BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Hijabers Community Jakarta Hijabers Community Jakarta (HC JKT) yaitu wadah kaum muslimah
agar bisa berkarya dan beraktivitas sesuai kemampuan dan minat masingmasing. Karena HC JKT ingin menjadikan hijab sebagai kekuatan untuk bersikap positif, bukan ketakutan dan kekakuan dalam berkarya dan bersosialisasi. Salah satu upaya yakni HC JKT ingin mengakomodasikan kegiatan-kegiatan seputar muslimah dan hijabnya, mulai dari fashion hingga kajian-kajian seputar Islam. Dalam waktu setahun, HC JKT terus berkembang. Hal ini tentu tak lepas dari dukungan para anggotanya di seluruh Indonesia. 1
Gambar 3.4 Hijabers Community Jakarta
1
Community, Hijabers. 2012. HIJAB STYLE by HIJABERS COMMUNITY. Qultum Media : Jakarta. 2012 hal 2
4.1.1
Sejarah Hijabers Community Berawal dari niat seorang desainer muda yang kini namanya sudah
sangat popular di kalangan remaja muslimah dan dicap sebagai fashion icon busana muslim, Dian Pelangi. Dian ingin agar para muslimah tak sekedar bersosialisasi, bergaul, hangout, dan melakukan aktivitas yang jauh dari manfaat. Keinginannya teringat pada hablumminallah dan hablumminannas berjalan beriringan. Soal kumpul-kumpul di mal atau di kafe, misalnya, akan lebih indah bila diisi dengan muatan religi sehingga ajang kumpul-kumpul yang dijalani juga menumpuk pahala. Merasa niatnya terdengar idealis, Dian tetap bertekad bahwa itulah jalannya untuk mengajak muslimah agar tetap mengingat-Nya dimanapun berada. Dian juga ingin para muslimah memiliki bekal akhirat dan tak sekedar menjalankan kewajiban dunia semata. Hingga pada akhirnya Dian menemukan teman yang memiliki visi sama. Dia Ria Miranda, teman studi di ESMOD sekaligus sahabat Dian. Lalu Dian menceritakan kepada sahabatnya, Ria tentang ide-ide mengenai komunitas muslimah yang akan dibentuk, memberdayakannya sebagai jembatan untuk mencapai ridho-Nya, lalu mengajak sebanyak mungkin muslimah untuk turut serta. Tahun 2010, tercetus ide untuk melahirkan Hijabers Community, komunitas perempuan berhijab. Demi memuluskan niat mulia tersebut, Dian dan Ria mengajak teman-teman lainnya yakni Hanna dan Fifi dari Hijabscarf.com.2
2
Ade Aprilia. BRAIN, BEAUTY, BELIEF Dian Pelangi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2014 hal 68
mereka memiliki blog fashion seperti Themerchantdaughter.blogspot.com atau Riamiranda.com sehingga bisa diajak menjadi tuan rumah dari fashion show saat menjelang lebaran, yang Dian gelar bersama APPMI. Merekapun mulai menyebarkan undangan untuk buka puasa bersama di Urban Kitchen, Plaza Indonesia, melalui media sosial, termasuk Facebook dan Twitter, mereka berharap akan banyak muslimah yang tertarik dengan gagasan mereka itu. 3 Ketika tiba hari yang ditunggu-tunggu, hasilnya diluar dari ekspektasi. Awalnya, mereka hanya memprediksi kedatangan 20-30 orang muslimah. Kenyataannya, peserta yang datang membludak hingga 70 orang. Dian dan Ria sangat senang melihat respon positif yang ditunjukkan oleh para muslimah. Kedatangan mereka menjadi bukti bahwa para muslimah antusias dengan ajang kumpul-kumpul yang bermanfaat sesama muslimah. Mereka tak hanya saling berkenalan dengan satu sama lain, tapi juga berbagi tentang banyak hal. Mereka pun juga merasa sejalan. Hingga akhirnya, mereka sholat bersama-sama, dan menjelang waktu sholat Tarawih, Dian dan kawan-kawan pamit untuk pulang. Dari acara berkumpul tersebut, Dian, Ria, dan Hanna serta Fifi membuat grup di Blackberry, yang hingga kini sebanyak 30 orang dari mereka masih berhubungan dengan sangat intens. Para muslimah inilah yang kemudian membidani lahirnya Hijabers Community. Dalam perjalanannya, mereka dibantu oleh Lulu Elhasbu, Jenahara Nasution, dan kawan-kawan lainnya agar komunitas ini bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan Dian.4
3
Ibid. 68-69
4
Ibid. 69
Gambar 3.5 Hijabers Community
Rapat demi rapatpun digelar untuk perumusan lebih matang. Sehingga proses pemilihan kelembagaan selesai, terpilihlah Jenahara Nasution sebagai ketua Hijabers Community. Selain itu, mereka membentuk struktur organisasi yang lengkap, termasuk penunjukkan wakil ketua, sekertaris, bendahara, divisi charity, PR, management, dan sebagainya. Bulan Maret tahun 2011, Dian dan kawan-kawan meluncurkan Hijabers Community ke tengah-tengah masyarakat. Alhamdulillah, acara launching tersebut sangat ramai. Para muslimah memadati acara peluncuran tersebut, padahal mereka hanya menyebarkan lewat media sosial. Setelah itu, banyak sekali bermunculan Hijabers Community dari kotakota lainnya. Ada Hijabers Community Bandung, Hijabers Community Yogyakarta, dan masih banyak yang lain. Kemunculan komunitas muslimah di berbagai kota itu membuat Dian senang sekali. Artinya niat positif mereka mengajak kebaikan tersampaikan dan bahkan mendapat respons yang baik, hal itu merupakan kemajuan yang sangat besar. 5
5
Ibid. 69
Gambar 3.6 Poster Hijab Days 2013 Hijabers Community Jakarta
Dengan adanya komunitas ini, mereka semakin terpacu untuk berkerudung juga. Di tengah era globalisasi dan ancaman pergaulan bebas yang memprihatinkan, keberadaan Hijabers Community menjadi angin segar di kalangan muslimah. 6 Hijabers Community Jakarta adalah bagian dari Hijabers Community yang menjadi wadah berkumpul untuk para muslimah berhijab di Jakarta & sekitarnya. Hijabers Community Jakarta diresmikan oleh Hijabers Community pusat pada tanggal 4 November 2012. Lahirnya Hijabers Community ini menjadi wadah bagi para muslimah untuk dapat nyaman berhijab. Saling berbagi ilmu ketika banyak muslimah yang bingung mencari tempat mengaji atau sekadar belajar mengenakan kerudung. Saling menginspirasi dan saling mengingatkan dalam berbuat kebaikan. 7
6
Ibid. 69-70
7
Yasifa, Syifa, Hijabers Community Jakarta, http://yasifaa.blogspot.com/search/label/Hijabers/Comm/JKT. diakses tanggal 11 Januari 2014
Pada November 2012 lalu, Hijabers Community Pusat yang diketuai oleh Jenahara Nasution resmi membentuk Hijabers Community Jakarta. Hijabers Community Jakarta merupakan cabang dari Hijabers Community Pusat, yang telah berkembang juga di Bandung, Jogjakarta, Aceh dan Padang. Melalui proses wawancara penyamaan visi maka terpilihlah 22 orang komite yang akan menjalankan Hijabers Community Jakarta selama beberapa tahun. Hijabers Community Jakarta berupaya untuk selalu berkarya, memperdalam agama, terus berbuat yang bermanfaat, serta menjadi sarana syiar dakwah dan wadah silaturahim bagi seluruh anggota Hijabers Community Jakarta dan juga bagi muslimah di Jakarta dan sekitarnya. Keberadaan Hijabers Community Jakarta diharapkan mampu memberikan motivasi untuk samasama belajar dan menjadi lebih baik di mata Allah SWT, mengenakan hijab dengan modern, namun tidak melupakan bahwa harus juga diikuti dengan perbaikan diri. Oleh karena itulah, komite Hijabers Community Jakarta memutuskan untuk membuat sebuah acara Grand launching yang bertujuan untuk memperkenalkan Hijabers Community Acara ini bernama HIJAB DAY, dengan tagline IT‟S YOUR DAY menjelaskan bahwa dalam satu hari, muslimah tidak hanya akan terhibur namun juga mendapat manfaat dengan ikut serta dalam acara ini. 8
8
Hijabers Community, Liputan Pengajian HC Jakarta Desember 2012, 'Islamic New Year : A moment to be better', http://hijaberscommunityjakarta.blogspot.com/2012_12_01_archive.html, diakses tanggal 11 Januari 2014.
Gambar 3.7 Foto M. Assad dan Fifi Alvianto
Dimulai dari tausiyah oleh Ibu Prof.Dr.Tutty Alawiyah dengan tema High Quality Muslimah, sharing hal-hal bermanfaat dengan Direktur Bisnis dengan
Bank
Mega
Syariah,
Ibu
Eko
Hijabers Community Jakarta,
Sukapti dan
juga
sharing
Hijabers Community Bandung,
dan Hijabers Community Padang, adapula talkshow menarik bersama Clear dengan tema Clear Mind Cool Ideas bersama Muhammad Assad dan Fifi Alvianto, cerita inspiratif Celebrity Hijab Story bersama Dewi Sandra dan Marshanda, Hijab Tutorial dari beberapa fashionista instagram seperti Puteri Hasanah Karunia, Sendy Monarchy, Shireen (Hijabers Kids), Lulu El Hasbu, Rani
Hatta,
Vivi
Zubedi,
dan
Novie
Rock,
Make
up
tutorial
bersama Wardah, 130 tenant bazaar yang menjual produk-produk berkualitas khas event hijabers, penampilan dari Julian Syahputra, Finalis Indonesian Idol, dan ditutup dengan malam Grand Launching Hijabers Community Jakarta yang bertujuan memperkenalkan para komitenya, dan dimeriahkan oleh fashion show rancangan Kamiidea, Ria Miranda dan Jenahara. 9
9
Ibid.
Gambar 3.8 Grand Launching dibuka oleh Syifa Fauzia (Acara Hijab Day Hijabers Community Jakarta)
Acara yang diselenggarakan di Skeeno Hall, Gandaria City, pada 25 mei 2013 ini diramaikan oleh 4000 pengunjung. Keberhasilan Hijab Day ini didukung pula oleh para sponsor (Bank Mega Syariah, Wardah, Clear, Ponds, dan Jenahara) dan juga para media partner (Paras, Noor, Laiqa, Provoke, Go Girl, Lokal Social, Scarf, Hijup, dan Republika). Ketua Hijabers Community Jakarta, yakni Syifa Fauzia menambahkan bahwa keberhasilan acara ini tidak luput dari kuasa Allah SWT, kerja keras para komite, dan juga loyalitas para followers dari Hijabers Community Jakarta yang sudah lebih dari 6000 orang dan support dari para pengunjung yang pada akhirnya mengenal lebih dekat Hijabers Community Jakarta. hingga saat ini jumlah hijabers yang hadir ketika diadakan acara HC Jakarta setiap saat meningkat karena semangat hijabers yang tidak ingin berhenti bersyiar dalam mengenakan hijab dan mempercantik diri agar bisa mengajak yang lain untuk bergabung. 10
10
Ibid.
4.1.2
Logo Hijabers Community
Gambar 3.9 Logo Hijabers Community Jakarta
Dilihat dari bentuk tulisan dan warna serta simbol yang dipilih pada logo Hijabers Community Jakarta memiliki banyak makna. Tulisan hijabers merupakan identitas wanita berhijab dengan tanda love diatas huruf „J‟ menyiratkan makna, wanita berhijab tetap mencintai hijabnya. Warna abu-abu tua dipilih karena memberikan kesan warna yang netral, artinya bisa diikuti oleh kalangan hijabers manapun dari segi usia. Tulisan “Community” pada bagian hijabers memberikan pesan bahwa adanya perkumpulan yang terdiri dari para pengguna hijab. Tulisan tersebut berwarna pink muda, kesan feminine pada wanita. Jakarta merupakan cabang kota dari Hijabers Community, sedangkan logo bunga dan terdapat tulisan HC mengindikasikan bahwa wanita adalah perhiasan dunia dan HC adalah singkatan dari Hijabers Community. 4.1.3
Visi dan Misi Hijabers Community Visi: Menjadikan wadah muslimah untuk memenuhi kebutuhan
hablumminallah dan hablumminannas dan menjadi media dakwah muslimah untuk berkarya dan beraktivitas serta menjadikan hijab sebagai kekuatan untuk bersikap positif. Misi: Pengajian bulanan, Hijab tutorial, Talkshow/ workshop, charity, dan Berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kebahagiaan.
4.1.4
Tujuan Hijabers Community Tujuan HC ini sebagai wadah berkumpulnya muslimah untuk sharing
mengenai ilmu agama Islam agar kita bisa terus istiqomah. HC syi'ar melalui fashion, karena beberapa komite berprofesi sebagai fashion designer dan melihat peluang fashion bisa sebagai sarana untuk berdakwah. Para komite ini dapat menunjukkan kalau hijab itu bisa terlihat modis dan tidak old fashion. Yang sudah berhijab menjadi lebih kreatif styling hijab. Menurut Dian Pelangi yang juga salah satu founder HC, Tujuan HC sejak awal berdiri memang untuk menjadi tempat berbagi dan saling memberikan inspirasi, termasuk dalam berbusana muslim. Fashion busana muslim menjadi pengikat komunitas ini. Sejumlah talkshow, pelatihan mengaplikasikan kerudung dengan cara yang lebih indah dan gaya juga diberikan. "Prinsipnya, citra Islam bisa ditampilkan lebih indah, termasuk dari gaya busana. Keindahan gaya busana muslim inilah yang bisa menjadi pemicu bagi perempuan lain untuk kemudian berhijab. Ini adalah juga bagian dari syiar. Anggota komunitas juga bisa saling berbagi pengetahuan seputar agama Islam, maupun berbagai hal seputar kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan aturan Islam. Ini adalah cara kita bersyiar, dengan kemasan yang berbeda, lebih dekat dengan dunianya anak muda," lanjut Dian menyebutkan.11 Dengan demikian, Hijabers Community Jakarta lahir karena kecintaan terhadap Allah namun menggunakan unsur fashion didalamnya. Hal ini dilakukan agar para muslimah mau memulai hijab dan tidak menunda-nunda memakainya, sebab hijab menjadi cermin bentuk ketakwaan kita dengan sang Khalik. 11
Yasifa, Syifa. Hijabers Community Jakarta, http://yasifaa.blogspot.com/search/label/Hijabers/Comm/JKT, diakses tanggal 11 Januari 2014
4.1.5
Struktur Organisasi Hijabers Community
Gambar 4.0 Anggota Hijabers Community Jakarta
Komite Ketua Syifa Fauzia Sekertaris Dian Elanda Akhmad Dinda Pritavaudika
Divisi Charity Triana Putri Rahmi Ririn Utami Diennul Chayra Sarah Sofyan Divisi Internal Relation Riezkha Amalia Hanum Septia Sukariningrum Faradisa
Wakil Ketua Dafina Amalina Fika Nurfitriyana
Bendahara Arinda Yunita
Divisi Acara Neisya Laras Citra Addina Ayuningtyas Fina Yasifa Dwina Arini Rizkia Ichty
Divisi Humas Raissa Disa Annisa Pratiwanda Sasa Pujisyarma Putri Dwi Andari
Divisi IT Lia Williarti Pinkan Natasha Desnanti Sarachika
Divisi Dokumentasi Meiswari Cahya Putri Leony Anggini Galuh Putri
4.1.6
Bentuk Acara Hijabers Community 1. Pengajian bulanan
Gambar 4.1 Acara Pengajian HC
Komunitas hijabers selalu memiliki acara pengajian tiap bulan dalam memeriahkan acara tersebut, umumnya bertujuan untuk membantu muslimah dalam mendalami kajian tentang Islam lebih dekat dan lebih menarik secara packaging. Pengajian ini biasanya diikuti oleh para remaja, ibu-ibu, dan anak-anak dalam segala usia agar bisa memahami kaedah seorang muslim. Secara tidak langsung, acara pengajian Hijabers Community Jakarta adalah dakwah yang dilakukan tim HC untuk menyebarkan pelajaran nilai moral, akhlak, dan budaya Islam. 2. Hijab tutorial
Gambar 4.2 Tutorial Hijab
Ingin cantik dan modis tentu impian semua wanita. Dulu, sebelum adanya hijab style, kerudung maupun hijab dianggap sebuah tren kuno dan tidak modis. Padahal, hijab bukanlah sebagai tempat untuk memamerkan kecantikan luar, namun sebaliknya dari dalam. Hijab bukanlah penghalang para wanita untuk berkreasi, menurut Dian Pelangi. Dengan adanya, Acara tutorial hijab selalu diadakan di Hijabers Community seminggu sekali. Terobosan gaya-gaya hijab terbaru memberikan kesan fresh pada muslimah yang berhijab. Aksi padupadan bentuk hijab baru, motif, dan bahan hijab serta penempatan posisi pentul sebagai accecories penyambung antara helai hijab yang satu dengan yang lain menjadikan tampilan hijab sebagai penutup kepala dan dada tampak lebih cantik dan modis. 3. Talkshow/ Workshop
Gambar 4.3 HIJAB IT'S YOUR DAY 2014 Poster
HIJAB DAY It‟s Your Day 2014 adalah salah satu dari sekian banyak acara talkshow Hijabers Community. Acara talkshow bertujuan untuk meningkatkan motivasi muslimah dalam memberikan inspirasi sekaligus memberikan ilmu dan informasi seputar pengetahuan agama maupun umum.
