43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan kangkung air sebagai objek penelitian, dikarenakan kangkung air memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat. Kemampuan yang dimiliki kangkung air dalam menyerap logam berat dapat mengakibatkan terakumulasinya logam berat di akar, batang, dan daun pada kangkung air. Hal ini tentu membahayakan bagi para konsumen ataupun hewan yang mengkonsumsinya. Penelitian ini menggunakan logam berat Cd sebagai bahan pencermarnya. Logam berat merupakan logam yang memiliki massa jenis lebih dari 5gr/cm3, dengan massa jenis yang tinggi maka logam berat akan sulit untuk terurai di lingkungan sekitar. Logam berat yang terdapat di lingkungan sekitar mengakibatkan pencemaran logam berat yang tidak terkendali. Akumulasi logam berat dapat terjadi pada berbagai tanaman air yang diketahui mudah sekali untuk tumbuh di lingkungan tercemar. Logam berat yang terdapat di lingkungan dengan mudahnya dapat masuk ke dalam tubuh tanaman air melalui proses penyerapan yang dilakukan oleh akar tanaman kemudian menyebar ke seluruh tubuh tanaman air tersebut. Akumulasi logam berat pada tanaman akan mengganggu proses metabolisme tanaman, salah satu efek dari terakumulasinya logam berat pada tanaman air adalah menurunkan kadar vitamin dan mineral pada tanaman, hal ini terjadi karena vitamin yang terdapat pada tanaman akan melakukan sebuah mekanisme yang melindungi tanaman tersebut dari radikal bebas yang disebabkan oleh akumulasi logam berat.
44
1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap ini, mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan saat penelitian. Persiapan alat dan bahan ini sangat diperlukan guna untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini bahan utama yang digunakan adalah kangkung air, logam berat Cd, serta bahan-bahan lainnya yang digunakan untuk membuat Hoagland. Media Hoagland adalah media yang digunakan sebagai media tumbuh untuk tanaman kangkung air, media ini berisikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman kangkung air. Kangkung air yang digunakan merupakan kangkung air pilihan dikarenakan peneliti memilih kangkung yang berbatang kuat, daun hijau, dan tidak terlalu muda. Kangkung air dipotong kurang lebih dua ruas jari dan ditimbang dengan berat 150gr. Sebelum kangkung air diberikan perlakuan, kangkung air harus di aklimatisasi terlebih dahulu. Aklimatisasi adalah penyesuaian diri kangkung air dengan lingkungan yang baru. Aklimatisasi dilakukan dengan memasukkan kangkung air ke dalam ember dengan diberikan penyangga steroform supaya batang kangkung air tidak terjatuh seluruhnya ke dalam air. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu media Hoagland yang ditambahkan dengan logam berat Cd sebanyak 4 ppm. Media Hoagland yang diberikan logam berat Cd dianggap sebagai kondisi lingkungan yang sudah tercemar logam berat Cd.
45
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 15 hari dengan 3 kali masa pemanenan, yaitu pada hari ke 5, hari ke 10, dan hari ke 15. Perbedaan masa pemanenan merupakan perlakuan dari penelitian ini. Hal ini dilakukan karena proses penyerapan logam berat yang terdapat pada media dipengaruhi oleh lamanya waktu terpapar antara tanaman kangkung air dengan logam berat Cd. Masa panen yang berbeda akan mengakibatkan akumulasi logam berat yang berbeda pula pada tanaman kangkung air. Kondisi fisik yang diamati dari tanaman kangkung ini adalah kondisi fisik daun selama 3 kali masa panen, berikut akan dijabarkan oleh penulis: 1) Kondisi fisik daun yang diamati dari masa panen 5 hari Pada masa panen 5 hari yaitu TPW1AU1 kondisi daun masih berwarna hijau segar, belum terdapat bercak-bercak pada daun, lebar daun 3,2cm, jumlah daun 8 helai, dan tidak layu. Sedangkan TPW1AU2 kondisi daun masih sama yaitu berwarna hijau segar, belum terdapat bercak-bercak kuning pada daun, lebar daun 3cm, jumlah daun 9 helai, dan tidak layu. Berikut gambar dari kondisi fisik tanaman kangkung air yang sudah diberi perlakuan beserta pengulangannya pada masa panen 5 hari.
