BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Komunitas Anime Jakarta (KOPAJA) Komunitas Pecinta Anime (KOPAJA) yang didirikan pada tanggal 24 Juni 2012 dengan nama “Indonesian Anime Community”. Namun nama tersebut diubah menjadi “Anime Community Jakarta” pada 1 juli 2012, setelah pergantian nama tersebut, komunitas ini mengubah lagi namanya menjadi “Jakarta Cosplay Community” pada tanggal 28 juli 2012. Perubahan nama tersebut dikarenakan
nama-nama yang dipilih tidak menunjukkan bahwa
komunitas ini hanya berada di wilayah Jakarta oleh karena ini nama komunitas ini di ubah lagi menjadi “Komunitas Pecinta Anime Jakarta (KOPAJA)” pada tanggal 14 Agustus 2012. Nama ini dipilih dikarenakan alat transportasi yang hanya terdapat di jakarta adalah kopaja, sehingga nama kopajalah yang menjadi nama komunitas ini. Komunitas Pecinta Anime Jakarta (KOPAJA) diresmikan sebagai komunitas pada tanggal 27 Agustus 2012.1
4.1.2. Profil Komunitas Pecinta Anime Jakarta (KOPAJA)
1
Nama
: Komunitas Pecinta Anime Jakarta
Kota/Negara
: Jakarta/ Indonesia
Telepon
: 083878285666
Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Pembentuk
: Bagas Pramusiwi
Website
: http://kopaja-daikazoku.blogspot.com/
Jumlah Anggota
: 200 orang
4.1.3. Logo Komunitas Anime Jakarta (KOPAJA)
Gambar 4.1 Logo KOPAJA
4.1.4. Visi dan Misi Komunitas Anime Jakarta (KOPAJA) 4.1.4.1. Visi Menyatukan para pecinta anime dalam rangka pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan pop Jepang terutama Anime dan Manga.
4.1.4.2. Misi Misi Komunitas Pecinta Anime Jakarta (KOPAJA) antara lain: 1. Menjalin kerukunan dan persahabatan sesama Anime Lover
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
2. Menambah pengetahuan kepada sesama anggota mengenai pop culture jepang tanpa melupakan budaya kita sendiri sebagai rakyat Indonesia 3. Meningkatkan rasa cinta terhadap Anime dan Manga 4. Mengambil nilai-nilai positif dari Anime dan Manga 5. Berusaha memberikan bukti nyata bahwa Anime maupun Manga tidak untuk diremehkan.
4.1.4.3. Divisi dalam Komunitas Anime Jakarta (KOPAJA) 1. Divisi Cosplay Divisi ini memiliki visi dan misi antara lain : Visi : Mengenalkan Cosplay Ke Masyarakan Awam dan memajukan KOPAJA Di Bidang Cosplay Misi : a. Memperkenalkan KOPAJA Melalui Cosplay. b. Membangun Cosplay Menjadi Hobby Yang bermanfaat. c. Menjadikan Divisi Cosplay Menjadi Wadah Untuk Tempat saling berbagi. d. Saling Membimbing satu sama lain khusus nya bagi orang yang baru terjun ke dunia cosplay
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
2. Divisi Music Divisi musik adalah divisi ini dibentuk untuk mengembangkan minat dan bakat tentang dunia musik. musik yang baik tak hanya untuk didengarkan tapi dimainkan dan di apresiasikan
lewat nada dan
bahasa lewat perasaan yang tercurah. Divisi musik Di KOPAJA Mempunyai : Visi : mengembangkan minat dan bakat member kopaja di dunia musik. Misi : a. Menjadikan hobby bermusik sebagai hobby yang bermanfaat. b. Menjadikan
divisi
musik
menjadi
wadah untuk tempat
berbagi pengetahuan dan ilmu dalam bermusik. c. Menghasilkan karya-karya musik yang bisa didengar semua kalangan.
3. Divisi literatur Divisi Literatur adalah divisi untuk menjadikan sebuah imajinasi menjadi sebuah karya tulisan
dalam
bentuk cerita fiksi
yang
menarik. Divisi ini memiliki : Visi : menjadikan divisi literatur sebagai divisi yang imajinatif dan dapat diterima oleh orang lain dan juga masyarakat. Misi :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
a Menjadikan divisi literatur sebagai tempat dimana kita menyalurkan imajinasi kita menjadi sebuah tulisan atau sebuah karya. b Menjadikan divisi literatur menjadi wadah untuk tempat berbagi dan berkarya
4. Divisi Manga Divisi ini diciptakan untuk mengembangkan bakat imajinasi menjadi sebuah gambar dalam bentuk komik dengan cerita yang menarik. Divisi ini memiliki : Visi : menjadikan manga sebagai seni yg berkelas dan dapat diterima di masyarakat Misi : a Memperkenalkan manga kepada masyarakat b Memperkenalkan kopaja mlalui manga c Menjadikan manga sebagai karya seni yang tidak dapat t dipandang sebelah mata d Membimbing satu sama
lain untuk memajukan
khususnya di Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manga
52
4.1.4.4. Struktur Organisasi Komunitas Anime Jakarta
Gambar 4.2 Struktur Organisasi KOPAJA TAHUN 2014-2016
4. 2. Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatiif, yaitu data dan informasi yang dibutuhkan dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang peneliti pilih berdasarkan karakteristik yang ditetapkan. Informan tersebut adalah sumberinformasi atau orang dalam suatu latarpenelitian yang dapat memberikan informasi. Pelaksanaan
penelitian
mengenai
Strategi
Public
Relations
Dalam
Membangun Citra Komunitas Pecinta Anime Jakarta (Kopaja) melalui wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada beberapa narasumber (key informan) dari komunitas. Wawancara tersebut dilakukan dengan enam narasumber (key informan) antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
1. Rifqi Yusviansyah dan Licho Raydie P yang merupakan humas dari komunitas pecinta anime jakarta 2. Deri Wahyudi yang merupakan ketua dari komunitas pecinta anime jakarta. 3. Rangga Pratama yang merupakan ketua koordinasi divisi 4. Fika Suciati dan Ryandhi yang merupakan anggota komunitas pecinta anime jakarta.
Sebelum
menentukan
strategi
apa
saja
yang
dilakukan
dalam
mengkomunikasikan Komunitas Pecinta Anime Jakarta dalam Membangun citra, penyusunan hasil penelitian didasarkan atas wawancara mendalam sebagai data primer. Sebagai data primer, wawancara mendalam dilakukan key informan yaitu Rifqi Yusviansyah dan Licho Raydie P selaku Humas Komunitas Pecinta Anime Jakarta. Alasan peneliti menetapkan Rifqi Yusviansyah dan Licho Raydie P sebagai key informan karena mereka adalah humas dari komunitas pecinta anime jakarta, dan banyak mengetahui tentang publikasi dan cara komunitas untuk membangun citra atau pandangan dari masyarakat. Sedangkan alasan peneliti memilih Deri Wahyudi karena beliau adalah ketua komunitas pecinta anime jakarta, dan juga semua stratetgi humas harus mendapatkan persetujuan dari beliau.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Wawancara kepada Rifqi Yusviansyah dan Licho Raydie P difokuskan kepada pertanyaan pertanyaan mengenai strategi Public Relations Komunitas Pecinta Anime Jakarta (KOPAJA) dalam membentuk citra mereka. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan mengenai bagaimana strategi public relations komunitas pecinta anime jakarta dalam membentuk citra mereka dimata masyarakat luas, apakah berjalan dengan baik atau tidak.