Gambar 4.4 Acara Hijab Day 2014 dari Hijabers Community Jakarta
Gambar diatas merupakan bentuk format acara talkshow yang HC adakan setiap bulannya. Pembicara pada talkshow tersebut biasanya orang yang menguasai dari tema maupun topik yang dibahas seputar kemuslimahan. Tampilan dari Hijabers Community Jakarta sendiri lebih mengunggulkan warna pastel, karena diyakini sebagai karakter muslimah yang lembut dan tenang. Pada acara Hijab Day juga dilakukan sharing guna berbagi ilmu baik itu pengetahuan umum, Islam, maupun pengalaman pribadi. Acara talkshow juga biasanya dihadiri oleh beragam muslimah dari latar belakang yang berbeda, karena acara talkshow juga merupakan acara praktis namun sarat dengan makna dan informasi pada setiap perbincangan antara moderator atau host dengan narasumber.
4. Charity
Gambar 4.5 Poster Acara Charity HC
Kegiatan charity digunakan oleh tim Hijabers Community Jakarta untuk membantu orang-orang yang kurang mampu atau amal jariyah. Charitynya berasal dari uang infaq teman-teman HC. Acara ini biasanya dilaksanakan setelah acara talkshow/ acara utama berakhir. Hasil charity biasanya akan disumbangkan ke tempat Jenahara, panti jompo, anak sekolah yang butuh bantuan untuk berbagi macam hal seperti uang, barang. Jadi acara ini untuk menyatukan HC dengan anak-anak maupun orang-orang yang kurang mampu. Dan ini juga membuat komite HC Jakarta lebih bersyukur dengan apa yang telah diberikan. Karena bagi HC sendiri, berbagi terhadap sesama merupakan tindakan mulia dan bisa membuat orang lain bahagia atas pemberian dan hadiahnya.
4.1.7
Profil Narasumber Key Informan (Komite Hijabers Community Jakarta)
1. Dafina Amalina
3. Ariane K. Dewi
2. Fina Yasifa
Informan Pendukung
4. Ulida Yuliani
5. Tata Lukmanika
6. Rani Nusa
Gambar 4.6 (Foto-Foto Narasumber)
Nama
Usia
Islam
Pendidikan
Hobi
Fakultas Dafina
27
Amalina
Tahun
Islam
Ekonomi,
Masak dan
Universitas
Traveling
Indonesia
Pekerjaan
Brand Manager Unilever
Zalora Indonesia, Business Development; Fakultas Fina
23
Yasifa
Tahun
Islam
Managemen Universitas Trisakti
Bernyanyi, dan Fotografi
Jenahara, Public Relation and Marketing; PT Mazars Indonesia, Accounting Staff
Ariane Kusuma
21 Tahun
D3 Islam
Advertising, BSI
Dewi
Phone Hiking dan
Banking
Traveling
Officer Cimb Niaga Model dan
SMUNIC Ulida Yuliani
26 Tahun
Islam
LPRS
Foto
Modelling
Model
School
Founder Hijab Model Indonesia (HIJMI)
Model Muslimah, Penulis Buku
Universitas
Tata
26
Lukmanika
Tahun
Islam
Persada
Traveling,
Indonesia
Kuliner,
(YAI),
dan
Fakultas
Fotografi
Fashion
Muslimah, Host/ TV Presenter, Desainer of
Psikologi
TATA by Tata Lukmanika Model,
Unindra, Rani Nusa
23 Tahun
Islam
Pendidikan Bahasa Inggris
Berenang, Hiking, Traveling, dan Gambar
Pendiri RNEO (Rani Nusa Event Organizer), dan Desainer NR Collection.
4.2
Hasil Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan adalah melihat satu persatu
fenomena hijab style yang terjadi pada anggota Hijabers Community Jakarta sejak akhir tahun 2011 di Pusat yang hingga akhirnya kini menjadi cabang Jakarta. Setelah melakukan wawancara dengan informan baik dari pihak internal maupun eksternal, yaitu orang-orang yang tergabung di dalam Hijabers Community maupun diluar dari itu, peneliti dapat menganalisa tentang fenomena Hijabers Community Jakarta yang saat ini sudah ada beberapa cabang di daerah yaitu Yogyakarta dan Bandung. Peneliti mencoba menganalisa berdasarkan data-data yang sudah didapatkan melalui hasil wawancara dengan beberapa narasumber yaitu anggota komunitas Hijabers Community Jakarta. Penelitian berdasarkan observasi terhadap HC JKT dalam setiap pertemuannya adalah untuk mengetahui fenomena apa saja yang terjadi dalam komunitas hijabers di Jakarta setiap bulan maupun perkembangannya di tahun-tahun ini. Dilihat dari studi fenomenologi komunikasi, komunitas hijabers tidak pernah tertinggal fashion, akan tetapi selalu aktif dalam pertemuannya dan selalu update tentang fashion. Mulai dari pakaian, sepatu, gaya berhijab, hingga kota-kota yang menarik. Peneliti mengamati informan ketika komunitas hijabers ini bertemu dengan yang lainnya. Mereka selalu terlihat gaya dengan pakaian serta hijab, dan aksesorisnya, seperti tas, kalung, maupun gelang. Mereka sangat menyukai difoto seluruh tubuh untuk memperlihatkan fashion atas identitas mereka sendiri.
MIND MAPPING HASIL PENELITIAN
Hijab Style dan Hijab Syar‟I
Perkembangan Hijab Style Tahun 2014 Motif Hijab Style
Realitas Kehidupan & Kesadaran Diri HC Jakarta
Identitas Diri Sebelum dan Setelah Berhijab
Hasil Penelitian
Hijab Style dan Fashion
Pengaruh Hijab Style di Dunia Islam
Pandangan Terkait Muslimah Sejati
Hijab Style Sebagai Fashion dan Identitas Diri Hijabers Community Jakarta
Kesulitan Saat Awal Menggunakan Hijab
4.2.1
Motif Hijab Style Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan 3 kriteria motif
seseorang dengan menggunakan hijab style sebagai aplikasi fashion dan identitas diri. Adapun dari ketiga kriteria, terdapat sub-bab hasil dari pembagian tersebut, antara lain, pertama aspek agama yang terdiri dari empat kategori yaitu perintah Allah, syiar dan dakwah, mengingat kematian, menghindari godaan lelaki, dan proses berhijab. Kedua kewanitaan terdiri atas kecantikkan dan daya tarik, modis dan fashion, identitas muslimah. Ketiga, sebagai penunjang karier.
Gambar 4.7 Motif Hijab Style
Aspek Agama • Perintah Allah • Syiar dan Dakwah • Mengingat Kematian • Menghindari Godaan Lelaki • Proses Berhijab Kewanitaan • Kecantikkan dan Daya Tarik • Modis dan Fashion • Identitas Muslimah Karier
a. Aspek Agama Hijab merupakan simbol identitas dalam ajaran Islam bagi wanita. Agama juga ujung titik tombak dalam suatu kehidupan. Para muslimah yang merasa yakin beragama Islam, akan mengenakan hijabnya tanpa ragu dan keterpaksaan. Adapun kategori berdasarkan dari kriteria Aspek Agama antara lain perintah Allah, syiar dan dakwah, mengingat kematian, menghindari godaan lelaki, dan proses berhijab. 1. Perintah dari Allah Penggunaan hijab di tanah air diyakini sebagai bentuk kepatuhan muslimah dalam mengerjakan kewajiban dari Allah. Hijab juga menjadi bentuk pedoman muslimah agar diketahui agamanya yakni Islam. Kepatuhan tersebut yang nanti akan dipertanyakan pada hari akhir nanti. Menurut Tata Lukmanika selaku model dan fashion desainer busana muslim, mengatakan bahwa didalam Al-Quran ayat mengenai perintah berhijab sudah diterangkan dengan jelas agar setiap muslimah yang sudah baligh bisa menutup auratnya kecuali muka dan telapak tangan. Perintah Allah terhadap muslimah memang memiliki manfaat yang banyak sekali, muslimah bukan saja bisa menutup diri dari hal berbahaya, Allah juga menginginkan agar umat-Nya mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an agar bisa menjadi pedoman hidup kelak hingga akhir masa. Sehingga banyak muslimah yang pada akhirnya memutuskan untuk menyegerakan berhijab karena itu sudah jelas perintah Allah langsung bagi yang mengetahui dan sudah memahami-Nya.
Pendapat Rani Nusa sebagai Pendiri Hijab Style Community juga menyatakan kepercayaan muslimah untuk mempercayakan isi buku pedoman hidupnya sampai akhir hayat yakni Al-Quran memang sangat memberikan efek yang luar biasa positif. Allah akan menjaga para wanita atau keturunan hawa ketika memakai pakaian hendaklah pakaian yang longgar dan tidak transparan, serta tidak menyerupai wanita pada kaum jahiliyah dahulu, agar tidak mengundang fitnah sekaligus mendukung para nonmuhrim untuk menundukkan pandangannya. Menurut Ulida Yuliani, Ayat-ayat Allah sudah tidak bisa diganggu apalagi di modifikasi ulang seperti media. Allah maha Pemurah lagi Maha Penyayang, apapun yang Allah anjurkan pasti akan ada hikmahnya tinggal bagaimana
seorang
muslimah
mampu
mengambil
intisari
atas
pemahamannya mengenai kandungan Al-Quran. Adapula dari Dafina Amalina juga mengatakan bahwa motif awal berhijab itu karena tahu bahwa berhijab adalah perintah dari Allah langsung. “Nothing. Bener-bener pure karena tau ini wajib awalnya.”, Ungkap Dafina Amalina12 Sesungguhnya Al-Quran itu bukan hanya berisikan pedoman hidup dan buku bacaan, namun lebih dari itu, Al-Quran memberikan banyak peringatan dan nasihat untuk kebahagiaan hidup di dunia maupun di Akhirat serta mengenalkan manusia terhadap penciptanya. Segelintir kaum aktivis muslimah menyerukan berhijab agar menaati perintah Allah sepenuh hati tanpa paksaan. 12
Dafina Amalina, Motif menggunakan Hijab Style, 28 Januari 2015
SKEMA URUTAN MOTIF BERHIJAB ANTARA ULIDA, TATA, DAFINA DAN RANI TERHADAP PERINTAH ALLAH SWT
Ulida Yuliani Motif Berhijab: Seorang muslim mempelajari Islam lebih dalam lagi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Tata Lukmanika dan Dafina Amalina Motif Berhijab: Ayat Al-Quran mengenai perintah berhijab sudah diterangkan dengan jelas agar setiap muslimah yang sudah baligh bisa menutup auratnya kecuali muka dan telapak tangan
Rani Nusa Motif Berhijab: Islam memang sudah mengajarkan bahwa ketika kamu berhijab, maka pakailah pakaian longgar dan jangan transparan.
2. Syiar Atau Dakwah Selain adanya faktor dorongan dari perintah Allah, muslimah diyakini bisa membawa pengaruh baik dan menjadi inspirasi bagi wanita berhijab lainnya. Pengaruh baik itu pula yang akan mengantarkan kepada muslimah agar bisa mengajak muslimah yang belum berhijab menjadi berhijab karena dengan berhijab. Muslimah tetap tampil cantik dan bisa mencintai hijabnya sepenuh hati tanpa ada keraguan, dan untuk menunjukkan ketaatan terhadap Allah SWT. Syiar yang dilakukan ini tidak hanya dari komite hijabers Jakarta
saja, tetapi diikuti oleh muslimah di daerah-daerah lainnya, baik di Indonesia maupun luar negeri. Fina juga mengakui bahwa dirinya ingin bisa menginspirasi banyak orang untuk bisa berdakwah lewat hijabnya yang bergaya simpel. “Aku sih berharap kayak ngasih inspirasi ke orang sama kayak syiar ya ga jauh beda dengan syiar, makanya itu style aku yang sekiranya bisa dicontoh orang tapi tetep pada jalurnya gitu”13 3. Mengingat Kematian Adapun beberapa hal yang menjadi pacuan wanita untuk berhijab karena mengingat adanya kematian menjadi pemicu muslimah untuk menyegerakan berhijab walau baru tahap proses hijab yang berlanjut. Di sela-sela bercerita dengan penulis, Fina Yasifa mengungkapkan dirinya tidak ingin meninggal dalam keadaan belum berhijab karena tidak ingin melihat kedua orangtuanya mendapat imbas atas hasil dosanya karna tidak mengenakan kerudung. Fina beranggapan setidaknya akan jauh lebih baik wanita meninggal dalam keadaan berkerudung, karena setidaknya sudah menutupi sebagian dosanya dengan hijab sebagai pelindung tubuh maupun bahaya lainnya. Ungkapan yang dia ceritakan yaitu : “Aku tuh dulu pake hijab pertama kali karna aku takut sebelum aku meninggal, aku belum pake kerudung. Takutnya nanti, karna kan itu orangtuaku juga kena kaan, aku juga gamau laah masa gara-gara aku ga pake kerudung, orangtuaku kena juga.”14
13 14
Fina Yasifa, Motif menggunakan Hijab Style, 12 Januari 2015 Ibid.
