BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, berturut-turut akan dibahas mengenai deskripsi kondisi awal, hasil penelitian siklus 1 dan hasil penelitian siklus 2 serta pembahasan. 1.1
Deskripsi Pra Siklus Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Banjiran , Kecamatan Warungasem Kabupaten
Batang. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 15 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan. Sebelum penelitian dilaksanakan dalam pembelajaran matematika guru hanya terpaku pada model dan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan yang cenderung membuat siswa menjadi bosan dan mengantuk. Model, pendekatan dan metode yang lain seperti demonstrasi dan diskusi jarang diterapkan. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Dalam hal ini materi operasi hitung bilangan pecahan hanya diterangkan saja tanpa alat-alat peraga. Siswa diperintahkan membaca buku paket untuk menambah pengetahuannya. Hal ini membuat siswa menjadi jenuh dalam belajar karena pembelajaran terasa monoton tanpa ada variasi yang membuat siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan kondisi
pembelajaran tersebut membuat keaktifan, motivasi dan hasil belajar matematika tidak bisa mencapai ketuntas yang optimal sesuai yang diharapkan. Untuk mengetahui motivasi dan keaktifan belajar, penilaian siswa terhadap mata pelajalaran matematika, serta pendapat siswa tentang pembelajaran yang dilakukan, peneliti, memberikan angket untuk diisi siswa. Hasil dari angket tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 seperti tertera di bawah ini.
31
32
Tabel 4.1 Rubrik Pernyataan Sikap Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran Matematika Jumlah siswa yang menjawab No.
1
Pertanyaan
Apakah matematika termasuk
Ya (%)
Raguragu (%)
Tidak (%)
Frek %
Frek %
Frek %
18
67
7
26 2
7
4
14
15
56 8
30
3
11
7
26 17
63
15
56
9
33 3
11
12
44
5
19 10
37
10
37
9
33 8
30
pelajaran sulit 2
Apakah mata pelajaran matematika menyenangkan
3
Apakah nilai matematika kamu lebih tinggi dari mata pelajaran lain
4
Apakah pembelajaran dari gurumu menyenangkan
5
Apakah pembelajaran matematika dari guru mudah dipahami
6
Apakah pembelajaran matematika yang dilakukan gurumu membuat kamu semangat belajar.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa, sebagian besar siswa ragu-ragu dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Alasan siswa karena pelajaran matematika membuat kepala pusing karena harus berfikir terus. Hanya sedikit saja siswa yang mendapat nilai yang lebih baik dari pelajaran yang lain, sebagian besar siswa malas berfikir bila ada pelajaran matematika. Tetapi sebagian siswa ada yang merasa senang dengan matematika karena beralasan bahwa dengan matematika siswa
33
bisa mudah berhitung. Hanya sebagian kecil siswa yang memahami pembelajaran dari guru, sehingga siswa kurang semangat. Upaya diperoleh gambaran tentang pra siklus yang lebih jelas peneliti mengadakan tes tertulis. Tes awal ini diberikan dalam bentuk isian. Nilai hasil tes pra siklus siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Belajar Pada Kondisi Pra Siklus No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
1
35
2
7,4
2
40
4
14,8
3
50
6
22,2
4
55
2
7,4
5
60
3
11,2
6
65
1
3,7
7
70
1
3,7
8
80
6
22,2
9
90
2
7,4
27
100
Jumlah Rata-rata Kelas
59,81
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai hasil tes kondisi awal terendah 35 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi 90 sebanyak 2 orang hal ini menunjukkan kesenjangan hasi belajar siswa cukup tinggi.Keadaan ini juga ditunjukkan pada diagram 4.1 di bawah ini.
34
(
P e r s e n
)
%
80 70 60 50 40 30 20 10 0
X > 80 (Tuntas)
X < 80 (Tidak Tuntas) Nilai Ketuntasan
Diagram 4.1 Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Pra Siklus Pada pelaksanaan kondisi awal dapat dilihat bahwa nilai tertinggi 90 ada 2 siswa dan nilai terendah 35 ada 2 siswa. Berdasarkan data di atas direkapitulasi hasil tes pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pada Kondisi Pra Siklus Uraian
Skor
Nilai Terttinggi
90
Nilai Terendah
35
Nilai Rata-rata
59,81
Siswa yang tuntas
8
Persentase (%) Siswa tuntas
29,63
Siswa yang belum tuntas
19
% Siswa yang belum tuntas
70,37
Berdasarkan data-data di atas dapat dilihat betapa kecilnya persentase siswa yang tuntas belajarnya. dari KKM yang ditentukan sebesar 80, kebanyakan siswa belum dapat mencapainya. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya hasil belajar matematika. Dapat dilihat pula adanya kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan terendah.