4.2. 1. Fact fanding Sebagai sebuah komunitas yang tergolong baru, komunitas pecinta anime jakarta memiliki tujuan agar komunitas ini diketahui oleh banyak orang dan memberikan pengetahuan mengenai Jepang culture seperti musik, film j khusunya anime dan bacaan khususnya manga (komik asal jepang) dapat diterima dan melekat dibenak masyarakat umum. Peneliti terlebih dahulu mencari informasi mengenai bagaimana peran humas di dalam komunitas pecinta anime jakarta, dan kenapa menggunakan peran humas dalam komunitas ini. Berikut ini adalah hasil informasi dengan ketua komunitas pecinta anime jakarta. Beliau menjelaskan bahwan peran seorang public relations atau humas dalam sebuha komunitas itu dibutuhkan agar dapat mencapai tujuan dari komunitas. Point pertama yang cukup penting untuk ditekahui oleh peneliti adalah alasan dasar perlunya humas dalam komunitas. Derry Wahyudi selaku ketua komunitas pecinta anime jakarta menyatakan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
“Pada saat itu, masih sangat jarang komunitas sejenis, jadi komunitas pecinta anime mengangkat humas agar bisa memberi info dan menjelaskan soal komunitas pecinta anime jakarta ini kepada masyarakat luas.”2 Berdasarkan pendapat diatas peneliti memahami alasan dasar komunitas pecinta anime jakarta menggunakan jasa seorang humas untuk melakukan komunikasi kepada masyarakat. Pernyataan Derri Wahyudi diperjelas kembali oleh Fika Suciawati yang menjabat sebagai ketua divisi manga (komik asal Jepang) dalam wawancara mengatakan : “Humas sangat dibutuhkan untuk berbagi informasi dari dalam Komunitas Pecinta Anime Jakarta maupun luar Komunitas Pecinta Anime Jakarta, karena tidak semua anggota aktif di sosial media. Maka, Komunitas Pecinta Anime Jakarta menggunakan humas untuk berbagi info kepada setiap anggota dan untuk anggota pasif atau belum tergabung dalam grup, komunitas pecinta anime jakarta menginfokan melalui fanpage facebook kami Facebook.com/komunitaspecintaanimejakarta”3
Dengan pernyataann tersebut dapat dilihat bahwa komunitas pecinta anime jakarta menggunakan humas untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan dari komunitas pecinta anime jakarta tersebut. Selain itu Licho Raydie P selaku humas juga menyatakan : “komunitas pecinta anime jakarta masih baru dan masih belum banyak orang yang mengenal komunitas pecinta anime jakarta jadi komunitas pecinta anime jakarta menggunakan humas untuk memperkenalkan komunitas pecinta anime jakarta ini agar diketahui oleh masyarakt luas bukan cuma para pecinta anime aja.”4
2
Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi
3
Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
D A
Dari cupture-cupture diatas maka peneliti dapat melihat humas komunitas pecinta anine jakarta juga membuat artikel untuk memperkenalkan komunitas pecinta anime jakarta ke masyarakat, melalui artikel tersebut komunitas pecinta anime jakarta menjelaskan mengenai keunikan yang dimiliki oleh komunitas, selain itu dalam artikel tersebut juga menjelaksan mengenai terbentuknya komunitas dan divisi-divis yang ada didalam komunitas pecinta anime jakarta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Dalam wawancara Rifqi Yusviansyah juga menjelaskan bahwa :
“komunitas pecinta anime jakarta membutuhkan humas untuk menggomunikasikan filosofi dari singkatan nama Kopaja (Komunitas Pecinta Anime Jakarta) kepada masyarakat agar mereka mengenal Komunitas Pecinta anime jakarta.”5 Sesuai dengan pernyataan diatas, maka peneliti memahami alasan komunitas pecinta anime jakarta menggunakan humas, pecinta anime jakarta menggunakan jasa humas bertujuan unutk mengkomunikasikan mengnai keberadaan komunitas pecinta anime jakarta serta memperkenalkan kepada masyarakat bukan hanya para pecinta Jepang culture khususnya anime tetapi juga seluruh masyarakat luas mengetahu bahwa komunitas pecinta anime jakarta meruapakan salah satu komunitas pecinta anime yang ada diindonesia khususnya dijakarta yang menyukai budaya jepang tetapi tidak melupakan budaya indonesia, pesan inilah yang ingin disampaikan oleh komunitas ini. Kemudian peneliti menggali informasi dengan narasumber mengenai peran humas dalam komunitas pecinta anime jakarta, seperti halnya, pendapat yang telah diutarakan oleh Rifqi Yusviansyah selaku humas komunitas pecinta anime jakarta sebagai berikut : “humasnya biasanya lebih seperti memberikan info kepada masyarakat, dan didalam komunitas ini biasanya humasnya juga memberikan ideide gimana untuk kemajuan komunitas pecinta anime jakarta” 6 Hal ini di perjeleas lagi lagi oleh Licho Raydie P dalam wawancara, beliau mengatakan :
5 6
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
“sebagai humas komunitas pecinta anime jakarta memiliki peran untuk untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai komunitas kita,mungkin lebih tepatnya memperkenalkan komunitas kepada masyarakat.”7 Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Derry Wahyudi dalam wawancara, beliau menambahkan : “PR di komunitas pecinta anime berperan untuk menjelaskan soal komunitas ini serta kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukannya ke calon member, perusahaan, atau media yang menanyakan. Mereka juga bertanggung jawab dalam membuat proposal untuk menjadi media partner, community partner atau pun pengisi acara.”8 Dalam pernyataan diatas peneliti mengerti peran humas yang dilakukan oleh humas komunitas pecinta anime jakarta, yaitu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai komintas pecinta anime jakarta serta kegiatankegiatan yang dilakukan oleh komunitas pecinta anime jakarta. Peran yang dilakukan oleh humas sangat penting dan berperan besar agar lebih efektif pesan dapat tersampaikan pada target sasaran dana mengkomunikasikan komunitas pecinta anime jakarta. Rifqi Yusviansyah memberikan penjelasan mengenai perencanaan sebagai berikut : “jadi awalnya kita melakukan semacam pra survei untuk melihat pandangan masyarakat tentang Kopaja (Komunitas Pecinta Anime Jakarta), lalu dari hasil survei itu kita diskusiin barengan dengan para ngurus lalu menentukkan media yang akan kita gunakan dan targetnya siapa, lalu setelah itu kita jalanin deh strateginya.”9
7 8
9
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Pernyataan tersebut juga diperjelas oleh Licho Raydie P dalam wawancara sebagai berikut : “biasanya saya dan rifqi akan meminta persetujuan dulu dari rapat keanggotaan untuk membuat semacam tim kecil yang digunakan oleh komuntas pecinta anime jakarta untuk mensurvei terlebih dahulu, setelah itu barulah komunitas pecinta anime jakarta menyusun rencana sampai pada tahap evaluasi”10 Hal yang sama juga dituturkan oleh derry wahyudi dalam wawancara, beliau mengatakan : “Biasanya kami membentuk tim kecil untuk melakukan semacam survei, lalu setelah itu dilakukan meeting keanggotaan untum menentukkan kita harus bagaimana selanjutnya”11 Berdasarkan keterangan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebelum menentukkan strategi apa yang akan dipilih komunitas pecinta anime jakarta melakukan pra survei yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu strategi yang akan digunakan untuk membentuk citra komunitas dimata masyarakat, sebelumnya menyusun perencanaan strategi melakukan survei (fact finidng). Hal ini sesuai dengan standar perencanaan public relations yang harus melakukan survei untuk menemukan fakta dan data apakah target dari strategi public realtions yang akan dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Salah satu caranya dengan mendokumentasi hasil survey. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh humas komunitas pecinta anime jakarta, maka diperoleh fakta yakni tingkat pengetahuan masyarakat mengenai komunitas pecinta anime jakarta ini masih sangat rendah.banyaknya orang yang masih belum mengetahu tentang 10 11
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
keberadaan komunitas pecinta anime jakarta ini, dan serta masih masuknya komunitas pecinta anime dalam kelompok minoritas dalam masyarakat menyebabkan komunitas pecinta anime jakarta membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat memperkenalkan komunitas ini kepada masyarakat. Timbulnya masalah ini, maka diperlukan suatu langkah yang merupakan strategi yang harus diambil oleh humas komunitas pecinta anime jakarta
untuk
dapat
membentuk
citra
http://digilib.mercubuana.ac.id/
komunitas
tersebut.
