19
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso no. 1 Salatiga, 50711, Kec. Sidorejo Kota Salatiga terutama pada kelas 5B yang berjumlah 27 siswa. SD Kristen Satya Wacana dapat dijangkau kurang lebih 1,5 Km dari jantung kota ke arah utara, tepatnya di sepanjang jalan antara pasar sayangan dan lampu merah dekat penjara. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian, karena dekat dengan tempat tinggal penulis. Selain itu SD Kristen Satya Wacana memiliki kelas paralel sehingga mempermudah penulis dalam membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas 5A dan 5B pada SD Kristen Satya Wacana memiliki tingkat kecerdasan yang hampir sama, hal ini bias dilihat berdasarkan hasil pre tes yang telah dilakukan oleh peneliti. Jumlah seluruh kelas adalah 12 kelas. Jumlah siswa dalam penelitian ini yaitu pada kelas 5B berjumlah 27 siswa, dan pada kelas kontrol berjumlah 27 siswa. Kelas 5A sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran seperti biasanya
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
ceramah,
dengan
penayangan slide power point yang berisi materi. SD Kristen Satya Wacana ini dikepalai oleh Bpk. Pujiono, S.Pd. dan guru mata pelajaran IPS diampu oleh Ibu Asri Herda Kusuma Wardani. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen ini menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada pelajaran IPS di kelas 5B SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 tahun ajaran 2012/ 2013. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Tanggal 18 Maret 2013 sampai tanggal 28 Maret 2013. Kelas 5A SD Kristen Satya Wacana digunakan peneliti sebagai kelas control dalam penelitian ini. Jumlah siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu 27 siswa. Kedua kelas ini telah diuji kesamaannya dengan menggunakan SPSS 11.5 for
19
20
windows, dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa kedua kelas tersebut memiliki perbedaan yang tidak signifikan, dengan kata lain kedua kelas tersebut homogeny. Data yang diperoleh juga menunujukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varian yang tak berbeda secara signifikan. Dari data yang telah diuji menunjukkan bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan atau memiliki kemampuan yang sama sebagai awal penelitian, sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Snow ball Throwing pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas control menggunakan model pembelajaran konvensional seperti biasa guru mengajar yaitu pembelajaran dengan metode ceramah. Penerapan model pembelajaran ini diterapkan pada mata pelajaran IPS mengenai
menghargai
mempersiapkan
dan
peranan
tokoh
mempertahankan
pejuang
dan
kemerdekaan
masyarakat Indonesia.
dalam
Pnelitian
berlangsung selama 3 kali pertemuan. Untuk mengukur hasil belajar kedua kelas tersebut diberikan tes akhir (pos tes). Tes akhir diberikan pada akhir pertemuan (pertemuan ketiga) pada masing-masing kelas. Pada kelas kontrol, siswa mengikuti pelajaran dengan aktif. Sebagian siswa memperhatikan tayangan slide power point, namun sebagian siswa ada yang sibuk berbicara dengan temannya. Namun guru dengan strateginya membuat perhatian siswa kembali pada pelajaran yang sedang dipelajari. Siswa aktif menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada kelas eksperimen, sebelum memasuki kelas, guru mata pelajaran IPS mempersiapkan pelajaran dengan diberi penjelasan oleh peneliti mengenai cara dan apa saja yang harus dilakukan selama pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung, guru mata pelajaran IPS yang mengajar, sedangkan peneliti membantu guru. Para siswa terlihat aktif dan menikmati proses pembelajaran. Siswa mengikuti etiap instruksi yang diberikan oleh guru. 4.3 Hasil Penelitian 4.3.1
Observasi Untuk memperoleh data- data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi yang dilakukan terhadap kelas
21
eksperimen dalam waktu tiga kali pertemuan atau dua minggu. Observasi ini bertujuan agar penulis dapat mengetahui proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada kelas eksperimen. Dari hasil observasi yang diperoleh (terlampir) menunjukkan bahwa penerapan dilakukan 100% sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh peneliti. 4.3.2
Dokumentasi Sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian, maka peneliti
memberikan bukti berupa foto dan beberapa data (terlampir). Data pre tes yang dilaksanakan sebelum pembelajaran berfungsi sebagai patokan dalam penentuan kelas kontrol dan eksperimen. Diperoleh nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah 43.06 dan nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 45.83 pada pre tes. 4.3.3
Tes Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Snowball
Throwing, peneliti memberikan tes akhir (pos tes), baik kepada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Soal tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 24. Berikut dapat dilihat perbandingan hasil pos tes pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Pos Tes Post test No
Nilai
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
Jumlah
1
≥ 90
1
0
2
80-89
5
0
3
70-79
10
11
4
60-69
8
7
5
50-59
1
6
6
40-49
2
2
7
30-39
0
1
Minimum
41.67
33.33
Maksimum
95.83
79.17
Rata- rata
71.60
63.89
22
Berdasarkan tabel nilai pos tes diatas, dapat dilihat bahwa setelah diterapkan
model
pembelajaran
Snowball
Throwing,
kelas
eksperimen
memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Untuk menguji apakah terjadi perbedaan yang signifikan pada kedua kelas, peneliti menguji hasil nilai pos tes tersebut menggunakan uji independent sampel t tes dengan bantuan SPSS 11.5. Dari uji yang telah dilakukan oleh peneliti (terlampir) mendukung bahwa hasil sig. (2- tailed) pada kedua kelas adalah 0.028 dimana lebih kecil dari 0.05 (0.028 < 0.05), sehingga membuktikan bahwa terjadi pengaruh dari penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa. 4.4 Hasil Uji Persyaratan 4.4.1
Hasil Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
varian antara kedua kelas. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 for windows. Berdasarkan data hasil uji homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of Homogenety of Variance (perhatikan table 4.2). Tabel 4.2 Test of Homogeneity of Variances EKPERIMEN Levene Statistic
df1
df2
Sig.
2.551
8
16
.053
Berdasarkan tabel,
diperoleh signifikansi sebesar 0.053 (P>0.05),
sehingga apat disimpulkan bahwa H0 diterima atau kedua kelas tersebut mempunyai varian yang sama (homogeny) antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. 4.4.2
Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Setelah diadakan pembelajaran, hasil pos tes ini kemudian diuji dengan menggunakan SPSS 11.5 for windows. Perhatikan table 4.3.
23
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VA N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
VB 27
27
38.6667
42.0741
14.25051
10.06871
Absolute
.106
.165
Positive
.106
.165
Negative
-.095
-.125
Kolmogorov-Smirnov Z
.552
.857
Asymp. Sig. (2-tailed)
.921
.455
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan tekhnik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes, hasil uji normalitas menunjukkan mean sebesar 42.07 untuk kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol menunjukkan mean sebesar 38.67. Pada kelas standar deviasi sebesar 10.07 pada kelas eksperimen Sedangkan standar deviasi pada kelas kontrol sebesar 14.25. Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0.45 untuk kelas eksperimen dan 0.92 untuk kelas kontrol (>0.05) dengan taraf kepercayaan 5%. Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal, maka H1 diterima apabila P>0.05 dan H1 ditolak apabila P<0.05. Pada penjelasan hasil tabel uji normalitas diatas menunjukkan bahwa S = P = 0.92, artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P> 0.05 atau 0.92 lebih besar dari 0.05 (0.92 > 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau data berdistribusi normal. 4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Model Pembelajaran Snow ball Throwing Dalam penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini terdapat langkah-langkah yang terdidri dari pra pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dengan adanya proses ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi guru maupun siswa. Manfaat yang diperoleh oleh guru adalah mudahnya penyampaian pesan-pesan kepada siswa sehingga siswa dapat memahami pesan-pesan tersebut dengan baik, sedangkan manfaat bagi
24
