BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
The Universal Line Dance
I.
Line Dance
“Perpaduan olah raga dan seni budaya hasil kreasi budi daya lokal dari daerahdaerah yang tersebar di seluruh Indonesia maupun internasional/asing, yang kemudian menjadi suatu gerakan langkah, gerakan tubuh, gerakan tangan yang energik dan artistik dalam formasi garis atau berderet dengan mengikuti keserasian irama musik yang mengiringi, hal ini lebih dikenal dengan sebutan line dance atau dansa berderet. Line dance mengandalkan seni, mental-stamina, teknik, fisik dan daya ingat, dapat dikategorikan sebagai olah raga yang mempunyai unsur seni serta kesenian yang mempunyai unsur olah raga.” 50 Line dance adalah sebuah rangkaian koreografi yang dituangkan ke dalam sebuah naskah yang kemudian disebut step sheet, rangkaian koreografi ini ditarikan secara berulang ulang disesuaikan dengan irama musiknya. Yang membedakan line dance dengan tarian lainnya adalah: 1.
Line dance selalu merupakan sebuah rangkaian koreografi teratur yang dituangkan ke dalam sebuah naskah yang disebut step sheet
2.
Line Dance memiliki patokan arah awal koreografi yang disebut wall, sebuah koreografi terkadang memiliki 4 wall, 2 wall, atau bahkan hanya 1 wall saja, tergantung dari penciptaan gerakannya oleh choreographer
50
The Universal Line Dance. Anggaran Dasar The Universal Line Dance. Jakarta:2015
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
3.
Gerakan line dance lebih didominasi gerakan langkah kaki, gerakan ini terarah dan bersifat baku, pada step sheet instruksi gerakan line dance didasarkan pada terminology gerakan line dance yang disebut basic step, sedangkan gaya tangan atau styling bersifat bebas, dan gesture tubuh atau body line saat menari bersifat tidak mengikat, disesuaikan dengan jenis tarian sebuah koreografi line dance, namun biasanya menjadi sebuah kriteria penilaian dalam sebuah pertandingan
4.
Line dance memiliki jumlah hitungan gerakan dalam sebuah koreografi disesuaikan dengan irama music lagunya, dan ditarikan secara berulang jika rangkaian koreografi telah selesai ditarikan
5.
Tag (gerakan tambahan diluar koreografi inti yang diposisikan di akhir koreografi sebelum dimulai kembali di wall selanjutnya), restart (memulai tarian dari awal), ending (gerakan penutup tarian) bridge (gerakan tambahan yang menghubungkan bagian koreografi dengan bagian selanjutnya), adalah istilah-istilah pada koreografi line dance yang diciptakan untuk menyesuaikan koreografi dengan dinamika music pada lagunya.
Terdapat banyak jenis tarian yang diadaptasikan menjadi sebuah line dance dari music dangdut hingga ballroom dance internasional. Namun hanya ada beberapa jenis tarian yang diakui dan dipertandingkan secara internasional oleh UCWDC (United Council of West Dance Country) sebuah federasi line dance internasional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Berikut table kategorisasi gender tarian line dance yang dirangkum dari silabus fundamental class of line dance oleh UCDWC:51 Table 4.1 Standar International Dance Genre UCWDC Dances Partner Dances Technique Lower-Core Dances
Genre Nightclub
Center-Core
West Coast Swing
Dances
Two Step Cha-Cha
Dances
Technique Rise and Fall
Waltz Triple Two
Upper-Core
Line Dances
Pulse Smoth Cuban
Genre Waltz Polka East Coast Swing / Jive West Coast Swing Nightclub Cha-Cha Hip Hop/ Street
Polka East Coast Swing
Street
Breakin’/ Poppin’/ Crumpin’
Stage
Broadway (Teathre) Jazz/ Modern/ Lyrical
ULD memiliki perbedaan standar tentang kategorisasi gender line dance dengan asosiasi-asosiasi line dance di seluruh dunia, ULD mengakui standar kategoriasasi gender line dance UCWDC namun tetap menekankan pelestarian budaya Indonesia sebagai kearifan local yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan line dance Indonesia. Sehingga ULD membuka luas gender line dance yang berasal dari khasanah budaya lain seperti dangdut, tari tortor, tarian betawi, melayu, bahkan yang berasal dari budaya luar Indonesia seperti belly 51
http://ucwdc.org/Judges_Certification_files/2015/7.%20DF%20Curriculum%20%20training%20copy.pdf
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
dance. Sehingga dalam setiap karya choreography line dance ULD dan Komnas ULD materi pertandingan tidak mengikuti standar internasional secara total, namun tetap memasukan karya-karya choreography line dance hasil karya choreographer nasional yang mengandung unsur-unsur budaya Indonesia. Pelaku line dance atau yang lebih dikenal sebagai line dancer, terbagi ke dalam beberapa kelompok yaitu; 1.
Line dancer adalah setiap individu yang melakukan line dance
2.
Instructor adalah individu yang memiliki keahlian dalam melakukan, mengajarkan, dan memandu line dance sesuai dengan kaidah line dance berupa step sheet, line dance terminology, dan line dance basic step
3.
Choreographer, adalah individu yang memiliki keahlian dalam menciptakan, mengajarkan, dan mensosialisasikan choreography line dance yang tertuang dalam naskah instruksi choreography yang disebut step steet dan karyanya sesuai dengan kaidah basic step dalam gerakan serta terminology line dance dalam pendokumentasian choreography
4.
Competitor, adalah individu yang mengikuti pertandinganpertandingan line dance
5.
Adjudicator, adalah individu yang telah teruji secara kompeten melalui pertandingan-pertandingan line dance internasional, dan telah tersertifikasi sebagai juri line dance internasional oleh UCWDC.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Gambar 4.1 Pengelompokan pelaku line dance (line dancer)
Line Dancer Instructor
Choreographer
Adjudicator
Competitor
II.
Profile Umum The Universal Line Dance atau kemudian pada penulisan dan penyebutan disebut ULD, adalah sebuah organisasi social atau non profit berbadan hukum yang didirikan pada hari jumat, tanggal 11 Juli 2008. ULD bergerak di bidang line dance, dalam hal edukasi, sosialisasi, dan pengembangan line dance di Indonesia. ULD telah mengalami 3 periode kepengurusan. Periode pertama dari tahun 20082011 dibawah kepemipinan Ibu Nani Subronto, periode kedua dari tahun 20112014 dibawah kepemimpinan Ibu Lucy Nathalia Sujadi, dan periode ketika dari tahun 2014 dan akan berakhir di tahun 2017 juga dibawah kepemimpinan Ibu Lucy Nathalia Sujadi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Dalam pasal 4 Anggaran Dasar disebutkan bahwa “ULD adalah organisasi olah raga Line Dance terkait dengan seni budaya yang independen, menghimpun dan mengkoordinasikan, serta membina seluruh kegiatan olahraga Line Dance di seluruh cabang ULD”52 Dalam perjalannya ULD telah berhasil membuka cabang di 12 wilayah di seluruh Indonesia. Sosialiasi dan pengembangan Line Dance di Indonesia yang menjadi tujuan didirikannya ULD telah menghasilkan banyak prestasi dalam jangkauan nasional maupun Internasional. 12 wilayah kerja di seluruh Indonesia meliputi:
52
1.
ULD Wilayah Sumatera Utara
2.
ULD Wilayah Sumatera Selatan
3.
ULD Wilayah Kepulauan Riau
4.
ULD Wilayah Batam
5.
ULD Wilayah Banten
6.
ULD Wilayah DKI Jakarta
7.
ULD Wilayah Jawa Barat
8.
