siswa lain bernama Dian untuk maju, siswa tersebut maju membacakannya. Selesai commit to user siswa lain, bernama Adit. Selesai siswa tersebut maju, kemudian guru kembali menunjuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id70
membacakan hasil pekerjaannya, guru meminta siswa lain untuk memberi komentar tetapi kurang mendapat tanggapan dari siswa. Tidak lama kemudian, bel tanda pergantian pelajaran berbunyi, guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mereka ke meja guru. Guru memeriksa apakah sudah semua siswa mengumpulkan tugasnya. Guru mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada siswa agar mereka mempersiapkan diri dipertemuan besok. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran prasiklus, ditemukan bahwa siswa cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab pertama ialah, di awal pembelajaran guru menerangkan materi dengan metode ceramah. Hal ini berdampak siswa merasa bosan. Penyebab kedua adalah guru kurang mengondisikan siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat ketika guru mengajar, guru tidak acuh ketika ada siswa yang tidak mendengarkan guru dan juga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Penyebab ketiga adalah kurang terfokusnya perhatian siswa terhadap pembelajaran. Siswa banyak yang melakukan kegiatan sendiri di luar kegiatan menulis teks hasil observasi, seperti mengobrol. Penyebab keempat ialah guru kurang kreatif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditemukan ketika guru mengajar, guru kurang kreatif untuk menarik perhatian siswa agar siswa tetap terfokus pada pembelajaran, siswa merasa bahwa penjelasan guru kurang penting baginya. Akibatnya banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, sibuk sendiri, melamun, memainkan alat tulis dan bahkan cenderung ramai atau berbicara sendiri dengan temannya. Proses pembelajaran pada prasiklus ini cenderung monoton, tidak ada variasi sama sekali yang menarik siswa. Setelah memberikan penjelasan materi, guru langsung meminta siswa untuk menuliskan teks hasil observasi. Hal ini diyakini menjadi faktor yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam hal menulis teks hasil observasi dan struktur maupun hasil penulisan yang dikerjakan siswa masih banyak yang kurang. 2) Hasil Pelaksanaan Prasiklus Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Terdapat dua aspek yang menjadi fokus penilaian dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, yaitu: proses pembelajaran menullis teks hasil observasi dan hasil pembelajaran menulis teks hasil observasi. Penilaian proses didapatkan dari pengalaman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id71
dan penilaian terhadap guru dan siswa. Penilaian kinerja guru pada tahap penyusunan RPP berada pada kategori cukup dengan jumlah perolehan skor 25 dengan nilai 62,5 (lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 10). Penilaian kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga mendapatkan nilai yang berada pada kategori cukup yakni 66,25 dengan jumlah skor 53 (selengkapnya dapat dilihat opada lampiran -). Penilaian kinerja siswa prasiklus mencapai nilai rata-rata 66,32. Penilaian kinerja siswa mencakup empat indikator yaitu: (1) keberanian siswa selama proses pembelajaran mencapai 65,27%, (2) keaktifan siswa bertanya dan menjawab selama proses pembelajaran mencapai 64,58%,
(3) perhatian siswa selama proses
pembelajaran mencapai 68,75%, dan (4) antusian siswa mengerjakan tugas menulis teks hasil observasi mencapai 66,67%. Nilai-nilai siswa tersebut ada yang berada pada kategori kurang, cukup, dan baik. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 2 Penilaian Kinerja Siswa Tiap Indikator dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Prasiklus Indikator Persentase % 1. Keberanian 65,27% 2. Keaktifan 64,58% 3. Perhatian 68,75% 4. Antusias 66,67% Jumlah rata-rata 66,32% Berikut disajikan penilaian kinerja siswa dalam proses pembelajaran menulis teks hasil observasi, dinilai berdasarkan kategori baik, cukup, dan kurang dilihat dari frekuensi. Tabel 3. Penilaian Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Prasiklus Kategori Frekuensi Absolut Frekuensi % Baik 11 5,56% Cukup 23 63,89% Kurang 2 30.55% Jumlah Total 36 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada kategori kurang sebanyak 2 siswa, kategori cukup sebanyak 23 siswa, dan kategori baik sebanyak 11 siswa. Penilaian kemampuan menulis teks hasil observasi ini didapatkan dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id72
penilaian teks hasil observasi yang dibuat siswa dan dikumpulkan kepada guru pada pertemuan pertama observasi prasiklus. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa dapat terlihat, siswa menganggap pelajaran menulis teks hasil observasi itu membosankan. Siswa kurang memiliki motivasi untuk menulis teks hasil observasi. Guru hanya menyampaikan materi dengan ceramah. Guru hanya mencatat poin-poin penting saja di papan tulis dan menjelaskan secara lisan. Setelah itu, guru langsung menugaskan siswa untuk membuat teks hasil observasi. Pada pelajaran ini siswa merasa kebingungan mencari ide menulis. Siswa cenderung bingung tentang apa yang harus ditulis. Siswa tidak mempunyai gambaran tentang apa yang akan ditulis pada teks hasil observasi. Hal tersebut, membuat siswa yang tidak langsung dapat menulis, menunggu temannya selesai menulis dan melihat hasil tulisannnya untuk mendapatkan gambaran. Hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia, yakni Ibu Rohyati, S.Pd. yang dilaksanakan di ruang tamu sekolah tersebut, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) menurut guru pembelajaran menulis teks hasil observasi di dalam belum sesuai dengan tujuan pembelajaran, misalnya saja siswa masih kurang menguasai dalam penulisan ejaan yang benar dan penugasan isi masih kurang lengkap, 2) guru hanya sebatas membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara umum dan tidak mendetail, 3) guru dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan sedikit tanya jawab, dan 4) siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran menulis teks hasil observasi. Simpulan wawancara yang dilakukan dengan siswa dan guru dapat dilihat bahwa metode yang dilakukan guru masih konvensional, guru masih dominan di dalam kelas, dan siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran menulis teks hasil observasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id73
Berikut disajikan tabel perolehan nilai tiap aspek rata-rata kelas kemampuan menulis teks hasil observasi.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel. 4 Perolehan Nilai Tiap Aspek Rata-rata Kelas Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Prasiklus Aspek Jumlah Rata-rata Persentase (%) Pemilihan judul teks 120 3,33 66,67% Ketepatan analisis data dan penyimpulan 112 3,11 62,22% Kelengkapan struktur penulisan teks 128 3,56 71,11% Kebermaknaan keseluruhan tulisan 108 3 60% Ketepatan diksi 124 3,44 68,80% Ketepatan kalimat 109 3,03 60,55% Ejaan dan tata tulis 123 3,42 68,33% Jumlah 831 23,08 100% Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel nilai kemampuan menulis teks hasil observasi
pada prasiklus: Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Teks Hasil Observasi Interval 71 75 66 – 70 61 65 55 – 60 Jumlah
Frekuensi absolut 6 4 25 1 36
Frekuensi relatif (%) 16,67 11,11 69,44 2,78 100
Data di atas diketahui nilai terendah yang didapat siswa ialah nilai 60. Sebagai catatan, nilai rendah ini dikarenakan siswa mengalami kebingungan untuk menuangkan ide untuk
menuliskan
sebuah
teks
hasil
observasi,
sehingga
siswa
sulit
untuk
mengembangkannya. Rentang nilai antara 55 - 60 didapat 1 siswa. Rentang nilai antara 61– 65 didapat 25 siswa. Rentang nilai antara 66–70 didapat 4 siswa dan rentang nilai antara 71–75 didapat 6 siswa saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id74
Berikut disajikan diagram batang distribusi frekuensi nilai kemampuan menulis teks hasil observasi prasiklus.
Gambar 3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Prasiklus Nilai siswa tidak ada yang mencapai standar dari nilai KKM (75). Nilai tertinggi di kelas VII-C ialah nilai 71,42 dan nilai terendah 60. Sedangkan rata-rata nilai siswa kelas belum memenuhi KKM yang ditentukan, yakni 65,95. Ketuntasan yang dicapai pada prasiklus siswa belum mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil prasiklus tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga belum sesuai dengan yang diharapkan, yakni tuntas minimal 75 dan ketuntasan klasikal minimal 75%. Penilaian hasil menulis teks hasil observasi siswa didasarkan pada pedoman menulis dari Burhan Nurgiyantoro yang telah dimodifikasi. Berdasarkan analisis dan refleksi di atas, guru dan peneliti perlu merasa meningkatkan motivasi dan hasil pembelajaran menulis teks hasil observasi. Maka dari itu, peneliti berdiskusi dengan guru merencanakan langkah selanjutnya pada hari Sabtu 27 September 2014. Peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan siklus I pada hari Senin, 29 September. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id75
b. Pembahasan Permasalahan yang dihadapi Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa ini dapat diketahui dari: (1) hasil observasi terhadap pelaksanaan prasiklus, (2) hasil wawancara dengan guru, dan hasil wawancara dengan siswa. Hasil observasi prasiklus menunjukan bahwa guru tidak menggunakan metode inovatif dalam pembelajaran. Guru kurang bisa memposisikan keberadaannya sebagai teman belajar bagi siswa. Guru masih terlihat dominan di dalam kelas, tidak ada interaksi antara guru dengan siswa secara baik. Guru belum dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, misalnya pada kegiatan guru menjelaskan materi pelajaran, tanpa memperdulikan siswanya memperhatikan atau tidak. Saat siswa mengerjakan tugas, guru tidak melakukan pendampingan dengan baik, hanya duduk di meja guru mengerjakan pekerjaannya yang lain. Kurang menumbuhkan motivasi siswa dan keaktifan siswa. 1) Permasalahan Guru Pendekripsian permasalahan guru di dapat dari tiga cara sekaligus. Ketiga cara tersebut ialah observasi saat pelaksanaan prasiklus, wawancara siswa dan juga wawancara guru. ketiga cara ini digunakan agar lebih mampu mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan guru secara detail. Pendeskripsian yang detail, diharapkan mampu mencari pemecahan masalah sehingga mampu meningkatkan kualitas kinerja dan cara pengajaran guru yang akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Cara pertama ialah dengan mengobservasi prasiklus yang dilaksanakan Rabu, 03 September 2014. Ada 16 kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam mengobservasi aktivitas guru dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Guru pada kegiatan prasiklus menunjukkan bahwa, guru sudah mengondisikan siswanya di kelas. Namun, kemampuan guru dalam mengondisikan siswa kurang maksimal. Awal pertemuan, guru mampu membuat siswa memusatkan perhatian kepada pembelajaran. Di tengah kegiatan pembelajaran, tepatnya saat siswa melakukan kegiatan menulis teks hasil observasi, terjadi sedikit kegaduhan, kegaduhan tersebut yakni siswa senang bermain sendiri dan ada siswa commit to user yang malas-malas (tidur-tiduran/selonjoran). Guru membiarkan siswa begitu saja tanpa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id76
adanya bimbingan dari guru. Banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Awal pertemuan prasiklus, guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran, yakni menulis teks hasil observasi. Akhir pertemuan, siswa diharapkan mampu menulis sebuah teks hasil observasi. Namun, implementasinya guru mengalami kesalahan konsep dalam pembelajaran. Kesalahan konsep inilah yang membuat siswa tidak menguasai materi dan tidak memahami tujuan sebenarnya dari pembelajaran tersebut. Kegiatan prasiklus yang dilakukan guru tidak menggunakan strategi yang menarik. Pada awal pertemuan, guru menjelaskan materi menulis teks hasil observasi dengan berceramah dan penugasan. Hal tersebut, membuat siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. Hal yang ditemukan ialah siswa mengalami kesulitan dalam menulis, karena siswa kurang terangsang pikirannya. Seharusnya guru memfokuskan penggunaan strategi yang menarik sehingga pembelajaran menjadi optimal. Pembelajaran guru masih kurang inovatif, sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang membosankan. Kesalahan konsep guru dalam kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi, membuat guru tidak mampu membimbinng siswa menulis teks hasil observasi yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa kurang diarahkan dalam pembelajaran. Hal tersebut, membuat siwa merasa jenuh dan tidak acuh terhadap pembelajaran. Kegiatan prasiklus, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan jika belum mengerti. Hal ini terbukti dengan adanya pertanyaan yang ditujukan guru kepada siswa. “Ada pertanyaan?” atau “Ada yang kurang jelas?” kedua pertanyaan tersebut merupakan perwujudan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila belum paham dengan pembelajaran. Namun kenyataannya tidak satu siswa pun yang bertanya. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak tahu yang ingin ditanyakannya. Salah satu kegiatan yang seharusnya dilaksanakan disetiap pembelajaran ialah merefleksikan pembelajaran. Kegiatan reflesksi sebenarnya bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam pembelajaran. Selain itu, juga diketahui terdapat kendalakendala selama pembelajaran berlangsung. Namun, guru dalam pembelajaran tidak melaksanakan kegiatan refleksi ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id77