46
Gambar 5. Kondisi Fisik Tanaman Kangkung Air Saat Masa Panen 5 Hari Ulangan Pertama
Gambar 6. Kondisi Fisik Tanaman Kangkung Air Saat Masa Panen 5 Hari Ulangan Kedua
2) Kondisi fisik daun yang diamati dari masa panen 10 hari Pada masa panen 10 hari yaitu TPW2AU1 kondisi daun berwarna hijau kekuningan, terdapat bercak-bercak hitam pada daun, lebar daun 2cm, jumlah daun 6 helai, serta ada yang layu ada juga yang tidak layu. Sedangkan TPW2AU2 kondisi daun berwarna kuning, terdapat bercakbercak hitam pada daun, lebar daun 1,9cm, jumlah daun 5 helai, dan layu. Berikut gambar dari kondisi fisik tanaman kangkung air yang sudah diberi perlakuan beserta pengulangannya pada masa panen 10 hari.
47
Gambar 7. Kondisi Fisik Tanaman Kangkung Air Saat Masa Panen 10 Hari Ulangan Pertama
Gambar 8. Kondisi Fisik Tanaman Kangkung Air Saat Masa Panen 10 Hari Ulangan Kedua
3) Kondisi fisik daun yang diamati dari masa panen 15 hari Pada masa panen 15 hari untuk TPW3AU1 kondisi daun berwarna hijau kekuningan, terdapat bercak-bercak hitam pada daun, lebar daun 2,3cm, jumlah daun 9 helai, dan sedikit layu. Sedangkan TPW3AU2 kondisi daun berwarna kuning, lebar daun 2,1cm, jumlah daun 1 helai, dan layu. Berikut
48
gambar dari kondisi fisik tanaman kangkung air yang sudah diberi perlakuan beserta pengulangannya pada masa panen 15 hari.
Gambar 9. Kondisi Fisik Tanaman Kangkung Air Saat Masa Panen 15 Hari Ulangan Pertama
Gambar 10. Kondisi Fisik Tanaman Kangkung Air Saat Masa Panen 15 Hari Ulangan Kedua
49
Selama proses penelitian kondisi media yang terdapat pada ember dijaga supaya tetap homogen, hal ini dilakukan supaya serapan logam yang terjadi pada tanaman akan sama setiap harinya, yaitu dengan cara mengaduk media yang ada di dalam ember setiap hari agar tidak ada logam berat yang terendap serta jika terjadi penguapan maka menambahkan air pada media yang ada di dalam ember agar tetap sama. Proses pemanenan ini dilakukan dengan mengambil semua tanaman kangkung air yang sudah diberikan tanda waktu pemanenan, kangkung yang sudah diambil kemudian ditiriskan dan diletakkan di atas tisu lalu di timbang, hal ini dilakukan untuk mengetahui berat basah kangkung air tersebut. Kangkung yang sudah ditimbang, dimasukkan ke dalam plastik dan diikat menggunakan karet. Hal ini dilakukan guna tidak terjadi kebusukan pada tanaman selama proses pengiriman, selain tanaman kangkung air, sisa air yang ada di dalam ember juga dimasukkan ke dalam botol kecil untuk dianalisis, hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa kandungan logam berat Cd yang masih tersisa dalam media tersebut. Semua tanaman kangkung air dan sisa air yang ada di dalam ember tersebut dikirim ke Malang untuk di analisis di Laboratorium Kimia Analitik Universitas Muhammadiyah Malang. Jasa pengiriman yang digunakan dalam proses pengiriman adalah TIKI. 3. Tahap Penyusunan Lembar Kegiatan Praktikum Hasil penelitian ini dijadikan sebagai tambahan informasi dalam penyusunan lembar kegiatan praktikum siswa pada materi Pencemaran Lingkungan. Lembar kegiatan pratikum siswa yang disusun berdasarkan hasil penelitian divalidasi oleh 3 orang ahli yaitu Prof. Dr. H. Juhri AM. M.Pd., Dr.
50
Achyani, M.Si., dan Dr. Muhfahroyin, M.TA. Penilaian lembar kegiatan pratikum siswa dilihat dari 3 aspek yaitu aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, dan aspek kegrafikan. B. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian Data yang didapatkan dari hasil penelitian adalah hasil analisis kadar vitamin C dan data hasil validasi para ahli pada lembar kegiatan praktikum siswa yang sudah disusun. 1. Profil Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 5 Hari Vitamin C adalah salah satu vitamin yang terdapat pada tanamanan kangkung air. Salah satu dampak dari terpaparnya logam berat pada tanaman kangkung air adalah menurunkan kadar vitamin C pada tanaman kangkung air. Tabel 6. Rata-rata Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Waktu Pemanenan
Rata-rata Kadar Vitamin C pada Daun (mg)
Rata-rata Kadar Vitamin C pada Batang (mg) 84,44
Rata-rata Kadar Normal Vitamin C pada Daun (mg) 87,20
Rata-rata Kadar Normal Vitamin C pada Batang (mg) 85,88
W1 (5 Hari)
85,76
W2 (10 Hari)
87,09
85,77
88,52
87,20
W3 (15 Hari)
88,41
86,64
89,84
88,08
Dari Tabel 6, diketahui bahwa terdapat kecendrungan perbedaan rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air. Berikut akan dibandingkan perbedaan kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air dengan jelas menggunakan diagram batang.
51
Gambar 11. Diagram Batang Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 5 Hari
Berdasarkan Gambar 11, menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air pada masa panen hari ke 5, rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen selama 5 hari yaitu sebanyak 85,76 mg. Sedangkan rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang dengan masa panen 5 hari yaitu sebanyak 84,44 mg. 2. Profil Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 10 Hari Perbedaan kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air pada masa panen 10 hari.
52
Gambar 12. Diagram Batang Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 10 Hari Berdasarkan Gambar 12, menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air pada masa panen hari ke 10, rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen selama 5 hari yaitu sebanyak 87,09 mg. Sedangkan rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang dengan masa panen 10 hari yaitu sebanyak 85,77 mg. 3. Profil Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 15 Hari Perbedaan kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air pada masa panen 15 hari. Pada masa panen 15 hari masih terjadi peningkatan kadar vitamin C.
53
Gambar 13. Diagram Batang Kadar Vitamin C pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 15 Hari
Berdasarkan Gambar 13, menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air pada masa panen hari ke 15, rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen selama 15 hari yaitu sebanyak 88,41 mg. Sedangkan rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang dengan masa panen 15 hari yaitu sebanyak 86,64 mg. 4. Profil Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun dan Barang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 5 Hari Tanaman kangkung air memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat di lingkungan, dengan kemampuannya tersebut logam berat yang terdapat di lingkungan akan terakumulasi di bagian tubuh tanaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi akumulasi logam berat Cd pada tubuh tanaman adalah masa panen, masa panen itu sendiri merupakan waktu kontak langsung antara tubuh
54
tanaman dan logam berat Cd. Berikut akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air.
Gambar 14. Diagram Batang Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 5 Hari
Berdasarkan Gambar 14, menunjukkan bahwa akumulasi logam berat Cd antara bagian daun dan batang tanaman kangkung air di masa panen 5 hari sama yaitu sebesar 0,02 ppm. Akumulasi logam berat Cd pada masa panen 5 hari masih rendah sehingga belum mempengaruhi proses metabolisme yang da pada tanaman kangkung air. 5. Profil Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 10 Hari Akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air masa panen 10 hari.
55
Gambar 15. Diagram Batang Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 10 Hari Berdasarkan Gambar 15, menunjukkan belum terjadi peningkatan akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air di masa panen 10 hari sama yaitu sebesar 0,02 ppm. Akumulasi logam berat Cd pada masa panen 10 hari masih rendah dan belum mempengaruhi proses metabolisme yang ada pada tubuh tanaman kangkung air. 6. Profil Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 15 Hari Akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air masa panen 15 hari.
56
Gambar 16. Diagram Batang Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun dan Batang Tanaman Kangkung Air Masa Panen 15 Hari Berdasarkan Gambar 16, menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dan batang tanaman kangkung air di masa panen 15 hari yaitu sebesar 0,03 ppm. Namun akumulasi logam berat Cd pada masa panen 15 hari masih rendah dan belum mempengaruhi proses metabolisme yang ada pada tubuh tanaman kangkung air. 7. Rangkuman Hasil Rata-rata Kadar Vitamin C pada Bagian Daun Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 5, 10, dan 15 Hari Kadar vitamin C pada setiap bagian tanaman berbeda, berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa kadar vitamin C yang terdapat di daun lebih tinggi dibandingkan jumlah kadar vitamin C di bagian batang tanaman kangkung air. Kecenderungan jumlah kadar vitamin C pada setiap perlakuan juga menunjukkan perbedaan, antara kadar vitamin C pada bagian daun tanaman kangkung air selama masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
57
Gambar 17. Rangkuman Hasil Rata-rata Kadar Vitamin C pada Bagian Daun Tanaman Kangkung Air Berdasarkan Gambar 17, menunjukkan rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun tanaman kangkung air bedasarkan masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen 5 hari sebanyak 85,76 mg. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen 10 hari sebanyak 87,09 mg. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen 15 hari sebanyak 88,41 mg. 8. Rangkuman Hasil Rata-rata Kadar Vitamin C pada Bagian Batang Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 5, 10, dan 15 Hari Kadar vitamin C pada setiap bagian tanaman berbeda, berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa kadar vitamin C yang terdapat batang tanaman kangkung air lebih rendah dibandingkan kadar vitamin C pada bagian daun. Kecenderungan jumlah kadar vitamin C pada setiap perlakuan juga
58
menunjukkan perbedaan, antara kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air selama masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
Gambar 18. Rangkuman Hasil Rata-rata Kadar Vitamin C pada Bagian Batang Tanaman Kangkung Air
Berdasarkan Gambar 18, menunjukkan rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air bedasarkan masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang dengan masa panen 5 hari sebanyak 84,44 mg. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang dengan masa panen 10 hari sebanyak 85,77 mg. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian batang dengan masa panen 15 hari sebanyak 86,64 mg. 6. Rangkuman Hasil Rata-rata Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 5, 10, dan 15 Hari Akumulasi logam berat Cd pada bagian daun tanaman kangkung air ada pada bagian batang tanaman kangkung air selama masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
59
Gambar 19. Rangkuman Hasil Rata-rata Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Daun Tanaman Kangkung Air
Berdasarkan Gambar 19, menunjukkan rata-rata akumulasi logam berat Cd pada bagian daun tanaman kangkung air bedasarkan masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen 5 hari sebanyak 0,02 ppm. Rata-rata akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dengan masa panen 10 hari sebanyak 0,02 ppm. Rata-rata akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dengan masa panen 15 hari sebanyak 0,03 ppm. 7. Rangkuman Hasil Rata-rata Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Batang Tanaman Kangkung Air di Masa Panen 5, 10, dan 15 Hari
Akumulasi logam berat Cd pada bagian daun tanaman kangkung air ada pada bagian batang tanaman kangkung air selama masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
60
Gambar 20. Rangkuman Hasil Rata-rata Akumulasi Logam Berat Cd pada Bagian Batang Tanaman Kangkung Air
Berdasarkan Gambar 20, menunjukkan rata-rata akumulasi logam berat Cd pada bagian daun tanaman kangkung air bedasarkan masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Rata-rata kadar vitamin C pada bagian daun dengan masa panen 5 hari sebanyak 0,02 ppm. Rata-rata akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dengan masa panen 10 hari sebanyak 0,02 ppm. Rata-rata akumulasi logam berat Cd pada bagian daun dengan masa panen 15 hari sebanyak 0,03 ppm.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Uji Persyaratan a) Uji Normalitas Pada uji mormalitas populasi diuji sebanyak 6 sampel. Hipotesis statistik yang diuji adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
61
Hi : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Untuk mendapatkan kriteria normalitas populasi digunakan taraf signifikansi α (0,05). Dalam hal ini berlaku: Terima H0, jika sig. Kolmogorov Smirnov > 0,05 yang berarti sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Sebaliknya, tolak H0 jika harga sig. Kolmogorv Smirnov < 0,05 maka sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji kenormalan dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for windows (perhitungan uji dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11),
rangkuman hasil uji normalitas kelompok data
tersebut disajikan pada tabel berikut: Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Kenormalan Populasi Dari Tanaman Kangkung Air Pada Bagian Daun
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardi zed Residual 6 ,0000000 ,25014329 ,317 ,317 -,315 ,776 ,584
Berdasarkan output Tabel 7, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,584 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji pada tanaman kangkung air bagian daun berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji kenormalan pada bagian batang tanaman kangkung air dapat dilihat pada Tabel 8.
62
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Kenormalan Populasi Dari Tanaman Kangkung Air Pada Bagian Batang
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardi zed Residual 6 ,0000000 ,27558423 ,186 ,184 -,186 ,455 ,986
Berdasarkan output Tabel 8, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,986 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji pada tanaman kangkung air bagian batang berdistribusi normal. b) Uji Homogenitas Uji Homogenitas variansi data penelitian menggunakan metode Barlett. Hipotesis statistik yang diuji adalah: H0 : Varians populasi homogen. Hi : Varians populasi tidak homogen. Untuk mendapatkan kriteria homogen populasi digunakan taraf signifikansi α (0,05). Dalam hal ini berlaku: Terima H0, jika nilai x2hit lebih kecil x2tab, berarti sampel berasal dari populasi homogen. Sebaliknya, tolak H0, jika nilai nilai x2hit lebih besar x2tab, berarti sampel berasal dari populasi tidak homogen. Berdasarkan hasil uji Barlett yang sudah dilakukan (pada Lampiran 12), Karena b = b(0.05; 6, 6) = 0,2) > 0,06, maka keputusan
63
gagal tolak Ho dan disimpulkan bahwa kedua data pada tanaman kangkung air di bagian daun dan batang tersebut homogen. 2. Hasil Pengujian Hipotesis Pada pengujian hipotesis statistik pertama dimaksudkan untuk memperoleh data empirik tentang pengaruh antara masa panen terhadap kadar vitamin C pada tanaman kangkung air. Hipotesis statistik yang diuji adalah: H0 :
1
=
2
Hi :
1
>
2
Kriteria hasil uji adalah terima Hi jika nilai signifikasi kurang dari 0,05. Dan sebaliknya Ho jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA 1 arah (dapat dilihat di Lampiran 13) diperoleh hasil yang dapat diringkas dalam tabel sebagai berikut: Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji ANAVA Satu Arah Pengaruh Masa Panen terhadap Kadar Vitamin C pada Bagian Daun Tanaman Kangkung Air ANOVA Kadar Vitamin C Sum of df Mean F Sig. Squares Square Between 6,996 2 3,498 33,543 ,009 Groups Within Groups ,313 3 ,104 Total 7,309 5
Berdasarkan hasil output Tabel 9 didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,009 yang artinya kurang dari 0,01, bahwa Ho ditolak dan Hi yang berbunyi terdapat pengaruh sangat nyata masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian daun tanaman kangkung air diterima. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan masa panen terhadap kadar vitamin C
64
pada bagian daun tanaman kangkung air. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA 1 arah untuk bagian batang tanaman kangkung air (dapat dilihat pada Lampiran 14). Ringkasan hasil uji pengaruh masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji ANAVA Satu Arah Pengaruh Masa Panen terhadap Kadar Vitamin C pada Bagian Batang Tanaman Kangkung Air ANOVA Kadar Vitamin C Sum of Df Mean F Sig. Squares Square Between 4,911 2 2,455 23,822 ,014 Groups Within Groups ,309 3 ,103 Total 5,220 5 Berdasarkan hasil output Tabel 10 di atas didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,014 yang artinya lebih besar dari 0,01, lebih kecil dari 0,05, bahwa Ho ditolak dan Hi yang berbunyi terdapat pengaruh nyata masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air diterima. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air. D. Pembahasan dan Diskusi 1. Ada Pengaruh Sangat Signifikan Masa Panen terhadap Kadar Vitamin C pada Tanaman Kangkung Air Masa panen adalah jangka waktu yang diperhitungkan untuk memanen, berdasarkan kecepatan pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya batang dan daun yang siap untuk dikonsumsi maka dilakukan tiga cara pemanenan, yaitu selama 5
65