35
1.2
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 7 Maret 2012 dan Rabu 14 Maret 2012 di
ruang kelas IV SD Negeri Banjiran Kecamatan warungasem Batang. Dari peserta didik kelas IV yang berjumlah 27 siswa, semuanya hadir di sekolah sehingga pelaksanaan siklus pertama ini dapat diikuti oleh seluruh peserta didik. 4.2.1 Perencanaan Tindakan Dari gambaran umum tentang kondisi awal siswa, dapat ditarik kesimpulan adanya masalah dalam pembelajaran matematika di kelas yang diteliti, yaitu rendahnya hasil belajar diakibatkan siswa kurang aktif dan sulit mengambil inisiatif. Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti membuat suatu perencanaan tindakan penelitianuntuk siklus I dengan dengan menyusun suatu skenario pembelajaran. Skenariao yang dibuat ini mulai dicoba dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Materi yang digunakan sesuai dengan Kompetensi Dasar 6.3 mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan. Skenario pembelajaran secara rinci tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam lampiran 1, namun secara garis besar dapat dijelaskan seperti tabel 4.4
Tabel 4.4 Skenario Pembelajaran Matematika Siklus I No.
Kegiatan Guru
A.
Pra Pembelajaran
1
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan siswa Memperhatikan penjelasan guru
36
2.
Menyiapkan alat-alat pembelajaran.
B.
Pelaksanaan Pembelajaran
1.
Memberi
permasalahan
sederhana, Memecahkan masalah sederhana
misalnya sebuah apel dipotong menjadi tersebut dengan cara siswa sendiri. 8 bagian sama besar maka 2 bagian potongan tersebut adalah .../... 2.
Memberi tugas siswa menyimak materi Menyimak materi penjumlahan penjumlahan pecahan yang berpenyebiut pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dan tidak sama.
3.
Memberi pertanyaan siswa tentang Menjawab pertanyaan tentang penjumlahan pecahan.
4
sama. penjumlahan pecahan
membentuk kelompok yang terdiri 5-6 Melaksanakan tugas kelompok orang
memecahkan masalah dengan simbol matematika
5
Membimbing kelompok dalam diskusi
Melaksanakan diskusi kelompok
6
Memandu presentasi
Melakukan presentasi
7
Melakukan refleksi
Mengajukan pertanyaan dan pendapat tentang pelaksanaan pembelajaran
8.
Melaksanakan evaluasi
Mengerjakan lembar evaluasi
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Masingmasing pertemuan 2 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 7 Maret 2012, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu 14 Maret 2012.
37
Saat pelaksanaan tindakan penelitian siklus I ini peneliti dibantu oleh rekan sejawat sebagai kolaborator yaitu guru. Kolaborator ini bertugas membantu mengobservasi aktifitas peneliti dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah itu diminta pendapat dan sarannya dalam kegiatan refleksi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan perencanaan tindakan berikutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada tindakan siklus I adalah tentang kegiatan peneliti dan kegiatan siswa. Hasil observasi tentang aktifitas peneliti dan siswa selama pembelajaran dari pengamat diperoleh nilai rata-rata, beserta hasil evaluasinya. Aktivitas peneliti dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik adalah teknik pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa sehingga peneliti hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi segala kegiatan yang dilakukan siswa. Dengan demikian kegiatan siswa jadi menyenangkan dan tidak membosankan. Dari observasi aktivitas belajar siswa diperoleh data seperti pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I No
Aspek yang
Kategori
Diamati 1.