Selanjutnya, cara kedua untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru dalam pembelajaran ialah melakukan wawancara kepada siswa. Siswa yang menjadi narasumber ialah Fifi. Kegiatan wawancara dilakukan di ruang kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa secara keseluruhan. Jawaban yang diberikan siswa dari pertanyaan pertama ialah “guru menjelaskan materi menulis teks hasil observasi cenderung terlalu cepat, tidak langsung sasaran dan guru kurang kreatif dalam mengajarkan menulis teks hasil observasi.” Siswa tersebut merasa penjelasan guru membuat bingung untuk menentukan inti dari materi yang dijelaskan dan juga siswa merasa bosan mendengar metode ceramah guru. Pertanyaan selanjutnya ialah siswa menjawab guru tidak menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran. Pertanyaan terakhir untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru ialah siswa memberi jawaban bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis hasil observasi tidak membantu siswa untuk menulis teks hasil observasi. Guru selama pembelajaran memberikan pembelajaran yang membosankan, sehingga siswa mengalami kebingungan dalam memahami pembelajaran. Siswa tidak mengalami, melihat, mendengar peristiwa. Siswa mengalami kesulitan untuk menuliskan berita. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa (1) siswa kurang tertarik dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, karena guru kurang kreatif dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi; (2) siswa merasa jenuh; (3) siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan sebuah teks hasil observasi; (4) siswa kurang tertarik dengan model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, karena siswa tidak mengalami/merasakan/melihat langsung kejadiannya, sehingga siswa bingung untuk merangkai pokok-pokok berita yang telah mereka tentukan. Cara ketiga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru ialah mewawancarai langsung guru yang bersangkutan. Ada sepuluh pertanyaan yang diberikan kepada guru. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, peneliti mendapat dua hal yang manjadi catatan dalam pembelajaran yang dilakukan. Pertama, kreativitas guru dalam pembelajaran dinilai kurang. Kreativitas yang kurang ini ditinjau dari metode yang digunakan guru kurang diminati siswa. Guru kurang mampu memunculkan pembelajaaran yang inovatif commit tomenulis user sehingga ketertarikan siswa dalam pembelajaran teks hasil observasi kurang dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id78
akhirnya kemampuan berbahasanya rendah. Guru saat menjelaskan materi, tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk merangsang minat siswa. Guru kurang memberikan sentuhan yang menarik pada pembelajaran. Guru cenderung menggunakan ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan berdampak tidak memperhatikan pelajaran. Siswa hanya diberikan teori-teori tentang menulis teks hasil observasi. Praktik menulisnya pun dilakukan tanpa ada tindak lanjut dari guru. 2) Permasalahan Siswa Sama halnya dengan cara mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, ada tiga cara untuk mengetahui permasalahan siswa. Ketiga cara tersebut ialah mengobservasi pembelajaran secara langsung, wawancara dengan guru, dan wawancara dengan siswa. Pendeskripsian permasalahan siswa ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi dan mengetahui cara pemecahannya Hasil observasi kegiatan pembelajaran prasiklus, diketahui bahwa siswa cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab pertama ialah, di awal pembelajaran guru menerangkan materi dengan ceramah. Hal ini berdampak siswa merasa bosan. Penyebab kedua adalah kegiatan yang dilakukan siswa tidak jelas. Guru tidak kreatif dalam proses pemmbelajaran. Guru menggunakan model pembelajaran yang tidak sesuai dalam pembelajaran. Sehingga pada penerapannya siswa tidak mendapatkan pembelajaran menulis teks hasil observasi melainkan hanya sebatas pemahaman pengertian teks hasil observasi. penyebab ketiga ialah kurang terfokusnya perhatian siswa terhadap pembelajaran. Siswa banyak yang melakukan kegiatan di luar kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi, seperti bercerita dengan teman sebangkunya, tidur-tiduran, dan sebagainya. Ketiga cara untuk menggali informasi, didapatkan bahwa hal utama penyebab permasalahan yang muncul pada siswa adalah kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Siswa kurang aktif dan cenderung acuh tak acuh dengan pembelajaran menulis teks hasil observasi. Perhatian mereka kurang terpusat dalam kegiatan menulis teks hasil observasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id79
c. Penyusunan Rancangan Pembaharuan Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara guru dan siswa, peneliti dan guru mendiskusikan langkah selanjutnya untuk memperbarui proses pembelajaran. Diskusi tersebut membahas model dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Faktor utama yang membuat tujuan pembelajaran menulis teks hasil observasi belum tercapai ialah model yang digunakan guru kurang menarik, sehingga membuat siswa tidak fokus dengan kegiatan pembelajaran. Disimpulkan bahwa penerapan model pada pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa merasa tertarik dan terpusat perhatiannya pada pembelajaran yang disampaikan. Selain itu, pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dengan menekankan keaktifan siswa. Berdasarkan uraian di atas, jalan keluar yang harus diambil sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks hasil observasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Dipilihnya model tersebut dengan mempertimbangkan kondisi dan sikap siswa yang kurang optimal dalam mengikuti proses pembelajaran menulis teks hasil observasi. Selain itu, guru masih menekankan ceramah yang membosankan. Sikap guru yang demikian membuat, siswa masih diperlakukan sebagai objek bukan subjek dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran menulis teks hasil observasi. Selain penerapan model pembelajaran Group Investigation, upaya mengatasi masalah dalam pembelajaran dilakukan mampu membuat siswa tertarik dan akhirnya kemampuan siswa meningkat. Untuk mewujudkan upaya tersebut, terlebih dahulu diadakannya diskusi dengan guru tentang model pembelajaran Group Investigation. Hal ini dilakukan agar guru dapat memahami model pembelajaran Group Investigation yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Guru bahasa Indonesia kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga ini menanggapinya secara positif. Selanjutnya, disepakati untuk menarapkan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis teks hasil observasi. commit to userProses pembelajaran dengan model
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id80
pembelajaran Group Investigation ini lebih mengoptimalkan keaktifan siswa dan membekalinya dengan rasa saling membutuhkan satu sama lain dalam kelompok, rasa ingin tahu yang tinggi, tanggung jawab kelompok maupun individu, dan kreativitas siswa untuk mengembangkan kerangka teks hasil observasi berdasarkan informasi sehingga menjadi sebuah teks hasil observasi. Setelah kesepakatan terjadi, diadakan persamaan persepsi antara peneliti dan guru mengenai sintak pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation. Persamaan persepsi ini ditujukan agar guru mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi menulis teks hasil observasi. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP ini sebagai pedoman untuk melaksanakan tindakan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi bagi guru. Secara garis besar, kegiatan yang akan dilaksanakan siswa dalam RPP yang telah disusun guru dengan peneliti terbagi menjadi dua pertemuan yang sesuai dengan alokasi waktu dalam silabus. Masing-masing pertemuan terdiri dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal pertemuan pertama terdiri dari siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengertian observasi dan pengetahuan menulis teks hasil observasi. Kegiatan inti dalam pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan. Ketiga kegiatan tersebut ialah (1) eksplorasi, (2) elaborasi, dan (3) konfirmasi. Kegiatan akhir pertemuan pertama terdiri dari (1) guru memberikan penguatan, (2) guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. Pertemuan pertama langkah awal penanaman pengetahauan menulis teks hasil observasi. Praktik dan bukti nyata menulis teks hasil observasi dilaksanakan pada pertemuan kedua. Kegiatan awal pertemuan kedua lebih diutamakan untuk menggali pengetahuan yang telah tertanam di pertemuan pertama yang sebelumnya. Kegiatan inti pertemuan kedua ialah mengembangkan kerangka teks hasil observasi secara individu yang telah dibuat dengan cara menentukan struktur teks hasil observasi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan akhir pertemuan kedua, hampir sama dengan kegiatan akhir pertemuan pertama, yakni guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id81
Inti dari pembelajaran menulis teks hasil observasi yang dirancang tersebut, menekankan siswa sebagai subjek bukan objek. Selain merancang kegiatan yang akan diberikan kepada siswa, guru dan peneliti juga merancang penilaian autentik menulis teks hasil observasi. Dengan merancang sistem penilaian yang autentik, diharapkan kemampuan siswa akan benar-benar terukur. Rancangan tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan dua kali pertemuan pada tiap siklusnya. Setiap akhir siklus selalu dikaji peneliti dan guru bahasa Indonesia kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga sebagai langkah refleksi. Berdasarkan hasil pengkajian dan refleksi, disusun revisi rancangan tindakan sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus sebelumnya. 2. Hasil Penelitian Berdasarkan pada survei awal yang dilakukan dari kegiatan prasiklus, diketahui bahwa ada dua permasalahan utama yang menyebabkan siswa tidak mencapai batas minimal ketuntasan belajar. Permasalahan pertama adalah sistem pembelajaran yang konvensional, sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Permasalahan kedua adalah keterampilan dan pemahaman siswa dalam menulis masih rendah. Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. a. Siklus I Siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Senin, pukul 07.15 WIB sampai dengan 08.35 WIB di kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu, pukul 07.15 WIB sampai dengan 08.35 WIB di tempat yang sama. 1) Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 26 September 2014 pukul 09.00-10.00 di ruang guru SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Peneliti bersama dengan guru berdiskusi untuk merencanakan kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan. Berdasarkan user kekurangan dalam pembelajaran hasil observasi prasiklus diketahui bahwacommit masihtoterdapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id82
menulis teks hasil observasi yang dilakukan oleh guru. Kekurangan tersebut adalah pada proses pembelajaran yang belum menggunakan model yang inovatif dan hasil pembelajaran yang masih rendah, terbukti dengan banyaknya nilai siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, peneliti bersama guru berusaha untuk memperbaiki kualitas proses maupun hasil penelitian, maka dirancang penelitian tindakan kelas. Adapun hal-hal yang didiskusikan antara peneliti dengan guru adalah: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai tindakan yang akan dilakukan dan penggunaan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi seperti yang telah disepakati dalam diskusi prasiklus, (2) peneliti dan guru mendiskusikan RPP yang telah dibuat oleh guru, (3) peneliti dan guru mendiskusikan sumber belajar sebagai materi dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi pada siklus I, (4) peneliti dan guru mendiskusikan proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation, dan (5) peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I. Setelah dilakukan diskusi dengan guru pada siklus I ini tindakan akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tindakan pertemuan pertama, akan dilaksanakan pada hari Senin, pukul 07.15 WIB sampai dengan 08.35 WIB di kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, pukul 07.15 WIB sampai dengan 08.35 WIB di tempat yang sama masing-masing selama 2 x 40 menit. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh pada siklus I pertemuan pertama dan langkah-langkah tindakan siklus I pertemuan kedua, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). Selain berdiskusi dengan guru mengenai perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I, peneliti juga mempersiapkan instrumen penilaian proses kinerja siswa dan instrumen penilaian kinerja guru. Kedua instrumen tersebut, akan digunakan untuk mengamati dan menilai siswa dan guru pada saat kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi berlangsung. Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam setelah kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi usai, penelitipun menyusun jurnal refleksi pembelajaran baik untuk siswa commit to user maupun guru. Jurnal refleksi ini dimaksudkan untuk mengetahui siswa dan guru mengenai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id83
