BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Definisi Makanan Makanan adalah hal yang sangat mendasar bagi manusia. Tanpa kehadiran makanan, kita akan kekurangan energi dan tidak bisa melakukan berbagai macam aktivitas. Makanan yang akan dibahas dalam penelitian ini tidak berurusan dengan makanan sebagai sebuah konsep kebutuhan manusia sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat umum, namun yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah motivasi seseorang dalam memandang makanan dalam berbagai konteks, tidak hanya sekedar untuk sarana bertahan hidup. Isu tentang makanan yang sebelumnya dianggap minor, pada masa kontemporer ini sedang berada di atas angin, ditambah pula munculnya stasiun TV yang khusus menawarkan program-program seputar makanan. Dapat disimpulkan bahwa makanan sudah beralih status dan peranannya dalam kehidupan manusia. Makanan bukan dipandang lagi sebagai sebuah kebutuhan untuk menghilangkan rasa lapar, namun dianggap sebagai sebuah media yang dapat menyalurkan nilai-nilai tertentu, misalnya sumber kesenangan dan kenangan.
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.1.1 Makanan Sebagai Budaya Semula terfikir, nampaknya aneh untuk menanyakan “apakah makanan itu?" makanan adalah tumbuh di ladang-ladang, yang berasal dari laut, yang dijual di pasar, dan muncul di meja kita pada waktu makan. Pertanyaan itu bagaimana pun adalah dasar dari pengertian tentang masalah gizi. Sebagai sebuah gejala budaya, makanan bukanlah semata-mata suatu produk organic dengan kualitas-kualitas biokimia yang dapat dipakai oleh orgasme
yang
hidup,
termaksud
manusia,
untuk
mempertahakan
kehidupannya. Lebih tepat lagi bagi tiap anggota masyarakat, makanan dibentuk secara budaya : bagi sesuatu yang akan dimakan, ia memerlukan pengesahan budaya dan keaslian. Makanan mencerminkan karakteristik lingkungan. Makanan disiapkan oleh lingkungan. Misalnya ubi sebagai makanan pokok orang Papua karena banyak tersedia di wilayah tersebut. Pada umumnya makanan pokok orang Indonesia adalah nasi, karena itu apabila nasi tidak dikonsumsi dalam satu hari (meskipun tetap makan makanan lainnya) tetapi perasaan masih lapar. Karena lambung telah terbiasa diisi dengan nasi. Nilai yang terkandung dalam suatu makanan tergantung dari proses pematangan atau kandungan alami yang ada pada bahan makanan. Makanan yang dikonsumsi (mentah atau diolah) merupakan bagian dari kebudayaan. Makanan yang diolah dari bahan-bahan mentah (seperti rujak, lalapan, lawa’) adalah sebuah bentuk kebudayaan. Lalapan: sayuran segar yang
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
lazim disantap oleh orang Jawa. Lawa’: jenis makanan mentah yang diolah dari ikan, cuka/jeruk, kelapa & bumbu tertentu adalah salah satu jenis makanan orang Bugis. Proses pematangan makanan adalah bagian dari kebudayaan. Meliputi cara, bahan, & alat yang digunakan. Makanan yang lazim dimakan oleh orang Jawa belum tentu lazim bagi orang Bugis. Misalnya ikan lele yang banyak dikonsumsi oleh orang Jawa, orang Bugis justru kurang menyukainya. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan dan ketentraman. Makanan memiliki banyak peranan dalam kehidupan sehari – hari suatu komunitas manusia. Makna ini selaras dengan nilai hidup, nilai karya, nilai ruang atau waktu, nilai relasi dengan alam sekitar; dan nilai relasi dengan sesama. Setelah mengetahui betapa kuatnya kepercayaan-kepercayaan suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap makanan dan apa yang dianggap bukan makanan, sehingga terbukti sangat sukar untuk meyakinkan orang untuk menyesuaikan makanan tradisional mereka demi kepentingan gizi yang baik. Karena pantangan agama, takhayul, kepercayaan tentang kesehatan, dan suatu peristiwa yang kebetulan dalam sejarah ada bahanbahan yang bergizi baik yang tidak boleh dimakan, mereka diklasifikasikan sebagai “bukan makanan”. Dengan kata lain, makanan adalah suatu konsep budaya, suatu pernyataan yang sesungguhnya mengatakan “zat ini sesuai bagi kebutuhan gizi kita.” 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.1.2 Makanan Sebagai Identitas Bangsa
Indonesia yang terkenal dengan keanekaragaman budayanya, juga memiliki keanekaragaman dalam makanannya. Setiap suku di Indonesia mempunyai masakan khas yang berbeda dengan cita rasa yang berbeda pula. Jika diolah secara profesional menjadi makanan khas dan sajian kuliner yang lezat, kuliner Indonesia dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan menjadi identitas bangsa. Sebenarnya, khazanah kuliner Indonesia yang beragam ini, bisa menjadi potensi yang sangat besar untuk mempromosikan Indonesia di kancah internasional, tetapi aset yang berharga ini justru belum menyumbang apa-apa untuk Indonesia di tingkat internasional. Berbeda dengan masakan Thailand, Cina, dan Jepang yang cukup terkenal di tingkat internasional. Jumlah restoran yang menjual berbagai macam masakan khas Indonesia di luar negeri memang ada, tetapi jumlahnya tidak sebanyak restoran Jepang, Thailand, maupun Cina. Pemasaran secara internasional harus digalakkan agar kuliner Indonesia bisa menembus pasar internasional. Kuliner dan pariwisata bisa dipromosikan
secara
bersamaan.
Pemerintah
yang
sekarang getol
mempromosikan pariwisata, seharusnya juga menyisipkan promosi terhadap kuliner khas Indonesia. Kita ambil contoh, promosi wisata ke Bali yang disebut-sebut sebagai salah satu surga dunia, seharusnya diikuti pula dengan promosi masakan khas Bali, misalnya ayam betutu yang mempunyai cita
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
rasa khas Indonesia dan sulit ditemukan di luar negeri, sehingga akan memberi dua keuntungan, yaitu pariwisata yang semakin ramai dikunjungi wisatawan dan makanan asli Indonesia yang dikenal wisatawan. Kuliner Indonesia jika ingin tampil di kancah internasional, harus menunjukkan keotentikannya sebagai masakan asli Indonesia. Hal ini semata-mata untuk menjadi identitas bagi bangsa kita.
