BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas 4 SDN Mongunsari 05 salatiga dengan jumlah siswa 21 pada pembelajaran IPA pokok pembahasan peristiwa alam yang ada di indonesia dan kegiatan manusia terhadap perubahan lingukan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu metode jigsaw. 4.1.1 Kondisi Awal Hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Mongunsari 05 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA hanya 29% dengan nilai rata-rata 65. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap kriteria ketutansan minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA 70. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 05 Pra Siklus
No Nilai
Ketuntan Belajar
Frekuensi
Persentase(%)
1
≥70
Tuntas
6
29 %
2
<70
Tidak tuntas
15
71%
Jumlah
21
100
Nilai Minimum
42
NilaiMaksimum
95
Nilai Rata-Rata
71
43
44
Berdasarkan tabel 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar
siswa sebelum
diadakan hanya 15 siswa yang tuntas dan 6 siswa tidak tuntas. Terlihat pula ada ketimbangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 95 dengan nilai terendah 50. Rendahnya hasil belajar ipa kelas 4 disebabkan oleh guru kelas 4 SD Negeri Mongunsari 05 kurang kreatif, dalam kegiatan mengajar hanya berceramah saja tanpa disertai media apapun, metode kurang variasi serta kurang melibatkan siswa, membatasi keativitas siswa, konsentrasi siswa dalam pembelajaran lemah. Hasil tes pada pra siklus Iapabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.1 dibawah ini: Diagram Presentase Ketuntasan Belajar Kondisi PraSiklus
Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Jumlah Siswa
16 14 12 10 8 6 4 2 0 Tuntas
1 6
2 29%
Tidak tuntas
15
71%
Dari analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sempel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan dengan menerapkan metode jigsaw dalam pembelajaran IPA. 4.1.2 Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaa dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan). Tindakan I adalah Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik dan
45
Pengaruhnya terhadap Lingkungan Darat. Yang terdiri dari dua sub pokok bahasan, yaitu a) faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan fisik daratan, b) penyebab perubahan lingkungan fisik daratan. Untuk mendapat kan data awal terlebih dahulu peneliti melakasanakan kegiatan pra tindakan sebagai berikut: 1. Perencanaan Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan yang penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan pertama Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1.
Kegiatan awal Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru membuka
pelajaran salam dan berdo’a terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajran guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa : “anak-anak siapa di antara kalian yang pernah mengalami ketika hujan deras, rumahnya
terendam air?.” Setelah
kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. 2. Kegiatan inti Guru memperjelas/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode jigsaw, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok asal), setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada
46
(kelompok asal), tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
3. Kegiatan akhir Guru membimbing siswa dalam membua kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kemudian guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan melibatkan siswa.
Obsevasi Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut: 1. Siswa tidak dapat menepati tempat duduknya masingmasing 2. Kurangnya perhatian siswa yaitu masih ada siswa yang bermain sendiri 3. Kurangnya partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dikusi kelompok. Refleksi tindak lanjut Berdasarkan obsevasi dan analisi hasil tes pada siklus 1 pertemuan pertama hari jum’at tanggal 11 April 2014, terdapat 16 siswa yang tuntas dan 5 siswa yang tidak tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I siswa tidak menempati tempat duduknya masing-masing, siswa juga masih ada yang kurang memperhatikan guru dan sibuk sendiri serta kurangnya partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan saat diskusi kelompok, oleh karena itu masih ada 24% siswa yang belum tuntas belajar.
47
Hasil
obsevasi
yang
diperoleh
guru
sudah
dilaksanakan
pembelajaran dengan runtut, sudah menggunakan alat peraga dengan maksimal, guru sudah student center guru hanya fasilitator dan motivator akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga masih terdapat beberapa anak saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta semangatnya masih kurang. Oleh karena itu pada pertemuan berikutnya guru harus bisa lebih baik lagi agar dalam proses pembelajaran dan pengeuasaan kelas agar siswa bisa menempati tempat duduknya masing-masing, lebih antusias dalam diskusi kelompok. Pada waktu berlangsungnya pemebelajaran ada guru yang menjadi obsever mengobsevasi berlangsungnya pembelajaran dengan mengisi lembar obsevasi. Pada pertemuan pertama siswa yang yang mencapai KKM hanya 16 siswa dari 21 siswa ini berarti masih ada 5 siswa yang belum mencapai KKM. Dimana nilai rata-rata siswa 77,83 sedangkan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. (1) Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 April 2013 melalui beberapa kegiatan 1. Kegiatan awal Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya kepada siswa ”siapa yang pernah melihat kejadian gunung berapi?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya. 2. Kegiatan inti Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi
48
yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok
asal
dan
menyampaikan
kepada
(kelompok
asal),
mengarahkan terjadinya interaksiantar siswa, tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 3. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dan menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. Kemudian guru melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Observasi Kurangnya keberanian siswa untuk bertanya serta dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok Refleksi dan tindak lanjut Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes siklus I pertemuan kedua hari sabtu tanggal 12 April 2014, terdapat 16 siswa yang tuntas dan 5 siswa tidak tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifan masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 24% siswa belum tuntas belajar. Siswa sudah mulai berkerja sama dengan baik akan tetapi siswa masih
kurang
berani
untuk
bertanya
dan
mengungkapkan
49
pendapatnya pada kelompoknya masing-masing. Hal ini terbukti adanya peningkatan dari 15 siswa yang tuntas menjadi 16 siswa yang tuntas dari 21 siswa. Nilai rata-rata adalah 77,85. Nilai tertingginya adalah 100 dan nilai terendah 50. Selama pembelajaran observasi yang dilakukan observer berjalan lanjar terlihat dari data yang diperoleh melalui lembar observasi perencanaa yang dilakukan peneliti dan guru berjalan dengan baik terlihat dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing, sudah tidak sibuk sendiri, bekerja sama dengan baik dalam kelompok terlihat saat mengerjakan tugas kelompok mereka bekerja sama menyelesaikannya, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih kurang
berani
dalam
mengungkapkan
pendapatnya
pada
kelompoknya akan tetapi pada pertemuan kedua ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan lebih baik dari pertemuan pertama. Hasil Tindakan Penelitian 1) Data temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di bawah ini :
50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 05 Siklus I
No Nilai
Ketuntan Belajar
Frekuensi
Persentase(%)
1
≥70
Tuntas
16
76 %
2
<70
Tidak tuntas
5
24%
Jumlah
21
100
Nilai Minimum
50
Nilai Maksimum
100
Nilai Rata-Rata
77
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada silkus I adalah 75 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus I meningakat 16 siswa, sementara pada pra siklus 6 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus I sudah ada yang mencapai nilai tertingi yaitu 95 nilai terrendah 50. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Mongunsari 05 dengan menerapkan metod Pembelajaran Jigsaw jumlah siswa yang nilainya ≥ 65 atau yang memiliki KKM sudah terlihat meningkat seperti yang dikatakan dalam hasl penelitian Ninik Sri Moerwarni (2011) bahwa metode jigsaw sangat mempengaruhi hasil belajar siswa .Hasil tes pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dalam mengajikan dalam grafik batangan 4.2 dibawah ini
51
Diagram Presentase Ketuntasan Belajar Kondisi Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I 25
Jumlah Siswa
20 15 10 5 0
1
2
Tidak tuntas
5
24%
Tuntas
16
76%
Siswa yang tuntas pada siiklus I mencapai 76% atau 16
siswa,
sedangkan siswa yang belu, tuntas hasil belajarnya 24% atau 5 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun hasil belajar yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 16 siswa nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasika 70% dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa telah tuntas pada siklus I mencapau 76% ( 16 siswa ), oleh karena itu penlitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus II. 1. Hasil Observasi Pada pertemuan pertama siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
52
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 05 Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus I
Pertemuan Siklus I
Total
Materi Penyebab
Pertemuan 1 lingkungan
Kategori
Skor perubahan
fisik
penagruhnya
dan terhadap
18
Baik
23
Baik
lingkungan daratan Siklus I
Faktor Penyebab Perubahan
Pertemuan 2 Lingkungan Fisik
Tabel 4.4 di atas menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I pertemuan pertama dengan total skor 18 dengan kategori baik, pada pertemuan kedua dengan total skor 23 dengan kategori baik. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 selama mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I apabila dianalisis berdasarkan total skor dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.4 di bawah ini:
53
Gambar 4.4 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 05 Selama Mengikuti Proses Pembelajaran dalam Penerapan Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus I
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 05 selama mengikuti proses pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I 25 20 15 10 5 0 nilai
pertemuan I
pertemuan II
18
23
4. Hasil Refleksi Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga menunjukkan hasil yang cukup memuaskan meskipun masih ada yang belum sesuai dengan apa yang diharapan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Terlihat perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw yaitu siswa lebih bersemangat, aktif, dan berani maju didepan kelas. b. Siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya sendiri baik megomentari hasil pekerjaan temannya maupun membacakan
54
hasil pekerjaan didepan kelas meskipun masih terlihat malumalu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang akan ditindak lanjuti pada siklus berikutnya adalah: 1) Kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. 2) Menumbuhkan
kepercayaan
diri
siswa
saat
mengemukakan
pendapatnya. 3) Siswa belum terlatih untuk memberikan tanggapan terhadap hasil teman-temannya. 4.1.2 Pelaksanaan Siklus II Berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai tindaklanjut dari hasil refleksi tersebut. Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan) adalah sebagai berikut: 1. Perencananaan Hasil refleksi pada siklus I dengan teman sejawat/observer menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakn pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal Sebelum masuk pada materi guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa terlebih dahulu, absensi, guru juga melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya kepada siswa ”sebelum kamu pergi ke sekolah, kegiatan apa yang biasanya kamu
55
lakukan?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya, guru juga meminta siswa agar mempersiapkan buku, dan alat tulis yang diperlukan siswa serta mengatur tempat duduk siswa. 2. Kegiatan inti Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan
4-5
siswa
(kelompok
asal),
guru
membagi
LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada (kelompok asal), mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa, tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 3. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dan menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. Kemudian guru melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Observasi Siswa sudah mulai aktif dalam menarik kesimpulan akan tetapi ada beberapa siswa yang belum terlalu aktif membuat rangkuman. Refleksi dan tindak lanjut Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus II pertemuan pertama hari Rabu tanggal 23 April 2014, terdapat 20 siswa yang telah tuntas dan 1 siswa belum tuntas belajar, pada siklus
56
II pertemuan pertama ini siswa sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum terlalu aktif dalam membuat rangkuman, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus II pertemuan pertama siswa sudah aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Tindak lanjutnya dalam siklus ke II pertemuan kedua nilai siswa harus meningkat lagi. 2) Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan awal Untuk mengawali pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam dan berdoa terlebih dahulu, absensi, guru juga melakukan apersepsi guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya, guru juga meminta siswa agar mempersiapkan buku, dan alat tulis yang diperlukan siswa serta mengatur tempat duduk siswa. 2. Kegiatan inti Guru menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode jigsaw, membahas tentang kegiatan dan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok
57
asal dan menyampaikan kepada (kelompok asal), mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa, tiap anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk
mempresentasikan
hasil
kerjanya.
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 3. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dan menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. Kemudian guru melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu serta untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan. Observasi Siswa sudah antusias mengikuti pembelajaran, tidak ada siswa yang ribut, semua siswa aktif dalam kerja kelompok dan siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya. Refleksi dan tindak lanjut Bardasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II pertemuan kedua hari Kamis
tanggal 24 Aprli 2014, dalam kegiatan
pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa tidak ada yang ribut lagi, semua siswa aktif dalam kerja kelompok dan siswa sudah berani mengungkapkan pendapatnya dibandingkan saat pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw. Selain itu juga siswa yang pada saat siklus I tidak mau mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah dapat memperhatikan dengan baik.
58
Hasil dari tindakan Siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 4 meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 4 pada mata pelajaran IPA. 3. Hasil Tindakan Penelitian 1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus 2 diakhir pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini: Table 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 05 Siklus II
No Nilai
Ketuntan Belajar
Frekuensi
Persentase(%)
1
≥70
Tuntas
20
95 %
2
<70
Tidak tuntas
1
5%
Jumlah
21
100
Nilai Minimum
50
Nilai Maksimum
100
Nilai Rata-Rata
85
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 85. meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65 dan siklus 1 adalah 77. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 20 siswa, sementara pada pra siklus hanya 15 siswa dan siklus 1 yaitu 5 siswa. Tabel 4.5 menunjukan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD negeri Mangunsari 05 dengan penerapan metode jigsaw pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.5 dibawah ini:
59
Tabel 4.5 Diagram Presentase Ketuntasan Belajar Kondisi Siklus II
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 25 Jumlah Siwa
20 15 10 5 0 Tidak tuntas
1 1
2 5%
Tuntas
20
95%
Gambar 4.5 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 20 siswa dari 21 siswa kelas 4 tuntas hasil belajranya. Dari data tersebut dapat diperoleh informasi bahwa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 95% (20 siswa). Dari hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.
60
1) Data Temuan Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN Mangunsari 02 pra siklus, siklus 1 dam siklus 2
Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4
No
Pencapaian
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1502
1634
1794
1.
Jumlah nilai
2.
Nilai terendah
42
50
50
3.
Nilai tertinggi
95
100
100
4.
Siswa tidak tuntas
6
5
1
5.
Siswa tuntas
15
16
20
6.
Peresentase ketuntasan
71%
76%
85%
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus yaitu 6 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 16 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 20 siswa dari 21 siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan metode pembelajaran jigsaw. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
61
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPA Kelas 4 SDN Mangunsari 05 Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
20 18
Jumlah Siswa
16 14 12
Siswa tidak tuntas
10
Siswa tuntas
8
Peresentase ketuntasan
6 4 2 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II
Berdasarkan gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan klasikal 24% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakn metode jigsaw dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 77 dengan ketuntasan belajar mencapai 76% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 85 dengan ketuntasan klasikal mencapai 95% siswa tuntas hasil belajarnya.
62
4. Hasil observasi 1)
Hasil penilaian kegiatan/kinerja guru dalam menerapkan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II. Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan
metode jigsaw pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua yang dinilai observer sudah menunjukan hasil yang sangat baik dari siklus I. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode jigsaw dalam pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Mangunsari 05 Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus II
Total
Pertemuan
Materi
Siklus II
Dampak Pengaruh Perubahan
Pertemuan 1
Lingkungan
fisik
Skor
terhadap
26
daratan Siklus II
Cara Mencegah
Pertemuan 2
Kategori
31
Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 4.9 di atas menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw pada siklus 2 pertemuan pertama dengan total skor 26 dengan kategori sangat baik, pada siklus 2 pertemuan kedua dengan total skor 31 dengan kategori sangat baik dan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan dengan berhasil. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 02 selama mengikuti proses pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II apabila dianalisis berdasarkan nilai aktivitas siswa dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.9 di bawah ini:
63
Gambar 4.9 Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 05 selama mengikuti proses pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 nilai aktivitas
pertemuan I
pertemuan II
26
31
Gambar 4.9 menunjukan bahwa hasil penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II
pertemuan
pertama yaitu dengan total skor 26 dan dengan kategori sangat baik, pertemuan kedua yaitu dengan total skor 31 dan dengan kategori sangat baik. Dari hasil nilai presentase siswa proses pembelajaran di kelas sudah berhasil dengan baik. 2)
Hasil Refleksi Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer. Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan metode jigsaw pada siklus II pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menrapkan metode jigsaw sehingga pembelajaran dilakukan dengan aktif dan siswa tidak ramai sendiri. Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 20 siswa atau 95% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan
64
dalam penerapan metode jigsaw pada siklus II berhasil karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 77% meningkat menjadi 95%.
3)
Pembahasan Penggunaan metode jigsaw dalam pembelajaran Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
pada siklus pertama diadakan 2 kali pertemuan dan siklus ke-2 juga diadakan 2 kali petemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang memperhatikan penyampaian materi dengan menggunakan metode jigsaw dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan tidak menempati tempat duduknya masing-masing, siswa tidak berani mengungkapkan pendapat pada kelompok. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu siswa masih banyak yang bingung dan kurang dapat mencermati/mengerjakan lembar tugas yang diberikan guru. Pada siklus 1 pertemuan pertama guru dalam menerapkan metode jigsaw saat pembagian kelompok siswa tidak menempati tempat duduknya masingmasing sehingga pembelajaran kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pertemuan berikutnya harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan. Pada siklus
1 pertemuan kedua masih
ditemukan permasalahan-
permasalahan seperti diatas. Sehingga guru terus menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditunjukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih dibawah kategori sangat baik.
65
Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukan antara lain: siswa sudah berani mengungkapkan pendapat pada kelompok, siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Dari hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus 2 pertemuan pertama diperoleh total skor 41 dan pada pertemuan kedua juga diperoleh total skor 54 pada pertemuan kedua guru berusaha memperbaiki dan menambahkan kegiatankegiatan yang belum dilakukan pada siklus 1 semua indikator kegiatan guru dilakukan pada pembelajaran di siklus 2. Secara umum dapat dilakukan bahwa pembelajaran menggunakan metode jisaw yang dilakukan guru pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan yang baik, ini berarti bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan metode jigsaw hasil belajar IPA dapat meningkat.