4. Proses Menuju Kebaikan Menjadi muslimah yang baik bukanlah hal yang mudah, proses demi prosespun akan dijalani oleh setiap wanita yang selalu terus memperbaiki diri dan berharap agar bisa menjadi muslimah sejati di mata Allah. Proses hijab memang tidaklah mudah karna ada beberapa muslimah yang langsung menggunakan hijab syar‟I tetapi lebih banyak saat ini menggunakan hijab style. Keimanan salah satunya merupakan pintu awal pembuka muslimah agar mau bergerak dan menjalani segelintir proses yang rumit dan panjang. Hijab style juga menopang muslimah untuk bisa merasakan aktivitas. Rani Nusa mengungkapkan bahwa dirinya masih menjalankan proses menuju hijab yang sempurna sama halnya seperti metamorfosis kupu-kupu. Sebelum tercipta bentuk yang indah para muslimah harus menjalankan proses untuk menjadi muslimah yang baik dan taat dengan banyak menerima cobaan dan hambatan, karena disitulah letak rangkaian muslimah yang sesungguhnya. 15 “Padahal ada prosesnya juga untuk benar. Kita juga ga menyalahkan juga hijab syar‟I mendobrak bahwa hijab style tuh salah itu pemikiran mereka. Pemikiran kita adalah berproses, kita sedang menjadi ulat dulu baru kupu-kupu. Ga selamanya tuh kita juga pakai baju kayak gini, toh nanti juga ada proses dan prosesnya entah itu secara umur, entah itu secara berpikir, entah itu secara pengalaman. Pasti akan menjadi lebih baik. Kalo kita berfikir sempit kita akan melakukan sempit, ketika kita berpikir lapang, kita akan bertindak lebih lapang. Jadi jangan men-judge orang bahwa dia salah, padahal kita belum tentu kan kita salah.”
15
Rani Nusa, pengaruh antara Hijab Style dengan perkembangan Islam, 27 Desember 2014.
Anggapan dari Fina juga sama halnya, harus dilalui sebuah proses panjang untuk menuju tahap syar‟I. karena memang menggunakan hijab syar‟I, sikap seorang muslimah harus benar-benar dijaga dan tidak boleh bertindak yang menyimpang dari Islam. Fina berpendapat proses berhijab sama dengan proses kita menuntut ilmu yang harus diterapkan. Secara tidak langsung, ia merasakan jika saja wanita belum berhijab tetapi nyatanya memakai hijab lewat ungkapannya, “Semuanya sih proses sebelum di tahap syar‟I karna juga kan selama inikan, kita juga nyari ilmu juga kan, kayak gitu jadi aku sih ngerasanya mau pake baju syar‟I itu kayak orang belum pernah pake kerudung, pake kerudung. Ngerasa kayak gitu”,16
Gambar 4.8 Hijab Style Fina Yasifa Sebagai Hijab dalam sebuah proses
Tak ayal bagi mereka yang mengenakan hijab belum sempurna juga pada dasarnya ingin mengenakan hijab itu. Menurut Tata Lukmanika, proses dibutuhkan dari mencapai keimanan yang baik, sebab proses itu yang berperan penting dalam mencapai muslimah sejati dimata Allah.
16
Fina Yasifa, loc.cit.,
5. Menghindari Godaan Lelaki Berhijab merupakan pintu penghalang wanita agar tidak dilihat kecantikannya oleh lelaki yang bukan muhrimnya. Hal ini biasa dilakukan oleh laki-laki yang belum mengenal ajaran Islam agar menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Akan tetapi, kebanyakan lakilaki sering mencuri perhatian wanita dan menggodanya hingga banyak sekali wanita yang berjatuhan dengan upaya bujuk rayu laki-laki tersebut. Ariane selaku partisipan dari komite HC juga mengatakan bahwa awal pertama berhijab itu dari niat sendiri saat berusia 18 tahun dengan fikiran yang sudah semakin dewasa serta bisa menjaga diri sendiri terutama lelaki. Perintah Allah tersebut diyakini oleh Fina untuk menggunakan hijab sebagai alasannya, menghindari godaan lelaki disekitarnya. Ia mengungkapkan dirinya merasa risih saat ada laki-laki yang biasa berdiri maupun berkumpul di pinggir jalan menggodanya dengan cara yang tidak baik, bersiul atau istilah-istilah yang kurang enak untuk didengar. Ketika berhijab, godaan laki-laki yang awalnya menggunakan istilah aneh, berubah menjadi sapaan “Assalamuallaikum”, yang artinya selamat sejahtera bagi kamu sekalian. Assalamuallaikum juga memiliki makna untuk mendoakan atau sapaan seseorang ketika pertama kali bertemu. merasa lebih nyaman dengan ucapan Assalamuallaikum tersebut, seperti yang diungkapkan saat diwawancarai,
“Kalo dulu tuh sebelum pake kerudung, kalo digodain orang dijalan suka, „cewe, kiuuw kiuuw‟, kayak gitu risih kaan, terus diliatin orang itu kayak “Iiih kenapa sih gue?”, nah pas pake kerudung digodainnya, “Assalamuallaikum”, kayak gitu kan lebih enak kan daripada di „kiuuw kiuuwin‟. Itu kayak lebih secure aja sih aku.” 17
Gambar 4.9 Foto Fina Yasifa
b. Kewanitaan Kewanitaan adalah sifat yang dimiliki oleh wanita dan sisi feminine yang membuat wanita menjadi indah dipandang. Terdapat tiga kriteria dari kategori motif muslimah bagian kewanitaan yang terdiri atas kecantikkan dan daya tarik, modis dan fashion, serta identitas muslimah.
Gambar 5.0 Gambar sisi Kewanitaan
17
Fina Yasifa, loc.cit.,
1. Kecantikan dan Daya Tarik Kecantikan adalah unsur yang paling mengikat wanita dalam berpenampilan sehingga bisa terlihat dengan baik. Sama halnya dengan perhiasan, wanita dalam Islam juga merupakan perhiasan yang paling mahal harganya daripada perhiasan yang lainnya. Hubungan ikatan antara cantik dan wanita memang menjadi pondasi untuk meningkatkan citra diri dan tampil apik. Beragam cara yang dilakukan muslimah untuk mempercantik diri dari tahun ke tahun merupakan obat mujarab yang sulit untuk dihentikan. Daya tarik merupakan asset pertama wanita untuk bisa leluasa percaya diri.
Gambar 5.1 Foto Rani Nusa Poster “The Beauty of Glamour”
Beberapa muslimah baik Tata Lukmanika, Rani Nusa, Ariane, dan Fina Yasifa juga menjadikan motif dari hijab style agar muslimah bisa tetap tampil cantik walaupun berhijab. Karena dulu hijab lebih dikenal sebagai bagian yang kuno maupun jadul dan lebih bergaya konservatif,
padahal hijab style sendiri berdiri karena memang agar bisa meningkatkan kepercayaan diri yang tinggi pada setiap insan muslimah. Rani mengungkapkan dirinya dengan emosi yang tidak ingin kalah dalam kecantikan sebelum akhirnya berhijab. Karena sebelumnya hijab yang kita kenal bukanlah hijab style, masih hijab yang sederhana. Karna belum ada hijab style, Rani merasa dirinya menjadi tenang dan dinilai oleh beberapa temannya bahwa ia lebih cantik dan anggun setelah mengenakan hijab. Sampai akhirnya Rani mengikuti tren hijab style, disitulah ia mulai mengenakan hijab style di kesehariannya terutama pada saat pemrotetan sebagai model. “Lebih lari ke emosi sih, emosi diri adalah gua kalo misalnya temen gua lebih cakep, gua harus lebih cakep gitu. Seperti itu, tapi ketika kita sudah menyadari ini hijab.”18 Hal senada juga diungkapkan oleh Ariane Kusuma Dewi, bahwa Motivasinya dengan hijab style itu karna tidak semua yang berhijab itu tidak indah atau tidak cantik lagi, namun yang berhijab itu jauh lebih cantik dan berhijab disini bisa dikombinasikan dengan fashion yang masih menutup aurat tetap modern walau belum syar‟I sehingga akan berjalan dengan sendirinya. Ariane juga menambahkan: “Hal yang menginspirasi aku untuk berhijab yaa karna satu faktor sudah dewasanya umur, dan bisa selalu jadi lebih baik lalu motivator aku adalah Dian Pelangi terus umi Pipik dengan kecantikan mereka, mereka lebih cantik saat berhijab dan lebih anggun terus sopan.”19
18
Rani Nusa, loc.cit.,
19
Ariane Kusuma Dewi, Hal yang Menginspirasi Sebelum Berhijab, 27 Januari 2015.
2. Modis dan Fashion Di zaman yang penuh artistik ini, perilaku masyarakat semakin konsumtif dan selalu ingin terlihat lebih menarik. Beragam banyak desain untuk menata dan membuat pola yang indah menjadi suatu rangkaian khusus untuk membentuk suatu kaidah fashion. Menurut Dian Pelangi, Fashion merupakan media untuk menunjukkan keindahan berbusana. Kaum muda mudi selalu menyuarakan betapa cintanya mereka dengan fesyen sebagai bentuk citra diri mereka di kalangan masyarakat dan merepresentasikan diri untuk mengenalkan bahwa mereka peduli terhadap gaya dan mengikuti tren fesyen dari tahun ke tahun. Fashion juga dinilai memiliki suatu hal yang luar biasa dan kaidah estetika yang tinggi untuk penunjang penampilan kita. Pesatnya perkembangan hijab style yang diiringi dengan berkembangannya komunitas hijab di Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam khususnya di kalangan anak muda. Dimana dulu Islam dianggap kuno namun saat ini tidak seperti itu. Sebagai contoh saat ini banyak lapangan pekerjaan yang dulunya tabu bagi wanita berhijab dan dianggap muslimah tidak bisa melakukannya sekarang tidak lagi. Ulida Yuliani yang saat ini lebih senang menggunakan hijab syar‟I pun mengapresiasi perkembangan hijab style saat ini, “Hijab saat ini sudah dianggap tidak menghalangi profesionalisme. Hal itu merupakan contoh kecil pengaruh hijab style terhadap perkembangan Islam saat ini.”20
20
Ulida Yuliani, Puncak peningkatan busana muslim pertama kali, 22 Desember 2014.
Gambar 5.2 Hijab Style model Ulida Yuliani (Pendiri Hijab Model Indonesia)
Dengan adanya komunitas hijabers atau yang biasa kita sebut Hijabers Community Jakarta memiliki pengaruh yang besar untuk mencetak muslimah agar tetap modis dalam berhijab serta tetap menampilkan sisi fashion yang dikenakannya. Fina yang saat ini menjabat sebagai divisi acara HC Jakarta sangat mengikuti alur perkembangan komunitas tersebut, hingga ia menceritakan bahwa memang dulunya, Hijabers Community itu sendiri memiliki komite yang hampir semuanya fashion icon atau fashion designer.
Karena dengan munculnya HC ini, juga terjadilah muncul desainer-desainer muda yang baru untuk menjajaki ranah fashion designer. Dari profesi sebagai desainer, anak muda yang mengikuti tren fesyen tergerak untuk mengaplikasikan ke diri mereka sendiri terkait penampilan hijab stylenya. Awalnya, di awal tahun 2014 ini, muncul banyak komunitas muslim muda, kemudian muncul juga desainer-desainer muslim muda dan ini menjadi daya tarik itu sendiri untuk anak-anak muda muslimah yang sangat mudah untuk menduplikasi tren. Menurut Ulida, dengan hadirnya desainer busana muslim wanita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, masyarakat Indonesia menjadi candu dengan adanya hijab style dan kini hijab style bukanlah sesuatu yang asing namun populer di masyarakat. Ariane juga menyebutkan bahwa ia suka dengan fashion dan tidak dibilang sangat fashionable namun dirinya masih bisa terlihat anggun namun sopan dengan hijab yang ia gunakan.
Gambar 5.3 Hijab Style Sebagai Fashion dan Identitas diri HC Jakarta
Perkembangan tren fashion dan life style mengasumsikan kita untuk tetap bisa mengikutinya, jika hal itu tidak diikuti akan nampak pada diri kita kesan kuno dan jadul yang menjadi wabah kita untuk enggan berhijab. Oleh karena itu, hijab style lahir demi memuaskan kebutuhan wanita masa kini yang selalu mengikuti perkembangan fashion dan ingin terlihat
gaya
serta
menunjukkan
kelas
dan
status
mereka
di
lingkungannya. Hijab style juga memberikan efek positif bahwa berkerudung bukan hanya gaya yang terlalu kontemporer, akan tetapi menciptakan kreasi tersendiri, seperti diungkapkan oleh Fina Yasifa selaku divisi Hijabers Community, “Gini aja sih, kayak seru aja sih misalnya kerudung tuh ga yang selalu gitu-gitu aja, terus banyak hal yang bisa kita lakuin dalam kerudung tapi tetep pada jalurnya”,21 Sedangkan bagi Dafina, makna hijab yang dikaitkan dengan fashion itu diartikannya sebagai cara kamu menggunakan hijab dengan nyaman dan cara yang aman tanpa mengorbankan apapun. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh muslimah dengan adanya hijab, wanita akan lebih leluasa menggunakan hijabnya tanpa perlu dicap yang aneh-aneh oleh orang-orang disekitarnya. Selain itu, peduli dengan fashion berarti kita berhasil untuk mencetak menjadi muslimah yang kreatif dan berfikir sebelum berpakaian keluar rumah. Muslimah yang aktif adalah dambaan setiap wanita.
