BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruang ICU merupakan ruang rawat di Rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh karena penyakit tertentu. di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto terdapat ruang ICU yang di dalamnya terdapat 10 tempat tidur untuk pasien, dilengkapi monitor EKG dan peralatan lain yang memadai, ruang perawat, ruang dokter, dan kamar mandi. Tenaga kesehatan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto terdiri dari perawat yang di bagi 2 tim dipipimpin oleh kepala ruangan dan di dampingi oleh dokter.
4.2 Gambaran Umum Responden Secara umum jumlah pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto sampai selesai dilakukan penelitian berjumlah 17 orang, setiap pasien didampingi oleh keluarga yang secara keseluruhan berjumlah 33 orang. Sebagian besar keluarga pasien berusia muda (20-30) tahun 10 orang, usia dewasa (31-40) tahun 11 orang, usia dewasa tua (41-50) tahun 7 orang dan lansia (>50) tahun 5 orang. Dari 33 keluarga pasien, yang memiliki pekerjaan yaitu 17 orang, dan tidak memiliki pekerjaan 16 orang. Sebagian besar keluarga pasien tidak bekerja/ IRT.
Dalam analisa ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan data
sesuai
dengan
variabel
penelitian.
Data
ini
terdiri
dari
umur,
pendidikan,pekerjaan, informasi dan tingkat kecemasan. Data ini akan disajikan dalam bentuk tabeel distribusi frekuensi seperti dibawah ini :
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 a.
Analisa Univariat
Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M
Dunda Limboto Kab. Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut umur dimana masing-masing memiliki umur yang berbeda-beda, distribusi umur ini terdiri dari responden yang berumur 20-57 tahun. Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Umur (Tahun) 20-30 31-40 41-50 >50 Total Sumber : data primer
Frekuensi 9 12 7 5 33
Persentase (%) 27,3 36,4 21,2 15,2 100.0
Tabel 4.1 menunjukan distribusi responden berdasarkan kelompok umur yang paling banyak yaitu pada umur 31-40 tahun sebanyak 12 responden (36,4%), sedangkan kelompok umur terkecil yaitu pada umur >50 tahun sebanyak 5 responden (15,2%).
b. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut pendidikan yang dapat dilihat di tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total Sumber : data primer
Frekuensi 4 10 15 4 33
Persentase (%) 12,1 30,3 45,5 12,1 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa distribusi responden berdasarkan pendidikan paling banyak terdapat pada pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden (45,5%) dan pendidikan yang terendah yaitu pendidikan SD dan SMP yaitu 4 responden ( 12,1%).
c.
Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M
Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut pendidikan yang dapat dilihat di tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Pekerjaan PNS KARYAWAN SWASTA PETANI NELAYAN PEDAGANG IRT DLL Total Sumber : data primer
Frekuensi 5 3 5 1 3 12 4 33
Persentase (%) 15,2 9,1 15,2 3,0 9,1 36,4 12,1 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa distribusi responden berdasarkan pekerjaan,paling tinggi yaitu IRT 13 responden (39,4%), dan distribusi responden terendah pada pekerjaan nelayan yaitu 1 responden (3,0%).
d. Status hubungan dengan pasien Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut status hubungan dengan pasien yang dapat dilihat di tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Status Ayah Ibu Anak Saudara Total Sumber : data primer
Frekuensi 5 16 12 33
Persentase (%) 15,2 48,5 36,4 100.0
Tabel 4.4 menunjukan distribusi responden berdasarkan status hubungan dengan pasien. Dengan status ayah tidak ada, ibu 5 responden (15,2), anak 16 responden (48,5%), dan saudara 12 responden (36,4%).
e.
Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M
Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut informasi yang dapat dilihat di tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Informasi Baik Kurang Total Sumber : data primer
Frekuensi 14 19 33
Persentase (%) 42,4 57,6 100.0
Tabel 4.5 menunjukan distribusi responden berdasarkan gambaran informasi. Dengan informasi baik 14 responden (42,4%), informasi kurang 19 responden (57,6%).
f.
Tingkat Kecemasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diruang ICU RSUD Dr. M.M
Dunda Limbooto didapatkan distribusi responden menurut tingkat kecemasan yang dapat dilihat di tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Cemas Ringan Cemas Berat Total Sumber : data primer
Frekuensi 9 24 33
Persentase (%) 27,3 72,7 100.0
Tabel 4.6 menunjukan distribusi responden berdasarkan gambaran tingkat kecemasan. Dengan tingkatan, cemas ringan 9 responden (27,3%), cemas berat 24 responden (72,7%).
4.3.2 a.
