Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1)
Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk: a)
Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase pembelajaran, yaitu: 1) menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan memotivasi siswa, 2) menyampaikan materi pembelajaran, 3) menegelompokkan siswa ke dalam kelompok, 4) membimbing siwa dalam belajar kelompok, 5) Evaluasi, berupa tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kepada kelompok.
b)
Menyusun RPP Siklus 1, yang digunakan untuk pegangan guru dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c)
Menyusun Lembar Kerja Siswa 1
d)
Menyusun media/alat peraga yang cocok
e)
Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
f)
Menyusun soal-soal tes individu/kuis dan postes
2)
Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari
Senin tanggal 20 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Pertemuan pertama membahas materi Menjelaskan sifat komutatif dan asosiatif, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung Data penelitian berupa hasil belajar siswa diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran ada 28 siswa terdiri dari laki-laki 18 siswa dan 11 siswa perempuan, serta dihadiri satu orang rekan sejawat sebagai observer.
34
35
Deskripsi Siklus 1 pertemuan 1. Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Agustus. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa, presensi, guru membuka pelajaran dan mengecek pengetahuan awal siswa tentang data, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kehadiran siswa mencapai 100% .Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal materi " Sifat komutatif dan asosiatif " dengan indikator Menjelaskankan operasi hitung dengan sifat
pertukaran/komutatip
dan
Pengelompokan/asosiatif.
Guru
meminta siswa
memperagakan sifat komutatif dan asosiatif dengan cara siswa a sebagai bilangn x dan siswa b sebagai bilangan y , siswa a ditambah b kemudian mereka dirubah posisinya,. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar berdasarkan nilai dasar siswa yang diambil dari hasil tes sebelumnya, kelas dibagi dalam 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan heterogen. Setelah itu guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan meminta siswa membaca petunjuk LKS dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan kerjasama, siswa yang sudah paham menjelaskan pada temannya yang belum paham. Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit. Pada kegiatan penutup guru memilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru melakukan membuat kesimpulan mengenai cara menyajikan data dalam bentuk tabel. Guru memberikan tes individu/kuis dikerjakan secara mandiri. Guru memberikan pekerjaan rumah Kegiatan penutup ini berlangsung selama 25 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa, presensi siswa, kemudian guru menunjuk siswa menuliskan jawaban pekerjaan rumah dari pertemuan sebelumnya di papan tulis. Guru menginformasikan
36
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi kelas materi sifat operasi asosiatif dengan cara ceramah dan tanya jawab. Setelah kegiatan presentasi selesai , guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan tugas dalam LKS dengan cara kerjasama dan saling membantu. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dalam LKS .Guru memberikan umpan balik atas kegiatan diskusi kelas dengan memberikan jawaban yang benar. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit. Pada kegiatan penutup guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan batang. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan tes individu/kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri. Guru memberikan penghargaan dengan pujian kepada kelompok terbaik (yang mempunyai interaksi personal paling dinamis). Tindak lanjut guru memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.
3)
Observasi Dari hasil pengamatan proses tingkah laku siswa diperoleh catatan masih adanya
siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok, pembelajaran masih didominasi oleh ketua kelompok, siswa kurang antusias untuk bertanya pada teman maupun gurunya. Sebagian besar masih belum aktif belajar dalam kelompoknya. Pada siklus pertama ini siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 5 kelompok , tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan heterogen ( kemampuan tinggi, sedang, rendah, laki-laki dan perempuan). Siswa cenderung memilih kelompok yang disukainya tetapi guru memberikan penjelasan pada anak bahwa anak harus belajar bersama dan kelompok dibentuk berdasarkan nilai dasar yang diperoleh anak dengan kondisi yang heterogen (laki-laki, perempuan, akademik tinggi, sedang, dan rendah). Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yaitu
37
meliputi aktivitas mengajar guru, situasi kelas, dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan observasi dari teman sejawat aktivitas mengajar guru cukup baik sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperarif tipe STAD. Ada beberapa kelompok belum terlibat secara aktif. Ketua kelompok masih mendominasi dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penilaian hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh data nilai rata-rata kelas pra siklus 53,75 pada siklus 1 meningkat rata-ratanya menjadi 69,29 (meningkat 13,54). Ketuntasan belajar pada pra siklus yang tuntas hanya 9 siswa (32%) meningkat menjadi 15 siswa (54%) pada siklus 1 ( terjadi peningkatan 22%). Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tetapi indikator kinerja belum tercapai karena ketuntasan baru mencapai 54%, sedangkan indikator kinerja ketuntasan mencapai 75%.
4)
Refleksi Berdarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat
dijelaskan sebagai berikut: a.
