BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1
Gambaran Umum dan Objek Penelitian Awal
berdirinya
Kelompok
Kompas
Gramedia
(KKG)
diawali
dengan
diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun 1963. Dua tahun berjalan tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965, di tengah usaha untuk menembus situasi keterbatasan informasi yang terjadi pada saat itu, diterbitkanlah sebuah Koran baru bernama Koran Kompas oleh PK Ojong (alm), Jakob Oetama (saat ini presdir KKG) dkk. Saat ini Kompas dikenal sebagai Koran berskala nasional terbesar di Indonesia, dengan oplah lebih dari 550.000 per hari. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis perusahaan, secara struktur organisasi Kelompok Kompas Gramedia terbagi atas berbagai kelompok usaha (SBU) berdasarkan jenis usaha/ jasa layanan yang dilakukan seperti: Kelompok Percetakan, Kompas, Majalah, Gramedia Pustaka Utama (GPU), Penerbitan & Multi Media (MMSP), Perdagangan & Industri, Hotel Santika, Media Olahraga (Medior), Pers Daerah, Radio Sanora, PT. Kompas Cyber Media. Pada saat ini tercatat kurang lebih 12.000 orang karyawan tergabung dalam Kelompok Kompas Gramedia yang tersebar hamper seluruh wilayah Indonesia.
Kelompok Gramedia Majalah (Group Of Magazine) sekarang telah berkembang menjadi sebuah Kelompok Usaha tersendiri yang memiliki lebih dari 40 tabloid dan
majalah termasuk majalah Sedap. Keberhasilan Kompas Gramedia di Indonesia sebagai perusahaan besar yang bergerak di bidang media massa, tidak terlepas dari peran Petrus Kanisius atau PK Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama (saat ini Presiden Direktur Kompas Gramedia) sebagai founding fathers.
PK Ojong lahir 25 Juli 1920 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Ia lulus tahun 1951 dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sedangkan Jakob, lahir di dusun Borobudur di Kabupaten Kulon Progo, Yogya pada 27 September 1931 dan lulus dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada (UGM) Yogya tahun 1961.
Kedua tokoh tersebut, bersama J. Adisubrata dan Irawati SH, menerbitkan majalah bulanan Intisari yang menjadi cikal bakal Kompas Gramedia. Intisari lahir pada 17 Agustus 1963, bertujuan membuka cakrawala masyarakat Indonesia. Walau saat itu Intisari terbit dengan tampilan hitam putih dan tanpa sampul, oplahnya mencapai hingga 11.000 eksemplar.
Tiga tahun kemudian, tepatnya 28 Juni 1965, Surat Kabar Kompas terbit untuk melawan pers komunis dan keterbatasan informasi saat itu. Beruntung dalam kurun waktu 2 tahun, Kompas berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar. Dan saat ini, oplah Surat Kabar Kompas lebih dari 550.000 eksemplar/hari.
Karena oplah yang yang tinggi, Kompas membangun Percetakan Gramedia di Palmerah Selatan pada Agustus 1972. Seiring kemajuan zaman, sistem cetak jarak jauh (remote printing) juga dibangun sebagai terobosan baru untuk mempercepat distribusi Kompas di berbagai daerah di Indonesia.
PK Ojong pun melakukan diversifikasi usaha. Dengan niat membantu membuka lapangan kerja baru, Kompas Gramedia lalu mendirikan Toko Buku.
Gramedia pertama di Gajah Mada, Jakarta Pusat, dan Radio Sonora untuk memberikan layanan informasi kepada masyarakat melalui media elektronik. Selain itu, untuk mengisi kekosongan bacaan khusus anak-anak, diterbitkan pula Majalah Bobo yang menjadi majalah anak-anak pertama di Indonesia. Usaha di bidang majalah ini lalu merambah ke segmen wanita, pria, remaja, otomotif, teknologi dan umum, yang tergabung dalam Group of Magazine.
Tahun 1974, didirikan unit bisnis PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) sebagai penerbit buku umum. Unit usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku elektronik, komputer, serta komik, yaitu PT Elexmedia Komputindo juga dibentuk pada 15 Januari 1985.
Khusus untuk buku-buku ajar, tanggal 20 September 1990 didirikan pula penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), pada 1 Juni 1996 lahir Kepustakaan
Populer Gramedia (KPG) dan Penerbit Buku Kompas yang mendaur ulang tulisan-tulisan yang pernah dimuat di harian Kompas.