ULD Wilayah Jawa Tengah
9.
ULD Wilayah Jogjakarta
10.
Senioret Global Jawa Timur
11.
ULD Wilayah Bali
12.
ULD Wilayah Kalimantan Timur
The Universal Line Dance. Anggaran Dasar The Universal Line Dance. Jakarta: 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Secara umum ULD kurang lebih memiliki 4000 member di seluruh Indonesia, dengan 103 Instruktur, 34 koreografer, 3 tenaga ahli Line Dance, 1 International Line Dance Adjudicator, dan 4 International Line Dance Teacher dalam penguasaan 10 genre dance.
III.
Maksud dan Tujuan Organisasi Berdasarkan Anggaran Dasar The Universal Line Dance pasal 3, maksud dan tujuan organisasi The Universal Line Dance adalah sebagai berikut 53: A.
ULD turut memajukan, mengembangkan dan menyebarluaskan line dance dalam rangka meningkatkan ketahanan olah raga, seni budaya serta memperkuat jati diri bangsa.
B.
ULD ikut menciptakan prestasi terbaik olah raga line dance dan menciptakan apresiasi dan partisipasi masyarakat Indonesia terhadap line dance yang tidak terlepas dari unsur seni yang sesuai dengan peradaban bangsa Indonesia.
C.
ULD mengarahkan, menghimpun dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan line dance di seluruh cabang ULD dan seluruh daerah di Indonesia.
D.
ULD menggali potensi tarian daerah.
E.
ULD mendorong kreativitas dan daya cipta para koreografer pada khususnya dan anggota pada umumnya terhadap olah raga line dance melalui apresiasi terhadap seni budaya Indonesia.
53
The Universal Line Dance. Anggaran Dasar The Universal Line Dance. Jakarta: 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
F.
ULD
menambah
wawasan
maupun
kemampuan
dengan
mengamati, mempelajari dan menguasai line dance dari luar negeri yang tidak bertentangan dengan peradaban bangsa Indonesia. G.
ULD membangun rasa kebersamaan dan hubungan baik di antara sesama
anggota
dan
menciptakan
kerukunan,
kedamaian,
kenyamanan, dan kebahagian batin para anggota
IV.
Identitas A.
Nama Organisasi
Pada pembukaan Anggaran Dasar organisasi, nama organisasi ini adalah “The Universal Line Dance” yang kemudian dalam penulisan teks disingkat menjadi ULD dan dalam pengucapan lisan disebut ULD.
B.
Sifat Organisasi
Pada pasal 4 AD ULD disebutkan bahwa “ULD adalah organisasi olah raga line dance terkait dengan seni budaya yang independen, menghimpun dan mengkoordinasikan, serta membina seluruh kegiatan olah raga line dance di seluruh cabang ULD.”
C.
Motto, Yel, dan Line Dance Pembuka
Pasal 35 ayat 1 AD ULD menyebutkan bahwa motto ULD adalah “SEMUA MENJADI SATU”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Pasal 35 ayat 2 AD ULD menetapkan bahwa yel ULD adalah: a. ULD : MAJU b. ULD : JAYA c. ULD : SUKSES d. YES YES YES Pasal 35 ayat 3 menetapkan bahwa dalam setiap kegiatan ULD Line Dance Pembuka adalah Koreografi “Semua Menjadi Satu” karya (Alm) Aty Rosarita.
V.
Logo Gambar 4.2 Logo The Universal Line Dance
Dalam AD ULD pasal 36 ayat 1 sampai 4, dituliskan ketentuan lambang atau logo organisasi yang memungkinkan logo atau lambang tersebut dirubah dengan musyawarah kongres, adapun bunyi pasalnya sebagaii berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Pasal 36 Lambang 1.
ULD memiliki lambang ( terlampir ) .
2.
Lambang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan pertama kali oleh Pengurus Pusat.
3.
Bila Kongres tidak menentukan lambang lain, maka lambang yang untuk pertama kalinya ditentukan oleh Pengurus Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat disahkan oleh Kongres dengan mengeluarkan keputusan Kongres.
4.
Bila lambang pada Kongres pertama belum dapat ditentukan, maka lambang yang ditentukan oleh Pengurus Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tetap diberlakukan sampai Kongres berikutnya menentukan lambang yang lain.
VI.
Struktur Organisasi Di penghujung akhir kepengurusan ULD periode kedua terjadi perubahan structural dan fungsional ULD yang dirumuskan berdasarkan usulan dewan Pembina dan hasil musyawarah dewan Pembina dengan managemen ULD Pusat. Perubahan tersebut adalah beralih fungsinya ULD Pusat dari central function menjadi holding function untuk seluruh wilayah ULD. Cabang ULD beralih nama menjadi wilayah, dan ranting yang berada di bawah wilayah menjadi cabang. Perubahan ini memfungsikan ULD Pusat sebagai pemegang dan pengendali seluruh wilayah yang kinerjanya difokuskan pada pengembangan wilayahwilayah ULD. Adapun kegiatan produksi dan penyelengaraan acara tingkat local diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing wilayah sebagai otonomi kerja. Struktur Organisasi ULD didasarkan pada BAB II Anggaran Dasar tentang Struktur ULD, secarra ringkas struktur ULD dapat digambarkan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
ULD Pusat
ULD Wilayah Sumatera Utara
D E
ULD Wilayah Otorita Batam
W ULD Wilayah Sumatera Selatan
A
ULD Wilayah Jawa Tengah
N ULD Wilayah Kepulauan Riau
ULD Wilayah DKI Jakarta
K O N
ULD Wilayah Banten
ULD Wilayah Kalimantan Timur
S Senioret Global Jawa Timur
ULD Wilayah Jawa Barat
E L O R
Gambar 4.3 Struktur ULD Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ULD Wilayah Bali
ULD Wilayah Jogjakarta
61
Pelindung
Dewan Pendiri
Dewan Pembina
Sekertaris Jendral
Ketua Umum
Dewan Penasihat & Staf Ahli
Divisi Diklatbang
Divisi Usaha & Gathering
Bendahara
Divisi Humas & Organisasi
Sub.Div. Litbang
Sub.Div. Diklat Instruktur
Gambar 4.4 Struktur ULD Pusat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
4.1.2 Kompetisi Nasional The Universal Line Dance II 2015 I.
Nama, Tempat, dan Waktu Even Even ini bernama Kompetisi Nasional The Universal Line Dance II 2015
atau Komnas ULD II 2015. Pada awalnya even kompetisi ini dinamain dengan Internation Competition of The Universal Line Dance II 2015, akan tetapi dikarenakan even ini merupakan sequence lanjutan dari Komnas ULD sebelumnya dan telah dikenal public dengan sebutan Komnas, maka diputuskan tetap menggunakan nama Komnas ULD seperti sebelumnya. Komnas ULD II 2015 diselenggarakan di Ballroom Harris Hotel and Residence, Jalan Pura Martasari, Sunset Road, Kuta-Bali. Penyelenggaraan dilaksanakan selama 2 hari inti dan 1 hari sebelumnya diisi dengan technical meeting bagi peserta kompetisi. Yaitu pada hari jumat dan sabtu, tanggal 15 dan 16 Mei 2016. Dengan itinerary even sebagai berikut:
Table 4.2 Itenerary Komnas ULD II 2015
No
Waktu
Susunan Acara
KAMIS, 14 MEI 2016 Pendaftaran Ulang 1
15.00-19.00
Tehnikal Meeting Parade Peserta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
JUMAT, 15 MEI 2016 1
08.00-08.45
Test Floor
2
08.45-09.00
Parade Peserta & Panitia
3
09.00-09.05
Pembukaan acara oleh MC
4
09.05-09.10
Menyanikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
5
09.10-09.15
Sambutan Ketua Umum ULD
6
09.15-09.20
Pembacaan Doa
7
09.20-09.25
Championship Criteria Statement oleh Ketua Panitia Parade Dewan Juri
8
09.25-10.00
Pengenalan Dewan Juri Parade bubar Persiapan pertandingan (Peserta dan alur antrian) Preliminary heats of Individual Categories for 1st line dance start to: Category
9
10.00-11.15
Line Dance
Special Gold
Cinta Putih
Special Junior
Boom Clap
New Comer Crystal
Wade In The Water
New Comer Diamond
Persian Love
Novice Crystal
Light On
Novice Diamond
Undo
Preliminary heats of Individual Categories for 2nd
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
line dance start to: Category
10
11.15-12.15
11
12.15-13.30
Line Dance
Special Gold
Love Is My Drug
Special Junior
Play Hard
New Comer Crystal
Imelda’s Way
New Comer Diamond
Number One
Novice Crystal
An Ugly Heart
Novice Diamond
Sweat Tasty Cha
Choreography Heats Pengumuman Finalis untuk Individual Categories ISOMA Individual Final Heats (in full song) for the 1st line dance start to: Category
12
13.30-14.30
Line Dance
Special Gold
Cinta Putih
Special Junior
Boom Clap
New Comer Crystal
Wade In The Water
New Comer Diamond
Persian Love
Novice Crystal
Light On
Novice Diamond
Undo
Intermediate Crystal
Wrapped Up
Intermediate Diamond
TAP Jive
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Advance Crystal
I’m Hurt
Advance Diamond
All of Me
Individual Final Heats (in full song) for the 2nd line dance start to: Category
13
16
14.30-15.30
Line Dance
Special Gold
Love Is My Drug
Special Junior
Play Hard
New Comer Crystal
Imelda’s Way
New Comer Diamond
Number One
Novice Crystal
An Ugly Heart
Novice Diamond
Sweat Tasty Cha
Intermediate Crystal
New York 2 LA
Intermediate Diamond
Try
Advance Crystal
Slow Burn
Advance Diamond
Supperheroes Coffe Break
15.30-16.00
Individual Final Heats (in full song) for the 3rd line dance start to: 17
16.00-16.30
Category
Line Dance
Intermediate Crystal
Angel Word
Intermediate Diamond
Indian Summer
Advance Crystal
Can’t Really On Me
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Advance Diamond 18
16.30-17.00
Pengumuman
juara
Treasure 5
besar
Individual
dan
Choreography Category
SABTU, 16 MEI 2016 1
10.00-11.00
Final Round of Group Competition Professional Group
Non Professional Group
GALA AWARDING NIGHT 1
16.00
Registrasi tamu
2
16.30
Pembukaan Opening dance by MC Laporan Ketua Panitia Sambutan Ketua Umum ULD Sambutan Ketua DPRD Bali General Dancing (Couple & Line Dance) Session 1
3
16.45-17.15
4
17.15-17.30
5
17.30-18.00
General Dancing (Couple & Line Dance) Session 2
6
18.00-18.10
Balinese Collosal Dance Performance
7
18.10-18.25
8
18.25-19.00
Prize presentation for Special Gold, Special Junior, New Comer Crystal, New Comer Diamond
Prize presentation for Novice Crystal, Novice Diamond Gala Dinner
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Prize
presentation
for
Intermediate
Crystal,
9
19.00-19.15
10
19.15-19.45
11
19.45-20.00
12
20.00-20.10
Grand Performance of Instructor ULD Pusat
13
20.10-20.15
Adjudicator Awarding and Appreciations
14
20.15-20.45
15
20.45-21.00
Amazing Performance by Adjudicator
16
21.00-21.05
Performance by Professional Group Championship
Intermediate Diamond General Dancing (Couple & Line Dance) Session 3 Prize
presentation
for
Intermediate
Crystal,
Intermediate Diamond
Prize presentation for Choreography Category, Professional & Non Professional Group Category
Prize presentation for General Championship of 17
21.05-21.10
Kompetisi Nasional The Universal Line Dance II 2015
18
II.
21.10
Closing General Dancing till drop
Kompetisi Line Dance Terdapat 3 (tiga) jenis pertandingan yang dikompetisikan, namun masing-
masing jenis pertandingan memiliki kategorisasi sesuai dengan level kesulitan materi kompetisi dan kategori umur peserta. Pertandingan line dance pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Komnas ULD II terbagi dalam 3 divisi dengan masing-masing kategori sebagai berikut: Table 4.3 Kategorisasi pertandingan pada Komnas ULD II 2015 Jenis Pertandingan
Line Dance
Kategori
Divisi
General
Special Gold
Umur < 50 tahun
General
Special Junior
Umur > 17 tahun
New Comer
Umur 18 s/d 35
Novice
Tahun
Crystal
Individual
Keterangan
Intermediate Advance
Diamond
New Comer
Umur 36 s/d 49
Novice
Tahun
Intermediate Advance
Line Dance Group Line Dance Choreography
General Age
General
Professional Non Professional General
Pada Individual Line Dance Competition, peserta menarikan 2 (dua) line dance, kecuali untuk kategori intermediate dan advance 3 (tiga) line dance, dengan durasi kurang lebih 2 (dua) menit untuk babak kualifikasi, dan durasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
penuh (fullsong) untuk babak final. Sedangkan Choreography dan Group Line Dance Competition menggunakan durasi penuh pada babak kualifikasi maupun final. Adapun system penilaian pada babak kualifikasi menggunakan system placing, dimana juri memilih peserta yang dinilai pantas masuk ke babak selanjutny. Pemilihan masing-masing juri kemudian dikonveksikan kedalam poin 1 (satu) untuk satu juri yang memilih, terdapat 5 (lima) juri yang turun menilai dalam satu putaran pertandinga, setiap putaran berganti maka juri yang bertugas akan diganti secara random. Dalam babak kualifikasi peserta Individual Line Dance Competition hanya tampil selama kurang lebih 2 (dua) menit. Sedangkan system penilain untuk final seluruh Individual Line Dance Competition, seluruh babak Group Line Dance Competition, dan Choreography Line Dance Competition, menggunakan system penilaian Scoring, dimana juri memberikan nilai sesuai dengan komposisi rasio yang ditentukan panitia untuk masing-masing aspek yang menjadi poin penilaian. Adapun poin penilaian yang ditentukan panitia untuk final Individual Line Dance Competition adalah: 1.
Appearance; Penampilan luar, kesan umum, keserasian pakaian, assesoris, make up dan sejenisnya, dengan maksimum score 5 (lima)
2.
Showmanship; Penampilan dalam, semangat, ekspresi, percaya diri, dengan maksimum score 25 (dua puluh lima)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
3.
Execution; Ketepatan gerak dengan irama, keserasian gerakan (tangan, kaki, badan), sikap tubuh (body line), dengan maksimum score 20 (dua puluh)
4.
Technique; Kontrol tehnik gerak, gaya tangan dan gerakan lainnya, dengan maksimum score 20 (dua puluh)
5.
Shetsheet Interpretation; Pengguasaan stepsheet dan music, variasi, blocking, dan lainnya, dengan maksimum score 30 (tiga puluh)
6.
Choreography; (poin penilaian khusus Group Line Dance Competition
menggantikan
poin
penilaian
Stepsheet
Interpretation); Blocking, kekompakan dan keserasian gerakan tim, canon, freeze, dan tehnik-tehnik dance dalam tim lainnya dengan maksimum score 30 (tiga puluh) Adapun penilaian untuk Choreography Line Dance Competition hanya dilihat dari 3 (tiga) poin penilaian, yaitu: 1.
Stepsheet; Penilaian terhadap karya itu sendiri dan system penulisannya dalam naskah choreography (stepsheet), dengan maksimum score 40 (empat puluh)
2.
Walktrough; penilaian bagaimana peserta menjelaskan dan mengajarkan choreography-nya, dengan maksimum score 40 (empat puluh)
3.
Demo; penilaian bagaimana peserta menarikan choreography-nya, kesesuaian gerakan dengan stepsheet, tehnik, dan keserasian gerakan dengan music, dengan maksimum score 30 (tiga puluh).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Dewan juri berjumlah 7 (tujuh) orang, namun dalam setiap heat atau putaran pertandingan, hanya 5 (lima) orang yang bertugas menilai dan diambil secara random. Terkecuali saat beberapa peserta yang diketahui merupakan murid atau dilatih oleh salah satu juri, maka juri tersebut dilarang untuk bertugas memberikan penilaian, hal ini diterapkan untuk mencegah subjektifitas dalam penilaian kompetisi. Ketujuh orang yang menjadi adjudicator adalah:
III.
1.
R. Bambang Satiyawan dari Indonesia
2.
Aprillya Munawarti dari Indonesia
3.
Joanne Wong dari Malaysia
4.
Rebecca Lee dari Malaysia
5.
Allen Koh dari Malaysia
6.
Prof. Kim Young Huan dari Korea Selatan
7.
Alison Johnstone dari Australia
Media Publikasi Media publikasi yang digunakan oleh panitia Komnas ULD II 2015 adalah: A.
Media print; berupa poster, spanduk, banner, umbul-umbul, booklet, ticket, formulir pendaftaran, dan stepsheet.
B.
Media online; publikasi di blog, twitter, instagram, dan facebook
C.
Boadcast message, yaitu pengiriman pesan secara massive
D.
Surat edaran dan himbauan kepada wilayah-wilayah kerja ULD *gambar terlampir
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
IV.
Daftar Peserta Pada saat even diselenggarakan, jumlah peserta pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1.
Total peserta terdaftar adalah 118 Orang
2.
Komposisi berdasarkan kelamin; 25 laki-laki, 93 perempuan
3.
Total peserta yang bertanding adalah 115 orang
4.
Komposisi berdasarkan kelamin; 25 laki-laki, 90 perempuan
5.
Komposisi peserta berdasarkan kategori dan divisi kompetisi: a. Special Gold 17 orang b. Special Junior 12 orang c. New Comer Crystal 17 orang d. New Comer Diamond 16 orang e. Novice Crystal 20 orang f. Novice Diamond 14 orang g. Intermediate Crystal 6 orang h. Intermediate Diamond 2 orang i. Advance Crystal 5 orang j. Advance Diamond 3 orang k. Choreography 6 orang l. Non Professional Group 5 Grup (30 orang) m. Professional Group 2 Grup (12 orang)
Beberapa peserta mengikuti 2 (dua) kategori berbeda dala kompetisi, sebagian kecil ada yang mengikuti 3 (tiga) kategori pertandinga. Hal tersebut telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
diatur dalam rule and regulation of Kompetisi Nasional The Universal Line Dance II 2015 yang telah disebarkan melalui formulir pendaftaran.
V.
Pelaksanaan Kompetisi Pelaksanaan kompetisi terbagi ke dalam dua babak, yaitu: babak kualifikasi dan babak final. Beberapa kategori langsung melaju ke babak final karena jumlah peserta pada kategori terebut kurang dari 7 (lima orang). Kompetisi yang melewati babak kualifikasi adalah: 1.
Special Gold dengan 17 orang
2.
Special Junior dengan 12 orang
3.
New Comer Crystal dengan 17 orang
4.
New Comer Diamond dengan 16 orang
5.
Novice Crystal dengan 20 orang
6.
Novice Diamond dengan 14 orang
dari total peserta diambil 5 (lima) orang atau maksimum 7 (tujuh) orang untuk maju ke babak final. Adapun komposisi peserta pada babak final dengan kategorinya adalah: 1.
Special Gold dengan 5 orang finalis
2.
Special Junior dengan 5 orang finalis
3.
New Comer Crystal dengan 5 orang finalis
4.
New Comer Diamond dengan 5 orang finalis
5.
Novice Crystal dengan 5 orang finalis
6.
Novice Diamond dengan 5 orang finalis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
7.
Intermediate Crystal dengan 5 orang finalis
8.
Intermediate Diamond dengan 2 orang finalis
9.
Advance Crystal dengan 5 orang finalis
10.
Advance Diamond dengan 3 orang finalis
11.
Choreography dengan 5 orang finalis
12.
Professional Group dengan 2 grup finalis
13.
Non Professional Group dengan 5 grup finalis
Hasil pertandingan atau juara terlampir.
VI.
Gala Awarding Night Gala awarding Night adalah malam pengumuman pemenang yang didalamnya diisi dengan acara line dance berupa penampilan-penampilan tarian baik tradisional ataupun modern, general dancing, penyerahan tropi dan hadiah, makan malam, dan penampilan juara Professional Group Line Dance Competition. Gala Awarding Night tidak hanya diperuntukan bagi peserta yang mengikuti Komnas ULD II, namun juga diperuntukan bagi public lain yang ingin menghadiri acara tersebut. Beberapa member dan pengurus ULD wilayah banyak hadir pada Gala Awarding Night untuk menghadiri pengumuman dan penyerahan piala dan hadiah kepada para pemenang. Banyak diantaranya dari wilayah mereka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Pengelolaan Kompetisi Nasional The Universal Line Dance II 2015 Pengelolaan Komnas ULD II 2015 dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu:
I.
Perencanaan Perencaan dilakukan pertama kali pada bulan desember 2015, berdasarkan
hasil musyawarah pengurus ULD di kantor pertemuan Universal Line Dance di Jalan Niaga Duta, Pondok Indah – Jakarta, yang juga dihadiri oleh beberapa orang dewan Pembina ULD Pusat. Perencanaan dilakukan beberapa kali dengan system rapat musyawarah pengurus ULD Pusat sehingga ditetapkan beberapa hal perencanaan even, antara lain: A.
Panitia Kerja Komnas ULD II Panitia kerja disusun berdasarkan kemampuan, kesanggupan, dan
tugas yang biasa dilakukan pada pengurus ULD Pusat, ditambah dengan memasukan beberepa personel dari ULD wilayah seperti ULD DKI Jakarta, ULD Banten, dan ULD Bali. Beberapa orang yang masuk ke dalam kepanitiaan dari pengurus ULD Wilayah merupakan individu yang dinilai
mampu
memberikan
konstribusi
dan
kemudahan
dalam
penyelenggaraan Komnas ULD II 2015. Seperti penunjukan Bapak Iwan (Ketua ULD Wilayah Banten) yang memiliki networking dengan pihak Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sehingga memudahkan akses untuk mendapatkan izin penyelenggaraan di Werdhapura Sanur Bali.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Gambar 4.5 Struktur Panitia Komnas ULD II 2015
Dewan Penasihat Trisna Jero Wacik Ririn Roy Suryo Nani Subronto Djamhari Sirat Lucy Sujadi Iwan Wakil Ketua & Koordinator Bali
Ketua Panitia Herastuwinda
Hermien
Sekertaris Agung Arifin
Ketua Pertandingan
Bendahara Lita RP Syahdani Winny Hasyim
Nina Chandra K
Ketua Dewan Juri Marketing & Publikasi Etty IL Fitriani Kartawan Jun Andrizal Andin
R. Bambang S
Div. Konsumsi
Scrutineer
Ratna Bidayat Cyntia Monique
Agung Arifin
Panitia Umum Nunik S.
Tatang S.
Sofyan A.
Tuti P.
Jun A.
Yetty T.
Nenny S. Andrico Y.
Alda I. Anna N.
Irene R. Maria T.
Yudha A.
Crew
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
B.
Perencanaan waktu dan tempat Komnas ULD II
Pada awalnya Komnas ULD II 2015 direncanakan pelaksanaanya pada hari jumat dan sabtu, tanggal 8 dan 9 Mei 2016 di Werdhapura Sanur Bali yang merupakan salah satu tempat pertemuan milik Kementerian PUPR. Namun terjadi perubahan waktu dan tempat pelaksanaan menjadi tanggal 15 dan 16 Mei 2016 di Ballroom Harris Hotel and Residence, Jalan Pura Mertasari Sunset Road, KutaBali. Perubahan ini merupakan salah satu hasil penanggulangan krisis yang akan dipaparkan pada bagian pada bagian selanjutnya dari skripsi ini.
C.
Perencanaan materi dan system pertandingan
Perencanaan materi dan system pertandingan dimusyawarahkan oleh ketua pertandingan dengan ketua dewan juri, scrutineer, dan instruktur ULD Pusat. Sistem pertandingan berupa kategorisasi pertandingan, sistem pelaksanaan alur heat (putaran) lomba, sistem penilaian, sistem akumulasi nilai, kriteria penilaian, jumlah dan jenis pemenang, jenis dan besar hadiah, dan penentuan adjudicator atau dewan juri. Perencanaan ini kemudian disusun dan diajukan kepada ketua panitia untuk kemudian dimusyawarahkan ddalam forum yang terdiri dari ketua panitia, tim penyusun, sekertaris, bendara, dan dewan penasihat. Adapun materi dan sistem pertandingan terlampir.
D.
Perencanaan publikasi
Publikasi Komnas ULD II 2015 dirubah strateginya dari Komnas ULD I 2012. Perubahan ini didasarkan oleh hipotesa yang disampaikan tim penyusun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
bahwa penggunaan media online seperti blog dan media social dapat mengefektifkan publikasi menjadi lebih luas skala penyampaiannya, lebih hemat biaya, dan lebih mudah bagi public untuk mendapatkan informasi tersebut. Maka disusunlah materi publikasi beserta strateginya seperti yang telah dipaparkan secara garis besar pada gambaran umum objek penelitian, sub Kompetisi Nasional Line Dance II 2015, bagian media publikasi. Adapun beberapa contoh publikasi terlampir berupa dokumentasinya.
E.
Survei
Survei yaitu peninjauan lokasi di Bali untuk menentukan dan memutuskan beberapa perencanaan even terutama terkait dengan Venue, Akomodasi Alternatif bagi partisipan, dan perencanaan lain yang harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Survey dilakukan 2 (dua) kali oleh Ketua Umum ULD Ibu Lucy Sujadi, Ketua Panitia Ibu Herastuwinda, dan wakil Ketua sekaligus coordinator panita Bali Ibu Hermien. Survey pertama dilakukan ketika Venue Even masih ditetapkan di Werdhapura Sanur Bali, dan kedua dilakukan kembali setelah perubahan venue ke Ballroom Harris Hotel and Residence. Survey pertama dilakuakan pada bulan Januari, dan survey kedua dilakukan pada bulan Maret 2016.
F.
Perencanaan anggaran dan biaya
Perencanaan anggaran dilakukan setelah seluruh bidang menyerahkan perencanaan even sesuai tugas masing-masing bidang. Kemudian perencanaan masing-masing bidang tersebut dibahas bersama dan digabungkan menjadi sebuah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
rencana menyeluruh Komnas ULD II. Baru kemudian disusun Rancangan Anggaran Biaya oleh tim kecil yang terdiri dari ketua panitia, bendahara, sekertaris, dan kepala bidang terkait.
II.
Persiapan Setelah proses perencanaan selesai, panitia Komnas mulai mempersiapkan
even Komnas dan melaksanakan sebagian rencana yang telah disusun sesuai dengan job description masing-masing bidang. Dalam proses ini rencana yang dijalankan oleh tiap bidang adalah: A.
Sekertaris; 1.
Memproduksi desain media-media publikasi dan mencetaknya
seperti proposal, poster, umbul-umbul, backdrop, spanduk, banner, booklet, tiket, formulir pendaftaran beserta rule & regulations, media kit untuk technical meeting, no dada peserta, dll 2.
Mulai menerima pendaftaran dan melakukan input data sesuai
kategori yang peserta ikuti 3. B.
Melakukan publikasi bersama bidang Marketing & Publikasi
Bendahara; 1.
Menyusun
Proposal
bersama
sekertaris,
terutama
dalam
penyusunan anggaran 2.
Menerima, memverifikasi, dan melakukan pencatatan uang
pendaftaran, pemasukan, dan pengeluaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
3.
Melakukan verifikasi kebutuhan masing-masing bidang dan
memberikan dana yang dibutuhkan C.
Bidang Pertandingan; 1.
Melakukan pelatihan, role play, dan simulasi secara bertahap
terhadap crew dalam menjalankan alur pertandingan 2.
Berhubungan dengan seluruh juri untuk mensosialisasikan system
penilaian, rule & regulation pertandingan 3.
Mensosialisasikan materi pertandingan dengan membuat video
walkthrough, penyediaan step sheet dan music untuk pertandingan, publikasi dilakukan oleh Sekertaris dan Bidang Marketing & Publikasi D.
Marketing & Publikasi; 1.
Melakukan publikasi secara intensif melalui media-media yang
sudah direncanakan 2.
Melakukan pendekatan interpersonal dengan beberapa leader
opinion line dance 3.
Mensosialisasikan dan mempromosikan Komnas ULD II
4.
Memonitor perkembangan media publikasi dan memberikan respon
yang cepat dan tepat atas feedback yang diberikan publik E.
Konsumsi; 1.
Menentukan jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan
2.
Merancang sistim distribusi konsumsi saat pertandingan
3.
Berhubungan dengan penyedia makanan di Bali
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
III.
Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai pada tanggal 14 Mei 2016 dengan diadakannya
technical meeting, simulasi parade, dan test floor bagi peserta dan pengisi acara. Kemudian dilanjutkan pada hari jumat tanggal 15 Mei 2016 dengan pertandingan Individual Line Dance Competition dan Choreography Line Dance Competition. Dan terakhir di hari sabtu, tanggal 16 Mei 2016 pertandingan Group Line Dance Competition diselenggarakan, dan sore harinya Gala Awarding Night digelar.
IV.
Evaluasi Evaluasi dilakukan dua kali dengan 2 (dua) pihak. Pihak pertama adalah
dengan peserta pertandingan yang mengajukan keluhan dan complain. Kedua adalah evaluasi internal panitia bersama pengurus ULD Pusat, seminggu setelah even terselenggara. Evaluasi dengan pihak pertama, yaitu peserta pertandingan dari Kalimantan Timur yang diwakili oleh manajernya dilakukan di Restauran Harris Hotel and Residence sesaat setelah acara selesai, materi yang dievaluasi adalah perihal system penilaian dan nilai yang didapat oleh peserta-peserta Kalimantan Timur. Evaluasi diwakili 2 (dua) orang dari panitia yaitu peneliti sendiri sebagai seorang scrutineer dan Ibu Nina CK sebagai ketua pertandingan, sedangkan wakil dari Kalimantan Timur diwakili oleh Ibu Diana dan Bapak Rizal sebagai manajer tim Kalimantan Timur. Evaluasi berjalan tersendat namun berhasil diselesaikan dan diterima semua pihak. Evaluasi kedua membahas penyelenggaraan keseluruhan even Komnas ULD II, namun hal yang paling ditekankan adalah beberapa strategi manajemen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
yang dinilai kurang tepat yang menimbulkan permasalahan dan krisis, juga pembahasan mengenai kejadian keluhan Kalimantan Timur yang tidak dapat diprediksi dan disangka yang megancam keutuhan ULD Indonesia, antara Pusat dengan wilayah.
4.2.2 Permasalahan-permasalahan Banyak permasalahan yang terjadi selama pengelolaan Komnas ULD II 2015. Sebagian permasalahan bukanlah permasalahan yang serius dan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Namun beberapa masalah muncul dan mendorong pengelolaan kearah jurang kegagalan dalam penyelenggaraan even ini. Adapun permasalahan rumit yang memicu terjadinya krisis adalah: I.
Wafatnya Bapak Iwan Handoko Bapak Iwan Handoko, Ketua ULD Wilayah Banten yang memiliki
networking untuk penggunaan venue awal Komnas ULD II, wafatnya bapak Iwan membuat
panitia
kehilangan
sosok
sentral
dalam
penyediaan
tempat
penyelenggaraan even, 2 (dua) bulan waktu menjelang even panitia harus mencari tempat baru dimana kondisi ketersediaan tempat untuk Kompetisi Line Dance yang sesuai standar di Bali sangatlah sulit. Ditambah dengan beban biaya yang bertambah karena venue yang baru bersifat komersil dan harus disewa. II.
Sedikitnya peserta yang terdaftar 2 minggu menjelang even Hanya ada 20 peserta yang mendaftar pada 2 minggu menjelang
penyelenggaraan Komnas ULD II 2015, hal ini mempersulit panitia untuk memprediksi jumlah total peserta yang akan bertanding, mempertaruhkan reputasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Komnas ULD II sebagai even kompetisi line dance dengan standar internasional, dan mengharuskan panitia merombak penyelenggaraan acara. Lalu dilakukanlah penjemputan bola oleh panitia, dimana panitia mulai menghubungi secara personal wilayah-wilayah kerja ULD untuk mengkonfirmasi kesiapan dan melakukan pendaftaran sesegera mungkin. Hasilnya di luar dugaan, perkiraan bahwa wilayah-wilayah akan mendaftar namun hanya belum melakukan ternyata salah, beberapa wilayah memutuskan untuk tidak mengirimkan delegasi untuk berpartisipasi, seperti ULD Wilayah Batam dan ULD Wilayah Riau, sebagian wilayah hanya mengirimkan peserta yang sedikit, tidak lebih dari 10 orang, seperti ULD Wilayah DKI Jakarta, ULD Wilayah Yogjakarta, ULD Wilayah Jawa Tengah, ULD Wilayah Bali dan ULD Wilayah Banten. Hanya ULD Wilayah Jawa Barat, ULD Wilayah Kalimantan Timur, dan ULD Wilayah Jawa Timur saja yang mengirimkan peserta lebih dari 10 orang. Begitu pula konfirmasi yang dilakukan kepada public di luar wilayah ULD. Banyak yang menyatakan memutuskan untuk tidak mengikuti Komnas ULD II seperti calon peserta dari Korea Selatan yang sama sekali tidak mengirimkan peserta dengan alasan setelah mengetahui ada perbedaan materi antara materi Komnas ULD II dengan materi UCWDC peserta tidak memiliki waktu untuk mempelajari materi Komnas ULD tersebut. Kemudian beberapa peserta dari Malaysia tidak bias hadir karena alasan lain. Panitia segera berkumpul dan membahas persamalahan ini dan dilakukan analisa mengapa ini bias terjadi dengan menggunakan data-data yang diperoleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
saat melakukan konfirmasi pendaftaran, alasan mengapa mereka tidak mengikuti Komnas ULD II. Maka didapatlah beberapa alasan, antara lain: 1.
Mengikuti Komnas ULD II di Bali pada bulan Mei membutuhkan
biaya yang tinggi untuk penyediakan transportasi dan akomodasi pada karena waktu penyelenggaraan even adalah peak season liburan di Bali. Berbeda dengan Komnas ULD I di Jakarta dimana peserta yang didominasi dari pulau jawa dapat menggunakan kereta dan mobil sehingga menekan biaya transportasi. Begitu pula dengan biaya akomodasi yang tinggi. 2.
Perubahan tanggal dari 8 dan 9 Mei ke 15 dan 16 Mei 2016 tidak
memungkinkan sebagian peserta mengikuti Komnas ULD II. Karena banyak peserta pada tanggal tersebut memiliki tugas pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan, hal ini disampaikan oleh ULD Wilayah Batam dan ULD Wilayah Riau. 3.
Publikasi menggunakan media sosial dan online sebagai media
publikasi utama dinilai tidak efektif digunakan untuk Komnas ULD. Khalayak Komnas ULD yaitu para line dancer terutama member ULD Wilayah DKI Jakarta tidak terlalu banyak menggunakan media online sebagai sumber informasi terutama mengenai line dance. 4.
Line dancer luar Indonesia yang biasa mengikuti pertandingan-
pertandingan line dance tidak jadi mengikuti pertandingan Komnas ULD II, hal ini disebabkan adanya perbedaan materi pertandingan anta Komnas ULD II dengan kompetisi-kompetisi line dance di luar negeri. Kompetisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
line dance di seluruh dunia merujuk materi yang sama yang dikeluarkan oleh UCWDC, sehingga untuk kompetisi pada tahun yang sama dimanapun kompetisi itu diselenggarakan akan menggunakan materi yang sama pula. Berbeda dengan Komnas ULD II dimana materi kompetisi standard UCWDC digunakan dengan ditambah materi-materi koreografi line dance nasional sebagai identitas budaya bangsa.
III.
Keluhan dan complain dari delegasi ULD Wilayah Kalimantan Timur Keluhan dan complain dari tim peserta ULD Kalimantan Timur yang
merasa dicurangi dan diperlakukan tidak adil dalam penilaian, sehingga peserta dalam Professional Group Line Dance Competition tidak menjadi juara pertama. ULD Wilayah Kaltim yang memiliki banyak atlit dansa, sudah terbiasa mengikuti kompetisi dansa, baik line dance maupuan partner dance. Pada Komnas ULD I ULD Kaltim menjadi juara umum karena timnya mendapatkan nomor juara dengan jumlah yang banyak. Begitu pula pada Komnas ULD II 2015 di Bali, ULD Kaltim mendominasi peraihan posisi juara pada setiap kategori, namun pada pertandingan Professional Group Line Dance Category yang hanya diikuti oleh 2 (dua) tim peserta, yaitu ULD Kaltim dan Starlight, ULD Kaltim tidak meraih posisi juara. Hal ini sangat menimbulkan ketengangan yang dapat berakibat fatal dalam hubungan organisasi antara ULD Pusat dan ULD Wilayah Kalimantan Timur. ULD Wilayah Kaltim adalah ULD dengan potensi atlit atau line dance competitor yang besar, memiliki sokongan dana yang kuat, dan banyak pihak luar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
(organisasi line dance lain) yang mengajak ULD Wilayah Kaltim untuk lepas dari ULD Indonesia dan bergabung dengan mereka.
4.2.3 Penyelesaian Permasalahan I.
Wafatnya Bapak Iwan sebagai tokoh sentral penyedia venue Panitia mendapatkan kemudahan penyediaan venue dan akomodasi bagi
participant Komnas ULD II. Venue beserta hotel di Werdhapura Sanur Bali merupakan property miliki Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) yang terbuka bagi penyewa dari kalangan luar kementerian. Bapak Iwan merupakan salah satu penjabat Kementerian PUPR yang juga menjabat sebagai Ketua ULD Wilayah Banten. Beliau memiliki akses untuk menyewa Werdhapura dengan harga yang lebih murah. Werdhapura sendiri memiliki auditorium yang luas yang memenuhi standar ruangan untuk penyelenggaraan kompetisi line dance. Wafatnya bapak Iwan adalah kejadian yang tidak dapat diprediksi, seminggu sebelum meninggal, kondisi kesehatannya baik dan prima. Namun kesehatan dan kondisi prima bukanlah syarat utama hilangnya nyawa. Secara mendadak almarhum bapak Iwan terkena serangan jantung dan meninggal. Panitia segera membentuk tim kecil yang segera berangkat ke Bali untuk mencari alternative tempat yang dapat dijadikan venue menggantikan Werdhapura Sanur. Tim ini terdiri dari Ketua Umum ULD Pusat, Ibu Lucy Sujadi. Ketua Panitia Komnas ULD II 2015, Ibu Herastuwinda. Wakil ketua dan coordinator panitia Bali, Ibu Hermien, dan bendahara panitia, Ibu Lita Syahdani. Tim segera menuju bali dan melakukan pencarian secara intensif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Setelah 3 (tiga) hari pencarian, tempat yang paling memenuhi standar penyelenggaraan kompetisi line dance adalah Ballroom Harris Hotel and Residence yang berada di Jalan Sunset Road, Kuta-Bali. Adapun standr yang dimaksud adalah: A.
Lokasi strategis, dapat dijangkau dengan mudah dari pusat transportasi masal
B.
Memiliki ballroom yang memiliki luas yang cukup untuk dance floor (20x15meter) dan minimal 30 round table untuk 300 orang
C.
Memiliki kamar inap (hotel) dengan minimum jumlah kamar 100 bintang 3 atau lebih.
Tim akhirnya memilih Harris Hotel and Residence Sunset Road sebagai venue Komnas ULD II, namun pelaksanaan even harus ditunda seminggu lebih lama karena pada tanggal 8 dan 9 Mei 2016 Harris Hotel Sunset Road tidak available. Hal ini berdampak dalam perubahan waktu pelaksanaan, dan mengharuskan sosialisasi perubahan itu segera dan massive sehingga ketimpangan informasi bias dihindarkan.
II.
Permasalahan sedikitnya peserta yang mendaftar 2 (dua) minggu menjelang diselenggarakannya Komnas ULD II 2105,
peserta yang baru mendaftar hanya 20 orang, angka ini hanya memenuhi 10% dari jumlah peserta dan diprediksi dan diharapkan oleh panitia. Jika sampai ketika diselenggarakannya Komnas ULD II pada 15 dan 16 Mei 2016 peserta tidak mencapai angka di atas 100 orang, hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
bagi penyelenggaraan Komnas ULD. Reputasi Komnas ULD sebagai kompetisi line dance yang terbaik di Indonesia akan diragukan dan ULD sendiri sebagai organisasi akan kehilangan kepercayaan dari public secara drastis. Penyeselesaian krisis ini dilakukan dengan melaksanakan beberapa strategi, yaitu: 1.
Mendaftarkan peserta yang akan mengikuti Komnas ULD II
namun belum mendaftar, sehingga dapat diketahui kepastian berapa nominal jumlah peserta, hal ini diperlukan untuk pertimbangan kemungkinan perubahan system dan alur pertandingan 2.
Memperpanjang waktu pendaftaran hingga H-1 menjelang even
3.
Mendorong peserta dari wilayah untuk mengikuti lebih dari 2 (dua)
kategori sehingga heat (putaran) pertandingan dapat dilaksanakan dengan peserta yang terlihat banyal 4.
Menginformasikan kepada beberapa instruktur wilayah mengenai
beberapa kategori dengan hadiah besar yang diikuti oleh sedikit peserta, bahwa kemungkinan untuk mendapatkan hadiah besar karena jumlah peserta kurang dari posisi juara dan hadiah yang disediakan. Langkah-langkah ini membuahkan hasil, terjadi penambahan pendaftaran peserta, pelatih-pelatih yang melatih peserta, turut ikut dating ke Bali namun tidak mengikuti pertandingan ikut mendaftar sebagai peserta. Hingga sehari menjelang even jumlah peserta yang mendaftar adalah 121 orang. Namun pada pelaksanaan kompetisi hanya 118 orang yang bertanding. 3 orang mengundurkan diri sesaat sebelum pertandingan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
III.
Permasalahan kepercayaan public, complain dan keluhan ULD Kaltim Keluhan, complain, dan teguran dari ULD Kaltim langsung diselesaikan
oleh peneliti sendiri sebagai scrutineer pertandingan. Setelah berdiskusi dengan Ketua Umum ULD, Ketua Panitia, dan Ketua Pertadingan, ditugaskanlah peneliti dan Ketua Pertandingan untuk mewakili panitia menyelesaikan konflik ini. Dari pihak ULD Kaltim diwakili oleh 2 (dua) orang yang bertindak sebagai manajer atau coach peserta dari ULD Kaltim. Mereka adalah Ibu Diana dan Bapak Rizal. Diskusi
penyelesaikan
konflik
dipimpin
oleh
peneliti
dengan
mensyaratkan system diskusi yang harus disetujui dan dijalankan oleh keempat orang ini, system diskusi itu adalah: 1.
Membuka acara dan saling mengajukan syarat diskusi penyelesaian
konflik, hal ini dilakukan dengan baik, pihak ULD Kaltim hanya mensyaratkan kejujuran dan sportifitas dalam diskusi dan disetuji pihak panitia 2.
Mendengarkan keluhan, complain, dan teguran yang disampaikan
ULD Kaltim. Pi ak panitia mendengarkan dengan baik dan mencatat setiap poin yang disampaikan ULD Kaltim 3.
Panitia menjawab keluhan, complain, dan teguran tersebut satu
demi satu menggunakan data yang valid dan otentik. Data yang digunakan adalah rekapitulasi penilaian dengan memperlihatkan hasil pejumlahan, konfirmasi penilaian antara rekapitulasi dan scoring form yang diisi dengan nilai oleh juri-juri, dan perbandingan kedua data tersebut antara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
dua peserta pertandingan, dan hasilnya adalah valid, tidak terjadi perbedaan dan kesalahan baik dalam nilai yang diberikan juri, input data, dan rekapitulasi 4.
Diskusi berdasarkan data dan fakta. Setelah panitia selesai
menjawab seluruh keluhan, complain, dan teguran. Panitia dan perwakilan ULD Kaltim berdiskusi tentang data dan fakta yang ada. Pihak ULD Kaltim menerima data dan fakta tersebut tapi tetap merasa tidak puas dengan penyelenggaraan Komnas ULD II. 5.
Kesepakatan hasil dan perjanjian. Ketidakpuasan ULD Kaltim
bukanlah kesalahan panitia dalam menyelenggarakan even. Untuk menjaga keutuhan ULD secara keseluruhan, panitia melakukan persuasi dan permintaan maaf atas ketidakpuasan tersebut. Namun menekankan bahwa seluruh penyelenggaraan telah sesuai dengan standar yang berlaku, dan pertandingan berjalan dengan baik, tranparan, dan sportif. Panitia juga meminta dengan tegas kepada ULD Kaltim untuk tidak membahas permasalahan ini kembali, terutama pembahasan dengan pihak di luar ULD Kaltim.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
4.3
Pembahasan
4.3.1
Bagaimana strategi pengelolaan even Komnas ULD II 2015? Manajemen even Komnas ULD II Tahapan-tahapan yang benar dan sesuai
dengan kaidah penyelenggaraan even yang dikemukakan oleh Fariani dan Aryanto54, yaitu: 1.
Merencanakan Acara a. Menentukan Tujuan Menentukan tujuan acara dalam hal ini benefit yang diperoleh perusahaan atau organisasi dari penyelenggaraan acara b. Jenis-jenis acara Menentukan jenis acara, apakah acara bersifat rekreatif atau lebih serius, dengan mempertimbangkan khalayak pada acara tersebut. c. Memilih tema Memilih tema untuk acara yang akan diselenggarakan guna memberikan warna tersendiri sehingga acara yang diselenggarakan berkesan dan tidak mudah dilupakan oleh khalayak. d. Membuat anggaran Penyusunan anggaran biaya harus selalu berpijak pada tujuan dan tema acara, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat efektif dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, penghematan dan pemangkasan kebutuhan diperlukan terhadap hal-hal yang tidak substansial dari tujuan dan tema acara.
54
Rita Fariani, Widodo Aryanto. Panduan Praktisi PR. Jakarta: Gramedia, 2009 hal 65-78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
2.
Mempublikasikan Acara a. Publikasi internal Hal yang harus dilakukan pertama kali dalam publikasi adalah publikasi kedalam/internal, pemberitahuan informasi yang baik tentang penyelanggaraan acara secara internal bukan hanya memudahkan dalam kerja sama dan konstribusi internal organisasi dalam acara, namun juga akan berpengaruh terhadap informasi yang menyebar keluar/eksternal, karena public internal organisasi akan
memberitahukan
acara
tersebut
kepada
orang-orang
terdekatnya; keluarga, teman, dan sebagainya. b. Publikasi eksternal i.
Mengenali audiens Identifikasi dan kenali audiens atau sasaran publikasi eksternal
kita, melakukan identifikasi dan mengenali audiens untuk publikasi eksternal akan menjadikan bentuk dan strategi komunikasi lebih efektif. ii.
Mengukur biaya Idealnya biaya publikasi eksternal adalah 10% dari total biaya acara, namun hal tersebut dapat dihemat dengan berbagai kreatifitas yang diciptakan
iii.
Menyusun jadwal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Penyusunan jadwal publikasi harus memperhatikan skala acara yang akan diselenggarakan, semakin besar sebuah acara semakin lama proses publikasi yang dilakukan sebelum acara. iv.
Menjaga citra perusahaan Identitas-identitas perusahaan dan hal-hal yang terkait dengan symbol budaya organisasi harus diperhatikan dalam publikasi eksternal, penempatan logo dan tema acara harus mampu mewakili pesan yang ingin disampaikan.
v.
Apa yang harus disampaikan? Pastikan informasi yang dibutuhkan oleh public tersampaikan dengan baik, dari informasi umum hingga informasi yang detail, sehingga partisipasi public dalam acara dapat sesuai dengan harapan.
c.
Publikasi melalui media massa Publikasi melalui media memang biasanya dapat berupa iklan, namun dapat pula berupa komunikasi khas PR seperti pres relase, konferensi pers, wawancara eksklusif, dan lain sebagainya.
3.
Mengelola Acara Dalam mengelola acara yang baik harus diingat bahwa one man show bukanlah hal yang baik, seorang PR harus mampu memilih rekan
kerja
yang
tepat,
bekerjasama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
tim
dan
94
memotivasinya, memegang kendali dan mengambil keputusan yang tepat. Dilihat dari teori tentang tahapan pengelolaan even diatas, Panitia Komnas ULD II melewatkan beberapa sub tahapan yang sebetulnya bernilai penting dan dapat berdampak tidak baik ketika perencaanannya tidak mendalam atau bahkan dilewatkan. Hal tersebut adalah: 1.
Memilih Tema Pemiliha tema even tidak dilakukan oleh panitia, padahal tema merupakan acuan dalam setiap sisi dan komponen even sehingga akan membentuk warna atau kekhasan yang ada pada even itu sendiri. Dengan adanya khas atau warna tersendiri, publik akan lebih tertarik dengan even tersebut dan terdorong untuk berpartisipasi.
2.
Analisa Audiens Tidak adanya analisa mengenai audiens atau publik yang menjadi khalayak publikasi Komnas ULD II 2015. Tidak adanya analisa ini menjadikan strategi publikasi tidak tepat karena bersifat sangat umum, tidak spesifik menyediakan informasi yang tepat sesuai jenis khalayaknya untuk mendapatkan feedback yang dapat dijadikan indikator pendeteksi permasalahan.
3.
Publikasi Media Masa Panitia Komnas ULD II juga tidak melakukan usaha-usaha publikasi melalui media masa baik itu dengan mengadakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
konferensi pers atau pengiriman pers release atau bahkan iklan. Panitia merasa cukup dengan potensi publik yang dimiliki melalui wilayah-wilayah kerja ULD, hal ini tidak menjadikan even Komnas ULD berkembang dalam skala keluasan khalayak dan ukuran even.
4.3.2 Apa permasalahan dan penyebab terjadinya sehingga mengancam penyelenggaraan Komnas ULD II 2015? Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan masalah, permasalahan dan penyebab terjadinya masalah tersebut yang menimbulkan krisis dalam penyelenggaraan Komnas ULD II 2015 adalah: Batalnya Werdhapura Sanur Bali untuk dijadikan venue Komnas
1.
ULD II yang disebabkan oleh wafatnya Bapak Iwan Handoko, Ketua ULD Wilayah Banten yang memiliki akses untuk menjadikan Werdhapura Sanur Bali sebagai venue dengan biaya yang ringan. 2.
Kurangnya peserta yang mendaftar Komnas ULD II 2015 yang
disebabkan oleh mahalnya biaya mengikuti Komnas ULD II di Bali, perubahan waktu penyelenggaraan, kurang tepatnya media publikasi, kurang tepatnya analisa audiens sehingga informasi yang disampaikan tidak efektif mempersuasi public untuk berpartisipasi. 3.
Keluhan dan teguran ULD Kaltim yang merasa dicurangi dan
diperlakukan tidak adil dalam pertandingan karena tidak mendapatkan juara I untuk Professional Group Line Dance Category.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
4.3.3 Apa strategi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan pada Komnas ULD II 2015? Strategi yang digunakan Panitia dalam pengelolaan krisis Komnas ULD II adalah dengan strategi penanggulangan. Strategi penanggulangan adalah strategi tahap ketiga dari 4 tahapan penanngulangan strategi yang digagas oleh Soemirat dan Ardianto55 yang terdiri dari tahap pencegahan, tahap persiapan, tahap penanggulangan, dan tahap kesembuhan. Untuk tiga kondisi krisi yang muncul pada penyelenggaraan Komnas ULD II 2015, panitia telah dengan tepat malakukan manajemn krisis sesuai dengan kaidah
atau
teori
strategi
penanganan
krisis.
Yaitu
dengan
strategi
penanggulangan, namun akan menjadi lebih baik jika panitia sebuah even besar seperti Komnas ULD II melakukan manajemen krisis sebelum munculnya krisis dengan mempersiapkan strategi pencegahan dan strategi persiapan. Sehingga krisis tidak perlu terjadi dan even dapat berjalan dengan lebih baik. Adapun penjelasan detail mengenai strategi yang dilakukan untuk penyelesaian krisis telah dibahas pada sub bab penyelesaian krisis.
55
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 hal 184-186
http://digilib.mercubuana.ac.id/