Proses Dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang
perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal tersebut adalah: 1) Belum semua anggota kelompok aktif bekerja sama untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, ketua kelas masih mendominasi dalam pembelajaran. 2) Belum semua siswa yang pandai dalam kelompoknya mau membantu temannya yang belum paham. 3) Siswa dalam kelompok ada yang berbicara sendiri dengan temannya. 4) Sebagian siswa ada yang tidak cocok dengan temannya dan cenderung memilih teman yang disukai dalam kelompoknya. 5) Adanya sifat malu dan kurang percaya diri pada siswa sehingga siswa malu untuk bertanya baik pada temannya, maupun gurunya.
b.
Hasil Tes. Hasil nilai tes siklus 1 ternyata belum dapat memenuhi target dari tujuan yang
diharapkan, sebab ketuntasan klasikal hanya 54% (15 siswa dari 28 siswa kelas IV ) dan
38
rata-rata hasil belajar 69,29 padahal yang ditetapkan ketuntasan belajar klasikal 75% artinya ≥15 siswa
telah mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan
peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Perkembangan hasil belajar siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1 Keadaan Nilai rata-rata kelas Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus 1
Indikator Kinerja
53,75 32%
69,29 54%
75 % tuntas(KKM≥ 70)
Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 55,75 dan pada akhir siklus 1 menjadi 69,29 (meningkat 13,54%). Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 32% menjadi 54% pada akhir siklus 1 (meningkat 22%), tetapi indikator kinerjanya belum tercapai, artinya belum mencapai ketuntasan kasikal 75%. c.
Aktivitas mengajar guru Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
tahapan model pembelajaran koperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal dalam hal penyajian materi pembelajaran, guru membimbing hanya pada siswa yang mengalami kesulitan, penghargaan pada kelompok terbaik belum diberikan hadiah berupa alat tulis yang lebih memotivasi siswa untuk bersaing dalam kegiatan kelompok.
4.1.2 Diskripsi Siklus 2 1)
Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil pada siklus 1, perlu perencanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus 2 sebagai berikut: a. Memantapkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menekankan kerjasama, keaktifan, merotasi anggota kelompok berdasarkan perolehan nilai pada hasil tes siklus 1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal, yaitu:
39
1) menyampain indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengelompokkan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa secara heterogen, 4) membimbing siswa dalam bekerja dan belajar, 5) evaluasi, memberikan tes individu/kuis, dan tes akhir 6) memberikan penghargaan kelompok. b. Guru memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan memberikan bimbingan, dorongan arti penting rasa percaya diri dan keberanian dalam kehidupan masyarakat, selain itu guru bisa menunjuk siswasiswa yang kurang aktif untuk bertanya/menjawab pertanyaan. c. Menyusun RPP Siklus 2 d. Menyusun LKS e. Menyusun Naskah soal tes individu/kuis f. Menyusun Naskah soal pos tes g. Menyiapkan lembar observasi 2)
Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dengan Kompetensi Dasar:
“Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung”. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 agustus membahas indikator menentukan median dan modus sekumpulan data, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit . Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu berdoa, presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan inti dimulai dengan guru menyajikan materi pembelajaran secara klasikal dengan metode ceramah, pengamatan, tanya jawab, dengan indikator Menjelaskankan operasi hitung dengan penyebaran/distributive, guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan mengerjakan soal dengan tujuan untuk mengukur kesiapan siswa. Setelah penyajian materi pembelajara selesai dilanjutkan dengan guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa heterogen dengan merombak anggota kelompok berdasarkan perolehan nilai dasar pada hasil tes siklus 1
40
dengan tujuan adanya penyegaran dan dinamikan kelompok. Setelah dibagi dalam kelompok-kelompok, guru membagikan LKS sebagai bahan pembelajaran yang berisi latihan-latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara kelompok, siswa yang pandai membimbing temannya yang belum paham. Pada kegiatan ini keaktifan siswa mulai meningkat. Sebagian besar siswa secara aktif bekerjasama menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS rata-rata ada 2 sampai 3 anak dalam kelompok yang aktif. Siswa yang sudah paham sudah bersedia membimbing temannya, siswa berani bertanya pada teman kelomponya dan gurunya. Pada waktu kegiatan berlangsung guru membimbing siswa atau kelompok yang menemukan kesulitan, rata-rata tiap kelompok berani bertanya pada gurunya. Pada kegiatan ini situasi kelas tampak ramai, banyak siswa yang berani memberikan tanggapan. Guru memandu jalannya kegiatan kerja kelompok. Kegiatan penutup, guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan arahan guru menyimpulkan cara menentukan rata-rata (mean). Kemudian siswa mengerjakan kuis yang harus dikerjakan secara mandiri, dan hasil kuis ini nanti digunakan untuk peningkatan skor individu dalam kelompok. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 X 35 menit. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru meminta siswa untuk berdoa, presensi. Guru mengecek pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan inti Guru menyajikan materi pembelajaran dengan indikator Menjelaskankan operasi hitung dengan penyebaran/distributive. Guru meminta siswa berada dalam kelompok belajar yang telah ditentukan seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini siswa tampak tertib, dan terkendali. Guru meminta siswa membaca petunjuk pada LKS dan buku pelajaran matematika. Guru berusaha membimbing kepada
semua kelompok Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa,
sebagian besar siswa dalam kelompok saling bekerja sama memberikan bantuan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar kelompok. Situasi kelas sudah kondusif, tertib,
41
semua anggota kelompok bekerja dengan penuh tanggung jawab. Siswa berani bertanya pada teman kelompoknya, maupun gurunya. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit. Pada kegiatan penutup guru menunjuk siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa dengan mengadakan refleksi dengan melakukan tanya jawab seputar materi pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai sifat operasi hitung. Kegiatan berikutnyan siswa mengerjakan kuis individu yang harus dikerjakan siswa secara mandiri. Kegiatan penutup berlangsung selama 25 menit. Pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik, dengan memberikan hadiah berupa buku tulis dan bolpoint. Siswa tampak puas dan senang mendapatkan hadiah tersebut. Ulangan harian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Agustus 2013. Tindak lanjut guru memberikan remedial.