4.2. 2. Planning Pada tahap fact finding meningkat ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini public relations melakukan penyusunan daftar masalah. Semua masalah yang mungkin dihadapi kelak ditulis dan disusun dengan rapih dan jelas. Perencanaan ini perlu dipikirkan dengan matang, oleh karena itu kegiatan ini merupakan salah satu tahap yang menentukan suksesnya kegiatan yang akan dilaksanakan nanti. Cutlip & Broom menyatakan, informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program publik,strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Untuk mewujudkan visi komunitas pecinta anime jakarta, yaitu Menyatukan para pecinta anime dalam rangka pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan pop Jepang terutama Anime dan Manga. Maka sudah menjadi tanggung jawab humas untuk memperkenalkan dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat khususnya para pecinta anime dan mangga. Bagaimana latar belakang dari ditentukannya strategi dalam pembentukkan citra sebagai strategi yang harus ditempuh oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam pembentukkan citra positif dimata masyarakat, adalah melalui event. Hal ini diperjelas oleh Rifqi Yusviansyah dalam wawancara, beliau mengatakan :
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
“strategi yang komunitas pecinta anime jakarta gunakan adalah dengan mengadakan event yang bertujuan untuk membentuk citra komunitas pecinta anime jakarta”12 Hal yang sama juga diutarakan oleh Fika Suciati dalam wawancaranya : “Cara komunitas pecinta anime jakarta mengenalkan diri pada masyarakat yaitu dengan cara menjadi media partner, membuat mini event, mengikuti lomba mengatas namakan komunitas pecinta anime jakarta, dan juga berpartisipasi mengisi acara dalam sebuah event. Tentunya komunitas pecinta anime jakarta ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan selain event jepang, contohnya kegiatan sosial.”13
Dari pernyataan tersebut peneliti memahami bahwa salah satu strategi yang digunakan oleh humas komunitas pecinta anime jakarta dalam memperkenalkan diri mereka ataupun membentuk citra komunitas, komunitas pecinta anime jakarta menggunakan event, sebuah event yang akan menggambarkan komunitas pecinta anime jakarta serta memberikan informasi mengenai komunitas pecinta anime jakarta. Dalam proses pencarian fakta, maka humas komunitas pecinta anime jakarta telah melakukan survei guna mendukung dan keberjalanan event yang akan dilakukan, salah satunya adalah dengan menentukkan event apa yang akan dibuat oleh komunitas pecinta anime jakarta untuk membentuk ataupun memperkenalkan citra mereka dimata masyarakat umum.
Hal ini sangat
diperhatikan oleh komunitas pecinta anime jakarta. Menurut Ryanldi salah satu anggota sekaligus salah satu ketua devisi di komunitas pecinta anime jakarta dalam wawancanya mengatakan :
12 13
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
“event japan culture creativity atau semacam event jejepangan kecilkecilan untuk memeriahkan hari jadi komunitas”14 Hal ini juga ditambahkan oleh rangga salah satu ketua koordinator mengatakan : “Event jepang lomba cosplay, costreet, dance, karaoke, dan lomba makan takoyaki”15
Dalam pernyataan tersebut peneliti dapat memahami alasan komunitas pecinta anime jakarta jakarta memilih event –event tersebut untuk membentuk citra mereka dimata masyakarat, sebagai komunitas pecinta jepang culture komunitas pecinta anime jakarta mengadakan event yang mencerminkan ataupun menggambarkan komunitas tersebut melalui event-event yang mereka laksanakan. Selain memperhatikan event apa yang akan komunitas pecinta anime jakarta buat, komunitas ini juga merencanakan event dengan sebaik-baiknya, hal ini di utarakan oleh Derry wahyudi dalam wawancaranya : “biasanya komunitas pecinta anime jakarta mengadakan rapat untuk kelancaran event yang akan berlagsung, dalam rapat tersebut sebiasanya komunitas pecinta anime jakarta membahas pertama dan paling utama yaitu konsep/tema acara. Kita suka mendapat berbagai tawaran dari pihak ketiga, tapi ga smuanya juga kita terima. Kita selalu memperhatikan tema serta tujuan dari acara tersebut. Jika sesuai dengan visi serta misi komunitas pecinta anime jakarta pada umum nya baru komunitas pecinta anime jakarta terima. Selain itu juga komunitas pecinta anime jakarta perhitungkan keinginan atau permintaan dari pihak perencana even nya.”16 Selain itu Rynaldi juga menambahkan pernyataan tersebut dalam wawancara, beliau menambahkan : 14
Hasil wawancara pribadi dengan salah satu anggota komunitas pecinta anime jakarta Rynaldi Hasil wawancara pribadi dengan Ketua Koordinasi Divisi dengan Rangga Pratama 16 Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
“komunitas pecinta anime jakarta memperhatikan teknis-teknis event yang sering terjadi. Contoh: memperhatikan peraturan perlombaan, tempat ganti kostum. Dan yang paling penting kami selalu memperhatikan kesiapan panitia dan komitmen mereka untuk event tersebut”17 Pernyataan dari kedua narasumber tersebut menjelaskan bawha dalam mengadakan event yang digunakan untuk membangun citra komunitas pecinta anime jakart komunitas pecinta anime jakarta melakukan rapat terlebih dahulu untuk membicarakan mengenai event yang akan dilaksanakannya, persiapan hal –hal penting bahkan hal kecil pun juga harus diperhatikan dalam pembuatan event agar meminimalisir adanya kendala yang akan terjadi Kemudian peneliti menggali informasi lebih dalam dengan narasumber mengenai target sasaran event tersebut. Seperti halnya yang diuatarakan oleh Rifqi Yusviansyah mengenai target sasaran dalam wawancara :
“Target utama komunitas pecinta anime jakarta tentu saja para pecinta anime, mungkin semua kalangan juga bisa”18
Selain itu juga dipertegas oleh Licho Raydie P dalam wawancara : “Target utama komunitas pecinta anime jakarta tentu saja para pecinta anime, tapi komunitas pecinta anime jakarta lebih menuju kepada usia 13-30 tahuan”19 Pernyataan tersebut juga ditambahkan oleh Fika Suciawati dalam wawancaranya : “Target kami beragam, mulai dari SMP sampai dengan orang dewasa bisa ikut bergabung dengan komunitas kami”20 17
Hasil wawancara pribadi dengan salah satu anggota komunitas pecinta anime jakarta Rynaldi Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah 19 Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P 20 Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Pernyataan tersebut diperjelas lagi dengan pernyataan dari Derry Wahyudi yang mengatakan : “Target utama komunitas pecinta anime jakarta tentu saja para pecinta anime khususnya di area jabodetabek. Selain itu, komunitas pecinta anime jakarta juga menargetkan perusahaan/brand jepang yang biasa mengadakan/mensponsori even acara jepang”21
Sedangkan menurut Rangga yang merupakan anggota target dari strategi yang dipilih oleh komunitas pecinta anime jakarta saat wawancara :
“target kita adalah remaja kisaran 17 tahun -20 tahun serta dewasa kisaran 20-30 tahun”.22
Pernyatan – pernyatan tersebut menyatakan bahwa event yang dibuat oleh komunitas pecinta anima jakarta memfokuskan target mereka kepada para pecinta anime selain itu mereka juga menargetkan target khalayak mereka berdasarkan umum seperti remaja (13-19 tahun) dewasa ( 20- 30 tahun). Didalam pelaksanaan suatu program tentu pihak pelaksanaan harus melakukan riset, analisis dan pengumpulan data terlebuh dahulu ke lapangan baik intenla maupun eksternal. Menurut peneliti komunitas pecinta anime jakarta tidak pernah melakukan risetformal yakni riset komuikasi melainkan hanya melakukan pengamatan dan meeting internal dan diskusi yang didasrkan data sekunder.