hari penanaman, 10 hari penanaman dan 15 hari penanaman. Pemilihan jangka waktu ini untuk antisipasi akumulasi logam berat pada tanaman yang berlebihan dikarenakan suhu lingkungan yang cukup panas sehingga dapat menimbulkan penyerapan air yang cukup banyak pada tanaman kangkung air. Kangkung air yang bersifat hiperakumulator akan dengan mudah menyerap logam yang terdapat di media, dengan sifat hiperakumulator yang dimiliki kangkung air, semakin lama masa panen kangkung air maka akan semakin banyak logam berat yang terserap dalam tubuh tanaman kangkung air. Berdasarkan hasil output Tabel 9 didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,009 yang berarti kurang dari 0,01, bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian daun tanaman kangkung air. Hal ini dapat terjadi dikarenakan akumulasi logam berat Cd pada bagian daun tanaman kangkung air masih rendah yaitu sebesar 0,03 ppm, sehingga tanaman kangkung air belum melakukan mekanisme pertahanan diri dengan vitamin C sebagai antioksidan dan belum mempengaruhi proses metabolisme pembentukan vitamin C. Sedangkan pada hasil output Tabel 10 didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,014 yang artinya lebih besar dari 0,01, lebih kecil dari 0,05, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air. Hal ini dapat terjadi dikarenakan akumulasi logam berat Cd pada bagian batang lebih besar dibandingkan dengan akumulasi logam berat Cd pada bagian daun, namun akumulasi logam berat Cd pada bagian batang belum mempengaruhi metabolisme pembentukan vitamin C sehingga kadar vitamin C masih terus meningkat setiap masa panen tanaman kangkung air.
66
Penyerapan logam berat yang terjadi pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang disebutkan oleh Darmono (dalam Widowati, 2010:186) akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam berat di air dan tanah, tetapi juga pada unsur kimia tanah, jenis logam, pH tanah, dan spesies tanaman. Berkaitan dengan masa panen, semakin lama pemanenan dilakukan maka semakin banyak logam berat yang terakumulasi di dalam tubuh tanaman kangkung air. Logam yang terakumulasi dalam tubuh tanaman merupakan faktor adanya radikal bebas dalam tubuh tanaman, radikal bebas yang
ada dalam tubuh tanaman ini menjadi masalah bagi tanaman itu
sendiri. radikal bebas akan merusak membran sel sehingga akan mengganggu proses metabolisme dalam sel, salah satunya adalah proses sintesis protein yang menghasilkan berbagai jenis protein. Protein yang dihasilkan dari sintesis protein ini akan digunakan untuk pembentukan enzim, enzim digunakan sebagai katalisator dalam berbagai proses pada tubuh tanaman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh masa panen terhadap kadar vitamin C pada bagian batang dan daun tanaman kangkung air. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh yang yang ditimbulkan ialah pengaruh peningkatan kadar vitamin C. Dari data yang dianalisis menunjukkan masih terjadi kenaikan kadar vitamin C dikarenakan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh tanaman kangkung air masih dalam jumlah kecil dan belum mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh tanaman kangkung air. Akumulasi logam berat Cd belum mempengaruhi metabolisme pembentukan vitamin C, sehingga kadar vitamin C masih mengalami kenaikan di setiap waktu masa panen. Tidak terjadi penurunan kadar vitamin C pada tanaman kangkung air selain dikarenakan terus terjadi
67