siswa yaitu meningkatnya hasil belajar siswa dan motivasi untuk mengikuti pelajaran lebih meningkat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran Snow ball Throwing ini peneliti menggunakan teknik observasi mengenai langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing
(terlampir). Observasi dilakukan untuk
mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, menunjukkan bahwa hasil observasi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing mendapatkan hasil 100% dengan kriteria sempurna. Berdasarkan lembar penilaian tes yang diamati oleh guru kelas 5 SD Kristen Satya Wacana mendapatkan jumlah bobot skor penilaian 100 dengan kriteria sempurna dari 24 aspek yang diamati berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing bermanfaat baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru yaitu dapat mempermudah menyampaikan materi kepada siswa, guru menjadi lebih kreatif dalam penyampaian materi agar mudah dimengerti oleh siswa, guru selalu memotivasi siswa untuk membaca materi sebelum pelajaran dimulai. Sedangkan manfaat bagi siswa yaitu, siswa menjadi disiplin, berjiwa pemimpin, mandiri, melatih konsentrasi siswa, belajar bekerja sama dalam sebuah tim, dan menyenangkan. 4.6 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti menggunakan teknik tes yang berupa soal pilihan ganda dan berisi 24 butir soal, sesuai dengan soal yang telah diuji validitasnya. Pada saat penerapan menggunakan model pembelajaran, yang mengajar adalah guru mata pelajaran IPS. Hal ini dikarenakan untuk menghindari faktor orang asing agar konsentrasi anak tidak terganggu. Langkah pertama sebelum melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk mengisi lembar soal pilihan ganda yang berisi 24 butir soal (pre tes) untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah mendapatkan data hasil pre tes, peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran IPS melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
25
model pembelajaran Snowball Throwing. Pada proses pembelajaran, yang mengajar adalah guru mata pelajaran IPS, sedangkan peneliti membantu menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaran, dan mengambil gambar sebagai dokumentasi sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melaksanakan penelitian terhadap siswa kelas 5 SD Kristen Satya Wacana. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 kali pertemuan dalam kurun waktu 2 minggu yaitu pada tanggal 20 sampai dengan tanggal 28 maret 2013 semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Untuk melakukan pengukuran akhir mengenai penerapan model pembelajaran, peneliti memberikan soal pos tes yang berjumlah 24 butir soal pilihan ganda. Hasil tes dapat dilihat pada table 4.4. Tabel 4.4 Hasil Pos Tes kelas Eksperimen dan Kontrol No 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Jumlah Rata-rata
Kelas Eksperimen 62.50 79.17 75.00 41.67 66.67 62.50 95.83 70.83 66.67 79.17 70.83 62.50 83.33 45.83 62.50 70.83 58.33 87.50 62.50 79.17 75.00 79.17 87.50 83.33 83.33 79.17 62.50 1933.33 7.72
Kelas Kontrol 58.33 75.00 79.17 66.67 79.17 50.00 75.00 58.33 79.17 70.83 62.50 41.67 79.17 66.67 58.33 70.83 54.17 33.33 62.50 70.83 66.67 41.67 50.00 79.17 62.50 70.83 62.50 1725.01 63.89
26
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan nilai pada kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan mengenai penerapan model pembelajaran Snowball Throwing nilai rata-rata pre tes 45.83 dan pos tes 71.60. Sedangkan untuk kelas kontrol, perolehan rata-rata untuk nilai pre tes adalah 43.06 dan nilai rata-rata pos tes adalah 63.89. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan hasil tes akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan yaitu dengan selisih rata-rata kelas eksperimen 7.72 lebih tinggi daripada kelas kontrol. 4.7 Uji Hipotesis Dalam pengujian hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, peneliti menganalisis menggunakan bantuan SPSS 11.5 dengan uji T tes. Pengujian T tes digunakan untuk mengukur apakah ada perbedaan rata-rata antara kedua kelas. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran. Rumus uji hipotesis: H0: X1 (kelas eksperimen) = X2 (kelas kontrol) dan nilai sig > 0,05. Rumusan tersebut berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang sama pada pos tes yang berarti tidak terdapat pengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing. H1: X1(kelas eksperimen) > X2 (kelas kontrol) dan nilai sig < 0,05. Rumusan tersebut berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan ratarata yang berarti terdapat pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing. Tujuan dari uji hipotesis ini adalah untuk menguji H0 dan H1. Apakah H0 ditolak dan H1 diterima. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 for windows dengan teknik Independent Samples T-Test beda rata-rata. Uji T-Test dilakukan terhadap nilai post test dari kelas eksperimen dan nilai pos test dari kelas kontrol. Dalam pengambilan keputusan, maka digunakan taraf signifikansi untuk mengetahui apakah H0 ditolak atau diterima. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama), sedangkan jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
27
(varian berbeda). Berikut adalah hasil analisis data menggunakan SPSS 11.5 for windows. Perhatikan tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Hipotesis Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
NILAI Equal Equal variances variances not assumed assumed .002 .968 -2.253 52 .028 -7.7156 3.42412 -14.58655
-2.253 51.999 .028 -7.7156 3.42412 -14.58655
-.84456
-.84456
Berdasarkan output dari uji hipotesis kelas eksperimen yaitu kelas 5B yang menggunakan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dan kelas kontrol yaitu kelas 5A yang menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah), maka dapat dilihat pada tabel bahwa post-test kelas eksperimen memiliki rata-rata 71.60 dan kelas kontrol memiliki rata-rata 63.89 (lampiran 11). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata kedua kelas tersebut adalah 7.2. Pada kolom T-Test For Equality Of Means diperoleh nilai Sig. (2-tailed) 0.028 jika pada rumusan hipotesis yaitu H0 : sig > 0,05 artinya tidak ada perbedaan hasil belajar IPS kelas eksperimen dan kelas kontrol (tidak ada efektivitas penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran) dan H1 : sig < 0,05 artinya terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (terdapat efektivitas penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar IPS), maka dari output dapat disimpulkan bahwa H1 diterima karena sig < 0,05 yaitu 0,028 < 0,05 artinya hasil belajar IPS pada kelas eksperimen yaitu kelas 5B dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran IPS berbeda dengan hasil belajar pada kelas kontrol yaitu kelas 5A yang pembelajarannya menggunakan metode
28
ceramah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan MODEL PEMBELAJARAN
SNOWBALL
THROWING
efektif
digunakan
dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS kelas 5 SD. 4.8 Pembahasan Penelitian Pada awal penelitian, dilakukan uji normalitas dan homogenitas yang membuktikan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara kedua kelas dan pada nilai pre tes tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan. Hal ini berguna bagi peneliti untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melangkah ke tahap penelitian selanjutnya. Setelah diuju, peneliti mulai memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen yaitu melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing dan pada kelas control menggunakan metode konvensional. Untuk mengukur ada tidaknya perbedaan setelah diberikan treatmen, pada akhir pembelajaran kedua kelas diberikan instrument berupa soal pos tes yang berjumlah 24 butir soal pilihan ganda. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja dengan kelompoknya dan salah satu siswa sebagai ketua harus menyampaikan materi yang telah diterimanya dari guru kepada semua anggota kelompoknya dan setiap anggota harus bekerja sama untuk membantu teman yang kurang mengerti menjadi mengerti. Seusai menyampaikan materi, semua siswa harus membuat satu butir soal apa saja mengenai materi ang telah diterimanya dan akan diberikan kepada anggota kelompok lain untuk menyelesaikan soal tersebut. Sedangkan pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah, pembelajaran dilangsungkan seperti biasa tanpa adanya pemebentukan kelompok dan penyampaian materi oleh siswa.