Kompas Gramedia juga melebarkan sayap di luar bisnis inti (media massa). Yang antara lain di bidang perhotelan (Hotel Santika), PT Graha Kerindo Utama (GKU) untuk usaha tissue dengan brand Tessa dan Multi, serta mengambil alih Surat Kabar Surya, mendirikan Tabloid Kontan (ekonomi - bisnis), Tabloid Bola (Sport and Health Media), serta harian Warta Kota.
Tak sampai di situ, meningkatnya penggunaan jaringan internet di kalangan masyarakat, Surat Kabar Kompas kemudian membuat versi online yang dapat diakses melalui http://www.kompas.com. Tahun 1998, Kompas Online pun berkembang menjadi unit bisnis sendiri di bawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM).
Bisnis media cetak Kompas lebih jauh melakukan transformasi menuju era digital melalui multi media, multi channel, dan multiplatform (3M). Kompas mendirikan Kompas Gramedia Television (Kompas TV). Pada 25 November 2005, Kompas pun mendirikan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Gading Serpong, Summarecon, Tangerang.1
1
About KG, History. Diakses pada 31 Januari 2013 dari http://www.kompasgramedia.com/aboutkg/history.
Majalah Sedap Berdiri Desember 1999 di bawah manajemen Kompas Gramedia (KG). Majalah kuliner ini menawarkan ribuan resep teruji, artikel informatif, dan update info Majalah sedap hadir dalam bentuk 2 majalah (beli 1 dapat 2) yang masing-masing berisi baking dan cooking. Hal ini memudahkan untuk dikoleksi. Bahasan didalamnya seputar hidangan utama, tradisional, hidangan sebulan, hidangan manca negara, reka hidangan dan resep sehat. Hadir setiap bulan di hari Rabu minggu pertama.
Indonesia adalah salah satu negara dengan tradisi kuliner yang kaya. Berbagai pameran makanan dan kuliner nusantara diadakan berkala untuk mempromosikan kekayaan kuliner tanah air. Event Mighty Culinary ini merupakan bentuk off-air kuliner yang bersifat edukasi, hiburan, dan menyenangkan dan "mengenyangkan" untuk semua anggota keluarga.
4.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1 Visi Perusahaan Menjadi perusahaan penyaji informasi dan layanan edutainment yang terbesar, pilihan utama masyarakat Indonesia, dan memuaskan serta membanggakan bagi para stakeholder. 4.2.2 Misi Perusahaan
Menyediakan informasi dan layanan edutainment yang beretika, dan ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa Indonesia melalui pembentukan manusia yang kreatif, mandiri dan berwawasan. 4.3 Hasil Penelitian Pada Bab IV ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai strategi advertising majalah sedap dalam mempromosikan event mighty culinary yang mana penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia , dengan narasumber Ibu Indriyana sebagai Assisstant Business Manager, Bapak Romi sebagai Marketing Communication Strategist, dan Saudara Dodi sebagai visitor dalam event tersebut. Dari hasil penelitian ini ditemukan : 4.3.1 Segmentasi, Targeting, Positioning a. Segmentasi Segmentasi dari event mighty culinary berdasarkan wawancara dengan ibu Indriyana yang menjabat sebagai Assisstant Business Manager menyatakan : “segmentasi yang kita gunakan yaitu tentu saja ibu-ibu dengan usia dari 25-40 tahun. Dimana si ibu ini akan membawa keluarganya untuk ikut hadir ke acara tersebut yang tinggal di area Jabotabek yang tentu saja bagi mereka yang gemar dengan kuliner.”2
2
Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia.
Senada dengan pernyataan Ibu Indriyana, Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist dari event majalah sedap menyatakan : “segmentasi yang kita gunakan yaitu tentu saja ibu-ibu dengan usia dari 25-40 tahun. Dimana si ibu ini akan membawa keluarganya untuk ikut hadir ke acara tersebut yang tinggal di area Jabotabek yang tentu saja bagi mereka yang gemar dengan kuliner.”3
Majalah sedap menentukan segmen event mighty culinary dikarenakan majalah Sedap merupakan media yang berkaitan dengan masak memasak. Tentunya dimana wanita-wanita tersebut gemar memasak untuk keluarganya, sehingga kita bikin segmen tersebut bagi wanita agar mereka bisa mengajak keluarganya. b. Targeting Targeting dari event mighty culinary berdasarkan wawancara dengan ibu Indriyana yang menjabat sebagai Assisstant Business Manager menyatakan : “Kita menargetkan ibu-ibu rumah tangga dengan target pengunjung dari event tersebut sekitar 20.000 orang.”4
3
Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 4 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia.