3)
Observasi Selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung diadakan pengamatan
terhadap guru dan siswa. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh observer (pengamat) oleh teman sejawat yaitu guru kelas 5 dengan mengisi lembar observasi aktivitas mengajar guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara keseluruhan telah berlangsung dengan baik dan dan guru telah melaksanakan semua langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajara kooperatif tipe STAD. Guru mampu membangkitkan motivasi siswa. Sebagian besar siswa aktif bekerjasama dalam menyelesaika tugas dalam kelompoknya. Kerjasama dalam kelompok sangat baik, karena dari 4 siswa yang aktif 3 – 4 siswa. Siswa berani memberikan tanggapan dalam presentasi kelompok. Situasi kelas tertib, siswa sudah paham tugas dan kewajiban dalam kelompoknya. Guru telah melakukan bimbingan yang menyeluruh pada semua kelompok. Hasil ulangan harian mencapai nilai rata-rata kelas 80,54 dengan ketuntasan klasikal 86% Hasil belajar pada siklus 2 sesuai dengan yang diharapkan yaitu ketuntasan mencapai ≥ 75%, pada siklus 2 indikator kenerja sudah tercapai. 4)
Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh
data bahwa guru telah berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru
42
telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, ketuntasan belajar 32% pada siklus 1 menjadi 54% (meningkat 22%) dan pada siklus 2 meningkat secara signifikan yaitu 86%, sedangkan rata-rata nilai meningkat dari 69,29 menjadi 80,54 (32%) pada siklus 2. Dengan demikian setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pelaksanaan pada siklus 2 dianggap telah berhasil, karena indikator kriteria keberhasilan sudah tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 75%, yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 86%. Peningkatan Hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2 Keadaan Nilai rata-rata kelas Ketuntasan
Siklus 1
Siklus 2
Indikator Kinerja
69,29 54%
80,54 86%
75 % tuntas(KKM≥ 65)
Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mencapai 86%, dengan nilai rata-rata kelas 80,54. Dengan demikian pada siklus 2 indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2.
4.2 Analisis Data Data kuantitatif seperti data hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dianalis dengan statistik deskriptif, kemudian data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan diberi makna. 1)
Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam satu kelas dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
2)
Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada tiap-tiap siklus.
43
3)
Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiap-tiap siklus.
Hasil belajar pra siklus, dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus, dan Siklus 1 Ketuntasan
f % Pra Siklus Siklus 1 Pra Siklus Siklus 1 1. Tuntas 9 15 32 54 2. Tidak Tuntas 19 13 68 46 Jumlah 28 28 100 100 Berdasarkan tabel 4.4, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus yang tuntas ada 9 siswa (32%) meningkat menjadi 15 siswa (54% ) pada siklus 1 setelah diadakan tindakan penelitian.
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
frekuensi/persentase
80 68
70 60 50 40
32
30 20 10
frekuensi 19
Persentase
9
0 tuntas
tidak tuntas
Ketuntasan Pra Siklus Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus. Berdasarkan grafik tersebut ketuntasan belajar sebesar 32% (sebanyak 9 siswa), siswa yang tidak tuntas ada 19 siswa (68%) dari jumlah 28 siswa kelas IV. Dengan demikian ketuntasan belajar prasiklus belum mencapai ketuntasan KKM (75%).