21
Fina Yasifa, loc.cit.,
Hal yang paling menarik dalam hijab style yakni kita bisa mempunyai kreasi hijab tersendiri. Misalnya ketika kita melihat orang lain yang bentuk kerudungnya bergelombang, kita bisa menggunakan gaya lain semisal berbentuk topi. Selain itu juga saat kita memadupadankan pakaian. Ada nilai seni yang terkandung dalam mengkombinasikan antara pakaian yang satu dengan lainnya, sehingga lebih terlihat menarik dan kreatif. Fina sangat merasakan nikmatnya saat sudah bergabung di Hijabers Community Jakarta, lewat komunitas ini ungkapnya, ia bisa belajar banyak hal, tidak hanya sebatas fashion saja. Dengan hijab style, pergeseran makna orang-orang sebelumnya bahwa hijab terkesan kuno dan jadul, sekarang sudah bukan lagi kuno namun lebih terlihat fashionable dan modis, Penciptaan busana muslim yang syar‟I juga mengalami kemajuan yang pesat dan bisa terlihat fashionable dan lebih mengutamakan unsur kesederhanaan. “Orang selalu berfikir, apa sih kalo pake kerudung itu ga modis, keliatan kuno, padahal juga kita bisa ngikutin fashionnya, kita bisa lebih yang kelihatan oh ini loh Islam.”, kata Rani22
Gambar 5.4 Hijab Style dan Fashion (Rani Nusa)
22
Rani Nusa, loc.cit.,
Adapun menurut Tata Lukmanika arti fashion adalah sebuah trend gaya berbusana yang sedang diminati banyak orang dimasanya dan fashion bisa jadi sebuah identitas diri seseorang. Motif hijab dengan unsur fashion memang sangat erat kaitannya terhadap karakter seseorang dan memberikan pengaruh kepada lingkungan pula. 3. Identitas Muslimah Hasrat muslimah selain taat dan patuh pada perintah Allah juga sebagai unsur kecantikan dan mengikuti tren maupun fesyen. Motif seperti itu juga tak luput dari fungsi hijab Juga sebagai bentuk simbol identitas diri karna pada awalnya, memang penggunaan hijab masih hanya dipakai oleh segelintir orang yang lambat laun kian berubah menjadi suatu tren fashion. Seperti yang diungkapkan oleh Rani Nusa selaku founder Hijab Style Community, 23 “Memang Islam itu mewajibkan seseorang untuk menutup auratnya dan bisa menjadi jati diri kalo menurut saya, tadi yang saya bilang „Oooh Rani tuh yang pake Hijab!‟ lebih lari ke identitas juga dan lebih mengontrol sikap kita ketika kita melakukan sesuatu yang buruk gitu”. Adapun perkembangan trend berhijab menurut Tata dan Ulida dirasakan kenyamanan saat memakainya dan sepertinya gaya turban bukan identitas dirinya saat ini. Sehingga mereka lebih memilih pakaian tertutup, pakaian yang tidak terlalu ketat atau longgar.
23
Ibid.
a. Penunjang Karier Sekarang ini, banyak wanita muslimah yang dibebaskan untuk bekerja dengan menggunakan hijabnya. Bahkan beberapa perusahaan juga ada yang mewajibkan para karyawan wanita untuk berhijab. Karier memang sangat menjadi tuntutan di era kapitalis, banyak yang menghargai nominal uang dan mencapai kesuksesan demi mendambakan karier yang diinginkan. Seperti misalnya profesi sebagai model busana muslimah saat ini juga mulai membanjiri produk konsumen yang awalnya hanya busana muslim biasa namun saat ini lebih berkelas karena pengemasan model-model di Indonesia juga telah menyuguhkan pekerjaan yang baik. Tata Lukmanika, yang pernah menggeluti bidang presenter TV untuk acara Islami, berkata : “Selain daripada kewajiban sebagai muslimah, tentunya untuk menunjang karier saya sebagai model busana muslim agar terlihat santun.”,24 Tata memulai karier menjadi model saat duduk dibangku SMP setelah lulus dari OQ Modelling School. Saat itu ia belum berhijab, singkat cerita, ia mulai berhijab dan mengikuti LPRS (Lembaga Pendidikan Ratih Sang) saat mulai kuliah tahun 2004. Di situlah Tata memulai karier sebagai model busana muslim. Barulah kurang lebih pada tahun 2006 mulai muncul Komunitas Hijabers. Banyak hal yang berubah selain dari penampilan dan tentunya pergaulan ia saat ini.
24
Tata Lukmanika, tertarik dengan Fashion dan Hijab Style, 9 Januari 2015.
Dengan hijab yang ia kenakan, ia bisa lebih merasa aman kemanapun Tata pergi dan alhamdulillah rezeki di dunia model juga mulai semakin mengalir.
Gambar 5.5 Tata Lukmanika (Presenter TV Acara Islam)
Tata Lukmanika memiliki banyak karier yang menuntutnya untuk berhijab, dia juga merupakan fashion designer dengan brand yang dibawanya yaitu Tata by Tata Lukmanika, penulis fashion muslimah dari beberapa buku seperti Muslimah in Style, Ready to wear by Najua, Hijab in Style, Hijab in Style Flower, HmC Official Book, Moeslem Wedding, Kebaya Modern Muslimah. Tata yang akrab disapanya ini juga menuai karier dalam bidang modeling dengan brand-brand yang pernah ia lakoni seperti malanaIndonesia, KIVITZ, NaZlia, Sophie Paris, ZoYa, Ranti, Arafah, Pilgrim, Raaniya, Nasywa, 2Nique, dan lain-lain. Kesibukan yang Tata alami selain jadi model dan segenap kariernya hingga ia bisa terkenal rupanya menjadi hal yang sama dirasakan juga oleh Rani Nusa selaku Model dan Pendiri Hijab Style Community.
Gambar 5.6 Foto Rani Nusa
Ketika Rani dipilih sebagai model hijab padahal ia baru 2 tahun memakai hijab, selanjutnya ia mendapat tawaran menjadi model, awalnya ia berpikir bahwa hijab yang dikenakannya tidak akan bertahan lama. Namun karena temannya yang bernama Aldi mengajaknya dan menawarinya dengan cara yang santun, ternyata tanpa sepengetahuan Rani, foto Rani pun dimasukkan ke Facebook Aldy, dan banyak yang suka, berkat fotonya itu, Rani pun dipanggil saat itu di DAM, managemen Kota Tua, dan menang sebagai 10 besar model Hijab, kemudian dia juga terpilih sebagai Guest Star di GMWJ. Hal serupa juga dirasakan oleh Dafina yang mengaku bahwa motif berhijab diyakini memiliki efek yang luar biasa dalam pengembangan karier. Seperti yang diungkapkannya, “Surprisingly, karir saya jadi tambah lancar, banyak unexpected blessings, ketemu banyak teman baru. Dan yang menyenangkan di kantor saya jadi banyak yang pakai hijab.”25
25
Dafina Amalina, loc.cit.,
MIND MAPPING MOTIF BERHIJAB TERHADAP ULIDA YULIANI, RANI NUSA, TATA LUKMANIKA, FINA YASIFA, ARIANE, DAN DAFINA AMALINA
Rani
Rani Ariane
Identitas Muslimah
Kecantikkan
Fina
Tata
Ariane
Ulida
Tata Modis & Fashion
Rani
Penunjang Karier
Kewanitaan
Motif Berhijab Menghindari Godaan Lelaki
Proses Menuju Kebenaran
Aspek Agama
Fina
Rani
Dafina
Fina Ariane
Tata Mengingat Kematian
Perintah Allah
Tata
Ulida
Rani
Dafina
Syiar dan Dakwah
Fina
Fina
4.2.2
Perkembangan Hijab Style tahun 2014 Hijab style menjadi daya tarik yang kuat bagi seluruh wanita di
seluruh pelosok tanah air bahkan sampai mancanegara. Pada tahun 2014 ini, perkembangan hijab semakin diramaikan oleh kalangan prestisius maupun dari kalangan anak muda. Keinginan untuk eksistensipun bisa merebak ke seluruh pelosok media salah satu media yang paling digemari adalah media internet. Beragam cara yang dilakukan baik itu pelakon bisnis pakaian, perancang busana, hingga fashion icon juga sangat pesat. Dari setiap penampilan seseorang yang berbeda-beda menyebabkan pertumbuhan hijab style mewarnai aktivitas keseharian para muslimah. Seperti yang diungkapkan Ulida Yuliani yang sering mengikuti perkembangan hijab style dari tahun 2009. “Hijab Style saat ini perkembangannya saaangat pesat sekali, dari mulai cara menggunakan pakaian, kemudian mulai pakaian itu sendiri, kemudian cara-cara berkerudungnya itu sendiri, dan overall semuanya mencerminkan jati dirinya masing-masing, dan itu sangat bervariatif sekali, sangat menyenangkan bagi diri kita bisa mengikutinya.”26 Ulida pun menambahkan, di awal tahun 2014 ini, muncul banyak komunitas muslim muda, kemudian muncul juga desainer-desainer muslim muda dan ini menjadi daya tarik itu sendiri untuk anak-anak muda muslimah yang sangat mudah untuk menduplikasi tren. Sedangkan menurut Ariane, Perkembangan hijab style 2014 itu cukup sangat cepat namun banyak wanita disini sudah mulai menutup auratnya dengan adanya hijab style yang penting itu niatnya bagaimana wanita ingin menutup auratnya walau dengan cara style yang penting hatinya dahulu yang di “Klik”. 26
Ulida Yuliani, Puncak peningkatan busana muslim pertama kali, 22 Desember 2014.
Munculnya hijab style jelas menunjukkan akan adanya syiar yang dilakukan oleh segelintir muslimah agar muslimah yang lain mau berhijab. Berhijab bukanlah lagi sesuatu hal yang menakutkan bagi Ulida dan bersifat konservatif dalam arti berhijab tanpa bisa mengikuti tren fesyen. Perkembangan inilah yang menuntut lahirnya pula segenap desainer-desainer busana muslim baru, model-model baru, dan fashion icon baru yang menjadi penunjang agar syiar Islam tersampaikan. Gaya busana yang ditampilkan pada tahun 2014 lebih menunjukkan gaya yang glamour atau mewah dengan aksen tumpuk dan perpaduan penuh warna baik gabungan antara warna gelap dan paling terang, maupun warna yang senada. Busana pernikahan, kebaya, songket, serta gaun menjadi daya tarik untuk tahun 2014 ini. Pengamatan peneliti juga diperjelas oleh ketua Hijab Style Community, Rani Nusa “Kalo untuk 2014 dari aku pantau dari Januari sampe Desember ini adalah lebih ke Glamour yah. Mungkin nanti pas 2015 lebih ke simple aja sih.”27 Tren fashion hijab di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun. Belakangan ini, munculnya berbagai merek busana muslim lokal karya anak bangsa menjadi salah satu faktor utama yang menjadikan hijab sebagai salah satu tren fashion di kalangan wanita muslim. Tren fashion yang pesat ini pula didukung oleh mayoritas penduduk Indonesia yang memang beragama Islam sehingga menjadi lahan bisnis untuk pengusaha industri fesyen.
27
Rani Nusa, perkembangan Hijab Style di akhir 2014, 27 Desember 2014.
Dengan perkembangan tren ini menghasilkan istilah baru yakni Hijabers. Istilah hijabers sangat identik dengan wanita pengguna hijab yang mengikuti perkembangan fashion terkini. Munculnya istilah hijabers didasari oleh perkembangan tren muslim yang semakin modern dan kreasi masingmasing individu. Tips padupadan busana muslim banyak ditemui di internet dengan beragam penggunaan hijab yang bervariasi. Melihat perkembangan pesat tren fashion hijab di Indonesia, banyak segenap desainer maupun kalangan profesi model optimis bahwa Indonesia menjadi kiblat fashion muslim dunia beberapa tahun yang akan datang. Seperti yang dikutip pada media online kompas, liputan6, vemale, dan lain-lain. Indonesia mengalami kemajuan pendapatan Negara yang didukung adanya industri perancang busana maupun bisnis fashion, dari sinilah muncul beragam motif, warna, bentuk, tekstur, dan bahan dalam pembuatan pola busana yang bisa dijadikan busana khas Indonesia, karena budaya Indonesia memiliki beragam jenis pakaian yang bisa dikolaborasikan dengan kelahiran hijab style. Adanya dukungan Hijabers Community Jakarta maupun Hijabers Indonesia juga memberikan dampak pengaruh positif terhadap lahirnya muslimah berhijab di tanah air. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan percaya diri mengenakan hijab karena berhijab merupakan salah satu kewajiban muslim di Indonesia maupun perintah Allah. Para hijabers juga dapat menunjukkan kreativitas berpakaian sesuai karakter dan bagi yang suka menulis dapat memposting busana muslim sehari-hari ke blog untuk berbagi dan bisa menjadi inspirasi bagi muslimah lainnya.
Gambar 5.7 Hijabers Community Jakarta sebagai citra tren fashion muslimah 2014
Berbeda halnya dengan Fina, memiliki pandangan hijab style mengalami pergeseran dari segi bahan hijab dan jenis dari hijab itu sendiri. Beragam gaya hijab dari bentuk turban, sederhana, bergelombang, dan ada juga yang menyerupai rambut sudah tidak asing lagi ditemui pada tahun 2014. Kemajuan gaya berhijab menjadi tren seiring berjalannya waktu, namun awal 2015 membuka peluang bahwa berhijab harus syar‟I dan tidak terlalu menggunakan style yang rumit seperti tahun 2014. Perkembangan hijab dari awal yang hanya sebatas paris segiempat, lalu menjadi ke shall kaos yang memiliki aksen tie dye, kemudian beralih ke shiffon, sekarang kembali ke arah yang simple. Jika sebelumnya hijab style lebih dikenal dengan bentuknya yang unik, sekarang kembali ke simple lagi. Faktor penyebab pergantian bentuk jilbab menurut Fina, dikarenakan orangorang sekarang sudah semakin malas dengan yang rumit maupun aksen tumpuk karna aktivitas semakin banyak, jadi banyak dari mereka yang mengenakan hijab sederhana namun tetap fashionable.
Perbedaan pendapat dirasakan oleh desainer baru, Tata Lukmanika. Menurutnya, busana muslim justru di akhir tahun mengalami pergeseran yang lebih sederhana dan terlihat syar‟I, menutup dada dan tidak begitu menonjolkan perhiasan yang berlebih pada bagian tertentu. Sebagai pembuka tahun 2015, diperkirakan busana muslim mengalami peningkatan gaya sederhana.
Gambar 5.8 Hijab Style by Hijabers Community Jakarta
Hal yang sama dirasakan juga oleh Dafina Amalina yang menjabat sebagai Wakil Ketua Hijabers Community Jakarta ini juga merasakan sama seperti Tata, ia mengungkapkan di akhir tahun kemarin (2014) lebih menonjolkan sisi kesederhanaan dan tidak terlalu rumit. Ia pun juga mengakui bahwa dirinya lebih tertarik dengan hijab yang bergaya simple. Aksen hijab dengan kembali seperti semula yakni menutup dada juga hijab style yang diinginkan di akhir tahun 2014. “Hmm yang paling menarik, karena setelah style hijab yang ribetribet finally akhir taun kemarin back to basic/ more simple yet still modest. Saya sendiri lebih suka yang kayak gitu. Selain itu hijab menutup dada juga menjadi trend”,28
28
Dafina., loc.cit.,
Perkembangan Hijab Style 2014 – Awal 2015 (Ulida, Ariane, Rani, Fina, Tata, dan Dafina) 2014 Ulida Yuliani
Ariane Kusuma Dewi
Awal Tahun 2014 peningkatan hijab style dan meningkatnya pertumbuhan komunitas muslim yang bertujuan untuk syiar serta pertumbuhan desainer muslim muda
Tahun 2014 banyak wanita mulai menggunakan hijab Rani Nusa Tahun 2014 adalah tren gaya Glamour
Fina Yasifa Gaya Hijab dengan bentuk aneh seperti turban, gelombang, dan ada yang menyerupai rambut.