4.1.1.3 Makanan Sebagai Seni Fenomena ketertarikan manusia pada makanan, terutama pengalaman makan, ternyata cukup membuat makanan menjadi sebuah hal yang patut untuk dijadikan sebagai objek kajian seni. Makanan yang semula hanya diperlakukan sebagai media bertahan hidup, kini memiliki makna tambahan bagi masyarakat. Makanan dapat menjadi sebuah kegiatan atau pengalaman yang dapat menimbulkan kesenangan, ajang sosialisasi, simbol suatu kebudayaan, dan bahkan menjadi bahan pertimbangan untuk diperdebatkan dalam ranah estetika dan seni. Isu tentang makanan yang hendak dijadikan sebagai salah satu bentuk seni rupanya banyak mengandung perdebatan. Permasalahan tentang status makanan yang dijadikan sebagai sebuah objek kajian estetika dan seni merupakan salah satu bentuk kegiatan reflektif atas nilai-nilai yang terkandung dalam makanan. Dalam sebuah pengalaman estetik, keberadaan persepsi sangatlah vital. Ketika kita makan, pasti banyak kesan inderawi yang ditangkap. Dalam membangun sebuah kesan inderawi, banyak sekali 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
faktor eksternal banyak faktor membentuk kesan inderawi seseorang, seperti struktur fisiologi otak dan fungsi organik lainnya. Ketika kita makan, maka kesan inderawi yang didapat misalnya bentuk atau wujud makanan melalui indera penglihatan, tekstur makanan melalui indera peraba, citarasa makanan melalui indera pengecap, aroma makanan melalui indera pembau, dan suara makanan (akibat proses masak) melalui indera pendengaran, semua indera berfungsi secara bersama-sama untuk menghasilkan sebuah kepuasan estetik. Ketika kita makan, untuk mendapatkan sebuah kepuasan estetik, tidak hanya bisa mengandalkan indera penglihatan dan pendengaran sebagaimana yang dianggap primer, namun juga harus melibatkan indera pengecap untuk mengetahui rasa, indera pembau untuk mengetahui aroma, dan indera peraba untuk mengetahui tekstur. Hal ini berarti pengalaman estetik ketika kita makan, harus melibatkan seluruh fungsi indera dalam mengapresiasi makanan. Pengalaman estetik terkesan bebeda dengan pengalaman lainnya karena mengandalkan kehadiran dan penekanan terhadap persepsi. Keunikan dalam mengapresiasi makanan secara estetik terletak ketika kita makan. Makan memang sebuah kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia. Namun, setiap kegiatan makan yang dilakukan secara berulang-ulang tidak pernah sama, baik dalam hal apa yang dimakan maupun suasana dan kesan yang didapat. Ketika setiap pagi kita selalu terbiasa makan roti tawar, namun suasana dan kesan yang didapat tidak selalu sama. Misalnya, makan
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
roti di pagi hari bersama keluarga pasti akan berbeda dalam hal suasana dan kesan dibandingkan harus makan roti sendirian. Pengalaman estetik merupakan pintu gerbang menuju ke dalam dunia seni. ketika situasu estetik sudah dibangun, maka pengalaman dalam seni menjadi semakin terbuka dan pengalaman ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap seseorang yang menikmati seni. Namun, bagi orang yang peduli dan memperhatikan makanan hingga diapresiasi secara estetik, Ia akan memandang makanan sebagai sesuatu yang berharga. Ini berarti ketika kita aktif, mau menerima atau memberikan kesempatan bagi makanan untuk diapresiasi secara estetik, maka makanan akan menjadi sesuatu yang bisa mengubah informasi dan interpretasi kita. Makanan tidak hanya sebagai penghilang rasa lapar, namun juga dapat mengandung berbagai makna, termasuk seni. 4.1.1.4 Makanan Sebagai Status Sosial Sebagai salah satu kebutuhan pokok selain sandang dan papan, makanan (pangan) tentu saja menjadi hal yang harus ada sehari-hari dan menunjang berlangsungnya kehidupan. Oleh karena itu muncul ungkapan "makan untuk hidup". Dimaknai secara harfiah dan apa adanya, ungkapan ini tentu saja benar. Jika tidak, makanan pasti tidak akan dimasukkan sebagai salah satu kebutuhan pokok. Akan tetapi, paradigma makan untuk hidup nyata sekali dan harus diakui sudah bergeser menjadi hidup untuk makan. Tidak sedikit orang yang datang ke tempat makan tidak semata-mata
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
karena perut lapar, tetapi sekadar ngobrol atau nongkrong. Jelas ini bukan dalam rangka makan untuk hidup. Ini gaya hidup; dan gaya hidup yang digadang-gadang menunjukkan status sosial seseorang. Semakin kaya atau semakin meningkat kesejahteraan seseorang atau semakin tinggi jabatan seseorang, bisa dipastikan akan diikuti dengan perubahan gaya hidup, termasuk kebiasaan makan dan pemilihan tempat makan. Seorang direktur tentu saja tidak akan mengorbankan prestisnya dengan terlihat makan di warung burjo pinggir jalan. Alih-alih, ia akan memilih restoran mewah dan nyaman, apalagi bila ia makan bersama relasi. Para peneliti asal Perancis menyatakan bahwa, orang-orang yang memesan makanan dalam ukuran lebih besar dari ukuran standar makanan mencoba untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain, bahwa mereka lebih baik dari orang lain. Mereka hanya ingin menunjukkan status soasialnya. Motivasi ini kurang lebih sama dengan keputusan mereka untuk membeli mobil
mewah,
rumah
mewah
ataupun
barang-barang
berkelas
lainnya.(vivanews.com). Fenomena ini bukan lagi hal baru yang kita saksikan saat ini. Namun kecenderungan itu memang telah terjadi sejak lama. Apa yang kita konsumsi secara langsung ataupun tidak telah memberitahukan kepada orang lain bahwa status kita berbeda. Demi sebuah gengsi dan prestise agar terlihat berduit dan mempunyai derajat sosial tinggi perilaku ini akhirnya mejadi sebuah budaya yang sulit untuk dirubah. Lebih parahnya ternyata tidak hanya orang yang jelas-jelas kaya yang melakukan hal ini. Mereka 52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari kalangan menengah pun seringkali bersikap sama, demi mendapat penghargaan dan pencitraan diri, agar terlihat lebih gaul dan tepandang cara ini menjadi sebuah trend seolah menutupi keadaan sebenarnya diri mereka. Maka mengkonsumsi makanan dengan porsi yang berlebihan di tempattempat berkelas menjadi cara untuk meningkatkan status sosial mereka. Namun berdasarkan hasil survei dari 360i Digital Marketing Agency, terdapat beberapa alasan mengapa orang berbagi atau share foto makanan pada media sosial dan juga jenis-jenis foto yang diunggah mereka. 1 Alasan terbanyak sebesar 25% adalah sebagai food diary, tidak ada momen tertentu, hanya berbagi foto apa yang mereka makan hari itu. Berikutnya sebesar 22% adalah documenting self creation, biasanya ingin menunjukkan hasil kreasi masakan yang sudah dibuat, atau pada tahap prosesnya. Special Occasion, dokumentasi ketika sedang ada acara, atau di hari spesial mendapat suara sebanyak 16%. Jenis berikutnya adalah food art, sebanyak 12%.Di saat sedang ada kegiatan makan bersama teman dan keluarga juga menjadi salah satu bentuk sharing foto makanan, sebesar 10%. Hanya 8% yang mengunggah food/restaurant review, yaitu komentar atau kritik terhadap makanan, brand, atau restauran tertentu. Foto tutorial/recipe, foto tahap-tahap memasak mendapat 4%.Dan 3% nya adalah extreme food, yaitu makanan yang tidak biasa.
