29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika tentang luas bangun datar dengan kompetensi dasar 3.1 Menghitung Luas bangun Datar pada hari Rabu tanggal 24 Juli 2013
hasil belajar belum maksimal atau tidak mencapai ketuntasan maksimal yang
dipersyaratkan. Hasil ulangan formatif menunjukan nilai rata-rata 56,74 dengan tingkat ketuntasan 26 % dari KKM yang dipersyaratkan yaitu 70. Dalam tabel ketuntasan tampak sebagai berikut : Tabel 4. Hasil belajar Siswa Pada Pembelajaran Prasiklus Nilai
Frekwensi
Jumlah
Keterangan
90-100
-
-
80 -89
1
80
Tuntas =
70-79
5
355
60-69
8
485
6 x 100 = 26% 23
50-59
6
300
Belum tuntas
40-49
2
80
30-39
1
30
17 x 100 = 74% 23
Jumlah
23
1.330
80% 60% tuntas
40%
tidak tuntas
20% 0% Tuntas
tidak tuntas
Gambar 3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Prasiklus
30
Menurut data di atas tampak bahwa tingkat ketuntasan belajar matematika pada materi luas bangun datar di kelas V semester 1 SD Negeri Pandansari 01 masih rendah. Hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 atau 26 % dari seluruh siswa. Ini berarti ada 74 % siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika tersebut. Masih menurut data di atas nilai rata-rata ulangan matematika yang diadakan peneliti pada pembelajaran matematika hanya 56,74 ,hal ini membuktikan bahwa selama ini konsep yang diterima siswa tentang luas bangun datar belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti bersama teman sejawat bersama – sama mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan,dengan harapan pembelajaran akan mencapai keberhasilan . Permasalahan yang menonjol pada pembelajaran awal adalah siswa tidak menguasai konsep luas bangun datar yang di berikan guru meskipun konsep tersebut telah dijelaskan dan diberi contoh berkali – kali. Berdasarkan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat telah ditemukan titik kelemahan pembelajaran tersebut yakni tidak digunakannya model pembelajaran yang menarik dan menantang siswa untuk berpikir. Dalam pembelajaran matematika tersebut siswa mengalami banyak permasalahan seperti motivasi rendah,perhatian kurang maksimal dan nilai formatif rendah. Salah satu upaya peneliti untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan dibantu alat peraga persegi satuan yang terbuat dari kertas karton untuk mengkonkretkan informasi atau rumus bangun datar yang bersifat verbal.
Dengan
penggunaaan model pembelajaran jigsaw dan bantuan alat peraga persegi satuan ini diharapkan siswa dapat menguasai konsep luas bangun datar. Dengan penguasaan konsep ini diharapkan hasil belajar matematika tentang Luas bangun datar dapat meningkat dan mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ). 4.1.2 Siklus I 4.1.2.1 Tahap Perencanaan Perbaikan pembelajaran pada siklus I pada pembelajaran matematika tentang luas bangun datar ini merupakan perbaikan pembelajaran dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada pra siklus
berdasarkan refleksi guru dan diskusi dengan teman
sejawat. Dalam rencana pembelajaran yang telah dirumuskan yaitu luas bangun datar dengan indikator menemukan rumus Luas Bangun Datar peneliti mempersiapkan
31
perangkat
pembelajaran
yaitu
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran,Soal
tes
formatif,Lembar Kegiatan Siswa ,lembar observasi keaktifan siswa,lembar observasi kinerja guru ,dan perangkat pembelajaran yang mendukung.dan demi suksenya pelaksanaan pembelajaran dengan model jigsaw dengan alat peraga persegi satuan ini, dua hari sebelum pelaksanaan siklus I ,siswa diberikan penjelasan guru sebagai peneliti tentang langkah-langkah model pembelajaran jigsaw dan cara penggunaan alat peraga satuan persegi. Rencana perbaikan pembelajaran secara garis besar terdiri dari kegiatan awal,kegiatan inti,dan kegiatan akhir. 