2
3
4
Keaktifan
Inisiatif
Konsentrasi
Kerjasama
Jumlah
Persentase
Siswa Senang mengerjakan (4)
14
52
Kurang senang mengerjakan (3)
13
48
Tidak senang mengerjakan (2)
-
Selalu memberi tanggapan (4)
9
33
Jarang memberi tanggapan (3)
14
52
Tidak pernah memberi tanggapan (2)
4
15
Selalu memperhatikan (4)
15
56
Memperhatikan (3)
10
37
Kurang memperhatikan (2)
2
7
Mengerjakan bersama teman (4)
16
59
Mengerjakan Sendiri (3)
11
41
Diam saja (2)
-
38
Dengan memperhatikan data-data di atas dapat diketahui bahwa dengan penerapan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran, siswa yang kurang aktif, kurang konsentrasi, kurang inisiatif dan kurang kerjasama dapat diminimalisir. Sebagian besar siswa memiliki konsentrasi dan kerja sama yang baik. Dari hasil angket siswa setelah siklus I, peneliti memperoleh data seperti pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Tentang Penilaian Siswa Terhadap Mata Pelajaran dan Proses Pembelajaran Pada Siklus I Jumlah Siswa Yang Menjawab No
Pertanyaan
Ya (%) F
1
Apakah matematika termasuk pelajaran 1
Ragu-ragu
Tidak (%)
(%)
%
F
%
F
%
3,7
6
22,2
20
74,1
85,2
2
7,4
2
7,4
18,5
14
51,9
8
29,6
92,6
1
3,7
1
3,7
gurumu 24
88,9
3
11,1
-
-
Apakah pembelajaran matematika yang 25
92,6
2
7,4
-
-
sulit setelah gurumu mengajar dengan pendekatan matematika realistik. 2
Apakah pelajaran matematika menyenang 23 kan setelah guru mengajar dengan pen dekatan matematika realistik
3
Apakah nilai matematika kamu lebih tinggi 5 dibanding mapel lain setelah gurumu mengajar dengan PMR
4
Apakah pembelajaran matematika dari 25 gurumu mudah dipahami
5
Apakah
pembelajaran
dari
sekarang menyenangkan 6
dilakukan oleh gurumu membuat kamu semangat belajar.
39
Dari data tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya pendekatan pembelajaran matematika realistik membuat siswa semangat belajar dan tidak ada lagi siswa merasa bosan dengan matematika. Pembelajaran menjadi mudah dipahami dan menyenangkan. Apa yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajarannya menambah gairah belajar bagi siswa. Tentang hasil belajar matematika siswa dalam siklus I, peneliti mendapatkan data hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus. Evaluasi yang dikerjakan siswa berbentuk tes tertulis obyektif dan uraian. Hasil tes yang diperoleh dapat diliohat dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan dan Persentase Kondisi Siklus I
No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
1
55
2
7,41
Tidak Tuntas
2
60
2
7,41
Tidak Tuntas
3
65
2
7,41
Tidak Tuntas
4
70
1
3,70
Tidak Tuntas
5
80
9
33,33
Tuntas
6
85
4
14,81
Tuntas
7
90
2
7,41
Tuntas
8
95
3
11,11
Tuntas
9
100
2
7,41
Tuntas
27
100
Jumlah Rata-rata
79,81
Dari data distribusi skor hasil tes siklus I didapat nilai belum tuntas tinggi 54- 66 ada 4 siswa, nilai belum tuntas rendah 67-79 ada 3 siswa, nilai tuntas rendah 80-92 ada
40
15 siswa nilai tuntas tinggi > 93 ada 5 siswa. Data skor nilai ini dapat kita lihat pada diagram 4.2
Diagram 4.2 Distribusi Skor Tes Matematika Berdasarkan Jumlah Siswa Pada Siklus I Dari data diagram 4.2 di atas dapat kita lihat bahwa setelah siklus I dilaksanakan skor tertinggi bertambah sedangkan skor terendah kondisi sebelumnya. Tabel 4.8 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pada Kondisi Siklus 1 No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
1
≥ 80
20
74,07
Tuntas
< 80
7
25,93
Belum Tuntas
41
Dari data tabel 4.8, distribusi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Banjiran Kecamatan Warungasem kabupaten Batangpada siklus I terlihat bahwa siswa yang tuntas ada 20 siswa ( 74,07 % ), Sedangkan siswa yang belum tuntas ada 7 ( 25,93 % ). Data ketuntasan belajar siswa pada kondisi siklus 1 dapat dilihat pada diagram 4.3
