BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi peningkatan hasil belajar aspek kognitif, profil afektif,
profil
psikomotorik
dan
hasil
observasi
keterlaksanaan
Model
Pembelajaran Novick yang digunakan pada saat penelitian yang dilakukan kepada guru dan siswa. A. Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, kelas yang menjadi objek penelitian diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan treatment dan terakhir dilakukan posttest dengan menggunakan instrumen yang sama dengan pretest. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh empat orang observer yaitu dua orang merupakan alumni mahasiswa jurusan pendidikan fisika, seorang mahasiswa jurusan pendidikan fisika dan seorang guru mata pelajaran untuk mendapatkan data keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick, profil afektif siswa, dan profil psikomotor siswa, kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah disediakan. Penelitian dilakukan sebanyak tiga pertemuan pembelajaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 18 Mei 2011 materi pembelajaran yang diajarkan mengenai Tekanan Hidrostatis. Pertemuan kedua dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 23 Mei 2011 materi pembelajaran yang diajarkan
43
44
mengenai Hukum Pascal. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 25 Mei 2011 materi pembelajaran yang diajarkan mengenai Hukum Archimedes. Keseluruhan jumlah soal aspek kognitif yang diberikan sebanyak 21 butir soal. Jadwal pelaksanaan penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tanggal 18 Mei 2011 23 Mei 2011 25 Mei 2011
Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian Hari Materi Rabu Tekanan Hidrostatis Senin Hukum Pascal Rabu Hukum Archimedes
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki pola yang sama yaitu terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest) sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Novick. Setelah selesai dilakukan pretest kemudian sampel diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Model Pembelajaran Novick pada setiap pertemuan pembelajaran. Pada setiap pertemuan pembelajaran, kegiatan ini dibantu oleh empat orang observer yaitu dua orang merupakan alumni mahasiswa jurusan pendidikan fisika, seorang mahasiswa jurusan pendidikan fisika dan seorang guru fisika untuk mendapatkan data keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick, profil afektif siswa, dan profil psikomotor siswa, kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah disediakan. Untuk melihat adanya perubahan hasil belajar aspek kognitif, kemudian dilakukan tes akhir (posttest) dengan menggunakan instrumen yang sama dengan tes awal (pretest) setiap akhir pertemuan.
45
Jumlah sampel yang memenuhi syarat yaitu mengikuti ketiga pembelajaran adalah 30 orang, jumlah sampel sebenarnya adalah 39 orang akan tetapi pada pertemuan pertama terdapat seorang siswa yang tidak dapat hadir, kemudian pada pertemuan kedua terdapat dua orang siswa yang tidak dapat hadir dan pada pertemuan terakhir terdapat tujuh orang siswa yang tidak hadir dimana salah seorang siswa yang tidak hadir pada pertemuan tersebut tidak hadir pula pada pertemuan pertama. B. Hasil Penelitian Dalam subbab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang meliputi hasil observasi keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick, peningkatan hasil belajar kognitif, profil afektif, dan profil psikomotorik. 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick Model Pembelajaran Novick telah dilaksanakan oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas. Hal ini ditunjukkan dengan persentase keterlaksanaan prosedur pembelajaran yang telah diobservasi oleh observer. Hasil yang didapat dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
46
Tabel 4.2 Keterlaksanakan Model Pembelajaran Novick No.
1
Tahapan
Guru Pertemuan 2 (%) 75
3 (%) 100
100
100
100
Ratarata (%)
83,3
1 (%) 100
2 (%) 33,3
3 (%) 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
50
100
100
83,3
Penutup
100
100
100
100
50
100
100
83,3
Rata-rata
95
95
100
96,7
80
86,6
100
88,8
Pendahuluan
1 (%) 75
Ratarata (%)
Siswa Pertemuan
77,6
Mengungkap 2
konsepsi awal siswa Menciptakan
3
konflik konseptual Mengupayakan
4
terjadinya akomodasi kognitif
5
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa prosedur pembelajaran Model Pembelajaran Novick pada pertemuan pertama dan kedua telah dilakukan dengan sangat baik walaupun masih terdapat kekurangan pada tahapan pendahuluan hal ini dikarenakan guru dan siswa masih beradaptasi terhadap Model Pembelajaran Novick. Pada pertemuan ketiga keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick sudah dilaksanakan dengan kriteria sangat baik hal ini dikarenakan guru dan siswa sudah terbiasa dengan Model Pembelajaran Novick. 2. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif. Data hasil belajar aspek kognitif diolah menjadi dua bagian yaitu : (1) data diolah berdasarkan jenjang aspek kognitif mulai dari C1 hingga C4, dan (2) data kognitif diolah secara keseluruhan.