4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi Luas bangun datar guru bertindak sebagai peneliti melaksanakan siklus I pada tanggal 19 dan 23 Agustus 2013 di Kelas V SD Negeri Pandansari 01 dengan jumlah siswa 23 orang.Pada Siklus I ini indikator yang direncanakan peneliti adalah menemukan rumus Luas bangun datar yang terdiri dari dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut : a. guru mempersiapkan pembelajaran dengan menyuruh siswa berdoa,mengabsen siswa ,dan memberikan informasi serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi agar selalu giat belajar; b. siswa mengerjakan soal yang diberikan guru yaitu menuliskan rumus luas bangun persegi panjang sebagai apersepsi; c. siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang,setiap orang diberi tugas untuk menghitung luas segitiga dan luas trapesium secara acak yaitu perpaduan siswa yang pandai dan kurang pandai; d. Setiap 2-3 siswa yang mendapat tugas menghitung luas bangun segitiga , trapesium ,jajar genjang,dan layang-layang berkumpul dalam satu kelompok ahli untuk mendiskusikan cara menghitung luas bangun segitiga dan trapesium dibawah bimbingan guru dengan bantuan alat peraga persegi satuan dan kerangka segitiga dan trapesium; e. Setelah kelompok ahli setelah selesai berdiskusi dan mampu menghitung luas segitiga dan trapesium,jajar genjang,dan layang-layang kelompok ahli kembali ke kelompok induk dan mendiskusikannya bersama kelompok induk;
32
e. Setiap kelompok induk mempresentasikan di depan kelas hasil diskusi kelompok tentang rumus luas bangun datar; f. siswa dan guru menyimpulkan dan merangkum hasil diskusi kelompok maupun diskusi kelas tentang rumus luas bangun datar. h. siswa menyelesaikan ulangan formatif (post test ). 4.1.2.3 Hasil Tindakan Selama siswa mengikuti pembelajaran Matematika pada Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw dan dukungan alat peraga persegi satuan keaktifan siswa meningkat secara signifikan yaitu sesuai dengan hasil penilaian yang dilakukan observer seperti tampak pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Hasil Penilaian Aktivitas siswa Kelas V SD Negeri Pandansari 01 pada Siklus I Pelaksanaan
Skor yang diperoleh
Rata-rata
Prosentase
Kriteria
( Skor Maksimal 25 ) Pertemuan I
17
3,40
68 %
Cukup
Pertemuan II
19
3,80
76 %
Baik
Berdasarkan data di atas pada pertemuan pertama Siklus I hasil penilaian observer terhadap aktivitas belajar siswa hanya 68 % dengan katagori cukup,namun pada pertemuan kedua aktivitas meningkat tajam menjadi 76 % dengan kategori baik. Menurut observer maupun teman sejawat aktivitas siswa ini belum tampak maksimal karena ada sebagian siswa yang belum mengetahui urutan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw,dan aktivitas bertanya siswa yang kurang maksimal dan diperbaiki pada Siklus II. Hasil belajar atau hasil post test yang dilakukan oleh peneliti pada Siklus I ini tertera pada tabel 4 sebagai berikut :
33
Tabel 6 Hasil belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I Nilai
Frekwensi
Jumlah
Keterangan
90-100
1
95
80 -89
4
285
23
70-79
14
1020
tidak tuntas
60-69
4
245
4 x 100 = 18% 23
Jumlah
23
1640
Tuntas =19 x 100 = 82%
100% 80% 60%
tuntas
40%
tidak tuntas
20% 0% Tuntas
tidak tuntas
Gambar 4 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada siklus I Dari hasil belajar Matematika pada materi Luas bangun datar di atas dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan model pembelajaran jigsaw diperoleh hasil belajar siswa yang sangat tinggi yaitu dengan ketuntasan 82 % siswa bernilai di atas 70 dan ratarata hasil belajar yang telah mencapai 72,83. Hasil pengamatan observer tentang siswa antara lain adanya peningkatan pemahaman konsep bangun datar secara nyata,bukan hapalan rumus belaka. Siswa mulai mencoba menggunakan persegi satuan dan model pembelajaran jigsaw secara antusias untuk menentukan rumus luas segitiga , trapesium ,jajar genjang,dan layang-layang. Dalam pemebelajaran siklus I tampak keaktifan siswa dalam
belajar dan tingkat partisipasi siswa meningkat secara drastis. Sehingga
pembelajaran siklus I ini tampak cukup optimal jika dibandingkan dengan kegiatan pra siklus.Namun peneliti akan berusaha meningkatkan hasil belajar siswa pada Siklus II.
34
4. 1.2.4 Hasil Observasi Penilaian dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dengan menggunakan lembar penilaian kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran ini tampak pada tabel 5 yaitu : Tabel 7 Hasil Penilaian Guru dalam menerapkan Model pembelajaran Jigsaw pada Siklus I pertemuan pertama No.
Aspek yang diamati
Dilakukan
Skor
I.
Kegiatan awal pembelajaran
ya
1.
Memberi salam,berdoa,dan presensi
√
√
2.
Mengkondisikan kelas dan peralatan
√
√
3.
Memberi motivasi siswa
√
√
4.
Melakukan apersepsi
√
√
5.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
II
Kegiatan Inti pembelajaran
1.
Membagi siswa dalam kelompok
√
√
2.
Membagi tugas secara individu
√
√
3.
Tugas individu dibawa ke kelompok ahli
√
4.
Kelompok ahli menemukan rumus luas
√
5.
Membantu siswa merumuskan luas dengan satuan persegi
√
√
6.
Menjadi fasilitator dalam diskusi kelompok
√
√
7.
Merumuskan kesimpulan bersama siswa
√
√
III.
Kegiatan Akhir
1.
Memberi penguatan
√
√
2.
Memberikan soal latihan
√
√
3.
Melakukan tindak lanjut
√
Tidak
1
2
3
√ √
√
Jumlah
1
8
Jumlah Skor
1
16 18
6
Total Skor
35
Prosentase
62 %
Kategori
Cukup
4
35
Pada pertemuan kedua Siklus I kinerja guru mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama,hal ini dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 8 Hasil Penilaian Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw pada Siklus I Pertemuan Kedua No. I. 1. 2. 3. 4. 5. II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. III. 1. 2. 3.
Aspek yang diamati Kegiatan awal pembelajaran Memberi salam,berdoa,dan presensi Mengkondisikan kelas dan peralatan Memberi motivasi siswa Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti pembelajaran Membagi siswa dalam kelompok Membagi tugas secara individu Tugas individu dibawa ke kelompok ahli Kelompok ahli menemukan rumus luas Membantu siswa merumuskan luas bagun datar dengan bantuan satuan persegi Menjadi fasilitator dalam diskusi kelompok Merumuskan kesimpulan bersama siswa Kegiatan Akhir Memberi penguatan Memberikan soal post test Melakukan tindak lanjut Jumlah Jumlah Skor Total Skor Prosentase Kategori
Dilakukan ya √ √ √ √ √
Skor
Tidak
1
2
3
4 √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√ √
√
√ √ √
√ √ √ 1 7 6 2 21 24 47 83 % Baik
√
-
Walaupun kinerja guru pada pertemuan kedua Siklus I ini sudah baik,namun dengan kondisi
hasil
belajar yang belum maksimal, maka
ditingkatkan pada siklus II.