Sementara dengan Bapak Romi selaku Marekting Communication Strategist menambahkan : “wanita usia 24-35 , SES ABC”.5 c. Positioning Positioning dari event Mighty Culinary berdasarkan wawancara dengan ibu Indriyana yang menjabat sebagai Assisstant Business Manager menyatakan : “Positioning Mighty Culinary itu sebagai media untuk sebagai penyedia informasi kuliner dimana kita sebagai media multi platform untuk wanita Indonesia yang konsen di dunia masak memasak.”6 Senada dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist menyatakan : “Positioning Mighty Culinary itu sebagai media untuk sebagai penyedia informasi kuliner dimana kita sebagai media multi platform untuk wanita Indonesia yang konsen di dunia masak memasak.”7
4.3.2 Strength, Weakness, Opportunity, Threat a. Strength
5
Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 6 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 7 Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Srategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia.
kekuatan dari event mighty culinary berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indriyana pada tanggal 14 juli 2014 di gedung kompas gramedia menyatakan : “Mendatangkan pedagang-pedagang dari daerah-daerah di seluruh Nusantara, kedua Indonesia food gallery juga mendatangkan pembuat makanan yang hamper tidak ada lagi dimana audience bias mencicipi beberapa makanan tradisional yang sudah langka.”8 Sementara Bapak Romi menambahkan kalau kekuatan dari event mighty culinary sebagai berikut : “menawarkan
culinary
experience
yang
berbeda
dengan
yang
lainnya,
mendatangkan beberapa tenant dari luar Jakarta yang menarik Indonesian heritage booth : memperkenalkan masakan Indonesia yang sangat tradisional.”9 b. Weakness kelemahan dari event mighty culinary berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager menyatakan : “Mungkin eventnya diadakan satu hari saja, jadi banyak orang-orang yang belum bisa datang menghadiri event tersebut.”10.
8
Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Srategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 10 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 9
Sementara bapak Romi menambahkan kalau kekurangan dari event mighty culinary adalah sebagai berikut : “event yang lumayan baru, masih kurang banyak yang terinfokan.”11 C. Opportunity Kesempatan pada event mighty culinary berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager menyatakan : “Kalau kita melihat di Jakarta ini banyak sekali orang orang yang ingin mencicipi makanan local sehingga itu bias mengangkat makanana Indonesia menjadi food International.”12 Sementara dari hasil wawancara dengan bapaka Romi menambahkan bahwa kesempatan di event mighty culinary ini adalah sebagai berikut : “masyarakat senang dengan jajanan dan makanan sehingga akan selalu dikunjungi.”13
d. Threat Ancaman dari event mighty culinary berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager adalah sebagai berikut :
11
Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Srategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 12 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 13 Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Srategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia
“Kalau kita lihat ancamannya yaitu banyaknya competitor yang sama dengan kita seperti festival makanan yang ada di kelapang gading atau juga festival food gallery dan makanan tempo doloe. Disisi ancaman tersebut kita merasa bagus karena kita berbeda dengan yang lainnya.” Sementara berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist menambahkan sebagai berikut : “banyak acara kuliner lain yang sudah lebih terkenal.”14
4.4 Pembahasan Dalam pembahasan ini, penulis membahas program event majalah sedap yang bernama event Mighty Culinary. Dari hasil penelitian dan tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi advertising majalah sedap dalam mempromosikan event Mighty Culinary. Penelitian yang dilakukan melalui wawancara dengan narasumber yaitu, Ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager majalah sedap dan Bapak Romi selaku 14
Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Srategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia
Marketing Communication Strategist majalah sedap yang dijadikan objek dalam penelitian ini, dan menganalisa semua mengenai advertising event Mighty Culinary. a. Media Placement Dimana yang sudah dijelaskan oleh Ibu Indriyana dalam wawancara pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia bahwa pemilihan media advertising yang dilakukan adalah : “yang pertama pemilihan media placement kita lihat dari segmen target marketing yang kita mau masuk kemudian kita bias lihat dari situ yang sesuai untuk target.”15 Sementara Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist menambahkan sebagai berikut : “melihat kira-kira media mana saja yang sesuai dengan target audience sedap atau saji.”16
b. Tim Divisi Khusus Selain perencanaan media juga dijelaskan dalam penentuan pembentukan tim media perencanaan dimana Ibu Indriyana menjelaskan sebagai berikut : “Ada, yaitu team Marcomm Departement team”17
15
Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Assistant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 16 Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 17 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Asisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia.