pembentukan vitamin C, juga disebabkan karena belum terjadinya proses metabolisme antioksidan yang digunakan untuk menanggulangi radikal bebas yang ada di dalam tubuh tanaman. Radikal bebas yang ada dalam tubuh tanaman bisa berasal dari cekaman logam berat, akumulasi yang terjadi dalam tubuh tanaman yang masih dalam kadar aman membuat metabolisme antioksidan tersebut tidak berlangsung sehingga kadar vitamin C dalam tanaman kangkung air tidak terjadi penurunan. 2. Pada Masa Panen 15 Hari Meningkatkan Kadar Vitamin C Dilihat dari hasil penelitian bahwa kadar vitamin C pada setiap waktu pemanenan terus mengalami kenaikan, pada masa panen 15 hari kadar vitamin C yang paling tinggi pada bagian batang dan daun tanaman kangkung air. Hal ini dikarenakan masa panen yang ditetapkan adalah waktu dimana tanaman masih melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Waktu 15 hari pemanenan adalah waktu dari kebiasaan petani dalam memanen tanaman kangkung, kebiasaan tersebut sangat tetap dikarenakan pada waktu 15 hari pemanenan proses pembentukan gizi tanaman seperti vitamin C masih berlangsung. Penelitian ini mengambil waktu 15 hari sebagai waktu pemanenan dikarenakan pada saat penelitian masih dalam keadaan musim kemarau sehingga dimungkinkan proses transpirasi dalam tanaman cukup tinggi, yang otomatis diimbangi dengan proses penyerapan, penyerapan air yang sudah terdapat logam berat akan membuat logam berat masuk ke dalam tubuh tanaman dan akan terakumulasi dalam tubuh tanaman kangkung air, namun dalam hasil penelitian ini jumlah akumulasi logam berat dalam tanaman diperkirakan belum melebihi ambang batas sehingga belum
68
mempengaruhi metabolisme pembentukan vitamin C. Hal ini dikarenakan waktu pemanenan tidak terlalu lama. Akumulasi logam yang tidak terlalu banyak belum membahayakan bagi tanaman sehingga tanaman belum melakukan perlindungan diri dengan cara menyumbangkan elektron dari vitamin antioksidan seperti vitamin C, sehingga tanaman kangkung air yang terpapar logam berat Cd masih mengalami peningkatan kadar vitamin C pada bagian batang dan daun. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kadar vitamin C pada bagian daun lebih tinggi dibandingkan dengan kadar vitamin C pada bagian batang tanaman kangkung air, hal ini dikarenakan letak perbedaan antara batang dan daun. Bagian batang yang lebih dekat dengan akar mengakibatkan akumulasi logam berat
lebih banyak di bagian batang. Akar
merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat penyerapan dan perpindahan logam berat lebih memungkinkan ke bagian batang dibandingkan dengan bagian daun sehingga akumulasi logam berat lebih banyak terjadi di bagian batang. 3. Pemanfaatan Hasil Penelitian Untuk Pembuatan LKPS Lembar
Kegiatan
Praktikum
Siswa
(LKPS)
yang
dikembangkan
berdasarkan hasil penelitian ini menerapkan proses pendekatan ilmiah (saintifik). Seperti yang kita ketahui, pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang dibawa oleh Kurikulum 2013. Menurut Pengembangan Profesi Pendidik, (2014) Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendidikan saintifik dalam pembelajaran. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif
69
(Inductive Reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (Deductive Reasoning). Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengkoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. Dalam Tabel ini terdapat beberapa aspek yang dijelaskan oleh penulis, yaitu sebagai berikut: 1. Proses Penelitian: dimana dalam tabel tersebut menjelaskan setiap tahapan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 2. Fakta Penelitian: dalam tabel tersebut menampilkan atau menggambarkan fakta yang terjadi di lapangan saat proses penelitian terjadi. 3. Proses Sains dalam Penelitian: pada tabel tersebut dijabarkan tentang proses
yang meliputi
mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan pada saat penelitian. 4. Pendekatan Ilmiah (Saintifik): pada tabel tersebut akan penulis jabarkan bagaimana mengkemas langkah-langkah pada pendekatan saintifik yang terjadi pada setiap tahapan penelitian untuk proses pembuatan LKPS. 5. Kompetensi yang Dikembang: pada tabel tersebut penulis menggolongkan ke dalam katagori kompetensi manakah yang terjadi pada tahapan penelitian untuk pembuatan LKPS biologi. Tertuang pada Tabel 11 analisis potensi penelitian untuk pembuatan LKPS.