BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian Deskripsi data berusaha menampilkan gambaran masing-masing variabel penelitian, yaitu kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi dan kinerja guru.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
(terlampir)
dengan menggunakan perhitungan statistik diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: 1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah Variabel ini menunjukkan bahwa dari jumlah responden 43 orang diperoleh skor tertinggi sebesar 175; skor terendah sebesar 123; rata-rata sebesar 154,9; dan simpangan baku sebesar 8,91. Selanjutnya untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden terhadap variabel kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu sangat setuju (165-175), setuju (154–164), ragu-ragu (143–153), tidak setuju (132–142) dan sangat kurang (121-131). Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperoleh nilai rata-rata variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 154,9. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah termasuk dalam kategori setuju (165-175), artinya bahwa kepala sekolah 57
dalam bertindak sebagai pemimpin dengan para guru memiliki tingkat kriteria yang setuju. 2. Variabel Iklim Organisasi Variabel ini menunjukkan bahwa dari jumlah responden 43 orang diperoleh skor tertinggi sebesar 95; skor terendah sebesar 61, rata-rata sebesar 85,86; dan simpangan baku sebesar 6.508. Selanjutnya untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden terhadap variabel iklim organisasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu sangat setuju (88-95), setuju (80-87), ragu-ragu (72-79), tidak setuju (64-71) dan sangat tidak setuju (56-63). Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperlolah nilai rata-rata variabel iklim organisasi sebesar 85.86. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa iklim organisasi termasuk dalam kategori setuju (80-87), artinya bahwa iklim organisasi yang terjadi di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang berada dalam kondisi setuju mendukung untuk melaksanakan rutinitas kerja sehari-hari. 3. Variabel Kinerja Guru Variabel ini menunjukkan bahwa dari jumlah responden 43 orang diperoleh skor tertinggi sebesar 146; skor terendah sebesar 106, rata-rata sebesar 131.95; dan simpangan baku sebesar 8. Selanjutnya untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden terhadap variabel kinerja guru berdasarkan kriteria 58
yang telah ditetapkan yaitu sangat setuju (138-146), setuju (129-137), ragu-ragu (120-128), tidak setuju (111-119) dan sangat tidak setuju (102-110). Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperoleh nilai rata-rata variabel kinerja guru sebesar 131.95. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru termasuk dalam kategori ragu-ragu
(129-137), artinya
bahwa kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang berada dalam kondisi ragu-ragu. Para guru telah menunjukkan kinerja yang cukup dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk lebih jelasnya kategori ketiga variabel tersebut tersaji dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.1 Rekapitulasi Kecenderungan Variabel Penelitian Variabel Penelitian
Rata-rata Kecenderungan
Kriteria (Kecenderungan)
1.
Kepemimpanan Kepala sekolah
154,9
setuju
2.
Iklim Organisasi
85.86
setuju
3.
Kinerja Guru
131.95
ragu-ragu
No.
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Untuk dapat melaksanakan analisis statistik dengan teknik analisis korelasi terlebih dahulu perlu adanya beberapa persyaratan, yaitu sampel yang dipilih secara acak, hubungan antara variabel independen (bebas = X) dengan variabel dependen (terikat = Y) merupakan hubungan linier dan data tersebut harus 59
berdistribusi normal atau mendekati nilai kenormalan. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan hasil perhitungan uji normalitas data dan uji linieritas data sebagai berikut. a. Uji Normalitas Data Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kepemimpinan Kepala Sekolah N 43 Mean 154.9302 Normal Std. a,b Parameters 8.91333 Deviation Absolute .162 Most Extreme Positive .122 Differences Negative -.162 Kolmogorov-Smirnov Z 1.061 Asymp. Sig. (2-tailed) .210
Iklim Organisasi
Kinerja Guru
43 85.8605
43 131.9535
6.50853
8.03550
.160 .103 -.160 1.047 .223
.150 .102 -.150 .987 .285
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer diolah, 2014
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan
hasil
perhitungan
(terlampir)
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov di atas nilai Asymp. Sig. dua sisi variabel kepemimpinan kepala sekolah adalah 0,210 sehingga Ho diterima pada tingkat signifikansi 5% atau dapat dikatakan bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah yang diambil dari responden 43 orang berdistribusi normal, mengingat nilai sig. = 0,210 > α = 0,05. 60
2. Variabel Iklim Organisasi Berdasarkan
hasil
perhitungan
(terlampir)
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov di atas nilai Asymp. Sig. dua sisi variabel iklim organisasi adalah 0,223, sehingga Ho diterima pada tingkat signifikansi 5% atau dapat dikatakan bahwa variabel iklim organisasi yang diambil dari responden 43 orang berdistribusi normal, mengingat nilai sig 0,223 > 0,05. 3. Variabel Kinerja Guru Berdasarkan
hasil
perhitungan
(terlampir)
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov di atas nilai Asymp. Sig. dua sisi variabel kinerja guru adalah 0,285, sehingga H0 diterima pada tingkat signifikansi 5% atau dapat dikatakan bahwa variabel kinerja guru yang diambil dari responden 43 orang berdistribusi normal, mengingat nilai sig 0,285 > 0,05. Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar Keputusan kinerja guru: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas. Adapun secara grafik uji normalitas sebagai berikut:
61
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi kinerja guru berdasar masukan variabel independennya. 62
b. Keberartian Persamaan Regresi Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) uji keberartian persamaan regresi sederhana antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y), dan iklim organisasi (X2) dengan kinerja guru (Y) diperoleh hasil-hasil analisis data sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Variabel X – Y Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Model
B
Kepemimpinan Sekolah Iklim Organisasi
Kepala
t
Sig.
