BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua subjek penelitian yang berbeda, yaitu di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga dan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga. Letak SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga tepatnya dijalan Soka Sari V RT 02 RW 07 Kelurahan Sidorejo Kota Salatiga dan letak SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatigadi jalan Diponegoro No 134B Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan letak kedua SD tersebut yang tidak jauh dari jalan raya dan jumlah siswanya yang yang tidak berbeda jauh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu yang dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam penelitian ini peneliti membagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah siswa kelas IV di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga yang berjumlah 42 siswa dan kelas kontrol adalah siswa kelas IV di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga yang berjumlah 41 siswa.
4.2
Hasil Analisis Untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode guided discovery
pada kelas eksperimen dan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol, maka penulis menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh dari hasil analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
4.2.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample-Kolmogorov-Smirnov Test. Dalam penelitian ini apabila signifikansi α < 0,05 atau 5%
maka data tidak berdistribusi normal, dan
sebaliknya apabila signifikansi α > 0,05 atau 5% maka data berdistribusi normal.
49
50
Untuk lebih jelas hasil uji normalitas data pengukuran tiap variabel di SDN Sidorejo Lor 04 dan SDN Sidorejo Lor 05 dapat dilihat pada lampiran 17 (hal 106). Berdasarkan hasil uji normalitas pretest dan posttest dengan one-sample kolmogorov-smirnov test, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Nilai pretest kelas eksperimen memiliki tingkat signifikansi dengan angka 0,232. Jadi hasil belajar pretest kelas eksperimen berdistribusi normal yaitu 0,232 > 0,05.
2.
Pada nilai posttest kelas eksperimen memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,330, jika disimpulkan maka hasil belajar posttest kelas eksperimen berdistribusi normal yaitu 0,330 > 0,05.
3.
Nilai pretest kelas kontrol memiliki tingkat signifikansi 0,110 maka data berdistribusi normal karena 0,110 > 0,05.
4.
Demikian juga nilai posttest kelas kontrol memiliki tingkat signifikansi 0,202 artinya tingkat signifikan > 0.05 maka data hasil belajar posttest kelas kontrol berdistribusi normal karena 0,202 > 0,05.
4.2.2 Uji Homogenitas Data Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk uji homogenitas diukur dengan menggunakan teknik independent-sample T-Test. Untuk lebih jelas, hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada lampiran 17 (hal 106). Berdasarkan hasil uji homogenitas, kehomogenan data dilihat dari kolom sig. Karena skor posttest mempunyai nilai signifikan α = 0,786 lebih besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen atau memiliki varians yang sama.
4.2.3 Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
digunakan
untuk
mengetahui
nilai
terendah
(minimum), nilai tertinggi (maximum), nilai rata-rata (mean) dan std. Deviation hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang
51
digunakan untuk mengukur hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol adalah soal tes berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal yang sama yaitu pretest 20 soal dan posttest 20 soal tetapi dengan materi yang berbeda. Untuk soal pretest soal diambil dari materi yang sudah diajarkan oleh guru sedangkan untuk soal posttest soal diambil dari materi yang akan diajarkan dengan metode yang diterapkan. Analisis deskriptif dianalisis dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Untuk lebih jelas, hasil analisis deskriptif nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 18 (hal 107). Berdasarkan hasil analisis deskriptif nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol diperoleh perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode guided discovery dan metode ceramah. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa yaitu sebagai berikut: 1.
Nilai pretest kelas eksperimen dengan jumlah 42 siswa dapat dilihat nilai terendah yaitu 40, nilai tertinggi 75, nilai rata-rata 53,21 dan Std. Deviation sebesar 9,22.
2.
Nilai posttest kelas eksperimen dengan jumlah 42 siswa dapat dilihat nilai terendah yaitu 50, nilai tertinggi 100, nilai rata-rata 79,28 dan Std. Deviation sebesar 10,45.
3.
Nilai pretest kelas kontrol dengan jumlah 41 siswa dapat dilihat nilai terendah yaitu 40, nilai tertinggi 70, nilai rata-rata 53,29 dan Std. Deviation sebesar 7,29.