47
a. Hasil penelitian hasil belajar berdasarkan jenjang aspek kognitif Berdasarkan hasil pengolahan data pretest dan posttest selama pembelajaran menggunakan Model Novick, maka akan diperoleh nilai rata-rata skor pretest dan nilai rata-rata skor posttest. Kemudian peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yang diperoleh berdasarkan nilai dari skor pretest dan posttest. Untuk peningkatan hasil belajar setiap jenjang aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Berdasarkan Jenjang Kognitif Aspek Kognitif
C1
C2
C3
C4
Tes
Nilai ideal
Nilai
Nilai
terkecil terbesar
Nilai rata-
0
83,3
25,6
Posttest
50
100
76,1
Pretest
16,7
83,3
51,7
Posttest
50,0
100
77,8
0
100
58,3
Posttest
50
100
78,3
Pretest
0
80
42
Posttest
40
100
66
100
Kategori
0,67
Sedang
0,54
Sedang
0,48
Sedang
0,41
Sedang
rata
Pretest
Pretest
Dari Tabel 4.3, Hasil Belajar aspek kemampuan kognitif C1 mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,67 yang berada pada kategori sedang. Hasil Belajar aspek kemampuan kognitif C2 juga mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,54 yang berada pada kategori sedang. Hasil Belajar aspek kemampuan kognitif C3 mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,48 yang berada pada kategori sedang. Hasil Belajar aspek kemampuan
48
kognitif
C4
mengalami
peningkatan
ditunjukkan
dengan
skor
gain
ternormalisasinya sebesar 0,41 yang berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelas mengenai peningkatan Hasil Belajar Aspek Kemampuan Kognitif seluruh jenjang dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut :
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Kognitif Gambar 4.1 menunjukkan bahwa setelah diterapkan Model Pembelajaran Novick, Hasil Belajar siswa aspek kemampuan kognitif mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh skor gain ternormalisasi tiap jenjang. b. Hasil penelitian hasil belajar kognitif keseluruhan Berdasarkan hasil pengolahan data pretest dan posttest keseluruhan pembelajaran menggunakan Model Novick, maka akan diperoleh nilai rata-rata
49
skor pretest, dan nilai rata-rata skor posttest. Kemudian peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yang diperoleh berdasarkan nilai dari skor pretest dan posttest. Untuk peningkatan hasil belajar kognitif secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Keseluruhan Tes Pretest Posttest
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
ideal l
terkecil
terbesar
rata-rata
19
52,4
41
57,1
85,7
73,5
100
Kategori
0,55
Sedang
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa setelah Model Pembelajaran Novick diterapkan pada pembelajaran, terjadi peningkatan Hasil belajar yang ditunjukkan oleh skor gain ternormalisasi sebesar 0,55 dengan kategori peningkatan sedang. 3. Profil Hasil Belajar Afektif Siswa Profil afektif yang diteliti dalam penelitian ini meliputi (1) membangun kerjasama dalam penyelidikan, (2) keseriusan dalam melakukan penyelidikan, (3) menunjukkan kejujuran dalam penyelidikan, dan (4) mengkomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan. Penilaian terhadap afektif diamati secara berkelompok oleh observer untuk setiap kelompoknya. Setiap observer melihat dan mengukur afektif siswa sebanyak 10-14 orang. Kriteria penilaian afektif dapat dilihat pada lampiran, sedangkan hasil observasi kegiatan siswa pada afektif tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran. Untuk memperoleh profil afektif digunakan langkah observasi yang dilakukan oleh para observer menggunakan lembar observasi yang telah
50
disediakan. Hasil pengolahannya diperoleh persentase profil afektif. Berikut disajikan rekapitulasi profil afektif pada Tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Rekapitulasi Profil Afektif Tiap Pertemuan
Aspek Afektif
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
%
Kategori
%
%
Baik
80,8
Membangun kerjasama
dalam 76,7
penyelidikan Keseriusan
dalam
84,2
melakukan penyelidikan Menunjukkan kejujuran
dalam 81,7
penyelidikan Mengkomunikasikan hasil
penyelidikan 83,3
secara lisan Rata-Rata
81,5
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
85,8
80
83,3
82,5
Kategori Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
Kategori
85,8
86,7
85
84,2
85,4
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
Rata-rata %
81,1
85,6
82,3
83,6
83,2
Kategori Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama IPK kemampuan
kerjasama
adalah
76,7
%,
kemampuan
keseriusan
dalam
penyelidikan 84,2 %, kemampuan kejujuran dalam penyelidikan 81,7 % dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 83,3 %. Dengan IPK Ratarata Kemampuan Afektif pertemuan pertama sebesar 81,5 % berada pada kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua IPK kemampuan kerjasama adalah 80,8 %, kemampuan keseriusan dalam penyelidikan 85,8 %, kemampuan kejujuran dalam
51
penyelidikan 80 % dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 83,3 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Afektif pertemuan kedua sebesar 82,5 % berada pada kriteria sangat baik. Dan pada pertemuan ketiga IPK kemampuan kerjasama adalah 85,8 %, kemampuan keseriusan dalam penyelidikan 86,7 %, kemampuan kejujuran dalam penyelidikan 85 % dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 84,2 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Afektif pertemuan ketiga sebesar 85,4 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data afektif per kemampuan dibuat dalam bentuk diagram, hasil belajar pada ranah afektif tiap kemampuan per pertemuan ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Afektif Tiap Kemampuan Per Pertemuan
52
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat secara keseluruhan bahwa IPK rata-rata kemampuan kerja sama adalah 81,1 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata kemampuan keseriusan adalah 85,6 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata kemampuan kejujuran adalah 82,3 % berada pada kriteria sangat baik serta IPK rata-rata kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan adalah 83,6 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data afektif dibuat diagram tiap pertemuan, hasil belajar Afektif tiap pertemuan dapat dilihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut :
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Afektif Per Pertemuan Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa IPK rata-rata kemampuan afektif pada pertemuan pertama adalah 81,5 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 82,5 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar
53
85,4% berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,2 % berada pada kriteria sangat baik. 4. Profil Psikomotorik Siswa Profil psikomotorik yang diteliti dalam penelitian ini meliputi (1) menyiapkan alat dan bahan, (2) merangkai dan menggunakan alat dan bahan, (3) melakukan penyelidikan, dan (4) mengumpulkan dan mencatat data hasil penelitian. Penilaian terhadap psikomotorik diamati secara berkelompok oleh observer untuk setiap kelompoknya. Setiap observer melihat dan mengukur psikomotorik siswa sebanyak 10-14 orang. Kriteria penilaian psikomotorik dapat dilihat pada lampiran, sedangkan hasil observasi kegiatan siswa pada psikomotorik tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran. Untuk memperoleh profil psikomotorik digunakan langkah observasi yang dilakukan oleh para observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Hasil pengolahannya diperoleh persentase profil psikomotorik. Berikut disajikan rekapitulasi profil psikomotorik pada Tabel 4.5 dibawah ini :
54
Tabel 4.6 Rekapitulasi Profil Psikomotorik Tiap Pertemuan Aspek Psikomotorik Menyiapkan
alat
dan bahan Merangkai
dan
menggunakan
alat
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
%
%
%
80.8
83.3
dan bahan Melakukan
81.7
penyelidikan Mengumpulkan dan mencatat data hasil
82.5
penyelidikan Rata-Rata
82.1
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
85.8
80
80.8
77.5
81.1
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
92.5
89.2
85.8
84.2
87.9
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Rata-rata %
86.4
84.2
82.8
81.4
83.7
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama IPK kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 80,8 %, kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan 83,3 %, kemampuan melakukan penyelidikan 81,7 % dan kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan 82,5 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Psikomotorik pertemuan pertama sebesar 82,1 % berada pada kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua IPK kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 85,8 %, kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan 80 %, kemampuan melakukan penyelidikan 80,8 % dan kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan 77,5 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Psikomotorik pertemuan kedua sebesar 81,1 % berada pada kriteria sangat baik.