Gaya Simple/ Syar‟I
Bentuk hijab
Kaos Shall Tie Dye
Shiffon
Paris Segiempat
2015
Tata Lukmanika
Dafina Amalina
Gaya Hijab tahun 2015 lebih sederhana dan Syar‟I
Akhir tahun 2014 gaya hijab lebih sederhana dan tidak rumit
4.2.3
Hijab Style dan Hijab Syar’I Berhijab adalah perintah Allah yang mutlak wajib diimani oleh setiap
muslimah. Bagi setiap wanita yang mengikrarkan diri sebagai muslimah, maka tidak ada keraguan sedikitpun akan wajibnya menutup aurat dengan hijab. Berhijab adalah sebuah bentuk ketundukan, kepasrahan, dan ketaatan kepada Allah. Karna Allah yang menciptakan kita dan menyuruh kita untuk menyegerakan
dalam
berbusana
muslimah
serta
berhijab.
Seiring
perkembangan zaman, maka pertumbuhan jilbab semakin marak dan popular dikalangan muda mudi. Jilbab masih dipandang sesuatu yang aneh, asing, ekstrim, bahkan kampungan. Dahulu orang berfikir bahwa Islam itu terkurung, tertutup, dengan pakaian hitam, dengan chadar, dengan macam-macamnya. Ulida memiliki pemikiran mengenai hijab dulu dapat mencerminkan kesan menyeramkan dan negatif tentunya. Dan dengan adanya hijab style sekarang ini, Islam menampilkan diri yang lebih terbuka, yang lebih dalam artian terbuka disini bukan pakaian yang terbuka, tapi lebih universal dan lebih enak untuk dilihat. Tapi seiring dengan banyaknya wanita yang menutup rambutnya dengan jilbab, makin bergeser juga arti ke syar‟I-an sebuah jilbab. Menurut Rani Nusa, Jika dahulu yang kita lihat jilbab panjang oleh pengguna jilbab mayoritas orang dewasa kini fenomena jilbab panjang dan lebar di sekolah, kampus, dan tempat-tempat umum lain sudah sepi dan lebih menyukai hijab style. Karena hijab style dianggap mampu mendobrak wanita untuk berhijab dalam kurun waktu yang signifikan.
Rani menyebutkan hijab style dari zaman ke zaman seharusnya yang bergaya syar‟I. Syar‟I yang dimaksud disini adalah harus menutup dada dan longgar. Sebenarnya hijab style juga seperti itu. Hanya memang ada yang mengikuti gaya yang lebih rock n roll. Padahal Islam sudah mengajarkan bahwa ketika kamu berhijab, maka pakaian longgar dan jangan transparan Tata pun juga mengungkapkan bahwa tahun 2015 ini adalah momentum kebangkitan bagi pengguna hijab syar‟I minimal hijab style yang bisa menutup dada, karena sesungguhnya itulah yang dianjurkan dari Islam yang benar. Hijab menutup dada dipercayai beberapa muslimah seperti Ulida Yuliani dan Fina agar tetap berpakaian pada koridornya, tidak aneh dipandang. Niat awal dari Hijabers Community terbentuk memanglah untuk syiar dan dakwah sekaligus menarik perhatian wanita agar mau berhijab yang dilakukan oleh beberapa Desainer seperti Dian Pelangi yang menyuarakan bahwasanya, “Aku ingin para muslimah tak sekedar bersosialisasi, bergaul, hangout, dan melakukan aktivitas yang jauh dari manfaat. Akhirnya tahun 2010 tercetus ide untuk melahirkan Hijabers Community, komunitas perempuan berhijab. Walaupun masih banyak yang beranggapan bahwa hijab is not fashion. Dan aku menghormati pendapat tersebut, aku hanya berusaha untuk bersyiar dengan caraku, dengan kemampuanku.”29 Anggapan maupun niat dari Dian ini rupanya banyak ditentang oleh kaum muslimin dan muslimah yang berfikir bahwa apa yang difikirkan Dian adalah bentuk penghinaan pada kaum wanita karena telah menjerumuskan 29
Ade Aprilia. BRAIN, BEAUTY, BELIEF Dian Pelangi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2014 hal 68
orang untuk menggunakan hijab yang tidak pada koridornya. Seperti yang telah penulis kutip pada blog hendruyana.abatasa.co.id, “Bahkan untuk lebih memperkenalkan jilbab pada khalayak, dibuatlah berbagai kontes bertemakan hijab modern yang menawarkan konsep lebih cantik, tidak monoton dan penuh warnawarni. Atau fashion show muslimah yang kontestannya berlenggak lenggok di atas catwalk memperkenalkan tren terbaru hijab masa kini”, ungkapnya di media online. 30 Namun di sisi lain hijab juga hal yang harus disebarkan oleh para wanita yang belum berhijab, karena pada dasarnya naluri wanita menyukai keindahan dan Allah juga menyukai keindahan. Wanita lebih senang dengan gaya hijab yang modis dan terlihat kecantikan luar dan dalam. Beragam cara inilah yang akhirnya menjerumuskan Dian dan desainer lainnya untuk membuat busana muslim namun bisa diterima secara universal bahkan bisa mencetak ke luar negeri. Serangkaian yang dibuat oleh muslimah yang masih menggunakan hijab style beranggapan bahwa ini adalah cara mereka untuk bisa menginspirasi muslimah dan setiap diri kita yang berhijab adalah sebuah proses. Proses itulah yang akan digapai menjadi sebuah bentuk kesempurnaan. Ungkapan proses juga diutarakan oleh Fina, ia berasumsi ingin mengenakan hijab syar‟I, akan tetapi dia harus menyelesaikan tahap proses yang harus dilalui mulai berkerudung yang hanya seminggu sekali dan hanya hari Jumat, lalu beralih mengenakan hijab sederhana sampai akhirnya berhijab syar‟I.
30
Hendruyana. Hijabers Community. hendruyana.abatasa.co.id. diakses tanggal 18 Januari 2015
Menurutnya, selama proses sebelum di tahap syar‟I harus juga menggali ilmu sedalam-dalamnya. Fina merasa ketika langsung mengenakan hijab syar‟I sama halnya dengan orang yang belum berhijab tiba-tiba berhijab tanpa ada proses terlebih dahulu. Hal yang sama juga disuarakan oleh Rani Nusa, bahwa berhijab sama halnya seperti proses lahirnya kupu-kupu. Dengan proses kita akan menjadi lebih tawadhu dan bijak untuk berfikir secara global bukan sebaliknya berfikir secara sempit. Rani juga mengutarakan beragam macam hal terkait dengan eksistensi muslimah kaitannya menuju muslimah sejati. Menurut Rani juga berhijab Itu adalah proses, tapi ketika dia mengetahui lagi tentang Islam seperti apa dianjurkan, dia akan mencoba lagi dengan misalnya tidak memperketat bajunya, nanti setelah itu baru proses lagi, mungkin kerudungnya yang bisa menutupi dada. Itu sebuah proses, dimana ketika manusia mengetahui sedikit, dia akan berfikir tentang sedikit. Tapi kalo dia sudah berfikir banyak dia akan melakukan lebih banyak. Ada beberapa banyak hal dari kaum muslim yang beranggapan bahwa salah satu faktor tren Hijab karena adanya komunitas Hijabers atau Hijabers Community Jakarta. Komunitas ini lahir dengan adanya semangat juang muslimah untuk berbagi dan mewadahi agar muslimah bisa beraktivitas dan berkarya, Namun anggapan ini tetap bernilai buruk bagi kebanyakan orang yang beranggapan dirinya sangat paham seputar Islam. Hijabers Community Jakarta akhirnya dicap negatif, bahkan dinilai sebagai wanita-wanita hijabers sosialita, yang biasa nongkrong di mall, cafe, maupun di tempat-tempat prestisius,
memiliki barang yang mahal serta berbusana yang tidak lazim digunakan oleh orang berhijab pada awalnya. Dengan pembeberan Fina secara terbuka terkait Hijabers Community Jakarta dia menyimpulkan: “Dulu kan rekmennya orang “Oooh socialite Hijabers”, Socialite sukanya ngumpul di mall, mahal-mahal, barangnya branded-branded. Nah karena mereka semuanya mostly apa namanya, fashion icon. Fashion designer jadi yaudah emang pasti trendmarknya kayak gitu. Nah gimana caranya nih HC Jakarta awalnya, kita harus punya identitas nih, akhirnya kita bikin kayak lebih charity terus pengajian bener-bener dirutinin. Jadi ga cuman sekedar penampilan aja tapi inner beautynya juga harus tetep ada.”31 Anggapan Fina juga diikuti oleh Dian Pelangi yang saat ini sebagai trendsetter busana muslim. Tak ada yang langsung tertutup rapat dan jangan membanding-bandingkan dengan orang yang mungkin tampilannya syar‟I. Karna bagaimanapun dalam menuju kebaikan ada muslimah yang terpenting adalah saling menghargai, paparnya. 32
Rani Nusa Pengguna Hijab Style namun mendukung Hijab Syar‟I
Ulida Yuliani Hijab Style membuat Islam menjadi terbuka
Tata Lukmanika Kebangkitan terhadap Hijab Syar‟I di awal tahun 2015 Fina Yasifa HC dianggap Hijabers Sosialita, adanya proses sebelum tahap syar‟I
31
Fina Yasifa, loc.cit.,
32
Ade Aprilia. BRAIN, BEAUTY, BELIEF Dian Pelangi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2014 hal 66
4.2.4
Hijab Style dan Fashion Macam-macam kreasi Hijab modern saat ini beragam inovasi bentuk
busana muslimah bermunculan, yang kemudian pula tren dan kreasi hijab yang menambahkan kesan anggun nan cantik bagi wanita muslimah. Kreasi maupun hijab style merupakan cara pemakaian hijab yang inovatif dan kreatif yang membuat hijab dengan berbagai bentuk, sehingga menambah kesan cantik, anggun dan modis. Dulu mungkin wanita muslim hanya mengenal satu atau dua bentuk hijab, namun saat ini banyak cara pemakaian hijab. Keindahan dalam berpenampilan biasa disebut dengan fashion, walaupun tampak jelas, fashion yakni membuat sebuah pakaian agar terlihat lebih bergaya dan berkelas. Bagian dari memadupadankan pakaian dengan akses yang menarik serta pas dari segi perpaduan warna dan motif, itulah yang disebut fashion, Rani Nusa memaknai Hijab style adalah memadupadankan atau menteknis fashion. Jadi hijab style yang lebih simple terlihat glamour. Pembagian warna menjadi satu kesatuan yang utuh dalam harmonisasi pakaian
yang
dikenakan
menjadi
suatu
rangkaian
fashion
yang
berkesinambungan, seperti yang diungkapkan oleh Rani Nusa pula warna yang peach sangat erat untuk perkembangan tren di tahun ini. Perkembangan fashion dari tahun ke tahun menuai peningkatan, ada beberapa orang yang menggeluti fashion karena profesi sebagai seorang model yang memang dituntut untuk mengetahui perubahan fashion tiap bulan maupun tiap tahunnya, dan itu sebagai referensi mereka yang bergerak di industri fashion.
Menurut pendapat Tata, terkait Fashion sedang tren saat ini khususnya dikalangan muslimah untuk hijab masih diperkuat dengan warna-warna bold dan pastel. Untuk sytylenya sendiri saat ini sudah banyak yang lebih memilih gaya syar‟I atau menutupi bagian dada. Pengamatannya dengan model gaya hijab ala turban sudah jarang diminati. “Awalnya mungkin karena profesi sebagai model yang menuntut saya untuk terus update perkembangan hijab and fashion saat ini.”33
Gambar 5.8 Foto Tata Lukmanika (Model malana Indonesia)
Kaitan adanya Hijab Style dan Fashion serta identitas diri dirasakan oleh Tata yang berawal menjadi model busana muslim, sebelum tren hijab bermunculan membawa perubahan gaya berhijab pada dirinya sendiri. Adapun hijab syar‟I saat ini juga merupakan perkembangan hijab yang luar biasa, namun untuk dirinya pribadi juga belum bisa seperti itu. Rani beranggapan banyak orang yang selalu berfikir, kerudung itu tidak ada gaya, konservatif terlihat kuno. Kita bisa lebih melihat Islam, bahwa Islam itu tidak terlalu membatasi wanita secara berlebihan, namun 33
Tata Lukmanika, tertarik dengan Fashion dan Hijab Style, 9 Januari 2015.
mempermudah wanita. Jika dilihat pengaruhnya, bagi Rani sangat besar antara hijab style dan fashion karna banyak orang selalu mengikuti tutorial hijab, tutorial make up, jadi untuk fashionnya, stylenya itu sangat berpengaruh terhadap hijab stylenya. Dengan gaya Rani yang simple namun modis serta suka berpetualang ini, dia melihat fashion selalu berputar, dan apabila diteliti lagi bahwa fashion sebenernya itu-itu lagi hanya saja diikuti dengan sentuhansentuhan baru.
Gambar 5.9 Foto Rani Nusa sebagai Pendiri Hijab Style Community
Banyaknya ajang-ajang fashion perhelatan busana muslim, Ulida Yuliani mengira ini bisa memperkenalkan akan budaya-budaya Islam juga selama desainer ini memang menggunakan unsur-unsur kebudayaan Indonesia yaitu kebudayaan Islam. Dengan sering diperkenalkan di show-show atau di festival-festival busana muslim, Ulida yakin itu ada hal yang bisa dipertahankan. Pengamatan Ulida Yuliani terkait dengan budaya hijab style menjadi sebuah tren di suatu wilayah. Hal ini menjadikan tren busana ini sebagai cover dari umat Islam itu sendiri. Ulida berharap dengan adanya tren
ini, bisa menggeser popularitas Islam yang awalnya menyeramkan, atau asing, atau teroris dan segala macam seperti ini, membuat orang menjadi tertarik lagi atau fashion-nya yang kemudian akan menjadikan tertarik pada Islam itu sendiri. Seperti kemudian media sosial seperti bermunculan blogger, kemudian instagram-instagram, Twitter, dan lain-lain, hal ini akan menambah besar juga pengaruh-pengaruh hijab style itu di pakai oleh para remaja Indonesia. Ariane yang biasa dipanggil Anne melanjutkannya dengan definisi dari hijab style dan fashion karena semakin berkembangnya zaman modern dan hijab style gayanya sendiri namun tetap menutup aurat dengan rapih. Berbeda dengan Dafina, ia berpendapat bahwa produk lokal lebih baik dan lebih terkenal karena semakin banyak produk yang memberikan perhatian kepada hijab bahkan produk non hijab sekalipun. “Local brand getting more and more popular, makin banyak brand put attention to hijab bahkan brand non hijab. menurut saya itu yang menarik”34
Ariane K. Dewi Hijab style itu hijab yang dengan gayanya sendiri namun tetap menutup aurat dengan rapih.
Dafina Amalina Hijab style itu It‟s about how to wear hijab in more comfortable and convenience way without sacrificing it‟s meaning
Tata Lukmanika Hijab Style itu adalah sebuah kreasi gaya yang diaplikasikan pada pemakaian hijab agar hijab itu terlihat lebih cantik tanpa mengurangi syariatnya itu sendiri.
34
Dafina Amalina, Fashion yang sedang tren, 28 Januari 2015.