penerapan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan atau empat jam pelajaran. Guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya pembelajaran menulis teks hasil observasi. Tindakan siklus I dilaksanakan di ruang kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Siswa yang mengikuti tindakan berjumlah 36. Kelas tersebut berisi 18 meja dan 36 bangku, terdapat satu meja guru di pojok depan bagian kanan kelas. Pelaksanaan siklus I, baik pertemuan pertama atau pertemuan kedua, disesuaikan dengan skenario dan RPP yang telah dibuat, yakni kegiatan utamanya ialah siswa mengobservasi atau menginvestigasi, menentukan struktur teks hasil observasi, diskusi untuk saling bertukar informasi dan menuliskan sebuah teks hasil observasi berdasarkan informasi yang didapatkan. Pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup). a) Pertemuan Pertama Siklus I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 29 September 2014. Pembelajaran di mulai pada pukul 07.15 WIB, peneliti tiba di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga lebih awal agar dapat mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian dan agar dapat mendiskusikan persiapan guru sebelum pembelajaran di mulai. Kegiatan diawali pukul 07.00 tepat pembelajaran dimulai, guru masuk dan mengucapkan salam yang kemudian disambut oleh siswa. Guru mengabsen siswa untuk mengetahui ada siswa yang tidak hadir. Pertemuan hari itu tidak ada satu pun siswa yang tidak hadir. Setelah mengabsen siswa, guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran, dengan tujuan agar siswa mengetahui apa yang menjadi pembelajaran mereka saat itu. Guru memulai memberikan materi pembelajaran tentang menulis teks hasil observasi. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru. Saat guru menjelaskan materi, guru tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id84
hanya terpaku sendiri menerangkan materi, tetapi guru melibatkan siswa untuk berperan aktif saat menjelaskan materi dengan bertanya kepada siswa satu persatu. Guru menjelaskan struktur hasil observasi yang terkandung dalam sebuah teks hasil observasi dan guru juga menjelaskan bahwa dalam penulisan teks hasil observasi, siswa menentukan judul haruslah tepat agar pembaca merasa tertarik untuk membaca teks hasil observasi yang disajikan, karena ketika sebuah hasil observasi memuat judul yang tidak tepat maka pembaca akan mengabaikannya dan beralih ke teks lain yang dirasanya lebih menarik untuk dibaca. Setelah itu guru juga menjelaskan bahwa dalam penulisan teks hasil observasi siswa bebas mengekspresikan tulisannya, agar tulisan itu tidak kaku dan tidak seragam dengan tulisan lain. Guru juga menjelaskan bahwa sebuah teks hasil observasi haruslah runtut (berkesinambungan) pemaparannya dan juga dalam penulisan sebuah berita haruslah memperhatikan penggunaan diksi. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran menulis teks hasil observasi guru menginstruksikan siswa untuk membuka buku paket mereka (siswa). Masuk kegiatan inti, setelah selesai memberikan penjelasan materi tentang menulis teks hasil observasi, guru mengajak siswa untuk mengobservasi dan menginvestigasi langsung ke tempat yang menjadi tema pembelajaran, sebelumnya guru menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok terlebih dahulu. Pembentukan kelompok dilakukan guru dengan cara memberikan nomor undian kepada siswa. Nomor urut 1 bergabung dengan teman-temannya yang bernomor urut 1, nomor urut dua bergabung dengan temannya yang bernomor urut 2 dan seterusnya sampai nomor urut 6. Tujuannya adalah agar pembentukan kelompok siswa tidak pilih-pilih teman dan siswa dapat membaur satu sama lain. Pembentukan kelompok ini disesuaikan dengan jumlah siswa yaitu satu kelompok lagi terdiri dari 6 orang, karena jumlah siswa ada 36 siswa maka satu kelompok terdiri dari 6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menjelaskan kepada siswa untuk setiap siswa mencatat hasil pengamatan atau hasil investigasinya dan membuat catatan-catatan kecil untuk mencacat data-data atau informasi selengkapnya. Tema pembelajaran pada hari ini yaitu “Koperasi sekolah”. Guru menginstruksikan semua siswa untuk menuju tempat yang akan diobservasi. Setelah siswa mengamati dan menginvestigasi, siswa diharapakan saling commit to user bertukar informasi (berdiskusi) apa saja yang mereka dapatkan dalam catatannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id85
Proses pembelajaran diskusi kelompok berlangsung, guru membimbing dan memperhatikan setiap kelompok dalam penulisan teks hasil observasi. Tujuan agar siswa tidak mengalami kesulitan dan mengarahkan siswa agar lebih terfokus dalam penulisan teks hasil observasi. Setelah itu siswa menuliskan sebuah teks hasil observasi berdasarkan struktur teks observasi yang mereka dapat dengan bahasa mereka. Kegiatan menulis ini guru memberikan waktu kepada kurang lebih 30 menit. Tugas yang diberikan pada pertemuan ini dikerjakan secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat kerja secara berkelompok. Selama proses pembelajaran menulis teks hasil observasi, guru memantau siswa mengerjakan tugas dan mengarahkannya. Siswa pun terfokus pada saat proses pembelajaran, tidak ada satupun siswa yang tidak serius saat mengerjakan tugas. Siswa saling mengemukakan pendapat pada saat kelompok untuk menuliskan sebuah teks hasil observasi. Setelah beberapa waktu berlalu kemudian guru memberitahu siswa bahwa waktu yang disediakan guru tinggal 5 menit lagi. Guru menginstruksikan siswa agar siswa mengecek ulang hasil kerja mereka dan tidak lupa menyuruh siswa menuliskan nomor absen dan nama mereka. Setelah waktu yang ditentukan habis, guru menyuruh salah satu anggota tiap kelompok mengumpulkan pekerjaan mereka. Kegiatan akhir, dengan arahan dan bimbingan guru, siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan. Setelah semua tugas terkumpul, kini saatnya guru memberi kesimpulan dari hasil pembelajaran hari ini. Kesimpulan yang di dapat ialah: (1) bahwa dalam penulisan sebuah teks hasil observasi harus dimulai dari paragraf pendahuluan, paragraf isi kemudian kesimpulan. (2) penulisan teks hasil observasi, siswa bebas berkreasi menuangkan ide yang ada dalam pikiran mereka. (3) penulisan sebuah teks hasil observasi, siswa tidak boleh mengurangi dan menambahi cerita, agar pembaca dapat memahami bagaimana peristiwa/kejadian tersebut. Guru memberi pujian kepada semua kelompok karena meraka dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan kooperatif. Setelah itu guru menanyakan apakah pembelajaran hari ini menyenangkan? Serentak seluruh siswa menjawab “Iya Bu.” Bersamaan dengan itu bel tanda berakhirnya pembelajaran pun berdering dan guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id86
b) Pertemuan Kedua Siklus I Pertemuan kedua siklus 1 diadakan pada hari Rabu tanggal 1 Oktober 2014 mulai pukul 07.15 sampai dengan 08.35. Sama halnya dengan pertemuan pertama, pertemuan kedua siklus 1 terdiri dari tiga kegiatan pokok, yakni kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal pembelajaran dibuka dengan salam dan berdoa bersama. Setelah itu guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan apa manfaatnya. Kemudian guru menjelaskan kembali materi pembelajaran menulis teks hasil observasi dan mengulas kembali pembelajaran sebelumnya untuk memberi penguatan kepada siswa. Selama guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya (menulis teks hasil observasi), guru melibatkan siswa guna untuk merangsang ingatan siswa pada pembelajaran sebelumnya. Guru juga menegaskan hal-hal yang menjadi penilaian pembelajaran menulis teks hasil observasi, yaitu : (1) Pemilihan judul, dalam pemilihan judul siswa diharapkan guru dapat menentukan atau menuliskan judul berdasarkan tema yang sesuai yang telah ditentukan. (2) ketepatan analisis data dan penyimpulan, dalam hal ini guru mengharapkan siswa untuk dapat menulis sebuah teks hasil observasi yang runtut dan berkesinambungan pemaparannya, tidak rancuh, dan mempunyai keterkaitan antar paragraf dari hasil data yang dikumpulkan. (3) kelengkapan struktur teks hasil observasi dari pendahuluan, isi, dan kesimpulan dan kemudian dituliskan dalam sebuah teks hasil observasi dengan bahasa siswa sendiri. (4) kebermaknaan keseluruhan tulisan, dalam hal ini siswa diharapkan tidak asal menulis, tetapi siswa memahami apa yang akan ditulisnya sehingga apa yang ditulis memiliki makna. (5) penggunaan diksi, dalam hal ini siswa diharapkan dapat menggunakan diksi yang tepat dalam penulisan teks hasil observasi. (6) ketepatan struktur kalimat, dalam hal ini yang diharapkan guru ialah dalam tulisan teks hasil observasi, siswa dapat menuliskan teks hasil observasi dengan kalimat yang tepat. (7) ejaan dan tata tulis, dalam hal ini siswa diharapkan dapat menggunakan EyD yang tepat dan tata penulisan yang tepat. Misalnya penggunaan tanda baca. Kegiatan dilanjutkan
guru dengan memberi pertanyaan-pertanyaan mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Guru melempar pertanyaan user untuk menjawabnya. Pertanyaankepada siswa dan memberi kesempatan commit kepadatosiswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id87
pertanyaan yang diberikan guru ialah mengenai pelaksanaan observasi dan investigasi yang dilakukan dalam pembelajaran kepada siswa. Siswa dengan antusiasnya mengacungkan tangannya untuk menjawab pertanyaan guru tersebut. Setelah siswa sudah puas dengan penjelasan dan pengajaran guru, guru menginstruksikan siswa untuk menyimpan semua buku pembelajaran mereka ke dalam laci meja dan menyediakan alat tulis yang diperlukan karena guru akan memberikan tes individu kepada siswa untuk mengukur kemampuan menulis teks hasil observasi siswa. Setelah seluruh siswa melaksanakan instruksi dari guru, guru kembali memberitahukan tema pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai observasi “Koperasi sekolah”. Sama seperti tema pada pertemuan sebelumnya, namun perbedaanya pada pertemuan ini guru meminta siswa untuk mengerjakan teks hasil observasi secara individu. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi secara individu namun dari hasil kerja pengamatan secara berkelompok. Guru menginstruksikan siswa untuk menuliskan sebuah teks hasil observasi berdasarkan bahasa mereka sendiri. Sebelumnya guru juga mengingatkan siswa untuk menuliskan nama dan nomor induk siswa pada lembar kerja mereka. Guru memberikan waktu 1 jam mata pelajaran untuk mengerjakan tes yang diberikan guru. Bunyi bel tanda pembelajaran usaipun berbunyi keras. Guru mengumpulkan lembar kerja siswa satu persatu dan tidak lupa guru kembali mengingatkan siswa untuk mengecek ulang bahwa identitas mereka di
lembar kerja telah dituliskan. Setelah guru selesai
mengumpulkan semua lembar kerja siswa, guru mengucapkan salam kepada siswa sebagai tanda pembelajaran hari telah usai. 3) Observasi dan Evaluasi Siklus I Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar materi pembelajaran menulis teks hasil observasi di kelas. Pengamatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin, 29 September 2014 dan Rabu, 1 Oktober 2014. Pada kesempatan tersebut, guru sudah menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu model Group Investigation. Pembelajaran siklus I pertemuan pertama difokuskan agar siswa mampu menentukan judul observasi, menentukan struktur teks hasil observasi, bertukar informasi dengan teman commit to user
satu kelompoknya dan menuliskan kerangka struktur hasil observasi terlebih dahulu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id88
sebelum menuliskan sebuah teks hasil observasi. Pembelajaran siklus I pertemuan kedua difokuskan agar siswa mampu menuliskan sebuah teks hasil observasi berdasarkan hasil diskusi pada pertemuan pertama. Pada siklus I, siswa belum terbiasa menerima pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation, sehingga hasil yang diharapkan belum tercapai. Namun pada kegiatan proses pembelajaran, siswa sudah mulai aktif dibandingkan dengan pembelajaran saat prasiklus. Seluruh siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan aktif dan antusias. Pembelajaran tidak ada siswa yang tidak antusias karena dalam pemmbelajaran diskusi tersebut guru menginstruksikan agar semua siswa dapat menyusun struktur teks hasil observasi dari hasil observasi atau investigasi dan kemudian membahasanya dalam kelompok diskusi. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dapat dilihat dari hasil pengamatan peneliti saat pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation. Kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut dapat dijelaskan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Siswa cukup baik dalam memerhatikan penjelasan guru. Siswa sangat antusias melakukan investigasi dan observasi langsung terhadap objek yang diamati. Siswa bersemangat dalam diskusi kelompok untuk saling bertukar informasi pada teman satu kelompok. Siswa mulai aktif untuk bertanya dan memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain. Selain dari hasil observasi saat pembelajaran, kemampuan menulis teks hasil observasi juga dapat dilihat dari jurnal refleksi siswa dan guru. berdasarkan jurnal refleksi siswa pada siklus I, siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga sudah mulai memahami pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil akhir pembelajaran menulis teks hasil observasi siklus I bila dibandingkan dengan prasiklus. Nilai rata-rata pada siklus I lebih tinggi dari nilai rata-rata saat prasiklus. Berdasarkan jurnal refleksi guru dalam pelaksanaan siklus I, penerapan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi belum berjalan seoptimal mungkin, atau dengan kata lain belum mencapai hasil yang diharapkan. Dapat dikatakan, karena masih ada siswa yang hasil tulisannya masih dibawah nilai KKM yang telah ditentukan. Adapun dari hasil commit to userberikut: rata-rata nilai siswa dalam pekerjaan siswa tersebut dapat diidentifikasi sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id89
