BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan deskripsi dan analisis data penelitian. Data diperoleh berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3 Saguling, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penyajiannya meliputi: 1) kondisi pembelajaran menulis; 2) rancangan model pembelajaran siswa aktif; 3) implementasi model pembelajaran siswa aktif; dan 4) keefektifan model pembelajaran siswa aktif
efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis
siswa.
A. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Siswa Aktif di Tingkat SMP di Kabupaten Bandung Barat Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka digunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi meliputi; (1) materi pelajaran;
(2)
Kompetensi;
(3)
media
pembelajaran;
(4)
sumber/bahan
pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran; dan (7) evaluasi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer mengamati langsung proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar observasi. Dalam penilaiannya menggunakan skala kualitatif Baik Sekali (BS), Baik (B), Cukup (C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS). Untuk menganalisis observasi kelas, hasil rekapitulasi dari 6 observer pada 3 sekolah, yakni SMP Negeri 3 Saguling , SMP Negeri 1 Batujajar, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, kemudian dipersentasikan, dan hasilnya tampak pada tabel di bawah ini.
135 Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
136
Tabel 4.1 Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN BS
A
B
C
K
KS
33,33
66,67
0
0
33,33
66,67
0
33,33
33,33
33,33
0
33,33
66,67
33,33
50,00
16,67
0
33,33
33,33
33,33
0
50,00
50,00
0
50,00
50,00
0
Materi Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang
1
dibutuhkan Kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
2
dan minat Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah
3
yang dikembangkan Keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan,
4
0
sikap dan keterampilan Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam
5
pembelajaran
B
Kompetensi Pedagogik Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi 6
pembelajaran Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis
7
karangan narasi Keseuaian kompetensi pembelajaran
8
menulis karangan narasi dengan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
137
kebutuhan siswa C
Media Pembelajaran Kelengkapan media pembelajaran menulis 9
karangan narasi Kemenarikan media pembelajaran menulis
10
33,33
66,67
33,33
50,00
16,67
0
66,67
33,33
0
66,67
33,33
0
33,33
33,33
0
50,00
16,67
0
50,00
50,00
0
33,33
66,67
0
karangan narasi yang tersedia Kemudahan media pembelajaran menulis
11
0
karangan narasi untuk dipahami Kebaharuan media yang disiapkan dalam
12
pembelajaran menulis karangan narasi Kesesuaian media dengan tujuan belajar
13 D
33,33
menulis karangan narasi Sumber/bahan pembelajaran Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
14
33,33
standar kompetensi Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
15
tujuan Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber
16
pembelajaran
17
Kemenarikan sumber pemebelajaran
33,33
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan 18 E
66,67 16,67
0 50,00
33,33
0
kebutuhan Proses Pembelajaran
19
Apersepsi dalam proses pembelajaran
66,67
33,33
0
20
Penyampaian materi pembelajaran
16,67
66,67
16,67
0
33,33
66,67
0
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan 21
siswa dengan siswa dalam pembelajaran
22
Penutup/Evaluasi pembelajaran
F
Ruang Pembelajaran
23
Kenyamanan ruang belajar
24 G
Kelengkapan ruang belajar
33,33
33,33
66,67
0
33,33
50,00
16,67
0
16,67
33,33
16,67
0
33,33
50,00
16,67
0
66,67
33,33
0
Evaluasi Pembelajaran Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam 25
kegiatan pembelajaran
26
Objektivitas pelaksanaan evaluasi
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
138
27
Objektivitas penilaian hasil belajar
33,33
33,33
33,33
0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi
pelajaran;
pembelajaran
dengan
menulis
indikator
karangan
menyesuaikan
narasi
yang
antara
dipelajari
materi dengan
dalam dengan
kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan sekitar 33,33% pada kategori baik; 66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat; sekitar 33,33% pada kategori cukup; 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan ranah
yang dikembangkan, sekitar 3,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori cukup, dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi
untuk setiap ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 33,33% pada kategori baik; 66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilainilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik; 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi guru aspek materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran,
sekitar 33,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori cukup,
dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 50% pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan kebutuhan siswa,
sekitar 50% pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk kategori cukup.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
139
Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik dan 66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori baik; 50% pada kategori cukup dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar 66,67% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi , tidak ada yang memperoleh kategori baik sekali, sekitar 66,67% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup dan , 33,33% pada kategori kurang. Dari keseluruhan indikator pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam pembelajaran berada pada kategori cukup. Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada kategori cukup, 50% pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori cukup dan 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran, sekitar 33,33%
dan pada kategori sangat baik dan 66,67% pada kategori baik. Pada
indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar 16,67% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup. Pada indikator penyampaian materi pembelajaran, sekitar 16,67% pada kategori baik, 66,67% pada kategori baik, dan 66,67% pada kategori cukup dan Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
140
sekitar 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator tanya jawab antarguru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori cukup, 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator Penutup/Evaluasi pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik, 66,67% pada kategori cukup. Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator
kenyamanan
ruang
belajar, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan ruang belajar, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik, dan 33,33% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran,
sekitar 33,33% pada kategori baik,
50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator Objektivitas pelaksanaan evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori cukup dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator oObjektivitas penilaian hasil belajar, sekitar 33,33% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup,dan 33,33% pada kategori kurang. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup. Lebh rinci lagi, dapat dikemukakan juga rangkuman hasil observasi guru berdasarkan
tingkat
capaian
berdasarkan
kriteria
penilaian
agar
tampak
komponen-komponen yang sudah baik sekali, baik, cukup, dan kurang sehingga menjadi data dasar penilaian.
TABEL 4.2 Tabulasi Penilaian Observasi Guru Berdasarkan Kriteria Penelitian NO 1
KATEGORI PENILAIAN BAIK SEKALI
ASPEK PENILAIAN Kemenarikan sumber pemebelajaran
JUMLAH 2 ASPEK
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
141
(BS) 2
BAIK (B)
3
CUKUP (C)
Kelengkapan ruang belajar Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan Keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilainilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi 19 ASPEK Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi Kemenarikan sumber pemebelajaran Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan Apersepsi dalam proses pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran Penutup/Evaluasi pembelajaran Kenyamanan ruang belajar Kelengkapan ruang belajar Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran Objektivitas pelaksanaan evaluasi Objektivitas penilaian hasil belajar Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis 22 ASPEK karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan Keseimbangan proporsi isi pembelajaran
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
142
4
KURANG (K)
menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilainilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan Apersepsi dalam proses pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran Penutup/Evaluasi pembelajaran Kenyamanan ruang belajar Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran Objektivitas pelaksanaan evaluasi Objektivitas penilaian hasil belajar Kandungan kompetensi pembelajaran menulis
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
143
karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilainilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan Penyampaian materi pembelajaran Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran Kenyamanan ruang belajar Kelengkapan ruang belajar Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran Objektivitas pelaksanaan evaluasi Objektivitas penilaian hasil belajar
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
144
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi guru yang mendapat penilaian Baik Sekali (BS) terdapat pada dua aspek penilaian, yaitu: (1) Kemenarikan sumber pemebelajaran; (2) Kelengkapan ruang belajar. Observasi guru yang mendapat penilaian Baik (B) terdapat pada 19 aspek penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi
yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang
dibutuhkan, (2) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan; (3) Keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi
untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan,
sikap dan keterampilan; (4) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi
dalam pembelajaran; (5) Kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (6) Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi
yang tersedia; (8)
Kesesuaian
media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi ; (9) Kesesuaian sumber pembelajaran
dengan
standar
kompetensi;
(10)
Kemenarikan
sumber
pemebelajaran; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (12) Apersepsi dalam proses pembelajaran; (13)
Penyampaian materi pembelajaran;
(14) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (15) Kenyamanan ruang belajar; (16) Kelengkapan ruang belajar; (17) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (18) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (19) Objektivitas penilaian hasil belajar. Observasi guru yang mendapat penilaian Cukup (C) terdapat pada 22 aspek penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan ranah yang dikembangkan; (2) Keseimbangan proporsi
isi pembelajaran menulis karangan narasi
untuk setiap ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan; (3) Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (4) Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi; (5) Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan kebutuhan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
145
siswa; (6) Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi
yang tersedia; (8) untuk dipahami; (9)
Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi; (10) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi; (12) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan; (13) Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (15) Apersepsi dalam proses pembelajaran; (16) Penyampaian materi pembelajaran; (17) Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran; (18) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (19) Kenyamanan ruang belajar; (20) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (21) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (22) Objektivitas penilaian hasil belajar. Observasi guru yang mendapat penilaian Kurang (K) terdapat pada 21 aspek
penilaian,
karangan narasi
yaitu: (1)
Kandungan kompetensi pembelajaran menulis
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat; (2)
Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi yang
dikembangkan;
(3)
menulis karangan narasi
Kemampuan
guru
dengan ranah
dalam mengintegrasi nilai-nilai
dalam pembelajaran; (4) Kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; Kemampuan
guru
dalam
menjabarkan
kompetensi
pembelajaran
(5) menulis
karangan narasi; (6) Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi narasi
yang tersedia; (8) Kemudahan media pembelajaran menulis karangan untuk
dipahami;
(9)
Kebaharuan
media
yang
disiapkan
dalam
pembelajaran menulis karangan narasi; (10) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi; (11)
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
standar kompetensi; (12) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan; (13) Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (15) Penyampaian materi pembelajaran; (16) Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
146
Tanya jawab
antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam
pembelajaran; (17) Kenyamanan ruang belajar; (18) Kelengkapan ruang belajar; (19) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (20) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (21) Objektivitas penilaian hasil belajar.
1.
Rancangan Model Pembelajaran Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa. Model ini dirancang atas tiga unsur utama pengembangan model, yakni 1) orientasi model, 2) model pembelajaran, dan 3) aplikasi model. a.
Orientasi Model Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada kajian teoretis tentang pembelajaran kontekstual dan teori menulis. Kedua aspek tersebut menjadi variabel utama dalam penelitian ini. Dalam pembelajaran aktif, siswa mengintegrasikan informasi, konsepkonsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa. Prinsip ini didasarkan pada pandangan Piaget (dalam Lie, 2002) bahwa pada diri siswa sudah terdapat skemata
yang
sewaktu-waktu
dapat
diaktifkan
untuk
mengakomodasi
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan baru. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui kegiatan yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat anak berfikir tentang materi pelajaran. Teknik yang dipilih adalah teknik yang merangsang diskusi dan debat, mempraktikan keterampilan-
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
147
ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik saling mengajar satu sama lain. Siswa adalah subjek belajar. Karena itu, siswa menjadi fokus atau pusat terhadap setiap usaha-usaha pendidikan. Menurut konsep psikologi belajar, siswa akan belajar efektif jika mengalami proses proses belajar seperti berikut. a. Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan tidak hanya mendengarkan guru berbicara. Siswa terlibat secara fisik maupun mental, yaitu meliputi pikiran dan perasaannya. b. Siswa memahami apa yang diharapkan guru dari dirinya. Pemahaman atas tugas-tugas yang diberikan guru akan memudahkan ia mengarahkan perilakunya. c. Siswa memperoleh pengetahuan akan kinerjanya sendiri. Hal tersebut memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar. Umpan balik dapat diperoleh dengan membandingkan harapan atau hasil kerja orang lain. Umpan balik dari guru merupakan hal yang sangat berarti bagi siswa karena guru memberi rujukan bagi ukuran-ukuran keberhasilan. d. Siswa, seperti juga semua orang, belajar dari keberhasilan maupun dari kesalahan. Kebehasilan mendorong siswa untuk mengulangnya, sedangkan kesalahan akan bermanfaat bagi kegiatan belajar siswa apabila dituntut untuk memperbaikinya. Inilah arti dari sebuah koreksi yang sebenarnya. e. Apa yang dipelajari siswa bermakna bagi dirinya. la mempelajari hal-hal yang akan dapat dipahami ataupun dikerjakan dengan bantuan kemampuan yang dimilikinya sekarang. Dengan kata lain, ia dihadapkan dengan halhal yang tidak terlalu asing bagi dirinya, dapat ia bandingkan dengan pengalamannya dan membantu kehidupan siswa dan guru sehari-hari. Dalam situasi lain, hal-hal yang baru tentu saja akan menarik perhatian. f.
Dalam
pembelajaran,
siswa
memperoleh
peluang
untuk
berhasil.
Keberhasilan akan menimbulkan rasa senang. Rasa senang akan memberi tenaga batin untuk belajar lebih lanjut. Kegagalan yang berturut-turut akan membuat siswa merasa tak berdaya, putus asa. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
148
g. Di samping belajar hal-hal yang memungkinkan ia untuk sukses, siswa juga perlu memperoleh kesempatan untuk ditantang. Kesulitan sampai taraf tertentu, akan menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa penasaran, sehingga ingin menjelajahi hal yang belum terang bagi dirinya. h. Dalam proses pembelajaran diterapkan variasi metode dan teknik yang menarik yang memungkinkan siswa belajar secara individual, kelompok, di samping belajar secara klasikal. i.
Siswa
mendapatkan
peluang
untuk
melakukan
sesuatu.
Dewey
menyebutkan belajar dengan mengerjakan (learning by doing). Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan siswa aktif . Siswa menggunakan
otaknya untuk
menerapkan
apa
yang
mengkaji ide-ide,
dipelajari
(Silberman
memecahkan masalah, (1996,
hlm.
ix).
dan Siswa
mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai
cara
seperti
merumuskan
dan
memeriksa
kembali
serta
mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa.
b.
Model Pembelajaran Paparan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa merujuk pada unsur yang dikemukakan oleh Joyce, Well dan Calhoun (2000, hlm. 135) yang menyatakan bahwa unsur yang terkandung dalam model belajar adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system), (3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support system), dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and nurturant effect). Model pembelajaran ini pun akan mencakup kelima unsur di atas. A. Rangkaian Kegiatan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
149
Rangkaian kegiatan model pembelajaran siswa aktif meningkatkan keterampilan menulis siswa
yang dapat
disusun berdasarkan fase-fase kegiatan
sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing siswa (Penataan lingkungan belajar). b) Pemupukan
motivasi
siswa
dengan
cara
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan manfaat dari pembelajaran tersebut. c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan dapat diajukan dengan cara: a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa saja yang masih bertahan dalam diri kalian? b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ? c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaranpelajaran? d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini? e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”. d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.
2) Kegiatan Inti a. Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
150
b. Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut. c. Murid
melakukan
diskusi
atau
brainstorming
tentang
hasil
pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara. d. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya. e. Berdasarkan
pokok-pokok
pikiran
tersebut,
setiap
siswa
mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri. 2) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date). f.
Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.
g. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. h. Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsurunsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih. i.
Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan.
3) Kegiatan Penutup a. Guru
bersama-sama
dengan
siswa
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
151
b. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa; e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. f.
Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
materi
teks
langkah-langkah
mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.
c.
Sistem Sosial Sistem sosial yang dikembangkan adalah terjalinnya hubungan yang
kooperatif antara guru dan siswa. Guru menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi,
pembimbing,
dan
fasilitator.
Sebagai
sumber
informasi,
guru
menjelaskan konsep-konsep dasar tentang tahapan menulis dengan pendekatan Siswa aktif , sebagai pembimbing dan fasilitator, guru mengarahkan dan memberi kemudahan dalam berlatih menerapkan pemahaman konsep-konsep dasar menulis karangan narasi dan jenisnya.
d.
Prinsip Reaksi Prinsip reaksi bermakna
sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan
merespons bagaimana siswa memproses informasi dan menggunakannya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru. Prinsip yang dikembangkan oleh guru dalam mereaksi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Memberi pujian terhadap siswa yang menguasai kompetensi yang dipelajari dengan baik. (2) Memberi arahan dalam bentuk penjelasan ulang dan pengajuan pertanyaanpertanyaan penuntun bagi siswa yang belum dapat menguasai kompetensi dengan baik. (3) Menanggapi pertanyaan, keluhan, dan kesulitan yang disampaikan oleh siswa dan berupaya mencari pemecahannya dengan suasana yang menyenangkan. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
152
e.
Sistem Penunjang Sistem penunjang yang optimal dalam pelaksanaan model ini adalah
keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru harus memiliki pengetahuan luas dan memiliki tugas-tugas yang tepat pada setiap tahapan model. Lingkungan belajar yang kondusif juga menjadi pendukung pelaksanaannya model ini.
f.
Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta Pengembangan model pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pendekatan Siswa aktif
ini diharapkan memunculkan dampak instruksional dan
dampak penyerta. Dampak instruksional dari model ini adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan yaitu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi. Sementara dampak penyertanya adalah terbangunnya sikap positif siswa yang berguna bagi kehidupannya.
2.
Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
a.
Tahap Persiapan Kegiatan
pembelajaran
pada
kelas eksperimen merupakan kegiatan
pembelajaran pada materi menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit atau dalam 2 jam pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Adapun langkah-langkah pembelajaran tersebut penulis uraikan pada bagian berikut ini. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapan model pembelajaran siswa aktif siswa
SMP
yang dapat meningkatkan keterampilan menulis
di Kabupaten Bandung Barat dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Materi yang diajarkan adalah mengubah Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
153
teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran siswa aktif. Peneliti memberi berbagai ilustrasi dan masukkan kepada guru mengenai model tersebut.
Terjadilah
diskusi antara
peneliti dengan
guru mengenai
sistematika dan prosedur pelaksanaannya. Sekalipun berdasarkan konsepnya model tersebut relatif baru bagi guru tersebut. Akan tetapi, berdasarkan beberapa kali latihan penerapan model, akhirnya guru bersedia menerapkannya dan memiliki kesiapan untuk melaksanakan penelitian. Langkah berikutnya, dilanjutkan dengan observasi ke kelas. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa ketika belajar mata pelajaran bahasa Indonesia sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi tersebut diperoleh gambaran mengenai aktivitas guru dan siswanya ketika sedang belajar. Hasil ini pun memberi masukan kepada peneliti dalam penyusunan lembar kegiatan siswa (LKS).
b.
Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri
1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat 1) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima palajaran dengan tepuk “Mari kita belajar… prok prok prok ….”. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman mereka mengarang. Tanya jawab pun berlangsung dengan baik. Tahap ini diisi oleh kegiatan pendahuluan yang
diawali oleh pembukaan
berisi uraian singkat mengenai pokok bahasan dan perkenalan model serta perkenalan guru dengan para siswa dalam kapastitasnya sebagai penerap model Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
154
penelitian.
Guru
memberi
penjelasan
singkat
mengenai
langkah-langkah
pembelajarannya dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setelah pembentukan kelompok siap, kemudian dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja siswa. Setiap kelompok memperoleh satu set lembar kerja. Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan LKS yang telah diterimanya, disusul dengan penyampaian tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai setelah proses pembelajaran selesai.
Kegiatan pendahuluan ditutup dengan apersepsi. Berbagai rangsangan
disampaikan guru sebagai pemancing kreativitas siswa dalam berpikir. Di antaranya
dengan
pertanyaan-pertanyaan
sekitar
pengetahuan
siap
siswa,
peristiwa yang sedang hangat terjadi, berita di televisi dan media massa lainnya. Terakhir, guru memperdengarkan sebuah alunan musik instrumentalia dari Kenny G yang mengandalkan kekuatan suara sexophone. Siswa diminta guru untuk
memejamkan mata sambil membayangkan yang-hal yang indah dan
membuatnya rileks. Kegiatan ini berlangsung selama 4 menit saat lagu berakhir. Siswa membuka mata sambil diajak tepuk tangan ang meriah oleh guru. Kegiatan awal diakhiri dengan perasaan dan suasana yang menyenangkan 2) Kegiatan Inti Pelaksanaan model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat merupakan tahap inti kegiatan. Proses pembelajaran melalui model ini menitik beratkan pada keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Kegiatan diawali oleh tayangan video yang berisi kegiatan wawancara. Siswa
menyimak
memeragakan
isi
tayangan
video
tersebut.
Kemudian,
siswa
diminta
isi wawancara oleh beberapa siswa di depan kelas. Siswa lain
mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.
“Bagaimana penampilan temanmu?” guru meminta
respon dari siswa. Siswa serempak menjawab “baik bu.” Tepuk tangan pun membahana untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang telah tampil.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
155
Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya. Kegiatan berikutnya adalah mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah ditntukan. Setiap siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan ketentuan: topik karangan berisi pengalamannya sendiri dan isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date). Setelah selesai penyusunan karangan narasi singkat yang berlangsung kurang lebih 15 menit, guru mempersilahkan beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih. Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata karangan narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan. 3) Kegiatan Penutup Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalahmasalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab berlangsung dengan tertib. Beberapa orang siswa mengajukan respon yang positif, di antaranya berupa pertanyaan, penegasan, dan kesimpulan. Selain itu, siswa pun menyampaikan kesan-kesan selama kegiatan belajar mengajar. Secara umum, siswa
merasa senang dengan pembelajaran yang sudah berlangsung. Ada
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
156
beberapa siswa
yang berkomentar sulit menyampaikan isi pembicaraan walaupun
dalam pikirannya ada yang mau disampaikan. Terakhir kembali siswa disuguhi lantunan musik Cowboy Junior supaya siswa merasa senang saat mengakhiri pembelajaran.
c.
Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif
yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini dipandu oleh instrumen berupa skenario yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Adapun tahapan kegiatannya
dibagi
lima
tahap,
dengan
akronim
ICARE
(introduction,
connection, apply, refleks, dan extend). Berikut ini disampaikan deskripsi pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan tepuk tepukan tangan yang meriah. Guru menyangkan sebuah potongan video anak yang berjudul “Bocah Petualang”. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan siswa tentang
pengalaman-pengalaman
dengan
menjawab
beberapa
yang
menyenangkan.
pertanyaan
guru
Siswa
dibuat
senang
mengenai pengalaman
yang
menyenangkan. Tanya jawab pun berlangsung dengan baik. Pada tanya jawab ini siswa mengemukakan beberapa kesulitan dalam hal menulis khususnya menulis karangan narasi. 2) Kegiatan Inti Pelaksanaan proses pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Pelaksanaan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
157
perlakukan dipandu oleh instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Kegiatan
berikutnya
adalah
kegiatan
inti
yang
merupakan
tahap
pelaksanaan perlakuan pendekatan pembelajaran SAL. Kegiatan inti diawali oleh pengkondisian siswa kepada LKS yang telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami terutama pada kegiatan awal. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami serangkaian permasalahan yang terdapat dalam LKS. Tahap introduction. Tahap ini merupakan tahapan pembagian kelompok. Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu sampai empat kemudian kembali ke satu sampai empat. Setiap siswa yang mendapat nomor yang sama, bergabung. Ketika siswa berhitung, musik latar diperdengarkan untuk membuat suasana pembelajaran menyenangkan. Setiap siswa harus memiliki yel-yel yang meriah dan akan disajikan saat selesai mengerjakan tugas. Dari keseluruhan siswa dibagi menjadi
beberapa
kelompok,
kemudian
dilaksanakan
diskusi
kelompok
membahas materi menulis karangan. Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan kepada siswa dengan cara menanyangkan video wawancara televisi. Siswa diminta mengamati pokok-pokok isi wawancara dalam bentuk kalimat singkat. Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi oleh kegiatan menyusun dan mengembangkan pokok-pokok wawancara menjadi sebuah karangan narasi. Dilanjutkan dengan penyampaian hasilnya di depan kelas. Tahap kelima adalah reflection. Pada tahap ini,
siswa belajar menilai kemampuan menulis karangan
masing- masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan yang dimilikinya. 3) Kegiatan Penutup Guru
bersama-sama
rangkuman/simpulan
dengan
siswa
dan/atau
sendiri
membuat
pelajaran. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram yang dilanjutkan
dengan
memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
hasil
158
pembelajaran. Kegiatan berikutnya adalah merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkahlangkah mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.
d.
Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-C SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif
yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP sebelumnya. Skenario yang telah disiapkan menjadi panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan siswa ke arah situasi pembelajaran yang kondusif, untuk siap belajar. Sebelumnya guru tidak lupa untuk mengadakan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan mengkorelasikannya pada materi pembelajaran yang akan di bahas (kegiatan apersepsi). Beberapa saat kemudian, guru mengajak siswa untuk menonton potongan video “Laskar Pelangi yang telah disiapkan guru sebelumnya. Sejenak kelas sangat hening karena siswa semuanya memfokuskan dirinya pada tayangan film. Film diputar kurang lebih 7 menit. Ketika tayangan film selesai, tampak siswa masih larut dalam suasana film. Guru mengadakan tanya jawab singkat mengenai perasaan siswa yang muncul setelah menikmati tayangan film. Hampir semua siswa menjawab senang. 2) Kegiatan Inti Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif
yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
159
kelas
VII dimulai saat siswa dalam perasaan senang setelah menonton dan
menikmati tayangan film Laskar Pelangi. Pelaksanaan perlakukan dipandu oleh instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Kegiatan inti diawali oleh pengkondisian siswa kepada LKS yang telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami terutama pada kegiatan awal. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami serangkaian permasalahan yang terdapat dalam LKS. Tahap introduction, Guru mempersilakan siswa
berhitung mulai satu
sampai empat kemudian kembali ke satu sampai empat. Setiap siswa
yang
mendapat nomor yang sama, bergabung. Setiap kelompok diminta memberi nama kelompoknya dengan nama tokoh dalam fil tersebut. Tokoh film tersebut adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A. Kiong, Syahdan, Kucai, dan Trafani. Nama tokoh-tokoh itu menjadi nama kelompok diskusi siswa. Berdasarkan kelompok tadi, kegiatan berikutnya adalah mengadakan diskusi. Diskusi dilaksanakan untuk mengubah isi tayangan videoa menjadi teks karangan narasi. Diskusi akan menghasilkan pokok-pokok pikiran film yang akan menjadi karangan narasi. Diskusi berlangsung aktif sebab terlihat dari ketekunan dan semangat siswa dalam berdiskusi. Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan kepada siswa dengan cara mengajak siswa untuk berpikir tentang beberapa peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Gabungan hasil pemikiran tersebut menjadi dasar siswa untuk mengembangkannya menjadi karangan narasi. Siswa pun secara individu menyusun karangan narasi. Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi dengan penyampaian tugas untuk menyampaikan kembali karangan narasi yang telah ditulis di depan kelas. Dari delapan kelompok, pada pertemuan 1 hanya 4 kelompok yang sudah tampil, sedangkan 4 kelompok lainnya akan tampil pada pertemuan kedua. Tahap kelima adalah reflection. Pada tahap ini,
siswa belajar menilai kemampuan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
160
menulis karangan masing-masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan yang dimilikinya. 3) Kegiatan Penutup Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalahmasalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab berlangsung dengan baik. Secara umum pelaksanaan pembelajaran di tiga kelas eksperimen sudah berlangsung dengan baik. Namun, hasil catatan observer terdapat beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Catatan tersebut sebagai refleksi dari pembelajaran tahap 1. Catatan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi, masih kurang kondusif, karena sebagian siswa ngobrol bersama teman sebangkunya untuk menanyakan tentang kejelasan gambar seri yang berukuran kecil dan tidak berwarna.
Perlu dilakukan strtategi lain agar pelaksanaan pembelajaran
menulis karangan narasi bisa terlaksana dengan baik. 2. Perlu dilakukan perubahan pada metode pembelajaran yang berikutnya agar lebih menarik, sehingga perhatian siswa menjadi terfokus atau terpusat. 3. Siswa diberikan kesempatan mewawancarai orang tua masing-masing seputar pengalaman mereka yang paling berkesan untuk bahan membuat karangan narasi. Orang tua sebagai model, secara tidak langsung siswa menerapkan komponen atau sesuatu yang akan lebih mudah dijangkau oleh pemikiran siswa. dalam proses membuat karangan narasi. 4. Perlu
penekanan
dalam
pembelajaran
penggunaan
diksi,
ejaan
dan
penggunaan tanda baca dalam pembelajaran menulis karangan narasi. 5. Perlu adanya pemberian motivasi terhadap siswa yang berkemampuan menulis relatif kurang untuk percaya diri menuangkan pengalaman ke dalam tulisan.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
161
6. Mengurangi porsi materi agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan. 7. Ternyata hasil karangan siswa masih berbentuk karangan bebas dan bukan karangan narasi. Rangkaian kalimat juga belum sesuai dengan prinsip-prinsip karangan narasi. Maka perlu diadakan perbaikan pada tahap 2 dengan memberikan beberapa contoh/ model yang akan membantu siswa dalam menuangkan ide-idenya. 8. Masih banyak karangan siswa yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip karangan narasi, terutama pada karangannya tidak terdapat latar waktu. Maka pada tahap berikutnya siswa di beri penguatan tentang prinsip karangan narasi. 9. Hasil karangan siswa pada umumnya terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan pemilihan kata-kata (diksi).
3.
Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Pembanding
a.
Pendahuluan Pada bagian ini akan dipaparkan implementasi model pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan metode konservatif atau metode yang biasa digunakan di sekolah penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di setiap sekolah penelitian, disepakati bahwa: 1) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung akan menerapkan metode inkuiri; 2) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling
Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan
metode ceramah ; dan Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan teknik alfa. Deskripsi dan hasil pembelajaran tersebut akan menjadi pembanding hasil penelitian pada kelas eksperimen.
b.
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
162
Paparan ini akan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
mengimplementasikan
metode
inkuiri
dalam
pembelajaran
menulis
karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat.
Pembelajaran
berdasarkan
silabus
yang
telah
disusun
sebelumnya.
Pelaksanaan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis karangan narasi juga mengacu kepada silabus tersebut yang terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, dan penutup (kegiatan akhir). 1) Kegiatan Awal Pada tahap pertama, diawali oleh kegiatan berdoa dan pengecekan kehadiran siswa. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa guru menjelaskan bahwa proses pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Guru meminta siswa untuk ikut berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, guru menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang disertasi dengan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari dan dihubungkan dengan pengalaman belajar siswa. Misalnya, pernahkah menggambar? Gambar apa yang paling disukai? Apakah pernah menuliskan isi gambar ke dalam paragraf? Dsb. Kemudian, guru menyampaikan pengantar materi tentang menulis karangan narasi
dan langkah-langkahnya; memotivasi siswa dengan dialog yang
berupa tanya jawab mengenai paragraf ; dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Untuk memperkuat memperoleh data kemampuan awal siswa tentang keterampilan dan pengetahuan siap siswa, penulis memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan dalam waktu 10 menit.
2) Kegiatan Inti Kegiatan
inti
diawali
oleh
pengarahan
guru
untuk
identifikasi masalah, yaitu tentang menulis karangan narasi
melaksanakan dengan bantuan
metode ceramah . Siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan di kelas di antaranya
merumuskan bahan yang akan didiskusikan dan mengenali
gambar yang dipajang guru. Setelah semua siswa memahami langkah-langkah Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
163
kegiatan pembelajaran, selanjutnya siswa diberi kesempatan mengamati gambar yang terdapat pada LKS. Secara aktif, seluruh siswa mengamati
mencari dan
mengumpulkan data tentang gambar tersebut untuk memperkaya pemahamannya dengan cara: mengamati bagian-bagian gambar. Pada kelompok masing-masing, siswa saling memberi tanggapan satu sama lain tentang isi gambar masing-masing secara bergantian. Kegiatan diskusi cukup aktif walaupun masih terlihat agak kaku dan kurang komunikatif. Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang tiaptiap gambar dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada kelompoknya
masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat
antusias menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar. Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok paragraf. Pada saat melakukan kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan menuangkan kalimat yang sesuai dengan gambar. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa tersebut dengan cara
membacakan
kalimatnya
di hadapan temannya.
Temannya kemudian
memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan cukup baik. Setiap kalimat dianalisis untuk memeriksa secara cermat ketepatan penggunaan mengurutkan
ejaannya.
Setelah sejumlah kalimat terbentuk,
kalimat-kalimat
yang
telah
disusunnya
siswa mencoba
menjadi
paragraf.
Pengurutannya berdasarkan rangkaian kalimat yang memiliki kesatupaduannya. Siswa diberi kesempatan untuk menguji dan menganalisis kembali urutan kalimat dalam paragraf yang disusunnya. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih 40 menit. Pola belajar melalui kegiatan diskusi cukup memotivasi siswa. Masing-masing kelompok melaporkan hasilnya secara bergantian di depan kelas. Siswa yang lain mengamati sambil membandingkannya dengan hasil kelompoknya sendiri.
Masing-masing kelompok
memberi tanggapan kepada
kelompok yang tampil mengenai paragraf yang disampaikannya. Kegiatan yang menarik adalah adanya pendapat siswa yang beragam tentang gambar. Walaupun Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
164
satu gambar yang diceritakan tetapi mengundang
beberapa pendapat yang
beragam. Kondisi ini sangat positif sebab pengetahuan dan kemampuan siswa terkesplorasi dengan baik melalui gambar. 3) Kegiatan Penutup Pada
kegiatan
penutup/akhir,
siswa
bersama-sama
guru
membuat
kesimpulan tentang paragraf. Kesimpulan dilakukan dengan cara menampilkan salah satu paragraf kelompok tertentu yang terbaik. Gambar besar yang disiapkan guru dipasang di papan tulis, kemudian paragraf
siswa dibacakan kembali di
depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menganalisis satu per satu kalimat yang terdapat pada paragraf
tersebut. Akhirnya, seluruh siswa menyepakati
paragraf dalam karangan narasi yang dibuat berdasarkan gambar menjadi hasil pelajaran pada hari ini. Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 10 menit, sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.
c.
Implementasi Model Pembelajaran Metode Ceramah di Kelas VIII-B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan
proses pembelajaran
dengan penggunaan metode ceramah dalam menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat. 1) Kegiatan Awal Pada tahap pertama, siswa menyimak penjelasan penulis tentang tujuan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa penulis menjelaskan bahwa proses pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Penulis meminta siswa
untuk
ikut
berpartisipasi
dengan
aktif
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran. Selanjutnya penulis menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk memperkuat data penulis tentang pengetahuan siap siswa, penulis memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan dalam
waktu 15 menit.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
165
Setelah pelaksanaan tes awal,
penulis menyampaikan tujuan pembelajaran,
Beberapan saat setelah penulis menyampaikan tujuan belajar, penulis meminta salah seorang siswa untuk mengulang kembali tujuan tersebut dengan katakatanya sendiri. Salah seorang
siswa yang diminta menyampaikan tujuan itu
mampu mengulangnya dengan
baik, sekalipun tidak sempurna. Siswa hanya
menyampaikan
belajarnya adalah agar mampu Memberikan
bahwa
tujuan
tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya. Kegiatan apersepsi dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pengalaman yang menarik. Penulis menanyakan beberapa hal di antaranya, “Apakah kalian suka bepergian atau piknik?” Siswa serempak menjawab: “Pernah!” “Tempat apa yang telah kalian kunjungi?” Penulis bertanya lebih lanjut. Beberapa orang mengacungkan telunjuknya. “Tangkuban Perahu, Maribaya, Ciater, Borobudur, Pangalengan,
banyak
Bu!” suara siswa saling menyambung. Deskripsi
percakapan tersebut hanyalah sepenggal yang berupa rangkumannya saja. 2) Kegiatan Inti Pada tahap ini siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan di kelas, yakni menentukan pengalaman yang paling menarik dan mengemukakan tanggapan terhadap pengalaman teman dalam bentuk karangan narasi. Untuk menunjang kegiatan tersebut, penulis melakukan dua kegiatan, yaitu
mengajak
siswa ke luar kelas dan meminta siswa mencari salah satu benda atau tempat yang mempunyai pengalaman atau kesan dengan benda atau tempat tersebut. Kegiatan selanjutnya,
siswa
merencanakan
hal-hal
yang
akan
didiskusikan,
yakni
menentukan pengalaman yang paling berkesan dan memberikan tanggapan. Pengetahuan siswa tentang cara menyusun kalimat tanggapan belum mendalam. Siswa hanya mampu menyampaikan tanggapan dengan singkat
dalam bentuk
kalimat yang kurang runtut. Siswa secara demokratis, di bawah bimbingan guru membagi kelas menjadi 5 kelompok diskusi. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang yang dibentuk
secara manasuka. Penulis menjelaskan bahwa untuk memecahkan
permasalahan yang telah disusun sebelumnya, perlu dilakukan dengan cara Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
166
berdiskusi kelompok. Selanjutnya penulis jelaskan pula bahwa dengan berdiskusi, siswa akan belajar bagaimana berbagi pendapat, bertanya jawab, dan bekerja sama memutuskan sesuatu. Tidak
lupa penulis menjelaskan aturan dalam berdiskusi,
misalnya harus aktif bertanya dan berpendapat, menghargai pendapat satu sama lain, berdisiplin, dan sebagainya. Pada saat pembentukkan kelompok, siswa sangat antusias dan bersemangat.
Siswa dan guru duduk melingkar dan
berhadapan dalam kelompoknya masing- masing. Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang benda atau tempat dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada kelompok masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat antusias menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap banda atau tempat yang dipilihnya. Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan untuk memilih satu kalimat yang
dijadikan pokok karangan atau pokok cerita.
Pada saat melakukan kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan menuangkan pengalaman menariknya. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa tersebut dengan cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya kemudian memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan cukup baik. Setelah siswa kembali ke kelas, masing-masing kelompok melaporkan hasilnya secara bergantian di depan kelas. Siswa yang lain mengamati sambil membandingkannya
dengan
hasil kelompok
sendiri.Masing-masing
kelompok
memberi tanggapan kepada kelompok yang tampil mengenai pengalaman yang disampaikannya. Siswa bersama-sama guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 3) Kegiatan Penutup Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Tes formatif
dilaksanakan dalam waktu 30 menit,
sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
167
d. Implementasi Model Pembelajaran dengan Teknik Alfa di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan
proses pembelajaran
dengan penggunaan teknik alfa dalam menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. 1) Kegiatan Awal Pada
langkah
ini,
siswa
diajak
untuk
mengingat
kembali materi
pembelajaran yang pernah dipelajari dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran yang akan dibahas. Dalam langkah ini, terdapat keberagaman kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. Ketika guru menyuruh siswa untuk mengingat kembali kebiasaan menulis yang selama ini dilakukan, tidak semua siswa mampu mendeskripsikannya dengan baik. Akan tetapi, berdasarkan jawaban tersebut, penulis berkesimpulan bahwa pada umumnya siswa tidak menulis dengan konsep yang benar. 2) Kegiatan Inti Pada tahap ini, siswa dihadapkan pada beberapa model berupa contoh karangan narasi. Guru menyajikan materi yang pelajaran yang tidak lengkap, yang masih
membutuhkan
tersebut dengan
pemahaman.
Siswa
dituntut
untuk
memahami model
bimbingan guru. Guru bertindak sebagai motivator, pengarah,
dan pembimbing. Guru sama sekali tidak memberi informasi yang bersifat jawaban. Pada tahap ini, guru memberikan stimulus berupa contoh-contoh karangan narasi dan unsur-unsurnya. Siswa secara cermat memahami bagian-demi bagian karangan narasi yang disajikan. Siswa dengan bimbingan guru menandai pokok-pokok karangan narasi, menentukan tokoh,
dan settingnya. Pada kegiatan ini, terlihat siswa sangat aktif
dan bersemangat karena setiap kegiatan dilakukan secara bertahap dan dikerjakan bersama-sama pada kelompoknya masing- masing. Kegiatan dilanjutkan dengan arahan guru yakni: (1) pejamkan mata dan tarik nafas dalam-dalam beberapa kali rasakan diri kalian menjadi santai, bayangkan tempat yang membuat kalian merasa santai dan damai, barangkali Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
168
kalian berada dikamar tidur, berbaring sejenak sepulang sekolah, atau bisa saja kalian duduk dikursi favorit diruang keluarga atau berada dipegunungan dll, atau konsentrasikan diri kalian secara penuh tapi rileks, bayangkan diri kalian yang menjadi korban tsunami di Aceh kalian berada ditempat yang sudah porak poranda, bayangkan suara yang kalian dengar ditempat tersebut, rupa tempat itu, benda-benda yang berada disekitar kalian, lalu ceritakan nanti kedalam suatu tulisan. (2) Biarkan suasana sunyi beberapa saat untuk menambatkan pikiran dalam benak mereka. “Sekarang buka mata, bagaimana perasaan kalian? Tempat apakah yang kalian bayangkan? Sekarang mari kita berlatih visualisasi lagi. Pejamkan mata dan pikirkan tempat khusus itu lagi. (rasakan seakan-seakan kalian berada disana) lakukan sebentar saja. Buka mata. Apakah kalian bisa cepat berada di tempat masing-masing ? (silahkan ulangi latihan beberapa kali jika perlu). (3) Setelah siswa belajar mencapai tempat damai atau tempat yang siswa dan guru bayangkan, seorang guru tidak perlu mengulangi visualisasi, bilamana guru menghendaki siswa berkonsentrasi penuh. Selanjutnya, suruh siswa memejamkan mata, bernafas dalam-dalam, dan memikirkan tempat khusus yang siswa dan guru visualisasikan, memutar mata ke atas ke bawah, lalu siswa dan guru harus merasa terpusat, santai dan waspada. Kegiatan selanjutnya, siswa mencoba menyusun kerangka karangan narasi berdasarkan pokok-pokok yang disajikan pada model yang disajikan. Siswa secara cermat membuat kerangka karangan narasi tahap demi tahap. Tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup atau klimaks.
Kemudian, siswa mencoba
mengembangkan karangan narasi berdasarkan kerangka yang ada. Kerangka yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni pendahuluan, isi, dan penutup, dikembangkan oleh masing-masing kelompok menjadi sebuah karangan yang utuh. Demikian pula aspek yang lain. Pada kegiatan ini, siswa dilatih untuk berpikir cermat dan berimajinasi mengikuti alur isi karangan narasi. 3) Kegiatan Penutup Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
169
yang telah dipelajarinya.
Tes formatif
dilaksanakan dalam waktu 10 menit,
sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus. B. Kemampuan
Menulis
Sebelum
dan
Sesudah
Penerapan
Model
Pembelajaran Siswa Aktif Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat Sesuai dengan fokus utama penelitian ini, uji coba yang dilakukan untuk mengetahui keefektivan model pembelajaran siswa aktif
dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Gambaran hasil uji efektivitas model dilakukan dengan melihat dua hal, yakni hasil belajar dan pendapat responden. Hasil belajar berkenaan dengan (1) skor hasil penghitungan pretes dan postes; (2) rata-rata,
simpangan baku, skor minimal dan maksimal
serta skor ideal masing- masing aspek, dan (3) hasil uji pernbedaan (komparatif). Pada bagian ini,
peneliti menyajikan hasil proses pembelajaran berupa
skor hasil pretes dan postes yang dikelompokkan menjadi dua; yakni kelas eksperimen dan kelas pembanding.
1.
Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Tahap I) Analisis hasil belajar akan ditemukan melalui hasil analisis karangan
siswa. Karangan narasi siswa akan dianalisis dan dinilai berdasarkan aspek alur, tokoh, latar, dan tema. a.
Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing- masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat No
NAMA SISWA
Pretes
JML
Postes
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
JML
170
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
SE-A-001 SE-A-002 SE-A-003 SE-A-004 SE-A-005 SE-A-006 SE-A-007 SE-A-008 SE-A-009 SE-A-010 SE-A-011 SE-A-012 SE-A-013 SE-A-014 SE-A-015 SE-A-016 SE-A-017 SE-A-018 SE-A-019 SE-A-020 SE-A-021 SE-A-022 SE-A-023 SE-A-024 SE-A-025 SE-A-026 SE-A-027 SE-A-027 SE-A-029 SE-A-030 SE-A-032 SE-A-032 SE-A-033 SE-A-034 SE-A-035 SE-A-036 SE-A-037 SE-A-038 SE-A-039
A 10 10 15 10 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 10 15 15 10 10 10 10 10 15 5 10 10 10 10 10 10 10 20 15 15
B 15 10 10 15 10 10 10 15 10 20 10 10 15 25 15 15 15 10 15 10 20 20 10 15 15 15 15 15 15 25 10 15 10 15 15 15 15 20 15
C 5 10 10 5 10 10 10 10 5 10 10 10 10 20 15 10 10 15 20 10 10 10 10 15 15 15 15 15 15 25 10 15 10 15 10 15 15 15 15
D 10 15 20 10 15 20 10 10 10 25 25 10 10 20 10 15 15 10 5 10 15 20 10 10 10 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 15 10 10
40 45 55 40 50 35 65 50 40 50 75 50 50 50 45 50 40 60 65 40 50 50 50 50 55 45 75 40 50 40 50 45 50 65 60 55 55 40 50
A 15 15 20 20 15 15 20 15 20 20 25 25 20 15 20 15 15 25 20 25 20 20 15 15 10 15 25 20 25 15 20 15 20 20 20 15 20 15 20
B 15 20 20 20 15 15 20 20 20 20 25 20 15 25 10 20 15 15 20 20 20 15 20 25 20 10 25 25 20 15 15 15 20 25 20 25 20 20 15
C 15 15 15 20 20 10 20 20 25 15 20 10 10 15 15 20 20 25 20 15 15 20 20 20 20 25 20 25 20 25 15 15 20 25 20 20 20 20 20
D 10 15 20 15 20 15 25 15 20 15 20 15 25 15 20 15 20 15 25 15 20 15 20 20 25 25 20 15 20 15 25 15 20 15 20 15 25 20 15
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
55 65 75 75 70 55 85 70 85 70 90 70 70 70 65 70 70 80 85 75 75 70 75 80 75 75 90 85 85 70 75 60 80 85 80 75 85 75 70
171
SE-A-040 JUMLAH RATA-RATA
40
10 15 10 10
35 10 20 10 15 55 2005 2970 50.13 74.25
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen A1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 50,13 dengan nilai terkecilnya 35 dan nilai terbesarnya 75. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,25 dengan nilai terkecil yaitu 55 dan nilai terbesar 90. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM karena sudah di atas 70. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No
Aspek Nilai Pretes A
B
C
D
1
10
15
5
10
2
10
10
10
3
15
10
4
10
5 6
JML
Aspek Nilai Postes
JML
A
B
C
D
40
15
15
15
10
55
15
45
15
20
15
15
65
10
20
55
20
20
15
20
75
15
5
10
40
20
20
20
15
75
10
10
10
15
50
15
15
20
20
70
15
10
10
20
35
15
15
10
15
55
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
172
7
10
10
10
10
65
20
20
20
25
85
8
15
15
10
10
50
15
20
20
15
70
9
10
10
5
10
40
20
20
25
20
85
10
10
20
10
25
50
20
20
15
15
70
11
10
10
10
25
75
25
25
20
20
90
12
10
10
10
10
50
25
20
10
15
70
13
15
15
10
10
50
20
15
10
25
70
14
10
25
20
20
50
15
25
15
15
70
15
10
15
15
10
45
20
10
15
20
65
16
10
15
10
15
50
15
20
20
15
70
17
10
15
10
15
40
15
15
20
20
70
18
10
10
15
10
60
25
15
25
15
80
19
10
15
20
5
65
20
20
20
25
85
20
10
10
10
10
40
25
20
15
15
75
21
15
20
10
15
50
20
20
15
20
75
22
15
20
10
20
50
20
15
20
15
70
23
10
10
10
10
50
15
20
20
20
75
24
10
15
15
10
50
15
25
20
20
80
25
10
15
15
10
55
10
20
20
25
75
26
10
15
15
10
45
15
10
25
25
75
27
10
15
15
10
75
25
25
20
20
90
28
15
15
15
10
40
20
25
25
15
85
29
5
15
15
10
50
25
20
20
20
85
30
10
25
25
15
40
15
15
25
15
70
31
10
10
10
10
50
20
15
15
25
75
32
10
15
15
10
45
15
15
15
15
60
33
10
10
10
10
50
20
20
20
20
80
34
10
15
15
10
65
20
25
25
15
85
35
10
15
10
10
60
20
20
20
20
80
36
10
15
15
10
55
15
25
20
15
75
37
20
15
15
15
55
20
20
20
25
85
38
15
20
15
10
40
15
20
20
20
75
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
173
39
15
15
15
10
50
20
15
20
15
70
40
10
15
10
10
35
10
20
10
15
55
490
500 2005
760
740
450
JUMLAH
575
RATARATA
11.25
14.375 12.25
735
12.5 50.13 18.375
19 18.5
735
2970
18.375 74.25
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Interval Penilaian KRITERIA
ANGKA
Baik Sekali (Bs)
21-25
Baik (B)
14-20
Cukup (C)
7-13
Kurang (K)
0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 11,25, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,37, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,25, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,5, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 14,37, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dan tema (D) dengan nilai 12,5, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Alur (A) yaitu 11,25. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
174
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,37, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik
(B).
Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,5, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,37, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 19, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 18,5, kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek alur (A) dan tema (D) yaitu 18,37.
Analisis Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Nama : Salma Septiani Kelas : VIII-I Judul : Anak yang Durhaka
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 75 sedangkan skor postestnya 90. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan seting/latar. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat.
Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Anak yang Durhaka”
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
175
yaitu Alur Klimaks atau alur yang susunan ceritanya menanjak dari peristiwa yang biasa, meningkat menjadi penting, dan semakin menegangkan. Yang di awali dengan cerita biasa-biasa saja, hingga menceritakan cerita yang penting atau biasa disebut inti dalam ceritanya semakin menanjak. 2. Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah: a. Anak yang cantik b. Nenek Tua, dan c. Seorang cucu Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang anak perempuan yang sangat cantik dan merantau demi untuk meningkatkan perekonomian keluarganya karena dia sudah tidak tahan di ejek terus oleh teman-temannya. Dan setelah dia besar, dia melupakan ibunya, sampai-sampai dia mengusir ibunya. 3. Setting/ Latar Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar dalam cerita ini yaitu di sebuah pedesaan entah dimana, hidup sebuah keluarga kecil dengan gubuk kumuh dan kecil. 4. Tema Tema dari cerita narasi ini adalah penyesalan seorang anak durhaka karena telah melupakan seorang ibu.
Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : Soni Kelas : VIII-I Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
176
Judul : Foto bareng dengan Presiden Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 35 sedangkan skor postestnya 55. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1. Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Foto Bareng dengan Presiden” yaitu Alur Flasback atau alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu baru kembali ke awal cerita; alur sorot balik. 2. Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada dalam cerita narasi ini adalah : a. Presiden b. Artis-artis c. menteri Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang pemuda yang sedang bermimpi menginginkan berfoto dengan pejabat-pejabat Negara dan juga artis-artis di negeri ini. 3. Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah bandara, Amerika Serikat, New York, Hotel Berbintang lima, Francis, Inggris, Arab Sudi, Madinah dan tempat tidur (kamar tidur). 4. Tema Tema dari cerita ini ialah sebuah harapan yang menginginkan bertemu dengan orang-orang nomor satu di negeri ini.
b.
Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Bandung Barat
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kab.
177
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling
Kab. Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat Pretes No
NAMA SISWA
A
Postes
B
C
D
5
JML
A
B
C
D
JML
1
SE-B-001
15 15
10
45
15 20 15 10
60
2
SE-B-002
10 10 10 15
45
15 15 15 15
60
3
SE-B-003
10 10 10 15
45
15 10 15 20
60
4
SE-B-004
10 20 10 10
50
10 20 20 15
65
5
SE-B-005
15 15 10 10
50
15 10 20 20
65
6
SE-B-006
10 10
5 10
35
15 10 10 15
50
7
SE-B-007
10 15 10 25
60
15 10 20 25
70
8
SE-B-008
10 10 10 20
50
15 15 20 15
65
9
SE-B-009
10 20 10 10
50
10 20 15 20
65
10
SE-B-010
15 15 10 10
50
20 15 15 15
65
11
SE-B-011
10 20 20 20
70
25 15 20 20
80
12
SE-B-012
10 15 15 10
50
25 15 10 15
65
13
SE-B-013
10 15 10 15
50
15 15 10 25
65
14
SE-B-014
10 15 10 15
50
10 25 15 15
65
15
SE-B-015
10 10 15 10
45
10 10 15 20
55
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
178
16
SE-B-016
10 15 20
5
50
15 10 20 20
65
17
SE-B-017
10 10 20 10
50
15 15 15 20
65
18
SE-B-018
15 20 10 15
60
25 15 15 15
70
19
SE-B-019
15 20 10 20
65
20 15 20 25
80
20
SE-B-020
15 15 10 10
50
10 20 15 15
60
21
SE-B-021
15 15 15 10
55
15 10 15 20
60
22
SE-B-022
10 15 15 10
50
10 15 20 15
60
23
SE-B-023
15 15 15 10
55
10 20 15 15
60
24
SE-B-024
20 15 15 10
60
15 25 10 20
70
25
SE-B-025
15 10 15 10
50
10 20 20 15
65
26
SE-B-026
15 15 15 10
55
15 10 20 25
70
27
SE-B-027
10 15 25 15
65
20 10 20 20
70
28
SE-B-028
10 15 15 15
55
20 10 25 15
70
29
SE-B-029
10 20 20 10
60
25 10 20 20
75
30
SE-B-030
10 20 20 10
60
15 15 25 15
75
31
SE-B-031
10 20 15 10
55
20 15 10 20
65
32
SE-B-032
20 20 10 20
70
20 20 20 20
80
33
SE-B-033
10 10 10
5
35
15 15 10 10
50
34
SE-B-034
10 10 10 10
40
10 10 25 10
55
35
SE-B-035
10 10 15 10
45
20 10 10 20
60
36
SE-B-036
20 15 20 10
65
15 25 25 15
80
37
SE-B-037
10 15 10 10
45
10 10 20 20
60
38
SE-B-038
10 15 15 10
50
15 15 20 20
70
JUMLAH
1990
2490
RATA-RATA
52.37
65.53
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
179
D = Tema Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 52,37 dengan nilai terkecilnya 35 dan nilai terbesarnya 70. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 65,53 dengan nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM karena sudah di atas 70. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat No
Pretes
JML
Postes A
B
C
D
JML
A
B
C
D
1
15
15
5
10
45
15
20
15
10
60
2
10
10
10
15
45
15
15
15
15
60
3
10
10
10
15
45
15
10
15
20
60
4
10
20
10
10
50
10
20
20
15
65
5
15
15
10
10
50
15
10
20
20
65
6
10
10
5
10
35
15
10
10
15
50
7
10
15
10
25
60
15
10
20
25
70
8
10
10
10
20
50
15
15
20
15
65
9
10
20
10
10
50
10
20
15
20
65
10
15
15
10
10
50
20
15
15
15
65
11
10
20
20
20
70
25
15
20
20
80
12
10
15
15
10
50
25
15
10
15
65
13
10
15
10
15
50
15
15
10
25
65
14
10
15
10
15
50
10
25
15
15
65
15
10
10
15
10
45
10
10
15
20
55
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
180
16
10
15
20
5
50
15
10
20
20
65
17
10
10
20
10
50
15
15
15
20
65
18
15
20
10
15
60
25
15
15
15
70
19
15
20
10
20
65
20
15
20
25
80
20
15
15
10
10
50
10
20
15
15
60
21
15
15
15
10
55
15
10
15
20
60
22
10
15
15
10
50
10
15
20
15
60
23
15
15
15
10
55
10
20
15
15
60
24
20
15
15
10
60
15
25
10
20
70
25
15
10
15
10
50
10
20
20
15
65
26
15
15
15
10
55
15
10
20
25
70
27
10
15
25
15
65
20
10
20
20
70
28
10
15
15
15
55
20
10
25
15
70
29
10
20
20
10
60
25
10
20
20
75
30
10
20
20
10
60
15
15
25
15
75
31
10
20
15
10
55
20
15
10
20
65
32
20
20
10
20
70
20
20
20
20
80
33
10
10
10
5
35
15
15
10
10
50
34
10
10
10
10
40
10
10
25
10
55
35
10
10
15
10
45
20
10
10
20
60
36
20
15
20
10
65
15
25
25
15
80
37
10
15
10
10
45
10
10
20
20
60
38
10
15
15
10
50
15
15
20
20
70
565
505
460
595
565
650
675
14.87 17.11
17.76
Jumlah
460
1990
2490
Ratarata
12.11 14.87
13.29 12.11
52.37
15.66
65.53
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Interval Penilaian Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
181
KRITERIA
ANGKA
Baik Sekali (Bs)
21-25
Baik (B)
14-20
Cukup (C)
7-13
Kurang (K)
0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika pretes tahap 1 mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,11, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,87, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar
(C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,29, angka tersebut
menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,11, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 14,87, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 13,29 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Alur (A) yaitu dan tema (D) yaitu dengan nilai 12,11. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika postes tahap 1 mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,66, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,87, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar
(C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 17,11, angka tersebut
menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 17,76, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
182
Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tema (D) 17,76, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 17,11, kemudian disusul aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 15,66 dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tokoh (B) yaitu dengan nilai 14,87. Analisis Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Nama : Riri Rahayu Kelas : VIII-H Judul : Kirana Ayu Dari hasil analisis karangan narasi peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 75 sedangkan skor postestnya 80. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan penulis sebagai berikut: 1.
Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Kirana Ayu” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita 2. Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh melalui berbagai peristiwa
melahirkan
konflik-konflik,
dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah : a. Nyai Anten b. Kirana Ayu c. Seorang Seorang Pemuda Tokoh utama dalam cerita ini adalah Kirana Ayu atau anak dari seorang janda yang bernama nyai Anten. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
183
3. Setting/ Latar setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar dalam ceritanya
yaitu di sebuah desa yang bernama desa leunyi. Hiduplah
seorang janda yang mempunyai anak bernama Kirana Ayu. Kirana Ayu ini adalah seorang gadis cantik/ bisa di sebut sebagai kembang desa. 4. Tema Tema dari cerita narasi ini adalah seorang anak Adam yang memandang cinta itu bukan dipandang dari harta tetapi cinta itu dari hati yang ikhlas dan bersih.
Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : Tuti Alawiyah Kelas : VIII-H Judul : Masuk Ke SMPN 1 Saguling Saguling Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 35 sedangkan skor postestnya 55. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1.
Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Masuk ke SMPN 1 Cipendeuy” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu
2.
Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : a. Yeni Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
184
b. Guru c. Tokoh Aku Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sedang mengikutu MOPD di sekolah baru nya. 3. Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :
4.
a. Latar tempat
: sekolah,rumah, lapangan basket.
b. Latar Waktu
: 06.30 bergegas ke sekolah, 23.00 mendengarkan ceramah
Tema Tema dari cerita ini ialah masa orientasi siswa baru di SMPN 1 Cipendeuy
sangat meriah.
c.
Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
No
NAMA SISWA
Pretes A
B
C
D
JML
Postes A
B
C
D
JML
1
SE-C-001
15 15 20 15
65
15 20 20 20
75
2
SE-C-002
10 10 10 15
45
15 15 15 15
60
3
SE-C-003
10 10 10 10
40
10 10 10 20
50
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
185
4
SE-C-004
10 10 10 10
40
10 10 20 15
55
5
SE-C-005
10 10 10 10
40
15 10 10 20
55
6
SE-C-006
10 10 10 10
40
15 10 15 15
55
7
SE-C-007
10 10 10 10
40
10 10 15 25
60
8
SE-C-008
10 10 10 10
40
15 15 10 15
55
9
SE-C-009
10 20 10 10
50
10 20 15 20
65
10
SE-C-010
15 15 10 10
50
20 15 15 15
65
11
SE-C-011
10 10 10 10
40
10 15 10 20
55
12
SE-C-012
10 15 15 10
50
25 15 10 15
65
13
SE-C-013
10 15 10 15
50
15 15 10 25
65
14
SE-C-014
10 10 10 10
40
10 20 15 15
60
15
SE-C-015
10 10 15 10
45
10 15 15 20
60
16
SE-C-016
10 15 20
5
50
15 10 15 20
60
17
SE-C-017
10
5 10 15
40
10 10 15 20
55
18
SE-C-018
10 15 10 15
50
20 15 15 15
65
19
SE-C-019
10 15
5 20
50
10 15 20 25
70
20
SE-C-020
15 15 10 10
50
10 15 25 15
65
21
SE-C-021
5 10 10 10
35
15 10 15 20
60
22
SE-C-022
20 15 15 10
60
15 25 20 15
75
23
SE-C-023
10 10 10 10
40
10 20 10 15
55
24
SE-C-024
20 15 15 10
60
15 25 15 20
75
25
SE-C-025
15 10 15 10
50
10 20 20 15
65
26
SE-C-026
15 15 15 10
60
15 15 20 25
75
27
SE-C-027
10 10
5 15
40
20 10 10 20
60
28
SE-C-028
10 15 15 15
55
20 10 25 15
70
29
SE-C-029
10 20 20 10
60
25 10 20 20
75
30
SE-C-030
10 20 20 10
60
15 20 25 15
75
31
SE-C-031
10 10 15
5
40
10 15 10 20
55
32
SE-C-032
10 15 15 20
60
20 20 20 20
80
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
186
33
SE-C-033
10 10 10 10
40
15 15 10 10
50
34
SE-C-034
10 10 10 15
45
10 20 20 10
60
35
SE-C-035
10 10 15 10
45
20 10 10 20
60
36
SE-C-036
20 15 20 10
65
15 25 25 15
80
37
SE-C-037
10 15 10 15
50
10 15 20 20
65
38
SE-C-038
10 10 15 10
45
15 15 10 20
60
39
SE-C-039
10
5 15 10
40
10 10 20 10
50
40
SE-C-040
10 15 15 10
50
20 10 10 20
60
41
SE-C-041
10 10 15 10
45
15 10 20 15
60
JUMLAH
1960
2580
RATA-RATA
47,80
62,92
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema
Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen C1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 47,80 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 62,92 dengan nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM karena sudah di atas 70. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
187
No
Pretes
JML
Postes A
B
C
D
JML
A
B
C
D
1
15
15
20
15
65
15
20
20
20
75
2
10
10
10
15
45
15
15
15
15
60
3
10
10
10
10
40
10
10
10
20
50
4
10
10
10
10
40
10
10
20
15
55
5
10
10
10
10
40
15
10
10
20
55
6
10
10
10
10
40
15
10
15
15
55
7
10
10
10
10
40
10
10
15
25
60
8
10
10
10
10
40
15
15
10
15
55
9
10
20
10
10
50
10
20
15
20
65
10
15
15
10
10
50
20
15
15
15
65
11
10
10
10
10
40
10
15
10
20
55
12
10
15
15
10
50
25
15
10
15
65
13
10
15
10
15
50
15
15
10
25
65
14
10
10
10
10
40
10
20
15
15
60
15
10
10
15
10
45
10
15
15
20
60
16
10
15
20
5
50
15
10
15
20
60
17
10
5
10
15
40
10
10
15
20
55
18
10
15
10
15
50
20
15
15
15
65
19
10
15
5
20
50
10
15
20
25
70
20
15
15
10
10
50
10
15
25
15
65
21
15
10
10
10
35
15
10
15
20
60
22
20
15
15
10
60
15
25
20
15
75
23
10
10
10
10
40
10
20
10
15
55
24
20
15
15
10
60
15
25
15
20
75
25
15
10
15
10
50
10
20
20
15
65
26
15
15
15
10
60
15
15
20
25
75
27
10
10
5
15
40
20
10
10
20
60
28
10
15
15
15
55
20
10
25
15
70
29
10
20
20
10
60
25
10
20
20
75
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
188
30
10
20
20
10
60
15
20
25
15
75
31
10
10
15
5
40
10
15
10
20
55
32
10
15
15
20
60
20
20
20
20
80
33
10
10
10
10
40
15
15
10
10
50
34
10
10
10
15
45
10
20
20
10
60
35
10
10
15
10
45
20
10
10
20
60
36
20
15
20
10
65
15
25
25
15
80
37
10
15
10
15
50
10
15
20
20
65
38
10
10
15
10
45
15
15
10
20
60
39
10
5
15
10
40
10
10
20
10
50
40
10
15
15
10
50
20
10
10
20
60
41
10
10
15
10
45
15
10
20
15
60
Jumlah
460
510
520
465
590
610
650
730
1960
2580
Rata11.22 12.44 12.68 11.34
rata
47,80
14.39 14.88 15.85 17.8
62,92
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Interval Penilaian KRITERIA
ANGKA
Baik Sekali (Bs)
21-25
Baik (B)
14-20
Cukup (C)
7-13
Kurang (K)
0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika pretes tahap 1 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 11,22, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
189
pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,44, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,68, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 11,34, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Latar/ Setting (C) 12,68, kemudian disusul aspek Tokoh (B) dengan nilai 12,44, kemudian pada aspek tema (D) dengan nilai 11,34 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Alur (A) yaitu dengan nilai 11,22. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika postes tahap 1 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,39, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,88, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,85, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 17,8, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tema (D) 17,8, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 15,85, kemudian disusul aspek Tokoh (B) yaitu dengan nilai 14,88 dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 14,39.
Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
190
Nama : Devi Yanti Kelas : IX Judul : Kehidupanku Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 80. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1.
Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat.
Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kehidupanku” yaitu alur maju/
alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita 2.
Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa
melahirkan
konflik-konflik,
dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah : Devi, ayah, ibu, adik, dan kakaknya. 3. Setting/ Latar setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar dalam ceritanya yaitu Bandung, Cipatat.
4. Tema Tema dari cerita narasi ini adalah kasih sayang.
Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : Asep Jaendi Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
191
Kelas : IX Judul : Liburan Ke Pangandaran Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 40 sedangkan skor postestnya 50. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1.
Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke
Pangandaran” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu 2.
Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : tokoh aku dan keluarga. 3. Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah : Latar tempat
4.
: perjalanan, Pangandaran.
Tema Tema dari cerita ini ialah berlibur bersama keluarga.
2.
Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Tahap II) Analisis hasil belajar pda atahap II pun akan ditemukan melalui hasil
analisis karangan siswa. Karangan narasi siswa akan dianalisis dan dinilai berdasarkan aspek alur, tokoh, latar, dan tema. a.
Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
192
Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing- masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat No
NAMA SISWA
Pretes A
B
C
D
10
15
15
10
2
SE-A-001 SE-A-002
10
10
10
3
SE-A-003
15
10
4
SE-A-004
10
5
SE-A-005
6
JML
Postes
JML
A
B
C
D
50
15
15
20
20
70
15
45
20
20
20
20
80
25
20
70
20
20
25
25
90
10
15
10
45
20
20
20
20
80
15
20
15
10
60
15
25
20
20
80
SE-A-006
10
10
20
10
50
20
20
25
15
80
7
SE-A-007
10
15
10
25
60
20
25
20
25
90
8
SE-A-008
10
10
10
20
50
25
20
20
15
80
9
SE-A-009
10
15
10
10
45
25
20
25
20
90
10
SE-A-010
15
15
10
10
50
20
20
20
25
85
11
10
10
10
20
50
25
25
25
20
95
12
SE-A-011 SE-A-012
20
15
15
10
60
25
20
20
15
80
13
SE-A-013
15
15
10
15
55
20
15
20
20
75
14
SE-A-014
10
15
10
15
50
15
25
25
15
80
15
SE-A-015
10
10
15
15
50
20
25
15
20
80
16
SE-A-016
10
15
20
10
55
25
20
20
15
80
17
SE-A-017
10
10
10
15
45
15
20
20
20
75
18
SE-A-018
15
20
10
15
60
25
25
25
15
90
19
SE-A-019
15
15
10
20
60
20
20
25
25
90
20
SE-A-020
10
20
10
10
50
25
20
20
15
80
21
10
15
15
10
50
20
20
20
20
80
22
SE-A-021 SE-A-022
15
15
15
10
55
20
25
20
25
90
23
SE-A-023
20
15
15
10
60
20
25
25
20
90
24
SE-A-024
20
15
15
20
70
25
25
20
20
90
25
SE-A-025
15
15
20
10
60
25
20
20
25
90
1
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
193
26
SE-A-026
15
15
15
10
55
15
15
25
25
80
27
SE-A-027
15
25
25
15
80
25
25
25
20
95
28
SE-A-027
10
15
10
10
45
25
25
25
15
90
29
SE-A-029
15
15
20
15
65
25
25
20
20
90
30
SE-A-030
10
10
10
20
50
15
25
25
15
80
31
SE-A-032
10
15
15
20
60
20
15
20
25
80
32
SE-A-032
20
15
15
10
60
25
25
15
20
85
33
SE-A-033
10
15
15
10
50
20
20
20
25
85
34
SE-A-034
15
15
15
15
60
20
25
25
20
90
35
15
20
15
20
70
20
25
20
20
85
36
SE-A-035 SE-A-036
15
15
15
20
65
15
25
25
15
80
37
SE-A-037
10
15
25
10
60
25
20
20
25
90
38
SE-A-038
10
15
15
20
60
25
20
20
20
85
39
SE-A-039
15
15
15
10
55
20
20
25
15
80
40
SE-A-040
15
10
10
5
40
25
20
15
15
75
JUMLAH
2230
3360
RATA-RATA
55.75
84
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema
Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas eksperimen A1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 55,75 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 80. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 84,00 dengan nilai terkecil yaitu 70 dan nilai terbesar 95. Rata-rata hasil pretes Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
194
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM karena sudah di atas 70. Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat No
Pretes A
B
C
D
1
10
15
15
10
2
10
10
10
3
15
10
4
10
5
JML
Postes
JML
A
B
C
D
50
15
15
20
20
70
15
45
20
20
20
20
80
25
20
70
20
20
25
25
90
10
15
10
45
20
20
20
20
80
15
20
15
10
60
15
25
20
20
80
6
10
10
20
10
50
20
20
25
15
80
7
10
15
10
25
60
20
25
20
25
90
8
10
10
10
20
50
25
20
20
15
80
9
10
15
10
10
45
25
20
25
20
90
10
15
15
10
10
50
20
20
20
25
85
11
10
10
10
20
50
25
25
25
20
95
12
20
15
15
10
60
25
20
20
15
80
13
15
15
10
15
55
20
15
20
20
75
14
10
15
10
15
50
15
25
25
15
80
15
10
10
15
15
50
20
25
15
20
80
16
10
15
20
10
55
25
20
20
15
80
17
10
10
10
15
45
15
20
20
20
75
18
15
20
10
15
60
25
25
25
15
90
19
15
15
10
20
60
20
20
25
25
90
20
10
20
10
10
50
25
20
20
15
80
21
10
15
15
10
50
20
20
20
20
80
22
15
15
15
10
55
20
25
20
25
90
23
20
15
15
10
60
20
25
25
20
90
24
20
15
15
20
70
25
25
20
20
90
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
195
25
15
15
20
10
60
25
20
20
25
90
26
15
15
15
10
55
15
15
25
25
80
27
15
25
25
15
80
25
25
25
20
95
28
10
15
10
10
45
25
25
25
15
90
29
15
15
20
15
65
25
25
20
20
90
30
10
10
10
20
50
15
25
25
15
80
31
10
15
15
20
60
20
15
20
25
80
32
20
15
15
10
60
25
25
15
20
85
33
10
15
15
10
50
20
20
20
25
85
34
15
15
15
15
60
20
25
25
20
90
35
15
20
15
20
70
20
25
20
20
85
36
15
15
15
20
65
15
25
25
15
80
37
10
15
25
10
60
25
20
20
25
90
38
10
15
15
20
60
25
20
20
20
85
39
15
15
15
10
55
20
20
25
15
80
40
15
10
10
5
40
25
20
15
15
75
520
580
575
555 2230
845
865
860
790 3360
Jumlah Rata-
13.00
rata
14.50 14.38
13.88 55.75 21.13
21.63 21.50
19.75
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Interval Penilaian KRITERIA
ANGKA
Baik Sekali (Bs)
21-25
Baik (B)
14-20
Cukup (C)
7-13
Kurang (K)
0-6
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
84
196
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika pretes tahap 2 di SMPN 1 Batujajar mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,00, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,50, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,38, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,88, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 14,50, kemudian disusul aspek Latar/ Setting (C) dengan nilai 14,38, kemudian pada aspek tema (D) dengan nilai 13,88 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Alur (A) yaitu dengan nilai 13,00. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika postes tahap 2 di SMPN 1 Batujajar mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,13, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,63, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,50, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,75, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 21,63, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 21,50, kemudian disusul aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 21,13 dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 19,75. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
197
Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi Nama : Siska Juwita Kelas : VIII-I Judul : “Gaun Bersulam Sutra” Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 80 sedangkan skor postestnya 95. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat.
Alur dalam cerita narasi yang berjudul “gaun bersulam sutra” yaitu Alur
Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2. Tokoh Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita diantaranya: a. Baginda raja b. Permaisuri c. Putri Yofankha d. Pangeran Tampan 3. Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Ansterdam
4.
Tema
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
198
Sebuah kerajaan yang sedang mengadakan sayembara dengan imbalan akan di nikahkan dengan seorang putri dengan membuat gaun yang di sulam dari kain sutra.
Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : Encep Ma’mun Kelas : VIII-I Judul : “Beruang Yang Menyelamatkan Petani” Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 50 sedangkan skor postestnya 70. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1.
Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “beruang yang menyelamatkan petani” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2. Tokoh Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini diantaranya: a. Seorang Petani b. Raja Hutan/ Harimau c. Beruang d. Seekor Anak Beruang 3. Setting/ Latar Setting/Latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah disebuah hutan.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
199
4. Tema Seorang petani yang hidup bersama seekor anak beruang.
b.
Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
No
NAMA SISWA
Pretes A
B
C
D
JML
Postes A
B
C
D
JML
1
SE-B-001
15
15
20
10
60
20
20
15
25
80
2
SE-B-002
10
10
15
15
50
15
20
15
15
65
3
SE-B-003
10
10
15
15
50
15
20
25
20
80
4
SE-B-004
10
20
20
10
60
25
20
20
15
80
5
SE-B-005
15
15
15
10
55
20
20
20
20
80
6
SE-B-006
10
15
25
10
60
15
25
25
15
80
7
SE-B-007
10
15
10
25
60
15
25
20
25
85
8
SE-B-008
10
20
10
20
60
15
25
20
15
75
9
SE-B-009
15
20
10
10
55
25
20
15
20
80
10
SE-B-010
15
15
10
15
55
20
15
25
15
75
11
SE-B-011
10
20
20
20
70
25
15
15
20
75
12
SE-B-012
10
15
15
15
55
25
15
25
15
80
13
SE-B-013
10
15
10
15
50
15
15
20
25
75
14
SE-B-014
10
15
10
20
55
25
25
15
15
80
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
200
15
SE-B-015
10
10
15
15
50
20
25
15
20
80
16
SE-B-016
10
15
20
5
50
15
20
20
20
75
17
SE-B-017
10
10
20
20
60
15
25
15
20
75
18
SE-B-018
15
20
15
15
65
25
15
25
20
85
19
SE-B-019
15
20
10
20
65
20
25
25
25
95
20
SE-B-020
15
15
15
10
55
25
20
20
15
80
21
SE-B-021
15
20
15
10
60
15
25
15
20
75
22
SE-B-022
15
15
15
10
55
25
20
20
15
80
23
SE-B-023
15
20
15
10
60
25
20
25
15
85
24
SE-B-024
20
20
15
10
65
25
25
15
20
85
25
SE-B-025
15
15
15
10
55
25
20
20
15
80
26
SE-B-026
15
20
15
10
60
20
20
20
25
85
27
SE-B-027
10
15
15
15
55
20
20
25
20
85
28
SE-B-028
20
15
15
15
65
20
25
25
15
85
29
SE-B-029
15
20
20
10
65
25
25
20
20
90
30
SE-B-030
10
20
20
15
65
25
20
25
20
90
31
SE-B-031
10
20
15
15
60
20
15
20
20
75
32
SE-B-032
20
20
10
20
70
20
25
25
20
90
33
SE-B-033
10
10
10
20
50
20
25
25
10
80
34
SE-B-034
20
15
10
10
55
25
20
25
10
80
35
SE-B-035
10
15
15
10
50
20
25
10
20
75
36
SE-B-036
20
15
15
10
60
15
25
25
15
80
37
SE-B-037
10
15
20
10
55
20
20
20
20
80
38
SE-B-038
10
15
15
20
60
20
15
25
25
85
JUMLAH
2205
3065
RATA-RATA
58.03
80.66
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
201
Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas eksperimen B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 58,03 dengan nilai terkecilnya 50 dan nilai terbesarnya 70. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,66 dengan nilai terkecil yaitu 65 dan nilai terbesar 95. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM karena sudah di atas 70. Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
No
Pretes
JML
Postes A
B
C
D
JML
A
B
C
D
1
15
15
20
10
60
20
20
15
25
80
2
10
10
15
15
50
15
20
15
15
65
3
10
10
15
15
50
15
20
25
20
80
4
10
20
20
10
60
25
20
20
15
80
5
15
15
15
10
55
20
20
20
20
80
6
10
15
25
10
60
15
25
25
15
80
7
10
15
10
25
60
15
25
20
25
85
8
10
20
10
20
60
15
25
20
15
75
9
15
20
10
10
55
25
20
15
20
80
10
15
15
10
15
55
20
15
25
15
75
11
10
20
20
20
70
25
15
15
20
75
12
10
15
15
15
55
25
15
25
15
80
13
10
15
10
15
50
15
15
20
25
75
14
10
15
10
20
55
25
25
15
15
80
15
10
10
15
15
50
20
25
15
20
80
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
202
16
10
15
20
5
50
15
20
20
20
75
17
10
10
20
20
60
15
25
15
20
75
18
15
20
15
15
65
25
15
25
20
85
19
15
20
10
20
65
20
25
25
25
95
20
15
15
15
10
55
25
20
20
15
80
21
15
20
15
10
60
15
25
15
20
75
22
15
15
15
10
55
25
20
20
15
80
23
15
20
15
10
60
25
20
25
15
85
24
20
20
15
10
65
25
25
15
20
85
25
15
15
15
10
55
25
20
20
15
80
26
15
20
15
10
60
20
20
20
25
85
27
10
15
15
15
55
20
20
25
20
85
28
20
15
15
15
65
20
25
25
15
85
29
15
20
20
10
65
25
25
20
20
90
30
10
20
20
15
65
25
20
25
20
90
31
10
20
15
15
60
20
15
20
20
75
32
20
20
10
20
70
20
25
25
20
90
33
10
10
10
20
50
20
25
25
10
80
34
20
15
10
10
55
25
20
25
10
80
35
10
15
15
10
50
20
25
10
20
75
36
20
15
15
10
60
15
25
25
15
80
37
10
15
20
10
55
20
20
20
20
80
38
10
15
15
20
60
20
15
25
25
85
615 570
525
780
800
780
705
Jumlah
495
2205
3065
Ratarata
13.03 16.18
15
13.82
58.03
20.53 21.05 20.53 18.55
80.66
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
203
D = Tema Interval Penilaian KRITERIA
ANGKA
Baik Sekali (Bs)
21-25
Baik (B)
14-20
Cukup (C)
7-13
Kurang (K)
0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika pretes tahap 2 di SMPN 1 Saguling mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,03, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 16,18, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,00, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,82, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 16,18, kemudian disusul aspek Latar/ Setting (C) dengan nilai 15,00, kemudian pada aspek tema Alur (A) dengan nilai 13,03, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Tema (D) yaitu dengan nilai 13,82. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika postes tahap 2 di SMPN 1 Saguling mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 20,53, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,05, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
204
20,53, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,55, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 21,05, kemudian disusul aspek Alur (A) dan setting/ latar (C) dengan nilai 20,53, dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 18,55. Analisis Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Nama : Rita Juniarti Kelas : VIII-H Judul : “Kera Yang Baik Dan Kancil Yang Serakah” Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 95. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kera yang baik dan kancil yang serakah” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2.
Tokoh Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat
dalam cerita ini diantaranya: a. Seekor Kera yang bernama Reguk b. Seekor Kancil c. Seekor Singa 3. Setting/ Latar Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
205
Setting /latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebuah Ladang milik seorang petani 4.
Tema Tema dari cerita narasi ini adalah kebaikan seekor kera dan keserakahan
seekor kancil.
Siswa yang mendapat nilai rendah : Nama : Annisa Nurlatifah Kelas : VII-H Judul : Impian Sang Putri Kerajaan Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 70 sedangkan skor postestnya 90. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “impian sang putri kerajaan” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2. Tokoh Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini diantaranya: Angela, raja, ratu,paneran Erik, dan seekor kelinci. 3.
Setting/ Latar Setting/Latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah kerajaan, hutan,
dan pedesaan. 4.
Tema Tema dari cerita narasi ini adalah pebgorbanan seorang raja.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
206
c.
Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II SMP Negeri Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
No
NAMA SISWA
Pretes A
B
C
D
JML
Postes A
B
C
D
JML
1
SE-C-001
15 15 20 15
65
25 20 20 20
85
2
SE-C-002
10 20 10 15
55
15 20 20 20
75
3
SE-C-003
10 15 10 10
45
10 20 20 20
70
4
SE-C-004
10 15 10 10
45
20 20 20 15
75
5
SE-C-005
25 10 10 10
55
15 25 20 20
80
6
SE-C-006
20 15 10 10
55
15 20 25 20
80
7
SE-C-007
20 15 10 10
55
25 10 15 25
75
8
SE-C-008
10 15 10 10
45
15 15 25 25
80
9
SE-C-009
15 20 10 10
55
20 20 15 20
75
10
SE-C-010
20 15 10 10
55
20 25 15 15
75
11
SE-C-011
20 10 10 10
50
25 25 10 20
80
12
SE-C-012
10 15 15 10
50
25 15 25 15
80
13
SE-C-013
10 15 15 15
55
15 15 20 25
75
14
SE-C-014
20 20 10 10
60
20 20 25 25
90
15
SE-C-015
10 15 15 10
50
25 20 15 20
80
16
SE-C-016
10 15 20
5
50
15 20 25 20
80
17
SE-C-017
10 10 10 15
45
20 20 15 20
75
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
207
18
SE-C-018
10 15 15 15
55
20 15 25 15
75
19
SE-C-019
10 15
5 20
50
20 15 20 25
80
20
SE-C-020
15 15 10 10
50
25 15 25 15
80
21
SE-C-021
20 10 10 10
50
15 20 25 20
80
22
SE-C-022
20 15 15 10
60
20 25 20 15
80
23
SE-C-023
10 15 15 15
55
20 20 20 25
85
24
SE-C-024
20 15 15 15
65
25 25 15 20
85
25
SE-C-025
15 10 15 10
50
25 20 20 15
80
26
SE-C-026
15 15 15 15
60
15 20 20 25
80
27
SE-C-027
10 10
5 15
40
20 20 20 20
80
28
SE-C-028
15 15 15 15
60
20 20 25 15
80
29
SE-C-029
10 20 20 10
60
25 15 20 20
80
30
SE-C-030
15 20 20 10
65
25 20 25 15
85
31
SE-C-031
10 10 15
5
40
20 15 10 20
65
32
SE-C-032
10 15 15 20
60
20 20 20 20
80
33
SE-C-033
10 20 10 10
50
25 15 25 10
75
34
SE-C-034
10 10 10 15
45
20 20 20 20
80
35
SE-C-035
10 15 15 10
50
20 20 20 20
80
36
SE-C-036
20 15 20 10
65
25 25 25 15
90
37
SE-C-037
15 15 10 15
55
20 25 20 20
85
38
SE-C-038
10 15 15 10
50
15 25 20 20
80
39
SE-C-039
10 10 15 10
45
20 20 20 15
75
40
SE-C-040
10 15 15 15
55
20 20 25 20
85
41
SE-C-041
10 15 15 10
50
20 20 20 20
80
JUMLAH
2175
3255
RATA-RATA
53.05
79.39
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
208
Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas eksperimen C1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 53,05 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 79,39 dengan nilai terkecil yaitu 65 dan nilai terbesar 90. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM karena sudah di atas 70. Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II SMP Negeri Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
No
Pretes
JML
Postes A
B
C
D
JML
A
B
C
D
1
15
15
20
15
65
25
20
20
20
85
2
10
20
10
15
55
15
20
20
20
75
3
10
15
10
10
45
10
20
20
20
70
4
10
15
10
10
45
20
20
20
15
75
5
25
10
10
10
55
15
25
20
20
80
6
20
15
10
10
55
15
20
25
20
80
7
20
15
10
10
55
25
10
15
25
75
8
10
15
10
10
45
15
15
25
25
80
9
15
20
10
10
55
20
20
15
20
75
10
20
15
10
10
55
20
25
15
15
75
11
20
10
10
10
50
25
25
10
20
80
12
10
15
15
10
50
25
15
25
15
80
13
10
15
15
15
55
15
15
20
25
75
14
20
20
10
10
60
20
20
25
25
90
15
10
15
15
10
50
25
20
15
20
80
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
209
16
10
15
20
5
50
15
20
25
20
80
17
10
10
10
15
45
20
20
15
20
75
18
10
15
15
15
55
20
15
25
15
75
19
10
15
5
20
50
20
15
20
25
80
20
15
15
10
10
50
25
15
25
15
80
21
20
10
10
10
50
15
20
25
20
80
22
20
15
15
10
60
20
25
20
15
80
23
10
15
15
15
55
20
20
20
25
85
24
20
15
15
15
65
25
25
15
20
85
25
15
10
15
10
50
25
20
20
15
80
26
15
15
15
15
60
15
20
20
25
80
27
10
10
5
15
40
20
20
20
20
80
28
15
15
15
15
60
20
20
25
15
80
29
10
20
20
10
60
25
15
20
20
80
30
15
20
20
10
65
25
20
25
15
85
31
10
10
15
5
40
20
15
10
20
65
32
10
15
15
20
60
20
20
20
20
80
33
10
20
10
10
50
25
15
25
10
75
34
10
10
10
15
45
20
20
20
20
80
35
10
15
15
10
50
20
20
20
20
80
36
20
15
20
10
65
25
25
25
15
90
37
15
15
10
15
55
20
25
20
20
85
38
10
15
15
10
50
15
25
20
20
80
39
10
10
15
10
45
20
20
20
15
75
40
10
15
15
15
55
20
20
25
20
85
41
10
15
15
10
50
20
20
20
20
80
555
600
535
485
825
805
835
790
Jumlah
2175
3255
Ratarata
13.54 14.63 13.05 11.83
53.05
20.12 19.63 20.37 19.27
79.39
Keterangan: A = Alur Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
210
B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Interval Penilaian KRITERIA
ANGKA
Baik Sekali (Bs)
21-25
Baik (B)
14-20
Cukup (C)
7-13
Kurang (K)
0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika pretes tahap 2 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,54, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,63, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,05, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 11,83, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 14,63, kemudian disusul aspek Alur (A) dengan nilai 13,54, kemudian pada aspek tema Latar/ Setting (C) dengan nilai 13,05, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Tema (D) yaitu dengan nilai 11,83. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika postes tahap 2 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 20,12, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,63, angka tersebut menunjukkan Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
211
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 20,37, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,27, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Latar/ Setting (C) 20,37, kemudian disusul aspek Alur (A) dengan nilai 20,12, disusul kemampuan pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 19,63, dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 19,27. Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Nama : Puspita Sari Kelas : IX Judul : Kehidupanku Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 90. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1) Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat.
Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kehidupanku” yaitu Alur Maju/
alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2) Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh melalui berbagai peristiwa
melahirkan
konflik-konflik,
dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
212
Puspita, Sri, dan guru. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh puspita yang sekaligus menjadi pencerita. 3) Setting/ Latar Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar dalam ceritanya yaitu rumah dan sekolah.
4) Tema Tema dari cerita narasi ini adalah kebahagiaan Puspita mempunyai teman dan sahabat baik di sekolahnya. Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : Rispan Kelas : IX Judul : Kesiangan Sekolah Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 40 sedangkan skor postestnya 65. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1) Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu. 2) Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada dalam cerita narasi ini adalah : Bu Heni, Aku dan teman.
Tokoh
utama dalam
cerita ini adalah tokoh Aku . 3) Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah : Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
213
a. Latar tempat
: warung, dan sekolah/ruangan kelas
b. Latar waktu
:07.00 pagi hari,088.00 pagi hari.
4) Tema Tema dari cerita ini ialah hukuman untuk anak yang tidak taat pelaturan sekolah.
3. Analisis Hasil Belajar Kelas Kontrol Kelas kontrol merupakan kelas yang dijadikan sebagai kelas pembanding dalam penerapan model pembelajaran siswa aktif dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Seperti halnya kelas eksperimen, kelas kontrol pun terdiri dari 3 kelas yang berbeda. Dalam pembelajarannya, kelas pembanding ini menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Hasil penerapan metode diskusi pada kelas pembanding secara kumulatif penulis sajikan pada tabel-tabel berikut ini. a.
Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan narasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing- masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No 1 2 3 4 5 6
NAMA SISWA
SK-A-001 SK-A-002 SK-A-003 SK-A-004 SK-A-005 SK-A-006
Pretes A B C D 10 15 15 10 10 10 15 15 10 10 10 20 10 15 10 10 15 20 10 10 10 10 10 10
JML 50 50 50 45 55 40
Postes A B C D 15 15 15 20 15 20 15 15 15 15 15 20
JML
15 15 20 10 10 20 20 20 15 15 10 15
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
65 65 65 60 70 55
214
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
SK-A-007 SK-A-008 SK-A-009 SK-A-010 SK-A-011 SK-A-012 SK-A-013 SK-A-014 SK-A-015 SK-A-016 SK-A-017 SK-A-018 SK-A-019 SK-A-020 SK-A-021 SK-A-022 SK-A-023 SK-A-024 SK-A-025 SK-A-026 SK-A-027 SK-A-027 SK-A-029 SK-A-030 SK-A-032 SK-A-032 SK-A-033 SK-A-034 SK-A-035 SK-A-036 SK-A-037 SK-A-038 SK-A-039 SK-A-040 SK-A-041 SE-A-042 JUMLAH RATA-RATA
10 10 10 15 15 15 15 10 10 15 15 15 15 10 15 10 15 15 15 15 10 15 20 10 10 10 10 20 15 15 10 10 10 10 10 10
15 10 20 15 10 15 15 15 15 15 20 20 20 20 15 15 15 15 15 15 15 20 15 10 15 20 15 15 20 15 15 15 15 15 20 15
15 15 15 15 15 15 10 15 15 20 10 15 10 15 15 15 15 15 10 20 25 10 15 10 15 10 15 15 15 15 20 5 15 15 15 10
25 20 10 10 10 10 15 15 10 5 10 15 20 10 10 10 10 20 10 10 15 10 15 15 10 10 15 15 15 15 15 10 10 5 10 5
65 55 55 55 50 55 55 55 50 55 55 65 65 55 55 50 55 65 50 60 65 55 65 45 50 50 55 65 65 60 60 40 50 45 55 40 2280 54.29
20 25 10 15 20 20 15 15 15 10 10 20 20 15 25 10 15 20
20 15 20 10 15 10
15 20 20 15 15 15
15 20 15 20 15 20
20 20 10 20 15 20
20 15 10 20 20 10
15 10 25 20 20 15
15 15 15 15 15 20
20 15 10 10 15 15
25 20 15 15 10 15
20 15 20 20 20 20
20 20 20 25 25 20
20 15 15 20 15 10
15 15 20 20 20 10
20 20 25 15 15 15
15 20 15 25 15 20
20 20 15 20 15 20 10 10 20
15 20 20 10 15 20 25 15 20
25 20 15 15 15 10 20 15 10
15 10 15 25 20 15 15 15 15
70 70 55 70 70 80 55 60 65 70 60 60 75 70 65 85 70 65 70 70 70 70 70 75 80 65 55 75 70 65 70 65 65 70 55 65 2820 67.14
Keterangan: A = Alur Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
215
B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas pembanding B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 54,29 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 67,14 dengan nilai terkecil yaitu 55 dan nilai terbesar 85. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum mencapai KKM karena masih di bawah 70.
Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Nama : Noviyanti Kelas : VII-C Judul : Pengalaman MOPD Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 50 sedangkan skor postestnya 85. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur,tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1) Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat.
Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Pengalaman MOPD” yaitu Alur
Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2) Tokoh Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
216
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh melalui berbagai peristiwa
melahirkan
konflik-konflik,
dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah : tokoh aku, teman-teman, dan kakak kelas.
Tokoh utama dalam cerita ini adalah
tokoh aku yang sekaligus menjadi pencerita dan pelaku cerita. 3) Setting/ Latar Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar dalam ceritanya
yaitu SMPN 3 CISARUA atau tempat tokoh aku menjalani
MOPD. 4) Tema Tema dari cerita narasi ini adalah Kebanggan siswa baru mengikuti Masa Orientasi Siswa.
Siswa yang mendapat nilai terendah: Nama : Dik Dik Kelas : VII Judul : Saat Menyelenggarakan 17 Agustus Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 55 sedangkan skor postestnya 55. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan penulis sebagai berikut. 1) Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu. 2) Tokoh
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
217
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada dalam cerita narasi ini adalah : aku dan teman. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sekaligus menjadi pelaku dalam cerita, menyelenggarakan 17 Aguustus.
3) Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah latar tempat di: lapangan, kantor Rw. 4) Tema Tema dari cerita ini ialah kemeriahan hari kemerdekaan di tempat tinggal. b.
Kelas VIII-B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling
Kabupaten
Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
No
NAMA SISWA
Pretes A
B
C
D
JML
Postes A
B
C
D
JML
1
SK-B-001
15
15 10 10
50
15 15 15 10
55
2
SK-B-002
10
10 15 15
50
15 10 15 15
55
3
SK-B-003
10
10
5
30
10
5 15 10
40
4
SK-B-004
10
20 15 10
55
10 25 20 15
70
5
SK-B-005
15
15 15 10
55
15 15 15 20
65
6
SK-B-006
10
10 10 10
40
10 15 10 10
45
5
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
218
7
SK-B-007
10
15 10 15
50
15 15 20 10
60
8
SK-B-008
10
10 15 20
55
15 20 20 15
70
9
SK-B-009
10
20 15 10
55
10 20 15 15
60
10
SK-B-010
15
10 15 10
50
15 10 15 15
55
11
SK-B-011
10
10 10 20
50
20 15 20 20
75
12
SK-B-012
10
15 15 15
55
15 15 15 15
60
13
SK-B-013
10
15 15 15
55
10 20 20 15
65
14
SK-B-014
10
15 15 15
55
20 25 15 15
75
15
SK-B-015
10
10 15 10
45
10 20 20 20
70
16
SK-B-016
10
15 20
5
50
15 10 15 20
60
17
SK-B-017
10
15 20 10
55
15 15 15 20
65
18
SK-B-018
15
20 15 15
65
15 20 20 15
70
19
SK-B-019
15
20 15 20
70
20 20 20 20
80
20
SK-B-020
15
15 10 10
50
20 15 15 15
65
21
SK-B-021
15
10 15 10
50
15 10 15 15
55
22
SK-B-022
10
15 15 15
55
15 15 15 15
60
23
SK-B-023
10
10 10 10
40
15 10 10 15
50
24
SK-B-024
20
15 15 15
65
15 20 20 20
75
25
SK-B-025
15
10 10 15
50
10 15 15 15
55
26
SK-B-026
15
15 15 10
55
15 10 15 20
60
27
SK-B-027
15
15 25 15
70
20 10 25 20
75
28
SK-B-028
10
15 15 15
55
10 15 25 15
65
29
SK-B-029
15
20 20 10
65
15 20 20 20
75
30
SK-B-030
15
20 20 10
65
15 20 20 15
70
31
SK-B-031
10
20 15 15
60
10 20 15 20
65
32
SK-B-032
15
10 10 10
45
10 25 10 10
55
33
SK-B-033
10
10 10 10
40
15 20
5 10
50
34
SK-B-034
10
10 10 15
45
20 20 15 10
65
35
SK-B-035
10
10 15 15
50
10 25 10 20
65
36
SK-B-036
10
15 15 15
55
15 20 10 15
60
37
SK-B-037
10
15 10 10
45
10 15 10 20
55
38
SK-B-038
10
10 10 15
45
15 20 10 10
55
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
219
39
SK-B-039
10
15 10 10
45
10 15 15 20
60
40
SE-B-040
10
15 15 15
55
15 20 15 20
70
JUMLAH
2095
2500
RATA-RATA
52.37
62.5
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas pembanding B2 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 52,37 dengan nilai terkecilnya 30 dan nilai terbesarnya 70. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 62,50 dengan nilai terkecil yaitu 40 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum mencapai KKM karena masih di bawah 70.
Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Nama : Santi Suryani Kelas : Judul : Hari Raya Idul Fitri Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 70 sedangkan skor postestnya 80. Struktur
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
220
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1) Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Hari Raya Idul Fitri” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2) Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh melalui berbagai peristiwa
melahirkan
konflik-konflik,
dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah : tokoh aku dan keluarganya. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh aku yang sekaligus menjadi pencerita. 3) Setting/ Latar Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar dalam ceritanya
yaitu subuh hari saat menunggu adzan, mesjid dan Saguling
Bandung Barat. 4) Tema Tema dari cerita narasi ini adalah mensyukuri nikmat tuhan yang diberikan.
Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : M. Rizal Kelas : VIII Judul : Liburan Ke Dufan Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
221
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 30 sedangkan skor postestnya 40. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1) Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu. 2) Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada dalam cerita narasi ini adalah : aku dan keluarga. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku . 3) Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah : - Latar tempat
: perjalanan, Dufan Jakarta.
4) Tema Tema dari cerita ini ialah liburan bersama keluarga.
c.
Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-B SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100. Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
222
No
NAMA SISWA
Pretes A
B
C
5
D
JML
Postes A
B
C
D
JML
1
SE-C-001
5
10 10
30
15 20 20 20
75
2
SK-C-002
10 15 10 15
50
15 25 20 15
75
3
SK-C-003
10 20 15 10
55
10 25 20 20
75
4
SK-C-004
10 10 20 10
50
15 20 20 20
75
5
SK-C-005
10 10 20 10
50
15 20 10 20
65
6
SK-C-006
10 10 20 20
60
25 15 15 15
70
7
SK-C-007
10 15 15 10
50
20 10 10 25
65
8
SK-C-008
10 10 15 10
45
15 10 15 20
60
9
SK-C-009
10 20 15 10
55
20 20 15 20
75
10
SK-C-010
15 15 10 25
65
20 15 20 20
75
11
SK-C-011
10 10 20 10
50
10 15 20 20
65
12
SK-C-012
10 15 15 10
50
20 15 20 15
70
13
SK-C-013
10 15 20 20
65
15 15 20 25
75
14
SK-C-014
10 10 20 10
50
20 20 15 15
70
15
SK-C-015
10 10 15 15
50
10 20 20 20
70
16
SK-C-016
10 15 20
5
50
15 25 10 10
60
17
SK-C-017
10 25 10 15
60
10 10 25 20
65
18
SK-C-018
10 20 10 15
55
20 15 25 15
75
19
SK-C-019
10 15
5 20
50
15 20 15 10
60
20
SK-C-020
15 15 10 10
50
20 25 15 15
75
21
SK-C-021
15 20 15 10
60
15 20 15 20
70
22
SK-C-022
20 15 15 10
60
15 20 20 15
70
23
SK-C-023
10 10 15 10
45
20 20 10 15
65
24
SK-C-024
20 15 15 10
60
15 25 15 20
75
25
SK-C-025
15 15 15 10
55
20 20 20 15
75
26
SK-C-026
15 20 15 10
60
15 25 20 15
75
27
SK-C-027
10 20
5 15
50
10 20 10 20
60
28
SK-C-028
10 20 15 15
60
20 20 20 15
75
29
SK-C-029
10 10 10 10
40
15 10 20 20
65
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
223
30
SK-C-030
10 10 20 10
50
15 20 20 15
70
31
SK-C-031
10 10 20
5
45
10 15 20 20
65
32
SK-C-032
10 10 20 20
60
20 20 20 15
75
33
SK-C-033
15 25 15 10
65
15 15 20 10
60
34
SK-C-034
10 10 10 15
50
20 20 20 10
70
35
SK-C-035
10 10 15 10
45
20 10 10 20
60
36
SK-C-036
20 15 15 10
60
15 20 25 15
75
37
SK-C-037
10 15 10 15
50
20 15 20 20
75
38
SK-C-038
10 15 15 10
50
15 20 10 15
60
39
SK-C-039
10 15 20 10
55
10 20 20 10
60
40
SK-C-040
10 15 15 20
60
20 20 10 20
70
JUMLAH RATA-RATA
2120
2765
53
69.12
Keterangan: A = Alur B = Tokoh C = Setting/ Latar D = Tema Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas pembanding B3 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa adalah 53 dengan nilai terkecilnya 30 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 69,12 dengan nilai terkecil yaitu 60 dan nilai terbesar 75. Rata-rata hasil pretes menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum mencapai KKM karena masih di bawah 70.
Analisi Karangan Siswa Siswa yang mendapat nilai tertinggi : Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
224
Nama : Anastasya Kelas : VII-D Judul : 17 Agustus Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 75. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut: 1) Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab Alur dalam cerita narasi yang berjudul “17 Agustus” yaitu Alur Maju/ alur
akibat.
yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita. 2) Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh melalui berbagai peristiwa
melahirkan
konflik-konflik,
dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita adalah : tokoh aku, dan teman-teman. Tokoh utama dalam cerita adalah tokoh aku yang terlibat langsung dalam cerita dan yang memberikan semua gambaran secara langsung. 3) Setting/ Latar Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar waktu dan tempat dalam ceritanya yaitu di rumah tempat tinggalnya pukul 04.00 subuh hari, lapangan tempat perlombaan dan geduung tempat pementasan drama/teater. 4) Tema
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
225
Tema dari cerita narasi ini adalah memeriahkan hari kemerdekaan HUT RI. Siswa yang mendapat nilai terendah : Nama : Riki Kelas : VII-D Judul : Saat Saya Memeriahkan 17 Agustus Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan keseluruhan skor preetestnya yaitu 45 sedangkan skor postestnya 60. Struktur cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Saat saya merayakan
17
Agustus” yaitu
Alur
Kronologis
atau alur yang susunan
peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu 2) Tokoh Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada dalam cerita narasi ini adalah : tokoh aku dan teman-teman yang secara langsung menceritakannya. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sedang merayakan HUT RI di temapat tinggalnya. 3) Setting/ Latar Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah : a. Latar tempat
: rumah, lapangan
b. Latar Waktu
: pukul 07.00 pagi hari
4) Tema Tema dari cerita ini ialah kesenangan saat merayakan HUT RI.
C. Keefektivan Model Pembelajaran Siswa aktif
dalam Meningkatkan
Keterampilan Menulis Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
226
1. Analisis Hasil Pembelajaran Menulis dengan Model Pembelajaran Siswa aktif di SMP Kabupaten Bandung Barat Data pembelajaran menulis di SMP Kabupaten Bandung Barat, diperoleh melalui
angket dan kegiatan observasi lapangan. Kompetensi guru dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan menulis karangan narasi di sekolah diperoleh melalui teknik observasi dan angket. a. Analisis Hasil Angket Guru Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden. Berikut ini disajikan angket dan hasil analisisnya yang digunakan untuk mendukung data analisis kuantitatif berikut ini. Angket Untuk Guru Studi pendahuluan Dengan hormat, kami mohon bapak/ibu melingkari salah satu jawaban di bawah ini. 1. Apakah Bapak/Ibu terbiasa menyusun rencana pembelajaran pada materi menulis
yang
memuat
tujuan,
matei,
metode,
media dan evaluasi
pembelajaran? a. Sudah biasa b. Belum sepenuhnya biasa c. Tidak terbiasa d. Masih bingung dalam menerapakannya 2. Apa yang biasanya Bapak/ Ibu lakukan untuk mengembangkan materi pembelajaran menulis karangan narasi? a. Mengembangkan sendiri b. Berdasarkan pada hasil MGMP c. Berdiskusi dengan tim guru Bahasa Indonesia di sekolah Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
227
d. Tidak pernah mengembangka materi pembelajaran 3. Apa
yang
biasanya
bapak/ibu
gunakan
dalam menyiapkan
materi
pembelajaran menulis karangan narasi sebagai sumber/bahan belajar? a. Buku paket b. Buku pendamping yang sesuai c. Media massa dan internet d. Narasumber dan tokoh masyarakat 4. Apa
metode
yang
biasa Bapak/Ibu
gunakan selama ini dalam
pembelajaran menulis? a. Ceramah b. Tanya jawab dan diskusi c. Inquiri-discovery d. Penugasan e. Gabungan dari a,b,c, dan d 5. Apa media yang Bapak/Ibu biasa gunakan selama ini dalam pembelajaran menulis? a. Audio b. Visual c. Audio-visual d. Foto, gambar, slide 6. Apakah Bapak/Ibu
menyusun
skenario pembelajaran dalam setiap RPP
yang bervariasi? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Bagaimanakah
Bapak/Ibu
melaksanakan
evaluasi/penilaian
pembelajaran menulis karangan narasi? a. Selalu memberikan evaluasi b. Sering memberikan evaluasi Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada
228
c. Kadang-kadang memberikan evaluasi d. Tidak pernah memberikan evaluasi 8. Bagaimanakah Bapak/Ibu dalam memberikan feedback (umpan balik) terhadap tulisan/karangan yang disusun siswa? a. Selalu memberikan umpan balik b. Sering memberikan umpan balik c. Kadang-kadang memberikan umpan balik d. Tidak pernah memberikan umpan balik 9. Apa kesulitan yang Bapak/Ibu alami ketika melaksanakan pembelajaran menulis? a. Kurangnya sumber materi b. Kurangnya sarana media pembelajaran c. Kurangnya dalam mengembangkan metode pembelajaran d. Kualitas kemampuan siswa dalam pembelajaran 10. Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk menerapkan berbagai macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran? a. Sangt Bersedia b. Bersedia c. Kurang Bersedia d. Tidak Bersedia 11. Apakah Bapak/Ibu
bersedia mengikuti pelatihan tentang penyusunan dan
pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif? a. Sangat bersedia b. Bersedia c. Kurang Bersedia d. Tidak tersedia Berdasarkan hasil pengisian angket terhadap 3 orang guru sebagai sumber data, secara ringkas diperoleh data hasil angket sebagai berikut. Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Angket Guru Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
229
NO ANGKET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 b a a b d b a a a a a
JAWABAN GURU 2 b a a b d b a a b a a
3 a c a e d a b b b a a
Pada pertanyaan angket nomor 1, Apakah Bapak/Ibu terbiasa menyusun rencana pembelajaran pada materi menulis yang memuat tujuan, matei, metode, media dan evaluasi pembelajaran? Dua orang guru menjawab sebelum sepenuhnya biasa, sedangkan satu orang guru menjawab sudah biasa. Pada pertanyaan nomor 2, Apa yang biasanya Bapak/ Ibu lakukan untuk mengembangkan materi pembelajaran menulis karangan narasi? Dua orang guru menjawab „mengembangkan diri‟, dan satu orang guru menjawab „berdiskusi dengan tim guru bahasa Indonesia di Sekolah‟. Pada pertanyaan nomor 3, Apa yang biasanya bapak/ibu gunakan dalam menyiapkan
materi
pembelajaran
menulis
karangan
narasi
sebagai
sumber/bahan belajar? Semua guru menggunakan buku paket sebagai sumber pembelajaran menulis karangan narasi. Pada pertanyaan nomor 4, Apa metode yang biasa Bapak/Ibu gunakan selama ini dalam pembelajaran menulis? 2 orang guru menggunakan metode tanya jawab dan diskusi, sementara satu orang guru menggunakan kombinasi metode ceramah, tanya jawab, diskusi, inquiri, dan penugasan. Pada pertanyaan nomor 5, Apa media yang Bapak/Ibu
biasa gunakan
selama ini dalam pembelajaran menulis? Semua guru menggunakan media foto, slide dan gambar-gambar. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
230
Pada pertanyaan nomor 6, Apakah Bapak/Ibu
menyusun
skenario
pembelajaran dalam setiap RPP yang bervariasi? Dua orang guru menjawab „sering‟, sedangkan satu orang guru menjawab „selalu‟. Pada pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah Bapak/ Ibu
melaksanakan
evaluasi/ penilaian pada pembelajaran menulis karangan narasi? Dua orang guru menjawab selalu memberikan evaluasi, dan satu orang guru sering memberikan evaluasi. Pada pertanyaan nomor 8, Bagaimanakah Bapak/Ibu dalam memberikan feedback (umpan balik) terhadap tulisan/karangan yang disusun siswa? Dua orang guru menjawab selalu memberikan umpan balik, dan satu orang guru sering memberikan umpan balik. Pertanyaan nomor 9, Apa kesulitan yang Bapak/Ibu alami ketika melaksanakan pembelajaran menulis? Satu orang guru menjawab kurangnya sumber materi,
dan dua orang guru menjawab kurangnya sarana media
pembelajaran. Pertanyaan nomor 10, Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk menerapkan berbagai macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran? Semua guru menjawab sangat bersedia untuk menerapkan berbagai model pembelajaran. Pertanyaan nomor 11, Apakah Bapak/Ibu
bersedia mengikuti pelatihan
tentang penyusunan dan pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif? Semua guru menjawab
sangat bersedia untuk mengikuti pelatihan tentang
penyusunan dan pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif.
b.
Analisis Hasil Angket Siswa Angket pun disajikan kepada siswa. Penyebaran angket kepada siswa
digunakan
untuk
mengetahui
pembelajaran siswa aktif
tanggapan
siswa
terhadap
proses
model
yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa
SMP di Kabupaten Bandung Barat. Berikut ini disajikan hasil analisisnya. Angket Untuk Siswa Studi pendahuluan Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
231
Lingkarilah salah satu jawaban di bawah ini sesuai dengan pendapat kamu ! 1. Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini dilaksanakan? a. Sangat menyenangkan b. Menyenangkan c. Kurang menyenangkan d. Tidak menyenangkan 2. Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan? a. Ditentukan oleh guru b. Ditentukan oleh guru dengan meminta persetujuan siswa c. Ditentukan siswa d. Ditentukan oleh siswa dengan bimbingan guru 3. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini? a. Banyak teori b. Banyak teori, sedikit praktek c. Banyak praktik, sedikit teori d. Teori dan praktik seimbang 4. Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini? a. Ceramah b. Diskusi c. Ceramah dan diskusi d. Ceramah, Tanya jawab, diskusi 5. Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran menulis? a. Audio ; misalnya radio/tape recorder b. Visual; misalnya video, televisi, gambar, foto, papan tulis,/slide/power c. Audio dan visual d. Tidak pernah menggunakan media 6. Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
232
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru
terhadap tulisan yang
disusun siswa? a. Selalu megoreksi tulisan siswa dan dikembalikan b. Tulisan yang dibuat kadang-kadang di koreksi c. Tulisan yang telah dibuat tidak pernah dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki d. Tidak pernah memberikan penilaian 8. Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran menulis ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang ditugaskan guru? a. Sulit dalam menentukan ide b. Sulit dalam menuangkan ide ke dalam kalimat c. Sulit dalam menempatkan ejaan dan tanpa baca d. Tidak pernah mengalami hambatan Berdasarkan hasil pengisian angket terhadap siswa sampel penelitian, penulis rangkum jawaban angket tersebut pada tabel di bawah ini.
