BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2016 di SD Pangudi Luhur Ambarawa Tahun Pelajaran 2015/2016. Terdapat beberapa tahap dalam penelitian ini, yaitu tahap studi pendahuluan dan tahap uji coba. Pertama, pada studi pendahuluan terdapat tiga tahap yaitu studi kepustakaan, survei lapangan dan penyusunan produk awal. Dalam tahap studi kepustakaan bertujuan untuk mengetahui informasi yang berhubungan dengan media pembelajaran khususnya buku cerita bergambar. Tahap survei lapangan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan pembelajaran dengan kurikulum KTSP termasuk dengan hambatan yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam tahap survei lapangan dilakukan serangkaian kegiatan berupa wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada guru kelas 3 di SD Pangudi Luhur Ambarawa dan observasi dilakukan dalam pembelajaran IPA. Data yang telah didapatkan kemudian dipelajari dan dijadikan bahan penyusunan produk awal. Setelah produk awal selesai dibuat maka akan divalidasi oleh pakar materi dan media. Validasi yang dilakukan oleh pakar disertai dengan saran untuk perbaikan produk awal. Setelah revisi selesai dilakukan, maka dilakukan uji coba terbatas pada kelas 3 SD Pangudi Luhur Ambarawa sebanyak satu kali. Kedua adalah tahap uji coba dimana dilakukan uji coba terbatas dan uji coba luas. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) digunakan untuk mengajar pada uji coba terbatas dan uji coba luas. Uji coba terbatas dilakukan terhadap sampel kelas 3 yang berjumlah 5 siswa. Dalam uji coba terbatas ini, diperlukan feedback berupa angket respon dari siswa serta digunakan instrumen tes tertulis untuk melihat keberhasilan media. Hasil dari feedback guru dan siswa kemudian digunakan untuk merevisi cerita bergambar yang telah dipakai dalam pembelajaran sebelumnya. Uji coba luas dilakukan pada populasi kelas 3 yang berjumlah 32 siswa. Dalam uji coba luas diperlukan feedback berupa lembar observasi dan angket dari guru dan siswa. Hasil dari feedback guru dan siswa
54
55
kemudian digunakan untuk merevisi cerita bergambar yang telah dipakai dalam pembelajaran sebelumnya. Selain itu juga diberikan instrument tes tertulis yang telah diuji validitas dan reliabilitas sebelumnya untuk melihat keberhasilan media buku cerita bergambar. 4.1.1 Pengembangan Draft Produk Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas 3 SD, terdapat beberapa kendala dalam mengajarkan mata pelajaran IPA. Media hanya digunakan pada pelajaran
IPA
yang
dapat
dieksperimenkan.
Kemampuan
guru
dalam
menggunakan media lain seperti video, powerpoint, dan sumber lain masih kurang, sehingga jarang digunakan media pembelajaran. Sebagai gantinya, guru lebih banyak menggunakan buku pegangan dan mengajar dengan metode ceramah untuk materi yang tidak dapat dieksperimenkan. Buku pegangan yang digunakan siswa digunakan turun temurun oleh beberapa generasi. Tampilan dan penyajian dalam buku pun kurang menarik. Berdasarkan wawancara dengan guru, buku pegangan siswa kurang imajinatif walaupun di dalamnya terdapat gambar-gambar yang mendukung materi dalam warna yang kurang menarik. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran dan lebih asyik berbicara dengan teman. Hal ini juga mengakibatkan guru kesulitas membuat siswa fokus untuk memperhatikan pelajaran dan hasil prestasi siswa kurang memuaskan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa lebih asyik mengobrol atau bermain dengan peralatan sekolahnya ketika guru meminta mereka belajar dari buku pegangan. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan, maka pengembangan media pembelajaran sangat diperlukan. Khususnya untuk mengembangkan media pendukung buku pegangan yang sesuai dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. Pengembangan media berbentuk media buku cerita bergambar mampu membuat siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran karena buku cerita bergambar disajikan semenarik mungkin dengan warna dan gambar yang bervariatif sehingga hasil prestasi siswa dapat meningkat.
56
4.1.2 Validasi Pakar Produk awal yang telah disusun diberikan kepada ahli materi dan media untuk divalidasi. Penilaian dari kedua pakar meliputi penilaian dari aspek materi dan media. beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam perbaikan produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Saran Perbaikan dari Ahli Validasi No.
Bagian yang Perlu Diperbaiki
Saran Perbaikan
Secara Umum 1
Ukuran huruf kurang konsisten
Usahakan ukuran huruf dari depan sampai belakang konsisten ukurannya. Ukuran
huruf
yang
besar
dapat
membantu siswa membaca dengan mudah. 2.
Tulisan ilustrator dan nama penulis Tulisan naskah
nama
pembuat
penulis
outline
naskah,
ilustrasi
dan
pewarnaan perlu diperbesar. 3.
Kotak putih teks naskah
Penggunaan
kotak
putih
untuk
menaruh teks mengganggu ilustrasi. Akan lebih baik bila bidang yang sama di-lens saja agar transparan tapi tulisan tetap terbaca jelas. Secara Khusus 1.
Cover
Bila warna tulisan pada judul diganti
Warna tulisan pada judul
merah mungkin lebih cerah dan lebih menarik bagi anak.
2.
Halaman 1 - Deskripsi Noel
- Sebaiknya
dilakukan
perbaikan
sebagai berikut.
Penulisan kalimat kurang tepat. - Sebaiknya Noel tidak dideskripsikan Terletak pada kalimat:
dengan kata “gemuk”.
- Walaupun termasuk anak yang - Kata „walaupun‟ sebaiknya diganti
57
cerdas di sekolah, Noel juga termasuk
anak
yang
dengan „sebetulnya Noel‟.
suka - Kalimat
bermalas-malasan.
ke
perlu
perubahan
penulisan. Lebih baik penulisan „Noel juga termasuk anak yang‟ digantikan
dengan
„namun
sayangnya dia‟. - Hobinya diganti menjadi hobi Noel. 3.
Halaman 4
Penulisan yang lebih tepat adalah
- Penulisan kata yang kurang tepat sebagai berikut: yaitu
pada
kata
disana
dan
kesana.
sana dan kesana juga harus diberi
- Penulisan kalimat dalam satu percakapan terlalu banyak, yaitu “Tempat
- Disana harus diberi spasi menjadi di
pembuangan
spasi menjadi ke sana. - “Tempat pembuangan sampah kan
sampah
jauh dari rumah. Aku malas pergi ke
kan jauh dari rumah. Aku malas
sana! Lebih baik aku membuang
pergi kesana! Oh iya, ada sungai
sampah di sungai dekat rumah saja!”
di dekat rumah. Lebih baik aku membuang sampah disana!” seru Noel. 4.