Diagram 4.3 Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Siklus 1 Rekapitulasi hasil tes formatif pada siklus I dapat kita lihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Distribusi Nilai TesTertinggi dan Terendah Pada Kondisi Siklus I Uraian Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Siswa yang Tuntas (KKM 80) % Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum Tuntas % Siswa yang Belum Tuntas
Skor 100 55 79,81 20 74,07 7 25,93
42
Berdasarkan rekapitulasi nilai tertinggi dan terendah tes formatif pada siklus I terdapat nilai tertinggi 100, nilai terendah 55, nilai rata-rata 79,81 berararti masih di bawah KKM, siswa yang belum tuntas 7 orang (26 %), siswa yang tuntas 20 orang (74%). Data ketuntasan Belajar pada kondisi siklus 1 dapat dilihat pada diagram 4.2 4.2.3 Refleksi Refleksi dilaksanakan pada hari Rabu 7 Maret 2012 dan Rabu 14 Maret 2012. Bersama teman sejawat sesama guru SD Negeri Banjiran refleksi dilaksanakan. Instrumen yang perlu dievaluasi diantaranya pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi dan hasil tes formatif. Hasilnya dari 27 siswa yang sudah menguasai materi pembelajaran 20 siswa (74%) yang belum menguasai materi pembelajaran 7 siswa (26%). Jadi yang sudah tuntas 74% dan yang belum tuntas 26 %. Meskipun sudah tampak ada kenaikan hasil belajar setelah perbaikan pada siklus I dibandingkan pembelajaran awal namun belum memenuhi standar ketuntasan yang diharapkan maka perlu perbaikan pembelajaran. Kekurangan dan kelemahan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Hasil analisis pada siklus I menjadi bahan untuk perbaikan pada siklus II. Data yang diperoleh pada siklus I baik berupa observasi maupun evaluasi hasil belajar akan dijadikan acuan pada perbaikan siklus II ini. 4.3.1 Perencanaan Tindakan Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II disusun oleh peneliti. Rencana itu tertuang dalam RPP Siklus II (RPP terlampir pada lampiran) Skenario pembelajaran siklus II kegiatan intinya sama dengan kegiatan inti pada kegiatan siklus I, yaitu melalui penerapan pendekatan matematika realistik. Secara kronologis, skenario pembelajaran siklus II adalah seperti tertera pada tabel 4.10
43
Tabel 4.10 Skenario Pembelajaran Matematika Siklus 2 No.
Kegiatan Guru
A.
Pra Pembelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. Menyiapkan alat-alat pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaranahan 1.Memberi permasalahan sederhana, misal nya Ani membeli gula 2/5 kg, kemudian membeli lagi ¾ kg. Gula yang dibeli Ani seluruhnya adalah .... 2. Memberi tugas siswa menyimak 3. Memberi pertanyaan kepada siswa 4. Membentuk kelompopk siswa 5. Membimbing kelompok dalam berdiskusi 6. Memandu presentasi 7. Melakukan refleksi 8. Melaksanakan evaluasi
1 2. B.
Kegiatan siswa Memperhatikan penjelasan guru
Memecahkan masalah sederhana tersebut dengan cara siswa sendiri.
Menyimak materi Menjawab pertanyaan Melaksanakan tugas kelompok Melakukan diskusi kelompok Mielakukan presentas Mengajukan pertanyaan dan pendapat Mengerjakan lembar evaluasi
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada siklus II ini pelaksanaan tindakan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan durasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan I dilaksanakan pada Rabu 21 Maret 2012 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu
28 Maret 2012. Pada
pelaksanaan penelitian siklus II ini semua tindakan yang dilaksanakan peneliti masih dibantu oleh teman sejawat sebagai kolaborator, sehingga dengan kolaborasi antara peneliti dan guru akan menghasilkan penelitian yang akurat. Kolaborator membantu mengobservasi aktivitas pembelajaran baik aktivitas guru sebagai peneliti maupun aktivitas siswa. Hasil observasi pada siklus II adalah observasi tentang kegiatan peneliti maupun kegiatan siswa. Hasil Observasi tentang aktifitas guru selama pembelajaran dari pengamat diperoleh nilai rata-rata. Adapun dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa diperoleh data pada tabel 4.11.