55
Dan pada pertemuan ketiga IPK kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 92,5 %, kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan 89,2 %, kemampuan melakukan penyelidikan 85,8 % dan kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan 84,2 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Psikomotorik pertemuan ketiga sebesar 87,9 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data psikomotorik per kemampuan dibuat dalam bentuk diagram, hasil belajar pada ranah psikomotorik tiap kemampuan per pertemuan ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotorik Tiap Kemampuan Per Pertemuan Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat secara keseluruhan bahwa IPK rata-rata kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 86,4 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan adalah 84,2 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata
56
kemampuan melakukan penyelidikan adalah 82,8 % berada pada kriteria sangat baik serta IPK rata-rata kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan adalah 81,4 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data psikomotorik dibuat diagram tiap pertemuan, hasil belajar Psikomotorik tiap pertemuan dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut :
Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Afektif Per Pertemuan Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa IPK rata-rata kemampuan psikomotorik pada pertemuan pertama adalah 82,1 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 81,1 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,9 % berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,7 % berada pada kriteria sangat baik.
57
C. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada ranah kognitif mengalami peningkatan baik per aspek kognitif maupun secara keseluruhan. Peningkatan per aspek kognitif ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi C1 sebesar 0,67 dengan kategori peningkatan sedang, untuk C2 terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,54 termasuk kategori sedang, untuk C3 terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48 termasuk kategori sedang. Dan untuk C4 terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,41 termasuk kategori sedang. Serta secara keseluruhan, Hasil Belajar Siswa untuk aspek kognitif setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh nilai gain ternormalisasinya sebesar 0,55 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Novick dapat membuat penguasaan materi yang dikuasai siswa bertambah. Pada aspek kognitif C3 yaitu penerapan yang menjadi fokus kajian, didapat nilai terkecil pada saat pretest adalah 0 dan nilai terbesar 100 dengan ratarata nilai pretest sebesar 58,3. Sedangkan nilai terkecil yang didapat pada saat posttest adalah 50 dan nilai terbesar 100 dengan rata-rata nilai posttest sebesar 78,3. Jumlah soal berlevel C3 adalah empat dari 21 soal yang diberikan kepada
58
siswa yaitu soal bernomor 1, 13, 14 dan 19. Secara keseluruhan jumlah siswa yang menjawab soal benar pada saat posttest lebih besar daripada saat pretest. Untuk peningkatan hasil belajar aspek penerapan ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48 termasuk kategori sedang. Peningkatan ini terjadi karena telah terjadi perubahan konseptual pada penggunaan konsep massa jenis dalam pipa U, penggunaan Hukum Pascal dan Hukum Archimedes dalam persoalan Fisika. Sedangkan pada aspek kognitif C4 yaitu analisis yang juga menjadi fokus kajian, didapat nilai terkecil pada saat pretest adalah 0 dan nilai terbesar 80 dengan rata-rata nilai pretest sebesar 42. Sedangkan nilai terkecil yang didapat pada saat posttest adalah 40 dan nilai terbesar 100 dengan rata-rata nilai posttest sebesar 66. Jumlah soal berlevel C4 adalah lima dari 21 soal yang diberikan kepada siswa yaitu soal bernomor 7, 11, 12, 13 dan 17. Secara keseluruhan jumlah siswa yang menjawab soal benar pada saat posttest lebih besar daripada saat pretest. Untuk peningkatan hasil belajar aspek penerapan ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48 termasuk kategori sedang. Peningkatan ini terjadi karena telah terjadi perubahan konseptual pada analisis pengaruh massa jenis dan kedalaman terhadap kekuatan pancaran pada zat cair yang berbeda, menafsirkan data hasil percobaan hukum Pascal, analisis gaya total Piston rem hidrolik pada mobil, analisis pengaruh gaya pada Piston kecil terhadap kedudukan Piston lain, dan analisis pengaruh massa jenis terhadap benda yang mengapung, melayang atau tenggelam yang ditunjukkan oleh beberapa gambar.