Halaman 7
Penulisan yang lebih tepat adalah
Penulisan kalimat yang kurang sebagai berikut: tepat, yaitu pada kalimat: Noel pun Noel
jadi
susah
tidur
karena
susah tidur karena memikirkan memikirkan kata-kata Ayah tadi siang kata-kata Ayah tadi siang dan juga dan juga berita banjir di TV. Dia berita banjir di TV. Dia mencoba mencoba memejamkan
matanya,
memejamkan
matanya,
namun namun sepertinya susah sekali. Ketika
tetap saja tetap tidak bisa tidur. akhirnya terlelap, Noel bermimpi... Hingga akhirnya dia terlelap dan bermimpi.
58
5.
Halaman 8
- Sebaiknya kata kesana dan kemari
- Kata kesini dan kemari
perlu dipisahkan dengan spasi.
- Hu... hu... hu...
- Sebaiknya
diawali
dan
diakhiri
dengan tanda kutip karena termasuk dialog percakapan. 6.
Halaman 11 - Kata
Sebaiknya perlu adanya perbaikan,
„tiba-tiba‟
pada
awal yaitu: - Kata „tiba-tiba‟ dihapus dan diganti
kalimat. - Kata „kemudian‟ pada kalimat: Kemudian
benda
besar
itu
menjawab ... - Kata „pun‟ pada kalimat: Noel pun bertanya ... - “Aku adalah Bumi. Tempat para
dengan „Sebelum Noel berhasil menyentuhnya,‟ - Kata kemudian sebaiknya dihapus. - Kata pun sebaiknya dihapus. - Kedua kalimat dalam percakapan lebih baik dijadikan 1 kalimat.
makhluk hidup tinggal.” 7.
Halaman 12
Sebaiknya perlu adanya perbaikan,
- Pada kata dimana-mana.
yaitu:
- Tanda baca pada percakapan.
- Kata dimana seharusnya dipisahkan dengan spasi menjadi di mana. - Penambahan
koma
di
akhir
percakapan kalimat tidak langsung. “Namun, tindakan manusia yang merusak alam lebih menyakitiku,” kata Bumi. 8.
Halaman 15
Sebaiknya diperbaiki dengan:
- Pada kata „pupuk‟.
- Akan lebih baik jika pupuk yang
- Kalimat terakhir.
buruk didefinisikan dengan pupuk
- Kata „tidak memiliki‟
kimia. Karena pupuk alami bukan sesuatu yang buruk. - Penambahan kata „selain itu‟ di awal
59
kalimat pada kalimat terakhir. - Sebaiknya kata „tidak memiliki‟ diganti dengan kata „kehilangan‟. 9.
Halaman 23
Sebaiknya dilakukan perbaikan, yaitu:
- Pada kata „dirinya‟ di kalimat
- Cukup dituliskan diri tanpa harus memberi penambahan –nya.
pertama. - Pada kalimat kedua.
- Sebelum kata mulai sebaiknya ditambahi dengan „oleh karena itu
- Gambar ilustrasi Noel.
dia‟. - Setelah kata mulai ditambahkan kata „mau‟. - Akan
lebih
baik
jika
Noel
digambarkan sedang membuang sampah di tempat sampah. 4.1.3 Revisi Draft Produk 4.1.3.1 Revisi Aspek Materi dan Media Kelayakan uji coba didapatkan setelah memenuhi syarat melakukan revisi perbaikan berdasarkan saran perbaikan dari para ahli validasi. 4.1.3.1.1Revisi Secara Umum a. Ukuran Huruf yang Kurang Konsisten Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.1. Revisi Ukuran Huruf
60
Dalam penulisan buku cerita ini, menurut pakar akan lebih baik jika ukuran huruf yang digunakan pada setiap halaman konsisten, artinya ukuran huruf harus sama. b. Tulisan Ilustrator dan Nama Penulis Naskah Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.2. Revisi Penulisan Nama Pembuat Buku Cerita
Nama orang yang mewarnai dan juga pembuat naskah perlu dicantumkan. Ukuran font untuk nama pembuat naskah, outline ilustrasi dan pewarnaan perlu diperbesar. c. Kotak Putih Teks Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.3. Revisi Kotak Naskah
61
Kotak putih di belakang teks dianggap mengganggu pembacaan teks. Akan lebih baik apabila kotak putih tersebut di-lens menjadi transparan namun teks tetap terbaca. 4.1.3.1.2Revisi Secara Khusus a. Warna Tulisan pada Judul
Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.4. Revisi Warna Tulisan Judul
Warna judul yang sebelumnya hitam perlu diubah menjadi merah. Hal ini disebabkan karena anak cenderung lebih tertarik dengan warna yang cerah sehingga akan menarik bagi anak-anak untuk membacanya. b. Revisi Halaman 1 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.5. Revisi Halaman 1
62
Revisi yang dilakukan pada halamn 1 adalah penghapusan kalimat „Noel berambut keriting dan tubuhnya agak gemuk‟. Kalimat ini mendeskripsikan tokoh di awal cerita namun kata „gemuk‟ seperti menilai seseorang secara fisik dan itu tidak baik bagi anak-anak. Selain itu kata walaupun digantikan dengan „sebetulnya Noel‟ sehingga menjadi kalimat yang lebih baik untuk buku cerita anak-anak. Pada kalimat keempat penulisan kalimat kurang cocok untuk anak-anak, yaitu: Walaupun termasuk anak yang cerdas di sekolah, Noel juga termasuk anak yang suka bermalas-malasan. Kalimat seperti ini menurut pakar ahli media yaitu Eddy Supangkat dapat membuat anak berpikir jika mereka cerdas mereka boleh bermalas-malasan. c. Revisi Halaman 4 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.6. Revisi Halaman 4
Pada halaman keempat, kata disana dan kesana perlu dipisahkan dengan spasi, sehingga menjadi „ke sana‟ dan „di sana‟. Setelah kata „di sana‟ pada percakapan perlu ditambahkan kata saja.
63
d. Revisi Halaman 7 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.7. Revisi Halaman 7 Pada halaman ketujuh, perlu dilakukan perbaikan. Kata „pun‟ perlu digantikan dengan „jadi‟. Kemudian bagian „tetap saja tetap tidak bisa tidur‟ dianggap kurang efektif dan perlu diganti dengan „sepertinya susah sekali‟. Kata hingga di awal kalimat terakhir perlu diganti dengan „ketika‟ dan yang terakhir bagian „dan bermimpi‟ perlu digantikan dengan „Noel bermimpi... „. e. Revisi Halaman 8 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.8. Revisi Halaman 8
64
Pada halaman kedelapan, kata „kesana‟ dan „kemari‟ perlu dipisahkan dengan spasi. Selain itu pada kata „Hu..Hu..Hu..‟ tanda titik perlu dipisahkan dengan spasi sehingga menjadi „Hu.. Hu.. Hu..‟. f. Revisi Halaman 11 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.9. Revisi Halaman 11
Pada halaman 11, perlu dilakukan perbaikan penyusunan kalimat. Kata „tiba-tiba‟ pada kalimat pertama perlu dihapus dan digantikan dengan „sebelum Noel berhasil menyentuhnya,‟. Kata „kemudian‟ pada kalimat kedua dan kata „pun‟ pada kalimat terakhir sebaiknya dihapus. Selain itu, percakapan terakhir tidak perlu dipisahkan dengan tanda titik. Sehingga menjadi: “Aku adalah Bumi, tempat para makhluk hidup tinggal.” g. Revisi Halaman 12 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.10. Revisi Halaman 12
65
Pada halaman 12 terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki. Pertama adalah kata „dimana‟ harus dipisahkan dengan spasi. Pada kalimat tidak langsung di akhir kalimat perlu penambahan tanda koma sebelum tanda kutip. h. Revisi Halaman 15 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.11. Revisi Halaman 15 Pada halaman 15, perbaikan dilakukan pada kata „pupuk‟. Pupuk alami tidak membawa dampak buruk bagi tanah. Sehingga perlu diperjelas dengan mendefinisikan pupuk kimia sebagai pengganti kata „pupuk‟.
i. Revisi Halaman 23 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.12. Revisi Halaman 23
66
Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.13. Revisi Halaman 23
Pada halaman 23, kata dirinya tidak perlu ditambahi dengan imbuhan –nya sehingga cukup dituliskan dengan „diri‟. Kemudian pada kalimat kedua, sebelum kata mulai lebih baik ditambahkan dengan „oleh karena itu dia‟ dan setelah kata mulai ditambahkan kata „mau‟. Selain itu untuk ilustrasi cerita, menurut pakar materi Adi Winanto akan lebih baik jika Noel digambarkan sedang membuang sampah di tempat sampah.
67
4.1.4 Uji Coba Terbatas Revisi produk awal berdasarkan saran masukan dari para ahli validasi kemudian diterapkan pada uji coba terbatas. Uji coba terbatas ini dilakukan sebanyak 1 kali pada kelas 3 SD Pangudi Luhur Ambarawa dengan sampel yang berjumlah 5 siswa. Sampel diambil berdasarkan data guru mengenai kemampuan siswa. Masing-masing adalah 1 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, 3 siswa dengan kemampuan menengah dan 1 siswa dengan kemampuan di atas ratarata. Guru mengajar menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Caranya adalah dengan mengaitkan kebiasaan anak-anak membuang sampah sembarangan dengan materi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh penulis sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah diperiksa dan disetujui oleh guru kelas dan Kepala Sekolah. Dimulai dari kegiatan pendahuluan dimana guru mengawali dengan berdoa dan memberi salam serta menjelaskan peraturan di dalam kelas. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bercerita bahwa pada hari Minggu yang lalu guru berjalan-jalan di daerah yang sejuk dan banyak pepohonan kemudian melewati sungai yang keruh dan penuh dengan sampah. Lalu guru bertanya lingkungan mana yang lebih mereka sukai. Pada kegiatan inti, penulis selaku guru menunjukkan buku cerita bergambar yang berjudul “Noel dan Bumi”. Sebelum membacakan buku cerita, guru mengajak mereka membuat hipotesa mengenai isi cerita dari buku cerita bergambar. Guru mengajak siswa mengamati gambar yang ada di cover tentang seorang anak yang memeluk benda besar bulat yang terlihat seperti bumi. beberapa siswa mengangkat tangan kemudian mengatakan bahwa buku tersebut menceritakan tentang seorang anak yang menyayangi bumi. Di sela-sela membacakan cerita, guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti, “Kira-kira siapakah yang berada di belakang Noel?” Setelah selesai membacakan buku cerita, guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan cerita “Noel dan Bumi”. Sebagai contoh pertanyaan adalah, “Apakah perbuatan Noel membuang sampah di sungai itu baik? Mengapa?” Kemudian guru meminta siswa
68
bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi dan menggambarkan alam yang terawat dan tidak menurut mereka. Setelah selesai, setiap kelompok diberikan waktu untuk melakukan presentasi. Pada kegiatan akhir sebagai evaluasi, guru meminta mereka menyampaikan hal apa saja yang telah mereka pelajari. Kemudian guru membagikan tes kecil untuk dikerjakan secara individu. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan tanya jawab dan bekerja di dalam kelompok. Mengajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan dengan media buku cerita bergambar dinilai cukup berhasil dan sesuai. Karena pada kenyataannya media buku cerita bergambar yang telah dikembangkan mampu membantu guru untuk mengaitkan materi dengan kehidupan nyata sesuai dengan fungsi dari metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Setelah menggunakan buku cerita untuk mengajar, peneliti mengajak siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari melalui aktivitas menggambar lingkungan yang terawat dan tidak terawat. Melalui kegiatan ini mereka juga berdiskusi mengenai gambar mereka. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dengan metode Contextual Teaching and Learning dapat saling melengkapi untuk mencapai kesuksesan kegiatan belajar mengajar. Penilaian dari guru dan siswa berupa angket respon dan lembar observasi. Beberapa saran dari guru yang perlu diperhatikan untuk perbaikan atau revisi buku cerita bergambar adalah sebagai berikut. Tabel 4.2. Saran Perbaikan dari Guru No.
Saran Perbaikan
1.
Media pembelajaran selain untuk membantu proses pembelajaran dapat ditingkatkan untuk dibuat hak paten dan memiliki nilai ekonomis. Maka perlu ada penjabaran/pemaparan KD, materi pokok pada halaman depan atau belakang.
69
4.1.5 Revisi Produk Berdasarkan Uji Coba Terbatas Berdasarkan saran masukan dari guru pada uji coba terbatas. Maka revisi untuk produk dilakukan sebagai berikut.
Gambar 4.14. Revisi Uji Coba Terbatas Pada uji coba terbatas, guru memberikan saran masukan untuk menambahkan penjabaran atau pemaparan Kompetensi Dasar, Materi Pokok dan indikator pada halaman depan atau belakang buku. Hal ini bertujuan agar buku cerita bergambar memiliki hak paten dan nilai ekonomis. 4.1.6 Uji Coba Luas Uji coba luas ini dilakukan sebanyak 1 kali pada kelas 3 SD Pangudi Luhur Ambarawa dengan populasi kelas sebanyak 32 siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh penulis sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah diperiksa dan disetujui oleh guru kelas dan Kepala Sekolah. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam dan penjelasan peraturan kelas. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menunjukkan 2 gambar sungai yang berbeda yaitu sungai yang jernih airnya dan sungai yang penuh dengan sampah. Kemudian guru meminta siswa untuk membedakan kedua gambar tersebut.
70
Pada kegiatan inti, guru membacakan media cerita bergambar yang berjudul “Noel dan Bumi”. Buku yang digunakan adalah buku yang sudah dikembangkan sesuai dengan saran guru pada uji coba terbatas. Guru juga melakukan interaksi tanya jawab pada sebelum bercerita, pada saat bercerita dan setelah bercerita. Siswa sangat aktif menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan membagikan gambar yang berbeda pada setiap kelompok. Setiap kelompok diminta berdiskusi tentang gambar yang mereka miliki. Mereka harus mengklasifikasikan gambar tersebut termasuk dalam perilaku yang merusak alam atau merawat alam. Kemudian mereka diminta untuk mendiskusikan alasannya. Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar, tenang dan mengasyikkan. Sebagai evaluasi akhir, guru bertanya pelajaran apa saja yang mereka dapatkan, kemudian melakukan tanya jawab kembali. Setelah itu guru meminta siswa mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasi akhir. Penilaian dari guru dan siswa berupa angket respon dan lembar observasi. Beberapa saran dari guru yang perlu diperhatikan untuk perbaikan atau revisi buku cerita bergambar adalah sebagai berikut. Penggunaan media buku cerita bergambar dinilai mampu membantu guru dalam mengajarkan materi IPA dengan metode ajar Contextual Teaching and Learning (CTL). Media buku cerita bergambar yang telah dikembangkan disesuaikan dengan aspek-aspek yang ada. Selain itu, buku cerita bergambar ini dibuat sesuai dengan kebiasaan anak-anak di kehidupan nyata dan disesuaikan dengan materi yang ada. Oleh karena itu, media pembelajaran ini mampu mendukung pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Para siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran dan mengaitkan cerita dengan kebiasaan dalam kehidupan nyata mereka. Pengaitan materi yang dilakukan selanjutnya adalah dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok dan meminta mereka mendiskusikan gambar lingkungan terawat dan tak terawat yang telah dibagikan sebelumnya kemudian melakukan presentasi. Pengaitan materi lewat media dan metode CTL berhasil dilaksanakan dengan baik
71
karena tujuan pembelajaran tercapai terlihat dari kegiatan tanya jawab dan juga presentasi yang dilakukan oleh siswa. Tabel 4.3. Saran Perbaikan dari Guru No. 1.
Saran Perbaikan Halaman 16 Penjelasan dilengkapi dengan: “Jika turun hujan maka dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir”
2.
Halaman 20 Gambar terasering kurang jelas.
4.1.7 Revisi Uji Coba Luas a. Revisi Halaman 16
Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.15. Revisi Halaman 16 Setelah melakukan uji coba luas, menurut guru kelas lebih baik jika pada halaman 16 ditambahkan sedikit penjelasan mengenai akibat perladangan berpindah. Selain dapat menghilangkan kesuburan tanah, apabila hujan turun maka dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir.
72
b. Revisi Halaman 20 Sebelum Revisi
Setelah Revisi
Gambar 4.16. Revisi Halaman 20 Pada halaman 20, guru memberi saran agar gambar terasering diganti dengan yang lebih jelas. Gambar sebelumnya lebih terlihat seperti gambar tanah longsor daripada gambar terasering. 4.2 Data Hasil Penelitian Feedback yang didapatkan berupa lembar observasi dan angket dari guru dan siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan media cerita bergambar. Setelah mendapatkan data, maka data tersebut digunakan untuk merevisi produk akhir. 4.2.1 Data Hasil Validasi Pakar Data yang diperoleh dari pakar berupa angket yang mencakup penilaian materi dan media. Hasil dari validasi pakar materi dan media dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.4. Hasil Validasi Pakar Materi dan Media No.
Indikator Penilaian
Rata-rata
Kategori
1.
Kesesuaian cerita bergambar
4,2
Sangat Sesuai
dengan materi. 2.
Kebahasaan
3,99
Sesuai
3.
Ilustrasi
3,92
Sesuai
4.
Hak Cipta
4,3
Sangat Sesuai
4,103
Sangat Sesuai
Rata-rata
73
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat hasil dari validasi pakar materi dan media yang telah digabungkan. Indikator penilaian kesesuaian cerita bergambar dengan materi didapatkan rata-rata 4,2. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat sesuai berdasarkan skala Likert perhitungan x > 4, 01 yang dikategorikan sangat sesuai. Indikator penilaian kebahasaan didapatkan rata-rata 3,99. Hasil ini termasuk dalam kategori sesuai berdasarkan skala Likert perhitungan 3,34 < x ≤ 4,01 yang dikategorikan sesuai.Indikator penilaian ilustrasi didapatkan rata-rata 3,92. Hasil ini termasuk dalam kategori sesuai berdasarkan skala Likert perhitungan 3,34 < x ≤ 4,01 yang dikategorikan sesuai. Indikator penilaian hak cipta didapatkan rata-rata 4,3. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat sesuai berdasarkan skala Likert perhitungan x > 4, 01 yang dikategorikan sangat sesuai. Berdasarkan kesuluruhan penilaian, maka jika dirata-rata didapatkan skor 4,103 yang dikategorikan sangat baik dalam skala Likert perhitungan x > 4, 01. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga pakar setuju media cerita bergambar yang telah diajukan sesuai dan layak untuk diimplementasikan. 4.2.2 Data Hasil Uji Coba Terbatas 4.2.2.1 Data Hasil Respon Guru dan Siswa Data yang diperoleh dari guru dan siswa berasal dari angket yang dibagikan. Berikut merupakan hasil dari angket respon guru. Tabel 4.5. Angket Respon Guru Uji Coba Terbatas No. 1.
Indikator
Skor Kategori
Kesesuaian cerita bergambar dengan indikator
5
pembelajaran. 2.
Kesesuaian cerita
sesuai bergambar
dengan
tujuan
5
pembelajaran. 3.
Kesesuaian cerita bergambar dengan konsep
Kesesuaian pesan moral yang disampaikan lewat cerita bergambar.
Sangat sesuai
5
materi yang diajarkan. 4.
Sangat
Sangat sesuai
5
Sangat sesuai
74
5.
Media membantu siswa memperoleh pengalaman
4
Sesuai
5
Sangat
belajar yang baik. 6.
Pembelajaran menggunakan media membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran.
7.
Pembelajaran
dengan
sesuai
menggunakan media
5
dapat memfasilitasi siswa menjadi lebih aktif
Sangat sesuai
dan kreatif. 8.
Pembelajaran
menggunakan
media
dapat
5
meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
Sangat sesuai
39
Total
Rata-rata 4,875
Sangat sesuai
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket respon guru yang ditunjukkan pada tabel di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa 7 indikator mendapatkan skor 5 yang artinya sangat sesuai dan 1 indikator mendapatkan skor 4 yang artinya sesuai. Setelah dirata-rata didapatkan hasil 4,875 yang dapat dikategorikan sangat sesuai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru menilai cerita bergambar yang telah dikembangkan penulis layak dan sangat sesuai untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Selain respon guru, angket respon juga diberikan kepada siswa. Berikut merupakan hasil angket respon siswa yang telah dirata-rata. Tabel 4.6. Angket Respon Siswa Uji Coba Terbatas No. 1.
Indikator
Ya
Tidak
Cerita bergambar ini membuatku tertarik dalam
5
-
5
-
5
-
4
1
5
5
mengikuti pembelajaran. 2.
Isi cerita bergambar membuatku lebih mudah untuk memahami materi.
3.
Gambar-gambar di dalam cerita membuatku lebih tertarik memperhatikan penjelasan guru.
4.
Kalimat-kalimat di dalam cerita bergambar ini mudah dipahami.
5.
Tokoh dalam cerita menarik.
75
Berdasarkan data pada tabel di atas, 5 anak setuju bahwa cerita bergambar membuat mereka tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Pada indikator kedua 5 anak setuju bahwa isi cerita bergambar membuat mereka lebih mudah memahami materi. Pada indikator ketiga kelima anak setuju bahwa gambar-gambar di dalam cerita membuat mereka lebih tertarik memperhatikan penjelasan guru. Pada indikator keempat, 4 siswa setuju bahwa kalimat-kalimat di dalam cerita bergambar mudah dipahami dan 1 anak tidak setuju. Pada indikator kelima, lima anak setuju bahwa tokoh dalam cerita menarik. 4.2.2.2 Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Data yang berasal dari guru bukan hanya berupa angket respon namun juga lembar observasi kegiatan pembelajaran. Berikut merupakan hasil dari lembar observasi pembelajaran.
Tabel 4.7. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran No.
Aspek yang Diamati
I
Pendahuluan
1.
Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran
Ya
dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. II
Kegiatan Awal
2.
Ramah tamah dengan guru (salam, presensi)
3.
Guru melaksanakan apersepsi.
4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
III
Kegiatan Inti
5.
Guru memperkenalkan materi yang disampaikan
melalui buku cerita bergambar. 6.
Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang
materi melalui pertanyaan 7.
Guru membuat peserta didik dalam kelompok.
8.
Guru memberi tugas untuk setiap kelompok.
Tidak
76
9.
Guru memberikan kesempatan bagi setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi. Total
18
Prosentase
0
100%
Berdasarkan data pada tabel lembar observasi di atas, guru menyetujui bahwa semua aspek kegiatan telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. 4.2.2.3 Data Hasil Tes Tertulis Data yang diperoleh dari instrumen tes tertulis yang dilakukan pada uji coba terbatas kepada 5 siswa dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 81,8. Rata-rata kelas yang didapatkan adalah sejumlah 94.56 . Sedangkan KKM yang dimiliki untuk mata pelajaran IPA adalah 70. Peneliti menyusun data menggunakan distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K=1+3.3 log n. K adalah banyaknya kelas dan n adalah banyaknya jumlah siswa. Melalui rumus didapatkan data K=1+3,3log5=3,306601 yang dibulatkan menjadi 4. Sedangkan rentang nilai didapatkan dari selisih skor (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dibagi dengan jumlah kelas, yaitu
100 −81,8 4
=
18,2 4
= 4,55 yang dibulatkan menjadi 5. Berikut
merupakan data hasil tes tertulis. Tabel 4.8. Hasil Tes Tertulis Uji Coba Terbatas Interval Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
96-100
4
80%
91-95
0
0%
86-90
0
0%
81-85
1
20%
Jumlah
5
100%
Tabel di atas menunjukan prosentase perolehan nilai hasil evaluasi yang dilakukan setelah pembelajaran. Sebanyak 80% atau sejumlah 4 siswa
77
mendapatkan nilai mulai dari 96 sampai 100. Sedangkan sebanyak 20% atau 1 siswa mendapatkan nilai dari 81 sampai 85. Hal ini menunjukan tujuan pembelajaran sudah tercapai dan hasil belajar seluruh siswa di atas KKM. 4.2.3 Data Hasil Uji Coba Luas 4.2.3.1 Data Hasil Respon Guru dan Siswa Tabel 4.9. Angket Respon Guru Uji Coba Luas No. 1.
Indikator
Skor
Kategori
Kesesuaian cerita bergambar dengan indikator
5
Sangat
pembelajaran. 2.
sesuai
Kesesuaian cerita bergambar dengan tujuan
5
pembelajaran. 3.
sesuai
Kesesuaian cerita bergambar dengan konsep
5
materi yang diajarkan. 4.
Kesesuaian pesan moral yang disampaikan lewat
5
Media membantu siswa memperoleh pengalaman
5
Sangat sesuai
Pembelajaran menggunakan media membuat
5
siswa tertarik mengikuti pelajaran. 7.
Sangat sesuai
belajar yang baik. 6.
Sangat sesuai
cerita bergambar. 5.
Sangat
Sangat sesuai
Pembelajaran dengan menggunakan media
5
Sesuai
4
Sangat
dapat memfasilitasi siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. 8.
Pembelajaran
menggunakan
media
dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
sesuai Total Rata-rata
39
Sangat
4,875
sesuai
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket respon guru yang ditunjukkan pada tabel di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa 7 indikator mendapatkan skor 5 yang artinya sangat sesuai dan 1 indikator mendapatkan skor 4 yang artinya sesuai. Setelah dirata-rata didapatkan hasil 4,875 yang dapat dikategorikan sangat sesuai menurut skala Likert. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru menilai
78
cerita bergambar yang telah dikembangkan penulis layak dan sangat sesuai untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Selain respon guru, angket respon juga diberikan kepada siswa. Berikut merupakan hasil angket respon siswa yang telah dirata-rata. Tabel 4.10. Angket Respon Siswa Uji Coba Luas No. 1.
Indikator
Ya
Tidak
Cerita bergambar ini membuatku tertarik dalam
32
0
31
1
31
1
30
2
28
4
mengikuti pembelajaran. 2.
Isi cerita bergambar membuatku lebih mudah untuk memahami materi.
3.
Gambar-gambar di dalam cerita membuatku lebih tertarik memperhatikan penjelasan guru.
4.
Kalimat-kalimat di dalam cerita bergambar ini mudah dipahami.
5.
Tokoh dalam cerita menarik.
Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa sangat setuju bahwa cerita bergambar yang diterapkan membuat mereka tertarik mengikuti pembelajaran. Sebanyak 31 siswa setuju bahwa isi cerita bergambar membuat mereka lebih mudah memahami materi dan hanya 1 siswa yang tidak setuju. Sebanyak 31 siswa setuju bahwa gambar-gambar yang ada di dalam cerita membuat mereka lebih tertarik memperhatikan penjelasan guru dan hanya ada 1 siswa yang tidak setuju. Sebanyak 30 siswa setuju bahwa kalimat-kalimat di dalam cerita bergambar mudah dipahami dan 2 orang tidak setuju. Sebanyak 28 siswa setuju bahwa tokoh dalam cerita menarik dan 4 orang lainnya tidak setuju. 4.2.3.2 Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Data yang berasal dari guru bukan hanya berupa angket respon namun juga lembar observasi kegiatan pembelajaran. Berikut merupakan hasil dari lembar observasi pembelajaran.
79
Tabel 4.11. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran No.
Aspek yang Diamati
Ya
I
Pendahuluan
1.
Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran
Tidak
dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. II
Kegiatan Awal
2.
Ramah tamah dengan guru (salam, presensi)
3.
Guru melaksanakan apersepsi.
4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
III
Kegiatan Inti
5.
Guru memperkenalkan materi yang disampaikan
melalui buku cerita bergambar. 6.
Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang
materi melalui pertanyaan 7.
Guru membuat peserta didik dalam kelompok.
8.
Guru memberi tugas untuk setiap kelompok.
9.
Guru memberikan kesempatan bagi setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi. Total Prosentase
18
0
100%
Berdasarkan data pada tabel lembar observasi di atas, guru menyetujui bahwa semua aspek kegiatan telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. 4.2.3.3 Data Hasil Tes Tertulis Data yang diperoleh dari instrumen tes tertulis yang dilakukan pada uji coba terbatas kepada 32 siswa dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 72,7. Rata-rata kelas yang didapatkan adalah sejumlah 88,96. Peneliti menyusun data menggunakan distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan
80
jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K=1+3.3 log n. K adalah banyaknya kelas dan n adalah banyaknya jumlah siswa. Melalui rumus didapatkan data K=1+3,3log32=5,966995 yang dibulatkan menjadi 6. Sedangkan rentang nilai didapatkan dari selisih skor (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dibagi dengan jumlah kelas, yaitu
100 −72,7 6
=
27,3 6
= 4,55 yang
dibulatkan menjadi 5. Berikut merupakan data hasil tes tertulis.Berikut merupakan data hasil tes tertulis. Tabel 4.12. Hasil Tes Tertulis Uji Coba Luas Interval Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
96-100
9
28,125%
91-95
9
28,125%
86-90
7
21,875%
81-85
4
12,5%
76-80
1
3,125%
71-75
2
6,25%
Jumlah
32
100%
Tabel di atas menunjukan prosentase perolehan nilai hasil evaluasi yang dilakukan setelah pembelajaran dilakukan. Sebanyak 28,125% atau sejumlah 9 siswa mendapatkan nilai mulai dari 96-100. Sebanyak 28,125% atau sebanyak 9 siswa mendapatkan nilai dari 91 sampai 95. Kemudian sebanyak 21,875% atau sejumlah 7 siswa mendapatkan nilai dari 86-90. Sebanyak 12,5% atau sejumlah 4 siswa mendapatkan nilai dari 81-85. Sebanyak 3,125% atau sejumlah 1 siswa mendapatkan nilai antara 76-80. Kemudian sebanyak 6,25% atau sejumlah 2 siswa mendapatkan nilai antara 71-75. Hal ini menunjukan tujuan pembelajaran sudah tercapai dan hasil belajar seluruh siswa di atas KKM.
81
4.3 Analisis Data dan Pembahasan 4.3.1 Analisis Data Validasi Pakar Materi dan Media 4,4 4,3 4,2 4,1 4 3,9 3,8 3,7
Keterangan:
Kesesuaian Kebahasaan Ilustrasi cerita bergambar dengan materi
Hak Cipta
x > 4, 01
Sangat Baik
3,34 < x ≤ 4,01
Baik
2,66 < x ≤ 3,34
Cukup
1,99 < x ≤ 2,66
Kurang
x < 1,99
Sangat kurang
Gambar 4.17. Diagram Hasil Validasi Pakar Berdasarkan diagram di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa aspek hak cipta memiliki skor yang paling tinggi yaitu 4,3 dan berarti pakar setuju bahwa media cerita bergambar yang dibuat asli dibuat oleh peneliti. Aspek Ilustrasi mendapat skor yang paling rendah yaitu 3,92 namun masih dalam kategori sesuai dalam skala Likert. Aspek kesesuaian cerita bergambar dengan materi mendapat skor 4,2 yang termasuk dalam kategori sangat sesuai dalam skala Likert. Aspek kebahasaan mendapat skor 3,99 yang termasuk dalam kategori sesuai. Rata-rata yang diperoleh adalah 4,103 yang termasuk dalam kategori sangat sesuai. Artinya ketiga pakar setuju bahwa media cerita bergambar yang telah dikembangkan layak dan sangat sesuai untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD.
82
4.3.2 Analisis Hasil Uji Coba Terbatas 4.3.2.1 Analisis Hasil Angket Respon Guru 6 5 4 3 2 1 0
Keterangan: x > 4, 01
Sangat Baik
3,34 < x ≤ 4,01
Baik
2,66 < x ≤ 3,34
Cukup
1,99 < x ≤ 2,66
Kurang
x < 1,99
Sangat kurang
Gambar 4.18. Diagram Angket Respon Guru
Berdasarkan data pada diagram diatas terdapat 7 aspek yaitu indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, konsep materi, pesan moral, ketertarikan belajar, keaktifan siswa dan rasa ingin tahu mendapatkan skor 5 yang berarti masuk dalam kategori sangat sesuai. Sedangkan 1 aspek yaitu pengalaman belajar mendapat skor 4 yang termasuk dalam kategori sesuai berdasarkan skala Likert. Rata-rata yang didapatkan adalah 4,875 yang termasuk dalam kategori sangat sesuai. Maka dapat disimpulkan bahwa guru setuju buku cerita bergambar yang telah dikembangkan layak dan sangat sesuai untuk digunakan sebagai media pembelajaran buku cerita bergambar untuk mata pelajaran IPA kelas 3 SD. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru, guru sangat mendukung adanya pengembangan media pembelajaran cerita bergambar yang dapat digunakan di sekolah. Guru mengungkapkan bahwa buku cerita bergambar yang biasanya bercerita dongeng atau cerita nonfiksi ternyata dapat dibuat dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan indikatornya. Selain itu tujuan pembelajaran pun tercapai. Menurut guru, siswa akan dapat memperoleh
83
pengalaman belajar yang baik melalui media buku cerita bergambar, karena mereka tertarik untuk menyimak cerita yang disampaikan beserta dengan ilustrasi dalam buku cerita dan tanpa disadari mereka sebenarnya sedang belajar. Selain itu pesan moral yang disampaikan lewat buku cerita ini sangat bagus. Hal-hal sepele yang biasanya anak-anak lakukan yaitu membuang sampah sembarangan diharapkan berubah setelah mereka belajar dengan menggunakan buku cerita bergambar yang telah dikembangkan. Melalui interaksi tanya jawab yang dilakukan oleh penulis sebagai guru, siswa terlihat sangat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan juga bukan sekedar pertanyaan level knowledge (pengetahuan) namun juga pertanyaan comprehension yang memicu siswa berpikir kritis. Observer juga mengatakan bahwa ketika guru membacakan cerita dan memancing siswa dengan pertanyaan hal itu dapat membuat siswa merasa penasaran dengan cerita selanjutnya, hal ini terlihat dari sikap dan perilaku siswa yang memperhatikan cerita dan antusias menjawab pertanyaan guru. Observer sendiri mengatakan bahwa dia sangat setuju bahwa dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang telah dikembangkan peneliti siswa menjadi lebih aktif, tertarik untuk belajar dan memunculkan rasa keingintahuan dalam diri siswa.
84
4.3.2.2 Analisis Hasil Angket Respon Siswa 6 5 4 3 2 1
0
Gambar 4.19. Diagram Angket Respon Siswa Berdasarkan data pada diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa 4 aspek indikator yaitu ketertarikan dalam belajar, kemudahan memahami materi, gambar membuat tertarik dalam memperhatikan penjelasan, dan tokoh dalam cerita menarik memiliki prosentase sebesar 100% yang artinya siswa setuju pada keempat aspek tersebut. Sedangkan 1 aspek yaitu aspek kalimat mudah dipahami memiliki prosentase sebesar 80%, artinya siswa setuju dengan aspek tersebut. Kesimpulannya adalah siswa setuju dengan kelima aspek diatas.
85
Gambar 4.20. Para Siswa Memperhatikan Guru Ketertarikan siswa dalam belajar lewat media cerita bergambar terlihat ketika guru membacakan cerita, seluruh siswa mendengarkan dan memperhatikan dari awal hingga akhir cerita. Dari cerita tersebut guru dapat berinteraksi dengan siswa melalui kegiatan tanya jawab selama membacakan cerita. Melalui kegiatan tanya jawab inilah guru dapat menilai pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Dari kelima siswa yang mengikuti uji coba terbatas ini, hanya 1 anak yang kurang aktif menjawab pertanyaan guru dengan mengangkat tangannya. Jadi guru harus lebih banyak menunjuknya untuk menjawab pertanyaan. Ketika ditanya alasannya, dia mengatakan bahwa dia masih malu untuk mengangkat tangannya dan takut jawaban yang dikemukakannya salah. Guru pun memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya. Setelah usai mengisi angket respon, guru bertanya kembali mengenai angket yang telah mereka isi. Menurut mereka tokoh yang ada di dalam cerita bergambar menarik karena terlihat seperti anak kecil yang nakal tapi berubah menjadi baik hati. Mereka juga mengatakan bahwa mereka menyukai tokoh Bumi karena Bumi sangat baik dan gambarnya bagus. Ketika peneliti menanyakan tentang kalimat yang ada di cerita mereka mengatakan bahwa kalimatnya mudah dipahami dan tidak ada kata-kata yang mereka tidak paham. Walaupun begitu ada satu anak yang mengatakan ada kalimat yang susah dipahami. Ketika ditanya kalimat bagian mana yang menurutnya susah dipahami yaitu pada halaman 20 yang mengatakan bahwa
86
“Dalam bidang pertanian, perlu dibuat terasering pada lahan yang miring supaya air tidak menghanyutkan lapisan tanah yang subur.” Kemudian guru meminta siswa tersebut menunjukkan bagian mana yang dia tidak paham. Dia menunjukkan tentang kata terasering. Guru pun meminta dia menjelaskan apa yang dia ketahui tentang terasering setelah guru membacakan cerita dan juga melakukan pembahasan serta tanya jawab bersama kelima siswa dan ternyata dia mampu menjelaskan dengan baik tentang apa itu terasering. 4.3.2.3 Analisis Lembar Observasi Guru 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Keterangan: 2= setuju 0= tidak setuju
Gambar 4.21. Diagram Lembar Observasi Guru Berdasarkan pada diagram diatas seluruh aspek mendapatkan skor maksimal 2. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru setuju bahwa peneliti telah melakukan seluruh aspek kegiatan dalam proses belajar mengajar. Menurut guru pengamat seluruh kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Pengaturan kelas dengan beberapa peraturan seperti bertepuk tangan juga baik untuk diterapkan di kelas. Guru memberikan saran kepada peneliti agar dapat meningkatkan volume suara lebih keras lagi karena pada uji coba terbatas ini hanya mengajar 5 siswa. Namun dalam uji coba luas nanti peneliti akan menghadapi jumlah siswa yang lebih banyak sehingga volume suara sangat perlu untuk ditingkatkan.
87
4.3.2.4 Analisis Hasil Tes Tertulis 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 96-100
91-95
86-90
81-85
Gambar 4.22. Diagram Tes Tertulis Uji Coba Terbatas Berdasarkan data yang diperoleh dari diagram batang di atas terdapat 4 anak mendapatkan nilai antara 91-100 dan 1 anak mendapatkan nilai antara 8190.Kelima siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Peneliti mengamati bahwa mereka mencermati setiap pertanyaan dan jawaban pada lembar tes. Tidak ada pertanyaan yang ditanyakan selama mengerjakan tes. Setelah selesai mengerjakan tes guru meminta untuk mengecek jawaban mereka kembali. Kelima siswa memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam uji coba terbatas ini terdapat 1 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, 3 siswa dengan kemampuan sedang dan 1 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. KKM mata pelajaran IPA kelas 3 SD adalah 70. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima siswa yang mengikuti uji coba terbatas memiliki nilai di atas KKM setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan berbantuan media pembelajaran cerita bergambar.
88
4.3.3 Analisis Hasil Uji Coba Luas 4.3.3.1 Analisis Hasil Angket Respon Guru 6 5 4 3 2 1 0
Keterangan: x > 4, 01
Sangat Baik
3,34 < x ≤ 4,01
Baik
2,66 < x ≤ 3,34
Cukup
1,99 < x ≤ 2,66
Kurang
x < 1,99
Sangat kurang
Gambar 4.23. Diagram Angket Respon Guru Berdasarkan data pada diagram diatas terdapat 7 aspek yaitu indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, konsep materi, pesan moral, pengalaman belajar, ketertarikan belajar, dan keaktifan siswa mendapatkan skor 5 yang berarti masuk dalam kategori sangat sesuai. Sedangkan 1 aspek yaitu rasa ingin tahu siswa mendapat skor 4 yang termasuk dalam kategori sesuai berdasarkan skala Likert. Rata-rata yang didapatkan adalah 4,875 yang termasuk dalam kategori sangat sesuai. Maka dapat disimpulkan bahwa guru setuju buku cerita bergambar yang telah dikembangkan layak dan sangat sesuai untuk digunakan sebagai media pembelajaran buku cerita bergambar untuk mata pelajaran IPA kelas 3 SD. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, guru kelas menyatakan ketertarikannya mengajar dengan menggunakan media cerita bergambar. Biasanya guru meminta siswa membaca dari buku pegangan ketika mengajarkan materi IPA yang tidak dapat dieksperimenkan. Kegiatan yang dilakukan adalah membaca dan membahas materi bersama atau masing-masing, melakukan tanya jawab, kemudian mengerjakan tugas. Hal ini menyebabkan para siswa cenderung mengobrol dengan teman atau asik sendiri dengan kegiatannya. Tentu saja dibutuhkan pengaturan kelas ekstra supaya siswa tetap memperhatikan penjelasan guru. Namun ketika mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan
89
penulis
dengan
menggunakan
buku
cerita
bergambar,
seluruh
siswa
memperhatikan dengan baik dan tidak ada siswa yang ramai. Menurut guru kelas, siswa juga lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan daripada biasanya. Pesan moral dari buku cerita bergambar pun tersampaikan dengan baik. 4.3.3.2 Analisis Hasil Angket Respon Siswa 35 30 25 20 15 10 5 0
Ya Tidak
Gambar 4.24. Diagram Angket Respon Siswa Berdasarkan data pada diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek ketertarikan dalam belajar dinilai paling disetujui oleh siswa sedangkan aspek tokoh dalam cerita menarik merupakan yang terendah. Namun dalam perbandingannya siswa yang menyetujui tokoh dalam cerita menarik lebih tinggi daripada yang tidak setuju. Aspek kemudahan memahami materi dan aspek gambar membuat tertarik mengikuti pembelajaran tingginya sama artinya jumlah siswa yang setuju pada kedua aspek tersebut sama. Sedangkan aspek kalimat mudah dipahami cukup tinggi walaupun ada sedikit siswa yang tidak setuju dengan aspek ini.
90
Gambar 4.25. Seluruh Siswa Memperhatikan Guru Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru, tidak ada siswa yang asik sendiri mengobrol dengan temannya atau membuat kegaduhan. Seluruh siswa memperhatikan guru dengan baik. Apalagi peneliti baru bertemu dengan siswa kelas 3 kecuali 5 siswa yang mengikuti uji coba terbatas.
Gambar 4.26. Para Siswa Aktif dalam Kegiatan Tanya Jawab Selama membacakan cerita bergambar, para siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Pertanyaan yang diberikan bukan hanya pertanyaan tingkat pengetahuan yang telah mereka dapatkan yang jawabannya ada di dalam buku cerita bergambar. Namun pertanyaan tingkat pemahaman (comprehension) juga diberikan dan para siswa dapat menjawab dan
91
menjelaskan jawaban mereka dengan baik. Melalui pertanyaan yang disampaikan juga peneliti dapat mengetahui bahwa pesan moral yang ada pada buku cerita bergambar tersampaikan dengan baik. Sebelum membacakan buku cerita bergambar ini, guru bertanya, “Apakah ada yang masih suka membuang sampah sembarangan?” Guru meminta para siswa untuk jujur dan sebagian besar siswa mengangkat tangannya. Setelah selesai dengan kegiatan membaca buku cerita bergambar, guru bertanya kembali, “Kira-kira jika kalian makan permen lalu tidak ada tempat sampah di sekitar kalian, apa yang kalian lakukan dengan bungkus permen tersebut? Sebagian besar siswa mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan tersebut, rata-rata jawaban mereka adalah dengan menyimpan bungkus permen dan membuangnya di tempat sampah yang ditemukan. Siswa juga menyampaikan pendapatnya jika menemukan sampah di jalan harus diambil dan dibuang ke tempat sampah. Di dalam kegiatan diskusi, para siswa mampu mengklasifikasikan gambar ke dalam kategori lingkungan alam yang terawat atau kategori lingkungan alam yang dirusak manusia. Para siswa juga mampu menjelaskan alasan mengapa itu terawat dan tidak. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami materi yang disampaikan lewat buku cerita bergambar dengan sangat baik. 4.3.3.3 Analisis Lembar Observasi Guru 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Keterangan: 2= setuju 0= tidak setuju
Gambar 4.27. Diagram Lembar Observasi Guru Berdasarkan pada diagram diatas seluruh aspek mendapatkan skor maksimal 2. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru setuju bahwa peneliti telah melakukan seluruh aspek kegiatan dalam proses belajar mengajar.
92
4.3.3.4 Analisis Hasil Tes Tertulis 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 96-100
91-95
86-90
81-85
76-80
71-75
Gambar 4.28. Diagram Tes Tertulis Uji Coba Luas Berdasarkan data yang diperoleh dari diagram batang di atas terdapat 18 anak yang mendapatkan nilai antara 91-100. 11 anak memiliki nilai antara 81-90. 3 anak memiliki nilai antara 71-80. KKM mata pelajaran IPA kelas 3 SD adalah 70. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 32 siswa yang mengikuti uji coba luas memiliki nilai di atas KKM. Melalui tes tertulis ini guru yakin bahwa dengan menggunakan media pembelajaran buku cerita bergambar,
siswa
mudah memahami
materi
pembelajaran. Sebelumnya sebagian siswa kaget dan protes, ketika guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mengerjakan tes tertulis. Mereka berkata bahwa mereka belum siap untuk mengerjakan tes karena mereka belum belajar dan materi ini masih baru bagi mereka. Namun buktinya mereka dapat mengerjakan tes dengan sangat baik. Terbukti bahwa lewat buku cerita bergambar tanpa sadar mereka mempelajari materi kelestarian dan pemeliharaan alam.
93
4.4 Kajian Produk Akhir Produk akhir hasil penelitian dan pengembangan ini adalah media pembelajaran cerita bergambar untuk mata pelajaran IPA Kelas 3 SD. Media cerita bergambar yang berjudul “Noel dan Bumi” terdiri dari 23 halaman. Dalam buku cerita bergambar ini diceritakan tentang seorang anak yang bernama Noel. Dia memiliki kebiasaan buruk yaitu suka membuang sampah sembarangan. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Bumi di dalam mimpi. Sang Bumi menangis sedih karena alamnya dirusak manusia. Kemudian Bumi menceritakan perilaku manusia yang merusak alamnya. Noel pun mengingat kebiasaan buruknya yang suka membuang sampah sembarangan. Bumi menjelaskan beberapa cara memelihara alam yang baik. Noel pun berjanji untuk menjaga Bumi. Setelah bangun dari tidurnya, dia mulai mau memperbaiki diri dengan membersihkan halaman rumah dan membuang sampah di tempat sampah. Cerita bergambar ini digunakan sebagai media pembelajaran bagi guru dalam menyampaikan materi tentang kelestarian dan pemeliharaan alam. Buku cerita bergambar ini diharapkan mampu membuat siswa lebih tertarik belajar dan memperhatikan penjelasan guru.