BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kegiatan Persiklus 1. Siklus I a. Perencanaan Adapun tahap perencanaan yang dihasilkan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Dihasilkan rencana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan media bagan. 2) Dihasilkan lembar observasi untuk guru dan peran aktif siswa. 3) Dihasilkan skenario pembelajaran. 4) Dihasilkan lembar evaluasi Siklus I berbentuk tertulis 10 soal. 5) Menetapkan peneliti yaitu Mokh. Gunawan, S.Pd.SD sebagai Observer.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Nopember 2013 membahas
”Nama-nama
Malaikat
dan
Tugasnya”.
Siklus
I
dilaksanakan 2 x 35 menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media bagan. Kegiatan ini berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dan melibatkan peran serta guru.
45
46
Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, guru membawa siswa untuk mengungkap hal yang siswa ketahui tentang nama-nama malaikat dan tugasnya. Pada tahap kegiatan inti. Guru menyebutkan nama-nama malaikat. Guru menceritakan nama-nama malaikat dan tugasnya. Guru dan siswa bertanya jawab tentang nama-nama malaikat dan tugasnya. Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru menyuruh siswa menceritakan kembali nama-nama malaikat dan tugasnya pada lembar kerja yang diberikan guru. Dalam kegiatan ini siswa tampak serius dalam membaca soal.
c. Pengamatan Pengamatan ini meliputi: pertama, pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran dan kedua, pengamatan terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 1) Kegiatan Guru a) Cara penyampaian materi pelajaran. Proses pembelajaran didahului oleh pembuatan rencana pembelajaran dan dalam proses penyampaian materi pelajaran tidak keluar dari rencana yang telah disusun. b) Penggunaan metode yang tepat. Metode yang banyak digunakan adalah metode ceramah menggunakan media bagan dan tanya jawab.
47
c) Pandangan atau perhatian guru dalam situasi belajar. Dalam situasi kelas yang berjumlah 22 siswa tak lepas dari perhatian atau pandangan guru. Tak terpusat pada satu siswa saja tetapi secara keseluruhan juga untuk mengetahui aktifitas siswa. d) Pengelolaan kelas. Situasi kelas yang bersih dengan berfungsi piket kelas tiap hari. Tempat duduk yang tertata rapi dengan jarak yang ideal. Serta keadaan atau semangat siswa yang terpancar melalui raut wajah siswa. e) Suara atau vokal guru dalam penyampaian materi pelajaran. Kekuatan volume suara guru tidak monoton, ada kalanya lemah dan ada kalanya keras. Pengaturan seperti itu untuk memusatkan konsentrasi siswa pada materi pelajaran. f) Penampilan guru guna memusatkan perhatian. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mendukungnya, salah satunya adalah penampilan guru di depan kelas. Tidak hanya duduk di depan kelas tetapi bervariasi dalam penguasaan ruang kelas. g) Teknik melempar pertanyaan kepada siswa. Memancing aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar sesekali dilemparkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Bobot pertanyaan agak sulit diberikan
48
kepada siswa yang tergolong rangking dalam kelas. Tetapi bila bobot soal ringan maka diberikan kepada siswa yang mempunyai kemampuan pas-pasan. Adapun pertanyaan yang mudah ditujukan kepada siswa yang sedang asyik bermain sendiri saat berlangsung proses belajar mengajar. h) Pemberian bimbingan kepada siswa yang bermasalah. Siswa dalam mengikuti pelajaran mempunyai kemampuan berbeda dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru. Ada 5 siswa mengalami kelambanan dalam menangkap materi pelajaran. Tindakan yang dilakukan adalah menceritakan kembali dengan media bagan yang lebih menarik. i) Pengaturan alokasi waktu. Pada siklus I ini yang terjadi adalah penggunaan atau pengaturan alokasi waktu sesuai dengan rencana pembelajaran tidak jauh meleset dari tahap peralihan, kegiatan awal, kegiatan inti sampai pada kegiatan akhir. j) Kehadiran guru. Guru memberikan kepada siswa, guru hadir tepat waktu yaitu 07.00. Tanda masuk dibunyikan pukul 07.15 WIB. 2) Peran Aktif Siswa a) Penelitian siswa dalam proses belajar mengajar.
