60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Trans TV Televisi Transformasi Indonesia atau Trans Tv adalah sebuah televisi swasta Indonesia, yang dimiliki oleh PARA Group (PT. Para Inti Investido). Kelompok usaha ini dimiliki oleh pengusaha Chairul Tanjung, selain memiliki TRANS TV, dan Trans 7, PARA Group juga begerak dibidang usaha perbankan seperti Bank Mega dan Bank Tugu serta beberpa usaha lainnya. Bentuk usaha TRANS TV adlah perseroan terbatas atau PT dengan nama PT. Televisi Transformasi Indonesia. Stasium ini melakukan siaran pertama kali 5 Desember 2001. Memperoleh ijin siaran pada bulan oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar Departemen Pemerintah. Stasium ini merupakan Stasiun Televisi Swasta yang ke 8 yang format produksi yang bervariasi seperti News, Infotainment, Film, dan Drama. Pada dasarnya siaran TRANS TV menganut konsep general entertainment sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama serta tayangan berita. Pada tahun pertama 2001, 50 persen tayangan ini berasal dari luar negeri dan sisanya berasal dari produk lokal. Di akhir tahun 2005 TRANS TV telah memperkuat lini dan jam tayang produksi in house, Menurut catatan,
6,7%
dari
acara
stasiun
60
ini
merupakan
produksi
sendiri.
61
Dalam profil stasiun ini disebutkan, logo Trans Tv berbentuk berlian yang menandakan keindahan dan keabadian kilaunya merfleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai+ pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia, huruf dari jenis serif yang mencerminkan karakter abadi, Klasik, namun akrab, dan mudah dikenali. Berikut Logo TRANS TV
4.1.1 Visi dan Misi TRANS TV 1.
Visi TRANS TV Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun di ASEAN, memberikan hasil usaha yang positis bagi stakeholder menyampaikan programprogram yang berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat oleh stakeholder serta mitra kerja. Dan memberikan konstribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat
2.
Misi TRANS TV Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.
62
4.1.2 program Reportase Sore TRANS TV juga memiliki program berita yaitu Reportase sore, Reportase Sore adalah program berita yang menyampaikan informasi penting yang bersifat nasional, target audiennya seluruh rakyat Indonesia, tetapi karena trans tv memilliki target khusus yaitu Audience perempuan, baik remaja dan ibu-ibu . Pemirsa atau penonton adalah sebagian penting dalam sebuah stasiun televisi, tanpa pemirsa suatu program acara tv tidak akan berarti apapun demikian juga program Reportase Sore TRANS TV yang menjadi salah satu bagian peran+ di TRANS TV, target audiennya yang ingin dicapai + berita adalah dari semua kalangan dan yang penting adalah audien perempuan.
Hal
tersebut
disampaikan
oleh
Produser
Reportase(Hardiana Wahyuhapsari) “Reportase Sore adalah program berita yang menyampaikan informasi penting yang bersifat nasional, target audiennya seluruh rakyat Indonesia, tetapi karena trans tv memilliki target khusus yaitu Audience perempuan, baik remaja dan ibu-ibu”. Dalam penyajian program yang bersifat liputan dan investigasi dan laporan tentang peristiwa yang diduga dapat menimbulkan kepanikan, mempertunjukan konflik masyarakat atau dapat mendorong terjadinya kerusuhan itu sama saja program-program yang dapat di persepsikan sebagai menganggung-agungkan kekeresan atau menjustifikasikan kekerasan sebagai hal yang berada dalam kehidupan sehari-hari.
63
Program-program yang ditanyangkan pada reportase sore sangat mempertahankan hukum etika penyiaran dan tidak pernah menayangkan hal-hal yang mempengaruhi penontonnya, reportase sore lebih menyangkan kejadian sehari-hari dimasyarakat, contohnya seperti kasus satu kampung megalami kelumpuhan, dll. Hal ini juga disampaikan oleh Camera Person(Yusuf Darochman) “Berita yang kita ambil adalah peristiwa yang ada disekeliling kita dan kita tidak menyangkan peristiwa pembunuhan secara detail. Tetapi TRANS TV tidak mementingkan Rating hanya informasi saja”. Suatu program televisi sangat mementingkan Rating dan share untuk meningkatkan kualitas tayangan suatu program, tetapi dalam reportase sore tidak mementingkan adanya rating dan share. Hal ini juga di sampaikan oleh Produser (Hardiana Wahyuhapsari) “Dalam reportase sore tidak mementinkan adanya rating dan share, karena buat kami suatu program yang berbeda sudah menjadi nilai penting buat kami.