kinerja
guru
akan
36
4.1.2.5 Hasil Refleksi Pada tahap ini observer sekaligus teman sejawat memberikan masukan dan saran agar proses pembelajaran pada Siklus II ditekankan pada penguasaan siswa akan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan aktivitas siswa maupun kinerja guru yang muaranya membawa dampak meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut observer hasil kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama sebesar 62 % dan pada pertemuan kedua sebesar 83 % masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar siswa juga ikut meningkat.Dan direncanakan pada Siklus II ini siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan yaitu dapat menghitung luas bangun datar dengan angka-angka bukan satuan persegi lagi,melainkan dengan satuan baku seperti cm2 atau m2. 4.1.3 Siklus II 4.1.3.1 Tahap Perencanaan Perbaikan pembelajaran pada siklus II pada pembelajaran matematika tentang luas bangun datar ini merupakan perbaikan pembelajaran dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada par siklus I berdasarkan refleksi guru dan diskusi dengan teman sejawat. Dalam rencana pembelajaran yang telah dirumuskan yaitu materi luas bangun datar dengan indikator Menghitung Luas Bangun Datar peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,Soal tes formatif,Lembar Kegiatan Siswa ,lembar observasi keaktifan siswa,lembar observasi kinerja guru,dan perangkat pembelajaran yang mendukung. Rencana perbaikan pembelajaran secara garis besar terdiri dari kegiatan awal,kegiatan inti,dan kegiatan akhir. 4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi Luas bangun datar guru bertindak sebagai peneliti melaksanakan siklus I pada tanggal 26 dan 30 Agustus 2013 di Kelas V SD Negeri Pandansari 01 dengan jumlah siswa masih sama yaitu 23 orang.Pada Siklus II ini indikator yang direncanakan peneliti adalah Menghitung Luas bangun datar yang terdiri dari dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut : a. guru mempersiapkan pembelajaran dengan menyuruh siswa berdoa,mengabsen siswa ,dan memberikan informasi serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi agar selalu giat belajar;
37
b. siswa mengerjakan soal yang diberikan guru yaitu menghitung luas bangun segitiga,trapesium,jajar genjang,dan layang-layang; c. siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang,setiap orang diberi tugas untuk menghitung luas segitiga , luas trapesium ,luas jajar genjang,dan luas layang-layang tidak menggunakan bantuan persegi satuan lagi secara acak yaitu perpaduan siswa yang pandai dan kurang pandai; d. Setiap 2-3 siswa yang mendapat tugas menghitung luas bangun segitiga , trapesium ,jajar genjang,dan layang-layang berkumpul dalam satu kelompok ahli untuk mendiskusikan cara menghitung luas bangun segitiga , trapesium,jajar genjang,dan layang-layang dengan satuan persegi dibawah bimbingan guru ; e. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi dan mampu menghitung luas segitiga dan trapesium,jajar genjang,dan layang-layang dalam satuan persegi ,kelompok ahli kembali ke kelompok induk dan mendiskusikannya bersama kelompok induk; e. Setiap kelompok induk mempresentasikan di depan kelas hasil diskusi kelompok tentang luas segitiga,trapesium,jajar genjang,dan layang-layang dalam satuan persegi. f. siswa dan guru menyimpulkan dan merangkum hasil diskusi kelompok maupun diskusi kelas tentang cara menghitung luas bangun bagun datar; h. siswa menyelesaikan soal latihan 4.2.3.3 Hasil Tindakan Selama siswa mengikuti pembelajaran Matematika pada Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw dwalaupun tanpa dukungan alat peraga persegi satuan keaktifan siswa meningkat secara signifikan yaitu sesuai dengan hasil penilaian yang dilakukan observer seperti tampak pada tabel di bawah ini :
38
Tabel 9 Hasil Penilaian Aktivitas siswa Kelas V SD Negeri Pandansari 01 pada Siklus II Pelaksanaan
Skor yang diperoleh
Rata-rata
Prosentase
Kriteria
( Skor Maksimal 25 ) Pertemuan I
22
4,40
88 %
Baik
Pertemuan II
24
4,80
96 %
Baik sekali
Berdasarkan data di atas pada pertemuan pertama Siklus II hasil penilaian observer terhadap aktivitas belajar siswa mencapai 88 % 68 % dengan katagori baik,dengan meningkat lagi menjadi 96 % dengan kategori baik sekali. Menurut observer yang sekaligus teman sejawat aktivitas siswa ini pasti akan mendukung perolehan hasil belajar pada pelaksanaan post test pada siklus II pertemuan kedua. Hasil belajar atau hasil post test yang dilakukan oleh peneliti pada Siklus II ini tertera pada tabel 8 sebagai berikut : Tabel 10 Hasil belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus II Nilai
Frekwensi
Jumlah
Keterangan
90-100
8
570
80 -89
11
895
23
70-79
3
210
tidak tuntas
60-69
1
60
1 x 100 = 9% 23
Jumlah
23
1735
Tuntas =22 x 100 = 91%
39
100% 90% 80% 70% 60% 50%
tuntas
40%
tidak tuntas
30% 20% 10% 0% Tuntas
Tidak tuntas
Gambar 4 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada siklus II Dari hasil belajar Matematika pada materi Luas bangun datar di atas dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan model pembelajaran jigsaw diperoleh hasil belajar siswa yang sangat tinggi yaitu dengan ketuntasan 91 % siswa bernilai di atas 70 dan ratarata hasil belajar yang telah mencapai 83,87. Hasil pengamatan observer tentang siswa antara lain adanya peningkatan pemahaman konsep bangun datar secara nyata,bukan hapalan rumus belaka. Dalam penelitian ini terbukti dengan digunakannya model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan tingkat partisipasi siswa meningkat secara drastis. Juga hasil belajar siswa meningkat drastis dengan ketuntasan belajar yang mencapai 96 % Penelitian ini dianggap berhasil. 4. 1.3.4 Hasil Observasi Penilaian dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dengan menggunakan lembar penilaian kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran ini tampak pada tabel 9 yaitu :
40
Tabel 11 Hasil Penilaian Guru dalam menerapkan Model pembelajaran Jigsaw pada Siklus II pertemuan pertama No.
Aspek yang diamati
Dilakukan Tidak
Skor
I.
Kegiatan awal pembelajaran
ya
1
2
3
4
1.
Memberi salam,berdoa,dan presensi
√
2.
Mengkondisikan kelas dan peralatan
√
3.
Memberi motivasi siswa
√
4.
Melakukan apersepsi
√
5.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
II
Kegiatan Inti pembelajaran
1.
Membagi siswa dalam kelompok
√
2.
Membagi tugas secara individu
√
√
3.
Tugas individu dibawa ke kelompok ahli
√
√
4.
Kelompok ahli menghitung luas bangun datar
√
√
5.
Membantu siswa menghitung luas
√
√
6.
Menjadi fasilitator dalam diskusi kelompok
√
√
7.
Merumuskan kesimpulan bersama siswa
√
√
III.
Kegiatan Akhir
1.
Memberi penguatan
√
√
2.
Memberikan soal latihan
√
3.
Melakukan tindak lanjut
√
√ √ √ √ √ √
√ √
Jumlah
6
Jumlah Skor
18 32
Total Skor
50
Prosentase
89
Kategori
baik
8
41
Pada pertemuan kedua Siklus II pertemuan kinerja guru mengalami peningkatan luar biasa dibandingkan pada pertemuan pertama,hal ini dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut : Tabel 12 Hasil Penilaian Guru dalam menerapkan Model pembelajaran Jigsaw pada Siklus II pertemuan kedua No.
Aspek yang diamati
Dilakukan Tidak
Skor
I.
Kegiatan awal pembelajaran
ya
1
2
3
4
1.
Memberi salam,berdoa,dan presensi
√
√
2.
Mengkondisikan kelas dan peralatan
√
√
3.
Memberi motivasi siswa
√
√
4.
Melakukan apersepsi
√
√
5.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
II
Kegiatan Inti pembelajaran
1.
Membagi siswa dalam kelompok
√
√
2.
Membagi tugas secara individu
√
√
3.
Tugas individu dibawa ke kelompok ahli
√
4.
Kelompok ahli menghitung luas bangun datar
√
√
5.
Membantu siswa menghitung luas
√
√
6.
Menjadi fasilitator dalam diskusi kelompok
√
√
7.
Merumuskan kesimpulan bersama siswa
√
√
III.
Kegiatan Akhir
1.
Memberi penguatan
√
√
2.
Memberikan soal post test
√
√
3.