4.2.5
Identitas Diri Sebelum dan Setelah Berhijab Bagi sebagian orang akan terfikir bahwa berhijab itu merupakan suatu
identitas diri sebagai bagian dari umat muslim. Jika belum mengenakan hijab, orang tidak akan cepat mengenali identitas seseorang apakah orang itu Islam atau non-Islam. Identitas ini juga diungkapkan oleh Rani yang mengakui dirinya saat terjun di dunia model hijab adalah memang tidak terlalu dikenal banyak orang. Tetapi ketika kita mengenakan hijab “Ini loh gue dengan hijab gue”, dengan hijab seseorang jadi lebih bisa mengenal itu. Karna kita selalu menghargai apa yang kita pakai dan orangpun akan menganggap „Oh iya yah ini Rani yang berhijab‟, dan itu menjadi sebuah identitas paling awal yang akan dikenal orang. Memang Islam itu mewajibkan seseorang untuk menutup auratnya dan bisa menjadi jati diri, yang sebelumnya Rani katakan “Oooh Rani tuh yang pake Hijab!” Hijab juga lebih mengontrol sikap kita ketika kita melakukan sesuatu yang buruk. Antara fashion dan identitas diri tentu sangat berkaitan karna pada saat kita berpakaian itu sendiri sudah mencerminkan siapa diri kita. Untuk saat ini Ulida lebih senang menggunakan pakaian syar‟I, pakaian yang tidak terlalu ketat, jadi ia memilih pakaian model-model seperti dress. Dress disini yang dikenakan yakni dress dengan model rok panjang dan lebar serta seperti pakaian baju kurung maupun abaya jika pakaian khas arab. Hal senada juga dikatakan oleh Tata, berawal menjadi model busana muslim sebelum tren hijab bermunculan, membawa perubahan gaya berhijab pada dirinya sendiri. Sebagai contoh dulu Tata sering memilih gaya berhijab
turban yang menurut Tata memang sangat praktis sekali namun saat ini Tata sudah tidak pernah memakainya
lagi dikarenakan kenyamanan saat
memakainya yang ia sadari sepertinya gaya turban bukan identitas dirinya saat ini. Identitas diri Fina sebelum dan setelah berhijab juga dirasakan. Sebelum awal memutuskan berhijab, Fina sangat kesal terhadap godaan lakilaki yang sering mengeluarkan kata-kata seperti “cewe, kiuw, kiuww”. Baginya itu adalah perbuatan yang tidak senonoh dan tidak mengandung makna yang baik untuk didengarkan. Setelah berhijab, godaan laki-lakipun juga berubah, laki-laki lebih sungkan terhadap wanita berhijab seraya mengucap salam “Assalamuallaikum”. Tidak hanya itu saja, kondisi busana berhijab rupanya juga Fina rasakan bahwa orang lebih respek sama kita. Seperti contohnya lingkungan Fina yang kurang baik, dengan berhijab ia lebih dihormati dan orang lebih segan terhadap dirinya, sehingga Fina merasa tidak mudah bagi seseorang untuk menyengsarakan atau melencengkannya. “Semenjak aku pake kerudung, mereka yang kayak, ooh asepnya jangan ke gue, terus dia pada minum-minum, kalo misalnya di foto ama mereka tuh di take down dulu tuh botol-botol jadi ga enak kan gue pake kerudung atau makan pas ada babinya. Yaudah panggangannya tuh dipisah, Nah tuh disitu babi, itu sih lebih enak aja ngejaganya dan mereka itu kayak mendekapin gitu looh. Nah cobain laah ini laah, nggak… lebih sungkan sama orang yang berkerudung daripada yang ngga. Mungkin kalo aku ga pake kerudung, bisa gampang di lencengin gitu.”35 Awal Ariane berhijab itu dari niat sendiri yang disaat berusia 18 tahun karena dengan semakin dewasa sehingga harus bisa menjaga diri sendiri
35
Fina Yasifa, Pengalaman sebelum dan setelah berhijab, 12 Januari 2015
terutama lelaki, Ariane pun termotivasi dengan beberapa orang yang sering dia lihat di jalan, mall, atau dimanapun itu, bahwa wanita sudahlah cantik berhijab tetap cantik, dari situ semakin memantapkan hati untuk berhijab pada usia 19 dan mulai mencoba sedikit demi sedikit berhijab dan yang penting itu dari hati sudah yakin, sehingga kedepannya akan lebih baik. Hingga sampai saat ini Alhamdulillah Ariane masih taat dengan menutup aurat walau kadang akhlak tidak begitu baik, tapi Ariane percaya bahwasanya akhlak itu akan baik jika penampilan kita itu lebih baik dari akhlak. Jadi identitas diri sebelum dan setelah berhijab bisa mengubah suasana hati yang sebelumnya belum di kontrol hingga bisa menjadi suasana yang damai. Identitas menciptakan makna bagi si pemakai hijab, terutama dengan ungkapan yang diucapkan oleh Ariane, akhlak akan berubah menjadi baik apabila cara berpenampilan kita juga lebih baik. Ada efek kekuatan dari sebuah ciptaan penampilan maupun dalam berbusana untuk mengubah hati dengan sedemikian rupa. Rani Nusa
Tata Lukmanika
Lebih mudah dikenal dengan hijab
Turban bukan Identitas dirinya
Fina Yasifa
Ariane K. Dewi
Hijab lebih dihargai oleh laki-laki
Hijab mengubah akhlak menjadi lebih baik
4.2.6
Pandangan Terkait Muslimah Sejati Setiap muslimah memiliki cara pandang tersendiri bagaimana
membentuk karakter muslimah sejati atau citra diri muslimah yang benar. Unsur yang lebih dominan dalam membentuk muslimah syar‟I, diyakini oleh Ulida, selain adanya tren dari hijab itu sendiri adalah dari ilmu atau dari kajiankajian Islam. Jadi bagaimana seorang muslim mempelajari Islam lebih dalam lagi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini bagaimana kaidah-kaidah cara berpakaian seorang muslim. Adapun pendapat dari Tata Lukmanika, unsur yang paling dominan dalam membentuk muslimah sejati menurutnya adalah keimanan. Karena dengan Iman, muslimah bisa istiqomah dalam menjalani pilihannya. Dan untuk mencapai keimanan itu sendiri butuh proses. Proses itulah yang berperan penting dalam mencapai menjadi seorang muslimah sejati. Berbeda halnya dengan pendapat Rani Nusa, bahwa untuk membentuk muslimah sejati diperlukan sikap dan attitude kita yang baik. Rani selalu meyakini bahwa ada tiga dalam hidup adalah “Yakin, Pelajari, dan Lakukan yang terbaik. Kemudian sifatnya lebih bijak karna ketika kita melakukan ada kesalahan atau tidak, kita harus berpikir lagi lebih positif karna yang dibutuhkan bijaksana itu jauh lebih sulit. Jadi sikap dan sifat yang baik menurut versi kita. Terkadang misalnya menurut versi orang berbeda, ketika kita melalui versi kita, mungkin dia lebih tahu tolok ukurnya untuk melakukan hal itu. Tidak hanya Rani yang memiliki pendapat lain, akan tetapi ada Fina yang memandang bahwasanya muslimah yang sejati itu hanya dia dan Allah
yang tahu. Walaupun ada pepatah yang mengatakan don‟t judge people by the cover sepertinya agak mustahil, sebab seseorang pertama kali lihat dari first impression (Pandangan pertama). Semakin muslimah penampilannya out-outan, pasti orang akan berfikir bahwa muslimah tersebut tidak mempedulikan penampilan atau tidak rapih. Untuk muslimah sejati Fina ada tanggapan, yang pertama dari penampilan dahulu, cara berbicara, lalu pola pikirnya. Yang paling dominan menurut Ariane dari seorang muslimah yaitu dengan penampilannya, orang dapat cepat mengenal seorang muslim melalui hijabnya yang mereka gunakan, namun untuk seorang muslimah itu sebenarnya memang harus syar‟I, akan tetapi jika memang belajar secara bertahap nanti akan terbiasa untuk lebih baik lagi. Lalu, dilanjutkan dengan Dafina, menurutnya dengan keyakinan akan Islam itu sendiri, Iman akan meluruskan niat. Start awalnya harus dari keyakinan diri akan agama kita dahulu karena hal tersebut berhadapan langsung dengan Sang Pencipta. Ulida Yuliani Seorang muslim mempelajari Islam lebih dalam lagi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Tata Lukmanika Unsur yang paling dominan dalam membentuk muslimah sejati menurut saya adalah keimanan
Rani Nusa Membentuk muslimah sejati diperlukan sikap dan attitude kita yang baik
Fina Yasifa Muslimah sejati Fina ada tanggapan yang pertama dari penampilan dahulu, cara berbicara, lalu pola pikirnya.
4.2.7
Kesulitan Saat Awal Menggunakan Hijab Dalam masa proses berhijab, tentu setiap wanita mengalami adanya
kesulitan-kesulitan yang perlu diatasi. Kesulitan itu bentuknya beraneka ragam, ada yang harus menerima ejekan dari teman, adapula karena keterpaksaan mengenakan hijab dan merasa kurang percaya diri. Seperti yang dialami oleh Rani, pertama kali memakai Hijab ketika ia kelas 3 SMA. Beberapa temannya meragukan Rani untuk mengenakan hijab karena dikhawatirkan akan sulit mendapatkan pekerjaan. Tapi Rani sudah niatkan untuk berhijab. “Ketika nah dulu pernah yah foto kita yang di Ijazah, itukan orangorang berhijab semua dilepas. Tapi saya ngga. Dengan yang tadi saya bilang, apa ya? Yakin gitu kan. Saya di foto dengan hijab, masingmasing pada bilang, „Mba, ga mau di lepas dulu? Ntar susah loh nyari kerja.‟, “Ngga mas, saya mau pake hijab”. Temen-temen yang „oh, yaudah”.36 Rani merasakan mungkin karna ia terlalu yakin dengan Allah bahwa rezeki akan selalu mengalir ketika kita melakukan yang terbaik. Pada akhirnya Rani langsung mendapatkan pekerjaan dan itupun tidak langsung melepas jilbab. Walaupun waktu sekarang-sekarang ini banyak juga yang menawarkan lepas jilbab, tapi Rani enggan melakukannya. Sama-sama menggeluti profesi model, Tata mengalami kesulitan awal berhijab saat mencoba memodifikasi gaya yang baru atau aksesoris pada hijab. Seperti penggunaan jarum pentul yang berlebih sehingga menghabiskan waktu dalam berdandan.
36
Rani Nusa, pengaruh antara Hijab Style dengan perkembangan Islam, 27 Desember 2014.
Kalau dulu kesulitan yang dirasakan Tata dari minimnya fasilitas khusus muslimah seperti ruang ganti saat fashion show, mayoritas fotografer adalah pria kemudian model yang benar-benar berhijab masih dipandang sebelah mata soal profesionalismenya oleh desainer ternama bahkan terkadang oleh desainer baju muslim itu sendiri. Perkiraan pandangan ini juga dirasakan oleh Ulida Yuliani, Ulida mengungkapkan kesulitannya saat berhijab banyak mengkritik hijabnya yang modis dan gaya. Selain itu, Ulida mendapat hidayah dari salah satu muthawif pada saat itu untuk mengenakan hijab yang menutup dada, hingga akhirnya ia mengenakan hijab syar‟I setiap harinya. Kesulitan awal yang dialami oleh Ariane yaitu saat pertama masih suka melihat teman-teman yang masih bebas dengan gayanya dan pakai baju santai apapun dan paling bingung saat ke salon, rambut yang sudah rapi cantik sedemikian rupa lalu ditutup lagi. Tetapi saat ini sudah tidak tergoda dengan hal itu lagi karna Ariane merasa termotivasi dengan kata-kata Felix Siauw “Wanita yang ingin memperbaiki dirinya itu akan dapat laki-laki yang lebih baik lagi”. Kesulitan yang dialami oleh Dafina dirasakan saat ia bekerja di kantor. Terkait dengan komentar orang-orang yang bertanya kenapa pakai hijab? karena di kantornya tidak hanya orang Indonesia, tetapi ada orang luar. Sedikit rumit baginya untuk menjelaskan mengapa ia harus menggunakan hijab. Terlebih lagi jika ada seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain bahwa Dafina menggunakan hijab. Selain itu, Dafina juga merasakan sulitnya memakai hijab saat 3 tahun lalu (2012). Keinginan Dafina untuk berhijab
memang sudah lama namun ada beberapa hal yang membuat ia takut maupun khawatir ketika berhijab seperti takut panas, tidak ada baju yang cocok untuk dipadupadankan serta karier yang terlambat dan lain-lain. “Apalagi waktu itu saya bekerja sebagai marketer di Multinational Company (Unilever) dimana anak marketingnya ga ada yang pakai jilbab. Nah waktu itu kebetulan saya dirotasi ke Singapore, nah disana saya mulai coba-coba pake jilbab sekali-sekali. Mumpung ga ada yang kenal jadi ga ada yang komen-komen. Ternyata pas saya coba-coba itu, saya baru ngerasain nyamannya pakai hijab. nah mulai deh dikit-dikit ngumpulin baju panjang dan lain-lain. Sampe finally, setaun kemudian pas balik ke Indo saya pake hijab. deg-degan banget saat itu, soalnya I was handling hair care brand. A bit weird, masa marketing shampoo berhijab.”37
4.2.8
Pengaruh Hijab Style di Dunia Islam Ulida mengatakan bahwa hubungan antara pakaian muslim dengan
pendidikan Islam akan tetap ada selama pendidikan agama Islamnya tetap terpelihara. Dengan hadirnya tren pakaian muslim yang sesuai syariat ini akan tetap terjaga sampai akhir zaman. Busana barat dapat tergeser populatitas menjadi busana muslim alasannya karena busana barat hanya bisa dipakai oleh orang-orang yang tidak berkerudung, sedangkan busana muslim lebih bersifat universal, sebab bisa dipakai oleh nonmuslim juga misalnya gaya turban. Menurut Ulida Yuliani, perkembangan busana muslim dalam era Islam dan selama orang muslim di dunia ini masih tetap ada, Ulida sangat yakin terutama Indonesia mempunyai mayoritas-mayoritas penduduk muslim, hal ini menjadi sebuah kekuatan besar dengan adanya munculan desainer-desainer baru muslim, kemudian pengguna komunitas-komunitas muslim juga tumbuh di
37
Dafina Amalina, Pengalaman Awal sebelum dan setelah berhijab, 28 Januari 2015.
seluruh kota, tentu saja ini akan menjadi sebuah fenomena yang baik untuk perkembangan busana muslim sendiri, dan tentu bagi orang-orang yang mengerti atau mendalami Islam. Sedangakan pakaian barat, ada beberapa yang memang tidak semuanya pakaian barat bisa dipakai oleh orang muslim. Jadi, pakaian muslim ini lebih berpeluang untuk lebih berkembang lebih pesat lagi. Pesatnya perkembangan hijab style bagi Tata Lukmanika, yang diiringi dengan berkembangannya komunitas hijab di Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam khususnya dikalangan anak muda. Dimana dulu Islam dianggap kuno namun saat ini tidak seperti itu. Sebagai contoh saat ini banyak lapangan pekerjaan yang dulunya tabu bagi wanita berhijab dan dianggap muslimah tidak bisa melakukannya sekarang tidak lagi. Hijab saat ini sudah dianggap tidak menghalangi profesionalisme. Hal itu merupakan contoh kecil pengaruh hijab style terhadap perkembangan Islam saat ini. Jika dilihat dari pengaruhnya menurut Ulida sangat baik dan signifikan sekali adanya hijab style dalam perkembangan Islam, terutama jika kita datang ke negara-negara yang notabennya bukan muslim. Dan dengan adanya hijab style sekarang ini, Islam menampilkan diri yang lebih terbuka, yang lebih dalam artian terbuka disini bukan pakaian yang terbuka, tapi lebih welcome, lebih enak untuk dilihat, lebih menyenangkan untuk dilihat dan itu memberikan kesan pertama yang baik untuk Islam. Jadi orang lebih tertarik lagi untuk mengenal fashion muslim seperti apa dan pada akhirnya, mereka lebih tertarik untuk lebih tau lagi tentang Islam itu sendiri.