TABEL 4.19 Hasil Angket Siswa SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat NO
NO SISWA
NOMOR SOAL/ JAWABAN
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
233
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1
a
a
b
b
b
a
a
a
a
2
2
a
c
d
d
b
b
a
b
b
3
3
a
c
d
d
c
b
a
a
a
4
4
a
c
b
b
c
a
a
a
a
5
5
a
a
d
d
c
a
a
b
b
6
6
b
a
d
d
b
a
b
b
b
7
7
a
b
b
b
c
a
a
a
a
8
8
b
a
b
d
b
b
b
b
a
9
9
a
b
d
b
b
b
b
b
b
10
10
a
a
b
d
b
b
a
b
b
11
11
b
b
d
b
b
b
a
b
b
12
12
b
c
b
c
b
a
b
b
a
13
13
b
c
b
c
b
a
a
a
b
14
14
b
b
b
d
b
b
b
b
a
15
15
a
b
c
d
c
a
a
a
a
16
16
a
b
c
c
c
b
b
b
b
17
17
b
a
d
b
b
a
b
b
a
18
18
a
a
c
d
c
a
a
a
a
19
19
b
a
d
b
b
a
a
a
a
20
20
a
a
d
c
b
c
a
b
b
21
21
b
c
c
d
c
c
b
b
b
22
22
b
a
c
d
c
c
a
a
a
23
23
a
b
b
d
b
b
b
b
b
24
24
b
b
b
d
b
c
b
b
a
25
25
a
a
b
c
b
b
b
b
b
26
26
b
b
c
d
c
a
a
a
b
27
27
b
a
c
d
c
a
a
a
b
28
28
b
b
c
c
c
b
b
b
b
29
29
b
b
b
b
b
b
b
b
b
30
30
a
b
b
b
b
c
a
a
a
31
31
a
b
b
c
b
a
a
a
b
32
32
a
b
c
c
c
a
b
b
a
33
33
b
b
d
d
b
a
a
a
a
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
234
34
34
a
b
c
d
c
b
a
a
b
35
35
b
b
d
d
b
c
b
b
b
36
36
a
b
c
d
c
b
a
a
a
37
37
b
c
c
d
c
a
b
b
a
38
38
a
b
c
d
c
b
b
b
a
39
39
b
c
c
d
c
a
b
b
a
40
40
a
b
d
d
b
b
b
b
a
JUMLAH PILIHAN A JUMLAH PILIHAN B JUMLAH PILIHAN C JUMLAH PILIHAN D
21 19 0 0
12 20 8 0
0 14 14 12
0 9 8 23
0 22 18 0
18 16 6 0
21 19 0 0
16 24 0 0
21 19 0 0
Berdasarkan sebaran angket terdapat 40 siswa sampel penelitian, maka hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini dilaksanakan? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 21 siswa atau 52,50% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan, sementara 19 siswa lainnya atau 47,50% merasa menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan. Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 20 siswa atau 30% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 20 siswa atau 50% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 8 siswa atau 20% materi menulis ditentukan oleh siswa. Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 14 siswa atau 35% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori, sebanyak 14 siswa atau 35% menyatakan pembelajaran menulis antara teori dan praktik seimbang. Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini? Sebanyak 9 siswa atau 22,50% menyebutkan metode pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 8 siswa atau 20% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
235
sedangkan 23 siswa lainnya atau 57,50% menyatakan pembelajaran menggunakan metode diskusi. Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 22 siswa atau 55%
menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan slide.
Sedangkan
18
siswa
lainnya
atau
45% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual. Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 46 siswa atau 53% menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 54 siswa atau 45% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis tulisan, sedangkan 19 siswa lainnya atau 16% menyatakan kadang-kadang menggunakan media contoh jenis tulisan. Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 18 siswa atau 45% siswa menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan. Sebanyak 16 siswa atau 40% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa kadangkadang dikoreksi oleh guru dan sebanyak 6 siswa atau 15% menyatakan bahwa tulisan siswa tidak pernah dikembalikan kepada siswa. Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 40% guru selalu memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 24 siswa lainnya atau 60% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 21 siswa atau 52,25% siswa menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 19 sisw atau 47,5% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke dalam tulisan atau kalimat. TABEL 4. 20 Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
236
Hasil Angket Siswa SMP Negeri 3 Saguling Kabupaten Bandung Barat
NO
NO SISWA
1
NOMOR SOAL/ JAWABAN 2 3 4 5 6 7 8
9
1 2
1 2
a a
a c
b d
b d
b b
a b
a a
a b
a b
3
3
a
c
d
d
c
b
a
a
a
4 5
4 5
a a
c a
b d
b d
c c
a a
a a
a b
a b
6
6
b
a
d
d
b
a
b
b
b
7 8
7 8
a b
b a
b b
b d
c b
a b
a b
a b
a a
9
9
a
b
d
b
b
b
b
b
b
10 11
10 11
a b
a b
b d
d b
b b
b b
a a
b b
b b
12
12
b
c
b
c
b
a
b
b
a
13 14
13 14
b b
c b
b b
c d
b b
a b
a b
a b
b a
15
15
a
b
c
d
c
a
a
a
a
16 17
16 17
a b
b a
c d
c b
c b
b a
b b
b b
b a
18
18
a
a
c
d
c
a
a
a
a
19 20
19 20
b a
a a
d d
b c
b b
a c
a a
a b
a b
21
21
b
c
c
d
c
c
b
b
b
22 23
22 23
b a
a b
c b
d d
c b
c b
a b
a b
a b
24
24
b
b
b
d
b
c
b
b
a
25 26
25 26
a b
a b
b c
c d
b c
b a
b a
b a
b b
27
27
b
a
c
d
c
a
a
a
b
28 29
28 29
b b
b b
c b
c b
c b
b b
b b
b b
b b
30
30
a
b
b
b
b
c
a
a
a
31 32
31 32
a a
b b
b c
c c
b c
a a
a b
a b
b a
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
237
33
33
b
b
d
d
b
a
a
a
a
34 35
34 35
a b
b b
c d
d d
c b
b c
a b
a b
b b
36
36
a
b
c
d
c
b
a
a
a
37 38
37 38
b a
c b
c c
d d
c c
a b
b b
b b
a a
20 18 0 0
12 19 7 0
0 14 13 11
0 9 8 21
0 21 17 0
17 15 6 0
21 17 0 0
16 22 0 0
19 19 0 0
JUMLAH PILIHAN A JUMLAH PILIHAN B JUMLAH PILIHAN C JUMLAH PILIHAN D
Berdasarkan sebaran angket terdapat 38 siswa sampel penelitian, maka hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini dilaksanakan? Dari 38 siswa sampel penelitian sebanyak 20 siswa atau 52,60% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan, sementara 18 siswa lainnya atau 47,40% merasa menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan. Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 12 siswa atau 32% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 19 siswa atau 50% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 7 siswa atau 18% materi menulis ditentukan oleh siswa. Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini? Dari 38 siswa sampel penelitian sebanyak 14 siswa atau 36,8% menyatakan pembelajaran menulis banyak banyak teoru sedikit praktik sedikit teori, sebanyak 13 siswa atau 34,20% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori dan sebanyak 11 siswa atau 28,90% menyatakan teori dan praktik seimbang. Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini? Sebanyak 9 siswa atau 24% menyebutkan metode pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 8 siswa atau 21% Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
238
menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan 21 siswa lainnya atau 55% menyatakan pembelajaran menggunakan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 21 siswa atau 55%
menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan slide.
Sedangkan
17
siswa
lainnya
atau
45% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual. Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 17 siswa atau 44,74% menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 15 siswa atau 39,47% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis tulisan, sedangkan 6 siswa lainnya atau 15,79% menyatakan kadang-kadang menggunakan media contoh jenis tulisan. Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 21 siswa atau 55,26% siswa menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan. Sebanyak 17 siswa atau 44,74% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa kadang-kadang dikoreksi oleh guru. Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 42,10% guru selalu memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 22 siswa lainnya atau 57,9% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 19 siswa atau 50% siswa menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 19 sisw atau 50% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke dalam tulisan atau kalimat. Tabel 4.21 Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
239
Hasil Angket Siswa SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat NO
NO SISWA
NOMOR SOAL/ JAWABAN 2 3 4 5 6 7 8 c c d c a b b
9 a
1
1
1 b
2
2
a
b
d
d
b
b
b
b
a
3
3
b
c
b
c
b
a
b
b
a
4
4
b
c
b
c
b
a
a
a
b
5
5
b
b
b
d
b
b
b
b
a
6
6
a
b
c
d
c
a
a
a
a
7
7
a
b
c
c
c
b
b
b
b
8
8
b
a
d
b
b
a
b
b
a
9
9
a
a
c
d
c
a
a
a
a
10
10
b
a
d
b
b
a
a
a
a
11
11
a
a
d
c
b
c
a
b
b
12
12
b
c
c
d
c
c
b
b
b
13
13
b
a
c
d
c
c
a
a
a
14
14
a
b
b
d
b
b
b
b
b
15
15
b
b
b
d
b
c
b
b
a
16
16
a
a
b
c
b
b
b
b
b
17
17
b
b
c
d
c
a
a
a
b
18
18
b
a
c
d
c
a
a
a
b
19
19
b
b
c
c
c
b
b
b
b
20
20
b
b
b
b
b
b
b
b
b
21
21
a
b
b
b
b
c
a
a
a
22
22
a
b
b
c
b
a
a
a
b
23
23
a
b
c
c
c
a
b
b
a
24
24
b
b
d
d
b
a
a
a
a
25
25
a
b
c
d
c
b
a
a
b
26
26
b
b
d
d
b
c
b
b
b
27
27
a
b
c
d
c
b
a
a
a
28
28
b
c
c
d
c
a
b
b
a
29
29
a
b
c
d
c
b
b
b
a
30
30
b
c
c
d
c
a
b
b
a
31
31
a
b
d
d
b
b
b
b
a
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
240
32
32
a
b
b
c
b
a
a
a
b
33
33
a
b
c
c
c
a
b
b
a
34
34
b
b
d
d
b
a
a
a
a
35
35
a
b
c
d
c
b
a
a
b
36
36
b
b
d
d
b
c
b
b
b
37
37
a
b
c
d
c
b
a
a
a
38
38
b
c
c
d
c
a
b
b
a
39
39
a
b
c
d
c
b
b
b
a
40
40
b
c
c
d
c
a
b
b
a
41
41
a
b
d
d
b
b
b
b
a
JUMLAH PILIHAN A JUMLAH PILIHAN B
20 21
7 26
0 10
0 4
0 20
19 17 15 24
16 25
25 16
JUMLAH PILIHAN C JUMLAH PILIHAN D
0 0
8 0
21 10
10 27
21 0
7 0
0 0
0 0
0 0
Berdasarkan sebaran angket terdapat 38 siswa sampel penelitian, maka hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini dilaksanakan? Dari 41 siswa sampel penelitian sebanyak 20 siswa atau 48,80% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan, sementara 21 siswa lainnya atau 51,20% merasa menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan. Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 7 siswa atau 17% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 26 siswa atau 63% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 8 siswa atau 20% materi menulis ditentukan oleh siswa. Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini? Dari 41 siswa sampel penelitian sebanyak 10 siswa atau 24,4% menyatakan pembelajaran menulis banyak banyak teoru sedikit praktik sedikit teori, sebanyak 21 siswa atau 51,20% menyatakan pembelajaran menulis
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
241
banyak praktik sedikit teori dan sebanyak 10 siswa atau 24,4% menyatakan teori dan praktik seimbang. Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini? Sebanyak 4 siswa atau 10% menyebutkan metode pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 10 siswa atau 24% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan 27 siswa lainnya atau 66% menyatakan pembelajaran menggunakan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 20 siswa atau 49%
menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan slide.
Sedangkan
21
siswa
lainnya
atau
51% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual. Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 19 siswa atau 46,34% menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 15 siswa atau 36,59% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis tulisan, sedangkan 7 siswa lainnya atau 17,07% menyatakan kadang-kadang menggunakan media contoh jenis tulisan. Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 17 siswa atau 41,46% siswa menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan. Sebanyak 24 siswa atau 58,54% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa kadang-kadang dikoreksi oleh guru. Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 39,02% guru selalu memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 25 siswa lainnya atau 60,98% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
242
Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 25 siswa atau 60,98% siswa menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 16 siswa atau 39,02% siswa lainnya menyatakan sulit
dalam menuangkan ide ke
dalam tulisan atau kalimat. Berdasarkan rangkuman sebaran angket kepada seluruh siswa SMP yang menjadi responden penelitian, maka sebaran angket berjumlah 119 siswa sampel penelitian, maka hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini dilaksanakan? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 61 siswa atau 51% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat
ini
dilaksanakan,
sementara
58
siswa
lainnya
atau
49%
merasa
menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan. Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 65 siswa atau 55% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 31 siswa atau 26% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 23 siswa atau 19% materi menulis ditentukan oleh siswa. Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 48 siswa atau 40% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori, sebanyak 38 siswa atau 32% menyatakan pembelajaran menulis antara teori dan praktik seimbang. Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru
selama
ini?
Sebanyak
71
siswa atau 60% menyebutkan metode
pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 26 siswa atau 22% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan 22 siswa lainnya atau 18% menyatakan pembelajaran menggunakan metode diskusi.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
243
Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 63 siswa atau 53% menyatakan pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan slide.
Sedangkan
56
siswa
lainnya
atau
47%
menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual. Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 46 siswa atau 53% menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 54 siswa atau 45% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis tulisan, sedangkan 19 siswa lainnya atau 16% menyatakan kadang-kadang menggunakan media contoh jenis tulisan. Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 59 siswa atau 49,58% siswa menyatakan
selalu
mengoreksi tulisan
siswa
dan
kemudian
dikembalikan.
Sebanyak 60 siswa atau 50,42% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa kadang-kadang dikoreksi oleh guru. Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 71 siswa atau sekitar 59,66% guru selalu memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 48 siswa lainnya atau 40,34% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 65 siswa atau 54,62% siswa menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 54 sisw atau 45,38% siswa lainnya menyatakan sulit
dalam menuangkan ide ke
dalam tulisan atau kalimat.
c.
Analisis Hasil Penilaian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan salah satu tugas penting
guru
dalam
memproses
pembelajaran
siswa.
Dalam perspektif kebijakan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
244
pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah
Rencana
Pembelajaran,
yang
akan mewarnai komponen-komponen
perencanan lainnya. Instrumen penilaian RPP disampaikan kepada dua orang guru yang bertindak sebagai pengamat. Jadi masing-masing guru diamati dan dinilai oleh dua orang guru (teman sejawat). Dengan demikian, terdapat 3 kelompok penilaian guru, yakni guru SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3 Saguling, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Hasil dari pengamat tersebut, penulis tuangkan ke dalam tabel berikut ini. Tabel 4.22 Hasil Penilaian Observer terhadap 3 Orang Guru
I
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI TUJUAN
1.
Kesesuaian
NO
standar
kompetensi
GURU GURU GURU 1 2 3 Skor 4
5
4 4.33
dengan kompetensi dasar 2.
Kesesuaian
standar
kompetensi
5
5
4 4.67
dasar dengan indikator 3.
Kespesifikan indikator
3
5
5
4.
Kesesuaian indikator dengan tjuan
4
4
4
Kesesuaian tujuan dengan kognitif,
4
4
3 3.67
afektif, dan psikomotor II
BAHAN AJAR
6.
Jenis bahan ajar, mengandung fakta,
4.33 4.00
pembelajaran 5.
RATARATA
5
3
4
4.00
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
245
konsep,
prinsip,
dan
produser.
(jenis) 7.
Cakupan
bahan
ajar
sesuai
5
5
4 4.67
indikator. (cakupan ) 8.
Urutan
bahan
disusun
secara
4
4
5 4.33
sistematis. (urutan) 9.
Bahan
ajar
disamapaikan
secara
4
3
4 3.67
proporsional. (perlakuan) III
STRATEGI (Metode,
PEMBELAJARAN teknik,
media,
alokasi
waktu) 10. Pemilihan metode relevan dengan
4
5
5 4.67
tujuan dan indikator 11. Kerincian
skenario
pembelajaran
langkah
tercermin
(setiap
strategi/metode/teknik
dan
5
5
5 5.00
alokasi
waktu pada setiap tahap) 12. Pemilihan
sumber/media
3
4
5
pembelajaran sesuai dengan tujuan materi,materi,dan
4.00
karakteristik
siswa IV
EVALUASI
(Penilaian
hasil
belajar) 13. Kelengkapan alat evaluasi ( tes dan
5
4
4 4.33
nontes) 14. Kriteria/aspek
penilaian
sesuai
5
5
4 4.67
dengan tujuan 15. Kejelasan pedoman peniaian
5
5
5
5.00
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
246
Berdasarkan hasil penilaian di atas, penilaian terhadap kinerja guru dapat diuraikan sebagai berikut: Pada indikator tujuan,
aspek
kesesuaian standar kompetensi dengan
kompetensi dasar guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,33 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada indikator tersebut terglong “Baik”. Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian standar kompetensi dasar dengan indikator, guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 4 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada indikator tersebut terglong “Sangat Baik”. Pada indikator tujuan, aspek kespesifikan indikator, guru 1 mendapat skor 3, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,33 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada indikator tersebut terglong “Baik”. Pada
indikator
tujuan,
aspek
kesesuaian
indikator
dengan
tjuan
pembelajaran, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,00 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”. Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian tujuan dengan kognitif, afektif, dan psikomotor, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 3 dengan skor rata-rata 3,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”. Pada indikator bahan ajar, aspek jenis bahan ajar, mengandung fakta, konsep, prinsip, dan produser. (jenis), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 3, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”. Pada indikator bahan ajar, aspek cakupan bahan ajar sesuai indikator. (cakupan ), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
247
Pada indikator bahan ajar, aspek Urutan bahan disusun secara sistematis. (urutan), guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,33 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”. Pada indikator bahan ajar,
aspek
bahan ajar disamapaikan secara
proporsional. (perlakuan), guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 3, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 3,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”. Pada indikator strategi pembelajaran, aspek pemilihan metode relevan dengan tujuan dan indikator, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”. Pada indikator strategi pembelajaran, aspek kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode/teknik dan alokasi waktu pada setiap tahap), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 5,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”. Pada
indikator
strategi pembelajaran,
aspek
pemilihan
sumber/media
pembelajaran sesuai dengan tujuan materi,materi,dan karakteristik siswa, guru 1 mendapat skor 3, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”. Pada indikator evaluasi, aspek kelengkapan alat evaluasi ( tes dan nontes), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,33 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”. Pada indikator evaluasi, aspek kriteria/aspek penilaian sesuai dengan tujuan, guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
248
Pada indikator evaluasi, aspek kejelasan pedoman peniaian, guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 5,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.
d.
Analisis Hasil Observasi Kelas
a. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka dalam hal ini menggunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi meliputi; (1) materi pelajaran; (2) kompetensi; (3) media pembelajaran; (4) sumber/ bahan pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran; dan (7) evaluasi pembelajaran.
Penilaian dilakukan dengan cara observer
mengamati langsung proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar observasi. Dalam penilaiannya menggunakan skala kualitatif baik sekali (BS), Baik (B), Cukup (C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS). Kelas
: II A SMP Negeri I Batujajar
Observer
: Drs. Dadang Hambali dan Dra Ani Kusmiati
Hari/ Tanggal
: Jumat , 3 Mei 2013
TABEL 4.23 Hasil Observasi Kelas SMP Negeri I Batujajar SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN OBSERVER 1 BS
A
B
C
K
OBSERVER 2 KS
BS
B
C
K
Materi
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
249
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN OBSERVER 1 BS kesesuaian
antara
B
C
K
OBSERVER 2 KS
BS
B
C
K
materi
dalam pembelajaran menulis karangan
narasi
yang
dipelajari
dengan
dengan
kemampuan/keterampilan 1
yang dibutuhkan kandungan
kompetensi
pembelajaran karangan
menulis
narasi
yang
dikembangkan sesuai dengan 2
kebutuhan dan minat kesesuaian
kandungan
pembelajaran
isi
menulis
karangan narasi dengan ranah 3
yang dikembangkan keseimbangan
proporsi
pembelajaran
isi
menulis
karangan narasi untuk setiap ranah
kemampuan
(pengetahuan, 4
siswa
sikap
dan
keterampilan kemampuan
guru
mengintegrasi menulis
dalam nilai-nilai
karangan
5
dalam pembelajaran
B
Kompetensi Pedagogik
narasi
kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi 6
pembelajaran
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
250
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN OBSERVER 1 BS kemampuan
7
guru
kompetensi
pembelajaran
menulis
pembelajaran
menulis
karangan
dengan
narasi
C
Media Pembelajaran kelengkapan
media
pembelajaran
menulis
B
C
K
media
pembelajaran
menulis
karangan narasi yang tersedia Kemudahan
media
pembelajaran karangan
menulis
narasi
untuk
dipahami kebaharuan
media
yang
disiapkan dalam pembelajaran
menulis karangan narasi Kesesuaian tujuan
13
BS
karangan narasi kemenarikan
12
KS
kompetensi
kebutuhan siswa
11
K
karangan narasi
8
10
C
dalam
menjabarkan
keseuaian
9
B
OBSERVER 2
media
belajar
dengan menulis
karangan narasi Sumber/bahan
D
pembelajaran Kesesuaian
sumber
pembelajaran dengan standar 14
kompetensi Kesesuaian
15
sumber
pembelajaran dengan tujuan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
251
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN OBSERVER 1 BS Kelengkapan
16
bahan
ajar
17
sumber
pemebelajaran Kesesuaian
sumber
pembelajaran
dengan
18
kebutuhan
E
Proses Pembelajaran Apersepsi
19
dalam
materi
pembelajaran Tanya dengan
jawab siswa,
dengan 21
proses
pembelajaran Penyampaian
20
sesuai sumber pembelajaran Kemenarikan
antar
guru
dan
siswa
siswa
dalam
pembelajaran
F
Ruang Pembelajaran
23
Kenyamanan ruang belajar
24
Kelengkapan ruang belajar
G
Evaluasi Pembelajaran Sistem
evaluasi
KS
BS
B
C
K
yang
dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran Objektivitas
pelaksanaan
evaluasi Objektivitas
27
K
pembelajaran
22
26
C
Penutup/Evaluasi
25
B
OBSERVER 2
belajar
penilaian
hasil
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
252
Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian dua orang observer , tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan
mendapat
nilai Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat
berada pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan ranah yang dikembangkan pada
kategori baik (B). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kategori baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi
dalam
pembelajaran pada kategori baik sekali (BS) dan Baik (B). Dari penilaian aspek materi dan
seluruh indikatornya,
dapat disimpulkan bahwa secara umum
kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik. Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran pada kategori Baik (B) dan Cukup (C). Pada indikator kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi, sekitar pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan kebutuhan siswa pada kategori
Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik. Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi
pada kategori Sangat Baik (SB). Pada
indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia pada kategori Baik (B) dan Cukup (C). Pada indikator Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
253
menulis karangan narasi pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam pendidikan menulis karangan narasi
berada
pada kategori sangat baik. Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik (B). Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator apersepsi dalam proses pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penyampaian materi pembelajaranpada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori Baik (B). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator
kenyamanan
ruang
belajar pada kategori Baik (B). Pada indikator kelengkapan ruang belajar pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
254
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik. b. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat Kelas
: VIII B SMP Negeri Saguling
Observer
: Asep Priyatna, S.Pd dan Haniati, S.Pd
Hari/ Tanggal
: Selasa, 7 Mei 2013
Tabel 4.24 Hasil Observasi Kelas SMP Negeri Saguling SKALA KUALITATIF NO
OBSERVER 1
PERNYATAAN
OBSERVER 2 K
BS A
B
C
K
S
BS
B
C
K
Materi kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan
narasi yang dipelajari dengan
dengan kemampuan/keterampilan 1
yang dibutuhkan kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai
2
dengan kebutuhan dan minat kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan
3
narasi dengan ranah yang
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
255
SKALA KUALITATIF NO
OBSERVER 1
PERNYATAAN
OBSERVER 2 K
BS
B
C
K
S
BS
B
C
K
dikembangkan keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah
kemampuan siswa (pengetahuan, 4
sikap dan keterampilan kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis
karangan narasi dalam 5
pembelajaran
B
Kompetensi Pedagogik kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi 6
pembelajaran kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan
7
narasi keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan
8 C
narasi dengan kebutuhan siswa Media Pembelajaran kelengkapan media pembelajaran
9
menulis karangan narasi
kemenarikan media pembelajaran
menulis karangan narasi yang 10
tersedia Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk
11
dipahami
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
256
SKALA KUALITATIF NO
OBSERVER 1
PERNYATAAN
OBSERVER 2 K
BS
B
C
K
S
BS
B
C
K
kebaharuan media yang disiapkan
dalam pembelajaran menulis 12
karangan narasi Kesesuaian media dengan tujuan
13 D
belajar menulis karangan narasi
Sumber/bahan pembelajaran Kesesuaian sumber pembelajaran 14
dengan standar kompetensi Kesesuaian sumber pembelajaran
15
Kelengkapan bahan ajar sesuai 16
sumber pembelajaran Kemenarikan sumber
17
pemebelajaran Kesesuaian sumber pembelajaran
18 E
dengan tujuan
dengan kebutuhan
Proses Pembelajaran Apersepsi dalam proses 19
Penyampaian materi 20
pembelajaran
pembelajaran
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa 21
dalam pembelajaran
22
Penutup/Evaluasi pembelajaran
F
Ruang Pembelajaran 23
Kenyamanan ruang belajar
24
Kelengkapan ruang belajar
G
Evaluasi Pembelajaran Sistem evaluasi yang 25
dikembangkan dalam kegiatan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
257
SKALA KUALITATIF NO
OBSERVER 1
PERNYATAAN
OBSERVER 2 K
BS
B
C
K
S
BS
B
C
K
KS
pembelajaran 26
Objektivitas penilaian hasil 27
Objektivitas pelaksanaan evaluasi
belajar
Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian 2 orang observer, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan
mendapat nilai Baik (B) dan
Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat berada
pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan ranah yang dikembangkan pada
kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap
dan keterampilan pada kategori Baik Sekali (SB). Pada indikator
kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi
dalam
pembelajaran pada kategori Cukup (C) dan Baik (B). Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik. Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi, sekitar pada kategori Sangat Baik (SB). Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada kategori Sangat Baik (SB) dan Baik (B). Dari keseluruhan indikator pada aspek Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
258
kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik. Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi
pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali
(BS). Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia pada kategori Baik (B). Pada indikator Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada kategori Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek media pembelajaran
dapat
disimpulkan
bahwa
media
dalam pendidikan
menulis
karangan narasi berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi cukup (C) dan Baik (B). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (S). Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada kategori Baik Sekali (BS).
