BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Deskripsi Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP N 2 Pabelan yang beralamat di Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang, Kotak Pos 194 Salatiga, Telp. (0298) 7101944.
1.1.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan yang keseluruhan berjumlah 163 siswa, namun 32 siswa telah diambil sebagai subjek pra penelitian sehingga menyisakan 131 siswa yang menjadi subjek penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada : Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Keseluruhan Subjek Penelitian Jenis Kelamin Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan IX A
14
18
32
IX B
16
16
32
IX C
14
18
32
IX D
16
17
33
IX E
16
18
34
Total
76
87
163
43
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan yang memiliki jenis kelamin laki-laki ada 76 siswa dan perempuan 87 siswa sehingga mencapai total sampel 163 siswa.
1.2 Pelaksanaan Penelitian 1.2.1 Perizinan Penelitian Pada penelitian ini peneliti memberikan surat ijin penelitian setelah peneliti melakukan penelitiannya karena peneliti mendapatkan ijin dari pihak sekolah untuk melakukan penelitian terlebih dahulu.
1.2.2 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2014 dimana pengumpulan data ini diperoleh dari siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara meminta sedikit jam mengajar dari guru SMP N 2 Pabelan yang sedang bertugas, tentu saja setelah meminta ijin terlebih dahulu. Peneliti masuk di setiap kelas dengan memberikan salam kepada siswa terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perkenalan diri. Kemudian peneliti membagikan skala sikap interaksi sosial dan kemampuan sosialisasi kepada masing-masing siswa. Sebelum siswa mulai mengisi instrumen interaksi sosial dan kemampuan sosialisasi, peneliti menerangkan terlebih dahulu kepada siswa tentang prosedur pengisian instrumen tersebut termasuk penjelasan bahwa mereka harus mengisi dengan jujur sesuai keadaan masing-masing siswa dan bahwa instrumen tersebut
44
tidak mempengaruhi nilai akademik siswa di sekolah. Waktu yang peneliti berikan kepada siswa untuk mengisi instrumen adalah 30 menit dimana waktu tersebut sangat cukup untuk mengisi instrumen dengan tidak terburu-buru. Sebelum pengumpulan instrumen oleh siswa kepada peneliti, peneliti meminta siswa untuk mengecek kembali kelengkapan dalam pengisian berupa identitas maupun jawaban yang terlewatkan. Setelah pengecekan selesai, instrumen dikumpulkan kepada peneliti, dan peneliti melakukan pengecekan ulang mengenai kelengkapan dari jumlah instrumen yang telah dibagikan kepada siswa. Dengan lengkapnya jumlah instrumen, maka pengumpulan data selesai dan peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh siswa dan tak lupa memberi salam penutup sebelum meninggalkan kelas.
1.3 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini untuk menganalisis frekuensi interaksi sosial dan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan. 1.3.1 Interaksi Sosial Siswa Kelas IX SMP N 2 Pabelan Dari hasil penjumlahan skor interaksi sosial, kemudian diolah untuk mencari frekuensinya, dan di dapatkan hasil seperti berikut. Langkah pertama yaitu menentukan range terlebih dahulu dengan cara mengalikan jumlah item dengan skor pilihan jawaban instrumen yang paling tinggi dan paling rendah, kemudian hasil perkaliannya dikurangkan : 30 x 4 = 120 30 x 1 = 30 90
45
Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap kategori dengan cara range hasil dari pengurangan dibagi dengan jumlah kategori yaitu:
90 18 sehingga diperoleh interval = 18. 5 Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh tingkat interaksi sosial yang digolongkan menjadi lima kategori, yaitu: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Kategori
Interval
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah Minimum Maksimum
105 – 123 86 – 104 67 – 85 48 – 66 30 – 47
Frekuensi Prosentase 0 86 45 0 0 131 74 105
0% 65,7% 34,3% 0% 0% 100%
Sumber : Diolah dari data mentah skala sikap interaksi sosial
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 131 siswa, 45 (34,3%) siswa memiliki tingkat interaksi sosial yang sedang dan 86 (65,7%) siswa memiliki tingkat interaksi sosial yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan memiliki tingkat interaksi sosial yang tinggi.