1
Tood Wasserman, What’s Behind the Food Photography Trend?, diakses dari http://mashable.com/2011/05/09/foodtography-infographic/ pada 9 Januari 2013 pukul 13.25
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.1Foto makanan pada akun Instagram @ladironchief Gambar (sumber : http://instagram.com/ladyronchief) 1. Foto Makanan Pada Akun Instargram @ladyironchef Sumber:
Gambar 4.2Foto makanan pada media sosial pinterest
Gambar 2. Foto Makanan pada Media Sosial Pinterest Sumber: (sumber : http://www.pinterest.com/search/pins/?q=food)) http://www.pinterest.com/search/pins/?q=food
Gambar 4.3Foto makanan pada media sosial Flickr (sumber : http://www.flicker.com/search/?q=food)
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada tahun 2010, lebih dari 80 miliar foto diunggah ke dalam media sosial. 2 Hal ini menjelaskan bagaimana saat ini orang tidak hanya berbagi tentang apa
yang mereka lakukan, namun teknologi smartphone
memfasilitasi orang berkomunikasi visual dengan bentuk berbagi apa yang mereka pikirkan, mereka lakukan, dan juga kegiatan makan. Fotografi makanan dapat berguna sebagai alat pertukaran ide resep, ajang eksistensi diri pada lingkungan dan bahkan menjadi bentuk baru dalam kegiatan beriklan. Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial mengalami perkembangan yang pesat dengan terciptanya teknologi-teknologi baru yang menambah fitur dari media sosial itu sendiri.Kamera merupakan salah satu teknologi yang memainkan peranan penting dalam berkembangnya aplikasi media sosial belakangan ini.Terlebih lagi dengan adanya fitur kamera pada telepon genggam yang memudahkan penggunannya untuk mengabadikan objek-objek pilihannya. Media sosial yang tadinya hanya sebatas tulisan berkembang dengan adanya gambar-gambar yang mendeskripsikan aktivitas dari masing-masing individu.Bermunculan aplikasi-aplikasi media sosial yang berbasis kepada grafis atau foto seperti instagram, path, ataupun tumblr memberikan warna baru terhadap media sosial. Bahkan aplikasi seperti twitter yang sebelumya mengggunakan basis tulisan sekarang menambah fitur fotografi dalam aplikasinya. Tidak hanya sebagai penambah koleksi pribadi, sekarang 2
Pixable; Facebook Photo Trends, diakses dari http://pixable.com pada 10 Januari 2013 pukul 10.05
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
kamera di telepon genggam menjadi sarana untuk mengabadikan gambar yang nantinya akan diunggah ke media sosial. Belakangan ini angka pengguna media sosial semakin berkembang dengan dimanjakan para pengguna melalui fitur-fitur menarik yang ditawarkan oleh para developer. 3Para individu berlomba untuk menggungah aktivitas yang mereka lakukan setiap harinya, mulai dari tempat yang mereka kunjungi, bepergian dengan siapa, hingga apa yang mereka nikmati di atas meja makan. 4.2
Hasil Penelitian Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitian mengenai fenomena mengunggah foto makanan di media sosial instagram. Data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam dengan narasumber 3 pengguna akun instagram yang bernama Ibu Diana, Bapak Effan dan Ibu Melia. No
Nama
Usia
Pekerjaan
Akun SosMed
1
Ibu Diana
43 Thn
Ibu Rumah Tangga
Princess_lee_diana
2
Bapak Effan
25 Thn
Karyawan
Effamaa
3
Ibu Melia
19 Thn
Mahasiswi
Melia_budiman
3
Demographics of key social networking platforms, diakses dari http://pewinternet.org/Reports/2013/Social-Media-Update/Main-Findings/Demographics-ofkeysocial-networking-platforms.aspx pada tanggal 12 Januari 2014 pukul 18.35
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.1 Proses Pendekatan Pada Informan Pada saat mengawali penelitian, peneliti mulai mencari berbagai sumber informan melalui media sosial instagram. Peneliti mulai mengamati beberapa akun yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada akhirnya ditetapkanlah 3 (tiga) orang informan yang akan menjadi sumber data informasi dalam penelitian ini, adapun proses pendekatan terhadap informan dijabarkan sebagai berikut : a) Peneliti mulai mencari informasi detail mengenai informan melalui pesan pribadi pada media instagram atau yang biasa disebut DM. Peneliti mulai memperkenalkan diri, maksud dan tujuan penelitian secara garis besar (tidak mendetail). b) Peneliti mulai meyakinkan kepada informan bahwa apa yang sedang diteliti bertujuan untuk akademisi tidak ada maksud untuk menyalahgunakan semua data informan, proses ini dirasa yang cukup sulit karena ketiga informan yang ada tidak memiliki hubungan dekat dengan peneliti. Peneliti memutuskan untuk membuat janji temu dan melakukan pertemuan langsung untuk meyakinkan informan. c) Setelah pertemuan berlangsung, peneliti kembali meyakinkan informan bahwa penelitian ini benar-benar bertujuan untuk akademisi. Setalah informan percaya maka peneliti mulai menayakan beberapa hal terkait