4.2 Strategi Produksi Tayangan Reportase Sore 4.2.1
Planning atau Perencanaan Sebelum membuat suatu program tayangan para tim Reportase Sore
merencanakan terlebih dahulu hal-hal yang dibutuhkan, menetapkan sasaran yang akan dicapai. Produser melakukan riset dan survey berita apa saja yang terjadi di masyarakat, perencanaan liputan merupakan hal yang harus dimiliki oleh seluruh
64
crew dari redaksi Reportase sore, mulai dari produser, assitan produser, korlip Jakarta dan Daerah, editor. Penentuan untuk mendapatkan data dan keterangan terbaik adalah tugas seorang reporter pada saat dilapangan. Ketika ada sebuah materi yang harus dicari perlengkapan datanya maka sebagai reporter harus mampu menemukan siapa narasumber yang harus dimintai keterangannya agar berita yang dimiliki memuaskan keinginan audiens. Seperti yang disampaikan oleh Reporter reportase sore (Wa Ode eka) “ sebagai seorang reporter yang harus dimiliki adalah mendaptkan data dan keterangan untuk kelengkapan berita, untuk mendaptkan hasil yang maksimal salah satu caranya adalah reporter yang aktif membuat janji terlebih dahulu, menemui ketempat yang sudah ditetapkan, tetap merekam walau mereka tidak memberikan informasi” Memiliki hubungan yang baik dengan responden dan berinteraksi dengan baik kepada narasumber dan mewawancarai. 4.2.2
Organisasi (Pengorganisasian) Organisasi dibentuk untuk melalui bidang penyiaran disebut organisasi
penyiaran. Dengan demikian, organisasi penyiaran adalah tempat orang-orang penyiaran (siaran-teknis-administrasi) saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya organisasi yang tepat maka reportase sore tidak akan menjadi pelopor tayangan berita, maka dibentuklah tim Reportase Sore yang tepat dan sesuai dengan keahlian bidangnya reporter yang mutu kerjanya berkualitas, dan bertanggung jawab atas tugasnya, serta tim editornya dipilih sesuai
65
keahliannya, pengamalamny, harus memahami dan mengerti tentang editing serta presenter yang merupakan pendukung dalam memnigkatkan kualitas suatu berita, tim Reportase sore melakukan survey penonton reportase sore yang selalu ada setiap sore, hal tersebut juga disampaikan oleh Produser Reportase Sore(Hardiana Wahyuhapsari) “struktur organisai yang ada pada redaksi terdiri atas eksekutif produser, produser, eksekuitif associate produser, tim production assitant, korlip jakarta dan daerah dan struktur sudah diisi beradasrkan kadiv tim reportase, tidak dibagi oleh produser.” Peralatan yang digunakan tim reportase sore banpa kabel, erkualitas dari kameram tripod, clip on, kaset, mikrofon, kamera wireless dan peralatan editing.biaya yang digunakan dalam memproduksi reportase sore dengan biaya yang sangat minim, sangat efisien dan efektif dengan kerja cepat, dan mengendalikan kekuatan dari kontributor daerah dengan kata lain biaya yang dikeluarkan+ dengan semaksimal mungkin. Editor sebagai pengolah gambar yang sudah disempatkan khusus sesuai denga keahliannya baik dibidang kerjaannya, sehingga hasil yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan produser. Seperti yang disampaikan oleh Editor Reportase Sore(ibu Novita Astin) “menyeleksi gambar-gambar hasil shooting, mengsinkronkan naskah sehingga materi dapat tersusun menjadi alur cerita sesuai dengan tuntutan naskah yang intinya dapat memancing emosi audience” 4.2.3
Actuating (pengarahan) suatu tahapan hasil yang diperoleh dan merupkan tolak ukur dari seluruh
kegiatan untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program. Dalam
66
melaksamakam peliputan agar pelaksanaan ini berjalan dengan lancar, dibutuhkan juga pengarahan dan peenggerakan. Tim Reportase Sore selalu melakukan tugas dengan bersama dan saling bertanggung jawab terhadap kewajiban masingmasing dan produser selalu memberikan motivasi dan pengarahan pada tim liputan. Hal tersebut disampaikan oleh camera person (Yusuf Darochman) “Walaupin antara produser dan tidak memiliki jarak dan selalu terjalin. Tim liputan tetap tunduk kepada putusan yang ditetaokan oleh produser” Produser(Hardhiana Wahyuhapsari) “Saya memberikan gambaran tentang substansi yang akan diliput dan diarahkan kemana akan di follow up kasusnya. Dan secara keseluruhan pengarahan dan penggerakan adalah tanggung jawab saya sebagai produser agar mereka dapat bekerjasama dengan maksimal”. Dalam segi editing pengolahan gambar, seorang koordinator editor pun harus tetap memantau bagaimana pekerjaan yang diberikan kepada seorang editor harus menghasilkan editing yang menarik. Seperti yang disampaikan Editor Reportase Sore(ibu Novita Astin) “Setiap meliput gambar dari cameramen harus selalu mengerjakan dengan semaksimal mungkin dengan pemilihan gambar yang bai, stand up, filosofi, konsep memiliki sind of art, jujur, aktif dn kreatif”. 4.2.4
Controlling Setelah melakukan berbagai proses, harus dilakukan evaluasi kerja.