21 22
Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi Hasil wawancara pribadi dengan Ketua Koordinasi Divisi dengan Rangga Pratama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa komunitas pecinta anime jakarta sudah mempersiapkan perencanaan yang cukup baik untuk menjalankan startegi yang dipilih yaitu melalui event public reltions dan target yang dituju adalah masyarakat
yang
menyukai
anime
di
wilayah
Jadodetabek,
serta
perusahaan/institusi yang biasanya mengadakan acara-acara jepang karena saat ini sudah cukup banyak para pecinta anime yang masih belum menemukkan tempat untuk menyalurkan kesukaannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
4.2. 3. Communicating Tahap communicating berarti upaya mengarahkan sambil merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugasnya dengan baik. Kegiatan ini meliputi upaya-upaya pemimpin, membimbing, dan mengarahkan sedemikian rupa, sehingga para anggota mempunyai kreativitas dalam menjalankan rencana mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam tahap ini komunitas pecinta anime jakarta mengimplementasikan cara komunikasi untuk mewujudkan suatu kegiatan dan menggunakan media yang mendukung program yang dibuat. Dalam hal ini public relations komunitas pecinta anime jakarta menindaklanjuti program komunikasi dengan mempengaruhi panca indra khalayaknya khususnya pengelihatan. Hal ini di tuturkan oleh Licho Raydie P yang menyatakan : “Biasanya untuk memperkenalkan komunitas pecinta anime jakarta, menggunakan jaket komunitas, nah dari orang-orang yang melihat jaket komunitas tersebut akan terbentuk pengetahuannya, dari dari hal tersebut komunitas pecinta anime jakarta membentuk pemahaman terlebih dahulu, pemahaman khalayak tentang komunitas pecinta anime jakarta itu, dari panca indra khalayak komunitas khususnya melalui mata mereka.”23
dari penjelasan yang sudah dipaparkan diatas, maka peneliti dapat memahami bahwa communicating yang dilakukan cukup baik sebagai awal 23
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
permulaan penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunitas pecinta anime jakarta adalah melalui komunikasi non verbal ataupun stimulus rangsangan yang diberikan kepada panca indra dari target sasaran dan dari stimulus tersebut akan menghasilkan motivasi atau dorongan untuk target tersebut mencari tahu akan komunitas pecinta anime jakarta, setelah itu barulah terbentuk kognitif atau pengetahuan dari target, setelah itu barulah terbentuknya sikap ataupun respon yang akan menghasilkan citra komunitas. Selain itu dengan mengadakan event merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh humas komunitas pecinta anime jakarta dalam memperkenalkan dan membentukkan citra mereka. Keberhasilan suatu event tidak tergantung pada event-nya saja atau atraksi puncaknya saja, atau latar belakang penyelenggaraan eventnya saja, tetapi juga bagaimana para pelaksana mendayagunakan faktor-faktor event tersebut. Yang termasuk faktor event adalah lokasi, kompetisi,cuaca,biaya, dan hiburannya.24 Humas komunitas pecinta anime jakarta juga melihat akan faktor-faktor penting yang dibutuhkan dalam event, antara lain : 1. Lokasi Lokasi yang pilih oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam membuat event biasanya dimall besar yang berada dikawasan jagodetabbek. Pemilihan lokasi tersebut dikarena banyaknya pengunjung yang datang untuk melihat dan tepat yang terjangkau dan banyak orang yang telah mengetahui akan tempat tersebut. 24
Leonard H. Hoyle, Jr. 2006. Event Marketing, Cara Membuat Event Kebanjiran Pengunjung yang Tepat. PPM,Jakarta. Hal : 188
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Seperti dalam wawancara dengan Fika suciawati beliau menuturkan : “sebelum membuat event biasanya kita mencari lokasinya terlebih dahulu, setelah itu kita tentuin mau bikin event apa, setelah semuanya sudah siap barulah kita mencari dana dengan memberikan proposal kegiatan event kepada perusahaan-perusahaan.”25
Dalam pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa lokasi merupakan hal cukup utama yang diperhatikan oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam membuat event.
2. Kompetisi Membuat event yang berbeda, unik dan lebih baik dengan event lainnya memerlukan strategi yang baik. Humas komunitas pecinta anime jakarta mengadakan event yang memasukkan kompetisi Cosplay didalamnya. Cosplay merupakan suatu kegiatan yang menirukan tokoh-tokoh anime. Dengan para cosplayer yang berlenggak lenggok layaknya model serta pemenang yang mendapatkan hadiah meruapakn salah satu cara yang digunakan untuk menarik perhatian masyarakat, dengan memberikan stimulus seperti itu dapat membentuk persepsi mereka mengenai komunitas pecinta anime jakarta. Seperti yang dituturkan oleh Rifqi Yusviansyah humas komunitas pecinta anime jakarta dalam wawancaranya : “Kompetisi Cosplay ini komunitas pecinta anime jakarta buat untuk menarik perhatian masyarakat juga merupakan salah satu cara yang digunakan oleh komunitas pecinta anime jakarta untuk
25
Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
memperkenalkan diri kepada masyarakat bahwa kita ini merupakan komunitas pecinta anime”26 Pernyataan tersebut juga ditambahkan oleh Rangga Pratama dalam wawancaranya, beliau mengatakan : “Biasanya dalam event komunitas pecinta anime jakarta membuat kompetisi seperti Event jepang lomba cosplay, costreet, dance, karaoke, dan lomba makan takoyaki”27 Pernyataan tersebut juga di perjelas lagi oleh Derry Wahyudi dalam wawanca, beliau mengatakan : “Even yang bisa menampilkan kreatifitas para member KOPAJA pada khususnya dan juga para pecinta kebudayaan Jepang pada umumnya. Bisa dengan penampilan atau pun lomba-lomba yang berhubungan dengan kebudayaan pop Jepang, seperti Cosplay, Dance Caver, J Music, Menggambar, dan sebagainya.”28 Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam membuat event komunitas pecinta anime jakarta membuat event kompetisi yang bertemakan budaya Jepang selain itu kompetisi ini digunakan untuk menarik perhatian khalayak yang akan membuat event tersebut dapat menarik perhatian masyarakat.