49
Dari 22 siswa ternyata tidak semua terpusat pada materi pelajaran, ada 5 siswa yang perhatiannya terbagi-bagi dikarenakan mengobrol atau bermain sendiri. b) Frekuensi siswa yang bertanya. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, ternyata hanya ada 3 siswa saja yang menggunakan pertanyaan dan kebetulan siswa laki-laki semua. Di antara dua pilihan yang ada maka siswa lebih banyak diam bila diberi kesempatan untuk bertanya. c) Aktifitas siswa Keaktifan siswa didominasi oleh siswa yang tergolong pandai, ia cepat dalam menyelesaikan tugas yang ia terima. Yang lain karena belum jelas lebih banyak diam tidak mengerjakan. Ia menunggu mencontek ke teman yang sama-sama tidak tahu. d) Kehadiran siswa. Kebanyakan siswa bersemangat untuk hadir tiap hari.
d. Refleksi Hasil pengamatan merupakan data yang berguna untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan perbaikan. Untuk memperoleh data yang akurat pengamat dilengkapi lembar pengamatan bagi guru dan lembar pengamatan bagi siswa, serta data hasil pengamatan dalam perbaikan pembelajaran. Dari data yang diperoleh dari Siklus I dengan fokus masalah “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya” terlihat bahwa pembelajaran
50
yang sudah dilakukan menunjukkan ke arah peningkatan yang baik. Siswa sudah antusias dalam pembelajaran. Dengan menggunakan media bagan, siswa nampak senang dan antusias. Tetapi masih ada siswa yang ngobrol sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi terbukti bahwa dari 22 siswa baru 15 siswa yang memperoleh nilai diatas 70 (nilai KKM) atau 68,18%, sedangkan 7 siswa atau 31,82% belum mencapai nilai tuntas. Oleh karena itu, upaya guru untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut perlu diadakan perbaikan pembelajaran kembali dengan menggunakan media bagan agar siswa meningkat keaktifannya, maka pada siklus berikutnya guru memberikan motivasi dan perhatian kepada siswa serta memperbanyak tanya jawab kepada siswa yang ngobrol sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan, ada peningkatan hasil prestasi siswa dibandingkan sebelum siklus, namun penulis merasa masih ada kekurangan dan masalah dalam kelas, seperti pembelajaran kurang kondusif karena siswa kurang aktif dan masih ada beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Ada beberapa siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan temannya, disebabkan karena kurang memahami materi pada saat guru sedang memberikan pelajaran di kelas, seperti beberapa siswa ada yang bergurau sendiri, ada pula
51
siswa yang mengantuk di kelas. Berdasarkan hal tersebut maka perlu melanjutkan perbaikan pembelajaran siklus II.
e. Hasil Siklus I Hasil tes siklus I ini merupakan data awal penelitian dengan menggunakan media bagan. Secara umum hasil tes dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Nilai (X) 100 90 80 70 60 50 Jumlah
Tabel 4.1 Hasil Analisis Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Frekuensi Jumlah Ketuntasan (F) (FX) 0 Tuntas = 2 180 15 100% 68,18% 4 320 22 9 630 4 240 Belum Tuntas = 3 150 7 100% 31,82% 22 22 1520 1520 69,09 Nilai rata-rata = 22
Keterangan Siklus I 1. Yang mendapat nilai lebih dari 70 keatas adalah
15 100% 68,18% 22
7 100% 31,82% 22 3. Ketuntasan pembelajaran yang dicapai adalah 68,18%
2. Yang mendapat nilai kurang dari 70 adalah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas IV SDI 01 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan diperoleh dari nilai PAI Siklus I mencapai rata-rata kelas sebesar 69,09 dalam kategori cukup.
52
Untuk memperjelas hasil nilai di atas kami sajikan dalam grafik hasil belajar yang dicapai pada siklus I. Grafik 1. Hasil Belajar Siklus I
Pada siklus I pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya” belum berhasil, karena dari 22 siswa baru 15 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM) atau 68,18%, sedangkan 7 siswa atau 31,82% belum mencapai nilai tuntas. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, masih ada siswa yang ngobrol sendiri. 2. Siklus II a. Perencanaan Adapun tahap perencanaan yang dihasilkan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
53
1) Dihasilkan rencana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya” melalui kata dengan media bagan. 2) Dihasilkan lembar observasi untuk guru dan peran aktif siswa. 3) Dihasilkan skenario pembelajaran. 4) Dihasilkan lembar evaluasi Siklus II yang berbentuk tertulis sebanyak 10 soal. 5) Menetapkan peneliti yaitu Mokh. Gunawan, S.Pd.SD sebagai Observer. b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2013. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan sub pokok bahasan “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya”. Pada siklus II guru membuat rencana pembelajaran dan menggunakannya sesuai skenario yang sudah dibuat. Setelah sedikit mengulas materi yang telah disampaikan, guru menggali pengetahuan siswa tentang “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya”. Pada tahap apersepsi Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru membawa siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara langsung tentang Nama-nama Malaikat dan Tugasnya.
