BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD N Gendongan 02 dan siswa kelas IV SD N Gendongan 03. Besar populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 77 siswa yaitu jumlah siswa kelas IV dari SD Negeri Gendongan. Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling termasuk nonprobabilitas yaitu memilih sampel dengan dasar bertujuan, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu (Sukardi, 2003:64). Sampel yang dibutukan sebanyak 61 siswa kelas IV. Selain itu di Sekolah ini belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengalaman baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan ceramah terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Gendongan Salatiga. 4.2. Analisis Data 4.2.1. Analisis Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. seperti telah dikemukakan dalam bab sebelumnya bahwa instrumen ini sudah diuji cobakan di SD N Ledok 01. Hasilnya telah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Untuk reliabilitas 32 item variabel tes hasil belajar yang diujikan kepada 36 responden secara keseluruhan diketahui Reability Coefficients Alpha sebesar 0,878 artinya telah memenuhi syarat untuk dipakai sebagai alat untuk mengukur hasil belajar pada sampel penelitian.
32
33
4.2.2. Analisis Uji T 4.2.2.1. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Samples T Test. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama (Duwi Priyatno, 2010:76). Uji homogenitas variabel hasil belajar menggunakan One-Way ANOVA. Penghitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows, output nya dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bab 3. Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari output Test of Homogeneity of Variance. Dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,572. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varian data dari populasi tersebut adalah sama atau homogen. Berdasarkan hasil analisis homogenitas tersebut maka dapat dinyatakan bahwa syarat analisis uji hipotesis dapat menggunakan analisis Independent Samples T Test . 4.2.2.2. Uji Normalitas Uji normalitas variabel pretest-posttest menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows, output nya dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bab 3. Dari uji normalitas data pada kelompok eksperimen dan kontrol didapat hasil sebagai berikut : a. Kelompok Eksperimen Nilai selisih antara pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan teknik Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai signifikasi sebesar 0,200. Jika nilai Signifikan > nilai taraf signifikansi
34
0,05, maka data berdistribusi normal (0,200 > 0,05), maka diambil kesimpulan data dari kelompok eksperimen berdistribusi normal. b. Kelompok Kontrol Dari hasil analisis data kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirov Test nampak nilai signifikasinya sebesar 0,200. Jika nilai Signifikan > 0,05, maka berdistribusi normal adalah 0,200 > 0,05, maka diambil kesimpulan data dari kelompok eksperimen berdistribusi normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data untuk pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada empat grafik di bawah ini:
Grafik 4.1 Kurva Distribusi Normal Data Kelas Ekperimen
35
Grafik 4.1 Kurva Distribusi Normal Kelas Kontrol 4.3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dengan cara mendekripsikan atau menggambarkan data sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu variabel. Ukuran yang digunakan untuk kepentingan analisis deskriptif adalah mean, standar deviasi, nilai maksimal dan minimal. Selanjutnya untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, data yang diperoleh terlebih dahulu diberi skor dan diklasifikasikan dalam kategori tertentu. Tabel 4.4 di bawah ini merangkum data empirik hasil belajar untuk posttest yang telah diklasifikasikan dalam deskriptif statistik dengan ukuran nilai minimum, maksimum, rentang nilai, mean, dan standar deviasi.