Melakukan tindak lanjut
√
√
√
Jumlah
-
-
2
12
Jumlah Skor
-
-
6
48
Total Skor
54
Prosentase
96%
Kategori
Baik sekali
42
4.2.3.5 Hasil Refleksi Pada tahap ini observer sekaligus teman sejawat peneliti memberikan masukan dan saran agar proses pembelajaran pada Siklus II sudah mencapai maksimal baik dari segi aktivitas siswa,kinerja guru maupun hasil belajar siswa. Dan penelitian ini dianggap berhasil secara signifikan. 4.2 Hasil Analisis Data Pengamatan yang dilakukan oleh observer maupun guru sebagai peneliti mengahsilkan data-data hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran jigsaw pada kelas VI tentang Luas bangun datar pada Siklus I dan Siklus II sebagai berikut : 4.2.1 Aktivitas Belajar Siswa dalam penerapan model jigsaw Hasil perbandingan aktivitas siswa dalam pembelajaran Siklus I dan Siklus II tampak dalam table 11 sebagai berikut : Table 13 Perbandingan aktivitas siswa dalam pembelajaran Siklus I dan Siklus II Pelaksanaan
Skor yang diperoleh
Rata-rata
Prosentase
Kriteria
( Skor Maksimal 25 ) Siklus I Pertemuan I
17
3,40
68 %
Cukup
Pertemuan II
19
3,80
76 %
Baik
Siklus II Pertemuan I
22
4,40
88 %
Baik
Pertemuan II
24
4,80
96 %
Baik sekali
43
Dalam diagram akan tampak sebagai berikut :
120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% SIKLUS I PERT.1
SIKLUS I PERT.2
SIKLUS II PERT. 1
SIKLUS II PERT.2
Gambar 5 : Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan Siklus II 4.2.2 Hasil Belajar Matematika Kelas V SDN Pandansari 01 Hasil belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Pandansari 01 pada materi Luas bangun datar dapat dilihar pada tabel 13 sebagai berikut :
44
Tabel 14: Ketuntasan Hasil Tes Formatif Pembelajaran Matematika Pra Siklus Rentang Nilai
Siklus I
Siklus II
Jml
Prosentase
Jml
Prosenta
Jml
Prosentase
Siswa
(%)
Siswa
se
Nilai
(%)
(%) 90-100
-
-
1
4
5
22
80-89
-
-
1
4
6
26
70-79
2
9
10
44
8
34
60-69
4
17
7
31
3
14
50-59
8
34
4
17
1
4
40-49
6
26
30-39
3
14
Jumlah
23
100
23
100
23
100
Tuntas
6
26
19
82
22
96
Tidak tuntas
17
74
4
18
1
9
Jumlah Nilai
1330
1640
1735
Rata-rata
56,74
72,83
84,13
Nilai tertinggi
80
95
100
Nilai terendah
30
60
60
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah 56,74. Pada perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 72,83 dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 84,13 ,ini berarti meningkat 48 % dari kondisi awal atau pra siklus. Nilai ketuntasan pada kondisi awal hanya ada 6 siswa yang mencapai ketuntasan atau 26 % saja. Pada Siklus I ketuntasan meningkat tajam menjadi 19 siswa atau 82 % dari kseleuruhan dan pada siklus II ketuntasan ini meningkat secara signifikan menjadi 22 siswa atau 96 %. Nilai tertinggi pada kondisi awal 80 ,meningkat menjadi 95 pada siklus I dan lebih meningkat lagi menjadi 100 pada siklus II. Bahkan ada 5 orang siswa yang bernilai 100. Nilai terendah pada kondisi awal 30,pada siklus II menjadi 60,dan masih terdapat 1 orang siswa yang belum tuntas yaitu bernilai 60 pada Siklus II.