54
Pada tahap eksplorasi. Pada tahap kegiatan inti. Guru menyebutkan nama-nama Malaikat. Guru menceritakan nama-nama malaikat dan tugasnya dengan media bagan. Guru dan siswa bertanya jawab tentang Nama-nama Malaikat dan Tugasnya. Tahap pengembangan aplikasi. Pada tahap ini guru menyuruh siswa menceritakan kembali Nama-nama Malaikat dan Tugasnya pada lembar kerja yang diberikan guru. Dalam kegiatan ini siswa tampak serius dalam membaca soal. c. Pengamatan Dalam pelaksanaan siklus II selama proses pembelajaran dibutuhkan adanya pengamatan. Pengamatan ini meliputi: pertama, pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran dan kedua, pengamatan terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 1) Kegiatan Guru a) Cara penyampaian materi pelajaran. Proses pembelajaran didahului oleh pembuatan rencana pembelajaran
maka
dalam
proses
penyampaian
materi
pelajaran tidak keluar dari rencana yang telah disusun. b) Penggunaan metode yang tepat. Berdasarkan dengan lebih banyak latihan maka akan bisa. Metode yang diperbanyak digunakan adalah tugas dan tanya jawab sedangkan ceramah sebagian kecil.
55
c) Pandangan atau perhatian guru dalam situasi belajar. Dalam situasi kelas yang berjumlah 22 siswa tak lepas dari perhatian atau pandangan guru. Tak terpusat pada satu siswa saja tetapi secara keseluruhan juga untuk mengetahui aktifitas siswa. d) Pengelolaan kelas. Tahap satu ini keadaan kelas sangat kondusif guna mendukung penyerapan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar. Situasi kelas yang bersih dengan berfungsi piket kelas tiap hari. Tempat duduk yang tertata rapi dengan jarak yang ideal. Serta keadaan atau semangat siswa yang terpancar melalui raut wajah siswa. e) Suara atau vokal guru dalam penyampaian materi pelajaran. Kekuatan volume suara guru tidak monoton, ada kalanya lemah dan ada kalanya keras. Pengaturan seperti itu untuk memusatkan konsentrasi siswa pada materi pelajaran. f) Penampilan guru guna memusatkan perhatian Keberhasilan dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mendukungnya, salah satunya adalah penampilan guru di depan kelas. g) Teknik melempar pertanyaan kepada siswa. Memancing aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar sesekali dilemparkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait
56
dengan materi pelajaran. Bobot pertanyaan agak sulit diberikan kepada siswa yang tergolong rangking dalam kelas. Tetapi bila bobot soal ringan maka diberikan kepada siswa yang mempunyai kemampuan pas-pasan. h) Pemberian bimbingan kepada siswa yang bermasalah. Siswa dalam mengikuti pelajaran mempunyai kemampuan berbeda dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru. Ada 1 siswa mengalami kelambanan dalam menangkap materi pelajaran. Tindakan yang dilakukan adalah memberikan bimbingan yang cukup dan telaten duduk di sampingnya. Memandu cara-cara penyelesaian soal dengan cara yang benar. i) Cara memancing konsentrasi siswa saat proses belajar mengajar. Kendala yang sering terjadi ketika proses belajar berlangsung adalah guru menerangkan tetapi siswa asyik bermain sendiri dengan temannya atau diam dengan tatapan kosong. Untuk menarik dua kejadian tersebut guru aktif mengontrol keadaan siswa
secara
keseluruhan,
dengan
penggunaan
metode
bercerita. k) Pengaturan alokasi waktu. Pada siklus II ini yang terjadi adalah penggunaan atau pengaturan alokasi waktu sesuai dengan rencana pembelajaran.
57
Tidak jauh meleset dari tahap peralihan, kegiatan awal, kegiatan inti sampai pada kegiatan akhir. l) Kehadiran guru. Guru memberikan contoh di mata siswa, guru hadir tepat waktu yaitu 07.00. Tanda masuk dibunyikan pukul 07.15 WIB.