36
Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest-Posttest Eksperimen Descriptive Statistics
Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
31 31
13.00 40.00
67.00 93.00
40.7097 68.0645
10.00398 13.34900
31
Dari tabel 4..1 Nampak bahwa rata-rata nilai pretest kelas eksperimen berbeda dengan nilai rata-rata posttest dari 31 siswa. Rata-rata nilai pretest diketahui 40,7 dengan nilai minimal 13 dan maksimal 67. Sedangkan ratarata nilai posttest kelas tersebut adalah 68,1 meningkat rata-rata sebesar 27,4 dengan nilai terendah 40 dan tertinggi 93. Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif Statistik Pretest-Posttest Kontrol Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pretest Kontrol
30
23.00
57.00
42.2000
9.38598
Posttest Kontrol
30
33.00
80.00
61.2667
12.13696
Valid N (listwise)
30
Dari tabel 4.2 Nampak bahwa rata-rata nilai pretest kelas kontrol berbeda dengan nilai rata-rata posttest dari 30 siswa yang ada. Rata-rata nilai pretest diketahui 42,2 dengan nilai minimal 23 dan maksimal 57. Sedangkan rata-rata nilai posttest kelas tersebut adalah 61,3 meningkat ratarata sebesar 19,1 dengan nilai terendah 33 dan tertinggi 80. Dari kedua tabel di atas terlihat bahwa lebih besar peningkatan hasil belajar dari pretest ke posttest ada pada kelas eksperimen yaitu dengan ratarata peningkatan sebesar 27,4. Sedangkan kelas kontrol meningkat sebesar 19,1 atau lebih rendah dibandingkan rata-rata kelas eksperimen. Sedangkan untuk hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat sebagai berikut:
37
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif Statistik Posttest Descriptive Statistics N Posttest Eksperimen 31 Posttest Kontrol 30 Valid N (listwise) 30
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
40.00 33.00
13.34900 12.13696
93.00 80.00
68.0645 61.2667
Dari tabel 4.3 nampak bahwa rata-rata nilai hasil belajar dari 31 siswa untuk kelompok eksperimen sebesar 68,7 dengan simpangan baku 13,35. Data skor hasil belajar ini dengan nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi 93. Sedangkan untuk kelompok kontrol rata-rata nilai hasil belajar dari 30 siswa sebesar 61,3 dengan simpangan baku 12,14 dengan data nilai terendah yaitu 33 dan nilai tertinggi 80. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran digunakan 4 kategori. Skor tertinggi diperoleh dengan cara membagi jumlah item yang benar dengan banyaknya item dikalikan 100. Hasil pengukuran tersebut dirangkum pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 berikut: Tabel 4.4 Klasifikasi Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Interval 90-100 80-89 65-79 < 65
Frekuensi 2 6 8 15 31
Prosentasi 6,4 19,4 25,8 48,4 100%
Tabel 4.5 Klasifikasi Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Interval 90-100 80-89 65-79 < 65
Frekuensi 0 1 14 15 30
Prosentasi 0 3,3 46,7 50 100%
38
Dari tabel 4.4 nampak bahwa data dari sampel penelitian sejumlah 31 siswa kelas IV SD N Gendongan 03 (kelas eksperimen), menunjukan hasil belajar dengan kategori skor 6,4% (sebanyak 2 siswa) yang berada pada kategori sangat tinggi, 19,4% (sebanyak 6 siswa) yang berada pada kategori tinggi, 25,8% (sebanyak 8 siswa) berada pada kategori sedang dan 48,4% (sebanyak 15 siswa) berada pada kategori rendah. Frekuensi terbanyak ada pada kategori hasil belajar rendah dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa. Maka siswa kelas IV SD N Gendongan 03 dikategorikan mempunyai hasil belajar rendah dengan prosentase 48,4%. Sedangkan dari tabel 4.5 nampak data dari sampel penelitian sejumlah 30 siswa kelas kontrol menunjukan hasil belajar dengan kategori skor 0% (tidak ada siswa) yang berada pada kategori tinggi, 3,3% (sebanyak 3 siswa) yang berada pada kategori tinggi, 46,7% (sebanyak 14 siswa) berada pada kategori sedang dan 50% (sebanyak 15 siswa) berada pada kategori hasil belajar rendah. Frekuensi terbanyak ada pada kategori hasil belajar rendah dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa. Maka siswa kelas kontrol dikategorikan mempunyai hasil belajar yang rendah dengan prosentase 50%. 4.4. Hasil Uji Hipotesis Seperti yang telah diuraikan pada bab 3 bahwa penelitian ini hendak menguji dua hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui signifikansi koefisien untuk posttest kedua kelompok sampel dan dengan selisih nilai pretest-posttest dengan menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel 2. Ho ditolak apabila –t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel Berdasarkan signifikansi: 1. Ho diterima jika signifikansi atau α > 0,05 2. Ho ditolak jika signifikansi atau α < 0,05 Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh positif dan signifikan model pembelajaran kooperatif tipe group
39
investigation
dengan
ceramah
terhadap
hasil
belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas IV dilihat dari selisih rata-rata antara pretest dan posttest kedua kelompok sampel dan untuk data posttest kedua kelompok sampel dianalisis dengan uji t (uji beda). Berikut ini adalah hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha): 1. Ho :
Tidak ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV. 2. Ha : Ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV. Hasil uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien dapat diketahui melalui data posttest dikurang data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk setiap siswa, jika terdapat selisih nilai rata-rata pada kelas eksperimen maka terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 03. Data selisih nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 7. Sedangkan untuk perhitungan nilai signifikansi alphanya dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji T Selisih Pretest-Posttest Kedua Sampel
40
Menurut Priyatno (2010:35), sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples T Test) sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Pada bab iii telah dibahas mengenai uji homogenitas dan hasilnya adalah varian dari kedua kelompok sampel untuk hasil posttest adalah homogen atau sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti di bawah ini; 1.
Kriteria pengujian homogenitas varian: Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
2.
Kesimpulan: Oleh karena nilai signifikansi pada uji F (Levense’s Test for Equality of Variance) adalah 0,324 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok eksperimen dan kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan uji t selanjutnya menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan bahwa kedua varian adalah sama). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α =
5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang digunakan dalam penelitian. Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (Equal Variance Assumed) adalah 2,283. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 61-2 = 59. Untuk mencari t tabel yaitu dengan menggunakan Microsoft Exel =tinv(0.05,59) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,992. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi koefisien kedua sampel dilihat dari hasil posttest yaitu dengan menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1.
Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
2.
Ho ditolak apabila –t tabel < -t hitung dan t hitung > t tabel
41
Berdasarkan signifikansi: 1.
Ho diterima jika signifikansi atau α > 0,05
2.
Ho diterima jika signifikansi atau α > 0,05 Bila dihitung dengan kriteria pengujian dan taraf signifikaansi yaitu: - Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, dan - Ho ditolak jika α < 0,05 Nilai t hitung = 2,283 dan nilai t tabel = 1,992, sedangkan
signifikansinya sebesar 0,026. Sesuai dengan kriteria uji t bahwa Ho dapat ditolak dan diterima lihat pada perhitungan sebagai berikut: Kriteria Ho diterima, apabila: –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan α < 0,05. –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
α < 0,05 = 0.000<0,05
-1,992 ≤ 2,283 ≥ 1,992 Dari perhitungan uji t dan signifikansi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak karena nilai t hitung tidak berada pada posisi antara nilai t tabel dan lebih besar dari nilai t tabelnya (t hitung > t tabel). Berdasarkan hasil analisis uji t di atas, maka Ho ditolak yang artinya bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV di SD Negeri Gendongan Salatiga. Nilai t hitung positif yaitu 2,283, berarti rata-rata nilai posttest pada group kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata posttest kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 8,29 dan perbedaan berkisar antara 1,04 sampai 15,5 (lihat pada lower dan upper). Sedangkan berdasarkan hasil uji t pada kedua kelompok sampel melalui data posttest, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
42
Tabel 4.7 Hasil Uji T Posttest Kedua Kelompok Sampel
Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (Equal Variance Assumed) adalah 2,079. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 61-2 = 59. Untuk mencari t tabel yaitu dengan menggunakan Microsoft Exel =tinv(0.05,59) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,992. Uji T (uji beda) dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi koefisien kedua sampel dilihat dari hasil posttest yaitu dengan menggunakan uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel 2. Ho ditolak apabila –t tabel < -t hitung dan t hitung > t tabel Berdasarkan signifikansi: 1.
Ho diterima jika signifikansi atau α > 0,05
2.