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan tema penelitian yang diangkat, namun pertanyaan yang diajukan tidak bersifat resmi / terstruktur. Semua pertanyaan mengalir mengikuti dengan penjelasan yang diungkapkan informan. d) Setelah pertemuan pertama kali dengan informan, peneliti mulai membuat summary dari hasil wawancara dengan informan tersebut, apabila ada data atau hal yang ambigu (bermaksa dua) maka peneliti akan melakukan janji temu kembali. e) Jumlah pertemuan tatap muka telah dilakukan sebanyak 3x setiap informan, saat melakukan proses wawancara, peneliti melakukan pengamatan terhadap perilaku informan apakah semua yang diucapkan informan itu akurat atau sesuai dengan kenyataan atau dibuat-buat. f) Saat melakukan proses temu, informan juga mengajarkan peneliti bagaimana caranya menata makan tersebut hingga proses pencahayaan yang baik agar memperoleh hasil yang baik juga. g) Setelah melakukan beberapa kali pertemuan, peneliti mulai membuat kerangka hasil / pembahasan dari keseluruhan hasil wawancara terhadap 3 informan. Apabila ada data yang kurang lengkap peneliti mencoba penghubungi informan melalui pesan pribadi Instagram. Disaat ini juga peneliti melakukan konfirmasi kembali mengenai hasil wawancara yang dilakukan apakah data tersebut telah sesuai dengan apa yang ingin informan informasikan atau tidak dan bagian mana saja yang boleh untuk di publish.
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.2 Peran Sosial Media di Era Globalisasi Media sosial telah menjadi bagian penting dari hidup kita.Sebagai kaum modern yangmembutuhkan informasi dengan cepat, akurat, serta bisa dipertanggung jawabkan menjadikan mediasosial ini sebagai salah satu media utama dalam pencarian informasi dan media komunikasi. Hal seperti inilah yang membuat media sosial sangat penting di era globalisasi saat ini. Effan menjelaskan : “Ohh sangat penting, karena media sosial sekarang ini sudah seperti kebutuhan.Setiap hari seseorang selalu update dengan media sosialnya. Karena dengan mengupdate di media sosial maka seseorang yang menggunakannya akan merasa terlibat dan keberadaannya di akui di sebuah lingkungan masyarakat.” Melia menjelaskan : “yah penting lah mba, karena saya ga mau dibilang kuper atau ketinggalan jaman masa hari gini ga punya akun media sosial malu atuh kalau ada yang tanya. Sekalipun jarang dipake menurut saya setiap orang itu harus punya min 2 akun media sosial.” Diana menjelaskan : “kalau saya sih hiburan tersendiri aja kalau punya media sosial, karena saya bisa posting foto apa saja, bisa berkeluh
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/
kesah juga disana jadi kalau lagi bete bisa sekalian curhat mba hehe.. trus bisa juga jadi ajang pertukaran informasi, saya suka baca tuh mba blast temen-temen yang lagi butuh darah karena keluarganya lagi kena musibah atau info barang dicuri atau kejahatan, nah kita jadi bisa bantu dan waspada sama situasi sekarang apalagi saya kan perempuan ya mba jadinya lebih waspada lah sama info-info situasi lingkungan saat ini.” 4.2.3 Motif Mengunggah Foto Makanan 4.2.3.1 Prestige Motif yang satu ini merupakan salah satu alasan terbanyak dari subjek penelitian dalam hal mengunggah foto makanan di media sosial instagram. Dalam kategori prestige ini di dapat beberapa motif lainnya, yaitu : 1.
Ingin menunjukan tempat dimana mereka makan Tempat makan / restaurant yang dahulu hanya merupakan tempat
yang menyediakan kebutuhan primer dalam bentuk makanan dan minuman kini
telah
beralih
fungsi
menjadi
tempat
eksistensi
seseorang.
Perkembangan perilaku konsumen ini lah yang saat ini banyak dilirik oleh para produsen atau pemilik restaurant, yang dahulu mereka hanya menjual makanan dan minuman saja namun kini mereka juga menjual tempat dan situasi yang nyaman, menyenangkan dan unik. Sehingga jika ada tempat makan yang unik dan mereka sudah pernah makan disana jadi sebuah kebanggaan tersendiri. 60 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motif ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan yang menyebutkan bahwa saat mereka mengupload foto makanan ke instagram, mereka tidak lupa untuk memberikan informasi location pada foto tersebut, karena mereka ingin menunjukan bahwa mereka pernah makan di tempatmakan tersebut dan mencicipi salah satu makanan yang ada di sana. Effan menjelaskan : “Kebanyakan postingan saya sih ada locationnya mba, yahhh saya pengen orang lain tau saya lagi ada dimana jadi siapa tau kan kalau mereka liat postingan saya trus ada locationnya bisa jadi refrensi tempat makan juga kalau mereka mau pergi kesana.”
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Melia menjelaskan : “Saya pengen dibilang gaul atau trendi aja sih mba, jadi biasanya kalau ada tempat makan yang baru trus unik biasanya saya langsung kesana sama teman-teman trus saya posting deh pake locationnya jadi kan orang yang liat upload-an saya akan berfikir kalau saya up to date.. ndak ketinggalan jaman gitu.. hehe..” Diana menjelaskan : “kalau saya sih lumayan sering kasih location di poto-poto saya, soalnya biar jadi memorable gitu mba jadi sewaktu saya lagi pengen nostalgia saya tinggal liat di media sosial yang saya punya dan saya jadi ingat deh ini fotonya diambil dimana dan pas kapan.” 2.
Ingin menunjukan keunikan makanan yang mereka makan Di era modern saat ini, banyak produsen makanan yang melakukan
inovasi terhadap makan yang mereka jual. Selain cita rasa, bentuk, kemasan dan keunik juga menjadi faktor yang diutamakan. Semakin unik suatu makan maka semakin banyak orang yang akan datang untuk mencicipi atau sekedar ingin posting pada media sosial untuk menunjukan bahwa mereka pernah makan makanan tersebut.
62 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motif ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan yang menyebutkan bahwa mereka pasti akan memfoto makanan yang baru pertama kali mereka lihat supaya mereka bisa menjadi orang pertama yang pernah makan makanan tersebut. Diana menjelaskan : “Namanya ibu rumah tangga mba kalau jalan sama keluarga bisanya cuma bisa seminggu sekali itu pun kalau suami lagi ga cape jadinya tiap minggu saya sering banget diajaksuami makan makanan yang aneh-aneh gitu mba jadi saya baru pertama kali liat jadi pasti saya poto trus saya upload deh jadi sewaktu waktu saya pengen aplikasiin makannya dirumah jadi gampang mba nyarinya.”
63 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Effan menjelaskan : “ya lucu aja mba kok ada makanan yang imut imut trus innovatif banget jadinya saya mau kenang kalau saya pernah makan makanan yang unik ini sekaligus bisa jadi refrensi di kantor juga kalau mau nyobain” Melia menjelaskan : “ya ini penting sih mba menurut saya, soalnya kan kita udah datang jauh jauh trus bayarnya mahal masa ndak diabadikan sih. Nah kalau perkara posting atau upload saya sih cuma pengen banyak yang ngelike atau comment saja. Hehe..”
3.
Ingin menjukkan status sosial seseorang Tidak hanya tempat dan jenis makanan saja yang ingin diperlihatkan
narasumber kepada banyak orang ketika mereka sedang meng-upload makanan di media sosial mereka tetapi secara tersirat mereka juga menunjukan status sosial yang mereka miliki. Status sosial ini bisa mereka tunjukan dari tempat dimana mereka makan, jenis makanan apa yang mereka pilih, serta frekuensi mereka mengupload foto makanan. Melalui proses makan saja mereka bisa menunjukkan dimana status sosial mereka berada, dan menginformasikan mengenai status sosial menjadi sebuah hal yang umum dilakukan di era modern saat ini dimana semakin menonjolkan sifat individualisme dan hedonisme seseorang.
64 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motif ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan yang menyebutkan bahwa saat mereka memilih menu dan tempat makan yang prestigedisaat itulah mereka ingin semua orang mengetahui mengenai status sosial mereka. Effan menjelaskan : “Bukan pengen sombong juga sih cuma kan ada kalanya kita pengen dilihat sama orang lain.” Melia menjelaskan : “kalau saya sih selama orang tua saya masih mampu membiayai kebutuhan saya ya kenapa ga saya show off ke orang lain toh ga ngerugiin siapa-siapa juga.”
65 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.
Ingin menunjukan sebuah keahlian dalam hal memasak Tidak hanya kaum hawa saja yang saat ini ingin menunjukkan bahwa
mereka mahir memasak tetapi saat ini juga semakin banyak kaum adam yang ingin memikat pasangannya dengan menunjukkan keahliannya dalam hal memasak. Hal ini juga dilakukan oleh para narasumber yang sering meng-upload foto makanan yang mereka buat sendiri. Bagi para hawa predikat “calon istri idaman” adalah sebuah kebanggaan tersendiri saat mereka bisa menunjukkan bahwa mereka bisa memasak, hal itu juga terjadi bagi kaum adam. Selain ingin dianggap mahir memasak proses meng-upload foto makanan hasil dari memasak sendiri atau pada saat proses pembuatannya bisa sebagai ajang pertukaran informasi menu / resep makanan dengan orang lain sehingga semakin bertambah juga refrensi seseorang dalam hal memasak.
66 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.3.2 Ingin menunjukkan informasi / hal lain dibalik foto makanan Ternyata alasan seseorang meng-upload foto makannya tidak selalu berhubungan dengan makannya saja tetapi ada maksud lain yang ingin diinformasikan narasumber kepada orang lain. Pada ketiga narasumber yang saya pilih terdapat 3 alasan berbeda saat mereka meng-upload foto makanan mereka. Bahkan tidak jarang mereka mengunggah foto hanya untuk memperlihatkan baju baru mereka, keahlian mereka diluar dari keahlian memasak dan dengan siapa mereka pergi makan bersama. Jadi mereka tidak secara langsung menginformasikan kepada orang lain apa yang ingin mereka tulis tetapi mereka hanya menunjukannya sedikit bersamaan dengan foto makanan yang mereka upload.
67 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motif ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan yang menyebutkan bahwa sebenarnya mereka tidak fokus dengan makanan yang sedang mereka makan tetapi mereka ingin menunjukan apa yang mereka gunakan atau dengan siapa mereka pergi, hal ini menjadi tersirat karena mereka merasa malu jika harus secara langsung menggungkapkannya. Diana menjelaskan : “hahaha.. iya mba sebenarnya mah saya pengen kasih liat rambut baru saya atau kalau muka saya lagi cantik gitu pasti saya akan foto tapi kan ya malu atuh mba kalau saya upload muka saya doang dikira ga mau kalah sama ABG nanti haha.. jadi biasanya saya poto pas lagi makan sama keluarga atau pas lagi acara gitu jadi ndak terlalu keliatan banget.” Melia menjelaskan : “Seneng aja mba kalau bikin gosip.. hahaha.. pasti kan ga lama setelah saya posting foto yang ada tangan laki-laki nya doang ga berapa lama mulai deh tuh banyak yang tanya itu siapa, kenal dimana, anak mana dll. Padahal mah itu cuma teman doang cuma kan seru aja mba ngerjain orang biar digosipin.” Effan menjelaskan : “iya bener sih, kadang saya suka upload foto dengan 2 objek misalnya foto makanan sama lukisan saya. Ya itu iseng aja sih
68 http://digilib.mercubuana.ac.id/
ga ada alasan khusus kenapa saya kayak gitu cuma mau nunjukkin aja kalau saya lagi iseng biasanya ngelukis siapa tau kan bisa jadi point plus saya buat dapatin cewe.. haha..” 4.2.3.3 Ingin menunjukkan hari special Foto makanan juga bisa dijadikan salah satu cara untuk mengingat sebuah moment. Hal ini lah yang banyak dilakukan kebanyakan orang untuk mengabadikan sebuah hari special, mereka tidak hanya mengabadikan dekorasi atau para tamu yang datang tetapi juga makanan yang tersaji disana. Makan juga merupakan hal yang utama dan wajib untuk diperhatikan pada saat terjadi suatu acara.
69 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motif ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan yang menyebutkan bahwa untuk beberapa acara mereka sering meng-upload foto makanan mereka. Biasanya saat acara arisan keluarga atau reuni atau family gathering, mereka mengunggah foto makanan. Ada 2 alasan utamanya mereka melakukan hal tersebut yaitu karena mereka ingin orang lain tau bahwa mereka sedang ada acara dan alasan lainnya adalah mereka ingin pamer menu makanan yang tersaji di acara tersebut. Melia menjelaskan : “Biasanya kalau kami lagi reuni tuh, kami pasti bakal foto-foto banyak banget. Ketemuannya mungkin cuma 1-2 jam tapi fotonya bisa puluhan. Tapi yang ga lupa itu foto makanannya jadi ritual wajib saat reuni jadi biasanya suka jadi bahan cengan mba siapa diantara kita yang paling banyak makannya terlihat dari porsi makanan yang dipilih jadi buat lucu-lucuan aja gitu.” Diana menjelaskan : “oh iya, saya suka banget upload foto makanan pas lagi arisan keluarga soalnya saya buat sendiri semua makannya jadi saya pengen sekalian promosi kali kali aja ada yang tertarik buat pesan jadi kan kalau mereka ada acara bisa pesen saya gitu.. hehe.. namanya juga ibu ibu.”
70 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.3.4 Kecemburuan Sosial Dari salah satu narasumber yang ada di dapatkan motif ini, terdapat motif iri hati dan tidak mau kalah di dalamnya. Menurut salah satu sumber, ditemukan motif kecemburuan atas teman-temannya, rasa tidak mau kalah sering kali muncul saat melihat postingan teman-temannya disebuat rumah makan atau sebuah acara tertentu. Sehingga ia tidak ingin kalah dari mereka dan ingin menunjukan bahwa ia lebih up to date. Motif ini dikemukakan oleh Melia dan diperkuat dengan hasil wawancara mendalam dengan salah satu narasumber. Melia menjelaskan : “Agak cemburu sih cuma dikit kok. Cuma kadang ga terima aja kalau ada orang yang lebih daripada aku jadinya yah kalau aku lagi apa dan dimana aku pasti akan foto dan posting supaya orang lain ga nganggap remeh aku mba” 4.2.3.5 Review Makanan Para konsumen bisa dijadikan sebagai media promosi untuk mempromosikan tempat makan dan makan di sebuah restaurant. Tidak hanya itu promo yang ditawarkanpun bisa menjadi world of mounth bagi pelanggan
lainnya.
Sehingga
setiap
pemilik rumah
makan
akan
memperlakukan konsumennya dengan sangat baik untuk menghindari review yang tidak baik dari para konsumennya.
71 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Banyak juga orang-orang yang memang sengaja dibayar oleh pemilik restaurant untuk memention rumah makan mereka di media sosial, terutama bagi meiliki akun dengan follower terbanyak. Hal ini menjadi sangat menguntungkan karena pemilik perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk mengiklankan produknya, mereka hanya menggunakan seorang buzzer atau foodbloger atau bahkan orang lain yang dengan sukarela akan mempromosikan restaurant tersebut jika memang tempat tersebut sangat layak dan menyenangkan.
Motof ini diperkuat pada caption poto tersebut mereka tidak ragu untuk menyebutkan bahwa makan tersebut sangat rekomended dan tidak lupa juga menyebutkan nama restaurant nya.
72 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Effan menjelaskan : “kalau saya tidak pernah ragu bilang enak kalau makan itu emang enak, ya ga cuma itu kalau enaktrus dia murah dan tempatnya cozy pasti deh saya akan promosiin ke teman-teman kantor supaya mereka juga bisa kesana dan ngerasain sendiri sensasinya.” Melia menjelaskan : “saya pernah punya pengalaman, saya itu kan seneng banget makan western food di restaurant langganan saya nah mungkin pemiliknya tuh suka perhatiin saya jadi waktu itu saya ditawarin untuk cobain menu barunya mereka tapi saya diminta untuk foto dan kasih review di web nya mereka. Woooww.. ya saya seneng banget lah, padahal sebenarnya tanpa dia minta pun biasanya saya selalu kasih testimoni di salah satu aplikasi online restaurant. Trus saya secara pribadi ngerasa kebantu banget dengan review review makan atau restaurant gitu mba jadi kan saat saya pengen pertama kali makan di tempat itu saya bisa liat dulu reviewnya bagus atau ga, enak atau ga dll jadi ga nyesel juga pas makan kesana.” Diana menjelaskan : “Saya suka kasih review makanan yang saya makan soalnya kan saya suka masak jadi suka ala ala chief gitu yang komentator-komentator di acara lomba masak.. haha ”
73 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.3.6 Food Diary Sebagian alasan narasumber saya melakukan upload foto makanan adalah food diary, mereka hanya ingin mengabadikan makanan yang mereka makan setiap harinya. Mungkin sedang tidak ada acara atau maksud tertentu bener-bener hanya ingin menginformasikan kepada khalayak apa yang sedang ia makan. Biasanya mereka akan meng-upload foto makanan tersebut setiap harinya minimal 1x sehari.
Akun Instagram Melia
Akun Instagram Diana
74 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Akun Instagram Effan
4.2.5 Pola Pelaku Foodselfie Pola perilaku foodselfie ini di bagi menjadi 3, yaitu: Waktu, Gaya dan Tempat. Berikut ini penjelasan lebih detilnya : a) Waktu Melakukan Foodselfie Dari hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan, kapan para informan melakukan foodselfie ditemukan pada siang hari dan malam hari. Hal ini terjadi saat informan sedang makan siang dan makan malam, atau diwaktu informan sedang menghadiri hari special. Bahkan disaat sedang sibuk pun mereka menyempatkan selfie.
75 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Melia menjelaskan : “Biasanya kalau kami lagi reuni tuh, kami pasti bakal foto-foto banyak banget. Ketemuannya mungkin cuma 1-2 jam tapi fotonya bisa puluhan. Tapi yang ga lupa itu foto makanannya jadi ritual wajib saat reuni jadi biasanya suka jadi bahan cengan mba siapa diantara kita yang paling banyak makannya terlihat dari porsi makanan yang dipilih jadi buat lucu-lucuan aja gitu.” Diana menjelaskan : “oh iya, saya suka banget upload foto makanan pas lagi arisan keluarga soalnya saya buat sendiri semua makannya jadi saya pengen sekalian promosi kali kali aja ada yang tertarik buat pesan jadi kan kalau mereka ada acara bisa pesen saya gitu.. hehe.. namanya juga ibu ibu.”
b) Jenis Makanan Jenis makanan yang dipilih dari pengakuan informan sangat bervariasi. Mulai dari makanan tradisional, makanan yang unik, hingga makanan wester. Apapun makanan yang mereka makan yang utama adalah penampilan dari makanan tersebut apalagi untuk makanan yang unik. Diana menjelaskan : “Namanya ibu rumah tangga mba kalau jalan sama keluarga
76 http://digilib.mercubuana.ac.id/
bisanya cuma bisa seminggu sekali itu pun kalau suami lagi ga cape jadinya tiap minggu saya sering banget diajaksuami makan makanan yang aneh-aneh gitu mba jadi saya baru pertama kali liat jadi pasti saya poto trus saya upload deh jadi sewaktu waktu saya pengen aplikasiin makannya dirumah jadi gampang mba nyarinya.” Effan menjelaskan : “ya lucu aja mba kok ada makanan yang imut imut trus innovatif banget jadinya saya mau kenang kalau saya pernah makan makanan yang unik ini sekaligus bisa jadi refrensi di kantor juga kalau mau nyobain” Melia menjelaskan : “ya ini penting sih mba menurut saya, soalnya kan kita udah datang jauh jauh trus bayarnya mahal masa ndak diabadikan sih. Nah kalau perkara posting atau upload saya sih cuma pengen banyak yang ngelike atau comment saja. Hehe..”
c) Tempat Tempat atau lokasi pengambilan foodselfie bisa dimana saja, tidak peduli dimana lokasinya, tetapi menurut informan bahwa semakin bagus lokasinya semakin menarik foodselfie nya. Dan semakin banyak pula like yang akan didapat.
77 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Effan menjelaskan : “Kebanyakan postingan saya sih ada locationnya mba, yahhh saya pengen orang lain tau saya lagi ada dimana jadi siapa tau kan kalau mereka liat postingan saya trus ada locationnya bisa jadi refrensi tempat makan juga kalau mereka mau pergi kesana.” Melia menjelaskan : “Saya pengen dibilang gaul atau trendi aja sih mba, jadi biasanya kalau ada tempat makan yang baru trus unik biasanya saya langsung kesana sama teman-teman trus saya posting deh pake locationnya jadi kan orang yang liat upload-an saya akan berfikir kalau saya up to date.. ndak ketinggalan jaman gitu.. hehe..” Diana menjelaskan : “kalau saya sih lumayan sering kasih location di poto-poto saya, soalnya biar jadi memorable gitu mba jadi sewaktu saya lagi pengen nostalgia saya tinggal liat di media sosial yang saya punya dan saya jadi ingat deh ini fotonya diambil dimana dan pas kapan.”
78 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.5 Makna Foodselfie Dari penelitian yang di dapat dari hasil wawancara peneliti dengan informan, kebanyakan para informan memaknai foodselfie sebagai suatu kegiatan yang lazim dan atau bahkan sebagai kegiatan sehari-hari. Mereka memaknai foodselfie sebagai foto atas diri sendiri, yang diambil memakai kamera seluler atau kamera digital dengan tangan sendiri. Para informan mengambil foodselfie dengan disengaja, atau memang sengaja sebagai hobi ataupun kegiatan sehari-hari. Kesadaran dalam mengambil foodselfie dan mengunggahnya ke Instagram adalah sebagai bukti eksistensi diri, suatu bukti untuk ingin diakui, sebagai partisipasi diri terhadap tren masa kini dan beserta motif-motif lainnya yang sudah dijelaskan sebelumnya. Makna yang dijabarkan oleh para informan menunjukkan bahwa foodselfie adalah sebuah suatu kegiatan yang sekarang sudah menjadi daily routine. Mereka memaknai foodselfie sebagai suatu cara mereka untuk diakui.
4.2.6 Motovasi Seseorang Lebih Memilih Mengupload pada foto instagram Instagram adalah media sosial yang berfungsi untuk menshare foto – foto pemilik akun, di instagram kita tidak perlu repot – repot sehabis memfoto lalumemindahkan foto ke laptop atau computer untuk meng edit. Karena dimediasosial instagram sendiri sudah terdapat aplikasi untuk mengedit foto. Dan jugasehabis kita memfoto objek dapat kita langsung posting ke instagram tanpaharus mengupload foto dari handphone dan dipindahkan ke facebook, karenainstagaram adalah media sosial yang 79 http://digilib.mercubuana.ac.id/
khusus untuk memposting foto.Dengan kemudahan dalam penggunaannya dan juga media sosial baru jelasinstagram menjadi popular dan banyak dimainkan atau digunakan oleh pararemaja. Melia menjelaskan : “Karena instagram kan media sosial baru, jadi ya kita ngikutin trend yanglagi in aja. Selain itu instagram simple dalam cara penggunaannya, tinggal fototerus upload. Trus kalau di instagram bisa make hastag yang nantinya bisa kategoriin mba, jadi setiap foto yang saya upload pasti saya kasih banyak hastag supaya pas orang lain search suatu key word foto saya bisa ikut dilihat orang gitu trus syukur-syukur banyak yang ngelike. Ada kebanggaan tersendiri tau mba saat foto kita banyak yang nge-like atau komen.”
Diana menjelaskan : “Sekedar ikut – ikutan aja sih, selain bias eksis, biar update plus gaketinggalan ajaman juga. Masa mau main facebook terus, ga ikutinperkembangan zaman dong hehe.”
Effan menjelaskan : “Saya memang memposting foto makanan di beberapa media sosial yang saya punya kok ndak cuma di instagram ada juga facebook sama path cuma memang lebih sering dan suka kalau posting di Instagram soalnya menu editnya tuh lebih banyak 80 http://digilib.mercubuana.ac.id/
jadi saya bisa kasih efek makanan yang mau saya upload jadi terlihat lebih menggugah selera orang yang ngeliatnya.”