Senada dengan hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist menyatakan : “Ada, yaitu team Marcomm Departement team”18 c. Kebijakan Pemilihan media Selain dari penentuan tim divisi khusus juga dibahas tentang siapa saja yang melakukan kebijakan daeri pemilihan media. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Asisstant Business Manager menjelaskan bahwa : “Semua team iklan team promosi,team redaksi,team sirkulasi.”19 Sementara
Bapak
Romi
menambahkan
sebagai
berikut
:
“Tim Promosi”20
d. Pesan yang disampaikan melalui media Advertising Kemudian ada pesan yang dikomunikasikan melalui event ini dimana berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indriyana menyatakan bahwa : “Pesan yang ingin disampaikan yaitu bahwa kita mempunyai acara kuliner dimana terdapat beberapa makanan yang sudah tidak ada atau jarang di temukan bisa di jumpai di acara tersebut.21
18
Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 19 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Asisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 20 Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 21 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Asisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia.
Sementara berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Romi menambahkan bahwa : “bahwa event kuliner ini berbeda dengan yang lain, dan ingin mengingatkan audience bahwa kuliner tradisional itu tidak kalah dengan kuliner internasional.22
e. Media Placement, Keuntungan, dan Kerugian dari pemilihan media Advertising Setelah melakukan penelitian dari beberapa point-point diatas, disini akan dijelaskan beberapa penempatan media advertising dari event mighty culinary, kemudian beberapa keuntungan dan kerugian dari strategi advertising dijelaskan dalam hasil wawancara dengan Ibu Indriyana dimana beliau menjelaskan sebagai berikut : “yang pertama kita membuat print ad di majalah sedap,majalah nakita, majalah nova dan majalah saji. Kemudian di beberapa radio,di sosmed seperti facebook dan twitter. Kemudian kita mempunyai website sendiri seperti tabloidnova.com, sedapsaji.com, dan nakita.com. selain itu keuntungannya dengan menggunakan media advertising kita bisa mencapai target lebih dari 20.000 orang dan acaranya berjalan dengan sukses. adapun kerugiannya Kita lebih ke problem cost aja. Maka dengan itu kita meminimalisirnya dengan bekerja sama dengan beberapa komunitas yang diundang dalam acara tersebut dimana komunitas-komunitas tersebut menggunakan WOM sehingga mereka bisa menyampaikan pesan dari acara tersebut kepada komunitas-komunitas lainnya dan kita mempunyai web yang selalu kita bisa gunakan.”23
22
Hasil wawancara dengan Bapak Romi selaku Marketing Communication Strategist pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia. 23 Hasil wawancara dengan Ibu Indriyana selaku Asisstant Business Manager pada tanggal 14 Juli 2014 di Gedung Kompas Gramedia.
Dari data diatas, kita bisa mengetahui bahwa dalam mempromosikan event Mighty Culinary, majalah Sedap memakai salah satu element promotion mix seperti Advertising, dan tidak menggunakan personal selling. Dalam teorinya George E Belch & Michael A Belch dalam bukunya Advertising and promotion, an intergrated marketing communication perspective. Untuk memasarkan produk, pemasar bisa menggunakan alat-alat dalam promotion mix yang efektif dan efisien bagi pemasar. MenurutGeorgeEBelch & Michael A Belchpromotion mix terdiri dari : periklanan, promosi penjualan, publisitas / public relations, dan personal selling, pemasaran langsung serta media interaktif.24 Dari teori George E Belch & Michael A Belch, dan kenyataan di lapangan pada saat majalah Sedap mempromosikan event
Mighty Culinary. Dapat disimpulkan bahwa
dalam kegiatan advertising event Mighty Culinary yang dilakukan oleh majalah Sedap sejalan dengan teori George E Belch & Michael A Belch, karena majalah Sedap memilih tools-tools promotion mix yang sesuai untuk memasarkan dan mengkomunikasikan event Mighty Culinary kepada masyarakat.
24
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 16