BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Tempat Penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen .
4.1.1
Sejarah Perkembangan Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan
memperhatikan
perkembangan
pendayagunaan
dan
pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui
54
55
Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada
perkembangan
berikutnya,
untuk
lebih
meningkatkan
penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).
56
4.1.2
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan Peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam
melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN. 3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir, 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
57
4.1.3
VISI dan MISI VISI Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan. MISI 1. Melaksanakan litbangyasa iptek nuklir untuk bidang energi dan nonenergi 2. Melakukan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir 3. Melaksanakan kegiatan demi kepuasan pemangku kepentingan.
4.1.4. HASIL LITBANGYASA Tujuan utama pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata untuk pembangunan nasiona. Program litbangyasa iptek nuklir diarahkan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dan pembangunan. Bidang Pertanian dan Peternakan Hasil litbang BATAN dalam bidang pertanian antara lain bibit unggul, pupuk hayati dan tanaman lorong, teknologi serangga mandul, pengawetan
58
bahan pangan, teknologi suplemen pakan ternak ruminansia, teknologi reproduksi ternak ruminansia, dan koksivet supra’95. Beberapa produk pertanian dan peternakan hasil penelitian BATAN menggunakan teknik nuklir, seperti: padi, kedelai, sorgum, kapas, kedelai, suplemen pakan ternak, dan pengawetan bahan makanan. Bidang Energi Studi pengembangan pembangkitan energi listrik dengan opsi nuklir menggunakan WASP, Studi keekonomian pembangkitan energi listrik dengan program FINPLAN dan LEGECOST, Studi komprehensif berbagai sumber daya
energi
untuk
pembangkitan
listrik
dengan
program
MAED,
MARKAL/Message dan Simpact, Teknik evaluasi tapak dan lingkungan instalasi nuklir, Pengguasaan teknologi elemen bakar reaktor riset dan reaktor daya, Penguasaan teknologi sistem energi nuklir Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Sistem informasi manajemen, Perangkat lunak untuk pemantauan keamanan dan keselamatan kawasan Puspiptek, Pusat Informasi Nuklir (Nuclear Information System/NIS), Perangkat lunak untuk peralatan kedokteran nuklir
59
Bidang Kesehatan dan Obat-obatan BATAN selama ini menjadi pusat acuan dan kepakaran kesehatan masyarakat berbasis teknologi nuklir. Beberapa produk kesehatan dan obatobatan hasil penelitian BATAN, seperti: Renograf, pesawat sinar-X, thyroid uptake, brachyterapi, peralatan proteksi radiasi, kit radiofarmaka dan sediaan nyawa bertanda, jaringan biologi steril, protokol pemeriksaan dalam kedokteran nuklir, Standarisasi dan kalibrasi peralatan kedokteran nuklir (sumber sinar-X) Edukasi dan Informasi Publik Kegiatan informasi publik dilakukan melalui forum seminar, ceramah, sarasehan, dialog interaktif atau diskusi terbuka, pameran, gelar teknologi, siaran radio dan televisi. Kegiatan edukasi publik dilakukan melalui forum workshop atau pelatihan, lomba, penulisan artikel, lomba pidato dan cerdas cermat, pengembangan multimedia edukasi, pengadaan sarana laboratorium edukasi, kunjungan ke fasilitas nuklir.
60
4.1.5. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi BATAN
Berdasar: Peraturan Kepala BATAN No.392/KA/XI/2005
61
4.2.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam dan setelah melakukan penelitian melalui deskriptif kualitatif yang dilakukan penulis kepada key informan yakni Bapak Dimas Irawan selaku Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, Pusat Diseminasi Iptek Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional yang bertempat di PPTN BATAN Pasar Jumat Jalan Lebak Bulus Raya Jakarta Selatan. Nara sumber berikutnya adalah Bapak Mudjiono, Kepala Sub Bidang Evaluasi – PDIN, BATAN. 4.2.1. Strategi Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional Strategi humas adalah rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan kehumasan. Untuk dapat bertindak secara strategis, maka kegiatan humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan. Badan Tenaga Nuklir Nasional merupakan sebuah lembaga pemerintah non kementrian (LPNK) yang diamanatkan untuk kesejahteraan rakyat, melalui pengembangan teknologi di bidang iptek nuklir. Pengembangan dalam bidang iptek nuklir salah satunya adalah dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik dengan
62
mempertimbangkan kesediaan bahan bakar utama yang saat ini hampir mengalami keadaan defisit bahan bakar. Sosialisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang dididik atau diajak kemudian mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
dan
dianut
masyarakat.
Untuk
mensosialisasikan
rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir maka Badan Tenaga Nuklir Nasional perlu menerapkan strategi-strategi yang matang dan masyarakat dapat mengetahui program Badan Tenaga Nuklir Nasional dan menerima dampak positif dari program pembangunan PLTN ini. I.
Tahap mendefinisikan problem atau peluang. Langkah Pertama ini meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi
pengetahuan pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak yaitu pihak-pihak yang berkepentingan atau berpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi atau perusahaan. Dalam
menentukan
rumusan
masalah/riset
terhadap
program
sosialisasi PLTN Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi Bapak Dimas Irawan menjelaskan sebagai berikut: “Dalam menentukan langkah untuk sosialisasi PLTN ke khalayak kami memantau perkembangan informasi terkini yang berkembang di masyarakat dan stakeholder energi nasional, termasuk diantaranya topiktopik yang menjadi main public concern.”37 37
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
63
Bapak Dimas juga menjelaskan tentang apa yang menjadi latar belakang adanya program sosialisasi PLTN yaitu sebagai berikut: “Berdasarkan rencananya, pemerintah akan mengembang teknologi pembangkit tenaga nuklir tersebut pada tahun 2015 hingga 2020 merujuk kepada Undang-Undang 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional berkaitan dengan Indonesia harus memiliki PLTN pada pada 2015-2019. Rencana tersebut juga diperkuat dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tertanggal Januari 2006 tentang keharusan Indonesia memiliki sumber energi listrik dari PLTN.”38 Jadi, latar belakang adanya program sosialisasi adalah rencana pemerintah untuk mengembangkan teknologi tenaga nuklir sebagai salah satu sumber energi listrik. Hal ini lah yang mendasari Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagai lembaga litbang yang diamanatkan oleh undang-undang merasa perlu untuk secara terus menerus melakukan sosialisasi iptek nuklir di Indonesia. Terlebih lagi dengan adanya paradigma di masyarakat bahwa nuklir adalah energi berbahaya yang tidak menguntungkan bagi masyarakat dan rasa ketidakpercayaan, pesimistis masyarakat terhadap kemampuan bangsanya untuk mengelola energi nuklir. Masalah ini juga yang menjadi concern dalam melakukan sosialisasi.