Pemikiran
Rani
juga
hampir
mirip
dengan
Ulida
seputar
perkembangan Islam. Dulu, kita selalu berfikir bahwa menutup aurat adalah kewajiban yang selalu kita budayakan dalam Islam. Tetapi ketika kita bilang fashion, sedangkan Indonesia lebih condong ke fashion dan budayanya. “Nah itu dia, kalo yang untuk busana muslim banget yah pastikan sudah sampe yang kita udah liat nih di Jerman udah banyak yang muslim terus paris dan segala macem, setelah kita liat-liat Eropa, ternyata dia itu Islamnya wow luar biasa. Jadi kalo pengaruhnya sangat luar biasa untuk keseluruhan.”, Rani38 Rani beranggapan, jika saja penggunaan busana Timur Tengah diterapkan di Indonesia misalnya chadar, itu karna disana kaum pria Arab apabila melihat wanita cantik akan melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Sedangkan berbeda di Indonesia, bagi wanita yang pakai hijab dan tidak pakai hijab saja mereka sudah menghargai kita. Menurut Rani alangkah baiknya kita berbusana menyesuaikan tempat. Pengaruh ini juga yang membuat Fina sempat terbesit akan perkembangan budaya Islam yang ditanamkan dari hal kecil seperti berhijab, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fina, dia melihat bahwa semakin banyak muslimah yang pakai kerudung sekarang. Dengan hal itu, Fina sangat bersyukur sekali juga dengan fenomena-fenomena Hijabers karena menjadi pembuka wanita untuk berhijab yang sebelumnya tidak menggunakan kerudung jadi beralih ke kerudung. Namun yang sangat disayangkan membuat Fina miris karna ada beberapa figure yang menurutnya agak terlalu kreatif sehingga bikin sakit mata, seakan-akan hijab yang dibuat jadi melencengkan hakikat hijab yang sebenernya. 38
Ibid.
Gambar 6.0 Hijabers Community
Untuk pengaruhnya antara hijab style dengan perkembangan Islam saat ini tidak ada kaitannya menurut Ariane, karna baik atau buruknya hijab style dengan Islam itu yang bisa menilai adalah Allah dan bukan manusia. Namun jika wanita sudah mau usaha untuk menutup aurat saja, itu sudah menjadi nilai plus. Sedangkan Dafina, melihat dari sisi positif bahwa hijab memudahkan wanita untuk menjalankan kewajiban perintah Allah. 4.2.9
Realitas Kehidupan dan Kesadaran Diri HC Jakarta Hijabers Community lahir sebagai wadah berkumpulnya muslimah
namun bagi yang belum berhijab, HC tetap masih bisa membuka kesempatan untuk bergabung. Kegiatan rutin Hijabers Community Jakarta yang paling sering diadakan yaitu acara pengajian, Hijab Day Out biasa dirayakan sebulan sekali, sedangkan motto dari HC sendiri yakni menjadi muslimah yang baik tetapi tidak old fashion menurut Fina. Hal yang membuat Fina tergerak untuk mengikuti Hijabers Community Jakarta yaitu karena basicnya dia banyak mengikuti organisasi. Saat dulu kuliah, Fina mengikuti banyak organisasi, setelah usai skripsi, ia pun
berfikir, setelah lulus kuliah akan ikut organisasi apa selanjutnya. Sebelumnya ada Hijabers Community namun belum mengetahui komitenya, hanya sekedar ikut-ikutan saja, paparnya. Sampai akhirnya Hijabers Community membentuk komunitas Hijabers di Jakarta dan membuka recruitment, kemudian Fina mencoba ikut. Fina pun sangat senang dengan kehadiran Hijabers Community Jakarta karena organisasi yang bisa membawa Islam dan berharap lewat keikutsertaannya di Hijabers Community Jakarta bisa menjadikannya sebagai tempat syiar. Selama mengikuti prosesi kegiatan Hijabers Community Jakarta dari mulai awal terbentuk hingga sampai saat ini, Fina merasakan berkawan dengan komite HC Jakarta sangat mengasyikan, yang tidak begitu muslimah, dan juga tidak begitu paham seputar agama Islam terlalu dalam. Namun selama pengamatan, penulis memantau bahwa Hijabers Community Jakarta lebih bersifat universal, walaupun terdapat emblem “Hijabers” akan tetapi Hijabers Community Jakarta berusaha untuk membuka diri, baik dalam hal fashion, bergaul dengan non muslim, maupun ilmu agama, dan ilmu pengetahuan umum lainnya. Penulis berusaha memahami apa yang dikatakan oleh narasumber terkait pengalamannya selama mengikuti Hijabers Community Jakarta. “Mereka sih anaknya asik-asik, terus ga yang muslim banget, muslimah banget, tapi ga yang tau tentang agama banget, nggak, jadi kalo misalnya di grup itu semua topik itu bisa diomongin kan politik, terus tiba-tiba ngebahas hadis, tiba-tiba ngebahas ilmu apa, yaa tautau popok bayi laah, terus jodoh, semuanya tuh dibahas itu. Aku senengnya mereka itu terbuka, terus ngobrolin apa aja tuh nyambung, yaaah ibu-ibu rumah tangga yaah bisa juga ngomongin politik, kayak gitu kan beda juga seru aja sih sebenernya.”39 39
Fina Yasifa, realitas kehidupan dari Hijabers Community, 12 Januari 2015
Fina yang suka dengan gaya yang simple ini merasa memiliki temanteman yang sepemikiran juga dengannya, terutama visi dan misinya sama. Dia tidak ingin membahas tentang fashion, tetapi harus ada unsur ilmu agamanya yang bisa diterapkan dengan ilmu dunia juga. Misal ketika Hijabers Community Jakarta mengadakan acara tutorial hijab, pengajian, biasanya akan ada syariat Islamnya. Semisal tema acara yang diangkat adalah muslimah berkarya. Dengan ada acara tersebut, Hijabers Community Jakarta bisa merealisasikan antara ilmu agama dengan ilmu akhiratnya. Namun ilmu dunianya yang sudah expert dibidangnya. Selain itu, sebelumnya sangat banyak tutorial hijab maupun beauty class, cuma sekarang tren hijabers sudah pada pintar-pintar memadupadan dan kreasi hijab, jadi HC sendiri sudah jarang membahas seputar tutorial. Karena masih banyak acara yang lebih bisa bermanfaat seperti contoh Hijab Day Out.
Gambar 6.1 Komunitas Hijabers Jakarta
Acara Hijab Day Out, pada sesi Pertama tentang pembagian fashion design class, seperti belajar sketching lalu mendesign pakaian, cuma hanya sampai basicnya saja. Lalu dilanjutkan dengan kesuksesan bisnis Jenahara
sebagai fashion designer. Memang terkesan lebih menonjolkan sisi fashion di Hijabers Community Jakarta, namun komunitas ini bisa berhasil merekrut banyak orang untuk bisa merayakan acara-acara keislaman yang sering mereka adakan di masjid-masjid seperti di Masjid Bank Indonesia. “Walaupun tetep ada iming-iming fashion kita tetep ada bisnisnya terus ada PR nih kemaren ada public relation nya gitu, jadi ga melulu tentang fashion dan style. Nah fashion dan style itu cuman jadi ini aja sih tempelan aja sih karna itu untuk bikin menarik, cuma sebenernya kontennya itu lebih kayak kita ngebungkus ke tempat yang apa nih, misalnya next mau ada Hijab Day Out mau kayak apa jadi ga melulu tentang fashion, lepas dari fashion itu agak susah yah, malah anak-anak sekarang fashion tuh masih WOW banget, jadi gimana caranya ngimbangin itu, si fashion jadi rentetan aja.”40 Dafina merasakan dunianya yaitu sama halnya dengan orang-orang pada umumnya. Setiap saat para komite hijabers selalu berkomunikasi lewat via grup Whatssapp. Hal ini dilakukan agar mereka tetap update dengan rencana mereka ke depan. Mereka juga sudah berkomitmen untuk mengerjakan kegiatan HC secara rutin. fokus HC Jakarta sekarang lebih mengutamakan ilmu agama dengan cara yang menyenangkan dan bukan ke fashion, menurut Dafina. Perkembangan HC dari dulu sampai sekarang itu begitu sangat pesat dan cepat sekali bagi Ariane. Semakin banyak disini wanita yang mengenakan hijabnya dan sudah bisa terbuka bahwa berhijab juga masih tetap cantik. Alasan Ariane mengikuti HC dikarenakan sosialnya bagus untuk anak remaja dan lebih bisa kenal banyak orang-orang baru dan bisa punya ilmu-ilmu baru dari acara yang dijalankan semuanya bermanfaat, hingga sampai saat ini. 40
Ibid.
4.2.10
Hijab Style Sebagai Fashion dan Identitas Diri HC Jakarta Fina menyampaikan bahwa hijab style dari komitenya lebih bergaya
sederhana dan tidak terlalu berlebihan dari segi bentuk hijabnya. Sedangkan faktor kesederhanaan itu, penulis mengamati, untuk Hijabers Community Jakarta memang sudah jarang menggunakan aksen bergaya rumit, berbeda dengan Hijabers Community pusat. Yang lebih banyak komitenya berasal dari kalangan fashion icon dan fashion designer. Di Hijabers Community Jakarta, tidak hanya wanita yang menggunakan hijab style dengan gaya rumit dan penuh warna namun ada yang syar‟I, semi syar‟I yaitu hijab yang menutupi dada, dan masih bergaya sederhana. “Simpel sih, kita ga selalu mulu tentang fashion, kalo untuk stylenya mereka simple yah mostly samalah kayak aku gitu. Sama, rata-rata kayak gitu juga. Masih banyak yang pake celana cuman ada juga yang udah syar‟I, semi syar‟I, ada juga yang kayak aku.” Adapun warna pakaian yang sering dikenakan Hijabers Community Jakarta yakni warna peach maupun warna pastel, serta warna-warna lembut lainnya seperti warna biru navy, baby pink, putih, abu-abu, hijau tosca, dan warna-warna lembut lainnya. Terkadang pula, komunitas ini mengadakan acara dengan dresscode busana rok panjang perpaduan antara warna hitam dan gold. Fina yang mengikuti HC Jakarta dari awal terbentuk merasakan banyak orang-orang yang terinspirasi dengan adanya Hijabers Community Jakarta ini, tapi masih saja banyak yang mencibir sinis karena banyak yang mengira
bahwa
Hijabers
Community
Jakarta
adalah
tempat
wadah
berkumpulnya wanita sosialita. Hal ini diungkapkan pula oleh Fina saat tengah diwawancarai identitas hijabers itu sendiri.
Sebenarnya peneliti bukan hanya mengamati komentar yang keluar dari pihak Hijabers Communitynya saja, tetapi ungkapan-ungkapan sosialita itu sudah sangat sering terdengar di berbagai muslimah-muslimah lainnya. “Dulu kan rekmennya orang “Oooh socialite Hijabers”, Socialite sukanya ngumpul di mall, mahal-mahal, barangnya branded-branded. Nah karena mereka semuanya mostly apa namanya, fashion icon. Fashion designer jadi yaudah emang pasti trendmarknya kayak gitu. Nah gimana caranya nih HC Jakarta awalnya, kita harus punya identitas nih, HC Jakarta mau apa? Oke, akhirnya kita bikin kayak lebih charity terus pengajian bener-bener di rutinin. Jadi ga cuman sekedar penampilan aja tapi inner beautynya juga harus tetep ada.”41 Dafina mengungkapkan gaya mayoritas dari Hijabers Community Jakarta yaitu lebih sederhana namun tetap terlihat oke dan menarik, seperti yang dikatakannya lebih tetap chic. Akan tetapi berbeda dengan Ariane yang menganggap bahwa HC Jakarta memiliki Gaya lebih ke full color dan yang penuh warna namun sopan dan anggun.
Fina Yasifa
Ariane K. Dewi
Hijab style lebih
Gaya HCJ itu yaa
bergaya sederhana dan tidak terlalu berlebihan dari segi bentuk hijabnya
Dafina Amalina Lebih simple ya kalo sekarang, kita kayaknya lebih pada
suka yang simple tapi tetep chic.
41
Ibid.
lebih ke full color dan yang pasti banyak warna namun sopan dan anggun.
4.3
Pembahasan Beberapa tahun belakangan ini, muncul tren baru dalam berbusana.
Namun bukan busana barat yang menampilkan sebagian tubuh yang menjadi tren. Pakaian yang sedang happening di Indonesia sekarang ini adalah pakaian ala hijabers atau pakaian muslimah yang modis dengan berbagai gaya dan pernak-pernik kerudungnya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, dengan kehadiran fenomena hijabers pada Hijabers Community Jakarta pada tahun 2011 telah menyaring ratusan bahkan ribuan wanita berhijab khususnya para remaja yang sangat antusias sekali mengikuti kegiatan acara yang dirayakan HC Jakarta terutama dalam bidang segi fashion dan kecantikan. Fenomena yang peneliti dapatkan adalah melihat dan mengalami realitas komunitas Hijabers di Jakarta, peneliti melihat bagaimana fenomena, gaya hidup, fashion, hijab style, dan identitas diri mereka yang memberikan pengaruh besar terhadap anak muda dan kalangan remaja untuk ikut serta dan memakai hijabnya dengan senang hati. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai “Hijab Style Sebagai Aplikasi Fashion dan Komunikasi Identitas Diri”. Kita telah mengetahui bahwasanya di Indonesia telah kian marak busana muslim dipamerkan dalam acara fashion show busana muslim yang digelar di kota-kota besar maupun hingga ke luar negeri.