44
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II No
Aspek yang
Kategori
Jumlah
Prosentase
Siswa
(%)
Senang mengerjakan (4)
24
89
Kurang senang mengerjakan (3)
3
11
Tidak senang mengerjakan (2)
-
-
Selalu memberi tanggapan (4)
15
56
Jarang memberi tanggapan (3)
12
44
-
-
Selalu memperhatikan (4)
25
93
Memperhatikan (3)
2
7
Kurang memperhatikan (2)
-
-
Mengerjakan bersama teman (4)
23
85
Mengerjakan Sendiri (3)
4
15
Diam saja (2)
-
-
Diamati 1.
2
Keaktifan
Inisiatif
Tidak pernah memberi tanggapan (2) 3
4
Konsentrasi
Kerjasama
Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa dengan penerapan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran, siswa yang kurang aktif, kurang konsentrasi, kurang inisiatif dan kurang kerjasama berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Sebagian besar siswa memiliki konsentrasi dan kerja sama yang baik. Keaktifan siswa juga meningkat sangat signifikan. Dari hasil angket siswa setelah siklus II, peneliti memperoleh data seperti pada 4.12
45
Tabel 4.12 Distribusi Hasil Penilaian Siswa Terhadap Mata Pelajaran dan Proses Pembelajaran Pada Siklus II Jumlah Siswa Yang Menjawab No
Pertanyaan
Ya (%) F
1
2
3
4 5 6
Apakah matematika termasuk pelajaran sulit setelah gurumu mengajar dengan pendekatan matematika realistik. Apakah pelajaran matematika menyenang kan setelah guru mengajar dengan pen dekatan matematika realistik Apakah nilai matematika kamu lebih tinggi dibanding mapel lain setelah gurumu mengajar dengan PMR Apakah pembelajaran matematika dari gurumu mudah dipahami Apakah pembelajaran dari gurumu sekarang menyenangkan Apakah pembelajaran matematika yang dilakukan oleh gurumu membuat kamu semangat belajar.
Ragu-ragu
%
-
Tidak (%)
(%) F
%
F
%
10
37,04
17
62,96
25
93
2
7
-
-
10
37
14
52
3
11
24
89
3
11
-
-
23
85
4
15
-
-
25
93
2
7
-
-
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya pendekatan pembelajaran matematika realistik membuat siswa semangat belajar dan tidak ada lagi siswa merasa bosan dengan matematika. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan mudah dipahami. Apa yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajarannya menambah gairah belajar bagi siswa. Dari evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus II diperoleh data hasil belajar matematika. Evaluasi yang dikerjakan siswa berbentuk tes tertulis obyektif dan uraian. Hasil tes yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel 4.13
46
Tabel 4.13 Distribusi Skor Nilai Matematika pada Tes Siklus II
No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
1
60
2
7,41
Tidak Tuntas
2
70
1
3,70
Tidak Tuntas
3
75
1
3,70
Tidak Tuntas
4
80
2
7,41
Tuntas
5
85
13
48,15
Tuntas
6
90
2
7,41
Tuntas
7
95
1
3,70
Tuntas
8
100
5
18,52
Tuntas
Jumlah
27
Rata-rata
85,37
Dari data distribusi skor hasil tes siklus 2 didapat nilai belum tuntas tinggi 54-66 ada 2 siswa, nilai belum tuntas rendah 67-79 ada 2 siswa, nilai tuntas rendah 80-92 ada 18 siswa nilai tuntas tinggi > 93 ada 5 siswa. Data skor nilai ini dapat dilihat pada diagram 4.4
47
Diagram 4.4 Skor Tes Matematika Berdasarkan Jumlah Siswa pada Siklus II Dapat kita lihat bahwa setelah dilaksanakannya siklus II nilai tertinggi bertambah dan nilai terendahnya berkurang dibandingkan pada siklus I. Tabel 4.14 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pada Kondisi Siklus 2
No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
Keterangan
1
≥ 80
23
85,19
Tuntas
2
< 80
4
14,81
Tidak Tuntas
Dari data tabel 4.14 distribusi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Banjiran Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada siklus II terlihat bahwa siswa yang tuntas belajar ada 23 siswa (85,19%) sedangkan 4 siswa (14,81) belum tuntas. Data Ketuntasan Belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.5
48
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Siklus 2 Rekapitulasi hasil tes formatif pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Tertinggi dan Terendah Tes Pada Kondisi Siklus 2 Uraian
Skor
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
60
Nilai Rata-rata
85,37
Siswa yang tuntas (KKM 80)
23
% Siswa yang Tuntas
85,19
Siswa yang Belum Tuntas
4
% Siswa yang Belum Tuntas
14,81
Berdasarkan rekapitulasi nilai tertinggi dan terendah tes formatif pada siklus II terdapat nilai tertinggi 100, nilai terendah 55, nilai rata-rata 85,37 berararti sudah berada di atas KKM, siswa yang belum tuntas 4 siswa (14,81 %), siswa yang tuntas 23 orang (85,19%).