59
Selain hasil belajar siswa pada aspek kognitif, dilihat pula profil hasil belajar pada aspek afektif. Indikator hasil belajar pada aspek afektif yang menjadi acuan penilaian meliputi kemampuan membangun kerjasama dalam penyelidikan, kemampuan keseriusan dalam melakukan penyelidikan, menunjukkan kejujuran dalam penyelidikan, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan. Adapun perolehan nilai hasil belajar aspek afektif pada pertemuan pertama adalah 81,5 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 82,5 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,4% berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,2 % berada pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Novick dapat mengajarkan kemampuan Afektif secara konsisten di setiap pertemuan dengan kategori sangat baik. Pada profil hasil belajar aspek psikomotor diperoleh nilai pada pertemuan pertama adalah 82,1 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 81,1 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,9 % berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,7 % berada pada kriteria sangat baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Novick dapat mengajarkan kemampuan Psikomotor secara konsisten di setiap pertemuan dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai hasil belajar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa
60
Model Pembelajaran Novick dapat dijadikan salah satu solusi sebagai model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui pembelajaran ini siswa dapat mengkonstruksi kemampuan kognitifnya melalui penyelidikan secara langsung, menumbuhkan sikap kerjasama yang positif dan saling berbagi tugas dengan temannya ketika penyelidikan, menjalin diskusi dengan teman sekelompoknya untuk mencari solusi terhadap hasil penyelidikan, dapat melakukan kegiatan penyelidikan secara sistematis dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, merancang dan menggunakan alat dan bahan, melakukan penyelidikan, serta mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan. 2. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer mengenai keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick dalam pembelajaran, secara keseluruhan fase-fase dalam Model Pembelajaran Novick terlaksana dengan kriteria sangat baik oleh guru, hal ini dikarenakan guru dan siswa dapat bekerjasama dengan baik, namun untuk keterlaksanaan yang dilakukan oleh siswa masih terdapat kekurangan terutama pada fase akomodasi kognitif. Pada fase ini siswa
diberi
kesempatan
berdiskusi
untuk
mengkomunikasikan
hasil
penyelidikannya, dari pengamatan keseluruhan dapat berjalan dengan baik namun ada
beberapa
siswa
yang
tidak
mengikuti
kegiatan
diskusi
untuk
mengkomunikasikan hasil penyelidikan Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Novick dimulai oleh guru dengan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai
61
konsep terdahulu yang pernah dipelajari siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Selanjutnya dilakukan kegiatan mengungkap konsepsi awal siswa dengan menyajikan fenomena melalui kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan dari guru. Siswa diminta meramalkan apa yang terjadi pada kegiatan demonstrasi secara berkelompok dan diminta memilih satu konsepsi berdasarkan hasil kesepakatan. Hasil penyajian fenomena melalui kegiatan demonstrasi melalui kegiatan demonstrasi ini ternyata membuat siswa merasa tertarik dan menjadi paham terhadap konsep yang akan dipelajari. Selanjutnya setelah konsep awal siswa terungkap melalui penyajian fenomena dengan kegiatan demonstrasi, pembelajaran dilanjutkan ke dalam tahap menciptakan konflik konseptual, pada tahapan ini agar penguasaan konsep siswa berubah, dilakukan melalui kegiatan penyelidikan, siswa secara berkelompok terdiri dari 5-7 orang melakukan kegiatan penyelidikan dengan bimbingan guru. Tiap kelompok memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat petunjuk dalam melakukan kegiatan penyelidikan dan disertai pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan secara berkelompok. Kegiatan penyelidikan bertujuan agar siswa dapat mengubah konsep yang dimilikinya dari yang tidak ilmiah menjadi konsep yang ilmiah. Pembelajaran dengan pengalaman langsung seperti kegiatan penyelidikan dapat membuat belajar lebih bermakna serta konsep yang dikuasai siswa lebih ilmiah dan sulit untuk dilupakan. Kegiatan penyelidikan pada pertemuan pertama mengenai Tekanan Hidrostatis yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan kedalaman zat cair yang berbeda terhadap besarnya tekanan hidrostatis. Secara keseluruhan kegiatan
62
penyelidikan dilakukan oleh siswa dengan respon yang positif, hampir semua siswa antusias dalam melakukan penyelidikan. Pada pertemuan kedua mengenai Hukum Pascal, dari beberapa kelompok ditemukan beberapa kendala yang dihadapi, antara lain terdapat kelompok yang tidak dapat merancang alat sesuai petunjuk, sehingga tidak menghasilkan data yang diharapkan. Pada pertemuan ketiga kegiatan penyelidikan mengenai Hukum Archimedes, keseluruhan kelompok dapat melakukan kegiatan ini dengan baik dan tidak diketemukan kendala-kendala yang mengganggu terlaksananya kegiatan penyelidikan, sehingga dapat disimpulkan kegiatan penyelidikan pada pertemuan ketiga berjalan dengan lancer. Setelah kegiatan penyelidikan dilaksanakan, kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah setiap kelompok mempresentasikan hasil penyelidikannya di depan kelas. Guru
membimbing
siswa
dalam
kegiatan
diskusi
ini
dengan
mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan jawaban hasil penyelidikan. selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari siswa agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa. Pada fase penutup, Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran kepada siswa berupa pertanyaan konsepsi awal siswa. Pada tahapan ini siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.