Evaluasi kerja program tayangan Reportase Sore, dilakukan pada rapat planning (rapat perencanaan) yang dilaksanakan pada setiap hari. Hal tersebut disampaikan oleh Produser reportase sore (Hardhiana Wahyuhapsari)
67
“strategi controlling antara reporter dan cameramen merupakan sebuah kesatuan, karena sebuah berita akan tayang dengan suguhan terbaik merupakan hasil kerjasama antara reporter dan kameramen”. camera person (Yusuf Darochman) “saya sebagai seorang kameramen harus bekerjasama dengan baik sama reporter karena itu akan memperkuar berita yang kami liput, reporter juga memberi masukan kepada kameramen gambar apa yang diambil, agar sinkron dengan naskah berita yang dibuat oleh reporter” Keberhasilan suatu program bukan hanya ditentukan sebagian crew,strategi terbaik pun harus dimiliki oleh seorang editor agar berita menjadi sempurna. Seperti yang disampaikan oleh Editor Reportase Sore (ibu Novita Astin) “kalaupun ada gambar tidak memungkinkan bisa diakali dengan animasi atau mengambil gambar dari youtube, dengan alur cerita sesuai dengan naskah dan yang paling penting berita dapat dikemas dengan terbaik dan semenarik mungkin agar dapat memancing emoi audience”. 4.3 Sarana Produksi Tayangan Reportase Sore Sarana atau peralatan sangat penting untuk menunjang proses produksi tayangan. Sarana yang digunakan dan dimiliki oleh tim Reportase Sore adalah : Proses New Gathering a. Kamera (DVD pro Panasonic) dan Tripod kamera b. Lampu kamera dan tripod c. Baterai d. Kaset video dan record suara e. Mikrofon
68
f. Kamera wireless, tanpa kabel g. Clip on Peralatan proses editing 1. Linear (offline) a. Kaset b. Vtr (video tape record) c. Editing kontroler d. Tape transfer e. Audio mixer f. Switcher (grafis) 2. Non – Linear (on – line) a. Personal computer b. Editing video velocity. Peralatan yangbdigunakan dalam memproduksi program Reportase Sore merupakan yang digunakan oleh Perusahaan TRANS TV. Saat proses gathering atau peliputan reporter, kameramen yang bertugas kelapangan hanya membawa peralatan yang diperlukan saja. Prinsipnya, semua materi yang diperlukan baik gambar maupun suara bisa diperoleh dengan sebaik-baiknya. 4.4 Biaya Produksi Tayangan Reportase Sore Merencanakan anggaran ( budget ) merupakan hal yang tidak di bicarakan secara terbuka karena pada saat rapat budgeting hanya di hadiri oleh tim redaksi.seperti yang disampaikan oleh Reporter Reportase Sore(Wa Ode eka)
69
“Semuanya diatur bagian keuangan, saya tidak bisa mememberikan keterangan karena saya tidak terlibat didalamnya, dan semua itu dibicarakan tertutup”. Dengn anggaran yang tidak ditetapkan bagian finance (keuangan), para tim reportase sore harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya dengn kata lain prinsip pengeluaran yang seminimal mungkin namun harus dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin. 4.5 Organisasi Pelaksanaan Produksi Tayangan Reportase Sore Dengan tim yang terdiri dari evecutive produser, produser, reporter, kameramen, dan editor, dalam proses gathering dan produksi jangka panjang waktunya untuk tayang setiap harus selektif mungkin untuk menggarap setiap episode. Seluruh tim harus melaksanakan pekerjaan dengan seefisien dan seefektif mungkin. Karena reportase sore merupakan tayangan berita dengan pendekatan news feature jadi berbagai cara harus dilakukan untuk memberikan hasil yang terbaik untuk pemirsanya. Kerjasama yang kkompak dari suatu tim akan membuat pelaksanaanya menjadi lancar dan segala hambatan akan bisa dibatasi dengan baik karena tim melakukan komunikasi yang baik. 4.6 Tahapan Pelaksanaan Produser Tayangan Reportase Sore 4.6.1
PraProduksi (Perencanaan dan Persiapan) Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan
dengan produser reportase sore, dapat dijelaskan proses produksi reportase sore terdiri dari tahap praproduksi, produksi dan pasca produksi, merupakan tahap-
70
tahap yang dilakukan dalam memproduksi tayangan program reportase sore. Pada tahap awal praproduksi, merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Hal ini merupkan strategi yang direncanakan dan dijalankan produksi tanyangan Reportase sore. Tahapan dalam bagian ini : 1.