3. Cuaca Cuaca juga sangat penting dan berpengaruh pada event-event yang akan diselenggarakan diluar ruangan. Memperhatikan hal tersebut komunitas pecinta anime jakarta lebih memilih mengadakan event-event didalam ruangan. Ada pun alasannya menurut Licho P humas komunitas anime jakarta dalam wawancara : 26
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah Hasil wawancara pribadi dengan Ketua Koordinasi Divisi dengan Rangga Pratama 28 Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
“kita sering didalam ruangan,karena kalau diluar ruangan yang kita khawatirkan cuacanya karena di Indonesia terkadang cuacanyakan suka tidak menentu kadang bisa hujan,kadang tidak, jadi untuk mengantisipasinya kita lebih memilih didalam ruangan”29
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa dalam membuat event yang bertujuan untuk membuat citra komunitas dimata masyarakat mereka memperhitungkan mengenai cuaca dalam membuat event. 4. Biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membuat event, terutama bagi komunitas pecinta anime jakarta yang menjadikan event sebagai salah satu strategi yang mereka pilih untuk membuat citra mereka dimata masyarakat. Dalam mengumpulkan biaya untuk menyelenggarakan event komunitas pecinta anime jakarta biasanya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan jepang. Seperti yang dituturkan oleh Derry wahyudi pecinta anime jakarta dalam wawancara, beliau menuturkan : “Yang paling utama adalah konsep/tema dan Budget, Segalanya akan lebih mudah bergantung budget yang tersedia”30 Hal ini juga diperjelas lagi oleh Fika Suciawati dalam wawancara, beliau mengatakan :
“Pastinya memperhitungkan biaya, dan juga minat masyarakat terhadap event yang akan komunitas pecinta anime jakarta buat”31
29
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi 31 Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Dari penuturan tersebut dapat dilhat bahwa dalam menyelenggarakan event yang bertujuan untuk membentuk citra komunitas biaya adalah hal yang cukup penting maka dari itu komunitas pecinta anime jakarta bekerjasama dengan perusahaan- perusahaan maupun perusahaan penghasil brand jepang. 5. Hiburan Keberhasilan event juga tergantung pada hiburan yang disuguhkannya. Terdapat banyak sekali hiburan yang dapat dipilih dengan cara yang juga bervariasi. Dalam event komunitas pecinta anime jakarta lebih memilih hiburan dengan menghadirkan band-band jepang sebagai hiburan. Alasan pemilihan band tersebut dituturkan oleh salah satu humas Rifqi Yusviansyah dalam wawancara : “Kita ingin memperkenalkan komunitas kita yang merupakan komunitas Japan Culture dengan menampilkan hiburan yang juga merupakan dari budaya jepang kita bisa membentuk persepsi khayalak bahwa komunitas ini merupakan komunitas yang menyukai budaya jepang dan bukan hanya anime”32 Dari pejelasan tersebut dapat dilihat bahwa komunitas pecinta anime jakarta ingin mendapatkan citra ataupun pandangan bahwa mereka komunitas yang berkomitmen pada visi dan misi mereka. Pada setiap kegiatan yang berlangsung maka akan melakukan publikasi. Sehingga kegiatan yang berlangsung dapat diketahui oleh masyarakat yang akan terkena dampak ataupun tidak. Publikasi yang dilakukan oleh komunitas pecinta anime jakarta adalah menggunakan internet, seperti yang dituturkan oleh Ryandhi dalam wawancaranya :
32
Hasil wawancara pribadi dengan humaskomunitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
“biasanya komunitas pecinta anime jakarta menggunakan media sosial seperti facebook : Facebook.com/komunitaspecintaanimejakarta, twitter : twitter.com/kopajafamily dan situs blog kopaja-daikazoku.blogspot.com serta dari mulut ke mulut.33
Hal yang sama juga dituturkan oleh Rangga daam wawancanya, beliau mengatakan :
“Komunitas pecinta anime jakarta mempublikasikan eventnya melalui media sosial seperti fanpage facebook : Facebook.com/komunitaspecintaanimejakarta, twitter : twitter.com/kopajafamily , youtube dan juga blog : kopajadaikazoku.blogspot.com” 34
Hal tersebut ditambahkan oleh Derri Wahyudi dalam wawancanya sebagai berikut : “Biasanya komunitas pecinta anime jakarta menciptakan Page Even di Facebook,: lalu promosi lewat social media kkomunitas pecinta anime jakarta, seperti Facebook : Facebook.com/komunitaspecintaanimejakarta,, Twitter : twitter.com/kopajafamily , atau pun dari blog : kopajadaikazoku.blogspot.com . Tergantung budget, terkadang komunitas pecinta anime jakarta juga membuat flyer untuk di bagikan di acaraacara sejenis 1 bulan sebelum hari H, selain itu komunitas pecinta anime jakarta biasa juga mengundang langsung komunitas-komunitas, organisasi mahasiswa atau ekskul sekolah yang berhubungan dengan Jepang/Kebudayaan Pop Jepang”35
33
Hasil wawancara pribadi dengan salah satu anggota komunitas pecinta anime jakarta Rynaldi Hasil wawancara pribadi dengan Ketua Koordinasi Divisi dengan Rangga Pratama 35 Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Capture facebook komunitas
Banner Komunitas Pecinta Anime Jakarta
Dengan penjelasan diatas, peneliti memahami bahwa media yang digunakan oleh humas komunitas pecinta anime jakarta dalam menjalankan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
strategi public relations adalah dengan mengunakan media baru seperi website, serta dipublikasikan. Selain itu banner juga digunakan oleh komunitas pecinta anime jakarta untuk membantu komunitas untuk menarik perhatian para pengunjung. Peneliti juga memahami alasan komunitas pecinta anime jakarta menggunakan new media guna untuk mempublikasikannya karena banyaknya pengguna internet diindonesia yang menyebankan humas komunitas pecinta anime jakarta menggunakan media baru atau new media sebagai sarana publikasi. Selain itu fika suciawati juga menambahkan dalam wawancanya sebagai berikut : “Kami memanfaatkan sarana yang kami miliki sebaik mungkin, kami memiliki jaringan di luar komunitas. Contohnya seperti relasi di komunitas lain. Karena kami masih komunitas berkembang, kami tidak lepas dari media sosial. Dengan media sosial kami bisa menjangkau masyarakat luas.Kami juga memanfaatkan siaran radio seperti beberapa bulan lalu saat kami diundang untuk on air.”36
Foto Ketika KOPAJA Sebagai Bintang Tamu Hompimpa Global TV
36
Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa selain menggunakan media sosial komunitas pecinta anime jakarta juga memanfaatkan media lain seperti radio atau televisi atau pun media cetak untuk mempublikan event mereka atau memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat luas.