Selain itu, menurut Bapak Dimas adanya Instruksi Presiden terbaru mengenai sosialisasi PLTN memperkuat semangat BATAN untuk terus
38
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
64
melakukan sosialisasi kepada khalayak. Seperti yang diutip dari Bapak Dimas sebagai berikut: “Sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2010 yang memberikan kewenangan kepada Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk melakukan sosialisasi kepada tentang PLTN kepada masyarakat, maka BATAN melakukan sosialisasi mendalam. Selain itu kami juga mengacu pada kebijakan energi nasional, khususnya rencana pemanfaatan energi nuklir di Indonesia dan hasil kajian sosial budaya masyarakat dan stakeholder energi nasional”39.
Jadi, adanya latarbelakang yang kuat bagi BATAN untuk melakukan program sosialisasi PLTN di Indonesia sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 1 Tahun 2010 yang memberikan kewenangan kepada Kementerian Riset dan Teknologi dan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk melakukan sosialisasi kepada khalayak. Dalam ketentuan ini memungkinkan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman masyarakat terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Untuk menghindarkan masyarakat dari salah pengertian mengenai manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, oleh karena itu Badan Tenaga Nuklir Nasional memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengetahui
secara
proporsional
informasi
mengenai
rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia.
39
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
65
II.
Tahap Perencanaan dan Pemrograman Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama digunakan untuk
menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi komunikasi. Langkah kedua mencakup tindakan untuk memasukan temuan yang diperoleh pada langkah pertama kedalam kebijakan dan program organisasi. a.
Menentukan Tujuan Dalam
menentukan
tujuan
program
sosialisasi
pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Bapak Dimas menjelaskan sebagai berikut : “Sesuai Inpres No. 1 Tahun 2010, kegiatan sosialisasi dilaksanakan untuk mencapai pemahaman masyarakat yang utuh terkait rencana pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkitan listrik. Namun sebenarnya secara konsep, “Goal” utama dari sosialisasi adalah penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Sementara pencapaian pemahaman masyarakat merupakan tujuan antara yang harus dicapai untuk mencapai tujuan akhir/utama tersebut.”40 Jadi,
tujuan
diadakannya
program
sosialisasi
pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah untuk mencapai pemahaman masyarakat yang utuh terkait rencana pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik.
b.
40
Menentukan Pesan
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
66
Dalam menentukan pesan, Bapak Dimas menjelaskan sebagai berikut : “Untuk mencapai tujuan dan sasaran utama kegiatan sosialisasi terdapat beberapa pesan utama yang disampaikan dengan mempertimbangkan fokus perhatian publik (main public concern), diantaranya Perkembangan terkini teknologi operasional dan keselamatan PLTN, Peran Energi Nuklir dalam Kebijakan Energi Nasional serta pencapaian kebijakan nasional lainnya (seperti reduksi emisi gas rumah kaca, optimalisasi pemanfaatan EBT dll), Tahapan rencana pembangunan PLTN dan Community Development yang dicapai melalui pembangunan PLTN.”41 Pesan utama yang disampaikan BATAN dalam program sosialisasi ini adalah mengenai sistem keselamatan PLTN dan bahwa nuklir adalah energi yang ramah lingkungan. BATAN berupaya agar image PLTN di masyarakat tidak lagi tentang kebocoran nuklir, kemajuan teknologi yang pesat telah menciptakan keamanan nuklir yang berlipat. Sebagai Komunikator, BATAN menyiapkan tim khusus dalam kegiatan sosialisasi, terdiri dari narasumber yang memiliki kemampuan teknis dan memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni. Selain itu juga dilibatkan banyak narasumber penting dari lembaga organisasi lain, khususnya stakeholder energi nasional (seperti Kementerian ESDM, Dewan Energi Nasional, Akademisi dan Praktisi Energi/Lingkungan/Sosial). c.
Menentukan Publik Sasaran Dalam menentukan khalayak sasaran yang dituju, Bapak Dimas
menjelaskan sebagai berikut: 41
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
67
“Peran dan posisi sasaran (khalayak) terhadap keberhasilan program serta kesinambungan informasi kepada khalayak lain menjadi pertimbangan kami dalam memilih khalayak yang kami tuju”42. Jadi, dalam menentukan khalayak yang dituju Badan Tenaga Nuklir Nasional mempertimbangkan peran dan posisi khalayak tersebut terhadap keberhasilan program yang akan dilakukan oleh BATAN. Kesinambungan informasi yang sampai dimasyarakat menjadi hal pokok yang diutamakan oleh BATAN. Selain itu, yang menjadi khalayak yang menjadi sasaran dari program sosialiasasi yang dilakukan, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Dimas sebagai berikut: “Semua masyarakat umum, Pengambil Kebijakan, Stakeholder Energi Nasional dan Media. Segmen ini diklasifikasikan khusus sebab diperlukan engagement yang bersifat kontinu untuk menjaga komitmen dukungan terhadap rencana pembangunan PLTN”.43 Jadi, khalayak sasaran yang dituju yaitu semua masyarakat secara umum dan khalayak yang memiliki peran khusus dimasyarakat agar pesan dapat disampaikan secara berkelanjutan.
III.
Tahap Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi Sebelum
melaksanakan
program
sosialisasi
humas
BATAN
memperhatikan beberapa faktor agar program yang akan dilaksanakan dapat 42
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011 43 Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
68
terlaksana secara lebih efektif, seperti yang dijelaskan Bapak Dimas sebagai berikut : “Dalam penyusunan rencana dan eksekusi kegiatan sosialisasi rencana pembangunan PLTN diperhatikan beberapa aspek terkait, yaitu Aspek Teknis, dimana kegiatan sosialisasi direncanakan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan terkini teknologi serta perkembangan terkini perencanaan pelaksanaan program rencana pembangunan PLTN. Sebagai contoh adalah perkembangan terkini yang mengarahkan rencana pembangunan PLTN di propinsi Kep. Bangka Belitung membuat sebagian kegiatan sosialisasi diarahkan ke daerah tersebut sebagai daerah fokus. Aspek Sosial Budaya, kegiatan sosialisasi direncanakan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat yang menjadi target kegiatan. Aspek Kebijakan, arah kebijakan energi nasional menjadi salah satu faktor penting dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Sebagai contoh perkembangan terkini dimana Ditjen EBTKE-Kementerian ESDM yang mencanangkan Visi energi 25/25 (PLTN menjadi salah satu penanggung beban utama kelistrikan utama nasional) menjadi salah satu materi penting dalam sosialisasi. Aspek SDM, aspek ini sangat penting untuk optimalisasi pencapaian output kegiatan. Untuk itu disiapkan SDM yang memiliki kemampuan teknis sekaligus diimbangi dengan kemampuan komunikasi yang mumpuni.”44 Jadi, faktor-faktor tersebut diatas merupakan hal penting yang menjadi acuan humas BATAN dalam melaksanakan program sosialisasi. Hal ini dilakukan agar kegiatan yang dilaksanakan oleh BATAN dapat secara efektif mengena publik sasaran yang dituju. Selain itu juga, agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh publik tanpa ada ketimpangan informasi. Dalam menyusun strategi tersebut Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional melakukannya dalam mensosialisasikan program sosialisasi rencana
44
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
69
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Hal tersebut dijelaskan Bapak Dimas sebagai berikut: “Sebelum melaksanakan program, kami terlebih dahulu menyusun tahapan yang akan dilaksanakan agar program berjalan lebih terarah. Tahap Perencanaan Kegiatan, dilaksanakan dengan mempertimbangkan Renstra lembaga serta berbagai aspek terkait. Saat ini telah disusun Perencanaan Kegiatan Jangka Menengah dan Pendek. Secara umum tahap ini memuat identifikasi stakeholder, isu serta media yang dibutuhkan untuk engagemnet per segmen stakeholder. Analisis data tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menyusun strategi komunikasi dan desain kegiatan yang tepat. Tahap Persiapan Kegiatan, dilaksanakan melalui koordinasi dengan berbagai stakeholder terkait (internal & eksternal), khususnya target kegiatan serta mitra terkait. Termasuk dalam tahap ini adalah penyusunan dokumen teknis kegiatan (TOR) sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh PDIN. Tahap Pelaksanaan Kegiatan dan Tahap Evaluasi Kegiatan. Seluruh tahapan ini membentuk siklus tertutup yang menjamin pengembangan desain kegiatan yang optimal.”45 Jadi, dalam melakukan persiapan program sosialisasi humas BATAN terlebih dahulu menyusun strategi melalui beberapa tahapan sebelum melaksanakan program. Tahapan tersebut adalah tahap perencanaan kegiatan, tahap persiapan kegiatan, tahap pelaksanaan kegiatan dan tahap evaluasi kegiatan. Tahapan ini dimaksudkan agar hasil dari program yang akan dilaksanakan lebih optimal.
Sedangkan untuk mengoptimalisasi pencapaian output, kegiatan digolongkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu : 1. Edukasi Publik
45
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
70
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan sebagai bagian komitmen jangka panjang untuk mencapai masyarakat dengan tingkat pemahaman yang utuh terhadap iptek nuklir. 2. Informasi Publik Kegiatan ini merupakan langkah strategis yang ditempuh untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya peran energi nuklir dalam kebijakan energi nasional dan pembangunan.