kegiatan menulis teks hasil observasi masih di bawah KKM yakni 74,44. Nilai terendah 68,57 dan nilai tertinggi 82,85. a) Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Kualitas proses pembelajaran dapat dinilai dari dua aspek, yakni penilaian kinerja guru dan penilaian kinerja siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, berikut disajikan penilaian kinerja guru dan penilaian kinerja siswa. (1) Penilaian Kinerja Guru Penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian guru dalam menyusun RPP pada siklus I mendapatkan skor 32 dengan nilai 80. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP telah meningkat lebih baik (lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 10). Penilaian kegiatan ini terdiri dari 16 indikator kegiatan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Berdasarkan lembar penilaian kinerja guru siklus I, diketahui jumlah skor yang diperoleh guru 67. Nilai yang dapat dicapai guru 83,75, nilai ini berada pada kategori sangat baik. Proses pembelajaran siklus I, guru berusaha melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa, menjelaskan KI dan KD menjelaskan sekilas model pembelajaran yang akan digunakan dan dilanjutkan bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut yakni menulis teks hasil observasi. Penyampaian materi pembelajaran telah cukup baik meskipun terlalu cepat dalam menjelaskannya. Guru menunjukan keterampilannya dalam menguasai materi pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan guru juga sudah cukup. Pengolahan waktu masih kurang baik dan efektif karena kegiatan observasi cukup membutuhkan waktu yang lebih banyak. Guru telah mampu membimbing siswa selama proses kerja kelompok dan berdiskusi dengan model pembelajaran Group Investigation. Namun, usaha guru dalam menumbuhkan motivasi siswa khususnya untuk menanggapi stimulus yng diberikan guru belum optimal karena siswa kurang termotivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id90
(2) Penilaian Kinerja Siswa Penilaian kinerja siswa ini meliputi empat aspek. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation, dapat diuraikan berikut ini. (1) Keberanian siswa selama proses pembelajaran, persentase keberhasilan indikator ini mencapai 76,38%, (2) Keaktifan siswa bertanya/ menjawab selama proses pembelajaran, ketercapaian indikator ini sebesar 80,55%, (3) Perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran, indikator ini mencapai keberhasilan sebesar 84,02% dan (4) Antusias mengerjakan tugas penulisan teks hasil observasi mencapai sebesar 74,30%. Berikut disajikan tabel perolehan nilai kinerja siswa pada proses pembelajaran dinilai dari tiap indikator rata-rata kelas. Tebel. 6 Penilaian Kinerja Siswa Tiap Indikator dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I Indikator Persentase % 1. Keberanian 76,38% 2. Keaktifan 80,55% 3. Perhatian 84,02% 4. Antusias 74,30% Jumlah rata-rata 78,81% Secara ringkas, penilaian proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Penilaian Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I Kategori Frekuensi Absolut Frekuensi % Sangat Baik 3 8,33 Baik 28 77,78 Cukup 5 13,69 Jumlah Total 36 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada siswa, kategori cukup sebanyak 5 siswa, kategori baik sebanyak 28 siswa, dan kategori sangat baik sebanyak 3 siswa. Keberanian, keaktifan, perhatian dan antusias siswa selama mengikuti pelajaran yang diikuti oleh kemamuan siswa untuk menanngapi respon baik bertanya, menjawab maupun menanggapi masih kurang. Saat guru memberikan penjelasan, sebagian siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id91
sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, baik itu berbicara dengan teman, bermain alat tulis atau melakukan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pembelajaran menulis teks hasil observasi. Saat guru bertanya pada siswa, banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan baik. Sebagian dari mereka banyak yang diam. Berdasarkan beberapa hal yang telah disebutkan tersebut dapat dikatakan keberanian, keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi belum maksimal. Pelaksanaan tindakan siklus I ini, belum seluruhnya siswa menunjukan keterlaksanaan dalam kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi. Pada siklus I ini masih banyak siswa yang belum melaksanakan petunjuk guru dengan baik. Masih terdapat siswa yang belum menyelesaikan secara maksimal seluruh tugas yang diberikan guru. Selain itu, tujuan pembelajaran yang ditetapkan guru juga belum dicapai oleh seluruh siswa. Saat guru memberikan tugas dan petunjuk pengerjaan sebagian siswa tidak memperhatikan, sehingga hasil menulis teks hasil observasi tidak sesuai dengan petunjuk yang telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Hal tersebut mengakibatkan siswa belum mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa hal yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan siswa dalam pembelajaran masih belum maksimal. b) Kualitas Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Penilaian kemampuan menulis teks hasil observasi dapat dilihat dari hasil akhir yang dibuat siswa. Penilaian kemampuan menulis teks hasil observasi ini meliputi tujuh aspek. Hasil tulisan siswa dapat dicermati bahwa siswa mendapatkan kemudahan dalam menulis teks hsil observasi dengan penggunaan model pembelajaran Group Investigation. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus I, dapat dilihat adanya peningkatan hasil pembelajaran dibandingkan dengan hasil prasiklus. Meskipun demikian, bukan berarti semua indikator ketercapaian pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id92
Berikut disajikan daftar distribusi nilai kemampuan menulis teks hasil observasi siklus I. Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) 1 2,78 81 85 11 30,55 76 80 19 52,78 71 75 66 – 70 5 13,89 Jumlah 36 100 Berikut distribusi frekuensi nilai kemampuan menulis teks hasil observasi siklus I, ke dalam bentuk diagram.
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I Nilai akhir siklus I mengalami peningkatan, hal ini terlihat dalam pembelajaran prasiklus tidak terdapat siswa dengan nilai yang memenuhi nilai KKM, sementara dalam pembelajaran siklus I terdapat 12 siswa yang nilainya memenuhi nilai KKM. Siswa yang dinyatakan tuntas dalam menulis teks hasil observasi di siklus I yang sesuai kriteria penilaian sebesar 33,33% atau dengan kata lain ada sebanyak 12 siswa. Sedangkan siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id93
yang dinyatakan tidak tuntas dalam menulis teks hasil observasi yang sesuai dengan kriteria penilaian sebesar 66,67% atau dengan kata lain sebanyak 24 siswa.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel. 9 Perolehan Nilai Tiap Aspek Rata-tata Kelas Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I Aspek Jumlah Rata-rata Persentase (%) Pemilihan judul teks 144 4 80% Ketepatan analisis data dan penyimpulan 121 3,36 67,2% Kelengkapan struktur penulisan teks 13 3,75 75% Kebermaknaan keseluruhan tulisan 114 3,16 63,2% Ketepatan diksi 144 4 80% Ketepatan kalimat 139 3,86 77,2% Ejaan dan tata tulis 141 3,91 78,2% Jumlah 938 28,05 100% Hasil siklus I, kemampuan menulis teks hasil observasi siswa sudah mengalami
kenaikan apabila dibandingkan dengan keadaan saat pratindkaan. Nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 65,95 sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 74,44. Selain dari nilai rata-rata yang meningkat, jumlah siswa yang telah tuntas pun mengalami peningkatan. Siklus I ini ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai sama atau di atas nilai KKM (75) menjadi 12 siswa (33,33%) dari 36 siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Untuk lebih jelas dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id94
Berikut disajikan diagram batang perolehan nilai kemampuan menulis teks hasil observasi siklus I.
Gambar 6. Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I 4) Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Hasil pengamatan penelitian pada siklus I menunjukan bahwa pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menerapkan model Group Investigation ini belum maksimal. Walaupun sudah ada peningkatan keterampilan menulis teks hasil observasi siswa, tetapi masih ada yang belum mencapai batas ketuntasan. Masih dapat kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam pembelajaran siklus I ini yang berasal dari guru maupun siswa, kekurangan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pada saat menyampaikan materi, guru menerangkan terlalu cepat dan singkat sehingga banyak siswa yang kurang jelas dengan materi yang disampaikan. 2) Kegiatan melakukan observasi dan investigasi di luar kelas membuat waktu pembelajaran kurang kondusif. 3) Guru belum dapat secara maksimal menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar, khususnya dalam memberikan tanggapan atau pertanyaan, sehingga stimulus yang diberikan guru kepada siswa kurang mendapat tanggapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id95
4) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Siswa lebih banyak bercanda atau berbicara dengan temannya, kurang fokus dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. 5) Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi, hanya beberapa siswa yang sudah tampak antusias dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran. Sedangkan siswa yang lain masih terlihat kurang memperhatikan pelajaran. 6) Model pembelajaran yang masih baru pertama kali diterapkan, membuat siswa masih banyak yang belum mengerti apa yang harus dilakukan. 7) Siswa masih kesulitan dalam menulis teks hasil observasi, terbukti saat menyusun struktur teks hasil observasi siswa masih binggung dan melihat pekerjaan temannya. Walaupun masih terdapat banyak kekurangan, tetapi beberapa kelebihan juga telah terlihat dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi pada siklus I ini. Kelebihankelebihan tersebut antara lain adalah sebagai berikut. 1) Guru sudah menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam mengajar yakni model pembelajaran Group Investigation. 2) Sebelum mengajar guru sudah membuat RPP dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. 3) Sumber belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran sudah berkembang. 4) Walaupun siswa belum sepenuhnya aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, tetapi secara keseluruhan kegiatan pembelajaran dan diskusi yang dilakukan cukup lancar dengan kebingungan dari guru. 5) Hasil menulis teks hasil observasi siswa telah mengalami peningkatan dari hasil pada saat prasiklus. Seperti yang telah dikemukakan pada tahap observasi dan interpretasi di atas bahwa dalam pelaksanaan siklus I belum menunjukan adanya peningkatan proses dan hasil belajar yang memuaskan serta masih terdapat kelemahan-kelemahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id96
Oleh karena itu, guru dan peneliti melakukan refleksi untuk memperbaiki hambatan-hambatan tersebut dengan merumuskan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut. 1) Guru dalam menjelaskan materi tidak terlalu cepat dan materi lebih difokuskan. Sehingga, selain dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, waktu pembelajaranpun akan lebih efektif. 2) Guru harus lebih bisa menata atau membagi waktu untuk mengobservasi dan untuk menyusun teks hasil observasinya. Sehingga, siswa lebih optimal dalam belajar. 3) Guru lebih berinteraksi dengan siswa dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih akrab yang dapat dilakukan dengan memberikan selingan (intermezo) kepada siswa agar pembelajaran tidak berlangsung kaku dan menegangkan. 4) Saat siswa mengerjakan tugas, hendaknya guru dapat mengontrol pekerjaan siswa terutama dalam hal penulisan struktur teks, mengembangkan isi teks dan penulisan kalimat dengan benar. Keterlaksanaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat tercapai. 5) Guru lebih memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih aktif. Hal ini dapat dilakukan guru dengan lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran melalui diskusi, meminta siswa untuk menanggapi, dan bertanya. Selain itu, agar siswa lebih fokus maka guru sebaiknya juga dapat mengkondisikan kelas lebih efektif lagi sehingga lebih banyak siswa yang berani merespon stimulus yang diberikan. 6) Untuk meningkatkan keberanian dan motivasi siswa guru melakukannya dengan memberi tepuk tangan dan pujian ataupun dengan memberi nilai tambah terhadap siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya. 7) Guru lebih banyak memberikan penguatan terutama pada tulisan yang telah dibuat siswa. Karena, dengan adanya balikan atau penguatan tersebut siswa dapat mengetahui kesalahan sehingga ada perbaikan pada tindakan selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks hasil observasi belum mencapai kriteria dan indikator yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dan tindakan akan dilanjutkan pada siklus II. Namun, hasil commit to user tes kemampuan menulis teks hasil observasi masih ditemukan siswa yang nilainya belum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id97