4.2. 1. Evaluasi Tahap terakhir dari strategi public relations dalam membangun citra komunitas pecinta anime jakarta adalah tahap evaluasi, hal ini mencakup bagaimana hassil dari strategi public relations dalam membentuk citra komunitas pecinta anime jakarta ini, apakah sudah mencapai tujuan yang ditetapkan sebelum mengadakan event tersebut. Menurut Derry wahyudi dalam wawancara, beliau menuturkan : “dalam melakukan evaluasi dari event yang dijalankan biasanya komunitas pecinta anime jakarta mengadakan rapat/meeting pasca event dengan anggota panitia inti. Bila komunitas pecinta anime jakarta mengorganisir event untuk pihak ke3, biasanya komunitas pecinta anime jakarta meminta feedback juga dari mereka yang terkait untuk evaluasi kinerja pantia”37 Kemudian Rynaldi nambahkan pernyataan tersebut, sebagai berikut : “setelah event selesai komunitas pecinta anime jakarta biasanya mengadakan rapat untuk melakukan evaluasi, biasanya didalam rapat tersebut komunitas pecinta anime jakarta menganalisa segala kekurangan event yang baru saja dijalani, dan menjadikannya pelajaran paling berharga untuk event kami selanjutnya”38 Hal ini diperkuat lagi dengan tanggapan dari Rangga Pratama, dalam wawancara, beliau mengatakan :
37 38
Hasil wawancara pribadi dengan ketua Komunitas dengan Derri Wahyudi Hasil wawancara pribadi dengan salah satu anggota komunitas pecinta anime jakarta Rynaldi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
“komunitas pecinta anime jakarta akan membuat rapat yang membahas mengenai event yang sudah berjalan serta membicarakan mengenai kekurangan ataupun kendala yang terjadi selama event dan hal tersebut dapat membuat komunitas pecinta anime membuat kegiatan/event yang lebih baik dari sebelum nya”39 Dari pernyataan diatas dapat diketahui bagaimana cara komunitas pecinta anime jakarta melakukan evaluasidari strategi yang dipilih yaitu melalui event, dari event tersebut komunitas pecinta anime jakarta melakukan evaluasi melalui rapat bersama untuk membahas megenai kekurangan yang terjadi dalam event yang sudah berlangsung. Kemudian peneliti menggali lebih dalam dalam lagi mengenai kendala yang hampir sering terjadi dalam mengimplementasi strategi tersebut, adapun kendala yang dituturkan oleh fika suciawati dalam wawancara adalah : “Kendala yang komunitas pecinta anime jakarta sering dihadapi biasanya tanggapan negatif dari beberapa orang, itu biasanya terjadi di media sosial. Ada pula berita yang tidak baik mengenai komunitas pecinta anime jakarta.”40
Lalu beliau menambahkan pertanyaan sebagai berikut : “Biasanya karena masalah internal, tentang selisih antar satu atau dua member yang memiliki masalah pribadi dan akhirnya membawa nama komunitas”41
Hal tersebut juga ditambahakn oleh rangga pratama dalam wawancara yang mengatakan : “Kendala yang kami ada pula gosip yang tidak baik mengenai kami.”42
39
Hasil wawancara pribadi dengan Ketua Koordinasi Divisi dengan Rangga Pratama Hasil wawancara pribadi dengan ketua divisi manga (komik asal Jepang) dengan Fika Suciawati 41 ibid 42 Hasil wawancara pribadi dengan Ketua Koordinasi Divisi dengan Rangga Pratama 40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Lalu
beliau
menambahkan
pernyataan
tersebut
dalam
wawancaranya,sebagai berikut : “berita tentang internal komunitas pecinta anime jakarta, yang katanya internal komunitas pecinta anime jakarta suka ada masalah, dan biasanya masalah tersebut sedikit mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap komunitas pecinta anime jakarta”43 Pernyataan tersebut
juga diperkuat oleh Derry wahyudi, dalam
wawancaranya,beliau mengatakan : “Kendala yang sering temui oleh komunitas pecinta aniem jakarta lebih ke internal komunitas, sering kali para member tidak supportif dengan agenda yg sudah diterapkan oleh humas” Dalam pernyataan tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa kendala yang sering ditemukan oleh komunitas pecinta anime jakarta merupakan masalah internal yang muncul lalu masalah tersebut diketahui oleh eksternal dan menimbulkan munculnya berita-berita yang kurang mengenakan bagi komunitas pecinta anime jakarta. Timbulnya
hambatan
yang dihadapi dalam
membentuk persepsi
masyarakat mengenai komunitas pecinta anime jakarta, serta masalah internal yang sering terjadi, membuat komunitas pecinta anime jakarta harus dapat menyelesaikan masalah tersebut agar dapat mencapai tujuan mereka. Kemudian peneliti menggali lebih dalam lagi mengenai cara ataupun respon komunitas pecinta anime jakarta dalam menanggapi permasalahan yang terjadi dalam mengimplementasikan strategi yang digunakan untuk membentuk citra komunitas dimata masyarakat. Seperti yang dituturkan oleh Fika Suciawati
43
ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
dalam wawancara,beliau menuturkan mengenai tanggapan komunitas pecinta anime jakarta mengenai masalah yang terjadi, sebagai berikut : “Komunitas pecinta anime jakarta menanggapinya dengan bijak, seperti mengadakan mediasi antara member yang bersilih dan menyelesaikannya bersama secara kekeluargaan dan megusahakan supaya tidak terpancing dengan kabar yang beredar di masyarakat” Dari pernyataan tersebut respon ataupun tanggapan yang diberikan komunitas pecinta anime jakarta mengenai masalah internal yang sering terjadi adalah dengan mempertemukan anggota yang berselisih dan mengadakan sebuah permusyrakatan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam komunitas pecinta anime jakarta. Berbeda dengan yang dituturkan oleh derry wahyudi selaku ketua komunitas, beliau mengatakan sebagai berikut : “Kalau masih dalam skala kecil, biasanya kita cenderung tidak memperdulikannya, tetapi bila berkembang semakin besar, kita biasanya akan melakukan klarifikasi.” Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti mengerti bagaimana respon komunitas pecinta anime jakarta dalam menanggapi masalah yang terjadi dalam mengimplementasikan strategi yang dipilih untuk membentuk citra komunitas, berdasarkan pernyataan tersebut mengatakan bahwa komunitas pecinta anime jakarta baru akan mengambil tindakan ataupun klarifikasi jika masalah sudah berkembang menjadi skala besar, jika permasalah masih dalam skala yang kecil komunitas pecinta anime jakarta lebih tidak memperdulikan masalah yang terjadi di dalam komunitas. Selain maslah internal yang sering menimpa komunitas pecinta anime jakarta dalam mengimplementasikan strategi yang dipilih, komunitas pecinta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
anime jakarta juga sering dihadapkan dengan kendala eksternal yang harus dihadapi. Seperti yang dituturkan oleh salah satu anggota komunitas pecinta anime jakarta Rynaldi dalam wawancaranya, beliau menuturkan : “sering munculnya orang-orang yang terlalu fanatik dengan jepang sehingga sering memberikan komentar yang tidak membangun malah menjatuhkan.” Berdasarkan pernyataan tersebut, banyaknya komentar – komentar pedas bahkan menjatuhkan menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh komunitas pecinta anime jakarta, namun untuk menanggapi komentar – komentar tersebut komunitas pecinta anime jakarta menganggap hal tersebut sebagai sebuah pembangkit
semangat,
seperti
yang
diutarakan
oleh
rynaldi
dalam
wawancaranya, beliau mengatakan : “Komunitas pecinta anime jakarta menanggapi komentar - komentar tersebut sebagai penyemangat kami agar terus berkreativitas lebih baik lagi. We’re keep calm and say “One Spirit For Unity. We Are Family”. selain membicarakan mengenai kendala yang hadapi, pada pembahasan evaluasi ini peneliti juga membahas seberapa efektif media yang digunakan oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam mempublikasikan serta media utama yang digunakan untuk membentuk citra komunitas dimata masyarakat. Dalam wawancara peneliti dengan humas komuitas pecinta anime jakarta Rifqi Yusviansyah,beliau mengatakan sebagai berikut : “media yang komunitas pecinta anime jakarta gunakan cukup efektif. terbukti saat ini komunitas pecinta anime jakarta mulai banyak dikenal oleh masyarakat.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Pernyataan tersebut juga di perjelas lagi oleh Licho Raydie P, dalam wawancaranya, sebagai berikut : “Sejauh ini efektif, soalnya hingga saat ini,cukup banyak orang yang sudah tahu tentang kopaja ini.”