44
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 60
54 46
50 40 30 20
Frekuensi Nilai 15
13
Persentase
10 0 Tuntas
Tidak Tuntas Ketuntasan Belajar Siklus 1
Gambar 4.2, Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1. Berdasarkan grafik tersebut, siswa yang tuntas ada 15 siswa dengan persentase ketuntasan 54%, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 13 anak dengan persentase 46%. Dengan demikian pada siklus 1 indikator kriteria keberhasilan belum tercapai, karena ketuntasan belajar masih di bawah 75%, untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus 2. Ada pun ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 N < 70 ≥ 70 Jumlah
F 4 24 28
% 14 86 100
Ket. Tidak tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel 4.5, ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 mencapai 86%, dengan demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2, karena pelaksanaan tindakan telah berhasil mencapai indikator kinerja. Analis data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
45
Aktivitas mengajar guru Siklus 1 meliputi: 1) menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengorganisasi siswa kedalam 5 kelompok, 4) membimbing kelompok, 5) evaluasi hasil belajar dengan memberikan tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kelompok. Semua langkahlangkah kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi pada pertemuan pertama tahap penyampaian tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran, membimbing kelompok, pemberian penghargaan kelompok belum berjalan secara optimal, baru pada pertemuan ketiga keterlaksanaan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif sudah terlaksana dengan kategori baik. Aktivitas mengajar guru pada siklus 2 sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan semua tahapan terlaksana dengan baik .
4.3 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas siswa. Pada siklus 1 aktivitas siswa masih tergolong rendah, siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya. Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan pembelajaran koperatif tipe STAD, karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa kurang termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang
akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama
dengan teman kelompoknya. 2) Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes siklus 1, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, kurang paham mengenai materi pembelajaran. 3) Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada
46
guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, siswa dengan kesadaran sendiri berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, dan memberi tanggapan terhadap kelompok lain. 4) Selama mengerjakan tes individu, dan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib. 5) Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 86% dari jumlah 28 siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01. Dengan demikian pada siklus 2 dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 75%. 6) Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kategori baik 7) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01, dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.5. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Nilai Rata-rata Kondisi Awal/Pra Siklus 53,75
Siklus 1
Siklus 2
69,29
80,54
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai ratarata kelas dari kondisi PraSiklus nilai rata-rata 53,75, pada siklus 1 meningkat menjadi 69,29, kemudian naik menjadi 80,54 pada siklus 2. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dilihat dari rata-rata nilai pada siklus 2 tersebut, maka kriteria hasil belajar siswa adalah termasuk kriteria baik seperti yang dikemukakan oleh (Sudjana,2002).
47
Tabel 4.6 Kriteria Hasil Belajar Siswa Rata-rata nilai 80 ≤ N ≤ 100 70 ≤ N < 80 60 ≤ N < 70 50 ≤ N < 60 0 ≤ N < 50 Sumber: Sudjana, 2002
Nilai Huruf A B C D E
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Prosedur untuk mengetahui kriteria hasil belajar aspek kognitif. 90
Diagram Perbandingan Rata-rata Antar Siklus
80 70
Nilai
60 50 80,54
40 30
69,29
Nilai Rata-rata
53,75
20 10 0 Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Siklus Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Antar Siklus
Berdasarkan Gambar 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa antar siklus mengalami peningkatan untuk tiap siklus dari pra siklus nilai rata-rata 53,75 naik menjadi 69,29 pada siklus 1, lalu meningkat menjadi 80,54 pada siklus 2. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01 Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
48
Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 F
%
N
Pra Siklus
Siklus 1
< 70 ≥ 70 Jml
19 9 28
15 13 28
Siklus 2
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
4 24 28
32 68 100
46 54 100
14 86 100
Indikator Kinerja, Ketuntasan 75% KKM=70
Berdasarkan tabel 4.7, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa (32%), pada siklus 1 meningkat menjadi 15 siswa (54%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 24 siswa (86%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai, karena ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01 telah mencapai ≥ 75% sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2. Berdasarkan
hasil secara
keseluruhan, pembelajaran
matematika
dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VI SD Negeri Keputon 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan grafik ketuntasan belajar antar siklus dapat dilihat pada gambar diagram
Banyak Siswa
berikut: 25 20 15 10 5 0
24 19 15 13 9 4
Tuntas Tidak Tuntas
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Siklus Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Persentase (%) Ketuntasan
49
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
86
Column2
54 32
prasiklus
siklus 1
siklus 2
Ketuntasan belajar
Gambar 4.5 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar PraSiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa pada masing-masing siklus, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa (32%), meningkat menjadi 15 siswa (54%) pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 24 siswa (86%) pada siklus 2. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai 86%. Hal ini berati penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga Model Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan seperti yang dikemukakan menurut Roestiyah (2001:17), yaitu: 1)
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2)
Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
3)
Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
4)
Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
5)
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.