mencapai nilai KKM dan nilai klasikal kelas juga belum terpenuhi. Nilai terendah dalam hasil tes siswa ialah nilai 68,57 dan nilai siswa yang masih dibawah nilai KKM berjumlah 24 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi belum sepenuhnya tercapai, karena nilai klasikal kelas belum terpenuhi. Nilai klasikal kelas tersebut ialah 66,67% dari jumlah siswa. Tema yang akan diobservasi dan diinvestigasi pada siklus II berbeda dari siklus I. Tujuan digantinya tema diobservasi pada pembelajaran siklus II yaitu: (1) agar siswa tidak jenuh dengan pembelajaran berikutnya, (2) siswa lebih antusias dalam pembelajaran siklus II, (3) adanya suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran, (4) untuk merangsang siswa lebih berpikir kreatif dalam pemecahan, dan (5) agar proses pembelajaran lebih bervariasi. b. Siklus II Sama halnya dengan siklus I, siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pukul 07.15-08.35 WIB di kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Oktober 2014 pukul 09.30-10.50 WIB ditempat yang sama. 1) Perencanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan pada hasil refleksi siklus I, disepakati bahwa tindakan siklus II perlu dilaksanakan. Perencanaan siklus II ini dilakukan pada hari Jumat 10 Oktober 2014 pukul 10.50-12.00 di ruang guru. Peneliti menceritakan kembali hasil observasi dan refleksi siklus I pada guru Bahasa Indonesia. Peneliti menyampaikan semua kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran menulis teks hasil observasi siklus I pada guru. Adapun hal-hal yang didiskusikan antara peneliti dengan guru yang pertama adalah mencari solusi untuk mengatasi kekurangan siklus I. Hasil diskusi disepakati beberapa hal yang harus dilakukan guru, anatar lain: (a) guru hendaknya tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran, (b) guru lebih berinteraksi dengan siswa dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih akrab agar pembelajaran tidak berlangsung kaku dan menegangkan, (c) guru mengontrol pekerjaan siswa terutama dalam hal penulisan struktur isi teks hasil observasi, mengembangkan isi dengan kalimat dan ejaan yang benar. commitdapat to usertercapai, (d) guru lebih memotivasi Sehingga, keterlaksanaan siswa dalam belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id98
siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, (e) guru lebih banyak memberikan penguatan terutama pada hasil tulisan yang telah dibuat siswa. Hasil diskusi peneliti dengan guru pada perencanaan tindakan siklus II ini ditentukan pula waktu pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tindakan pertemuan pertama pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pukul 07.15-08.35 WIB di kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Oktober 2014 pukul 09.30-10.50 WIB di tempat yang sama dan masing-masing pertemuan selama 2 x 40 menit. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh pada siklus II pertemuan pertama dan langkah-langkah tindakan siklus II pertemuan kedua secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Seperti halnya pada siklus I peneliti juga mempersiapkan instrumen penilaian untuk siklus II. Instrumen-instrumen penilaian yang disiapkan peneliti yaitu: (a) instrumen nontes, (b) instrumen tes, (c) intsrumen penilaian kinerja guru, (d) instrumen penilaian siswa, (e) jurnal refleksi guru, dan (f) jurnal refleksi siswa. 2) Pelaksanaaan Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran di tiap pertemuannya. Guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya pembelajaran. Tindakan siklus II tetap dilaksanakan di ruang kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga, seperti halnya pada tindakan siklus I. Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 36 siswa. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 16 Oktober 2014. Pelaksanaan siklus II yang terdiri dari dua pertemuan disesuaikan dengan skenario dan RPP yang telah dibuat dengan kegiatan utamanya
adalah
siswa
mengobservasi
dan
menginvestigasi
langsung
objek,
mengumpulkan informasi yang lengkap, diskusi kelompok untuk bertukar informasi dan menuliskan hasil observasi dari informasi-informasi yang di dapat. Tiga kegiatan utama dalam siklus II, baik pertemuan pertama dan kedua ialah kegiatan awal, inti dan akhir (penutup).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id99
a) Pertemuan Pertama Siklus II Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pukul 07.15 WIB sampai dengan 08.35 WIB. Kegiatan awal pada pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran menulis teks hasil observasi melalui metode investigasi diawali dengan ucapan salam dan berdoa. Guru melanjutkan dengan mengabsen siswa dan menanyakan apakah siswa sudah siap dalam mengikuti pelajaran atau belum. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengkondisikan suasana kelas tersebut. Guru memulai pembelajaran dengan membahas kesalahan-kesalahan pada siswa di pertemuan sebelumnya (siklus I pertemuan II), yaitu masih banyaknya kesalahan penulisan dan keruntutan struktur, dan merangkai struktur kalimat (ketepatan kalimat) dalam lembar kerja siswa. Kesalahan kedua ialah penulisan EYD. Penulisan EYD juga masih banyak kesalahan. Kata yang seharusnya dirangkaikan penulisannya, dibuat terpisah penulisannya oleh salah satu siswa, guru menjelaskan bahwa kata yang seharusnya digabung penulisannya karena kata „di‟ sebagai awalan. Setelah guru selesai memaparkan beberapa contoh kesalahan yang dibuat siswa, agar siswa mengetahui dimana letak kesalahan hasil kerja mereka. Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan kembali materi menulis teks hasil observasi. Guru juga memberitahukan kepada siswa kenapa pembelajaran menulis teks hasil observasi diulang kembali, karena hasil dari pembelajaran siklus sebelumnya belum mencapai KKM. Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan materi struktur teks hasil observasi. Guru menanyakan kepada semua siswa, apa saja struktur teks hasil observasi? Guru kembali menjelaskan kepada siswa bahwa dalam penulisan teks hasil observasi, struktur teks hasil observasi harus urut. Penulisan dimulai dari paragraf pendahuluan, isi dan kesimpulan. Kemudian dilanjutkan dengan penulisan judul yang tepat. Guru menerangkan kepada siswa bahwa dalam penulisan judul haruslah tepat dengan tema. Saat guru memberi penjelasan, guru memberikan contoh agar siswa dapat lebih mengerti dengan penjelasan guru. penjelasan berikutnya guru menerangkan tentang struktur kalimat (tata kalimat). Guru menjelaskan bahwa dalam penulisan teks hasil observasi menggunakan bahasa yang jelas. Guru melanjutkan penjelasan tentang penggunaan EYD, karena dalam hasil kerja siswa, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
guru banyak menemukan
kesalahan dalam penggunaan EYD. Saat guru menjelaskan
semua materi pembelajaran menulis teks hasil observasi, guru selalu melibatkan siswa. Masuk kegiatan inti, setelah selesai memberi penjelasan materi kepada siswa, guru menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok. Pembentukan kelompok ini dilakukan guru dengan cara berhitung dari satu sampai enam, siswa yang menyebutkan angka yang sama bergabung membentuk satu kelompok. Setelah siswa selasai membentuk kelompok, guru memberitahukan tema lokasi yang akan diobservasi yaitu mengenai “perpustakaan sekolah” yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya. Setelah kegiatan investigasi/ observasi berakhir, guru menanyakan kepada siswa “apakah semua siswa sudah mendapatkan informasi yang sudah lengkap?” Seluruh siswa serentak menjawab “belum Bu!” Mendengar jawaban dari siswa, guru memberikan tambahan waktu untuk mengobservasi perpustakaan sekolah dan menginvestigasi petugas perpustakaan sekolah tersebut. Setelah semua siswa telah selesai mengumpulkan informasi yang lengkap dari perpustakaan sekolah, siswa diinstruksikan untuk mendiskusikan setiap hasil temuan mereka dengan teman satu kelompoknya. Tujuan dilakukan kerja kelompok ini ialah agar setiap siswa saling bertukar informasi. Setelah mereka selesai berdiskusi untuk bertukar informasi, guru mengumpulkan hasil kerja mereka. Kali ini guru tidak lagi mengundi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja mereka, justru siswa sendiri yang inisiatif untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Saat ini seluruh kelompok antusias ingin mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Berbeda dengan pembelajaran siklus I, siswa masih malu atau takut untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sehingga guru membuat undian. Melihat kenyataan ini, guru sangat senang dan bersemangat, karena pembelajaran kali ini menunjukkan peningkatan dari segi proses dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Kelompok pertama yang ingin mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ialah kelompok 1. Guru mempersilahkan kelompok 1 maju ke depan kelas untuk memperesentasikan hasil kerjanya. Salah satu anggota dari kelompok 1 membacakan hasil kerja kelompok mereka. Setelah selesai membacakannya, guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberi pendapat, mengkomentari atau memberi saran kepada kelompok 1 atas hasil kerja commit to user jarinya untuk memberikan saran mereka. Salah satu anggota dari kelompok 5 mengangkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
atau masukan bahwa pemaparan data-data informasi dari perpustakaan sekolah pada kelompok 5 belum lengkap. informasi atau masukan yang diberi oleh kelompok 5 yaitu mengenai kelengkapan dari fasilitas yang terdapat di perpustakaan sekolah tersebut. Guru setuju dengan pendapat kelompok 5 dan guru menegaskan bahwa kelompok 1 harus menambahkan
informasi
yang
diberikan
oleh
kelompok
5.
Kemudian
guru
menginstruksikan kepada seluruh siswa (kelompok lain) untuk memberikan tepuk tangan (aplause) kepada kelompok 5 dan kelompok 1 karena telah berani maju dan memberikan pendapat dalam presentasi. Guru mempersilahkan anggota kelompok 1 untuk kembali ke tempat duduknya. Selanjutnya kelompok 5 mangangkat tangan untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil kerja mereka. Guru mempersilahkan kelompok 5 maju kedepan kelas dan setelah selesai mempresentasikan hasil kerjanya guru kembali memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberi komentar atau masukan terhadap hasil kerja kelompok 5. Kegiatan ini berlanjut hingga kepada kelompok terakhir. Setelah semua kelompok selesai maju, guru menegaskan kepada siswa apakah pembelajaran pada hari ini menyenangkan? Serentak semua siswa menjawab “menyenangkan, Bu” Kegiatan akhir, guru kembali memberi penguatan kepada siswa tentang pembelajaran menulis teks hasil observasi dan secara bersama-sama (guru dan siswa) menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. Guru mengulas kembali bersama siswa hal-hal yang dipelajari pada hari itu. Bersamaan dengan itu bel pergantian jam mata pelajaran berbunyi. Guru menegaskan kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini akan dilanjutkan besok untuk mengerjakan tes kemampuan menulis teks hasil observasi secara individu berdasarkan hasil pembelajaran hari ini. Setelah selesai guru mengucapkan salam. b) Pertemuan Kedua Siklus II Pertemuan kedua siklus II diadakan pada hari Kamis tanggal 16 Oktober 2014 mulai pukul 09.30-10.50. Sama halnya dengan pertemuan pertama, pertemuan kedua siklus II terdiri dari tiga kegiatan pokok, yakni kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam dan berdoa bersama. Setelah itu guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan apa manfaatnya. Kemudian guru menjelaskan kembali materi pembelajaran menulis teks hasil observasi dan mengulas to user kembali pembelajaran sebelumnya untukcommit memberi penguatan kepada siswa. Selama guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
mengulas kembali pembelajaran sebelumnya (menulis teks hasil observasi), guru melibatkan siswa guna untuk merangsang ingatan siswa pada pembelajaran sebelumnya. Guru juga menegaskan hal-hal yang menjadi penilaian pembelajaran menulis teks hasil observasi. yaitu : (1) Pemilihan judul, dalam pemilihan judul siswa diharapkan guru dapat menentukan atau menuliskan judul berdasarkan tema yang sesuai yang telah ditentukan. (2) ketepatan analisis data dan penyimpulan, dalam hal ini guru mengharapkan siswa untuk dapat menulis sebuah teks hasil observasi yang runtut dan berkesinambungan pemaparannya, tidak rancuh, dan mempunyai keterkaitan antar paragraf dari hasil data yang dikumpulkan. (3) kelengkapan struktur teks hasil observasi dari pendahuluan, isi, dan kesimpulan dan kemudian dituliskan dalam sebuah teks hasil observasi dengan bahasa siswa sendiri. (4) kebermaknaan keseluruhan tulisan, dalam hal ini siswa diharapkan tidak asal menulis, tetapi siswa memahami apa yang akan ditulisnya sehingga apa yang ditulis memiliki makna. (5) penggunaan diksi, dalam hal ini siswa diharapkan dapat menggunakan diksi yang tepat dalam penulisan teks hasil observasi. (6) ketepatan struktur kalimat, dalam hal ini yang diharapkan guru ialah dalam tulisan teks hasil observasi, siswa dapat menuliskan teks hasil observasi dengan kalimat yang tepat. (7) ejaan dan tata tulis, dalam hal ini siswa diharapkan dapat menggunakan EYD yang tepat dan tata penulisan yang tepat. Misalnya penggunaan tanda baca. Kegiatan dilanjutkan guru dengan memberi pertanyaan-pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Guru melempar pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawabnya. Pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru ialah mengenai pelaksanaan kegiatan investigasi atau observasi yang dilakukan oleh siswa. Siswa dengan antusiasnya mengacungkan tangannya untuk menjawab pertanyaan guru tersebut. Setelah siswa sudah puas dengan penjelasan dan pengajaran guru. Seluruh siswa melaksanakan instruksi dari guru, menyuruh siswa segera menuju tempat yang dijadikan observasi yaitu perpustakaan sekolah. Tujuan dari melakukan observasi ini adalah untuk merangsang ingatan dan pikiran siswa agar siswa dapat memperoleh ide-ide dalam penulisan teks hasil observasi. Setelah selesai melakukan user observasi, guru menginstruksikan siswacommit untuk tomenuliskan sebuah teks hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