Lalu Derry wahyudi juga menambahkan pernyataan dari dua orang humas komunitas pecinta anime jakarta, sebagai berikut : “Sejauh ini efektif, soalnya hingga saat ini,cukup banyak orang yang sudah tahu tentang kopaja ini.” Pernyatan
tersebut
juga
diperjelas
lagi
Fika
Suciawati
dalam
wawancaranya. Beliau mengatakan : “Cukup efektif, karena orang dari luar kota pun dapat tahu tentang kami. Kami juga memiliki anggota di luar jakarta.”
Berdasarkan pernyataan –pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa media baru seperti internet ataupun media sosial dapat digunakan oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam mempublikasikan dan membentuk citra komunitas, serta media yang digunakan cukup efektif jika dilihat dari target komunitas pecinta anime jakarta yang kebanyakan adalah anak-anak remaja yang memiliki kisaran umur 13-19 tahun.
Kemudia peneliti menggali lebih dalam lagi mengenai pandangan komunitas pecinta anime jakarta terhadap komunitas sejenis yang ada di wilayah Jabodetabek. Hal tersebut di tuturkan oleh Rifqi Yusviansyah dalam wawancara, sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
“menurut saya pribadi, komunitas serupa merupakan sebuah keluarga besar baru yang siap kami rangkul menjadi kesatuan aliansi komunitas.” Hal yang sama juga dituturkan oleh Derry Wahyudi, sebagai berikut : “Komunitas pecinta anime jakarta merupakan komunitas hobi, jadi komunitas pecinta anime jakarta tidak pernah melihat komunitas sejenis sebagai suatu saingan, justru semakin banyak, berarti merupakan hal yang baik, karena itu artinya hobi ini sudah makin diterima di masyarakat. Komunitas peccinta anime jakarta juga sering mengadakan kerjasama juga dengan berbagai komunitas tersebut” Fika Suciawati juga menambahkan pernyataan dari Derry Wahyudi, sebagai berikut : “Komunitas pecinta anime jakarta menjadikan komunitas yang sejenis sebagai teman, komunitas pecinta anime jakarta juga menjadikan komunitas yang sejenis sebagai relasi.” Pernyataan
tersebut
juga
dipertegas
lagi
oleh
Rynaldi
dalam
wawancaranya,sebagai berikut : “menurut saya pribadi, komunitas serupa merupakan sebuah keluarga besar baru yang siap kami rangkul menjadi kesatuan aliansi komunitas.” Berdasarkan pernyataan – pernyataan tersebut peneliti dapat memahami bagaimana komunitas pecinta anime jakarta dalam memandang kehadiran komunitas yang sama, komunitas pecinta anime jakarta menganggap komunitas yang sama sebagai teman ataupun keluarga dan bukan menganggap mereka sebagai kompetitor atau pesaing. Kemudia peneliti menggali lebih dalam mengenai harapan komunitas pecinta anime jakarta kedepannya. Seperti dalam wawancaranya dengan humas komunitas pecinta anime jakarta Licho Raydie P, sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
“Harapannya mendapatkan pandangan yang baik dimata masyarakat sebagai komunitas anime” Selain Licho Raydie, derry wahyudi selaku ketua juga menambahkan pernyataan tersebut mengenai harapannya, sebagai berikut : “Komunitas pecinta anime jakarta ingin dikenal sebagai salah satu komunitas yang bisa dipercaya dalam memberikan informasi seputar jpop culture, serta supportif dalam perkembangan animasi serta komik dalam negeri”. Pernyataan tersebut juga diperkuat lagi oleh Fika Suciawati dalam wawancaranya sebagai berikut : “Sebenarnya tujuan kami membuat komunitas yaitu supaya menjadi wadah untuk mereka yang ingin menyalurkan hobinya atau berkarya melalui hobinya. Jadi, citra yang kami inginkan yaitu sebuah komunitas yang dapat menjadi wadah bagi mereka yang ingin berkarya dan dapat sukses melalui hobi mereka. Pastinya citra baik juga kami inginkan, karena masyarakat awam masih menganggap kegiatan kami ini hanya sebatas senang-senang, atau hal negatif lainnya. Karena itu lah, kami ingin dipandang sebagai komunitas baik yang dapat membuat anggotanya berkembang ke arah yang baik pula.” Pernyataan tersebut juga ditambahakan oleh salah satu anggota Rynaldi di dalam wawancaranya. Dalam wawancara Rynaldi mengatakan : “terciptanya sebuah komunitas yang berazazkan kekeluargaan. dengan pengelolaan yang tepat untuk sebuah komunitas” Dari pernyataan – pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa harapan komuntas pecinta anime jakarta untuk kedepannya adalah untuk mendapatkan citra yang positif dimata masyarakat sebagai komunitas penyuka J-Culture (budaya Jepang) yang berazazkan kekeluargaan. Pada tahap evaluasi ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala yang sering dihadapi oleh komunitas pecinta anime jakarta adalah masalah internal yang muncuat keluar komunitas sehingga menyebabkan munculnya berita-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
berita yang kurang sedang yang dialami oleh komunitas pecinta anime jakarta serta dapat mempengaruhi citra komunitas pecinta anime jakarta dalam mengimplementasikan startegi yang mereka gunakan, dalam menghadapi kendala tersebut komunitas pecinta anime jakarta lebih memilih untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara internal dan jika masalah tersebut sudah membesar barulah komunitas pecinta anime jakarta melakukan klarifikasi kepada stakeholder-stakeholder terkait. Dan juga harapan dari komunitas pecinta anime jakarta adalah mendapatkan citra yang baik dan dikenal sebagai komunitas J-culture tetapi tetap mencintai budaya Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
4. 3. Pembahasan Pada bab berikut ini peniliti masuk kepada tahap berikutnya yaitu tahap pembahasan. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Strategi Public Relations Komunitas Pecinta Anime Jakarta Dalam Membangun Citra. Strategi yang di lakukan oleh Komunitas Pecinta Anime Jakarta ini memperkenalkan komunitas pecinta anime jakarta kepada masyarakat melalui event-event yang bertemakan Jepang sehingga sesuai dengan visi dan misi Komunitas Pecinta Anime Jakarta. Dari hasil wawancara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan sejumlah narasumber
yaitu
Rifqi Yusviansyah dan Licho Raydie P yang
merupakan humas dari komunitas pecinta anime jakarta, Deri Wahyudi yang merupakan ketua dari komunitas pecinta anime jakarta. Rangga Pratama yang merupakan ketua koordinasi divisi , Fika Suciati sebagai ketua divisi manga (Komik Jepang) dan Ryandhi yang merupakan anggota komunitas pecinta anime jakarta. Maka peneliti mengidentifikasikan strategi yang dilakukan oleh PR yaitu sebagaimana komunitas pecinta anime jakarta membentuk citra komunitas melalui event – event yang bertemakan budaya Jepang. Selain untuk medukung dan memperkuat penelitian, peneliti mengacu pada konsep yang di terapkan oleh Scoot M Cutlip dimana beliau menerapkan empat langkah dilakukan oleh Public relations atau humas untuk melakukan penelitian terhadap strategi public relations mengimplementasikan event tersebut. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa dalam mengjalankan strategi yang baik , dimulai dalam tahap pengumpulan data (fact finding) hingga tahap evaluation