Dari seluruh
indikator
sumber/
bahan
pembelajaran,
dapat
disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam proses pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator penyampaian materi pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran ratarata berada pada kategori sangat baik. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
259
Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator
kenyamanan
ruang
belajar pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan ruang belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (SB). Pada indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik.
c. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri I Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Kelas
: VIII-A
Observer
: Sriantini, S.Pd dan Hamdan, S.Pd
Hari/ Tanggal
: Selasa, 14 Mei 2014
Tabel 4.25 Hasil Observasi Kelas SMP Negeri Cisarua SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN
OBSERVER 1 BS
A
C
K
KS
BS
B
C
K
Materi kesesuaian
antara
materi
dalam pembelajaran menulis
1
B
OBSERVER 2
karangan
narasi
dipelajari
dengan
yang
dengan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
260
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN
OBSERVER 1 BS
B
C
K
OBSERVER 2 KS
BS
B
C
K
kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan kandungan
kompetensi
pembelajaran karangan
menulis
narasi
yang
dikembangkan sesuai dengan 2
kebutuhan dan minat kesesuaian
kandungan
pembelajaran
isi
menulis
karangan narasi dengan ranah 3
yang dikembangkan keseimbangan
proporsi
pembelajaran
isi
menulis
karangan narasi untuk setiap ranah
kemampuan
(pengetahuan, 4
siswa
sikap
dan
keterampilan kemampuan
guru
mengintegrasi menulis 5
dalam nilai-nilai
karangan
narasi
dalam pembelajaran
B
Kompetensi Pedagogik kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi 6
guru
dalam
menjabarkan
kompetensi
pembelajaran
menulis
karangan narasi keseuaian
8
pembelajaran kemampuan
7
kompetensi
pembelajaran
menulis
karangan
dengan
narasi
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
261
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN
OBSERVER 1 BS
B
C
K
OBSERVER 2 KS
BS
B
C
K
kebutuhan siswa C
Media Pembelajaran
9
kelengkapan
media
pembelajaran
menulis
media
pembelajaran
menulis
karangan narasi yang tersedia Kemudahan
media
pembelajaran karangan 11
karangan narasi kemenarikan
10
menulis
narasi
untuk
dipahami kebaharuan
media
yang
disiapkan dalam pembelajaran 12
menulis karangan narasi Kesesuaian tujuan
13
media
belajar
dengan
menulis
karangan narasi Sumber/bahan
D
pembelajaran Kesesuaian
sumber
pembelajaran dengan standar 14
18
bahan
ajar
sesuai sumber pembelajaran Kemenarikan
17
sumber
pembelajaran dengan tujuan Kelengkapan
16
kompetensi Kesesuaian
15
sumber
pemebelajaran Kesesuaian
sumber
pembelajaran
dengan
kebutuhan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KS
262
SKALA KUALITATIF NO
PERNYATAAN
OBSERVER 1 BS
E
B
C
K
OBSERVER 2 KS
BS
B
C
K
KS
Proses Pembelajaran Apersepsi 19
dalam
pembelajaran Penyampaian
20
dengan
materi
jawab siswa,
dengan
antar
guru
dan
siswa
siswa
dalam
F
pembelajaran Penutup/Evaluasi
22
pembelajaran Tanya
21
proses
pembelajaran
Ruang Pembelajaran 23
Kenyamanan ruang belajar
24
Kelengkapan ruang belajar
G
Evaluasi Pembelajaran Sistem
evaluasi
yang
dikembangkan dalam kegiatan 25
pelaksanaan
evaluasi Objektivitas
27
pembelajaran Objektivitas
26
belajar
penilaian
hasil
Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian 2 orang observer, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan
pada kategori Baik (B) dan
Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat berada
pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan ranah yang
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
263
dikembangkan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi
dalam pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari
penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik. Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi, sekitar pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada kategori Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa ratarata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik. Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi
pada kategori Baik Sekali (B) dan Baik
(B). Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada
aspek
media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam
pendidikan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
264
Baik (B). Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada kategori Baik Sekali (BS). Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam proses pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penyampaian materi pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori dan Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator
kenyamanan
ruang
belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan ruang belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (SB) dan Baik (B). Pada indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik. Hasil rekapitulasi pengamatan 6 observer pada 3 sekolah kemudian dipersentasikan yang tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.26 Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
265
NO A
PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF BS
B
66,67
33,33
83,33
16,67
66,67
33,33
83,33
16,67
33,33
50,00
C
K
KS
0
0
Materi kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang
1
dibutuhkan kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan
0
sesuai dengan kebutuhan dan 2
minat kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang
3
0
0
dikembangkan keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa
0
(pengetahuan, sikap dan 4
keterampilan kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam
5 B
16,6 7
pembelajaran Kompetensi Pedagogik
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
0
266
NO
PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF BS
B
C
K
KS
50,00
33,33
66,67
33,33
0
83,33
16,67
0
66,67
33,33
0
33,33
50,00
66,67
33,33
0
50,00
50,00
0
66,67
33,33
kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi
16,6 7
0
6 pembelajaran kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan 7 narasi keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan 8 narasi dengan kebutuhan siswa C
Media Pembelajaran kelengkapan media pembelajaran menulis karangan 9 narasi kemenarikan media pembelajaran menulis karangan
10 narasi yang tersedia
16,6 7
0
Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk 11 dipahami kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran 12 menulis karangan narasi Kesesuaian media dengan tujuan 13 belajar menulis karangan narasi D
0
Sumber/bahan pembelajaran
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
0
267
NO
PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF BS
B
C
K
KS
33,33
50,00
16,67
50,00
50,00
0
33,33
66,67
0
66,67
33,33
0
83,33
16,67
66,67
33,33
66,67
33,33
0
0
50,00
50,00
0
0
33,33
66,67
23 Kenyamanan ruang belajar
50,00
50,00
0
0
24 Kelengkapan ruang belajar
66,67
33,33
0
0
83,33
16,67
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar
0
14 kompetensi Kesesuaian sumber 15 pembelajaran dengan tujuan Kelengkapan bahan ajar sesuai 16 sumber pembelajaran Kemenarikan sumber 17 pemebelajaran Kesesuaian sumber 18 pembelajaran dengan kebutuhan E
0
0
Proses Pembelajaran Apersepsi dalam proses
19 pembelajaran Penyampaian materi 20 pembelajaran
0
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa 21 dalam pembelajaran 22 Penutup/Evaluasi pembelajaran F
G
0
Ruang Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan
25 pembelajaran
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
0
268
NO
SKALA KUALITATIF
PERNYATAAN Objektivitas pelaksanaan
26 evaluasi Objektivitas penilaian hasil 27 belajar
BS
B
C
66,67
33,33
83,33
16,67
K
KS 0
0
0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi
pelajaran;
pembelajaran
dengan
menulis
indikator
karangan
narasi
kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan
menyesuaikan yang
antara
dipelajari
materi dengan
dalam dengan
sekitar 66,67% pada kategori sangat
baik; 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan minat; sekitar 83,33% pada kategori sangat baik; 16,67% pada kategori baik. Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik; 33,33% pada kategori baik. Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi
untuk setiap ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik; 16,67% pada kategori baik. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi
dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada
kategori sangat baik; 50% pada kategori baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi guru aspek materi belum sangat baik. Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran,
sekitar 50,00% pada kategori sangat baik; 33,33% pada kategori
baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 66,67% pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan kebutuhan
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
269
siswa, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik dan 16,67% pada kategori baik. Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa ratarata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik. Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 66,67% pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik; 50% pada kategori baik dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 50% pada kategori sangat baik dan 50% pada kategori baik. Pada indikator Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Dari keseluruhan indikator pada
aspek
media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam
pendidikan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik, 50% pada kategori baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada kategori sangat baik, 50% pada kategori baik. Pada indikator Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik dan 66,67% pada kategori baik. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran, sekitar 66,67% dan pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
270
kategori baik. Pada indikator Penyampaian materi pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Pada indikator Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran, sekitar 50% pada kategori sangat baik dan 50% pada kategori baik. Pada indikator Penutup/Evaluasi pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik, 66,67% pada kategori baik. Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator
kenyamanan
ruang
belajar, sekitar 50% pada kategori sangat baik, 50% pada kategori baik. Pada indikator kelengkapan ruang belajar,
sekitar 66,67% pada kategori sangat baik,
33,33% pada kategori baik. Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran ratarata berada pada kategori sangat baik. Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Pada indikator Objektivitas pelaksanaan evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator Objektivitas penilaian hasil belajar, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik.
e.
Analisis Data Kuantitatif
1) Analisis Data Tes Awal Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada tabel 4.20 berikut ini. Tabel 4.27 Analisis Data Tes Awal Peingkat sekolah
EKSPERIMEN
KONVENSIONAL
TOTAL
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
271
Tinggi Sedang Rendah Total
1)
55,75 56,05 53,66
Sd 8,44 6,18 6,80
n 40 38 41
55,13
7,26
119
54,29 55,00 55,75
sd 7,12 8,62 8,08
n 42 40 40
54,84
7,90
122
55,00 55,51 54,44
sd 7,78 7,54 7,46
n 82 78 81
54,98
7,58
241
Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa adalah 54,98 (dari skor maksimum ideal 100). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk kategori kurang.
2)
Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah55,13 dan 54,48; simpangan baku masing-masing7,26 dan 7,90; dan jumlah siswa 119, dan 122 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis siswa
pada
awal
pembelajaran
yang
pembelajarannya
menggunakan
pendekatan Siswa aktif dengan model konsvensional. 3)
Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan rendah) adalah 55,00; 55,51 dan 54,44 simpangan baku 7.78; 7,54 dan 7,46 jumlah siswa 82,78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kemampuan menulis pada awal penelitian antara yang pembelajaranya menggunakan SAL dengan model konvensional.
4)
Skor kemampuan
menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL danKonvensional) adalah 55,75; dan 54,29; simpangan baku 8,44 dan 7,12 dan jumlah siswa 40 dan 42. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis pada awal penelitian sekolah peringkat tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif dengan model konvensional. 5)
Skor kemampuan menulis yang berasal dari sekolah peringkat sedang berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL danKonvensional) adalah 56,05 dan 55,00; simpangan baku 6,18; 8,62 dan jumlah siswa 38 dan 40.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
272
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis siswa sekolah peringkat sedang yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif dengan model pembelajaran konvensional. 6)
Skor kemampuan menulis karangan narasi siswa yang berasal dari sekolah peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 53,66 dan 55; simpangan baku : 6,80 dan 8,08 serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis pada awal penelitian pada siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya menggunakan SAL dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan Konvensional.
1. Analisi Data Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran 1) Uji Normalitas Untuk
menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov.
Adapun Hipotesis yang akan diuuji diformulasikan sebagai berikut: Ho
: Data berdistribusi normal
H1
: Data Tidak berdistribusi Normal
Kriteria pengujian terima H0 , jika P-value > 0,05 Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut : Tabel 4.28 Uji Normalitas Pre Tes SEKOLAH N
KELAS
241
241
Normal
Mean
1.9959
1.5062
Parametersa,,b
Std. Deviation
.82411
.50100
Most Extreme
Absolute
.227
.344
Differences
Positive
.227
.338
Negative
-.225
-.344
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
273
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
3.521
5.341
.000
.000
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
274
Karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolajj. jadi kesimpulan data pretes tidak
berdistribusinormal.
Untuk
selanjutnya
dilakukan
uji Mann-Whitney.
Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagaiberikut : H0 : 1 = 2
(Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif
dengan
yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1
: 1 2 (terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif
dengan yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian tolak H0 , jika P-value > 0,05. Tabel 4.29 Uji Mann Whitney Pre Tes Berdasarkan Pembelajaran KELAS NILAI
N
Mean Rank Sum of Ranks
EKSPERIMEN
119
120.87
14383.50
KONTROL
122
121.13
14777.50
Total
241
Tabel 4.30 Hasil Uji Mann Whitney Pre Tes Berdasarkan Pembelajaran Mann-Whitney U
7243.500
Wilcoxon W
14383.500
Z
-.029
Asymp. Sig. (2-tailed)
.977
Karena P-value 0,977 >0,05, maka HO diterima, jadi tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif
dengan yang menggunakan pembelajaran vensional
pada awalTrpenelitian. Ro c h mat i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
275
2. Analisis Tes Akhir Data postes tahap I merupakan data hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi secara kuantitatif dimana data nilai dari 119 siswa sampel penelitian penulis tabulasikan untuk mengetahui normalitas data postes tahap 1. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa bahwa X2
hitung adalah 12,92 dengan
X2 tabel adalah 15,10. Dengan demikian X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ini berarti data postes pada tahap I berdistribusi normal. Data postes tahap II merupakan data hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi secara kuantitatif dimana data nilai dari 119 siswa diketahui bahwa X2 hitung adalah -5,750 dengan X2 tabel adalah 15,10. Dengan demikian, X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ini berarti data postes pada tahap II berdistribusi normal. Uji t yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mengetahui signifikasi antara hasil belajar tes awal dan tes akhir dalam menulis karangan narasi pada kelas ekperimen. Hasil uji t menunjukkan bahwa t (118) tabel
tabel
=t
(1-1/2.α ) (db)
=t=
(0,995)
= 2,576 (dengan menggunakan tabel distribusi t). Kriteria Pengujian: “jika t > lebih kecil dari t
hitung
maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil tes awal dan tes akhir, sedangkan apabila t
tabel
< dari t
hitung
maka terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran tahap 1 terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi pada saat tes awal dan hasil belajar siswa pada tes akhir. Uji t yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mengetahui signifikasi antara hasil belajar tes awal dan tes akhir dalam menulis karangan narasi pada kelas ekperimen. Uji t pada tahap 2. Hasilnya menunjukkan bahwa t tabel = t (1-1/2.α ) (db)
= t =
(0,995) (118)
= 2,576 (dengan menggunakan tabel distribusi t).Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran tahap 2 terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi pada saat tes awal dan hasil belajar siswa pada tes akhir.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
276
Uji
hipotesis pada tahap 1 ini merupakan uji hipotesis untuk mengetahui
bagaimana signifikasi hasil belajar siswa yang menerapkan SAL dan yang menerapkan metode lain.
Penghitungan nilai t tabel dengan taraf signifikasi (α) =
0,01 dan db = 239 dengan menggunakan tabel t, menunjukkan bahwa nilai t tabel (α) = 0,01 dan db = 239 adalah 2,326. Dari beberapa perhitungan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel,
berarti H0
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, maka berarti pada tingkat kepercayaan 99% disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap 1 (kemampuan menulis narasi) yang menerapkan model pembelajaran siswa aktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang menerapkan metode diskusi. Sebagaimana halnya pada uji hipotesis tahap 1, pada uji hipotesis pada tahap 2 ini merupakan uji hipotesis untuk mengetahui bagaimana signifikansi hasil belajar siswa yang menerapkan SAL dan yang menerapkan metode lain. Penghitungan nilai t tabel dengan taraf signifikasi (α) = 0,01 dan db = 239 dengan menggunakan tabel t, maka diperoleh nilai t tabel (α) = 0,01 dan db = 239 adalah 2,326. Dari beberapa perhitungan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel, berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, maka berarti pada tingkat kepercayaan 99% disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap 2 (kemampuan menulis narasi) yang menerapkan model pembelajaran
siswa
aktif lebih
tinggi daripada hasil belajar siswa yang
menerapkan metode lainnya.
3. Analisis data Pre tes Berdasarkan Level Sekolah 1) Analisis Data Sekolah Level Tinggi dan Level Sedang Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut : Ho : 1 2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang) H1 : 1 2 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang). Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
277
Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.31 Uji Mann-Whitney Untuk Pre Tes Berdasarkan Level Sekolah Tinggi dan Sedang SEKOLAH NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
TINGGI
82
78.32
6422.00
SEDANG
78
82.79
6458.00
Total
160
Tabel 4.32 Hasil Uji Mann-Whitney untuk Pre Tes Berdasarkan Level Sekolah Tinggi dan Sedang NILAI Mann-Whitney U
3019.000
Wilcoxon W
6422.000
Z
-.623
Asymp. Sig. (2-tailed)
.533
Karena P-value =0,533 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat perbedaan kemampuan menul Tinggi level tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang
2) Analisis Data Pre Tes untuk Level Sekolah Tinggi dengan Rendah a) Ho : 1 2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah) b) H1 : 1 2 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah) Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
278
Tabel 4.33 Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah SEKOLAH NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
TINGGI
82
82.65
6777.50
RENDAH
81
81.34
6588.50
Total
163
Tabel 4.34 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah
NILAI Mann-Whitney U
3267.500
Wilcoxon W
6588.500
Z
-.181
Asymp. Sig. (2-tailed)
.856
Karena P-value =0,856 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah. 3) Analisis data Sekolah level sedang dan level rendah Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut: Ho : 1 2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah)
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
279
H1 : 1 2 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah) Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.35 Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
SEKOLAH NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
SEDANG
78
83.04
6477.00
RENDAH
81
77.07
6243.00
Total
159
Tabel 4.36 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
NILAI Mann-Whitney U
2922.000
Wilcoxon W
6243.000
Z
-.834
Asymp. Sig. (2-tailed)
.405
Karena P-value =0,405 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah
4. Analisis data Tes Akhir Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.37 Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
280
Analisis Data Tes Akhir
EKSPERIMEN
KONVENSIONAL
TOTAL
Peringkat Sekolah Sd
n
sd
n
sd
n
Tinggi
86,00
7,09
40
68,57
7,67
42
77,07
11,44
82
Sedang
81,39
8,44
38
64,62
9,98
40
72,76
12,45
78
Rendah
74,51
9,14
41
63,38
8,12
40
69,01
10,26
81
Total
80,55
9,50
119
65,57
8,84
122
72,97
11,83
241
Skol ideal : 100
1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa adalah 72,97 (dari skor maksimum ideal 100). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk kategori sedang. 2)
Skor kemampuan menulis
siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis
pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontrol) adalah 80,55 dan 65,57; simpangan baku masing-masing 9,50 dan 8,84; dan jumlah siswa 119, dan 122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa pada awal pembelajaran yang pembelajarannya menggunakan model Siswa aktif
lebih baik daripada
yang menggunakan model konvensional 3)
Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan rendah) adalah
77,07; 72,76 dan 69,01 simpangan baku 11,44; 12,45dan
10,26 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa yang bertada di level sekolah tinggi lebih baik dari pada level sedang dan level rendah, demikian juga kemampuan menulis pada sekolah level sedang lebih baik daripada sekolah level rendah. 4)
Skor kemampuan
menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
281
80,06 dan 68,57; simpangan baku 7,09 dan 7,67 serta jumlah siswa 40 dan 42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis pada sekolah peringkat tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional. 5)
Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 81,39 dan 64,62; simpangan baku 8,44; 9,98 dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis sedang
siswa sekolah peringkat
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa
aktif tidak tetrdapat perbedaan pada awal penelitian 6)
Skor kemampuan berpikir sekolah peringkat
matematis tingkat tinggi siswa yang berasal dari
rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL
dan Konvensional) adalah 74,51 dan 563,38; simpangan baku: 9,14 dan 8,12 serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis
pada
siswa
sekolah
peringkat
rendah yang pembelajarannya
menggunakan SAL lebih baik daripada yang menggunakan Konvensional 5. Analisis
Data
Berdasarkan
Pendekatan
Pembelajaran Untuk
menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov.
Adapun Hipotesis yang akan diuuji diformulasikan sebagai berikut : Ho
: Data berdistribusi normal
H1
: Data Tidak berdistribusi Normal
Kriteria pengujian terima H0 , jika P-value >0,05 Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut. Tabel 4.38 Uji Normalitas Pos Tes SEKOLAH KELAS
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
282
N Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
241
241
Mean
1.9959
1.5062
Std. Deviation
.82411
.50100
Absolute
.227
.344
Positive
.227
.338
Negative
-.225
-.344
3.521
5.341
.000
.000
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
283
karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolak. jadi kesimpulan data pos tes tidak
berdistribusi normal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.
Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagai berikut : H0 : 1 = 2
(Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif
dengan
yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1
1 > 2
:
(kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya
menggunakan
Siswa
aktif
lebih
baik
dari
pada
yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian tolak H0 , jika P-value >0,05 Tabel 4.39 Uji Mann-Whitney Postes Berdasarkan Pembelajaran
KELAS NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
EKSPERIMEN
119
166.32
19792.00
KONTROL
122
76.80
9369.00
Total
241 Tabel 4.40
Hasil Uji Mann-Whitney Pos Tes Berdasarkan Pembelajaran NILAI Mann-Whitney
1866,000
Wilcoxon W
9369,000
Z
-10,053
Asymp. Sig. (2 tailed)
0.000
Karena P-value 00,00 < 0,05, maka HO ditolak, jadi Pencapaian kemampuan menulis yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif baik dari pada yang menggunakan model konvensional. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lebih
284
Karena P-value 0,977 >0,05, maka HO diterima, jadi tidak terdapat perbedaan perbedaan menggunakan
kemampuan
menulis
Pembelajaran
antara
siswa
siswa
aktif
yang
dengan
pembelajarannya
yang
menggunakan
pembelajaran konvensional pada awal penelitian.
6. Analisis Gain Ternormalisai Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.41 Analisis Data Gain
Peringkat sekolah Tinggi Sedang Rendah Total Skor Ideal :1 1)
EKSPERIMEN
0.68 0,58 0,45 0,57
Sd 0.15 0,18 0,18 0,20
n 40 38 41 119
KONVENSIONAL
0,30 0,22 0,16 0,23
sd 0,17 0,23 0.22 0,21
n 42 40 40 122
TOTAL
0,49 0,39 0,31 0,40
sd 0,25 0,27 0,25 0,27
n 82 78 81 241
Secara keseluruhan rata-rata gain kemampuan menulis pada siswa adalah 0,40 (dari skor maksimum ideal 1). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada termasuk kategori sedang.
2)
Skor kemampuan menulis
siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis
pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah 0,57 dan 0,23; simpangan baku masing-masing 0,20 dan 0,23; dan jumlah siswa 119, dan 122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Pembelajaran siswa aktif
lebih baik daripada
yang menggunaan model konvensional. 3)
Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan rendah) adalah 0,49; 0,39 dan 0,31 simpangan baku 0,25; 0,27dan 0,25 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa yang pembelajaranya mengunakan model Pembelajaran siswa
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 lebih baik SISWA daripada yang menggunakan model konvensional. MOD ELaktif PEMBELAJARAN AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT 4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,68; dan 0,30; simpangan baku 0,15 dan 0,17 dan jumlah siswa 40 dan 42.
285
4) Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,58 dan 0,22; simpangan baku 0,18; 0,23dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis
siswa sekolah peringkat sedang
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional. 5) Skor kemampuan menulis yang berasal dari sekolah peringkat
rendah
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,44 dan 0,16 simpangan baku 0,20; 0,21serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Data-data yang telah diolah dengan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya menggunakan
SAL
lebih
baik
daripada
siswa
yang
pembelajarannya
menggunakan konvensional.
Analisi data Berdasarkan pendekatan pembelajaran 1) Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov. Adapun Hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut : Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data Tidak berdistribusi Normal Kriteria pengujian terima H0 , jika P-value >0,05 Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut : Tabel 4.42 Uji Normalitas Pre Tes SEKOLAH N Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
KELAS
241
241
1.9959 .82411 .227
1.5477 .78978 .279
.227 -.225 3.521
.279 -.244 4.336
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
286
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
.000
Karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolajj. jadi kesimpulan data pretes tidak
berdistribusi normal.
Untuk
selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.
Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagai berikut : H0 :
1 = 2
(Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 :
2
1
(kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya
menggunakan
Pembelajaran
siswa
aktif
daripada
menggunakan pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian tolak H0 , jika P-value >0,05 Tabel 4.43 Uji Mann-Whitney Gain Berdasarkan Pembelajaran KELAS NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
EKSPERIM EN
119
166.64
19663.00
KONTROL
122
75.88
9257.00
Total
241
Tabel 4.44 Hasil uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis berdasarkan pembelajaran NILAI Mann-Whitney U
1754.000
Wilcoxon W
9257.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-10.137 .000
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang
287
Karena P-value 0,000 < 0,05, maka HO ditolak, jadi kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif
daripada yang
menggunakan pembelajaran konvensional. 2) Analisis Data Gain Berdasarkan Level Sekolah a) Analisis Data Sekolah Level Tinggi dan Level Sedang Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut : Ho
: 1 2 (tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang)
H1
: 1 2 ( Peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi lebih baik daripada siswa pada sekolah level sedang)
Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut. Tabel 4.45 Uji Mann-Whitney untuk Gain kemampuan menulis berdasarkan level sekolah Tinggidan Sedang
SEKOLAH NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
TINGGI
82
88.24
7236.00
SEDANG
78
72.36
5644.00
Total
160
Tabel 4.46 Hasil uji Mann-Whitney Untuk Gain Kemampuan Menulis Berdasarkan Level Sekolahtinggi dan Sedang
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
288
NILAI Mann-Whitney U
2577.000
Wilcoxon W
5898.000
Z
-2.009
Asymp. Sig. (2-tailed)
.044
Karena P-value =0,044< 0,05, maka Ho ditolak. Jadi: kemampuan menulis siswa pada sekolah level tinggi lebih baik daripada level sedang. 3) Analisis Data Pre Tes untuk Level Sekolah Tinggi dengan Rendah a) Ho
:
1 2 (tidak terdat perbedaan peningkatan kemampuan menulis
antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah) b) H1 : 1 2 (Peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi lebih baik daripada siswa pada sekolah level rendah) Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut : Tabel 4.47 Uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah SEKOLAH NILAI TINGGI RENDAH Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
82
97.12
7963.50
81
66.70
5402.50
163
Tabel 4.48 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
289
NILAI Mann-Whitney U
2081.500
Wilcoxon W
5402.500
Z
-4.119
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
Karena P-value =0,00< 0,05, maka Ho ditolak. Jadi: kemampuan menulis siswa pada sekolah level Tinggi lebih baik daripada sekolah level rendah. 4) Analisis Data Sekolah Level Sedang dan Level Rendah Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut : Ho : 1 2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah) H1 : 1 2 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah) Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut : Tabel 4.49 Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah SEKOLAH NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
TINGGI
82
88.24
7236.00
SEDANG
78
72.36
5644.00
Total
160
Tabel 4.50 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
290
NILAI Mann-Whitney U
2577.000
Wilcoxon W
5898.000
Z
-2.009
Asymp. Sig. (2-tailed)
.044
Karena P-value =0,044 < 0,05, maka Ho ditolak. Kemampuan menulis siswa pada sekolah level sedang lebih baik dari pada sekolah level rendah
B. Temuan Penelitian Hasil
penelitian
yang
dilakukan
menunjukan
bahwa,
model
yang
dikembangkan berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan pengujian melalui analisis kualitas model, penilaian ahli dan uji lapangan, ternyata menunjukan adanya dampak positif bagi peningkatan keterampilan menulis siswa SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Dampak positif ini tumbuh tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi para guru. Tingkat efektifitas model dapat pula di analisis dan hasil yang diperoleh atau dan perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa dan guru. Dalam hal ini, para guru telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Di samping itu, bagi siswa, model ini dianggap efektif dilihat dari keterlibatan dan beberapa perubahan yang dapat diamati selama mengikuti pembelajaran. Melalui model ini, tingkat kehadiran siswa, partisipasi dalam PBM, diskusi, dan kegiatan lain sangat aktif. Tujuan penelitian ini diarahkan pada implementasi model pembelajaran siswa aktif berbasis quantum dengan pendekatan CTL yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Secara khusus, Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
291
penelitian ini bertujuan untuk: memaparkan kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat; menjelaskan rancangan model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di
Kabupaten Bandung Barat; mendeskripsikan implementasi model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di
Kabupaten Bandung Barat; dan mengetahui keefektifan model pembelajaran siswa aktif
efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten
Bandung Barat. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut. 1) Kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat diperoleh melalui hasil observasi pembelajaran menulis karangan narasi di kelas yang sedang dilaksanakan. Kompetensi guru secara umum kompetensi guru aspek materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek kompetensi pedagogik termasuk kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek media pembelajaran berada pada kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek
sumber bahan pembelajaran rata-rata berada pada kategori
cukup. Pada aspek proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek kompetensi rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup. Dengan demikian, kondisi pembelajaran menulis karangan narasi siswa SMP di Kabupaten Bandung berada pada tataran cukup menuju baik. 2) Rancangan model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Barat adalah rancangan model pembelajaran siswa aktif
yang diterapkan dengan menggunakan
dasar quantum learning serta diujicobakan dalam penelitian ini. Unsurnya adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system), (3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support system), dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and nurturant effect). Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
292
3) Implementasi model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat adalah kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran pada materi menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit atau dalam 2 jam pelajaran.
Setiap pertemuan pembelajaran
membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. 4) Keefektifan model pembelajaran siswa aktif
efektif dalam meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat diperoleh melalui hasil penghitungan statistik., bahwa secara keseluruhan rata-rata gain kemampuan menulis pada
siswa adalah 0,40 (dari skor maksimum
ideal 1). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada termasuk kategori sedang. Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah 0,57 dan 0,23; simpangan baku masingmasing 0,20 dan 0,23; dan jumlah siswa 119, dan 122 menunjukkan bahwa kemampuan
menulis
siswa
pendekatan Siswa aktif
yang
pembelajarannya
menggunakan
lebih baik daripada yang menggunaan model
konvensional. Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan rendah) adalah 0,49; 0,39 dan 0,31 simpangan baku 0,25; 0,27dan 0,25 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan
model Siswa aktif
menulis
siswayang
pembelajaranya
mengunakan
lebih baik daripada yang menggunakan model
konvensional. Skor kemampuan
menulis siswa yang berasal dari sekolah
peringkat tinggi berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,68; dan 0,30; simpangan baku 0,15 dan 0,17 dan jumlah siswa 40 dan 42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulinpada
sekolah
peringkat
tinggi
yang
pembelajarannya
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
293
menggunakan model pembelajaran siswa aktif
lebih baik daripada yang
menggunkan model konvensional. Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah
0,58 dan 0,22; simpangan baku 0,18;
0,23dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis
siswa sekolah peringkat sedang
yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang menggunakan
model
konvensional.
berasal dari sekolah peringkat
Skor
kemampuan
menulis
yang
rendah berdasarkan jenis pendekatan
pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,44 dan 0,16
simpangan
baku 0,20; 0,21serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukan bahwa
kemampuan
menulis
siswa
sekolah
peringkat
rendah
yang
pembelajarannya menggunakan SAL lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan konvensional (inkuiri, metode ceramah , dan teknik alfa). C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Kondisi Pembelajaran Menulis Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat Kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat diperoleh melalui hasil observasi pembelajaran menulis karangan narasi di kelas yang sedang dilaksanakan. Kompetensi guru secara umum kompetensi guru aspek materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek kompetensi pedagogik termasuk kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek media pembelajaran berada pada kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. pembelajaran
rata-rata
berada
pada
kategori cukup.
sumber bahan
Pada aspek proses Pada aspek
ruang
pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek kompetensi ratarata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulusstimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak didik. Kesediaan dan kesiapan siswa dan guru dalam mengikuti proses demi Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
294
proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik terhadap stimulus yang siswa dan guru terima dalam proses pembelajaran. Respons akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang kuat pula pada diri anak didik, sehingga siswa dan guru akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan hal-hal yang
menyenangkan.
Efek
menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan
mampu memberi kesan yang mendalam pada diri anak didik, sehingga siswa dan guru cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus dalam memory siswa dan guru dalam waktu yang lama (longterm memory), sehingga siswa dan guru mampu merecall apa yang siswa dan guru peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan apapun. Strategi
pembelajaran
konvensional
pada
umumnya
lebih
banyak
menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning (belajar aktif) pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan. Thorndike (Bimo Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu: 1) law
of
readiness,
yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat
memperlancar hubungan antara stimulus dan respons. 2) law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lancar 3) law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang. Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran
active
learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
295
konvensional,
yaitu: pembelajaran konvensional pembelajaran active learning
berpusat pada guru berpusat pada anak didik penekanan pada menerima pengetahuan
penekanan
pada
menemukan
kurang
menyenangkan
sangat
menyenangkan kurang memberdayakan semua membemberdayakan semua indera danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik menggunakan metode yang monoton menggunakan banyak metodekurang banyak media yang digunakan menggunakan banyak media tidak perlu disesuaikan dengan disesuaikan dengan Pengetahuan yang sudah ada pengetahuan yang sudah ada perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Siswa dan guru perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan
kemampuan
berpikir
yang lebih tinggi,
seperti menganalisis,
membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata lain, menggunakan teknik active learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa. 2. Rancangan Model Pembelajaran Siswa Aktif Pembelajaran siswa aktif aktivitas
siswa.
Pendekatan
adalah sebuah pendekatan yang menekankan
tersebut
berkaitan
erat
dengan teori belajar
behavioristik. Teori belajar ini bersumber dari seorang ahli biologi, Ivan Pavlov yang melakukan serangkaian percobaan yang membuktikan bahwa aktivitas belajar manusia dihasilkan oleh proses pengontrolan untuk membentuk suatu kebiasaan (Kaseng, 1989, hlm. 13). Pembentukan kebiasaan menjadi salah satu ciri proses belajar berdasarkan teori behavioristik (Depdikbud, 1983, hlm. 13). Implikasi dari ciri di atas adalah belajar sebagai habit formation. Behaviorisme sebenarnya merupakan teori psikologi yang diadopsi oleh para metodolog Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
296
pengajaran bahasa sehingga menghasilkan pendekatan audiolingual. Metode ini ditandai dengan pemberian pelatihan terus menerus kepada siswa kemudian diikuti dengan pemantapan, sebagai fokus pokok aktivitas siswa. Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan Pembelajaran siswa aktif . Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang dipelajari (Silberman (1996, hlm. ix). Siswa mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai
cara
seperti
merumuskan
dan
memeriksa
kembali
serta
mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang siswa dan guru miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang siswa dan guru dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara
guru
dengan
tingkat
kemampuan
siswa
mendengarkan
apa
yang
disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu
yang
sama
dengan
waktu
pengucapan.
Otak
manusia
selalu
mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
297
pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik. 3.
Implementasi
Model
Pembelajaran
Siswa
Aktif
yang
dapat
Meningkatkan Keterampilan Menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat Implementasi model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat adalah kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran pada materi menulis karangan narasi
melalui
penerapan
model
pembelajaran
siswa
aktif.
Pelaksanaan
pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit atau dalam 2 jam pelajaran.
Setiap pertemuan pembelajaran membahas materi yang sama yaitu
menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus
dan
pembelajaran
respons menjadi
anak hal
didik yang
dalam
pembelajaran,
menyenangkan,
tidak
sehingga
proses
menjadi hal yang
membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga siswa dan guru dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional. Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya.
Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Mulyasa, 2004, hlm. 241). Aktivitas
siswa
jika
dianalisis
berdasarkan
prinsip-prinsip
dalam
pendekatan kontekstual, pada tindakan pertama ini antara lain sebagai berikut. a) Konstruktivisme
(constructivism).
Siswa
difasilitasi
oleh
guru
untuk
membangun pengetahuan yang dimilikinya dan memberi makna melalui Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
298
pengalaman nyata serta melalui keterlibatannya dalam PBM, bukan sekedar menerima pengetahuan dari guru. Adapun cara merealisasikannya pada tahap pertama dengan mendemonstrasikan pendapat siswa dan guru tentang berlangsungnya wawancara di televisi. Argumen-argumen yang siswa dan guru lontarkan merupakan pengetahuan yang siswa dan guru peroleh dari kehidupan nyata dalam dunia pertelevisian dan kerja di Indonesia yang siswa dan guru lihat dan dengar baik dari media tv, radio, bahkan melihatnya secara langsung karena peristiwa itu di antaranya terjadi pula di Bandung tempat siswa dan guru berada. Pengetahuan yang siswa dan guru miliki tentang hakikat dan pengertian karangan narasi yang berbahan wawancara di televisi menjadi dasar out put berupa strategi mengubah teks wawancara menjadi teks narasi yang didemonstrasikan dalam bentuk tulisan sebagai hasil dari analisis siswa dan guru terhadap hasil wawancara. b) Menemukan (inquiry). Dalam pembelajaran di kelas ini, siswa dapat dikatakan
berhasil
menemukan
sendiri
informasi-informasi
yang
akan
dipelajari dan dikaitkan dengan materi yakni dalam bentuk karangan narasi. Dari keterangan guru (observer) tersebut, siswa dapat menemukan cara menyusun kalimat langsung.
Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” )
Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain.
Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
299
c) Bertanya (questioning). Pada pembelajaran tersebut arah sikap siswa sudah cukup bagus dan siswa dan guru terlibat dalam proses tanya jawab antara kelompok yang pro dan kontra, meskipun pada tindakan pertama ini keterlibatan siswa belum begitu optimal. Terlihat masih adanya kebingungan dan ragu dari siswa dan guru dalam pelaksanaan debat, namun pada tengah pertemuan siswa dan guru semakin paham dan mulai banyak siswa yang memberikan responnya dengan bertanya, menyanggah, dan menjawab. Pada kemampuan bertanya ini ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan yang peneliti saksikan pada saat observasi awal dilakukan. d) Masyarakat belajar (learning community). Konsep learing community dalam pendekatan kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain, baik melalui sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Pada tahap pertama ini, konsep learning community sudah diterapkan melalui pembentukan kelompok belajar, yakni siswa dibagi kedalam 2 kelompok besar pro dan kontra. Karena jumlahnya yang sangat besar, maka konsep masyarakat belajar ini dalam pelaksanaannya peneliti nilai masih kurang efektif dan menyulitkan ketua kelompok
dalam
mengkoordinasikan
anggota
kelompoknya.
Sehingga
kondisi demikian menuntut adanya perbaikan. e) Pemodelan (modeling). Pemodelan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru melainkan juga oleh siswa atau dengan mendatangkan tokoh dari luar sekolah walaupun hanya berupa video wawancara televisi. Pada tahap pembelajaran ke satu ini peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merancang skenario pembelajaran yang di dalamnya merealisasikan komponen tersebut. Adapun yang menjadi modelnya adalah siswa sendiri termasuk para perwakilan dari tiap-tiap
kelompok
mengkategorikannya
dalam
wawancara
yang
sebagai
pemodelan
karena
diselenggarakan. selain
Peneliti
berusaha
untuk
mengaktifkan siswa dalam PBM, debat itu merupakan salah satu bentuk mengemukakan pendapat di muka umum. Dengan demikian, dalam PBM ini, secara tidak langsung siswa dan guru mempraktikkan salah satu bentuk Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
300
mengemukakan pendapat dimuka umum yaitu diskusi atau debat dengan memperhatikan hak dan kewajibannya sebagai salah satu bentuk perwujudan dan pengamalan nilai-nilai dalam demokrasi. f) Refleksi (reflection). Refleksi dalam pembelajaran pada tindakan ke satu terealisasi dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan langsung dari guru mengenai apa-apa yang diperoleh siswa dari PBM hari itu, catatan di buku siswa, serta kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu yang formatnya telah disediakan oleh peneliti. Format itu dibagikan oleh guru setiap selesai PBM. Siswa wajib menjawab pertanyaan sesuai dengan hati nurani
masing-masing
serta
langsung
mengumpulkannya
hari itu
juga.
Setelah peneliti baca dan amati, hanya beberapa siswa yang mempunyai kesan biasa-biasa saja dengan PBM hari itu. Kebanyakan dari siswa dan guru merasa senang dan mendapatkan banyak hal baru dari PBM tersebut, siswa dan guru merasa lebih paham terhadap materi yang disampaikan, karena ikut aktif dalam PBM tidak hanya mendengarkan dan bengong saja. Merekapun berharap PBM berikutnya lebih baik, menarik, dan menyenangkan lagi. g) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Pada tindakan ke satu dalam pelaksanaan penelitian ini guru melakukan penilaian yang sebenarnya. Dimana nilai siswa tidak hanya diperoleh dari hasil tes akhir saja, akan tetapi lebih ditekankan dari proses pembelajarannya. Adapun bentuk penilaian autentik yang dilakukan pada tindakan pertama ini antara lain dilihat dari PR atau karya siswa berupa proses pengalihan teks wawancara ke dalam teks narasi dan presentasi atau penampilan siswa termasuk kegiatan debating juga tanya jawab dengan sesama siswa atau guru pada saat PBM berlangsung. Hasil uji coba dan analisis model tersebut menjadi panduan dalam penerapan model model pembelajaran siswa aktif
yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa dengan memperhatikan hal-hal berikut. a. Prosedur
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
301
1) Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti. 2) Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik (a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa saja yang masih bertahan dalam diri anda? (b) Sudahkah
anda
membaca
/
berpikir
/melakukan
sesuatu yang
dirangsang oleh pelajaran terakhi kita? (c) Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaranpelajaran? (d) Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misalnya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini? (e) Bagaimana
perasaan
anda
hari
ini?
(Dapat
dilakukan
dengan
memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”. 3) Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti subkelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya. 4) Hubungkan dengan topik sekarang. Variasi: (a) Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu. (b) Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling siswa dan guru sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau informasi yang menang. b) Skenario Pembelajaran 1) Kegiatan Pendahuluan a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing siswa (Penataan lingkungan belajar). Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
302
b) Pemupukan
motivasi
siswa
dengan
cara
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan manfaat dari pembelajaran tersebut. c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan dapat diajukan dengan cara: (a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa saja yang masih bertahan dalam diri kalian? (b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ? (c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaranpelajaran? (d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini? (e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”. d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung. 2) Kegiatan Inti a) Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa. b) Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut. c) Murid
melakukan
diskusi
atau
brainstorming
tentang
hasil
pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
303
d) Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya. e) Berdasarkan
pokok-pokok
pikiran
tersebut,
setiap
siswa
mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan ketentuan sebagai berikut: f) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri. g) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date). h) Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya. i) Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. j) Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsurunsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih. k) Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan. 3) Kegiatan Penutup a) Guru
bersama-sama
dengan
siswa
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; b) Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa; e) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
304
f) Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
materi
teks
langkah-langkah
mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu