BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cebongan 01 dan SDN Cebongan 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cebongan 01 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan siswa kelas IV SDN Cebongan 03 sebagai kelas eksperimen berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Di bawah ini disajikan jumlah siswa SD N Cebongan 01 dan SDN Cebongan 03 yang digunakan untuk penelitian: Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian SDN Cebongan 01 dan SDN Cebongan 03 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 Nama Sekolah SDN Cebongan 01 SDN Cebongan 03
Kelompok
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Kontrol 15 7 Eksperimen 11 11 Jumlah keseluruhan
Jumlah Siswa 22 22 44
4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SDN Cebongan 01 dan SDN Cebongan 03 kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini akan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam pembelajaran IPA di kelas IV. Sebelum melaksanakan penelitian, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti, yaitu: 1) meminta izin penelitian di SDN Cebongan 01 dan SDN Cebongan 03; 2) meminta izin uji soal instrumen di SDN Cebongan 03; 3) menyusun instrumen soal; 4) melakukan uji instrumen soal di SDN Cebongan 03; 5) pelaksanaan penelitian di SDN Cebongan 01 dan SDN Cebongan 03. Untuk memperjelas pelaksanaan kegiatan penelitian disajikan dalam tabel 4.2 dan 4.3 berikut:
33
34
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Pembelajaran IPA di kelas Kontrol No 1.
Hari/Tanggal Kamis, 25 Februari 2016
2.
Selasa, 1 Maret 2016
3.
Selasa, 22 Maret 2016
4.
Rabu, 23 Maret 2016
5.
Kamis, 24 Maret 2016
Uraian Kegiatan Meminta izin kepala sekolah dan juga guru kelas IV untuk melakukan penelitian di SDN Cebongan 01 Bertemu dengan guru kelas IV dan berdiskusi mengenai materi yang akan diajarkan Perkenalan dengan siswa kelas IV SDN Cebongan 01 dan memberikan soal pretest Kegiatan Pembelajaran pertemuan pertama yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cebongan 01 Kegiatan pembelajaran kedua dan memberikan posttest pada siswa kelas IV SDN Cebongan 01
Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Pembelajaran IPA di kelas Eksperimen No 1.
Hari/Tanggal Kamis, 25 Februari 2016
2.
Selasa, 1 Maret 2016
3.
Rabu, 9 Maret 2016
4.
Rabu, 16 Maret 2016
5.
Senin, 28 Maret 2016
6.
Selasa, 29 Maret 2016
7.
Rabu, 30 Maret 2016
Uraian Kegiatan Meminta izin kepala sekolah dan juga guru kelas IV untuk melakukan penelitian di SDN Cebongan 03 Bertemu dengan guru kelas IV dan berdiskusi mengenai materi yang akan diajarkan Bertemu dengan guru kelas V untuk melakukan uji instrumen soal Memberikan soal uji instrumen kepada siswa kelas V SDN Cebongan 03 Perkenalan dengan siswa kelas IV SDN Cebongan 03 sebagai kelas eksperimen dan memberikan soal pretest Kegiatan Pembelajaran pertemuan pertama yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cebongan 03 Kegiatan pembelajaran kedua dan memberikan posttest pada siswa kelas IV SDN Cebongan 03
35
4.2.1 Proses Pembelajaran IPA di kelas IV SDN Cebongan 03 Penelitian yang dilakukan di SDN Cebongan 03 sebagai kelas eksperimen dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit. Perincian dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Topik Pembelajaran Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi tentang energi panas dan bunyi yang didasarkan pada Standar Kompetensi 8. Memahami berbagai bentuk energi dengan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan
sekitar
kompetensinya,
serta
yaitu
sifat-sifatnya.
mengidentifikasi
Untuk
indikator
sumber-sumber
pencapaian
energi
panas,
mendemonstrasikan adanya perpindahan panas, menyebutkan sumber-sumber bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar, menyimpulkan bahwa bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar, menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas, serta menyimpulkan bahwa bunyi dapat dipantulkan atau diserap. 2. Pertemuan Pertama Kegiatan yang dilakukan sebelum pembelajaran pertemuan pertama dengan memberikan soal pretest pada Senin, 28 Maret 2016. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 29 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. a. Kegiatan Awal Proses pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, presensi, memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, apersepsi mengajak siswa bernyanyi bersama berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE. Sebelum masuk pada sintakmatik model POE guru melakukan tanya jawab berkaitan
36
dengan isi lagu yang telah dinyanyikan bersama untuk masuk dalam materi mengenai energi panas serta sumber energi panas yang terdapat dilingkungan sekitar. Siswa menyebutkan beberapa sumber energi panas. Setelah itu siswa bersama guru tanya jawab serta melakukan demonstrasi tentang adanya sumber energi panas dan perpindahan panas. Kemudian setelah siswa memahami materi yang akan dipelajari selanjutnya masuk dalam sintakmatik siswa menjawab permasalahan melalui pertanyaan yang disampaikan guru, selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 6 kelompok. Setiap kelompok diberi lembar kerja siswa (LKS I) untuk menjawab beberapa soal terkait prediksi tentang sumber energi panas dan perpindahan panas. Kegiatan selanjutnya siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS II) untuk membuktikan dengan melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada setiap percobaan tentang sumber energi panas (menggosok-gosokkan kedua tangan secara cepat dan menempelkan dipipi dan mengosokkan biji salak dimeja secara cepat) dan perpindahan panas (melakukan percobaan konduksi yaitu sendok yang diberi margarine dan didekatkan diatas lilin yang menyala, konveksi dan radiasi mendekatkan kedua tangan didedekat lilin). Guru membimbing siswa untuk melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan. Selain itu siswa berdiskusi menjawab beberapa pertanyaan dan memberikan kesimpulannya setelah melakukan percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan dan mendiskusikan hasilnya, setiap kelompok diminta maju menyampaikan hasil diskusinya mengenai pertanyaan mengenai prediksi dan setelah melakukan percobaan serta kesimpulannya. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi yang disampaikan temannya. Siswa mendapatkan penguatan dari hasil jawabannya. Siswa bersama melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dan menyimpulkan pembelajaran tentang sumber-sumber energi panas dan adanya perpindahan panas. c. Kegiatan Penutup Siswa diberikan penguatan, motivasi untuk yang kurang bersemangat dan pujian bagi siswa yang sudah aktif
dalam kegiatan mengikuti pembelajaran.
37
Siswa diberikan tugas tindak lanjut dan guru menutup kegiatan pembelajaran hari itu. 3. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti seluruh siswa kelas IV dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 11 perempuan. a. Kegiatan Awal Proses pembelajaran diawali mengucapkan salam, presensi, memberikan motivasi dan mengkondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran, mengingatkan materi sebelumnya yang telah disampaikan yaitu materi energi bunyi tentang sumber energi bunyi dan perpindahan panas, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti Pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE. Sebelum masuk pada sintakmatik model POE guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi energi bunyi serta sumber energi bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar. Siswa menyebutkan beberapa sumber energi bunyi. Guru melakukan tanya jawab dan menjelaskan mengenai bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar serta bunyi yang dapat dipantulkan dan diserap. Setelah itu siswa bersama guru tanya jawab serta melakukan demonstrasi tentang adanya sumber energi bunyi dan perambatan bunyi. Kemudian setelah siswa memahami materi yang akan dipelajari selanjutnya masuk dalam sintakmatik siswa menjawab permasalahan melalui pertanyaan yang disampaikan guru, selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 6 kelompok. Setiap kelompok diberi lembar kerja siswa (LKS I) untuk menjawab beberapa soal terkait prediksi tentang perambatan bunyi. Setelah itu siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS II) untuk membuktikan dengan melakukan kegiatan, sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada setiap percobaan tentang perambatan bunyi (siswa melakukan percobaan perambatan bunyi melalui zat padat dengan membuat alat telfon dari gelas aqua bekas yang dihubungkan dengan senar dan mendekatkan telinga dimeja dan menutup slah satu telinga lalu meminta teman yang lain mengetuk meja, untuk
38
perambatan bunyi melalui zat cair dengan menumbukkan dua buah batu didalam air apakah terdengar dan membandingkannya). Guru membimbing siswa untuk melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan. Siswa berdiskusi menjawab beberapa pertanyaan dan memberikan kesimpulannya setelah melakukan percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan dan mendiskusikan hasilnya, setiap kelompok diminta maju menyampaikan hasil diskusinya mengenai pertanyaan mengenai prediksi dan setelah melakukan percobaan serta kesimpulannya. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi yang disampaikan temannya. Siswa mendapatkan penguatan dari hasil jawabannya. Siswa bersama melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dan menyimpulkan pembelajaran tentang sumber-sumber energi bunyi dan adanya perambatan bunyi. c. Kegiatan Penutup Siswa diberikan penguatan, motivasi untuk yang kurang bersemangat dan pujian bagi siswa yang sudah aktif
dalam kegiatan mengikuti pembelajaran.
Siswa mengerjakan tes evaluasi atau posttest materi energi panas dan bunyi sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran. Setelah semua siswa selesai mengerjakan postes guru menutup kegiatan pembelajaran. 4.2.2 Proses Pembelajaran IPA Di Kelas IV SDN Cebongan 01 Penelitian yang dilakukan di SDN Cebongan 01 sebagai kelas kontrol dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit. Perincian dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Topik pembelajaran Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi tentang energi panas dan bunyi yang didasarkan pada Standar Kompetensi 8. Memahami berbagai bentuk energi dengan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan
sekitar
kompetensinya,
yaitu
serta
sifat-sifatnya.
mengidentifikasi
Untuk
indikator
sumber-sumber
pencapaian
energi
panas,
mendemonstrasikan adanya perpindahan panas, menyebutkan sumber-sumber
39
bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar, menyimpulkan bahwa bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar, menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas serta menyimpulkan bahwa bunyi dapat dipantulkan atau diserap. 2. Pertemuan pertama Kegiatan yang dilakukan sebelum pembelajaran pertemuan pertama dengan memberikan soal pretest pada Selasa, 22 Maret 2016. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Rabu, 23 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. a. Kegiatan Awal Proses pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, presensi, memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, apersepsi mengajak siswa bernyanyi bersama berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti Melakukan tanya jawab berkaitan dengan isi lagu yang telah dinyanyikan untuk masuk ke materi mengenai energi panas. Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan energi panas dan sumber energi panas di lingkungan sekitar. Guru menjelaskan dan memberikan contoh tentang energi panas dan sumber energi panas (dengan mencontohkan menggosok-gosokkan kedua tangan dan biji salak yang digosokkan dimeja akan menimbulkan panas). Siswa dapat menyebutkan contoh dari sumber-sumber energi panas. Guru menjelaskan dan memberikan contoh tentang perpindahan panas tentang konduksi (mendekatkan sendok yang diberi margarine di atas lilin), konveksi dan radiasi (mendekatkan tangan dengan lilin akan terasa hangat/panas). Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan lembar kerja siswa. Setelah selesai mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa, membahas bersama dengan meminta perwakilan setiap kelompok membacakan jawabannya. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
40
c. Kegiatan Penutup Siswa diberikan penguatan, motivasi untuk yang kurang bersemangat dan pujian bagi siswa yang sudah memperhatikan dalam kegiatan mengikuti pembelajaran. Siswa diberikan tugas tindak lanjut dan guru menutup kegiatan pembelajaran. 3. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti seluruh siswa kelas IV dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 7 perempuan. a. Kegiatan Awal Proses pembelajaran diawali mengucapkan salam, presensi, memberikan motivasi dan mengkondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran, mengingatkan materi sebelumnya yang telah disampaikan yaitu materi energi bunyi tentang sumber energi bunyi dan perpindahan panas, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti Siswa bersama guru melakukan tanya jawab untuk masuk ke dalam materi mengenai energi bunyi. Guru bertanya mengenai contoh sumber bunyi yang ada dilingkungan sekitar dan siswa menyebutkannya. Guru memberikan contoh mengenai bunyi yang dihasilkan dari benda yang bergetar. Selanjutnya untuk materi mengenai perambatan bunyi, siswa diberikan contoh oleh guru tentang perambatan bunyi malalui zat padat yaitu alat telfon dari gelas bekas dan senar. Perambatan melalui zat cair siswa diberikan contoh oleh guru dengan menumbukkan dua buah batu didalam air. Setelah itu siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai bunyi yang dapat dipantulkan dan diserap. Siswa mengetahui adanya pemantulan dan penyerapan bunyi. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan soal lembar kerja siswa. Setelah selesai mengerjakan siswa, untuk membahas soal dalam lembar kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok untuk membacakan jawabannya. Siswa dan guru melakuakan tanya jawab mengenai hal yang belum diketahui dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
41
c. Kegiatan Penutup Siswa diberikan penguatan, motivasi untuk yang kurang bersemangat dan pujian bagi siswa yang sudah memperhatikan dalam kegiatan mengikuti pembelajaran. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi atau posttest materi nergi panas dan bunyi. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal posttest guru menutup kegiatan pembelajaran. 4.3 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini menggunakan SPSS 16 for Windows. Data yang dianalisis berupa hasil belajar pretest dan posttest dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 4.3.1
Analisis Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen Hasil analisis analisis deskriptif hasil pretest menggunakan SPSS 16 for
Windows, yang akan diperoleh berupa nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif hasil belajar pretest dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen SDN Cebongan 03 Descriptive Statistics
EKSPERIMEN Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
22
40.00
90.00
63.6364
Std. Deviation 12.74118
22
Analisis deskriptif pada tabel 4.4 diatas menunjukkan deskriptif statistik dengan diketahui bahwa jumlah siswa (N) adalah 22. Sedangkan nilai minimum 40, nilai maksimum 90, mean 63,63 dan standar deviasi 12.74. Hasil belajar pretest yang diperoleh dari penelitian belum tersusun secara sistematis, maka data disusun dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dengan mudah dan cepat. Pengolahan data hasil belajar pretest kelas eksperimen dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sebelumnya menentukan range (jangkauan), kelompok (banyak kategori) dan interval menggunakan rumus dari Sugiyono
42
(2011:35) yang menggunakan rumus K= 1+3,3 log n. Dengan n merupakan banyaknya jumlah data/siswa. Berikut ini untuk menghitung distribusi frekuensi. Range/jangkauan = (skor maksimal-skor minimal) +1 = (90-40) + 1 = 51 Banyak kategori = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 22 = 5,42 dibulatkan menjadi 5 πππππ
Interval = ππππ¦ππ =
51 5
πππ‘πππππ
= 10,2 dibulatkan menjadi 10
Hasil distribusi frekuensi nilai pretest kelas eksperimen SDN Cebongan 03 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen SDN Cebongan 03 No 1 2 3 4 5
Interval 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 Jumlah
Frekuensi 4 5 9 2 2 22
Presentase 18% 23% 41% 9% 9% 100%
Distribusi frekuensi pada tabel 4.5 diatas diketahui hasil belajar pretest kelompok eksperimen dikelompokkan menjadi 5 kategori dengan panjang interval 10. Jumlah siswa 22 dapat diketahui yang mendapat nilai 40 sampai 50 sebanyak 4 siswa dengan presentase 18%, siswa yang mendapat nilai 51-60 sebanyak 5 siswa dengan presentase 23%, siswa yang mendapat nilai 61-70 sebanyak 9 siswa dengan presentase 41%, siswa yang mendapat nilai 71-80 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9%, dan siswa yang mendapat nilai 81-90 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9%. Berikut grafik hasil distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen berdasarkan tabel diatas.
43
10 8 6 4 2 0 40-50
51-60
61-70
71-80
81-90
Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen
4.3.2 Analisis Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen Hasil analisis analisis deskriptif hasil posttest menggunakan SPSS 16 for Windows, yang akan diperoleh berupa nilai minmum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif hasil belajar posttest dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen SDN Cebongan 03 Descriptive Statistics
EKSPERIMEN Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
22
70.00
95.00
81.8182
Std. Deviation 8.09842
22
Analisis deskriptif pada tabel 4.6 diatas menunjukkan deskriptif statistik dengan diketahui bahwa jumlah siswa (N) adalah 22. Sedangkan nilai minimum 70, nilai maksimum 95, mean 81,81 dan standar deviasi 8,09. Hasil belajar posttest yang diperoleh dari penelitian belum tersusun secara sistematis, maka data disusun dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dengan mudah dan cepat. Pengolahan data hasil belajar posttest kelas eksperimen dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sebelumnya menentukan range (jangkauan), kelompok (banyak kategori) dan interval menggunakan rumus dari Sugiyono
44
(2011:35) yang menggunakan rumus K= 1+3,3 log n. Dengan n merupakan banyaknya jumlah data/siswa. Berikut ini untuk menghitung distribusi frekuensi. Range/jangkauan = (skor maksimal-skor minimal) + 1 = (95-70) + 1 = 26 Banyak kategori = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 22 = 5,42 dibulatkan menjadi 5 πππππ
Interval = ππππ¦ππ =
26 5
πππ‘πππππ
= 5,2 dibulatkan menjadi 5
Hasil distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen SDN Cebongan 03 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen SDN Cebongan 03 No 1 2 3 4 5
Interval 70-75 76-80 81-85 86-90 91-95 Jumlah
Frekuensi 6 6 5 2 3 22
Presentase 27% 27% 23% 9% 14% 100%
Distribusi frekuensi pada tabel 4.7 diatas diketahui hasil belajar posttest kelompok eksperimen dikelompokkan menjadi 5 kategori dengan panjang interval 5. Jumlah siswa 22 dapat diketahui yang mendapat nilai 70 sampai 75 sebanyak 6 siswa dengan presentase 27%, siswa yang mendapat nilai 76 sampai 80 sebanyak 6 siswa dengan presentase 27%, siswa yang mendapat nilai 81 sampai 85 sebanyak 5 siswa dengan presentase 27%, siswa yang mendapat nilai 86 sampai 90 sebanyak 2 siswa dengan presentase 5%, siswa yang mendapat nilai 91-95 sebanyak 3 siswa dengan presentase 14%. Berikut grafik hasil distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen berdasarkan tabel diatas.
45
7 6 5 4 3 2 1 0 70-75
76-80
81-85
86-90
91-95
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen
4.3.3 Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol Hasil analisis analisis deskriptif hasil pretest menggunakan SPSS 16 for Windows, yang akan diperoleh berupa nilai minmum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif hasil belajar pretest dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol SDN Cebongan 01 Descriptive Statistics
KONTROL Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
22
35.00
90.00
60.2273
Std. Deviation 14.75815
22
Analisis deskriptif pada tabel 4.8 diatas menunjukkan deskriptif statistik dengan diketahui bahwa jumlah siswa (N) adalah 22. Sedangkan nilai minimum 35, nilai maksimum 90, mean 60,22 dan standar deviasi 14.75. Hasil belajar pretest yang diperoleh dari penelitian belum tersusun secara sistematis, maka data disusun dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dengan mudah dan cepat. Pengolahan data hasil belajar pretest kelas kontrol dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sebelumnya menentukan range (jangkauan), kelompok (banyak kategori) dan interval menggunakan rumus dari Sugiyono (2011:35) yang menggunakan rumus K= 1+3,3 log n. Dengan n merupakan banyaknya jumlah data/siswa. Berikut ini untuk menghitung distribusi frekuensi.
46
Range/jangkauan = (skor maksimal-skor minimal) + 1 = (90-35) + 1 = 56 Banyak kategori = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 22 = 5,42 dibulatkan menjadi 5 πππππ
Interval = ππππ¦ππ =
56 5
πππ‘πππππ
= 11,2 dibulatkan menjadi 11
Hasil distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol SDN Cebongan 01 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa Kelas Kontrol SDN Cebongan 01 No 1 2 3 4 5
Interval 35-46 47-57 58-68 69-79 80-90 Jumlah
Frekuensi 4 7 4 5 2 22
Presentase 18% 32% 18% 23% 9% 100%
Distribusi frekuensi pada tabel 4.9 diatas diketahui hasil belajar pretest kelompok kontrol dikelompokkan menjadi 5 kategori dengan panjang interval 11. Jumlah siswa 22 dapat diketahui yang mendapat nilai 35 sampai 46 sebanyak 4 siswa dengan presentase 18%, siswa yang mendapat nilai 47 sampai 57 sebanyak 7 siswa dengan presentase 32%, siswa yang mendapat nilai 58 sampai 68 sebanyak 4 siswa dengan presentase 18%, siswa yang mendapat nilai 69 sampai 79 sebanyak 5 siswa dengan presentase 23%, siswa yang mendapat nilai 80 sampai 90 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9%. Berikut grafik hasil distribusi frekuensi prΓͺtest kelas kontrol berdasarkan tabel diatas.
47
8 7 6 5 4 3 2 1 0 35-46
47-57
58-68
69-79
80-90
Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol
4.3.4 Analisis Deskriptif Postes Kelas Kontrol Hasil analisis analisis deskriptif hasil posttest menggunakan SPSS 16 for Windows, yang akan diperoleh berupa nilai minmum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif hasil belajar posttest dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol SDN Cebongan 01 Descriptive Statistics Minimum Maximum
N KONTROL Valid N (listwise)
22 22
50.00
90.00
Mean 70.4545
Std. Deviation 12.33550
Analisis deskriptif tabel 4.10 diatas menunjukkan deskriptif statistik dengan diketahui bahwa jumlah siswa (N) adalah 22. Sedangkan nilai minimum 50, nilai maksimum 90, mean 70,45 dan standar deviasi 12,33. Hasil belajar posttest yang diperoleh dari penelitian belum tersusun secara sistematis, maka data disusun dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dengan mudah dan cepat. Pengolahan data hasil belajar posttest kelas kontrol dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sebelumnya menentukan range (jangkauan), kelompok (banyak kategori) dan interval menggunakan rumus dari Sugiyono
48
(2011:35) yang menggunakan rumus K= 1+3,3 log n. Dengan n merupakan banyaknya jumlah data/siswa. Berikut ini untuk menghitung distribusi frekuensi. Range/jangkauan = (skor maksimal-skor minimal) + 1 = (90-50) + 1 = 41 Banyak kategori = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 22 = 5,42 dibulatkan menjadi 5 πππππ
Interval = ππππ¦ππ =
41 5
πππ‘πππππ
= 8,2 dibulatkan menjadi 8
Hasil distribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol SDN Cebongan 01 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol SDN Cebongan 01 No 1 2 3 4 5
Interval 50-58 59-66 67-74 75-82 83-90 Jumlah
Frekuensi 4 3 6 4 5 22
Presentase 18% 14% 27% 18% 23% 100%
Distribusi frekurensi pada tabel 4.11 diatas diketahui hasil belajar posttest kelompok kontrol dikelompokkan menjadi 5 kategori dengan panjang interval 8. Jumlah siswa 22 dapat diketahui yang mendapat nilai 50 sampai 58 sebanyak 4 siswa dengan presentase 18%, siswa yang mendapat nilai 59 sampai 66 sebanyak 3 siswa dengan presentase 14%, siswa yang mendapat nilai 67 sampai 74 sebanyak 6 siswa dengan presentase 27%, siswa yang mendapat nilai 75 sampai 82 sebanyak 4 siswa dengan presentase 18 %, siswa yang mendapt nilai 83 sampai 90 sebanyak 5 siswa dengan presentase 23%. Berikut grafik hasil distribusi frekuensi posttest kelas kontrol berdasarkan tabel diatas.
49
7 6 5 4 3 2 1 0 50-58
59-66
67-74
75-82
83-90
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol
4.4 Hasil Analisis Data Menganalisis data yang diperoleh menggunakan uji normalitas dan homogenitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi kenormalan data. Pengujian normalitas dan homogenitas data dengan menggunakan SPSS 16 for Windows. 4.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan menggunakan SPSS 16 for Windows. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan
Shapiro-Wilk
Test,
dengan
ketentuan
jika
nilai
probabilitas/signifikansi > 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal. Untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data pada nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan melakukan uji normalitas data. Berikut disajikan tabel 4.12 hasil uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SDN Cebongan 03 dan SDN Cebongan 01
NILAI
KELOMPOK EKSPERIMEN KONTROL
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. .138 22 .200* .167 22 .112
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .922 22 .083 .931 22 .127
50
Hasil uji normalitas posttest pada tabel 4.12 dapat diketahui nilai signifikansi jika dilihat dalam tabel Shapiro-Wilk untuk hasil belajar IPA kelas eksperimen menunjukkan angka sebesar 0,083 (0,083 > 0,05) dan kelas kontrol menunjukkan angka sebesar 0,127 (0,127 > 0,05). Maka dapat dinyatakan data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk melihat sebaran data uji normalitas posttest diatas, berikut ini ditampilkaan hasil belajar posttest kelompok kontrol dan eksperimen.
Gambar 4.5 Grafik Posttest Eksperimen
Gambar 4.6 Grafik Posttest Kontrol
51
4.4.2 Uji Homogenitas Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelas yang menjadi penelitian merupakan kelas yang homogen atau tidak. Pengujian data ini menggunakan SPSS 16 for Windows. Hasil uji homogenitas nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan disajikan tabel dibawah ini. Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SDN Cebongan 03 dan SDN Cebongan 01 Test of Homogeneity of Variances NILAI Levene df1 df2 Sig. Statistic 2.781 1 42 .103
Hasil uji homogenitas posttest pada tabel 4.13 diatas diketahui hasil test of homogeneity of variance
menunjukkan nilai signifikansi yaitu 0,103. Dapat
dinyatakan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama atau homogen, karena nilai signifikansi populasi data > 0,05. 4.5 Analisis Uji Hipotesis Hasil dari uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal dan uji homogenitas menujukkan data homogen, maka dilakukan uji t-test. Untuk menguji signifikasi rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu juga dilakukan uji t-test nilai pretest dan posttest kelas eksperimen. Uji t-test yang dilakukan menggunakan SPSS for Windows 16. Berikut tabel 4.14 hasil uji t-test pretest dan posttest kelas eksperimen.
52
Tabel 4.14 Uji T-Test Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen SDN Cebongan 03 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
NIL AI
Equal varianc es assume d Equal varianc es not assume d
t-test for Equality of Means Mean Differ ence
Std. Error Differ ence
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
2.832
.100
5.6 49
42
.000
18.18 182
3.218 71
24.677 44
11.686 20
5.6 49
35.587
.000
18.18 182
3.218 71
24.712 30
11.651 34
Hasil uji t-test pada tabel 4.14 diatas hasil nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dapat dilihat hasil F pada levene test for equality of variance yaitu 2,832 dengan hasil Sig. 0,100 > 0,05. Analisis uji beda dari tabel t-test for Equality of Means bahwa pada nilai asumsi equal variances assumed, nilai t sebesar -5,649 dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 maka (0,000 < 0,05) dapat disimpulkan, terdapat pengaruh model Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Berikut tabel 4.17 hasil uji t-test posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
53
Tabel 4.15 Uji T-Test Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SDN Cebongan 03 dan SDN Cebongan 01 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
N I L A I
Equal varian ces assum ed Equal varian ces not assum ed
t-test for Equality of Means Mean Differenc e
Std. Error Differen ce
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
2.781
.103
3.612
42
.001
11.36364
3.14606
5.01464
17.71264
3.612
36.266
.001
11.36364
3.14606
4.98476
17.74251
Hasil uji t-test pada tabel 4.15 nilai posttest kelaas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat hasil F pada levene test for equality of variance yaitu 2,781 dengan hasil Sig. 0,103 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kedua populasi memiliki variance yang sama atau kedua kelas homogen. Analisis uji beda dari tabel t-test for Equality of Means bahwa pada nilai asumsi equal variances assumed nilai t sebesar 3,612 dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,001. Karena signifikansi 0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. 4.5.1 Hasil Uji Hipotesis Analisis data yang telah dilakukan dari hasil uji T-test berikut ini analisis hipotesisnya. Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Predict-ObserveExplain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
54
Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Analisis uji hipotesis bahwa Ho diterima jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Ho > 0,05). Jika Ho ditolak maka signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Ho < 0,05). Hasil dari uji t-test yang terdapat pada tabel 4.15 diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,001 maka signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam IPA. Rata-rata nilai pretest siswa SDN Cebongan 03 sebagai kelas eksperimen pada pembelajaran IPA adalah 63,63 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40 sedangkan rata-rata pretest siswa SDN Cebongan 01 sebagai kelas kontrol pada pembelajaran IPA adalah 60,22 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 35. Hasil rata-rata nilai posttest siswa SDN Cebongan 03 sebagai kelas eksperimen pada pembelajaran IPA adalah 81,81 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70 sedangkan rata-rata nilai posstest siswa SDN Cebongan 01 sebagai kelas kontrol pada pembelajaran IPA adalah 70,45 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Berdasarkan pemaparan diatas, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami kenaikan dari hasil nilai pretest. Hasil posttest rata-rata nilai kedua kelas tersebut menunjukkan selisih nilai sebesar 11,36 dari perbedaan yang ditunjukkan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara singkat deskripsi komprasi hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
55
Tabel 4.16 Komparasi Hasil Pengukuran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahap pengukuran Awal (pretest) Akhir (posttest)
Rata-rata nilai (mean) Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 63,63 60,22 81,81 70,45
Keterangan selisih nilai 3,41 11,36
Hasil analisis uji t-test posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil dari tabel t-test for Equality of Means bahwa nilai pada equal variances assumed, dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Analisis hasil tes dan uji t-test menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Gugus Teuku Umar Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Selain dilihat dari analisis uji t-test dan rata-rata nilai pretest-posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil pada penelitian ini juga mendukung kajian penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Setyarini (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA. Penelitian yang dilakukan Koespitarini (2013) juga menyatakan bahwa model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA materi gaya. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan Windiana (2015) menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran POE efektif untuk pembelajaran IPA materi bentuk energi. Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme, yang mengarahkan siswa untuk memprediksi sebelum siswa membuktikan dengan mengamati secara langsung dengan melakukan percobaan dan menjelaskan hasil pengamatan serta prediksinya. Selain itu jika ditinjau dari pendapat beberapa ahli dalam bab II, bahwa model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memiliki kelebihan dan kelemahan.
56
Kelebihan yang diperoleh siswa kelas eksperimen dari penggunaan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) antara lain, siswa menjadi lebih kreatif dengan adanya kegiatan prediksi yang dapat membantu menggali pengetahuan awal siswa. Solidaritas antar siswa juga semakin terlihat dengan adanya diskusi kelompok untuk bertukar pendapat dan informasi. Kegiatan eksperimen menjadikan siswa mengetahui antara dugaan dan kenyataan yang sebenarnya sehingga dapat meluruskan kesalahpahaman. Kekurangan dari penggunaan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) yaitu sebagian siswa ada yang bermain sendiri dengan alat-alat dan bahan praktikum tanpa memperhatikan perintah pada materi pembelajaran sehingga sulit dikontrol dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebagian siswa yang masih kurang percaya diri dalam kegiatan presentasi dan menanggapi hasil pendapat kelompok lain. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut diantaranya dengan membagi kelompok untuk lebih heterogen sesuai dengan kemampuan kognitif siswa supaya siswa yang asik bermain sendiri dapat diingatkan oleh teman lainnya sehingga kelompok dapat menjalankan diskusi dengan baik untuk bertukar pendapat, menjadikan kelompok lebih kompak dan percaya diri. Selama kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan lagi dengan selalu mengingatkan, mengontrol dan memberikan arahan kepada siswa untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kelangsungan kegiatan pembelajaran.