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
(evaluasi) yang dilakukan oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam membentuk citra komunitas dimata masyarakat. Strategi yang diterapkan oleh komunitas pecinta anime jakarta, ada pun tahap-tahap yang diyakini dapat menjadikan program yang ditetapkan berjalan dengan sistematis. Tahap-tahap tersebut anatara lain : 1. Tahap Fact Finding (pengumpulan data) Didalam tahap fact finding ini , yang menjadi masalah spesifik di komunitas pecinta anime jakarta adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai komunitas pecinta anime jakarta,
oleh sebab itu
komunitas pecinta anime jakarta menngadakan semacam pra survei untuk mengetahui pengetahuan masyarakat, walauapun tidak melakukannya secara formal, berdasarkan latar belakang tersebut maka komunitas pecinta anime jakarta juga membutuhkan peran dan fungsi dari seorang humas untuk membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai komunitas pecinta anime jakarta ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
2. Tahap Planning (perencanaan) Didalam tahap inilah, komunitas pecinta anime jakarta merencanakan event yang mereka pilih sebagai strategi yang dipillih untukmemeprkenalkan dan membentuk citra dimata masyarakat, dalam tahap ini komunitas pecinta anime jakarta mengadakan rapat terlebih dahulu untuk membahas mengenai tema,event yang akan dibuat, tempat, biaya, serta target yang dipilih agar dapat mengimplementasikan strategi dengan baik dan diperhitungkan
3. Tahap Communication and actions Proses komunitas yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan jaket komunitas yang membuat target sasaran ataupun masyakat dapat melihat, dari hal tersebut akan mencipkan perasaan ingin tahun lalu membentuk kognitif sehingga terbentuknya citra,
proses komunikasi
selanjutnya adalah dengan mengadakan sebuah event, dimana event yang dipilih adalah sebuah kompetisi cosplay . cosplay adalah istilah bahasa inggris buatan
jepang yang merupakan gabungan kata dari “costume”
(kostum) dan “play” (bermain) yang dapat diartikan cosplay sebagai hobi menggunakan pakaian beserta aksesoris dan riasan wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh anime, manga, ataupun tokoh kartun.
Selain
membuat event aksi lain yang dilakukan oleh komunitas pecinta anime jakarta dalam memperkenalkan diri kepada masyakarat adalah melalui :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
a
Membuat booth komunitas yang sesuai dengan jati diri komunitas, baik mulai dari simbol, gambar, logo, hingga bentuk desain yang sesuai dengan identitas komunitas pecinta anime jakarta
b
Menempatkan beberapa anggota dari divisi cosplay yang dijadikan sebagai pusat perhatian pengunjung.
c
Menjadi media partner diberbagai event yang bertema budaya jepang Hasil yang timbul dari aksi komunikasi adalah banyaknya pengunjung
yang datang ke event komunitas pecinta anime jakarta ataupun booth komunitas pecinta anime jakarta, serta sudah cukup banyak masyarakat yang mengetahui komunitas pecinta anime jakarta. 4. Tahap Evaluation (evaluasi) Tahap ini merupakan tahap terakhir dari strategi Pr yang dilakukan oleh komunitas pecinta anime jakarta, pada tahap evaluasi ini komunitas pecinta anime mengadakan rapat internal, didalam rapat tersebut komunitas pecinta anime jakarta membahas mengenai kekurangan ataupun kendala yang terjadi selama mengimplementasikan strategi yang dipilih, dala hal ini adalah event.dan juga dalam tahap ini komunitas pecinta anime melakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi internal adalah melakukan kunjungan meeting dengan pihak ketiga yang terkait.
Dengan mengacu kepada
empat strategi yang diterapkan dalam
membangun citra komunitas pecinta anime jakarta ini, dinilai berhasil dalam memperkenalkan diri dan membentuk citra komunitas dimata masyarakat,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
khususnya di para pecinta anime ataupun penyuka budaya jepang, karena mendapatkan respon ataupun tanggapan yang cukup positif,walaupun adanya tanggapan ataupun respon yang kurang mengenakan mengenai komunitas pecinta anime jakarta tetapi hal tersebut dapat ditangani dengan baik oleh komunitas pecinta anime jakarta sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap citra komunitas pecinta anime jakarta. Sebagai salah satu kegiatan public relations yang terjadi dalam rangka waktu yang terbatas, dan jelas harus kapan event tersebut dimulai dan berakhir. Event harus memiliki tujuan yang dapat diterima oleh banyak orang. Event tersebut juga diperhatikan dalam pembuatannya agar event yang diselenggarakan berkesan bagi target strategi public relations yang dipilih oleh humas komunitas pecinta anime jakarta maka mereka memperhatikan betul mengenai faktor-faktor dalam menyelenggarakan event seperti: 1. Lokasi 2. Kompetisi 3. Cuaca 4. Biaya 5. Hiburan
Pelaksaan event ini sudah cukup baik dan strategi PR harus berjalan dengan efektif dan aktif untuk menginformasikan dan mengajak masykarat untuk dapat keevent tersebut, baik melalui, media sosial seperti facebook,twitter, ataupun blog dan youtube. PR juga harus mengembangkan inovasi-inovasi baru
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
yang lebih menarik lagi untuk membangun citra komunitas sehingga dapat menarik minat dan dapat membuat citra yang positif dimata masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan humas komunitas pecinta anime jakarta dapat dilihat dari berhasil tidaknya sebuah event yang diadakan dan dapat dilihat dari pengunjung serta tanggapan dan respon yang didapat oleh komunitas pecinta anime jakarta. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa strategi humas dalam membangun citra komunitas pecinta anime jakarta terencana dengan baik walaupun terkadang kerjasama internal masih kurang baik, karena semenjak membuat event-event tersebut komunitas pecinta anime jakarta menjadi dikenal oleh masyarakat serta mendapatkan citra yang positif dimata masyarakat. Maka peneliti menyimpulkan bahwa strategi public relations komunitas pecinta anime jakarta dalam pembentukkan citra berjalan sesuai dengan program yang direncanakan dan sejalan dengan konsep yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sehingga peneliti dapat mengatakan bahwa humas komunitas pecinta anime jakarta berhasil membentuk citra komunitas dan mendapatkan citra yang positif dimata target khalayak mereka maupun dimata masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/