1.3.2 Kemampuan Sosialisasi Siswa Kelas IX SMP N 2 Pabelan Dari hasil penjumlahan skor kemampuan sosialisasi, kemudian diolah untuk mencari frekuensinya, dan di dapatkan hasil seperti berikut. Langkah pertama yaitu menentukan range terlebih dahulu, dengan cara mengalikan jumlah
46
item dengan skor pilihan jawaban instrumen yang paling tinggi dan paling rendah, kemudian hasil perkaliannya dikurangkan : 26 x 4 = 104 26 x 1 = 26 78 Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap kategori dengan cara range hasil dari pengurangan dibagi dengan jumlah kategori yaitu:
78 15,6 sehingga diperoleh interval 15,6 yang dibulatkan menjadi 16. 5 Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh tingkat kemampuan sosialisasi yang digolongkan menjadi lima kategori, yaitu: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Sosialisasi Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah Minimum Maksimum
97 – 113 80 – 96 61 – 79 42 – 60 26 – 41
0 50 81 0 0 131 67 92
0% 38,2% 61,8% 0% 0% 100%
Sumber : Diolah dari data mentah skala sikap kemampuan sosialisasi.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 131 siswa, sebanyak 50 (38,2%) siswa mempunyai kemampuan sosialisasi yang tinggi dan 81 (61,8%) siswa mempunyai kemampuan sosialisasi yang sedang. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan memiliki tingkat kemampuan sosialisasi yang berada pada kategori sedang.
47
1.4 Hasil Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis Kendall’s Tau karena dua variabel dalam penelitian ini datanya berbentuk ordinal. Menurut Sugiyono (2011) Korelasi Kendal Tau digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Hasil korelasi antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi antara Interaksi Sosial Dalam Kelompok Teman Sebaya dengan Kemampuan Sosialisasi Siswa SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Pelajaran 2014/2015 Correlations VAR00001 VAR00002 Kendall's tau_b VAR0000 1
VAR0000 2
Correlation Coefficient
1.000
-.017
Sig. (2-tailed)
.
.846
N
131
131
Correlation Coefficient
-.017
1.000
Sig. (2-tailed)
.846
.
N
131
131
Dari tabel 4.4 korelasi antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan tahun pelajaran 2014 / 2015 menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = - 0,017 dan p = 0,846 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
48
interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan sehingga H0 yang berbunyi “tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan” diterima, dan Hi yang berbunyi “ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan” ditolak. Hal ini berarti bahwa belum tentu semakin tinggi interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya maka semakin tinggi pula kemampuan sosialisasi. Dari hasi analisis diperoleh koefisien korelasi sebesar r = - 0,017. Menurut Iqbal (2011) korelasi dua variabel ini sangat rendah/lemah sekali. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Batasan dan Kriteria Korelasi Batasan
Kriteria Korelasi
=0
Tidak ada korelasi
0 < r ≤ 0,20
Korelasi sangat rendah/lemah sekali
0,20 < r ≤ 0,40
Korelasi rendah/lemah tapi pasti
0,40 < r ≤ 0,70
Korelasi yang cukup berarti
0,70 < r ≤ 0,90
Korelasi yang tinggi, kuat
0,90 < r < 1,00
Korelasi sangat tinggi, kuat sekali
=1,00
Korelasi sempurna
49
1.5 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi sebesar r = - 0,017 pada taraf signifikansi p = 0,846 > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP N 2 Pabelan tahun pelajaran 2014 / 2015. Melihat hasil pengkategorian pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 menunjukkan interaksi sosial dalam kategori tinggi dengan frekuensi 86 (65,7%) dan kemampuan sosialisasi dengan frekuensi 81 (61,8%) berada pada kategori sedang. Hasil penelitian ini relevan dengan pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar r = 0,103 pada taraf signifikansi p = 0,529 > 0,05 yang berarti bahwa bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX A SMP N 2 Pabelan Tahun Pelajaran 2014/2015. Menurut Santoso (1992) secara kronologis, peer group adalah lembaga kedua yang utama untuk sosialisasi. Sehingga individu mencari kelompok yang sesuai dengan keinginannya, dimana individu bisa saling berinteraksi satu sama lain dan merasa diterima dalam kelompoknya. Selanjutnya, menurut Zanden (dalam Damsar, 2011) mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses interaksi sosial dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku esensial untuk keikutsertaan (partisipasi) efektif dalam masyarakat.
50
Dengan demikian hasil penelitian ini tidak relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Santoso (1992) maupun Zenden (dalam Damsar, 2011). Kemudian, dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Pelajaran 2014 / 2015 ini peneliti menduga bahwa ini bisa saja di sebabkan karena tidak adanya hubungan yang signifikan juga antara dua aspek variabel dimana peneliti telah mengkorelasikan tiap-tiap aspek variabel X dengan aspek variabel Y yang hasilnya menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tiap-tiap aspek variabel X dengan variabel Y. Hasil pengkorelasian ini dapat dilihat pada lampiran.
51