4.
Nilai posttest kelas kontrol dengan jumlah 41 siswa dapat dilihat nilai terendah yaitu 45, nilai tertinggi 90, nilai rata-rata 62,68 dan Std. Deviation sebesar 10,31.
4.2.4
Uji Hipotesis dengan Uji T-Test Untuk menganalisis uji hipotesis tersebut penulis menggunakan Uji t
dengan taraf signifikansi α 5 % . Untuk menguji hipotesis yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi dalam tabel Independent-Sample T Test. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat signifikan α 0,05 atau 5%. Oleh karena itu, jika thitung ≥ ttabel dan sig ≤ 0,05 maka, Ha diterima dan
52
H0 ditolak dan sebaliknya. Untuk lebih jelas, hasil uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 19 (hal: 108) Tabel 4.1 Hasil Analisis Uji t Kelas Eksperimen Kontrol
thitung
ttabel
Sig.(2-tailed)
7,283
1,663
0,000
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan independent samples test diperoleh nilai thitung (7,283) ≥ ttabel (df 81; 0,95) yaitu (1,663) dan tingkat singnifikansi (2-tailed) 0,000 < 0,05. Karena nilai thitung ≥ ttabel dan tingkat sig (2tailed) < 0,05 maka Ha diterima danH0 ditolak. Jadi hipotesis menyatakan metode guided discovery efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga semester genap tahun pelajaran 2011/2012 diterima. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Metode guided discovery efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 79,28 lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 62,68 dan diperkuat dengan hasil uji hipotesis dengan tingkat signifikan α 0,000. Metode guided discovery merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mencoba menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dilakukan melalui kegiatan percobaan dengan bimbingan dan petunjuk yang diberikan guru. Kelebihan metode guided discovery antara lain pengetahuan mudah diingat dan bertahan lama, siswa lebih aktif karena pembelajaran berpusat pada siswa, serta potensi mental siswa lebih tinggi. Namun kekurangan metode guided discovery antara lain harus adanya persiapan mental, membutuhkan waktu belajar yang lebih lama, kurang baik untuk mengajar kelas besar, terlalu mementingkan perolehan dan kurangnya memperhatikan sikap dan keterampilan.
53
Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas IV mencakup: 1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2.
Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4.
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Proses pembelajaran yang dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini;
merumuskan masalah, menetapkan jawaban sementara, mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis, menguji hipotesis, menarik kesimpulan jawaban. Dalam merumuskan masalah, guru memberikan pertanyaan kemudian masalah disajikan dalam lembar kerja siswa. Setelah itu siswa membuat jawaban sementara atas permasalahan yang diberikan guru dalam lembar kerja siswa. Untuk menjawab permasalahan yang diberikan guru siswa melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah dirancang guru dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam lembar kerja siswa. Hasil kegiatan percobaan dianalisis kemudian ditulis dalam lembar kerja siswa dan diperoleh sebuah kesimpulan atas hasil kegiatan percobaan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan yang telah diperoleh. Dalam metode guided discovery, guru harus merencanakan dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, memeriksa kesiapan siswa serta membantu siswa yang mengalami kesulitan supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dian Adi Pamungkas, tentang peningkatan motivasi dan kedisiplinan belajar matematika dan penelitian yang dilakukan oleh Rikananda Puspitasari, tentang peningkatan prestasi belajar IPA melalui metode pembelajaran guided discovery. Perbedaan penelitian Dian Adi Pamungkas dengan penelitian ini terletak pada jenis
54
penelitian, variabel dan objek penelitian (mata pelajaran) yang diteliti, sedangkan persamaannya antara penelitian Dian Adi Pamungkas dengan penelitian ini adalah pada variabel terikat yaitu metode pembelajaran guided discovery. Perbedaan penelitian Rikananda Puspitasari dengan penelitian ini yaitu jenis penelitian dan variabel sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah metode guided discovery dan mata pelajaran IPA.