2) Peran Aktif Siswa a) Penelitian siswa dalam proses belajar mengajar. Dari 22 siswa ternyata hampir semua memusatkan perhatiannya pada materi pelajaran, ada 1 siswa yang perhatiannya terbagibagi dikarenakan bergurau dengan teman sebangku. b) Frekuensi siswa yang bertanya. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, ternyata hanya ada 10 siswa yang menggunakan pertanyaan. c) Aktifitas siswa Keaktifan siswa tidak hanya didominasi oleh siswa yang tergolong pandai, tetapi hampir merata ke semua siswa. d) Kehadiran siswa. Kebanyakan siswa bersemangat untuk hadir tiap hari. d. Refleksi Siklus II Pelaksanaan siklus II terlihat tampak lebih baik dari siklus I. Dari data yang diperoleh dari Siklus II dengan fokus masalah “Namanama Malaikat dan Tugasnya” terlihat bahwa pembelajaran yang sudah dilakukan menunjukkan ke arah peningkatan yang baik. Siswa
58
sudah antusias dalam pembelajaran. Dengan menggunakan media bagan siswa nampak senang dan antusias. Tetapi masih ada siswa yang kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran dan sering memperhatikan ke luar kelas. Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan media bagan terbukti bahwa dari 22 siswa ada 21 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM) atau 95,45%, sedangkan 1 siswa atau 4,55% belum mencapai nilai tuntas. Ketuntasan belajar naik pada siklus I yaitu 68,18% meningkat pada siklus II menjadi 95,45%. Rata-rata hasil belajar pada siklus I 69,09 meningkat menjadi 79,55 pada siklus II. e. Hasil Test Siklus II Hasil tes siklus II ini merupakan data awal penelitian dengan menerapkan media bagan. Secara umum hasil tes tentang “NamaNama Malaikat dan Tugasnya” dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Nilai (X) 100 90 80 70 60
Jumlah
Tabel 4.3. Hasil Analisis Evaluasi Siklus II Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Frekuensi Jumlah Ketuntasan (F) (FX) 2 200 Tuntas = 4 160 21 100% 95,45% 8 640 22 7 490 1 60 Belum Tuntas = 1 100% 4,55% 22 22 1750 1750 79,55 Nilai rata-rata = 22
59
Keterangan Siklus II 1. Yang mendapat nilai lebih dari 70 keatas adalah 2. Yang mendapat nilai kurang dari 70 adalah
21 100% 95,45% 22
1 100% 4,55% 22
3. Ketuntasan pembelajaran yang dicapai adalah 95,45%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDI 01 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan pada materi “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya” diperoleh dari nilai PAI Siklus II dengan media bagan mencapai rata-rata kelas sebesar 79,55 dalam kategori Baik. Untuk memperjelas hasil nilai di atas kami sajikan dalam grafik hasil belajar yang dicapai pada siklus II. Grafik 2. Hasil Belajar Siklus II
60
Pada siklus II pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang “Namanama Malaikat dan Tugasnya” sudah berhasil, karena dari 22 siswa terdapat 21 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM) atau 95,45%, sedangkan 1 siswa atau 4,55% belum mencapai nilai tuntas. Hal tersebut terjadi disebabkan kondisi siswa itu sendiri yang tidak mampu dalam penerimaan pembelajaran.
B. Pembahasan Kegiatan perbaikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas IV tentang “Nama-nama Malaikat dan Tugasnya” dengan menggunakan media bagan dapat diamati dan dianalisis dari perolehan nilai siklus pertama dan kedua. Tabel 4.4. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan II No 1. 2. 3.
Uraian Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa yang belum tuntas 63,64% 31,82% 4,55 %
Siswa yang sudah tuntas 36,36% 68,18% 95,45 %
Untuk memperjelas hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II kami sajikan dalam grafik hasil belajar yang dicapai pada siklus I,II.
61
Grafik 3. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan II Hasil pembelajaran siklus I masih agak rendah atau belum berhasil terbukti bahwa dari 22 siswa baru 15 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM ) atau 68,18%, sedangkan 7 siswa atau 31,82% belum mencapai nilai tuntas. Hal tersebut disebabkan pembelajaran kurang kondusif karena siswa kurang aktif dan masih ada beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar, ada beberapa siswa yang ngobrol sendiri. Ada beberapa siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan temannya, disebabkan karena kurang memahami materi pada saat guru sedang memberikan pelajaran di kelas, seperti beberapa siswa ada yang bergurau sendiri, ada pula siswa yang mengantuk di kelas. Pada siklus II hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan terbukti bahwa dari 22 siswa ada 21 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM ) atau 95,45%, sedangkan 1 siswa atau 4,55% belum mencapai nilai tuntas. Ketuntasan belajar naik pada siklus I yaitu 68,18% meningkat pada
62
siklus II menjadi 95,45%. Rata-rata hasil belajar pada siklus I 69,09 meningkat menjadi 79,55 pada siklus II. Hal ini disebabkan karena guru memberikan motivasi, perhatian lebih kepada siswa yang ngobrol sendiri. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan antusias tampil di depan kelas, siswa tidak malu atau canggung dalam mengeluarkan pendapat. Kekurangan Siklus II adalah perbaikan pembelajaran pada siklus II ada 1 siswa atau 4,55% belum mencapai nilai tuntas dalam pembelajaran. Disebabkan kondisi siswa itu sendiri yang tidak mampu dalam penerimaan pembelajaran.