Menentukan Berita yang menjadi Headline di masyarakat : a.
Rapat yang dilakukan setelah mendapatkan berita
b.
Seberapa dekat berita tersebut terhadap kehidupan masyarakat. Penetuan berita yang menjadi headline tersebut di musyawarahkan dan diputuskan mana yang kan diambil.
2.
Perencanaan : Sebelum ditentukan berita mana yang akan menjadi headline divisi news selalu mengadakan rapat rutin mingguan. Didalam rapat mingguan ini pun diadakan evaluasi hasil kerja mengenai kekurangan atau kelebihan dari cara kerja minggu kemarin.
3.
Persiapan : a.
Executive produser, dan produser mengadakan rapat tim kerja reportase sore dengan reporter dan cameramen, membahas mengenai headline yang telah dipilih dan diskusikannya.
b.
Produser menunjuk siapa saja yang bertugas (crew) biasanya satu liputan reportase sore membutuhkan 1 orang reporter dan 1 orang kameramen dan 1 orang asissten (driver).
71
c.
Reporter dan kameramen harus menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, baik fisik, mental sampai peralatan pendukung yang dibutuhkan.
d.
Menentukan narasumber, misalnya ada pejabat, tokoh masyarakat, yang mengetahui atau berkompeten duberita tersebut disiapkan jadwalnya.
e.
Mempersiapkan sarana yangn diperlukan terutama peralatan.
f.
Khususnya masalah keuangan harus sudah disipakan dengan cara berkoordinasi dengan bagian keuangan, jika liputan dilakukan diluar kota reporter mempersiapkan budget (biaya) yang akan diperlukan selama diluar kota, namun sebagian besar liputan diluar kota diserahkan kepada koordinasi liputan yang ada didaerah bersangkutan.
g.
Membuat script wishlist, yaitu daftar rencana (wawancara) yang harus dilakukan ketika berada dilapangan.
4.6.2
Produksi (Pengorganisasian dan Pengarahan) Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati
bersama dalam tahap ini pra produksi untuk selanjtnya direalisasikan. Crew yang telah ditunjuk untuk selanjutnya berangkat menuju lokasi peliputan yang sudah ditentukan. Sebelum berangkat, produser yang membekali reporter hal-hal apa saja yang akan dicari dan digali dilokasi peliputan. Reporter dan kameramen harus saling bekerjasama dan memiliki misi yang sama. Saat peliputan dilapangan,
72
reporter dan kameramen harus selalu melakukan koordinasi dengan produser. Produser akan selalu memberikan pengarahan dan memantau kinerja para tim saat dilapangan, namun tetap sudah menjadi tugas reporter dan kameramen untuk berimprovisasi dan berkreasi. Dalam P3SPS Tahun 2009 tentang penyiaran. Peraturan – peraturan ini bisa dikaitkan dalam penelitian ini :
Bab II Dasar dan Tujuan Pasal 2 Pedoman Perilaku Penyiaran ditetapkan oleh KPI berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, nilai-nilai agama, norma-norma yang berlaku dab diterima dalam masyarakat, kode etik, serta standar profesi dan pedoman profesi yang dikembangkan masyarakat penyiaran. Hal ini diterapkan oleh camera person reportase sore (Yusuf Darochman) “saya memang harus melakukan hubungan baik sesama kameramen lain karena jika suatu saat saya berita dan saya memiliki kendala seperti kurangnya gambar maka saya bisa minta bantuan kameramen dan jaringan pertemanan itu memang sangat penting sekali”. Hal yang dilakukan crew pada saat dilapngan : a. Menjaga nama baik lembaga, baik ketika meliput maupun tidak. b. Setiap crew harus bekerja optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. c. Menjaga sikap kritis d. Membina hubungan baik dengan narasumber dan memperluas jaringan.
73
e. Selalu mengikuti perkembangan berita. f. Selalu melakukan evaluasi berita. g. Tidak menyalahgunakan kedudukan. h. Reporter dan kameramen selama liputan harus saling berkomunikasi dengan baik. i.
Semua crew yang terlibat dilarang keras menerima apapun dari narasumber yang bersifat imbalan.
j.
Selalu tampil terbaik dengan mengutamakan kecepatan pengiriman data dan gambar, kelengkapan data dan kedalaman liputan.
k. Mengutamankan keselamatan jika situasi peliputan berbahaya dan cari alternatif lain. Tidak ada gunanya mengejar berita tetapi mengorbankan keselamatan. Saat dilapangan reporter kemudian menghubungi kontak pribadi untuk mendapatkan informasi dasar kemudian langsung mencari narasumber yang berkompeten dan memiliki hubungan dengan kasus untuk kemudian dimintai keterangan yang dilakukan wawancara yang berpedoman 5W + 1H Dalam P3SPS Tahun 2009 tentang penyiaran. Peraturan – peraturan ini bisa dikaitkan dalam penelitian ini :
74
BAB II DASAR, TUJUAN, FUNGSI, DAN ARAH Pasal 4 Standar Program Siaran ditetapkan agar lembaga penyiaran dapat menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol, perekat sosial, dan pemersatu bangsa.
Seperti yang diterapkan oleh Reporter Reportase Sore (Wa Ode eka) “kelengkapan berita memang harus benar – benar berpedoman dalam 5W + 1H karena kalau tidak ada itu maka berita tidak bisa disiarkan karena tidak memiliki kelengkapan data, maka disini reporter harus pintar mengambil data dengan selengkap-lengkapnya dan mengambil angle yang baik agar penonton tertarik menyaksikan beritanya itu” Saat dilapangan, reporter tidak hanya mengandalkan keteramgan dari satu pihak sajseperti polisi. Informasi yang ada kemudian dijadikan informasi dasar, selebihnya reporter mencari dilapangan dengan keterangan lebih jauh dari para saksi, seperti saksi utama atau kunci dan saksi tambahan untuk mendukung kebenaran fakta yang diperoleh ataupun pihak – pihak lain yang berkaitan, saksi – saksi tersebut bisa : a. Pihak – pihak yang dekat dengan lokasi kejadian berita. b. Polisi dan pihak-pihak terkait lainnya (pejabat, ahli dan sebagainya) c. Saksi mata atau orang yang melihat langsung kejadian tersebut. d. Orang – orang yang berada disekitar TKP (tempat kejadian Dalam P3SPS tahun 2009 mengenainarasumber Bagian Ketiga Anak dan Remaja sebagai Narasumber
75
Pasal 38 Dalam menyiarkan program yang melibatkan anak dan remaja sebagai narasumber, lembaga penyiaran harus mematuhi ketentuan sebagai berikut: a. dilarang mewawancarai anak dan remaja berusia di bawah umur 18 tahun, mengenai hal-hal di luar kapasitas mereka untuk menjawabnya, seperti: kematian, perceraian, perselingkuhan orangtua dan keluarga, serta kekerasan yang menimbulkan dampak traumatik; b. harus mempertimbangkan keamanan dan masa depan anak dan remaja yang menjadi narasumber; dan/atau c. harus menyamarkan identitas anak dan remaja yang terkait permasalahan dengan polisi atau proses peradilan, terlibat kejahatan seksual atau korban kejahatan seksual. Hal ini diterapkan oleh Reporter Reportase (Wa Ode eka) “sebagai seorang reporter saya harus memiliki sifat yang ramah karena memang hal tersebut saya bisa mendapat informasi dari narasumber, dan harus mudah bersosialisasi juga agar lebih dekat dengan narasumber dan narasumber pun dengan mudah menjawab wawancara yang kita berikan dan jangan pernah sekali – kali kita menyepelekan orang lain”. Dari keterangan beberapa saksi dan opini dari orang yang berkopeten dikejadian ini kemudian reporter menarik benang merah permasalahan agar lebihh mudah menerjemahkan informasi, reporter juga harus mencari data lain, dari rumah sakit, kantor polisi maupun media massa lainnya. Selain mengumpulkan keterangan dan informasi – informasi, reporter juga harus melakukan penyelidikan atau pendalaman materi seperti pada berita yang sedang hangat seperti kasus satu keluarga mengalami lumpuh layu di serang banten baru – baru ini, reporter harus bertindak cepat namun pengembangan berita harus terus dilakukan dengan wawancarai pasien tersebut, dan pihak keluarga yang lain memberikan informasi. Kiat menghadapi narasumber :