Analisa Bivariat
Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kecemasan
Tabel 4.7 Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Cemas Cemas Umur Ringan Berat N % N % <30 6 25,0 18 75,0 >30 3 33,3 6 66,7 Total 9 27,3 24 72,7 Sumber : data primer
Jumlah N 24 9 33
% 100.0 100.0 100.0
p Value
0.677
Berdasarkan tabel 4.7, menunjukan bahwa 24 responden yang berumur <30 tahun yang cemas ringan yaitu 6 responden (25,0%), serta yang cemas berat yaitu 18 responden (75,0%). Sedangkan 9 responden yang berumur >30 tahun yang cemas ringan yaitu 3 responden (33,3%), serta yang cemas berat yaitu 6 responden (66,7%). Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 diatas yang diperoleh dari Fisher’s Exact nilai p value diperoleh sebesar 0,677 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara umur dengan tingkat kecemasan keluarga pasien.
b. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.8 Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013
Pendidikan Rendah Tinggi Total Sumber : data primer
Tingkat Kecemasan Cemas Cemas Ringan Berat N % N % 4 33,3 8 66,7 5 23,8 16 76,2 9 27,3 24 72,7
Jumlah N 12 21 33
% 100,0 100,0 100,0
p Value
0,690
Berdasarkan tabel 4.8, menunjukan bahwa 12 responden yang berpendidikan rendah yang cemas ringan yaitu 4 responden (33,3%), serta yang cemas berat yaitu 8 responden (66,7%). Sedangkan 21 responden yang berpendidikan tinggi yang cemas ringan yaitu 5 responden (23,8%), serta yang cemas berat yaitu 16 responden (76,2%). Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.8 diatas yang diperoleh dari Fisher’s Exact, nilai p value diperoleh sebesar 0,690 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara pendidikan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien.
c.
Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kecemasan
Tabel 4.9 Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013
Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total Sumber : data primer
Tingkat Kecemasan Cemas Cemas Ringan Berat N % N % 4 23,5 13 76,5 5 31,3 11 68,8 9 27,3 24 72,7
Jumlah N 17 16 33
% 100.0 100.0 100.0
p Value
0,708
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 17 responden yang bekerja, terdapat 4 responden (23,5%) yang cemas ringan, serta 13 responden (76,5%) yang cemas berat. Sedangkan yang tidak bekerja yaitu 16 responden, 5 responden (31,3%) cemas ringan, dan 11 responden (68,8%) cemas berat. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.9 diatas yang diperoleh dari Fisher’s Exact, nilai p value diperoleh sebesar 0,708 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien.
d. Pengaruh Informasi Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.10 Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013
Tingkat Kecemasan Cemas Cemas Informasi Ringan Berat N % N % Baik 8 57,1 6 42,9 Kurang 1 5,3 18 94,7 Total 9 27,3 24 72,7 Sumber : data primer
Jumlah N 14 19 33
% 100,0 100,0 100,0
p Value
0,002
Berdasarkan tabel 4.10, menunjukan bahwa dari 14 responden yang mendapat informasi baik, 9 responden (57,1%) cemas ringan dan 6 responden (42,9%) cemas berat. Sedangkan responden yang memiliki informasi kurang yaitu 19 responden, 1 responden (5,3%) cemas ringan, 18 responden (94,7%) cemas berat. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 diatas yang diperoleh dari Fisher’s Exact, nilai p value diperoleh sebesar 0,002 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 ditolak dan HA diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi dan tingkat kecemasan.
4.4 Pembahasan 4.4.1
Umur Dari hasi penelitian yang dilakukan diruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda
Limboto didapatkan bahwa dari 33 responden, rata-rata sampel penelitian adalah berusia <30 tahun yaitu berjumlah 24 responden (72,7%). Menurut beberapa penelitian umur merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kecemasan pada keluarga pasien. Bahkan ada yang berpendapat bahwa faktor usia muda lebih rentan mengalami kecemasan dari pada usia tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya (Kaplan & Sadock, 1997 : Kurniawan 2008. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kecemasan, hal tersebut berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya karena menurut peneliti bahwa setiap tingkatan umur dapat mengalami tingkat kecemasan yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena setiap orang yang dihadapkan dengan masalah bahwa ada seorang anggota keluarga yang dirawat diruang intensif dan dalam keadaan tidak stabil ditambah lagi dengan informasi yang didapatkan kurang maka kecemasan dapat timbul pada siapa saja baik yang berusia muda, dewasa dan lansia.
4.4.2
Pendidikan Dari hasi penelitian yang dilakukan diruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda
Limboto didapatkan bahwa dari 33 responden, rata-rata sampel penelitian
berpendidikan tinggi yaitu 21 responden dengan tingkat kecemasan, cemas ringan yaitu 5 responden (23,8%) dan cemas berat yaitu 16 responden (76,2%). Pendidikan seseorang yang meningkat mengajarkan individu mengambil sikap keputusan yang terbaik untuk dirinya. Masalah yang muncul dalam dirinya mampu dikelola dengan pemikiran yang lebih rasional. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfa (2008) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien di RS. DR. Moewardi Surakarta, dapat diketahui bahwa pasien yang pendidikan lebih tinggi, tingkat kecemasannya relatif lebih rendah. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan, dimana pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan. Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
responden
yang
berpendidikan tinggi mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan responden yang berpendidikan rendah, menurut peneliti hal ini disebabkan oleh faktor lain seperti kurangnya informasi mengenai kondisi pasien dan juga dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa rata-rata responden adalah berstatus sebagai anak, maka mereka yang memiliki hubungan anak dan orang tua akan lebih cemas, tanpa melihat pendidikan tinggi atau rendah.