49
Berdasarkan hasil analisis hasil belajar ditinjau dari indikator-indikator yang akan dicapai, maka perbandingan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Perbandingan Skor Antara Keadaan Pra Siklus, Sikllus I dan Siklus II No
1 2
Kategori Hasil Belajar
Kondisi Awal Skor Tes
Jml
%
Siswa
Siklus I Jml
%
Siswa
Siklus II Jml
%
Siswa
Belum Tuntas
< 80
19
70,37
7
25,93
4
14,81
Tuntas
≥ 80
8
29,63
20
74,07
23
85,19
27
100
27
100
27
100
Jumlah Rata-rata
59,81
79,81
85,37
Dari data hasil belajar sesuai tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I dan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan. Data tersebut di atas dapat disajikan dalam diagram 4.6
Diagram 4.6 Perbandingan Skor Hasil Belajar Matematika Pada Kondisi Pra Siklus,Siklus 1, Siklus 2
50
Dari analisa data yang disajikan dapat kita lihat beberapa kenyataan yang terjadi selama penelitian.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dari kondisi awal ke siklus I, dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan yang signifkan. 4.3.3 Refleksi Refleksi dilaksanakan pada hari Rabu 21 Maret 2012 dan Rabu 28 Maret 2012. Bersama teman sejawat sesama guru SD Negeri Banjiran refleksi dilaksanakan. Instrumen yang perlu dievaluasi diantaranya pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi dan hasil tes formatif. Hasilnya dari 27 siswa yang sudah menguasai materi pembelajaran 23 siswa (85%) yang belum menguasai materi pembelajaran 4 siswa (15%). Jadi yang sudah tuntas 85% dan yang belum tuntas 15 %. Dengan demikian penelitian dianggap berhasil dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitian, maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar menggunakan pendekatan matematika realistik. Hal-hal yang dapat dilihat peningkatannya yaitu pada aspek hasil belajar.Hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan, evaluasi dari siklus I dan siklus II selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.17 diskripsi statistik hasil pra siklus, siklus I dan siklus II. Tabel 4.17 Perbandingan Skor Rata-rata, Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dan Skor Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No
Uraian
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Rata – Rata
59.81
79,81
85,37
2
Ketuntasan
29,6% (8 siswa)
74,1%(20 siswa)
85,2% (23 siswa)
Berdasarkan indikator kinerja, tindakan pembelajaran dapat dikatakan berhasil meningkat hasil belajarnya jika lebih dari atau sama dengan 85% siswa telah tuntas belajar dengan KKM ≥ 80 hal ini nampak pada ketercapain siklus 2.
51
Hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II, bila dituangkan dalam bentuk diagram 4.7 nampak perbandingan skor rata-rata pada kondisi pra siklus, siklus 1
dan siklus 2. Diagram 4.7 Perbandingan Skor Rata rata Pada Kondisi Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2 Perbandingan ketuntasan belajar dapat dilihat pada diagram 4.8.
52
Diagram 4.8 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Pada Keadaan Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2 Tabel 4.18 Perbandingan Skor Minimal dan Skor Maksimal Antara Kondisi Pra Siklus Siklus 1 dan siklus 2
No
Uraian
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Skor Minimal
35
55
60
2
Skor Maksimal
90
100
100
Dari data pada tabel 4.18 tentang Skor minimal dan maksimal pada kondisi pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.9
53
Diagram 4.9 Perbandingan Skor Minimal dan Maksimal Antara Kondisi Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2