76
a. Jangan menonjolkan diri sebagai seorang reporter yang bertugas . b. Bersikap sopan. c. Hindari jurnalisme keroyok dalam melakukan wawancara . d. Usahakan menemui narasumber ditempat yang netral agar narasumber nyaman dan santai. Dalam P3SPS Tahun 2009 tentang penyiaran. Peraturan – peraturan ini bisa dikaitkan dalam penelitian ini : BAB III ISI Pasal 6 Standar Program Siaran menentukan standar isi siaran yang berkaitan dengan: a. penghormatan terhadap nilai-nilai kesukuan, keagamaan, ras dan antar golongan; b. penghormatan terhadap norma kesopanan dan kesusilaan; c. perlindungan kepentingan publik; d. penghormatan terhadap hak-hak privasi dan pribadi; e. perlindungan bagi hak-hak anak-anak, remaja, dan perempuan; f. perlindungan bagi hak-hak kelompok masyarakat minoritas dan marginal; g. pembatasan dan pelarangan seksualitas; h. pembatasan dan pelarangan kekerasan, dan sadisme; i. pembatasan dan pelarangan materi siaran narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), alkohol, rokok, dan perjudian; j. pembatasan dan pelarangan program siaran mistik dan supranatural k. penggolongan program siaran; l. prinsip-prinsip jurnalistik; m. bahasa, bendera, lambang negara, dan lagu kebangsaan; n. sensor dalam program siaran; o. program siaran berlangganan; p. siaran iklan; q. program asing; r. program lokal dalam sistem stasiun jaringan;
77
s. t. u. v. w. x. y.
program kuis, undian berhadiah, dan penggalangan dana; peliputan bencana alam; pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah; peliputan sidang pengadilan, lembaga pemasyarakatan, dan hukuman mati; pengawasan, pengaduan, dan penanggungjawab; sanksi dan penanggungjawab; dan sanksi administratif. Dalam proses peliputan, tidak akan ada artinya jika tidak ada gambar atau
video. Dalam televisi gambar video merupakan peting yang harus ada dan naskah atau narasi merupakan kelengkapan isi gambar. Peralatan yang diperlukan oleh kameramen yaitu : 1. Kamera. 2. Mic. 3. Lampu. 4. Tripod 5. Baterai 6. Monitor 7. Kamera kecil dan mic kecil dan lain sebagainya. Hal ini diterapkan oleh camera person (Yusuf Darochman) “semua kameramen yang baik harus memahami betul terhadap nilai gambar seperti warna gambar, angle dan lainnya itu semua sangat penting disaat kita mengambil gambar dilapangan karena gambarlah yang mendukung berita tersebut agar beritanya lebih bagus ditonton”. 4.6.3
Pasca Produksi Setelah melakukan proses pra produksi, produksi, harus dilakukan proses
pasca produksi. Pada tahap ini, merupakan tahapan penyelesaian atau
78
penyempurnaan dari bahan baik yang berupa pita auditif atau pita audio visual, maupun menggunakan satu atau lebih kameranya tahap penyelesaian meliputi : a. Melakukan editing gambar dan suara. b. Pengisian grafik atau insert visualisasi. c. Pengisian narasi d. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. Pasca produksi memiliki 3 langkah utama yaitu : editing offline, editing online, mixing. Editing offline adalah proses memadukan antara gambar serta pemotongan gambar dari hasil seting atau gambar mentah menjadi gambar yang bercerita, sehingga hasilyang ditimbulkan biar lebih menjadi tayangan yang dapat dinikmati oleh pemirsanya. Sedangkan editing online adalah berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil syuting asli berdasarkan time code dalam naskah editing, demikian pula sound asli dimasukan dengan level sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlannjut dengan mixing. Tahap akhir dari editing adalah semua narasi, gambar, ilustrasi, music, dan athmosferyang dimasukan dalam editing online. Seperti yang disampaikan oleh Editor Reportase Sore(ibu Novita Astin) “dengan alasan tayang maka proses editing online dengan mengedit hasil syuting asli berdasarkan catatan code seringkali dilakukan agar tidak tertinggal dengan waktu deadline yang diberikan”. Antara editor dan produser pun tidak terlepas dengan kerjasama yang baik, maka keberhasilan program reportase sore diliputi hubungan kerja yang harmonis.