berdasarkan bahasa mereka sendiri. Sebelumnya guru juga mengingatkan siswa untuk menuliskan nama dan nomor induk siswa pada lembar kerja mereka. Guru memberikan waktu 1 jam mata pelajaran untuk mengerjakan tes yang diberikan guru. Bunyi bel tanda pembelajaran usai pun telah berbunyi. Guru mengumpulkan lembar kerja siswa satu persatu dan tidak lupa guru kembali mengingatkan siswa untuk mengecek ulang bahwa identitas mereka di
lembar kerja telah dituliskan. Setelah guru selesai
mengumpulkan semua lembar kerja siswa, guru mengucapkan salam kepada siswa sebagai tanda pembelajaran hari telah usai. 3) Observasi dan Evaluasi Siklus II Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga dengan mengambil posisi di dalam kelas. Pembelajaran siklus II yang berlangsung selama 4x40 menit, guru menjelaskan pengertian teks hasil observasi, struktur teks hasil observasi, serta dilanjutkan dengan menulis teks hasil observasi Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan pertama yang dilakukan siswa adalah siswa mampu menentukan judul teks hasil observasi, menyusun struktur teks hasil observasi, bertukar informasi dengan teman satu kelompoknya dan menuliskan kerangka hasil observasi terlebih dahulu sebelum menuliskan sebuah teks hasil observasi berdasarkan kegiatan investigasi atau observasi. Pembelajaran siklus II pertemuan kedua difokuskan agar siswa mampu menuliskan sebuah teks hasil observasi berdasarkan hasil diskusi pada pertemuan pertama. Pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa menerima dan sangat antusias dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation, sehingga hasil yang diharapkan sudah menunjukkan tujuan yang ingin dicapai. Pada kegiatan proses pembelajaran, siswa sudah mulai aktif dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Seluruh siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan aktif dan antusias. Pada pembelajaran tidak ada siswa yang tidak antusias karena dalam pembelajaran diskusi tersebut guru menginstruksikan agar semua siswa dapat menentukan struktur teks hasil observasi dari kegiatan investigasi dan kemudian membahasnya dalam kelompok diskusi. Perbedaan di siklus II ini ialah siswa tidak lagi canggung untuk mempresentasikan hasil commitI,toguru user harus menunjuk dahulu kelompok diskusi kelompok. Pada pembelajaran siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
berapa yang akan mempresentasikan hasil kelompoknya. Sedangkan pada pembelajaran siklus II, guru tidak lagi menunjuk terlebih dahulu kelompok yang harus maju. Seluruh kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kelompok mereka tanpa diunjuk oleh guru. Siswa sudah tidak canggunng lagi untuk memberi tanggapan terhadap hasil presentasi diskusi kelompok lain. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dapat dilihat dari hasil pengamatan peneliti saat pembelajaran menulis teks hsil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation. Kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut dapat dijelaskan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Siswa cukup baik dalam memerhatikan penjelasan guru dan ketika guru melibatkan siswa, siswa dapat menjawab pertanyaan guru. Siswa sangat antusias melakukan kegiatan investigasi. Siswa bersemangat dalam diskusi kelompok untuk saling bertukar informasi pada teman satu kelompok. Siswa mulai aktif untuk bertanya dan memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain. Selain dari hasil observasi saat pembelajaran, kemampuan menulis teks hasil observasi juga dapat dilihat dari jurnal refleksi siswa dan guru. Berdasarkan jurnal refleksi siswa pada siklus II, siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga sudah mulai memahami pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil akhir pembelajaran menulis teks hasil observasi siklus II bila dibandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II lebih tinggi dari siklus I. Berdasarkan jurnal refleksi guru dalam pelaksanaan siklus II, penerapan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi berjalan dengan optimal, atau dengan kata lain sudah mencapai hasil yang diharapkan. Dapat dikatakan demikian, karena siswa aktif dan antusias dalam pembelajaran dan mampu menulis sebuah teks hasil observasi. Proses dan nilai hasil tulisan siswa sudah mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Nilai akhir 36 siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi sudah memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan siswa tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut. Rata-rata nilai siswa dalam kegiatan menulis teks hasil observasi sudah memenuhi KKM yakni 83,07. Nilai terendah 74,28 dan nilai tertinggi 94,28. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
a) Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Kualitas proses pembelajaran dapat dinilai dari dua aspek, yakni penilaian kinerja guru dan penilaian kinerja siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, berikut disajikan penilaian kinerja guru dan penilaian kinerja siswa. (1) Penilaian Kinerja Guru Penilaian terhadap guru dilihat dari kemampuan guru dalam menyusun RPP, pada siklus II ini kemampuan guru dalam menyusun RPP mendapatkan skor 38 dengan nilai 95 (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10). Penilaian kinerja guru meliputi 16 indikator. Berdasarkan beberapa aspek penilaian tersebut, diketahui jumlah skor yang diperoleh guru 77. Nilai yang dapat dicapai guru 96,25, nilai ini berada pada kategori sangat baik. Pada proses pembelajaran menulis teks hasil observasi siklus II guru kembali berusaha melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada awal pembelajaran, guru memeriksa kehadiran siswa, menjelaskan KI dan KD, menggali kembali pengetahuan siswa tentang materi menulis teks hasil observasi dengan bertanya jawab dengan siswa. Penyampaian materi pembelajaran sudah lebih baik dari siklus I, dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat, sehingga siswa dapat lebih memahami penjelasan guru. Penguasaan materi pembelajaran tetap baik dan sumber belajar yang digunakan juga bertambah. Pengelolaan waktu sudah baik dan cukup efektif karena guru telah menyiapkan sumber belajar dan model pembelajaran dengan baik yang akan digunakan sejak awal dan sudah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Guru telah mampu membimbing siswa selama proses kegiatan diskusi dengan model pembelajaran Group Investigation berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan diagram perolehan nilai kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Gambar 7. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
(2) Penilaian Kinerja Siswa Penilaian kinerja siswa ini meliputi empat aspek. Pada pelaksanaan siklus II ini, telah terjadi peningkatan dalam kegiatan pembelajaran. Mayoritas siswa sudah menunjukan keterlaksanaan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran yang ditetapkan guru juga telah dicapai oleh seluruh siswa. Pada saat guru memberikan tugas dan petunjuk pengerjaan sebagian besar siswa sudah memperhatikan, sehingga hasil menulis teks hasil observasi sudah baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Secara ringkas, penilaian proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Penilaian Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Siklus II Kategori Frekuensi Absolut Frekuensi % ` Sangat Baik 24 66,67 Baik 12 33,33 Cukup 0 0 Jumlah Total 36 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada kategori baik sebanyak 12 siswa, dan kategori sangat baik sebanyak 24 siswa. Berdasarkan beberapa hal yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dapat diuraikan berikut ini. (1) Keberanian siswa selama proses pembelajaran, persentase keberhasilan indikator ini mencapai 93,75%, (2) Keaktifan siswa bertanya/ menjawab selama proses pembelajaran, Ketercapaian indikator ini sebesar 91,67%, (3) Perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran, indikator ini mencapai keberhasilan sebesar 93,75% dan (4) Antusias mengerjakan tugas penulisan teks hasil observasi mencapai sebesar 90,27%. Berikut disajikan tabel penilaian kinerja siswa dilihat dari empat indicator penilaian proses pembelajaran menulis teks hasil observasi. Tebel. 11 Penilaian Kinerja Siswa Tiap Indikator dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Siklus II Indikator Persentase % 1. Keberanian 93,75% 2. Keaktifan 91,67% 3. Perhatian 93,75% 4. Antusias 90,27% Jumlah rata-rata 92,18% Keberanian, keaktifan dan perhatian siswa selama selama mengikuti pembelajaran yang diukur dari adanya kemauan siswa untuk menanggapi, bertanya dan menjawab sudah meningkat. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dengan baik. Pada saat guru memberikan penjelasan materi, mayoritas siswa memperhatikan dengan baik dan hanya beberapa saja yang kurang memperhatikan. Secara keseluruhan kelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
tampak tenang dan siswa sepenuhnya konsentrasi pada saat pembelajaran menulis teks hasil observasi. Lebih jelasnya, persentase keberhasilan empat aspek di atas, dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini.
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 12. Rekapitulasi Persentase Keberhasilan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Antarsiklus Persentase Keberhasilan Proses Indikator Pratindakan Siklus I Siklus II Keberanian siswa selama proses 65,27% 76,38% 93,75% pembelajaran Keaktifan siswa bertanya/ menjawab 64,58% 80,55% 91,67% selama proses pembelajaran Perhatian peserta didik terhadap 68,75% 84,02% 93,75% proses pembelajaran Antusias mengerjakan tugas 66,67% 74,30% 90,27% penulisan teks hasil observasi
Berikut disajikan gambar diagram keberhasilan kualitas proses pembelajaran menulis teks hasil observasi.
Gambar 8. Rekapitulasi Persentase Keberhasilan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
Berikut disajikan diagram rekapitulasi nilai rata-rata proses pembelajaran antarsiklus.
Gambar 9. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi
b) Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Kualitas hasil menulis teks hasil observasi dapat diketahui dari nilai akhir siswa dalam membuat teks hasil observasi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus II, dapat dilihat adanya peningkatan hasil pembelajaran dibandingkan dengan hasil siklus I. Siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 74,44 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 83,07. Nilai rata-rata siklus II ini sudah naik 8,63 angka dari nilai KKM yang ditentukan (70). Nilai terendahnya 74,28 dan nilai tertingginya 94,28.
commit to user
Berikut disajikan tabel dan diagram distribusi frekuensi nilai siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
Tabel 13. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus II Interval Frekuensi absolut Frekuensi relatif (%) 5 13,89 91 95 9 25 86 90 4 11,11 81 85 17 47,22 76 80 1 2,78 71 75 Jumlah 36 100 Berikut disajikan diagram distribusi frekuensi nilai kemampuan menulis teks hasil observasi pada siklus II.
Gambar 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus II Nilai akhir siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Ada 35 siswa yang telah memenuhi KKM. 12 siswa merupakan siswa yang sama dengan pembelajaran siklus I. Siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 97,22%. Berdasarkan hal tersebut jelas terlihat bahwa ketuntasan siswa sudah melebihi nilai klasikal yang diharapkan SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Kemampuan menulis teks hasil observasi siswa sudah mengalami kenaikan apabila commit to user dibandingkan dengan keadaan siklus I. Nilai rata-rata siklus II ialah 83,07. Selain dari rata-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
rata nilai yang meningkat, jumlah siswa yang telah tuntas pun mengalami peningkatan. Pada siklus II ini ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai sama atau di atas KKM (75) dari 12 siswa (33,33%) menjadi 35 siswa (97,22%) dari 36 siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Kenaikan mencapai 63,89%. Berikut akan digambarkan dalam diagram ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi.
Gambar 11. Ketuntasan Belajar Siklus II Berikut disajikan diagram batang perolehan nilai kemampuan menulis teks hasil observasi siklus II.
Gambar 12. Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus II Untuk memberikan gambaran yang jalas atas pencapaian hasil penelitian dapat dilihat melalui diagram berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Gambar 13. Peningkatan Nilai Kemampuan Pembelajaran Menulis Hasil Observasi 4) Analisis dan Refleski Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menerapkan model Group Investigation, sudah mengalami peningkatan dengan baik. Pembelajaran berjalan dengan lancar, hal ini ditandai dengan beberapa hal seperti berikut. 1) Guru sudah sangat memahami mengenai model Group Investigation. Kinerja guru dalam proses pembelajaran menulis teks hasil observasi sudah semakin baik. 2) Keberanian, keaktifan, perhatian dan antusias siswa dalam pembelajaran sudah menunjukan peningkatan yang baik. 3) Siswa yang tuntas mencapai 97,22% dari keseluruhan jumlah siswa. Persentase ini sudah melebihi indicator ketercapaian ketuntasan yang telah ditentukan. Sisanya sebesar 2,78% siswa belum tuntas. 4) Nilai rata-rata siswa siklus II melebihi nilai ketuntasan (75) yaitu 83,07. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan kualitas proses dan kemampuan menulis teks hasil commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
observasi pada kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Siswa yang tuntas telah mencapai 35 siswa dan 1 siswa lainnya belum tuntas, disebabkan siswa tersebut memang masih kurang dalam kualitas proses pembelajarannya. Sehingga, hal itu berpengaruh pada kualitas hasil pembelajaran. B. Pembahasan Hasil Penelitian Menulis teks hasil observasi merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa kelas VII. Untuk mencapai kompetensi tersebut, pemilihan metode dalam proses belajar mengajar yang menarik akan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Guru harus mampu memilih dan menerapkan metode secara efektif dan akhirnya mampu meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa. Tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah pemebelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation. Pemilihan metode tersebut merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Peningkatan tersebut meliputi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil yang dicapai setelah pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Aunurrahman (2010: 152), yang berpandangan bahwa model investigasi kelompok merupakan cara yang langsung dan efisien untuk mengajarkan pengetahuan akademik sebagai suatu proses sosial. Model pembelajaran ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijaksanaan, kemandirian dalam belajar, serta hormat terhadap harkat dan martabat orang lain. Model pembelajaran Group Investigation menjadikan siswa lebih aktif dan antusias saat proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk konsentrasi penuh saat melakukan kegiatan investigasi atau kegiatan observasi. Siswa manjadi aktif saat proses pembelajaran kelompok untuk berdiskusi. Metode ini menekankan agar siswa lebih aktif dan berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran. Metode ini lebih menekankan peran siswa dalam pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dan instruksi guru untuk menyimak dan mengamati peristiwa yang ditayangkan guru, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
mengumpulkan data informasi yang lengkap, mendiskusikan peristiwa tersebut, menentukan judul secara individu, hingga akhirnya mampu menulis sebuah teks hasil observasi secara individu. Model ini membuat siswa belajar untuk mampu berkonsentrasi penuh dan berinteraksi dengan teman satu kelompok. Model pembelajaran Group Investigation ini memudahkan siswa dalam merangsang ide-ide dan keaktifan siswa dalam belajar. Model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi telah dilaksanakan melalaui tindakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan 4x40 menit. Berdasarkan hasil observasi dan analisis dari siklus I dan siklus II, pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation mengalami peningkatan. Peningkatan mencakup peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa. Kegiatan belajar yang telah dlakukan mengalami dampak positif. Siswa telihat lebih semangat dalam belajar, sehingga hasil kemampuan menulis teks hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan yang baik. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran, karena siswa melakukan kegiatan observasi dan investigasi secara langsung. Sesuai dengan langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Group Investigation. Kegiatan belajar tersebut lebih memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan menulis, karena siswa tidak merasa terbebani dalam belajar. Jika dikaitkan dengan penelitian terdahulu, penggunaan model pembelajaran Group Investigation juga ditemukan dalam penelitian mirip yang dilakukan oleh Ufuk Şimşek yang berjudul “The Effects of ReadingWriting-Presentation and Group Investigation Methods on Students’ Academic Achievements in Citizenship Lessons” (2012). Hasil ini menunjukkan bahwa RWP model dan GI model yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang lebih positif pada peningkatan pengetahuan akademik dan prestasi siswa dalam pelajaran kewarganegaraan daripada metode TCT. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membantu selama kerja kelompok dan siswa secara aktif berpartisipasi dalam mencapai tujuan kursus. Hasil ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya dengan menunjukkan bahwa model RWP dan model GI membantu siswa memahami topik dan mempertahankan pengetahuan secara to user yang mengarah kepada siswa aktif melibatkan siswa. Siswa sangatcommit termotivasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
menggambarkan topik keras lebih mudah untuk memahami, memungkinkan mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan percobaan mereka dengan keterampilan. Pembelajaran menulis teks hasil observasi pada siswa kelas VII-C, dilakukan dengan jenis peneliian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi dan kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut (Madya, 2009: 9). Tindakan ini dilakukan secara berulang sampai kemampuan siswa dalam menulis mengalami peningkatan yang baik. Setelah dilakukan tindakan, kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi terbukti mengalami peningkatan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa mencapai standar ketuntasan nilai 75. Penelitian yang berkaitan dengan usaha meningkatkan kemampuan menulis siswa yaitu penelitian yang dilakukan oleh Arlina Distia Mahargyani dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Metode Field Trip pada Siswa Sekolah Dasar” (2012). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil penulisan deskripsi siswa kelas V SD N II Genang, Kecamatan Tirtimoyo, Kabupaten Wonogiri dengan menerapkan metode pembelajaran Field Trip. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode Field Trip dalam pembelajaran menulis deskripsi dapat meningkatkan minat belajar siswa dari 53% pada siklus I menjadi 75% pada siklus II. Selain itu, keaktifan siswa selama pembelajaran juga meningkat menjadi 53% pada siklus I menjadi 87% pada siklus II. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan menjadi 60% siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata 65,8 pada siklus I meningkat menjadi 87% siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata 75,25. Penerapan model pembelajaran Group Investigation pada penelitian ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Hal tersebut juga dikarenakan oleh proses pembelajaran yang baik. Pemilihan model pembelajaan terbukti tepat dalam meningkatkan pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilüfer Okur Akçay yang berjudul “The commit to user Techniques Applied in Teaching Effects of Group Investigation and Cooperative Learning
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Force and Motion Subjects on Students’ Academic Achievements” (2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investigasi kelompok dan teknik pembelajaran kooperatif pada prestasi akademik mahasiswa tahun pertama di universitas menghadiri kelas di mana unit gaya dan gerak diajarkan dalam mata kuliah fisika umum. Sampel penelitian ini terdiri dari pra-layanan 96 tahun pertama guru sains selama tahun akademik 2010-2011. Sebagai instrumen pengumpulan data, Prestasi Akademik Test (AAT), Tes Grafis (GT), Modul Tes (Modul A, B, C, D dan E) yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kelompok yang berbeda. Salah satu kelompok ini adalah Group Investigation Group (GIG), kelompok kedua adalah Belajar Bersama Group (LTG) dan yang lainnya adalah Grup Control (CG), di mana instruksi berpusat pada guru diterapkan. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara GIG dan LTG, tetapi perbedaan yang signifikan antara LTG dan CG. Hal ini ditentukan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan tertentu dalam menafsirkan grafik selama penelitian. Demirci dan (2009) studi Uyanık menunjukkan bahwa sebelum kinematika mata pelajaran yang diberikan kepada siswa, menyediakan masalah yang berkaitan dengan grafik dan menafsirkan dapat meningkatkan keberhasilan pelajaran kinematik. Secara khusus, ketika guru menggunakan metode tradisional dalam pelajaran sains, siswa cenderung tidak menyukai ilmu pengetahuan. Pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia pada sebelumnya, tidak membuat siswa mengalami pembelajaran yang menyenangkan. Hal tersebut berdampak pada hasil kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi tidak memenuhi standar ketuntasan. Dengan dilakukannya penelitian tindakan ini, serta pemilihan model pembelajaran Group Investigation yang lebih tepat untuk pembelajaran menulis teks hasil observasi. Hal tersebut berdampak pada hasil kemampuan menulis teks hasil observasi siswa mengalami peningkatan sesuai dengan standar ketuntasan dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang terdapat pada jurnal Journal of Education and Practice yang dilakukan oleh Andri Pitoyo dengan judul The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students’ Writing Skills Viewed from Cognitive Style. Dari penelitian commitsiswa to user ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis yang mengikuti model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
kooperatif kelompok dalam jenis kelompok investigasi lebih baik daripada kelompok siswa yang belajar di Accelerated Learning Team dan Role Playing, sedangkan kemampuan menulis siswa yang ikuti kelompok kooperatif tipe model pembelajaran dan Accelerated Learning Team dan bermain peran yang sama. Kemampuan menulis siswa yang memiliki gaya kognitif lapangan kemerdekaan yang lebih baik daripada kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif lapangan ketergantungan. Ada interaksi antara jenis pembelajaran kooperatif dan gaya kognitif dalam mempengaruhi keterampilan menulis. Interaksi ditunjukkan kepada sekelompok siswa yang memiliki gaya kognitif lapangan kemerdekaan, penggunaan jenis pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok lebih baik daripada jenis Accelerated Learning Team atau jenis Role Playing, sedangkan Accelerated Learning Team memberikan sama hasil sebagai jenis Role Playing. Pada kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif ketergantungan, tiga jenis pembelajaran kooperatif adalah hanya semua baik. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation yang dilakukan pada siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, membuat siswa lebih semangat, berminat dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada kegiatan menulis siswa yang juga lebih baik. siswa dalam menulis teks hasil observasi tidak mengalami kesulitan selama proses menulis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashok Sapkota dengan judul “Developing Students’ Writing Skill through Peer and Teacher Correction: An Action Research” (2012). Pada awalnya banyak siswa yang menganggap bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang termasuk sulit. Kegiatan menulis di kelas dikerjakan sebagai pekerjaan rumah, karena dengan waktu yang tidak mencukupi bagi siswa dalam belajar menulis di kelas. Siswa lebih menyukai kegiatan berbicara dari pada kegiatan menulis. Setelah dilakukan tindakan, siswa dapat melakukan kegiatan menulis dengan baik di kelas tanpa kesulitan. Pada penelitian ini, kegiatan pembelajaran menulis teks hasil observasi akan menerapkan model pembelajaran Group Investigation. Model pembelajaran Group Investigation menjadikan siswa lebih aktif dan antusias saat proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk konsentrasi penuh saat melakukan kegiatan investigasi kelompok ataupun to user kelompok untuk berdiskusi. Model observasi. Siswa manjadi aktif saat prosescommit pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
ini menekankan agar siswa lebih aktif dan berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran. Metode ini lebih menekankan peran siswa dalam pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dan instruksi guru untuk menyimak dan mengamati situasi yang diberikan oleh guru, mengumpulkan data informasi dari observasi, mendiskusikan situasi tersebut, menentukan judul secara individu, hingga akhirnya mampu menulis sebuah teks hasil observasi secara individu. Model ini membuat siswa belajar untuk mampu berkonsentrasi penuh dan berinteraksi dengan teman satu kelompok. Model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi telah dilaksanakan melalaui tindakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan 4x40 menit. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis pada prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diuraikan bahwa pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga mengalami peningkatan. Peningkatan itu meliputi peningkatan pada proses pembelajaran dan hasil kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. 1. Peningkatan Kualitas Proses dalam Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi Penerapan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga dapat membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk aktif. Siswa lebih bersemangat dalam mendengarkan penjelasan guru, mendiskusikan data informasi hasil observasi, dan bersemangat menulis teks hasil observasi. Menurut Hamdani (2011: 91) langkah-langkah model pembelajaran Group Investigastion adalah sebagai berikut: (1) Seleksi topik, (2) Merencanakan kerja sama, (3) Implementasi, (5) Analisis dan sintesis, (6) Penyajian hasil akhir, dan (7) Evaluasi. Implementasi model pembelajaan Group Investigation secara umum dibagi menjadi enam langkah menurut Rusman (2012: 221), yaitu: (1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, (2) merencanakan tugas-tugas belajar, (3) melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5) mempresentasikan laporan akhir, dan (6) evaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Berdasarkan pendapat teori di atas, dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation, juga menerapkan beberapa langkah pembelajarannya. Pertama, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 6 anggota. Kedua, guru memberikan arahan atau instruksi kepada semua kelompok untuk melakukan kegiatan investigasi atau observasi. Ketiga, siswa secara berkelompok melakukan kegiatan investigasi dengan pendampingan guru. Keempat, siswa kembali ke kelas dan mendiskusikan hasil informasi atau data yang telah diperolehnya dengan kelompoknya masing-masing, untuk kemudian siswa menyusunnya menjadi sebuah laporan hasil observasi. Kelima, siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Keenam, siswa dan guru mengevaluasi hasil pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Model baru yang digunakan oleh guru, membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk mengumpulkan data informasi dari kegiatan observasi, kemudian mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya. Salah satu kunci sukses dari yakni membuat siswa saling bekerja sama memecahkan masalah. Adanya timbal balik yang baik antar siswa akan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Namun, pada awal penelitian, timbal balik antar siswa belum maksimal. Timbal balik yang maksimal terlihat di siklus II. Siklus I hanya dua kelompok saja yang maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Hal tersebut dilakukan guru dengan cara membuat undian. Namun, siklus II menunjukkan peningkatan kegiatan berkelompok. Semua anggota kelompok mampu berperan aktif dalam mendiskusikan masalah yang diberikan guru melalui kegiatan investigasi kelompok. Selain hal tersebut, peningkatan terlihat ketika presentasi hasil kelompok, seluruh siswa sangat antusias untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka tanpa ditunjuk oleh guru dan tanpa guru membuat undian seperti yang terjadi pada pembelajaran siklus I. Kegiatan melakukan investigasi kelompok pada siklus I kurang begitu lancar, hal ini ditujunjukkan ketika ada beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memelakukan observasi ataupun investigasi. Sedangkan peningkatan yang terlihat pada siklus II ialah commitpembelajaran to user siswa telah mampu mengatasi kesulitan dalam sebelumnya (siklus I) dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
cara membuat catatan kecil untuk mencatat poin-poin penting yang dihasilkan dari kegiatan observasi tersebut dan mampu mengembangkannya berdasarkan apa yang telah didapatkan dari kegiatan mengobservasi. Peningkatan tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga terjadi pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada prasiklus, guru mengalami kesalahan persepsi dalam menyampaikan materi menulis teks hasil observasi dan guru tidak konsisten dalam model pembelajaran. Siswa mengalami kebingungan dalam pembelajaran menulis untuk mengembangkan ide-ide berdasarkan kegiatan mengingat saja. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik dan tidak memiliki antusias dalam pembelajaran karena tidak adanya rangsangan untuk membantu siswa mendapatkan dan mengembangkan ide. Guru juga tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan kesalahan konsep tersebut mengakibatkan siswa tidak mendapatkan kemampuan menulis yang diharapkan. Model yang digunakan guru ialah model konvensional. Hanya ceramah, mendengarkan penjelasan materi dari guru kemudian menuliskan berita berdasarkan mengingat yang sudah pernah dilakukan kemudian mmengerjakan LKS. Kesalahan konsep dan pemilihan metode yang kurang tepat, merupakan faktor ketidakkonsistenan guru dalam menggunakan model pembelajaran. Guru terlihat belum mengusai metode pembelajaran dan mengalami kebingungan dalam penerapan pemmbelajaran yang sesuai dengan metode. Hal tersebut berdampak, siswa tidak sungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru dan tidak menngasah kemampuannya untuk menulis teks hasil observasi. Penelitian tindakan kelas ini, membantu guru untuk meluruskan konsep yang salah, memilih model yang tepat, yang sesuai dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran Group Investigation. Pada siklus I, guru sudah mampu menerapkan metode pembelajaran Group Investigation. Guru sudah membuat pembelajaran menarik dan selalu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Guru
juga
telah
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memberikan kesempatan untuk menanggapi hasil dari presentasi kelompok temannya. Seluruh siswa sudah fokus dalam pembelajaran, karena kalau siswa tidak fokus untuk melakukan kegiatan investigasi kelompok tersebut commit to user maka siswa akan tidak dapat mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
Kemampuan guru menerapkan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi mengalami peningkatan di siklus II. Guru telah mampu menerapkan model dengan baik. Guru mampu membimbing siswa menentukan masalah dan memecahkan masalah dalam menulis teks hasil observasi. a. Peningkatan Kinerja Guru Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dilihat dari nilai akhir guru dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi 16 aspek. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, dapat diketahui bahwa kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selalu mengalami peningkatan dari mulai pratindakan sampai kepada siklus II. Jumlah skor guru pada pratindakan 53 dengan nilai 66,25 dan berada pada kategori cukup. Pada siklus I, kinerja guru sudah dikategori baik dengan skor sebesar 67 dan mencapai nilai 83,75. Nilai guru yang paling tinggi didapatkan pada siklus II, guru mendapatkan kategori sangat baik dengan skor 77 dan nilainya 96,25. Penerapan model pembelajaran Group Investigation sudah dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar menulis teks hasil observasi di kelas. b. Peningkatan Kinerja Siswa Peningkatan kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dari mulai prasiklus sampai siklus II dapat dinilai dari beberapa indikator, yakni: (1) Keberanian siswa selama proses pembelajaran, (2) Keaktifan siswa bertanya/ menjawab selama proses pembelajaran, (3) Perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran, dan (4) Antusias mengerjakan tugas penulisan teks hasil observasi oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Berdasarkan hasil pengamatan dari pratindakan sampai siklus II, diketahui bahwa ketiga indikator tersebut mengalami peningkatan. Berikut uraiannya peningkatan kinerja siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. (1) Keberanian siswa selama proses pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
Keberanian siswa selama proses pembelajaran dari mulai prasiklus sampai dengan siklus II selalu mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus hanya 2,61 dan persentase keberhasilannya 65,27%. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memiliki keberanian mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Pembelajaran hanya berpusat pada guru dalam memberikan materi pelajaran teks hasil observasi kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru. Siklus I pembelajaran mulai berubah, pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Pembelajaran mulai terlihat adanya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. Nilai rata-rata siswa siklus I 3,05 dan tingkat keberhasilannya 76,38%. Nilai keberanian siswa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi yang paling baik ada pada siklus II. Siswa sudah semakin banyak yang berani mengemukakan pendapat kepada guru dan semakin kritis. Nilai rata-rata siswa pada siklus II ini mencapai 3,75 dengan persentase keberhasilan sebesar 93,75%. (2) Keaktifan siswa bertanya/ menjawab selama proses pembelajaran Keaktifas siswa bertanya maupun menjawab selama proses pembelajaran ini meliputi persiapan siswa pada saat kegiatan apersepsi dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar menulis teks hasil observasi. Pengamatan awal atau prasiklus keaktifan siswa terhadap pembelajaran sangat rendah. Siswa banyak yang kurang aktif ketika guru menyampaikan materi. Beberapa dari mereka malah menciptakan kesibukan sendiri. Hal ini juga terlihat dari perolehan skor rata-rata siswa yang hanya 2,58 dengan tingkat keberhasilan 64,58%. Nilai rata-rata siswa siklus I sudah mengalami peningkatan dari nilai rata-rata prasiklus. Nilai tersebut mencapai 3,22 dan persentase keberhasilannya sebesar 80,55%. Keaktifan siswa yang sangat baik terlihat pada siklus II. Hampir semua siswa memiliki motivasi yang tinggi sebelum pembelajaran dimulai. Saat guru melakukan kegiatan apersepsi, siswa merespon dengan baik. Ketika guru memberikan materi pelajaran pun siswa terlihat aktif tertarik untuk memperhatikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa pada aspek ini mencapai 3,67 dengan persentase keberhasilannya sebesar 91,67%. (3) Perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
Perhatian siswa dalam proses pembelajaran juga menjadi salah satu aspek pengamatan selama pembelajaran menulis teks hasil observasi berlangsung. Perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi ini meliputi persiapan siswa pada saat kegiatan apersepsi dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar menulis teks hasil observasi. Pengamatan awal atau prasiklus perhatian siswa terhadap pembelajaran masih terlihat rendah. Saat guru menyampaikan materi, siswa masih banyak yang kurang memperhatikan pelajaran. Beberapa dari mereka terdapat menciptakan kesibukan sendiri bahkan mengalihkan perhatiannya ke arah keluar kelas. Hal ini juga didukung dengan skor rata-rata siswa yang hanya 2,75 dengan tingkat keberhasilan 68,75%. Pada tindakan siklus I nilai rata-rata siswa sudah mengalami peningkatan dari nilai rata-rata prasiklus. Nilai tersebut mencapai 3,36 dan persentase keberhasilannya sebesar 84,02%. Pada siklus II perhatian siswa terlihat sangat baik. Hampir semua siswa memiliki semangat yang tinggi sebelum pembelajaran dimulai. Siswa terlihat lebih siap untuk mengikuti pembelajaran. Saat guru melakukan kegiatan apersepsi, siswa merespons dengan baik. Siswa terlihat antusias memperhatikan ketika guru memberikan materi pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa pada aspek ini mencapai 3,75 dengan persentase keberhasilannya sebesar 93,75%. (4) Antusias mengerjakan tugas penulisan teks hasil observasi Proses pembelajaran yang baik ditunjukkan dengan adanya kemauan siswa dalam mengerjakan tugas menulis teks hasil observasi yang diberikan guru sesuai dengan petunjuk guru. Pada prasiklus antusias siswa dalam mengerjakan tugas masih rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata 2,66 dan tingkat keberhasilannya 66,67%. Pada tindakan siklus I, nilai rata-rata aspek ini meningkat yakni mencapai 2,97 dengan tingkat keberhasilan 74,30%. Pada siklus I ini, siswa semakin semangat dalam menyelesaikan tugas dari guru. Pada siklus II, nilai antusias siswa dalam mengerjakan tugas menulis teks hasil observasi mengalami peningkatan dengan sangat baik. Siswa terlihat bersungguhsungguh dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini terlihat dari perolehan akhir dari siklus II yaitu 3,61. Persentase ini sudah melebihi dari persentase yang ditentukan 90,27%. Secara umum, nilai rata-rata kualitas proses pembelajaran menulis teks hasil commit sampai to user siklus II mengalami peningkatan. observasi pada semua aspek dari pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
Nilai rata-rata prasiklus 66,32. Pada siklus I, nilai rata-ratanya meningkat 12,49 hingga mencapai 78,81. Siklus II nilai rata-ratanya juga meningkat menjadi 92,18. Pada kualitas proses pembelajaran siklus I, menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah melebihi capaian batas ketuntasan proses pembelajaran yang telah ditentukan yaitu 75%. Namun pembelajaran tidak hanya sampai pada siklus I, karena nilai KKM pada pembelajaran siklus I belum terpenuhi. Maka untuk itu perlu ditindaklanjuti kepada pembelajaran siklus II. 2. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Pelaksanaan tindakan prasiklus atau sebelum dilaksanakan tindakan siklus, siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga memiliki kemampuan menulis tek hasil observasi yang masih rendah. Hasil akhir siswa tidak mencapai KKM yang ditentukan, yakni 75 dan ketuntasan klasikal kelas yakni 75%. Hal ini dapat diketahui dari hasil pratindakan. Nilai rata-rata kelas adalah 65,95, angka ini masih jauh dari KKM yang ditentukan. Tidak terdapat siswa yang mencapai ketuntasan. Untuk meningkatkan nilai siswa, baik nilai individu maupun nilai klasikal, diterapkannya model pembelajaran Group Investigation sebagai penunjang proses pembelajaran. Siklus I, jumlah siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga yang mencapai KKM masih belum mencapai 75%. Terdapat 12 siswa atau 33,33% yang tuntas. Nilai rata-rata kelas juga masih 74,44. Hal ini dapat dimaklumi karena siswa dan guru kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran terutama dalam menulis teks hasil observasi. Namun, hal tersebut sudah mengalami peningkatan dari segi kualitas proses dan hasil dibandingkan dengan pembelajaran prasiklus. Melihat hasil siklus I yang belum sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran menulis teks hasil observasi, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II. Pada tindakan siklus II dilakukan perbaikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada tindakan sebelumnya siklus I. Hasil dari tindakan yang dilakukan pada siklus II ternyata sangat memuaskan. Rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 74,44 menjadi 83,07. Hasil pada tindakan siklus II ini menunjukan nilai rata-rata telah memenuhi nilai KKM yang ditentukan. Peningkatan yang signifikan terlihat pada hasil ketuntasancommit klasikal. Siswa yang tuntas mencapai 97,22% to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
dengan jumlah 35 siswa atau dengan kata lain dapat dikatakan terjadi peningkatan sekitar 63,89% dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II, guru dan siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran Group Investigation,
sehingga hasil akhir pembelajaran telah mencapai
KKM yang ditentukan. Namun ada satu siswa yang masih berada di bawah nilai KKM. Akhir siklus II, satu siswa mendapat nilai rendah yang berada di rentang nilai 65-75. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru. Kelemahan atau kekurangan dari kedua siswa tersebut ialah kurangnya kemampuan untuk mengembangkan kalimat dalam struktur teks hasil observasi. Siswa tersebut perlu diadakannya tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan menulisnya dengan cara remedial. Kekurangan yang terjadi di akhir siklus II tersebut tidak mengurangi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Keberhasilan penelitian diperoleh dengan pencapaian tujuan yang telah ditentukan yakni, rata-rata nilai telah mencapai 74,44 atau lebih sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Nilai rata-rata akhir siklus II mencapai 83,07. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa (1) nilai rata-rata pada pratindakan sebesar 65,95 mengalami peningkatan sebesar 8,49 poin menjadi 74,44 dan kemudian mengalami peningkatan di siklus II sebesar 8,63 poin menjadi 83,07. (2) nilai tertinggi pada pratindakan ialah 71,42 dan siklus I 82,85 dan II juga 94,28. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks hasil observasi melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observas siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. (3) nilai terendah pada prasiklus ialah nilai 60, siklus I nilai 68,27, dan siklus II nilai 74,28. Hal ini menunjukkan bahwa, pembelajaran menulis teks hasil observasi melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. (4) jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran pratindakan tidak terdapat siswa yang mendapat nilai ketuntasan, mengalami peningkatan menjadi 12 siswa (33,33%) pada siklus I dan kemudian jumlah siswa yang tuntas kembali mengalami peningkatan menjadi 35 siswa (97,22%). Gambaran penjelasan di atas adalah gambaran peningkatan yang dialami selama pembelajaran dari kegiatan prasiklus sampai kepada siklus II. Berdasarkan rumusan to user masalah yang ada pada bab I, gambarancommit penjelesan ini ialah jawaban dari permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
tersebut bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Berpijak pada hasil temuan di atas, terjadi peningkatan pada kualitas proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Hal tersebut disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang inovatif yakni model pembelajaran Group Investigation. Hal ini sesuai dengan paparan Aunurrahman (2010: 140) bahwa pengembangan model pembelajaran yang tepat
pada dasarnya
bertujuan untuk
menciptakan kondisi
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, model pembelajaran menulis yang inovatif bukan sekedar memberikan peluang menuangkan ide-ide ke dalam tulisannya namun dapat pula meningkatkan intensitas keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran.
commit to user