4.4.3
Pekerjaaan Berdasarkan hasil penelitian di ruang ICU RSUD Dr.M.M dunda Limboto, di
dapatkan paling banyak responden memiliki pekerjaan yaitu 17 responden, dengan tingkat kecemasan cemas ringan yaitu 4 responden (23,5%) dan cemas berat yaitu 13
responden (76,5%).
Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga (Nursalam, 2001), maka jika seseorang tidak mempunyai pekerjaan akan memberi dampak dalam keluarganya karena tidak dapat menunjang kehidupan, terlebih lagi jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan di rawat di rumah sakit maka akan membutuhkan biaya yang banyak untuk perawatan, jika seseorang tidak memilki pekerjaan maka akan memicu peningkatan kecemasan karena memikirkan biaya untuk perawatan. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitia yang dilakukan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, dimana di dapatkan bahwa responden yang bekerja memiliki tingkat kecemasan berat yang relatif tinggi dari pada responden yang tidak bekerja, menurut peneliti hal ini disebabkan banyak faktor yang dpat menyebabkan kecemasan seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu kurangnya informasi, hubungan yang erat dengan pasien dan faktor lain yang tidak diteliti. Jadi semua orang yang jika memiliki salah satu anggota keluarga yang dirawat di ruang intensif dan dalam keadaan tidak stabil, maka akan terjadi peningkatan kecemasan tanpa membedakan yang bekerja dan tidak bekerja.
4.4.4
Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M
Dunda Limboto di dapatkan bahwa dari 33 responden penelitian sebagian besar responden termasuk dalam kelompok kurang informasi yaitu 19 responden dengan
tingkat kecemasan 1 responden (5,3%) cemas ringan dan 18 responden (94,7%) cemas berat. Menurut Henneman and Cardin kebutuhan anggota keluarga pasien kritis adalah kebutuhan akan informasi, kebutuhan untuk kepastian dan dukungan serta kebutuhan untuk berada di dekat pasien. Jenis informasi yang keluarga butuhkan dari perawat berhubungan dengan keadaan pasien secara umum. Keluarga ingin mendapat informasi tentang tanda-tanda vital (stabil vs tidak stabil), tingkat kenyamanan pasien, dan pola tidur. Keluarga tidak mengharapkan perawat untuk memberikan informasi tentang prognosis, diagnosis, atau rencana pengobatan (informasi ini mereka butuhkan dari dokter yang merawat pasien). Jika keluarga tidak mendapatkan informasi yang jelas, maka dapat menimbulkan kecemasan. Hal ini juga diperkuat oleh Pane (2011) dalam penelitiannya bahwa informasi merupakan salah satu faktor pencetus tingkat kecemasan pada keluarga pasien. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, dimana informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien.
4.4.5
Tingkat Kecemasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitan yang dilakukan di RSUD
Dr. M.M Dunda Limboto terdapat 33 responden yang memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Gejala kecemasan yang muncul sangat bervariasi. Gejala kecemasan berat muncul pada kelompok gejala perasaan depresi yaitu 84,8% dan
kelompok gejala kelompok gangguan tidur yaitu 84,8%. Gejala perasaan depresi meliputi kehilangan minat, sedih, bangun dini hari, berkurangnya kesukaan pada hobi dan perasaan berubah-ubah setiap hari. Sedangkan kelompok gangguan tidur meliputi sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidak pulas, mimpi buruk, mimpi yang menakutkan. Gejala cemas sedang mayoritas muncul pada kelompok gejala ketegangan yang ditandai dengan tidak dapat beristirahat dengan nyeyak (66,7%), mudah menangis (63,6%), dan gelisah (75,8%). Analisa lebih lanjut menunjukan bahwa gejala yang paling sering muncul pada respon kecemasan adalah munculnya gejala perasaan cemas yang diiringi dengan gangguan tidur. Semua gejala tersebut merupakan respon psikologis dan fisiologis dari kecemasan yang timbul akibat adanya stressor dan ancaman integritas biologi ddan konsep diri (Ann Isaacs, 1996 : Nurkholis 2008). Dari kelompok gejala yang muncul kemudian dikelompokan menjadi empat kategori yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat penelitian menunjukan mayoritas responden mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan yang bervariasi seperti terlihat pada tabel 4.5. hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriya (2002) dan Nurkholis (2008) yang menyatakan bahwa pasien yang di rawat di ruang intensif dapat menimbulkan kecemasan bagi keluarga pasien. Data menunjukan terdapat kecemasan berat yaitu 42,4% hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya informasi.