4.3
Pembahasan Dewasa ini pasti di setiap tempat makan atau restoran anda akan menemui seseorang memfoto makanannya ketika baru disajikan. Fenomena ini mengubah persepsi makanan yang tadinya hanya untuk mengisi perut menjadi objek yang harus diperlihatkan terhadap publik di ranah media sosial.Terdapat kepuasan tersendiri bagi seseorang jika mereka menggungah foto makanan tersebut kepada media sosial. Entah itu dilihat dari seberapa banyak yang memencet tombol like atau love atau yang berkomentar dengan menanyakan dimana anda makan atau alamat dari restoran tersebut. Sesuai dengan teori faktor personal dan situsional yang mempengaruhi perilaku manusi di mana dijelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh suasana perilaku dan teknologi dan keadaan sosial. Dalam fenomena penggungahan foto di media sosial dapat terlihat bahwa dengan semakin banyaknya pengguna media sosial yang menggungah foto makanan dipengaruhi oleh adanya teknologi berupa kamera dan internet ditambah dengan faktor-faktor sosial berupa pengaruh dari keadaan sekitarnya yang banyak melakukan hal tersebut. Hal tersebut memicu individu mengalami perubahan perilaku yang tadinya makanan merupakan objek biasa menjadiobjek yang penting atau mempunyai nilai lebih.Melalui penjelasan
81 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersebut dapat dilihat media sosial berperan dalam perubahan persepsi individu terhadap suatu makanan. Pamer menjadi salah satu faktor situasional yang mempengaruhi perilaku individu pada kasus ini. Alasan utama seseorang menjadi pamer untuk beberapa kasus tertentu adalah kebutuhan pertemanan 4.Bisa disebut juga sebagai kebutuhan untuk diterima di dalam lingkungannya. Dengan maraknya fenomena pengunggahan foto makanan ini, seseorang berusaha mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya, agar dianggap oleh lingkungan tersebut. Berikutnya foto makanan merupakan salah satu bentuk dari pesan non-verbal. Sesuai dengan teori komunikasi non verbal yang menilai pesan non verbal lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan pesan verbal dan merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat dengan adanya foto makanan sebagai pesan non verbal lebih efisien jika dibandingan dengan tulisan saja. Oleh karena itu sekarang kebanyakan dari media sosial mulai menambahkan fitur foto dan situs-situs yang berhubungan dengan makanan juga lebih banyak menampilkan foto dibandingkan dengan tulisan.Dengan pesan yang lebih mendalam dan sugesti yang kuat foto makanan dinilai berperan dalam perubahan persepsi individu terhadap suatu makanan. Dalam teori integrasi media sosial terdapat empat komponen penting di dalamnya yaitu exposure, feedback, connecting, dan sharing.
4
Adolescents and Peer Presure, University of Michigan, diakses dari http://sitemaker.umich.edu/356.darnell/peer_pressure pada tanggal 14 Januari 2014 pukul 19.44
82 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada komponen exposure, dengan mengunggah foto makanan dapat mengekspos suatu bentuk makanan tertentu atau tempat makanan tertentu kepada para pengguna media sosial lainnya.Hal tersebut berhubungan dengan kegiatan sharing atau berbagi.Dengan mengekspos suatu foto makanan, seseorang atau kelompok tertentu dapat berbagi informasi tentang makanan tersebut. Kemudian juga feedback atau umpan balik dapat dengan mudah diperoleh dengan bebasnya sesama para pengguna untuk berkomentar, atau memberi tanggapannya dalam bentuk kalimat maupun dengan simbol-simbol like ataulove pada media sosial. Dan yang terakhir adalah connecting, yaitu perilaku mengunggah foto makanan ini dapat menghubungan
orang dengan minat
yang sama.
Sehingga dapat
menciptakan sebuah hubungan baru, sesuai dengan kegemarannya pada makanan.Integrasi
media
sosial
memudahkan
penggunanya
untuk
menyebarluaskan karyanya di dunia maya.Sekarang hampir seluruh media sosial terhubung antara satu dengan lainnya.Hal tersebut menghasilkan sinergi antar media sosial yang memudahkan penggunanya untuk melakukan penggungahan foto makanan yang ingin disebarkan.Dengan adanya fitur tersebut penyebaran foto menjadi lebih cepat dan mudah. Hasilnya dapat kita lihat sendiri halaman-halaman pribadi media sosial kita dipenuhi oleh foto yang sama tetapi pada media-media sosial yang berbeda. Kegiatan mengunggah foto makanan ke media sosial memang sudah menjadi sebuah fenomena.Memfoto makanan dan mengunggahnya secara online melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan
83 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pinterest kini memang sudah menjadi tren.Bila sebelumnya orang lebih banyak mengabadikan momen-momen kegiatan makan dan berfokus pada orang-orang yang ada di dalamnya, tren foto makanan ini benar-benar berfokus pada tampilan makanan.Begitu banyaknya pengguna media sosial yang melakukan kegiatan tersebut.peneliti setuju bahwa setiap orang selalu mimiliki motif tersendiri yang mendasarinya dalam melakukan suatu tindakan. Begitu pula dengan para pengguna sosial yang mengunggah foto makanan. Belum tentu semuanya memiliki tujuan yang sama. Ada juga yang memang hanya sekedar terbawa dengan tren.Karena faktor situasional lah, orang-orang tersebut melakukannya.Ingin diakui contohnya.Mungkin pada lingkungannya, yang mengunggah foto makanan ke media sosial lah yang dianggap keren.Atau dengan mengunggah foto makanan, Ia dapat menunjukkan kemampuannya.Kemampuan untuk makan makanan tersebut, atau makan di restauran tertentu.Dari situ juga dapat terlihat faktor personal mereka seperti ingin diakui, ingin diperhatikan, dan sebagainya.Selain berbagi info, mengusung aspek kebersamaan/engagement itu jadi penting pada media sosial. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan media sosial, orang mencari massa, atau seseorang atau kelompok yang berbagi kegemaran atau minat yang sama. Dan dengan mengusung aspek kebersamaan tersebut, hubungan sesama para pengguna media sosial dapat terjalin dengan lebih interaktif dan bermanfaat.
84 http://digilib.mercubuana.ac.id/