3.239
.00 2
Beta
65.29 20.160 1
(Constant) 1
Std. Error
Standardize d Coefficients
.335
.152
.372
2.204
.03 3
.171
.208
.139
.822
.41 6
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
1. Dari hasil uji berarti regresi ganda antara variabel X1 dan X2 dengan Y diperoleh hasil persamaan regresi ganda: ^Y = 65.291 + 0,335 X1 + 0,171 X2, dan Fhitung sebesar 4,307, artinya jika terjadi perubahan suatu unit pada variabel X1 dan X2 akan diikuti pula perubahannya oleh variabel Y masingmasing sebesar 0,335 dan 0,171 satuan; 2. Dengan kriteria uji yang sama dengan uji keberartian sederhana tersebut, dapat dikemukakan 63
bahwa Ho ditolak, dan dengan demikian bentuk regresi gandanya berarti, sebab Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% (terlampir).
4.3 Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk membuktikan beberapa hipotesis yang telah dibuat dengan model regresi linier berganda. Adapun persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Kinerja guru = α + β1 kepemimpinan + β2 iklim organisasi; b. Kinerja guru = 65.291 + 0,335 kepemimpinan + 0,171 iklim organisasi. Keterangan: α = 65.291 artinya apabila variabel kepemimpinan dan iklim organisasi konstan maka variabel kinerja guru sebesar 65.291. β1 = 0,335 artinya apabila variabel kepemimpinan kepala sekolah terjadi kenaikan satu sedangkan variabel iklim sekolah konstan maka variabel kinerja guru akan ikut naik sebesar 0,335. β2 = 0,171 artinya apabila variabel iklim sekolah terjadi kenaikan satu sedangkan variabel kepemimpinan kepala sekolah konstan maka varabel kinerja guru akan ikut naik sebesar 0,171.
Hipotesis I Hipotesis I menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. Untuk membuktikan 64
terdapat atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru maka dilakukan uji regresi dengan bantuan program SPSS. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Variabel X1 dengan Y a
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients B
1
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
65.291
20.160
Kepemimpinan Kepala Sekolah
.335
.152
Iklim Organisasi
.171
.208
t
Sig.
Beta 3.239
.002
.372
2.204
.033
.139
.822
.416
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Uji t masing-masing dapat dilihat pada Tabel 4.4 yaitu pada nilai t dengan α = 0,05 nilai df = n-k-1 = 43-2-1 = 40, maka nilai ttabel diperoleh yaitu 1,697. Hasil analisis membuktikan bahwa thitung untuk kepemimpinan kepala sekolah (X1) lebih besar dari ttabel atau 2,204 >1,697 dengan nilai probabilitas sebesar 0,033 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis I yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru terbukti. Apabila kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah baik maka kinerja guru juga akan
65
meningkat dengan sendirinya. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis pada tabel coeffisient kolom B didapat nilai kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebesar 0,335. Hipotesis II Hipotesis II menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru. Untuk membuktikan apakah ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru dilakukan dengan uji regresi. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Variabel X2 dengan Y a
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients B
1
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
65.291
20.160
Kepemimpinan Kepala Sekolah
.335
.152
Iklim Organisasi
.171
.208
t
Sig.
Beta 3.239
.002
.372
2.204
.033
.139
.822
.416
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Uji t masing-masing dapat dilihat pada Tabel 4.5 yaitu pada nilai t dengan α = 0,05 nilai df = n-k-1 = 43-2-1 = 40 maka nilai ttabel diperoleh yaitu 1,697. Hasil analisis membuktikan bahwa thitung untuk iklim organisasi (X2) lebih kecil dari ttabel atau 0,822 <1,697 66
dengan nilai probabilitas sebesar 0,416 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis II yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru terbukti. Apabila iklim organisasi baik maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis pada tabel coeffisient kolom B didapat nilai iklim organisasi (X2) sebesar 0,171. Hipotesis III Hipotesis III menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru maka dilakukan uji regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Adapun hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.6 Model Summary Uji Regresi Linier Berganda Model Summary Model
R
1
.421
a
R Square
Adjusted Square
.177
.136
R Std. Error of the Estimate 7.46892
a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah
67
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Anova a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
480.519
2
240.260
4.307
.020
Residual
2231.388
40
55.785
Total
2711.907
42
b
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh Fhitung sebesar 4.307 dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat segnifikan 0,05, df 1 = jumlah variabel – 1 = 3-1 = 2 dan df 2 (n-k-1) atau 43-2-1 = 40, hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 3,23 (lihat tabel pada lampiran). Tabel di atas menunjukkan bahwa secara simultan terdapat hubungan yang siginifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Hal ini dibuktikan dari hasil uji Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 4.307>3,23 dengan nilai probabilitas sebesar 0,020 <0,05. Hasil uji R menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi dapat menjelaskan variabel kinerja guru sebesar 17,7% sedangkan sisanya sebesar 82,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.