71
Kegiatan – Kegiatan Sosialisasi BATAN tahun 2008-2010 : Tgl
Program Kegiatan
Kegiatan
Tempat
Hasil Yang Dicapai
Pelaksanaan Kegiatan
19 Februari
Seminar Iptek Nuklir
Pekalongan
2008
Telah berhasil mengadakan Seminar Iptek Nuklir bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan , dihadiri oleh para ulama, Pejabat Pemerintah dan tokoh masyarakat, dengan jumlah peserta 100 orang
25-27
Workshop Iptek
Februari
Nuklir
Yogyakarta
Terlaksananya Workshop Iptek Nuklir diikuti 24 peserta
2008
guru SMA anggota MGMP Kabupaten Kudus
18-19 Maret
Dialog Publik PLTN
Jakarta
Telah berhasil mengadakan
2008
dalam bentuk
acara Dialog Publik PLTN
“Workshop on
Bekerjasama dengan FNCA
Public Information
dengan jumlah peserta
of Nuclear Science
sebanyak 37 orang dari
and Strategy in
BATAN,
Indonesia”
Dep.ESDM,BAPETEN, dan RISTEK
19 Maret
Dialog Publik PLTN
Jakarta
Telah berhasil mengadakan
72
2008
dalam bentuk
acara Dialog Publik PLTN
Workshop
bekerjasama dengan JETRO,
“Improvement of
jumlah peserta sebanyak 42
Nuclear
orang dari BATAN,
Communication
29 April
Dep.ESDM, BAPETEN,
Strategy in
RISTEK, PT.PLN dan Media
Indonesia”
Cetak
Edukasi Publik
Jepara
2008
Terlaksananya kegiatan Edukasi Publik yang diikuti 14 Sekolah Menengah Atas di wilayah Kecamatan Keling, Kembang dan Donorojo dengan jumlah peserta 84 orang termasuk Pejabat Diknas, Kodim, Polsek dan Pengurus Yayasan Nurussalam
29 April
Siaran Radio dengan
Jepara
Mengadakan Siaran Radio
2008
topik “ Teknologi
dengan topik
Nuklir Pendorong
“Teknologi Nuklir Pendorong
Peningkatan
Peningkatan Produktivitas
Produktivitas
Peternakan dan
Peternakan dan
Pertanian“ Sebagai
Pertanian “
narasumber yaitu Ir. Suharyono, M.Rur.Sc dari Batan dan Ir.Suripno Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.Jepara serta
73
didampingi oleh Ir.Eko Madi Parmanto dari PDIN Batan 23 Juni
Dialog Publik
Demak
2008
Telah berhasil mengadakan kegiatan Dialog Publik yang diikuti oleh 77 guru MGMP IPA dari 20 sekolah menengah dan tamu undangan dari Diknas Kabupaten Demak
23 Juni
Siaran Radio dengan
Stasiun
Mengadakan Siaran Radio
2008
topik “Menyikapi
Radio Idola
dengan topik “ Menyikapi
Kebijakan
Semarang
Kebijakan Pemerintah dalam
Pemerintah dalam
Pemanfaatan Nuklir untuk
Pemanfaatan Nuklir
Pembangkit Listrik “ dan
untuk Pembangkit
sebagai narasumber yaitu
Listrik “
Pembantu Rektor IV Universitas Diponegoro, Prof.Dr. Muhammad Nur dengan didampingi oleh Ir.Eko Madi Parmanto dari PDIN Batan
25 Juni
Pengadaan Sarana
Jepara,
Terlaksananya pengadaan
2008
Edukasi Publik
Kudus,
Sarana Edukasi Publik pada
Boyolali dan
triwulan IV dengan baik
Surabaya 15 Juli 2008
Siaran Radio dengan
Stasiun
topik “Ilmu
Radio Idola
Pengetahuan dalam
Semarang
Mengadakan Siaran Radio dengan topik “Ilmu Pengetahuan dalam Al-
74
Al-Qur’an “
Qur’an “ dengan narasumber Habib Sagaff
28 Juli 2008
Ceramah Iptek
Boyolali
Nuklir
Terlaksananya Ceramah Iptek Nuklir dengan peserta anggota MGMP Sekabupaten Boyolali
24 Agustus
Siaran radio dengan
Stasiun
Mengadakan Siaran Radio
2008
topik “Ilmu
Radio
dengan topik “Ilmu
Pengetahuan dalam
Ramidia
Al-Qur’an
Jepara
Pengetahuan dalam AlQur’an “ dengan narasumber Habib Sagaff
11 dan 25
Edukasi Publik
Parung -
Agustus
dalam tablig akbar
Bogor
2008
Mengadakan Tablig Akbar dibimbing oleh Habib Sagaff, pengasuh pondok pesantern Nurul Iman
27 agustus
Gelar Teknologi
Jepara
2008 27-28
Terlaksana Gelar Teknologi di Kota Jepara
Nuklir Kreatif
Agustus
Institut Seni Indonesia
2008
Terlaksananya kegiatan Nuklir Kreatif di Institut Seni Indonesia dengan diikuti oleh 91 peserta
3-19
Safari Nuklir
13 SMA
September
Ramadhan 1429 H
pilihan
2008
Sejabotabek
Telah berhasil mengadakan kegiatan Safari Nuklir Ramadhan ke 13 SMS pilihan Sejabotabek dengan jumlah peserta 1510 orang
11
Siaran Radio dengan
Stasiun
Desember
topik “Program
Radio Idola
Mengadakan Siaran Radio dengan topik “Program
75
2008
Diseminasi Iptek
Semarang
Nuklir melalui
Diseminasi Iptek Nuklir melalui Lembaga Pendidikan” dengan
Lembaga Pendidikan”
narasumber bpk. Zaenuri Thoha, Ketua Yayasan Nurussalam, Bpk.Wuryantoyo Ketua Lemabaga Pendidikan Ma’arif NU-Jepara dan Ir.Eko Madi Parmanto dari PDIN Batan
14 Februari
Ceramah Iptek
2009
Nuklir
Semarang
Diikuti oleh guru SMA anggota MGMP kota Semarang dengan peserta sebanyak 100 orang
22 - 25
Workshop Iptek
Februari
Nuklir
Demak
Diikuti oleh guru SMA anggota MGMP Kab.Demak
2009
dan Kab.Boyolali dengan peserta sebanyak 100 orang.
24-25 April 2009
Kuliah Umum
UNS - Solo
Telah dilaksanakan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 25-26 Mei 2009 yang berasal dari 7 (tujuh) fakultas yaitu fakultas Teknik, Kedokteran, Pertanian, Peternakan dan Perikanan,KIP, ISIP dan
76
Hukum 25-26 Mei
Kuliah Umum
2009
Universitas
Telah dilaksanakan Kuliah
Muhammadi
Umum di Universitas
yah Malang
Muhammadiyah Malang pada tanggal 25-26 Mei 2009 yang berasal dari 7 (tujuh) fakultas yaitu fakultas Teknik, Kedokteran, Pertanian, Peternakan dan Perikanan,KIP, ISIP dan Hukum.
23 - 24
Lomba Kreatifitas
Oktober
D.I. Yogyakarta
2009
Telah dilaksanakan bagi siswa SMA se Propinsi D.I. Yogyakarta pada tanggal yang diikuti oleh 11 orang peserta. Kegiatan yang dilaksanakan adalah lomba pidato Iptek nuklir.
3 November
Kuliah Umum
Bandung
2009
Telah dilaksanakan Kuliah Umum di PTNBR Bandung bagi guru SMA anggota MGMP Fisika, Kimia dan Biologi se Kota Bandung pada tanggal 3 November 2009 yang diikuti oleh 60 orang peserta.
7, 14 dan 21 November
Lomba Kreatifitas
Jabodetabek
Telah dilaksanakan Lomba Kreativitas bagi siswa SMA
77
2009
se wilayah Jabodetabek mewakili 11 sekolah pada tanggal 7, 14 dan 21 November 2009 yang diikuti oleh 131 orang peserta bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA - UNJ dan Panitia pesona Kimia 2009 bertempat di Universitas Negeri Jakarta. Kegiatan yang dilaksanakan adalah lomba cerdas cermat dengan muatan Iptek nuklir.
25-26 Mei 2009
Nuklir Kreatif
Malang
Telah dilaksanakan Nuklir Kreatif bagi guru anggota MGMP IPA Se Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 25-26 Mei 2009 yang berasal dari 7 (tujuh) fakultas yaitu fakultas Teknik, Kedokteran, Pertanian, Peternakan dan Perikanan,KIP, ISIP dan Hukum.
78
31 Agustus
Safari Nuklir
2009 – 20
Ramadhan 1430 H
Jabodetabek
Telah dilaksanakan Safari Nuklir Ramadhan 1430 H
September
bagi beberapa siswa SMA se-
2009
Jabodetabek dan pengurus BEM di wilayah Jabodetabek, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sekitar 600 orang.
9 April
dialog interaktif
TVOne
2010
Terlaksananya kegiatan Siaran Televisi di Stasiun Televisi TVOne berupa dialog interaktif tanggal 9 April 2010
9 April, 13
Nuclear Talks On
Radio RRI
Telah dilaksanakannya
April, 11
Radio
Pro 4 FM
kegiatan Nuclear Talks on
Mei, 15
Radio di RRI Pro 4 FM pada
Juni 2010,
tanggal 9 April, 13 April, 11
13 Juli
Mei, 15 Juni 2010, 13 Juli
2010, 27
2010, 27 Juli 2010, 10
Juli 2010,
Agustus 2010, 31 Agustus
10 Agustus
2010, 21 September 2010 dan
2010, 31 Agustus 2010, 21 September 2010 dan 28 September 2010
28 September 2010
79
16 April
dialog interaktif
2010
Serang TV Banten
Terlaksananya kegiatan Siaran Televisi di Stasiun Televisi Serang TV Banten berupa dialog interaktif tanggal 16 April 2010
19 April
ceramah iptek nuklir
2010
Universitas
Terlaksananya kegiatan
Bangka
ceramah iptek nuklir di
Belitung
Universitas Bangka Belitung tanggal 19 April 2010
Juli 2010
Iklan Layanan
RCTI, Metro
Telah selesainya produksi
Masyarakat
TV, TV One
Iklan Layanan Masyarakat Televisi dengan tema indonesia Siap Membangun & Mengoperasikan PLTN pada bulan Juli 2010
29 Juni - 2
Workshop iptek
Kota
Juli 2010
nuklir
Semarang
Terlaksananya kegiatan Workshop iptek nuklir bagi guru SMA IPA Kota Semarang, Yogyakarta dan Kabupaten Jepara di Jakrta tanggal 29 Juni - 2 Juli 2010
17 - 18 Juni
Ceramah iptek nuklir
2010
Jakarta Yogyakarta
Terlaksananya kegiatan Ceramah iptek nuklir bagi karyawan BATAN kawasan nuklir Pasar Jumat Jakarta dan Yogyakarta tanggal 17 18 Juni 2010
September
ILM
Jawa Tengah
Telah dilaksanakannya
80
2010
penayangan ILM Televisi di Stasiun TVRI Jawa Tengah pada Minggu IV September 2010
28 Oktober
Siaran Radio
Jepara
2010
Telah dilaksanakan kegiatan Siaran Radio di Radio Idola Jepara pada tanggal 28 Oktober 2010 dengan narasumber Dimas Irawan, S.Si dan Wisono S, Kom dari PDIN BATAN dengan tema memasyarakatkan nuklir di kalangan pemuda
6 Desember
Siaran Radio
RRI
2010
Telah dilaksanakan kegiatan Siaran Radio di RRI dalam rangka HUT BATAN ke 52 pada tanggal 6 Desember 2010 dengan narasumber Dr. Ferhat Aziz – Kepala BKHH dan Drs. Totti Tjiptosumirat, M.Rur Sci – Kepala PDIN
3 Desember 2010
Dialog
TVRI nasional
Telah dilaksanakan siaran televisi di stasiun TVRI nasional pada tanggal 3 Desember 2010 dengan narasumber Dr. Hudi Hastowo, - Kepala BATAN dan Prof. Syamsa
81
Ardisasmita – Deputi Jaringan Iptek KNRT 13
Diskusi Media
Hotel
Desember
Campaign
Bidakara
2010
Telah dilaksanakan kegiatan Diskusi Media Campaign pada tanggal 13 Desember 2010 di Hotel Bidakara denga peserta dari Kementerian ESDM, Kementerian Ristek, Kementerian Lingkungan Hidup, berbagai lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat serta Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Bangka Belitung, Kab. Bangka Barat dan Kab. Bangka Selatan.
Program Sosialisasi Iptek Nuklir Melalui Media Cetak yang telah terealisasi : 1.
Terselenggaranya kegiatan Forum Komunikasi Media di Harian SINDO dan Harian Republika
2.
Dimuatnya Advetorial dengan judul “Mengapa Perlu PLTN?“ pada Buku Membangun Ketahanan Energi, “Sumbangan Pemikiran Alumni ITB Untuk Bangsa“, yang diterbitkan oleh Ikatan Alumni ITB
3.
Dimuatnya Advetorial dengan judul Sistem Keselamatan PLTN pada Harian Seputar Indonesia hal 7 terbitan hari Sabtu, 19 Juni 2010
4.
Diterbitkannya Buletin BATAN Edisi 01 Juni 2010
82
5.
Diterbitkannya Majalah NuTech Edisi 01/2010 dengan tema Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
6.
Tercetaknya publikasi iptek nuklir berupa leaflet, atomos, booklet, dan CD Infonuklir
7.
Dimuatnya Advertorial Iptek Nuklir di Harian Umum Republika
8.
Tersedianya bahan publikasi iptek nuklir dalam bentuk buku, atomos, leaflet, booklet, buku.
9.
Terdokumentasinya bahan sosialisasi iptek nuklir
10. Dimuatnya advertorial HUT BATAN ke 52 di media Kompas 11. Diterbitkannya majalah NuTech Edisi II tahun 2010 12. Tersedianya bahan publikasi iptek nuklir dalam berbagai bentuk media (Leaflet, booklet, CD, Souvenir) 13. Terselenggaranya kegiatan Press Lounge (Press Gathering) bagi kalangan media massa cetak dan elektronik
Dari tabel diatas dapat diketahui program yang dilaksanakan BATAN untuk mensosialisasikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia, diantaranya yaitu Program Media Campaign, merupakan salah satu implementasi Informasi publik dengan memanfaatkan penyebarluasan informasi melalui media massa. Selain itu program ini juga berisi kegiatan yang mengarah pada Media Engagement, untuk menjamin optimalisasi peran media dalam penyampaian informasi yang berimbang. Program Edukasi, merupakan
program
yang
diarahkan
bagi
peningkatan
pengetahuan
masyarakat edukasi dan bagian dari komitmen jangka panjang pencapaian pemahaman masyarakat yang utuh. Selain itu program ini juga mencakup
83
beberapa kegiatan CSR seperti pemberian beasiswa, bakti sosial pendidikan dan peningkatan keahlian. Program Sosialisasi Tatap Muka. Program Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir, merupakan program pemanfaatan hasil litbang iptek nuklir bidang non energi yang bertujuan untuk mendorong transfer teknologi, menciptakan kemandirian daerah serta meningkatkan penerimaan masyarakat. Secara umum kegiatan sosialisasi dilaksanakan di seluruh propinsi di Indonesia, namun terdapat beebrapa daerah yang menjadi daerah fokus yaitu Jawa Tengah, Banten dan Kepulauan bangka Belitung sebab daerah-daerah tersebut menjadi daerah terpilih calon tapak PLTN pertama di Indonesia. IV.
Tahap Evaluasi Program Dari hasil sosialisasi/kegiatan program
rencana pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang diadakan oleh Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional, maka Bapak Mudjiono, Kepala Sub Bidang Evaluasi – PDIN, BATAN menjelaskan tentang evaluasi pelaksanaan yang diadakan yaitu sebagai berikut: “Berdasarkan hasil swa evaluasi, program telah direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhi kegiatan. Namun bagaimanapun perbaikan program terus dilaksanakan secara berkelanjutan untuk dapat mencapai tujuan secara optimal”.46
46
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Evaluasi, PDIN, BATAN, Mudjiono, pada tanggal 1 Februari 2011
84
Jadi, strategi yang dibuat oleh Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional sudah efektif karena itu semua sudah terlihat dari antusiasme/minat masyarakat mengenai manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Kegiatan yang
dilakukan
disetiap
daerah
mendapat
antusiasme
dari
peserta
beradasarkan dari kehadiran dan tanya jawab yang terjadi pada saat pelaksanaan program. Pendapat Vega Rianti, peserta program Sosialisasi Iptek dan Pelatihan Pertanian/Peternakan yang dilakukan oleh BATAN dalam rangka program sosialisasi di SMA Islam keling, Jepara, pada tanggal 29 – 30 Oktober 2009 mengenai sosialisasi BATAN sebagai berikut: “Saya senang mengikuti pelatihan ini, pengetahuan mengenai nuklir saya hanya sedikit karena memang dalam pelajaran yang saya terima seharihari di sekolah cuma sedikit yang membahas mengenai nuklir. Saya senang mengenal nuklir, saya berharap bisa lebih banyak lagi pengetahuan mengenai nuklir dan berharap waktu sosialisasi lebih panjang agar lebih paham mengenai nuklir.”47 Ditanya mengenai rencana pembangunan PLTN di Jepara, Zainuri Thoha, Ketua Yayasan Nurussalam Jepara menyampaikan pedapatnya sebagai berikut: “PLTN tetap direncanakan, jadi soal kapan ya itu waktu ya..yang artinya panjang. Dan kemudian masalahnya itu kan Pro-Kontra itu juga disiasati dengan arif dan sebagainya. Sehingga orang itu nanti kan, begini, kalau sekarang teknologi nuklir bisa manfaat seperti ini bisa dirasakan dan sebagainya secara persuasi seperti sekrangn ini orang akan tahu bahwa pada saatnya masuk ke PLTN itu sudah tidak kaget. Jadi orang itu 47
Wawancara dengan peserta sosialisasi, Pelajar SMA I Kembang, Vega Rianti, pada tanggal 30 Oktober 2009
85
sosialisasi jangan langsung bilang PLTN tetapi manfaat-manfaat dulunya. Dan menurut kami PLTN itu adalah alternatif terakhir nanti ya.. Tapi perencanaan tetap, artinya begini pada saat nanti energi kita habis, kemudian juga tidak ada lagi yang dipakai kan memang itu yang ada, itu kan memang itu yang dipakai, cuman kalau umpamanya habisnya itu tahun 2020 habis katakanlah energi kita kemudian mulai sekarang blom direncanakan maka kita akan belum siap.”48 Untuk
mengukur
keberhasilan
program
sosialisasi
rencana
pembangunan PLTN tersebut, Bapak Mudji menjelaskan sebagai berikut: “mengevaluasinya ya dengan cara melihat seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat terhadap PLTN, efektivitas penggunaan media dan penerimaan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi hingga saat ini belum dicapai hasil yang memuaskan.”49 BATAN melakukan jejak pendapat untuk mengevaluasi hasil program sosialisasi yang telah mereka lakukan selama ini, mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan masyarakat terhadap PLTN. Jejak pendapat ini di 22 Kota di Pulau Jawa, Madura, dan Bali (7 Provinsi). Jejak pendapat ini dilakukan 8 November hingga 20 November 2010. Dari hasil jejak pendapat diketahui ada sebanyak 59.7% masyarakat yang menyatakan setuju dengan pembangunan PLTN untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di masa yang akan datang, lalu sebanyak 25.5% menolak dan 14.8% lainnya menjawab tidak tahu. Katagori Responden yang banyak setuju dengan pembangunan PLTN adalah Pelajar/Mahasiswa 77.4%, Aparat 48
Wawancara dengan Ketua Yayasan Nurussalam, Jepara, Zainuri Thoha, pada tanggal 30 Oktober 2009 49 Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Evaluasi, PDIN, BATAN, Mudjiono, pada tanggal 1 Februari 2011
86
Pemerintah 74,6% , DPRD 72.8%, Parpol 72.8% dan Dosen 72.8%. Yang paling sedikit setuju dengan pembangunan PLTN berasal dari Masyarakat Umum 54.3%.50 Dengan hasil jejak pendapat tersebut BATAN merasa belum puas atas hasil yang didapat, seperti yang dijelaskan bapak Dimas Irawan berikut ini: “Belum, kami belum puas. Keterbatasan anggaran dan SDM membuat baru sebagian segmen masyarakat yang dapat dicapai. Namun kami akan mengatasi hal ini dengan menyusun desain kegiatan yang mengarah pada segmen khusus. Perbaikan desain rencana kegiatan sosialisasi berdasarkan segmentasi target yang lebih tajam. Pada tahun 2011, besar anggaran kegiatan sosialisasi mulai mendapatkan prioritas dari pemerintah dengan pemberian anggaran yang cukup besar. Kami akan berusaha untuk mengoptimalisasinya lebih baik lagi agar hasil yang didapat juga lebih optimal.”51 Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional merasa bahwa dari program sosialisasi yang mereka lakukan belum mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dalam kesempatan mendatang Humas BATAN akan melakukan perbaikan desain rencana kegiatan sosialisasi berdasarkan segmentasi target yang lebih tajam. Dengan anggaran yang lebih besar di tahun 2011 maka akan lebih besar tanggung jawab yang mereka emban, maka mereka berusaha untuk mengoptimalisasinya lagi agar program tersebut akan lebih efektif di masyarakat.
50
Laporan Jajak Pendapat Masyarakat ke- 2 tentang rencana pembangunan PLTN – Badan Tenaga Nuklir Nasional 51 Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
87
Ditanya mengenai bagaimana kiatnya agar hasil program lebih efektif lagi Bapak Mudji menjelaskan sebagai berikut : “Kedepan, kami akan melakukan evaluasi seperti riset media, riset target sosialisasi dan tingkat penerimaan masyarakat dan ditindaklanjuti perbaikan desain rencana kegiatan berdasarkan hasil evaluasi program saat ini.”52 Dengan melakukan evaluasi seperti riset media, riset target sosialisasi dan tingkat penerimaan masyarakat dan ditindaklanjuti perbaikan desain rencana kegiatan berdasarkan hasil evaluasi program yang telah ada, humas BATAN berharap dapat memacu agar hasil program sosialiasi yang dilakukan. Hasil program yang lebih konkrit diharapkan dapat memperlancar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia pada tahun 2015-2019 mendatang.
4.3.
Pembahasan Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, kemudian peneliti melakukan analisa untuk mengetahui Strategi Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam mensosialisasikan rencana pembangunan Pembangkit
52
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Diseminasi Iptek Nuklir Energi, PDIN, BATAN, Dimas Irawan, pada tanggal 31 Januari 2011
88
Iistrik Tenaga Nuklir di Indonesia periode 2008-2010. Analisa penelitian ini sampai pada tahap wawancara dengan metode triangulasi, yaitu wawancara pada narasumber yaitu Bapak Dimas Irawan selaku Kepala Sub Bidang Diseminasi Energi Nuklir, pada program ini Bapak Dimas bertugas membantu pimpinan melakukan komunikasi eksternal dalam mensosialisasikan program rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir terutama yang berhubungan dengan khalayak langsung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Pusat Diseminasi Iptek Nuklir dan Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam menjalankan tugasnya
untuk
mensosialisasikan
program
sosialisasi
pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Di Indonesia berperan sebagai saluran komunikasi atau jembatan bagi lembaga kepada masyarakat dan bekerja sama dengan para Pusat yang lain dalam usaha mensosialisasikan program sosialisasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Sedangkan tugas Pusat Diseminasi Iptek Nuklir dan Humas BATAN adalah Pusat Diseminasi Iptek Nuklir sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005 tanggal 24 Nopember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN, merupakan Unit Kerja Tingkat Eselon II dibawah Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang Iptek Nuklir. PDIN mempunyai tugas melaksanakan Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir serta hasil penelitian dan pengembangan.
89
Dalam mensosialisasikan program rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, diperlukan strategi Humas yang efektif. Suatu teori yang disusun melalui 4 (empat) tahap yaitu mulai dari Menentukan Masalah, Perencanaan
dan
Penyusunan
Program,
Melakukan
Tindakan
dan
Berkomunikasi, sampai dengan Evaluasi Program dilakukan. Strategi ini dilakukan bertujuan untuk membantu tugas Humas untuk mensosialisasikan program rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Dalam penelitian ini fokus penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional mengacu pada perencanaan program kerja humas menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center yang dimulai dari: menentukan Masalah, Perencanaan dan Penyusunan Program, Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi, sampai dengan Evaluasi Program. Langkah pertama yaitu Menentukan Masalah, langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk menelliti dan mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak yaitu pihak-pihak yang berkepentingan atau terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi atau perusahaan. Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam menentukan langkah untuk sosialisasi PLTN ke khalayak kami memantau perkembangan informasi terkini yang berkembang di masyarakat dan stakeholder energi nasional, termasuk diantaranya topik-topik yang menjadi main public concern. Dan yang menjadi
90
latar belakang adanya program sosialisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah Undang-Undang 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional berkaitan dengan Indonesia harus memiliki PLTN pada pada 2015-2019. Rencana tersebut juga diperkuat dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tertanggal Januari 2006 tentang keharusan Indonesia memiliki sumber energi listrik dari PLTN. Selain itu, Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2010 yang memberikan kewenangan kepada Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk melakukan sosialisasi kepada tentang PLTN kepada masyarakat, maka BATAN melakukan sosialisasi mendalam. Langkah yang kedua adalah Perencanaan dan Penyusunan Program, pada langkah ini masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama digunakan untuk menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi komunikasi. Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional menentukan tujuan diadakannya program sosialisasi rencana pembanguna Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah untuk mencapai pemahaman masyarakat yang utuh terkait rencana pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Pesan utama yang disampaikan BATAN dalam program sosialisasi ini adalah mengenai sistem keselamatan PLTN dan bahwa nuklir adalah energi yang ramah lingkungan. BATAN berupaya agar image PLTN di
91
masyarakat tidak lagi tentang kebocoran nuklir, kemajuan teknologi yang pesat telah menciptakan keamanan nuklir yang berlipat. Dalam menentukan khalayak yang dituju Badan Tenaga Nuklir Nasional mempertimbangkan peran dan posisi khalayak tersebut terhadap keberhasilan program yang akan dilakukan oleh BATAN. Kesinambungan informasi yang sampai dimasyarakat menjadi hal pokok yang diutamakan oleh BATAN. Langkah yang ketiga adalah Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi, langkah ini mencakup kegiatan melaksanakan tindakan dan melakukan komunikasi yang sejak awal dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam merealisasikan program pada tahap ini strategi yang dilakukan Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional adalah Program Media Campaign, merupakan salah
satu
implementasi
Informasi
publik
dengan
memanfaatkan
penyebarluasan informasi melalui media massa. Selain itu program ini juga berisi kegiatan yang mengarah pada Media Engagement, untuk menjamin optimalisasi peran media dalam penyampaian informasi yang berimbang. Program Edukasi, merupakan program yang diarahkan bagi peningkatan pengetahuan masyarakat edukasi dan bagian dari komitmen jangka panjang pencapaian pemahaman masyarakat yang utuh. Selain itu program ini juga mencakup beberapa kegiatan CSR seperti pemberian beasiswa, bati sosial pendidikan dan peningkatan keahlian. Program Sosialisasi Tatap Muka.
92
Program Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir, merupakan program pemanfaatan hasil litbang iptek nuklir bidang non energi yang bertujuan untuk mendorong transfer teknologi, menciptakan kemandirian daerah serta meningkatkan penerimaan masyarakat. Secara umum kegiatan sosialisasi dilaksanakan di seluruh propinsi di Indonesia, namun terdapat beebrapa daerah yang menjadi daerah fokus yaitu Jawa Tengah, Banten dan Kepulauan bangka Belitung sebab daerah-daerah tersebut menjadi daerah terpilih calon tapak PLTN pertama di Indonesia. Dan langkah yang terakhir adalah Evaluasi Program, langkah terakhir ini mencakup penilaian dan evaluasi atas persiapan, pelaksanaan hasil-hasil program. Evaluasi dari kegiatan sosialisasi ini didapat dengan cara melakukan jejak pendapat yang dilakukan oleh humas Badan Tenaga Nuklir Nasional. Walaupun hasil dari jejak pendapat tersebut cukup bagus, namun Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional merasa bahwa dari program sosialisasi yang mereka lakukan belum mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dalam kesempatan mendatang Humas BATAN akan melakukan perbaikan desain rencana kegiatan sosialisasi berdasarkan segmentasi target yang lebih tajam. Dengan anggaran yang lebih besar di tahun 2011 maka akan lebih besar tanggung jawab yang mereka emban, maka mereka berusaha untuk mengoptimalisasinya lagi agar program tersebut akan lebih efektif di masyarakat.
93
Strategi humas yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam mensosialisasikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia berdasarkan dari empat tahap perencanaan program kerja humas yang dilakukan yaitu untuk membangun image bahwa PLTN merupakan pembangkit energi yang ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat. Bahwa nuklir aman didukung oleh teknologi keselamatan nuklir terbaru menjamin keamanannya. Penyampaian pesan ini disampaikan BATAN melalui kegiatan program yang dilakukan dibeberapa daerah dengan langkah persuasif dan edukatif mengajak publik untuk memahami nuklir dan memperlihatkan instalasi nuklir yang telah dimiliki BATAN selama ini, menunjukan kekuatan instalasi nuklir dan sistem keamanan yang dimiliki oleh instalasi itu sendiri dan oleh BATAN sebagai operator. Melalui persuasif dan edukatif publik diharapkan dapat memahami nuklir khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) secara mendalam dan publik merasa butuh akan nuklir. Dengan strategi ini maka yang diharapkan oleh humas Badan Tenaga Nuklir Nasional agar terciptanya citra positif (good image) bagi PLTN, dan adanya good will dari publik atas PLTN.