79
Produser Reportase sore (Ibu Hardhiana Wahyuhapsari) “saya memang bertanggung jawab dalam pengawasan jadi saya sering dateng keruangan editing untuk melihat gambar yang dihasilkan dan memberikan masukan – masukan agar hasil editingnya bisa sempurna sesuai dengan keinginan produser”.
4.7 Pembahasan Setelah menghimpun semua data – data yang ada pada hasil penelitian, maka dalam pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran serta teori – teori yang digunakan sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Dalam memproduksi sebuah program, hampir semua stasiun televisi harus melakukan berbagai macam proses yang dapat mendukungnya keberhasilan program itu sendiri. Faktor yang harus dipertimbangkan antara lain adalah bagaimana program tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan tidak dapat dilupakan begitu saja. Etika penyiaran merupakan salah satu tolak ukur persyaratan bagi stasiun TRANS TV. Keberhasilan program reportase sore yang mampu bertahan hingga saat ini adalah kerjasama seluruh crewyang bertugas mulai dari produser, reporter, kameramen, editor, driver dan seluruh crew yang ikut dalam proses pra produksi dan pasca produksi. Penulis mengamati langkah – langkah produksi yang di program reportase sore adalah sebagai berikut :
80
Dimulai dengan adanya perencanaan produksi reportase sore di TRANS TV, keberadaan reportase spre adalah karena TRANS TV stasiun televisi yang audincenya kebayakan perempuan ingin menyajikan program new untuk memenhuhi kebutuhab informasi pemirsa. Reportase sore dibuat berdasarkan peristiwa yang terjadi disekitar masyarakat indonesia sampai Negara – negara yang memiliki peristiwa peristiwa yangluar biasa. Produksi Reportase sore berjalan dengan peraturan yang telah ditetapkan tentunya berdasarkan hukum etika penyiaran karena faktor utama dalam keberhasila program Reportase sore adalah berdasarkan strategi yang dimiliki oleh crew yang bertugas dalam pengorganisasian. Penulis mengamati bahwa dalam program Reportase sore sangatlah terbuka dengan kata lain crew yang termasuk dalam proses produksi dapat berkoordinasi secara bebas namun melakukan kegiatan dalam tim produksinya. Menurut produser uang inilah akan dapat menghasilkan tayangan yang berkualitas. Penulis mengamati bahwa dalam koordinasi produser dengan reporter, cameramen, atau lainnya tidak secara langsung berkoordinasi dengan bawahannya secara terus menerus, hal ini terjadi bahwa produser dengan crew yang lainnya selalu menggunakan alat komunikasi, yang menjadi hal terpenting sebuah produser memliki kepentingan oleh karena itu alat komunikasi menjadi media koordinasi yang lainnya. Selain itu Ibu Ardhiana Wahyuhapsari setiap hari melakukan pengawasan, dilakukan untuk melihat seberapa kinerja dan efektif para tim produksinya, dengan tujuan agar program dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan,
81
apabila terjadi hambatan, melalui pengawasan dan memperkecil dampak kesalahan yang terjadi. Penulis juga mengamati evaluasi program berita reportase sore umumnya dilakukan pada setiap hari sebelum liputan, dimana menjadi pembahasan guna memperbaharui kesalahan program berita reportase sore sendiri. Serta evaluasi dengan segala pihak baik dari riset materi berita, membahasa berita yang akan diliput, penampilan program dari segi grafisnya, serta rapat produksi program, semua itu dilakukan guna melihat bahwa suatu nilai program reportase sore dalam kualitas isi beritanya, oleh karena itu etika penyiaran sangat diperlukan agar berita yang dikemas dapat memiliki nilai tersendiri bagi penontonnya.