Penulis mencoba untuk meninjau lagi apa definisi dari hijab itu sendiri selain dari Al-Qura‟an, hijab menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti 1 dinding yg membatasi sesuatu dengan yang lain, 2 Istilah dinding yang membatasi hati manusia dan Allah, 3 dinding yang menghalangi seseorang dari mendapat
harta
waris
yakni
anak
laki-laki
adalah
dari
saudara
sebapak. Sedangkan jilbab berarti “kerudung lebar yg dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada”. Dari dua pengertian yang penulis ambil berdasarkan kamus KBBI maka terjadi ketidaksesuaian makna hijabers itu sendiri dengan apa yang dimaksudkan. Kata hijabers bermaksud untuk menyebut orang-orang yang berjilbab namun modis. Tapi pada kenyataannya hijab sendiri merupakan apa saja yang dapat menutup dan membatasi yang lain dari sesuatu yang lainnya. Di Indonesia lebih dikenal istilah tirai daripada hijab untuk merujuk pada arti kata yang sama. Salah satu “kebangkitan” penggunaan jilbab oleh kebanyakan wanita sekarang ini yaitu munculnya fashion designer muda yang terfokus pada bajubaju muslimah yaitu Dian Pelangi. Walaupun bukan saja Dian Pelangi yang menjadi desainer, ada juga Jenahara, Ria Miranda, Lulu El Hasbu, Ghaida Tsurayya, Ina Rovi, Siti Juwariyah, dan Fitri Aulia. Bisa dikatakan bahwa Dian Pelangi merupakan ikon dari hijabers ini. Menurut Dian, penggunaan kata hijabers itu sendiri agar lebih terlihat internasional karena diluar negeri jilbab disebut hijab.
Fenomena-fenomena sosial seperti Hijabers Community Jakarta memang selalu manarik untuk dikaji dari perspektif teori maupun praktis. Fenomena yang sedang happening adalah fenomena kelompok yang menamakan dirinya hijabers. Entah apa yang ada dipikiran kelompok tersebut hingga menamakan dirinya dengan sebutan hijabers. Apakah karena mereka memakai kerudung, walaupun mayoritas berkerudung tetapi HC Jakarta masih membuka peluang bagi yang belum berkerudung, seperti yang diungkapkan Dian, komunitas HC tidak terkotak-kotakkan yakni tidak membeda-bedakan seseorang yang artinya lebih bisa membuka diri atau universal. Dengan mewabah perkembangan Hijabers Community Jakarta ini, akhirnya menimbulkan fanbase yang bermunculan di Jakarta maupun luar dari Jakarta untuk mengikuti tren fashion maupun hijab style yang membuat kalangan anak muda untuk memakai hijab dan lebih merawat kecantikkan luar dengan gaya hidup yang terbilang high class serta memiliki pola hidup yang cenderung konsumerisme. Hijabers Community di Jakarta adalah muslimah, dimana para komite ini benar-benar mencintai hijabnya dengan fashion sebagai daya tariknya, walaupun fashion bukanlah hal utama namun fashion digunakan agar banyak muslimah yang bergabung dengan komunitas hijabers ini. Seperti yang telah peneliti bahas diatas Hijabers Community yakni komunitas yang berisikan wanita muslimah hadir dengan membawa misi syiar Islam melalui busana muslim. Komunitas hijabers hadir dengan tampilan yang
berbeda untuk mencitrakan keindahan. Indah dalam berpakaian dengan busana muslim, juga dalam bersyiar kepada sesama perempuan. Dengan penelitian yang sudah peneliti lakukan, hijab style dari Hijabers Community Jakarta sedang menjadi tren topik pembahasan dimanamana, baik di media sosial seperti Instagram, blog, Youtube, thumblr, maupun di media cetak seperti majalah dan koran. Bahkan media elektronik seperti televisi ada beberapa yang menyuguhkan acara mengenai hijab dan film-religi yang bertajuk hijab. Berawal dari keinginan mensyiarkan busana muslimah namun tetap gaya yang sesuai kaidah, kini HC menjadi magnet atau daya tarik bagi banyak perempuan muda maupun muslimah di seantero Indonesia. Kepengurusan menjadi agenda penting agar komunitas hijabers lebih terarah. Tujuan HC sejak awal berdiri memang sebagai tempat muslimah untuk berbagi dan saling memberikan inspirasi, termasuk dalam berbusana muslim. Fashion busana muslim menjadi pengikat komunitas ini. Namun bukan sekadar penampilan yang menjadi fokus kegiatan. Sejumlah talkshow, pelatihan mengaplikasikan kerudung dengan cara yang lebih indah dan tips seputar padupadan pakaian juga diberikan. Prinsipnya, citra Islam bisa ditampilkan lebih indah, termasuk dari gaya busana. Lewat fashion inilah HC diakui banyak menyaring ratusan bahkan ribuan pengikut. Justru, Dian menganggap HC mewadahi desainer muda busana muslim untuk eksis dan memberikan lebih banyak pilihan untuk berbusana Islami.
Dian Pelangi juga mengatakan bahwa busana muslim yang mereka pakai adalah buatan lokal. Ketika busana rancangan sesama desainer disukai anggotanya, artinya komunitas ini mengangkat industri busana muslim lokal. Selain menyebarluaskan syiar dari busana muslim yang dikenakan. Adapun visi HC yaitu melalui berbagai kegiatan dan eksistensinya, fashion busana muslim di Indonesia bisa menjadi kiblat fashion muslim dunia. Selain itu, dalam setiap pertemuan mereka selalu mengadakan hijab demo atau demo make-up. Kegiatan tersebut membuat para anggota membeli hijab atau make-up yang digunakan saat demo. Namun, untuk saat-saat ini memang Hijabers Community Jakarta sudah tidak memfokuskan itu lagi. Menurut penulis itu sudah konsumsi agak berlebihan, karena belum tentu mereka butuh, tapi hanya sekedar terlihat keren dimata anggota yang lainnya. Di lain sisi juga, hal itu dilakukan agar masyarakat Indonesia mencintai hasil produknya sendiri, bukan mencintai produk buatan luar negeri. Keindahan gaya busana muslim inilah yang bisa menjadi pemicu bagi perempuan lain untuk kemudian berhijab. Ini adalah juga bagian dari syiar. Anggota komunitas juga bisa saling berbagi pengetahuan seputar agama Islam, maupun berbagai hal seputar kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan aturan Islam. Ini adalah cara komunitas hijabers bersyiar, dengan kemasan yang berbeda, lebih dekat dengan dunianya anak muda. Adapun syarat utama menjadi anggota HC sederhana saja, berkomitmen berhijab (menggunakan busana muslim secara utuh, tidak on-off, dan bukan sekadar berjilbab).
Gambar 6.2 Kebersamaan Hijabers Community Jakarta
Banyak anggapan yang memandang anggota HC sebagai wanita 'sosialita' berjilbab karena gaya berpakaiannya yang unik dengan penampilan modisnya. Selain juga karena mereka sering berkumpul di mal atau cafe. Anggota HC yakni Fina mengatakan kalau pun tim HC JKT berkumpul di mal, tujuannya jelas, mereka berdiskusi mengenai berbagai hal seputar Islam. Berbagi pengetahuan, termasuk juga soal busana muslim. Kegiatan diskusi ternyata tidak saja dilakukan saat berkumpul namun juga lewat grup Blackberry HC Jakarta, mereka juga saling mengingatkan jika ada anggota yang memakai busana kurang tepat. Misalnya pada bagian tubuh tertentu tidak tertutup sesuai kaidah. Menurut Dian, Allah itu menyukai keindahan. Meski kata “indah” bisa ditafsirkan berbeda dan relatif pada setiap orang. Keindahan berbusana muslim dengan gaya lebih modis dan modern, memberikan kenyamanan, memerhatikan kaidah dan pakemnya sesuai aturan Islam, itu yang diyakini di HC. Dian, Fina, Syifa, dan rekan-rekannya berusaha untuk menutup aurat namun tetap fashionable. Bahwasanya memahami perbedaan penafsiran mengenai gaya
busana muslim, sebaiknya selama tidak menghakimi orang lain, setiap orang bebas menafsirkan keindahan, gaya, dan pakem busana muslim dan itulah yang dinamakan sebuah proses pembelajaran dalam berhijab. Untuk memastikan anggota HC menerapkan aturan berhijab yang benar, ada peran Hijab Police di HC. Hal ini dilakukan agar sesama muslimah bisa saling mengingatkan. Fenomena
hijabers dapat
dikatakan isu kontemporer
karena
sebelumnya tidak ada model jilbab yang seperti itu, tidak ada gaya dan fashion dalam berbusana muslimah. Gaya dan busana muslimah dulu monoton karena pada dasarnya model yang dikenakan itu-itu saja. Sedangkan kini dapat dengan mudah kita temui gaya berbusana muslimah yang modis. Gaya berbusana ala hijabers menuai banyak pro dan kontra. Disatu sisi fenomena hijabers dinilai positif karena mengkampanyekan pakaian tertutup namun tetap modis dan mengundang banyak kegiatan islami seperti pengajian rutin. Di lain sisi, banyak pihak yang menilai bahwa fenomena hijabers merupakan upaya meminggirkan aturan tetap dalam berhijab itu sendiri. Aturan-aturan tidak boleh ketat dan bukan digunakan sebagai perhiasan ditepis oleh para hijabers ini lalu diganti dengan aturan yang mereka buat sendiri. Anggota Hijabers sendiri menganggap bahwa mereka masih dalam tahap proses belajar untuk menjadi muslimah yang baik dan belajar ke tahap yang syar‟I. Fenomena fashion selalu membuat banyak kaum remaja terpesona dan mayoritas anggota HC dari fashion designer maupun fashion icon, akhirnya cara syiar diperhalus dan dipercantik dengan sentuhan fashion.
Pada umumnya, berdasarkan hasil riset dan wawancara serta observasi yang dilakukan penulis sejak tahun 2011, fenomena Hijabers Community Jakarta memang fenomena wanita cantik yang berkelas, cerdas, dan mempesona serta bisa menarik jutaan penggemar dibandingkan dengan hijab-hijab sebelumnya yang dikenal konvensional. Hampir semua komite HC Jakarta memiliki motif berhijab karena berdasarkan niat adanya perintah dari Allah, mereka meyakini benar bahwa dalam Islam wanita diwajibkan untuk menutup aurat dan tidak mengumbar kecantikan didepan lelaki non muhrim. Walaupun begitu, HC Jakarta juga tetap berusaha untuk mempercantik diri dengan tujuan mencari ridho Allah sekaligus menginspirasi wanita yang enggan dan mengulur waktu untuk berhijab. Tidak hanya itu, ada upaya penginternasionali-sasian jilbab yang coba dibangun oleh komunitas hijabers itu, seperti yang penulis simpulkan tadi lebih bersifat universal. Selain itu, hijabers community
membangun
identitas
mereka
melalui
simbol-simbol
dan
kebudayaan yang mereka pakai. Hijabers Community Jakarta bisa dikaji dengan budaya konsumerisme, karena didalam hijabers itu sendiri sebenarnya lebih banyak fashion-nya. Hijabers Community menciptakan identitas mereka sendiri, yaitu identitas wanita muslimah yang taat namun cantik, modis, dan stylish.
Gambar 6.3 Fenomena Hijabers Community Jakarta
Hijabers Community Jakarta telah mengkonstruksi nilai-nilai jilbab menurut mereka sendiri. Ada pergeseran nilai dari jilbab itu sendiri. Jilbab dulu dan sekarang sudah berbeda makna. Kalau dulu memakai jilbab merupakan simbol ketaatan wanita pada ajaran agama mereka, ada juga menggunakan jilbab karna diwajibkan saat bersekolah, contoh anak-anak yang menggunakan seragam di sekolah bagi perempuan untuk mengenakan hijab. Identitas merujuk pada keadaan seseorang dikontruksi oleh banyak hal. Identitas banyak dibahas karena dalam teori identitas menyangkut budaya, bahasa, ras, agama, dan etnik. Sedangkan hijabers disini membawa identitas agama Islam. Hijabers Community Jakarta adalah perkumpulan orang-orang yang menggunakan jilbab modis. Sedangkan memakai jilbab sekarang sudah menjadi suatu gaya hidup tersendiri.
Dian mengutip dan memaknainya berdasarkan hadist Rasulullah, “Lakukanlah dengan cara yang lembut dan menyentuh hati atau cara yang halus.”42 Dian pun mengungkapkan pula lewat bukunya bahwa yang terpenting adalah hati. Jika orang yang berpakaian sesuai syariat lalu merasa dirinya lebih baik, lebih taat, sedangkan yang berhijab belum sesuai syariat tetapi hatinya tawadhu, bukanlah lebih baik hatinya tawadhu. 43 Penulis juga mencari data lewat hasil penelitian terhadap dokumenter mengenai hijab yang telah penulis buat, Ulida yang saat itu sebagai narasumber dari penulis sendiri mengatakan, bahwa hijab adalah salah satu pakaian yang menutup wanita bukan membungkus tubuh. Pergeseran makna hijab hanya diperuntukkan bagi mereka yang memodifikasi gaya hijab dan tidak sesuai syariat. Bagi penulis, yang terpenting dengan adanya kelahiran makna pergeseran itu sebagai bentuk kehati-hatian muslimah agar tidak menyimpang dalam berbusana. Apabila seseorang sedang melalui tahap proses belajar menuju kebenaran yang sesungguhnya lalu diprotes, tentulah muslimah yang memprotes itu seharusnya lebih mendekati dan menasihati. Oleh sebab itu, Jadilah muslimah yang baik dimata Allah, bukan hanya sekedar baik di mata manusia.
42
Ade Aprilia. BRAIN, BEAUTY, BELIEF Dian Pelangi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2014 hal 65
43
Ibid. 66
Gambar 6.4 Film Dokumenter Penulis “Beauty with Hijab”
Esensi awal jilbab sebagai simbol keagamaan dan bukti kepatuhan pada HC Jakarta tetap ada namun lebih fashionable. Sebagai fashion, jilbab mengikuti tren dan mode yang sedang happening. Kesadaran taat beragama dan tuntutan fashion membuat banyak wanita Indonesia mengkreasikan jilbab dengan berbagai model dan gaya. Hingga saat inipun nyatanya hijab syar‟I akan mencapai kejayaan, dan ada sebagian dari komite HC Jakarta yang sudah menggunakan hijab semi syar‟I maupun syar‟I, Hijabers Community Jakarta memang memiliki identitas sendiri dan berbeda dari Hijabers Community pusat yang lebih menekankan pada aspek fashion. Di HC Jakarta, penulis mengamati sebagian besar komitenya mengenakan hijab bergaya simple. Gaya hijabnya pun hampir semua sama rata, tidak berbeda-beda seperti Hijabers Community pusat. Karena dalam HC Jakarta, mereka tidak begitu menekankan aspek fashion yang menjadi lakon utama, tetapi lebih ke acara yang bernuansa islami.
Beragam cara peneliti mengamati satu persatu baik itu foto, buku, maupun data-data yang penulis dapatkan mengenai Hijabers Community memang sangat unik dibahas. Karena bukan hanya sebatas pada hijab style saja, namun juga gaya hidup para Hijabers ini yang menurut sebagian orang, komunitas ini lebih mendekatkan kepada budaya konsumerisme karena menekankan aspek fashion sebagai pendobrak hijab yang terdahulu. Menurut Fina, budaya konsumerisme lainnya adalah, dari tempat kumpul rutin hijabers selalu di restoran, mall, atau cafe-cafe yang mahal. Sedikit kontras dengan nama komunitas mereka “Hijabers” yang seharusnya mereka lebih banyak berkumpul di masjid untuk belajar agama. Namun kenyataannya, mereka lebih sering berkumpul di tempat-tempat “nongkrong” elit. Kegiatan kumpul-kumpul di masjid juga sering mereka lakukan saat adanya pengajian yang mereka gelar.
Gambar 6.5 Gaya Hidup Hijabers Community Jakarta