68
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Sub Rayon 6 Seluas Kabupaten Bengkayang Hipotesis I membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, karena kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan KBM, administrasi sekolah, pembinaan guru dan staf, serta mengupayakan sarana dan prasarana di sekolah. Sedangkan kepemimpinan merupakan kemampuan yang bersifat informatif dan persuasif dalam melaksanakan peranan interpersonal (interpersonal role), informasional (informasional role) dan peranan memutuskan (decissional role) untuk mengkoordinasikan guru (dan karyawan) agar bersama-sama mencapai tujuan organisasi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan gaya kepemimpinan kepala sekolah akan menyebabkan tingginya kinerja guru. Begitu pula sebaliknya, apabila gaya kepemimpinan kepala sekolah menurun maka kinerja guru juga akan rendah atau menurun. Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu 69
aspek kepemimpinan yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengelolaan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan (Dikmenum, 2002:16). Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam memimpin organisasinya (dalam hal ini di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang) berimplikasi pada kinerja guru yang semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi bahwa koefisien
kepemimpinan
kepala
sekolah
bertanda
positif. Berdasarkan
temuan
dalam
penelitian
dan
konsep di atas, maka kepada para kepala sekolah agar: (1) menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di sekolah sebagai titik tolak untuk menentukan skala prioritas dalam upaya meningkatkan kinerja guru yang optimal; (2) menjalin hubungan komunikasi yang lebih baik dengan para guru sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat segera diatasi dengan bijaksana. Penelitian ini didukung oleh Lilik Kusmedi (2003) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SLTP di Ambarawa.
70
2. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Sub Rayon 6 Seluas Kabupaten Bengkayang Hipotesis II membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan iklim organisasi terhadap kinerja guru, karena iklim organisasi merupakan keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi: kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, harapan pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertiban/disiplin. Iklim organisasi sekolah adalah seperangkat prioritas lingkungan pengembangan kerja, yang dipersepsikan pegawai secara langsung atau tidak langsung yang dianggap sebagai faktor utama dalam mempengaruhi perilaku pegawai (Gibson 1985:121). Selanjutnya menurut Pidarta (1995:121), bahwa iklim, normanorma, harapan-harapan dan kepercayaan personalia sekolah dapat mempengaruhi perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas. Dengan ungkapan yang berbeda Owen (1991:43) mengatakan, iklim organisasi berkaitan dengan persepsi orang yang ada di dalam organisasi yang menggambarkan tentang norma, asumsi dan kepercayaan yang ada. Iklim organisasi yang kondusif pada SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang akan berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika iklim 71
organisasi sekolah semakin membaik maka kinerja guru juga semakin membaik. Penelitian Kusnan (2005) terhadap prajurit dan pegawai sipil di Garnisun Tetap III Surabaya membuktikan bahwa iklim organisasi tidak signifikan berpengaruh pada kinerja prajurit. Namun penelitian yang dilakukan oleh Sumartiningsih (2004) dan Prasetyo (2005) membuktikan bahwa iklim organisasi berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah terhadap Kinerja Guru di
SMP
Sub
Rayon
6
Seluas
Kabupaten
Bengkayang Hipotesis pengaruh
yang
III
membuktikan
signifikan
bahwa
kepemimpinan
terdapat kepala
sekolah dan iklim organisasi terhadap kinerja guru. Menurut Gibson (1985:52), seorang guru dapat menjadi profesional dalam pekerjaannya ditentukan oleh faktor individu guru sendiri dan juga oleh faktor di luar dirinya”. Faktor luar tersebut akan menyangkut institusi (organization), kepemimpinan (leadership), dan kelompok
organisasi
(group
organization).
Dengan
demikian bahwa kinerja guru sangat berpengaruh dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengkomunikasikan program kerja lembaga sekolah tersebut. Demikian pula, iklim organisasi sekolah yang kondusif akan mendorong kinerja guru yang semakin tinggi, sebab iklim organisasi yang kondusif akan 72
memberi perasaan nyaman dan menciptakan suasana kerja yang mendukung. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lazarus Sailana (2005) di SMA Negeri di Kabupaten Timor Tengah Selatan, menunjukkan bahwa persepsi guru mengenai kriteria kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja turut mempengaruhi kinerja guru. Persepsi guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang memandang bahwa kriteria kepemimpinan merupakan aspek yang sangat berarti bagi guru dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan iklim kerja berkaitan dengan situasi dan kondisi kerja sehari-hari dalam kondisi lama,
sehingga
kedua
variabel
tersebut
secara
langsung memiliki pengaruh erat dengan kinerja guru.
73