Ho diterima jika signifikansi atau α > 0,05 Bila dihitung dengan kriteria pengujian dan taraf signifikaansi yaitu
Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika α < 0,05. Nilai t hitung = 2,079 dan nilai t tabel = 1,992, sedangkan signifikansinya sebesar 0,000. Sesuai dengan kriteria uji t bahwa Ho dapat ditolak dan diterima lihat pada perhitungan sebagai berikut:
43
Kriteria Ho diterima, apabila: –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan α < 0,05. –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
α < 0,05 = 0.000<0,05
-1,992 ≤ 2,079 ≥ 1,992 Dari perhitungan uji t dan signifikansi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak karena nilai t hitung tidak berada pada posisi antara nilai t tabel dan lebih besar dari nilai t tabelnya (t hitung > t tabel). Berdasarkan hasil analisis uji t di atas, maka Ho ditolak yang artinya bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV di SD Negeri Gendongan Salatiga. Nilai t hitung positif yaitu 2,079, berarti rata-rata nilai posttest pada group kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata posttest kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 6,8 dan perbedaan berkisar antara 0,3 sampai 13,3 (lihat pada lower dan upper). Dari hasil analisis data di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ceramah. Disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik dibandingkan dengan model ceramah. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah dasar yang berada di kelurahan Gendongan Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Sedangkan untuk syarat penelitian, dari hasil analisis persyaratan pemilihan sampel dari populasi penelitian dilihat dari hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV semester 1 apakah homogen atau tidak. Homogen artinya bahwa data hasil belajar dapat mewakili populasi itu sendiri dan data tersebut sama, artinya sampel yang diambil untuk penelitian dapat mewakili
44
populasi itu sendiri. Namun dalam hal tersebut terdapat kendala untuk mendapatkan data dari sekolah untuk kelompok eksperimen, sehingga tidak diketahui bahwa populasi homogen. Karena populasi tidak homogen maka desain penelitian yang dipakai adalah pretest-posttest control group design. Sedangkan dari uji normalitas untuk data dari kelompok eksperimen dengan signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, maka diambil kesimpulan data dari kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan untuk data pada kelompok kontrol diperoleh signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, maka diambil kesimpulan bahwa data dari kelompok kontrol berdistribusi normal. Model pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar di tempat penelitian yaitu model pembelajaran group investigation dan model ceramah. Pada kelompok eksperimen digunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan model ceramah. Menurut Slavin (2005), pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigation membuat siswa lebih aktif dan dapat memahami materi pelajaran. Siswa lebih mengerti apa yang dipelajari karena siswa menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berdasarkan suatu topik di lingkungannya untuk kemudian diteliti secara kelompok kebenarannya, hal ini didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan pembelajaran dengan model ceramah membuat siswa kurang aktif dan siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Robert E. Slavin edisi terjemahan (2005:218-226), dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah model pembelajaran kelompok spesialisasi tugas dimana siswa bekerja pada enam tahap. Tahap-tahap tersebut adalah : a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok, b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari, c. Melaksanakan investigasi, d. Menyiapkan laporan akhir,
45
e. Mempresentasikan laporan akhir, dan f. Evaluasi. Di dalam kelas siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang sederajat tetapi bersifat heterogen; kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.
Tujuan
dibentuknya
kelompok
tersebut
adalah
untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan berdasarkan sub topik yang berbeda-beda namun masih dalam ruang lingkup satu topik yang sama yang telah ditentukan sesuai dengan materi ajar. Dari beberapa sub topik yang telah ditentukan tersebut menjadi tugas yang akan diteliti oleh setiap kelompok untuk dideskripsikan melalui berbagai sumber yang ada tanpa meninggalkan sikap saling membantu dalam kelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar tersebut. Mereka diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran. Berdasarkan hasil analisis uji t untuk selisih data pretest-posttest kedua kelompok sampel bahwa nilai t hitung = 2,283 dan nilai t tabel = 1,992, sedangkan signifikansinya sebesar 0,026. Sesuai dengan kriteria uji t bahwa Ho dapat diterima apabila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan α < 0,05. –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel -1,992 ≤ 2,283 ≥ 1,992
α < 0,05 = 0.026<0,05
46
Sedangkan berdasarkan analisis uji t untuk posttest kedua kelompok sampel dengan nilai t hitung = 2,079 dan nilai t tabel = 1,992, sedangkan signifikansinya sebesar 0,000. Sesuai dengan kriteria uji t bahwa Ho dapat diterima apabila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan α < 0,05. –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
α < 0,05 = 0.000<0,05
-1,992 ≤ 2,079 ≥ 1,992 Dari perhitungan uji t dan signifikansi dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak karena nilai t hitung tidak berada pada posisi antara nilai t tabel dan lebih besar dari nilai t tabelnya (t hitung > t tabel). Nilai t hitung positif yaitu 2,283 dan 2,079, berarti rata-rata nilai posttest pada group kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata posttest kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis uji t dan signifikansi di atas, maka Ho ditolak yang artinya bahwa ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV.