30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi siklus II. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan komparatif. 4.1.1
Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Pada kondisi awal (prasiklus), dari 36 siswa yang mengikuti tes prasiklus, hanya
11 siswa (30,55%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Berarti ada 25 siswa (69,45%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas juga masih belum mencapai KKM, yaitu 56,67. Tabel 4.1 Analisis Nilai Prasiklus No
Ketuntasan Belajar
Nilai KKM
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
≥70
11
30,55%
2
Tidak Tuntas
<70
25
69,45%
36
100%
Jumlah
Rendahnya hasil belajar di atas karena peneliti belum menggunakan metode yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Peneliti hanya menggunakan metode ceramah,dan tanya jawab. Akhirnya siswa kurang akif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar saja dalam proses transfer pengetahuan. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi pembelajaran prasiklus
.
30
31
4.1.2
Deskripsi Siklus I
4.1.2.1 Rencana Tindakan Pada siklus I hasil rencana tindakan pada pembelajaran organ pernafasan manusia sebagai berikut: Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah: Menentukan materi pernafasan manusia yang akan diajarkan dalam tahap siklus I: (a) Melakukan diskusi dengan teman sejawat dengan tujuan mengalokasikan waktu yang akan digunakan; (b)
Mempersiapkan
Pembelajaran
perangkat
(RPP) yang
akan
pembelajaran digunakan
yakni
selama
Rencana proses
pelaksanaan
belajar- mengajar
berlangsung dalam penelitian ini menggunakan metode pairs check; (c) Sebelum memulai proses pembelajaran peneliti melakukan pertemuan untuk mengetahui kesiapan siswa; (d) Membuat format observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung; (e) Merancang dan membuat soal latihan kelas, soal tugas
soal, baik
pekerjaan rumah, LKS (lembar kegiatan siswa; dan
(f) Mempersiapkan alat, bahan dan media pembelajaran. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:(a) Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang; (b) Membagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi pasangan-pasangan. Jadi akan ada partner A dan partner B pada kedua pasangan; (c) Memberi setiap pasangan tersebut sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap); (d) Berikutnya, memberi kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 1 tersebut; (e) Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 2 tersebut; (f) Setelah 2 soal terselesaikan, maka pasangan tersebut mencek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok dengan mereka; (g) Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (sama pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, dan guru memberikan penghargaan (reward). Guru dapat memberikan pembimbingan bila kedua pasangan di dalam kelompok tidak
32
menemukan kesepakatan; dan (h) Langkah nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.
4.1.2.3 Hasil Tindakan Pada siklus I, dari 36 siswa yang mengikuti tes, ada 29 siswa (80,55 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Berarti masih ada 7 siswa (19,45%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 76,94. Tabel 4.2 Analisis Nilai Siklus I No
Ketuntasan Belajar
Nilai KKM
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
≥70
29
80,55%
2
Tidak Tuntas
<70
7
19,45%
36
100%
Jumlah
Peningkatan hasil belajar di atas terjadi karena peneliti sudah menggunakan metode
yang
tepat.
Hal
ini
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
dalam
pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2. 4.1.3
Deskripsi Siklus II
4.1.3.1 Rencana Tindakan Pada siklus I hasil rencana tindakan pada pembelajaran organ pernafasan manusia sebagai berikut: Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah: Menentukan materi pernafasan manusia yang akan diajarkan dalam tahap siklus I: (a) Melakukan diskusi dengan teman sejawat dengan tujuan mengalokasikan waktu
yang
akan
digunakan; (b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni Rencana pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang
akan
digunakan
selama
proses
belajar- mengajar
berlangsung dalam penelitian ini menggunakan metode pairs check; (c) Sebelum memulai
33
proses pembelajaran peneliti melakukan pertemuan untuk mengetahui kesiapan siswa; (d) Membuat format observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung; (e) Merancang dan membuat soal latihan kelas, soal tugas
soal, baik
pekerjaan rumah, LKS (lembar kegiatan siswa; dan
(f) Mempersiapkan alat, bahan dan media pembelajaran. 4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:(a) Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang; (b) Membagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi pasangan-pasangan. Jadi akan ada partner A dan partner B pada kedua pasangan; (c) Memberi setiap pasangan tersebut sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap); (d) Berikutnya, memberi kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 1 tersebut; (e) Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 2 tersebut; (f) Setelah 2 soal terselesaikan, maka pasangan tersebut mencek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok dengan mereka; (g) Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (sama pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, dan guru memberikan penghargaan (reward). Guru dapat memberikan pembimbingan bila kedua pasangan di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan; dan (h) Langkah nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok. 4.1.3.3 Hasil Tindakan Pada tahap siklus II, dari 36 siswa yang mengikuti tes, ada 33 siswa (91,66%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Berarti masih ada 3 siswa ( 8,34%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 85,56.
34
Tabel 4.3 Analisis Nilai Siklus II No
Ketuntasan Belajar
Nilai KKM
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
≥70
33
91,66%
2
Tidak Tuntas
<70
3
8,34%
36
100%
Jumlah
Peningkatan hasil belajar di atas karena peneliti sudah lebih optimal menggunakan metode pair check berbantuan kartu pasangan. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1
Pembahasan Hasil Siklus I Pembelajaran pada siklus I sudah menggunakan metode pair check berbantuan kartu pasangan, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan belajar mencapai 80,55%, dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 76,94. Siswa semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran siklus I. Hasil penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
35
Ketuntasan Belajar Siklus I 100.00% Persentase
80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Series1
Tuntas 80.55%
Belum Tuntas 19.45%
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan belajar Siklus I Meskipun pada siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor, peneliti memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada siklus II agar tercapai hasil yang lebih optimal.
4.2.2
Pembahasan Hasil Siklus II Pembelajaran pada siklus II sudah menggunakan metode pairs check berbantuan kartu pasangan, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pencapaian pada siklus I. Ketuntasan belajar mencapai 91,66%,dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 85,56. Siswa semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II dapat dilihat dari
grafik di bawah ini:
36
Ketuntasan Belajar Siklus II 100.00% Persentase
80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Series1
Tuntas 91.66%
Belum Tuntas 8.34%
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan belajar Siklus II Tindakan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor diperoleh keputusan bahwa penelitian tidak perlu mengadakan tindakan siklus berikutnya. 4.2.3
Pembahasan Hasil Antar Siklus Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II diperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Pada kondisi prasiklus ketuntasan belajar hanya 30,55%, setelah dilakukan tindakan naik menjadi 80,55% pada siklus I, dan menjadi 91,66% pada siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari semula 56,67 pada prasiklus, naik menjadi 76,94 pada siklus I, dan 85,56 pada siklus II.
37
Ketuntasan Belajar Persiklus 100.00%
Persentase
80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Series1
Prasiklus 30.55%
Siklus I 80.55%
Siklus II 91.66%
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Persiklus Kualitas aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode pairs check berbantuan kartu pasangan dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II juga mengalami peningkatan.
Nilai
Nilai rata-rata Persiklus 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Series1
Prasiklus 56.67
Siklus I 76.94
Siklus II 85.56
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-Rata Siklus I