45
Dari tabel 13 di atas dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut :
25
20
15
prasiklus siklus I
10
siklus II 6
5
0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 6 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kelas V pada Prasiklus,Siklus I dan Siklus II
120% 100% 80% Prasiklus 60% 40%
siklus I Siklus II 26%
20% 0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 7 Prosentase ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kelas V pada Prasiklus,Siklus I dan Siklus II
46
Nilai rata‐Rata 90 80 70 60 50 Nilai rata‐Rata
40 30 20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 8 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Kelas V pada Kondisi Prasiklus,Siklus I dan Siklus II
120 100 80 Nilai Tertinggi
60
Nilai Terendah 40 20 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 9 Nilai tertinggi dan Nilai terendah Hasil Belajar Matematika Kelas V pada Kondisi Prasiklus,Siklus I dan Siklus II
47
Dari data tabel maupun diagram di atas dapat dikatakan bahwa penelitian ini dapat dikatakan sudah melebihi indikator keberhasilan. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari penggunaan model pembelajaran yang inovatif sekaligus menyenangkan bagi anak yaitu model pembelajaran jigsaw. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Ketuntasan Hasil Belajar Melalui hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V untuk materi Luas Bangun Datar . Hasil penelitian dapat dilihat dari tabel tentang ketuntasan belajar menurut prosentase yang tuntas dan tidak tuntas. Tabel 15. Jumlah Siswa yang Tuntas pada Pembelajaran Matematika NO
Kategori
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Tuntas
17
19
22
2
Tidak Tuntas
6
4
1
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa menurut tabel 14 tersebut,sudah sangat jelas bahwa ketuntasan belajar Matematika tentang Luas Bangun Datar pada Kelas V Semester 1 di SDN Pandansari 01 pada siklus II sudah mencapai batas maksimal seperti yang tercamtum dalam indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 80 % siswa telah mencapai ketuntasan,namun pada Siklus II ini ada 1 orang siswa yang belum tuntas karena memperoleh nilai di dibawah 70 ,siswa ini hanya memperoleh nilai 60. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tersebut belum mencapai ketuntasan maksimal yaitu : 1. Siswa sering mengalami miskonsepsi dalam menerima pembelajaran; 2. Siswa ini sering tidak masuk sekolah karena alasan sakit; 3. Faktor fisik siswa yang disinyalir kurang memenuhi gizi seperti siswa normal lainnya; 4. Belum ada layanan bimbingan khusus yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran, dan ini akan menjadi tugas guru sebagai peneliti untuk memperbaiki hasil pembelajaran siswa yang bermasalah ini. 4.3.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
48
Berdasarkan analisis data ,diperoleh kejelasan bahwa aktivitas pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran jigsaw ini sangat tinggi pada Siklus I maupun Siklus II. Disetiap Siklus selalu mengalami peningkatan aktivitas siswa secara signifikan yaitu pada Siklus I pertemuan pertama skor aktivitas siswa 17,rata-rata 3,40,dan prosentase 68 % ,pada pertemuan kedua meningkat lagi menjadi 19 skor,rata-rata 3,80,dan 76 % siswa aktif,pada Siklus II pertemuan pertama skor aktivitas siswa 22,ratarata 4,40 dengan prosentase 88 %,dan aktivitas ini meningkat tajam pada pertemuan kedua yaitu skor 24,nilai rata-rata 4,8 dan prosentase 96 %. 4.3.3 Kinerja dan Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Kinerja dan Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 16. Aktivitas dan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Matematika Proses Pembelajaran
Jml Skor
Prosentase( % )
Kategori
Siklus I Pertemuan 1
35
62
Cukup
Siklus I Pertemuan 2
47
83
Baik
Siklus II Pertemuan 1
50
89
Baik Sekali
Siklus II Pertemuan 2
54
96
Baik Sekali
Berdasarkan tabel 15 di atas telah terjadi peningkatan aktivitas dan kinerja guru yang mendukung keberhasilan pembelajaran pada proses pembelajaran Matematika tentang Luas Bangun Datar di Kelas V semester 1 SDN Pandansari 01 ,di tiap-tiap pertemuan jumlah skor aktivitas dan kinerja guru mengalami peningkatan yang signifikan ,penilaian di atas didasarkan pada hasil observasi oleh pengamat selama pembelajaran Siklus I dan Siklus II di mana guru yang bertindak sebagai peneliti telah bertindak sesuai dengan yang diharapkan seperti menjadi fasilitator yang baik,mengarahkan,memberikan umpan balik,dan menjelaskan cara penggunaan alat/media satuan persegi,dan memberikan penjelasan singkat tentang model pembelajaran jigsaw. 4.3.4 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran memegang peran penting dalam kesuksesan pembelajaran . Apalagi Model Pembelajaran Jigsaw yang menurut sebagian siswa adalah jenis model pembelajaran baru yang menantang,cukup merepotkan guru sebagai peneliti jika persiapannya tidak matang. Maka langkah guru sebagai peneliti
49
yaitu mempersiapkan cara penggunaaan model pembelajaran jigsaw dan penggunaan alat peraga satuan persegi dua hari sebelum pembelajaran Siklus I dimulai merupakan langkah tepat demi tercapainya proses pembelajaran yang maksimal.Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran ini dapat di lihat dari tabel observasi kinerja guru yang di setiap pertemuan antar siklus meningkat secara signifikan.